Professional Documents
Culture Documents
LAPORAN KEGIATAN
PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN
(PKB)
NAMA :
NIP :
PANGKAT/GOL.RUANG :
JABATAN GURU :
NAMA SEKOLAH :
ALAMAT SEKOLAH :
DESA :
KECAMATAN :
KABUPATEN :
IDENTITAS GURU
Nama :
NIP : .
Jenis Kelamin : .
Pangkat/Gol. Ruang/TMT : .
Jenis Guru : .
Jabatan Guru : ..
Alamat Sekolah : ..
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN KEGIATAN
PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN
....................,
Penyusun/Guru Yg dinilai
.
NIP.
Disahkan oleh :
Kepala Sekolah, Koordinator PKB,
. .
NIP. . NIP. .
KATA PENGANTAR
Undang Undang Nomor 14 Tahun 2005, tentang guru dan dosen mengamanatkan bahwa
guru wajib meningkatkan kualifikasi akademiknya dan kompetensinya secara terus menerus
Sejalan dengan hal tersebut menurut Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi No.16 tahun 2009, tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka
Kreditnya, dimana jabatan fungsional guru saat ini menjadi jabatan ahli. Pengembangan karier
guru untuk naik setingkat lebih tinggi di nsure utama disyaratkan yang merupakan kewajiban
pengembangan diri, publikasi ilmiah dan karya inovatif. .Untuk memenuhi kewajiban tersebut
kami telah melakukan dan mengikuti berbagai kegiatan untuk memenuhi persyaratan dan
kewajiban dalam penilaian kinerja guru agar kami dapat memperoleh nilai kinerja dan angka
kredit.
lakukan sebagai upaya peningkatan kompetensi dan keprofesionalan kami, semoga bermaanfaat.
....................,
Penyusun
.
NIP.
DAFTAR ISI
Halaman
IDENTITAS GURU
LEMBAR PENGESAHAN ...
KATA PENGANTAR .....
DAFTAR ISI
I. KEGIATAN PENGEMBANGAN DIRI
A. Mengikuti kegiatan .
B. Mengikuti kegiatan .
C. Mengikuti kegiatan .
D. dst. .. ( lihat contoh laporan Kegiatan Pengembangan Diri secara lengkap )
II. KEGIATAN PUBLIKASI ILMIAH
1.
.
2.
..
3.
4. dst. ( lihat contoh laporan kegiatan Publikasi ILmiah secara lengkap )
PENUTUP
Dalam kurun waktu Januari s.d. Desember 2012, penulis telah mengikuti 3 (tiga) Kegiatan
Pengembangan Diri seperti yang terinci pada matrik sbb :
4. dst
....................,.
Koordinator PKB Penulis/Penyusun
Mengetahui
Kepala Sekolah
.
NIP.
NAMA : ....................
NIP :
PANGKAT/GOL.RUANG :
KEC....................., KAB. ..
A. Pendahuluan
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan YME atas limpahan karunianya sehingga kami
KKG.Dalam upaya mewujudkan manusia seutuhnya, maka pendidikan nasional berfungsi untuk
Indonesia dalam rangka mewujudkan manusia seutuhnya yang termaktub di dalam pembukaan
UUD 1945. Di dalam UU RI No.20/2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Bab II
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa yang bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Menghadapi pesatnya ilmu pengetahuan dan teknologi informasi dalam era globalisasi saat ini
maka pendidikan Indonesia perlu segera dibenahi dengan melibatkan stakeholders dan semua
pihak yang terkait dalam kemajuan pendidikan dengan menekankan dan menyamakan persepsi
dalam upaya meningkatkan kualitas dan mutu pendidikan di Indonesia. Oleh karena itu,
pemerataan dan perluasan peningkatan mutu pendidikan perlu menjadi prioritas demi
terwujudnya pendidik dan tenaga kependidikan lebih produktif, kreatif, inovatif dan kontributif
dalam membangun pendidikan nasional.Pada gilirannya peningkatan mutu pendidik dan tenaga
kependidikan tersebut diharapkan mampu mendorong terwujudnya insan Indonesia yang cerdas
meliputi guru dan tenaga kependidikan lainnya merupakan bagian dari sumber daya manusia
pembangunan nasional yang memiliki peran sentral dan strategis dalam peningkatan mutu
pendidikan di tanah air kita ini.Oleh karena itu, perlu pembinaan secara terus menerus.
Alasan mengikuti kegiatan di KKG adalah untuk meningkatkan kompetensi dan wawasan
dan meningkatkan profesionalisme dan karir kami dalam pembelajaran pada umumnya dan
khususnya meningkatkan :
2. Pengetahuan atau teori tentang manajerial/supervisi kelas dalam menjalankan tugas saya secara
professional
Pelaksanaan kegiatan KKG dilakukan di sekolah SD inti. Materi yang dibahas dalam KKG
meliputi :
4. Penguasaan manajerial yang diintegrasikan pelajaran IPS. Pertemuan keempat minggu kedua
5. Penguasaan kompetensi akademik pelajaran di SD. Pertemuan kelima minggu kedua bulan
Agustus 2012
6. Penguasaan kompetensi metodologi pembelajaran IPS. Pertemuan keenam minggu kedua bulan
Oktober 2012
7. Penyusunan kisi-kisi dan soal untuk UTS. Pertemuan ketujuh minggu kedua bulan November
2012
2012
9. Penguasaan kompetensi life skill tentang lingkungan hidup. Pertemuan kesembilan minggu
Untuk mencapai semua kompetensi yang diharapkan tersebut, kegiatan di KKG dilakukan
berbagai cara baik secara teori, praktik, dan penugasan agar anggota kelompok dapat
mentransfer pengetahuan dan mempraktikkannya. Oleh karena itu kegiatan di KKG banyak
Manfaat yang dapat diperoleh dalam kegiatan di KKG tersebut adalah meningkatnya kompetensi
C. Tindak Lanjut
Tindak lanjut yang dilakukan setelah mengikuti kegiatan pengembangan diri ini adalah saya
akan melakukan diseminasi kepada teman-teman guru di sekolah saya, dengan jadwal yang akan
D. Penutup
Setelah saya mengikuti kegiatan di KKG tersebut, kesimpulan yang dapat saya tarik dari
kegiatan tersebut adalah meningkatkan kompetensi saya sebagai guru dan menambah
profesionalitas saya dalam melakukan tugas sehari-hari sebagai pendidik.Selain itu dalam
pemberdayaan KKG memang sangat penting Karen KKG merupakan wadah untuk menambah
KARAKTER BANGSA
OLEH
NAMA : ....................
NIP : .
PANGKAT/GOL.RUANG : .
KEC....................., KAB.
A. Pendahuluan
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan YME karena atas berkat rahmat dan karunia-Nya,
telah dapat menyelesaikan mengikuti Bimbingan Teknis Pendidikan karakter bangsa melalui
berkembang saat ini.Seperti disoremtasi dan belum dihayati nilai-nilai Pancasila. Bergesernya
nilai etika dalam kehidupan bangsa dan bernegara memudarkan kesadaran terhadap nilai-nilai
sebagaimana diamantkan dalam Pancasila dan pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 serta
untuk mengatasi permasalahan kebangsaan saat ini, pemerintah telah menggalakkan bimbingan
teknis pendidikan karakter bangsa merupakan upaya untuk mengatasi permasalahan dimaksud,
Sebelum acara bimbingan teknis dimulai panitia telah menyiapkan soal untuk tes yang akan
diujikan bagi peserta dengan materi tentang kompetensi pendidikan karakter bangsa demikian
pula pada akhir bimtek panitia juga menyiapkan tes untuk peserta. Tujuan tes akhir ini adalah
untuk melihat kembali secara mendalam kemampuan peserta setelah mengikuti bimtek tersebut
sejauh mana penambahan kompetensi para peserta dalam memahami materi yang telah diserikan
selama ini.Melalui tes akhir dapat diketahui gambaran penambahan kompetensinya dalam
Kegiatan bimbingan teknis tentang pendidikan karakter bangsa melalui kegiatan ekstakurikuler
Hari :
Tanggal :
Tempat :
Dalam kegiatan bimbingan teknis pendidikan karakter bangsa sarana prasarana yang digunakan
meliputi : peralatan infocus, laptop, perlengkapan out bond, lapangan untuk olahraga,
1. Acara pembukaan dilanjutkan kebijakan tentang pendidikan karakter bangsa melaui kegiatan
ekstrakurikuler kepramukaan.
8. Cara mendidik anak dengan menggunakan PDKMK dan system among 4 jam.
F. Narasumber
3. Pengawas sekolah
Peserta bimbingan teknis pendidikan karakter bangsa melalui kegiatan ekstrakurikuler pada
kegiatan kepramukaan guru pada jenjang pendidikan dasar dan mayoritas pembina pramuka dan
pembina muda atau pendega dari berbagai gugus depan dengan jumlah sekitar 47 orang.
H. Strategi Kegiatan
Strategi kegiatan dalam bimbingan teknis pendidikan karakter bangsa dilakukan dengan
d. Penyimpulan.
Dengan pendekatan tersebut dapat disimpulkan untuk teori 30%, praktik termasuk pemberian
tugas 70%.
Hasil/manfaat yang diperoleh dalam mengikuti kegiatan bimbingan teknis ini adalah sebagai
berikut :
a. Manfaat yang saya peroleh dalam mengikuti bimbingan teknis pendidik karakter bangsa melalui
karakter bangsa melalui kegiatan kepramukaan yang dilaksanakan di sekolah, selain itu juga
saya lebih memahami pentingnya pelaksanaan dalam membina/menanamkan karakter pada anak
b. Setelah saya mengikuti kegiatan ini kompetensi saya menjadi meningkat, sehingga dalam
J. Tindak Lanjut
Tindak lanjut yang dilakukan setelah mengikuti kegiatan pengembangan diri ini adalah saya
akan melakukan diseminasi kepada teman-teman guru di sekolah saya, dengan jadwal yang
Setelah saya mengikuti kegiatan bimbingan ini saya terampakan cara/metode/strategi yang saya
Hal ini nampak dengan jelas kegiatan ekstakurikuler melalui kegiatan kepramukaan di sekolah
saya anak-anak lebih senang, menjadi serius dan sangat aktif kembali. Dampak dari kegiatan
kepramukaan anak didik kami menjadi disiplin, sikap perilakunya menjadi baik, saling
menghargai sesame teman, saling membantu sesame teman dan kerja sama menjadi meningkat.
L. Kesimpulan
Penyelenggaraan kegiatan bimbingan teknis pendidikan karakter bangsa melalui kegiatan
Harapan saya bimbingan semacam ini hendaknya diprogramkan secara terus-menerus agar para
OLEH
NAMA : ....................
NIP : .
PANGKAT/GOL.RUANG :
KEC....................., KAB.
C. LAPORAN MENGIKUTI WORKSHOP PEMANFAATAN IT
DALAM PEMBELAJARAN
A. Pendahuluan
Guru adalah pendidik professional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur
formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah. Sejalan dengan itu guru menunjang peran
utama dalam rangka untuk mewujudkan tujuan pendidik nasional yang berkualitas.Berkenaan
dengan hal tersebut, guru dalam menjalankan tugas utama harus memiliki kompetensi
pedagogic, kepribadian, social, dan professional (akademik) yang dipersyaratkan pada era
globalisasi menuntut sumber daya manusia yang bermutu tinggi dan siap berpartisipasi baik
pada tatanan nasional, regional maupun internasional. Seminar tentang pemanfaatan IT dalam
pembelajaran bertujuan antara lain untuk memotivasi dan meningkatkan profesionalisme guru
yang diharapkan akan berpengaruh positif pada kinerjanya dan prestasi kerja guru. Prestasi kerja
guru ini akan terlihat kualitas lulusan satuan pendidikan sebagai sumber daya manusia yang
Saya mengikuti workshop yang berkaitan dengan pemanfaatan IT dalam pembelajaran adalah
kompetensi saya khususnya yang berkaitan dengan pemanfaatan IT dalam pembelajaran untuk
bahan/materi yang berkaitan dengan workshop tersebut.Tepat pada waktunya workshop dibuka
sekitar pukul Sembilan, acara diawali dengan sambutan/laporan panitia kemudian dibuka oleh
ketua panitia penyelenggara.Setelah dibuka, lalu dilakukan pembahasan materi yang berkaitan
kegiatan ini dilakukan oleh LPMP bekerja sama dengan kabupaten/kota setempat.
D. Strategi Pelaksanaan
Strategi yang digunakan dalam workshop ini agar peserta dapat meningkatkan kompetensi yang
E. Tindak Lanjut
Tindak lanjut yang dilakukan setelah mengikuti kegiatan pengembangan diri ini adalah saya
akan melakukan diseminasi kepada teman-teman guru di sekolah saya, dengan jadwal yang akan
F. Manfaat
Manfaat yang saya peroleh dalam mengikuti workshop ini adalah pengetahuan saya bertambah
banyak khususnya terkait dengan IT dalam pembelajaran sehingga saya lebih terampil
menggunakan IT dalam melaksanakan tugas saya sebagai guru dalam memberikan materi, selain
itu juga saya tidak ketinggalan dengan teman-teman saya dalam bidang penggunaan IT dalam
pembelajaran.Di balik itu juga anak didik saya tambah senang dan termotivasi dalam mengikuti
pelajaran, dan anak didik saya lebih cepat memahami materi yang saya berikan. Dengan
mengikuti workshop tersebut berarti dapat menambah profesionalitas saya dan akhirnya saya
dapat memberikan pelayanan pendidikan pada anak didik syaa dengan dengan lebih baik dan
bermutu.
G. Penutup
Workshop pemanfaatan IT dalam pembelajaran ini sangat baik dan perlu dilaksanakan secara
terus menerus karena manfaatnya banyak sekali bagi guru-guru.Hal ini terbukti pada diri saya
sendiri, setelah mengikuti workshop ini banyak sekali tambahan ilmu di dalam pemanfaatan IT
dalam pembelajaran. Workshop pemanfaatan IT yang diselenggarakan oleh LPMP bekerja sama
dengan Dinas Pendidikan sangat bagus dan berjalan sesuai jadwal, demikian pula dengan materi
dan nara sumbernya sangat berkualitas dan focus pada permasalahan, mudah-mudahan
PENUTUP
di bidang pendidikan. Sejalan dengan itu saya akan selalu meningkatkan kompetensi melalui
berbagai kegiatan yang relevan dengan tugas saya sehari-hari. Kegiatan kegiatan yang saya
ikuti adalah kegiatan bimbingan teknis pendidikan karakter bangsa melalui kegiatan
Banyak manfaat yang diperoleh mengikuti pengembangan diri, karena dalam kegiatan
pengembangan diri tersebut banyak hal-hal yang baru yang belum saya dapat, sehingga dengan
mengikuti kegiatan tersebut pengetahuan, wawasan dan keterampilan dapat saya peroleh.
Materi :
Pemerintah telah menggulirkan Kurikulum 2013 khususnya pada sekolah-sekolah piloting yang
ditunjuk. Sedangkan sekolah-sekolah yang tidak ditunjuk dapat menerapkan kurikulum baru ini
secara mandiri. Penulis sendiri adalah salah satu guru di Sekolah Dasar swasta yang menerapkan
kurikulum 2013 secara mandiri. Sejak awal saya tertarik dengan tulisan Saudari Tri Marhaeni P.
Astuti tentang Memahami Paradigma Indirect Learning (Suara Merdeka, 30 April 2013).
Namun saya baru memberikan tanggapan karena saya ingin mencocokkannya dengan
pengalaman di lapangan setelah mengimplementasikan kurikulum 2013 dalam pembelajaran.
Kompetensi sikap spiritual dan sosial yang tercermin dalam Kompetensi Inti (KI) 1 dan 2 dalam
setiap Kompetensi Dasarnya tidak memiliki materi pokok yang diberikan dalam pembelajaran,
tetapi diajarkan secara indirect learning. Setiap guru yang mengimplementasikan kurikulum
2013 harus mampu menyajikan materi pada KD di KI 3 dan proses pembelajaran pada KD di KI
4 yang mengarah pada pencapaian KD pada KI 1 dan 2 tanpa mengajarkan secara langsung.
Guru serta merta menjadi ujung tombak untuk mencapai kompetensi sikap spiritual dan sosial
pada diri setiap siswa.
Kemampuan guru dalam menghubungkan setiap materi pada KI 3 dan proses pembelajaran pada
KI 4 perlu dibina, karena jika materi dan proses pembelajaran yang disajikan tidak dikaitkan
dengan nilai-nilai spiritual dan sosial maka kompetensi sikap yang diinginkan sulit untuk
dicapai. Sebagaimana kita tahu bahwa bidang sains dan teknologi masih dipimpin oleh dunia
barat dimana setiap aspek dalam keilmuan yang bersifat ilmiah bersifat obyektif dan terlepas
dari nilai-nilai moral. Maka pembelajaran scientific yang diterapkan pada kurikulum 2013
dikhawatirkan justru akan membawa semangat barat yang sekuler. Kekhawatiran ini muncul jika
guru tidak dapat mengaitkan pembelajaran scientific dengan nilai-nilai moral ketimuran yang
agamis.
Pengurangan verbalisme pada kurikulum 2013 perlu diartikan secara bijak. Artinya proses
pembelajaran yang dilakukan oleh siswa perlu terus dikawal untuk dapat mencapai kompetensi
sikap spiritual dan sosial. Langkah yang harus diambil oleh setiap guru adalah mencantumkan
internalisasi nilai-nilai spiritual dan sosial dalam pembelajaran. Meskipun pembentukan sikap
siswa dilaksanakan secara tidak langsung karena tidak ada materi pokok yang diajarkan, tetapi
tetap diperlukan internalisasi nilai-nilai sikap.
Tugas guru bukan hanya membimbing siswa untuk dapat mengasosiasikan setiap konsep dan
proses pembelajaran yang diajarkan sehingga setiap konsep dapat membentuk konektivitas yang
menjadi pemahaman dan penalaran siswa. Tetapi lebih dari itu guru bertugas untuk
membimbing siswa agar dapat mengasosiasikan antara konsep dan proses pembelajaran dengan
nilai-nilai sikap spiritual dan sosial.
Tantangan yang dihadapi guru dalam pembentukan sikap siswa adalah adanya pengaruh dari
luar, dimana banyak fenomena sosial yang bertentangan dengan nilai-nilai sikap yang sedang
dikembangkan. Contoh pada KD 1.1 mata pelajaran IPA : bertambah keimanannya dengan
menyadari hubungan keteraturan dan kompleksitas alam dan jagad raya terhadap kebesaran
Tuhan yang menciptakannya, serta mewujudkannya dalam pengamalan ajaran agama yang
dianutnya. Dalam Kompetensi Dasar ini terdapat nilai-nilai berupa sikap spiritual yaitu
keimanan dengan menyadari kebesaran Tuhan dan mengamalkan ajaran agama yang dianut.
Maka guru perlu menginternalisasikan nilai-nilai spiritual ini dalam setiap materi dan proses
pembelajaran pada KI 3 dan KI 4 mata pelajaran IPA.
Tantangan dari luar adalah adanya fenomena sosial segolongan manusia yang tidak percaya
kepada Tuhan yang tentu tidak sesuai dengan fitrah diciptakannya manusia dan tidak sesuai
dengan nilai-nilai Pancasila khususnya sila pertama. Ada pula segolongan manusia yang secara
lisan beriman kepada Tuhan tetapi dalam kesehariannya tidak mencerminkan sebagai manusia
yang beriman dengan meninggalkan konsekuensi dan kewajibannya sebagai manusia yang
beriman. Bahkan banyak fenomena sosial kemaksiatan yang justru menunjukkan adanya
ketidaktaatan terhadap ajaran agama dan sebaliknya melakukan hal-hal yang dilarang oleh
agama. Maka guru perlu dengan seksama memberikan internalisasi nilai-nilai spiritual dan sosial
dalam setiap pembelajaran yang dilaksanakan agar siswa dapat memaknai setiap materi dan
proses pembelajaran menjadi kesadaran untuk menjadi hamba Tuhan yang taat dan sekaligus
sebagai warga negara yang memiliki sikap sosial yang luhur untuk mewujudkan bangsa yang
bermartabat.
Fenomena sosial masyarakat yang menunjukkan ketidaktaatan terhadap ajaran agama seperti
perbuatan kemaksiatan, kejahatan, dan kezaliman serta sikap sosial yang tercela seperti kolusi,
korupsi, suap, dan perbuatan tidak bertanggungjawab lainnya diakui atau tidak sangat sulit untuk
diberantas. Menyadari hal ini maka peran guru sebagai pendidik sangat potensial untuk
menyiapkan generasi muda Indonesia menuju suatu era dimana setiap elemen bangsa mampu
mengimplementasikan nilai-nilai ketuhanan sebagaimana Pancasila sila pertama dengan
semangat keberagamaan yang tinggi. Demikian pula suatu era dimana warga negara memiliki
sikap sosial yang luhur yang melandaskan setiap tindakannya pada budi pekerti, akhlak terpuji
dan mampu menahan diri untuk tidak melakukan tindakan yang merugikan orang lain,
masyarakat atau bahkan tindakan yang menjadikan bangsa ini terpuruk.
Guru memiliki posisi strategis karena dalam keseharian mereka memiliki cukup banyak waktu
untuk berinteraksi dengan siswa. Guru harus memanfaatkan setiap momentum pembelajaran
untuk menginternalisasikan nilai-nilai sikap spiritual dan sosial ke dalam benak sanubari siswa
dan memberikan keteladanan yang baik. Setiap siswa yang masih muda belia membutuhkan
model-model warga negara yang mampu menerapkan sikap spiritual dan sosial yang luhur.
Keberhasilan dalam pembentukan sikap spiritual dan sosial dalam diri siswa akan membantu
mewujudkan cita-cita kita bersama untuk mengangkat bangsa ini menjadi bangsa yang lebih
maju dan bermartabat di masa yang akan datang.