You are on page 1of 45

DINAS KESEHATAN KABUPATEN GARUT

UPTD PUSKESMAS WANARAJA


KECAMATAN GARUT KOTA
Jalan Wanaraja No.13 Tlp. (0262) 237873 Garut 44117
Email www.pkmwanaraja@gmail.com

KEPUTUSANKEPALA UPTD PUSKESMAS WANARAJA


KABUPATEN GARUT
NOMOR: 800/219/I/Y-IX/2016
TENTANG
KEWAJIBAN TENAGA KLINIS DALAM PENINGKATAN MUTU KLINIS DAN
KESELAMATAN PASIEN
DI UPTD PUSKESMAS WANARAJA
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
KEPALA UPTD PUSKESMAS WANARAJA,

Menimbang:a. Bahwa dalam upaya peningkatkan mutu klinis dan keselamatan pasien
perlu di tetapkan tentang Kewajiban Tenaga Klinis
DalamPeningkatan Mutu Klinis dan Keselamatan Pasien UPTD
Puskesmas Wanaraja;
b. Untuk melaksanakan maksudtersebut poin a,perlu ditetapkanSurat
KeputusanKepala UPTD Puskesmas Wanaraja;

Mengingat : 1. Undang-UndangRepublikIndonesia Nomor .29 tahun 2004


tentang Praktek Kedokteran; .
2. Undang-undang Republik Indonesia Nomor .36 Tahun 2009
tentang Kesehatan
3. Peraturan PemerintahNomor . 75 tahun 1996 tentang Tenaga
Kesehatan;
4.PeraturanMentri Kesehatan Nomor.75 tahun 2014 tentang
Kesehatan Masyarakat;
5. Keputusan MentriKesehatan Republik Indonesia Nomor.
1691/Menkes/SK/XII/1999 tentang Standar Pelayanan Rumah Sakit;
MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMASWANARAJA


TENTANG KEWAJIBANTENAGA KLINISDALAM
PENINGKATAN MUTU KLINIS DAN KESELAMATAN
PASIEN DI UPTD PUSKESMAS WANARAJA

Kesatu: SetiapTenagaKliniswajib melakukanPeningkatan MutuKlinisDan


Keselamatan Pasien dalammemberikanpelayananKesehatan

Kedua : Keputusan ini berlaku sejak tanggal diberlakukan dan


apabila dikemudian hari, terdapat kekeliruandalam penempatanya
akan di adakanpembetulan sebagaimana
mestinya;

Ditetapkan di : Garut
Pada tanggal :06 Januari 2016
Kepala UPTD Puskesmas Wanaraja
Kabupaten Garut

ASEP MARYAMAN
Peningkatan Mutu Klinis Dan Keselamata Pasien

Peningkatan mutu layanan klinis dan keselamatan pasien di Puskesmas Wanaraja


merupakan masalah yang perlu di tangani dengan segera,oleh karena itu setiap
karyawan Puskesmas Wanaraja wajib mengetahui standar keselamtan pasien yang
merupakan acuan bagi puskesmas dalam melaksankan kegiatannya.

I . STANDAR KESELAMATAN PASIEN


Standar keselamtan pasien tersebut terdiri dari tujuh standar yaitu :
1. Hak pasien
2. Mendidik pasien
3. Keselamtan pasien dan kesinambungan pelayanan
4. Penggunaan metoda peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi
danprogram peningkatan keselatan pasien
5. Peran kepemingpinan dalam menigkatkan keselamatan pasien
6. Mendidik stap tentang keselatan pasien
7. Komunikasi merupaka kunci bagi stap dalam mencapai keselamatan pasien

Uraian tujuh standar tersebut di atas adalah sebagai berikut :


Standar I. Hak pasien
Standar :
Pasien dan keluarga mempunyai hak untuk mengetahui tentang rencana dan
Hasil pelayanan termasuk kemungkinan terjadinya kejadian tak di harapkan
Kriteria
1. Harus ada dokter penanggung jawab pelayanan
2. Dokter penanggung jawab pelayanan wajib memebuat rencana pelayanan
3. Dokter penanggung jawab pelayanan wajib memberikan penjelasan
kepada pasien dan keluarganya tentang rencana dan hasil
pelayanan,pengobatan atau prosedur untuk pasien termasuk
kemungkinan terjadinya kejadian tidak di harapkan.
Standar II. Mendidik pasien dan keluarga
Standar :
Puskesmas harus mendidik pasien dan keluarga pasien tentang kewajiban dan
tanggung jawab pasien dalam asuhan pasien
Kriteria :
Dengan pendidikan tersebut diharapkan pasien dan keluarga dapat :
1. Memberikan informasi yang benar,jelas ,lengkap dan jujur
2. Mengetahui keajiban dan tanggung jawab pasien dan keluarga
3. Mengajukan untuk hal-hal yang tidak di mengerti
4. Memehami dan menerima konsewensi pelayaan
5. Mematuhi dan menghormati perturan puskesmas
6. Memperlihatkan sikap hormat dan tanggung jawab
Standar III. Keselamatan dan kesinambungan pelayanan
Standard :
Puskesmas wanaraja menjamin kesinambungan pelayanan dan menjamin
koordinasi antar tenaga dan ruangan pelayanan
Kriteria :
1. Puskesmas melakukan evaluasi intensip terkait ddenga semua kejadian tidak
di harapkan
2. Puskesmas harus menggunakan semua data dan informasi untuk
menentukan perubahan sisitem yang di perlukan,agar kinerja dan
keselamatan pasien terjamin
Standard V. Peran kepemingpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien
Standard :
Pimpinan mendorong dan menjamin program keselamtan pasien secara
integrasi
Pimpinan memnjamin berlangsungnyaprogram proakti untuk identipikasi resiko
keselamtan pasien dan program menekan dan menngurangi kejadian tidak di
harapkan.pimpinan mendorong dan menumbuhkan komunikasi dan koordinasi
antar unit dan individu berkaitan dengan penganbilan keputusan tentang
keselamtan pasien.
Pimpinan mengukur dan mengkaji epektipitas kontribusinya dalammeningkatkan
mutulayanan klinis dan keselamtan pasien
Kriteria :
a. Terdapat tim antar disiplin untuk mengelola program keseklamtan pasien.
b. Tersedia program pro aktip untuk identipikasi resiko keselamtan dan
meminimalkan insiden yang mencakup. KTD,KTC,KNC DAN KPC
c. Tersedia mekanisme kerja untuk menjamin semua dari Puskesmas
wanaraja yang terintegrasi dan berpartisipasi dalam peningkatan mutu
klinis dan keselamtan pasien
d. Tersedia prosedur cepat tanggap terhadap insiden,termasuk asuhan pada
pasien.
e. Tersedia mekanisme pelaporan interna dan external berkaitan dengan
insiden
f. Tersedia meklanisme untuk menagani berbagai insiden
g. Terdapat komonikasi dan kolaborasi secara terbuka antau unit pelayanan
h. Tersedia sumberdaya yang di butuhkan dalam perbaikan kinerja
puskesmas
i. Tersedia sarana terukur untuk mengevaluasi peingkatan mutu klinis dan
keselamtan pasien ,rencana tindak lanjut dan implementasinya.
Standard VI. Mendidik stap tentang keselamatan pasien
Standard :
1. Pukesmas memiliki orientasi untuk setiap jabatan mencakup keterkaitan
jabatan dengan keselamatan pasien.
2. Puskesmas merencanakan pelatihan yang berkelanjutan untuk
meningkatkan kopetensi stap serta mendukung pendekatan interdisiplin
dalam pelayana pada pasien.
Kriteria :
1. puskesmas melakukan orientasi bagi setiap stap baru yang membuat
topik keselamatan pasien sesuai dengan tugas masing
masing.puskesmas Wanaraja mengintegrasikan topik keselamtan pasien
dalam setiap kegiatan .
2. puskesmas menyelenggarakan pelatihan kerja sama kelompok guna
mendukung peningkatan mutu klinis dan keselamtran pasien.
Standard VII . komonikasi merupakan kunci bagi stap untuk mencapai
keselamatan pasien
Standard :
Puskesmas merancang desain manajemen iformasi keselamtan pasien untuk
memenuhi kebutuhan informasi internal dan external
Transisi data dan informasi harus tepat dan akurat
Kriteria :
Disediakan anggaran untuk mendesain prosesmanajemen untuk memperoleh
data dan informasi hal-hal terkait dengan keselamtan pasien .
Tersedia makanisme identipikasi masalah bdan kendala komunikasi untuk
merevisi majemen informasi yang ada.

II . KESELAMATAN PASIEN

1. Ketepatan identipikasi pasien


2. peningkatan komunikasi epektip
3. peningkatan keamanan obat yang perlu di waspadai
4. Kepastian tepat lokasi,tepat pasien dan tepat prosedur tindakan kedis dan
tindakan keperawatan
5. Pengurangan resiko inpeksi terkait pelayanan
6. Tidak terjadinya pasien jatuh

1 . Ketepatan Identipikasi Pasien


1. Kelengkapan pengisian identipikasi pasien :
a. Nama dengan dua digit
b. Alamat lengkap ,desa,RT,RW
2. Lakukan identipikasi dan klaripikasi pasien dengan kesesuaian antara yang di
ucapkan pasien dengan yang tertera di status pasien
3. Identipikasi pasien wajib di lakukan pada saat :
a. Sebelum pemerisaan ( runag periksa )
b. Sebelum meemberikan obat ( farmasi )
c. Sebelum mengambil specimen darah ( labolatorium )
d. Sebelum melakukan tindakan ( ruang tindakan )
2 . peningkatan komunikasi epektip
a. Lakukan komunikasi ,baik lisan maupun tulisan dengan sejelas jelasnya.
b. Perintah lisan yang melalui telepon atau hasi pemeriksan ditulisan secara
lengkap oleh penerimma.
c. Perintah lisan yang melalui telepon atau hasi pemeriksaan secara
lengkapdibacakan kembali lengkap oleh penerimma
d. Perintah lisan yang melalui telepon atau hasi pemeriksaan
dikonpirmasikan kepada pemberi perintah
III . Peningkatan Keamanan Obat Yang Perlu Diwaspadai
1. Elektrolit pekat ( kCl 7.46%,Meylon 8.4%,MgS04 20%,NaCl 3%) tidak disimp[an
dalam yunit pasien kecuali dibutuhkan secara klinis,untuk mencegah
penggunaan yang bukan seharusnya pada area yang tidak di ijinkan sesuai
kebijakan.
2. Elektrilit pekat yang disimpan dalam unit perawatan pasien harus memiliki label
yang jelas dan disimpan ditempat denagn akses yang jelas.
3. Obat-obatan yang mememerlukan pengawasan tinggi lainya :
a. Golongan opioid
b. Anti koagulan
c. Trombolitik
d. Anti arimia
e. Insulin
f. Agonis adrenergic
g. Pelemas otot

IV . Kepastian tepat lokasi,tepat pasien dan tepat prosedur tindakan kedis dan
tindakan keperawatan
Indikator Keselamatan Operasi :

1. Menggunakan tanda yang mudah dikenali untuk identifikasi lokasi operasi dan
mengikutsertakan pasien dalam proses penandaan.
2. Menggunakan checklist atau proses lain untuk verifikasi lokasi yang tepat, prosedur
yang tepat, dan pasien yang tepat sebelum operasi, dan seluruh dokumen serta
peralatan yang dibutuhkan tersedia, benar dan berfungsi.
3. Seluruh tim operasi membuat dan mendokumentasikan prosedur time out sesaat
sebelum prosedur operasi dimulai.
Tandai lokasi operasi (Marking), terutama :

1. Pada organ yang memiliki 2 sisi, kanan dan kiri.


2. Multiple structures (jari tangan, jari kaki)
3. Multiple level (operasi tulang belakang, cervical, thorak, lumbal)
4. Multipel lesi yang pengerjaannya bertahap
Anjuran Penandaan Lokasi Operasi

1. Gunakan tanda yang telah disepakati


2. Dokter yang akan melakukan operasi yang melakukan pemberian tanda
3. Tandai pada atau dekat daerah insisi
4. Gunakan tanda yang tidak ambigu (contoh : tanda X merupakan tanda yang
ambigu)
5. Daerah yang tidak dioperasi, jangan ditandai kecuali sangat diperlukan
6. Gunakan penanda yang tidak mudah terhapus (contoh : Gentian Violet)

V. PENGURANGAN RISIKO INFEKSI MELALUI 6 LANGKAH CUCI TANGAN


Budayakan cuci tangan di RS pada saat :

1. Sebelum dan sesudah menyentuh pasien


2. Sebelum dan sesudah tindakan / aseptik
3. Setelah terpapar cairan tubuh pasien
4. Sebelum dan setelah melakukan tindakan invasive
5. Setelah menyentuh area sekitar pasien / lingkungan
Adapun 6 langkah cuci tangan standar WHO adalah :
- Buka kran dan basahi kedua telapak tangan
- Tuangkan 5 ml handscrub/sabun cair dan gosokkan pada tangan dengan
urutan TEPUNG SELACI PUPUT sbb :

1. Telapak tangan; gosok kedua telapak tangan


2. Punggung tangan; gosok punggung dan sela-sela jari sisi luar tangan kiri dan
sebaliknya.
3. Sela-sela jari, gosok telapak tangan dan sela-sela jari sisi dalam
4. KunCi; jari jari sisi dalam dari kedua tangan saling mengunci
5. Putar; gosok ibu jari tangan kiri dan berputar dalam genggaman tangan kanan dan
lakukan sebaliknya
6. Putar; rapatkan ujungjari tangan kanan dan gosokkan pada telapak tangan kiri
dengan cara memutar mutar terbalik arah jarum jam, lakukan pada ujung jari tangan
sebaliknya.
- Ambil kertas tissue atau kain lap disposable, keringkan kedua tangan
- Tutup kran dengan sikut atau bekas kertas tissue yang masih di tangan.
VI. PENGURANGAN RISIKO CIDERA KARENA PASIEN JATUH

1. Amati dengan teliti di lingkungan kerja anda terhadap fasilitas, alat, sarana dan
prasarana yang berpotensi menyebabkan pasien cidera karena jatuh
2. Laporkan pada atasan atas temuan risiko fasilitas yang dapat menyebabkan pasien
cidera
3. Lakukan asesmen risiko jatuh pada setiap pasien dg menggunakan skala (Skala
Humpty Dumpty untuk pasien anak, Skala Risiko Jatuh Morse (MSF) untuk pasien
dewasa, danskala geriatric pada pasien geriatric.
Tim Peningkatan Mutu Dan Keselamatan Pasien
UPTD Puskesmas Wanaraja
Kabupaten Garut
Neng endang

Lampiran Surat Keputusan Kepala UPTD Puskesmas Wanaraja


Nomor :800/225/I/Y-IX/2016
Tentang : Indikator Mutu Klinis dan KeselamatanPasien
Tanggal :06 Januari 2016

No Jenis Kriteria Indikator Standar


pelayanan

1 Ruang Input 1. Jumlah Pemberi layanan 14 orang


Pendaftaran
Proses 2. Jam Buka Pendaftaran 08.00 s/d
14.00 wib
3. Lama pelayanan 15 Menit

Output 4. Kelengkapan pengisian rekam


medis 100 %

5. Tidak terjadi kesalahan identipikasi 100%


pasien

Outcome 6. Kepuasan Pasien 70%

2 Ruang Input 1. Pemberi Pelayanan Kegawat Daluratan 100%


tindakan Bersertifikat
(ATLS/BTLS/ACLS/PPGD/GELS)
Proses 1. Jam Buka Pelayanan Gawat Darurat 08.00 s/d
14.00 wib
2. Waktu Tanggap Pelayanan 5 Menit
setelah
pasien
datang
3. Ketepatan Pelaksaan 90%
Triase
Output 4. tidak terjadi kecacatan 100%
dan kematian
5. tidak tejadi pasien jatuh 100%

6. Tidak terjadinya kesalahan prosedur


tindak medis dan keperawatan 100%
7. Tidak terjadinya infeksi nasokomial
70%
Outcome 8. Kepuasan Pasien 70%

3 Balai Input 1. Pemberi Pelayanan Medis ( Dokter 60%( 6


pengobatan ) dokter )
Umum
Proses 2. Lama pemeriksaan 15 Menit
3. Ketersediaan pelayanan VCT(HIV) Tersedia
4. Ketersediaan pelayanan TB Tersedia
5. Ketersediaan pelayanan KesJiw Tersedia
6. Ketersediaan pelayanan lansia Tersedia
Output 7. Tidak terjadi salah diagnosis 70%
8. tidak tejadi pasien jatuh 100%
9. Tidak terjadinya kesalahan 100%
prosedur medis dan keperawatan
Outcome 10. Kepuasan Pasien 70%
4 Balai Input 1. Pemberi Pelayanan Medis ( Dokter 60% ( 2
pengobatanG Gigi ) dokter gigi
igi Dan Mulut Proses 2. Lama Waktu Perawatan gigi 10 Menit
3. Lama Waktu Pencabutan 30 Menit
4. Scaling 60 Menit
5. Curtage 10 Menit
6. Pencabutan Sulung 10 Menit
7. Penambalan Ermanen 30 Menit
8. Pengobatan Oral 10 Menit
9. Kelengkapan Informmed Consent 100%
Pada Tindakan Medis Yang Di
Lakukan

Output 10. Tidak Adanya Salah Pencabutan 100%

11. tidak tejadi pasien jatuh 100%

12. Tidak terjadinya kesalahan 100%


prosedur tindak medis dan
keperawatan
13. Tidak terjadinya infeksi nasokomial 100%

Outcome 14. Kepuasan Pasien 70%

5 KIA/ KB Input 1. ketersedian Tenaga Bidan 13 biadan


Yang Bersifat
UKP Dan 2. ketersedian alat 70%
Persalinan
Proses 3. Pemeriksaan Ante Natal Care 10 Menit

4. Pmeriksaan Post Natal Care 15 Menit

5. Pemeriksaan Manajemen Terpadu 10 Menit


Balita Muda (MTBM)
6. Pelayanan Imunisasi 10 Menit

7. Pelalayanan Suntik KB 10 Menit

8. Pemasangan KB Inplan 15.Menit

9. Pencabutan KB Inplan 30 Menit

10. Pemasangan KB IUD 30 Menit.

11. Pencabutan KB IUD 15 Menit

12. Pertolongan Persalinan Normal 70 %


Sesuai Dengan APN

Output 13. Tidak Terjadinya Kematian Ibu 70%


Karena Persalianan

14. Tidak terjadinya infeksi nasokomial 100%

15. Tidak terjadinya kesalahan 100%


prosedur tindak medis dan keb
idanan
16. tidak tejadi pasien jatuh 100%

Outcome 17. Kepuasan Pasien 70 %

6 Manajemen Input 1. Pemberi layanan bersetipikat 100%


Terpadu MTBS
Balita Sakit Proses 2. Waktu Tunggu Pelayanan MTBS 20 Menit
Output 3. Ketepatan Pelaksanaan MTBS 100%

Outcome 4. Kepuasan Orang tua Pasien 70%

7 Labolatorium Input 1. Ketersedian tenaga analis 100%


2. Pasilitas Dan Peralatan 100%
Labolatorium
Proses 3. Lama Pemeriksaan Golongan 5 Menit
darah
4. Lama Pemeriksaan Hematologi 15 Menit
Rutin
5. Lama Pemeriksaan Hematologi 60 Menit
Lengkap
6. Lama Pemeriksaan Kimia Darah 60 menit
7. Tes Narkoba 5 Menit
8. Imunologi 30 Menit
9. Gula Darah Sewaktu 5 Menit
10. Spesimen Sputum 120 Menit
11. Urin Rutin 10 Menit
12. Pp Tes 5 Menit
13. Feses Rutin 30 Menit

Output 14. Tidak Terjadinya Tertukar hasil 70%


Pemeriksaan
15. Tidak Terjadinya Kesalahan 70%
Pemberian Hasil pemeriksaan
Labolatorium
Outcame 16. Kepuasan Pasien 70%
8 Gizi Input 1. Ketersediaan Konsultasi Tersedia
Pelayanan Gizi Sesuai Dengan
Ketengaan
Proses 2. Lama Waktu Konseling Pelayanan 10 Menit
Gizi
Output 3. Tidak Adanya Kejadiaan 100%
Kesalahan Pemberian Diet
Outcome 4. Kepuasan Pasien 70%

9 Farmasi Input 1. Jumlah Pemberi Pelayanan Sesuai


Farmasi permenkes
75/2014
2. Pasilitas Dan Peralatan sesuai Sesuai
permenkes 75/2014
3. Ketersediaan Formulatium 100%
Tersedia Dan Update Paling Lama
3 Tahun
4. Ketersediaan Obat Sesuai 90%
Kebutuhan
5. Ketersediaan Obat Sesuai Fornas 80%
6. Ketersediaan Obat Generik 80%
Prosese 7. Waktu Tungu Pelayanan Obat Jadi 10 Menit
8. Watu Tunggu Obat Racikan 25 Ment

Output 9. Tidak Adnya Obat Hilang Rusak 80%


Dan Kadaluarsa
10. Tiadk Adanya Kesalahan 100%
Pemberiaan Obat
Outcame 11. Kepuasan Pasien 70%

10 Pengelolaa 1. Penanggung Jawab Pengelolaan Ada


. n Limbah Limbah Puskesmas
Sesuai
Input 2. Ketersediaan Fasilitas Dan perundang-
Peralatan Pengelolaan Limbah undangan
Padat Dan Cair
Sesuai
3. Pengelolaan Limbah Padat Dan perundang-
Proses Cair sesuai perencan undangan

4. Tidak ada limbah yang tidak


Output 70%
terkelola
11 Administras 1. Kelengkapan Pengisiaan Jabatan
i Dan Input Sesuai Potensi Dalam Struktur 70%
Manajemen Organisasi Puskesmas
2. Adanya Peraturan Internal
Ada
Puskesmas
3. Adanya Daftar Urut Kepangkatan
Ada
Karyawan
4. Adanya Perencanaan
Ada
Pengembangan SDM
5. Tindak Lanjut Penyelesaian Hasil
70%
Lokakarya Mini

6. Ketepatan Pengusulan Waktu


Prosese Kenaikan Pankat 70%

7. Ketepatan Waktu Pengurusaan


Gaji berkala 70%

8. Pelaksaan Rencan Pengembangan


70%
SDM
9. Ketepatan Waktu Penyusun
70%
Laporan Keuangan
10. Kelenkapan Pelaporan
70%
Akuntabilitas Kinerja
Output 11. Ketepatan Pemberian Jasa Medis 100%
Outcame 12. Kepuasan Karyawan 70%
12 Pemelihara 1. Adanya Penangung Jawab
an Fasilitas Input Pemeliharaan Fasilitas Puskesmas 100%
Puskesmas
2. Ketepatan Waktu Pemeliharaan
Alat Sesuai Dengan Jadwal 70%
Prosese
Pemeliharaan
3. Ketepatan Waktu Kalibrasi Alat 70%
4. Alat Pemeriksaan Medis Dan 70%
Labolatorim Mempunyai Bukti
Output Kalibrasi Yang Masih Berlaku

13 Pencegaha 1. Adanya Tim Pencegahan Dan


n Dan 1 tim
Pengendalian Infeksi Yang Terlatih
Pengendali
an Infeksi
Input 2. Ketersediaan tempat dan alat 70 %

3. Adanya perencaan 70%


4. Pelaksanaan Program
70%
SesuaiRencana
Prosese
5. Penggunaan APD Saat
70%
Melaksanakan Tugas
70%

6. Adanya Pencatan Dan Pelaporan


Output
Infeksi Nasokomial Di Puskesmas
14 Pelayanan 1. Adanya pelayanan ambulan 24jam
Ambulan Input 2. Penyediaan pelayanan ambulan 70 %

Prosese 3. Kecepatan memberikan < 30menit


pelayanan
Output 4. Tidak terjadinya kecelakaan 100%
ambulan

Garut ,06Januari 2016


Mengetahui
Kepala UPTD Puskesmas Wanaraja

dr. H . Asep Maryaman


NIP : 19610409198911002
FORMULIR LAPORAN

INDIKATOR MUTU KLINIS DAN KESELAMATAN PASIEN

Puskesmas : Wanaraja
Kecamatan : Garut Kota
Kabupaten : Garut
Propinsi : Jawa Barat
Periode :Juli s/d September 2016
N Jenis Indikator Standar Hasil
o Pelayanan

1 Pendaftaran 14 orang 6 orang


1. Jumlah Pemberi layanan
08.00 s/d 08.00 s/d
2. Jam Buka Pendaptaran
14.00 wib 14.00 wib
3. Lama pendaptaran 5 Menit >5 Menit

10 menit >10 menit


4. Lama pencarian rekap medis

5. Kelengkapan pengisian rekam


medis 70 % <70 %
6. Tidak terjadi kesalahan 70% >70%
identipikasi pasien

7. Kepuasan Pasien 70% >70%

2 Gawat 1. Pemberi Pelayanan Kegawat 60% (2 60% (2


Darurat Daluratan Bersertifikat orang ) orang )
2. (ATLS/BTLS/ACLS/PPGD/GEL
S)
3. Kelengkapan alat 70 % <70 %

4. Jam Buka Pelayanan Gawat 08.00 s/d 08.00 s/d


Darurat 14.00 wib 14.00 wib
5 Menit 5 Menit
5. Waktu Tanggap Pelayanan
6. Ketepatan Pelaksaan 70% >70%
Triase
7. tidak terjadi kecacatan 100% 100%
8. dan kematian
9. tidak tejadi pasien jatuh 100% 100%

10. Tidak terjadinya kesalahan


prosedur tindak medis dan 100% 100%
keperawatan
11. Tidak terjadinya infeksi
nasokomial 70% >70%
12. Kepuasan Pasien 70% >70%
3 Balai 60%( 6 1( dokter )
1. Pemberi Pelayanan Medis (
pengobatan dokter )
Dokter )
Umum
70% <70%
2. Kelengkapan alat
15 Menit 15 Menit
3. Waktu Tunggu Pmeriksaan
4. Tidak terjadi salah diagnosis 70% >70%

5. tidak tejadi pasien jatuh 100% 100%

6. Tidak terjadinya kesalahan 100% 100%


prosedur tindak medis dan
keperawata
7. Kepuasan Pasien 70% >70%

4 Balai 60% ( 2 60% ( 1


1. Pemberi Pelayanan Medis (
Penobatan dokter gigi dokter gigi
Dokter Gigi )
Gigi Dan ) )
Mulut 2. Lama Waktu Perawatan gigi 10 Menit 10 Menit
3. Lama Waktu Pencabutan 30 Menit 30 Menit
4. Scaling 60 Menit 60 Menit
5. Curtage 11 Menit 12 Menit
6. Pencabutan Sulung 11 Menit 12 Menit
7. Penambalan Ermanen 30 Menit 30 Menit
8. Pengobatan Oral 10 Menit 10 Menit
9. Kelengkapan Informmed
Consent Pada Tindakan Medis
Yang Di Lakukan
10. Tidak Adanya Salah 100% 100%
Pencabutan
11. tidak tejadi pasien jatuh 100% 100%

12. Tidak terjadinya kesalahan 100% 100%


prosedur tindak medis dan
keperawatan
13. Tidak terjadinya infeksi 100% 100%
nasokomial
14. Kepuasan Pelanggan 70% >70%

5 Pelayanan 1. ketersedian Tenaga Bidan 13 biadan 14 biadan


KIA/KB Yang 2. ketersedian alat 70% <70%
Bersifat UKP 3. Pemeriksaan Ante Natal Care 10 Menit 10 Menit
4. Pmeriksaan Post Natal Care 15 Menit 15 Menit
5. Pemeriksaan Manajemen 10 Menit 10 Menit
Terpadu Balita Muda (MTBM)
6. Pelayanan Imunisasi 10 Menit 10 Menit
7. Pelalayanan Suntik KB 10 Menit 10 Menit
8. Pemasangan KB Inplan 15.Menit 15.Menit
9. Pencabutan KB Inplan 30 Menit 30 Menit
10. Pemasangan KB IUD 30 Menit. 30 Menit.
11. Pencabutan KB IUD 15 Menit 15 Menit
12. Pemeriksaan USG 10 Menit 10 Menit
13. Pertolongan Persalinan Normal 70 % >70 %
Sesuai Dengan APN
14. Tidak Terjadinya Kematian Ibu 100% 100%
Karena Persalianan
15. Tidak terjadinya infeksi 70% >70%
nasokomial
16. Tidak terjadinya kesalahan 100% 100%
prosedur tindak medis dan
keperawatan
100% 100%
17. tidak tejadi pasien jatuh

18. Kepuasan Pasien 70 % >70 %


6 Manajemen 5. Pemberi layanan bersetipikat 1 orang 1 orang
Terpadu MTBS
Balita Sakit 6. Waktu Tunggu Pelayanan 20 Menit 20 Menit
MTBS
7. Ketepatan Pelaksanaan MTBS 70% >70%
70% >70%
8. Kepuasan Orang tua Pasien
7 1. Ketersedian tenaga analis 2 orang 2 asisten
Labolatorium 2. Pasilitas Dan Peralatan 70% <70%
Labolatorium Sesuai Dengan
Permenkes No. 75/2014
3. Lama Pemeriksaan Golongan 5 Menit 5 Menit
darah
4. Lama Pemeriksaan Hematologi 15 Menit 15 Menit
Rutin
5. Lama Pemeriksaan Hematologi 60 Menit 60 Menit
Lengkap
6. Lama Pemeriksaan Kimia 60 menit 60 menit
Darah
7. Tes Narkoba 5 Menit 5 Menit
8. Imunologi 30 Menit 30 Menit
9. Gula Darah Sewaktu 5 Menit 5 Menit
10. Spesimen Sputum 120 Menit 120 Menit
11. Urin Rutin 10 Menit 10 Menit
12. Pp Tes 5 Menit 5 Menit
13. Feses Rutin 30 Menit 30 Menit
14. Tidak Terjadinya Tertukar hasil 70% >70%
Pemeriksaan
15. Tidak Terjadinya Kesalahan 70% >70%
Pemberian Hasil pemeriksaan
Labolatorium
16. Kepuasan Pasien 70% >70%
8 Gizi 1. Ketersediaan Konsultasi 1 orang 1 orang
Pelayanan Gizi Sesuai Dengan
Ketengaan
2. Lama Waktu Konseling 10 Menit 10 Menit
Pelayanan Gizi
3. Tidak Adanya Kejadiaan 100% 100%
Kesalahan Pemberian Diet
4. Kepuasan Pasien 70% >70%
9 Farmasi 1. Jumlah Pemberi Pelayanan 12 0rang 5 0rang
Farmasi
2. Pasilitas Dan Peralatan 70% <70 %
3. Ketersediaan Formulatium 70% >70%
Tersedia Dan Update Paling
Lama 3 Tahun
4. Ketersediaan Obat Sesuai 90% >90%
Kebutuhan
5. Ketersediaan Obat Sesuai 80% >80%
Fornas
6. Ketersediaan Obat Generik 80% >80%
7. Waktu Tungu Pelayanan Obat 10 Menit <10 Menit
Jadi
8. Watu Tunggu Obat Racikan 25 Ment <25 Ment
9. Tidak Adnya Obat Hilang 80% >80%
Rusak Dan Kadaluarsa
10. Tiadk Adanya Kesalahan 100% 100%
Pemberiaan Obat
11. Kepuasan Pasien 70% >70%

Garut,04 juli 2016


Mengetahui
Kepala UPTD Puskesmas Wanaraja

dr. H . Asep Maryama


NIP : 19610409198911002

DINAS KESEHATAN KABUPATEN GARUT


UPTD PUSKESMAS WANARAJA
Jalan Wanaraja No.13 Tlp. (0262) 237873 Garut 44117
Email www.pkmwanaraja@gmail.com

Nomor : 800/ 331/VIII/ Pusk / 2016 Garut, 27 April 2016


Lampiran : - Kepada Yth :
Perihal : Permohonan Penambahan Bapak Kepala Dinas
Kesehatan
Tenaga Kabupaten Garut
di
Garut

Dengan hormat, dalam rangka meningkatkan pelayanan mutu klinis dan

keselamatan pasien,mengacu pada Analisis kebutuhan Pegawai yang telah di atur

dalam Permenkes No.75 tahun 2014 UPTD ,SPM Kabupaten Garut dan hasil analisis

kebutuhan tenaga di Puskesmas Wanaraja , untuk memenuhi kebutuhan tersebut

kami mohon kiranya Bapak Kepala Dinas melalui Bapak Kepala Urusan Umum

memenuhi permohonan panambahan tenaga.

Adapun daftar kebutuhan tenaga tercantum dibawah ini :

NO JENIS TENAGA JUMLAH YANG ADA KEBUTUHAN KEKURANGAN KETERANGAN

1 Dokter 1 Orang 6 Orang 5 Orang S1 Kedokteran

2 Akutansi - 1 1 S1 Akutansi

5 Rekam Medik - 2 2 D.III R.M

6 Asisten apotekaer 5 12 7 Asisten


afoteker

Demikian surat permohonan ini kami sampaikan. Atas terkabulkannya


permohonan ini kami ucapkan terima kasih.

UPTD Puskesmas Wanaraja

K e p a l a

dr. H. Asep Maryaman

NIP. 19610409 198901 1 002


DINAS KESEHATAN KABUPATEN GARUT

UPTD PUSKESMAS WANARAJA


Jalan Wanaraja No.13 Tlp. (0262) 237873 Garut 44117

Email www.pkmwanaraja@gmail.com

Nomor : 821 / 110 / III / Pkm /2016 Kepada Yth :

Lampiran :- Bapak Kepala Dinas

Perihal : Permohonan alat medis Kesehatan Kabupaten Garut


di

Tempat

Dengan Hormat

Sehubungan dengan perlunya peningkatan pelayanan klinis di Puskesmas Wanaraja maka

melalui Surat Permohonan ini, kami memohon Kepada Bapak Kepala Dinas untuk dapat kiranya

menambah alat kesehatan.

Atas perhatiannya dan bantuan Bapak kami ucapkan terima kasih.

Garut, 27 Maret 2016

Kepala UPTD Puskesmas Wanaraja

dr. H, Asep Maryaman

Nip.19610409 198901 1 002


DINAS KESEHATAN KABUPATEN GARUT

UPTD P
FORMULIR LAPORAN

INDIKATOR MUTU KLINIS DAN KESELAMATAN PASIEN

Puskesmas : Wanaraja
Kecamatan : Garut Kota
Kabupaten : Garut
Propinsi : Jawa Barat
Periode : Januari s/d maret 2016
ANALISIS DAN TINDAK LANJUT MUTU LAYANAN KLINIS DAN KESELAMATAN
PASIEN

PERIODE : ...........................................

Indikator Standar Analisis Tindakan Evaluasi

Hasil Masalah

Jumlah 14 6 Lama waktu Penagajuan Belum terealisasikan Pen


pemberi pendaptaran dan penambahan tenaga (menunggu tndak lanjut pen
layanan pencarian rekam dari kantor dinas
medik lebih lama
dari setandar
Pengisian 70% <70% Potensial salah pengarahan pen
rekapmedic identifikasi pasien Pengisian rekam medik <
kurang dari 70%
70 %
Ketersediaan 70% <70% Sering merujuk Pengajuan alat Belum terealisasikan ( Pen
alat pasien yang masih anggaran 2017)
bias di tindak
dipuskesmas
1. Pemberi 60%(6 1 Potensial kurang 1.Pengajuan Belum terealisasikan Pen
layanan dokter) dokter tepat diagnosisi penambahan tenaga (menunggu tndak lanjut pen
medis dokter dari kantor dinas dok
2. pendelegasian pada
perawat pen
2.ketersedian 70% <70% Diagnosis kurang Pengajuan alat Belum terealisasikan ( Pen
alat tepat anggaran 2017)

1. Pemberi 60%( 2 1 Tindakan medis 1.Pengajuan Belum terealisasikan Pen


layanan dokter dokter dilakukan oleh penambahan tenaga (menunggu tndak lanjut pen
medis gigi) gigi perawat gigi dokter gigi dari kantor dinas dok
2. pendelegasian pada
perawat gigi
2.ketersedian 70% <70% Pengajuan alat Belum terealisasikan Pen
alat (anggaran 2017)
Ketersediaan 70% <70% Petensial kuarang Pengajuaan peralatan Belum terlealisaikan ( Pen
alat cepat dalam anggaran 2017) pera
tindakan

1. Pemberi 12 6 Waktu pelayanan Penagajuan Belum terealisasikan Pen


layanan orang orang lebih dari standar penambahan tenaga (menunggu tndak lanjut pen
farmasi dari kantor dinas
Garut , 04 Oktober 2016
Mengetahui
Kepala UPTD Puskesmas
Wanaraja

dr. H. Asep Maryaman


NIP : 19610409 198901
002

N Unit Analisis Tindakan


o
data Masalah

1 Pendaftaran Tenaga kurang dari Lama waktu pendaptaran dan Penagajuan Belum
standar pencarian rekam medik lebih penambahan tenaga tndak
lama dari setandar
2 <70% Sering merujuk pasien yang Pengajuan alat Belum
masih bias di tindak 2017
dipuskesmas
3 1 dokter Persepan kurang sesuai dengan 1.Pengajuan Belum
pormularium penambahan tenaga tndak
dokter
2. pendelegasian pada
perawat
<70% Diagnosis kurang tepat Pengajuan alat Belum
2017

4 1 dokter gigi Tindakan medis dilakukan oleh 1.Pengajuan Belum


perawat gigi penambahan tenaga tndak
dokter gigi
2. pendelegasian pada
perawat gigi
<70% Diagnosis kurang tepat Pengajuan alat Belum

5 <70% Diangnosisi kurang tepat Pengajuaan peralatan Belum


2017

6 6 orang Waktu pelayanan lebih dari Penagajuan Belum


standar penambahan tenaga tndak
LAPORAN

INSIDEN KTD,KTC,KPC,DAN KNC

PERIODE JULII 2016 S/DSEPTEMBER 2016

n Kronologis kejadian Penyebab Tindakan Evaluasi Tindak lan

NIHIL _ - - Tingkatka
kewapada

NIHIL - - - Tingkatka
kewapada

NIHIL - - - Tingkatka
kewapada

jalan gerbang masuk Volume kunjungan Perbaikan jalan pintu jalan gerbang Tngkatkan
puskesmas rusak( pasien . 100 % gerbang puskesnmas telah di perbaiki pemeliharaan s
potensial pasien jatuh ) melewati gerbang
utama
Loket pendaftaran Di ganti dengan tralis Loket pendaftaran Tingkatkan
memekai kaca ( potensial besi telah memekai kewapadaan
pecah ) tralis besi

Besi bekas nako di loket


pendaftaran potensial
terkait pada pasien
Tangga tak berpungsi di Dibongkar Tangga talah di Tingkatkan
KIA potensaial roboh bongkar kewapadaan

Kabel lampu di UGD Kurang kepedulian Di rapihkan Kabel telah rapih Tingkatan kepe
berantakan pada lingkunga
Tempat tidur pasien Belum Mengajukan tempat Hanya sebagia Penagajuaan te
hanya sebagian yang terlealisainya tidur dengan memakai tempat tidur yang tidur dengan me
memeakai pelindung pelegkapan alat pelindung dari jatuh memakai penlindung dari
(potensial pasien jatuh ) terbentur anggaran pelindung
Saluran pembuangan Kerusakan diperbaiki Saluran Tingkatkan
wastapel BP gigi bocor pembuangan pemeliharaan s
wastapel BP gigi
tidak bocor
Atap labolatorium rembes Genangan air dari perbaiakan perbaikan
lantai atas Perbaikan dalam
proses

Ruang TB menyatu Situasi dan kondisi dipindahkan Dalam proses Pengawasan pr


dengan ruang periksa pembangunan r
lain TB
Tidak ada tempat Kurang perhatian Lokalisasi sampah Terdapat lokalisasi Tingkatkan
sampah medis medis sampah medis kewapadaan

Kabel komputer acak- Kurang kepedulian pengarahan Kabel telah rapih Tingkatkan kep
acakan potensial petugas terhadaplingkun
kesetrum
Tangga naik lantai dua Pemasangan pegangan Pegangan tangga Tingkatkan
tidak memekai pegangan sudah terpasang kewapadaan

Atap ruang periksa Kerusakan pada Memperbaiki kerusakan Atap tidak bocor Tingkatkan
,sebagian bocor ( lantai genting pemeliharaan s
jadi licin dan bisa
menyebabkan jatuh)

Pipa bekas wastapel di Kelalaian tukang Memoton pipa Pipa bekas Tingkatkan
ruang lansia menonjol ( bangunan wastapel telah di pemeliharaan s
potensial menusuk ) potong

Garut ,4 Oktober 2016


Mengetahui
Kepala UPTD Puskesmas
Wanaraja

dr. H.
Asep
Marya
man

NIP :
19610409
198901 002
LAPORAN
INSIDEN KTD,KTC,KPC,DAN KNC
PERIODE JULI S/D SEPTEMBER 2016
Kronologis kejadian Penyebab Tindakan Evaluasi Tinda

NIHIL _ - - Tingk
kewap

NIHIL - - - Tingk
kewap

NIHIl - - - Tingk
kewap
Tempat tidur pasien hanya Belum terlealisainya Mengajukan tempat Hanya sebagia Penagajua
sebagian yang memeakai pelegkapan alat tidur dengan memakai tempat tidur yang tidur denga
pelindung (potensial pasien jatuh terbentur anggaran pelindung dari jatuh memakai penlindung
pelindung

Tangga naik lantai dua hanya Tdak ada Dipasang pegangan Pegangan sudah Tingkatkan
sebelah kiri yang ada di pasang pemelihara
peganagan,sebelah kiri tidak

Garut ,4 Oktober 2016


Mengetahui
Kepala UPTD Puskesmas
Wanaraja

dr. H.
Asep
Marya
man

NIP :
19610409
198901 002
LAPORAN

INSIDEN KTD,KTC,KPC,DAN KNC

PERIODE APRIL S/D JUNI 2016

Kronologis kejadian Penyebab Tindakan Evaluasi Tinda

NIHIL _ - - Tingk
kewap

NIHIL - - - Tingk
kewap

NIHIL - - - Tingk
kewap
Tempat tidur pasien hanya Belum Mengajukan tempat Hanya sebagia Penagajua
sebagian yang memeakai terlealisainya tidur dengan memakai tempat tidur yang tidur denga
pelindung (potensial pasien jatuh pelegkapan alat pelindung dari jatuh memakai penlindung
) terbentur anggaran pelindung

Garut ,4 Juli 2016


Mengetahui
Kepala UPTD Puskesmas wanaraja

dr. H.
Asep
Marya
man

NIP :
19610409
198901 002
LAPORAN

INSIDEN KTD,KTC,KPC,DAN KNC

PERIODE APRIL S/D JUNI 2016

Kronologis kejadian Penyebab Tindakan Evaluasi Tinda

NIHIL _ - - Tingk
kewap

NIHIL - - - Tingk
kewap

NIHIL - - - Tingk
kewap
Tempat tidur pasien hanya Belum Mengajukan tempat Hanya sebagia Penagajua
sebagian yang memeakai terlealisainya tidur dengan memakai tempat tidur yang tidur denga
pelindung (potensial pasien jatuh pelegkapan alat pelindung dari jatuh memakai penlindung
) terbentur anggaran pelindung

Garut ,4 Juli 2016


Mengetahui
Kepala UPTD Puskesmas Wanaraja

dr. H.
Asep
Marya
man

NIP :
19610409
198901 002
LAPORAN KEGIATAN

INSIDEN KTD,KTC,KPC,DAN KNC

PERIODE ...................................

Kronologis kejadian Penyebab Tindakan Evaluasi Tinda

Garut ,.............................
Mengetahui
Kepala UPTD Puskesmas Wanaraja

dr. H.
Asep
Marya
man

NIP :
19610409
198901 002
LAPORAN

INSIDEN KTD,KTC,KPC,DAN KNC


UNIT : ..................................
PERIODE : ..................................

Insiden Kronologis kejadian

KTD

KTC

KNC

KPC

Garut .........................
Pelapor
Anggota tim keselamatan pasien

...............................................
DINAS KESEHATAN KABUPATEN GARUT
UPTD PUSKESMAS WANARAJA
KECAMATAN GARUT KOTAJalan Wanaraja No.13 Tlp.
(0262) 237873 Garut 44117
Email www.pkmwanaraja@gmail.com

KEPUTUSANKEPALA UPTD PUSKESMAS WANARAJA


NOMOR : 800/220/I/Y-IX/2016
TENTANG
PENANGANAN KEJADIAN TIDAK DIHARAPKAN(KTD),KEJADIAN TIDAK CEDERA
(KTC),KEJADIANPOTENSIAL CEDERA (KPC) DAN KEJADIAN NYARIS CEDERA
(KNC)
DI UPTD PUSKESMAS WANARAJA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


KEPALA UPTD PUSKESMAS WANARAJA,

Menimbang : 1. Bahwa untuk meningkatkan mutuklinis dan keselamatan


pasien,maka perluupaya penanganan Kejadian Tidak
Diharapkankan (KTD), Kejadian tidak cedera (KTC),Kejadian
Nyaris Cedera (KNC) dan Kejadian Potensial Cedera (KPC)
;
2. Bahwa untuk meningkatkan mutu klinis dan keselamatan
pasiendi UPTD PuskesmasWanaraja,perlu dilakukan oleh dokter,
perawat, bidan,analis, laboralatorium dan tenaga kesehatan lain;

3. Bahwa sehubungan dengan butir satu dan dua tersebut di


atas,perlu ditetapkan tatapenangananKTD,KTC,KPC
dan KNC;

Mengingat : 1. Undang Undang Dasar 1945;


2. Undang-Undang Nomor. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan;
3. Peraturan Mentri Kesehatan Nomor 1691/Menkes/PER/VIII2014;

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS WANARAJA TENTANG


PENANGANANKTD,KTC,KPC,DAN KNC DI UPTD PUSKAEMAS
WANARAJA

Kesatu : Keputusan KepalaUPTD PuskesmasWanaraja tentang Tata


Cara dan Resiko dalam Pelayanan sebagaimanatertertulis dalam
SOP Penanganan KTD, KTD,KPC, dan KNC;

Kedua : Keputusan ini berlaku mulai tanggal yang ditetapkan dengan


ketentuan apabila adakekeliruan akan dilakukan perubahan
sebagaimana mestinya;

Ditetapkan di : Garut
Pada tanggal : 06 Januari 2016
Kepala UPTDPuskesmas Wanaraja,
Kabupaten Garut

ASEP MARYAMAN
PENANGANA KTD,KTC,KPC
DAN KNC
No.Decumen :440/419/I/Y-
S IX/2016
O No. Revisi :0
P TanggalTerbitt :06/01/2016
Halaman :1/3

UPTD
dr.H.Asep Maryaman
PUSKESMAS
NIP:196104091989011002
WANARAJA

Pengertian Kejadian Tidak Diharapkankan ( KTD ) adalah insiden


yang mengakibatkan cedera pada pasien, akibat
melakukan tindakan atau tidak melakukan tindakan yang
seharusnya di ambildan bukan karena penyakitdasarnya
atau kondisi pasien.
Kejadian tidak cedera ( KTC ) adalah kejadian yang tidak
menyebabkan cedera
Kejadian PotensialCedera (KPC) adalah kondisi yang
sangatberpotensi menimbulkan cedera tetapi belum
terjadi insiden
KejadianNyaris Cedear (KNC) adalah insiden yang belum
terpaparcedera
Penanganan Kejadian Tidak DIharapkan (KTD),Kejadian
Tidak Cedera (KTC),Kejadian Tidak Cedera ( KTC) dan
Kejadian Nyaris Cedera ( KNC) adalah membuat
asuhan pasien lebih amanyang meliputi asesmen resiko
dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan resiko
pasien,peleporan dan analisis insiden dan tindak lanjut
sertaimplementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya
resikodan mencegah terjadiya cedera yang disebabkan
oleh kesalahan akibat melakukan suatu tindakan atau
tidak mengambil tindakan yang seharusnya di ambil

Tujuan bertujuan untuk meningkatkan mutu pelayanan


dipuskesmas dengan memberikan rasa aman bagi
pasien dan petugas. Menjadi pedoman dalam
melakukan penaganan kejadian tidak di harapkan
PENANGANA KTD,KNC,KPC DAN
KNC
S No.decumen
O :440/419/I/YIX/2016
P no revisi :0
Tanggal terbit : 06/01/2016
Halaman : 2/3

Kebijakan SK Kepala Puskesmas Wanaraja Nomor /2016


Tentang Penanganan Kejadian Tidak Di Harapkan,(KTD),
Kejadian Potensial Cedra(KPC), Kejadian Nyaris
Cedra (KNC) Dan Resiko Pelayannan

Referensi Panduan Nasional Keselamatan Pasien


Rumah Sakit ( Patient Safety ) Departemen Kesehatan
RI Tahun 2006
Permenkes RI Nomor 1691/MENKES.PER/VIII2011
Tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit

prosedur 1. Kepala puskesmas membentuk tim keselamatan


pasien dipuskesmas
2. Tim keselamatan pasien puskesmas ,menyusun
asuhan pasien lebih aman ,meliputi asesmen
resiko ,identipikasi hal yang berhubungan dengan
resiko pasien
3. Tim keselamatan pasien puskesmas
mengembangkan imformasi pencatatan
danpelaporan internal tentang insidensi KTD,KPC dan
KNC
4. Tim keselamatan pasien puskesmas
mengidentipikasi kasus KTD, KPC dan KNC yang
terjadi dilingkup puskesman dan jaringanya
5. Tim keselamatan pasien mencatat dan menangani
kejadian KTD,KPC,dan KNC yang terjadi
6. Setiap koordinator poli/unit membuat laporan tentang
kejadiaan KTD,KPC dan KNC
7. Tim keslamatan pasien menganalisa dan membuat
solusi pembelajaran ( audit ) terhadap insidensi
KTD,KPC dan KNC
8. Tim keselamata pasien membuat kesimpulan dan
melaporkan kepada kepala puskesmas mengenai
kejadian KTD ,KPC dan KNC
9. Tim keselamatan pasien memberikan solusi
pembelajaran atas tiap kasus yang terjadi untuk di
evaluasi

1. Bagan Air

Kepal puskesmas membentuk tim keselamatan


pasien

Tim keselamatan pasien menyusun asuhan


paien menjadi lebih aman meliputi asesmen
resikoidentipikasi dan pengelolaan hal yang
berhubungan dengan keselamatan pasien

Tim keselamatan pasien mengembangkan
informasi pencatatan dan pelaporan internal
tenang insiden KTD KPC dan KNC


Tim lesel;amatan puskesmas mengidentipikasi
kasus KTD,KPC dan KNC yang terjadi di lingkup
puskesmas dan jaringanya

Tim keselamatan pasien mencatat dan menangani


kejadian KTD, KPC dan KNC yang terjadi

setiap koordinator unit membuat laporan kepada


tim keselamatan pasien

Tim keselamatan pasien menanalisa dan


membuat solusi pembelajaran ( audit ) terhadap
insidenKTD,KPC dan KNC


Tim keselamatan pasien membuat kesimpulan
dan melaporkan kepada kepala puskesmas
mengenai kejadian KTD ,KPC dan KNC

PENANGANA KTD,KTC,KPC
DAN KNC
No.Decumen :
S 440/419/I/YIX/2016
O No. Revisi :0
P Tanggal Terbitt :
06/01/2016
Halaman :3/3

Ruang Terkait 1. UGD


2. BPUmum
3. BPGigi
4. KIA/KB
5. Farmasi
6. Laboltorium
Rekap histori

n Yang diubah Isi perubahan Tanggal mulai


o berlaku

LAPORAN
KASUS KTD,KTC,KPC DAN KNC
( UPTD PUSKESMAS WANARAJA )

Analisis
Kronologis Evaluasi Rencan
Penyebab
kejadian Rencana solusi Pelaksanaan

Nihil - - - -

il - - - -
- - - - -

- - - - -

Garut : 03 Pebruari 2016


Mengetahui kepala UPTD puskesmas Siiwangi

dr. H. Asep Maryaman


DINAS KESEHATAN KABUPATEN GARUT
UPTD PUSKESMAS WANARAJA
KECAMATAN GARUT KOTA
Jalan Wanaraja No.13 Tlp. (0262) 237873 Garut 44117
Email www.pkmwanaraja@gmail.com

KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS WANARAJA


KABBUPATEN GARUT
NOMOR : 800/221/I/Y-IX/2016
TENTANG
PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KLINIS
DI UPTD PUSKESMAS WANARAJA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


KEPALA UPTD PUSKESMAS WANARAJA,

Menimbang : 1. Bahwa dalam upaya meningkatkan pelayanan puskesmas yang


lebih bermutu,perlu disusun Tentang Penerapan Manajemen
Resiko Klinis;

2. Bahwa sehubungan denganbutirsatutersebut di


atasperluditetapkan Surat KeputusanKepala UPTD Puskesmas
Wanaraja Tentang Manajemen Resiko Klinis;

Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor. 36 Tahun 2009


Tentang Kesehatan;
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor. 29 Tahun 2004
Tentang Praktek Kedokteran;
3. Peraturan Mentri Kesehatan Nomor. 75 Tahun 2014 Tentang
Pusat Kesehatan Masyarakat;
4. Peraturan Pemerintah Nomor. 32 Tahun 1966 Tentang Tenaga
Kesehatan;
5. Keputusan Mentri Kesehatan Republik Indonesia Nomor.
1333/Menkes/1999 Tentang Standar Pelayanan Rumah Sakit;

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALAUPTDPUSKESMAS WANARAJA


TENTANG MANAJEMEN RESIKO KLINIS

Kesatu : Penerapan Manajemen Resiko Klinis seperti tertera dalam


lampiran surat ini;

Kedua : Keputusan ini berlaku mulai tanggal yang ditetapkan dengan


ketentuan apabila adakekeliruan akan dilakukan perubahan
sebagaimana mestinya;

Ditetapkan di : Garut
Pada tanggal : 06 Januari 2016
Kepala UPTDPuskesmas Wanaraja
Kabupaten Garut

ASEP MARYAMAN

Lampiran : Surat Keputusan Kepala UPTD Puskesmas Wanaraja


nomor :221/VIII/Y-IX/2015
Tentang : Panduaan Penerapan manajemen resiko klinis
Manajemen resiko klinis puskesmas wanaraja
A. Pendahuluan
Manajemen resiko klinis merupakan suatu upaya sisitematis yang dilakukan
baik di rumah sakit maupun di puskesmas dalam rangka mengurangi resiko
akibat pelaksanaan pelayanan medic.resiko klinis dapat berupa
bahaya,kesalahan,musibah atau potensi hal-hal yang merugikan
pasien,terkait dengan atau dampak asuhan klinis yang di berikan
kepadanya
B. Tujuan
1. Meminimumkan terjadinya medika eroor ,adverse events dan harm,pada
pasien
2. Meminimukan terjadinya klaim dan mengendalikan biaya klaim yang
harus menjadi tanggungan institusi dan dokter
C. Sasaran
1. Puskesmas
2. Puskesmas pembantu
3. Poyandu
D. Tahpan manajemen resiko klinis
1. Identitas resiko : keluhan pasien ,klaim, incident report,audit medic
2. Pembahasan : tim manajemen medic,coordinator penanggung jawab
program
3. Kesimpulan : RCA: tipe medical error,sumber medical error, FMEA:
perbaikan
Prosedur,kebijakan,peraturan dll.
4. Tindak lanjut
E. Incident Report
1. Pelaporan setiap masalah dan kejadian yang menyimpang dari rencana
dan berdampak pada keselamatan pasien
2. Pelaporan atas masalah atau kejadian yang menghadapkan pasien
pada keadan keadan resiko
3. Pelaporan atas masalah yang menghadapkan puskesmas terhadap
tuntuntan hokum
4. Masalah /kejadian tidak harus selalu menyebabkan cedar,tetapi
termasuk juga kejadian yang potensial menyebabkan cedar.
5. Pelaporan atau masalah yang dapat menjadikan pelajaran untuk meng
eliminasi atau menurunkan resiko.
6. Pelaporan atau masalah yang mempunyai dampak terhadap anggaran
dan resiko ketersedian keuangan ,peralatan maupun supplis.
F. Sumber Medikal Report
1. Manusia
a. Kelelahan
b. Kurang teliti
c. Komunikasi yang buruk
d. Kekuasaan dan pengendaliaan
e. Keterbatasan waktu
f. Poor judgemen
g. Keragu-raguan
h. Logic error
i. Over conviden
2. Organisasi
a. Rancang bangun kerja
b. Pereancanaan kebijakan
c. Administrasi dan pembiayan
d. Insentip/disinsentip/kepemingpinaan
e. Manajemen supply
f. Supervise/umpan balik
g. Ketidakjelasan petugas
h. Salah menempatkan personil
3. Teknikal
a. Poor automation
b. Peralatan yang buruk
c. Keterbatasaan peralatan
d. Tidak memiliki decision support
e. Kompleksitas
f. Urang integrasi
g. Terlalu banyak informasi
h. Tidak menggunakan ceklist

G. Tipe Medikal Error


1. Kekeriruan konsep
a. Wrong Concepet of Disease
b. Wrong Concepet of Traitmen
2. Kekeliruan Diagnostik
a. Misdiagnosis
b. Late diagnosis
c. Gagal melakukan prosedur diagnosisi
d. Menggunakan prosedur yang usang
e. Gagal melakukan pemantauan dan follow up
f. Hasil pemeriksaan penunjang
3. Kekeliruan terapi
a. Error melakukan tindakan medik
b. Error memberikan terapi
c. Error memberikan dosis
d. Error menetapkan jenis obat
e. Terlambat memberikan indukasi padahal terapi sudah jelas
f. Melakukan tindakan medik yang tidak adekuat dan tidak ada
indikasi
g. Teknik yang keliru
4. Kekeliruaan pencegahan
a. Gagal melakukan terap sesuai terap yang diperlukan
b. Tidak adekuan melakukan pemantauan hasil terapi
5. Lainya
a. Gagal dalam berkomunikasi
1. Komunikasi dengan pasien
2. Kompnikasi dengan tenaga kesehatan lain
b. Equipment failur
c. Kegagalan sistem lainya
H. Penutup
Demikian program ini di susun untuk memberikan gambaran mengenai
penerapan Manajemen Resiko Klinis di Puskesmas Wanaraja Kabupaten
Garut

Ditetpkan di : Garut
Pada tanggal : 26 Agustus 2015
Kepala UPTD Puskesmas Wanaraja

ASEP MARYAMAN
Tanggal : 26 Agustus 2015
lampiran keputusan kepala UPTD Puskesmas Wanaraja
Nimor : 221/VIII/Y-IX/2015 tentang panduan manajemen resiko
Manajemen resiko klinis puskesmas wanaraja
I. Pendahuluan
Manajemen resiko klinis merupakan suatu upaya sisitematis yang dilakukan
baik di rumah sakit maupun di puskesmas dalam rangka mengurangi resiko
akibat pelaksanaan pelayanan medic.resiko klinis dapat berupa
bahaya,kesalahan,musibah atau potensi hal-hal yang merugikan
pasien,terkait dengan atau dampak asuhan klinis yang di berikan
kepadanya
J. Tujuan
3. Meminimumkan terjadinya medika eroor ,adverse events dan harm,pada
pasien
4. Meminimukan terjadinya klaim dan mengendalikan biaya klaim yang
harus menjadi tanggungan institusi dan dokter
K. Sasaran
4. Puskesmas
5. Puskesmas pembantu
6. Poyandu
L. Tahpan manajemen resiko klinis
5. Identitas resiko : keluhan pasien ,klaim, incident report,audit medic
6. Pembahasan : tim manajemen medic,coordinator penanggung jawab
program
7. Kesimpulan : RCA: tipe medical error,sumber medical error, FMEA:
perbaikan
Prosedur,kebijakan,peraturan dll.
8. Tindak lanjut
M. Incident Report
7. Pelaporan setiap masalah dan kejadian yang menyimpang dari rencana
dan berdampak pada keselamatan pasien
8. Pelaporan atas masalah atau kejadian yang menghadapkan pasien
pada keadan keadan resiko
9. Pelaporan atas masalah yang menghadapkan puskesmas terhadap
tuntuntan hokum
10. Masalah /kejadian tidak harus selalu menyebabkan cedar,tetapi
termasuk juga kejadian yang potensial menyebabkan cedar.
11. Pelaporan atau masalah yang dapat menjadikan pelajaran untuk meng
eliminasi atau menurunkan resiko.
12. Pelaporan atau masalah yang mempunyai dampak terhadap anggaran
dan resiko ketersedian keuangan ,peralatan maupun supplis.
N. Sumber Medikal Report
1. Manusia
j. Kelelahan
k. Kurang teliti
l. Komunikasi yang buruk
m. Kekuasaan dan pengendaliaan
n. Keterbatasan waktu
o. Poor judgemen
p. Keragu-raguan
q. Logic error
r. Over conviden
4. Organisasi
i. Rancang bangun kerja
j. Pereancanaan kebijakan
k. Administrasi dan pembiayan
l. Insentip/disinsentip/kepemingpinaan
m. Manajemen supply
n. Supervise/umpan balik
o. Ketidakjelasan petugas
p. Salah menempatkan personil
5. Teknikal
a. Poor automation
b. Peralatan yang buruk
c. Keterbatasaan peralatan
d. Tidak memiliki decision support
e. Kompleksitas
f. Urang integrasi
g. Terlalu banyak informasi
h. Tidak menggunakan ceklist

O. Tipe Medikal Error


1. Kekeriruan konsep
a. Wrong Concepet of Disease
b. Wrong Concepet of Traitmen
2. Kekeliruan Diagnostik
a. Misdiagnosis
b. Late diagnosis
c. Gagal melakukan prosedur diagnosisi
d. Menggunakan prosedur yang usang
e. Gagal melakukan pemantauan dan follow up
f. Hasil pemeriksaan penunjang
3. Kekeliruan terapi
a. Error melakukan tindakan medik
b. Error memberikan terapi
c. Error memberikan dosis
d. Error menetapkan jenis obat
e. Terlambat memberikan indukasi padahal terapi sudah jelas
f. Melakukan tindakan medik yang tidak adekuat dan tidak ada
indikasi
g. Teknik yang keliru
4. Kekeliruaan pencegahan
a. Gagal melakukan terap sesuai terap yang diperlukan
b. Tidak adekuan melakukan pemantauan hasil terapi
5. Lainya
a. Gagal dalam berkomunikasi
1. Komunikasi dengan pasien
2. Kompnikasi dengan tenaga kesehatan lain
b. Equipment failur
c. Kegagalan sistem lainya

P. Penutup
Demikian program ini di susun untuk memberikan gambaran mengenai
penerapan Manajemen Resiko Klinis di Puskesmas Wanaraja Kabupaten
Garut
Ditetpkan di : Garut
Pada tanggal : 02 April 2015
Kepal UPTD Pskesmas Siliwngi

Asep Maryaman
Manajemen resiko klinis puskesmas wanaraja

Q. Pendahuluan
Manajemen resiko klinis merupakan suatu upaya sisitematis yang dilakukan baik
di rumah sakit maupun di puskesmas dalam rangka mengurangi resiko akibat
pelaksanaan pelayanan medic.resiko klinis dapat berupa
bahaya,kesalahan,musibah atau potensi hal-hal yang merugikan pasien,terkait
dengan atau dampak asuhan klinis yang di berikan kepadanya
R. Tujuan
5. Meminimumkan terjadinya medika eroor ,adverse events dan harm,pada
pasien
6. Meminimukan terjadinya klaim dan mengendalikan biaya klaim yang harus
menjadi tanggungan institusi dan dokter
S. Sasaran
7. Puskesmas
8. Puskesmas pembantu
9. Poyandu
T. Tahpan manajemen resiko klinis
9. Identitas resiko : keluhan pasien ,klaim, incident report,audit medic
10. Pembahasan : tim manajemen medic,coordinator penanggung jawab
program
11. Kesimpulan : RCA: tipe medical error,sumber medical error, FMEA:
perbaikan
Prosedur,kebijakan,peraturan dll.
12. Tindak lanjut
U. Incident Report
13. Pelaporan setiap masalah dan kejadian yang menyimpang dari rencana dan
berdampak pada keselamatan pasien
14. Pelaporan atas masalah atau kejadian yang menghadapkan pasien pada
keadan keadan resiko
15. Pelaporan atas masalah yang menghadapkan puskesmas terhadap tuntuntan
hokum
16. Masalah /kejadian tidak harus selalu menyebabkan cedar,tetapi termasuk
juga kejadian yang potensial menyebabkan cedar.
17. Pelaporan atau masalah yang dapat menjadikan pelajaran untuk meng
eliminasi atau menurunkan resiko.
18. Pelaporan atau masalah yang mempunyai dampak terhadap anggaran dan
resiko ketersedian keuangan ,peralatan maupun supplis.
V. Sumber Medikal Report
1. Manusia
s. Kelelahan
t. Kurang teliti
u. Komunikasi yang buruk
v. Kekuasaan dan pengendaliaan
w. Keterbatasan waktu
x. Poor judgemen
y. Keragu-raguan
z. Logic error
aa. Over conviden
6. Organisasi
q. Rancang bangun kerja
r. Pereancanaan kebijakan
s. Administrasi dan pembiayan
t. Insentip/disinsentip/kepemingpinaan
u. Manajemen supply
v. Supervise/umpan balik
w. Ketidakjelasan petugas
x. Salah menempatkan personil
7. Teknikal
a. Poor automation
b. Peralatan yang buruk
c. Keterbatasaan peralatan
d. Tidak memiliki decision support
e. Kompleksitas
Asep Maryaman

9.1.1.9
ANALISIS UPAYA MEMEINIMALKAN RESIKO

PERIODE JULI S/D SEPTEMBER 2016

Upaya Meminimalkan
No Analisis
Resiko

Temuan Resiko Penyebab


Pemeriksaan di Pengajuan penambahan
Potensial terjadi Kurangnya tenaga
1 delegasikan tenaga dokter kepada dinas
medikal error dokter
pada perawat kesehatan

Potensial
Sarana dan Pengajuan perbaikan
terjadinya Terbentur dengan
prasarana yang danperlengkapan sarana
2 kejadian tidak anggaran
kurang dan prasarana
diinginkan Tahunan
memadai

Garut , 04 Oktober 2016


Mengetahui
Kepala UPTD Puskesmas Wanaraja

dr. H. Asep Maryaman


NIP : 19610409 198901 002
9.1.1.10

DINAS KESEHATAN KABUPATEN GARUT


UPTD PUSKESMAS WANARAJA
KECAMATAN GARUT KOTA
Jalan Wanaraja No.13 Tlp. (0262) 237873 Garut 44117
Email www.pkmwanaraja@gmail.com

KERANGKA ACUAN
PERENCANAN PROGRAM KESELAMATA PASIEN
DI UPTD PUSKESMAS WANARAJA
Pendahuluan
Keselamatanpasien sangatlah penting untuk diperhatikan dan dilaksanakan oleh
setiap puskesmas dan harus diakui kegiatan institusi puskesmas dapat berjalan
apabila ada pasien,olehkarena itukeselamatan pasien merupakan prioritas utama untuk
dilaksaakan dan hal tersebut berkaitandenganmutu dan citra Puskesmas
Wanaraja.dengan berkembangnya ilmu dan teknologi pelayanan kesehatan
khususnya dipuskesmas menjadi semakin komplek dan berpotensi terjadinya kejadian
tdak diharapkan
Mengingat keselamatan pasen sudah menjadi tuntutan bagi tenaga klinis
khusunya di Puskesmas Wanaraja maka program keselamatan pasien perlu
dilakukankarena itu perlu dilakukan acuan yang jelas untuk melaksnakan keselamatan
pasien tersebut acuan ini diharapkandapat membantu Puskasmas Wanaraja
dalam melaksanakan program keselamatan pasien
Definisi
Keselamatan pasien adalah suatu sistem dimana puskesmas/rumahsakit
membuat asuhan pasien lebih aman. Sistem tersebut meliputi , assesmen
resiko ,identipikasi dan pengeloloan hal yang berhubungan dengan resiko
pasien,pelaporan dan analisis insiden,kemampuanbelajar dariinsiden dan tidaklanjut
serta implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya resiko .Sistem tersebut
diharapkan dapat mencegah terjadinya cedra yang di sebabkan oleh
kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan ataw tidak mengambil tindakan yang
seharusnya segera dilakukan
Tujuan
1. Terlaksanaya programkeselamata pasien di puskesmas wanaraja secara
sistematis
2. Terlaksananya program program pencegahan kejadian tidak diharapkan
3. Sebagai acuaninstrumen akreditas puskesmas
4. Terciptanya budayakeselamatan pasiendi puskesmas
5. Meningkatkan akuntabiitas puskesmas terhadappasien dan masyarakat
6. Menurukan kejadian tidak diharapkan

Pelaksanaan
1. Kepala puskesmas membentuk tim keselamatan pasien dengan susunan
sebagai berikut : ketua : dokter,anggota: dokter,dokter gigi,perawt,bidan dan
tenaga klinis lainnya
2. Tim keselamatan pasien menyusun asuhan lebih aman meliputi asesmen resiko
dan identipikasi hal-hal yang berhubungan dengan resiko pasien
3. Tim keselamtan pasien mengidentipikasi kasus KTD,KPC dan KNC yang terjadi
di lingkup puskesmas dan jarigannya
4. Tim keselamatan pasien mencatat dan menagani setiap kejadian KTD,KPC dan
KNC yang terjadi
5. Setiap koordinator poli/unit membuat laporan tentang kejadian KTD,KPC dan
KNC
6. Tim keselamatan pasien menganalisa dan membuat solusi pembelajaran
terhadap insiden KTD,KPC dan KNC atas setiap kasusu yang terjadi untuk di
evaluasi
7. Mengembangkan sistem impormasi pencataan dan pelaporan internal tentang
insiden KTD,KPC dan KNC
8. Tim keselamatan pasien membuat kesimpulan dan dan melaporkan kepada
kepala puskesmas mengenai kejadian KTD,KC dan KNC
Evaluasi
Pimpinan puskesmas melakukan monitoring dan evaluasi pada unit kerja di
puskesmas yang terkait dengan pelaksaan keselamatan pasien
Tindaklanjut
Mengembangkan standar pelayanan medis bedasarkan hasil analisis akar
masalah

You might also like