You are on page 1of 5

NAMA :YUYUN ASTRIANI

NIM :A15021

PRODY :D.III KEPERAWATAN

1. Sebutkan penggolongan obat berdasarkan pemakaiannya !

2. Sebutkan jenis jenis injeksi !

3. Sebutkan bakteri dan virus yang menyebabkan penyakit !

4. Bagaimana perjalanan penyakit diabetes melitus !

Jawaban:

1. Dibagi menjadi 2 golongan :


obat dalam yaitu obat obatan yang dikonsumsi peroral, contoh tablet antibiotik,
parasetamol tablet
obat luar yaitu obat obatan yang dipakai secara topikal/tubuh bagian luar, contoh sulfur, dll
2. Jenis jenis injeksi:

Parenteral Volume Kecil


a. Intradermal
Istilah intradermal (ID) berasal dari kata "intra" yang berarti lipis dan "dermis" yang
berarti sensitif, lapisan pembuluh darah dalam kulit. Ketika sisi anatominya mempunyai
derajat pembuluh darah tinggi, pembuluh darah betul-betul kecil. Makanya penyerapan dari
injeksi disini lambat dan dibatasi dengan efek sistemik yang dapat dibandingkan karena
absorpsinya terbatas, maka penggunaannya biasa untuk aksi lokal dalam kulit untuk obat
yang sensitif atau untuk menentukan sensitivitas terhadap mikroorganisme.
b.Intramuskular
Istilah intramuskular (IM) digunakan untuk injeksi ke dalam obat. Rute
intramuskular menyiapkan kecepatan aksi onset sedikit lebih normal daripada rute
intravena, tetapi lebih besar daripada rute subkutan.
c. Intravena
Istilah intravena (IV) berarti injeksi ke dalam vena. Ketika tidak ada absorpsi, puncak
konsentrasi dalam darah terjadi dengan segera, dan efek yang diinginkan dari obat
diperoleh hampir sekejap.

d.Subkutan
Subkutan (SC) atau injeksi hipodermik diberikan di bawah kulit. Parenteral diberikan dengan
rute ini mempunyai perbandingan aksi onset lambat dengan absorpsi sedikit daripada yang
diberikan dengan IV atau IM.
e. Rute intra-arterial; disuntikkan langsung ke dalam arteri, digunakan untuk rute intravena
ketika aksi segera diinginkan dalam daerah perifer tubuh.
f. Intrakardial; disuntikkan langsung ke dalam jantung, digunakan ketika kehidupan
terancam dalam keadaan darurat seperti gagal jantung.
g. Intraserebral; injeksi ke dalam serebrum, digunakan khusus untuk aksi lokal sebagaimana
penggunaan fenol dalam pengobatan trigeminal neuroligia.
h. Intraspinal; injeksi ke dalam kanal spinal menghasilkan konsentrasi tinggi dari obat dalam
daerah lokal. Untuk pengobatan penyakit neoplastik seperti leukemia.
i. Intraperitoneal dan intrapleural ; Merupakan rute yang digunakan untuk pemberian
berupa vaksin rabies. Rute ini juga digunakan untuk pemberian larutan dialisis ginjal.
j. Intra-artikular
Injeksi yang digunakan untuk memasukkan bahan-bahan seperti obat antiinflamasi
secara langsung ke dalam sendi yang rusak atau teriritasi.
k.Intrasisternal dan peridual ; Injeksi ke dalam sisterna intracranial dan durameter pada urat
spinal. Keduanya merupakan cara yang sulit dilakukan, dengan keadaan kritis untuk injeksi.
l. Intrakutan (i.c)
Injeksi yang dimasukkan secara langsung ke dalam epidermis di bawah stratum
corneum. Rute ini digunakan untuk memberi volume kecil (0,1-0,5 ml) bahan-bahan
diagnostik atau vaksin.
m. Intratekal
Larutan yang digunakan untuk menginduksi spinal atau anestesi lumbar oleh larutan
injeksi ke dalam ruang subarachnoid. Cairan serebrospinal biasanya diam pada mulanya
untuk mencegah peningkatan volume cairan dan pengaruh tekanan dalam serabut saraf
spinal. Volume 1-2 ml biasa digunakan. Berat jenis dari larutan dapat diatur untuk membuat
anestesi untuk bergerak atau turun dalam kanal spinal, sesuai keadaan tubuh pasien.

Parenteral Volume Besar

Untuk pemberian larutan volume besar, hanya rute intravena dan subkutan yang secara
normal digunakan.
a. Intravena
Keuntungan rute ini adalah (1) jenis-jenis cairan yang disuntikkan lebih banyak dan
bahkan bahan tambahan banyak digunakan IV daripada melalui SC, (2) cairan volume besar
dapat disuntikkan relatif lebih cepat; (3) efek sistemik dapat segera dicapai; (4) level darah
dari obat yang terus-menerus disiapkan, dan (5) kebangkitan secara langsung untuk
membuka vena untuk pemberian obat rutin dan menggunakan dalam situasi darurat
disiapkan.
Kerugiannya adalah meliputi : (1) gangguan kardiovaskuler dan pulmonar dari peningkatan
volume cairan dalam sistem sirkulasi mengikuti pemberian cepat volume cairan dalam
jumlah besar; (2) perkembangan potensial trombophlebitis; (3) kemungkinan infeksi lokal
atau sistemik dari kontaminasi larutan atau teknik injeksi septik, dan (4) pembatasan cairan
berair.
b.Subkutan
Penyuntikan subkutan (hipodermolisis) menyiapkan sebuah alternatif ketika rute
intravena tidak dapat digunakan. Cairan volume besar secara relatif dapat digunakan tetapi
injeksi harus diberikan secara lambat. Dibandingkan dengan rute intravena, absorpsinya lebih
lambat, lebih nyeri dan tidak menyenangkan, jenis cairan yang digunakan lebih kecil (biasanya
dibatasi untuk larutan isotonis) dan lebih terbatas zat tambahannya.
3. PENYAKIT PENYAKIT YANG DISEBABKAN KARENA INFEKSI BAKTERI DAN VIRUS
TUBERKULOSIS PARU (TBC)
Tuberkulosis Paru atau TBC adalah penyakit yang disebabkan bakteri Mycrobacterium tuberculosi dan
Mycrobacterium bovis. Bakteri tersebut mempunyai ukuran 0,5-4 Mikron x 0,3-0,6, micron dengan
bentuk tipis, lurus atau agak bengkok, bergranular atau tidak mempunyai selabung, tetapi mempunyai
lapisan luar tebal yang terdiri dari lipoid. Penyakit ini ditularkan melalui udara (droplet nuclei) saat
seorang pasien TBC batuk dan percikan ludah yang mengandung bakteri tersebut terhirup oleh orang
lain saat bernafas.
DIFTERIA
Difteria adalah penyakit yang jarang terjadi, biasanya menyerang remaja dan orang dewasa.
Penyebab dari penyakit ini adalah bakteri Corynebacterium diphtheria. Penyakit ini mempunyai dua
bentuk yaitu yang pertama Tipe Respirasi yang disebabkan oleh strain bakteri yang memproduksi toksin
(toksigenetik) yang biasanya mengakibatkan gejala berat sampai meninggal, sedangkan bentuk yang
kedua yaitu Tipe Kutan yang disebabkan oleh strain toksigenetik maupun non-toksigenetik umumnya
gejalanya ringan dengan peradangan yang tidak khas. Penularan penyakit ini terjadi melalui droplet saat
penderita (karier) batuk, bersin, dan berbicara. Akan tetapi, debu atau muntahan si penderita juga bisa
menjadi media penularan.
PERTUSIS
Pertusis adalah penyakit infeksi saluran napas akut yang terutama menyerang anak-anak. Penyakit ini
disebabkan oleh bakteri Bordetella pertusis (Haemophilus pertusis). Bordetella pertusis termasuk
kelompok kokobasilus Gram-negatif, tidak bergerak dan tidak berspora. Bakteri ini memerlukan media
untuk tumbuh seperti media darah-gliserin-kentang (Bordet-Gengou) yang di tambah penisilin untuk

menghambat pertumbuhan organism lainnya. Bakteri ini berukuran panjang 0,5-1m dan

diameternya 0,2-0,3m. Penularan penyakit ini melalui droplet dan sebagian besar bayi tertular oleh

saudaranya dan kadang-kadang oleh orangtuanya.


TETANUS NEONATORUM
Tetanus adalah penyakit kekakuan otot (spasme) yg disebabkan oleh eksotoksin (tetanospasmin) dari
organism penyebab penyakit tetanus dan bukan oleh organismenya sendiri. Penyakit ini disebabkan oleh
bakteri Clostridium tatani yang merupakan bakteri Gram-positif berbentuk batang dengan spora pada
sisi ujungnya sehingga mirip dengan pemukul genderang. Bakteri tetanus bersifat obligat anaerob yaitu
berbentuk vegetative pada lingkungan tanpa oksigen dan rentan terhadap panas serta disinfektan.
Penularannya itu dengan cara Tetanus masuk kedalam tubuh manusia biasanya melalui luka yang dalam
dengan suasana anaerob (tanpa oksigen) sebagai akibat dari kecelakaan, luka tusuk, luka operasi, karies
gigi, pemotong tali pusat, dll.
DEMAM TIFOID
Demam Tifoid adalah infeksi akut pada saluran pencernaan yang disebabkan oleh bakteri Salmonella
typhi. Salmonella adalah bakteri Gram-negatif, tidak berkapsul, mempunyai flagella dan tidak
membentuk spora, Penularan Penyakit adalah melalui air dan makanan. Bakteri salmonella dapat
bertahan lama dalam makanan. Penggunaan air minum secara masal yang tercemar bakteri sering
menyebabkan terjadinya KLB. Vektor berupa serangga juga berperan dalam penularan penyakit.

KUSTA

Penyakit Kusta adalah salah satu penyakit menular yang masih merupakan masalah yang
sangat kompleks. Masalahnya yang ada bukan dari segi medisnya tetapi juga masalah ekonomi, sosial,
budaya, serta keamanan dan ketahanan nasional. Penyakit kusta bila tidak ditangani dengan cermat
dapat menyebabkan cacat. Penyebab penyakit kusta adalah bakteri Mycobacterium leprae yang
berbentuk batang dengan ukuran panjang 1-8 mikron, lebar 0,2-0,5 mikron, biasanya berkelompok
dan ada yang tersebar satu-satu, hidup dalam sel, dan bersifat tahan asam (BTA). Bakteri kusta
banyak terdapat pada kulit tangan, daun telinga dan mukosa hidung.

PES

Pes memiliki nama lain plague, sampar, La peste dan penyakit ini sudah tertulis di kitab injil.
Penyebab penyakit pes adalah bakteri Yersinia pestis (Pasteurella pestis). Yersinia pestis adalah basil
Gram-negatif, tidak bergerak, dan tidak membentuk spora. Hewan reservoirnya adalah rodensia
(hewan pengerat), antara lain tikus, kelinci, sedangkan vector penular penyakitnya adalah pinjal
(kutu), dll. Penularan penyakit ini ditularkan melalui cara ini, tikus liar menggigit manusia, penularan
dari manusia ke manusia lainnya terjadi melalui droplet dari pes paru.

ANTRAKS
Antraks disebut juga malignant pustule, malignant edema, Charbon, Regpicker disease, atau
Woolsorter disease. Penyakit antraks adalah penyakit ysng disebabkan oleh Bacillus anthracis pada
binatang ternak dan binatang buas yang bisa ditularkan ke manusia. Bacillus anthracis adalah bakteri
Gram-positif, tidak bisa bergerak, berkapsul dan mampu membentuk spora. Pembentukan spora
terjadi pada keadaan aerob dan sedikit kalsium, yaitu di alam terbuka seperti di tanah atau udara luar.
Bakteri ini mempunyai ukuran 1-2 m X 5-10 m, berbentuk batang, ujung batang berbatas

tegas, tersusun berderet-deret yang membentuk formasi seperti ruas bambu. Penularan antraks pada
manusia biasanya melalui cara, kontak langsung dengan kulit manusia yang lesi,dll.
LEPTOSPIROSIS
Leptospirosis adalah infeksi akut yang disebabkan oleh bakteri leptospira. Penyakit ini disebut juga
Weil disease, Canicola fever, Hemorrhagic jaundice, Mud fever, atau Swineherd disease. Genus
Lestospira yang termasuk dalam ordo Spirochaete dari family Trepanometaceae adalah bakteri yang

berbentuk seperti benang dengan panjang 6-12 m. spesies Leptospira interrogans adalah spesies

yang dapat menginfeksi manusia dan hewan. Infeksi pada manusia dapat terjadi melalui kontak
dengan air, tanah, dan lumpur yang tercemar bakteri, kontak dengan organ, darah, dan urin hewan
terinfeksi, dll.

4. Perjalanan penyakit (DM)


Penyakit Diabetes Mellitus (DM) yang juga dikenal sebagai penyakit kencing manis atau penyakit
peningkatan gula darah adalah golongan penyakit kronis yang ditandai dengan peningkatan kadar gula
dalam darah sebagai akibat adanya gangguan sistem metabolisme dalam tubuh, dimana organ pankreas
tidak mampu atau kurang memproduksi hormon insulin sesuai kebutuhan tubuh. Insulin adalah salah
satu hormon yang diproduksi oleh Pankreas yang bertanggung jawab untuk mengontrol jumlah/kadar
gula dalam darah dan insulin dibutuhkan untuk merubah (memproses) karbohidrat, lemak, dan protein
menjadi energi yang diperlukan tubuh manusia. Hormon insulin berfungsi menurunkan kadar gula dalam
darah.
Diabetes / diabainein = tembus atau pancuran air dan Mellitus = rasa manis. Jadi Diabetes Mellitus atau
Kencing Manis adalah penyakit gangguan kesehatan dimana kadar gula dalam darah seseorang menjadi
tinggi karena gula darah tak dapat digunakan oleh sel tubuh untuk aktifitas (Hiperglikemia). Ini
disebabkan oleh tidak adanya atau sedikitnya insulin di dalam tubuh. Sisa gula yang tinggi pada
peredaran darah akan dibuang melalui air seni. Lalu karena tidak adanya energi untuk aktifitas akan
menyebabkan seseorang menjadi lemas,lapar,haus, sering BAK, gatal-gatal dll.
Proses terjadinya Diabetes
Insulin adalah trukpengangkut semua sari makanan ke seluruh sel tubuh. Pankreas sebagai
penghasil insulin mengirimkan insulin ke usus halus. Dalam usus halus ini terjadi penyerapan sari-sari
makanan yang dibutuhkan oleh tubuh. Karena gula darah meningkat maka Insulin meningkat. Insulin
larut ke dalam pembuluh darah dan membawa sari makanan ke seluruh sel dan organ tubuh. Apabila
jumlah insulin tubuh kurang, maka sari makanan (glukosa) tidak akan sampai ke organ tubuh secara
maksimal. Akibatnya glukosa dalam darah menjadi menumpuk dan bila diperiksa laboratorium pasti gula
darahnya tinggi.

You might also like