Professional Documents
Culture Documents
ANATOMI
Klasifikasi etiologis
Fraktur traumatik
Fraktur patologis
Terjadi karena kelemahan tulang sebelumnya akibat kelainan patologis di dalam tulang
Fraktur stres
Terjadi karena adanya trauma yang terus menerus pada suatu tempat tertentu.
Klasifikasi klinis
Adalah fraktur yang mempunyai hubungan dengan dunia luar melalui lika pada kulit dan jaringan lunak,
dapat berbentuk from within (dari dalam) atau from without (dari luar)
Adalah fraktur yang disertai dengan komplikasi, misalnya malunion, delayed union, nonunion, infeksi
tulang.
Klasifikasi radiologis
Diafisial
Metafisial
Intra-artikuler
Fraktur transversal
Faktur oblik
Fraktur spiral
Fraktur Z
Fraktur segmental
Fraktur avulsi, fragmen kecil tertarik oleh otot atau tendo misalnya fraktur epikondilus
humeri, fraktur patela
Fraktur impaksi
Fraktur pecah (burst) dimana terjadi fragmen kecil yang berpisah pada fraktur vertebra,
patela, talus, kalkaneus
Fraktur epifisis
a. Transversal
b. Oblik
c. Spiral
d. Kupu-kupu
e. Komunitif
f. Segmental
g. Depresi
Fraktur total
a. Transversal
b. Oblik
c. Segmental
e. Komunitif
f. Segmental
g. Depresi
Bergeser (displaced)
a) Bersampingan
b) Angulasi
c) Rotasi
d) Distraksi
e) Over-riding
f) Impaksi
Gambar 2.4
Pada patah tulang diafisis femur biasanya pendarahan dalam cukup luas dan besar sehingga
dapat menimbulkan syok. Secara klinis penderita tidak dapat bangun, bukan saja karena nyeri, tetapi
juga karena ketidakstabilan fraktur. Biasanya seluruh tungkai bawah terotasi ke luar, terlihat lebih
pendek, dan bengkak pada bagian proksimal sebagai akibat pendarahan ke dalam jaringan lunak.
Pertautan biasanya diperoleh dengan penanganan secara tertutup, dan normalnya memerlukan waktu
20 minggu atau lebih.6