KESATU : KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS I WANGON TENTANG
SASARAN-SASARAN KESELAMATAN PASIEN.
KEDUA : Menetapkan sasaran-sasaran keselamatan pasien
sebagaimana tertera dalam lampiran surat keputusan KETIGA : ini.
Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan
apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam penetapannya, maka akan diadakan pembetulan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di : Puskesmas I Wangon Pada tanggal : 1 April 2016
KEPALA PUSKESMAS I WANGON
KABUPATEN BANYUMAS
TULUS BUDI PURWANTO
Lampiran surat keputusan
Nomor : /SK/IV/2016 Tanggal : 1 April 2016 Tentang : Sasaran Keselamatan Pasien
SASARAN KESELAMATAN PASIEN
Tujuan dari ditetapkannya sasaran keselamatan pasien adalah untuk
mendorong perbaikan spesifik dalam keselamatan pasien. Sasaran menyoroti bagian-bagian yang bermasalah dalam pelayanan kesehatan dan menjelaskan bukti serta solusi dari konsensus berbasis bukti dan keahlian atas permasalahan ini.
Untuk meningkatakan keselamatan pasien perlu dilakukan pengukuran
terhadap sasaran sasaran keselamatan pasien.
Indikator pengukuran sasaran keselamatan pasien
NO INDIKATOR SASARAN TARGET
KESELAMATAN PASIEN 1. Ketepatan Identifikasi Pasien 100% 2. Komunikasi efektif dalam pelayanan 100% 3. Ketepatan Pemberian Obat Kepada 100% Paien / tidak terjadi kesalahan pemberian obat 4. Ketepatan Prosedur Tindakan Medis 100% dan Keperawatan 5. Pengurangan Terjadinya Risiko Infeksi 100% di Puskesmas 6. Tidak Terjadinya Pasien Jatuh 100%
Tabel 1. Indikator Sasaran Keselamatan Pasien
1. Ketepatan Identifikasi Pasien
Identifikasi pasien yang tepat dan mendetail meliputi: nama, umur, alamat, nomor rekam medis pasien. Pengukuran indikator dilakukan dengan cara menghitung jumlah pasien yang teridentifikasi tepat dibagi jumlah seluruh pasien yang dilayani.
Jumlah pasien yang teridentifikasi tepat
X 100% Jumlah seluruh pasien yang dilayani
2. Ketepatan Pemberian Obat Kepada Pasien
Ketepatan pemberian obat kepada pasien dimaksudkan agar tidak terjadi kesalahan identifikasi pada saat memberikan obat kepada pasien. Pengukuran indikator dilakukan dengan cara menghitung pemberian obat yang tepat sesuai identifikasi pasien dibagi jumlah seluruh pasien yang mendapat pelayanan obat.
Jumlah pasien yang tepat teridentifikasi dalam pemberian obat
X 100% Jumlah pasien yang mendapat pelayanan obat
3. Komunikasi efektif dalam pelayanan
Pelaksanaan TUBAK (Tulis Baca dan Konfirmasi) pada komunikasi verbal di pelayanan obat
Jumlah resep obat yang dikonfirmasi
X 100% jumlah resep yang tidak jelas / stok habis
4. Ketepatan Prosedur Tindakan Medis dan Keperawatan
Dalam melaksanakan tindakan medis dan keperawatan, petugas harus selalu melaksanakannya sesuai prosedur yang telah ditetapkan. Identifikasi pasien yang akan mendapatkan tindakan medis dan keperawatan perlu dilakukan sehingga tidak terjadi kesalahan dalam pemberian prosedur. Pengukuran indikator dilakukan dengan cara menghitung pelaksanaan tindakan medis dan keperawatan yang tepat sesuai prosedur dibagi dengan seluruh tindakan medis yang dilakukan.
Jumlah tindakan medis dan keperawatan yang dilaksanakan sesuai
prosedur X 100% Jumlah seluruh tindakan medis dan keperawatan yang dilaksanakan
5. Pengurangan Terjadinya Risiko Infeksi di Puskesmas
Agar tidak terjadi risiko infeksi, maka semua petugas Puskesmas I Wangon wajib menjaga kebersihan tangan dengan cara mencuci tangan 7 langkah dengan menggunakan sabun dan air mengalir. Tujuh langkah Cuci tangan pakai sabun (CTPS) harus dilaksanakan pada lima keadaan, yaitu: 1. Sebelum kontak dengan pasien/ Setelah kontak dengan pasien 2. Sebelum tindakan aseptik 3. Setelah kontak dengan cairan tubuh pasien
Pengukuran terjadinya risiko infeksi di Puskesmas dilakukan dengan cara
menghitung jumlah petugas yang melakukan cuci tangan pakai sabun (CTPS) 6 langkah pada 3 keadaan tersebut di atas dibagi dengan jumlah semua petugas pelayanan klinis. Jumlah petugas yang melakukan CTPS 6 langkah pada 3 keadaan X 100% Jumlah semua petugas pelayanan klinis
6. Tidak Terjadinya Pasien Jatuh
Setiap pasien yang dirawat di Puskesmas I Wangon dilakukan pengkajian terhadap kemungkinan risiko jatuh untuk meminimalkan risiko jatuh. Pencegahan terjadinya pasien jatuh dilakukan dengan cara: a. Memberikan identifikasi jatuh pada setiap pasien dengan pada setiap pasien yang beresiko jatuh dengan memakaikan gelang berwarna kuning. b. Memberikan intervensi kepada pasien yang beresiko serta memberikan lingkungan yang aman.
Pengukuran terhadap tidak terjadinya pasien jatuh dilakukan dengan cara
menhitung jumlah pasien yang jatuh dibagi dengan jumlah semua pasien yang dirawat.