Professional Documents
Culture Documents
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 13 Nove ill be r 20 15
DIREKTUR JENDERAL
J SELAKU KUASA PENGGUNA ANGGARAN,
v/1ujr
Prof. Dr. H. ~HASIN, M.A.?'
LAMPlRAN I
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BIMBINGAN MASYARAKAT ISLAM
NOMOR DJ.III 622 TAHUN 2015
TENTANG
PETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN BANTUAN PEMERINTAH DI LINGKUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL BIMBINGAN MASYARAKAT ISLAM
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam rangka melindungi masyarakat dari kemungkinan terjadinya
risiko sosial keagamaan yang dapat menimbulkan potensi terjadinya
kerentanan sosial yang ditanggung oleh individu, keluarga, kelompok danj atau
masyarakat sebagai dampak krisis sosial, krisis ekonomi, krisis politik,
fenomena alam, dan bencana alam diperlukan adanya bantuan pemerintah
kepada masyarakat.
Sejatinya, bantuan pemerintah khususnya Kementerian Agama dalam
hal ini Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam kepada masyarakat
memang telah lama menjadi program. Namun dikarenakan kurangnya kontrol,
dampak positif dari bantuan terse but dirasa kurang menyentuh langsung
kepada masyarakat. Hal ini antara lain disebabkan Direktorat Jenderal
Bimbingan Masyarakat Islam menggunakan pola pemberian bantuan yang
bersifat bantuan sosial dengan menggunakan akun 57 sehingga menyulitkan
Direktorat J enderal Bimbingan Masyarakat Islam dalam melakukan evaluasi
terhadap bantuan yang telah disalurkan.
Dimulai pada tahun 2015 ini, pola bantuan sosial yang menggunakan
akun 57 tersebut diganti dengan pola akun 52 yang mewajibkan mekanisme
pencairannya dilaksanakan oleh pihak Direktorat Jenderal Bimbingan
Masyarakat Islam sesuai dengan pengajuan pihak penerima bantuan dengan i.
berpedoman kepada Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190jPMK.05j2012
dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor PMK-168jPMK.05j2015. Sehingga
dengan itu, mudah bagi Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam
untuk melakukan kontrol kepada penerima bantuan, walaupun pelaksanaan
pencairannya lebih sulit dibandingkan menggunakan akun 57.
Berdasarkan pertimbangan tersebut di atas, agar pengalokasian dan
pengelolaan dana belanja bantuan pemerintah di Lingkungan Direktorat
Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam dapat dikelola secara tertib, transparan,
dan akuntabel perlu menetapkan petunjuk teknis pemberian bantuan yang
merupakan petunjuk teknis umum bagi aparatur Direktorat Jenderal
1
Bimbingan Masyarakat Islam dan bidang/ seksi yang mengurusi
kebimasislaman dalam mengelola belanja bantuan pemerintah.
B. Dasar Hukum
1. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan
Organisasi Kementerian Negara, sebagaimana telah diubah lima kali
terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 13 Tahun 2014;
2. Peraturan Presiden Nomor 83 Tahun 2015 tentang Kementerian Agama;
3. Peraturan Menteri Agama Nomor 10 Tahun 2010 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Kementerian Agama, sebagaimana telah diubah tiga kali terakhir
dengan Pera turan Menteri Agama Nomor 2 1 Tahun 20 14;
4. Peraturan Menteri Agama Nomor 13 Tahun 2012 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Instansi Vertikal Kementerian Agama;
5. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 tentang Tata Cara
Pembayaran Dalam Rangka Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara;
6. Keputusan Menteri Agama Nomor 20 tahun 2014 tentang penunjukan
Kuasa Pengguna Anggaran dan Pelaksana Tugas Kuasa Pengguna
Anggaran di Lingkungan Kementerian Agama.
D. Sasaran
Sasaran bantuan pemerintah pada Direktorat Jenderal Bimbingan
Masyarakat Islam adalah lembaga/organisasi/yayasan/masjid/mushalla/
kelompok/ perorangan yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan
dan memenuhi persyaratan serta dinilai layak.
E. Ruang Lingkup
Petunjuk teknis Pemberian Bantuan Direktorat Jenderal Bimbingan
Masyarakat Islam ini diperuntukkan sebagai acuan penyelenggaraan program
2
bantuan pemerintah Bimbingan Masyarakat Islam. Ruang lingkup petunjuk
teknis ini mengatur:
1. Pemberi Bantuan,
2. Tata Kelola Pemberian Bantuan,
3. Pembinaan,
4. Laporan Pertanggungjawaban,
5. Monitoring dan Evaluasi,
6. Ketentuan Perpajakan, dan
7. Sanksi.
BAB II
PEMBERIBANTUAN
Pemberi bantuan adalah Kementerian Agama yang berada pada Direktorat
Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam:
1. Tingkat Pusat yang dilaksanakan oleh Direktorat pada Direkorat Jenderal
Bimbingan Masyarakat Islam.
2. Tingkat Provinsi yang dilaksanakan oleh Kantor Wilayah Kementerian
Agama Provinsi.
3. Tingkat Kabupaten /Kota yang dilaksanakan oleh Kantor Kementerian
Agama Kabupaten/Kota.
BAB III
TATA KELOLA PEMBERIAN BANTUAN
3
f. Lokakarya Nasional Pengelolaan Aset Masjid
g. Operasional BP4
h. Penghargaan KUA Teladan, Keluarga Sakinah Teladan, dan Masjid
Percontohan
1. Organisasi Masyarakat/Lembaga/Yayasan Sosial Masyarakat Islam
J. Majelis Ulama Indonesia
k. Majelis Taklim
1. Penyelenggara MTQ/ STQ Nasional
m. Penghargaan Peserta MTQ/ STQ Nasional/Internasional
n. Penghargaan Penyuluh Teladan
o. Operasional Baznas
p. Operasional Badan Wakaf Indonesia
2. Tingkat Provinsi
a. Pembangunan/Rehab Masjid dan Mushalla
b. Honor Imam Masjid Besar
c. Penghargaan KUA Teladan, Keluarga Sakinah Teladan, dan Masjid
Percontohan
d. Operasional BP4
e. Sertifikasi Halal
f. Pangan Halal dan Sehat bagi Masyarakat kurang mampu
g. Modal Usaha Kelompok Keluarga Pra Sakinah
h. Organisasi Masyarakat/Lembaga/Yayasan Sosial Masyarakat Islam
1. Majelis Ulama Indonesia
J. Lembaga Pengembangan Tilawatil al-Qur'an
k. Majelis Taklim
1. Guru Ngaji
m. Lembaga Seni Islam
n. Penghargaan Penyuluh Teladan I
o. Pemberdayaan Usaha Produktif bagi Lembaga/Kelompok Mustahik
(Fakir Miskin)
p. Operasional Baznas
q. Wakaf Produktif
r. Sertifikasi Tanah Wakaf
s. Midis Billboard Tanah Wakaf (Papanisasi)
t. Penyuluhan Perwakafan
u. Pembinaan Nadzir
v. Operasional Badan Wakaf Indonesia Perwakilan Provinsi
4
3. Tingkat Kabupaten/Kota
a. Pembangunarr/Rehab Masjid dan Mushalla
b. Honor Imam Masjid Besar
c. Sertifikasi Halal
d. Pangan Halal dan Sehat bagi Masyarakat kurang mampu
e. Modal Usaha Kelompok Keluarga Pra Sakinah
f. Organisasi Masyarakat/Lembaga/Yayasan Sosial Masyarakat
Islam
g. Majelis Ulama Indonesia
h. Lembaga Pengembangan Tilawatil al-Qur'an
1. Majelis Taklim
J. Guru Ngaji
k. Lembaga Seni Islam
1. Pemberdayaan Usaha Produktif bagi Lembaga/Kelompok Mustahik
(Fakir Miskin)
m. Operasional Baznas Kabupaterr/Kota
n. Wakaf Produktif
o. Sertifikasi Tanah Wakaf
p. Midis Billboard Tanah Wakaf (Papanisasi)
q. Penyuluhan Perwakafan
r. Pembinaan Nadzir
s. Operasional Badan Wakaf Indonesia Perwakilan Kabupaten/Kota
5
Pengguna Anggaran pada Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat
Islam.
2. Tingkat Provinsi
Penerima Bantuan pada tingkat provmsi meliputi;
Pembangunan/Rehab Masjid dan Mushalla, Honor Imam Masjid Besar,
Penghargaan KUA Teladan, Keluarga Sakinah Teladan, dan Masjid
Percontohan, Operasional BP4, Sertifikasi Halal, Pangan Halal dan
Sehat bagi Masyarakat kurang mampu, Modal Usaha Kelompok
Keluarga Pra Sakinah, Organisasi Masyarakat/ Lembaga /Yayasan Sosial
Masyarakat Islam, Majelis Ulama Indonesia, Lembaga Pengembangan
Tilawatil al-Qur'an, Majelis Taklim, Guru Ngaji, Lembaga Seni Islam,
Penghargaan Penyuluh Teladan, Pemberdayaan Usaha Produktif bagi
Lembage./Kelornpok Mustahik (Fakir Miskin), Operasional Baznas,
Wakaf Produktif, Sertifikasi Tanah Wakaf, Midis Billboard Tanah Wakaf
(Papanisasi), Penyuluhan Perwakafan, Pembinaan Nadzir, Operasional
Badan Wakaf Indonesia Perwakilan Provinsi yang ditetapkan dengan
Surat Keputusan Pejabat Pembuat Komitmen dan disahkan oleh Kuasa
Pengguna Anggaran pada Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi.
3. Tingkat Kabupaten /Kota
Penerima Bantuan pada tingkat Kabupaten./Kota meliputi;
Pembangunan/Rehab Masjid dan Mushalla, Honor Imam Masjid Besar,
Sertifikasi Halal, Pangan Halal dan Sehat bagi Masyarakat kurang
mampu, Modal Usaha Kelompok Keluarga Pra Sakinah, Organisasi
Masyaraka.t/ Lembaga/Yayasan Sosial Masyarakat Islam, Majelis Ulama
Indonesia, Lembaga Pengembangan Tilawatil al-Qur'an, Majelis Taklim,
Guru Ngaji, Lembaga Seni Islam, Pemberdayaan Usaha Produktif bagi
Lembaga/Kelompok Mustahik (Fakir Miskin), Operasional Baznas
Kabupaten z Kota, Wakaf Produktif, Sertifikasi Tanah Wakaf, Midis
Billboard Tanah Wakaf (Papanisasi), Penyuluhan Perwakafan, I.
Pembinaan Nadzir, Operasional Badan Wakaf Indonesia Perwakilan
Kabupaterr/Kota yang ditetapkan dengan Surat Keputusan Pejabat '"
Pembuat Komitmen dan disahkan oleh Kuasa Pengguna Anggaran pada
Kantor Kementerian Agama Kabupaterr/Kota.
6
(dua ratus ribu rupiah) sampai dengan Rp15.000.000.000,00 (lima belas
miliar rupiah).
Bantuan pemerintah tersebut, terdiri dari belanja barang non
operasional lainnya (521219) dan belanja barang (526xxx), dengan rincian
sebagai beriku t:
1. Akun Belanja bantuan operasional yang digunakan, yaitu:
a. 521219 (Belanja Barang Non Operasional Lainnya)
b. 526xxx (Belanja Barang Fisik Lainnya untuk diserahkan kepada
Masyarakat/ Pemda)
2. Akun 521219 digunakan untuk belanja barang non operasional
meliputi:
a. belanja pemeliharaan,
b. belanja daya dan jasa,
c. belanja perjalanan dalam dan luar kota,
d. belanja sewa,
e. belanja bahan,
f. belanja honor, dan
g. belanja jasa profesi.
3. Akun 526xxx digunakan untuk pembayaran pengadaan barang fisik
yang proses pengadaannya melekat pada Ditjen Bimas Islam dengan
mengacu pada Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang
Pengadaan Barang/ Jasa Pemerintah berikut dengan perubahannya.
4. Belanja bantuan dengan akun 521219 padajenis bantuan:
a. pembangunarr/ rehab masjid dan mushalla, pembangunan/ rehab
masjid dan mushalla pasca bencana, pembangunanj'rehab sanitasi
masjid dan mushalla digunakan terbatas pada belanja barang dan
ongkos tukang;
b. bantuan honor imam masjid besar, guru ngaji, digunakan terbatas
pada belanja honor;
c. bantuan operasional masjid istiqlal digunakan untuk operasional L.
termasuk kegiatan peribadatan;
d. bantuan wakaf produktif 1 (satu) paket maksimal untuk 3 (tiga)
lokasi dan digunakan tidak untuk keperluan
rehabilitasi/ pembangunan gedung/bangunan;
e. bantuan usaha produktif mustahik (fakir miskin) dalam bentuk
barang yang tidak habis pakai.
7
D. Penyaluran Dana Bantuan Pemerintah
1. Mekanisme Pengajuan
Bagi pemohon yang berbentuk badan hukum/lembaga, mengajukan
surat permohonan yang dilengkapi dengan proposal bantuan kepada
Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam at au Kepala Kantor
Wilayah Kementerian Agama Provinsi atau Kepala Kantor Kementerian
Agama kabupaten/Kota (sesuai dengan bentuk dan kriteria bantuan)
dengan persyaratan minimal sebagai berikut:
1. Melampirkan susunan Pengurus / Akta pendirian yang masih
berlaku.
2. Melampirkan Rencana Anggaran Biaya (RAB) sesuai jumlah nominal
bantuan.
3. Melampirkan rekomendasi dari Kementerian Agama dengan
ketentuan sebagai berikut:
a. bantuan pada tingkat pusat rekomendasi diberikan oleh Kepala
Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi;
b. bantuan pada tingkat provinsi rekomendasi diberikan oleh Kepala
Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota; atau
c. bantuan pada tingkat kabupateny kota rekomendasi diberikan oleh
Kepala Kantor Urusan Agama Kecamatan setempat.
4. Melampirkan surat pernyataan kebenaran dokumen bermeterai
Rp6000,OO.
5. Surat Permohonan berikut proposal yang telah disampaikan
menjadi dokumen pemberi bantuan yang tidak dapat ditarik
kembali.
Adapun untuk pemohon bantuan non badan hukum/lembaga yaitu
pemohon perorangan/kelompok mengajukan surat permohonan yang
dilengkapi dengan proposal bantuan kepada Direktur Jenderal Bimbingan
Masyarakat Islam atau Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi
atau Kepala Kantor Kementerian Agama kabupaten/Kota (sesuai dengan
bentuk dan kriteria bantuan) dengan persyaratan minimal sebagai berikut:
1. Melampirkan fotocopy KTP (ketuaypengurus Zpribadi untuk bantuan
1-
yang bersifat perorangan); 9\1
2. Melampirkan fotocopy kartu keluarga (untuk bantuan yang bersifat
perorangan) ;
3. Melampirkan keterangan domisili;
4. Melampirkan Rencana Anggaran Biaya (RAB)sesuai jumlah nominal
bantuan.
8
5. Melampirkan rekomendasi dari Kementerian Agama dengan
keten tuan sebagai beriku t:
a. bantuan pada tingkat pusat rekomendasi diberikan oleh Kepala
Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi;
b. bantuan pada tingkat provinsi rekomendasi diberikan oleh Kepala
Kantor Kementerian Agama Kabupaterr/Kota: atau
c. bantuan pada tingkat kabupaterr/kota rekomendasi diberikan oleh
Kepala Kantor Urusan Agama Kecamatan setempat.
6. Melampirkan surat pernyataan kebenaran dokumen bermeterai
Rp6000,OO.
7. Surat Permohonan berikut proposal yang telah disampaikan
menjadi dokumen pemberi bantuan yang tidak dapat ditarik
kembali.
9
Keputusan penenma bantuan yang disahkan oleh Kuasa Penggunan
Anggaran sesuai dengan prosedur dan mekanisme yang berlaku pada
satuan organisasi/ satuan kerja masing-masing
Penetapan penerima Bantuan Pemerintah antara lain memuat
identitas penenma, alamat, jumlah/besaran, dan bentuk bantuan
pemerintah. Selain ketentuan tersebut juga diatur:
Setelah ditetapkan oleh PPK dan disahkan oleh KPA, untuk proses
pencairan bantuan, penerima bantuan wajib menyiapkan hal-hal sebagai
berikut:
a. Surat Perjanjian Kerjasama antara penenma bantuan dengan PPK,
Surat Pernyataan Tanggungjawab Mutlak (SPTJM) dan Surat
Pernyataan Tanggungjawab Belanja (SPTJB).
10
BABIV
PEMBINAAN
BABV
LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN
BABVI
MONITORING DAN EVALUASI
A. Monitoring
Monitoring pelaksanaan bantuan dimaksudkan untuk memastikan
bahwa kegiatan telah dilaksanakan sesuai dengan Surat Keputusan
Pejabat Pembuat Komitmen dan disahkan oleh Kuasa pengguna
Anggaran tentang Penetapan Penerima Bantuan pemerintah.
Monitoring dilakukan oleh pembina pelaksanaan program sesuai
dengan tingkatan dan bidang tugas fungsinya.
11
B. Evaluasi
Evaluasi dilakukan untuk menilai kualitas output pelaksanaan
bantuan dan meningkatkan kualitas kegiatan.
BAB VII
KETENTUAN PERPAJAKAN
BAB VIII
SANKSI
BABIX
PENUTUP
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 1 3 Nove mb e r 201 5
DIREKTURJENDERAL
ISELAKUKUASAPENGGUNAANGGARAN,
~1Jt!)~?
Prof. Dr. H. MACHASIN,M.A.9"1
12
LAMPIRAN II
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BIMBINGAN MASYARAKAT ISLAM
NOMOR DJ.III 622 TAHUN 2015
TENTANG
PETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN BANTUAN PEMERINTAH DI LINGKUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL BIMBINGAN MASYARAKAT ISLAM
KEPUTUSAN
PEJABATPEMBUATKOMITMEN(PPK)
....... (Satker Pemberi Bantuan)
..... (nama satken
NOMOR.......... TAHUN2015 (sesuai denganpenulisan nomor SK)
TENTANG
PENETAPAN
.....
DENGANRAHMAT
TUHANYANGMAHAESA
PEJABATPEMBUATKOMITMEN
(PPK)
....... (Satker Pemberi Bantuan)
..... (nama satken,
,
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
pada huruf a dan hurup b, perlu menetapkan Keputusan
Pejabat Pembuat Komitmen tentang Penetapan ;
MEMUTUSKAN:
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal
Antara
Pejabat Pembuat Komitmen (2)
Dengan
Nama Pimpinari/Ketua Lembaga (3)
Tentang
Bantuan Pemerintah untuk. (4)
PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA sepakat untuk mengikatkan diri dalam
sebuah Perjanjian Kerjasama pelaksanaan Bantuan Pemerintah, dengan
ketentuan sebagai berikut:
Pasall
Pasal2
(2) Perjanjian kerjasama ini dibuat asli rangka 2 (dua), bermaterai cukup,
dibubuhi stempel dinas mempunyai kekuatan hukum yang sarna dan
diberikan kepada para pihak.
PIHAKKEDUA PIHAKPERTAMA
I.
( )(21) ( )(22) 9<t
Saksi-saksi
PETUNJUK ...
PETUNJUK PENGISIAN
PERJANJIAN KERJASAMA
NO. URAIANlSI
(1) Diisi dengan Nomor Surat pada Satuan Kerja PPK
(2) Diisi Pejabat Pembuat Komitmen pada KPAj Satker
(3) Diisi dengan nama lembaga penerima bantuan pemerintah
(4) Diisi dengan nama penggunaan bantuan pemerintah
(5) Diisi dengan nama hari, tempat, tanggal, bulan, dan tahun
(5a,b,c,d)
(6) Diisi dengan alamat Kantor tempat dilaksanakan perjanjian
(7) Diisi dengan nama orang yang menjabat sebagai PPK
(8) Diisi dengan nomenklatur satuan kerja keberadaan PPK
(9) Diisi dengan nomenklatur satuan kerja keberadaan PPK
(10) Diisi dengan nomor dan tanggal DIPA
(11) Diisi dengan alamat Kantor keberadaan PPK
(12) Diisi dengan nama orang yang menjabat sebagai Pimpinan Lembaga
Penerima ban tuan pemerin tah
(13) Diisi dengan nama lembaga penerima bantuan pemerintah
(14) Diisi dengan alamat keberadaan lembaga penerima bantuan
pemerintah
(15) Diisi dengan nama bantuan pemerintah berupa uangjbarangjjasa
(16) Diisi dengan nilai bantuan pemerintah dalam rupiah
(17) Diisi dengan nama bantuan pemerintah berupa uangjbarangjjasa
(18) Diisi dengan nama KabupatenjKota wilayah hukum Pengadilan
Negeri yang disepakati
(19) Diisi dengan nama lembaga penerima bantuan pemerintah
(20) Diisi dengan nomenklatur satuan kerja keberadaan PPK
(21) Diisi dengan nama orang yang menjabat sebagai Pimpinan Lembaga
Penerima bantuan pemerintah
I
(22) Diisi dengan nama orang yang menjabat sebagai PPK
(23) Diisi dengan nama saksi (nomor 23 dan 25)
(24) Diisi dengan tanda tangan saksi ( nomor 24 dan 26)
B. Bentuk ...
B. Bentuk dan format Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak (SPTJM)
............ ,
Pimpinan/ Satuan Lembaga
(8)
(9)
!
............... (10)
..................................................... (11)
PETUNJUK ...
PETUNJUK PENGISIAN
SURAT PERNYATAANTANGGUNGJAWAB MUTLAK
NO. URAIANlSI
(1) Diisi dengan nama orang yang menjabat sebagai pimpinan/ketua
lembaga penerima bantuan pemerintah
(2) Diisi dengan nama lembaga penerima bantuan pemerintah
(3) Diisi dengan alamat lembaga penerima bantuan pemerintah
(4) Diisi dengan nama nomenklatur satuan kerja pemberi bantuan
pemerintah
(5) Diisi dengan nilai nominal bantuan pemerintah
(6) Diisi dengan nilai nominal dalam tulisan huruf bantuan pemerintah
(7) Diisi dengan nama nomenklatur satuan kerja pemberi bantuan
pemerintah
(8) Diisi dengan tempat dan tanggal surat pernyataan ditandatangani
(9) Diisi dengan nama lembaga penerima bantuan pemerintah
( 10) Diisi dengan ditempelkan materai
(11 ) Diisi dengan nama orang yang menjabat sebagai pim pinan / ketua
lembaga penerima bantuan pemerintah
I.
C. Bentuk ...
C. Bentuk dan format Surat Pernyataan Tanggung Jawab Belanja
............ , (7)
PimpinanjSatuan Lembaga (8)
................. (9)
..................................................... (10)
PETUNJUK ...
PETUNJUK PENGISIAN
SURAT PERNYATAAN TANGGUNG JAWAN BELANJA