You are on page 1of 3

Anatomi Fisiologi

Plasenta berbentuk bundar atau hampir bundar dengan diameter 15-20


cm dan tebal 2,5 cm, berat rata-rata 500 gram. Tali pusat berhubungan dengan
plasenta biasanya di tengah (insersio sentralis). Bila hubungan agak pinggir
(insersio lateralis). Dan bila di pinggir plasenta (insersio marginalis), kadang-
kadang tali pusat berada di luar plasenta dan hubungan dengan plasenta melalui
janin, jika demikian disebut (insersio velmentosa).

Umumnya plasenta terbentuk lengkap pada kehamilan lebih kurang 10


minggu dengan ruang amnion telah mengisi seluruh kavum uterus, agak ke atas
ke arah fundus uteri. Meskipun ruang amnion membesar sehingga amnion
tertekan ke arah korion, amnion hanya menempel saja.

Pada umumnya di depan atau di belakang dinding uterus agak ke atas ke


arah fundus uteri, plasenta sebenarnya berasal dari sebagian dari janin, di tempat-
tempat tertentu pada implantasi plasenta terdapat vena-vena yang lebar (sinus)
untuk menampung darah kembali pada pinggir plasenta di beberapa tempat
terdapat suatu ruang vena untuk menampung darah yang berasal ruang interviller
di atas (marginalis).

Fungsi plasenta ialah mengusahakan janin tumbuh dengan baik untuk


pertumbuhan adanya zat penyalur, asam amino, vitamin dan mineral dari ibu
kejanin dan pembuangan CO2.

Fungsi Plasenta :

a. Sebagai alat yang memberi makanan pada janin.

b. Sebagai alat yang mengeluarkan bekas metabolisme.

c. Sebagai alat yang memberi zat asam dan mengeluarkan CO2.

d. Sebagai alat pembentuk hormone.

e. Sebagai alat penyalur perbagai antibody ke janin.

f. Mungkin hal-hal yang belum ketahui.(Wiknjosostro, 1999 : 66)

a. Terapi Ekspektif

1) Tujuan supaya janin tidak terlahir premature, penderita dirawat tanpa


melakukan pemeriksaan dalam melalui kanalis servisis.

2) Syarat-syarat terapi ekspektif :


- Kehamilan preterm dengan perdarahan sedikit yang kemudian berhenti.

- Belum ada tanda-tanda in partu.

- Keadaan umum ibu cukup baik.

- Janin masih hidup.

3) Rawat inap, tirah baring dan berikan antibiotik profilaksis.

4) Lakukan pemeriksaan USG untuk mengetahui implantasi plasenta.

5) Berikan tokolitik bila ada kontraksi :

- MgS04 9 IV dosis awal tunggal dilanjutkan 4 gram setiap 6 jam.

- Nifedipin 3 x 20 mg perhari.

- Betamethason 24 mg IV dosis tunggal untuk pematangan paru janin.

6) Uji pematangan paru janin dengan tes kocok dari hasil amniosentesis.

7) Bila setelah usia kehamilan diatas 34 minggu, plasenta masih berada


disekitar ostium uteri interim.

8) Bila perdarahan berhenti dan waktu untuk mencapai 37 minggu masih


lama, pasien dapat dipulang untuk rawat jalan.

b. Terapi Aktif ( tindakan segera ).

1) Wanita hamil diatas 22 minggu dengan perdarahan pervagina yang aktif dan
banyak, harus segera ditatalaksanakan secara aktif tanpa memandang
moturitus janin.

2) Lakukan PDMO jika :

a) Infus 1 transfusi telah terpasang.

b) Kehamilan > 37 minggu ( berat badan > 2500 gram ) dan inpartu.

c) Janin telah meninggal atau terdapat anomali kongenital mayor, seperti


anesefali.

d) Perdarahan dengan bagian terbawah janin telah jauh melewati pintu atas
panggul ( 2/5 atau 3/5 pada palpasi luar ).
3) Cara menyelesaikan persalinan dengan plasenta previa seksio sesarea .

a) Prinsip utama adalah menyelamatkan ibu, walaupun janin meninggal


atau tidak punya harapan untuk hidup, tindakan ini tetap dilakukan.

b) Tujuan seksio sesarea : persalinan dengan segera sehingga uterus segera


berkontraksi dan menghentikan pendarahan, menghindarkan
kemungkinan terjadi robekan pada serviks, jika janin dilahirkan
pervagina.

c) Siapkan darah pengganti untuk stabiliasi dan pemulihan kondisi ibu. (Saifuddin, 2001 :
536 )

You might also like