Professional Documents
Culture Documents
15
berada. Kenaikan suhu air di badan air penerima, saluran air, sungai, danau
dan lain sebagainya akan menimbulkan akibat sebagai berikut: 1) Jumlah
oksigen terlarut di dalam air menurun; 2) Kecepatan reaksi kimia meningkat;
3) Kehidupan ikan dan hewan air lainnya terganggu. Jika batas suhu yang
mematikan terlampaui, maka akan menyebabkan ikan dan hewan air lainnya
mati. Suhu dapat mempengaruhi fotosintesa di laut baik secara langsung
maupun tidak langsung. Pengaruh secara langsung yakni suhu berperan
untuk mengontrol reaksi kimia enzimatik dalam proses fotosintesa. Tinggi
suhu dapat menaikkan laju maksimum fotosintesa, sedangkan pengaruh
secara tidak langsung yakni dalam merubah struktur hidrologi kolom
perairan yang dapat mempengaruhi distribusi fotoplankton (M. Suraji .
2000).
pH merupakan suatu pernyataan dari konsentrasi ion hidrogen (H+)
di dalam air, besarannya dinyatakan dalam minus logaritma dari konsentrasi
ion H. Besaran pH berkisar antara 0 14, nilai pH kurang dari 7
menunjukkan lingkungan yang masam sedangkan nilai diatas 7
menunjukkan lingkungan yang basa, untuk pH =7 disebut sebagai netral.
Perairan dengan pH < 4 merupakan perairan yang sangat asam dan dapat
menyebabkan kematian makhluk hidup, sedangkan pH > 9,5 merupakan
perairan yang sangat basa yang dapat menyebabkan kematian dan
mengurangi produktivitas perairan. Perairan laut maupun pesisir memiliki
pH relatif lebih stabil dan berada dalam kisaran yang sempit, biasanya
berkisar antara 7,7 8,4. pH dipengaruhi oleh kapasitas penyangga (buffer)
yaitu adanya garam - garam karbonat dan bikarbonat yang dikandungnya
(Boyd, 1982; Nybakken, 1992) Pescod (1973) menyatakan bahwa toleransi
untuk kehidupan akuatik terhadap pH bergantung kepada banyak faktor
meliputi suhu, konsentrasi oksigen terlarut, adanya variasi bermcam-macam
anion dan kation, jenis dan daur hidup biota. Perairan basa (7 9)
merupakan perairan yang produktif dan berperan mendorong proses
perubahan bahan organik dalam air menjadi mineral-mineral yang dapat
diassimilasi oleh fotoplankto. pH air yang tidak optimal berpengaruh
16
terhadap pertumbuhan dan perkembangbiakan ikan, menyebabkan tidak
efektifnya pemupukan air di kolam dan meningkatkan daya racun hasil
metabolisme seperti NH3 dan H2S. pH air berfluktuasi mengikuti kadar
CO2 terlarut dan memiliki pola hubungan terbalik, semakin tinggi
kandungan CO2 perairan, maka pH akan menurun dan demikian pula
sebaliknya. Fluktuasi ini akan berkurang apabila air mengandung garam
CaCO3. Derajat keasaman (pH) adalah suatu ukuran dari konsentrasi ion
H+ dan menunjukkan suasana air tersebut apakah dalam keadaan asam atau
basa. Secara alamiah oH- perairan dipengaruhi oleh konsentrasi CO2 dan
senyawa - senyawa bersifat asam (Hasibuan, 2001).
17
V. ALAT DAN BAHAN
A. Alat :
1. Thermometer stik : 1 buah
2. Gelas beaker 100 ml : 4 buah
3. Kertas stik pH : 4 buah
4. Conductivity meter : 1 buah
B. Bahan :
1. Sample air selokan : 200 ml
2. Sample air sungai : 200 ml
18
VI. CARA KERJA
A. Teoritis
1. Menyiapkan sample air sungai dan sample air selokan masing
masing 100 ml.
2. Memberi nomor 1- 4 pada sample, 1 dan 2 air selokan, 3 dan 4 air
sungai.
3. Mengukur suhu pada sample dan di catat hasilnya.
4. Mengukur pH sample dengan menggunakan kertas stik pH dan amati
perubahan warna yang muncul pada kertas stik pH, cocokkan warna
dengan kotak warna pH dan catat hasilnya.
5. Mengukur konduktivitas dan DHL sample dengan menggunakan
conductivity meter dan cata hasil salinitasnya.
6. Mengukur TDS sample dengan menggunakan total dissolved solid
meter dan catat konsentrasi TDS.
19
B. Skematis
1. Disiapkan sample dan di berikan nomor untuk membedakan sample.
20
4. Diukur konduktivitasnya dengan menggunakan conductivity meter
dan catat hasilnya.
21
VII. HASIL PENGAMATAN
A. Data pengamatan
Gelas
Parameter
I II III IV
pH kertas 8 8 7 8
22
b. TDS (Total Disslved Solid)
Rumus : TDS (ppm) = 640 EC (mmho/cm)
Gelas I TDS (ppm) = 640 0,290
= 185,6 ppm.
Gelas II TDS (ppm) = 640 0,288
= 184,32 ppm.
Gelas III TDS (ppm) = 640 0,280
= 179,2 ppm.
Gelas IV TDS (ppm) = 640 0,032
= 192 ppm.
23
VIII. ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Kualitas air adalah kondisi kalitatif air yang diukur dan atau di uji
berdasarkan parameter-parameter tertentu dan metode tertentu berdasarkan
peraturan perundang-undangan yang berlaku (Pasal 1 keputusan Menteri
Negara Lingkungan Hidup Nomor 115 tahun 2003). Pengujian kualitas air
dilakukan dengan menguji dan mengukur suhu, pH, Konduktivitas DHL
(Daya Hantar Listrik) dan TDS (Total Dissolved Solid). Sampel air diambil
dari sungai dan selokan di daerah Tambak Boyo, Sleman Yogyakarta.
Pengukuran suhu dilakukan dengan dua metode yaitu dengan
menggunakan thermometer dan menggunakan conductivity meter.
Pengukuran suhu menggunakan thermometer pada sampel 1,2 (selokan), 3
dan 4 (sungai) diperoleh suhu berkisar antara 31 0C. Sedangkan pengukuran
suhu menggunakan conductivity meter berkisar antara 30,7 0C. Suhu akan
mempengaruhi pertombuhan mikroorganisme dalam air, sehingga dalam air
irigasi pertanian ataupun perianan suhu perlu diketahui. Dari hasil kedua
metode pengukuran tidak terdapat perbedaan yang cukup signifikan suhu
hanya berada kisaran 30,7 0C -310C. Kisaran suhu tersebut sudah sesuai
dengan standar suhu air irigasi yang ditetapkan oleh pemerintah.
pH menunjukan derajat keasaman. Pengukuran pH dilakukan dengan
mengunakan kertas indikator. Keaamaan atau kebasaan diukur dalam skala
0 -14. Angka dibawah 7 menunjukan sifat cairan semakin masam.
Sedangkan semakin diatas 7 maka sifat cairan emakin basa. Dari
pengukuran pH dari sampel 1,2 (selokan) dan 3,4 (sungai) diperoleh nilai
pH berkiar antara 7 8. Dengan nilai pH tersebut maka air sungai dan
selokan sudah seuai dengan pH optimum air irigasi. Kondisi pH optimum
pada air irigasi (air kelas IV menurut PP No. 82 Tahun 2001) berkisar antara
6-9.
Penguuran konduktifitas / daya hantar listrik dilakukan denga
menggunakan alat conductivity meter. Diperoleh nilai DHL pada sampel 1,2
(selokan) sebesar 0,290 mmho/cm dan 0,288 mmho/cm. Pada sampel 3,4
(sungai) diperoleh nilai DHL sebesar 0,280 mmho/cm dan 0,300 mmho/cm.
24
Konduktifitas merupakan kemampuan suatu cairan untuk menghantarkan
arus listrik. Konduktifitas berkaitan dengan salinitas atau benyaknya
mineral-mineral terlarut yang dapat menghantarkan listrik. Nilai
konduktifitas berkaitan dengan nilai TDS. Semakin besar nilai DHL maka
menunjukan simakn benyak mineral terlarut yang terkandung didalam air.
Menurut riset Colorado State University air selokan dan sungai memiliki
kriteria sangat baik (kelas satu) karena nilai DHL berkisar antara 0 250
mmho/cm.
Nilai TDS ditinjau dari 2 lokasi yaitu lokasi sungai dan lokasi selokan.
Telah diketahui sebelumnya bahwa nilai DHL berkaitan dengan TDS, maka
nilai TDS ditentukan dengan besarnya nilai DHL dikali 640. Diperoleh nilai
TDS dari sampel 1,2 (selokan) sebesar 185,6 ppm dan 184,32 ppm.
Sedangkan pada sampel 3,4 (sungai) diproleh nilai TDS sebesar 179,2 ppm
dan 192 ppm. Dari nilai TDS dari kedua lokasi pengambilan sampel maka
diperoleh nilai hanya berkisar antara 179,2 ppm 185,6 ppm. Maka dapat
dikatakan air sungai dan selokan memiliki kialitas yang baik karena batas
maksimal kandungan TDS menurut PP No. 82 tahun 2001 adalah 2000 ppm.
25
IX. KESIMPULAN
Dari hasil pengamatan dan perhitungan yang dilakukan maka dapat
disimpulkan :
1. Pengukuran suhu menggunakan thermometer pada sampel 1,2
(selokan), 3 dan 4 (sungai) diperoleh suhu berkisar antara 31 0C.
Sedangkan pengukuran suhu menggunakan conductivity meter berkisar
antara 30,7 0C.
2. Dari hasil kedua metode pengukuran tidak terdapat perbedaan yang
cukup signifikan suhu hanya berada kisaran 30,7 0C -310C. Kisaran suhu
tersebut sudah sesuai dengan standar suhu air irigasi yang ditetapkan
oleh pemerintah.
3. Dari pengukuran pH dari sampel 1,2 (selokan) dan 3,4 (sungai) diperoleh
nilai pH berkiar antara 7 8.
4. Air sungai dan selokan daerah Tambak Boyo, Sleman Yogyakarta sudah
sesuai dengan pH optimum air irigasi. Kondisi pH optimum pada air
irigasi (Air kelas IV menurut PP No. 82 Tahun 2001) berkisar antara 6-
9.
5. Diperoleh nilai DHL pada sampel 1,2 (selokan) sebesar 0,290 mmho/cm
dan 0,288 mmho/cm. Pada sampel 3,4 (sungai) diperoleh nilai DHL
sebesar 0,280 mmho/cm dan 0,300 mmho/cm.
6. Menurut riset Colorado State University air selokan dan sungai memiliki
kriteria sangat baik (kelas satu) karena nilai DHL berkisar antara 0 250
mmho/cm.
7. Diperoleh nilai TDS dari sampel 1,2 (selokan) sebesar 185,6 ppm dan
184,32 ppm. Sedangkan pada sampel 3,4 (sungai) diproleh nilai TDS
sebesar 179,2 ppm dan 192 ppm.
8. Dari nilai TDS dari kedua lokasi pengambilan sampel maka diperoleh
nilai hanya berkisar antara 179,2 ppm 185,6 ppm. Maka dapat
dikatakan air sungai dan selokan memiliki kialitas yang baik karena
batas maksimal kandungan TDS menurut PP No. 82 tahun 2001 adalah
2000 ppm.
26