You are on page 1of 102

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.

id

PENGEMBANGAN TES FISIKA SMA KELAS X


SEMESTER GANJIL

Skripsi

Oleh:
Wulan Yunita
K2307054

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012

i
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini

Nama : Wulan Yunita


NIM : K2307054
Jurusan/Program Studi : P.MIPA/P.Fisika

Menyatakan bahwa Skripsi saya berjudul PENGEMBANGAN TES FISIKA


SMA KELAS X SEMESTER GANJIL ini benar-benar merupakan hasil kar ya
saya sendiri. Selain itu sumber informasi yang dikutip dari penulis lain telah
disebutkan dalam teks dan tela h dicantumka n dalam daftar pustaka.

Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan Skripsi ini hasil
jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.

Surakarta, 11 November 2012


Yang menbuat pernyataan

Wulan Yunita

ii

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

PENGEMBANGAN TES FISIKA SMA KELAS X


SEMESTER GANJIL

Oleh:
Wulan Yunita
K2307054

Skripsi
Ditulis dan Diajukan untuk Memenuhi Syarat Guna Mendapatkan Gelar
Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Fisika Jurusan Pendidikan
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012

iii

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji


Skripsi Program Studi Pendidikan Fisika Jurusan Pendidikan Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Sebelas Maret Surakarta.

Hari : Selasa
Tanggal : 4 Desember 2012

Persetujuan Pembimbing

Pembimbing I Pembimbing II

iv

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Program


Studi Fisika Jurusan P.MIPA Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidika n Universitas
Sebelas Maret Surakarta, dan diterima untuk memenuhi persyaratan guna
mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Hari : Rabu
Tanggal : 19 Desember 2012

Tim Penguji Skripsi


Nama Terang Tanda Tangan

Ketua : Dyah Fitriana Masithoh, M .Sc

Sekretaris : Dra. Rini Budiharti, M.Pd

Anggota I : Dr. Sarwanto, S.Pd, M .Si

Anggota II : Elvin Yusliana Ekawati, S.Pd, M .Pd

Disahkan oleh
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret
Dekan

Prof.Dr.H.M.Furqon Hidayatullah, M.Pd


NIP. 19600727 198702 1 001

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

ABSTRAK

Wulan Yunita. K2307054. PENGEM BANGAN TES FISIKA SM A KELAS X


SEMESTER GANJIL. Skripsi. Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta. Oktober 2012.

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan tes Fisika dan


menganalisis hasil pengembangan tes Fisika SM A kelas X semester ganjil.
Pengembangan pada penelitian ini menggunakan model 4D yaitu define, design,
develop dan disseminate. Namun pada penelitian ini pengembangan hanya
dilakukan hingga tahap develop. Subjek coba dalam penelitian yaitu siswa kelas
XE dan XF SM A Negeri 1 Kartasura Tahun Pelajaran 2011/2012. W aktu
penelitian adalah Juli sampai Desember 2011 bertempat di SM A Negeri 1
Kartasura. Data yang dihimpun berupa data kualitatif dan kuantitatif. Data
dikumpulkan melalui wawancara, lembar penelaahan item tes dan tes kognitif
siswa. Teknik analisis data menggunakan telaah kualitatif dan kuantitatif. Telaa h
kualitatif berupa expert judgment. Telaah kuantitatif yaitu dengan menghitung
reliabilitas, daya pembeda, taraf kesukaran dan efektivitas pengecoh item tes.
Berdasarkan hasil analisis data penelitian dan pembahasan dapat
disimpulkan: 1) Pengembangan tes pilihan ganda menggunakan model 4D
meliputi tahap define, design dan develop. Tahap define meliputi: a) analisis
kebutuhan; b) analisis sta ndar kompetensi; c) analisis kompetensi dasar. Tahap
design meliputi: a) menentukan tujuan tes; b) menentukan bentuk tes; c)
menentukan panjang tes; d) pengembangan indikator tes; e) penyusunan kisi-kisi;
f) penulisan item tes. Tahap develop meliputi: a) uji ahli; b) uji coba kelompok
kecil; c) uji coba kelompok besar. 2) Produk akhir berupa tes sumatif Fisika kelas
X SMA semester ganjil berbentuk tes objektif pilihan ganda denga n lima pilihan
jawaban. Materi tes meliputi Besaran dan Satuan, Vektor, Gerak Lurus, Gerak
Melingkar, Dan Dinamika Gerak. Pengembangan 47 indikator tes dari kelima
materi tersebut telah menghasilkan 83 item tes dengan parameter yang diterima.
Dari 83 item tes tersebut kemudian disusun paket soal UAS yang terdiri dari 50
item tes. Parameter tes paket soal UAS tersebut adalah: a) reliabilitas 0,88; b) 48
item tes termasuk kategori sedang dan 2 item tes termasuk kategori sukar; c) 50
item tes daya pembedanya diterima; d) 50 item tes pengecohnya berfungsi.
Kelebihan item tes yang dikembangkan antara lain item tes mudah dipahami,
pokok soal jelas dan hanya ada satu jawaban benar. Kelemahan penelitian ini
yaitu pengembangan item tes dilakukan berdasarkan teori tes klasik sehingga
hasilnya tergantung karakteristik peserta tes.

Kata Kunci: tes, Fisika, SMA, kelas X, semester ganjil, penelitian, pengembangan

vi

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

ABSTRACT

Wulan Yunita. K2307054. THE PHYSICS TEST DEVELOPMENT OF FIRST


SEMESTER OF THE TENTH GRADE SENIOR HIGH SCHOOL. Thesis.
Surakarta: Teacher Training and Education Faculty. Sebelas Maret University.
2012 October.

The aims of research are to describe the procedurs and products of


Physics test development of 1 st semester of the tenth grade senior high school.
This research is using 4D model of development define, design, develop and
disseminate. Although in this research the test development only up to develop
step. The try out subject in this research are students of the XE and XF classes of
SMA Negeri 1 Kartasura 2011/2012. The researchs periode are July up to
December 2011, taking place in SM A Negeri 1 Kartasura. The data are organized
as qualitative and quantitative data. The data are collected from interview,
qualitative analysis sheet and students cognitive worksheets. The technique of
data analysis are using qualitative and quantitative analysis. The qualitative
analysis organized as expert judgment. The quantitative analysis by calculating the
reliability index, discrimination index, level of difficulty and distracters efectivity.
Based on the data research analysis and discussion results, it can be
concluded that: 1) The multiple choice development using 4D model included
define, design and develop. The defines involved: a) needs analysis; b) standard
competenc y analysis; c) based competency analysis. The designs involved: a)
determine tests purpose; b) determine tests type; c) determine tests length; d)
test indicaters development; e) blue print test arrangement; f) test arrangement.
The develops involved: a) expert judgment; b) limited group test try out; c) field
test try out. 2) The final products are a set of 1 st semester of 10th grade Physics
summative objective multiple choice test with five options. The test topics
included Quantity and Unit, Vector, Linear Motion, Rotation M otion And
Dynamic M otion. The development of 47 test indicaters from the five topics
successes to arrange 83 test items of 1 st semester of the 10 th grade which have a
good parameter. From the 83 test items then were arranged into a set of
summative test which consist of 50 items. The parameter of summative test are: 1)
reliability index 0,88; 2) 48 items are medium and 2 items are difficult; 3) 50
items have good discrimination index; 4) 50 items have good distracters. The
excess of research are the easy understanding test, the stem unequivocal and there
is only one key. The weakness of research is the test item depends on testees
character since the research using classic test theory.

Key word: test, Physics, senior high school, tenth grade, first semester, research,
development

vii

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

MOTTO

Sesungguhnya sesudah kesulitan ada kemudahan, maka apabila engkau telah


selesai (dari sesuatu urusan), tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain), dan
hanya kepada Tuhanmula h engkau berharap (QS. Al-Insyiroh: 6-8).

Yang membuat kita kaya dalam dunia ini bukanlah apa yang kita ambil, tapi apa
yang kita berikan ( Henry Ward Beecher).

viii

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

PERSEMBAHAN

Skripsi ini khusus dipersembahkan kepada:


Bapak dan Ibu tercinta, terima kasih atas doa dan
dukungannya.
Kakakku Dedy, Anto, Fajar dan adikku Bagus
Sahabat-sahabatku Nurfa, Icha, Aya, Vivi, Arum,
Anis, Rina dan Tria terima kasih selalu bersama
dan menyemangatiku.

ix

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SW T yang telah


memberikan rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan Skripsi ini.
Penyusunan Skripsi ini dapat diselesaikan berkat bantuan dan bimbingan
dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. H.M. Furqon Hidayatullah, M.Pd. Selaku Dekan Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas M aret Surakarta yang
telah memberikan ijin penelitian.
2. Bapak Sukarmin, S.Pd, Ph.D. Selaku Ketua Jurusan Pendidikan MIPA
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Bapak Drs. Supurwoko, M.Si. Selaku Ketua Program Studi Pendidikan Fisika
Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Fakulta s
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
4. Ibu Dra. Rini Budiharti, M.Pd. Selaku Koordinator Skripsi Program Studi
Pendidikan Fisika Universitas Sebelas Maret Surakarta.
5. Bapak Dr. Sarwanto, S.Pd, M.Si. Selaku Pembimbing I atas kesabaran dalam
memberikan bimbingan, pengarahan dan dorongan yang luar biasa sehingga
Skripsi ini dapat terselesaikan.
6. Ibu Elvin Yusliana Ekawati, S.Pd, M .Pd. Selaku Pembimbing II atas
kesabaran dalam memberikan bimbingan, pengarahan dan dorongan yang luar
biasa sehingga Skripsi ini dapat terselesaikan.
7. Bapak Drs. Widodo, MM. Selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Kartasura
yang telah mengizinkan penulis untuk mengadakan penelitian.
8. Bapak Hari Suprianto, S.Pd, M.Eng. Selaku guru mata pelajaran Fisika SM A
Negeri 1 Kartasura yang telah memberikan waktu mengajar kepada penulis
untuk mengadakan penelitian.
9. Siswa-siswi kelas XE dan XF SM A Negeri 1 Kartasura Tahun Ajaran
2011/2012 atas bantuan dan kerjasamanya.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

10. Bapak dan Ibu serta keluarga di rumah yang senantiasa mendoakan dan
mendukung.
11. Sahabat-sahabat terbaikku yang selalu bersama dan menyemangatiku.
12. Teman-teman P. Fisika yang selalu mendukung dalam doa dan membantu
dalam menyelesaikan Skripsi ini.
13. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
membantu sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini.
Akhirnya penulis berharap semoga Skripsi ini bermanfaat bagi
perkembangan dunia pendidikan dan ilmu pengetahuan.

Surakarta, November 2012

Penulis

xi

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..................................................................................... I
HALAMAN PERNYATAAN...................................................................... ii
HALAMAN PENGAJUAN......................................................................... iii
HALAMAN PERSETUJUAN..................................................................... iv
HALAMAN PENGESAHAN...................................................................... v
HALAMAN ABSTRAK............................................................................... vi
HALAMAN ABSTRACT............................................................................ vii
HALAMAN MOTTO................................................................................... viii
HALAMAN PERSEMBAHAN................................................................... ix
KATA PENGANTAR.................................................................................. xi
DAFTAR ISI................................................................................................. xii
DAFTAR TABEL......................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR.................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................ xvii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ......................................................... 1
B. Identifikasi Masalah................................................................. 4
C. Pembatasan M asalah................................................................ 4
D. Rumusan Masalah ................................................................... 4
E. Tujuan Penelitian..................................................................... 5
F. Spesifikasi Produk yang Dikembangkan................................. 5
G. Manfaat Penelitian................................................................... 5
H. Asumsi dan Keterbatasan Pengembangan............................... 6
BAB II LANDASAN TEORI.................................................................... 7
A. Tinjauan Pustaka..................................................................... 7
1. Hakikat Belajar dan Hasil Belajar...................................... 7
2. Hakikat Pengukuran, Asesmen, dan Evaluasi.................... 11
3. Jenis dan Teknik Evaluasi.................................................. 15
4. Tes Objektif Pilihan Ganda................................................ 22

xii

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

5. Pengembangan Tes Pilihan Ganda..................................... 24


B. Penelitian yang Relevan.......................................................... 35
C. Kerangka Berpikir................................................................... 36
D. Pertanyaa n Penelitian.............................................................. 37
BAB III METODE PENELITIAN............................................................ 38
A. Model Pengembangan............................................................. 38
B. Prosedur Pengembangan......................................................... 38
C. Uji Coba Produk..................................................................... . 40
D. Desain Uji Coba...................................................................... 41
E. Subjek Coba, W aktu, dan Tempat Penelitian...... 42
F. Jenis Data................................................................................ 42
G. Instrumen Pengumpulan Data................................................. 43
H. Teknik Analisis Data............................................................... 44
BAB IV HASIL PENELITIAN.................................................................. 47
A. Deskripsi Data......................................................................... 47
1. Tahap Define....................................................................... 47
2. Tahap Design...................................................................... 52
3. Tahap Develop.................................................................... 54
B. Deskripsi Hasil........................................................................ 71
1. Analisis Hasil Wawancara.. 71
2. Kajian Produk Akhir........................................................... 72
3. Temuan Penelitian dan Konfirmasi dengan Penelitian
Sebelumnya........................................................................ 78
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN.................................................... 82
A. Kesimpulan.............................................................................. 82
B. Implikasi.................................................................................. 83
C. Saran........................................................................................ 83
D. Keterbatasan Penelitian........................................................... 83
DAFTAR PUSTAKA................................................................................... 84
LAMPIRAN-LAMPIRAN........................................................................... 87

xiii

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Kategori Hasil Analisis Kualitatif Item Tes Buatan Guru.............. 51
Tabel 4.2 Jumlah Indikator Tes Tiap Kompetensi Dasar.................... 53
Tabel 4.3 Kategori Hasil Telaah Kualitatif Paket Soal Besaran dan
Satuan.......................................................................................... 55
Tabel 4.4 Kategori Hasil Telaah Kualitatif Paket Soal Vektor................... 55
Tabel 4.5 Kategori Hasil Telaah Kualitatif Paket Soal Gerak Lurus.............. 56
Tabel 4.6 Kategori Hasil Telaah Kualitatif Paket Soal Gerak Melingkar...... 56
Tabel 4.7 Kategori Hasil Telaah Kualitatif Paket Soal Dinam ika Gerak....... 57
Tabel 4.8 Hasil Analisis Uji Kelompok Kecil Paket Soal Besaran dan
Satuan....... 58
Tabel 4.9 Hasil Analisis Uji Kelompok Kecil Paket Soal Vektor.... 58
Tabel 4.10 Hasil Analisis Uji Kelompok Kecil Paket Soal Gerak
Lurus................................................................................... 58
Tabel 4.11 Hasil Analisis Uji Kelompok Kecil Paket Soal Gerak
Melingkar............................................................................ 58
Tabel 4.12 Hasil Analisis Uji Kelompok Kecil Paket Soal Dinam ika
Gerak............................................................................................... 59
Tabel 4.13 Kategori Hasil Analisis Taraf Kesukaran Paket Soal Besaran dan
Satuan....................................................................................... 60
Tabel 4.14 Kategori Hasil Analisis Daya Pembeda Paket Soal Besaran dan
Satuan.............................................................................................. 60
Tabel 4.15 Kategori Hasil Analisis Efe ktivitas Pengecoh Paket Soal Besaran
dan Satuan..................................................................................... 61
Tabel 4.16 Kategori Hasil Analisis Taraf Kesukaran Paket Soal
Vektor............................................................................................. 62
Tabel 4.17 Kategori Hasil Analisis Da ya Pembeda Paket Soal Vektor............ 62
Tabel 4.18 Kategori Hasil Analisis Efektivitas Pengecoh Paket Soal Vektor.. 63
Tabel 4.19 Kategori Hasil Analisis Taraf Kesukaran Paket Soal Gerak

xiv

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Lurus............................................................................................... 64
Tabel 4.20 Kategori Hasil Analisis Daya Pembeda Paket Soal Gerak
Lurus.............................................................................................. 64
Tabel 4.21 Kategori Hasil Analisis Efektivitas Pe ngecoh Paket Soal Gerak
Lurus........................................................................................... 65
Tabel 4.22 Kategori Hasil Analisis Taraf Kesukaran Paket Soal Gerak
Melingkar........................................................................................ 66
Tabel 4.23 Kategori Hasil Analisis Daya Pembeda Paket Soal Gerak
Melingkar....................................................................................... 66
Tabel 4.24 Kategori Hasil Analisis Efektivitas Pengecoh Paket Soal Gerak
Melingkar..................................................................................... 67
Tabel 4.25 Kategori Hasil Analisis Taraf Kesukaran Paket Soal Dinamika
Gerak............................................................................................... 68
Tabel 4.26 Kategori Hasil Analisis Daya Pembeda Paket Soal Dinam ika
Gerak.............................................................................................. 68
Tabel 4.27 Kategori Hasil Analisis Efektivitas Pengecoh Paket Soal
Dinam ika Gerak.............................................................................. 69
Tabel 4.28 Kategori Hasil Analisis Taraf Kesukaran Paket Soal UAS.... 70
Tabel 4.29 Kategori Hasil Analisis Da ya Pembeda Paket Soal UAS. 70
Tabel 4.30 Kategori Hasil Analisis Efektivitas Pengecoh Paket Soal UAS 71
Tabel 4.31 Indikator Beserta Item Tes Kriteria Baik Paket Soal Besaran dan
Satuan.............................................................................................. 73
Tabel 4.32 Indikator Beserta Item Tes Kriteria Baik Paket Soal Vektor.......... 74
Tabel 4.33 Indikator Beserta Item Tes Kriteria Baik Paket Soal Gerak
Lurus............................................................................................... 75
Tabel 4.34 Indikator Beserta Item Tes Kriteria Baik Paket Soal Gerak
Melingkar........................................................................................ 76
Tabel 4.35 Indikator Beserta Item Tes Kriteria Baik Paket Soal Dinam ika
Gerak.............................................................................................. 76

xv

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Skema Kerangka Berpikir 37
Gambar 3.1 Skema Desain Uji Coba Pengembangan Tes.......................... 42

xvi

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Pedoman W awancara Guru..................... 87
Lampiran 2 Hasil Wawancara.................................... 88
Lampiran 3 Analisis Item Tes Buatan Guru............... 96
Lampiran 4 Analisis Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar......... 105
Lampiran 5 Pengembangan Indikator......................................... 109
Lampiran 6 Lembar Telaah Kualitatif Paket Soal Besaran dan
Satuan................................................................................. 113
Lampiran 7 Lembar Telaah Kualitatif Paket Soal Vektor.......... 119
Lampiran 8 Lembar Telaah Kualitatif Paket Soal Gerak Lurus..... 122
Lampiran 9 Lembar Telaah Kualitatif Paket Soal Gerak Melingkar...... 131
Lampiran 10 Lembar Telaah Kualitatif Paket Soal Dinamika Gerak....... 134
Lampiran 11 Revisi Uji Ahli............................................................ 137
Lampiran 12 Revisi Uji Coba Kelompok Kecil....................... 248
Lampiran 13 Kisi-Kisi Item Tes Fisika Paket Soal Besaran dan Satuan.. 272
Lampiran 14 Lembar Soal Uji Coba Kelompok Besar Paket Soal
Besaran dan Satuan. 274
Lampiran 15 Kunci Jawaban Paket Soal Besaran dan Satuan.................. 284
Lampiran 16 Kisi-Kisi Item Tes Fisika Paket Soal Vektor.. 285
Lampiran 17 Lembar Soal Uji Coba Kelompok Besar Paket Soal
Vektor.. 286
Lampiran 18 Kunci Jawaban Paket Soal Vektor...................................... 293
Lampiran 19 Kisi-Kisi Item Tes Fisika Paket Soal Gerak Lurus. 294
Lampiran 20 Lembar Soal Uji Coba Kelompok Besar Paket Soal Gerak
Lurus... 296
Lampiran 21 Kunci Jawaban Paket Soal Gerak Lurus............................. 323
Lampiran 22 Kisi-Kisi Item Tes Fisika Paket Soal Gerak Melingkar.. 324
Lampiran 23 Lembar Soal Uji Coba Kelompok Besar Paket Soal Gerak
Melingkar 326
Lampiran 24 Kunci Jawaban Paket Soal Gerak Melingkar...................... 330

xvii

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Lampiran 25 Kisi-Kisi Item Tes Fisika Paket Soal Dinamika Gerak... 331
Lampiran 26 Lembar Soal Uji Coba Kelompok Besar Paket Soal
Dinamika Gerak.. 332
Lampiran 27 Kunci Jawaban Paket Soal Dinam ika Gerak....................... 338
Lampiran 28 Kisi-Kisi Item Tes Fisika Paket Soal Ujian Akhir
Semester.. 339
Lampiran 29 Lembar Soal Uji Coba Kelompok Besar Paket Soal Ujian
Akhir Semester.... 343
Lampiran 30 Kunci Jawaban Paket Soal Ujian Akhir
Semester............................................................................ 360
Lampiran 31 Analisis Reliabilitas, Taraf Kesukaran dan Daya Pembeda
Paket Soal Besaran dan Satuan....................................... 361
Lampiran 32 Analisis Distribusi Jawaban Paket Soal Besaran dan
Satuan.................................................................................. 377
Lampiran 33 Analisis Reliabilitas, Taraf Kesukaran dan Daya Pembeda
Paket Soal Vektor............................................................ 379
Lampiran 34 Analisis Distribusi Jawaban Paket Soal Vektor.................. 387
Lampiran 35 Analisis Reliabilitas, Taraf Kesukaran dan Daya Pembeda
Paket Gerak Lurus............................................................ 388
Lampiran 36 Analisis Distribusi Jawaban Paket Soal Gerak Lurus......... 408
Lampiran 37 Analisis Reliabilitas, Taraf Kesukaran dan Daya Pembeda
Paket Soal Gerak Melingkar............................... 411
Lampiran 38 Analisis Distribusi Jawaban Paket Soal Gerak Melingkar.. 415
Lampiran 39 Analisis Reliabilitas, Taraf Kesukaran dan Daya Pembeda
Paket Soal Dinam ika Gerak................................ 416
Lampiran 40 Analisis Distribusi Jawaban Paket Soal Dinamika Gerak... 424
Lampiran 41 Analisis Reliabilitas, Taraf Kesukaran dan Daya Pembeda
Paket Soal Ujian Akhir Semester........................ 425
Lampiran 42 Analisis Distribusi Jawaban Paket Soal Ujian Akhir
Semester.............................................................................. 440

xviii

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

xix

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Indonesia merupakan negara yang mem iliki keragama n budaya, latar


belakang dan karakteristik peserta didik. Ole h karena itu, proses pembelajaran
untuk setiap mata pelajaran harus fleksibel, bervariasi, dan memenuhi standar.
Salah satu standar yang harus dikembangkan dalam pendidikan adalah standar
proses seperti diatur dalam Permendiknas No. 41 Tahun 2007. Standar proses
mencakup perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran,
penilaia n hasil pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran untuk
terlaksananya proses pembelajaran yang efektif dan efisien. Berdasarkan
Permendiknas No.41 Tahun 2007 penilaian merupakan bagian tak terpisahkan dalam
pembelajaran.
Penilaian dilakukan oleh pendidik terhadap hasil pembelajaran untuk
mengukur tingkat pencapaian kompetensi peserta didik. Penilaian digunakan pula
sebagai bahan penyusunan laporan kema juan hasil belajar dan memperbaiki
proses pembelajaran. Oleh karena itu, penilaian hasil belajar haruslah dilakukan
secara konsisten, sistematik, dan terprogram. Untuk mencapai tujuan tersebut
dibutuhkan suatu alat evaluasi yang dapat mempermudah penilaian. Evaluasi
dapat dilakukan dengan dua cara yaitu tes dan non tes. Tes merupakan salah satu
alat evaluasi yang umum digunakan dan hampir semua evaluasi menggunakan tes.
Mulai dari ujian sekolah hingga ujian masuk perguruan tinggi menggunakan tes
dalam penilaiannya. Dengan demikian peranan tes dalam penilaian sangatlah
penting.
Pemilihan bentuk tes yang digunakan sebaiknya disesuaikan tujuan,
materi dan waktu pengerjaan. Ditinjau dari bentuknya, tes dapat dibedakan
menjadi dua macam yaitu tes uraian dan tes objektif. Tes objektif masih dapat
digolongkan menjadi lima macam yakni tes benar-salah, menjodohkan,
melengkapi, isian, dan pilihan ganda. Kelima bentuk tes objektif tersebut memiliki

1
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

kelebihan dan kekurangan masing-masing. Tes pilihan ganda misalnya cocok


digunakan apabila materi tes yang diujikan banyak dengan alokasi waktu
pengerjaan yang sempit.
Tes sebagai alat e valuasi haruslah mem iliki parameter item tes yang
teruji sehingga keterandalannya tidak diragukan lagi. Tes yang baik adalah tes
yang mampu mengungkapkan kemampuan peserta tes yang sebenarnya. Ole h
karena itu, perlu adanya pengembangan tes demi mencapai parameter yang
dikehendaki. Parameter item tes dapat diketahui melalui telaah item tes baik
secara kualitatif maupun kuantitatif. Telaah kualitatif merupakan telaah item tes
yang dilakukan oleh para pakar. Hasil dari telaah kualitatif berupa judgment
berdasarkan pengetahuan dan pengalaman dari pakar. Sedangkan telaah kuantitatif
merupakan telaah terhadap data empiris hasil uji coba kepada sejumlah peserta
tes. Telaah kuantitatif meliputi reliabilitas, daya pembeda, taraf kesukaran, dan
efektivitas pengecoh. Dengan adanya kedua penelaahan tersebut akan diperoleh
data berupa judgment dan angka yang menunjukkan baik buruknya item tes.
Sayangnya tahap penelaahan ini seringkali terabaikan, sehingga parameter item
tesnya belum diketahui.
Hasil wawancara denga n tiga guru Fisika dari beberapa sekolah di
Wilayah eks-Karesidenan Surakarta menunjukkan ketiga nara sumber tersebut
tidak melakukan telaah item tes yang dibuatnya. Secara teori ketiga guru tersebut
mengetahui perlunya suatu telaah untuk mengetahui keterandalan item tes. Namun
beban kerja yang tinggi dan penuhnya waktu mengajar menyebabkan pendidik
tidak memiliki waktu luang untuk melakukan telaah. Selain itu, pendidik dituntut
membuat item tes baru tiap semester untuk mencegah kebocoran soal. Item tes
yang pernah digunakan memiliki kemungkinan kecil untuk diujikan kembali. Hal
inilah yang kemudian menyebabkan kurangnya motivasi pendidik untuk
mengembangkan tes.
Penyusunan item tes harus dilakukan dengan teliti dan cermat. Hal ini
bertujuan untuk memperkecil kemungkinan adanya item tes yang cacat. Seringkali
kesalahan pada item tes begitu kecil sehingga terabaikan. Kesalahan kecil seperti
salah tulis, salah eja, maupun gambar yang kurang jelas merupakan kesalahan

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

yang sering terjadi. Namun terkadang masih ditemukan item tes yang salah
konsep maupun tidak memiliki kunci jawaban. Selain itu, pendidik juga
mempunyai kecenderungan membuat item tes yang terlalu mudah, terlalu sulit,
dominan mudah, atau dominan sulit. Inayatur Rofiqoh (2011: 1) dalam
penelitiannya menyimpulkan bahwa 100% item tes ujian madrasah Fisika kelas
XII M A Negeri Kendal Tahun Pelajaran 2010/2011 tergolong mudah. Item tes
yang dominan mudah seperti itu tentu saja tidak ideal karena kemampuan peserta
tes yang sebenarnya tidak terlihat. Fakta ini tentu saja memprihatinkan bagi dunia
pendidikan mengingat pentingnya tes bagi evaluasi hasil belajar.
Apabila item tes yang cacat terlanjur dipakai dalam ujian, maka salah
satu cara ya ng dapat dilakukan ya itu dengan meralat item tes tersebut. Jika ralat
dilakukan saat tes berlangsung ma ka akan menga nggu konsentrasi peserta tes,
terutama apabila peserta tes merupakan siswa baru seperti siswa kelas X SM A
yang masih menyesuaikan diri dengan lingkungan sekolah. Pengawas juga akan
disibukkan mengkondisikan peserta sehingga mengganggu konsentrasinya dalam
pengawasan. Situasi seperti ini tentunya menyebabkan pelaksanaan ujian menjadi
kurang nyaman. Selain itu, keadaan ini memperbesar kemungkinan timbulnya
kecurangan saat tes be rlangsung.
Pengembangan tes merupakan salah satu solusi dalam meningkatkan
efisiensi dan efektivitas tes. Dengan adanya pengembanga n maka kualitas tes akan
meningkat dan semakin tinggi pula kualitas pendidikan. Ole h karena itu, pendidik
sebagai pelaksana pendidikan harus berperan aktif dalam mengembangkan tes.
Karena pada dasarnya pendidiklah yang bertanggungjawab dalam pelaksanaan
proses pengembangan. Pendidik juga berperan dalam mendokumentasikan hasil
pengembangannya. Tes yang terdokumentasi dengan baik akan memudahka n
dalam penggunaan kembali tes tersebut.
Fisika yang merupakan cabang dari ilmu pengetahuan alam sering
menggunakan tes dalam penilaiannya. Tentu saja pengembangan tes Fisika juga
harus dilakukan dengan benar agar diperoleh tes yang mampu mengukur tujuan
pembelajaran Fisika. Berdasarkan pemikiran di atas akan dilakukan penelitian
dengan judul Pengembangan Tes Fisika SMA Kelas X Semester Ganjil.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan dapat
diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut:
1. Ditemukannya item tes yang salah eja, gambar kurang jelas dan tidak
memiliki kunci jawaban menyebabkan pelaksanaan tes menjadi kurang
efisien.
2. Tidak semua pendidik menelaah tiap item tes yang dibuatnya sehingga belum
diketahui keterandalan soal tersebut. Item tes seperti ini m asih diragukan
keakuratannya dalam mengukur tujuan pembelajaran.
3. Penuhnya waktu mengajar dan tuntutan untuk selalu membuat item tes baru
mengakibatkan kurang termotivasinya pendidik dalam mengembangkan item
tes secara maksimal.

C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas maka perlu diadakan
pembatasan masalah agar dalam penelitian ini lebih efektif dan efisien serta
terarah, maka masalah yang diteliti dibatasi sebagai berikut:
1. Penyusunan item tes berbentuk pilihan ganda dengan lima pilihan jawaban.
2. Item tes yang dikembangkan merupakan item tes kelas X Sekolah M enengah
Atas semester ganjil mata pelajaran Fisika.
3. Item tes yang dikembangkan hanya mencakup ranah kognitif.

D. Perumusan Masalah
Sesuai dengan identifikasi masalah dan pembatasan masalah yang telah
dikemukakan, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana prosedur mengembangkan tes Fisika SMA kelas X semester
ganjil pada penelitian ini?
2. Bagaimana hasil analisis produk akhir tes Fisika SMA kelas X semester ganjil
pada penelitian ini?

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

E. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan perumusan dan pembatasan masalah yang telah
dikemukakan di depan, tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:
1. M engembangkan tes Fisika SM A kelas X semester ganjil dengan prosedur
yang sesuai standar.
2. M enganalisis produk akhir tes Fisika SM A kelas X semester ganjil.

E. Spesifikasi Produk Yang Dikembangkan


Penelitian ini mengembangkan produk berupa item tes yang digunakan
untuk evaluasi akhir semester ganjil kelas X SM A. Produk yang dikembangkan
berupa tes sumatif berbentuk tes objektif pilihan ganda dengan lima pilihan
jawaban. Item tes terdiri atas kalimat pokok yang berupa pernyataan yang belum
le ngkap diikuti oleh lima alternatif jawaban yang dapat melengkapi pernyataan
tersebut. Materi yang diujikan terdiri dari lima materi pokok yaitu satuan dan
besaran, vektor, gerak lurus, gerak melingkar dan dinamika gerak. Kemudian item
tes dari kelima materi pokok tersebut disusun menjadi satu paket soal latihan ujia n
akhir semester ganjil kelas X SMA.

F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai
berikut:
1. M enghasilkan perangkat instrumen tes yang baik, khususnya tes Fisika SM A
kelas X semester ganjil.
2. M emberikan informasi dalam pengembangan tes Fisika hingga menghasilkan
tes yang mampu mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran.
3. Dapat mengetahui tingkat penguasaan siswa terhadap mata pelajaran Fisika
terutama pada kelas X semester ganjil, sehingga dapat dijadikan masukan
bagi kegiatan pembelajaran selanjutnya.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

G. Asumsi dan Keterbatasan Pengembangan


Adapun asumsi dari pengemba ngan perangkat evaluasi ini adalah aka n
dihasilkan seperangkat paket soal Fisika kelas X SM A semester ganjil dengan
parameter item tes yang baik. Sedangkan keterbatasan dari pengembangan tes ini
adalah tahap pengembangan 4D yang diterapkan kurang maksimal karena pada
tingkat S1 tahapan pengembangan yang dilakukan hanya tiga tahap yaitu define,
design dan develop.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB II
LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Hakikat Belajar dan Hasil Belajar


Manusia merupakan makhluk pebelajar di mana sepanjang hidupnya
manusia akan selalu belajar. Belajar bukan hanya terjadi di sekolah karena belajar
mencakup pula aspek-aspek kehidupan manusia lainnya. Istilah belajar sendiri
merupakan usaha sadar manusia dengan tujuan tertentu melakukan interaksi
dengan lingkungan sehingga menyebabkan adanya perubahan tingkah laku pada
manusia tersebut. Dapat dikatakan manusia akan selalu belajar seiring
pertumbuhannya.
Definisi belajar berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia ya itu
berusaha (berlatih dan sebagainya) supaya mendapat sesuatu kepandaian. W inkel
mengartikan belajar sebaga i, Suatu aktivitas mental/psikis yang berlangsung
dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan-
perubahan dalam pengetahuan-pemahaman, keterampilan dan nilai-sikap
(Purwanto, 2009: 39). Berdasarkan pendapat tersebut tampak jelas bahwa belajar
merupakan suatu proses yang dialami seseorang dalam rangka mengubah
pengetahuan maupun perilaku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungan.
Perubahan yang terjadi selama proses belajar bersifat relatif konstan dan berbekas.
Witting mengelompokkan tahapan belajar ke dalam tiga tahapan yaitu
acquisition, storage, dan retrieval. Tahap acquisition merupakan tahap dasar di
mana pebelajar mulai menerima informasi sebagai stimulus dan memberika n
respon sehingga terbentuk pemahaman atau perilaku baru. Tahap storage
merupakan tahap saat memori otak telah melakukan proses penyimpanan
pemahaman dan perilaku baru yang diberikan pada tahap acquisition. Tahap
ketiga yaitu tahap recall, pada tahap ini pebelajar mampu mengungkapkan
kembali pemahaman dan perilaku yang telah tersimpan dalam memori otaknya
(Sulistyorini, 2009: 6).

7
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Gagne membagi belajar menjadi tiga komponen penting, yaitu kondisi


eksternal, kondisi internal dan hasil belajar. Kondisi eksternal tercemin pada
kondisi dari lingkungan belajar. Kondisi internal menggambarkan keadaan
internal dan proses kognitif siswa. Sedangkan hasil belajar menggambarkan
informasi verbal, keterampilan intelek, keterampilan psikomotorik, sikap dan
siasat kognitif. Ketiga komponen belajar tersebut saling terkait satu sama lain, di
mana kondisi internal belajar berinteraksi dengan kondisi eksternal belajar dan
interaksi keduanya tampak pada hasil belajar (Sulistyorini, 2009: 13).
Oemar Hamalik (2003: 30) menyatakan, Bukti bahwa seseorang telah
belajar ialah terjadinya perubahan tingkah la ku pada orang tersebut, misalnya dari
tidak tahu menjadi tahu dan dari tidak mengerti menjadi mengerti. Sehingga
dapat dikatakan salah satu ciri belajar adalah timbulnya perubahan tingkah laku.
Tingkah la ku yang dimaksud merupakan suatu hal yang kompleks dan tidak
berdiri sendiri. Tingkah laku manusia terdiri dari beberapa aspek di mana hasil
belajar tampak pada perubahan aspek-aspek tersebut. Oemar Hamalik (2003: 30)
menyebutkan aspek-aspek tingkah laku meliputi, (1) pengetahuan; (2)
pengertian; (3) kebiasaan; (4) keterampilan; (5) apresiasi; (6) emosional; (7)
hubungan sosial; (8) jasmani; (9) etis atau budi pekerti; dan (10) sikap.
Perubahan tingkah laku erat kaitannya dengan perilaku kejiwaan
manusia. Untuk mempermudah memaham i perilaku kejiwaan manusia, maka
diperlukan adanya suatu pengelompokan yang disebut taksonomi. Taksonomi
berasal dari bahasa Yunani tassein yang berarti mengklasifikasi dan nomos yang
berarti aturan. Dalam dunia pendidikan terdapat beberapa jenis taksonomi,
diantaranya yaitu taksonomi Guilford, taksonomi Bloom, dan taksonomi Kopfer.
Bloom mengelompokkan perilaku kejiwaan manusia menjadi tiga
domain atau ranah yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik. Ranah kognitif
berhubungan denga n kemampuan berpikir. Rana h afektif mencakup watak
perilaku manusia seperti sifat, konsep diri, minat dan moral. Sedangkan ranah
psikomotorik berka itan dengan hasil belajar yang pencapaiannya melalui
keterampilan manipulasi yang melibatkan kemampuan fisik. Secara eksplisit
ketiga ranah tersebut tidak dapat dipisahkan satu dan lainnya. Tiap mata pelajaran

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

diharuskan mencakup ketiga ranah tersebut meski denga n penekanan yang


berbeda (M imin Har yati, 2007: 22).
Purwanto (2009: 50) menyatakan, Hasil belajar kognitif bukanlah suatu
kemampuan tunggal. Pada umumnya ranah kognitif memiliki beberapa jenjang
atau tingkatan. Anderson dan Krathwohl (2001: 66) membagi ranah kognitif
menjadi enam tingkatan yaitu mengingat (remember), memahami (understand),
menerapkan (apply), menganalisis (analyze), menilai (evaluate), dan menciptakan
(create). Taksonomi Anderson-Krathwohl merupakan perbaikan dari taksonomi
Bloom. Perbaikan yang dilakukan adalah mengubah taksonomi Bloom dari kata
benda (noun) menjadi kata kerja (verb). Selain itu juga dilakukan pergeseran
urutan taksonomi yang semula merupakan proses berpikir tingkat rendah (low
order thinking) menjadi proses berpikir tingkat tinggi (high order thinking).
Perbaikan taksonomi Bloom ini didasari oleh pendapat Anderson dan Krathwohl
(2001: 63) sebagai berikut:
Two of the most important educational goals are to promote retention and
to promote transfer (which when it occurs, indicates meaningful learning ).
Retention is the ability to remember material at some later time in much the
same way as it was presented during instruction. Transfer is ability to use
what was learned to solve new problems, to answer new questions or to
facilitate learning new subject matter.

Anderson dan Krathwohl (2001: 66) menyimpulkan, One most closely


related to retention (Remember) and the other five increasingly related to transfer
(Understand, Apply, Analyze, Evalute and Create). Berdasarkan tujuan
pendidikan yang diungkapkan oleh Anderson dan Krathwohl, tingkatan mengingat
berkaitan erat dengan retention, sedangkan tingkatan memahami, menerapkan,
menganalisis, menilai dan menciptakan berhubungan dengan transfer.
Penilaian ranah kognitif merupakan penilaian yang sering digunakan
dalam kegiatan pembelajaran. Baik tes formatif maupun tes sumatif selalu
menggunakan tes kognitif untuk mengukur hasil belajar peserta didik. M imin
Haryati (2007: 25) mengelompokkan bentuk tes kognitif menjadi, (1) tes atau
pertanyaan lisan di kelas; (2) pilihan ganda; (3) uraian objektif; (4) uraian non

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

10

objektif atau uraian bebas; (5) jawaban atau isian singkat; (6) menjodohkan;
(7) portofolio; dan (8) performansi.
Djemari Mardapi (2008: 101) menyatakan, Ranah afektif mencakup
watak perilaku seperti perasaan, minat, sikap, emosi atau nilai. Ranah kognitif
dan afektif memiliki keterkaitan yang erat. Apabila ditelusuri pada semua tujuan
kognitif maka di dalamnya pasti terdapat komponen a fektif. M isalnya, dalam
pembelajaran sains terdapat komponen sikap ilmiah yang merupakan komponen
ranah afektif.
Krathwohl membagi tahapan ranah afektif menjadi lima yaitu receiving,
responding, valuing, organization, dan characterization. Receiving atau disebut
juga attending merupakan tahap di mana peserta didik memiliki keinginan untuk
memperhatikan suatu stimulus atau fenomena. Responding merupakan tahap di
mana peserta didik ikut berpartisipasi a ktif, bereaksi dan memberikan respon
sebagai bagian dari perilakunya. Valuing merupakan tahap di mana hasil belajar
telah konsisten dan stabil agar nilai dikenal secara jelas dengan berbasis pada
internalisasi seperangkat nilai yang spesifik. Organization merupakan tahapan di
mana nilai yang satu dikaitkan dengan nilai yang lain sehingga terbangun
konseptualisasi nila i atau sistem nilai. Characterization merupakan tahap di mana
peserta didik telah mem iliki sistem nilai yang a kan m engendalikan perilakunya
berkaitan dengan personal, emosi dan sosial (Djemari Mardapi, 2008: 104).
Secara umum ranah psikomotorik berkaitan dengan gerak. Anas Sudijono
(2008: 57) menyatakan, Ranah psikomotor adalah ranah yang berkaitan dengan
keterampilan (skill) atau kemampuan bertindak setelah seseorang menerima
pengalaman belajar tertentu. Hasil belajar ranah psikomotorik sebenarnya
merupakan kelanjutan dari hasil belajar kognitif dan afektif. Sax dalam Djemari
Mardapi (2008: 100) mengelompokkan ranah psikomotorik dalam lima tahapan
yaitu gerakan reflek, gerakan dasar, kemampuan perseptual, kemampuan fisik,
gerakan terampil dan komunikasi nondiskursip.
Gerakan reflek merupakan gerakan tanpa sadar yang dimiliki sejak bayi.
Gerakan dasar adalah gerakan yang mengarah pada keterampilan kompleks
khusus yang memenuhi suatu kriteria. Kemampuan perseptual adalah kombinasi

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

11

antara kemampuan kognitif dan motorik. Kemampuan fisik adalah kemampuan


tubuh untuk mendukung gerakan yang paling terampil. Gerakan terampil adalah
gerakan yang harus dipelajari secara sistematik melalui langkah-la ngkah tertentu
sehingga menghasilkan produk yang optimal dan tersimpan lama. Komunikasi
nondiskurpsi adalah kemampuan berkomunikasi menggunakan geraka n yang
mencakup gerakan lidah, penempatan lidah, dan tekanan suara sehingga
dihasilkan pengucapan berbagai kata dengan benar (Djemari M ardapi, 2008: 100).
Pengetahuan tentang ranah perilaku kejiwaan diperlukan dalam
pengembangan alat ukur kemampuan peserta didik. M isalnya, dalam ranah
kognitif khususnya mata pelajaran Fisika banyak dijumpai item tes yang ha nya
menuntut kemampuan kognitif mengingat dan memeca hkan masalah secara
matematis. Item tes demikian tentunya tidak efektif dalam mengukur pemahaman
konseptual dan kemampuan berpikir peserta didik. Perlu adanya penekanan item
tes yang bersifat analitis yang tidak hanya mengandalkan hafalan (I Komang
Werdhiana, 2008: 2). Oleh karena itu, pendidik harus memaham i ranah kejiwaan
peserta didik sebelum membuat alat ukur yang dibutuhkan. Pemahaman tentang
ranah yang ingin diukur akan menentukan tepat atau tidaknya alat ukur yang
dikembangkan sehingga hasil pengukuran akurat.

2. Hakikat Pengukuran, Asesmen dan Evaluasi


Pengukuran, asesmen dan evaluasi merupakan suatu proses yang
berkesinambungan. Griffin dan Nick menyatakan, Pengukuran, asesmen dan
evaluasi merupakan suatu hirarki (Djem ari M ardapi, 2008: 1). Pengukuran
merupakan kegiatan membandingkan hasil pengamatan dengan kriteria, asesmen
adalah kegiatan menjelaskan dan menafsirkan hasil pengukuran, sedangkan
evaluasi adalah kegiatan penetapan nilai suatu perilaku. Keadaan hirarki ini
menunjukkan bahwa pengukuran dan asesmen memiliki andil dalam evaluasi
(Djemari M ardapi, 2008: 1).
a. Hakikat Pengukuran
Semua kegiatan di dunia ini tidak bisa lepas dari kegiatan
pengukuran. Pengukuran adalah proses pemberian angka atau usaha

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

12

memperoleh deskripsi numerik dari suatu tingkatan di mana seorang peserta


didik telah mencapai karakteristik tertentu (M imin Haryati, 2007: 16).
Airasian dan Russel (2008: 9) mendefinisikan, Measurement is the process
of quantifying or assigning a number to a performance or trait. Sedangkan
Cangelosi (1990: 21) mengartikan, Pengukuran adalah proses pengumpulan
data melalui pengamatan empiris. Linn dan Groundlund (2000: 31)
menyatakan bahwa, Measurement is the assgning of numbers to the results
of a test or other type of essessment according to specific rule. Angka-angka
pada pengukuran hasil tes diperoleh berdasarkan aturan yang spesifik.
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan pengukuran merupakan
proses pemberian angka pada suatu objek berdasarkan data pengamatan
empiris dengan memperhatikan aturan yang spesifik.
Pada dasarnya pengukuran berkaitan erat dengan proses penentuan
nilai kuantitatif. Noll (1965: 7) mengatakan, Since measurement is
quantitative process, the results of measurement are always express in
numbers. Produk pengukuran yaitu berupa angka-angka yang menunjukkan
karakteristik objek yang diukur. Oleh karena itu, hasil pengukuran harus
memiliki kesalahan yang sekecil mungkin. Tingkat kehandalan tersebut
berkaitan dengan alat ukur yang digunakan. Alat ukur yang baik akan
memberikan hasil yang konstan apabila digunakan secara berulang, dengan
ketentuan kemampuan yang diukur tidak berubah (Djemari M ardapi, 2008:
3). Alat ukur yang sering digunakan dalam pengukuran yaitu berbentuk tes
dan non tes.
b. Hakikat Asesmen
Menurut TGAT (Task Group on Assessment and Testing), Asesmen
meliputi semua hal yang berkaitan untuk menilai unjuk kerja individu atau
kelompok (Djemari Mardapi, 2008: 1). Airasian dan Russell (2008: 9)
mendefinisikan asesmen sebagai, Proses mengumpulkan, mensintesis dan
menafsirkan data dengan tujuan untuk mengambil keputusan. Hal senada
diungkapkan oleh Cruickshank (1999: 254), The process of collecting,
synthesizing and interpreting information to aid decision making is called

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

13

assessment. Sehingga dapat disimpulkan dalam asesmen terdapat empat


kegiatan utama yaitu pengumpulan data, sintesis data, penafsiran data dan
pengambilan keputusan.
Pembuatan suatu keputusan memerlukan informasi yang dapat
berasal dari testing dan pengukuran. Hasil pengukuran yang berupa angka
kemudian ditafsirkan menjadi suatu keputusan bersifat kualitatif. Meski
demikian, tidak semua pengambilan keputusan asesmen berdasarkan pada
hasil tes maupun pengukuran. Seperti dijelaskan oleh Airasian dan Russell
(2008: 10), It is important to recognize that not all assessment require the
use of test or measurement. Tampak jelas bahan pertimbangan dalam
pengambilan keputusan asesmen dapat diambil dari berbagai jenis informasi,
misalnya melalui pengamatan atau laporan diri.
Asesmen merupakan komponen penting dalam pembelajaran.
Arends (1998: 189) menjelaskan, The terms assessment usually refers to the
full range of informational gathered and synthesized by teachers about their
students and their classroom. Sedangkan Cole dan Lorna Chan (1994: 445)
mengungkapkan, Such information obtained during the assessment process
will help the teacher to identify the specific problems the student is having
before making decisions about what can be done to help the student overcome
these difficulties. Dengan adanya asesmen, kesulitan belajar siswa dapat
teridentifikasi untuk kemudian diputuskan solusi pemecahannya Terlebih
asesmen yang efektif dapat membantu siswa memahami segala hal yang
dibutuhkan saat melaksanakan tugas dan menyadari kriteria karya yang
berkualitas tinggi (Milne, 2008: 491). Sehingga hasil asesmen dapat dijadikan
umpan balik bagi guru untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
c. Hakikat Evaluasi
Evaluasi adalah kegiatan identifikasi untuk melihat apakah suatu
program yang telah direncanakan telah tercapai atau belum, berharga atau
tidak berharga. Remmers (1960: 8) mendefinisikan evaluasi sebagai,
Evaluation, therefore, presupposes a definition of goals to be reach-
objectives that have been set forth. Sedangkan Arends (1998: 189)

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

14

menyatakan, Whereas assessment focuses on gathering and synthesizing


information, the term evaluation usually refers to the process of making
judgments, assigning values or deciding on worth. Berdasarkan kedua
pengertian tersebut, evaluasi merupakan kegiatan pemberian keputusan
tercapai atau tidaknya suatu tujuan yang telah direncanakan sebelumnya.
Dikuatkan oleh Remmers (1960: 8), We evaluate because we must always be
concerned with whether we are reaching the goals of our teaching efforts.
Asesmen merupakan proses pengumpulan informasi sedangkan evaluasi
merupakan proses pemberian keputusan tentang bernilai atau tidaknya suatu
objek berdasar informasi asesmen. Sehingga dapat dikatakan evaluasi
merupakan produk dari asesmen.
Bloom menyatakan, Evaluation, as we see it, is the systematic
collection of evidence to determine wether in fact certain changes are taking
place in the learns as well as to determine the amount or degree of change in
individual students (Slameto, 2001: 5). Pengertian ini menyebutkan bahwa
evaluasi memiliki tiga ciri utama. Ciri pertama evaluasi ialah mengukur
perubahan yang diinginkan yaitu peningkatan kemampuan, baik kemampuan
kognitif, afektif maupun psikomotorik. Ciri kedua adalah adanya bukti-bukti
yang dideskripsikan secara jelas yang dikumpulkan sebagai dasar penilaian.
Ciri ketiga yaitu pengukuran kua ntitatif terhadap bukti-bukti yang telah
dideskripsikan tersebut (Slameto, 2001: 5).
Harjanto (2006: 277) menyatakan, Secara umum evaluasi
pengajaran adalah penilaian atau penaksiran terhadap pertumbuhan dan
kemajuan peserta didik ke arah tujuan-tujuan yang telah ditetapkan.
Berdasarkan UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pe ndidikan Nasional
pasal 57 ayat 1 yang berbunyi, Evaluasi dilakukan dalam rangka
pengendalian mutu pendidikan secara nasional sebagai bentuk akuntabilitas
penyelenggara pendidikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan,
diantaranya terhadap peserta didik, lembaga, dan program pendidika n. Dapat
dikatakan evaluasi digunakan untuk mengeta hui keberhasilan pendidikan.
Dengan demikian evaluasi menempati posisi yang penting dalam pendidikan.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

15

Ruang lingkup dari evaluasi pendidikan di sekolah mencakup tiga


komponen utama, yaitu: (1) evaluasi program pengajaran; (2) evaluasi proses
pelaksanaan penga jaran; (3) evaluasi hasil belajar. Komponen-komponen
evaluasi pendidikan tersebut saling terkait satu sama lain. Sehingga evaluasi
yang dilakukan pada salah satu komponen akan berdampak pada komponen
lainnya. Misalnya, hasil evaluasi pada hasil belajar siswa akan menentukan
pelaksanaan pengajaran selanjutnya. Jika hasil belajar siswa kurang baik
maka guru harus mengevaluasi efektivitas proses pembelajaran yang telah
dilakukan sebelumnya (Anas Sudijono, 2005: 30).

3. Jenis dan Teknik Evaluasi


a. Jenis Evaluasi
Aunurrahman (2009: 221) membedakan jenis evaluasi hasil belajar
menjadi tiga yaitu evaluasi formatif, sumatif dan diagnostik.
1) Evaluasi Formatif
Evaluasi formatif adalah kegiatan evaluasi yang dilakukan pada akhir
tiap pokok bahasan, satuan pelajaran maupun kompetensi. Evaluasi formatif
biasanya dilaksanakan pada pertengahan program pembelajaran. Cangelosi
(1995:2) menyatakan bahwa, Penilaian formatif adalah penilaian tentang
prestasi siswa yang mempengaruhi rencana pelajaran guru. Hal ini
dikarenakan evaluasi formatif bertujuan untuk memperoleh masukan tenta ng
tingkat keberhasilan pelaksanaan proses pembelajaran. Evaluasi formatif
biasanya digunakan sebagai umpan balik bagi guru dan siswa. Seperti
dijelaskan Linn dan Groundlund (2000: 41), Formative assessment is used to
monitor learning progress during instruction. Its purpose is to provide
continuous feedback to both student and teacher concerning learning successes
and failure. Umpan balik siswa dapat berupa penguatan bagi siswa yang
berhasil dan remidiasi bagi yang gagal. Sedangkan umpan balik bagi guru
berupa masukan untuk perbaikan dalam strategi mengajarnya. Jadi evaluasi
formatif bukan untuk menentukan keberhasilan hasil belajar semata, tetapi juga
untuk mengetahui keberhasilan proses pembelajaran.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

16

2) Evaluasi Sumatif
Aunurrahman (2009: 222) menyatakan, Evaluasi sumatif adalah
evaluasi yang dilakukan pada setiap akhir satu satuan waktu yang didalam nya
tercakup lebih dari satu pokok bahasan dan dimaksudkan untuk mengetahui
sejauh mana peserta didik telah dapat berpindah dari suatu unit ke unit
berikutnya. Pendapat senada dikemukakan oleh Linn dan Gronlund (2000:
41), Summative evaluation typically comes at the end of the course (or unit) of
instruction. Jadi evaluasi sumatif merupakan evaluasi yang dilaksanakan tiap
akhir pembelajaran atau semester. Evaluasi sumatif dirancang untuk
mengetahui sejauh mana tujuan pembelajaran telah dicapai. Linn dan
Groundlund (2000: 41) menyatakan,It is designed to determine the extent to
which the instructional goals have been achieved and is used primarily for
assigning course grades or for certifying student mastery of the intended
learning outcomes. Pendapat senada diungkapkan Saiffudin Azwar (2002: 11)
yang menyatakan, Fungsi sumatif adalah penggunaan tes prestasi untuk
memperoleh informasi mengenai penguasaan pelajaran yang telah
direncanakan sebelumnya dalam suatu program pelajaran. M ateri pada
evaluasi sumatif harus mewakili semua bahan yang telah diajarkan agar semua
tujuan pembelajaran dapat terukur. Tingkat keberhasilan evaluasi sumatif dapat
dinyatakan dengan nilai, sertifikat, piagam dan sebagainya.
3) Evaluasi diagnostik
Evaluasi diagnostik merupakan sala h satu cara untuk mengetahui
kesulitan siswa terhadap materi pelajaran yang telah diberikan guru. Tes
diagnostik bertujuan untuk mengetahui kesulitan atau bagian-bagian materi
yang belum dikuasai siswa terhadap suatu pelajaran. Aunurrahman (2009: 222)
menyatakan, Evaluasi diagnostik adalah evaluasi yang digunakan untuk
mengetahui kelebihan-kelebihan dan kelemahan-kelemahan yang ada pada
siswa sehingga dapat diberikan perlakuan yang tepat. M ateri evaluasi
diagnostik umumnya ditekankan pada bahan tertentu yang biasanya sulit
dipahami peserta didik. Hasil evaluasi ini memberikan informasi tentang
kesulitan yang dialami peserta didik untuk kemudian dicarikan solusi yang

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

17

tepat. Hasil evaluasi diagnostik dapat digunakan oleh guru untuk melakukan
tindakan selanjutnya terhadap siswa. Siswa yang gagal dalam evaluasi
diagnostik akan diberikan remidiasi, sementara yang lainnya dapat melakukan
pendalaman atau penga yaan.
b. Teknik Evaluasi
Istilah teknik dapat diartikan sebagai alat, jadi yang dimaksud denga n
teknik e valuasi yaitu alat yang digunakan untuk evaluasi. Peserta didik merupakan
individu yang memiliki karakter, latar belakang dan kemampuan beragam.
Menyikapi perbedaan tersebut, diperlukan suatu alat yang dapat mengukur
kemampuan tiap individu secara akurat. Secara umum teknik evaluasi
digolongkan menjadi dua yaitu teknik non tes dan tes.
1) Teknik Non Tes
Hasil belajar mencakup sejumlah aspek, di mana setiap aspek tersebut
memerlukan alat ukur yang berbeda. Teknik non tes merupakan alat evaluasi
untuk mengukur perubahan sikap dan pertumbuhan psikologi (Zainal Arifin,
2012: 152). Teknik non tes memiliki kedudukan yang penting dalam evaluasi,
terutama dalam mengukur perubahan psikologi. Data yang dikumpulkan dari
teknik tes saja belumlah lengkap dan tidak akan bermakna karena belum
mencakup semua aspek hasil belajar.
Pengukuran teknik non tes dapat menggunakan alat ukur yang
beragam. Zainal Arifin (2012: 152) menyebutkan teknik non tes dapat berupa
observasi, wawancara, skala sikap, daftar cek, skala penilaian, angket, studi
kasus, catatan insidental, sosiometri dan inventori kepribadian. Anas Sudijono
(2008: 76) menyatakan,
Dengan teknik non tes maka penilaian atau evaluasi hasil belajar peserta
didik dilakukan dengan tanpa menguji peserta didik melainkan dilakukan
dengan melakuka n pengamatan secara sistematis (observation),
melakukan wawancara (interview), menyebarkan angket (questionnaire)
dan memeriksa atau meneliti dokumen-dokumen (documentary analysis).

Observasi merupakan cara pengambilan data dengan melakukan


pengamatan dan pencatatan secara sistematis suatu objek yang akan diukur.
Observasi sering digunakan sebagai alat ukur tingkah laku individu atau proses

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

18

terjadinya suatu kegiatan. Observasi dibedakan menjadi observasi parsipatif,


non parsitipatif, eksperimental dan non eksperimental. Observasi parsitipatif
yaitu observasi di mana observer melakukan penilaian dengan melibatkan diri
secara langsung dengan orang atau kelompok yang sedang diamati. Observasi
non parsitipatif yaitu observasi di mana observer hanya menjadi penonton yang
tidak terlibat langsung dengan orang atau kelompok yang sedang diamati.
Observasi ekperimental yaitu observasi yang dilakukan dalam situasi buatan
atau rekayasa. Sedangkan observasi non eksperimental yaitu observasi yang
dilakukan dalam situasi yang normal atau wajar (Anas Sudijono, 2008: 76).
Wawancara merupakan cara pengambilan data dengan melakukan
tanya jawab lisan dengan tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Ada dua
je nis wawancara yaitu wawancara terpimpin dan tidak terpimpin. Wawancara
terpimpin yaitu wawancara di mana evaluator berpegang pada panduan
wawancara yang item pertanyaannya telah dipersiapkan terlebih dahulu.
Sedangkan wawancara tidak terpimipin merupakan wawancara di mana
evaluator menanyakan pertanyaan dengan bebas tanpa panduan wawancara
(Anas Sudijono, 2008: 82).
Angket merupakan cara pengumpulan data dengan memberikan
pertanyaan tertulis yang biasanya berhubungan dengan kepribadian dari
responden. Oleh karena itu, angket sering digunakan untuk menilai hasil
belajar afektif. Angket dapat berbentuk pilihan ganda dan skala sikap. Angket
berbentuk pilihan ganda terdiri dari pernyataan tidak lengkap yang diikuti
beberapa alternatif jawaban yang dapat melengkapi pernyataan tersebut.
Angket berbentuk skala sikap terdiri dari pernyataan yang diikuti dengan skala
kepribadian (Anas Sudijono, 2008: 84).
Pemeriksaan dokumen merupakan cara menghimpun data melalui
pemeriksaan dokumen-dokumen siswa yang berisi riwayat hidup, riwayat
orang tua maupun lingkungan tempat tinggalnya. Informasi-informasi tersebut
dapat direkam melalui dokumen berbentuk formulir yang telah diisi
sebelumnya oleh siswa. Dengan demikian, kapan pun informasi-informasi

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

19

tersebut dapat digunakan sebagai bahan pele ngkap penilaian hasil belajar
(Anas Sudijono, 2008: 90).
2) Teknik Tes
Tes merupakan hal pertama yang diingat ketika membahas tentang
penilaian hasil belajar. Tes sering digunakan dalam proses penilaian sehingga
lambat laun tes menjadi identik dengan penilaian. Tes merupakan alat
pengukuran terencana yang digunakan guru untuk memberikan kesempatan
bagi siswa memperlihatkan prestasi mereka dalam kaitannya dengan tujuan
yang telah ditentukan (Cangelosi, 1995:23). Airasian dan Russel (2008: 9)
menyatakan,A test is a formal, systematic procedure used to gather
information about students achievement or other cognitive skills. Anas
Sudijono (2005: 66) mengungkapkan, Tes adalah alat atau prosedur yang
dipergunakan dalam rangka pengukuran dan penilaian. Berdasarkan
pengertian tersebut dapat disimpulkan tes merupakan prosedur untuk mengukur
kemampuan siswa dalam kaitannya dengan tujuan yang telah ditentukan
sebelumnya.
Beberapa istilah yang sering dijumpai dalam tes yaitu testing, testee,
dan tester. Testing adalah waktu pelaksa naan tes. Testee adalah orang yang
mengerjakan tes yang akan diukur baik dalam hal kemampuan, minat, bakat
atau pencapaiannya. Sedangkan tester adalah pelaksana tes yang bertugas
menyiapkan ruangan dan keperluan yang dibutuhkan, membagikan lembaran
tes, menerangkan cara mengerjakan tes, mengawasi jalannya tes, memberikan
tanda-tanda waktu, mengumpulkan pekerjaan testee dan mengisi berita acara
yang diperlukan.
Collins (2011: 32), menyatakan, Different assessment practices leads
to different types of attitudes toward student learning, which can be traced
back to theoritical perspectives. Praktek asesmen yang berbeda menyebabkan
berbagai jenis sikap belajar siswa yang berbeda pula. Perbedaan ini tampak
dalam tujuan diadakannya tes, tujuan yang tidak jelas akan mengaburkan hasil
pengukuran. Djemari Mardapi (2008: 72) menyebutkan ada delapan tujuan tes
yang penting. Terkadang satu item tes dapat digunakan untuk beberapa tujuan.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

20

Meski demikian tidak semua tes a kan memiliki efektivitas yang sama untuk
semua tujuan.Tujuan tersebut antara lain (Djemari Mardapi, 2008: 72)
(1) mengetahui tingkat kemampuan peserta didik, (2) mengukur
pertumbuhan dan perkembangan peserta didik, (3) mendiagnosis
kesulitan belajar peserta didik, (4) mengetahui hasil pengajaran, (5)
mengetahui hasil belajar, (6) mengetahui pencapaian kurikulum, (7)
mendorong peserta didik belajar, dan (8) mendorong pendidik mengajar
yamg lebih baik dan peserta didik bela jar lebih baik
Berdasarkan bentuk pertanyaannya tes dibagi menjadi dua kelompok
yaitu tes esai dan tes objektif. Tes esai merupakan tes yang menuntut
kreativitas, di mana peserta didik diharuskan mampu menyusun sendiri kata-
kata dan kalimat-kalimat untuk merumuskan jawaban yang benar. Tes esai
berupa pertanyaan tertulis yang membutuhkan uraian jawaban yang relatif
panjang. Dalam pengerjaannya, peserta didik diharapkan memiliki kemampuan
menje laskan, membandingkan dan mengiterpretasikan materi yang dipelajari.
Sehingga tes bentuk ini cocok digunakan untuk mengukur hasil belajar yang
tingkat kognitifnya kompleks (Purwanto, 2009: 70).
Tes esai meski mampu mengukur tingkat kognitif yang kompleks,
namun memiliki beberapa kelemahan. Kelemahan tes esai yang pertama adalah
tingkat subjektivitasnya tinggi. Penilai yang berbeda dapat memberika n
penilaian yang berbeda pula meski jawaban yang dinilai sam a. Kelemahan
kedua, tes esai membutuhkan jawaban yang panjang sehingga tidak
memungkinkan menuliskan butir tes dalam jumlah yang banyak. Hal ini
menyebabkan tes esai tidak representatif dalam mengukur kemampuan peserta
didik. Kelemahan ketiga yaitu waktu pengoreksian yang lama. Guru harus
mengoreksi jawaban peserta didik dengan hati-hati untuk menghindari adanya
subjektivitas (Purwanto, 2009: 72).
Purwanto (2009: 72) menyatakan, Tes objektif adalah tes yang
keseluruhan informasi ya ng diperlukan untuk menjawab tes telah tersedia.
Artinya dalam tes objektif pokok soal telah mengandung kemungkina n
jawaban yang harus dipilih atau dikerjakan oleh peserta didik. Sedangkan
Harjanto (2006: 279) menyatakan, Tes objektif adalah tes yang dibuat
sedemikian rupa sehingga hasil tes tersebut dapat dinilai secara objektif, dinilai

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

21

oleh siapapun akan menghasilkan nilai yang sama. Jadi tes objektif
mengandung dua unsur yaitu adanya informasi untuk menjawab tes dan dapat
dinilai secara objektif.
Tes objektif memiliki beberapa keunggulan dibanding jenis tes esai.
Pertama, tes objektif memiliki tingkat objektivitas yang tinggi. Sebuah jawaban
dalam tes objektif hanya memiliki satu kemungkinan yaitu benar atau salah.
Dengan kata lain tingkat kebenaran tes objektif bersifat mutlak. Sehingga
penilai yang berbeda akan memberikan nilai yang sama pada jawaban yang
sama. Kedua, tes objektif didesain untuk waktu pengerjaan yang relatif singkat
sehingga memungkinkan penulisan item tes dalam jumlah banyak. Hal ini
berarti tes objektif bersifat lebih representatif mewakili materi pelajaran
(Purwanto, 2009: 72).
Kelemahan tes objektif yaitu tes jenis ini jarang digunakan untuk
mengukur tingkat kognitif yang kompleks. Selama ini tes objektif lebih sering
digunakan untuk mengukur tingkat kognitif rendah seperti mengingat,
memahami dan menerapkan. Selain itu tes objektif memungkinkan adanya
peluang melakukan tebakan (guessing) yang tinggi. Unsur guessing
menyebabkan hasil tes yang diperoleh kurang akurat dalam mengukur
kemampuan peserta didik (Purwanto, 2009: 73). Namun demikian, penyusuna n
tes objektif secara hati-hati dapat mengatasi kelemahan-kelemahan yang ada
pada tes objektif itu sendiri.
Anas Sudijono (2005: 107) membedakan tes objektif menjadi lima
yaitu (1) tes objektif benar salah (true-false test); (2) tes objektif menjodohkan
(matching test); (3) tes objektif melengkapi (completion test); (4) tes objektif
isian (fill in test); (5) tes objektif pilihan ganda (multiple choice item test).
Kelima bentuk tes objektif tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan
masing-masing. Biasanya untuk pemilihan bentuk tes yang digunakan
disesuaikan dengan materi pelajaran dan waktu pengerjaan.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

22

4. Tes Objektif Pilihan Ganda


Tes pilihan ganda merupakan salah satu jenis tes objektif. Tes pilihan
ganda adalah tes yang jawabannya diperoleh dengan memilih salah satu alternatif
jawaban yang telah disediaka n (Djemari M ardapi, 2008: 71). Tes pilihan ganda
menghadapkan kepada siswa antara empat sampai lima alternatif jawaban untuk
setiap soal. Siswa diharuskan memilih salah satu dari beberapa alternatif jawaban
tersebut yang dianggap benar berdasarkan dasar pemikiran tertentu. Anas
Sudijono (2008: 119) mengelompokkan tes pilihan ganda menjadi delapan yaitu:
(1) model melengkapi lima pilihan; (2) model asosiasi dengan lima atau empat
pilihan; (3) model melengkapi berganda; (4) model analisis hubungan antar hal;
(5) model ana lisis ka sus; (6) model hal kecuali; (7) model hubungan dinam ik;
(8) model pemakaian diagram, grafik, peta atau diagram.
Ada beberapa istilah yang terdapat dalam tes pilihan ganda antara lain
stem, options, key, dan distraktor. Annie dan Alan H.S Chan (2009: 1)
menyebutkan komponen tes pilihan ganda sebagai berikut:
A multiple choice item usually consist of a stem which presents a problem
situation and several alternatives which provide possible solutions to the
problem. The stem may be a question or an incomplete statement. The
alternatives include the correct answer and severa l plausible answers called
distracters.

Stem adalah bagia n pokok dari item tes yang merumuskan isi item tes.
Stem bisa berbentuk pertanyaan, perintah maupun kalimat tidak sempurna.
Pilihan-pilihan jawaban yang menyertai stem dinamakan options. Pilihan jawaban
yang benar dinamakan key atau kunci jawaban. Sedangkan pilihan jawaban yang
bertujuan mengecoh siswa dalam memilih ja waban yang benar dinama kan
distraktor atau pengecoh. Jumlah pilihan jawaban dalam tes pilihan ganda
bervariasi dan disesuaikan dengan jenjang pendidikan. Jumlah pilihan jawaban
untuk soal SD dan SMP adalah empat pilihan sedangkan untuk SMA dan
sederajat yaitu lima pilihan (Balitbang, 2007: 14).
Tes pilihan ganda banyak dipakai dan dikembangkan untuk ujian sekolah
terutama pada ujian akhir semester dan ujian akhir sekolah. Tes pilihan ganda
dipilih karena tes je nis ini cocok digunakan dalam situasi di mana jumlah peserta

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

23

tes banyak, waktu pengerjaaan singkat dan cakupan materi yang diujikan banyak.
Tes pilihan ganda juga mudah dalam hal koreksi sehingga mampu menunjukkan
hasil penilaian dengan cepat. Nicol (2007: 53) menyatakan, MCQs are seen as a
way of enhancing opportunities for rapid feedback to students as well as a way of
saving staff time in marking.Tes pilihan ganda memberikan umpan balik yang
cepat bagi guru sehingga menghemat waktu dalam analisis kemampuan peserta
didik.
Tes objektif pilihan ganda memiliki beberapa kebaikan yang tidak
dimiliki tes jenis lainnya. Keunggulan-keunggula n tes objektif pilihan ganda
adalah, (1) bentuknya lebih representatif dalam hal mencakup dan mewakili
materi pembelajaran; (2) memungkinkan bagi tester untuk bertindak lebih
objektif, baik dalam mengoreksi lembar jawaban soal, menentukan bobot skor,
maupun dalam mene ntukan nilai akhirnya; (3) dari segi efisiensi waktu,
mengoreksi tes objektif pilihan ganda jauh lebih c epat; (4) koreksi item tes dapat
dilakukan oleh siapapun; (5) item tes jauh lebih mudah dianalisis, baik analisis
dari segi tingkat kesukaran, daya pembeda, maupun reliabilitasnya (Anas
Sudijono, 2008: 134).
Penggunaan tes pilihan ganda dalam dunia pendidikan saat ini masih
kurang optimal. Tes pilihan ganda seringkali dianggap hanya dapat digunakan
untuk mengukur tingkat berpikir yang re ndah. Pada kenyataannya tes ini dapat
pula digunaka n untuk mengukur tingkat berpikir tinggi. Arends (1998: 202)
menyatakan,
Multiple choice items are considered by most evaluation specialists to be
the best kind of objective test item. Multiple choice items are rather robust
in their use, and if ca refully constructed, they minimize guessing. Also, if
appropriately written, multiple choice items can tap some types of higher-
level thinking and analytical skills.

Tes pilihan ganda merupakan bentuk tes objektif yang paling baik.
Penulisan item item pilihan ganda lebih sulit dibandingkan jenis tes lainnya.
Namun apabila disusun dengan hati-hati, tes pilihan ganda selain dapat
meminimalisasi tebakan juga dapat digunakan untuk mengukur tingkat kognitif
yang lebih tinggi dan kemampuan menganalisis.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

24

5. Pengembangan Tes Pilihan Ganda


Evaluasi teknik tes lebih dominan digunakan oleh guru untuk mengukur
hasil belajar siswa dalam evaluasi hasil belajar di sekolah. Tes pada umumnya
digunakan untuk menilai dan mengukur hasil belajar siswa, terutama hasil belajar
kognitif berkenaan dengan penguasaan bahan pengajaran sesuai dengan tujuan
pendidikan dan pengajaran. Di sekolah seringkali tes buatan guru yang disebut
teacher made test digunakan untuk menilai hasil belajar siswa. Tes yang dibuat
oleh guru terutama menilai kemajuan siswa dalam pencapaian tujuan-tujuan
pembelajaran yang dirumuskan dalam indikator pencapaian kompetensi. Indikator
merupakan kompetensi dasar secara spesifik yang dapat dijadikan ukuran untuk
mengetahui ketercapaian hasil pembelajaran (Cartono, 2006: 155).
Secara umum ada beberapa prinsip dasar yang perlu dicermati dalam
menyusun tes hasil belajar agar tes tersebut dapat mengukur tujuan pembelajaran
atau mengukur kemampuan dan keterampilan peserta didik yang diharapkan,
setelah mereka menyelesaikan suatu unit pengajaran tertentu (Anas Sudijono,
2005: 97).
(1) tes hasil belajar harus dapat mengukur secara jelas hasil belajar (learning
outcomes) yang telah ditetapkan sesuai dengan tujuan instruksional; (2)
butir-butir soal tes harus merupakan sampel yang representatif dari populasi
bahan pelajaran yang telah diajarkan; (3) bentuk soal yang dikeluarkan
dalam tes hasil belajar harus dibuat bervariasi; (4) tes hasil belajar harus
didesain sesuai dengan kegunaannya untuk memperoleh hasil yang
diinginkan; (5) tes hasil belajar harus memiliki reliabilitas yang dapat
diandalkan.

Tes hasil belajar disamping harus dapat dijadikan alat pengukur


keberhasilan belajar siswa, juga harus dapat dijadikan alat untuk memperoleh
informasi yang berguna untuk memperbaiki cara belajar siswa dan cara mengajar
guru itu sendiri. Dalam penilaian, untuk mendapatkan informasi yang akurat
dibutuhkan tes yang handal. Tes tersebut harus memiliki bukti-bukti validitas,
reliabilitas dan unsur-unsur tes yang berkualitas baik. Sehingga diperlukan suatu
pengembangan yang m ampu menghasilkan tes yang memenuhi semua kriteria
tersebut.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

25

Djemari Mardapi (2008: 88) merumuskan pegembangan suatu tes harus


melalui langkah-langkah sebagai berikut, (1) menyusun spesifikasi tes; (2)
menulis soal tes; (3) menelaah soal tes; (4) melakukan uji coba tes; (5)
menganalisis butir soal; (6) memperbaiki tes; (7) merakit tes; (8) melaksanakan
tes; (9) menafsirkan hasil tes. Kedelapan langkah pengembangan tes tersebut
merupakan suatu langkah hirarki yang harus dilakukan secara berurutan. Ole h
karenanya dibutuhkan kesabaran dan kecermatan dalam mengembangkan tes.
Penyusunan spesifikasi instrumen mencakup, (1) menetapkan tujuan;
(2) menyusun kisi-kisi; (3) memilih bentuk instrumen; dan (4) menentukan
panjang instrumen (Cartono, 2006: 158). Ditinjau dari tujuannya, ada empat
macam tes yang banyak digunakan di sekolah yaitu tes penempatan, tes
diagnostik, tes formatif dan tes sumatif. Pengujian berbasis kemampuan dasar
pada umumnya menggunakan tes diagnostik, formatif dan sumatif (Djemari
Mardapi, 2008: 68).
Kisi-kisi merupakan tabel matrik berisi spesifikasi item tes yang akan
dibuat sebagai acuan bagi penulis. Dengan adanya kisi-kisi maka siapapun yang
menulis item tes akan menghasilkan item yang isi dan tingkat kesulitannya relatif
sama. Ada empat langkah dalam mengembangkan kisi-kisi tes yaitu: (1) menulis
tujuan umum pelajaran; (2) membuat daftar pokok bahasan dan sub pokok
bahasan yang akan diujikan; (3) menentukan indikator; (4) menentukan jumlah
soal tiap pokok bahasan dan subpokok bahasan (Djemari Mardapi, 2008: 91).
Pemilihan bentuk tes yang tepat ditentukan oleh tujuan tes, jumla h
peserta tes, waktu yang tersedia untuk memeriksa lembar jawaban, cakupan
materi tes dan karakteristik mata pelajaran yang diujikan (Djemari M ardapi, 2008:
91). Apabila jumlah peserta tes banyak, waktu singkat dan cakupan materi yang
diujikan banyak maka tes objektif pilihan ganda sangat tepat digunakan.
Kelebihan tes objektif pilihan adalah objektivitas penskoran tinggi karena sistem
penskorannya jelas.
Panjang tes ditentukan oleh waktu yang tersedia dengan memperhatika n
bahan dan tingkat kelelahan peserta tes. Ujian tertulis biasanya menggunakan
waktu ujian 90 hingga 150 menit. Khusus untuk tes baku penentuan waktu ujian

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

26

ditentukan berdasarkan hasil uji coba. Sedangkan tes untuk ulangan di kelas
penentuan waktunya berdasarkan pengalaman guru mata pelajaran (Cartono,
2006: 159).
Penulisan item tes merupakan la ngkah menjabarkan indikator menjadi
pertanyaan-pertanyaan yang karakteristiknya sesuai perincian pada kisi-kisi yang
telah dibuat. Langkah penulisan item tes ini harus dilakukan secara hati-hati
karena akan mempengaruhi kualitas item tes. Kualitas tes keseluruhan sangat
terpengaruh oleh tingkat kebaikan masing-masing item tes yang menyusunnya.
Pertanyaa n ditulis sejelas mungkin sehingga jawaban yang diharapkan jelas pula
(Djemari Mardapi, 2008: 93).
Menelaah item tes merupakan tahapan yang dilakukan setelah item
selesai disusun. Penelaahan diperlukan dengan asumsi mungkin saja terdapat
kesalahan pada item tes, baik dari segi materi, konstruk maupun bahasanya.
Telaah item tes sebaiknya dilakukan oleh orang lain karena seringka li kekurangan
dari segi tata bahasa dan substansi tidak terlihat oleh pembuat tes. Akan lebih baik
la gi jika telaah dilakukan oleh sejumlah orang yang terdiri dari para ahli yang
secara bersama dalam tim menelaah atau mengoreksi item tes. Telaah seperti ini
disebut juga telaah kualitatif (Djemari Mardapi, 2008: 95).
Uji coba tes dilakukan sebelum item tes digunakan dalam tes
sesungguhnya. Tes yang secara teori sudah baik harus diuji pula secara empirik
agar didapatkan kepastian baik atau tidaknya tes tersebut. Uji coba ini dapat
digunakan sebagai sarana memperoleh data empirik tentang tingkat kebaikan item
tes yang telah disusun. Data hasil uji coba akan dipakai pada tahap selanjutnya
dalam pengembanga n tes yaitu menganalisis item tes. Berdasarkan hasil analisis
item tes akan diperoleh data empirik yang menunjukkan tingkat kebaikan item tes
yaitu dengan melihat tingkat reliabilitas, tingkat kesukaran, daya pembeda dan
sebagainya. Telaah pada tahap ini dilakukan secara empirik sehingga disebut juga
telaah kuantitatif (Djemari Mardapi, 2008: 95).
Item tes yang belum memenuhi standar yang ditetapkan akan direvisi
pada tahap memperbaiki tes. Sedangkan item tes yang telah memenuhi standar
akan langsung digunakan pada tahap selanjutnya. Item tes yang lolos pada tahap

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

27

memperbaiki tes disusun untuk diteskan pada testee pada tahap merakit tes. Item
tes yang telah dirakit menjadi kesatuan yang utuh digunakan dalam tes yang
sesungguhnya. Pelaksanaan tes dikondisikan sedemikian rupa sehingga tidak ada
siswa yang melakukan kecurangan agar hasil tes yang diperoleh akurat. Tahap
menafsirkan hasil tes merupakan tahap di mana hasil tes ditafsirkan menjadi data
kuantitatif yang berupa nilai (Djemari Mardapi, 2008: 97).
Berdasarkan uraian tahapan pengembangan tes di atas diketahui bahwa
item tes akan ditelaah dengan dua cara yaitu secara kualitatif dan kuantitatif.
a. Telaah kualitatif
Elvin Yusliana Ekawati dan Surantoro (2010: 182) menyatakan,
telaah kualitatif adalah analisis yang dilakukan oleh beberapa orang ahli
(expert) seperti dosen pembimbing sebelum tes diujicobakan atau digunakan.
Dengan demikian telaah kualitatif dilakukan dengan mem inta pertimbanga n
para pakar. Hasil telaah secara kualitatif sudah mewakili validitas isi suatu item
soal (Elvin Yusliana Ekawati dan Surantoro, 2010: 187).
Telaah kualitatif dilakukan berdasarkan pemikiran yang rasional.
Walaupun subjektif, namun yang terlibat merupakan seorang ahli pada bidang
yang diukur dan dilakukan dalam suatu forum diskusi sehingga hasilnya dapat
dipertanggungjawabkan (Djem ari M ardapi, 2008: 18). Popham (2008: 52)
mengatakan,Even though there are different ways of determining whether test
based inferences are apt to be valid, the overriding focus is on the accuracy of
an assessment based inference. Hal yang terpenting dalam menentukan valid
tidaknya item tes yang didasarkan pada pendapat ahli adalah keakuratan
kesimpulan yang diambil oleh ahli tersebut.Telaah kualitatif yang dilakuka n
oleh ahli, meliputi telaah terhadap aspek konstruksi, materi dan bahasa.
1) Aspek Materi
Aspek materi berkaitan dengan substansi keilmuan yang
ditanyakan serta tingkat berpikir yang terlibat. Aspek materi yang ditelaah
antara lain: (1) soal sesuai indikator (menuntut tes tertulis untuk bentuk
pilihan ganda); (2) materi yang ditanyakan sesuai dengan kompetensi
(urgensi, relevansi, kontinuitas, keterpakaian se hari-hari tinggi); (3) pilihan

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

28

jawaban homogen dan logis; (4) hanya ada satu kunci jawaban (Depdiknas,
2009: 5).
2) Aspek Konstruksi
Aspek konstruksi berkaitan dengan penulisan soal. Depdiknas
(2009: 5), dari segi konstruksi penulisan soal pilihan ganda harus
memperhatikan beberapa hal berikut ini:
(1) pokok soal dirumuskan dengan singkat, jelas dan tegas; (2)
rumusan pokok soal dan pilihan jawaban merupakan pernyataan yang
diperlukan saja; (3) pokok soal tidak memberi petunjuk kunci
jawaban; (4) pokok soal bebas dari pernyataan yang bersifat negatif
ganda; (5) pilihan jawaban homogen dan logis ditinjau dari segi
materi; (6) gambar, grafik, tabel, diagram dan sejenisnya yang
terdapat pada soal harus jelas dan berfungsi; (7) panjang pilihan
jawaban harus relatif sama; (8) pilihan jawaban tidak menggunakan
pernyataan semua jawaban di atas benar/salah dan sejenisnya; (9)
pilihan jawaban yang berbentuk angka atau waktu disusun
berdasarkan urutan besar kecilnya nilai angka atau kronologisnya;
(10) butir soal tidak bergantung pada jawaban soal sebelumnya.

3) Aspek Bahasa
Aspek bahasa berkaitan dengan hal yang ditanyakan. Penulisan
soal pilihan ganda harus memperhatikan aspek bahasa sebagai berikut:
(1) menggunakan bahasa yang sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia;
(2) menggunakan bahasa yang komunikatif; (3) tidak menggunakan bahasa
yang berlaku setempat; (4) pilihan jawaban tidak mengulang kata/kelompok
kata yang sama kecuali merupakan satu kesatuan pengertia n (Depdiknas,
2009: 6).

b. Telaah Kuantitatif
Telaah kuantitatif dapat dilakukan menggunakan dua pendekatan
yaitu pendekatan secara klasik dan modern. Analisis butir soal secara klasik
adalah proses penelaahan butir soal melalui informasi dari jawaban
peserta didik guna meningkatkan mutu butir soal yang bersangkutan
dengan menggunakan teori tes klasik (Depdiknas, 2008: 11). Analisis secara
klasik dila kukan dengan asumsi, (1) tidak ada korelasi antara skor yang
sebenarnya dan skor kesalahan; (2) sepanja ng tidak terjadi kesalahan

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

29

sistematik, maka tidak ada korelasi antara kesalahan acak pada suatu
pengukuran dengan kesalahan acak pada ulangan pengukuran; (3) besarnya
rerata kesalahan acak sama dengan nol (Djemari M ardapi, 2008: 144).
Menurut Millman dan Greene, Kelebihan analisis butir soal secara klasik
adalah murah, dapat dilaksanakan sehari hari dengan cepat menggunakan
komputer, murah, sederhana, familier dan dapat menggunakan data dari
beberapa peserta didik atau sampel kecil (Depdiknas, 2008: 11). Secara
klasik analisis item tes meliputi reliabilitas, taraf kesukaran, daya pembeda dan
efektivitas pengecoh.
a) Reliabilitas
Reliabilitas secara umum dikenal sebagai ke handalan. Reliabilitas
berasal dari kata rely yang artinya percaya dan reliable yang artinya dapat
dipercaya. Linn dan Grounlund (2000: 107) menyatakan, Reliability refers
to the consistency of measurement; that is, how consistent tests scores or
other assessment result are from one measurement to another. Thorndike
dan Hagen menyatakan, Reliabilitas berhubungan dengan akurasi
instrumen dalam mengukur apa yang diukur, kecermatan hasil ukur dan
seberapa akurat seandainya dilakukan pengukuran ulang (Purwanto, 2009:
154). Arends (1998: 199) menyatakan, A test is considered reliable when it
produces dependable, consistent scores for person who take it more than
once over period of time. Suatu tes jika memberikan hasil pengukuran
yang relatif tetap secara konsisten meski digunakan secara berulang maka
dikatakan tes tersebut reliable.
Sebagai alat ukur, tes harus memenuhi persyaratan reliabilitas. Tes
yang tidak reliabel tidak dapat digunakan untuk mengukur kemampuan
belajar peserta didik karena tidak mengumpulkan informasi apapun.
Cruickshank (1999: 257) menyatakan, A test that lacks reliability produces
scores that do not accurately reflect students understanding or ability due to
some error in the test itself. Apabila alat ukur yang digunakan tidak
reliabel maka data hasil pengukurannya tidak dapat dipercaya karena adanya
kemungkinan kesalahan pada tes itu sendiri.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

30

Reliabilitas suatu item tes dapat ditentukan dengan berbagai


metode. Purwanto (2009: 156) menyebutkan terdapat lima metode untuk
mencari reliabilitas suatu tes yaitu metode Flanagan, Rulon, Kuder
Richardson, Hoyt dan Alpha Cronbach. Metode yang biasa nya digunakan
untuk menghitung reliabilitas adalah yang dikemukakan ole h Kuder dan
Richardson (rumus KR-20) sebagai berikut:

n S2
KR 20
n 1 S2
.. 3.1
dengan
KR-20 : reliabilitas tes secara keseluruhan
p : proporsi subjek yang menjawab benar
q : proporsi subjek yang menjawab salah (q = 1- p)
: jumlah hasil perkalian antara p dan q
n : banyaknya item
S : standar deviasi dari tes
Keputusan suatu tes dinyatakan reliabel atau tidak didasarkan pada
koefisien reliabilitas tes tersebut. Koefisien reliabilitas harus diusahakan
setinggi mungkin. Namun koefisien yang tidak tinggi dapat pula dinyatakan
cukup reliabel dalam pengukuran tertentu asalkan tidak digunakan sebagai
dasar pengambilan keputusan yang bersifat individual.
b) Taraf Kesukaran
Taraf kesukaran adalah angka yang menunjukkan proporsi siswa
yang menjawab betul suatu soal (Slameto, 2001: 218). Saiffudin Azwar
(2002: 134) menyatakan, Indeks kesukaran adalah ratio penjawab item
dengan benar dan banyaknya penjawab item. Untuk menentukan taraf
ke sukaran dari tiap item tes dapat digunakan rumus sebagai berikut:
n1
TK . 3.2
N
dengan
TK : taraf kesukaran
n1 : banyaknya peserta tes yang menjawab benar

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

31

N : jumlah peserta tes yang menjawab


Lewis R. Aiken menyatakan, Tingkat kesukaran soal adalah
peluang untuk menjawab benar suatu soal pada tingkat kemampuan tertentu
yang bia sanya dinyatakan dalam indeks (Depdiknas, 2008: 11). Indeks
taraf kesukaran ini pada umumnya dinyatakan dalam bentuk proporsi yang
besarnya berkisar dari 0,00 hingga 1,00. Semakin besar indeks taraf
kesukaran yang diperoleh dari hasil hitungan, berarti semakin mudah soal
tersebut.
Item tes hasil belajar dinyatakan sebagai item yang baik apabila
item tersebut tidak terlalu sukar dan tidak terlalu mudah, dengan kata lain
taraf kesukaran item tersebut adalah sedang (Anas Sudijono, 2005: 370).
Item tes yang cenderung mudah lebih tepat digunakan sebagai tes
diagnostik. Item tes yang cenderung sulit lebih sesuai digunakan pada tes
seleksi. Sedangkan item tes yang termasuk dalam interval sedang cocok
digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa (Elvin Yusliana Ekawati dan
Surantoro, 2010: 185).
c) Daya Pembeda
Daya pembeda item tes adalah kemampuan suatu item tes dapat
membedakan antara siswa yang tidak atau kurang atau belum menguasai
materi yang ditanyakan (Depdiknas, 2008: 13). Elvin Yusliana Ekawati dan
Surantoro (2010: 185) mengartikan daya pembeda sebagai berikut, Daya
beda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa
yang mempunyai kemampuan tinggi dengan siswa yang mempunyai
kemampuan rendah. Berdasarkan pengertian tersebut daya pembeda dapat
digunakan untuk mengelompokkan siswa berdasarkan kemampuan dan
pemahamannya terhadap materi.
Penentuan daya pembeda item tes dapat dilakukan dengan indeks
korelasi, diskriminasi, dan keselarasan item. Ada empat macam teknik
korelasi ya ng biasa digunakan untuk menghitung daya pembeda, yaitu
(1) teknik point biserial; (2) teknik biserial; (3) teknik phi; dan (4) teknik
tetrachorik (Elvin Yusliana Ekawati dan Surantoro, 2010:185). Teknik yang

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

32

sering dipakai utuk menentukan daya pembeda item tes adalah korelasi
point biserial. Elvin Yusliana Ekawati dan Surantoro (2010: 185)
menjelaskan, Korelasi poin biserial (rpbis) adalah korelasi product moment
yang diterapkan pada data di mana variabel-variabel yang dikorelasikan
yang satu bersifat dikotomi dan yang lain bersifat nondikotomi. Variabel
bersifat dikotomi jika skor didalamnya hanya ada satu. Artinya item tes
yang benar diberi skor satu sedangkan item tes yang salah diberi skor nol.
Sedangkan Variabel non dikotomi adalah jumlah dari jawaban yang benar.
Untuk menghitung daya pembeda setiap soal, dapat digunakan rumus point
biserial sebagai berikut:
Mp MT p
rpbis ..... 3.3
ST q

dengan
M P : rata-rata skor kriteria yang menjawab benar
M T : rata-rata skor kriteria yang menjawab salah
S T : simpagan baku skor kriteria total
p : proporsi subjek yang menjawab benar terhadap semua subjek
q :1p

Besarnya daya pembeda berkisar antara -1 sampai 1. Item tes yang


daya bedanya negatif menunjukkan terbaliknya kualitas peserta tes. Tanda
negatif menunjukkan bahwa item tes tersebut menyesatkan karena
kelompok bawah menjawab benar sedangkan kelompok atas menjawab
salah (Elvin Yusliana Ekawati dan Surantoro, 2010:186).
d) Efektivita s Pengecoh
Purwanto (2009: 108) menyatakan, Pengecoh adalah pilihan
jawaban yang bukan merupakan kunci jawaban. Pengecoh diberika n
dengan tujuan untuk menyesatkan peserta didik agar tidak memilih jawaban
yang benar. Kualitas suatu item tes dapat dilihat dari efektivitas
pengecohnya. Efektivitas pengecoh diartikan sebagai seberapa baik pilihan
yang salah dapat mengecoh peserta tes yang memang tidak mengetahui

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

33

kunci jawaban yang tersedia. Oleh karenanya pengecoh sebaiknya dibuat


semirip mungkin dengan kunci jawaban a gar dapat menjalankan fungsinya
dengan baik (Elvin Yusliana Ekawati dan Surantoro, 2010: 186).
Pengecoh dikatakan berfungsi efektif apabila paling tidak dipilih
oleh sejumlah peserta tes. Pengecoh yang tidak dipilih sama sekali berarti
pengecoh tersebut tidak berfungsi karena terlalu mencolok. Pengecoh yang
demikian tidak akan efektif digunakan (Purwanto, 2009: 108). Saiffudin
Azwar (2007: 143) menambahkan, Distraktor yang tidak ada pemilihnya
mungkin sekali disebabkan karena isinya yang tidak relevan atau kalimat
yang tidak tersusun dengan baik sehingga tampak jelas sebagai pilihan yang
salah. Apabila pengecoh dipilih secara merata maka termasuk pengecoh
yang sangat baik. Sedangkan apabila pengecoh lebih banyak dipilih oleh
kelompok atas dibanding kelompok bawah maka pengecoh tersebut
menyesatkan. Suharsimi Arikunto (2010: 206) menyatakan, Suatu
distraktor dapat dikata kan berfungsi baik jika paling sedikit dipilih oleh 5%
peserta tes. Artinya jika pengecoh dipilih kurang dari 5% peserta tes maka
pengecoh tersebut tidak berfungsi dengan baik.

Tes hasil belajar disamping harus dapat dijadikan alat pengukur


keberhasilan belajar siswa, juga harus dapat dijadikan alat untuk memperoleh
informasi yang berguna untuk memperbaiki cara belajar siswa dan cara mengajar
guru itu sendiri. Dalam penilaian, untuk mendapatkan informasi yang akurat
dibutuhkan tes yang handal, di mana tes tersebut harus memenuhi unsur-unsur tes
yang berkualitas baik. Zaman (2010: 61) menyatakan, Tests play important role
in giving feedback stakeholders in education on various aspects therefore quality
of tests has always been hot issue since long; consequently literature is full of
comprehensive discussion on validity, reliability and characteristics of quality
assessment programs, so that to bring improvement in feedback. Tes dengan
kualitas yang baik akan menghasilkan umpan balik ya ng akurat sehingga dapat
membawa perubahan pembelajaran ke arah yang lebih baik.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

34

Unsur-unsur tes ya ng baik meliputi validitas, reliabilitas, daya pembeda,


taraf kesukaran dan efektivitas pengecoh. Sayangnya tidak semua guru merupakan
spesialis dalam bidang penilaian sehingga tidak banyak dari mereka melakukan
analisis terhadap instrumen penilaian yang digunakannya. Guru lebih sering
menggunakan pengalam annya dalam menyusun tes daripada mengaplikasikan
penilaian standar. Crisp dan Palmer (2007: 89) mengatakan:
Academics are generally not specialists in the research discipline of
assessment, and they do not routinely analyze their assessments using the
accepted standards associated with validity and reliability. Academics tend
to rely on the accumulated discipline-based history about what constitutes
an acceptable assessment standard, rather than attempt to apply
quantitative principles from another discipline, especially if there is
uncertainty about how to apply these principles appropriately.
Analisis item tes merupakan hal yang jarang dilakukan di Indonesia.
Penyebab tidak dilakukannya analisis item tes oleh para pendidik dilatarbelakangi
berbagai macam hal. Beban mengajar 24 jam serta adanya tugas tambahan dira sa
terlalu berat bagi pendidik. Ketentuan mengajar guru yang ditetapkan minimal 24
jam tatap muka justru mendorong berkembangnya guru yang tidak profesional
(Kompas, 2012: 12). Widodo (2010: 59) mengungkapkan lima hal yang
melatarbelakangi tidak dilakukannya ana lisis item tes di Indonesia. Kelima hal
tersebut adalah,
Pertama, tidak ada tuntutan sehingga dapat diabaikan; kedua, tidak memiliki
waktu luang karena jam mengajarnya penuh, sebab menganalisis butir soal
memerlukan waktu ekstra yang banyak; ketiga, belum mengetahui manfaat
dari menganalisis butir soal-soal tes, karena soal yang hampir sama untuk
siswa tahun lalu hasilnya bagus tetapi untuk siswa tahun sekarang kurang
memuaskan; keempat, tidak mengetahui cara-cara meganalisis butir soal-
soal tes; dan kelima, bila soal yang telah dianalisis dan digunakan kembali
untuk tes tidak bermanfaat karena sudah menjadi kebiasaan bahwa soal tes
dibagikan kepada siswa dan siswa belajar dari soal tersebut.
Zakaria menyatakan, Salah satu penyebab peringkat anak Indonesia
rendah adalah kemampuan guru dalam membuat tes masih rendah, sehingga
pengukuran tidak akurat (Suwarto, 2009: 42). Kemampuan pendidik dalam
membuat item tes sangat diperlukan, dengan demikian item tes tersebut dapat
digunakan mengukur kemampuan peserta didik dengan akurat. Namun hingga
saat ini item tes yang ada di sekolah masih merupakan item pool, yaitu item tes

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

35

yang belum diketahui karakteristiknya, baik daya pembeda, taraf kesukaran


maupun efektivitas pengecoh. Item tes demikian akan memberikan informasi
kemampuan peserta didik yang bias sehingga informasi yang diperoleh masih
diragukan kebenarannya (Suwarto, 2009: 43).

B. Penelitian Yang Relevan


Penelitian ini me ngambil bentuk soal pilihan ganda. Pemilihan bentuk
soal pilihan ganda dikarenakan bentuk tes ini terbukti efektif digunakan dalam
penilaian hasil belajar siswa. Isti Nafah (2010: 65) dalam skripsinya yang berjudul
Pengaruh Perbedaan Bentuk Tes Dalam Evaluasi Hasil Belajar Fisika Ditinjau
dari Kemampuan Bahasa Indonesia menunjukkan bahwa ada perbedaan pengaruh
antara penggunaan bentuk tes esai dan pilihan ganda terhadap kemampuan
kognitif siswa pada pokok bahasan Gerak Lurus. Uji lanjut anava menunjukkan
bahwa siswa yang dalam pembelajarannya menggunakan bentuk tes pilihan ganda
memiliki kemampuan kognitif Fisika yang lebih baik daripada siswa yang
menggunakan bentuk tes esai. Dari uji komparasi ganda diperoleh hasil bahwa
penggunaan bentuk tes pilihan ganda dalam evaluasi hasil belajar Fisika siswa
lebih efektif bila dibandingkan dengan penggunaan bentuk tes esai terhadap
kemampuan kognitif Fisika siswa pada sub pokok bahasan Gerak Lurus.
Isti Nafah (2010: 65) menjelaskan perbedaan antara tes pilihan ganda dan
tes esai dikarenakan siswa lebih sering diberikan diberikan tes-tes yang berbentuk
pilihan ganda dalam evaluasi belajar mereka. Selain itu dalam bentuk tes pilihan
ganda siswa diberikan beberapa pilihan jawaban yang dapat mengingatkan
konsep-konsep yang pernah diajarkan guru dan memudahkan siswa menjawab
soal-soal yang diberikan tersebut. Sedangkan penggunaan bentuk tes esai dalam
evaluasi belajar menuntut jawaban yang lebih tepat dari siswa.
Pengembangan tes kini mulai banyak dikembangkan oleh para praktisi
pendidikan I Komang W erdhiana (2008: 5) dalam jurnal berjudul Pengembangan
Tes Pemahaman Konsep Fisika Siswa SMA yang bertujuan mengembangkan tes
pemahaman konsep yang bermanfaat menguji pemahaman konsep siswa SM A
tentang listrik arus searah telah mengembangkan tes pemahaman konsep (TPK)

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

36

dan tes hitungan (TH). Berdasarkan penelitiannya diperoleh indeks kesukaran


rata-rata P TPK hasil uji tahap I > 0,30, ini berarti TPK masuk kategori sedang.
Sedangkan P TPK hasil uji tahap II < 0,30, ini berarti TPK masuk kategori sukar.
Indeks pembeda rata-rata TPK versi terakhir < 0,40, masuk kategori cukup. Jadi
kinerja daripada TPK masih kurang baik. Akan tetapi tes ini memenuhi validitas
isi dan juga memenuhi kreteria koefisein biserial, yakni > 0,20 meski dapat
dikatakan koefisien relibilitas TPK rendah.

C. Kerangka Berpikir
Penilaian merupakan kegiatan yang tak terpisahkan dalam proses
pembelajaran. Salah satu cara yang sering digunakan dalam menilai kemampuan
kognitif peserta didik yaitu dengan menggunakan tes. Untuk penilaia n sumatif, tes
pilihan ganda merupakan tes yang tepat digunakan mengingat materi yang
diujikan banyak dengan waktu pengerjaan yang sempit. Sayangnya selama ini
masih ditemukan tes pilihan ganda yang tidak memenuhi kriteria dan layak
dipakai mengukur kemampuan siswa. Dalam prakteknya ditemukan tes yang tidak
memenuhi standar dan cacat. Kecacatan tes dapat dilihat dari tidak adanya pilihan
jawaban yang benar serta pokok soal yang kurang jelas. M asih ditemukannya
berbagai kesalahan menunjukkan bahwa tes tersebut tidak dikembangkan secara
cermat dan hati-hati.
Salah satu penyebab kecacatan item tes dikarenakan tidak adanya tahap
ujicoba dan telaah sebelum tes digunakan. Hasil wawancara menunjukkan bahwa
guru tidak mempunyai waktu luang untuk melakukan telaah item tes secara
mendalam. Akibatnya terkadang masih ada kesa lahan item tes yang lolos dari
pengamatan guru. Ujicoba dan telaah item tes merupakan tahapan yang penting
dalam pengembangan tes. Berdasarkan kedua tahapan inilah didapatkan informasi
kelayakan suatu item tes mengukur kemampuan peserta didik. Dalam tahap telaah
akan diperoleh kriteria tes yang diterima dan ditolak, hanya tes dengan kriteria
diterima sajalah yang dapat digunakan dalam ujian yang sebenarnya.
Menyikapi hal tersebut, maka peneliti akan mengembangkan tes pilihan
kelas X SMA semester ganjil. Tes yang dikembangkan merupakan tes sumatif

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

37

yang akan diujikan pada akhir semester. Produk akhir pengembangan berupa
perangkat tes yang memenuhi unsur-unsur tes yang baik sehingga dapat
digunakan untuk mengukur kemampuan siswa. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat
melalui kerangka berpikir pada Gambar 2.1 berikut:

MASALAH
- Ditemukan tes Fisika yang
tidak memenuhi kriteria tes SOLUSI
yang baik
- Belum banyak dilakukan
pengembangan tes yang
memenuhi standar Pengembangan Tes

Penyeleksian Tes

Tes Berkualitas Baik

Bank Soal Sekolah

Gambar 2.1 Skema Kerangka Berpikir

D. Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka berpikir di atas, maka
diajukan beberapa pertanyaan penelitian berkaitan dengan pengembangan Tes
Fisika Pilihan Ganda Kelas X SMA Semester Ganjil sebagai berikut:
1. Bagaimanakah langkah-langkah mengembangkan tes pilihan ganda kelas X
SM A Semester Ganjil?
2. Bagaimanakah hasil pengembangan tes pilihan ganda kelas X SM A Semester
Ganjil?

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Model Pengembangan
Penelitian yang dilaksanakan merupakan bentuk penelitian dan
pengembangan. Penelitian dan pengembangan merupakan suatu pengkajian
sistematis terhadap pendesainan, pengembangan dan evaluasi program, proses dan
produk pembelajaran sehingga diperoleh suatu perangkat baru atau
menyempurnakan perangkat yang telah ada. Model penelitian dan pengembangan
yang digunakan dalam penelitian ini yaitu model pengembangan 4D oleh
Thiagarajan, Sammell dan Sammell.

B. Prosedur Pengembangan
Prosedur penelitian dan pengembangan memaparkan prosedur yang
ditempuh untuk membuat produk. Model pengembangan 4D terdiri dari empat
tahap yaitu tahap define, design, develop, dan disseminate.
1. Tahap Define
Pada tahap define atau pendefinisian dilakukan pengumpulan
informasi melalui analisis kebutuhan, analisis Standar Kompetensi dan analisis
Kompetensi Dasar. Analisis kebutuhan dilakukan berdasarkan data hasil
wawancara dan telaah kualitatif tes buatan guru. Analisis Standar Kompetensi
dan Kompetensi Dasar dilakukan berdasarkan pertimbangan ahli.
2. Tahap Design
Pada tahap design atau perancanga n disusun sejumlah item tes
sehingga diperoleh paket rancangan soal. Tahap design meliputi:
a. Menentukan Tujuan Tes
Ditinjau dari tujuannya, tes dibedakan menjadi tes penempatan, tes
diagnostik, tes formatif, dan tes sumatif.
b. Menentukan Bentuk Tes
Pemilihan bentuk tes berdasarkan pertimbangan jumlah peserta tes, waktu
pengerjaan, dan cakupan materi yang diujikan.

38
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

39

c. Menentukan Panjang Tes


Panjang tes ditentukan oleh waktu pengerjaan dengan memperhatikan
cakupan materi tes dan tingkat kelelahan peserta tes.
d. Penulisan Kisi-Kisi
Kisi-kisi merupakan tabel matrik berisi spesifikasi item tes yang akan
dibuat sebagai acuan bagi penulis. Kisi-kisi merupakan acuan bagi penulis
tes, sehingga siapapun yang menulisnya akan menghasilkan item tes yang
isi dan tingkat kesulitan yang relatif sama. Tedapat empat langkah dalam
mengembangkan kisi-kisi tes yaitu:
1) Menulis tujuan umum pelajaran
2) Membuat daftar pokok bahasan dan sub pokok bahasan yang akan
diujikan
3) Menentukan indikator
4) Menentukan jumlah item tes tiap pokok bahasan dan sub pokok
bahasan
e. Penulisan Item Tes
Penulisan item tes merupakan langkah menjabarkan indikator tes menjadi
item tes yang karakteristiknya sesuai dengan perincian pada kisi-kisi yang
telah dibuat. Penulisan item berpedoman pada kaidah penulisan tes sesuai
standar yang telah ditetapkan.
3. Tahap Develop
Pada tahap ini item tes pada paket rancangan soal ditelaah oleh para
ahli. Telaah item tes berdasarkan tiga aspek yaitu aspek materi, konstruksi dan
bahasa. Item tes yang sudah direvisi berdasarkan masukan ahli kemudian
diujicoba dalam kelompok kecil untuk melihat tingkat keterbacaan item tes
tersebut. Tahap selanjutnya yaitu item tes diujicoba pada subjek yang
jumlahnya lebih banyak dengan melakukan uji coba kelompok besar. Data
yang diperoleh pada uji coba kelompok besar akan dianalisis secara kuantitatif.
Pada akhir tahap develop item tes yang dinyatakan diterima dirakit menjadi
perangkat tes Fisika kelas X SM A semester ganjil. Langkah selanjutnya produk

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

40

akhir berupa tes Ujian Akhir Semester Fisika Kelas X SMA Semester Ganjil
diujicoba kembali untuk mengetahui parameter tesnya.
4. Tahap Disseminate
Tahap disseminate merupakan tahap di mana hasil pengembanga n
berupa produk akhir didistribusikan secara luas. Pendistribusian dapat berupa
seminar, workshop maupun melalui bank soal. Namun pada penelitian untuk
mahasiswa setingkat S1 tahap disseminate tidak dilakukan karena memerlukan
biaya besar dan waktu yang lama.

C. Uji Coba Produk


Uji coba dilakukan setelah rancangan soal selesai. Uji coba rancangan
soal memiliki dua tujuan yaitu mengetahui kelayakan item tes yang dibuat dan
mengetahui sejauh mana item tes dapat mencapai tujuan. Pada penelitian dan
pengembangan ini dilakuka n uji coba rancangan soal sebagai berikut:
1. Uji Ahli
Uji ahli dilakukan ole h tiga ahli yang berbeda yaitu ahli materi, konstruksi dan
bahasa. Tiap ahli menelaah dan melakukan analisis kualitatif terhadap
rancangan soal. Ahli dipilih berdasarkan kriteria keahlian yang dimiliki
sebagai berikut:
a. Ahli M ateri
Ahli materi minimal merupakan lulusan S2 dalam bidang sains dan pernah
melakukan penelitian tentang hal yang bersangkutan.
b. Ahli Konstruksi
Ahli konstruksi minimal merupakan lulusan S2 dalam bidang evaluasi
pembelajaran Fisika dan telah melakukan penelitian tentang hal yang
bersangkutan.
c. Ahli Bahasa
Ahli bahasa minimal merupakan lulusan S2 evaluasi pembelajaran dan
memiliki pengalaman dalam hal penyuntingan.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

41

2. Uji Coba Kelompok Kecil


Pada tahap ini uji coba rancangan soal dilakukan dengan mengambil subjek
coba yang terdiri dari 5 teman sejawat yang juga mela kukan pengembangan
tes. Subjek coba merupakan seseorang yang pernah mendapatkan dan
menguasai materi Fisika dasar serta teknik evaluasi.
3. Uji Coba Kelompok Besar
Uji coba pada tahap ini dilakukan kepada sejumla h peserta didik. Uji coba
kelompok besar dilaksanakan di SM A Negeri 1 Kartasura.. Subjek coba
merupakan siswa kelas XE dan XF yang telah menyelesaikan materi yang
diujikan.

D. Desain Uji Coba


Uji coba dilaksanakan secara bertahap melalui tiga tahapan. Tahap
pertama yaitu item tes ditelaah oleh ahli dalam hal kesesuaian dengan aspek
materi, konstruksi dan bahasa. Item tes yang belum memenuhi criteria baik oleh
para ahli selanjutnya akan direvisi. Tahap kedua item tes yang telah direvisi
diujicobakan pada kelompok kecil. Apabila hasil uji coba kelompok kecil
menunjukkan bahwa terdapat item tes yang kurang sempurna maka item tes
tersebut direvisi kembali. Tahap ketiga item tes diujicobakan pada kelompok
besar yaitu siswa kelas X SM A Negeri 1 Kartasura. Pada tahap ini item te s
dianalisis secara kuantitatif dan diputuskan ke dalam kategori item tes yang
diterima, direvisi atau ditolak. Hasil akhir dari proses ujicoba ini berupa perangkat
tes Fisika kelas X SMA semester ganjil. Skema desain uji coba pengembangan tes
dapat dilihat pada Gambar 3.1 berikut:

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

42

Rancangan soal

Uji ahli Revisi I

Uji coba Revisi II


kelompok kecil

Uji coba Revisi III


kelompok besar

Produk akhir

Gambar 3.1 Skema Desain Uji Coba Pengembangan Tes

E. Subjek Coba, Waktu dan Tempat Penelitian


Subjek coba dalam penelitian dan pengembangan ini adalah siswa kelas
XE dan XF SM A Negeri 1 Kartasura. Kelas yang dipakai sebagai subjek coba
merupakan kelas rataan tengah. Waktu penelitian adalah Juli sampai Desember
2011. Tempat penelitian pada uji coba kelompok besar yaitu di SM A Negeri 1
Kartasura. Pemilihan tempat pemilihan berdasarkan observasi awal yang
menunjukkan bahwa SMA Negeri 1 Kartasura merupakan salah satu sekolah
Tingkat Menengah Atas yang menjadi tolok ukur pendidikan di Kabupaten
Sukoharjo.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

43

F. Jenis Data
Dalam penelitian ini data yang dihasilkan berupa data kualitatif dan data
kuantitatif. Data kualitatif berupa kategori-kategori dan data kuantitatif berupa
angka-angka.
1. Data kualitatif
Data kualitatif diperoleh dari hasil penelaahan item tes oleh ahli yang terdiri
dari ahli materi, ahli konstruksi, dan ahli bahasa.
2. Data kuantitatif
Data yang dikumpulkan berupa hasil tes untuk kemudian dianalisis tingkat
reliabilitas, daya pembeda, taraf kesukaran, dan efektivitas pengecoh.

G. Instrumen Pengumpulan Data


Dalam penelitian dan pengembangan ini digunakan beberapa jenis
instrumen pengumpulan data, yaitu :
1. W awancara
W awancara merupakan cara menghimpun data dengan melakukan tanya
jawab lisan dengan narasumber. Dalam penelitian ini pengumpulan data yang
dilakukan menggunakan wawancara terpimpin. Evaluator telah menyiapkan
bahan wawancara secara matang dengan berpedoman pada pedoman
wawancara yang digunakan untuk mengetahui fakta di lapangan. Subjek
wawancara yaitu guru Fisika Sekolah Menengah Atas.
2. Lembar penelaahan item tes
Lembar penelaahan item tes ini digunakan untuk menelaah item tes secara
kualitatif. Lembar penelaahan berisi pernyataan mengenai aspek materi,
konstruksi dan bahasa. Pene laah ahli cukup memberi tanda ( ) pada nomor
item tes yang sesuai dengan pernyataan yang diberikan.
3. Tes kognitif siswa
Hasil tes kognitif siswa dapat dilihat berdasarkan lembar jawab yang
dikerjakan siswa. Hasil tersebut memberikan informasi berupa angka-angka
yang selanjutnya ditelaah secara kuantitatif.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

44

H. Teknik Analisis Data


Setela h rancangan soal selesai dibuat kemudian rancangan tersebut akan
diujicobakan untuk kemudian dianalisis tiap itemnya. Telaah data dalam
penelitian ini terdiri dari dua macam yaitu telaah kualitatif dan kuantitatif.
1. Telaah Kualitatif
Telaah kualitatif dilakukan dengan mem inta pertimbangan para ahli.
Telaah kualitatif dilakukan oleh ahli, meliputi telaah aspek materi, konstruksi
dan bahasa. Penelahan dilakukan menggunakan lembar telaah yang berisi
kriteria-kriteria tertentu. Setelah lembar telaah diisi dengan cara menelaah
tiap item tes, kemudian dilanjutkan dengan menetapkan item tes tersebut
diterima, direvisi atau ditolak dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Item tes diterima
yaitu item tes yang karakteristiknya memenuhi semua kriteria yang ada
b. Item tes direvisi
yaitu item tes yang karakteristiknya tidak memenuhi kriteria minimal
pada aspek materi selain poin nomor 1 dan 4, pada aspek konstruksi
maksimal tiga kriteria, sedangkan pada aspek bahasa tidak sesuai hanya
satu kriteria saja.
c. Item tes ditolak
yaitu item tes yang karakteristiknya tidak memenuhi semua kriteria
penilaian pada aspek materi poin nomor 1 dan 3, pada aspek konstruksi
lebih dari tiga kriteria, sedangkan pada aspek bahasa tidak sesuai lebih
dari satu kriteria yang ditentukan.
2. Telaah Kuantitatif
Pada pengembangan ini digunakan telaah kuantitatif secara klasik.
Telaah kuantitatif dilakukan menggunakan program Micrososft Excell.
Karakteristik item tes yang ditelaah secara kuantitatif yaitu reliablitas, taraf
kesukaran, daya pembeda, dan efektivitas pengecoh. Analisis reliabilitas
merupakan analisis untuk keseluruhan item tes, bukan untuk reliabilitas tiap
item. Sedangkan analisis taraf kesukaran, daya pembeda dan e fektivitas
pengecoh merupakan analisis untuk tiap item tes.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

45

a. Reliabilitas
Reliabilitas suatu tes adalah kemampuan suatu tes untuk
memberikan hasil yang relatif ajeg atau tetap bila digunakan pada waktu
atau tempat yang berlainan. Untuk menghitung reliabilitas digunakan
rumus yang dikemukakan oleh Kuder dan Richardson (rumus K-R 20).
Hasil perhitungan kemudian dianalisis untuk menetukan tingkat reliabilitas
item tes dengan beberapa kriteria sebagai berikut:
-1 KR - 20 0,20 : reliabilitas tes sangat rendah
0,21 KR - 20 0,40 : reliabilitas tes rendah
0,41 KR - 20 0,70 : reliabilitas tes sedang
0,71 KR - 20 0,90 : reliabilitas tes tinggi
0,91 KR - 20 1,00 : reliabilitas tes sangat tinggi
(Masidjo, 2006: 209)
b. Taraf Kesukaran
Taraf kesukaran adalah angka yang menunjukan proporsi siswa
yang menjawab betul suatu item tes. Taraf kesukaran item tes dapat
ditentukan berdasarkan hasil perhitungan indeks kesukaran dengan
ketentuan sebagai berikut:

0,0 TK < 0,3 : item tes sukar

0,3 TK 0,7 : item tes sedang


0,7 TK 1 : item tes mudah
(Elvin Yusliana Ekawati dan Surantoro, 2010: 185)
c. Daya Pembeda
Daya pembeda item adalah kemampuan suatu item tes untuk
dapat membedakan antara peserta tes yang berkemampuan tinggi dengan
yang kemampuannya rendah. Penentuan daya pembeda item tes dihitung
menggunakan rumus point biserial. Indeks daya pembeda item tes
diklasifikasikan sebagai berikut:
-1 r pbis 0,1 : item tes tidak diterima

0,1 < r pbis 0,3 : item tes direvisi

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

46

0,3 rpbis 1 : item tes diterima


(Elvin Yusliana Ekawati dan Surantoro, 2010: 186)
d. Efektivita s Pengecoh
Suatu pengecoh berfungsi baik jika paling sedikit dipilih oleh 5%
peserta tes. Pengecoh yang tidak dipilih sama sekali berarti pengecoh
tersebut tidak berfungsi. Sedangkan bila pengecoh lebih banyak dipilih
oleh kelompok atas dibanding kelompok bawah maka pengecoh tersebut
menyesatkan.
e. Penggolongan Kriteria Item Tes
Berdasarkan hasil telaah kuantitatif akan diputuskan item tes yang
dapat digunakan untuk mengukur kemampuan peserta didik. Kategori item
tes diterima, direvisi, atau ditolak dapat diputuskan dengan ketentuan
sebagai berikut:
1) Item tes diterima
Item tes diterima apabila karakteristik item tes memenuhi semua
kriteria. Item tes yang yang terlalu sukar atau terlalu mudah, tetapi
memiliki daya beda dan distribusi pengecoh yang memenuhi kriteria
maka item tes tersebut dapat diterima.
2) Item tes direvisi
Item tes direvisi apabila sa lah satu atau lebih dari ketiga kriteria
karakteristik item tes tersebut tidak memenuhi kriteria
3) Item tes ditolak
Item tes ditolak jika item tes tersebut memiliki karakteristik yang tidak
memenuhi semua kriteria.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Data

Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan 4D


yang telah disesuaikan. Namun demikian, pada penelitian ini hanya dilakukan
tiga tahap pengembangan yaitu define, design dan develop. Ketiga tahapan
tersebut diperinci lagi menjadi langkah-langkah yang lebih spesifik.

1. Tahap Define

Tahap define merupakan tahap di mana dilakukan pendefinisian


terhadap masalah yang dihadapi. Pada tahap inilah masalah-masalah yang
muncul dirumuskan dan dic ari solusinya. Pada penelitian ini tahap define
meliputi analisis kebutuhan, analisis standar kompetensi dan analisis
kompetensi dasar.
a. Analisis Kebutuhan
Analisis kebutuhan bertujuan untuk mengetahui dan menetapkan masala h
dasar yang dihadapi dalam evaluasi sehingga diperlukan suatu
pengembangan tes. Dalam penelitian ini analisis kebutuhan meliputi hasil
wawancara dan hasil analisis tes buatan guru.
1) Hasil Wawancara
a) Waktu evaluasi
Wawancara merupakan salah satu cara untuk menggali
informasi mengenai masalah yang mungkin muncul dalam pendidikan.
Pada penelitian ini wawanc ara dilakukan dengan tiga nara sumber yang
mengajar sekolah menegah atas di Wilayah eks-Karesidenan Surakarta.
Nara sumber pada penelitian ini yaitu guru SM A Negeri 2 Sukoharjo,
guru SMA Negeri 4 Surakarta dan guru SMA Negeri 3 Surakarta.
Berdasarkan ketiga nara sumber evaluasi sekolah diadakan pada akhir
tiap kompetensi dasar dan periode tertentu. Evaluasi pada akhir tiap
kompetensi dasar dilaksanakan selama selang waktu satu semester.

47
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

48

Pada pertengaha n semester diadakan evaluasi berupa Ujian Tengah


Semester (UTS) dan pada akhir semester diadakan Ujian Akhir
Semester (UAS). Pada SMA Negeri 3 Surakarta selain ulangan harian,
UTS dan UAS terdapat juga ulangan pagi yang diadakan sebelum jam
pelajaran dimulai. Ulangan pagi dilakukan tiga kali dalam satu semester
yaitu ulangan pagi 1, ulangan pagi 2 dan ulangan pagi 3
b) Teknik evaluasi
Teknik evaluasi yang dipakai oleh ketiga nara sumber yaitu
tes. Tes yang digunakan dalam ujian berbentuk pilihan ganda dan
uraian. Tes yang diujikan merupakan tes buatan guru baik dibuat secara
individu maupun tim. Pada SMA Negeri 2 Sukoharjo soal tes ulangan
harian merupakan item tes yang dibuat oleh guru mata pelajaran,
sedangkan soal UTS dan UAS dibuat oleh tim M GM P Sukoharjo. Pada
SM A Negeri 3 Surakarta dan SM A Negeri 4 Surakarta soal ulanga n
harian dibuat oleh guru mata pelajaran, sedangkan soal UTS dan UAS
merupakan hasil kerja tim sekolah yang melibatkan dua atau tiga guru
yang mengajar pada tingkat yang sama
c) Waktu penyusunan tes
Pembuatan item tes dapat berdasarkan materi (content base)
maupun kompetensi (competency base). SM A Negeri 3 Surakarta dan
SM A Negeri 4 Surakarta mendasarkan pembuatan soal pada
kompetensi yang akan diukur berdasarkan indikator tes. Kedua guru
tersebut membuat indikator tes sebelum kegiatan belajar mengajar,
namun demikian indikator tes berbeda dengan indikator RPP. Lebih
la njut guru SM A Negeri 3 Surakarta biasanya menambahkan beberapa
indikator RPP ke dalam indikator tes sehingga ada beberapa item tes
yang juga tercantum dalam RPP. Sedangkan guru SM A Negeri 2
Sukoharjo dalam pembuatan item tes menitikberatkan pada materi yang
telah diajarkan. Hal ini dikarenakan indikator tes dibuat setelah
mengajar sehingga indikator disesuaikan dengan kompetensi dan materi
yang sudah diajarkan.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

49

d) Bentuk dan panjang tes


Bentuk item tes yang digunakan dalam evaluasi ketiga sekola h
tersebut adalah pilihan ganda dan uraian. Pada ulangan harian, item tes
uraian lebih banyak dipakai karena mampu menunjukkan tingkat
pemahaman siswa. Pada SMA Negeri 2 Sukoharjo soal ulangan harian
dapat berbentuk pilihan ganda atau uraian. Jika soal ulangan haria n
berbentuk pilihan ganda maka jumlah item tesnya 20 hingga 30.
Sedangkan jika berbentuk uraian jumlah item tesnya 5 hingga 10.
Dengan waktu pengerjaan 90 menit, baik untuk item tes pilihan ganda
maupun uraian. Soal UTS di SMA Negeri 2 Sukoharjo terdiri dari 10
item tes isian singkat dan 5 uraian dengan waktu pengerjaan 120 menit.
Sedangkan soal UAS di SMA Negeri 2 Sukoharjo terdiri dari 40 hingga
45 item tes pilihan ganda dengan waktu pengerjaan 120 menit. SM A
Negeri 3 Surakarta dan SM A Negeri 4 Surakarta menggunakan bentuk
item tes pilihan ganda dan uraian pada soal UTS dan UAS. Soal UTS
pada SMA Negeri 3 Surakarta terdiri dari 30 item tes pilihan ganda dan
5 uraian dengan lama pengerjaan 120 menit. Sedangkan soal UAS
terdiri dari 40 item tes pilihan ganda dan 5 uraian dengan lam a
pengerjaan 120 menit. Soal UTS dan UAS di SMA Negeri 4 Surakarta
terdiri dari 35 item tes pilihan ganda dan 5 uraian dengan lam a
pengerjaan 120 menit.
e) Proporsi ranah kognitif
Soal evaluasi pada mata pelajaran Fisika biasanya terdiri dari
dari soal konsep dan hitungan dengan proporsi yang disesuaikan dengan
kompetensi yang diukur. Pada SMA Negeri 2 Sukoharjo, dalam satu
paket soal ulangan terdiri dari 50% soal konsep dan 50% soal hitungan.
Paket soal ulangan SMA Negeri 3 Surakarta terdiri dari 40% soal
konsep dan 60% soal hitungan. Sedangkan pake t soal ulangan SM A
Negeri 4 Surakarta terdiri dari 30% soal konsep dan 70% soal hitungan.
Persentase ranah kognitif yang digunakan pada ketiga sekolah tersebut

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

50

sama besar yaitu 25% soal tipe C1 dan C2; 50% soal C3 dan C4; 25%
soal C5 dan C6.
f) Tindak lanjut terhadap tes yang dibuat guru
Hasil wawancara menunjukkan bahwa ketiga nara sumber
tersebut tidak melakukan tindak lanjut terhadap tes yang telah
dibuatnya. Ketiga nara sumber tidak melakukan analisis terhadap item
tes yang telah diujikan. Ketiga nara sumber hanya melakukan penilaian
akhir terhadap lembar jawab siswa. Analisis item tes tidak dilakukan
dengan alasan ketiga nara sumber tidak memiliki waktu. Selain itu,
setiap tahun ketiga nara sumber selalu membuat item tes yang baru
karena khawatir adanya kebocoran soal. Ketiga sekolah tersebut
memiliki kebijakan memberikan lembar soal kepada peserta tes untuk
dipelajari kembali. Jadi meski soal ulangan selalu didokumentasikan
namun kemungkinan mengujikannya kembali sangat kecil sehingga
tidak dibutuhkan analisis item tes.
2) Hasil Analisis Tes Buatan Guru
Pada tahap define dilakukan analisis terhadap item tes buatan
guru. Analisis dilakukan secara kualitatif untuk mengetahui parameter
kualitatif tes tersebut. Paket soal yang dianalisis adalah paket soal Ujian
Akhir Semester Gasal SMA Negeri 3 Surakarta Tahun Pelajaran
2011/2012. Hasil analisis menunjukkan bahwa dari 40 item tes
sebanyak 82,5% item tes direvisi dan sisanya 17,5% item tes tergolong
baik. Revisi yaitu dalam hal tata letak, tata tulis, bahasa dan kejelasan
gambar. Kesalahan yang sering muncul adalah tata letak item tes yang
tidak tidak rapi. Pada paket soal tersebut, pillihan jawaban disusun
secara mendatar bukannya vertikal ke bawah. Tata letak yang demikian
memungkinkan peserta tes keliru dalam memilih jawaban. Pada pokok
soal juga terdapat gambar yang kurang jelas dan keterangannya kurang
le ngkap sehingga dapat membingungka peserta tes. Tabel 4.1 berikut
menunjukkan kategori item tes berdasarkan hasil analisis kualitatif.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

51

Sedangkan hasil analisis kualitatif secara lengkap dapat dilihat pada


Lampiran 3 Halaman 96.
Tabel 4.1 Kategori Hasil Analisis Kualitatif Item Tes Buatan Guru
Jumlah
No Kategori No Soal
Soal
1. Diterima 16, 29, 31, 34, 35, 36, 37 7
2. Direvisi 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 33
14, 15, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24,
25, 26, 27, 28, 30, 32, 33, 38, 39, 40
3. Ditolak - 0
Jumlah 40
b. Analisis Standar Kompetensi
Analisis standar kompetensi bertujuan untuk mengetahui isi dari
standar kompetensi tersebut. Dengan mengetahui isinya maka dapat
drumuskan kompetensi standar yang harus dimiliki peserta didik. Pada
tahap define terdapat dua standar kompetensi yang dianalisis. Kedua standar
kompetensi ini merupakan acuan dalam menyusun soal Fisika SM A kelas X
semester ganjil, yaitu: 1) menerapkan konsep besaran Fisika dan
pengukurannya; 2) menerapkan konsep dan prinsip dasar kinematika dan
dinamika. Hasil analisis terhadap kedua standar kompetensi tersebut dapat
dilihat pada Lampiran 4 Halaman 105.
c. Analisis Kompetensi Dasar
Standar kompetensi menerapka n konsep besaran Fisika dan
pengukurannya dibagi menjadi dua kompetensi dasar yaitu 1) mengukur besaran
Fisika; 2) melakukan penjumlahan vektor. Sedangkan standar kompetensi
menerapkan konsep dan prinsip dasar kinematika dan dinamika dibagi menjadi
tiga kompetensi dasar yaitu: 1) menganalisis besaran Fisika pada gerak dengan
kecepatan dan percepatan konstan; 2) menganalisis besaran Fisika pada gerak
melingkar dengan laju konstan; 3) menerapkan Hukum Newton sebagai prinsip
dasar dinam ika untuk gerak lurus, gerak vertikal, dan gerak melingkar beraturan.
Kelima kompetensi dasar ini mewakili materi dalam mata pelajaran Fisika kelas
X SMA. Kelima materi tersebut yaitu Besaran dan Satuan, Vektor, Gerak Lurus,
Gerak Melingkar dan Dinamika Gerak. Pada ta hap define kelima kompetensi
dasar tersebut kemudian dianalisis sebagai bahan pengembangan indikator tes.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

52

Hasil analisis terhadap kelima kompetensi dasar tersebut dapat dilihat pada
Lampiran 4 Halaman 105.

2. Tahap Design
Tahap design merupakan tahap di mana rancangan soal dibuat.
Rancangan soal yaitu item tes yang tidak diketahui parameter tesnya sehingga
belum teruji keandala nnya. Item tes yang belum teruji secara kualitatif dan
kuantitatif tidak akurat digunakan sebagai alat ukur kemampuan peserta tes.
Oleh karenanya pada tahap ini item tes yang disusun masih merupakan bahan
mentah. Tahap design meliputi menentukan tujuan tes, menentukan bentuk tes,
menetukan panja ng tes, pengembangan indikator tes, penyusunan kisi-kisi dan
penulisan item tes.
a. Menentukan Tujuan Tes
Pada penelitian ini, tes yang dibuat adalah tes sumatif yang
bertujuan untuk menentukan keberha silan belajar peserta didik untuk mata
pelajaran Fisika. Tes sumatif diberikan pada akhir semester atau akhir
program pembelajaran.
b. Menentukan Be ntuk Tes
Penelitian ini menggunakan bentuk tes objektif pilihan ganda
dengan lima piliha n jawaban. Pemilihan bentuk tes pilihan ganda
berdasarkan pertimbangan jumlah peserta tes banyak, waktu pengerjaan
sempit, dan cakupan materi yang diujikan banyak. Dalam penelitian ini
cakupan materi yang diujikan melingkupi materi yang diajarkan di kelas X
Sekolah M enengah Atas pada semester ganjil.
c. Menentukan Panjang Tes
Pada umumnya waktu yang dibutuhkan untuk mengerjaka n te s
bentuk pilihan ganda adalah 2-3 menit untuk tiap item tes. Dengan
pertimbangan tersebut pada penelitian ini dibuat berkisar item tes sebanya k
12 hingga 60 item dengan waktu pengerjaan 30 hingga 120 menit. Lamanya
waktu pengerjaan disesuaikan dengan banyaknya item soal yang diujika n
pada tiap materi pelajaran. Paket soal Besaran dan Satuan banyaknya item

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

53

tes yaitu 42 item dengan waktu pengerjaan 100 menit. Paket soal Vektor
banyaknya item tes yaitu 15 item dengan waktu pengerjaan 30 menit. Paket
soal Gerak Lurus banyaknya item tes yaitu 60 item dengan waktu
pengerjaan 120 menit. Paket soal Gerak Melingkar banyaknya item tes yaitu
12 item dengan waktu pengerjaan 30 menit. Paket soal Dinamika Gerak
banyaknya item tes yaitu 14 item dengan waktu pengerjaan 30 menit.
d. Pengembangan Indikator Tes
Indikator tes dikembangkan berdasarkan hasil analisis standar
kompetensi dan kompetensi dasar. Indikator tes merupakan dasar
penyusunan item tes yang akan diujikan. Pada penelitian ini telah disusun
47 indikator tes dari lima kompetensi dasar. Tabel 4.2 menunjukkan jumlah
indikator tes yang dikembangkan tiap kompetensi dasar. Hasil
pengembangan indikator tes dapat dilihat pada Lampiran 5 Halaman 109.
Tabel 4.2 Jumlah Indikator Tes Tiap Kompetensi Dasar
Jumlah
No Kompetensi Dasar Indikator
Tes
1. Mengukur besaran Fisika. 16
2. Melakukan penjumlahan vektor. 5
3. Menganalisis besaran Fisika pada gerak dengan
12
kecepatan dan percepatan konstan.
4. Menganalisis besaran Fisika pada gerak melingkar
6
dengan laju konstan.
5. Menerapkan Hukum Newton sebagai prinsip dasar
dinamika untuk gerak lurus, gerak vertikal, dan gerak 7
melingkar beraturan.
Jumlah 47
e. Penyusunan Kisi-Kisi
Kisi-kisi merupakan tabel matrik yang berisi spesifikasi item te s
yang disusun. Kisi-kisi merupakan acuan bagi penulis item tes, sehingga
siapapun yang menulis item tes akan menghasilkan item yang isi dan tingkat
kesulitan yang relatif sama. Kisi-kisi item tes pada penelitian ini dibuat tiap
paket soal.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

54

f. Penulisan Item tes


Penulisan item tes didasarkan pada indikator dan kisi-kisi yang
telah dibuat. Penulisan item tes merupakan langkah penjabaran indikator
menjadi item tes yang karakteristiknya sesuai dengan perincian pada kisi-
kisi. Penulisan item tes didasarkan pada pedoman penulisan item tes pilihan
ganda yang memuat tiga a spek yaitu aspek materi, konstruksi, dan bahasa.
Secara keseluruhan pada tahap ini telah disusun 144 item tes. Item tes dibuat
tiap bab yaitu 43 item tes bab Besaran Dan Satuan, 15 item tes bab Vektor,
60 item tes bab Gerak Lurus, 12 item tes bab Gerak M elingkar dan 14 item
tes bab Dinamika Gerak. Item tes tiap bab tersebut kemudian akan disusun
menjadi satu perangkat tes Ujian Akhir Semester Fisika kelas X SMA
Semester Ganjil yang terdiri dari 50 soal dengan alokasi waktu pengerjaan
120 menit.

3. Tahap Develop
Tahap develop merupakan tahap dilakukannya uji kelayaka n
rancangan soal yang telah dibuat. Pada tahap ini uji coba dilakukan sebanyak
tiga kali yaitu uji ahli, uji coba kelompok kecil dan uji coba kelompok besar.
Hasil uji coba dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif untuk mengetahui
parameter item tesnya.
a. Uji Ahli
Uji ahli merupakan tahap validasi terhadap isi item tes secara
kualitatif atau disebut juga validitas isi. Uji ahli disebut pula sebagai telaa h
kualitatif. Hal ini dikarenakan pada tahap ini dilakukan pene laahan secara
kualitatif oleh para ahli berdasarkan pengetahuan dan pengalaman ahli
tersebut. Telaah kualitatif penelitian ini menggunakan lembar penelaahan
berupa daftar cek di mana tiap ahli akan memberi tanda cek ( ) pada item
tes yang telah memenuhi kriteria. Hasil revisi telaah kualitatif ahli tiap item
tes dapat dilihat di Lampiran 11 Halaman 137.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

55

Tabel 4.3 Kategori Hasil Telaah Kualitatif Paket Soal Besaran dan Satuan
Jumlah
No Kategori No Soal
Soal
1. Diterima 9, 41 2
2. Direvisi 1, 2. 3. 4, 5, 6, 7, 8, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 40
16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27,
28, 29, 30, 31, 32, 33, 34, 35, 36, 37, 38, 39,
40, 42
3. Ditolak - 0
Jumlah 42
Pada tahap uji ahli dilakukan telaah oleh tiga ahli dalam bidang
pendidikan yaitu ahli materi, konstruksi dan bahasa. Hasil telaah dari ketiga
ahli tersebut berupa judgment yang akan menentukan lolos tidaknya suatu
item tes secara kualitatif. Judgment para ahli dijadikan referensi dalam
merevisi item tes. Kemudian item tes yang telah direvisi dikonsultasika n
kembali kepada ahli. Hasil revisi item tes dapat dilihat pada Lampiran 11
Halaman 137.
Hampir semua item tes pada tahap uji ahli mengalami revisi.
Sebanyak 125 item tes dari 144 item tes pada rancangan soal harus direvisi.
Artinya soal yang m engalam i revisi sebesar 86,8%. Sedangkan item tes
yang ditolak ada satu item atau 0,7%. Item tes yang diterima yaitu sebanyak
19 item atau 12,5%. Hal ini menunjukkan bahwa penulisan rancangan soal
kurang cermat sehingga banyak item tes yang direvisi.
Tabel 4.4 Kategori Hasil Telaah Kualitatif Paket Soal Vektor
Jumlah
No Kategori No Soal
Soal
1. Diterima 9 3
2. Direvisi 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 10, 11, 12, 13,
12
14, 15
3. Ditolak - 0
Jumlah 15
Hasil telaah kualitatif paket soal Besaran dan Satuan menunjukkan
bahwa 4,8% item tesnya diterima. Sisanya sebanyak 95,2% item tes pada
paket soal tersebut direvisi. Pada paket soal Vektor sebanyak 6,7% item
tesnya diterima dan 93,3% lainnya mengalami revisi. Pengkategorian telaah

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

56

kualitatif paket soal Besaran dan Satuan dapat dilihat pada 4.3. Sedangka n
kategori telaah kualitatif paket soal Vektor dapat dilihat pada Tabel 4.4.
Tabel 4.5 Kategori Hasil Telaah Kualitatif Paket Soal Gerak Lurus
Jumlah
No Kategori No Soal
Soal
1. Diterima 25, 27, 31, 32, 56, 57, 58, 59, 60, 61 10
2. Direvisi 1, 2, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 50
16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 26, 28,
29, 30, 33, 34, 35, 36, 37, 38, 39, 40, 41,
42, 43, 44, 45, 46, 47, 48, 49, 50, 51, 52,
53, 54, 55
3. Ditolak 3 1
Jumlah 61
Hasil telaah kualitatif paket soal Gerak Lurus menunjukkan bahwa
16,4% item tesnya diterima. Sebanyak satu item tes atau 1,6% ditolak. Item
tes nomor tiga ditolak karena pokok soalnya hapir sama dengan pokok soal
dari item nomor 2. Sisanya sebanyak 82% item te s pada paket soal tersebut
direvisi. Pada paket soal Gerak Melingkar sebanyak 16,7% item tesnya
diterima dan 83,3% lainnya mengalami revisi. Pengkategorian telaah
kualitatif paket soal Gerak Lurus dapat dilihat pada 4.5. Sedangkan kategori
telaah kualitatif paket soal Gerak Melingkar dapat dilihat pada Tabel 4.6.
Tabel 4.6 Kategori Hasil Telaah Kualitatif Paket Soal Gerak Melingkar
Jumlah
No Kategori No soal
Soal
1. Diterima 4, 6 2
2. Direvisi 1, 2, 3, 5, 7, 8, 9, 10, 11, 12 10
3. Ditolak - 0
Jumlah 12
Pada paket soal Dinamika Gerak terdapat 7,1% item tes yang
diterima. Sisanya sebanyak 92,9% item tes pada paket soal Dinamika Gerak
mengalami direvisi. Kategori hasil telaah kualitatif paket soal Dinamika
Gerak dapat dilihat pada Tabel 4.7.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

57

Tabel 4.7 Kategori Hasil Telaah Kualitatif Paket Soal Dinamika Gerak
Jumlah
No Kategori No soal
Soal
1. Diterima 2 1
2. Direvisi 1, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 12, 13
14
3. Ditolak - 0
Jumlah 14

b. Uji Coba Kelompok Kecil


Pada tahap uji coba kelompok kecil dilakukan pengujian kualitatif
item tes yang telah lolos uji pakar. Pengujian dilakukan oleh 5 mahasiswa
Pendidikan Fisika Universitas Sebelas Maret. Kelima mahasiswa tersebut
merupakan mahasiswa yang pernah mengembangkan item tes Fisika. Uji
coba kelompok kecil dilakukan dua kali bertempat di Gedung D FKIP UNS.
Pada tahap ini peserta tes diminta mengerjakan item tes dan memberika n
masukan terhadap item tes tersebut. Hasil dari uji coba kelompok kecil aka n
dijadikan pertimbangan dalam memperbaiki item tes.
Kesalaha n secara umum yaitu pada tahap uji coba kelompok kecil
lembar soal digandakan menggunakan kertas buram sehingga hasil
cetakannya kurang bagus dan gambar pada pokok soal tidak terlihat jelas.
Peserta tes menyarankan agar soal digandakan menggunakan kertas
berwarna putih. lembar soal tidak mencantumkan instruksi pengerjaan item
tes sehingga tidak semua peserta tes menjawab dengan cara yang benar.
Tiga peserta menjawab dengan memberi silang pada pilihan jawaban,
sedangkan dua peserta lainnya menjawab dengan mencoretkan satu garis
miring pada lembar jawaban. Oleh karena itu, pada lembar soal perlu
dicantumkan instruksi pengerjaan tes. Pada tahap ini perbaikan dilakukan
pada jenis kertas yang digunakan serta pencantuman instruksi pengerjaan
pada lembar soal. Secara khusus hasil analisis kelompok kecil pada tiap
paket soal dapat dilihat pada Tabel 4.8 berikut ini:

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

58

Tabel 4.8 Hasil Analisis Uji Kelompok Kecil Paket Soal Besaran dan
Satuan
No No Soal M asukan
1. 21 Gambar kurang jelas
2. 22 Gambar kurang jelas
3. 27 Gambar kurang jelas
4. 28 Gambar kurang jelas

Tabel 4.9 Hasil Analisis Uji Kelompok Kecil Paket Soal Vektor
No No Soal M asukan
1. 3 Penulisan vektor A dan B diganti A dan B
2. 4 Penulisan vektor F1 dan F2 diganti F1 dan F2
3. 5 Penulisan vektor A dan B diganti A dan B
Keterangan gambar diganti menggunakan jenis font
4. 6
times new roman agar sama dengan pokok soal
5. 7 Penulisan vektor F1 dan F2 diganti F1 dan F2
6. 8 Penulisan vektor F1 dan F2 diganti F1 dan F2
7. 9 Penulisan vektor F1 dan F2 diganti F1 dan F2
8. 12 Penulisan vektor P, Q dan R diganti P , Q dan R
9. 14 Penulisan vektor A, B dan C diganti A , B dan C
10. 15 Penulisan vektor A dan B diganti A dan B

Tabel 4.10 Hasil Analisis Uji Kelompok Kecil Paket Soal Gerak Lurus
No No Soal M asukan
1. 4 Keterangan gambar diganti menggunaka n jenis font
times new roman agar sama dengan pokok soal
2. 7 Skala pada gambar tidak sesuai
3. 8 Skala pada gambar tidak sesuai
3. 14 Skala gambar pada pokok soal tidak sesuai
4. 17 Pada pilihan jawaban e, keterangan gambar pada
sumbu y letaknya kurang tepat
5. 23 Keterangan gambar kurang jelas karena terlalu kecil
6. 41 Kualita s gambar kurang bagus
7. 42 Kualita s gambar kurang bagus

Tabel 4.11 Hasil Analisis Uji Kelompok Kecil Paket Soal Gerak Melingkar
No No Soal M asukan
1. 11 Keterangan gambar kurang jelas karena terlalu kecil

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

59

Tabel 4.12 Hasil Analisis Uji Kelompok Kecil Paket Soal Dinamika Gerak
No No Soal M asukan
1. 3 Keterangan pada gambar kurang lengkap

c. Uji Coba Kelompok Besar


Uji coba kelompok besar merupakan tahap pengujian item tes
dengan jumlah peserta tes yang lebih banyak. Pada penelitian ini uji coba
kelompok besar dilaukan di SMA Negeri 1 Kartasura. Subjek coba pada
penelitian ini adalah 78 siswa kelas X SMA Negeri 1 Kartasura. Subjek coba
yaitu 39 siswa kelas XE dan 39 siswa kelas XF SM A Negeri 1 Kartasura
Tahun Pelajaran 2011/2012. Uji coba dilaksanakan sebanyak lima kali
bertempat di SMA Negeri 1 Kartasura. Uji coba dilakukan tiap akhir
kompetensi sehingga peserta tes sudah mempunyai pengetahuan materi yang
akan diujikan.
Pada uji coba kelompok besar lembar jawab peserta tes
didokumentasikan satu persatu. Data yang diperoleh dari lembar jawab siswa
kemudian dianalisis secara kuantitatif menggunakan program Micrisoft Excel.
Oleh karena itu, tahap ini disebut juga tahap telaah kuantitatif. Pada tahap ini
telaah dilakukan tiap paket soal yaitu paket soal Besaran dan Satuan, Vektor,
Gerak Lurus, Gerak M elingkar dan Dinamika Gerak. Telaah kuantitatif
meliputi analisis reliabilitas, taraf kesukaran, daya pembeda dan efektivitas
pengecoh.
1) Paket Soal Besaran dan Satuan
a) Hasil Analisis Reliabilitas
Koefisien reliabilitas tes pada paket soal Besaran dan Satuan
sebesar 0,77. Koefisien reliabilitas pada paket soal ini termasuk ke
dalam kategori tinggi.
b) Hasil Analisis Taraf Kesukaran
Paket soal Besaran dan Satuan terdiri dari 42 item soal di mana
berdasarkan taraf kesukarannya dikategorikan menjadi mudah, sedang
dan sukar. Berdasarkan hasil perhitungan kuantitatif menggunakan
Microsoft Excel diketahui bahwa terdapat 16,6% item tes termasuk ke

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

60

dalam kategori mudah; 78,6% item tes termasuk ke dalam kategori


sedang dan 4,8% item tes termasuk ke dalam kategori sukar. Nomor
item tes yang termasuk ke dalam kategori mudah, sedang dan sukar
pada paket soal Besaran dan Satuan dapat dilihat pada Tabel 4.13. Hasil
perhitungan taraf kesukaran paket soal Besaran dan Satuan dapat dilihat
pada Lampiran 31 Halaman 361.
Tabel 4.13 Hasil Analisis Taraf Kesukaran Paket Soal Besaran dan
Satuan
Jumlah
No Kategori No Soal
Soal
1. Mudah 1, 4, 9, 14, 15, 18, 40 7
2. Sedang 2, 3, 5, 6, 7, 8, 10, 11, 12, 13, 16, 17, 19, 33
20, 21, 22, 23, 24, 26, 27, 28, 29, 30, 31,
33, 34, 35, 36, 37, 38, 39, 41, 42
3. Sukar 25, 32 2
Jumlah 42
c) Hasil Analisis Daya Pembeda
Pada paket soal Besaran dan Satuan terdiri dari 42 item tes.
Daya pembeda paket soal Besaran dan Satuan dikelompokkan m enjadi
tiga kategori yaitu diterima, direvisi dan ditolak. Pada paket soal ini
terdapat 66,7% item tes termasuk ke dalam kategori diterima. Sebanya k
19,1% item tes termasuk ke dalam kategori direvisi. Sedangkan sisanya
sebanyak 14,2% item tes termasuk ke dalam kategori ditolak.
Pengkategorian hasil analisis daya pembeda paket soal Besaran dan
Satuan dapat dilihat pada Tabel 4.14. Hasil perhitungan daya pembeda
paket soal Besaran dan Satuan dapat dilihat pada Lampiran 31 Halama n
361.

Tabel 4.14 Kategori Hasil Daya Pembeda Paket Soal Besaran dan
Satuan
Jumlah
No Kategori No Soal
Soal
1. Diterima 1, 2, 3, 6, 7, 9, 11, 12, 13,17, 19, 20, 28
21, 22, 23, 24, 26, 27, 29, 30, 31, 32,
33, 36, 38, 39, 41, 42
2. Direvisi 4, 5, 10, 16, 28, 34, 37, 40 8
3. Ditolak 8, 14, 15, 18, 25, 35 6
Jumlah 42

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

61

Berdasarkan Tabel 4.9 terlihat bahwa dari 42 item tes yang


telah dibuat hanya 28 item tes mem iliki daya pembeda yang baik.
Sebanyak 8 item tes harus mengalam i revisi dan pengujian ulang hingga
item tes tersebut diterima. Sedangkan 6 item tes harus dibuang karena
tidak memiliki daya pembeda yang baik.
d) Hasil Analisis Efektivitas Pengecoh
Pada paket soal Besaran dan Satuan terdapat 26,2% item tes
yang pilihan jawabannya dipilih kurang dari 5% peserta tes. Denga n
demikian sebelas item tes tersebut tidak dapat digunakan untuk
mengukur kemampuan peserta tes. Item tes yang memiliki efektivitas
pengecoh yang baik pada paket soal ini ada 73,8%. Sedangkan 26,2%
item tes mem iliki pengecoh yang tidak berfungsi. Tabel 4.15
menunjukkan kategori hasil analisis efektivitas pengecoh Besaran dan
Satuan. Hasil analisis kuantitatif efektivitas pengecoh paket soal
Besaran dan Satuan dapat dilihat pada Lampiran 32 Halaman 377.
Tabel 4.15 Kategori Hasil Analisis Efektivitas Pengecoh Paket Soal
Besaran dan Satuan
Jumlah
No Kategori No Soal
Soal
1. Pengecoh 2, 3, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 16, 31
berfungsi 17, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26,
27, 29, 30, 31, 32, 33, 34, 36, 38,
39, 41
2. Pengecoh tidak 1, 4, 5, 14, 15, 18, 28, 35, 37, 40, 11
berfungsi 42
Jumlah 42

2) Paket Soal Vektor


a) Hasil Analisis Reliabilitas
Koefisien reliabilitas tes pada paket soal Vektor sebesar 0,705.
Koefisien reliabilitas pada paket soal ini termasuk ke dalam kategori
tinggi.
b) Hasil Analisis Taraf Kesukaran
Paket soal Vektor terdiri dari 15 item tes di mana berdasarkan
taraf kesukarannya dikategorikan menjadi mudah, sedang dan sukar.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

62

Berdasarkan hasil perhitungan kuantitatif menggunakan Microsoft


Excel diketa hui bahwa 6,7% item tes termasuk ke dalam kategori
mudah, 80% item tes termasuk ke dalam kategori sedang dan 13,3%
item tes termasuk ke dalam kategori sukar. Tabel 4.16 menunjukka n
kategori hasil analisis taraf kesukaran paket soal Vektor. Hasil
perhitungan taraf kesukaran paket soal Vektor dapat dilihat pada
Lampiran 33 Halaman 379.
Tabel 4.16 Hasil Analisis Taraf Kesukaran Paket Soal Vektor
Jumlah
No Kategori No Soal
Soal
1. Mudah 1 1
2. Sedang 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 10, 12, 13, 15 12
3. Sukar 11, 14 2
Jumlah 15
c) Hasil Analisis Daya Pembeda
Pada paket soal Vektor terdapat 15 item tes yang lolos uji ahli.
Daya pembeda paket soal Vektor dikelompokkan menjadi tiga kategori
yaitu diterima, direvisi dan ditolak. Pada paket soal ini terdapat 93,3%
item tes yang termasuk ke dalam kategori diterima. Sisanya sebanya k
6,7% item tes termasuk ke dalam kategori direvisi. Tabel 4.17
menunjukkan kategori hasil analisis daya pembeda paket soal Vektor.
Hasil perhitungan daya pembeda paket soal Vektor dapat dilihat pada
Lampiran 33 Halaman 379.

Tabel 4.17 Kategori Hasil Analisis Daya Pembeda Paket Soal Vektor
Jumlah
No Kategori No Soal
Soal
1. Diterima 1, 2, 3, 4, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15 14
2. Direvisi 5 1
3. Ditolak - 0
Jumlah 15
Berdasarkan Tabel 4.17 terlihat bahwa dari 15 item tes yang
telah dibuat terdapat 14 item tes memiliki daya pembeda yang baik.
Sedangkan sebanyak satu item tes harus mengalami revisi. Dan tidak
ada item tes yang ditolak pada paket soal Vektor ini.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

63

d) Hasil Analisis Efektivitas Pengecoh


Pada paket soal Vektor 85,8% item tesnya memiliki pengecoh
yang berfungsi baik. Jadi hanya 14,2% item tes yang pengecohnya tidak
berfungsi. Hasil analisis kuantitatif terhadap efektivitas pengecoh paket
soal Vektor dapat dilihat pada Lampiran 34 Halaman 387. Tabel 4.18
menunjukkan kategori hasil analisis efektivitas pengecoh paket soal
Vektor.
Tabel 4.18 Kategori Hasil Analisis Efektivitas Pengecoh Paket Soal
Vektor
Jumlah
No Kategori No Soal
Soal
1. Pengecoh 2, 3, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14
berfungsi 14, 15
2. Pengecoh tidak 1, 4 2
berfungsi
Jumlah 15

3) Paket Soal Gerak Lurus


a) Hasil Analisis Reliabilitas
Koefisien reliabilitas tes pada paket soal Gerak Lurus sebesar
0,806. Koefisien reliabilitas pada paket soal ini termasuk ke dalam
kategori tinggi.
b) Hasil Analisis Taraf Kesukaran
Paket soal Gerak Lurus terdiri dari 60 item tes, di mana
berdasarkan taraf kesukarannya dikategorikankan menjadi mudah,
sedang dan sukar. Berdasarkan hasil perhitungan kuantitatif
menggunakan Microsoft Excel diketahui bahwa 35% item tes termasuk
ke dalam kategori mudah, 55% item tes termasuk ke dalam kategori
sedang dan 10% item tes termasuk ke dalam kategori sukar. Tabel 4.19
menunjukkan kategori hasil analisis taraf kesukaran paket soal Gerak
Lurus. Hasil perhitungan taraf kesukaran paket soal Gerak Lurus dapat
dilihat pada Lampiran 35 Halaman 388.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

64

Tabel 4.19 Kategori Hasil Analisis Taraf Kesukaran Paket Soal Gerak
Lurus
No Kategori No Soal Jumlah
Soal
1. Mudah 3, 4, 8, 9, 10, 13, 14, 15, 17, 21, 22, 23, 21
25, 30, 31, 37, 38, 46, 49, 50, 55
2. Sedang 2, 3, 5, 6, 7, 8, 10, 11, 12, 13, 16, 17, 19, 33
20, 21, 22, 23, 24, 26, 27, 28, 29, 30, 31,
33, 34, 35, 36, 37, 38, 39, 41, 42
3. Sukar 16, 26, 33, 35, 43, 45 6
Jumlah 60
c) Hasil Analisis Daya Pembeda
Pada paket soal Gerak Lurus terdapat 60 item tes. Daya
pembeda paket soal Gerak Lurus dikelompokkan menjadi tiga kategori
yaitu diterima, direvisi dan ditolak. Pada paket soal ini terdapat 51,7%
item tes termasuk ke dalam kategori diterima. Sebanyak 38,3% item tes
termasuk ke dalam kategori direvisi. Sedangkan sisanya yaitu sebanya k
10% item tes termasuk ke dalam kategori ditolak. Tabel 4.20
menunjukkan kategori hasil analisis daya pembeda paket soal Gerak
Lurus. Hasil perhitungan daya pembeda paket soal Gerak Lurus dapat
dilihat pada Lampiran 35 Halaman 388.

Tabel 4.20 Kategori Hasil Analisis Daya Pembeda Paket Soal Gerak
Lurus
Jumlah
No Kategori No Soal
Soal
1. Diterima 1, 4, 5, 7, 9, 10, 11,14, 17, 18, 20, 31
22, 23, 24, 25, 27, 28, 32, 34, 35, 37,
38, 39, 40, 43, 44, 45, 47, 51, 52, 53,
55, 56, 58, 59, 60
2. Direvisi 2, 3, 6, 8, 12, 13, 15, 16, 19, 21, 26, 23
29, 30, 31, 33, 36, 41, 46, 48, 49, 50,
54, 57
3. Ditolak 23, 27, 37, 38, 42, 44 6
Jumlah 60
Berdasarkan Tabel 4.20 terlihat bahwa dari 60 item tes yang
telah dibuat hanya 31 item tes memiliki daya pembeda yang baik.
Sebanyak 23 item tes perlu direvisi karena daya pembedanya kurang

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

65

baik. Da n 6 item tes pada paket soal Gerak Lurus harus dibuang karena
tidak memiliki daya pembeda yang baik.
d) Hasil Analisis Efektivitas Pengecoh
Pada paket soal Gerak Lurus terdapat 33,3% item tes yang
pilihan jawabannya dipilih kurang dari 5% jumlah peserta tes
keseluruhan. Dengan demikian 20 item tes tersebut tidak dapat
digunakan dalam mengukur kemampuan siswa. Jumlah item tes yang
memiliki tingkat efektivitas pengecoh yang baik pada paket soal ini
sebanyak 66,7%. Tabel 4.21 menunjukkan kategori hasil analisis
efektivitas pengecoh paket soal Gerak Lurus. Hasil perhitungan
efektivitas pengecoh paket soal Gerak Lurus dapat dilihat pada
Lampiran 36 Halaman 408.
Tabel 4.21 Kategori Hasil Analisis Efektivitas Pengecoh Paket Soal
Gerak Lurus
Jumlah
No Kategori No Soal
Soal
1. Pengecoh 1, 5, 6, 7, 9, 12, 16, 18, 19, 20, 23, 40
berfungsi 24, 26, 27, 28, 29, 30, 32, 33, 34, 35,
36, 37, 39, 40, 41, 42, 43, 44, 45, 47,
48, 51, 52, 53, 54, 56, 57, 59, 60
2. Pengecoh 2, 3, 4, 8, 10, 11, 13, 14, 15, 17, 21, 20
tidak 22, 25, 31, 38, 46, 49, 50, 55, 58
berfungsi
Jumlah 60
4) Paket Soal Gerak M elingkar
a) Hasil Analisis Reliabilitas
Koefisien reliabilitas tes pada paket soal Gerak Melingkar
sebesar 0,71. Koefisien reliabilita s pada paket soal ini termasuk ke dalam
kategori tinggi.
b) Hasil Analisis Taraf Kesukaran
Paket soal Gerak Melingkar terdiri dari 12 item tes di mana
berdasarkan taraf kesukarannya dikategorikan menjadi mudah, sedang
dan sukar. Berdasarkan hasil perhitungan kuantitatif diketahui bahwa
8,3% item tes paket soal ini termasuk ke dalam kategori mudah, 75%

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

66

item tes termasuk ke dalam kategori sedang dan 16,7% item tes
termasuk ke dalam kategori sukar. Tabel 4.22 menunjukkan kategori
hasil analisis taraf kesukaran paket soal Gerak Melingkar. Hasil
perhitungan taraf kesukaran paket soal Gerak Melingkar dapat dilihat
pada Lampiran 37 Halaman 411.
Tabel 4.22 Kategori Hasil Analisis Taraf Kesukaran Paket Soal Gerak
M elingkar
No Kategori No Soal Jumlah Soal
1. Mudah 1 1
2. Sedang 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 11 9
3. Sukar 10, 12 2
Jumlah 12
c) Hasil Analisis Daya Pembeda
Pada paket soal Gerak Melingkar terdapat 12 item tes. Daya
pembeda paket soal bab Gerak Melingkar dikelompokkan menjadi tiga
kategori yaitu diterima, direvisi dan ditolak. Pada paket soal ini terdapat
83,3% item tes yang termasuk ke dalam kategori diterima. Sebanya k
16,7% item tes termasuk ke dalam kategori direvisi. Pengkategorian
daya pembeda paket soal Gerak Melingkar dapat dilihat pada Tabel
4.23. Hasil perhitungan daya pembeda paket soal Gerak Melingkar
dapat dilihat pada Lampiran 37 Halaman 411.

Tabel 4.23 Kategori Hasil Analisis Daya Pembeda Paket Soal Gerak
M elingkar
No Kategori No Soal Jumlah Soal
1. Diterima 1, 2, 3, 4, 5, 7, 9, 10, 11 10
2. Direvisi 8, 12 2
3. Ditolak - 0
Jumlah 12
Berdasarkan Tabel 4.23 terlihat bahwa dari 12 item tes yang
telah dibuat terdapat 10 item tes yang memiliki daya pembeda yang
baik. Sedangkan sebanyak 2 item tes harus mengalam i revisi. Pada
paket soal ini tidak terdapat item tes yang ditolak daya pembedanya.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

67

d) Hasil Analisis Efektivitas Pengecoh


Pada paket soal Gerak Melingkar terdapat 16,7% item tes yang
pilihan jawabannya dipilih kurang dari 5% jumlah peserta tes
keseluruhan. Dengan demikian kedua item tes tersebut tidak dapat
digunakan dalam mengukur kemampuan siswa. Jumlah item tes yang
memiliki tingkat efektivitas pengecoh yang baik pada paket soal ini ada
83,3%. Item tes yang termasuk kategori memiliki pengecoh yang
berfungsi atau tidak berfungsi dapat dilihat pada Tabel 4.24. Hasil
analisis kuantitatif terhadap efektivitas pengecoh paket soal Gerak
M elingkar dapat dilihat pada Lampiran 38 Halaman 415.
Tabel 4.24 Hasil Efektivitas Pengecoh Paket Soal Gerak Melingkar
No Kategori No Soal Jumlah Soal
1. Pengecoh berfungsi 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 10, 10
11, 12
2. Pengecoh tidak 1, 9 2
berfungsi
Jumlah 12

5) Paket Soal Dinamika Gerak


a) Hasil Analisis Reliabilitas
Koefisien reliabilitas tes pada paket soal Dinamika Gerak yaitu
sebesar 0,67. Koefisien reliabilitas pada paket soal ini termasuk ke
dalam kategori sedang.
b) Hasil Analisis Taraf Kesukaran
Paket soal Dinamika Gerak terdiri dari 14 item tes di mana
berdasarkan taraf kesukarannya dikategorikan menjadi mudah, sedang
dan sukar. Berdasarkan hasil perhitungan kuantitatif menggunakan
Microsoft Excel diketahui bahwa terdapat 7,1% item tes termasuk ke
dalam kategori mudah, 78,5% item tes termasuk ke dalam kategori
sedang dan 21,4% item tes termasuk ke dalam kategori sukar. Tabel
4.25 menunjukkan kategori hasil analisis taraf kesukaran paket soal
Dinam ika Gerak. Hasil perhitungan taraf kesukaran paket soal
Dinam ika Gerak dapat dilihat pada Lampiran 39 Halaman 416.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

68

Tabel 4.25 Kategori Hasil Analisis Taraf Kesukaran Paket Soal


Dinam ika Gerak
No Kategori No Soal Jumlah Soal
1. Mudah 1 1
2. Sedang 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13 11
3. Sukar 12, 14 3
Jumlah 14
c) Hasil Analisis Daya Pembeda
Pada paket soal Dinamika Gerak terdapat 14 item tes. Daya
pembeda paket soal Dinamika Gerak dikelompokkan menjadi tiga
kategori yaitu diterima, direvisi dan ditolak. Pada paket soal ini terdapat
85,7% item tes yang termasuk ke dalam kategori diterima. Sebanya k
14,3% item tes termasuk ke dalam kategori direvisi. Pada paket soal
Dinam ika Gerak tidak ada item tes yang termasuk ke dalam kategori
ditolak. Tabel 4.26 menunjukkan kategori hasil analisis daya pembeda
paket soal Dinamika Gerak. Hasil perhitungan daya pembeda paket soal
Dinam ika Gerak dapat dilihat pada Lampiran 39 Halaman 416.

Tabel 4.26 Kategori Hasil Analisis Daya Pembeda Paket Soal Dinamika
Gerak
No Kategori No Soal Jumlah Soal
1. Diterima 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7,8, 9, 10, 11, 12
13, 14
2. Direvisi 12, 14 2
3. Ditolak - 0
Jumlah 14
Berdasarkan Tabel 4.26 terlihat bahwa dari 14 item tes yang
telah dibuat terdapat 12 item tes yang langsung bisa digunakan untuk
menguji kemampuan siswa. Sebanyak 2 item tes la innya harus
mengalam i revisi. Serta tidak ada item tes yang dibuang karena daya
pembedanya ditolak.
d) Hasil Analisis Efektivitas Pengecoh
Pada paket soal Dinamika Gerak, item tes yang piliha n
jawabannya dipilih kurang dari 5% jumlah peserta tes ada sebanya k
14,3%. Dengan demikian kedua item tes tersebut tidak dapat digunakan

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

69

dalam mengukur kemampuan siswa. Sebanyak 85,7% item tes memiliki


pengecoh yang berfungsi baik. Tabel 4.27 menunjukkan kategori hasil
analisis efektivitas pengecoh paket soal Dinamika Gerak. Hasil
perhitungan efektivitas pengecoh paket soal Dinamika Gerak dapat
dilihat pada Lampiran 40 Halaman 424.
Tabel 4.27 Kategori Hasil Analisis Efektivitas Pengecoh Paket Soal
Dinam ika Gerak
No Kategori No Soal Jumlah Soal
1. Pengecoh 2, 3, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12
berfungsi 12, 13, 14
2. Pengecoh tidak 1, 6 2
berfungsi
Jumlah 14
6) Paket Soal UAS
a) Hasil Analisis Reliabilitas
Koefisien reliabilitas tes pada paket soal UAS yaitu sebesar
0,88. Koefisien reliabilitas pada paket soal ini termasuk ke dalam
kategori sedang.
b) Hasil Analisis Taraf Kesukaran
Paket soal UAS terdiri dari 50 item tes di mana berdasarka n
taraf kesukarannya dikategorikan menjadi mudah, sedang dan sukar.
Berdasarkan hasil perhitungan kuantitatif menggunakan Microsoft
Excel diketahui bahwa terdapat 4% item tes termasuk ke dalam kategori
sedang dan 96% item tes termasuk ke dalam kategori sukar. Tabel 4.28
menunjukkan kategori hasil analisis taraf kesukaran paket soal UAS.
Hasil perhitungan taraf kesukaran paket soal UAS dapat dilihat pada
Lampiran 41 Halaman 425.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

70

Tabel 4.28 Kategori Hasil Analisis Taraf Kesukaran Paket Soal UAS
No Kategori No Soal Jumlah Soal
1. Mudah - 0
2. Sedang 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12,
13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21,
22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 48
31, 32, 33, 34, 35, 36, 37, 38, 39,
40, 41, 42, 43, 44, 47, 48, 49, 50
3. Sukar 45, 46 2
Jumlah 50
c) Hasil Analisis Daya Pembeda
Berdasarkan daya pembedanya, semua item tes pada paket soal
UAS termasuk ke dalam kategori diterima. Artinya 100% item pada
paket soal UAS memiliki daya pembeda yang baik. Tabel 4.29
menunjukkan kategori hasil analisis daya pembeda paket soal UAS.
Hasil perhitungan daya pembeda paket soal UAS dapat dilihat pada
Lampiran 41 Halaman 425.

Tabel 4.29 Kategori Hasil Analisis Daya Pembeda Paket Soal UAS
No Kategori No Soal Jumlah Soal
1. Diterima 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7,8, 9, 10, 11, 50
12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19,
20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27,
28, 29, 30, 31, 32, 33, 34, 35,
36, 37, 38, 39, 40, 41, 42, 43,
44, 45, 46, 47, 48, 49, 50
2. Direvisi - 0
3. Ditolak - 0
Jumlah 50
d. Hasil Analisis Efektivitas Pengecoh
Pada paket soal semua item tesnya memiliki pengecoh yang
berfungsi. Artinya sebanyak 100% pengecoh pada paket soal tersebut
dipilih oleh lebih dari 5% jumlah peserta tes dan lebih banyak dipilih
oleh kelompok bawah. Tabel 4.230 menunjukka n kategori hasil analisis
efektivitas pengecoh paket soal UAS. Hasil perhitungan efektivitas
pengecoh paket soal UAS dapat dilihat pada Lampiran 42 Halaman
440.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

71

Tabel 4.30 Kategori Hasil Analisis Efektivitas Pengecoh Paket Soal


UAS
No Kategori No Soal Jumlah Soal
1. Pengecoh 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7,8, 9, 10, 50
berfungsi 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17,
18, 19, 20, 21, 22, 23, 24,
25, 26, 27, 28, 29, 30, 31,
32, 33, 34, 35, 36, 37, 38,
39, 40, 41, 42, 43, 44, 45,
46, 47, 48, 49, 50
2. Pengecoh tidak - 0
berfungsi
Jumlah 50

B. Deskripsi Hasil
1. Analisis Hasil Wawancara
W awancara dengan nara sumber menunjukkan bahwa terdapat
beberapa kesalahan persepsi yang terjadi pada guru. Persepsi yang pertama
yaitu adanya kesalahan pemahaman antara tingkatan ranah kogintif dan taraf
kesukaran. Berdasarkan hasil wawancara diketahui bahwa nara sumber
menganggap C1 dan C2 merupakan item tes mudah, C3 an C4 merupakan item
tes sedang serta C5 an C6 merupakan item te s sukar. C1, C2, C3 C4, C5, C6
merupakan tingkatan ranah kognitif bukan taraf kesukaran item tes. C1 belum
tentu merupakan item tes yang memiliki taraf kesukaran mudah, soal C1 bisa
saja merupakan item tes sedang atau sukar tergantung pada kompetensi yang
diukur. Pada kurikulum lama proporsi item tes didasarkan pada taraf kesukaran
item yaitu mudah, sedang dan sukar. Namun pada KTSP penyusunan item tes
didasarkan pada tingkatan ranah kognitif yang ingin diukur.
Persepsi yang kedua ya itu analisis item tes tidaklah diperlukan dalam
evaluasi. Guru tidak menganalisis item tes secara kuantitatif karena item tes
yang telah diujikan tidak akan diujikan kembali. Artinya evaluasi hanya
dilakukan pada siswa bukan pada alat evaluasinya. Apabila hasil evaluasi siswa
tidak sesuai dengan yang diharapkan maka siswalah yang menanggung semua
konsekuensinya. Padahal terdapat kemungkina n alat evaluasi yang
digunaka nlah yang tidak akurat. Sehingga alat evaluasi tersebut tidak dapat

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

72

mengukur kemampuan siswa ya ng sebenarnya. Dengan demikian akar


permasalahan evaluasi tidak akan terselesaikan karena tidak adanya data yang
mendukung.
Persepsi yang ketiga yaitu bank soal merupakan kumpulan item te s
yang telah dibuat dan disimpan. Pada umumnya setelah diujikan guru akan
menyimpan semua item tes. Padahal sebagian besar item tes yang disimpan
tersebut belum tentu diketa hui parameternya. Konsep yang benar adalah bank
soal hanya memuat item tes yang mem iliki parameter item tes baik. Tidak
semua item tes dapat didokumentasikan dalam bank soal sehingga aka n
mempermudah dalam penyusunan tes.

2. Kajian Produk Akhir


Spesifikasi item tes pada penelitian ini berupa tes sumatif berbentuk
tes objektif pilihan ganda dengan lima pilihan jawaban. Penelitian ini tela h
menghasilkan 83 item tes berkriteria baik yang terdiri dari 47 indikator tes.
Kedelapan puluh tiga item tes tersebut merupakan item tes yang telah lolos
telaah kualitatif dan kuantitatif pada tahap develop. Telaah kualitatif dilakukan
oleh para ahli yaitu ahli materi, konstruksi dan bahasa. Sedangkan telaah
kuantitatif yaitu dengan menghitung reliabilitas, taraf kesukaran, daya pembeda
dan efektivitas pengecoh item tes. Telaah kuantitatif dilakukan dengan teori tes
klasik menggunakan program Microsoft Excel.
Item tes berkriteria baik terbagi dalam 5 paket soal yaitu paket soal
Besaran dan Satuan, paket soal Vektor, paket soal Gerak Lurus, paket soal
Gerak M elingkar, dan paket soal Dinam ika Gerak. Secara spesifik item tes
kriteria baik tiap item tes yaitu Paket soal Besaran dan Satuan terdiri dari 25
item, paket soal Vektor terdiri dari 12 item, paket soal Gerak Lurus terdiri dari
34 item, paket soal Gerak Melingkar terdiri dari 8 item, dan paket soal
Dinamika Gerak terdiri dari 9 item. Secara keseluruhan dari 143 item tes yang
telah diujicoba diperoleh 83 item tes kelas X semester ganjil berkriteria baik.
Pada penelitian ini sebanyak 60 item tes yang belum memenuhi kriteria baik

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

73

tidak akan dipakai karena tidak dilakukan revisi lebih lanjut terhadap item
tersebut.
Tabel 4.31 Indikator Beserta Item Tes Kriteria Baik Paket Soal Besaran dan
Satuan
Nomor Soal
Nomor
No. Indikator yang Menyusun
Soal
Paket Soal UAS
1 M enyebutkan macam-macam besaran 2, 3 3
dalam Fisika
2 M engidentifikasi satuan pokok 6, 7 6
masing-masing besaran Fisika
3 M enentukan dimensi satuan masing- 9, 11, 12
masing besaran Fisika 12
4 M embandingkan besaran pokok dan 13 13
besaran turunan
5 M engidentifikasi besaran dengan 17, 19 19
alat ukurnya
6 M erancang percobaan mengukur 21 21
massa menggunakan alat ukur yang
sesuai
7 M entabulasi data hasil pengukuran 22 22
massa
8 M enganalisis tabulasi data hasil 23 23
pengukuran massa dengan baik
9 M enyimpulkan hasil analisis data 24 24
pengukuran massa
10 M erancang percobaan mengukur 26 26
panjang menggunakan alat ukur yang
sesuai
11 M entabulasi data hasil pengukuran 27 27
panjang
12 M enganalisis tabulasi data hasil 29 29
pengukuran panjang dengan baik
13 M enyimpulkan hasil analisis data 30 30
pengukuran panjang
14 M enjelaskan faktor-faktor penyebab 31, 32, 31
kesalahan pengukuran 33
15 M engidentifikasi definisi angka 36, 38 38
penting
16 M enerapkan definisi angka penting 39, 41 39
dalam memecahkan masalah
Jumlah 25 16

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

74

Paket soal Besaran dan Satuan terdiri dari 16 indikator tes. Dari 42
item tes yang telah dibuat terdapat 25 item berkriteria baik. Artinya sebanyak
52,9% item tes yang telah dibuat merupakan item tes kriteria baik. Indikator
beserta item tes kriteria baik paket soal Besaran dan Satuan dapat dilihat pada
Tabel 4.31. Paket soal Vektor terdiri dari 5 indikator tes. Dari 15 item tes yang
telah dibuat terdapat 12 item berkriteria baik. Artinya sebanyak 80% item tes
yang telah dibuat merupakan item tes kriteria baik. Indikator beserta item tes
kriteria baik paket soal Vektor dapat dilihat pada Tabel 4.32.
Paket soal Gerak Lurus terdiri dari 12 indikator tes. Dari 60 item tes
yang telah dibuat terdapat 34 item yang berkriteria baik. Artinya sebanya k
56,7% item tes yang telah dibuat merupakan item tes kriteria baik. Indikator
beserta item tes kriteria baik paket soal Gerak Lurus dapat dilihat pada Tabel
4.33. Paket soal Gerak M elingkar terdiri dari 6 indikator tes. Dari 12 item tes
yang telah dibuat terdapat 8 item yang berkriteria baik. Artinya sebanyak
66,7% item tes yang telah dibuat merupakan item tes kriteria baik. Indikator
beserta item tes kriteria baik paket soal Gerak Melingkar dapat dilihat pada
Tabel 4.34.
Tabel 4.32 Indikator Beserta Item Tes Kriteria Baik Paket Soal Vektor
Nomor Soal yang
Nomor
No. Indikator Menyusun Paket
Soal
Soal UAS
1 Mengidentifikasi perbedaan besaran 2 2
vektor dan scalar
2 Menggambar operasi besaran-besaran 3 3
vector
3 Melakukan penjumlahan dua vektor 6, 7, 8, 9, 7
atau lebih 10
4 Melakukan perkalian titik vektor 11, 12, 12
5 Melakukan perkalian silang vektor 13, 14, 15 15
Jumlah 12 5

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

75

Tabel 4.33 Indikator Beserta Item Tes Kriteria Baik Paket Soal Gerak Lurus
Nomor Soal yang
Nomor
No. Indikator Menyusun Paket
Soal
Soal UAS
1 M endefinisikan pengertian 1 1
gerak lurus
2 M engidentifikasi besaran- 5, 7, 9, 5, 17, 22, 25, 28,
besaran pada gerak lurus 12 34, 40, 42, 47, 52,
58
3 M enggambar grafik (v-t) dan (s- 17, 18 17
t) pada gerak lurus beraturan
4 M enganalisis grafik (v-t) dan (s- 20, 22 22
t) pada gerak lurus beraturan
5 M enyimpulkan karakteristik 24, 25 25
gerak lurus beraturan (GLB)
melalui percobaan
6 M enganalisis besaran-besaran 28 28
Fisika pada GLB dalam bentuk
persamaan
7 M enerapkan persamaan GLB 32, 34, 34
dalam memecahkan masalah 35
8 M enggambar grafik (v-t), (s-t) 39, 40 40
dan (a-t) pada gerak lurus
berubah beraturan
9 M enganalisis grafik (v-t), (s-t) 42, 45 42
dan (a-t) pada gerak lurus
berubah beraturan
10 M enyimpulkan karakteristik 47 47
gerak lurus berubah beraturan
(GLBB) melalui percobaan
11 M enganalisis besaran-besaran 51, 52 52
Fisika pada GLBB dalam
bentuk persamaan
12 M enerapkan persamaan GLBB 53, 56, 58
dalam memecahkan masalah 58, 59,
60
Jumlah 27 12

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

76

Tabel 4.34 Indikator Beserta Item Tes Kriteria Baik Paket Soal Gerak
Melingkar
Nomor Soal
Nomor
No. Indikator yang Menyusun
Soal
Paket Soal UAS
1 M endefinisikan pengertian gerak 2 2
melingkar beraturan (GMB)
2 M engidentifikasi besaran-besaran 3, 4 3, 4
gerak melingkar beraturan
3 M enerapkan persamaan gerak 5, 6 6
melingkar beraturan dalam
memecahkan masalah
4 M enganalisis besaran yang 7 7
berhubungan antara gerak linear dan
gerak melingkar
5 M enggambar gaya-gaya yang bekerja 10 10
pada gerak melingkar
6 M enerapkan prinsip roda-roda yang 11 11
saling berhubungan dalam
menyelesaikan masalah
Jumlah 8 7
Paket soal Dinamika Gerak terdiri dari 7 indikator tes. Dari 14 item
tes yang telah dibuat terdapat 9 item yang berkriteria baik. Artinya sebanyak
64,3% item tes yang telah dibuat merupakan item tes kriteria baik. Indikator
beserta item tes kriteria baik paket soal Dinamika Gerak dapat dilihat pada
Tabel 4.35.
Tabel 4.35 Indikator Beserta Item Tes Kriteria Baik Paket Soal Dinamika
Gerak
Nomor Soal yang
Nomor
No. Indikator Menyusun Paket
Soal
Soal UAS
1. Menjelaskan Hukum I Newton 2 2
2. Menjelaskan Hukum II Newton 3, 4 3, 4
3. Menjelaskan Hukum III Newton 5 5
4. Menggambarkan diagram gaya-gaya 7, 8 7, 8
yang bekerja pada suatu benda
5. Menjelaskan konsep gaya sentripetal 9, 10 9, 10
pada gerak melingkar beraturan
6. Menerapkan Hukum Newton dalam 11 11
memecahkan soal dinamika gerak
7. Mencontohkan penerapan hukum- 13 13
hukum Newton dalam kehidupan
sehari-hari
Jumlah 10 10

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

77

Item tes tiap paket soal yang telah ditelaah kuantitatif lalu
dikate gorikan menjadi item tes kriteria baik dan kurang baik. Item tes kriteria
baik merupakan item yang telah lolos semua tahap uji coba. Item tes kriteria
baik pada tiap paket soal kemudian disusun menjadi satu paket soal ujian akhir
semester (UAS) untuk kelas X Sekolah Menengah Atas semester ganjil. Paket
soal UAS ini terdiri dari 50 item tes yang mewakili 47 indikator. Indikator tes
pada paket soal UAS diambil dari indikator tes tiap paket soal yang telah
diujikan sebelumnya. Dalam penyusunan paket soal UAS satu indikator tes
minimal diwakili oleh satu item tes.
Banyaknya item tes yang menyusun paket soal UAS disesuaikan
dengan waktu pengerjaan. W aktu untuk mengerjakan tes bentuk pilihan ganda
adalah 2-3 menit untuk tiap item tes. Dengan pertimbangan tersebut untuk lama
pengerjaan 120 menit disusun paket soal UAS yang terdiri atas 50 item tes.
Secara spesifik paket soal UAS terdiri dari 16 item tes paket soal Besaran dan
Satuan, 5 item tes paket soal Vektor, 12 item tes paket soal Gerak Lurus, 7 item
tes paket soal Gerak Melingkar, dan 10 item tes paket soal Dinamika Gerak.
Indikator beserta nomor item tes yang menyusun paket soal UAS dapat dilihat
pada Tabel 4.28; Tabel 4.29; Tabel 4.30; Tabel 4.31; dan Tabel 4.32
Item tes yang digunakan untuk menyusun paket soal UAS memiliki
tiga kriteria yaitu: (1) taraf kesukaran sedang; (2) koefisien daya pembeda >
0,3; (3) pengecoh berfungsi baik. Item tes hasil belajar dinyata kan sebagai item
yang baik apabila taraf kesukaran item tersebut adalah sedang, artinya tidak
terlalu sukar dan tidak terlalu mudah. Item tes yang koefisien daya
pembedanya lebih besar dari 0,3 artinya item tersebut memiliki kemampuan
untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dan rendah. Suatu
pengecoh berfungsi baik jika paling sedikit dipilih oleh 5% peserta tes dan
lebih banyak dipilih oleh kelompok bawah dibanding kelompok atas.
Paket soal UAS diujucoba kepada siswa kelas X8 SMA Negeri 2
Sukoharjo sebanyak 34 peserta tes. Lembar jawab peserta tes
didokumentasikan satu persatu. Data yang diperoleh dari lembar jawab peserta
tes kemudian dianalisis secara kuantitatif. Analisis kuantitatif pada paket soal

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

78

UAS bertujuan untuk mengetahui parameter tiap item tesnya. Analisis


kuantitatif dilakukan berdasarkan teori tes klasik dengan menggunakan
program Microsoft Excel. Analisis kuantitatif meliputi analisis reliabilitas, taraf
kesukaran, daya pembeda dan efektivitas pengecoh. Pada tahap ini hanya
dilakukan analisis kuantitatif karena pada tahap develop telah dilakukan
analisis kualitatif tiap item tes.
Hasil analisis kuantitatif menunjukkan bahwa reliabilitas paket soal
UAS tergolong tinggi. Berdasarkan hasil perhitungan menggunakan rumus
KR-20, didapatkan koefisien reliabilitas sebesar 0,88. Koefisien reliabilita s
paket soal ini tergolong tinggi sehingga paket soal UAS ini bersifat reliabel.
Hasil analisis reliabilitas paket soal UAS dapat dilihat pada Lampiran 41
Halaman 425.
Hasil analisis kuantitatif menunjukkan bahwa pada paket soal UAS
terdapat 48 item tes tergolong sedang dan 2 item tes tergolong sukar.
Koefisien daya pembeda menunjukkan bahwa semua item tes pada paket soal
UAS diterima. Artinya semua item tes pada paket soal UAS dapat
membedakan kemampuan peserta tes dengan baik. Sedangkan berdasarkan
hasil analisis kuantitatif diketahui bahwa pengecoh tiap item tes pada paket
soal UAS berfungsi dengan baik. Semua pilihan jawaban dari paket soal ini
dipilih oleh lebih dari 5% keseluruhan peserta tes. Hasil analisis taraf
kesukaran, daya pembeda dan efektivitas pengecoh paket soal UAS dapat
dilihat pada Lampiran 41 Halaman 425 dan Lampiran 42 Halaman 440. Jadi
penelitian ini telah berhasil menghasilkan produk akhir berupa paket soal UAS
fisika kelas X SMA semester ganjil yang terdiri atas 50 item tes objektif
berbentuk pilihan ganda disertai lima pilihan jawaban dengan waktu
pengerjaan 120 menit yang berkualitas baik.
3. Temuan Penelitian dan Konfirmasi dengan Penelitian Sebelumnya
Pada proses penelitian berlangsung ditemukan beberapa temuan yang
berhubungan dengan penelitian. Temuan pertama yaitu penggunaan soal ujian
yang tidak melalui tahap uji coba sebelumnya. Item tes yang se lesai dibuat

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

79

biasanya langsung digunakan untuk mengukur kemampuan siswa tanpa tahap


uji coba sebelumnya. Sebagai akibatnya terdapat beberapa item tes yang cacat.
Pada tahap define dila kukan analisis kualitatif terhadap paket soal
ujian akhir semester gasal kelas X Tahun Pelajaran 2011/2012 di SMA Negeri
3 Surakarta dan menemukan kesalahan pada beberapa item tesnya. Kesalahan
terletak pada tata letak, penulisan, dan gambar yang kurang jelas. Berdasarkan
hasil analisis Ina yatur Rofiqoh (2011: 1) terhadap item tes Fisika kelas XII MA
Negeri Kendal Tahun Pelajaran 2010/2011 disimpulkan bahwa 40% atau 16
item tes valid dan 60% atau 34 item tes tersebut tidak valid; koefisie n
reliabilitas tes yaitu 0,69; taraf kesukaran yaitu 40 soal (100%) tergolong
mudah; daya pembeda yaitu 25 item tes (62,5%) berkriteria je lek, 10 item tes
(25%) berkriteria sedang, 4 item tes (10%) berkriteria baik dan 1 item tes
(2,5%) berkriteria sangat jelek.
Temuan kedua yaitu tidak semua guru melakukan analisis terhadap
item tes yang telah dibuat. Berdasarkan hasil wawancara dengan tiga guru di
Surakarta diperoleh informasi bahwa ketiga guru tersebut tidak melakukan
analisis item tes. Dua orang guru menyatakan tidak perlu dilakukan analisis
item tes karena tiap tahun mereka membuat soal yang baru sehingga soal yang
lama tidak terpakai lagi. Sedangkan satu guru mengatakan tidak sempat
melakukan analisis item tes dikarenakan jadwal mengajar yang padat.
Penyusunan tes tanpa analisis item tes juga terjadi pada guru di daerah
Tasikmala ya. Widodo (2010: 59) mengatakan bahwa pada Tahun Pelajaran
2008/2009 seluruh guru SD, SM P, SMA BPK PENABUR Tasikmalaya tidak
melakukan analisis item tes formatif. Hanya sebagian kecil guru (SD dua
orang, SMP satu orang, dan SMA dua orang) yang melaksanakan analisis butir
soal-soal evaluasi akhir semester. Data tersebut diperoleh dari hasil penilaia n
tim Kepangkatan dan Kenaikan Pangkat Pegawai (KKPP) BPK PENABUR
Tasikmala ya yang dilakukan pada bulan Juni 2009. Padahal analisis item tes
tidak dapat dipisahkan dengan penyusunan tes. Analisis item tes sama
pentingnya dengan penyusunan tes.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

80

Temuan ketiga adalah adanya perbedaan koefisien daya pembeda,


taraf kesukaran dan efektivitas pengecoh item tes pada kondisi peserta tes yang
berbeda. Misalnya soal nomor 7 paket soal Dinamika Gerak memiliki daya
pembeda 0,55 dengan taraf kesukaran tergolong sedang, ketika soal ini
digunaka n kembali pada paket soal UAS nomor 48 daya pembedanya menjadi
0,33 dengan taraf kesukaran tergolong sukar. Begitu pula dengan efektivitas
pengecoh item tes yang berbeda tingkat keefektifannya dibandingkan pada saat
uji coba. Keadaan ini seperti dipaparkan oleh Junaidi Lababa (2008)
dikarenakan pendekatan teori tes klasik sangat tergantung kepada karaktersistik
kelompok peserta tes. Semakin rendah kemampuan kelompok peserta tes maka
semakin banyak juga golongan item tes yang sukar dan begitu pula sebaliknya.
Adapun daya pembeda tergantung pada homogenitas peserta tes.
Temuan keempat, pada saat penelitian berlangsung peserta tes
mengerjaan soal ujian dengan tenang. Item tes ya ng telah dipersiapkan dengan
matang mempunyai berbagai keunggulan antara lain item tes mudah dipaham i,
pokok soal jelas dan hanya ada satu jawaban benar. Oleh karena itu, pada saat
tes berlangsung tidak ada peserta tes yang kesulitan dalam memahami item tes.
Hal ini terlihat ketika tidak ada paeserta tes yang mengajukan pertanyaan pada
saat tes berlangsung. Sehingga tes dapat berjalan dengan lancar dan peserta tes
dapat memaksimalkan waktu pengerjaannya.
Hasil penelitian menunjukkan hasil yang positif, meskipun penelitian
ini masih memiliki beberapa kekurangan. Subjek uji coba kelompok besar
dalam penelitian ini terbatas pada siswa kelas X SMA Negeri 1 Kartasura
khususnya kelas XE dan kelas XF. Keterbatasan ini mengakibatkan
heterogenitas subjek coba tidak terlalu besar. Untuk mendapatkan hasil yang
maksimal sebaiknya mengambil subjek coba sebanyak mungkin sehingga
subjek coba jauh lebih heterogen dan bervariasi.
Penelitian ini menggunakan teori tes klasik di mana kondisi peserta tes
akan mempengaruhi hasil penelitian. Kondisi yang dimaksud yaitu faktor
internal dan eksternal peserta tes. Faktor internal meliputi tingkat kecerdasan,
motivasi, kesehatan dan sebagainya. Sedangkan kondusivitas ruang ujian

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

81

merupakan salah satu faktor eksternal yang juga mempengaruhi kondisi peserta
tes. Semakin kondusif ruang ujian maka hasilnya akan semakin baik pula.
Keterbatasan inilah yang menyebabkan adanya perbedaan hasil jika penelitia n
ini digunakan pada kelompok peserta tes dengan karakteristik yang berbeda
dengan subjek coba.
Berbagai kekurangan yang terdapat pada penelitian ini menunjukka n
bahwa penelitian ini belumlah sempurna. M eski demikian hasil penelitian ini
baik digunakan untuk menguji kemampuan siswa dengan menyesuaikan
karakteristiknya. Item soal pada penelitian dapat digunakan sebagai soal latihan
maupun soal Ujian Akhir Semester (UAS) siswa kelas X Sekola h Menengah
Atas pada semester ganjil. Hasil penelitian ini dapat pula berguna sebagai
referensi dalam membuat item tes Fisika.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan penelitian dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut:
1. Pengembangan tes Fisika dengan model 4D pada penelitian ini meliputi tahap
define, design dan develop. Tahap define meliputi: a) analisis kebutuhan;
b) analisis standar kompetensi; c) analisis kompetensi dasar. Tahap design
meliputi: a) menentukan tujuan tes; b) menentukan bentuk tes; c) menentuka n
panjang tes; d) pengembangan indikator tes; e) penyusunan kisi-kisi;
f) penulisan item tes. Tahap develop meliputi: a) uji ahli; b) uji coba
kelompok kecil; c) uji coba kelompok besar.
2. Item tes yang dihasilka n berupa tes sumatif Fisika kelas X SMA semester
ganjil berbentuk tes objektif pilihan ganda dengan lima pilihan jawaban.
M ateri tes meliputi besaran dan satuan, vektor, gerak lurus, gerak melingkar,
dan dinamika gerak. Berdasarkan pengembangan 47 indikator tes dari kelima
materi tersebut telah dihasilkan 83 item tes dengan parameter yang diterima.
Dari 88 item tes tersebut kemudian disusun paket soal UAS yang terdiri dari
50 item tes. Parameter tes paket soal UAS tersebut yaitu: a) reliabilitas 0,88;
b) 48 item tes termasuk kategori sedang dan 2 item tes termasuk kategori
sukar; c) 50 item tes daya pembedanya diterima; d) 50 item tes pengecohnya
berfungsi. Kelebihan item tes yang dikembangkan antara lain item tes mudah
dipahami, pokok soal jelas dan hanya ada satu jawaban benar. Kelemahan
penelitian ini yaitu pengembangan item tes dilakukan berdasarkan teori tes
klasik sehingga hasilnya tergantung karakteristik peserta tes.

82
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

83

B. Implikasi
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka dapat dikemukakan
implikasi sebagai berikut:
1. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi dalam penyusunan tes
Fisika.
2. Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk mengadaka n upaya bersama antara
guru dan pihak sekolah dalam meningkatkan mutu alat evaluasi hasil bela jar
siswa terutama dalam bidang Fisika.

C. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dapat dikemukakan beberapa saran sebagai


berikut:
1. Hendaknya peneliti lain yang ingin melakukan penelitian sejenis sedapat
mungkin mengambil subjek coba yang lebih banyak sehingga menghasilkan
data yang lebih bervariasi.
2. Hendaknya pengembangan se la njutnya dapat menggunakan teori tes modern
sehingga data penelitian tidak tergantung terhadap kondisi peserta didik.

D. Keterbatasan Penelitian
Berdasarkan hasil anlisis data penelitian dan pembahasan dapat
diketahui keterbatasan penelitian sebagai berikut:
1. Subjek uji coba kelompok besar terbatas pada siswa kelas XE dan XF SM A
Negeri 1 Kartasura.
2. Analisis parameter item tes menggunakan teori tes klasik di mana kondisi
peserta tes akan mempengaruhi hasil penelitian.

commit to user

You might also like