You are on page 1of 4

Amebiasis adalah penyakit infeksi usus besar yang disebabkan oleh parasit usus Entamoeba

Histolytica

Etiologi : E. Histolytica merupakan protozoa usus, sering hidup sebagai mikroorganisme


komensal (apatogen) diusus besar manusia. E. Histolytica dapat berubah menjadi patogen
dengan cara membentuk koloni di dinding usus dan menembus dinding usus sehingga
menimbulkan ulserasi. Siklus hidup ameba ada 2 macam, trofozoit komensal (<10 mm) dan
trofozoit patogen (>10 mm). Trofozoit komensal dapat dijumpai di lumen usus tanpa
menyebabkan gejala penyakit, sedangkan trofozoit patogen dapat dijumpai dilumen dan
dinding usus (intraintestinal) maupun diluar usus (ekstraintestinal) mengakibatkan gejala
disentri.

Klasifikasi amebiasis

Berdasarkan berat ringannya gejala yang ditimbulkan amebiasis dibagi menjadi : carrier (cyst
passer), Amebiasis intestinal ringan (disentri ameba ringan), amebiasis intestinal sedang
(disentri ameba sedang), disentri ameba berat, disentri ameba kronik

Manifestasi Klinis

Carrier (cyst passer)


Pasien tidak menunjukan gejala klinis sama sekali

Amebiasis Intestinal Ringan (disentri Ameba Ringan)

Timbulnya penyakit (onset penyakit) perlahan lahan. Pasien mengeluh perut kembung, nyeri
perut ringan yang bersifat kejang, diare ringan 4-5x sehari, tinja berbau busuk dan bercampur
lendir darah, jarang nyeri di epigastrium yang mirip ulkus peptik, tanpa demam, kadang
terdapat hepatomegali

Amebiasis Intestinal Sedang (disentri ameba sedang)

Keluhan dan gejala klinis pasien lebih berat dibanding disentri ringan, tetapi pasien masih
mampu melakukan aktivitas sehari hari, tinja lendir darah dan mengeluh kram perut, demam
dan lemah badan dan hepatomegali yang nyeri ringan

Disentri Ameba Berat

Keluhan dan gejala klinis pasien lebih hebat lagi, terdapat diare disertai darah banyak >15x
sehari, demam tinggi (40 40,5 Celcius) disertai mual dan anemia

Disentri Ameba Kronik

Gejala seperti ameba ringan, serangan diare diselingi periode normal atau tanpa gejala.
Keadaan ini berlangsung berbulan bulan sampai bertahun tahun

Pemeriksaan Penunjang

- Pemeriksaan tinja tinja bau busuk, campur lendir darah


- Foto Rontgen Colon
- Pemeriksaan prostoskopi
- Pemeriksaan sigmoidoskopi
- Pemeriksaan Uji serologi

Penegakan diagnosis

Pemeriksaan tinja sangat penting, tinja penderita amebiasis tidak banyak mengandung leukosit
tetapi banyak mengandung bakteri. Bila pasien amebiasis telah dapat pengobatan spesifik tetaoi
masih mengeluh perutnya sakit perlu dilakukan pemeriksaan endoskopi, foto kolon, dan biakan
tinja

Pengobatan
Carrier

- Diloksanit Furoat 3 x 500mg sehari selama 10 hari


- Diyodohidroksikin 3 x 600mg sehari 10 hari
- Yodoklorohidroksikin 3 x 250mg sehari 10 hari
- Karbarson 3 x 500mg sehari selama 7 hari
- Bisthmuth glycoarsanilate 3 x 500mg sehari 7 hari
- Klefamid 3 x 500mg sehari 10 13 hari
- Paromomycin 3 x 500mg sehari 5 hari

Disentri Ameba Ringan Sedang

- Diyodohidroksikin 3 x 600mg sehari 10 hari


- Kliokinol
- Diloksanit Furoat 3 x 500mg sehari selama 10 hari
- Tetrasiklin 4 x 500mg sehari 5hari

Disentri Ameba Berat

- Obat amebisid
- Infus Cairan elektrolit atau transfusi darah
- Pengobatan seperti disentri ringan sedang
- Emetin 1mg/kgbb sehari selama 3 5hari
- Dehidroemetin 11.5mg/kgbb sehari selama 3-5hari

Soewondo, Eddy S. 2014. Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta : Interna Publishing

Klasifikasi Diare
Diare akut
Menurut Depkes (2003), diare akut yaitu diare yang berlangsung < 14 hari tanpa diselangi fase
berhenti lebih dari 2 hari. Berdasarkan banyaknya cairan yang hilang dari tubuh penderita,
gradasi penyakit diare akut dibedakan dalam empat kategori, yaitu: (1) Diare tanpa dehidrasi,
(2) Diare dengan dehidrasi ringan, apabila cairan yang hilang 2-5% dari berat badan, (3) Diare
dengan dehidrasi sedang, apabila cairan yang hilang berkisar 5-8% dari berat badan, (4) Diare
dengan dehidrasi berat, apabila cairan yang hilang lebih dari 8-10%.

b. Diare persisten
Diare persisten adalah diare yang berlangsung 15-30 hari, merupakan kelanjutan dari diare akut
atau peralihan antara diare akut dan kronik.

c. Diare kronik
Diare kronis adalah diare hilang-timbul, atau berlangsung lama dengan penyebab non-infeksi,
seperti penyakit sensitif terhadap gluten atau gangguan metabolisme yang menurun. Lama
diare kronik lebih dari 30 hari. Menurut (Suharyono, 2008), diare kronik adalah diare yang
bersifat menahun atau persisten dan berlangsung 2 minggu lebih.

Suharyono. 2008. Diare Akut, Klinik dan Laboratorik Cetakan Kedua. Rineka Cipta.
Jakarta

Depkes RI, 2003. Pedoman Pemberantasan Diare, Direktorat Jenderal Bina Kesehatan
Masyarakat. Depkes RI, Jakarta

You might also like