Professional Documents
Culture Documents
Histolytica
Klasifikasi amebiasis
Berdasarkan berat ringannya gejala yang ditimbulkan amebiasis dibagi menjadi : carrier (cyst
passer), Amebiasis intestinal ringan (disentri ameba ringan), amebiasis intestinal sedang
(disentri ameba sedang), disentri ameba berat, disentri ameba kronik
Manifestasi Klinis
Timbulnya penyakit (onset penyakit) perlahan lahan. Pasien mengeluh perut kembung, nyeri
perut ringan yang bersifat kejang, diare ringan 4-5x sehari, tinja berbau busuk dan bercampur
lendir darah, jarang nyeri di epigastrium yang mirip ulkus peptik, tanpa demam, kadang
terdapat hepatomegali
Keluhan dan gejala klinis pasien lebih berat dibanding disentri ringan, tetapi pasien masih
mampu melakukan aktivitas sehari hari, tinja lendir darah dan mengeluh kram perut, demam
dan lemah badan dan hepatomegali yang nyeri ringan
Keluhan dan gejala klinis pasien lebih hebat lagi, terdapat diare disertai darah banyak >15x
sehari, demam tinggi (40 40,5 Celcius) disertai mual dan anemia
Gejala seperti ameba ringan, serangan diare diselingi periode normal atau tanpa gejala.
Keadaan ini berlangsung berbulan bulan sampai bertahun tahun
Pemeriksaan Penunjang
Penegakan diagnosis
Pemeriksaan tinja sangat penting, tinja penderita amebiasis tidak banyak mengandung leukosit
tetapi banyak mengandung bakteri. Bila pasien amebiasis telah dapat pengobatan spesifik tetaoi
masih mengeluh perutnya sakit perlu dilakukan pemeriksaan endoskopi, foto kolon, dan biakan
tinja
Pengobatan
Carrier
- Obat amebisid
- Infus Cairan elektrolit atau transfusi darah
- Pengobatan seperti disentri ringan sedang
- Emetin 1mg/kgbb sehari selama 3 5hari
- Dehidroemetin 11.5mg/kgbb sehari selama 3-5hari
Klasifikasi Diare
Diare akut
Menurut Depkes (2003), diare akut yaitu diare yang berlangsung < 14 hari tanpa diselangi fase
berhenti lebih dari 2 hari. Berdasarkan banyaknya cairan yang hilang dari tubuh penderita,
gradasi penyakit diare akut dibedakan dalam empat kategori, yaitu: (1) Diare tanpa dehidrasi,
(2) Diare dengan dehidrasi ringan, apabila cairan yang hilang 2-5% dari berat badan, (3) Diare
dengan dehidrasi sedang, apabila cairan yang hilang berkisar 5-8% dari berat badan, (4) Diare
dengan dehidrasi berat, apabila cairan yang hilang lebih dari 8-10%.
b. Diare persisten
Diare persisten adalah diare yang berlangsung 15-30 hari, merupakan kelanjutan dari diare akut
atau peralihan antara diare akut dan kronik.
c. Diare kronik
Diare kronis adalah diare hilang-timbul, atau berlangsung lama dengan penyebab non-infeksi,
seperti penyakit sensitif terhadap gluten atau gangguan metabolisme yang menurun. Lama
diare kronik lebih dari 30 hari. Menurut (Suharyono, 2008), diare kronik adalah diare yang
bersifat menahun atau persisten dan berlangsung 2 minggu lebih.
Suharyono. 2008. Diare Akut, Klinik dan Laboratorik Cetakan Kedua. Rineka Cipta.
Jakarta
Depkes RI, 2003. Pedoman Pemberantasan Diare, Direktorat Jenderal Bina Kesehatan
Masyarakat. Depkes RI, Jakarta