You are on page 1of 3

Bila area wernicke mengalami keusakan yang sangat parah, orang tersebut mungkin

masih dapat mendengar dengan sempurna dan bahkan masih dapat mengenali kata-kata
namun tetap tidak mampu menyusun kata-kata ini menjadi suatu pikiran yang logis, dan bila
area broca mengalami kerusakan menjadikan seseorang tidak mampu membentuk kalimat
kompleks dengan tata bahasa yang benar.
Dapat dikatakan bahwa inkoheransi merupakan gangguan/kerusakan pada otak yaitu
area wernicke dan area broca, yang disebabkan karena cedera, cacat prenatal, kekurangan gizi
pada waktu prenatal, dan faktor genetika. Dan gangguan saraf-saraf sinaptik yang menjadi
penghubung antara area wermicke dengan area broka sehingga informasi yang didapat
melalui indra pendengaran dan penglihatan yang dikirim ke area wernicke untuk diolah
menjadi sebuah kalimat tidak dikirimkan ke area broka untuk pembentukan kalimat yang
kompleks dan tata bahasa yang benar. Yang mengakibatkan terjadi diskomunikasi, karena
karena bahasa yang tidak logis di mana kata- kata yang diucapkan tidak dapat dimengerti.

Berfikir mrupakan pondasi kehidupan, semua makhluk hidup tidak lepas dari berfikir.
Rasulullah bersabda Berpikir sesaat lebih baik dari pada beribadah satu malam. Anjuran
untuk berpikir, merenung memperhatikan, dan mengambil pelajaran adalah hal yang sudah
tidak asing lagi dalam al-quran dan hadits. Karena hal itu menjadi kunci cahaya dan dasar
bagi kunci pencerahan. Keistimewaan berpikir telah diungkapkan firman Allah Dan mereka
memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi QS. Ali imran:191.
Berpikir adalah suatu proses untuk memanipulasi data, fakta, dan informasi untuk
membuat keputusan berperilaku. Jangkauan pikiran dimulai dengan sebuah lamunan biasa,
lalu dilanjutkan dengan pemecahan masalah yang kreatif. Aktivitas mental dalam perasaan
dan pemahaman bergantung pada perangsangan dari luar dalam proses yang disebut dengan
sensasi dan atensi.
Proses mental yang lebih tinggi disebut berpikir terjadi di dalam otak. Mengingat
kembali mengundang pengalaman terdahulu ke dalam alam pikiran dan mulai membentuk
sebuah rantai asosiasi. Rantai asosiasi ini tidak merujuk pada apa yang secara nyata dapat
dilihat sebagai khayalan-khayalan mental. Tujuan berpikir adalah memecahkan permasalahan
tersebut. Karena itu, sering dikemukakan bahwa berpikir itu adalah merupakan aktifitas
psikis yang intentional, berpikir tentang sesuatu. Di dalam pemecahan tersebut, orang
menghubungkan satu hal dengan hal yang lain hingga dapat mendapatkan pemecahan
masalah. Sapai saat ini belum diketahui mekanisme saraf pikiran dan kita hanya mengetahui
sedikit tentang mekanisme ingatan. Kita tau bahwa kerusakan sebagian besar korteks serebrin
(melibatkan penglihatan) tidak mencegah seseorang untuk mempunyai pikiran, namun akan
menurunkan kedalaman pikiran dan juga derajat kesadaran terhadap keadaan sekelilingnya.
Setiap pikiran hamper selalu melibatkan sinyal-sinyal yang menjalar secara bersama secara
bersamaan didalam sebagian besar korteks serebri, thalamus, sistem limbik, dan formasio
retikularis batang otak.
Menurut Kartono (1996, dalam Khodijah, 2006: 118) ada enam pola berpikir, yaitu :
1. Berpikir konkrit, yaitu berpikir dalam dimensi ruang, waktu dan tempat tertentu.
2. Berpikir abstrak, yaitu berpikir dalam ketidak terhinggaan, sebab dapat dibesarkan
atau disempurnakan keluasannya.
3. Berpikir klasifikatoris, yaitu berpikir mengenai klasifikasi atau pengaturan menurut kelas-
kelas tingkat tertentu.
4. Berpikir analogis, yaitu berpikir untuk mencari hubungan antar peristiwa atas dasar
kemiripannya.
5. Berpikir ilmiah, yaitu berpikir dalam hubungan yang luas dengan pengertian yang lebih
kompleks disertai pembuktian-pembuktian.
6. Berpikir pendek, yaitu lawan berpikir yang terjadi secara lebih cepat, lebih dangkal, dan
seringkali tidak logis.
Berfikir merupakan Rahmat dari Alloh SWT, ketika seseorang berpikir maka
bertambahlah kekuatan orang tersebut. Segala bentuk karya, kreatifitas merupakan hasil dari
berpikir, pikiran tak dapat berjalan sendiri tanpa adanya dukungan panca indra seperti mata,
telinga, dan hidung, karena informasi akan didapat oleh indra sebelum diproses otak menjadi
sebuah pikiran. Maka tak heran jika ada pepatah mengatakan bahwa pikiran yang sehat
terdapat pada jiwa yang kuat. Karena pikiran merupakan suuatu yang tak berwujud
(bathiniyah) dan indra yang menjadi penangkap informasi yang kemudian diproses oleh otak
merupakan suatu yang berwujud (lahiriyah).

GANGGUAN ISI PIKIRAN DAN PROSES BERPIKIR


Menurut (Kaplan 2010), proses berfikir yang normal mengandung arus ide, simbol dan asosiasi yang
terarah kepada tujuan. Proses berpikir dibangkitkan oleh suatu masalah atau tugas dan berpikir berarti
menghantarkan suatu penyelesaian yang berorientasi kepada kenyataan. Proses berpikir pada manusia
meliputi proses pertimbangan, pemahaman, ingatan, serta penalaran. Berbagai macam faktor dapat
mempengaruhi proses berfikir manusia, misalnya faktor somatik (gangguan otak, kelelahan), faktor
psikologik (gangguan emosi, psikosa), dan faktor sosial (kegaduhan dan keadaan sosial yang lain).
Distorsi pada proses berfikir dapat disebabkan karena gangguan organik maupun gangguan psikologik
terkait gangguan kecemasan, gangguan panik, gangguan depresi maupun kondisi psikotik.
1. Gangguan spesifik pada bentuk pikiran, diantaranya:
a. Sirkumstansialitas merupakan Bicara yang tidak langsung dan lambat dalam mencapai tujuan. Pada
akhirnya, tujuan pembicaraan akan tercapai, tetapi ditambah dengan perincian-perincian yang
berbelit- belit dan mendetail.
b. Tangensialitas merupakan Ketidakmampuan untuk mempunyai asosiasi pikiran yang diarahkan oleh
tujuan.Pembicaraan berputar- putar dan tidak pernah mencapai tujuan yang diinginkan.
c. Inkoherensi Merupakan pembicaraan yang tidak logis di mana kata- kata yang diucapkan tidak dapat
dimengerti. Pikiran sangat cepat sehingga kata-kata yang diucapkan tidak mempunyai hubungan atau tanpa
tata bahasa yang menyebabkan disorganisasi.
d. Ekolalia merupakan Pengulangan kata-kata atau frasa orang lain secara psikopatologis. Cenderungberulang
dan menetap, dapat diucapkan dengan nada mengejek dan terputus- putus.

You might also like