You are on page 1of 10

Dampak Krisis Keuangan Global Pada Sistem Perbankan Islam

Analisis Sistem Keuangan Islam selama Krisis Keuangan 2008

Azam Shafique. (1), Muhammad Asim Faheem (2), Iqra Abdullah (3)

(1) Asisten Profesor, Hailey College of Commerce, Universitas Punjab, Lahore,


Pakistan

(2) Dosen, Hailey College of Commerce, Universitas Punjab, Lahore, Pakistan

(3) Jurusan MS Scholar Management Science COMSATS Institut Teknologi


Informasi, Lahore

Abstrak

Krisis keuangan global sangat berdampak pada sistem perbankan konvensional di


seluruh dunia. Sistem perbankan syariah pun juga terpengaruh, tetapi kinerja bank
syariah selama krisis keuangan global lebih baik dari bank konvensional. Resiko
di bank syariah lebih rendah dari bank konvensional karena bebas bunga. Fakta
menunjukkan bahwa selama krisis keuangan global permintaan sistem keuangan
Islam di dunia Barat meningkat. Makalah ini menganalisis kebenaran pandangan
bahwa bank syariah lebih stabil selama krisis keuangan global dibandingkan
dengan bank konvensional.

kata kunci: Sistem Perbankan Syariah, Sistem Perbankan Konvensional, Krisis


Keuangan

Pendahuluan

Bagi beberapa orang konsep perbankan Islam masih baru. Bank Islam
adalah lembaga perbankan yang mengarahkan semua kegiatan perbankan
termasuk hutang dan pembiayaan, tanpa bunga. Dana dikelola atas dasar
Mudharabah dan Wakala. Permintaan deposito diberikan sebagai pinjaman bebas
bunga dan berdasarkan sistem bagi hasil (Al-Jarhi, 2001). Menurut (Hull, 2002)
organisasi bisnis dibentuk untuk tujuan mencari keuntungan dan bank Islam juga
salah satu organisasi yang menyediakan layanan dan produk. Perbankan Islam
memiliki tantangan dan peluang untuk memenuhi layanan berkualitas seperti
harapan pelanggan ditambah persaingan yang ketat dengan konvensional. Sistem
perbankan syariah lebih unggul dari perbankan konvensional karena lebih stabil
(Khan, 1986). Bunga dilarang dalam Islam seperti tersebut Quran. Allah SWT
berfirman:
"Hai orang yang beriman! Jangan melahap Riba mengalikannya lebih
dan bertakwalah kepada ALLAH yang mungkin Anda mengusulkan "(QS
Al-Imran).

Larangan yang sama juga terdapat di Surat Ar-Rum, An-Nisa dan Al-
Baqarah. Sistem keuangan telah memainkan peran aktif dalam pengembangan
ekonomi dunia (Stiglitz, 2003). Sistem ini terpengaruh oleh krisis yang parah dan
menurut perhitungan selama empat dekade terakhir telah dipengaruhi oleh lebih
lebih dari 100 krisis keuangan. Sistem keuangan Islam mungkin dapat
mempromosikan keadilan bagi penyandang dana tujuan ini harus berbagi risiko
dan berbagi adil dari sumber keuangan untuk menyebarkan kesetaraan. Hal ini
tidak mungkin untuk mencapai pembangunan tanpa keadilan. Menurut (Ullah &
Jamali, 2010) setiap muslim memiliki hak untuk dihormati dan jika ia tidak
dihormati oleh lembaga di mana ia berinvestasi maka ia memiliki hak untuk
menarik uangnya. Seperti itulah sistem perbankan Islam.

Penelitian ini menganalisis pandangan bahwa sistem perbankan syariah


lebih aman dari krisis keuangan global dibandingkan dengan sistem perbankan
konvensional dan jika pendapat ini benar, maka selanjutnya adalah bagaimana
sistem perbankan Islam dapat melakukanya. Untuk menguji pandangan ini,
kinerja Bank Islam dievaluasi selama krisis keuangan 2008.

Pembahasan

Krisis Keuangan Dunia

Depresi Besar yang dimulai tahun 1929 1940 menjadi catatan penting
dalam sejarah modern bahkan menjadi tolak ukur perekonomian dunia. Depresi
besar dimulai di AS dengan crash pasar saham pada 29 Oktober 1929 yang
dikenal sebagai Black Tuesday. Dengan berakhirnya Perang Dunia II berakhir
pula Depresi di AS. Namun setelah itu menyebar ke seluruh dunia dan
meruntuhkan ekonomi negara berkembang seperti Rusia, Cina, India, Brazil dan
Eropa Timur.

Krisis keuangan yang kembali terjadi tahun 2007 meunjukkan


pertumbuhan krisis yang cepat. Krisis ini menjadi tantangan bagi lembaga
keuangan Islam dan perkembangannya yang juga cepat. Menurut penelitian IMF
baru-baru ini (Hasan & Dridi, 2010) kinerja perbankan syariah lebih baik dari
perbankan konvensional dalam hal profitabilitas, kredit, dan pertumbuhan aset.

Penyebab Utama Krisis


Penyebab krisis keuangan adalah kredit berlebihan karena keserakahan
bank untuk mendapatkan keuntungan lebih dan tidak mematuhi disiplin pasar
mengenai batas aliran kredit sehingga mempercepat krisis. Mishkin (1997) telah
menunjukkan dua faktor penyebabnya yaitu jaminan bank tidak akan rugi dan
jaminan bahwa bank sentral akan menyelamatkan mereka. Menurut (Kayed &
Hassan, 2009) penyebab utama krisis keuangan adalah kelalaian dalam memberi
pinjaman karena keserakahan dan nafsu untuk hasil yang lebih tinggi.

Subprime Mortgage

Subprime mortgage berarti kredit kepada orang-orang yang tidak


memenuhi syarat untuk meminjam pada tingkat bunga yang lebih tinggi dari
tingkat normal bunga. Hampir semua krisis adalah karena banyaknya produk
kredit murah. Menurut Wilson (2007) keberadaan subprime menyebabkan krisis
keuangan. Hal ini ditandai dengan banyaknya kegagalan membayar hutang.
Menurut ulama Islam dan praktisi krisis saat ini adalah akibat dari moralitas yang
rendah (Siddiqui, 2008). Moralitas yang buruk menjadi penyebab korupsi dan
keserakahan sehingga merusak hubungan antara originator investasi dan investor
(Loundy, 2008). Kegagalan hubungan ini disebabkan oleh orang-orang miskin
yang berhutang tanpa memikirkan resiko dari investasi yang mereka lakukan.
Melalui peraturan yang efektif pengambilan risiko berlebihan harus dikurangi, dan
harus ada fokus terhadap informasi mengenai aset oleh lembaga keuangan
(Mirakhor & Krichene, 2009).

Sistem perbankan manakah yang lebih baik saat Krisis Keuangan 2008?

Menurut (Parashar & Venkatesh, 2010) bank konvensional di seluruh


dunia terkena dampak buruk krisis global. Meskipun bank Islam juga terpengaruh,
tetapi kinerja bank syariah selama krisis keuangan global lebih baik dari bank
konvensional. Meskipun bank syariah terpengaruh dalam hal rasio modal dan
return on equity, kinerja bank syariah selama 2006-2009 lebih baik dari bank
konvensional. Laporan Bank Dunia oleh (Beck, Asli., Kent, & Quarda, 2010)
membandingkan kinerja bank syariah dan konvensional selama krisis keuangan
baru-baru ini menunjukkan bahwa meskipun kedua bank syariah dan
konvensional terpengaruh oleh krisis namun bank syariah unggul dalam cadangan
likuiditas dan risiko kredit. Kinerja bank syariah lebih baik dalam krisis keuangan
dibandingkan dengan bank konvensional.

AMLAK, penyedia hipotek Dubai mengalami financial lie-down dan


Kuwait Institue juga gagal dan tidak mampu mengeluarkan SUKUK nya. Tapi
keuangan Islam tetap relatif positif walaupun terpengaruh ketidakstabilan krisis
fiskal yang dominan. Tidak ada pintu bagi krisis keuangan di pasar modal syariah
karena beberapa alasan: Syariah tidak mengizinkan penjualan utang terhadap
utang dan satu tidak bisa menjual aset sampai orang memiliki aset nyata dan Islam
melarang transaksi spekulatif.

Selain itu, pinjaman dalam keuangan Islam didasarkan pada jaminan aset
dan peminjam mortgage harus menyediakan aset sebagai jaminan. Tidak seperti
perbankan konvensional yang mengalami krisis karena sejumlah besar pinjaman
yang diberikan tanpa jaminan. Sistem kontrol peraturan Islam adalah sistem di
mana investor menyadari risiko dan keuntungan. Menurut (Ozturk, 2008)
pelaksanaan sistem bagi hasil terbuka dan sesuai disiplin pasar sehingga dapat
saling memahami.

Kinerja Bank Islam selama Krisis Keuangan 2008

Krisis keuangan global mendorong negara-negara maju mengembangkan


sistem keuangan baru untuk mengatasi masalah krisis. Mereka terpaksa
menurunkan suku bunga bank dan memperkenalkan sistem keuangan baru yang
bebas bunga berdasarkan prinsip-prinsip Islam. Sistem kapitalis yang telah gagal
setelah krisis keuangan global mencari sistem yang bebas dari semua kegiatan
spekulasi dan bunga. Maka hadirlah Islam sebagai alternatif (Ilias, 2010). Sistem
keuangan kapitalis sangat terpengaruh oleh tingkat keparahan krisis keuangan saat
ini. Trabelsi (2011) megatakan bahwa kegagalan mengidentifikasi resiko dalam
berbagai level adalah penyebab krisis. Ekonomi kapitalis sedang mencari sistem
yang bebas risiko. Resiko keuangan Islam harus diminimalkan agar stabil dan
fleksibel. Keuangan Islam harus belajar dari krisis yang dialami perbankan
konvensional karena krisis ini mengungkap kelemahan sistem keuangan
konvensional.

Meskipun banyak tantangan dan krisis keuangan Islam tumbuh dengan


stabil. Negara-negara seperti Uni Emirat Arab, Bahrain dan Malaysia bekerja
sama untuk pengembangan keuangan Islam. Pusat keuangan terkemuka dunia
seperti New York, Singapura dan Hong Kong menerapkan sistem keuangan Islam
dengan perbankan konvensional secara berdampingan untuk meningkatkan
likuiditas dan manajemen risiko. Obligasi sukuk menjadi contoh pertumbuhan
keuangan Islam (Ahmed H., 2009).

Menurut (Dewi & Ferdian, 2009) transisi spekulatif dan transaksi


pinjaman menyebabkan krisis keuangan global di abad ke-20. Lebih jauh, krisis
keuangan global menyebabkan kecelakaan dari pasar modal, krisis perbankan dan
krisis di sektor keuangan.
Dalam Islam melarang Riba, Gharar dan maysir dapat melindungi
keuangan Islam selama krisis keuangan. Riba, gharar dan maysir dapat diatasi
oleh sistem keuangan Islam yang fleksibel dan relatif stabil dibandingkan dengan
sistem keuangan konvensional. Harus ada SDM yang kompeten dan
berpengetahuan di bidang keuangan Islam yang memahami keuangan dan
Syariah. Karena sistem keuangan yang aman, (Yudistira, 2004) didirikan bahwa
selama krisis global pada 1998-1999 bank syariah menderita tapi setelah krisis
bank syariah dilakukan dengan sangat baik. Penulis menguji efisiensi bank
syariah yang menunjukkan bahwa inefisiensi bank syariah tapi cukup rendah
dibandingkan dengan inefisiensi bank konvensional. Bank syariah yang sehat
secara finansial dan stabil karena bank-bank Islam berasal pembiayaan mereka
dari deposit bukan dari pinjaman. Sistem keuangan Islam sedang
mempertimbangkan alternatif untuk solusi keuangan setelah resesi ekonomi, krisis
keuangan global dan akhir dari Wall Street dan Lehman Brothers (Wilson R.,
2009). Sebagai studi (Hassan K., 2009) menunjukkan bahwa krisis keuangan
global tidak terjadi dalam sistem keuangan Islam. Penulis menyarankan bahwa
jika ada ide-ide Nobel, transparansi yang lebih besar dari transaksi krisis baru-
baru ini dapat diselesaikan di bawah sistem keuangan Islam. Krisis keuangan
baru-baru ini membuktikan bahwa sistem keuangan Islam adalah sistem ekonomi
yang kuat untuk meringankan masalah saat ini. Dalam rangka untuk memulihkan
dan stabilitas ekonomi, negara-negara maju telah mengakui pentingnya sistem
keuangan Islam.

Menurut (Ariss, 2010) kondisi kompetitif di sistem keuangan syariah dan


konvensional dan mendirikan bank syariah kurang kompetitif ketika kita
bandingkan dengan sistem perbankan konvensional. Profitabilitas bank syariah
secara signifikan meningkatkan tapi tidak sebanyak dibandingkan dengan bank
konvensional. bank syariah memiliki risiko keuangan kurang karena kapitalisasi
yang lebih tinggi. bank syariah menunjukkan fleksibilitas yang lebih besar dan
daya tahan terhadap krisis keuangan global 2007. Bank Barat juga mendapatkan
keuntungan dari bank syariah setelah krisis global untuk mengatasi krisis untuk
pemulihan stabilitas keuangan mereka.

Menurut (Chazi & Syed, 2010) lembaga keuangan Islam mengatasi krisis
keuangan global dalam hal pengelolaan risiko. Temuan menunjukkan bahwa bank
syariah lebih mampu mengendalikan risiko sebagai dibandingkan dengan bank
konvensional. bank syariah juga memiliki rasio modal yang lebih baik. Temuan
ini juga menunjukkan bahwa bank syariah menjaga diri selama krisis keuangan
global karena prinsip-prinsip Islam yang merupakan bunga dan transaksi bebas
gharar yang menghilangkan ketidakpastian dan risiko. keuangan Islam didasarkan
pada prinsip-prinsip etika dan moral dan pemeriksaan yang tepat dan
keseimbangan yang bekerja untuk kepentingan semua orang.

Desain Penelitian

Penelitian ini menganalisis pandangan bahwa sistem perbankan syariah


lebih aman dari krisis global yang berbeda sebagai dibandingkan dengan sistem
perbankan konvensional. Untuk pengujian pandangan ini kinerja bank syariah
yang dievaluasi selama krisis global 2008.

Pekerjaan penelitian didasarkan pada penelitian deskriptif. Demi


mengembangkan kesimpulan peneliti telah menganalisis berbagai makalah.
Semua argumen masing-masing makalah dianggap jelas dan untuk menguji
dampak manajemen risiko sistem perbankan syariah perlu dilakukan penelitian
yang lebih luas.

Kesimpulan

Telah terbukti dari semua laporan, catatan terdahulu, penulis terkenal dan
pendapat ahli bahwa krisis keuangan global tidak begitu berdampak pada sistem
perbankan syariah yang merupakan bagian integral dari keuangan Islam
dibandingkan dengan bank konvensional.
Maka sudah saatnya nilai-nilai Islam yang universal mulai digunakan oleh
pelaku pasar, ekonom, pengamat dan masyarakat umum. Penelitian menunjukkan
bahwa Islam tidak hanya sekedar pelarangan bunga (riba) dan sedekah (Zakat),
tetapi sistem yang luas untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia (makanan,
pakaian, dan tempat tinggal). Islam fokus pada kebutuhan manusia, bukan
produksi. Dalam menyajikan kebijakan ekonomi Islam, semua aturan Syariah
saling melengkapi satu sama lain. Ini berarti Islam lebih praktis dan aman untuk
diterapkan dalam perekonomian.
Daftar Pustaka

Ahmed, A. (2010). Global Financial Crisis: An Islamic Finance Perspective.


International Journal of Islamic and Middle Eastern Finance
and Management , 3 (4), 306- 320.

Ahmed, H. (2009). Financial Crisis: Risks and Lessons for Islamic Finance.
ISRA International Journal of Islamic Finance , 1 (1), 7-32.

Al-Jarhi, A. I. (2001). Islamic Banking: Answers to Some Frequently Asked


Questions.
ISLAMIC DEVELOPMENT BANK ISLAMIC RESEARCH AND
TRAINING INSTITUTE. Jeddah: Islamic Research and
Training Institue, Islamic Development Bank.

Amran, M. (n.d.). Prospects for Islamic Banking after World Economic


Crisis. 1-17.

Ariss, R. (2010). Competitive Conditions in Islamic and Conventional


Banking: A Global Perspective. Review of Financial
Economics , 101-108.

Bala, S., & Nafis, A. (2007). Evolution of Islamic Finance: Prospect and
Problems.

Beck, T., Asli., Kent, D., & Quarda, M. (2010). Islamic Vs. Conventional
Banking- Business Model, Efficiency and Stability. The World
Bank, Development Research Group.

Beck, T., Kunt, A., & Merrouche, O. (2010, September). Islamic Vs.
conventional Banking; Business Model, Efficiency and
Stability. 1-46.

Chazi, A., & Syed, L. (2010). Risk Exposure during the Global Financial
Crisis: The Case of Islamic Banks. International Journal of
Islamic and Middle Eastern Finance and Management , 3 (4),
321-333.

Dewi, M. K., & Ferdian, I. R. (2009). Islamic Finance: A Therapy for


Healing the Global Financial Crisis. Challenges of
Globalising Financial System. Amman, Jordan: The
Hashemite University.

Ebrahim, M. (1999). Integrating Islamic and conventional project finance.


Thunderbird International Business Review , 41 (4-5), 583-
609.

Halabi, A., Alfieya, H., & Bala, S. (2004). Growth of Islamic Banking in
Austrailia.

Hasan, M., & Dridi, J. (2010). Put to the Test Islamic banks were more
resilient than conventional banks during the global financial
crisis. Finance and Development, December 2012.
Hassan, K. (2009, November). The Global Financial Crisis and Islamic
Finance Solution. SESRIC , 1-40.

Hassan, M. (2006). THE X-EFFICIENCY IN ISLAMIC BANKS. Islamic


Economic Studies , 13 (2).

Hassan, M., & Kayed, R. (n.d.). The Global Financial Crisis and Islamic
Finance. 1-33.

Hull, L. (2002). Foreign-Owned Banks: Implications for New Zealand's


Financial Stability. Reserve Bank of New Zealand Discussion
Paper Series , Wellington.

Ilias, S. (2010, November). Islamic Finance: Overview and Policy Concerns.


Congressional Research Service , 1-12.

Kaleem, A. (2000). Modeling Monetory Stability under Dual Banking


System: The Case of Malaysia. International Journal of
Islamic Financial Services , 2 (1), 21-42.

Kasim, S., & Majid, M. (2010). Impact of Financial Shocks on Islamic


Banks: Malaysian evidence during 1997 to 2007 financial
crisis. International Journal of Islamic and Middle Eastern
Finance and Management , 3 (4), 291-305.

Kayed, R., & Hassan, M. (2009). The Global Financial Crisis, Risk
Management and Social Justice in Islamic Finance. ISRA
International Journal of Islamic Finance , 1 (1), 33-58.

Khan, M. (1986). Islamic Interest-Free Banking. Staff Papers - International


Monetary Fund , 33 (1), 1-27.

Loundy, D. (2008, November 29). Islamic finance and the U.S. sub-prime
mortgage mess: Lessons to be learned. Retrieved February 8,
2012, from Bahrin Business's site:
www.usbahrainbusiness.org/view/images/uploaded/Loundy_Les
sons_Learned.p df

Mavrakis, N. (2009, May). Islamic Finance: A Vehicle for Economic


Development. 1- 50.
Mirakhor, A., & Krichene, N. Recent Crisis: Lessons for Islamic Finance.
Jorunal of Islamic Economics , 5 (1), 9-58.

Mirakhor, A., & Krichene, N. (2009). Recent Crisis: Lessons for Islamic
Finance. Journal of Islamic Economics, Banking and Finance
, 5 (1), 9-58.

Mishkin, F. S. (1997). The Causes and Propagation of Financial Instability:


Lessons for Policymakers. (pp. 55-96). Kansas: Federal
Reserve Bank.

Ozturk, I. (2008, November 23). Global financial crisis highlights benefits of


Islamic finance. Todays Zaman .

Parashar, S., & Venkatesh, J. (2010). How did Islamic banks do during global
financial crisis? Banks and Bank system , 4, 54-62.

Parker, M. (2010, September 19). Islamic banks fared better during financial
crisis. Arab News .

Salamon, H. (2004). The Islamic Banking System in Malaysia: Concept,


Operation, Challenges and Prospectus . 75-94.

Samad, A. (2004). Performance of Interest free Islamic Banks Vis-A-Vis


Interest based Conventional Banks of Bahrain. IIUM Journal
of Economics and Management , 12 (2), 1- 15.

Samad, A., & Hassan, M. (2002). The Performance of Malaysian Islamic


Bank during 1984-1997. International Journal of Islamic
Financial Service , 1 (3), 24-45.

Samad, A., & Hassan, M. The performance of Malaysian Islmaic Bank


during 1984- 1997: An exploratory Study. International
Journal of Islamic Financial Services , 1 (3).

Siddiqui, M. (2008, January 7). Current financial crisis and Islamic


economics. Retrieved February 8, 2012, from Dr. Mohammad
Nejatullah Siddiqi's site: http://www.siddiqi.com/mns/

Stiglitz, J. (2003). Dealing with Debt: How to Reform the Global Financial
System. Harvard International Review, Spring , 54-59. Surah
Al-Baqrah. In Al-Quran (pp. 275-281). Surah Al-Imran. In
Al-Quran (p. 3:130).

Surah Al-Nisa. In Al-Quran (pp. 160-161).

Surah-Al-Rum. In Al-Quran (p. 39).

Ullah, S., & Jamali, M. (2010). Institutional Investors and Corporate Social
Responsibility: The Role of Islamic Financial Institutions.
International Review of Business Research Papers , 6 (1),
619-630.

Wilson, R. (2007, April 1). Credit risk management in Islamic finance. IIBI
Monthly Lecture . London, United Kingdom: Durham
University.

Wilson, R. (2007). The West Should promote Islamic Banking. Islamica


Magazine.

Wilson, R. (2009). Why Islamic Finance is Successful? Islamic Banks are


Unscathed of Financial Crisis. Retrieved February 08, 2012,
from Islamic Development Bank Group Web Site:
http://www.isdbforum.org/Subjects/Islam_and_the_Financial_Cr
isis/rwilson.pdf

Yudistira, D. (2004). Efficiency in Islamic Banking: An Emperical Analysis


of Eighteen Banks. Islamic Economic Studies , 12 (1), 1-19.

You might also like