You are on page 1of 7

BAB II

ISI

2.1 Pengertian Parotitis

Gondong adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus gondok (


Paramyxovirus). Gondong biasanya dimulai dengan beberapa hari demam, sakit kepala, nyeri
otot, kelelahan, dan kehilangan nafsu makan, dan diikuti oleh pembengkakan kelenjar ludah.
Siapapun yang tidak kebal dari infeksi baik gondok sebelumnya atau dari vaksinasi bisa
mendapatkan gondok

Penyakit Gondong atau dalam dunia kedokteran dikenal sebagai parotitis atau Mumps
adalah suatu penyakit menular dimana sesorang terinfeksi oleh virus (Paramyxovirus) yang
menyerang kelenjar ludah (kelenjar parotis) di antara telinga dan rahang sehingga
menyebabkan pembengkakan pada leher bagian atas atau pipi bagian bawah

Penyakit gondongan tersebar di seluruh dunia dan dapat timbul secara endemic atau
epidemik, Gangguan ini cenderung menyerang anak-anak yang berumur 2-14 tahun.
Peningkatan kasus yang besar biasanya didahului pada penularan di tempat sekolah. Pada
orang dewasa, infeksi ini bisa menyerang testis (buah zakar), sistem saraf pusat, pankreas,
prostat, payudara dan organ lainnya.

Adapun mereka yang beresiko besar untuk menderita atau tertular penyakit ini adalah
mereka yang menggunakan atau mengkonsumsi obat-obatan tertentu untuk menekan hormon
kelenjar tiroid dan mereka yang kekurangan zat Iodium dalam tubuh. Kematian karena
penyakit gondong jarang dilaporkan. Hampir sebagian besar kasus yang fatal justru terjadi
pada usia di atas 19 tahun.

2.2 Penyebab dan Penularan

Penyakit ini disebabkan oleh virus Mumps yaitu virus berjenis RNA virus yang
merupakan anggota famii Paramyxoviridae dan genus Paramyxovirus. Terdapat dua
permukaan glikoprotein yang terdiri dari hemagglutinin-neuraminidase dan fusion protein.
Virus Mumps sensitive terhadap panas dan sinar ultraviolet

Penyakit Gondong (Mumps atau Parotitis) penyebaran virus dapat ditularkan melalui
kontak langsung, percikan ludah, bahan muntah, mungkin dengan urin. Virus dapat
ditemukan dalam urin dari hari pertama sampai hari keempat belas setelah terjadi pembesaran
kelenja

Penyakit gondongan sangat jarang ditemukan pada anak yang berumur kurang dari 2
tahun, hal tersebut karena umumnya mereka masih memiliki atau dilindungi oleh anti bodi
yang baik.

Seseorang yang pernah menderita penyakit gondongan, maka dia akan memiliki
kekebalan seumur hidupnya.
Penderita penyakit gondong masih dintakan dapat menjadi sumber penularan selama 9
hari sejak keluhan bengkak ditemukan. Sebaiknya pada periode tersebut penderita dianjurkan
tidak masuk sekolah atau melakukan aktifitas di keramaian karena akan menjadi sumber
penularan dan penyebaran penyakit anak-anak di sekitarnya.

2.3 Transmisi Parotitis

Kebanyakan transmisi gondong kemungkinan terjadi sebelum kelenjar ludah mulai


membengkak dan dalam waktu 5 hari setelah pembengkakan dimulai. Oleh karena itu, CDC
merekomendasikan mengisolasi pasien gondok selama 5 hari setelah kelenjar mereka mulai
membengkak.

Gejala Penyakit Gondong Pada tahap awal (1-2 hari) penderita Gondong mengalami
gejala: demam, sakit kepala, nyeri otot, kehilangan nafsu makan, nyeri rahang bagian
belakang saat mengunyah dan adakalanya disertai kaku rahang (sulit membuka mulut).
Selanjutnya terjadi pembengkakan kelenjar di bawah telinga (parotis) yang diawali dengan
pembengkakan salah satu sisi kelenjar kemudian kedua kelenjar mengalami pembengkakan.
Pembengkakan biasanya berlangsung sekitar 3 hari kemudian berangsur mengempis.Kadang
terjadi pembengkakan pada kelenjar di bawah rahang (submandibula) dan kelenjar di bawah
lidah (sublingual). Pada pria akil balik adalanya terjadi pembengkakan buah zakar (testis)
karena penyebaran melalui aliran darah.

2.4 Diagnosis dan Pemeriksaan Laboratorium

Diagnosis ditegakkan hanya secara klinis. Diagnosis ditegakkan bila jelas ada gejala
infeksi parotitis epidemika pada pemeirksaan fisis, termasuk keterangan adanya kontak
dengan penderita penyakit gondong (Mumps atau Parotitis) 2-3 minggu sebelumnya. Selain
itu adalah dengan tindakan pemeriksaan hasil laboratorium air kencing (urin) dan darah.
Mengingat penegakan diagnosis hanya secara klinis, maka pemeriksaan laboratorium tidak
terlalu bermanfaat.

Pemeriksaan laboratorium didapatkan leucopenia dengan limfosiotsis relative,


didapatkan pula kenaikan kadar amylase dengan serum yang mencapai puncaknya setelah
satu minggu dan kemudian menjadi normal kembali dalam dua minggu. Jika penderita tidak
menampakkan pembengkakan kelenjar dibawah telinga, namun tanda dan gejala lainnya
mengarah ke penyakit gondongan sehingga meragukan diagnosa. Dokter akan memberikan
anjuran pemeriksaan lebih lanjut seperti serum darah. Sekurang-kurang ada 3 uji serum
(serologic) untuk membuktikan spesifik mumps antibodies: Complement fixation antibodies
(CF), Hemagglutination inhibitor antibodies (HI), Virus neutralizing antibodies (NT).

2.6 Komplikasi Parotitis

Gondong adalah yang terbaik dikenal untuk pembengkakan pipi dan rahang yang
menyebabkan, yang merupakan hasil dari pembengkakan kelenjar ludah.

Ini biasanya merupakan penyakit ringan, tapi kadang-kadang dapat menyebabkan


komplikasi serius.
-Peradangan testis (orchitis) pada laki-laki yang telah mencapai pubertas, yang jarang
menyebabkankemandulan.

-Peradangan otak (ensefalitis) dan / atau jaringan yang menutupi otak dan sumsum
tulang belakang. -Peradangan pada ovarium (ooforitis) dan / atau payudara (mastitis)
pada wanita yang telah mencapai pubertas.

-Sementara atau permanen tuli.

2.7 Triad Epidemiologi

Agent : Paramyxovirus dan Manusia yang telah terkena penyakit gondong


Host : Manusia yang berperilaku hidup kurang bersih dan kurang sehat serta
tidak menggunakan pelindung ataupun masker ketika kontak dengan penderita
gondong Environment : Lingkungan yang kurang bersih dan sehat

2.8 Urgensi Penyakit Dalam Masyarakat

Permasalahan kesehatan yang belum begitu diperhatikan adalah masalah gangguan


perkembangan dan perilaku pada anak sekolah. Perilaku anak-anak yang tidak
memperhatikan kesehatan inilah yang dapat menimbulkan penyakit, baik penyakit menular
maupun tidak menular. Penyakit menular yang sering menyerang anak-anak salah satunya
yaitu gondong (mumps). Karena gondong sangat mudah menyerang anak-anak dimana
mereka belum mempunyai resistensi terhadap virus penyakit ini. Oleh sebab itu penyakit ini
sangat rentan terhadap anak-anak.

2.9 Alamiah Parotitis Riwayat


Masa tunas (masa inkubasi) penyakit Gondong sekitar 12-24 hari dengan rata-rata 17-
18 hari. Adapun tanda dan gejala yang timbul setelah terinfeksi dan berkembangnya masa
tunas dapat digambarkan sdebagai berikut :
Pada tahap awal (1-2 hari) penderita Gondong mengalami gejala: demam (suhu badan
38.5 40 derajat celcius), sakit kepala, nyeri otot, kehilangan nafsu makan, nyeri
rahang bagian belakang saat mengunyah dan adakalanya disertai kaku rahang (sulit
membuka mulut).
Selanjutnya terjadi pembengkakan kelenjar di bawah telinga (parotis) yang diawali
dengan pembengkakan salah satu sisi kelenjar kemudian kedua kelenjar mengalami
pembengkakan. Pembengkakan biasanya berlangsung sekitar 3 hari kemudian
berangsur mengempis. Kadang terjadi pembengkakan pada kelenjar di bawah rahang
(submandibula) dan kelenjar di bawah lidah (sublingual). Pada pria akil balik
adalanya terjadi pembengkakan buah zakar (testis) karena penyebaran melalui aliran
darah.

2.10 Pencegahan Parotitis


Pemberian vaksinasi MMR(mumps, morbili, rubela) untuk mencegah penyakit
gondong merupakan bagian dari imunisasi rutin pada masa kanak-kanak, diberikan melalui
injeksi pada usia 15 bulan. Imunisasi MMR dapat juga diberikan kepada remaja dan orang
dewasa yang belum menderita Gondong.
Pemberian imunisasi ini tidak menimbulkan efek panas atau gejala lainnya. Imunisasi
MMR didunakan di Amerika Serikat sejak tahun 1967.
Advisory Committee on Immunization Practices (ACIP) menganjurkan
penggunaannya untuk anak, masa remaja, remaja, dan dewasa. Pada saat itu, masyarakat
menganggap pencegahan penyakit gondok bukan merupakan priritas utama dalam
p[encegahan kesehatan masyarakat dan dinyatakan ACIP imunisasi MMR adalah merupakan
program kesehatan masyarakat yang kurang efektivitasnya. Namun, pada tahun 1972, ACIP
mengeluarkan rekomendasi yang kuat untuk menunjukkan bahwa imunisasi MMR
merupakan program yang sangat penting. Saat itu ACIP merekomendasikan vaksinasi rutin
untuk semua anak-anak berusia 12 tahun atau lebih. Pada tahun 1980, telahdinayakan sebagai
rekomendasi kuat untuk vaksinasi pada anak-anak, remaja dan dewasa yang rentan., Setelah
itu vaksinasi MMR semakin komprehensif dan rekomendasi pengundangan undang-undang
pada negara bagian sehingga memerlukan vaksinasi tersebut harus dianjurkan pada saat anak
masuk sekolah. Namun, selama 1986 dan 1987, wabah besar terjadi di antara kelompok
kohort underimmunized atau orang yang lahir selama 1967-1977, sehingga terjadi perubahan
puncak angka kejadian dari usia 5-9 tahun bergeser pada usia 10-19 tahun. Dalam tahun
1989, direkomendasikan ACIP pemberian vaksin campak dan MMR pada anak-anak berusia
4-6 tahun pada saat masuk ke taman kanak-kanak atau kelas satu. Selama tahun 1988-1998
menurun di antara semua kelompok umur. Pada tahun 1989-1990, wabah besar terjadi di
kalangan siswa di dasar dan sekolah menengah, sebagian besar siswa di sekolah tersebut telah
divaksinasi, menyatakan bahwa kegagalan vaksinasi. . Pada tahun 1991, wabah lain terjadi di
sebuah sekolah menengah di mana sebagian besar siswa yang telah divaksinasi, kejadian ini
juga banyak dikaitkan dengan utama kegagalan vaksinasi.

Jika Anda memiliki gondok, ada beberapa hal yang dapat Anda lakukan untuk
membantu mencegah penyebaran virus kepada orang lain: -Minimalkan kontak dekat dengan
orang lain, terutama bayi dan orang dengan sistem kekebalan yang lemah yang tidak dapat
divaksinasi. -Tinggal di rumah dari kerja atau sekolah selama 5 hari setelah kelenjar Anda
mulai membengkak, dan cobalah untuk tidak memiliki kontak dekat dengan orang lain yang
tinggal di rumah Anda. -Tutup mulut dan hidung dengan tisu ketika Anda batuk atau bersin,
dan menempatkan jaringan Anda digunakan dalam tempat sampah. Jika Anda tidak memiliki
jaringan, batuk atau bersin ke lengan atas atau siku Anda, bukan tangan Anda. -Cuci tangan
dengan baik dan sering dengan sabun, dan mengajarkan anak-anak untuk mencuci tangan
mereka juga. -Jangan berbagi minuman atau peralatan makan. -Secara teratur membersihkan
permukaan yang sering disentuh (seperti mainan, pegangan pintu, meja, counter) dengan
sabun dan air atau dengan tisu pembersih.

2.11 Pengobatan Parotitis

(1) Pengobatan ditujukan untuk mengurangi keluhan (simptomatis) dan istirahat selama
penderita panas dan kelenjar (parotis) membengkak. Dapat digunakan obat pereda
panas dan nyeri (antipiretik dan analgesik) misalnya Parasetamol dan sejenisnya,
Aspirin tidak boleh diberikan kepada anak-anak karena memiliki resiko terjadinya
sindroma Reye (bisa karena pengaruh aspirin pada anak-anak).
(2) Pada penderita yang mengalami pembengkakan testis, sebaiknya penderita menjalani
istirahat tirah baring ditempat tidur. Rasa nyeri dapat dikurangi dengan melakukan
kompres Es pada area testis yang membengkak tersebut.
(3) Penderita yang mengalami serangan virus apada organ pancreas (pankreatitis), dimana
menimbulkan gejala mual dan muntah sebaiknya diberikan cairan melalui infus.
(4) Pemberian kortikosteroid selama 2-4 hari dan 20 ml convalescent gammaglobulin
diperkirakan dapat mencegah terjadinya orkitis. Terhadap virus itu sendiri tidak dapat
dipengaruhi oleh anti mikroba, sehingga Pengobatan hanya berorientasi untuk
menghilangkan gejala sampai penderita kembali baik dengan sendirinya.
(5) Penyakit gondongan sebenarnya tergolong dalam self limiting disease (penyakit yg
sembuh sendiri tanpa diobati). Penderita penyakit gondongan sebaiknya
menghindarkan makanan atau minuman yang sifatnya asam supaya nyeri tidak
bertambah parah, diberikan diet makanan cair dan lunak.
(6) Pemberian imunomodulator belum terdapat laporan penelitian yang menjunjukkan
efektifitasnya. Ada beberapa tanaman obat yang biasa digunakan untuk mengurangi
dan mempercepat penyembuhan penyakit gondongan antara lain :

Tapak Dara
Catharantus roseus (L.) G. Don. Perwinkle (Inggris), Chang Chun Hua
(Cina); Keminting Cina, Rumput Jalang (Malaysia); Tapak Dara (Indonesia),
Kembang Sari Cina (Jawa); Kembang Tembaga Beureum (Sunda); Ramuan :
Bahan: 1 genggam daun tapakdara, ditumbuk halus lalu ditempelkan pada
gondongan.
Daun duduk
Desmodium triquetrum [L.] D.C. Genteng cangkeng, ki congcorang, potong
kujang, cen-cen (Sunda), daun duduk, sosor bebek, gulu walang, Gerji,cocor
bebek (Jawa). daun duduk (Sumatera), Three-flowered desmodium (Inggris).
Padi
Oryza Sativa L Pare, pantun, pari, padi (Jawa). pade, rom, r. pedeh, page,
eme, ome, banih, padi, pai, pari, pagri (Sumatera). wanat, fasa, alai, ara, fala,
hala, ala hutu, ala utu, ala utut, hala, alac tuwa, pinge, pinye, samasi, bira
(Maluku). ame, eme, pai, pae, bai, ase (Sulawesi). Pare, kekai, parei, bani,
Parai, parei, pari (Kalimantan). padi, pantu, pantun, pade, pare, fare, pari,
pane, pare ui, hade aik, ale (N.Tenggara). Reis (Jerman), riz (Perancis), riyst
(Belanda), rice (Inggris).
Jarong
Achyranthes aspera Linn. Jarongan, jarong lalaki, daun sangketan, nyarang
(jawa).; Sui in sui, sangko hidung (Sulawesi), Rai rai, dodinga (Maluku). Dao
kou cao (China).
Rumput Mutiara
Hedyotis corymbosa (L.] Lamk. Rumput siku-siku, bunga telor belungkas
(Indonesia) Daun mutiara, rumput mutiara (Jakarta); Katepan, urek-urek polo
(Jawa), Pengka (Makasar), Shui xian cao (China).
Belimbing wuluh
Averrhoa bilimbi L. Limeng, selimeng, thlimeng (Aceh), selemeng (Gayo),
Asom, belimbing, balimbingan (Batak), malimbi (Nias), balimbieng
(Minangkabau), belimbing asam (Melayu), Balimbing (Lampung). calincing,
balingbing (Sunda), Balimbing wuluh (Jawa), bhalingbhing bulu (Madura),
Blingbing buloh (Bali), limbi (Bima), balimbeng (Flores), Libi (Sawu),
belerang (Sangi).
Kembang Sore
Abutilon indicum (L.) Sweet Cemplok (Jawa), Barulau, belalang sumpa
(Palembang); Jeuleupa (Aceh), Kembang sore kecil (Maluku), Gandera ma
cupa (Ternate).

7.Kesimpulan dan Saran

Gondong adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus gondok ( Paramyxovirus).
Penyakit Gondong atau dalam dunia kedokteran dikenal sebagai parotitis atau Mumps adalah
suatu penyakit menular dimana sesorang terinfeksi oleh virus (Paramyxovirus) yang
menyerang kelenjar ludah (kelenjar parotis) di antara telinga dan rahang sehingga
menyebabkan pembengkakan pada leher bagian atas atau pipi bagian bawah. Gondong
disebarkan oleh tetesan air liur atau lendir dari mulut, hidung, atau tenggorokan dari orang
yang terinfeksi, biasanya ketika seseorang batuk, bersin atau berbicara. Item yang digunakan
oleh orang yang terinfeksi, seperti cangkir atau kaleng minuman ringan, juga dapat
terkontaminasi dengan virus, yang dapat menyebar ke orang lain. Gondong lebih sering
menyerang anak-anak daripada orang dewasa. Masa tunas (masa inkubasi) penyakit Gondong
sekitar 12-24 hari dengan rata-rata 17-18 hari. Pemberian vaksinasi MMR(mumps, morbili,
rubela) merupakan salah satu cara mencegah penyakit gondong. Pengobatan gondong dapat
dilakukan dengan pengobatan secara medis dan ramuan-ramuan tradisional. Saran yang saya
dapat sampaikan, yaitu untuk selalu berperilaku hidup bersih dan sehat. Tidak hanya sehat
secara pribadi tetapi untuk lingkungan sekitar juga. Karena dengan hidup bersih dan sehat
maka dapat meminimalisir berbagai penyakit yang akan menyerang manusia, baik yang
menular maupun tidak menular. Kemudian untuk yang telah terinfeksi penyakit terutama
penyakit menular agar tidak kontak secara langsung dengan orang yang masih sehat dan
segera mengobati penyakitnya agar cepat sembuh sehingga dapat mengurangi angka
penularan penyakit tersebut. Ingat salah satu pesan pencegahan lebih baik daripada
pengobatan.

You might also like