You are on page 1of 370

Black Books

Ujian Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter

Muhammad Iqbal Sugiantoro

Untuk Kalangan Sendiri


Tidak Diperjualbelikan
Black Books for UKMPPD 2

DAFTAR ISI

Interna .................................................................................................................................................... 3
Pediatri................................................................................................................................................... 82
Bedah ..................................................................................................................................................... 101
Obsetri-Ginekologi ............................................................................................................................... 124
Anestesiologi ........................................................................................................................................ 151
Oftalmologi............................................................................................................................................ 158
THT-KL ................................................................................................................................................... 175
Dermatovenerologi .............................................................................................................................. 194
Neurologi ............................................................................................................................................... 215
Psikiatri .................................................................................................................................................. 227
Forensik dan Medikolegal ................................................................................................................... 239
Ilmu Kesehatan Masyarakat ............................................................................................................... 256
JKN dan BPJS ...................................................................................................................................... 279
OSCE ...................................................................................................................................................... 284
Black Books for UKMPPD 3

INTERNA

ENDOKRINOLOGI
1. Tirotoksikosis dan Hipertiroidisme
Tirotoksikosis: manifestasi klinis akibat peningkatan hormon tiroid dalam darah
Hipertiroidisme: tirotoksikosis yang diakibatkan oleh hiperaktifitas kelenjar tiroid.
Indeks Wayne >19.
Pemeriksaan TSH, FT3, dan FT4
Diagnosis TSH FT3 FT4
Bukan hipertiroidsime N N N
TSH secreting pituitary adenoma
N/
Thyroid hormone resistance syndrome
Hipertiroidisme Subklinik N N
Hipertiroidisme

Struma : pembesaran kelenjar tiroid. Berdasarkan bentuk: difus (menyeluruh),


nodusa (nodul). Berdasarkan gejala: toxic (peningkatan hormon tiroid), non-toxic
(tidak terdapat peningkatan hormon tiroid)
Graves Disease / Struma Difusa Toxic / Toxic Diffuse Goiter
o Hipertiroidisme tersering
o Adanya antibodi terhadap reseptor TSH
o Tampilan klinis: exoftalmus, takikardia, berkeringat, iritabel, diare, berat badan
, nafsu makan meningkat
o Penatalaksanaan:
Propiltiourasil (PTU) : aman untuk wanita hamil dan menyusui
Methimazol
B Blocker (atasi gejala hiperadrenergik, aritmia, hambat konversi T4 --.T3)
Iodin
Krisis Tiroid
o Pemicu: infeksi, pembedahan, terai iodium radioaktif, kontras iodium
o Tampilan Klinis: meningkatnya tanda-tanda hipertioid yang sudah ada,
hipertermia, penurunan kesadaan
Black Books for UKMPPD 4

o Penatalaksanaan:
Rehidrasi dan koreksi elektrolit, vitamin, glukosa, kompres es
Koreksi hipertiroidisme : PTU dosis besar, sol lugol 10 gtt / 6 8 jam
Hambat koversi T4 T3 : propanolol / b blocker lain
2. Hipotiroidisme
Defisiensi hormon tiroid
Klinis:
o Lelah, kulit kering, mengantuk, suara serak, peningkatan BB, gangguan
menstruasi
o Bergerak lambat, bicara lambat, bradikardia, hiporefleks, myxedema
(penebalan kulit, non pitting edema pada jaringan lunak)
Pemeriksaan Hormon
Diagnosis TSH FT4
Hipotiroidisme Primer
Hipotiroidisme Sekunder N
Hipotiroidisme Subklinik /N

Hashimotos Disease
o Penyebab paling sering dari hipotiroidisme
o Penyakit autoimun terhadap jaringan tiroid
o Struma difus
Hipotiroid pada kehamilan
o Hormon tiroid pada janin mulai terbentuk setelah minggu ke 11
o Pada kehamilan antibodi dapat melewati plasenta. Jika ibu menderita
penyakit hashimoto, maka fetus akan mengalami hipotiroid
o Hormon tiroid dibutuhkan untuk perkembangan kognitif fetus
Hipotiroid pada bayi (Kretinisme)
o Keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan
o Malas makan
o Prolonged neonatal jaundice
o Hernia umbilicalis
o Lidah menonjol keluar
o Keterlambatan pertumbuhan tulang
Black Books for UKMPPD 5

o Retardasi mental
Penatalaksanaan : Levotiroksin
Koma Miksedema
o Pemicu: wanita usia lanjut, infeksi, paparan udara dingin, obat-obatan,
gangguan metabolik
o Tampilan klinis: riwayat hipotiroid lama, hipotermia berat (< 27 C), bradikardi,
gagal nafas, penurunan kesadaran
o Penatalaksanaan: hormon tiroid IV
3. Goiter Non-toxic
Merupakan pembesaran kelenjar tiroid tanpa disertai gejala tirotoksikosis /
hipertiroidisme
Paling banyak diakibatkan karena defisiensi iodium, dan menjadi endemik di daerah
yang tanahnya kurang mengandung iodium.
Terapi:
o Jika tidak terdapat gejala, tidak perlu diberikan terapi
o Jika menimbulkan gejala obstruktif pada trakhea atau esofagus atau vena
jugular, maka goiter diterapi dengan radioaktif iodin terapi atau dengan
pembedahan (lebih cepat menghilangkan gejala obstruksi)
4. Hiperparatiroidisme
Hormon paratiroid berfungsi untuk meningkatkan kadar kalsium darah dengan
melepaskan kalsium dari tulang , meningkatkan resorbsi kalsium di ginjal, dan
peningkatan produksi calcitrion yang dapat meningkatkan absorbsi kasium di usus.
Hiperparatiorid primer : 80 % disebabkan adenoma
Hiperparatiroid sekunder: gagal ginjal kronik, defisiensi vitamin D
Tampilan klinis:
o Letargi, lelah, depresi, neurosis, konstipasi, mual, muntah
o Hiperkalsemia
o Osteoporosis, osteomalasia
o Nefrolithiasis
Penatalaksanaan:
o Estrogen (hambat resorpsi tulang)
o Calcitonin (hambat aktifitas osteoklas)
o Bhiposponate
Black Books for UKMPPD 6

o Vit. D
5. Hipoparatiroidisme
Etiologi
Sering terjadi setelah operasi tiroidektomi karena diduga terjadi hipoksia dari
glandula paratiroid
Tampilan klinis:
o Hipokalsemia
o Keram otot, paraestesi, kejang, nefrolitiasis
Penatalaksanaan:
Kalsium oral dan vitamin D
6. Diabetes Melitus
a. Klasifikasi
DM tipe 1 (90% autoimun) : defek insulin absolut
DM tipe 2: resistensi insulin
DM gestasional: pertama kali menderita DM saat hamil
b. Diagnosis
Gejala klasik DM: polifagia (sering lapar), polidipsi (sering haus), poliuria (banyak
buang air kecil), penurunan berat badan yang tidak jelas sebabnya
Kriteria diagnosis DM:
Gejala klasik DM ditambah:
o Gula Darah Sewaktu (GDS) 200 mg/dl
o Gula Darah Puasa (GDP) 126 mg/dl
Atau Gula Darah 2 Jam Post Prandial (GDPP) setelah Tes Toleransi Glukosa Oral
200 mg/ dl
Gula Darah Puasa Terganggu (GDPT) : Kadar GDP 100 125 mg/ dl
Toleransi Glukosa Terganggu (TGT): Kadar GDPP setelah TTGO 140 199
mg/dl
Tes Toleransi Glukosa Oral (TTGO) : diberikan beban glukosa 75 gram kemudian
2 jam kemudian di cek gula darah
Diagnosis DM dengan kriteria HbA1C 6,5% di Indonesia belum dapat digunakan
secara nasional karena standarisasi laboratorium belum baik
c. Penatalaksanaan
Modifikasi gaya hidup
Black Books for UKMPPD 7

Farmakologi
o DM tipe I : insulin
o DM tipe II:
Golongan Cara Kerja Keterangan
Sulfonilurea , ex: Meningkatkan sekresi insulin: First line untuk DM tipe 2 non-obese
Tolbutamid Stimulasi reseptor pada Diberikan 15-30 menit sebelum makan
Chlorpropamide permukaan sel B dengan Efek samping: hipoglikemia dan penurunan
Glibenclamid cara memblok kanal K+ dan berat badan
Glimepirid membuka kanal Ca+ Glikuidon bagus untuk DM + gangguan
Glikuidone ginjal karena bisa dieksresikan di hepar
Glipizid Glipizid bagus untuk DM + obesitas
Glikazid Glikazid bagus untuk DM + riwayat PJK
karena mempunyai efek anti aggregasi
trombosit

Biguanide (Metformin) Meningkatkan sensitifitas First line untuk DM tipe 2 obese


insulin Diberikan saat/sesudah makan
Menghambat Tidak menyebabkan hipoglikemia
glukoneogenesis Efek samping pada sistem GIT: mual,
Meningkatkan ambilan muntah, diare
glukosa otot Kontraindikasi untuk CKD, CHF, dan
Sirrosis (pada keadaan tersebut berikan
insulin)
Glitazon (Thiazolidindion) Bekerja pada jaringan Tidak bergantung pada jadwal makan
ex: lemak, hepar, dan otot Efek samping: retensi cairan dan
Rosiglitazone dengan meningkatkan hepatotoksik
Plogitazone sensitifitas insulin,
potensiasi aktifitas insulin
PPAR y Agonis (mengurangi
HbA1c 1%)
Acarbose Alpha Glukosilase Inhibitor Diberikan bersama suapan pertama makan
Menginhibisi disacaridase di Efek samping: flatus, perut kembung, diare
usus.
Menghambat pencernaan
kompleks karbohidrat
Black Books for UKMPPD 8

Menghambat absorbsi
Exenatide, Liraglutide Inhibitor DPP IV Diberikan sesaat sebelum makan
Insulin Diberikan pada:
o Penurunan BB cepat
o HHS, DKA
o Gagal dengan kombinasi OHO
o Kehamilan
o Gangguan fungsi ginjal dan hepar
o Stres berat (infeksi sistemik,
operasi, stroke, AMI)

d. Kegawatdaruratan
Diabetik Ketoasidosis (DKA) atau KAD
o Trias : hiperglikemik (GD > 250 mg/dl) , asidosis (pH arteri < 7.3),
Ketonuria. Tambahan: anion gap , HCO3 <15 mEq (rendah)
o Tampilan klinis: nafas kusmaul, dehidrasi, hipovolemia, syok, nafas bau
aseton
o Lebih sering pada penderita DM tipe 1
o Riwayat berhenti suntin insulin, demam, infeksi, gastroparesis
o Penatalaksanaan: rehidrasi, insulin, bicarbonat, koreksi kalium
Hiperglikemik Hiperosmolar State (HHS) atau HONK
o Kriteria: hiperglikemik (GD > 600 mg/dl), Hiperosmolar (osmolaritas serum
320 mOSm/kg), dehidrasi, gangguan kesadaran, ketoasidosis ( - )
o Tampilan klinis: kehausan, produksi urin meningkat, infeksi, riw. konsumsi
diuretik, riw. konsumsi alkohol
o Penatalaksanaan: rehidrasi, insulin, koreksi kalium
Hipoglikemia
o Kriteria: Hipoglikemik (GD < 60 mg/dl atau 80 mg/dl dengan gejala klinis),
gejala hipoglikemik (lemas, lapar, mual, keringat dingin, gangguan
kesadaran), membaik setelah dilakukan koreksi glukosa plasma
o Tatalaksana:
Sadar
Berikan gula murni 30 gram
Black Books for UKMPPD 9

Pertahankan GDS sekitar 200 mg/dl


Tidak Sadar
D 40% 2 flakon (50 ml) bolus IV
Infus D 10% 6 jam / kolf
Periksa GDS:
< 50 mg/dl bolus D 40% 50 ml IV
< 100 mg/dl bolus D 40% 25 ml IV
Periksa GDS
< 50 mg/dl bolus D 40% 50 ml IV
< 100 mg/dl bolus D 40% 25 ml
100 200 tidak usah berikan D 40
> 200 ganti infus D 10 dengan NaCl 0,9%
Monitor setiap 2 jam
Penggunaan insulin reguler SC
Gula darah Dosis Insulin
<200 0
200-250 5 unit
250-300 10 unit
300-350 15 unit
>350 20 unit

Bila hipoglikemia tidak teratasi, pertimbangkan pemberian


antagonis insulin (adrenalin, glukagon, kortison)
e. Komplikasi
Mikrovaskuler
Retinopati, neuropati, macular edema, katarak, galukoma
Neuropati
Sensorik, motorik, autonomik
Makrovaskuler
ACS, penyakit pembuluh darah perifer, penyakit cerebrovaskuler
Nefropati DM
Black Books for UKMPPD 10

Kriteria: DM > 5 tahun, retinopati diabetikum, macroalbuminuria (> 300 mg/dl/24


jam dalam 3-4x pemeriksaan selang 2 minggu) tanpa penyebab albuminuria
lainnya. OAD sebaiknya glikuidon karena tidak diekskresikan di ginjal.
Gastrointestinal
Diare, gastroparesis
Genitourinari
Disfungsi ereksi, ejakulasi retrograde
Ulkus Diabetikum
Angiopati: ganggren kering, pulsasi arteri dorsali pedis (-), sensibilitas (+)
Neuropati: ganggren basah, pulsasi arteri dorsalis pedis (+), sensibilitas (-)
7. Menghitung Jumlah Kalori Basal
a. Jumlah Kalori Basal per Hari
Laki-laki: 30 kal/kgBB idaman
Perempuan: 25 kal/kgBB idaman
b. Menghitung Berat Badan Idaman
BB idaman = (TB 100) 10%
Pria < 160 cm dan wanita < 150 cm tidak dikurangi 10%
BB kurang: < 90% BB idaman
BB normal: 90 100 % BB idaman
BB lebih: 110 120% BB idaman
Gemuk: >120% BB idaman
c. Penyesuaian
BB gemuk: - 20% kal
BB lebih: -10% kal
BB kurang: +20% kal
Umur >40 tahun: -5% kal
Stres metabolik (infeksi, operasi): + 10-30% kal
Aktifitas ringan: + 10% kal
Aktifitas sedang: + 20% kal
Aktifitas berat: + 30% kal
Hamil trimester I,II: + 300 kal
Hamil trimester III/laktasi: + 500 kal
d. Komposisi Makanan yang Dianjurkan
Black Books for UKMPPD 11

Karbohidrat: 45- 65%


Protein: 15- 20%
Lemak: 20- 25%
8. Diabetes Insipidus
a. Definisi
Kondisi volume urin yang banyak (>3 L/hari) karena gangguan resorbsi air oleh ginjal
yang disebabkan penurunan ADH oleh hipofisis posterior (DI sentral) atau gangguan
respon ginjal terhadap ADH (DI perifer)
b. Tampilan klinis
Gejala: poliuria, polidipsia, dehidrasi, gejala hipernatremia
Osmolalitas urin normal 300 450 mOSM/kg
Osmolalitas urin pada DI 50-150 mOSM/kg (urin tidak terkonsentrasi)
Deprivation test (diberikan desmopresin):
Normal Osmolalitas urin >600 mOSM/kg
Kemampuan mengkonsentrasikan urin
normal
Polidipsia primer Osmolalitas urin 400-600 mOSM/kg
Urin terkonsentrasi, kemampuan
mengkonsentrasikan urin berkurang)
DI Sentral Osmolalitas urin naik (> 600
mOSM/kg) setelah pemberian
desmopressin
DI nefrogenik Osmolalitas urin tidak naik setelah
pemberian desmopresin

c. Penatalaksanaan
- diet rendah garam
- atasi penyebab
- Indometachin, chlorprompamide
9. Dislipidemia
Peningkatan kadar kolesterol total (200 mg/dl) , LDL (>130 mg/dl), trigliserid (>250
mg/dl), serta penurunan HDL (<40 mg/dl)
Kategori risiko untuk menentukan sasaran LDL
Black Books for UKMPPD 12

Obat hipolipidemik
Golongan Cara Kerja Efek
Statin, ex: Menghambat sintesis kolesterol di Efektif menurunkan kadar LDL
Simvastatin hepar Efek samping jarang
Asam Fibrat, ex: Meningkatkan aktifitas lipoprotein Menurunkan trigliserid, meningkatkan
Gemfibrozik lipase HDL
Menghambat produksi VLDL di hepar Efek samping jarang
Meningkatkan aktifitas reseptor LDL
Asam Nikotinat, ex: Menurunkan produksi VLDL di hepar Menurunkan LDL, trigliserid,
Niaspan meningkatkan HDL
Efek samping banyak : gangguan GIT,
gatal, flushing, hiperglikemia,
hiperurisemia
Resin pengikat Mengikat asam empedu di usus Menurunkan kolesterol total, LDL
asam empedu, ex: Menghambat resirkulasi asam empedu HDL naik sedikit
Kolestriramin di siklus enterohepatik Kontraindikasi pada hipertrigliserid:
Peningkatan konversi kolesterol dapat meningkatkan trigliserid dan
menjadi asam empedu menurunkan HDL
Penghambat Menghambat absorbsi kolesterol dari Menurunkan LDL
absorbsi kolesterol, lumen usus ke enterosit
ex: Tidak mempengaruhi absorbsi
Ezetimibe trigliserid, asam lemak, asam empedu,
dan vitamin larut lemak
Black Books for UKMPPD 13

10. Sindrom Metabolik


Minimal 3 dari 5 kriteria dibawah ini:
Obesitas sentral (lingkar pinggang 102 cm pada laki-laki, 88 cm pada wanita)
Peningkatan Trigliserid ( 150 mg/dl) , penurunan HDL (< 40 mg/dl pada laki-laki,
< 50 mg/dl pada wanita)
Tekanan darah 130/85 mmHg
Kadar glukosa darah puasa >110 mg/dl
Resistensi insulin
11. Sindrom Cushing
Etiologi
Peningkatan kadar glukokortikoid. Biasanya karena penggunaan steroid jangka
panjang. Jika terdapat adenoma hipofisis yang menyebabkan peningkatan ACTH
disebut Cushing Disease
Tampilan klinis
o Peningkatan berat badan, akne, amenore, penurunan libido,
o Moon face, buffalo hump, memar, striae, kulit tipis, fraktur patologis, proksimal
miopati
o Yang membedakan dengan obesitas adalah penurunan protein (kulit tipis,
mudah memar, dan proximal weaknes)
12. Penyakit Addison
Etiologi
Defisiensi glucocorticoid dan mineralcorticoid karena destruksi atau disfungsi
glandula adrenal. Biasanya autoimun. Lebih banyak terjadi pada wanita usia 30 50
tahun.
Tampilan klinis
o Penurunan berat badan, tampak kurus, pigmentasi, rambut rontok
o Penurunan kadar kortisol, hormon kelamin, aldosteron
o Hiponatremia, hipokalemia, hipoglikemia, hiperkalsemia, ACTH / MSH
Penatalaksanaan
Steroid replacement therapy
Krisis Addison
o Pemicu: infeksi, pembedahan, luka bakar, kehaminal, steroid withdrawal
Black Books for UKMPPD 14

o Tampilan klinis: syok yang tidak diketahui penyebabnya, membaik dengan


resusitasi cairan. Hipertermia / hipotermia. Mual, muntah, nyeri pinggang.
o Penatalaksanaan: Resusitasi cairan, hidrokortison

PULMONOLOGI

13. Bronkiektasis
a. Etiologi
Paling sering infeksi, aspirasi, penyakit jaringan ikat, dll
b. Tampilan klinis
Keluhan: batuk berdahak hampir setiap hari selama lebih dari satu bulan, bisa
terdapat hemoptisis bila terjadi infeksi, sesak nafas, nyeri dada, wheezing,
demam, penurunan berat badan
Khas sputum berwarna seperti karat atau sputum 3 lapis.
Gambaran Rontgen thoraks tampak Honeycomb Appearance

c. Penatalaksanaan
Bronkodilator, mukolitik, kortikosteroid inhalasi, antibiotik
14. Bronkhitis Akut
a. Definisi
Peradangan pada bronkus yang ditandai dengan batuk yang berlangsung kurang dari
3 minggu. Disebabkan oleh virus (paling sering), bakteri, atau paparan zat iritan.
b. Klinis
Faringitis diikuti oleh batuk (dapat batuk kering atau berdahak, dapat pula
berdarah)
Wheezing dan Ronkhi Basah Kasar
Demam (jarang sampai lebih dari 40C)
Black Books for UKMPPD 15

Rontgen thoraks dapat normal atau tampak gambaran corakan bronkovesikuler


meningkat
c. Penatalaksanaan
Oksigenasi
Antitusif
Ekspektoran
Bronkhodilator
Antibiotik
15. Penyakit Paru Obstruksi Kronis
a. Definisi
PPOK adalah penyakit paru kronik yang ditandai oleh hambatan aliran udara di
saluran nafas yang bersifat progresif non-reversibel atau reversibel parsial. Terdiri
dari bronkitis kronik dan atau emfisema.
Bronkitis kronik: batuk kronik berdahak minimal 3 bulan dalam setahun
sekurang-kurangnya 2 tahun berturut-turut tanpa disebabkan penyakit lain.
Emfisema: kelainan anatomis berupa pelebaran rongga udara distal bronkhiolus
terminal, disertai kerusakan dinding alveoli.
b. Tampilan klinis
Anamnesis
o Batuk berulang dengan atau tanpa dahak
o Sesak dengan atau tanpa mengi
o Riwayat paparan kronik rokok, zat iritan
PF
o Pursed lip breathing (mulut setengah terkatup mencucu)
o Barrel chest (diameter antero-posteriol dan transversal sebanding)
o Penggunaan otot bantu nafas
o Pelebaran sela iga
o Bisa terjadi gagal jantung kanan (JVP meningkat, edema tungkai)
o Pink puffer (kurus, kulit kemerahan, pernafasan pursed lip) , khas pada
emfisema
o Blue bloater (gemuk, sianosis, edema tungkai, RBH di basal paru), khas
pada bronkhitis kronik
Black Books for UKMPPD 16

o Fremitus melemah, perkusi hipersonor, ekspirasi memanjang, ronkhi,


wheezing, suara jantung menjauh
o Eksaserbasi: sesak bertambah, produksi sputum meningkat, perubahan
warna sputum
Penunjang
o Spirometri : FEV1 < 80
o Uji Bronkodilator <20%
o Rontgen thoraks:
Emfisema: hiperinflasi, hiperlusen, sela iga melebar, ruang
retrosternal melebar, diafragma mendatar, jantung menggantung
(pendulum)
Bronkhitis kronik: corakan bronkovaskuler meningkat
Klasifikasi
o Derajat I / ringan: gejala tidak sering, VEP >80%
o Derajat II / sedang: sesak saat aktifitas, VEP <80%
o Derajat III / berat : sesak lebih berat, eksaserbasi sering, penurunan
kualitas hidup, VEP <50%
o Derajat IV / sangat berat: gejala gagal nafas dan ketergantungan oksigen,
VEP <50%
c. Penatalaksanaan
o Stop rokok atau paparan
o Bronkodilator (ipatropium bromide dan atau salbutamol)
o Steroid inhalasi
o Oksigen
o Antibiotik (amoxiclav, doksisiklin, sefalosporin)
16. Asma
a. Tampilan klinis
Riwayat atopik / riwayat keluarga asma/alergi, ada pemicu, reversibel
Sesak nafas episodik, batuk berdahak yang memburuk pada malam hari,
mengi
Tanda patognomonis: Sesak nafas, mengi, digunakannya otot bantu nafas
Black Books for UKMPPD 17

b. Klasifikasi
Derajat asma
Black Books for UKMPPD 18

c. Tatalaksana

Pelega (reliever)
Saat serangan akut
Agonis beta-2 kerja singkat (salbutamol, fenoterol, terbutalin. ES: rangsang
kardiovaskuler, tremor, hipokalemia), kortikosteroid sistemik (predsinon.
Digunakan jika reliever yang lain tidak ada perbaikan), antikolinergik
(ipatropium bromide), metilsantin (aminofilin), adrenalin
Pengontrol (controler)
Sebagai pengontrol jangka panjang
Black Books for UKMPPD 19

Kortikosteroid inhalasi (budesonid, flutikason), kortikosteroid sistemik


(prednison), sodium kromoglikat, nedokromil sodium, metilsantin (teofilin),
agonis beta-2 kerja lama inhalasi (salmeterol, formeterol) dan oral, leukotrien
modifier (zileuton), antihistamin 1
d. Evaluasi
Spirometri Tujuan untuk diagnosis, klasifikasi, menilai respon pengobatan
secara objektif. Dilakukan saat awal kunjungan, awal pengobatan, monitor 1
tahun sekali.
Arus puncak ekspirasi (APE) bertujuan untuk klasifikasi, respon pengobatan saat
serangan akut, deteksi perburukan, respon pengobatan jangka panjang.
Dilakukan saat serangan akut di IGD, saat kontrol, dan pemantauan mandiri
sehari-hari di rumah
Asthma Control Test bertujuan untuk penyesuaian tatalaksana. Test dilakukan
dengan kuesioner. Skor < 19 perlu peningkatan terapi.
Level of Asthma Control:
o Controlled
Muncul gejala < 2x /minggu. Tidak ada gangguan aktifitas.
o Partly controlled
Muncul gejala lebih dari 2x /minggu. Ada gangguan aktifitas
o Uncontrolled
Eksaserbasi minimal 1x /minggu
e. Serangan Asma
Derajat serangan
o Ringan
Bisa bicara kalimat utuh, sesak saat berjalan.
Penatalaksanaan:
Jika dalam 1 kali nebulisasi membaik
Observasi 1-2 jam respon bertahap pulang
Dibekali B-agonis (inhalasi / oral) tiap 4-6 jam
Jika dalam 2 jam gejala timbul kembali derajat sedang
o Sedang
Bicara berupa frasa (beberapa kata).
Penatalaksanaan:
Black Books for UKMPPD 20

Jika 2-3 kali nebulisasi incomplete respon


Rawat inap
Kortikosteroid oral (metilprednisolon 0,5-1 mg/KgBB/hari selama 3-5
hari)
o Berat
Bicara hanya satu kata, duduk ditopang.
Penatalaksanaan:
Jika 3 kali nebulisasi tidak ada respon
Berikan Oksigen 2-4 lpm termasuk saat nebulisasi
Steroid intravena (0,5 1 mg/KgBB/hari) diberikan 6-8 jam
Nebulisasi: Beta agonis + antikolinergik + O2 dilanjutkan tiap 1-2 jam.
Bila membaik dikurangi menjadi tiap 4-6 jam
Aminofilin IV
Jika membaik, berikan nebulisasi tiap 6 jam selama 24 jam. Ganti
steroid dan aminofilin menjadi oral
Jika dalam 24 jam stabil pulangkan, bekali B-agonis (inhalasi/oral) +
steroid oral
Pertimbangkan ICU
17. Tuberkulosis
a. Etiologi
M. tuberculosis
b. Tampilan klinis
Keluhan: batuk berdahak > 2 minggu, batuk berdarah, sesak nafas, nyeri dada,
demam, penurunan berat badan, penurunan nafsu makan, berkeringat di
malam hari, atau ada gejala TB ekstra paru
PF: suara nafas bronkhial, ronkhi basah kasar di apex, amforik
Pemeriksaan BTA (bakteri tahan asam atau Acid Fast Bacill (AFB)) SPS
(sewaktu-pagi-sewaktu), dengan pengecatan Ziehl Nelsen
Rontgen Thoraks: tampak kavitas atau infiltrat
Black Books for UKMPPD 21

c. Diagnosis
Black Books for UKMPPD 22

d. Tipe Kasus
Kasus Baru
Penderita belum pernah mendapat OAT atau pernah mendapat OAT kurang
dari satu bulan.
Kasus Kambuh (relaps)
Pernah mendapat pengobatan TB lengkap dan dinyatakan sembuh kemudian
berobat kembali dengan hasil pemeriksaan BTA positif
Kasus Setelah Putus Berobat (Default)
Telah mendapat pengobatan minimal satu bulan namun putus obat selama
dua bulan lebih dengan BTA positif
Black Books for UKMPPD 23

Kasus Gagal (Failure)


Penderita BTA positif yang masih positif atau kembali menjadi positif pada
akhir bulan ke 5
Kasus Pindah
Penderita yang sedang mendapat pengobatan OAT namun pindah ke
kabupaten / kota lain
Kronik
Penderita dengan hasil pemeriksaan BTA positif setelah selesai pengobatan
kategori 2 dengan pengawasan yang baik
Bekas TB
Tidak ada tanda TB, BTA negatif, hanya ada fibrosis pada rontgen thoraks
e. Penatalaksanaan
Kategori 1 (2RHZE / 4H3R3)
o Kasus baru BTA positif
o BTA negatif, rontgen thoraks positif
o TB ekstra paru
o Jika pada akhir fase intensif (2RHZE) BTA masih positif, diberikan OAT
sisipan (1RHZE)
Kategori 2 (2RHZES/ RHZE/ 5H3R3E3)
o Pasien kambuh
o Pasien gagal
o Pasien dengan pengobatan setelah putus obat

f. Evaluasi sputum dilakukan pada akhir fase intensif, 1 bulan sebelum pengobatan
berakhir, dan saat pengobatan berakhir
g. TB pada anak
Menggunakan scoring TB anak
Parameter 0 1 2 3
Kontak Tb Tidak Jelas Laporan BTA positif
keluarga BTA
Black Books for UKMPPD 24

negatif atau
BTA tidak
jelas
Uji tuberkulin Negatif Positif ( 10 mm,
atau 5 mm pada
keadaan
immunokompromais
Status Gizi Bawah garis Klinis gizi
merah KMS atau buruk (BB/u
BB/U <80% <60%)
Demam tanpa 2 minggu
sebab yang jelas
Batuk 3 minggu
Pembesaran 1 cm, jumal >
KGB 1, tidak nyeri
Pembengkakan Ada
tulang / sendi pembengkakan
Foto thoraks Normal / Kesan TB
tidak jelas
Jumlah

Jika skor 6 maka ditatalaksana sebagai TB


Kategori anak: 2RHZ / 4RH
Jika skor <6 dan ada riwayat kontak TB maka diberikan profilaksis
Profilaksis TB: INH 5-10 mg/kgBB/ hari selama 6 bulan
Cara tes mantoux / uji tuberkulin
Injeksikan PPD serum sebanyak 0,1 ml secara intrakutan (sudut 30) di bagian
volar lengan bawah sampai terjadi indurasi 6-10 mm. Pembacaan dilakukan 48-72
jam kemudian
h. TB pada kehamilan
OAT diberikan kecuali streptomisin
i. TB pada ibu menyusui
Semua OAT aman pada ibu menyusui. Anak diskoring TB
j. TB dengan HIV/AIDS
Black Books for UKMPPD 25

Regimen sama dengan yang tidak disertai HIV. Pengobatan TB didahulukan


dibanding pengobatan HIV. Pengobatan ARV dimulai tergantung jumlah CD4 dan
stadium klinis. ARV nevirapin diganti dengan Efavirenz.
CD4 < 200 : mulai ARV 2 8 minggu dari pengobatan OAT dimulai
CD4 200 350 : ARV dimulai setelah fase intensif selesai
CD4 >350 : Tunda ARV sampai pengobatan TB selesai
Stadium klinis 3 + CD4 <350: pertimbangkan mulai ARV sebelum CD4 <200
Stadium klinis 3 + kehamilan +CD4 <350: mulai ARV
Stadium klinis 4: mulai ARV
k. TB dengan Hepatitis Akut
Pengobatan TB ditunda sampai hepatitis akut mengalami penyembuhan. Jika
terpaksa maka streptomisin dan etambutol masih diperbolehkan.
l. TB dengan Kelainan Hati Kronik
Jika terdapat peningkatan SGPT / SGOT 3 kali dari normal semua obat TB
dihentikan, jika peningkatan 2 kali nilai normal obat TB dilanjutkan dengan
pengawasan ketat. Pirazinamid tidak boleh diberikan. Regimen menjadi
2RHES/6RH atau 2SHE/10HE
m. TB dengan Gagal Ginjal
Streptomisin dan etambutol dihindari. Regimen 2RHZ/4RH
n. TB dengan DM
Rifampisin mengurangi efektifitas sulfonilurea sehinga dosis OHO perlu
ditingkatkan.
o. TB dengan Meningitis
Perlu ditambahkan kortikosteroid
p. Efek samping obat TB
Obat Efek Samping
Rifampisin Menurunkan efektifitas KB hormonal
Menstruasi irreguler
Urin berwarna merah
Purpura dan renjatan
Defisiensi asam folat
Strong enzyme inducer
Hepatotoksik
Black Books for UKMPPD 26

Isoniazid Neuropati perifer berikan vit. B6


Anemia
Pirazinamid Paling hepatotoksik
Meningkatkan kadar asam urat
Nyeri sendi
Ethambutol Gangguan pengelihatan, Neuritis optik, buta warna pada
anak
Streptomisin Ototoksik, embriotoksik (kontraindikasi pada ibu hamil),
nefrotoksik

18. Pneumonia
a. Etiologi
Bakteri, virus, jamur, parasit, kecuali M. Tuberculosis. Onset akut biasanya S.
pneumoniae. Pada orang tua atau immunokompromais Klebsiella, Pseudomonas,
Enterobacter, jamur.
b. Klasifikas
Pneumonia komuniti
Pneumonia nosokomial
Pneumonia aspirasi
Pneumonia pada penderita immunokompromais
c. Tampilan Klinis
Keluhan
Demam, menggigil, suhu tubuh dapat >40 C, batuk dengan dahak purulen /
mukoid kadang disertai darah, sesak, nyeri dada
PF
Bagian sakit tertinggal saat bernafas, fremitus mengeras, perkusi redup,
auskultasi terdengar suara bronkovesikuler sampai bronkhial, ronkhi basah halus
hingga ronkhi basar kasar
Penunjang
o Rontgen thoraks: konsolidasi/ infiltrat dengan air bronkhogram, biasanya
lobaris. Pada bronkopneumonia tampak infiltrat bilateral.
Black Books for UKMPPD 27

Pneumonia

Bronkhopneumonia
o Leukositosis (AL > 10.000)
d. Penatalaksanaan
Golongan penisilin, beta laktam, sefalosporin, fluorokuinolon
19. Pneumothoraks
a. Definisi
Terdapatnya udara bebas dala rongga pleura, dapat primer (tidak ada riwayat
penyakit / trauma), dan sekunder (riwayat penyakit / trauma, biasanya disebakan
pecahnya bullae akibat TB).
b. Tampilan Klinis
Sesak, riwayat trauma / penyakit sebelumnya
Pengembangan dada tidak simetris, fremitus menurun, perkusi hipersonor,
suara nafas menurun
Rontgen thorkas: tampak daerah lusen, tampak pleural line
Black Books for UKMPPD 28

Pneumothoraks sinistra
c. Penatalaksanaan
WSD / chest tube (di SIC V antara linea axilaris anteroir dan linea axilaris media)
20. Efusi Pleura
a. Definisi
Terisinya rongga pleura oleh cairan. Normalnya hanya 1 ml cairan pleura. Tipe:
hidrothoraks (terisi cairan), hemothoraks (terisi darah), Empiema (terisi pus),
chylothorax (terisi cairan limfe)
b. Klinis
Keluhan
Sesak (biasanya > 500 ml), nyeri dada, gejala lain sesuai penyebab
PF:
Pengembangan dada asimetris, fremitus menurun, perkusi redup, suara nafas
menurun, egofoni, pleural friction rub, mediastinal shifting
Penunjang
Pada rontgen thoraks didapatkan sudut kostofrenikus tumpul

Efusi pleura sinistra


Black Books for UKMPPD 29

Efusi pleura masif kanan


c. Tatalaksana
Terapi sesuai penyebab
WSD
21. Abses Paru
a. Definisi
Terdapatnya kavitas berisi pus pada paru disebabkan oleh infeksi. Bakteri anaerob
(Peptostreptococcus, Fusobacterium) biasanya kronis, aerob (Streptococcus/
staphylococcus) biasanya akut. Dapat berasal dari sekret yang tertelan dari mulut
pada pasien yang menderita ginggivitis atau oral higine buruk.
b. Klinis
Batuk berdahak, demam, keringat malam, penurunan berat badan, dahak berbau
dan tidak enak, kadang dapat hemoptisis
Riwayat ginggivitis
Rontgen tampak kavitas berdinding tebal dengan air-fluid level (bedakan
dengan bulla, pada bulla dinding tipis)

Abses Paru Kanan


c. Tatalaksana
Antibiotik (klindamisin), drainase
Black Books for UKMPPD 30

22. Kanker Paru


Riwayat merokok
Keluhan: batuk, sesak, hemoptisis, penurunan berat badan
Rontgen thoraks / CT scan tampak massa tumor
23. Sindrom Gagal Nafas Akut
Kriteria:
Dalam satu minggu terdiagnosis klinis atau gejala pernafasan baru atau memburuk
Rontgen thoraks radioopak bilateral, tak sepenuhnya efusi, lobus paru kolaps atau
nodul
Gagal nafas tidak berhubungan dengan gagal jantung
PaO2 / FiO2 : ringan (200 -300 mmHg), sedang (100 200 mmHg), berat (<100
mmHg)

GASTROENTEROHEPATOLOGI

24. Esofagitis
Terdiri dari reflux esophagitis, infectious esophagitis, pill esophagitis, eosinophilic
esophagitis
Tampilan klinis: disfagia, odinofagia, heartburn, mual, muntah
Gambaran radiologi: cobble-stone appearance
25. Akalasia
Sfingter esofagus tidak bisa relaksasi
Gejala berupa kesulitan menelan
26. Penyakit Refluks Gastroesofagus dan Laringo-pharyngeal Reflux
Disebabkan karena sfingter esofagus menutup tidak adekuat sehingga
menyebabkan refluks asam lambung
Faktor risiko: usia > 40 tahun, obesitas, kehamilan, merokok, kopi, alkohol, coklat,
makanan berlemak, nitrat, teofilin, verapamil, pakaian ketat, sering mengangkat berat
GERD: heart burn
LPR: suara serak, rasa mengganjal di tenggorokan
Penatalaksanaan:
o PPI (omeprazole)
o Modifikasi faktor risiko
Black Books for UKMPPD 31

o Makan teratur, porsi sedikit tapi sering, tidur minimal 2 jam setelah makan
27. Dispepsia
Menurut ROMA III:
o Adanya 1 atau lebih keluhan rasa cepat penuh setelah makan, cepat kenyang,
nyeri ulu hati / epigastrik, rasa terbakar di epigastrium
o Tidak ada bukti kelainan struktural / organik
o Keluhan minimal terjadi 3 bulan
Alarm Symptom
o Usia > 55 tahun atau dispepsia onset baru
o Penurunan BB yang tidak jelas sebabnya
o Disfagia atau odinofagia
o Anemia
o Muntah persisten
o Teraba massa atau adanya limfadenopati
o Jaundice
o Hematemesis melena
Drug Induced Dyspepsia
NSAID, CCB, Bifosfonat, Kalium, eritromisin, metronidazole, akarbose
Penatalaksanaan
o Jika ada alarm simptom endoskopi (EGD/ esofagogastroduodenoskopi))
o PPI (omeprazole)
o Tes H. pylori dengan urea breath test atau dengan antigen H. pylori. Jika
positif tatalaksana dengan PAC (PPI + amoksisilin + clarytromisin) atau PMC
(PPI + metronidazole + clarytromisin)
28. Ulkus Peptikum
Etiologi
H. pylori.
Tampilan klinis: nyeri epigastrium berulang, dipengaruhi makanan
PF: nyeri tekan epigastrium
Lokasi
o Ulkus gaster: makanan memicu nyeri dengan segera
o Ulkus duodenum: nyeri berkurang dengan makanan, beberapa jam
kemudian baru timbul nyeri
Black Books for UKMPPD 32

Penunjang: endoskopi (EGD) ulkus


Penatalaksanaan
PPI , Anti-histamin 2, jika ada H. pylori tatalaksana dengan PAC atau PMC
Diagnosis Banding: gastritis erosif, dari pemeriksaan EGD erosi mukosa
29. Kolesistitis, Kolelitiasis, Kolangitis, Koledokolelitiasis
Diagnosis Nyeri Kolik Murphy Sign Demam Ikterik
Kolelitiasis / kolesistolitiasis
+ - - -
Batu pada kantung empedu
Koledokolelitiasis
+ - - +
Batu pada duktus koledokus
Kolesistitis
+/- + + (low) -
Radang pada kantung empedu
Kolangitis
+/- + + (high) +
Radang pada duktus koledokus

Faktor risiko cholelitiasis: 4F (female, fat, fourty, fertile)


Trais Charcot (demam, ikterik, nyeri di kuadran kanan atas) kolangitis
Murphy sign: ketika dipalpasi/penekanan di kuadran kanan atas abdomen dan
pasien diminta inspirasi, pasien menahan karena kesakitan.
Alkali Phospatase (ALT) : menilai obstruksi post hepatal
Gamma GT : menilai obstruksi intrahepatal;
SGPT, SGOT, LDH : meningkat jika ada kerusakan sel hepar
Pemeriksaan imaging: USG
Kolesistitis: penebalan dinding mukosa
Kolelitiasis: posterior accoustic shadow
30. Hepatitis
a. Klasifikasi
Hepatitis akut: Hepatitis A dan E, menular melalui fekal oral. Jarang menjadi
kronis
Hepatitis kronik: Hepatitis B dan C, menular lewat darah dan kontak seksual.
Hepatitis B dapat menjadi hepatoma tanpa melalui sirrosis
b. Tampian Klinis
Stadium I / prodromal (minggu pertama) : flu like symptom
Black Books for UKMPPD 33

Stadium II / ikterik (minggu kedua) : ikterik, kencing coklat, kondisi tubuh baik,
nafsu makan baik, hepatomegali teraba tajam, nyeri tekan. Bilirubin naik
memuncak turun
Stadium III / konvalesen (minggu III-IV): KU membaik, bilirubin naik, SGPT/SGOT
turun
c. Penunjang
Seromarker
o Hepatitis A : IgM anti-HAV (akut), jarang menjadi kronis. IgG anti-HAV (post
infeksi)
o Hepatitis B :
Penanda Serologis Keterangan
HBsAg Infeksi HBV atau pembawa sehat
Anti-HBs Sembuh dan imun
HBeAg Replikasi aktif HBV
Anti-Hbe Replikasi tidak aktif atau integrasi
Anti-HBc IgG Riwayat kontak dengan HBV
HBV DNA Replikasi aktif HBV
DNA-polymerase Replikasi aktif HBV

Akut: HBsAg (+), IgM Anti-HBc (+), Anti HBc (+), Anti-HBs (-)
Window period: HBsAg (-), Anti-HBc (+), Anti-HBs (-)
Sembuh: HBsAg (-), Anti-HBs (+), Anti-HBc (+), Anti-HBe (+)
Hepatitis kronis: HBsAg (+), HBeAg (+), IgG Anti-HBc (+), Anti-HBe (-),
IgM Anti-HBc (-), Anti-HBs (-)
Carrier: HBsAg (+), HBeAg (+), Anti-HBc (+), Anti-HBe (+), Anti-HBs (-)
Imunisasi: Anti-HBs (+), Anti-HBc (-), Anti-Hbe (-)
o Hepatitis C : Anti HCV
Membedakan akut dan kronik
LFT Hepatitis Akut Hepatitis Kronik
SGOT / SGPT <1 >1
Bilirubin direk
Bilirubin Indirek
Black Books for UKMPPD 34

o SGOT pertanda kronik, SGPT pertanda akut


o Kronik: rasio albumin / globulin < 1
d. Penatalaksanaan
Bed rest total
Diet TKTPK
Roborantia
31. Hepatoma / Hepatocelluler Carcinoma
a. Etiologi
Primer
Sekunder : HBV, HCV
b. Tampilan Klinis
Riwayat merongkol perut dan pertumbuhan progresif
Hepatomegali, berbenjol-benjol, nyeri tekan
USG: nodul, disarsitek
AFP meningkat (>15)
Biopsi
c. Penatalaksanaan
Bed rest
Diet TKTP
Roborantia
Lobektomi
Sitostatik
32. Sirrosis Hepatis
Tampilan klinis: sklera ikterik, spider nevi, ginecomastia, atropi testis, palmar eritem,
varises esofagus, splenomegali, kolateral dinding perut, ascites, hemoroid
Pemeriksaan Fisik: hepar teraba keras, ukuran mengecil, permukaan rata
SGOT > SGPT, Gamma GT , ALP , bilirubin , hipoalbuminemia
Komplikasi: ensefalopati hepatik (kelebihan amonia, penurunan kesadaran),
pecah varises esofagus, peritonitis bakterial spontan, ascites permagna,
endotoxemia
33. Pankreatitis Akut
a. Etiologi
Batu empedu (tersering), alkohol, obat-obatan (estrogen, asam valproat), infeksi
Black Books for UKMPPD 35

b. Klinis
Keluhan: nyeri abdomen, mual, muntah, distensi abdomen, demam, ikterik
PF: nyeri tekan epigastrium, Cullens Sign, Turners Sign
Cullens Sign: warna kebiruan di sekitar umbilikus akibat hemoperitoneum
Turners Sign: warna blue-red-purple / green brown pada panggul akibat
katabolisme jaringan tersebut
Amilase dan lipase meningkat > 3x
c. Tatalaksana
Puasakan
Pasang NGT
Antibiotik spektrum luas
34. Karsinoma Pankreas
Faktor risiko: laki-laki usia > 40 tahun, diet tinggi protein dan lemak, alkohol, DM,
pankreatitis kronik
Klinis: ikterik, nyeri epigastrium, gejala obstruksi akibat kanker menekan
duodenum
PF: massa di epigastrium, distensi dan pembesaran kantung empedu yang tidak
nyeri (Courvoiser;s sign)
35. Diare Akut
Dilihat berdasarkan patogen
a. E. Coli
Gram negatif, anaerobik fakultatif, bentuk batang, bisa ditemukan di intestinal
distal. Pada biakan di agar Mc Conkey didapatkan pertumbuhan koloni bundar,
halus, memfermentasi glukosa.
Entetotoxin E. coli (ETEC)
Diare tanpa lendir, darah. Riwayat bepergian ke negara berkembang (makanan
tidak higienis).
Enterohemoragic E.Coli (EHEC)
Diare dapat atau tidak disertai lendir, darah. Riwayat mengkonsumsi daging
ayam, daging sapi, daging babi, dll yang tidak dimasak
Enteroinvasive E.Coli (EIEC)
Diare disertai lendir, darah. Riwayat konsumsi daging ayam dan susu yang tidak
dimasak, keju.
Black Books for UKMPPD 36

Terapi: fluorokulinolon, azitromisin


b. Shigella
Menyebabkan disentri basiler (shigellosis)
Bentuk paling berat (fluminan) biasanya disebabkan S. dysentriae
Diare disertai lendir dan darah, darah > lendir, demam, tenesmus
Terapi: cotrimoksazol (bisa membunuh shigella dan E. hystolitica),
fluorokuinolon, azitromisin
c. Entamoeba hystolitica
Menyebabkan disentri amoeba (amoebiasis)
Diare lendir dan darah, lendir > darah, tenesmus
Pemeriksaan mikroskopis didapatkan trofozoit dengan sitoplasma mengandung
eritrosit. Kista: berinti empat.

Jika tidak terdapat pemeriksaan mikroskopis untuk membedakan disentri basiler


atau disentri amoeba, maka dianggap menderita disentri basiler karena insidensi
lebih banyak.
Dapat menyerang hepar.
Terapi: metronidazole
d. Vibrio colera
Menyebabkan Kolera
Menyebabkan gangguan absorbsi ion klorida
Riwayat konsumsi makanan laut yang tidak dimasak
Diare seperti cucian beras, sering dan banyak (profuse)
Terapi: doksisiklin, tetrasiklin (anak), eritromisin
e. Giardia lambdia
Menyebabkan giardiasis
Diare dengan tinja berminyak/berlemak (steatorrhea)
Black Books for UKMPPD 37

Mikroskopis: trofozoit dengan 2 nukleus dan 2 aksonema, berflagel (bentuk


seperti layang-layang)

Terapi: metronidazole
f. Stafilokokus aureus
Bakteri gram positif, bentuk rantai/coccus, aerob
Riwayat konsumsi daging ayam, sapi, babi, dll yang tidak dimasak
Terapi: fluorokuinolon, azitromisin
g. Salmonella thypii
Bakteri berbentuk batang, berflagel, anaerob, gram negatif
Demam, mual, muntah, nyeri perut, diare dapat atau tanpa disertai lendir dan
darah
Terapi: kloramfenikol, ciprofloksasin, amoxicillin, cotrimoxazole
h. Rotavirus
Diare cair, kekuningan, tidak disertai darah, disertai demam, nyeri perut
Terapi: rehidrasi, zinc
i. Balantidium coli
Protozoa bersilia, mempunyai makronukleus dan mikronukleus, protozoa terbesar
yang menginfeksi manusia
Riwayat kontak dengan babi atau konsumsi air / makanan yang tercemar
kotoran babi
Diare lendir darah, profus
Habitan protozoa di colon ascenden
Terapi: cairan, metronidazole
j. C. dificle
Terganggunya flora normal usus karena penggunaan antibiotik
Black Books for UKMPPD 38

Diare cair, banyak (profuse)


Terapi: metronidazole
k. C. botulinum
Riwayat konsumsi makanan kaleng kadaluwarsa
Diare, terdapat gangguan saraf (paralisis/ paresis)
Terapi: metronidazole
36. Iritable Bowel Syndrom
a. Definisi
Gangguan fungsi gastrointestinal tanpa adanya kelainan organik.
b. Tampilan Klinis
Kriteria menurut Roma III:
Adanya nyeri perut atau abdominal discomfort berulang minimal 3 hari per bulan
selama 3 bulan dan diikuti 2 gejala berikut:
Lega setelah buang air besar
Perubahan frekuensi buang air besar (konstipasi / diare)
Perubahan konsistensi tinja
Perut kembung
Muccorhea
c. Penatalaksanaan
Diet tinggi serat, bebas kafein, bebas gluten (kontroversial)
Terangkan pada pasien bahwa tidak ada gangguan organik (psikoterapi)
37. Iritable Bowel Disease
Gangguan fungsi GIT disertai kelainan organik
Terdiri dari Crohn disease dan ulceratif colitis
Crohn Disease Ulceratif Colitis
Dapat mengenai segmen GIT Rekuren
manapun Inflamasi pada seluruh mukosa
Diare kronik, nyeri perut, lelah, colon dan rektum
penurunan BB Diare disertai lendir darah
Inflamasi sampai ke otot GIT Endoskopi: peningkatan post-rectal
Bisa terdapat fistula ani, abses, atau space
ulkus
Black Books for UKMPPD 39

Endoskopi: cobblestone
appearance

GINJAL DAN HIPERTENSI

38. Infeksi Salurah Kemih


a. Etiologi
Eschercia coli (paling sering), Proteus sp, Klebsiella sp, Staphylococcus sp
b. Klasifikasi
ISK atas
o Meliputi pielonefritis akut, pielonefritis kronik
o Gejala: demam tinggi, mual, muntah, keram punggung, NKCV (+),
penurunan BB
ISK bawah
o Meliputi sistitis, sindrom uretra akut, epididimitis, prostatitis
o Nyeri suprapubik, disuria, polakisuria, hematuria, urgensi, tranguria,
nokturia
c. Pemeriksaan Penunjang
Kultur urin dengan midstream urin (urin pancaran tengah)
d. Penatalaksanaan
Minum air putih banyak, fluorokuinolon
39. Gagal Ginjal Akut
a. Perburukan fungsi ginjal yang cepat dan tiba-tiba ditandai dengan oligouria (Urine
output < 0,5 cc/kgBB/jam) atau anuria dan peningkatan kreatinin.
b. Etiologi
Prerenal
Hipovolemia (diare), edema, penurunan cardiac output, renal vacular disease
(stenosis a. Renalis), NSAID
Renal
Glomerulonefritis, sindrom nefrotik, emboli, acute interstitial nefritis (AIN),
acute tubular necrosis (ATN), NSAID, siklosporin
Post renal
Karena obstruksi: batu ureter, batu uretra, BPH, striktur uretra
Black Books for UKMPPD 40

c. Kriteria RIFFLE
Risk: creatitin 50%
Injury: creatinin 100%
Failure: creatitin 150%
Loss: berlangsung >4 minggu
End-stage: berlangsung > 3 bulan
40. Gagal Ginjal Kronik
a. Definisi
Keadaan klinis yang ditandai penurunan fungsi ginjal secara irreversibel
b. Etiologi
DM
Penyakit glomerular: autoimun, infeksi sistemik, obat (NSAID)
Penyakit vaskular: hipertensi, mikroangiopati
Penyakit polikistik kistik ginjal
Keracunan obat (siklosporin, takrolismus)
c. Tampilan Klinis
Trias CKD: hipertensi, anemia, edema
Dispneu (edema pulmo)
Nyeri pinggang menjalar
d. Klasifikasi
Grade I: GFR > 90%
Grade II: GFR 60-89%
Grade III: GFR 30-59%
Grade IV: GFR 15-29%
Grade V: GFR <15%
e. Indikasi CITO HD
Asidosis (pH <7,2), hiperkalemia berat, uremia (ureum > 200), overload cairan
(sesak karena edema pulmo)
40. Sindroma Nefrotik
Klinis
o Proteinuria (>3 g/24 jam atau dipstik +3)
o Hipoalbuminemia
o Hiperkolesterolemia
Black Books for UKMPPD 41

o Edema
Terminologi
o Remisi
Proteinuria negatif 3 hari berturut-turut dalam satu minggu
o Relaps
Proteinuria +2 3 hari berturut-turut dalam satu minggu
Relaps jarang: kurang dari 2x dalam 6 bulan atau 4x dalam satu tahun
Relaps sering: 2x dalam 6 bulan atau 4x dalam setahun
o Dependen steroid
Relaps 2x berurutan saat dosis steroid diturnkan atau 14 hari setelah dosis
steroid dihentikan
o Sensitif steroid
Remisi pada pengobatan steroid dosis penuh selama 2mg/KgBB/hari selama 4
minggu
o Resisten steroid
Tidak terjadi remisi pada pengobatan steroid dosis penuh. Indikasi biopsi ginjal.
41. Sindroma Nefritik
Disebabkan glomerulonefritis akut
Klinis: hematuria, proteinuria, hipertensi, penurunan fungsi ginjal, silinder eritrosit
Biasanya pada anak-anak. Didahului infeksi oleh Streptococcus B hemolitikus grup
A (biasanya faringitis atau impetigo). Reaksi hipersensitifitas tipe 3 (melibatkan
komplemen C3)
Pemeriksaan penunjang dengan ASTO
Black Books for UKMPPD 42

42. Hipertensi
a. Guidline hipertensi menurut JNC8
Black Books for UKMPPD 43

b. Obat Antihipertensi Oral

Drug Class Examples Other Indication Contraindication


Diuretics
Hydroclorotiazid Diabetes, dyslipidemia, gout,
Thiazid
Chlothalidone hyperuricemia, hypokalemia
CHF due to systolic
Furosemide
Loop Diuretic dysfunction,
Ethacrynic acid renal failure
CHF due to systolic
Spironolaktone
Aldosterone antagonist dysfunction, Renal failure, hyperkalemia
Eplerenone primary aldosteronism
Amiloride
K retaining
Triamterene
Beta Blockers
Asthma, COPD, 2nd - 3 rd
Atenolol Angina, CHF, post-MI, sinus
Cardioselective degree
Metoprolol tachycardia, ventricular heart block, sick-sinus syndrome
Propanolol Arythmia
Nonselective
Propanolol LA
Labetalol Post-MI, CHF
Combined alpha/beta
Carvediol
Captopril Post-MI, coronarry syndrome, Acute renal failure, bilateral
ACE inhibitors Lisinopril CHF with low EF, nephropathy renal artery stenosis, pregnancy,
Ramipril Hyperkalemia
Losartan CHF with low EF, nephropathy Acute renal failure, bilateral
Angiotensin II reseptor
Valsartan ACE-I cough renal artery stenosis, pregnancy,
blockers
Candesartan Hyperkalemia
Calcium canal blockers / calcium antagonists
Dyhydropyridines Nifedipine Post-MI, SVT, angina 2nd or 3rd heart block
Verapamil
Non-dihydropyridines
Diltiazem

c. Hipertensi Urgensi
o Tekanan darah sangat tinggi ( 180/110 mmHg)
o Tidak disertai kelainan / kerusakan organ target
o Terapi dengan antihipertensi oral untuk menurunkan tekanan darah dalam
beberapa jam
d. Hipertensi Emergensi
o Tekanan darah sangat tinggi ( 180/100 mmHg)
Black Books for UKMPPD 44

o Disertai / akan terjadi kerusakan organ target. Harus dibuktikan dengan


pemeriksaan penunjang
o Kerusakan organ target: diseksi aorta akut, edema paru akut, AMI, ACS, PEB,
eklampsia, gagal ginjal akut, ensefalopati hipertensi, SAH, ICH, stroke, hipertensi
post-operatif akut, krisis simpatis
o Terapi dengan antihipertensi IV: nicardipin, clonidin (hati-hati efek rebound)
o Target penurunan tekanan darah 25% MAP dalam satu jam, kemduian
diturunkan secara gradual

KARDIOLOGI

43. Penyakit Jantung Koroner (Acute Corronarry Syndrome / ACS)


Terdiri dari UAP, STEMI, dan Non-STEMI
Faktor risiko: usia, riwayat keluarga ACS <55 tahun, rokok, LDL tinggi, hipertensi,
obesitas, DM, stres, physical inactivity
Klinis: nyeri dada khas (sulit dilokalisir, terasa seperti terhimpit benda berat, menjalar
ke bahu/lengan/dagu), mual, muntah, berkeringat dingin. Berlangsung >20 menit
Angina pektoris stabill (tidak termasuk ACS)
Angina sehari-hari, sering dirasakan, muncul saat aktifitas, frekuensi beratnya tetapt
sama, membaik dengan istirahat atau nitrogliserin
Angina pektoris tidak stabil (UAP)
Angina yang pertama kali dirasakan, dirasakan saat istirahat dan lebih dari 20 menit,
Angina yang semakin berat (cressendo), tidak membaik dengan istirahat / nitrogliserin.
EKG dapat normal (low risk UA) atau ST Depresi (High risk UA). Cardiac marker
normal
Non-STEMI
EKG menunjukkan ST Depresi atau T Inverted. Cardiac marker meningkat. Tidak
perlu trombolitik.
STEMI
EKG menunjukkan ST Elevasi. Cardiac marker meningkat. Perlu trombolitik.
Trombolitik diberikan pada pasien dengan onset kurang dari 12 jam
Cardiac markers
Biomarker Meningkat Puncak Kembali ke normal
Black Books for UKMPPD 45

Myoglobin 1-4 jam 6-7 jam 24 jam


CKMB 3-12 jam 24 jam 48-72 jam
Troponin I 3-12 jam 24 jam 5-10 hari
Troponin T 3-12 jam 12-72 jam 5-14 hari

Tatalaksana awal (guidline AHA 2014):


o Oksigen bila SaO2 94% atau nafas memendek
o Aspirin 160-320 mg
o Nitrogliserin sublingual / spray. Jangan diberikan pada riwayat infark ventrikel
kanan
o Pain control (morfin, fentanyl)
Gambaran EKG
Evolusi STEMI

ST Depresi

o Lokasi infark
Anterior: V1-V6
Anteroseptal: V1-V4
High Lateral: I, aVL, V5, V6
Inferior: II, III, aVF
Black Books for UKMPPD 46

Posterior: tampak gambaran resiprokal (biasanya ST depresi) di V1, V2. Saat


dipasang lead posterior tampak ST Elevasi
44. Gagal Jantung
a. Definisi
Suatu kondisi dimana cardiac output tidak mampu memenuhi kebutuhan
tubuh. Hal ini disebabkan oleh remodelling progresif akibat meningkatnya beban
miokard.
Secara fungsi dibagi menjadi gagal jantung kanan dan gagal jantung kiri.
Dapat juga dibagi menjadi gagal jantung sistolik (Ejection fraction <50%) dan gagal
jantung diastolik (EF >50%).
Gagal jantungn akut adalah perubahan kondisi yang cepat dan tiba-tiba dari
seseorang yang telah mengalami gagal jantung sebelumnya.
b. Tampilan Klinis
Gejala Tanda
Gagal jantung kiri Dyspneu de effort Diaphoresis
Orthopneu Takikardi
Paroxysmal nocturnal Suara jantung 2
dyspneu mengeras
Fatique S3 gallop
Gagal jantung kanan Edema perifer JVP meningkat
Right upper quadrant Hepatomegaly
discomfort Edema perifer

Jika didapatkan gejala gagal jantung kanan dan kiri maka disebut gagal jantung
kongestif.
c. NYHA Functional Class
I : Sesak saat aktifitas berat (lari, naik tangga)
II : Sesak saat aktifitas lebih ringan
III : Sesak saat aktifitas sehari-hari
IV : sesak saat istirahat
d. Tatalaksana
Diuretik, ACE-i / ARB, Beta blocker (bila hemodinamik stabil), digoksin, vasodilator
45. Aritmia
Black Books for UKMPPD 47

Aritmia adalah kelainan pada frekuensi, regularitas, lokasi asal, atau kondiksi
listrik jantung. Irama sinus normal adalah irama yang dicetuskan oleh nodus sinus
(sinoartrial node) yang kemudian diteruskan ke AV node, berkas hiss, cabang berkas
kanan dan kiri, serabut purkinje, kemudia ke ventrikel dengan irama yang reguler dan
frekuensi 60-100 x/menit. Selain dari itu disebut aritmia.
Aritmia dibagi menjadi supraventrikular dan ventrikular. Dalam ekg aritmia
supraventrikular ditandai dengan kompleks QRS yang sempit, sedangkan aritmia
ventrikuler ditandai dengan kompleks QRS yang lebar.
Aritmia supraventrikel tersering: sinus bradikardia, sinus takikardia, paroksismal
supraventrikular takikardi, atrial fibrilasi, atrial flutter
Aritmia ventrikular tersering: ventrikel takikardia dan ventrikel fibrilasi
Aritmia letal atau yang dapat menyebabkan kematian adalah VF, VT pulseless, PEA,
dan asistol
Sinus bradikardia

o Irama berasal dari SA node


o Dipengaruhi oleh sistem simpatis
o Frekuensi <60 x/menit
o Gelombang P diikuti kompleks QRS. Interval P-R <0,2 detik, kompleks QRS
sempit (< 0,12 detik)
o Terapi diberikan atropin
Sinus takikardia

o Irama berasal dari SA node


o Dipengaruhi oleh sistem simpatis
o Frekuensi >60 x/menit
Black Books for UKMPPD 48

o Gelombang P diikuti kompleks QRS. PR interval <0,2 detik, kompleks QRS


<0,12 detik
Paroksismal supraventrikular takikardia

o Irama berasal dari atrium


o Disebabkan oleh adanya siklus reenterant
o Frekuensi 150 250 x/menit
o Gelombang P sulit terlihat, jika terlihat biasanya retrograd (setelah QRS)
o Interval R-R reguler, kompleks QRS <0,12 detik
Atrial fibrilasi

o Irama berasal dari berbagai tempat di atrium


o Gelombang P sejati (P yang berasal dari SA node) tidak nampak
o Gelombang P jauh lebih banyak dibanding kompleks QRS
o Interval R-R irreguler
o Kompleks QRS <0,12 detik
Atrial flutter

o Irama berasal dari atrium


o Akibat adanya siklus reenterant
o Tidak ada gelombang P sejati
o Seperti gambaran gergaji
o Perbandingan jumlah gelombang P dan kompleks QRS bisa 1:2, 1:3, 1:4 dst.
Jumlahnya reguler
Black Books for UKMPPD 49

o Interval R-R reguler


o Kompleks QRS <0,12 detik
Ventrikel Ekstrasistol (VES) / Premature Ventricular Contraction (PVC)

o Gelombang ventrikel yang muncul diantara gelombang sinus


o VES jarang (<5 x/menit), VES frekuen (>5 x/menit)
o VES multifokal: terdapat berbagai bentuk VES dalam satu lead
o Tidak ada gelombang P sebelum muncul irama ventrikel
o Kompleks QRS >0,12 detik
Ventrikel takikardia

o Irama berasal dari ventrikel


o Frekuensi 120 200 x / menit
o Dapat monomorfik atau polimorfik
o Denyut nadi bisa ada atau hilang
o Tidak ada gelombang P. Kompleks QRS > 0,12 detik
Ventrikel fibrilasi

VF halus (fine VF)

VF kasar (coarse VF)


o Irama berasal dari ventrikel
o Tanpa nadi (pulseless)
Black Books for UKMPPD 50

Pulseless Electrical Activity


Segala bentuk irama dimana irama tersebut tidak menghasilkan denyut jantung
Penatalaksanaan
Black Books for UKMPPD 51
Black Books for UKMPPD 52
Black Books for UKMPPD 53

46. Blokade Konduksi


Blokade konduksi adalah obstruksi atau hambatan impuls listrik di sepanjang jalur
normal konduksi
Blokade konduksi yang banyak ditemui diantaranya adalah AV block
AV block dibagi dalam 3 derajat
AV Block derajat I

o P-R interval melebar (>0,2 detik)


o Semua denyut dihantarkan ke ventrikel
o Tidak ada drop beat (gelombang hilang)
o Bisa terjadi pada orang sehat
AV Block derajat II tipe 1 / Weekenbach

o P-R interval memanjang secara progresif kemudian disusul dengan adanya


drop beat
o Bisa terjadi pada orang sehat
AV Block derajat II tipe 2

o P-R interval sama, namun tiba-tiba muncul drop beat


AV Block derajat III

o Tidak ada impuls dari SA node yang dihantarkan ke ventrikel


Black Books for UKMPPD 54

o Gelompang P dan kompleks QRS berjalan sendiri-sendiri


o Etiologi: infark miokard inferior atau anterior

47. Endokarditis
Proses peradangan pada endokardium oleh karena infeksi
Biasanya mengenai katup mitral dan aorta
Klinis:
diagnosis ditegakkan berdasarkan kriteria Duke (2 kriteria mayor/ satu mayor 3
minor/ 5 minor)
Kriteria mayor:
o Kultur darah positif untuk organisme penyebab endokarditis (strep. Viridins /
bovis, HACEK, enterococcus, staph. Aureus tanpa fokus primer di tempat lain)
yang di ambil dari 2 waktu berbeda
o Ekokadriografi menunjukkan adanya gambaran seperti terombag-ambing pada
katup, biasanya di katup mitral

Kriteria minor:

o Faktor predisposisi atau penggunaan obat IV


o Demam >38 C
o Fenomena vaskular: emboli, intracranial bleeding, perdarahan konjungtiva,
Janeway lession
o Fenomena immunologis: osler node, glomerulonefritis, Roth spots, rheumatoid
factor
o Microbiological evidence: kultur darah positif tapi tidak memenuhi kriteria mayor
Tatalaksana
Penisilin G
48. Demam Rematik
Infeksi Grup A Streptococcus B Hemolitikus terbentuk antibodi 1-3 minggu
kemudian antibodi tersebut menyebabkan kerusakan pada katup jantung, sendi,
jaringan subkutan, dan ganglia basalis
Diagnosis ditegakkan dengan kriteria Jones:
1 required criteria + 2 major criteria atau 1 required criteria + 1 major criteria + 2
minor criteria
Black Books for UKMPPD 55

Required Criteria: bukti terdapatnya infeksi streptococcus (ASTO (+) )


Major Criteria:
o Carditis
o Poliarthritis
o Chorea
o Erytema marginatum
o Nodul subkutan
Kriteria minor:
o Demam
o Atrhalgia
o Riwayat demam rematik atau penyakit jantung rematik
o Reaktan fase akut: Leukositosis/ CRP/ ESR
o Interval P-R memanjang
Tatalaksana:
o Antibiotik (benzathine penisilin / sulfadiazine)
o Salisilat
o Steroid
o Diazepam bila terjadi Sydenhams chorea
49. Diseksi Aorta
Masuknya darah ke dalam tunika intima aorta akibat lapisan dinding aorta terpisah
(tunika intima terpisah dari tunika media)
Riwayat DM dan Hipertensi
Tampilan klinis:
o Keluhan:
Nyeri dada menjalar ke punggung/ intrascapular/ leher, sinkop, stroke,
perubahan status mental
o Pemeriksaan Fisik:
Hipotensi/ hipertensi, perbedaan tekanan darah lengan kanan dan kiri, takikardi,
denyutan pada epigastrium
o Pemeriksaan Penunjang:
Rontgen toraks, EKG, echocardiografi, CT-Scan, MRI
Tatalaksana:
Black Books for UKMPPD 56

o Medikamentosa: antihipertensi (Beta bloker IV pilihan pertama), analgetik


narkotik
o Pembedahan

50. Penyakit Arteri Perifer (PAD)


Tersumbatnya aliran darah arteri perifer oleh karena aterosklerosis
Tampilan klinis:
o Claudicatio (nyeri pada ekstremitas bawah saat aktifitas akibat kurangnya
suplai oksigen ke otot)
o Berukrang dengan istirahat.
o Nyeri selalu dirasakan pada kelompok otot yang sama
51. Thromboangitis Obliterans (Buergers Disease)
Terbentuknya trombus hingga terjadi oklusi pada end arteri
Berhubungan erat dengan riwayat merokok
Tampilan klinis:
o Usia <45 tahun
o Keluhan terjadi pada end arteri (jari-jari)
o Claudicatio (nyeri pada otot saat aktifitas karena kekurangan suplai darah)
o nyeri saat istirahat
o ulkus, ganggrene
52. Deep Vein Thrombosis
Diakibatkan karena gangguan aliran darah (statis, kurang gerak, imobilisasi)
Lokasi tersering di ekstremitas bawah
Unilateral
Klinis: nyeri, bengkak, kemerahan, tidak ada penyebab lainnya
Homan Sign: ketika posisi kaki ekstensi, kemudian dilakukan dorsofleksi pedis,
maka akan terlihat bendungan
Tatalaksana:
o Antikoagulan (heparin, dll)

RHEUMATOLOGI

53. Gout Artritis


Black Books for UKMPPD 57

Merupakan artrhritis yang disebabkan karena terdapatnya kristal urat di dalam


cairan sinovial.
Klinis:
o Onset akut
o Paling sering monoartikuler
o Paling sering mengenai sendi kecil (tangan, kaki, jari-jari), bisa juga mengenai
lutut
o Serangan akut dapat dicetuskan oleh konsumsi alkohol, konsumsi makanan
tinggi purin, trauma, dehidrasi, obat-obatan (diuretik)
o Gejala akut: nyeri, bengkak, kemerahan, dapat disertai demam
o Dapat ditemukan tofus dan podagra (bengkak, nyeri pada metatarsophalangeal
I, sebagai inisial artritis pada 50% kasus)
o Dari pemeriksaan lab dapat ditemui hiperurisemia
Diagnosis banding
o Psuedogout
Monoartikuler, biasnya menyerang sendi besar, terdapat kristal calsium
phospat dari biopsi, dapat ditemukan kalsifikasi pada tulang rawan
o Septic arthritis
Monoartikuler, paling sering menyerang lutut, leukositosis (>50.000), kultur
(+), tidak ditemukan kristal
Tatalaksana
o Akut
NSAID, kortikosteroid, kolkisin (uricosuric agent)
o Preventif
Alopurinol, probenecid
54. Osteoartritis
Kerusakan sendi akibat proses degenerasi
Faktor risiko : usia >50 tahun, obesitas, pada orang dengan penggunaan sendi
yang berlebihan, riwayat imobilisasi
Klinis
o Onset perlahan
o Dapat mengenai sendi lutut (tersering), pinggang, vertebra, dan jari
o Biasanya poliartritis
Black Books for UKMPPD 58

o Gejala umum: nyeri terutama bila digerakkan, pengurangan ROM, kekakuan


(biasanya di pagi hari / morning stiffnes) <30 menit. Krepitasi
o Pada OA di tangan dapat ditemukan nodul khas yaitu Heberdens node (nodul
pada DIP (distal interphalanx)) dan Bouchards node (nodul di PIP ( proksimal
interphalanx))
o Temuan radiologis dapat berupa osteofit dan penyempitan celah sendi,
deformitas
Tatalaksana
NSAID (lebih bagus yang dominan menghambat COX2 seperti diklofenak,
meloksikam), glucosamin, chondroitin sulfat. Pada penderita gastritis diberikan
NSAID selektif menghambat COX2 yang tidak mengganggu sistem proteksi lambung
(seloksib, rofekoksib, lumirakoksib)
55. Rheumatoid Arthritis
Merupakan inflamasi sendi kronis yang belum diketahui pasti penyebabnya
Kriteria diagnosis ACR
Kriteria 1-4 harus ada minimal selama 6 minggu
1) Morning stiffness
2) Artritis melibatkan 3 sendi atau lebih
3) Atritits pada sendi-sendi tangan
4) Atritits simetris
5) Nodul rheumatoid
6) Rheumatoid faktor positif
7) Perubahan radiografis
Tanda khas RA akibat deformitas sendi:
o Boutonniere deformity (pada jempol tangan)
o Swan neck (jari seperti leher angsa)
o Ulnar deviation
Tatalaksana
NSAID, Kortikosteroid, DMARDs (metrotrexate)
56. Osteoporosis
Osteroporosis merupakan penyakit tulang sistemik dimana terjadi penurunan massa
tulang dan perubahan microarcithectural tulang yang menyebabkan tulang menjadi
rapuh
Black Books for UKMPPD 59

Faktor risiko: usia tua, wanita, defisiensi estrogen, merokok, penggunaan jangka
lama steroid , penggunaan jangka lama hormon tiroid
Klinis biasanya pasien datang dengan fraktur patologis (fraktur dimana pada orang
normal dengan beban tulang tersebut tidak terjadi fraktur) atau kifosis (bungkuk)
Bone Mineral Density / BMD
Normal -0,1
Osteopenia antara -0,1 sampai -2,5
Osteoporosis -2,5
Tatalaksana
Perubahan gaya hidup, suplemen kalsium, vitamin D, estrogen, paratyroid hormon
57. Systemic Lupus Erythematosus
SLE merupakan penyakit autoimun yang menyebabkan inflamasi kronik yang dapat
mengenai banyak organ
Kriteria diagnosis menurut ACR
Diagnosis ditegakkan minimal ada 4 kriteria dari 11 kriteria
o Malar rash: bercak kemerahan seperti kupu-kupu pada wajah
o Discoid rash: lesi patch eritem dengan skuama dan krusta
o Fotosensitifitas
o Ulkus oral
o Arthritits: 2 sendi perifer, bengkak, nyeri
o Serositis: pleuritis, pericarditis
o Renal disorder: persisten proteinuria, celluler cast
o Neurologic disorder: kejang tanpa sebab lainnya, psikosis tanpa sebab lainnya
o Hematologic disorder: anemia hemolitik, leukopenia
o Immunological disorder: Anti-DNA, anti-SM, antiphospolipid antibody
o Antinuclear antibody
Tatalaksana
Antimalaria (klorokuin), steroid, NSAID
58. Osteitis Deformans (Pagets Disease)
Terjadi penghancuran tulang kemudian terjadi remodeling yang tidak terorganisir
Biasanya mengenai tulang axial, vertebra, tengkorak, pelvis, femur, tibia
Klinis: nyeri tulang, deformitas, osteoarthritis, gangguan neurologis (karena
penekanan saraf)
Black Books for UKMPPD 60

Gambaran radiologis ditemukan osteolitik dan pembentukan tulang berlebihan


yang irreguler / tidak terorganisir

HEMATOONKOLOGI

59. Anemia
a. Definisi
Anemia adalah keadaan dimana terjadi penurunan dari massa sel darah merah.
Indikatornya menggunakan kadar haemoglobin
Balita (0,5 4,9 tahun) : < 11 g/dl
Anak (5 11,9 tahun) : < 11,5 g/dl
Wanita sedang menstruasi : < 12 g/dl
Wanita hamil : < 11 g/dl
Laki-laki : < 13 g/dl
b. Klinis
Gejala umum anemia adalah mudah lelah, pucat, berdebar-debar, tinitus,
sesak, pusing, konjungtiva pucat.
Indikasi transfusi bila Hb < 7 g/dl
c. Klasifikasi

Anemia

Mikrositik Normositik
normokromik Makrositik
Hipokromik

Defisiensi
Besi Serum Retikulosit
Asalm folat

Defisiensi
N N/
B12

Anemia
ADB Thalassemia Aplastik
Hemolitik

Penyakit Perdarahan
Sideroblastik Leukemia,etc
Kronik Akut
Black Books for UKMPPD 61

Istilah:
o Anemia makrositik: MCV, MCHC
o Anemia normositik: MCV, MCHC normal
o Anemia Makrositik: MCV
o Mean Corpuscular Volume (MCV) :ukuran volume rata-rata eritrosit
o Mean Corpuscular Hemoglobin (MCH): jumlah rata-rata hemoglobin dalam
eritrosis
o Mean Corpuscular Hemoglobin Concentration (MCHC): ukuran rata-rata
konsentrasi hemoglobin dalam eritrosit
o Ferritin adalah cadangan besi intraseluler
o Total Iron Binding Capacity (TIBC) adalah kapasitas darah untuk mengikatkan
besi dengan transferin
Anemia Hipokromik Mikrositik

Anemia Mi-Hi

Besi Serum

Menurun Normal

TIBC , Feritin TIBC , Feritin


Feritin Normal
N/

Ring Sideroblastik
Besi sumsum Besi sumsum Elektroforesis
dalam sumsum
tulang negatif tulang positif Hb tulang

Anemia akibat Anemia


ADB Hb A2, HbF
penyakit kronik Sideroblastik

Thalassemia
Beta

o Anemia Defisiensi Besi


Kurang asupan besi, penyakit cacing tambang
Black Books for UKMPPD 62

MCV , MCHC , TIBC , Feritin


Apusan darah: anemia Mikrositik Hipokromik, Central Pallor (bagian tengah
yg pucat / cekung pada eritrosit) melebar, sel pensil (+).
Terapi: ferrous sulfat 3x200 mg. Ferrous sulfat 325 mg = 65 mg besi
elemental. Ferrous gluconat 325 mg = 38 mg besi elemental
Edukasi untuk makan makanan yang banyak kandungan besi (daging, ati,
dll)
Menurunkan absorbsi besi: antasida, fitat (sereal), tanin (teh), fosfat
Meningkatkan absorbsi besi: sitrat, fruktosa, asam askorbat (vit. C)
Eefek samping SF: gastric upset berikan dosis awal kecil
Target Hb meningkat 1 g/dl tiap 2-3 minggu
o Anemia Akibat Penyakit Kronik
Terjadi gangguan utilitas besi
Dapat normositik-normokromik atau mikrositik-hipokromik
TIBC , Ferritin N /
o Thalassemia
Akibat gangguan pada hemoglobin (hemoglobinopathy)
Terdiri dari Thalassemia alpha dan beta (lebih parah)
Penyakit yang diturunkan
Tampilan Klinis
Riwayat keluarga (+), ikterik, deformitas tulang, splenomegali, onset
biasanya pada anak-anak
Penunjang
Apusan darah: mikrositik-hipokromik, sel target, anisositosis,
poikilositosis
Bilirubin indirek meningkat
Elektroforesis Hb (Gold Standart): HbA2 , HbF
Penatalaksanaan: transfusi berkala + iron chelating
o Anemia Sideroblastik
Genetk (X linked)
Ketidakmampuan mengubag besi tidak bisa menjadi hemoglobin
Pada Aspirasi sumsum tulang (BMP) ditemukan ring sideroblast
Anemia Normokromik Normositik
Anemia aplastik :
Black Books for UKMPPD 63

o Akibat defek intrinsik dari sel hemopoietik, trauma eksternal pada sel
hemopoietik, defek stroma
o Tidak ada organomegali
o Pansitopenia
o BMP: gambaran hipoplastik
Anemia hemolitik
o Klinis: anemia, ikterik, splenomegali, retikulosit , bilirubin direk

Hemolisis

Penyebab

Intrinsik Ekstrinsik

Microangiopa
Membran Enzim Hemoglobin Autoimun Infeksi
thy

Hereditary G6PD Prostetic


Thalassemia Sickle Cell Warm Malaria, etc
sperocyte defisiensi valve, ITP,
DIC, etc
Osmotic Hb
G6PD assay Cold
fragility test Elektroforesis

o Hereditary Sperocyte
Permeabilitas Na menigkat peningkatan glikolisis penurunan lemak
intrinsik membran menjadi rapuh, bentuk sel menjadi sferis
penghancuran prematur di lien
Apusan darah : sel berbentuk sferis (central pallor menghilang)
Osmoti fragility test
Tatalaksana dengan splenektomi
o Defisiensi G6PD
G6PD: enzim yang berfungsi melindungi eritrosit dari kerusakan oksidatif
Pencetus: infeksi (paling sering), obat (antimalaria, sulfonamid, aspirin)
Apusan darah tampak Bite cell (sel seperti tergigit), Heinz body (tampak
badan iklusi di dalam eritrosit)
o Anemia Sickle Cell
Pada apusan darah ditemukan eritrosit berbentuk bulan sabit (sickle cell)
Black Books for UKMPPD 64

o Autoimune Hemolytic Anemia (AIHA)


Warm Cold
Eritrosit berikatan pada suhu 37 C 0 4 C
Klinis Akut dan berat Post infeksi
Penyakit kolagen, idiopatik Idiopatik
Antibodi yang terlibat IgG IgM dengan komplen C3
Mekanisme Ekstravaskular hemolisis Intravaskular hemolisis
Apusan Darah Sferosit (central pallor Cold aglutinin (eritrosit
menghilang) menggumpal)
Tatalaksana Kortikosteroid Menghindari dingin
Splenektomi

Coombs Test merupakan tanda anemia hemolitik


o Microangiopathic Anemia
Disebabkan penyakit mikrovaskular (ITP, DIC), katup jantung buatan,
trauma, implanted devices
Anemia Makrositik
o Karena defisiensi asam folat (post-OP GIT, gangguan lambung yang
menyebabkan defisiensi faktor intrinsik untuk membantu penyerapan B12),
asam folat, penyakit hepar
o Glositis (pada defisiensi B12)
o Apusan darah: eritrosit makrositik, hipersegmented netrofil
60. Immune Thrombocytopenic Purpura
Akibat adanya antibodi anti-platetel
Akut < 3 bulan (biasanya pada anak, berhubungan dengan infeksi virus), kronik > 3
bulan (pada dewasa)
Tampilan Klinis:
o Petekiae, purpura, ekimosis
o Biasanya didahului infeksi 1-2 minggu sebelumnya
o Tidak ada organomegali
Penatalaksanaan
Black Books for UKMPPD 65

o Steroid (metilpredinsolon, prednison) jika AT < 30.000 atau AT <50.000 dengan


risiko perdarahan
o IvIg jika mengancam jiwa, atau anak dengan AT <20.000 disertai perdarahan
61. Disseminated Intravascular Coagulation
Adanya aktivasi sistem koagulasi sistemik, dimana terjadi penumpukkan fibrin dan
menimbulkan trombus-trombus di mikrovaskular yang menyebabkan iskemia dan
gangguan organ. Akibat aktivasi sistem koagulasi secara masif, terjadi kekurangan
faktor koagulasi dan platelet yang dapat menyebabkan perdarahan.
DIC dipicu oleh berbagai keadaan, yaitu: sepsis, infeksi, keganasan, emboli air
ketuban, eklampsia, trauma, snake bite, transfusi, dll
Klinis:
o Perdarahan (tersering)
o Gangguan kulit (purpura, sianosis, ganggren)
o Gangguan ginjal (asidosis, azotemia, hematuria, oligouria)
o Gangguan hepar
o Gangguan pernafasan (ARDS, pleural friction rub)
o Gangguang SSP (gangguan kesadaran, TIA)
o Syok
Penunjang:
Bleeding time , PT , APTT , trombositopenia, fibrinogen , D-dimer
62. Evaluasi Laboratorium Gangguan Perdarahan
Hitung trombosit (AT)
Pemeriksaan kuantitatif trombosit
Bleeding Time (BT)
Pemeriksaan kualitatif trombosit
Clotting Time (CT)
Pemeriksaan untuk mengevaluasi faktor koagulasi (tidak spesifik)
Protrombin Time (PT) atau International Normalized Ratio (INR)
Pemeriksaan untuk mengevaluasi faktor ekstrinsik (faktor VII)
Active Partial Thromboplastin Time (APTT)
Pemeriksaan untuk mengevaluasi faktor intrinsik (VIII, IX, X, XI, XII)
Trombin Time (TT)
Pemeriksaan untuk mengevaluasi pembentukan fibrin (jalur bersama)
Black Books for UKMPPD 66

Fibrinogen
Pemeriksaan untuk mengevaluasi fibrinolitik
Fibrin Degradation Product / D-dimer
Pemeriksaan untuk mengevaluasi fibrinolitik
63. Polisitemia
Peningkatan jumlah eritrosit dan kadar hemoglobin
Primer
o Contoh: polisitemia vera
o Diakibatkan keganasan yang menyebabkan peningkatan jumlah eritrosit
o Eritropoietin normal atau menurun
o Peningkatan AE, AT, dan AL
o Splenomegali
Sekunder
o Diakibatkan peningkatan stiumulasi oleh eritropoietin yang disebabkan oleh
hipoksia atau keganasan pada ginjal
64. Leukemia
Akut Kronik
Hb Anemia Anemia
AL Leukositosis Leukositosis
AT Trombositopenia N / trombositosis
Trombositopenia pada CML blast crisis
Diff. Sel blast (nucleoli +) Granulosit immatur
Count
AML ALL CML CLL
-90% pada anak -lebih sering Pada dewasa >50 tahun,
dan dewasa pada anak-anak dengan Limfositosis >50.000
-myeloblast -limfoblast 20% Philadelphia
20% cromoson
-aur rod (+)

65. Limfoma
Tumor padat di jaringan limfoid
Klinis:
Black Books for UKMPPD 67

o tumor padat, kenyal, terfiksir, tidak nyeri


o B symptom (lebih dominan pada Hodgkin): BB turun, lemas, demam, keringat
malam
Hodgkin limfoma
Histopatologi: Reed Stenberg cell (owls eyes)
Non-Hodgkin limfoma (Burkitt limfoma)
Histopatologi: Starry Sky
Diagnosis banding
o Limfadenitis akut
Berhubungan dengan infeksi akut di daerah sekitarnya
o Limfadenitis kronik
Histopatologi didapatkan limfosit matur, uniform, tidak ada sel blast
o Limfadenitis TB
Riwayat TB, histopatologi gambaran perkejuan, tuberkel, sel datia langhans
66. HIV/AIDS
Penularan melalui darah dan hubungan seksual
Klinis: curiga pada diare kronik, kandidiasis oral, infeksi oportunis lainnya, BB turun
Penegakkan dengan pemeriksaan HIV (ELISA, western blot), penilaian selanjutnya
untuk menentukan terapi dengan menggunakan CD4
Tahapan Infeksi HIV
o Infeksi HIV akut 2-6 minggu setelah infeksi sindrom retroviral akut / flu
like symptom. Window period hingga 3 bulan sudah dapat menularkan
HIV, pemeriksaan antibodi negatif
o Infeksi HIV asimptomatik (masa laten): tidak ada gejala, tetapi pemeriksaan
antibodi positif, dapat positif sampai 10 tahun
o Limfadenopati persisten menyeluruh nodus limfe berdiameter >1 cm pada
dua atau lebih daerah ekstrainguinal selama lebih dari 3 bulan
o Infeksi simptomatik (AIDS) CD4 <200
Stadium Klinis HIV
o Stadium I
Tidak ada gejala, limfadenopati generallisata persisten
o Stadium II
Black Books for UKMPPD 68

BB turun <10%, infeksi saluran nafas berulang, herpes zooster, ulkus oral
berulang, ruam kulit, dermatitis seboroik, infeksi jamur pada kuku
o Stadium III
BB turun >10 %, diare kronis >1 bulan, demam menetap, kandidiasis oral
menetap, oral hairy leukoplakia, TB paru, infeksi bakteri berat, stomatitis,
ginggivitis, anemia, netropenia, trombositopenia
o Stadium IV
Sindrom wasting HIV (BB turun >10% + diare kronik >1 bulan + demam >1
bulan), PCP, TB ekstraparu
Tatalaksana
o Kriteria mulai ARV: CD4 <350, stadium klinis 3-4, HVI dengan TB, HIV dengan
Hepatitis B, Ibu hamil HIV
o Anjuran pengobatan lini pertama:
AZT (Zidovudin) + 3TC (Lamifudin) +NVP (Nevirapin)
AZT + 3TC + EFV (Efavirenz) : pada TB dan Hepatitis B kronik
Toxoplasmosis pada HIV
Gambaran CT Scan: lesi nodular, ring enhancement, edema cerebri, 75% pada
ganglia basalis.

INFEKSI TROPIS

67. Demam Dengue dan Berdarah Dengue


a. Etiologi
Virus dengue yang dibawa oleh vektor nyamuk Aedes aegypti
b. Klasifikasi
DF/DHF Grade Gejala dan Tanda Lab
DF Demam dengan minimal dua gejala di bawah ini: AL 5000
Sakit kepala AT 150.000)
Nyeri retro-orbital Peningkatan hematokrit
Mialgia 5% - 10%
Athralgia
Ruam
Black Books for UKMPPD 69

Manifestasi perdarahan
Tidak ada manifestasi kebocoran plasma
DHF I Demam dengan manifestasi perdarahan (Uji AT < 100.000
torniket positif) Hematokrit meningkat
Ada kebocoran plasma (efusi pleura, 20%
asites, hipoproteinemia)
DHF II Grade I + perdarahan spontan (epistaksis, AT < 100.000
perdarahan gusi, hematemesis, melena) Hematokrit meningkat
20%
DHF III / DSS Grade I dan II + kegagalan sirkulasi (nadi lemah, AT < 100.000
tekanan nadi < 20 mmHg, hipotensi) Hematokrit meningkat
20%
DHF IV / DSS Grade III dengan nadi dan tekanan darah tidak AT < 100.000
teraba Hematokrit meningkat
20%

c. Penunjang
NS1 (antigen virus): dapat dideteksi sejak hari pertama setelah gejala muncul,
menghilang sejak hari ke 5
IgM anti-dengue : dapat dideteksi sejak hari ke 3-5 setelah gejala muncul
IgG anti-dengue : dapat dideteksi sejak hari ke 7 setelah gejala muncul
d. Tatalaksana
o DHF grade I II
Cairan kristaloid (lebih baik ringer asetat karena tidak membebani hepar)
Anak (ml/KgBB/jam) Dewasa (ml/jam)
Maintenance 3 40-50
Manitenance + 5% defisit 5 80-100
Maintenance + 7% defisit 7 100-120
Maintenance +10% defisit 10 300-500

Cek laboratorium tiap 6 jam


o DHF grade III
Black Books for UKMPPD 70

ABC. Kristaloid 10 cc/kgBB/jam dalam untuk 1 2 jam. Jika ada perbaikan


cairan diturunkan. Jika tidak ada perbaikan pertimbangkan koloid atau transfusi
WB atau PRC
o DHF grade IV
ABC. Kristaloid 10 cc/KgBB dalam 10-15 menit. Jika ada perbaikan lanjutkan
seperti pada grade III
68. Demam Tifoid
a. Etilogi
Salmonella thypii / parathypii
b. Klinis
Minggu ke-1: demam yang perlahan-lahan bertambah tinggi, menggigil,
anoreksia, malaise, nyeri kepala frontal, lidah kotor, konstipasi, kembung, nyeri
abdominal ringan difus, hepatosplenomegali
Minggu ke-2: demam mencapai plateau, insomnia, mengigau, bradikardia relatif,
diare, perdarahan GI
Minggu ke-3: tampilan klinis bertambah berat, sering terjadi status tifoid
(penurunan kesadaran / psikosis). Perforasi tetapi jarang
c. Penunjang
Darah: leukopenia, trombositopenia, anemia
Kultur
o Minggu 1-2: darah (dalam agar empedu)
o Minggu ke-2: feses
o Minggu 3-4: urin
Widal
Mulai positif pada akhir minggu pertama. Diagnosis ditegakkan apabila ada 4
kali lipat peningkatan titer dalam pemeriksaan ulang 5-7 hari. Atau peningkatan
titer O sebanyak 1:200
Igm anti-salmonella (TUBEX), sensitifitas dan spesifitas tinggi
d. Tatalaksana
Lini pertama: kloramfenikol 4x500 mg sampai 7 hari bebas demam, tetapi
kontraindikasi pada AL < 2000. Kloramfenikol pada ibu hamil menyebabkan
grey baby syndrome
Lini kedua: flurokuinolon (kontraindikasi pada usia < 18 tahun)
Black Books for UKMPPD 71

Ibu hamil: amoksisilin.


69. Malaria
a. Definisi
Penyakit infeksi parasit yang disebabkan oleh Plasmodium yang menyerang eritrosit
dan ditandai dengan adanya bentuk aseksual dalam darah. Penyakit ini disebarkan
oleh vektor nyamuk Anopheles
b. Klinis
Ringan
Demam menggigil disertai keringat dingin, sakit kepala, anemia,
splenomegali, dan ada riwayat bepergian ke daerah endemis.
Pola demam:
Vivax dan ovale : tertiana (tiap 48 jam)
Malariae : kuartiana (tiap 72 jam)
Falciparum : demam sepanjang hari / tidak teratur
Berat (hanya disebabkan oleh falciparum)
Malaria serebral, anemia berat, gangguan pernapasan, gagal ginjal
Black water fever: demam, urin berwarna gelap, lab pansitopenia
Cerebral malaria: gangguan kesadaran, funduskopi: retinal whitening
c. Penunjang
Pemeriksaan penunjang dengan apusan darah (tebal / tipis) dengan pengecatan
Giemsa
Dikatakan negatif apabila dalam 3x pemeriksaan tidak ditemukan
plasmodium
Jenis Apusan darah
Falciparum:
Intraeritrosit berbentuk cincin,
terletak marginal (acole)
Titik Maurer pada eritrosit
Bentuk Headphone (tropozoit)
Gambaran stary sky (merozoit)
Gametosit berbentuk
sabit/pisang/sosis
Tidak punya hipnozoit (stadium
Black Books for UKMPPD 72

tidak lengkap)

Vivax:
Eritrosit membesar, bentuk
ameboid, terdapat titik
Schuffner
Gametosit berbentuk bulat
Ditemukan skizon berisi 12-24
merozoit
Mempunyai hipnozoit (fase
dorman yang akan bersembunyi
di hepar dan dapat aktif kembali)

Ovale
Hampir sama dengan vivax,
namun eritrosit berbentul oval
Skizon berisi 8-12 merozoit
Mempunyai hipnozoit
Black Books for UKMPPD 73

Malariae
Eritrosit yang terinfeksi
ukurannya lebih kecil, band
form atau basket form.
Ziemanns dot skizon
Merozoit dan skizon berbentuk
rosset
Tidak punya hipnozoit (stadium
tidak lengkap)

d. Tatalaksana
Falsiparum
o Lini pertama : ACT (3 hari) + primakuin (3 tablet single dose)
o Lini kedua : Kina (7 hari) + primakuin (3 tablet single dose) +
doksisiklin/tetrasiklin (7 hari)
Vivax / ovale
o Lini pertama : ACT (3 hari) + primakuin (1x1 tablet selama 14 hari)
o Lini kedua : Kina (7 hari) + primakuin (1x1 tablet selama 14 hari)
Malariae
o Lini pertama : ACT (3 hari)
o Lini kedua : Kina (7 hari) + primakuin (14 hari) + doksisiklin (7 hari)
Malaria berat (falsiparum): Artesunat IV atau artemether IM
Wanita Hamil
o Trimester I : kina + klindamisin (falsiparum), kina saja (vivax/ovale)
o Trimester II - III : ACT
Profilaksis
o Sensitif klorokuin :
Black Books for UKMPPD 74

klorokuin 2 tab /minggu dari 1 minggu sebelum berangkat ke daerah


endemis hingga 4 minggu setelah kembali
o Resisten klorokuin :
doksisiklin 1x1 dua hari sebelum hingga 4 minggu setelah kembali.
Meflokuin 250 mg /minggu sejak 3 minggu sebelum keberangkatan.
Indonesia termasuk resisten klorokuin.
Keterangan
ACT: artemisinin combination therapy (dihidroartemisinin + piperakuin atau
artesunat + amodiakuin)
e. Monitoring
Klinis dan laboratorium pada hari ke 3,4,5,6,7,14,21,28
70. Tetanus
a. Etilogi
C. tetani (basil gram positif anaerob berspora). Menghasilkan toksin tetanolisin dan
tetanospasmin
b. Klinis
Derajat I
o Trismus ringan sampai sedang
o Kaku kuduk, epistotonus, perut papan
o Tidak ada disfagia
o Tidak ada kejang
o Tidak ada gangguan respirasi
Derajat II
o Trismus sedang
o Kekakuan jelas
o Kejang rangsang, tidak ada kejang spontan
o Takipneu
o Disfagia ringan
Derajat III
o Trismus berat
o Otot spastik
o Kejang spontan
o Takikardia, takipneu
Black Books for UKMPPD 75

o Serangan apneu
o Disfagia berat
o Aktifitas autonom meningkat
Derajat IV
o Derajat III ditambah:
o Gangguan autonom berat
o Hipertensi berat dan takikardia atau hipotensi berat dan bradikardia
c. Tatalaksana
Isolasi di ruang tenang, ICU, support ventilasi
Bersihkan luka, debridemen
Metronidazole atau penisilin (menyingkirkan sumber infeksi)
Anti-tetanus serum (ATS) atau Tetanus Immunoglobulin (TIG) (untuk mengikat
toksin bebas)
TT (untuk menginduksi imunitas)
Diazepam (mengatasi kejang)
d. Pencegahan Saat Terkena Luka
Diberikan terutama luka tusuk (jarum, paku, dll) karena pada luka tusuk yang dalam
menjadi lingkungan yang bagus untuk tumbuh bagi bakteri anaerob
Riwayat Luka Kecil dan Bersih Luka Lainnya
Imunisasi TD TIG TD TIG
Tidak tahu / < 3 Ya Tidak Ya Ya
dosis
> 3 dosis Imunisasi Tidak Imunisasi Tidak
terakhir >10 terakhir >5
tahun Ya tahun ya
TD: imunisasi aktif tetanus difteri
TIG: imunisasi pasif dengan langsung memberikan antibodi (immunoglobulin 250 unit
IM)
71. Leptospirosis
a. Etiologi
Leptospira interogans. Reservois oleh tikus.
b. Klinis
Riwayat terpapar urin binatang (banjir, dll)
Black Books for UKMPPD 76

Demam tinggi
Nyeri otot gastroknemius
Mata merah
Sindrom Weil (leptospirosis berat): ikterik disertai kegagalan organ (misal
gagal ginjal oligouria)
c. Penunjang
Pemeriksaan langsung: mikroskop lapang gelap
Pemeriksaan tidak langsung:
o Kultur: terdeteksi setelah hari ke 4 gejala
o Rapid antibodi test: Latex agglutination test, IgM ELISA (terdeteksi hari 3-5)
o Microscopic angglutination test (MAT): terdeteksi setelah 1 minggu
d. Tatalaksana
Ringan: doksisiklin (2 x100 mg), ampisilin (4 x 500 mg), amoksisilin (4 x 500
mg)
Berat: penisilin G 1,5 juta unit /6 jam IV atau Ceftroaxon 2 x 1 gr IV
Profilaksis: doksisiklin 200 mg /minggu
72. Parotitis
a. Definisi
Peradangan kelenjar parotis
b. Klinis
Akut
o Demam
o Pembengkakan kelenjar parotis mulai dari depan telinga sampai rahang
bawah
o Nyeri terutama saat mengunyah makanan dan mulut terasa kering
o Dapat disebabkan bakteri, virus (gondongan, pada anak-anak), dan TB
Kronik
o Sjogren syndrome
Pembengkakan salah satu atau kedua kelenjar parotis berulang yang tidak
diketahui penyebabnya, mata dan mulut kering
o Sarkoidosis
Nyeri tekan pada pembengkakan kelenjar parotis
c. Tatalaksana
Black Books for UKMPPD 77

Analgetik, antipiretik, antibiotik


73. Infeksi Cacing
a. Trematoda
Schistosoma
o Menyebabkan skistosomiasis / bilharziasis
o Terdiri dari S. japonicum, S. mansoni, S. haematobium
o Klinis: diare dapat disertai lendir darah, hematuri, riwayat bepergian ke
daerah endemis
o Mikroskopis feses: telur bentuk oval dengan salah satu kutub membulat
disertai spina terminal di kutub lain
o Stadium infektifnya serkaria
o Tatalaksana: Prazikuantel

Fasciolopsis buski
o Menyebabkan fasciolopsiasis
o Klinis: diare, mual, muntah, nyeri perut
o Mikroskopis feses: telur bulat besar beroperkulum
o Habitat parasit di duodenum
o Menyebabkan gangguan penyerapan B12
o Stadium infektifnya metaserkaria
o Tatalaksana: Prazikuantel
b. Nematoda
Enterobious vermicularis / Osciuris vermicularis
o Menyebabkan enterobiasis
o Klinis: gatal pada anus
Black Books for UKMPPD 78

o Mikroskopis feses: telur berdinding tipis berlapis 2, terdapat sisi cembung


dan sisi datar (seperti huruf D)
o Scotch tes: menempelkan selotip ke dubur kemudian diperiksa
mikroskopis
o Tatalasksana: Pyrantel pamoat / mebendazole / albendazole

Trichuris trichuria
o Klinis: diare, prolaps rekti
o Mikroskopis feses: telur berbentuk seperti tempayan, ada sisi datar di
kedua ujungnya
o Tatalaksana: Mebendazole / albendazole

Ascaris lumbricoides
o Menyebabkan ascariasis
o Klinis: anemia, malnutrisi, obstruksi (ileus)
o Cacing dapat mengembara ke saluran empedu, apemdiks atau ke
bronkhus
o Cacing dapat keluar melalui anus
Black Books for UKMPPD 79

o Sindrom Loeffler: batuk, demam, eosinofilia. Akibat infeksi larva pada


paru.
o Mikroskopis: telur bular-oval dengan dinding tebal berlapis-lapis
o Tatalaksana: Mebendazole / Pyrantel pamoat

Hookworm (cacing tambang)


o Terdiri dari Ancylostoma duodenale dan Necator americanus
o Klinis: anemia (def. Besi), ground itch (larva cacing masuk melalui kaki)
o Mikroskopis: telur dengan segmented ovum
o Tatalaksana: mebendazole / pyrantel pamoat / albendazole

c. Cestoda
Taenia saginata
o Reservoir pada sapi
Black Books for UKMPPD 80

o Klinis: diare / konstipasi, mual, rasa tidak enak di ulu hati, penurunan berat
badan
o Mikroskopis feses
Proglotid: segmen gravid 15-30 cabang uterus
Scolex: Rostellum (-)
o Tatalaksana: Albendazole

Taneia solium
o Reservoir pada babi
o Klinis: diare / konstipasi, mual, rasa tidak enak di ulu hati, penurunan berat
badan
o Mikroskopis feses
Proglotid: segmen gravid 5-10 cabang uterus
Scolex: Rostellum (+)
o Tatalaksana: albendazole

Hymenolepsis nana
o Reservoir atropoda (tikus,dll)
o Klinis: diare
o Mikroskopis feses: telur bulat, 6 kait, dan filamen polar
o Bentuk infektif dan diagnostik adalah telur
o Tatalaksana: Prazikuantel
74. Filariasis
a. Etiologi
Wucheria bancrofti (tersering), Brugia malayi, Brugia timori. Vektor: culex, anopheles
b. Klinis
Akut: demam, limfadenitis, limfangitis
Black Books for UKMPPD 81

Kronik: elephantiasis (kaki besar, akibat dari obstruksi saluran limfe oleh cacing
dewasa), edema skrotum
Chyluria (urin berwarna keruh) akibat adanya cairan limfe dalam urin
c. Penunjang
Apusan darat tepi dengan pewarnaan GIEMSA: ditemukan mikrofilaria dalam
darah
Sampel diambil malam hari (22.00 02.00)
d. Tatalaksana
Dietil carbamazin (DEC) 3 x 6 mg/KgBB per hari (12 hari)
e. Profilaksis
DEC 6 mg/KgBB + albendazol 400 mg per tahun (5 tahun)
75. Sepsis
SIRS (Systemic Inflamatory Response Syndrome)
Suhu > 38 C atau < 36 C, HR > 90 x/menit, RR > 20x/menit, AL >12.000
Sepsis
SIRS + infeksi
Severe Sepsis
Sepsis + hipoperfusi
Septic Shock
Severe sepsis + refraktori hipotensi
MODS (Multiple Organ Dysfunction)
Sepsis disertai dengan gangguan organ
Black Books for UKMPPD 82

PEDIATRI

ENDOKRINOLOGI

1. Growth Hormone
Disekresi di hipofisis anterior. Dihambat oleh somatostatin
Kelebihan GH
o Pre-pubertas: gigantisme (peningkatan pertumbuhan tulang)
o Post-pubertas: akromegali (beberapa tulang seperti kartilago hidung, tangan,
kaki, dagu, lidah tetap tumbuh). Dapat menyebabkan hiperglikemik DM tipe 2
Defisiensi GH
Dwarfisme: hambatan pertumbuhan tulang, badan terlihat proporsional dengan tinggi
badan, IQ normal
2. Pubertas Prekoksia
Perkembangan seksual (pubertas) lebih cepat dibanding seharusnya
Laki-laki: normal pubertas usia 9-14 tahun
Perempuan: normal pubertas usia 8-13 tahun

GASTROENTEROHEPATOLOGI
3. Intoleransi Laktosa
Akibat berkurangnya kemampuan mencerna dan absorbsi laktosa (Defisiensi
Lactase, enzim yang mencerna laktosa). Tidak melibatkan proses immunologi.
Klinis: nyeri perut, diare berbau asam, mual, perut kembung, kentut setalah
mengkonsumsi makanan yang mengandung laktosa
Tatalaksana:
o Hindari makanan yang mengandung laktosa (susu)
o Minum susu lactosa free atau reduced lactosa
4. Diare
Etiologi lihat bagian interna
5 pilar tatalaksana diare pada anak:
o Terapi cairan
Sesuai derajat dehidrasi
Black Books for UKMPPD 83

o Nutrisi
Tidak boleh dipuasakan. Berikan ASI, makanan rendah serat, pisang.
o Zinc
Usia < 6 bulan: 10 mg/ hari, usia > 6 bulan: 20 mg/ hari selama 10-14 hari
o Antibiotik
Terutama pada diare lendir darah
o Edukasi
Jaga higienitas
Tingkat dehidrasi
o Tanpa dehidrasi
Klinis anak tampak baik.
Rencana terapi A: berikan cairan tambahan sebanyak yang anak mau,
berikan oralit (<2 tahun 50-100 ml, >2 tahun 100-200 ml) setiap anak BAB
atau muntah.
o Dehidrasi ringan-sedang
Klinis anak rewel, kehausan, mata cekung, turgor kembali lambat.
Tatalaksana rencana terapi B: oralit 75 cc/KgBB dalam 3 jam
o Dehidrasi berat
Klinis anak letargis, malas minum, turgor kembali sangat lambat.
Tatalaksana rencana terapi C:
Usia <12 bulan: 30 ml/Kg dalam 1 jam pertama, 70 ml/Kg 5 jam
selanjutnya
Usia >12 bulan: 30 ml/Kg dalam 30 menit pertama, 70 ml/Kg dalam
2,5 jam berikutnya
o Syok
Klinis kesadaran menurun, nadi tidak teraba, tekanan darah rendah / tidak
terukur, akral dingin.
Tatalaksana: IV RL 20 cc/KgBb secepatnya
Black Books for UKMPPD 84

GIZI

5. Gizi Buruk
Marasmus
o Kekurangan kalori
o BB/TB <70% atau < -3 SD
o Sangat kurus, tampak tulang terbungkus kulit, wajah seperti orang tua susah,
wasting, iga gambang, kulit keriput, jaringan lemak subkutan minimal / tidak
ada, perut cekung, baggy pants
Kwashiorkor
o Kekurangan protein
o BB/TB >70%
o Edema tungkai, mata sayu, rambut tipis kemerahan seperti jagung, mudah
dicabut dan rontok, cengeng, wajah sembab, rewel atau apatis, pembesaran
hepar
Marasmik-Kwashiorkor
o Tipe campuran
o BB / TB <70% disertai edema
Tatalaksana
o Fase stabilisai
Yang terpenting atasi hipoglikemia (dengan F-75), hipotermi (selimut,
skin-to-skin, heater), dan dehidrasi (oralit 5 ml/kg/30 menit dalam 2 jam
pertama)
o Fase rehabilitasi
Koreksi elektrolit, mikronutrien (besi), initial feeding, stimulasi sensoris, follow up
o Jika Syok: RL 10cc/KgBB/30 menit IV
6. Pemberian Makanan Pada Anak
Cairan (Darrow)
BB (kg) Kecukupan Cairan Perhari
0-10 100 ml/kgBB
10-20 1000 + 50 ml/Kg (>10 kg)
>20 1500 + 20 ml/Kg (>20 kg)
Black Books for UKMPPD 85

Makanan
Usia (bulan) Makanan
0-6 ASI saja
6-7 ASI + bubur susu
8 ASI + bubur tim lumat
9 ASI + bubur tim
10 ASI + nasi tim
11 ASI + nasi lembek
>12 Berikan makana orang dewasa

IMMUNOLOGI

7. Alergi Susu Sapi


Diakibatkan reaksi hipersensitifitas yang diperantarai oleh IgE (paling sering)
terhadap protein dalam susu sapi
Riwayat atopi atau riwayat keluarga atopi
Tampilan klinis: diare dapat disertai lendir darah, nyeri perut, mual, muntah, anemia,
dapat disertai gejala di kulit (urtikaria), saluran nafas
Tatalaksana: Diet eliminasi
8. Inkompatibilitas Rhesus
Diakibatkan oleh perbedan rhesus antara ibu dan fetus yang mengakibatkan
alloimune-induced hemolytic anemia. Ibu rhesus negatif sedangkan fetus rhesus
positif.
Klinis:
Ikterik terjadi pada 24 jam pertama kehidupan
o Ringan
Tanpa atau sedikit anemia dan hiperbilirubinemia
o Sedang
Anemia dan hiperbilirubinemia
o Berat
Kern ikterus: diakibatkan adanya bilirubin indirek yang masuk ke susunan saraf
pusat
Black Books for UKMPPD 86

o Mengancam Jiwa
Eritroblastosis fetalis
Anemia hemolitik berat dan jaundice
Hydrops fetalis
Hematocrit < 5%, CHF, edema, ascites, ekstramedular hematopoiesis
9. Inkompatibilitas ABO
Diakibatkan perbedaan golongan darah antara ibu (golongan darah O) dan fetus
(golongan darah A atau B), sehingga antibodi anti-A dan anti-B yang ada dalam
darah ibu akan berikatan dengan darah fetus yang menyebabkan hemolitik.
Klinis: ikterik dalam 24 jam pertama kehidupan, anemia

HEMATOLOGI

10. Hemofilia
Suatu penyakit yang diturunkan (X-linked) yang disebabkan oleh kekurangan faktor
koagulasi yang menyebabkan gangguan pembekuan darah
Klasifikasi
o Hemofilia A: defisiensi faktor VIII
o Hemifilia B: defisiensi faktor IX
Klinis Aktifitas Faktor VIII/IX Perdarahan
Ringan 5-25 % Trauma berat
Sedang 1-5 % Trauma ringan
Berat < 1% Spontan

Penunjang
PT normal, APTT memanjang
Tatalaksana
o Hemofilia A: kriopresipitat (berisi Faktor VIII, Faktor XIII, fibrinogen, von
willebrand factor, fibronectin)
o Hemofilia B: Fresh Frozen Plasma (berisi semua faktor pembekuan darah)
11. Acquired Prothrombine Complex Deficiency
Perdarahan intrakranial pada bayi (usia 1-6 bulan) akibat kekurangan vitamin K
Riwayat injeksi vitamin K saat baru lahir (-)
Black Books for UKMPPD 87

Pada ASI sedikit mengandung vitamin K, sehingga perlu suplemen vitamin K saat
bayi baru lahir
Klinis: sebelumnya tampak sehat, pucat tanpa ada tanda perdarahan yang nyata,
UUB membonjol, penurunan kesadaran, papil edema
Penunjang: USG/CT scan kepala

PEDIATRI SOSIAL

12. Gangguan Perkembangan


Autisme
Gangguan interaksi sosial, komunikasi, perilaku yang terbatas dan diulang-ulang
Sindrom Rett
Kehilangan keterampilan tangan dan bicara disertai keterlambatan pertumbuhan
kepala
Sindrom Asperger
Gangguan interaksi sosial, pola perilaku berulang, tanpa keterlambatan
kognitif/bahasa
Ansietas Perpisahan
Enggan berpisah, takut ditingalkan seorang diri, gejala fisik (sakit kepala, sakit
perut, mual, muntah)
Enuresis
Sering mengompol padahal anak seusianya sudah tidak mengompol
Enkopresis
Anak tidak mampu menahan buang air besar
Pika
Anak suka memakan benda bukan makanan (tanah, cat, dll)
Suttering
Bicara gagap
13. Imunisasi
Jadwal imunisasi dasar menurut Permenkes 2013
Umur (bulan) Jenis
0 HB 0
Black Books for UKMPPD 88

1 BCG, Polio 1
2 DPT-HB-Hib 1, Polio 2
3 DPT-HB-Hib 2, Polio 3
4 DPT-HB-Hib 3, Polio 4
9 Campak

Kontraindikasi diberikan vaksin


o Permanent
Alergi, ensefalopati, suhu > 40,5 C , kejang
o Temporary
Vaksin hidup (campak, BCG, MMR): kehamilan, imunodefisiensi, mendapat
produk darah
Keadaan akut ringan-berat
Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi
o DPT: demam, kejang, syok, nyeri, bengkak, kemerahan
Anak dengan HBsAg positif yang didapat dari ibunya pada saat lahir diberikan
vaksin HB dan HBIG (hepatitis B immunoglobulin)
14. Muscular Dystrophy
Penyakit menurun yang ditandai dengan kelemahan dan atrofi otot yang progresif
terutama otot skelet dan dapat mengenai otot jantung
Pseudohipertrofi: otot lain terlihat membesar karena bagian otot lain mengalami
atrofi
Gower sign
Biopsi otot: terdapat serat otot yang nekrosis dan regenerasi
15. Kebutaan Pada Anak
Prenatal
Congenital anomali, anopthalmos, micropthalmos, coloboma, congenital cataract,
retinal dystrophy (X-linked atau autosomal resesif), infantile glaucoma, katarak
kongenital
Perinatal
Cortical impairement karena lahir asfiksia, ophtalmia neonatorum, retinopathy of
prematurity
Black Books for UKMPPD 89

Postnatal
Retinoblastoma (autosomal dominant inherited)
16. Kelaian Genetik
Sindrom Turner
o Perempuan 45 XO
o Dapat dilahirkan tanpa uterus dan ovarium
o Tubuh pendek, kehilangan lipat kulit di leher, wajah seperti anak kecil, tangan
dan kaki bengkak
Sindorm Klinefelter
o Laki-laki 47 XXY
o Infertilitas, retardasi mental, gangguan perkembangan, ginekomastia
Sindrom Jacobs
o Laki-laki XYY (laki-laki super)
o Pertumbuhan pesat, lebih tinggi dari rata-rata, tidak infertil
Sindrom Down
o Kelainan pada kromosom 21
o Mikrosefal dengan bagian anterior-posterior mendatar, sela hidung datar,
macroglossia, mata menjadi sipit dengan sudut bagian bawah tengah
membentuk lipatan (epicanthal fold) dan melebar, tangan pendek, jarak antara
jari pertama dan kedua melebar, garis tangan menghilang (simian crease),
retardasi mental
Sindrom Marfan
o Kelainan genetik pada jaringan ikat
o Manusia karet, ekstremitas panjang, jari-jari panjang, kelainan katup jantung
dan aorta

RESPIROLOGI

17. Bronkhiolitis
Etiologi: Respiratory Syncytial Virus
Klinis:
o Episode wheezing pada anak usia di bawah 2 tahun. Dapat disertai batuk,
demam, sesak.
Black Books for UKMPPD 90

o PF: Ekspirasi memanjang, perkusi hipersonor, dapat ditemukan ronkhi


o Kurang berespon dengan bronkhodilator
Penunjang
Rontgen thoraks didapatkan hiperinflasi
Tatalaksana
o Oksigen
o Antibiotik (amoksisilin)
o Bronkhodilator (salbutamol inhalasi)
18. Pneumonia Pada Anak
Pneumonia ringan
o Disamping batuk atau kesulitan nafas, hanya ada nafas cepat saja.
< 2 bulan : 60 x/menit
2 12 bulan : 50 x/menit
1 5 tahun : 40 x/menit
o Tatalaksana:
Kotrimoxazole 2 x 4 mg/KgBB selama 3 hari atau Amoksisilin 2 x 25 mg/KgBB
selama 3 hari
Pneumonia berat
o Batuk dan kesulitan bernafas disertai: nafas cuping hidung, retraksi subkostal,
tidak dapat menyusu, muntah, kejang, letargis, sianosis, distres nafas
o Foto thoraks menunjukkan gambaran infiltrat luas, konsolidasi, dll
o Tatalaksana
Amoksisilin/ampisilin IV + kloramfenikol IV / IM atau gentamisin IM
Atau
Seftriakson IIM / IV
19. Croup / Laryngotrakheobronkhitis
Disebabkan infeksi virus
Klinis: demam, suara serak, batuk seperti menggonggong
Tatalaksana: steroid sistemik, epinefrin rasemik
Bila ada obstruksi (retraksi berat dan anak gelisah) lakukan intubasi
20. Pertusis
a. Etiologi
Bordetella pertusis
Black Books for UKMPPD 91

b. Klinis
Batuk paroksismal diikuti suara whoop saat inspirasi, lebih dari 2 minggu
Perdarahan subkonjungtiva (karena batuk terus-menerus)
Riwayat belum lengkap imunisasi DPT
Apneic spell pada bayi
Infeksius
c. Tatalaksana
Eritromisin 40-50 mg/KgBB/hari terbagi dalam 4 dosis, selama 14 hari
21. Epiglotitis
a. Etiologi
Haemophilus influenza tipe B
b. Tampilan Klinis:
Sulit menelan
Air liur berlebihan
Odinofagi
Stridor
Suara serak / Muffled sound
Demam tinggi
c. Penunjang
Rontgen leher lateral : Thumb Sign/ thumbprint sign
CT-scan : Halloween sign
d. Tatalaksana
Amankan jalan nafas (intubasi), antibiotik, kortikosteroid
22. Laryngomalasia
Kelainan kongenital dari kartilago laring Supraglotis jatuh saat inspirasi
obstruksi
Mulai 4-6 minggu, memuncak 6-8 bulan, remisi setelah 2 tahun
Klinis: Stridor saat inspirasi, tidak ada kesulitan makan atau menelan
Laringoskopi: omega-shaped epiglotis

INFEKSI

23. Rubeola / Campak


Demam, konjungtivitis, ruam di badan
Black Books for UKMPPD 92

Khas ada bercak koplik, dapat berkembang menjadi pneumonia


Pemberian vitamin A
o < 6 bulan : 50.000 IU (1/2 kapsul biru)
o 6 11 bulan : 100.000 IU (1 kapsul biru)
o 12 bulan 5 tahun : 200.000 IU (1 kapsul merah)
Komplikasi: pneumonia, diare, ensefalitis, OMA, gizi buruk
24. Rubella
Demam, ruam, khas ada pembesaran kelenjar getah bening retroauricular /
occipital
Pada Rubella kongenital:
o Mata: katarak kongenital, retinopati, micropthalmia
o Telinga: tuli sensorineural kongenital
o Penyakit jantung bawaan
25. Roseola Infantum
Demam tinggi muncul ruam kemudian demam turun
26. Scarlett Fever
Etiologi: Group A Streptococcus
Klinis: demam, ruam di tubuh seperti pasir (sandpaper texture), lidah kemerahan
(strawberry tongue)

PERINATOLOGI

27. APGAR SCORE


0 1 2
Activity (tonus) Tidak ada Lengan dan lutut fleksi Gerak aktif
Pulse Tidak ada <100 x/menit >100 x/menit
Grimace (refleks Flasid Ektremitas fleksi Aktif (batuk,
iritabilitas) bersin)
Appearance Biru, Badan pink, ektremitas Pink
pucat biru
Respiration Tidak ada Lambat, irreguler Menangis kencang
Black Books for UKMPPD 93

28. Resusitasi Neonatus


Black Books for UKMPPD 94

29. Sepsis Neonatorum


Onset: early (dalam 3 hari pertama kehidupan), late (setelah 3 hari)
Faktor risiko: ibu demam >38,9 C sebelum melahirkan, KPD >24 jam, ketuban
berbau
Klinis:
o Anak tidak mau menyusui
o RR > 60x/menit atau < 20 x/menit
o Takikardi
o Demam atau hipotermi
o Sklerema / skleredema
o Kejang
o Letargi
o Jaundice
o Sianosis sentral
o Fontanella menonjol
Hasil kultur positif
30. Neonatal Hypoglikemia
a. Definisi
Hipoglikemia pada saat bayi baru lahir dimana kadar glukosa darah <40 mg/dl. Jika
pemeriksaan diulang dan tetap <50 mg/dl maka dapat mengakibatkan
neurodevelopmental delay.
b. Etiologi
Hiperinsulinemia (pada ibu dengan DM), sepsis, insufisiensi adrenal
c. Tatalaksana
Glukosa darah 20-40 mg/dl
Berikan D5 5 cc/KgBB per oral. Cek glukosa darah 20 menit kemudian
Glukosa darah < 20 mg/dl atau < 40 mg/dl dengan preterm / setelah pemberian
D5 / simptomatik
IV bolus D10 2-3 cc/KgBB lanjutkan dengan infus D10 4-6 mg/KgBB/menit hingga
glukosa darah >40 mg/dl
Persisten hipoglikemia
Naikan infus D10 2 mg/kg/menit sampai maksimal 12-15 mg/kgBB/menit
Black Books for UKMPPD 95

31. Trauma Kepala pada Bayi Baru Lahir


Kaput suksedanum
Konsistensi lunak, tidak bertambah setelah lahir, melintasi garis sutura
Sefal Hematoma
Konsistensi padat-tegang, bertambah besar setelah lahir, tidak melintasi garis
sutura
Hematoma Subgaleal
Konsistensi padat-berair, bertambah besar setelah lahir, melintasi garis sutura,
kehilangan darah akut
32. Dismaturitas
Diakibatkan oleh insufisiensi plasenta atau lahir post matur
Klinis: tidak ada lemak subkutan, kulit keriput, kuku jari kaki dan tangan prominen,
air ketuban dan mekoneum mewarnai kulit
33. Spina Bifida
Akibat kurang asam folat
Klasifikasi
o Spina bifida occulta
o Spina bifida with meningocele
o Spina bifida with meningomyelocele
o Spina bifida wih myeloschisis

Biasanya setinggi lumbal


Black Books for UKMPPD 96

34. Necrotizing Enterocolitis


Merupakan kerusakan yang bervariasi dari intestinal track, berupa kerusakan
mukosa, nekrosis yang dalam, sampai perforasi
Klinis
o Keluhan muncul pada usia kurang dari dua minggu sampai 3 bulan pada bayi
dengan BBLR
o Keluhan: perut distensi, nyeri tekan, muntah kehijauan, toleransi minum yang
buruk, darah pada feses, letargi
Penunjang
Foto: pneumoperitoneum (jika perforasi)

35. Hyaline Membran Disease / Respiratory Distress Syndrome


Sesak, terjadi pada bayi usia kehamilan < 34 minggu, karena belum terbentuk
surfaktan
Foto rontgen: gambaran ground glass lung, bell-shaped thoraks
Tatalaksana: pemberian surfaktan
Profilaksis dengan memberikan steroid pada ibu yang akan melakukan terminasi
kehamilan < 34 minggu
36. Iketerus Neonatorum
a. Ikterik setelah hari pertama sebagian besar fisiologis
Terjadi pada bayi aterm
Onset ikterik setelah 24 jam pertama
Puncak ikterik pada hari ke 3-5
Ikterik membaik dalam 1 minggu
b. Ikterik pada 24 jam pertama kehidupan selalu patologis
Sepsis
Inkompatibilitas ABO
Inkompatibilitas Rhesus
Deifisiensi G6PD
c. Ikterik yang bertahan >14 hari
Sepsis
Breast feeding
Black Books for UKMPPD 97

Hipotiroid
Atresia bilier (tinja pucat / dempul)
d. Kramer
Kramer I : kepala (bilirubin total 5-7)
Kramer II : dada-pusat (bilirubin total 7-10)
Kramer III : bawah pusat-lutut (bilirubin total 10-13)
Kramer IV : ekstremitas sampai pergelangan (bilirubin total 13-17)
Kramer V : telapak (bilirubin total >17)
e. Komplikasi
Kern ikterus: karena bilirubin indirek (bilirubin terkonjugasi) larut lemak dan dapat
melewati sawar darah otak dan bersifat toksik.
f. Tatalaksana
Fototerapi atau transfusi tukar
Indikasi Fototerapi

Indikasi Transfusi tukar


Usia Bayi Cukup Bulan Sehat Bayi dengan risiko
Kadar bilirubin Kadar bilrubin
Hari ke-1 15 13
Hari ke-2 25 15
Hari ke-3 30 20
Hari ke-4 dst 30 20

37. Breast Feeding Jaundice


Ikterik pada bayi usia 3- 7 hari
Penyebab: bayi kurang minum, sehingga eksresi bilirubin berkurang
Black Books for UKMPPD 98

38. Breast Milk Jaundice


Ikterik pada bayi usia lebih dari 7 hari
Penyebab: zat tertentu dalam ASI menghambat eksresi bilirubin
Bersifat sementara, tidak perlu stop ASI, membaik dalam waktu 4 minggu

NEUROLOGI

39. Kejang Demam


a. Definisi
Adalah bangkitat kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh (>38 C per rektal)
tanpa adanya infeksi susunan saraf pusat, gangguan elektrolit, atau metabolik
lain.
b. Klasifikasi
Kejang demam sederhana: <15 menit, bersifat umum, tidak berulang dalam 24
jam.
Kejang demam kompleks: kejang berlangsung >15 menit, bersifat fokal atau
parsial, berulang dalam 24 jam.
c. Tatalaksana

EEG: normal, gelombang delta


Black Books for UKMPPD 99

Terapi jangka panjang diberikan bila: adanya gangguan perkembangan saraf,


KDK disertai defisit neurologis, ada riwayat keluarga epilepsi.
Fenobarbital 4-5 mg/KgBB/hari atau asam valproat 15-40 mg/KgBB/hari sampai
minimal satu tahun bebas kejang.
40. Kongenital Toxoplasmosis
Terjadi bila ibu terinfeksi Toxoplasma gondii saat mengandung bayi. Ibu biasanya
asimptomatik. Sumber infeksi khas adalah daging mentah (sapi dan babi)
Klinis: trias toxoplasmosis (retinokoroiditis, kalsifikasi serebral, kejang),
kerusakan neurologi irreversibel, hidrosefalus
Penunjang dan tatalaksana (dilakukan saat bayi masih dalam kandungan)
o Pertama lakukan pemeriksaan serologis pada ibu. Diagnosis toxoplasmosis
maternal ditegakkan apabila terdapat serokonversi, yaitu IgG (-) dan IgM (+)
berubah menjadi IgG (+) dan IgM (+) setelah tiga minggu.
o Setelah itu lakukan USG dan pemeriksaan cairan amnion untuk mengetahui
adakah transmisi ke dalam fetus
o Sembari menunggu hasil, berikan spiramisin jika usia gestasi < 18 minggu,
berikan prirmetamin + sulfadiazin + asam folinat jika kehamilan 18
minggu.
o Jika hasif positif untuk toksoplasmosis fetal ditegakkan, maka spiramisin harus
diganti dengan pirimetamin + sulfadiazin + asam folinat sampai persalinan. Bila
negatif teruskan pengobatan sampai persalinan.

KARDIOLOGI

41. Penyakit Jantung Bawaan


a. Penyakit Jantung Bawaan Asianotik
Atrial Septal Defect
o Biasanya asimptomatik
o Left to right shunt
o Wide fixed splitting S2, Loud P2, mid-systolic murmur di katup
pulmonal
o Dapat terjadi Eisenmenger syndrom
o RAH, RVH
Black Books for UKMPPD 100

Ventricular Septal Defect


o Left to right shunt
o Murmur pansistolik di SIC 3-4 linea sternalis sinistra. Murmur mid-
diastolik di apex. Bisa didapatkan thrill.
o Dapat terjadi hipertensi pulmonal dan Eisenmenger syndrome.
o LVH, LAH
Patent Ductus Arteriosus
o Adanya hubungan antara aorta dan arteri pulmonal akibat ductus arteriosus
yang tidak menutup
o Left to right shunt
o Continues machinerry murmur (sistolik + diastolik) di infraclavicula
o Dapat terjadi hipertensi pulmonal dan Eisenmenger syndrome
o LAH, LVH
Coartacio Aorta
o Adanya penyempitan pada aorta descenden
o Mid-late systolic murmur
o Tekanan darah di tangan dan kaki tidak sama
b. Penyakit Jantung Bawaan Sianotik
Tetralogi of Fallot
o VSD, stenosis pulmonal, overriding aorta, RVH
o Systolic ejection murmur
o Foto thoraks: boot shaped
o Keterlambatan pertumbuhan
o Clubbing finger
o Anak sering jongkok (squating/ tet spell) untuk mengurangi hipoksia
o Cyanotic/tet/hypoxic spell: beri oksigen, knee chest position, beri cairan
NaCl, dan morfin sulfat
Transposition of Geat Arteries
o Akibat tertukarnya posisi a. Pulmonal dengan aorta
o Terapi dengan prostaglandin untuk mencegah ductus arteriosus menutup
Black Books for UKMPPD 101

BEDAH

BEDAH DIGESTIF
1. Abdominal Pain Sign
Lap Belt Echymosis
Gambaran perdarahan menyerupai bekas sabuk pengaman pada perut.
Berhubungan dengan ruptur intestinal.
Kehrs Sign
Nyeri yang sangat hebat pada bahu kiri. Berhubungan dengan ruptur lien.
Grey Turners Sign
Kemerahan / kehitaman pada flank. Berhubungan dengan perdarahan
retroperitoneal (pankreatitis hemoragik, pecahnya aneurisma aorta abdominal).
Chandeliers Sign
Manipulasi pada serviks menyebabkan pasien mengangkat pantatnya dari meja.
Berhubungan dengan Pelvic Inflamatory Disease.
Cullens Sign
Kebiruan / kemerahan pada periumbilikal. Berhubungan dengan perdarahan
retroperitoneal.
2. Appendicitis
Klinis: nyeri awal di periumbilical (nyeri kolik) kemudian menjalar ke kuadran kanan
bawah (somatis).
PF:
o Mc Burneys Sign
Nyeri pada penekanan di titik Mc Burney (1/3 lateral garis yang ditarik dari
umbilikus ke SIAS).
o Rebound Tenderness Sign / Blumberg Sign
Nyeri ketika menekan kuadran kanan bawah sedalam mungkin kemudian
dilepas secara tiba-tiba.
o Rovsigns Sign
Nyeri pada daerah appendiks ketika ditekan di kuadran kiri bawah.
o Obturator Sign / Cope sign
Black Books for UKMPPD 102

Fleksi 90 pada hip joint kemudian dilakukan endorotasi. Bila nyeri menunjukkan
bahwa appendiks mengalami inflamasi, membesar, dan menyentuh m.
Obturator.
o Psoas Sign / Obraztsova Sign
Melakukan penekanan secara pasif pada saat hiperekstensi hip joint. Nyeri bila
appendiks mengiritasi m. Iliopsoas.

o Digital Rectal Examination


Nyeri saat penekanan area rectovesical pouch.
Alvarado Score
Sign & Symptom Value
Migration pain 1
Anorexia-acetone 1
Nausea-vomiting 1
Tenderness in right lower quadrant 2
Rebound pain 1
Temp. > 37,3 C 1
Leukocytosis 2
Shift to the left (Neutrophilia) 1

o Score 1-4 : Appendicitis unlikely


o Score 5-6 : Appendicitis possible
o Score 7-8 : Appendicitis probable
o Score 9-10: Appendicitis very probable
Penunjang
Appendikogram (non-filling, partial filling, mouse tail, cut off)
USG Abdomen
Tatalaksana
Antibiotik dosis tinggi. Appendektomi.
Komplikasi
Peritonitis akibat perforasi appendiks. (Rontgen abdomen: pneumoperitoneum)
3. Illeus
a. Gangguan passase usus
Black Books for UKMPPD 103

b. Ileus obstruksi
Tidak bisa BAB, mual, muntah, perut kembung, nyeri perut
Bising usus meningkat sampai menurun, metalic sound, borborigmi
Abdomen 3 posisi: herring bone, coil spring, stap ladder
Tatalaksana: dekompresi (NGT), rehidrasi (IVFD), laparotomi
c. Ileus paralitik
Tidak bisa BAB, kembung, tidak ada nyeri perut. Biasanya setelah operasi
Bising usus menghilang.
Abdomen 3 posisi: usus penuh oleh udara
Tatalaksana: sesuai penyebab. Spasmodik dengan pilokarpin, filostigmin.
4. Ca Colorectal
a. Kelompok risiko: usia > 50 th, riwayat keluarga polip / ca colon, mutasi gen HNPCC
b. Klinis
Nyeri, teraba massa, perdarahan, perubahan defekasi, penurunan berat badan,
obstruksi, diare (massa di kolon ascenden)
c. Penunjang
Abdomen dengan kontras: gambaran apple core, filling defect
d. Skrinning
FOBT (fecal occult blood test): untuk melihat darah yang tersamar dalam feses
Feacal Calprotectin: dengan ELISA
Kolonoskopi
5. Hemmoroid
a. Hemmoroid Interna
Akibat pelebaran pleksus v. Hemmoroidalis superior dan media
Derajat:
I : Bedarah saja
II : Bisa masuk sendiri
III : Dimasukan dengan tangan
IV : Tidak dapat dimasukkan
b. Hemmoroid Eksterna
Ditutupi kulit. Akibat pelebaran pleksus v. Hemmoroidalis inferior.
c. Tatalaksana
Diet tinggi serat, hindari faktor risiko, NSAID, laksatif, ardium, hemmoroidektomi
Black Books for UKMPPD 104

6. Hernia Abdominal
a. Definisi
Suatu penonjolan / protrusi organ intraabdominal keluar dari cavum abdomen melalui
lokus minoris (fascia defect) yang masih diliputi peritoneum
b. Klinis: benjolan di abdomen, dapat hilang-timbul / keluar-masuk
c. Berdasarkan lokasi
Hernia Inguinalis (di atas lipatan abdominokrural, biasanya pada laki-laki)
o Hernia inguinalis medialis (HIM) / direct
Intestinal keluar melalui trigonum hasselbach
o Hernia inguinalis lateralis (HIL) / indirect
Intestinal keluar melalui canalis inguinalis
Hernia Femoralis
Intestinal keluar melalui canalis femoralis. Biasanya pada wanita usia tua.
Hernia Umbilikalis
Banyak pada ibu hamil
d. Berdasarkan klinis
Hernia reponibilis: bisa masuk kembali
Hernia irreponibilis: tidak bisa masuk kembali
Hernia inkarserata: tidak bisa masuk kembali, disertai gejala obstruktif (mual,
muntah, perut kembung)
Hernia strangulata: usus mengalami hipoksia/nekrosis, keluhan berupa gejala
obstruksi disertai nyeri hebat
e. PF:
Zieman test (jari ke 2 HIL, jari ke 3 HIM, jari ke 4 hernia femoralis)
Finger Test (ujung jari HIL, medial jari HIM)
Thumb test (tidak keluar benjolan HIL, keluar benjolan HIM atau hernia femoralis)
f. Tatalaksana
Hernioraphy

BEDAH UROLOGI
7. Ruptur uretra
Ruptur uretra anterior (straddle injury) / pars bulbosa-pars cavernosa
Black Books for UKMPPD 105

Meatal bleeding, hematom penis, butterfly hematom (hematom berbentuk seperti


kupu-kupu di perineum).
Ruptur uretra posterior / pars prostatica-pars membranacea
Meatal bleeding, floating prostate.
Penunjang: uretrografi, biasanya dilakukan pungsi suprapubik terlebih dahulu
8. BPH
a. Definisi
Pembesaran prostat jinak
b. Klinis
Gejala obstruktif (hesitansi, pancaran miksi lemah, intermitensi, miksi tidak puas,
menetes setelah miksi) dan gejala iritatif (urgensi, frekuensi, disuria)
Rectal touche: prostat teraba membesar, licin, konsistensi kenyal, tidak ada nodul
c. Penunjang
PSA: membedakan dengan Ca prostat. Normal 4ng%
USG: menilai volume prostat
d. Tatalaksana
IPSS Score < 7
Wathcful waiting
IPSS Score 8-19
Medikamentosa:
o Alfa-blocker (tamsulosine)
o 5-alfa reduktase inhibitor (finasteride)
IPSS Score >19
o Volume > 60 cc: open prostat, TURP
o Volume < 60 cc: minimal invasif
9. Batu Saluran Kemih
a. Klinis
Nefrolithiasis
Nyeri regio flank, NKCV (+), nyeri kolik atau non kolik
Ureterolithiassi
o Proksimal: nyeri pinggang kolik menjalar setinggi pusar
o Media: nyeri pinggang kolik menjalar sampai ke medial paha / skrotum
o Distal: nyeri pinggang kolik menjalar sampai ke ujung penis, disuria
Black Books for UKMPPD 106

Vesicolithiasis
Gejala iritasi, kelancaran miksi dipengaruhi perubahan posisi. Pada anak sering
mengompol malam hari, menarik-narik penis / menggosok-gosok vulva.
Uretrolithiasis
o Anterior
Miksi tiba-tiba berhenti, retensi urin, benjolan pada penis, nyeri glans penis
o Posterior
Miksi tiba-tiba berhenti, retensi urin, nyeri pada perineum atau rektum
b. Jenis Batu
Kalsium oksalat
Biasa terjadi pada penderita hiperparatidoid. Radioopak. Terapi dengan
konsumsi asam sitrat yang akan mengikat kalsium menjadi kalsium sitrat.
Struvit
Berhubungan dengan infeksi bakteri yang dapat mengubah urea menjadi amonia
sehingga mengubah pH urin menjadi basa (proteus, pseudomonas, dll). Sering
sebagai batu staghorn (gambaran radiologi seperti tanduk rusa).
Asam urat
Berhubungan denga hiperurisemia. pH urin menjadi asam. Terapi: alkalinisasi
(bicarbonat)
Cystine
Akibat gangguan absorbsi asam amino dan gangguan eksresi sistin. Terapi:
penicillamine, tiopronin
c. Penunjang
BNO-IVP
Pada ibu hamil USG
d. Tatalaksa
Medikamentosa, ESWL, pembedahan
10. Ca Buli
Faktor risiko: laki-laki usia tua, merokok, paparan amin aromatic (cat)
Klinis: gross hematuira yang tidak nyeri
11. Inkontinensia Urin
Berdasarkan tipe:
Overflow
Black Books for UKMPPD 107

o Karena obstruksi di uretra sehingga kandung kemih tidak bisa mengeluarkan


urin dengan lancar
o Pancaran lemah, tidak tuntas
o BPH, fecal impaction
o Terapi: Alpha blocker
Stress
o Karena relaksasi dinding pelvis. Peningkatan tekanan intraabdomen
o Urin keluar sedikit ketika terjadi peningkatan tekanan intraabdomen (batuk,
bersin, dll).
o Multiparitas, riwayat operasi urologis
o Terapi: alpha agonis
Urgensi
o Karena oversensitifitas (infeksi) atau gangguan neurologis (stroke, alzhemier)
o Urgensi dan frekuensi
o Terapi: antikolinergik
12. Torsio Testis
Akibat terpuntirnya funikulus spermatikus
Klinis: nyeri mendadak pada skrotum, mual, muntah, tidak demam
Phren Sign negatif (ketika testis yang nyeri didorong ke atas nyeri tidak berkurang)
Refleks kremaster negatif
Terapi: detorsi, orchidektomi
Komplikasi: infertilitas
13. Orchitis
Riwayat parotitis (mumps)
Nyeri pada testis, bengkak, kemerahan, disertai demam
Phren sign positif (ketika testis yang nyeri didorong ke atas nyeri berkurang)
14. Varicocele
Akibat pelebaran vena
Nyeri skrotum, bengkak, seperti ada kantung berisi cacing
15. Hydrocele
Akumulasi cairan di testis (kongenital, inflamasi, injury, blokade funikulus
spermatikus)
Testis membesar, fluktuatif
Black Books for UKMPPD 108

Transiluminasi / diapanoskopy positif (testis ditempelkan cahaya dari senter)


16. Fimosis
Preputium tidak dapat diretraksi
Disuria, perlu mengedan, jika miksi preputium menggembung
17. Parafimosis
Preputium menjepit batang penis
Saat preputium diretraksi, tidak dapat dikembalikan lagi
Emeregensi urologi
Tatalaksana awal: kompres es + analgetik, injeksi hyaluronidase. Bila tidak ada
perbaikan pembedahan
18. Epispadia
Orifisium uretra eksterna berada pada bagian dorsal penis (atas)
19. Hipospadia
Orifisium uretra eksterna berada pada bagan ventral penis (bawah). Keluhan
biasanya kencing menetes.
20. Kryptoorkidismus / Kriptorkismus
Klinis: setelah usia satu tahun, satu atau kedua testis tidak berada di kantung
skrotum, tetapi berada di sepanjang jalur desensus yang normal
Klasifikasi
o Skrotal tinggi / prescrotal
o Intrakanalikuler (inguinal)
o Intraabdominal
Tatalaksana
Terapi hormonal HCG, pembedahan bila tidak ada respon dengan hormonal.
Dilakukan sebelum usia 2 tahun.
Black Books for UKMPPD 109

BEDAH ORTOPEDI
21. Fraktur
a. Berdasarkan tipe

b. Berdasarkan terbuka/tertutup
Fraktur terbuka
Fraktur dengan bagian tulang menembus kulit.
Gradimg open fracture (Gustillo-Anderson):
o Grade I
Luka bersih, < 1 cm, kerusakan jaringan lunak minimal
o Grade II
Luka bersih, > 1cm, kerusakan jaringan lunak minimal
o Grade III
Luka dengan kerusakan jaringan lunak yang luas, avulsi, trauma pada otot,
dan saraf
o Grade III A
Luka dengan kerusakan jaringan lunak yang luas tetapi dengan jaringan
yang masih menutupi tulang adekuat.
o Grade III B
Black Books for UKMPPD 110

Luka dengan kerusakan jaringan lunak yang luas disertai bone exposed,
devaskularisasi tulang, kontaminasi luka yang luas, biasanya
memerlukan skin graft / skin flap
o Grade III C
Luka dengan kerusakan neurovaskuler
Tatalaksana: Grade I-II ORIF, grade III OREF
Fraktur tertutup
Fraktur dengan bagian tulang diatasnya tetap intak.
22. Fraktur Colles
Fraktur radius distal disertai dislokasi pergelangan tangan ke arah posterior
(dorsal)

Disebut juga dinner fork deformity / seperti garpu


Disebabkan jatuh dengan telapak tangan menahan badan
23. Fraktur Smiths
Fraktur radius distal disertai dislokasi pergelangan tangan ke arah anterior
(ventral/volar)

Disebut juga reverse colles


Disebabkan jatuh dengan punggung tangan menahan badan
24. Fraktur Montegia
Black Books for UKMPPD 111

Fraktur ulna proksimal disertai dislokasi caput radius


Disebabkan oleh jatuh dengan lengan hiperpronasi
25. Fraktur Galeazzi
Fraktur radius disertai dislokasi sendi radio-ulna distal
Disebabkan oleh jatuh dengan lengan dalam posisi hiperpronasi
26. Fraktur Humerus
Lokasi fraktur:
a. Collum chirurgicum
Mengenai nervus aksilaris
Klinis: tidak bisa abduksi / mempertahankan abduksi
b. Sulcus radialis (shaft)
Mengenai nervus radialis
Klinis: wrist drop / drop hand (pergelangan tangan tidak bisa di dorsofleksikan)
c. Distal end
Mengenai nervus medianus / nervus ulnaris
N. Medianus: Preachers hand / Obsetrics hand (I dan II ekstensi, jari III fleksi
minimal, jari IV dan V fleksi)
N. Ulnaris: claw hand (jari IV dan V fleksi, jari I, II, II ekstensi)
d. Epicondylus medial
Mengenai n. ulnaris
27. Dislokasi Humerus
a. Dislokasi Anterior
Klinis: bahu adduksi dan eksorotasi
b. Dislokasi Posterior
KlinisL bahu abduksi dan endorotasi
28. Dislokasi Hip Joint
a. Dislokasi Anterior
Klinis: hip joint fleksi, abduksi, eksorotasi
b. Dislokasi Posterior
Klinis: hip joint fleksi, adduksi, endorotasi
29. Ruptur Tendon Achilles Akut
Faktor risiko: usia 40 50 tahun, atlet
Klinis: nyeri ketika ingin plantarfleksi, bengkak, teraba gap pada tendon
Black Books for UKMPPD 112

Thompson test positif (bila dilakukan penekanan pada m. Gastrocnemius tidak terjadi
plantar fleksi)
30. Cedera Saraf Perifer Pada Ekstremitas Sueperior
a. N. Axilaris
Klinis: tidak bisa mempertahankan abduksi lengan
b. N. Muskulokutaneus
Klinis: tidak bisa fleksi lengan atas
c. N. Ulnaris
Klinis: claw hand (jari IV dan V fleksi, jari I, II, II ekstensi)
d. N. Radialis
Klinis: wrist drop / drop hand (pergelangan tangan tidak bisa di dorsofleksikan)
e. N. Medianus
Klinis: preachers hand atau obsetrics hand (jari IV dan V fleksi, jari I, II, II ekstensi)
31. Cedera Saraf Perifer Pada Ektermitas Inferior
a. N. Femoralis
Klinis: tidak bisa ekstensi lutut
b. N. Obturatorius
Klinis: tidak bisa adduksi sendi panggul
c. N. Tibialis
Klinis: tidak bisa fleksi jari kaki
d. N. Peroneus superfisialis
Klinis: tidak bisa eversi ankle
e. N. Peroneus profunda
Klinis: tidak bisa dorsofleksi ankle / jari
f. N. Ischiadikus
Klinis: tidak bisa plantarfleksi kaki
g. N. Glutealis superior
Klinis: tidak bisa abduksi sendi panggul
h. N. Gluetealis inferior
Klinis: tidak bisa ekstensi sendi panggul
32. Cedera Plexus Brachialis
a. Cedera trunkus superior (C5-C6) / Erb-Duschenne Palsy
Akibat antara leher dan bahu teregang
Black Books for UKMPPD 113

Terjadi pada bayi dengan distosia bahu saat kelahiran pervaginam, jatuh dengan
bahu menghantam lantai
Klinis
o Paralisis m. Deltoid, biceps, brachialis, dan brachioradialis
o Adduksi bahu, endorotasi, ekstensi siku
o Parasthesia lateral ekstremitas superior
b. Cedera trunkus inferior (C8-T1) / Klumpke Palsy
Akibat tarikan mendadak dan keras pada ekstremitas superior
Klinis: claw hand
33. Compartement Syndrome
Akibat peningkatan tekanan intrakompartemen akibat kompresi (fraktur, pemasangan
cast, dll). Merupakan emergency ortopedi
Klinis: 6P (pain, pallor, pulseless, paresthesis, paralysis, pressure)
Terapi: fasciotomy
34. Multiple Myeloma
Suatu keganasan yang merupakan bagian dari MGUS terhadap leukemia sel plasma.
Klinis: CRAB (hiperkalsemia, renal insuficiency, anemia, bone lessions)
Penunjang: Rontgen punched out lession
35. Osteomyelitis
Peradangan pada tulang yang disebabkan oleh infeksi (S aureus paling sering).
Infeksi menyebar secara hematogen. Terbentuk paling sering di bagian metafisis.
Faktor risiko: trauma / fraktur, post operasi ortopedi, pemakaian protesa
Klinis: classic sign (nyeri lokal, bengkak, kemerahan), demam, menggigil, letargi
Rontgen: mixed lucency and sclerosis
Osteomyelitis kronik: gambaran sequestrum dan involukrum
36. Osteosarcoma
Merupakan keganasan pada tulang
Rontgen: codman triangles, sunburst appearance
37. Ewing Sarkoma
Keganasan pada tulang. Insidensi biasanya pada remaja dan dewasa muda.
Paling sering pada pelvis
Rontgen: onion peel
Black Books for UKMPPD 114

BEDAH ONKOLOGI

38. Fibroadenoma Mammae


Usia < 30 tahun
Benjolan solid, bulat, kenyal, mobile, tidak nyeri
Penunjang: USG
Tatalaksana: eksisi
39. Fibrokistik Mammae
Usia 20 40 tahun
Benjolan di kedua payudara
Bertambah besar dan nyeri saat menstruasi
Bisa terdapat nipple discharge
40. Mastitis
Usia 18 50 tahun
Eritem, lokal, nyeri, hangat, disertai demam.
Berhubungan dengan ibu yang tidak menyusui anaknya setelah lahir
Tatalaksana: anjurkan pemberian laktasi adekuat, analgetik, antibiotik
41. Abses Mammae
Riwayat abses mammae sebelumnya
Eritem, lokal, nyeri, hangat, fluktuatif, disertai demam
Nipple discharge
42. Galactocele
Massa yang berisi susu yang tersumbat pada duktus laktiferus
Benjolan solid, tidak fluktuatif
43. Tumor Philoides
Usia 30 55 tahun
Stroma intralobular, leaf like, batas tegas, permukaan tidak rata, permukaan kulit
kemerahan dan hangat
Tumbuh cepat
44. Papiloma Duktus
Usia 45 50 tahun
Lokasi di duktus yang besar, nipple discharge (bloody atau serous), ukuran
biasnya kecil, tidak selalu dapat teraba
Black Books for UKMPPD 115

45. Ca Mammae
Usia 30 tahun menopause
Terdiri dari Invasive Ductal Carcinoma dan Pagets disease (ca insitu)
Konsistensi keras, terfiksir, batas tidak tegas, infiltratif, nipple discharge,
retratsi puting, skin dimpling, peau dorange, pembesaran kelenjar limfonodi

BEDAH SARAF
46. Cedera Kepala
Klasifikasi berdasarkan GCS:
Eye Opening Verbal Response Motorik Response
Spontan = 4 Kalimat, orientasi baik = 5 Dengan perintah = 6
Dengan perintah suara = 3 Kalimat, orientasi buruk = 4 Lokalisasi nyeri = 5
Dengan nyeri = 2 Kata = 3 Withdrawal nyeri = 4
Tidak respon = 1 Suara / mengerang = 2 Fleksi = 3
Tidak respon = 1 Ekstensi = 2
Tidak respon = 1

Cedera kepala ringan


o GCS 13 15
o Tatalaksana: observasi, dapat dipulangkan
Cedera kepala sedang
o GCS 9 12
o Tatalaksana: harus dirawat 2 x 24 jam, dilakukan CT-scan
Cedera kepala berat
o GCS 8
o Harus dilakukan intubasi dan CT-scan
47. Komosio Serebri
Disebut juga gegar otak
Penurunan kesadaran tanpa disertai kerusakan anatomis
CT scan normal
48. Kontusio Serebri
Disebut juga memar otak
CT-scan: hiperdensitas serebri yang tidak semencolok perdarahan intraserebral
Black Books for UKMPPD 116

49. Epidural Hemmorhage


Akibat pecahnya a. Meningea media
Lokasi biasanya di temporo-parietal. Bisa terjadi countercoup (perdarahan
berlawanan dengan lokasi trauma)
Klinis: nyeri kepala, mual, muntah, kejang, defisit neurologis fokal, lusid interval
(terdapat periode tidak sadar sadar tidak sadar), pupil anisokor
CT-scan: gambaran hiperdens biconvex / lentikular
Dapat menyebabkan herniasi
Tatalaksana:
o Konservatif
o Bila terdapat tanda peningkatan TIK diberikan diuretik osmotik (manitol) dan
hiperventilasi
o Evakuasi pedarahan (kraniotomi), pada usia > 60 tahun atau GCS kurang dari
8 memberikan outcome yang buruk
50. Subdural Hemmorhage
Akibat pecahnya bridging vein
Klinis: nyeri kepala, mual, muntah, gangguan kesadaran, pandangan kabur, refleks
pupil menurun ipsilateral
CT-scan: gambaran hiperdensitas seperti bulan sabit
Prognosis lebih buruk dari EDH karena terdapatnya brain injury
Tatalaksana: konservatif, kraniotomi
51. Subarachnoid Hemmorhage
Akibat pecahnya aneurisma atau arteri-vena malformation
Klinis: nyeri kepala yang tak tertahankan (thunderclap headache), muntah, kaku
kuduk, meningeal sign positif
CT-scan: hiperdensitas di sulkus, fisura, dan falks serebri
Tatalaksana: beta-blocker apabila MAP > 130 mmHg, kraniotomi (menutup
aneurisma)
52. Intracerebral Hemmorhage
Perdarahan di parenkim otak akibat pecahnya pembuluh darah yang lebih besar. ,
Stroke (perdarahan spontan).
Klinis: defisit neurologis, penurunan kesadaran
Tatalaksana: konservatif, kraniotomi (evakuasi)
Black Books for UKMPPD 117

53. Herniasi Serebri


Protrusi (keluarnya) otak melalui lokus minoris diakibatkan peningkatan tekanan
intrakranial.
Biasanya diakibatkan oleh EDH
Lokasi paling sering di uncal
Klinis: nyeri kepala, muntah proyektil, pupil anisokor, edema papil
Tatalaksana: diuretik osmotik (maniotl), hiperventilasi
54. Fraktur Basis Cranii
Klinis: haemotimpanum, ottorhea, racoon eyes, battles sign, rinnorhea
Tanda kebocoran LCS: pada darah halo sign positif, glucosa positif, beta-2
transferin positif

BEDAH TORAKS DAN KARDIOVASKULER


55. Hematothoraks
Definisi: akumulasi darah di cavum pleura. Masif bila lebih dari 1,5 liter atau 200 cc
per jam saat drainase
Etiologi: Ruptur a. thoracica interna, a. Intercostalis, a. bronkhialis
Klinis: dispneu, Insepksi terdapat jejas dan ketertinggalan gerak, fremitus menurun,
perkusi redup, suara vesikuler menurun, suara jantung normal
Tatalaksana: tube thoracostomy / WSD
56. Tamponade Cordis
Definisi: terdapatnya cairan / darah di perikardium
Etiologi: trauma tumpul / tajam di dada bagian tengah
Klinis: trias Beck (JVP meningkat, suara jantung menjauh, hipotensi)
Terapi: pericardiocentesis (di bawah proc. Xyphoideus)
57. Tension Pneumothorax
Terdapatnya udara di cavum pleura yang menyebabkan pendesakan
Klinis: syok, JVP meningkat, deviasi trakhea, distres nafas
PF: Inspeksi ketertinggalan gerak dada dan deviasi trakhea, fremitus menurun,
perkusi hipersonor, suara vesikuler menurun, suara jantung normal
Tatalaksana awal (emergency): neddle thoracostomy / dekompresi jarum di SIC II
linea midclavicula, setelah itu dipasang WSD
Black Books for UKMPPD 118

58. Flail Chest


Akibat dari adanya fraktur kosta segmental, multipel, dan berurutan
Klinis: nyeri saat bernafas, paradoxal movement (pergerakan dinding dada kanan dan
kiri asimetris), krepitasi, severe respiratory distress
Tatalaksana: ABCDE, analgetik kuat (morfin)
59. Raynaud Syndrome
Gangguan vasospastic yang menyebabkan perbedaan warna pada jari tangan, jari
kaki, dan lokasi lainnya
Perubahan / perbedaan warna pada jari-jari (pucat sianosis kemerahan)
Diakibatkan penyakit sistemik (SLE)

BEDAH PLASTIK
60. Luka Bakar
Klasifikasi
o Derajat I
Mengenai hanya epidermis
Warna kemerahan
Sangat nyeri
Tidak ada bula
o Derajat II A
Mengenai epidermis dan superfisial dermis (stratum papilare)
Warna kemerahan, jika ditekan berubah warna menjadi pucat
Disertai bula
Sangat nyeri
o Derajat II B
Mengenai epidermis sampai dermis profunda (stratum retukulare)
Warna merah sampa pink, bila ditekan sedikit memucat
Disertai bula
Nyeri
o Derajat III
Mengenai sampai di bawah dermis
Warna putih
Tidak nyeri
Black Books for UKMPPD 119

o Derajat IV
Mengenai sampai subkutan, otot, dan tulang
Warna hitam, terdapat eschar
Tidak nyeri
Luas luka bakar
Rule of nine

Tatalaksana
o Siram dengan air steril mengalir
o Resusitasi cairan dengan formula Baxter / formula Parkland
Jumlah cairan: 4 x luas luka bakar (derajat II A ke atas) x berat badan
diberikan dalam 8 jam dari kejadian luka, diberkan dalam 16 jam
kemudian
o Debridemen dan escharectomi (mencegah kontraktur, sindrom kompartemen)
o Balut luka setelah diolesi pelembab
61. Labio-gnato-palatoschisis
Gangguan pembentukkan bibir dan palatum
Tatalaksana
o Cleft Lip
Rule of ten (usia 10 minggu,berat 10 lbs, Hb 10)
o Cleft Palate
Black Books for UKMPPD 120

Bervariasi antara 6 18 bulan, biasanya 10 bulan


Perbaikan dini menyebabkan midface retrussion
Perbaikan dini meningkatkan perkembangan bicara

62. Frakture Le Fort / Fraktur Maksilofasial

Le Fort I
o Fraktur maksila horizontal, memisahkan gigi dari wajah bagian atas. Disebut
juga fraktur Guerin.
o Garis fraktur berjalan sepanjang maksila bagian bawah sampai dengan
bawah rongga hidung.
Le Fort II
o Disebut juga fraktur piramid, dengan gigi sebagai dasar dan sutura
nasofrontalis sebagai puncak.
o Garis fraktur dimulai dari sutura nasofrontalis, berjalan ke prosesus frontalis
maksila, lalu ke tulang lakrimalis dan dasar orbita, ke dinding anterior sinus
maksilaris, ke bawah os zigoma, sampai mencapai lempeng pterigoid.
Le Fort III
o Fraktur transversal, disebut juga craniofacial dysjunction
o Garis fraktur dimulai dari sutura nasofrontalis, memanjang ke belakang
melewati dinding medial orbit (os ethmoid). Di bagian posterior orbita, garis
Black Books for UKMPPD 121

fraktur melewati fisura orbita inferior, lalu memanjang ke depan mencapai


dinding lateral orbit (os zygoma).
63. Snake Bite
Derajat:
Derajat 0: eritema < 3 cm
Derajat 1: eritema 3 -12 cm
Derajat 2: eritema 12-25 cm, mual, pusing
Derajat 3: eritema > 25 cm, syok, petechie, ecymosis
Derajat 4: >ekstremitas, gagal ginjal akut, koma, perdarahan

BEDAH ANAK
64. Atresia Esofagus
Kelainan bawan dimana ada sebagian segmen esofagus tidak terbentuk. Dapat
terbentuk fistel dengan trakhea.
Ibu hamid dengan polihidramnion
Klinis:
o Bayi lahir hipersalivasi, saliva berbuih
o Tersedak, batuk, sesak nafas, sianosis
o Disfagia
o Pasang NGT tidak bisa masuk
65. Hypertrophy Pyloric Stenosis
Akibat hipertrofi m. Sphinter pylorus
Klinis:
o Gejala muncul usia 2 3 minggu
o Muntah proyektil non-billous, boul+gastric juice
o Muntah terjadi 30 60 menit setelah intake
o Anak terlihat kelaparan
o PF: teraba massa seperti bauh zaitun (olive)
Penunjang
o Barium meal / OMD: umbrella sign
o Foto polos: single bubble sign
66. Atresia Duodeni
Bisa complete obstruction atau partial obstruction
Black Books for UKMPPD 122

Lokasi tersering di duodenum pars horizontal


Klinis:
o Muntah setelah lahir, warna hijau (bilous vomite), terus menerus walau
dipuasakan
Penunjang
o Foto polos: double bubble sign
67. Atresia Jejunum
Klinis: muntah warna hijau kuning seperti feses, tidak menyemprot, banyak,
terus menerus, disertai distensi abdomen dan obstipasi
Penunjang:
o Foto polos: triple bubble sign, no gas in pelvic cavity
68. Patent Ductus Urachus
Tidak menutupnya ductus uracus yang menghubungkan vesica urinaria dengan
umbilikus (tempat berkemih saat dalam kandungan)
Klinis: keluar cairan dari pusar warna kuning, bening
69. Malrotasi Usus
Merupakan kelaianan yang diakibatkan oleh terpuntirnya usus. Dapat meliputi
duodenum, intestinum, dan colon.
Volvulus duodenum dan intestinum
Terjadi pada anak, akibat malrotiasi/ non-rotasi usus saat embriogenesis. Volvulus
duodenum gejala biasanya muncul pada neonatus, sedangkan volvulus intestinum
gejala muncul pada tahun pertama kehidupan. Dapat akut (terpuntir seluruhnya) atau
kronik (terpuntir sebagian). Gejala klinis: muntah kehijauan (Billous vomiting), nyeri
abdomen
Volvulus sigmoid
Terjadi pada dewasa. Gambaran BNO: Coffee-bean shape
70. Hirschprung Disease / Megacolon Congenital
Kelainan kongenital akibat tidak terbentuknya sel ganglionik pada plexus myentericus
Aurbach dan plexus submucosal Meisner
80% di rectosigmoid
Klinis
o Pengeluaran mekonium terlambat (> 24 jam)
o Distensi abdomen
Black Books for UKMPPD 123

o Muntah hijau (billous vomiting)


o Pemeriksaan RT: tinja menyemprot
Penunjang
Barium enema: ditemukan zona transisi
71. Invaginasi / Intususepsi
Masuknya segmen usus proksimal ke segmen distal
Usia 3 12 bulan
Klinis: Trias (nyeri kolik, teraba massa, muccous red current jelly stools /
hematoscezia)
PF: massa seperti sosis, dance sign
Penunjang
o USG: doughnut sign, sandwich sign, pseudokidney
o Barium enema (diagnostik dan terapi): cupping
72. Atresia Ani
Tidak terbentuknya anus
Letak rendah < 1 cm, letak tinggi > 1 cm
Bisa disertai fistel atau tidak
73. Gastroschisis
Protrusi / keluarnya sebagian organ abdomen melalui umbiikus tanpa diliputi
peritoneum
74. Omphalocele
Protrusi / keluarnya sebagian organ abdomen melalui umbiikus yang masih diliputi
peritoneum
Black Books for UKMPPD 124

OBSETRI GINEKOLOGI

OBSETRI
1. Diagnosis Kehamilan
a. Tanda kehamilan tidak pasti (probable sign)
Amenorrhea
Mual dan muntah
Mastodinia (payudara membesar, kencang)
Perubahan payudara (tuberkel montogmery menonjol, sekresi kolostrum)
Gerakan janin (quickening)
Keluhan kencing (urinasi, kencing malam >)
Konstipasi
Perubahan BB (direkomendasikan 11,5 16 kg)
Peningkatan temperatur basal
Perubahan kulit (kloasma, areola menggelap, striae gravidarum, linea nigra)
Chadwick sign (UK >6 minggu, tanda membirunya serviks akibat pelebaran
pembuluh darah akibat peningkatan estrogen)
Hegar sign (UK > 5-6 minggu, melunaknya segmen bawah rahim)
Cairan vagina putih, encer, sel eksfoliasi vagina meningkat
Pembesaran uterus
Kontraksi uterus
Ballotement
b. Tanda pasti kehamilan
Denyut jantung janin (USG, doppler, laenec)
Palpasi (UK > 12 minggu)
USG (gestational sac, polus embrional, gerak janin, plasenta)
Fetal ECG
Plano test / PP test positif
2. Usia Kehamilan
a. Rumus Naegle
Untuk siklus mens 28 hari
Ovulasi hari ke 14
Black Books for UKMPPD 125

Rumus: (hari + 7), (bulan 3), (tahun +1)


b. Rumus Parikh
Untuk siklus mens bukan 28 hari
Ovulasi = siklus mens 14 hari
Rumus: (hari + (siklus - 21), (bulan 3), (tahun +1)
c. Rumus Bartholomew
UK 12 minggu: TFU di atas simfisis
UK 16 minggu: TFU setengah jarak pusat ke simfisis
UK 20-22 minggu: TFU setinggi umbilikus
UK 28 minggu: TFU setinggi antara umbilikus dengan prosesus xyphoideus
UK 36 minggu: TFU setinggi procesus xyphoideus
d. Rumus Mc Donald
Usia Kehamilan (minggu) = tinggi fundus x 8 / 7
Taksiran berat janin = (TFU cm n) x 155
Kepala belum masuk PAP, n = 12
Kepala sudah masuk PAP, n = 11
e. Gerakan Fetus I (Quickening)
Primigravida: 18 minggu
Multigravida: 16 minggu
f. USG
Gestational sac: 5,5 minggu
Polus embryonic: 6 minggu
Fetal movement: 8 minggu
g. Denyut Jantung Janin
Dopler: 10 12 minggu
USG: 5 7 minggu
Laenec: 16 19 minggu
h. Klasifikasi usia kehamilan
Preterm: 28 37 minggu
Aterm: 37 40 minggu
Post date: 40 minggu + 1 hari 42 minggu
Post term: lebih dari 42 minggu
Black Books for UKMPPD 126

3. Jenis Panggul
a. Ginekoid
Panjang diameter anteroposterior hampir sama dengan diameter transversa
b. Android
Bentuk hampir seperti segitiga. Diameter anteroposterior hampir sama panjangnya
dengan diameter transversa, namun diameter transversa dekat ke sakrum.
c. Antropoid
Bentuk agak lonjong seperti telur. Diameter anteroposterior lebih besar dari diameter
transversa.
d. Platipeliod
Diameter transversa lebih lebar dari diameter anteroposterior.
4. Persalinan Normal
a. Tanda dan gejala persalinan
Tanda dan gejala curiga persalinan
o Nyeri abdomen intermitten setelah kehamilan 22 minggu
o Nyeri abdomen disertai lendir darah (bloody show)
o Keluar air ketuban per vaginam
Tanda dan gejala pasti persalinan
o Serviks melunak
o Pendataran dan pemendekan serviks secara progresif
o Dilatasi / pembukaan serviks
b. Kala I
Pembukaan serviks, penurunan kepala, putar paksi dalam
Primigravida 12-14 jam, multigravida 6-8 jam
Fase laten: pembukaan 0-3 cm, 8 jam
Fase aktif: pembukaan 4 sampai lengkap, 4-6 jam, terdiri dari fase akselerasi -
maksimum slope deselerasi
Observasi vital sign (setiap 4 jam), pembukaan (setiap 4 jam), DJJ (setiap 30
menit), his (setiap 30 menit), asupan nutrisi
Ibu tidak boleh mengejan
Ibu boleh jalan-jalan, BAB, BAK bila: sudah masuk panggul, selaput ketuban (+),
ibu dan anak baik
Kemajuan persalinan:
Black Books for UKMPPD 127

o Baik: kontraksi baik (teratur, progresif, frekuensi dan durasi meningkat),


kecepatan pembukaan serviks minimal 1 cm per jam, serviks tampak
dipenuhi bagian bawah janin
o Kurang baik: kontraksi tidak teratur, kecepatan pembukaan serviks di
sebelah kanan garis waspada, serviks tidak dipenuhi bagian bawah janin
Kemajuan kondisi janin
o DJJ normal 120-160 x/menit
o Fetal compromised: 100-120 atau 160-180 x/menit
o Fetal distress: < 100 atau > 180 x/menit
c. Kala II
Pembukaan serviks lengkap atau kepala janin tampak di vulva dengan diameter
5-6 cm
Penanganan: kosongkan VU (kateter), mengatur posisi partus, jaga kenyamanan
ibu, ajarkan cara mengejan, cek DJJ
Episiotomi
Indikasi: perineum rigid, pertolongan persalinan kala II / primigravida, patologi
(tumor, sikatrik), bayi besar, distosia bahu, presbo, VE, forceps, gawat janin
Pimpin mengejan
Lahirkan kepala
Lahirkan bahu
Potong tali pusat
Nulipara maksimal 2 jam, multipara maksimal 1 jam
d. Kala III
Lahirnya plasenta
Tanda plasenta lepas
o Semburan darah banyak dan tiba-tiba
o Uterus globular
o Tali pusat memanjang (Ahfield sign)
Tindakan
o Inkesi oksitosin 10 IU IM atau misoprostol 3 tablet per oral atau per rectal
o Manajemen aktif kala III (Peregangan Tali Pusat Terkendali/ PTPT)
Perasat
o Kusner
Black Books for UKMPPD 128

o Klein
o Strassman
o Manuaba
e. Kala IV
Monitor Vital Sign
Monitor kontraksi uterus
Repair episiotomi
Kontrol perdarahan
5. Malpresentasi
Malpresentasi adalah semua presentasi janin selain verteks
Malposisi adalah posisi kepala janin relatih terhadap pelvis dengan oksiput sebagai
titik referensi
Macam-macam presentasi
o Posisi oksiput posterior
PD: fontanella posterior dekat sakrum, fontanella anterior dengan mudah teraba
jika kepala bayi defleksi
o Presentasi dahi
PD: teraba fontanella anterior dan orbita
o Presentasi muka
PD: teraba muka, mulut, rahang. Jari pemeriksa mudah masuk ke mulut janin
o Presentasi ganda
Prolaps tangan bersama dengan bagian terendah janin
o Presentasi bokong / sungsang
Teraba bokong dan kaki
Bokong sempurna (complete breech): kedua kaki dan panggul fleksi
Bokong murni (Frank breech): kedua panggul fleksi, kedua lutut ekstensi
Bokong-kaki (Incomplete breech): kedua panggul felksi, salah satu lutut
fleksi, lutut lainnya ekstensi
Melahirkan bokong (hanya pada bokong sempurna atau bokong murni):
spontan bracht, manual aid (muller, lovset, classic). Incomplete breech
SC
o Letak lintang
Black Books for UKMPPD 129

Perut melebar ke samping, palpasi bagian besar (bokong dan kepala) teraba di
samping.
Lakukan versi luar, bila gagal SC
6. Anemia Defisiensi Besi Pada Kehamilan
a. Definisi
Kelainan pada ibu hamil dengan kadar hemoglobin < 11 g/dl pada trimester I dan III
atau < 10,5 g/dl pada trimester II karena defisiensi besi.
b. Tampilan Klinis
Badan lemah, lesu, mudah lelah, mata berkunang-kunang, tampak pucat, telinga
berdengin.
PF: konjungtiva pucat
c. Tatalaksana
Diet tinggi protein hewani (daging, ikan, susu, telur, sayuran hijau)
Suplementasi besi
o Dosis suplemen besi elemental 3 x 60 mg/ hari (ferosulfat 3 x 325 mg/hari)
o Baik diberikan saat perut kosong (1 jam sebelum makan atau 2 jam setelah
makan), tetapi dapat diberikan bersama dengan makanan.
o Kopi, teh, dan soda menghambat absorbsi besi
Perlu diberikan juga asam folat 250 g/hari
7. Persalinan Lama
a. Faktor Risiko
o Power: his tidak adekuat
o Passanger: malpresentasi, malposisi, janin besar
o Passage: panggul sempit
b. Partus lama
Persalinan yang berlangsung lebih dari 24 jam pada primigravida, dan lebih dari
18 jam pada multigravida. Ditandai dengan fase laten > 8 jam, persalinan telah
berlangsung lebih dari 12 jam tanpa kelahiran bayi, dan dialatasi serviks di kanan
garis waspada pada partograf.
Etiologi
Disproporsi fetopelvik, malpresentasi, malposisi, kerja uterus tidak efisien,
serviks yang kaku, primigravida, ketuban pecah dini, anastesia berlebihan
Nulipara
Black Books for UKMPPD 130

Kemajuan pembukaan serviks pada fase aktif <1,2 cm/jam. Kemajuan turunnya
bagian terendah janin < 1 cm/jam.
Multipara
Kemajuan pembukaan serviks pada fase aktif < 1,5 cm/jam. Kemajuan turunnya
bagian terendah janin < 2cm/jam.
c. Persalinan macet
Persalinan dengan his adekuat yang tidak menunjukkan kemajuan pada
pembukaan serviks, turunnya kepala, dan putar paksi dalam selama 2 jam
terakhir
Nulipara
Fase deselerasi memanjang (> 3 jam), tidak ada pembukaan > 2 jam, tidak
ada penurunan bagian terendah janin > 1 jam
Multipara
Fase deselerasi memanjang > 1 jam, tidak ada pembukaan > 2 jam, tidak ada
penurunan bagian terendah janin > 1 jam
d. Manajemen
Fase laten memanjang
Induksi: drip oksitosin 5 unit dalam 500 cc dekstrose mulai dengan 8 tpm, tiap
30 menit tambah 4 tpm hingga his adekuat (maskimal 40 tpm) atau beri
prostaglandin.
Fase aktif memanjang
Bila tidak ada CPD atau obstruksi: penanganan umum untuk memperbaiki
kontraksi, pecahkan ketuban.
Kala 2 memanjang
Singkirkan malpresentasi dan tanda obstruksi, beri oksitosin drip, bila tidak ada
kemajuan dalam 1 jam VE / forcep / SC sesuai indikasi dan kontraindikasi
DKP dan obstruksi
Bayi hidup SC
Bayi mati kraniotomi / embriotomi atau SC
8. Hyperemesis Gravidarum
a. Definisi
Muntah yang terjadi pada awal kehamilan sampai usia kehamilan 20 minggu.
b. Tampilan Klinis
Black Books for UKMPPD 131

Amenorhea disertai mual dan muntah yang hebat


Nafsu makan turun
Berat badan turun
Nyeri epigastrium
Lemas
Rasa haus yang hebat
Gangguan kesadaran
Bisa sampai dehidrasi
c. Klasifikasi
Tingkat I
Muntah terus meneurs, tanda-tanda dehidrasi, belum ada tanda-tanda syok
Tingkat II
Sudah ada tanda-tanda syok
Tingkat III
Syok, penurunan kesadaran, disertai gangguan organ
d. Pemeriksaan Penunjang
Darah: hematokrit meningkat
Urinalisa: warna pekat, berat jenis meningkat, ketonuria, proteinuria
e. Tatalaksana
Makan makanan yang banyak mengandung gula
Makan porsi kecil tetapi sering
Menghindari makanan berminyak atau berlemak
Istirahat cukup
Farmakologis: antihistamin H2, piridoksin, antiemetik (ondansentron,
metoclopramid)
Dehidrasi cairan IV
Syok tatalaksana syok
9. Hipertensi Pada Kehamilan
a. Hipertensi Kronik
Hipertensi yang didiagnosa sebelum kehamilan (riwayat hipertensi sebelumnya)
atau sebelum usia gestasi kurang dari 20 minggu
Tatalaksana:
Black Books for UKMPPD 132

o Jika tekana diastolik 110 mmHg atau tekanan sistolik 160 mmHg,
berikan antihipertensi.
o Istirahat
o Pikirkan komplikasi: solusio plasenta, IUGR, superimposed preeklampsia.
b. Hipertensi Gestasional
Hipertensi yang didiagnosa setelah usia kehamilan 20 minggu dan tanpa
proteinuria.
Tatalaksana:
o Rawat jalan
o Pantau kondisi janin setiap minggu
o Jika tekanan darah meningkat, tangani sebagai preeklampsia
o Bila kondisi janin memburuk, pertumbuhan janin terhamba rawat dan
pertimbangkan terminasi
c. Pre Eklampsia Ringan
Tekanan darah 140/90 mmHg dan proteinuria 0,3 g/24 jam atau dipstik +1.
Tatalaksana:
o Usia kehamilan <37 minggu:
Rawat jalan
Pantau tekanan darah, proteinuria, refleks, dan kondsi janin 2 kali
seminggu
Istirahat
Diet biasa
Tidak perlu terapi farmakologis
Bila tidak memungkinkan rawat jalan rawat inap
o Usia kehamilan >37 minggu:
Pertimbangkan terminasi:
Serviks matang: pecah ketuban, induksi dengan oksitosin /
prostaglandin
Serviks belum matang: pematangan serviks dengan prostaglandin atau
kateter foley atau SC
d. Pre Eklampsia Berat
Tekanan darah 160/110 mmHg dan proteinuria 5 mg/24 jam atau dipstik +3
Tatalaksana:
Black Books for UKMPPD 133

o Rawat inap
o Oksigen 4-6 lpm
o Jika tekanan diastolik > 110 mmHg, berikan antihipertensi
o Berikan antikonvulsan
o Observasi VS, refleks, dan DJJ setiap jam
o Awasi komplikasi: edem pulmo (bila terdapat edem pulmo, berikan
furosemid IV), HELLP syndrome (hemolisis, elevated liver enzime, low
platetel count), koagulopati (lakukan uji pembekuan darah bed side)
e. Superimposed Preeklampsia
Hipertensi kronik disertai proteinuria.
Tatalaksana sama dengan preeklampsia
f. Impending Eklampsia
Preeklampsia disertai gejala sakit kepala, mual, muntah, gangguan
pengelihatan, nyeri kuadran kanan atas abdomen, hiperrefleksia
Tatalaksana sama seperti preeklampsia.
g. Eklampsia
Preeklampsia disertai kejang
Tatalaksana sama seperti preeklampsia, namun persalinan harus berlangsung
dalam 12 jam setelah timbulnya kejang.
h. Antihipertensi
TD 140-159 / 90 109 : metildopa, labetalol, nifedipin PO
TD 160/110: labetalol IV, hidralazin IV, atau nifedipin sub lingual
i. Antikonvulsan
Pilihan obat: MgSO4
Dosis: 4 gr IV sebagai larutan 20% dalam 5 menit, diikuti MgSO4 (50%) 5 gr
bokong kanan dan 5 gr bokong kiri.
Sebelum pemberian, cek: RR minimal 16 x/menit, refleks patella (+), urin
minimal 30 cc/jam dalam 4 jam terakhir
Antidotum: Ca glukonas 1 gr (20 ml dalam larutan 10%) IV sampai bernafas
kembali.
Black Books for UKMPPD 134

10. Ketuban Pecah Dini


a. Definisi
Keadaan pecahnya ketuban sebelum persalinan dan tidak diikuti oleh proses
persalinan.
b. Tampilan Klinis
Anamnesis: keluarnya cairan ketuban dari vagina secara tiba-tiba, tidak ada his
c. Pemeriksaan Penunjang
Nitrazin test (pH kertas lakmus setelah ditempelkan ke cairan menjadi biru), USG
d. Tatalaksana
Ada tanda-tanda infeksi: terapi sebagai amnionitis
Tidak ada tanda-tanda infeksi, UK < 37 minggu
o Antibiotik: ampisilin 4 x 500 mg + eritromisin 3 x 250 mg selama 7 hari
o Kortikosteroid
o Observasi sampai ada tanda-tanda persalinan
Tidak ada tanda-tanda infeksi, UK > 37 minggu
o Ketuban pecah lebih dari 18 jam
Ampisilin 4 x 2 g IV atau penisilin G 4 x 2 juta unit IV
Jika tidak ada tanda-tanda infeksi post partus stop antibiotik
o Nilai serviks
Matang induksi persalinan dengan oksitosin
Belum matang prostaglandin induksi dengan oksitosin atau SC
11. Amnionitis
a. Definisi
Infeksi pada amnion
b. Tampilan Klinis
Keluar cairan dari vagina yang purulen, berbau busuk
Demam, leukositosis, nyeri tekan pada uterus, takikardi ibu atau janin
c. Tatalaksana
Antibiotik
o Ampisilin 4 x 2 g IV + gentamisin 5 mg/kgBB IV setiap 24 jam
o Persalinan pervaginam stop antibiotik post partus
o SC lanjutkan AB + metronidazol 3 x 500 mg IV sampai bebas demam 48
jam
Black Books for UKMPPD 135

Nilai Serviks
o Matang: induksi persalinan dengan oksitosin
o Serviks belum matang prostaglandin + induksi oksitosin atau SC
12. Perdarahan Antepartum
a. Solusio Plasenta
Definisi
Terlepasnya plasenta dari tempat implantasi sebelum waktunya.
Fakor Risiko
Hipertensi, trauma abdomen, riwayat solusio plasenta sebelumnya, merokok,
gemelli, polihidramnion, penyalahgunaan obat (kokain, obat bius)
Tampilan Klinis
Perdarahan pervaginam, sedikit, berwarna merah gelap atau coklat, nyeri
perut, kontraksi, gerakan janin berkurang, bisa sampai syok pada ibu atau gawat
janin. Pada PF janin bisa tidak teraba.
Penunjang
USG
Tatalaksana
o Janin hidup
Cukup bulan: terminasi dengan pervaginam atau SC
Kurang bulan: steroid, terminasi
o Janin mati
Persalinan per vaginam
b. Plasenta Previa
Definisi
Implantasi plasenta di atas osium serviks interna.
Faktor Risiko
Riwayat plasenta previa sebelumnya, riwayat SC atau operasi uterus,
multiparitas, kehamilan multipel, merokok
Klasifikasi
o Komplit: seluruh ostium tertutup
o Parsial: sebagian ostium tertutup
o Marginal: tidak menutup, tapi berada dalam jarak < 2 cm dari ostium
Black Books for UKMPPD 136

o Letak rendah: berada dalam jarak 2 3,5 cm dari ostium. Tidak dianggap
plasenta previa
Tampilan Klinis
Bisa asimptomatis, perdarahan pervagina yang tidak nyeri. Tidak boleh
melakukan VT kecuali setelah USG bukan plasenta previa atau di ruang
operasi. Inspekulo boleh dilakukan.
Penunjang
USG
Tatalaksana
o Tidak ada perdarahan: tunggu sampai 37 minggu, lalu SC
o Perdarahan:
37 minggu: SC
37 minggu: bila hemodinamik tidak stabil SC. Bila hemodinamik
stabil rawat inap, observasi
c. Vasa Previa
Definisi
Korda umbilikus berada diantara fetus dan ostium serviks
Tampilan Klinis
Perdarahan berat ketika ketuban pecah saat persalinan. Risiko kematian janin
akibat syok sangat tinggi.
Tatalaksana
SC
13. Kelainan Implantasi Plasenta
Plasenta Accreta
Plasenta menempel sampai sedikit menembus ke miometrium
Plasenta Increta
Plasenta menempel sampai ke miometrium tapi tidak sampai ke parametrium
Plasenta Percreta
Plasenta menempel hingga menembus parametrium. Bisa menyebabkan ruptur
uteri.
14. Prolaps Tali Pusat
a. Tali pusat menumbung / prolapsus funiculli
Black Books for UKMPPD 137

Tali pusat keluar atau berada di samping dan melewati bagian terendah janin di dalam
jalan lahir, tali pusat dapat prolaps ke dalam vagina atau bahkan ke luar vagina
setelah ketuban pecah.
b. Tali pusat terdepan / terkemuka
Tali pusat berada di samping bagian besar janin dapat teraba pada kanalis servikalis,
atau lebih rendah dari bagian bawah janin sedang ketuban masih intak.
c. Occult prolapse
Keadaan dimana tali pusat terletak di samping kepala atau di dekat pelvis tapi tidak
dalam jangkauan jari pada pemeriksaan vagina
15. Perdarahan Post Partum
a. Definisi
Perdarahan pasca persalinan yang melebihi 500 ml setelah bayi lahir atau yang
berpotensi mengganggu hemodinamik ibu
b. Tampilan Klinis
No. Gejala dan Tanda Kemungkinan Penyebab
1. Perdarahan setelah anak lahir Atonia Uteri
Uterus tidak berkontraksi dan lembek
2. Perdarahan segera Robekan jalan lahir
Darah segar yang mengalir segera setelah bayi
lahir
3. Plasenta belum lahir sampai 30 menit Retensi plasenta
4. Plasenta atau sebagian selaput tidak lengkap Sisa plasenta
Perdarahan dapat muncul 6-10 hari post partum
disertai subinvolusi uterus
5. Perdarahan segera (perdarahan intraabdominal Ruptur uteri
dan perdarahan pervaginam)
Nyeri perut yang hebat
Kontraksi yang hilang
6. Fundus uteri tidak teraba pada palpasi abdomen Inversio uteri
Lumen vagina terisi massa
Nyeri ringan atau berat
7. Perdarahan tidak berhenti, encer, tidak terlihat Gangguan pembekuan
gumpalan sederhana darah
Black Books for UKMPPD 138

Kegagalan terbentuknya gumpalan pada uji


pembentukkan darah sederhana
Terdapat faktor predisposisi: solusio plasenta,
kematian janin dalam uterus, eklampsia, emboli air
ketuban

c. Tatalaksana
Tatalaksana Awal
o ABC
o Jika syok tatalaksana syok
Atonia Uteri
o Kompresi bimanual internal atua eksternal
o Infus oksitosin dan oksitosin IM
o Ergometrin
o Asam Tranexamat
Robekan Jalan Lahir
o Penjahitan
Retensi Plasenta
o Tarikan tali pusat terkendali, bila tidak berhasil, lakukan manual
plasenta
o Infus oksitosin dan oksitosin IM
o Antibiotik profilaksis
Sisa Plasenta
o Infus Oksitosin dan Oksitosin IM
o Eksplorasi digital (menggunakan jari) atau dengan kuretase
o Antibiotik profilaksis
16. Robekan Perineum
Derajat I
Robekan hanya terjadi pada mukosa vagina, dengan atau tanpa mengenai kulit
perineum
Derajat II
Robekan mengenai selaput lendir vagina dan otot perinea transversalis, tetapi tidak
melibatkan kerusakan otot sfingter ani
Black Books for UKMPPD 139

Derajat III
Robekan mengenai perineum sampai ke otot sfingter ani:
III A: robekan < 50% sfingter ani eksterna
III B: robekan > 50% sfingter ani eksterna
III C: robekan juga meliputi sfingter ani interna
Derajat IV
Robekan mengenai perineum sampai dengan sfingter ani dan mukosa rektum
17. Puerperal Sepsis
a. Definisi
Semua infeksi genital yang terjadi akibat komplikasi dari aborsi atau persalinan. Gejala
muncul biasanya lebih dari 24 jam setelah persalinan.
b. Faktor Risiko
SC, usia muda, persalinan lama, KPD, pemeriksaan vagina berulang, manual plasenta
c. Tampilan Klinis
Demam, menggigil, lemas, nyeri abdomen bawah, nyeri uterus, subinvolusi uterus,
lokhia purulen dan berbau busuk, perdarahan pervaginal, syok.
d. Tatalaksana
Posisi semi-Fowler
Cairan IV
Infus oksitosin
Analgetik
Antibiotik spektrum luas IV
18. Prolaps Uteri
Derajat I
Serviks masih berada di dalam vagina
Derajat II
Serviks terlihat di luar vulva
Derajat III
Prolaps komplit
19. Abortus
a. Definisi
Berakhirnya kehamilan sebelum usia gestasi 20 minggu
b. Klinis: perdarahan dari serviks dan nyeri ringan
Black Books for UKMPPD 140

c. Klasifikasi
Diagnosis Perdarahan Nyeri Perut Uterus Serviks Gejala Khas
Abortus Sedikit Sedang Sesuai usia Terututp Tidak ada epulsi
Imminens kehamilan jaringan konsepsi
Abortus Sedang- Sedang- Sesuai usia Terbuka Tidak ada epulsi
Insipiens banyak hebat kehamilan jaringan konsepsi
Abortus Sedang- Sedang- Lebih kecil dari Terbuka Epulsi sebagian
Inkomplit banyak hebat usia kehamilan jaringan konsepsi
Abortus Sedikit Tanpa/sedikit Lebih kecil dari Tertutup Epulsi seluruh
Komplit usia kehamilan jaringan konsepsi
Missed Tidak ada Tidak ada Lebih kecil dari Tertutup Janin telah mati, tapi
Abortion usia kehamilan tidak ada epulsi
jaringan

d. Tatalaksana
Abortus Imminens: konservatif, bed rest
Abortus Insipiens: dilatasi dan kuretase
Abortus Inkomplit: dilatase dan kuretase
Abortus Komplit: suportif
Missed Abortion: dilatasi dan kuretase
Septic Abortion
o Abortus dengan komplikasi infeksi pelvis. Disertai demam, nyeri abdomen,
sekret vagina.
o Tatalaksana: dilatasi, kuretase, dan antibiotik
Habitual Abortion / Abortus Rekuren
o Abortus dalam tiga kehamilan berturut-turut
o Penyebab: anomali kromosom
20. Kehamilan Ektropik
a. Definisi
Kehamilan yang implantasi blastosisnya terjadi di luar mukosa endometrium. Paling
sering di tuba falopii. Bila ruptur dapat menyebabkan kematian.
b. Faktor Risiko
Infeksi genital, merokok, IUD
Black Books for UKMPPD 141

c. Klinis
Nyeri perut bawah, perdarahan per vagina, sebelumnya haid terlambat. Kehamilan
Ektopik Terganggu (KET) atau ruptur: nyeri sangat berat, abdomen distensi, bisa
sampai syok.
PF: nyeri goyang porsio (+)
d. Penunjang
Plano / PP test positif
USG: uterus kosong
Beta-HCG: >1500 IU/L (USG transvaginal), >6500 IU/L (USG transabdominal)
Kuldosintesis
e. Tatalaksana
Bila syok: ABC
Belum ruptur: metrothrexat
KET: pembedahan (laparotomy, laparoskopi, salpingectomy, salpingostomy)
21. Mola Hidatidosa
a. Definisi
Kehamilan abnormal dimama uterus tidak berisi fetus, tetapi berisi masa trofoblastik
dengan villus korionik yang membengkak.
b. Etiologi
Abnormal kromosom (parsial: 69,XXX atau 69,XXY, komplit: 46,XX atau 46,XY)
c. Tampilan Klinis
Perdarahan per vaginam, mual dan muntah hebat, ukuran uterus lebih besar dari
usia gestasi, aktifitas janin (-), DJJ (-)
d. Penunjang
USG: snowstorm appearance (komplit), honeycomb appearance (inkomplit)
Beta-HCG: > 100.000 IU/L
e. Tatalaksana
Dilatase dan kuretase
Cegah kehamilan minimal satu tahun
Ukur kadar HCG tiap 2 minggu
Tunda terapi selama kadar HCG berkurang
Setelah kadar HCG normal cek HCG tiap bulan selama 6 bulan tiap 2 bulan
selama dua tahun
Black Books for UKMPPD 142

Bila ada tanda-tanda tirotoksikosis tatalaksana sesuai terapi tirotoksikosis


22. Kontrasepsi
a. Metode Amenore Laktasi
Adalah metode kontrasepsi dengan pemberian ASI sebagai usaha alamiah untuk
menjarangkan kehamilan
Cara kerja: penundaan, penekanan ovulasi
Efektif sampai 98% dengan syarat: ibu menyusui secara penuh, bayi menghisap
secara langsung, ibu belum mendapatkan haid sejak melahirkan, umur bayi
kurang dari 6 bulan, menyusui dimulai 30 menit sampai satu jam setelah bayi
lahir, kolostrum diberikan pada bayi, jarak menyusui tidak lebih dari 4 jam
Keuntungan: efektifitas tinggi, segera efektif, tidak mengganggu senggama, tidak
ada efek sistemik, tidak perlu pengawasan medis, tidak perlu obat, tidak perlu
biaya
Keterbatasan: perlu persiapan dan perawatan payudara sejak hamil agar dapat
segera menyusui dan produksi ASI lebih baik, kesulitan dilaksanakan karena
kondisi sosial, efektifitas tinggi hanya sampai 6 bulan
b. Sistem Pantang Berkala
Metode lendir serviks
Masa subur ditandai dengan keluarnya lendir serviks cukup banyak, jernih, licin,
mulur sehingga pada hari itu ibu merasa lebih basah, saat itu pasangan
diinstrusikan untuk abstinensi.
Metode suhu basal
Abstinensi dimulai dari awal siklus haid sampai sore hari ketiga berturut-turut
setelah suhu berada di atas garis pelindung pada kurva suhu basal.
Metode simtomtermal
Gabungan metode keduanya
Syarat: siklus haid teratur, ibu harus tahu pasti kapan masa suburnya
Efektifitas sedang
Perlu kerjasama pasangan
c. Senggama Terputus
Metode: pria mengeluarkan penisnya sebelum ejakulasi
Efektifitas terganggu kesediaan pasangan dan motivasi
Black Books for UKMPPD 143

Tidak dianjurkan pada suami yang mempunyai riwayat ejakulasi dini atau suami
tidak kooperatif
d. Metode Barier
Kondom
o Cukup efektif
o Merupakan metode pilihan semetara bila kontrasepsi pilihan harus ditunda
o Mencegah IMS
o Agak mengganggu hubungan seksual
Diafragma + spermisida
o Efektifitas sedang
o Dapat menjadi penyebab infeksi
e. Kontrasepsi Kombinasi (estrogen dan progesteron)
Pil kombinasi
o Efektif dan reversibel
o Cara kerja: menekan ovulasi, mencegah implantasi, mengentalkan lendir
serviks, mengganggu pergerakan tuba
o Harus diminum setiap hari, terdiri dari 21 tablet mengandung hormon
estrogen dan progesteron dan 7 tablet plasebo. Diminum mulai hari pertama
haid.
o Siklus haid menjadi teratur
o Kesuburan segera kembali setelah penggunaan dihentikan
o Tidak dianjurkan bagi ibu menyusui
o Efek samping: perubahan mood, mual, bercak/ spotting, peningkatan berat
badan
o Kontraindikasi: riwayat saki jantung, DM, kanker payudara, epilepsi,
gangguan pembekuan darah
Suntikan kombinasi
o Disuntikan satu bulan sekali
o Contoh: 25 mg Depo Medroxyprogesterone asetat dan 5 mg estradiol
sipionat
o Cara kerja, efek samping, indikasi dan kontraindikasi hampir sama dengan pil
kombinasi
f. Kontrasepsi Progestin
Black Books for UKMPPD 144

Suntikan Progestin
o Sangat efektif
o Cara kerja: menekan ovulasi, mencegah implantasi, mengentalkan lendir
serviks, mengganggu pergerakan tuba
o Kesuburan kembali sekitar 4 bulan setelah lepas obat
o Sering terjadi gangguan haid
o Peningkatan berat badan
o Kontraindikasi: riwayat DM, kanker payudara, penyakit hati, penyakit
jantung, stroke
o Disuntikan 3 bulan sekali (Depo Provera) atau 2 bulan sekali (Depo
Noristerat)
Pil Progestin / mini pil
o Tidak menurunkan produksi ASI
o Harus diminum setiap hari dengan waktu yang sama
o Dapat menjadi kontrasepsi darurat
g. Kontrasepsi Implan
Efektif 5 tahun (Norplant) dan 3 tahun (implanon)
Dapat digunakan oleh ibu menyusui
Bebas estrogen
h. Alat Kontrasepsi Dalam Rahim
Sangat efektif, reversibel, jangka panjang, bebas hormon
Cara kerja: menghambat kemampuan sperma masuk ke tuba, mempengaruhi
fertilisasi sebelum ovum masuk ke kavum uteri, mencegah sperma dan ovum
bertemu
Dapat dipasang setelah melahirkan
Dapat keluar sendiri dari uterus
Efek samping: haid lama dan banyak, infeksi, dismenorhea
Kontraindikasi: infeksi genital, risiko tinggi menderita IMS, kelainan bentuk uterus
i. Kontrasepsi Mantap
Sangat efektif, tidak ada efek samping
Bagi pasangan yang tidak ingin memiliki anak lagi
j. Kontrasepsi Pasca Persalinan
MAL: setelah pesalinan hingga 6 bulan
Black Books for UKMPPD 145

Barier: segera setelah persalinan


AKDR: setelah 3 minggu
Progesteron: setelah 6 minggu
KB alamiah: setelah 6 minggu
Kombinasi: setelah 6 bulan

GINEKOLOGI
23. Ca Serviks
a. Faktor Risiko
Infeksi HPV (16, 18, 45, 46), menikah usia muda, pertama kali koitus usia muda,
berganti-ganti pasangan seks, rokok, paritas, ras
b. Tampilan klinis
Anamnesis: perdarahan pervagina (terutama setelah berhubungan seksual),
uretra, atau rektum, keputihan berbau, penurunan berat badan
c. Deteksi Dini
Pemeriksaan sitologi (pap smear), IVA (inspeksi visual dengan asam asetat) test,
Colposcopy
Gold standart: colposcopy + biopsi
IVA test: positif bila terlihat gambaran acetowhites area (lesi prekanker)
Pap Smear
o Pemeriksaan dilakukan saat kondisi serviks tidak dalam keadaan inflamasi /
infeksi. Inflamasi / infeksi ditangani lebih dahulu.
o Negatif palsu: sampel tidak adekuat, salah lokasi pengambilan sampel,
kesalahan pembacaan
o Waktu paling baik pengambilan sampel saat fase proliperatif. Sampel diambil
24-48 jam setelah hubungan seksual.
o Mulai pemeriksaan tiga tahun setelah hubungan seksual pertama kali pada
wanita yang berhubungan seksual sebelum usia 21 tahun
o Usia < 30 tahun: screening setiap tahun
o Usia > 30 tahun: screening setiap tahun atau dua tahun sekali
o Screening bisa dihentikan setelah usia 65 tahun
d. Lesi Pre-kanker / cervical dysplasia
Black Books for UKMPPD 146

Perubahan abnormal sel pada permukaan serviks dilihat menggunakan mikroskop


Histologi
Cervical intraepitelial neoplasma (CIN) I (mild), CIN II (moderate), CIN III (severe)
Sitologi
Low-grade SIL (squamous intraepithelial lession), High-grade SIL
e. Staging
Stage 0 : carcinoma is situ
Stage I : terbatas di serviks
Stage II : keluar dari serviks tapi belum sampai dinding pelvis, 1/3 posterior vagina
Stage III: lesi sudah sampai ke dinding pelvis dan 1/3 anterior vagina
Stage IV: sudah menginvasi vesica urinaria, rectum, atau metastase
24. Mioma Uteri
a. Definisi
Tumor jinak yang berasak dari jaringan otot polos uterus
b. Tampilan Klinis
Anamnesis:
o Menorrhagia dan mentruasi memanjang
o Nyeri pelvis
o Gejala pendesakan ruang (sering buang air kecil, konstipasi)
o Abortus spontan
o Infertilitas
PF (pemeriksaan bimanual):
o Teraba massa di abdomen berbatas tegas, mobile, konsistensi padat
o Uterus teraba membesar dan keras
c. Klasifikasi berdasarkan lokasi
Submukosa: di lapisan endometrium
Intramural: di lapisan miometrium
Subserosa: di lapisan parametrium
Intracavity (mioma geburt): menggantung di dalam cavum uteri (dapat keluar
masuk ke vagina)
Pedinculated (mioma satelit): menggantung di luar cavum uteri
d. Pemeriksaan Penunjang
USG: whorl like pattern / tersusun seperti konde
Black Books for UKMPPD 147

e. Tatalaksana
Mioma kecil: observasi
Mioma besar/ mendesak ruang sekitarnya: myomectomi / hysterectomi
25. Ca Endometrium
75 % terjadi post menopause
Etiologi: estrogen berlebihan, obesitas, PCOS, DM dan hipertensi
Post menopausal bleeding
26. Sindrom Polikistik Ovarium
a. Definisi
Terdapatnya hiperandrogenemia yang berhubungan dengan anovulasi kronik pada
wanita tanpa adanya kelainan dasar spesifik pada adrenal atau kelenjar hipofisis
b. Tampilan Klinis
Siklus menstruasi irreguler ,oligomenorhea, amenorhea, hiperandrogen
(hirsutisme, jerawat, alopesia), obesitas, akantosis nigrikan
27. Pelvic Inflamatory Disease
a. Definisi
Infeksi dan inflamasi pada uterus, tuba falopii, dan adneksa pelvis. Biasanya akibat
dari perluasan infeksi pada serviks.
b. Tampilan Klinis
Nyeri goyang porsio
Nyeri tekan uterus
Nyeri tekan adneksa
c. Penatalaksanaan
Antibiotik sesuai penyebab
28. Endometriosis
a. Definisi
Ditemukannya jaringan endometrium di luat uterus yang menyebabkan reaksi
inflamasi. Lokasi tersering: GIT, saluran kemih, jaringan lunak, diafragma. Penyakit
estrogen-dependent
b. Tampilan Klinis
Anamnesis: dismenorrhea berat, nyeri saat berhubungan seksual, nyeri pelvis
kronis, nyeri diantara siklus menstruasi (Mittleschmertz), gejala perimenstrual
c. Tatalaksana
Black Books for UKMPPD 148

Farmakoterapi
GnRH, kontrasepsi oral, progestin, aromatase inhibitor
Pembedahan (hysterectomi, oophorectomy, salpingo-oophorectomy)
Bila nyeri pelvis tidak dapat diatasi yang menyebabkan penurunan kualitas
hidup, gagal dengan terapi farmakologi, gejala obstruksi
29. Disfungsional Uterine Bleeding
Perdarahan yang berasal dari uterus dimana tidak ada proses patologis lainnya yang
mendasari
Disfungsi aksis hipotalamus-thalamus-ovarium anovulasi progesteron tidak
dihasilkan proliferasi endometrium perubahan vaskuler endometrium &
penurunan prostaglandin perdarahan
Tatalaksana: ferrous sulfat, NSAID
30. Amenorhea
a. Definisi
Tidak adanya menstruasi
b. Etiologi
Kelainan hipofisis, tiroid, adrenal, ovarium
c. Klasifikasi
Primer
Tidak menstruasi setelah usia 16 tahun dengan pertumbuhan seksual
sekunder normal (pembesaran payudara, pubes, dll) atau tidak menstruasi
setelah usia 14 tahun tanpa disertai pertumbuhan seksual sekunder
Sekunder
Tidak mestruasi selama lebih dari 6 bulan pada wanita yang sebelumnya
menstruasi normal
31. Pre Menstrual Syndrome
Siklus yang berulang saat fase lutheal pada menstruasi dimana terjadi stres fisik,
psikologis, dan atau perubahan sikap yang mengakibatkan gangguan hubungan
interpersonal
Premenstrual Magnificence (PMM) premenstrual sindrom yang terjadi pada
penderita gangguan jiwa
32. Dysmenorrhea
a. Definisi
Black Books for UKMPPD 149

Nyeri pada saat menstruasi. Dibagi dalam dual katergori: primer (tanpa kelainan
organ pelvis), sekunder (terdapat kelainan organik).
b. Tampilan klinis
Nyeri saat menstruasi, berlangsung 48-72 jam atau lebih, terasa di perut bagian
bawah
c. Tatalaksana
NSAID: ibuprofen, aspirin, asam mefenamat
33. Terminologi dan definisi perdarahan uterus abnormal
Amenorrhea
Tidak ada menstruasi lebih dari 6 bulan
Menorrhagia
Menstruasi dengan perdarahan banyak (>80 ml/siklus) atau durasi memanjang >7
hari
Metroraghia
Siklus menstruasi irreguler dan interval bervariasi
Menometroraghia
Menstruasi irreguler, perdarahan banyak, dan memanjang
Oligomenorhea
Jumlah darah yang keluar saat menstruasi sedikit
Polymenorrhea
Frekuensi menstruasi meningkat
Intermenstrual
Perdarahan / spotting di antara siklus menstruasi
34. Kista Bartholini
Kista yang terbentuk akibat sumbatan pada duktus / kelenjar bartholini. Dapat
dilihat dari bagian luar/vulva, lokasi pada labia mayor, umumnya muncul pada usia
reproduksi. Dapat berkembang menjadi abses jika terinfeksi. Bakteri penyebab
tersering N. Gonnorhea.
Tatalaksana: insisi drainase, marsupialisasi
35. Kista Gardner
Kista yang muncul pada liang vagina terutama pada bagian anterolateral, berasal
dari sisa duktus mesonefrik / duktus wolfii
36. Kista Nabothi
Black Books for UKMPPD 150

Kista yang terbentuk karena retensi kelenjar endoserviks (nabothii), biasanya


terdapat pada wanita multipara, sebagai penampilan servisitis. Kita berwarna putih
berisi cairan mukus. Bila menjadi besar bisa menimbulkan nyeri.
37. Infertilitas
Definisi: tidak terjadi kehamilan selama satu tahun dengan hubungan seksual 2-3
x/minggu tanpa kontrasepsi. 40% faktor pria, 40% faktor wanita, 20% faktor keduanya.
38. Analisis Sperma
a. Normozoospermia
Jumlah sperma 20 juta/ml
b. Oligozoospermia
Jumlah sperma < 20 juta/ml
c. Astenozoospermia
Motilitas sperma a (gerak cepat dan lurus) < 25% atau a+b (gerak lambat,tidak lurus)
<50%. Sperma c (bergerak di tempat), sperma d (tidak bergerak)
d. Teratozoospermia
Morfologi sperma normal < 30%
e. Azoospermia
0 sperma tapi masih ada plasma semen
f. Aspermia
0 sperma + 0 plasma semen
Black Books for UKMPPD 151

ANESTESIOLOGI

1. Basic Life Support


Black Books for UKMPPD 152

Algoritma:
A. Airway with C-spine Control
Cek patensi jalan nafas
Curigai ada obstruksi jalan nafas bila ditemukan:
o Gurgling
Sumbatan cairan atau semi-padat pada jalan nafas
o Snoring
Sebagian faring tertutup baik oleh palatum molle atau epiglotis
o Crowing
Terjadi spasme laring
o Stridor inspirasi
Obstruksi setinggi laring atau diatasnya
o Wheezing ekspirasi
Obstruksi di saluran nafas bawah
Bebaskan jalan nafas
o Triple Manuver Airway
Head Tilt
Chin Lift
Jaw Thrust (pada curiga fraktur cervical, hanya jaw thrust yang boleh
dilakukan)
o Oropharyngeal Airway (mayo, gudel)
Pasang cervical collar / collar brace
B. Breathing and Ventilation
Look (pergerakan dinding dada), listlen (suara nafas), feel (hembusan nafas)
Adekuat suplementasi oksigen
Tidak adekuat manual assisted ventilation
C. Circulation and Control Bleeding
Cek denyut a. Carotis, bila tidak ada lakukan kompresi
Cek sumber perdarahan, kontrol perdarahan
D. Disability
Cek status neurologis
E. Exposure / Environtmental Control
Buka pakaian pasien, cegah hipotermi
Black Books for UKMPPD 153

2. Syok
a. Definisi
Gangguan perfusi sistemik yang menyebabkan penurunan oksigenasi jaringan dan
insufisiensi pengangkutan produk metabolik yang mengakibatkan kerusakan jaringan
b. Gangguan Pompa
Syok kardiogenik
o Akibat kerusakan jantung sebelumnya (infark)
o Terapi (inotropik):
Gejala syok + TD sistol 70 mmHg norepinefrin atau dobutamin
Gejala syok + TD sistol 70 100 mmHg Dopamin
Tanpa gejala syok + TD sistol 70 100 mmHg Dobutamin
Sekunder
o Emboli paru, tension pneumothoraks, tamponade jantung
o Terapi: atasi penyebab
c. Gangguan Sirkulasi Perifer
Syok hipovolemik
o Akibat kehilangan cairan (diare, muntah, kebocoran plasma, heat
exhaustion)
o Terapi: resusitasi cairal kristaloid (Saline, RL, RA) 20 cc/KgBB secepatnya,
dapat diulang. Bila tidak membaik setelah diulang, dapat diberikan koloid
(HES, albumin, dextran) atau transfusi whole blood.
o RL lebih direkomendasikan karena meminimalkan asidosis. Pada cedera
otak akut lebih direkomendasikan Saline.
o Adekuat jika urin output > 0,5 1 cc/KgBB/jam
Syok hemoragik
o Karena perdarahan (trauma, fraktur tulang panjang, KET)
o Terapi: resusitasi cairal kristaloid (Saline, RL, RA) 20 cc/KgBB secepatnya,
dapat diulang. Bila tidak membaik setelah diulang, dapat diberikan koloid
(HES, albumin, dextran) atau transfusi whole blood.
o Adekuat jika urin output > 0,5 1 cc/KgBB/jam
Syok anafilaktik
o Karena reaksi alergi / hipersensitifitas tipe 1 (IgE mediated) terhadap obat,
media kontras, dll
Black Books for UKMPPD 154

o Terjadi kolaps sirkulasi akibat vasodilatasi


o Terapi: ABC, posisi head down, adrenalin / epinefrin 0,5 mg SC / IM (1 :
1000) atau IV (1 : 10.000)
Syok septic
o Akibat infeksi sistemik
o Terapi: oksigen, antibiotik spektrum luas IV, cairan, vasopressor
(norepinefrin)
Syok neurogenik
o Akibat cedera pada medula spinalis
o Rangsang simpatis menghilang
3. Triase
Penilaian dengan metode RPM (respirasi-perfusi-mental)
Prioritas penanganan
o Merah (immediate)
Pasien mengalami cedera mengancam jiwa yang kemungkinan besar dapat
hidup bila ditolong segera. Contoh: tension pneumothoraks, cardiac arrest,
perdarahan hebat, luka bakar inhalasi
o Kuning (delayed)
Pasien perlu tindakan definitif tapi tidak ada ancaman jiwa segera. Pasien
dapat menunggu giliran pengobatan tanpa bahaya. Contoh: fraktur tertutup
ekstremitas (perdarahan terkontrol), perdarahan laserasi terkontrol, luka bakar <
25%.
o Hijau (minimal)
Pasien mendapat cedera minimal, dapat berjalan dan menolong diri sendiri
atau mencari pertolongan. Contoh: memar, lecet
o Hitam (expectant)
Pasien mengalami cedera mematikan dan akan meninggal meski dapat
pertolongan, prognosis buruk. Contoh: cedera kepala berat, luka bakar hampir
seluruh tubuh.
4. Gangguan Keseimbangan Asam Basa
Gangguan Asam Basa pH PCO2 HCO3 Penyebab Umum
Asidosis Respiratorik jika terkompensasi PPOK, asma, ARDS
Alkalosis Respiratorik jika terkompensasi Hiperventilasi, sepsis
Black Books for UKMPPD 155

Asidosis Metabolik jika terkompensasi Dehidrasi berat, DM,


gagal ginjal
Alkalosis Metabolik jika terkompensasi Muntah, diuresis,
hiperkalsemia

pH: 7,35 7,45


pCO2: 35-45 mmHg
HCO3 : 22-25 mmol/L

5. Obstruksi Jalan Nafas Oleh Benda Asing


Obstruksi pada orang dewasa

Unconscious Start CPR


Severe airway
obstruction
(ineffective cough)
5 back blows, 5
Conscious
abdominal thrusts
Assess severity

Mild airway Observasi apakah


obstruction Encourage cough membaik atau
(effective cough) memburuk

Obstruksi pada anak-anak

Oper airway, 5
Unconscious
breath, start CPR
Ineffective cough
5 back blows, 5
Conscious
abdominal thrusts
Assess Severity

Observasi apakah
Effective cough Encourage cough membaik atau
memburuk

Abdominal thrust (heimlich manuver): pada anak kurang 1 tahun di dada, lebih dari
satu tahun di abdomen
6. Keracunan CO
CO berikatan dengan Hb membentuk carboxyhemoglobin, sehingga menghambat
ikatan Hb dengan oksigen
Black Books for UKMPPD 156

Klinis: sakit kepala, mual, peningkatan RR, pandangan kabur, kejang, tidak sadar,
serangan jantung
PF: kulit berwarna merah cerah (cherry-red skin)
7. Keracunan Sianida
Menyebabkan jaringan tidak dapat menggunakan oksigen
Riwayat konsumsi singkong berlebihan, asap pembakaran plastik, dll
Klinis: nafas bau almond, sakit kepala, kejang, hipertensi / hipotensi, sesak, mual,
muntah
Antidotum: sodium nitrat, amyl nitrat, sodium thiosulfat
8. Keracunan Organofosfat
Menghambat asetilkolinesterase, sehingga terjadi kelebihan asetilkolin di celah
sinaps
Riwayat konsumsi / kontak dengan pestisida atau insektisida
Klinis: miosis, salivasi, lakrimasi, mual, produksi urin meningkat, defekasi meningkat
Tatalaksana: atropinisasi (pemberian atropin 2 mg IM, dapat digandakan tiap 10
menit sampai teratropinisasi, tanda pupil menjadi midriasis)
9. Keracunan Arsen
Klinis: hiperkeratosis, melanosis, terbentuknya ulkus-ulkus di kulit
Apusan darah: pansitopenia, basophilic stippling
10. Keracunan Metanol
Klinis: gangguan pengelihatan (gangguan pada n. Opticus), asidosis metabolik,
,gangguan gerak (gangguan pada putamen)
Tatalaksana: hemodialisa
11. Keracunan Merkuri
Klinis: neuropati perifer (paraesthesia, nyeri, seperti terbakar), penurunan lapang
pandang, gangguan kognitif, acrodynia (telapak kaki dan tangan berwarna merah
terang)
12. Keracunan Asam Jengkolat
Riwayat konsumsi jengkol berlebihan
Membuat urin menjadi asam, sehingga asam amino berubah menjadi kristal di urin
Klinis: gejala obstruksi saluran kemih
Tatalaksana: hidrasi (menambah aliran urin), alkalinisasi (pemberian HCO3)
Black Books for UKMPPD 157

13. Intoksikasi Opioid


Klinis: bradikardi, hipotensi, hipotermia, sedasi, pin point pupil
Tatalaksana: naloxone
Opioid withdrawal: takikardi, hipertensi, hipertermi, insomnia, midriasis, diaphoresis,
lakrimasi, rinorhea
14. Intoksikasi Amfetamin
Klinis: takikardi, hipertensi, hipertermi, peningkatan aktifitas motorik
Black Books for UKMPPD 158

OFTALMOLOGI

1. Gangguan Sistem Lakrimal


a. Dakriodenitis
Radang pada glandula lakrimalis
Sering pada anak-anak
Gejala : nyeri dan bengkak di orbita bagian temporal
b. Dakriosistitis
Radang pada sakkus lakrimalis karena sumbatan duktus nasolakrimalis
Etiologi : S. aureus, S. pneumoniae, H. Infulenza, Candida albicans
Gejala : epifora (mata berair), eksudat, uji regurgitasi (+), nyeri, hiperemi, nyeri
tekan pada daerah nasal

Anel Test (Uji patensi sakkus lakrimalis) : memasukan jarum tumpul ke dalam
sakkus lakrimal melalui punctum lakrimal, kemudian disemprotkan NaCl fisiologis.
Positif bila ada rasa asin di tenggorokan.

Schirmer testt : untuk memeriksa produksi air mata dengan cara menyisipkan kertas
saring di fornix inferior kemudian tunggu 5 menit. Normalnya air mata minimal 10
mm.

2. Entropion
a. Definisi
Endorotasi dari tepi kelopak mata (margo palpebra).
b. Etiologi
Congenital Entropion
Sejak lahir. Biasanya pada kelopak mata bawah
Spastic Entropion
Hanya pada kelopak mata bawah. Biasa terjadi pada orang tua.
Cicatricial Entropion
Disebabkan oleh infeksi atau trauma (trakoma, luka bakar, trauma kimia), Steven
Johnson Syndrome, pemfigus
Black Books for UKMPPD 159

c. Gejala Klinis
Mata merah karena iritasi dari bulu mata pada konjungtiva. Pada entropion
kongenital asimptomatik.
d. Tatalaksana
Pembedahan
3. Ektropion
a. Definisi
Eksorotasi dari tepi kelopak mata (margo palpebra)
b. Etiologi
Congenital ectropion
Senile ectropion
Paralytic ectropion
Cicatrical ectropion
c. Gejala Klinis
Mata tidak dapat menutup sempurna (lagoftalmus)
Air mata mengalir lewat pipi
Ulkus kornea
d. Tatalaksana
Pembedahan
4. Trikiasis
Terlipatnya bulu mata ke arah dalam (mengarah ke bola mata) karena infeksi atau trauma
(Bedakan dengan entropion, pada entropion yang melipat tepi kelopak mata,
sehingga bulu mata ikut mengarah ke dalam. Pada trikiasis hanya bulu mata saja
yang melipat.)
5. Blefaritis
a. Definisi
Radang pada tepi kelopak mata dapat disertai terbentuknya ulkus dan melibatkan
kelopak mata
b. Etiologi
Seboroik
Berkaitan dengan dermatitis seboroik. Gangguan pada glandula zeis, moll, atau
meibom.
Stafilokokal / ulserativa
Black Books for UKMPPD 160

Infeksi kronik stafilokokus. Biasanya pada anak-anak


c. Gejala Klinis
Skuama atau krusta pada tepi kelopak. Jika krusta dilepas bisa terjadi
perdarahan
Bulu mata rontok
Dapat ditemukan ulkus pada tepi kelopak mata
Pembengkakan dan merah pada kelopak mata
d. Tatalaksana
Seboroik:
Memperbaiki kebersihan kelopak mata. Cuci dengan sampo bayi.
Bersihkan dengan cotton bud dan kompres 10-15 menit
Tetrasiklin PO 2 x 250 mg selama 1 bulan atau doksisiklin 1 x 100 mg

Stafilokokal:

Memperbaiki kebersihan kelopak mata. Cuci dengan sampo bayi.


Bersihkan dengan cotton bud dan kompres 10-15 menit
Salep atau tetes mata gentamisin / eritromisin / basitrasin
6. Hordeolum
a. Definisi
Peradangan pada kelenjar sebasea mata
Internum : kelenjar Zeis atau Moll
Eksternum : kelenjar Meibom
b. Etiologi
Stafilokokus
c. Gejala Klinis
Nodul di kelopak mata dapat di luar atau di dalam, nyeri, hangat, bengkak (Bedakan
dengan khalazion. Pada khalazion nodul tidak nyeri).
d. Tatalaksana
Kompres hangat 4 x 10 menit
Antibiotik topikal (salep eritromisin / basitrasin)
Antibiotik sistemik bila perlu (doksisiklin 2x100 mg)
Bila tidak membaik atau memburuk pikirkan pembedahan (insisi dan drainase)
Black Books for UKMPPD 161

7. Kalazion
a. Definisi
Peradangan kronik pada kelenjar Meibom
b. Etiologi
Reaksi granulomatosa
c. Gejala Klinis
Nodul di kelopak mata, tidak nyeri.
d. Tatalaksana
Insisi dan kuretase
8. Pterygium
a. Definisi
Pertumbuhan jaringan fibrivaskular seubepitelial berbentuk segitiga pada jaringan
konjungtiva bulbar hingga kornea
b. Klinis
Derajat I : pterygium terbatas sampai limbus
Derajat II : pterygium tidak melewati pertengahan antara limbus dan pupil (<2
mm dari limbus)
Derajjat III : pterigium melwati pertengahan antara limbus dan pupil (> 2 mm dari
limbus)
Derajat IV : pterygium melewati pupil
Bedakan dengan pseudopterygium. Pseudopterygium : jaringan tidak menempel
ke konjungtiva. Tes sonde (+). Tes sonde : menyelipkan sonde di bawah jaringan,
positif bila sonde dapat diselipkan antara jaringan dan konjungtiva.
c. Penatalaksanaan
Pembedahan
9. Konjungtivitis
a. Definisi
Peradangan pada konjungtiva
b. Gejala Klinis
Gejala umum: mata merah, injeksi konjungtiva, visus tidak turun.
Etiologi Klinis Tatalaksana
Viral Sekret jernih (mukoserous) Steroid topikal bila perlu
(adenovirus, Folikel (+) Salep acyclovir 3% 5 x sehari selama 10
Black Books for UKMPPD 162

HSV, VZV) Pembesaran kelenjar preaurikular hari


Bakteri Non Sekret mukopurulen Antibiotik topikal (kloramfenikol tetes 6 x
GO Kelopak mata bengkak 1 atau flurokuinolon tetes atau polimiksin
(stafilokokus, Papila (+) B tetes, atau salep antibiotik)
streptokokus, Dapat disertai membran atau
haemofilus) pseudomembran.
Gonokokal Sekret purulen Seftriakson 1 gr IM dosis tunggal.
Kelopak mata sangat bengkak Pada bayi kloramfenikol 50.000 U/kgBB
Papila (+) IM setiap hari sampai GO (-) tiga hari
Dapat terjadi keratitis / ulkus berturut-turut.
kornea. Antibiotik topikal tiap jam
Irigasi
Klamidial Sekret mukopurulen Azitromisin PO 1 gr dosis tunggal
(Chlamidia Mata lengket Eritromisin / tetrasiklin topikal 2-3 minggu
Trakhomatis. Folikel (+)
Vektor oleh Jaringan parut pada konjungtiva
lalat) tarsal entropion trauma
kornea kebutaan
Kronik berulang
Mikroskopis sekret: inclution body
Alergi Rasa gatal prominen Antihistamin topikal atau kortikosteroid
(diperantarai Riwayat atopi topikal (flumetolon tetes mata 2x1)
IgE) Sekret cair
Papila (+)
Alergi lensa Giant papil di konjungtiva tarsal Rujuk
kontak
Vernal Cobblestone appearance di Rujuk
(diperantarai konjungtiva tarsal
IgE)

10. Episkelritis
a. Definisi
Black Books for UKMPPD 163

Peradangan pada episklera


b. Etiologi
Idiopatik
Infeksi : zooster
Lain-lain : atopi, gout, tiroid, rosea
c. Gejala Klinis
Mata merah biasanya sektoral (tidak difus), visus tidak turun, nyeri, jarang
melibatkan kornea. Pada pemberian fenilefrin 2,5 % kemerahan menghilang.
d. Tatalaksana
Artificial tears
Steroid topikal
11. Skleritis
a. Definisi
Peradangan pada sklera
b. Etiologi
Penyakit sistemik : RA, SLE, gout, sifilis, TB, Wegener, polyartritis nodusa
c. Gejala Klinis
Mata merah, nyeri yang menyebar hingga kepala dan wajah, visus tidak turun. Pada
pemberian fenilefrin 2,5 % kemerahan tidak hilang.
d. Tatalaksana
NSAID
Steroid sistemik
12. Perdarahan Subkonjungtiva
a. Definisi
Perdarahan akibat pecahnya pembuluh darah konjungtiva atau sklera.
b. Faktro Risiko
Trauma tumpul
Hipertensi
Gangguan koagulasi (Cek faktor koagulasi bila tidak ada faktor risiko lain)
Penggunaan obat antikoagulasi
Benda asing
Konjungtivitis
c. Gejala Klinis
Black Books for UKMPPD 164

Perdarahan pada sklera berwarna merah terang atau gelap. Tidak nyeri. Visus tidak
turun.
d. Tatalaksana
Self limiting
13. Keratitis
a. Definisi
Peradangan pada kornea
b. Gejala Klinis
Gejala klinis umum : mata merah, visus turun mendadak, injeksi silier, nyeri,
fotofobia
Etiologi Anamnesis Pemeriksaan Tatalaksana
Bakterial: Penggunaan lensa Defek epitel Antibiotik topikal
Stafilokokus kontak Opasitas (Infiltrat) (flurokuinolon,
Pseudomonas Riwayat operasi Edema gentamisin, polimiksin B)
Moraksela Riwayat korpal Hipopion +/- Sikloplegik (atropin)
Kortikosteroid
HSV Riwayat HSV Lesi dendritik (seperti Antiviral topikal
cabang pohon) (acyclovir salep)
Geografika Sikloplegik
Vesikel +/- Kortikosteroid
Herpes Zooster Nyeri dermatomal Vesikel di kulit sekitar Antiviral topikal
mata (acyclovir salep)
Acyclovir oral 5x800 mg
selama 7 hari
Sikloplegik
Kortikosteroid
Fungal: Riwayat trauma Infiltrat Natamisin 5% tetes atau
Aspergilus dengan tumbuhan Batas kabur amfoterisin B 0,15% tiap
Candida Lesi satelit 2 jam selama 4 minggu
Antifungi sistemik
(flukonazol 200 mg)
Tidak boleh diberi steroid
Black Books for UKMPPD 165

Amuba Riwayat berenang di Amebisida


(acanthamoeba) danau, riwayat Kortikosteroid topikal
pemakaian lensa kontak
Nyeri sangat hebat

14. Ulkus Kornea


a. Etiologi
Infeksi (etiologi seperti keratitis)
Penyakit sistemik (RA, SLE)
Idiopatik (ulkus Mooren)
b. Gejala Klinis
Gejala keratitis + tes fluorescein (+)
c. Tatalaksana
Pembedahan

Fluorescein Test: untuk melihat adanya defek epitel kornea. Kertas fluoresin yang telah
dibasahi diletakan di sakkus konjungtiva inferior kemudian pasien diminta menutup mata
sehingga fluoresin menyebar. Positif bila terdapat defek kornea yang terlihat berwarna
hijau.

Seidel Test: untuk mengetahui adanya perforasi kornea. Setelah tes fluoresin, mata
ditutup kemudian dilakukan sedikit penekanan pada kornea. Jika terdapat ulkus mata
akan terlihat fluoresin diencerkan oleh aquos humour dan tampak seperti aliran.

15. Uveitis
a. Definisi
Peradangan pada uvea (iris, badan silier, koroid)
b. Gejala Klinis
Gejala umum: mata merah, visus turun, fotofobia
Etiologi Anamnesis Klinis Tatalaksana
Anterior (Iris): Nyeri Injeksi siliar Sikloplegik
Idiopatik Nyrocos Flare (efek tyndal pada Steroid topikal
Penyakit sistemik Sensasi benda apung (-) COA) Tidak membaik
(RA, SLE, IBD) Keratic presipitat steroid sistemik
Infeksi (herpes, Hipopion
Black Books for UKMPPD 166

TB, sifilis) Sinekia posterior


Post OP glaukoma akut sudut
tertutup
Intermediate Tidak nyeri Infiltrasi sel ke vitreous Steroid topikal, bila
(Badan Silier): Sensai Benda apung (+) (vitritis) tidak membaik berikan
Idiopatik Bilateral Tampak snowbanking di sistemik
Sarkoidosis inferior vitreus
Myastenia Gravis
Lyme
Sifilis
Posterior Nyeri Sel Hazy (+) Sesuai penyebab
(Koroid): Sensasi benda apung (+) Koroiditis
Toxoplasmosis Inflamasi COA Retinitis
CMV Vaskulitis
Histoplasmosis

16. Glaukoma
a. Definisi
Neuropati optik yang disebabkan oleh TIO yang relatif tinggi
b. Gejala Klinis
Pemeriksaan yang diperlukan : Perimetri / tes konfrontasi (melihat lapang pandang),
Tonometri (Menilai TIO), Gonioskopi (melihat sudut iridokornea), Funduskopi
(Menilai CD (cup-disc) ratio)
Etiologi Klinis Tatalaksana
Glaukoma akut / Mata merah, berair, visus turun Acetazolamid Hcl 500 mg,
sudut tertutup: mendadak, nyeri, mual, muntah, halo dilanjutkan 4x250
Obstruksi TIO > 21 mmHg, injeksi konjungtiva, KCl 0,5 mg 3x1
trabekula oleh edema kornea, pupil midriasis, COA Timolol 0,5 % 2x1
iris perifer dangkal Steroid topikal + antibiotik 4x1
Pilokarpin
Definitif: iridotomi perifer
Glaukoma kronik / Biasanya asimptomatik. Beta blocker topikal
sudut terbua: Penurunan lapang pandang. Definitif: trabekulotomi
Black Books for UKMPPD 167

Disfungsi TIO biasanya normal


trabekula CD Ratio > 0,5

17. Katarak
a. Definisi
Kekeruhan pada lensa yang menyebabkan penurunan tajam pengelihatan.
b. Etiologi
Degenerasi (katarak senilis)
Penyakit sistemik ( DM)
Trauma
Glaukoma
Uveitis
Pemakaian steroid jangka panjang
c. Klinis
Katarak Kongenital
Umumnya karena infeksi intrauterin (Rubella). Pada pemeriksaan fisik ditemukan
refleks merah abnormal atau ada leukokoria. Bila tidak diobati dapat menyebabkan
ambliopia (penurunan visus yang tidak dapat dikoreksi menjadi normal, akibat
gangguan pada nervus optikus) bahkan kebutaan. Tatalaksana dengan
pembedahan, dilakukan sebelum usia 2 bulan agar perkembangan visus tidak
terganggu.
Katarak Senilis
Imatur Matur Hipermatur
Kekeruhan Sebagian Seluruh Lensa Jatuh
Shadow Test Positif Negatif Pseudopositif
Visus >6/60 <6/60 <6/60

Katarak Traumatik
Pada trauma tumpul. Khas gambaran stelata (opasitas berbentuk bintang)
Shadow Test : sinar masuk dengan sudut 45, positif jika sinar akan dipantulkan
mengenai iris sehingga terbentuk bayangan iris pada lensa.
d. Tatalaksana
Pembedahan:
Black Books for UKMPPD 168

Ekstraksi katarak ekstrakapsular


Ekstraksi katarak intrakapsular
Fakoemulsifikasi
18. Ablasio Retina
a. Definisi
Terpisahnya lapisan sel batang dan sel kerucut dari lapisan sel epitel pigmen. Antara
lapisan sel batang dan kerucut dengan sel epitel pigmen terdapat celah yang disebut
celah potensial.
b. Klinis
Ablasio Retina Rhematogen
o Adanya retina yang robek menyebabkan cairan vitreous masuk ke celah
potensial. Faktor risiko : miopia berat.
o Klinis : penurunan lapang pandang, pandangan seperti tertutup tirai hitam
Ablasio Retina Traksional
o Disebabkan tarikan retina ke dalam badan vitreous karena terdapatnya
jaringan fibroseluler
o Klinis: penurunan visus dan lapang pandang
o Funduskopi : retina yang tertarik terlihat konkaf
Ablasio Retina Eksudatif
o Timbunan cairan pada celah potensial karena koroiditis
o Penurunan visus dan lapang pandang, dipengaruhi perubahan posisi.
19. Retinopati Hipertensi
Klinis: mata tenang, visus turun perlahan, riwayat hipertensi (+).
Funduskopi: mikroaneurisma, cotton wool spot, copper wiring, av crossing
20. Retinopati Diabetik
Klinis: mata tenang, visus turun perlahan, floaters (+), riwayat DM (+)
Funduskopi:
o Nonproliperatif : mikroaneurisma, dot and blot hemorrhage, flame hemorrhage,
cotton wool spot
o Preproliperatif : soft and hard exudates
o Proliperatif dini : neovaskularisasi
o Proliperatif lanjut : perdarahan vitreus (refleks fundus menghilang, tampak
perdarahan pada vitreus, mild RAPD Tatalaksana: vitrektomi
Black Books for UKMPPD 169

Tatalaksana
Fotokoagulasi laser
21. Oklusi Vaskular Retina
Tipe Klinis
Central Retinal Artery Penurunan visus mendadak, unilateral, tidak nyeri
Occlusion (CRAO) Funduskopi : tampak opasitas pada polus posterior retina, cherry
red spot di sentral makula, RAPD
Branch Retinal Artery Penurunan visus mendadak, unilateral, tidak nyeri
Occlusion (BRAO) Funduskopi : tampak opasitas superfisial pada distribusi cabang
arteri, edema lokal

22. Age-Related Macular Degeneration (AMD)


Tipe Klinis Tatalaksana
AMD non-eksudatif (dry AMD) tajam pengelihatan Vitamin C, E, beta karoten
Skotoma parasentral Hindari FR (rokok, HT,
sensitifitas adaptasi gelap dislipidemia)
kontras
AMD eksudatif (wet AMD) tajam pengelihatan Anti-VGEF
Skotoma sentral
Mikropsia , makropsia

23. Endoftalmitis
a. Definisi
Peradangan bola mata yang melibatkan vitreous dan segmen anterior. Dapat juga
melibatkan koroid dan retina.
b. Etiologi
Biasanya komplikasi Post-OP katarak, vitrektomi
c. Klinis
Visus turun mendadak, nyeri, edema palpebra, konjungtiva hiperemis, edema
kornea, hipopion, vitritis,
d. Tatalaksana
Antibiotik topikal dan sistemik
Kortikosteroid
Black Books for UKMPPD 170

Enukleasi : pengankatan bola mata dan sebagian n. Optikus, mempertahankan


konjungtiva, kapsula tenon, dan otot ekstraokular
24. Panoftalmitis
a. Definisi
Peradangan bola mata yang melibatkan vitreous dan segmen anterior, segmen
posterior, dan otot-otot bola mata.
c. Etiologi
Biasanya komplikasi Post-OP katarak, vitrektomi
d. Klinis
Visus turun mendadak, demam, nyeri, nyeri saat menggerakan bola mata, edema
palpebra, konjungtiva hiperemis, edema kornea, hipopion, vitritis
e. Tatalaksana
Eviserasi : pengangkatan isi bola mata tetapi menyisakan sklera
25. Neuritis Optik
Faktor risiko : alkoholisme, rokok, defisiensi B1 dan B12, riwayat penggunaan obat
(kloramfenikol, ethambutol, isoniazid, digitalis, streptomisin, klorpropamid)
Klinis: penurunan visus mendadak bilateral yang progresif, tidak nyeri. Defek
lapang pandang sentral bilateral.
26. Trauma Kimia
Trauma Asam Trauma Basa
Terjadi koagulasi protein epitel kornea Menyebabkan koagulasi sel, saponifikasi,
Kerusakan hanya superficial disertai dehidrasi. Terjadi penghancuran
Kekeruhan pada kornea jaringan kornea
Contoh: asam sulfat, HCl, zat pemutih Dapat menembus kornea sampai ke retina
Contoh : amoniak

Tatalaksana:
Emergensi
o Irigasi
o Double eversi kelopak mata
o Debridemen
Medikamentosa
o Steroid
Black Books for UKMPPD 171

o Sikloplegik
o Antibiotik
27. Miopia
a. Definisi
Kelainan refraksi mata dimana sinar sejajar yang masuk ke mata dalam keadaan
istirahat akan dibiaskan di depan retina.
Klasifikasi:
Miopia ringan : lensa koreksi -0,25 sampai -3,0 dioptri
Miopia sedang : lensa koreksi -3,25 sampai -6 dioptri
Miopia berat : lensa koreksi > 6 dioptri
b. Etiologi
Aksis bola mata yang terlalu panjang atau kelengkungan kornea yang terlalu
besar.
c. Klinis
Mata kabur saat melihat objek jauh
d. Tatalaksana
Koreksi lensa sferis negatif terkecil yang memberikan visus 6/6
e. Komplikasi
Ablasio retina
28. Hipermetropia
a. Definisi
Kelainan refraksi mata dimana sinar sejajar jauh tidak cukup kuat dibiaskan sehingga
titik fokusnya terletak di belakang retina
b. Etiologi
Aksis mata terlalu pendek atau kelengkungan kornea yang kurang
c. Klinis
Mata kabur saat melihat objek dekat dan jauh, sakit kepala, fotofobia, cepat lelah
saat membaca, perlu memincingkan mata jika melihat jauh.
d. Tatalaksana
Koreksi dengan lensa sferis terbesar yang memberi visus 6/6
e. Komplikasi
Glaukoma sudut sempit
29. Astigmatisme
a. Definisi
Black Books for UKMPPD 172

Keadaan dimana sinar sejajar tidak dibiaskan secara seimbang ke seluruh meridian
Klasifikasi:
Astigmatisma miopikus simpleks
Satu bayangan dibiaskan tepat di retina, bayangan lain dibiaskan di depan
retina
Astigmatisma hipermetropikus simpleks
Satu bayangan dibiaskan tepat di retina, bayangan lain dibiaskan di belakang
retina
Astigmatisma mikstous
Satu bayangan dibiaskan di depan retina, bayangan lain dibiaskan di belakang
retina
Astigmatisma miopikus kompositus
Kedua bayangan dibiaskan di depan retina
Astigmatisma hipermetropikus kompositus
Kedua bayangan dibiaskan di belakang retina
b. Etiologi
Perubahan lengkung kornea
c. Klinis
Mata kabur saat melihat jauh dan dekat, objek membayang, astenopia
d. Tatalaksana
Koreksi dengan lensa sferis dan silinder
Astigmatisma miopikus simpleks : Sferis 0 , Cilinder negatif
Astigmatisma hipermetropikus simpleks : Sferis 0, Cilinder positif
Astigmatisma mikstous : Sferis positif, Cilinder negatif
Astigmatisma miopikus kompositous : Sferis negatif , Cilinder negatif
Astigmatisma hipermetropikus kompositous : Sferis Positif , Cilinder negatif
e. Komplikasi
Ambliopia
30. Presbiopia
a. Definisi
Suatu kondisi yang berhubungan dengan usia dimana pengelihatan kabur ketika
melihat objek berjarak dekat
b. Etiologi
Black Books for UKMPPD 173

Proses degenerasi sehingga lensa mata kehilangan elastisitasnya


c. Klinis
Pengelihatan kabur ketika melihat dekat. Jika membaca mata terasa lelah, berair,
perih.
d. Tatalaksana
Koreksi dengan lensa sferis sesuai umur
40 tahun addisi S +1 D
45 tahun addisi S +1,5 D
50 tahun addisi S +2 D
55 tahun addisi S +2,5 D
60 tahun addisi S +3 D

31. Otot-otot Penggerak Bola Mata


Otot Persarafan Fungsi
Rectus Medial N. III Menggerakan ke arah medial (nasal)
Rectus Lateral N. VI Menggerakan ke arah lateral (temporal)
Rectus Superior N. III Menggerakan ke arah superior / elevasi, adduksi
Rectus Inferior N. III Menggerakan ke arah inferior / depresi, adduksi
Obliquus Superior N. IV Menggerakan ke arah inferior / depresi, abduksi
Obliquus Inferior N. III Menggerakan ke arah superior / elevasi, abduksi

32. Defek Lapang Pandang


Black Books for UKMPPD 174

1) Anopsia ipsilateral
2) Hemianopsia heteronim bitemporale
3) Hemianopsia homonim
4) Quadranopsia homonim superior sinistra
5) Quadranopsia homonim inferior sinistra
6) Macular sparing
7) Skotoma sentral
Black Books for UKMPPD 175

THT-KL

41. Pencitraan THT


Foto Tujuan
Waters Sinus maxilaris, frontalis, dan ethmoidalis
Shedel PA dan Lat. PA: sinus frontalis
Lateral: sinus frontal, sphenoidalis, dan ethmoidalis
Schuller Bagian lateral mastoid
Towne Dinding posterior sinus maxilaris
Caldwell Sinus frontalis
Rhese/oblique Bagian posterior sinus ethmoidalis, canalis optikus, dan cavum orbita

42. Othematome
Terdapat kumpulan darah di perikondrium dan tulang rawan. Biasanya diakibatkan
trauma.
Tatalaksana dengan drainase
43. Pseudokista
Terdapat benjolan di daun telinga akibat adanya kumpulan cairan antara
perikondrium dengan tulang rawan
Benjolan tidak nyeri
Tatalaksana dengan drainase kemudian dibalut tekan menggunakan gips untuk
mencegah kekambuhan
44. Selulitis Aurikula
Infeksi bakteri (Staphylokokus, Streptococcus)
Klinis: aurikula merah, bengkak, nyeri, nyeri tekan
Tatalaksana: antibiotik
45. Erisipelas Aurikula
Infeksi Grup A Streptokokus beta hemolitikus
Klinis: aurikula kemerahan, bengkak, nyeri, disertai demam
Tatalaksana: oral/IV penisilin G
46. Perikondritis dan Kondritis
a. Definisi
Black Books for UKMPPD 176

Peradangan pada perikondrium atau kartilago aurikula.


b. Etiologi
Pseudomonas sp. Dapat merupakan komplikasi dari selulitis aurikular, otitis eksterna,
trauma, dan piercing.
c. Klinis
Daun telinga kemerahan, bengkak, nyeri, terdapat eksudat purulen. Dapat
menyebar ke jaringan di sekitarnya (leher dan wajah).
47. Fistula Auricular
Adanya lubang kecil di depan auricula akibat tidak tertutupnya sulcus brachialis II.
Lubang dibatasi epitel. Lubang dapat berlanjut sampai ke cavum timpani atau faring.
Lubang tetap terbuka tidak ada gangguan
Lubang tertutup terbentuk kista atau abses, bengkak, hiperemis, terdapat sekret
purulen
Bila ada abses ekstirpasi
48. Otitis Eksterna
a. Otitis Eksterna Akut
1) Otitis Eksterna Sirkumsripta
a) Etiologi
S. aureus / S. albus
b) Klinis
Infeksi terjadi di 1/3 liang telinga luar (ada kulit)
Terdapat furunkel
Nyeri tekan perikondrium
Nyeri saat membuka mulut
Gangguan pendengaran bila furunkel menyumbat telinga (tuli konduksi)
c) Tatalaksana
Antibiotik salep Polimiksin B / bacitrasin dalam alkohol
Analgetik
Jika abses aspirasi
Insisi jika purunkel menyebar
2) Otitis Eksterna Difus
a. Etiologi
Black Books for UKMPPD 177

Pseudomonas (tersering, menghasilkan eksotoksin), S. Albus, E. Coli,


Enterobakter aerogenes
b. Klinis
Riwayat berenang di kolam renang, danau, laut (Tempat hidup bakteri)
Infeksi mengenai 2/3 liang telinga dalam
Nyeri tekan tragus
Liang telinga hiperemis dan sempit
Sekret berbau
c. Tatalaksana
Bersihkan telinga (ear toilet)
Tampon dengan antibiotik / kompres rivanol 1/1000 selama 2 hari
Tetes telinga polimiksin B, neomisin, kloramfenikol
Hidrokortison topikal untuk mengurangi inflamasi
b. Otomikosis
a. Etiologi
Aspergilus (terbanyak) atau Candida sp.
b. Klinis
Akibat kelembapan tinggi dalam liang telinga (riwayat aktifitas atau olah
raga air)
Gatal, nyeri, keluar sekret dari liang telinga
Dapat terjadi gangguan pendengaran (tuli konduksi)
Pada pemeriksaan terlihat jamur seperti serabut kapas dengan warna yang
bervariasi (putih kekuningan)
Pemeriksaan KOH 10% : Hifa, spora
c. Tatalaksana
Ear toilet
Antimikotik topikal
o Aspergilus : miconazole
o Candida : nystatin
Cuci liang telinga dengan asam asetat 2% dalam alkohol (keratolitik) 2x
sehari
c. Herpes Zoster Otikus
a. Etiologi
Black Books for UKMPPD 178

Varicela Zosten Virus


b. Klinis
Riwayat varicela
Tampak lesi kulit vesikuler di sekitar liang telinga yang sangat nyeri, seperti
terbakar
Vertigo, mual, muntah
Tinitus
Penurunan pendengaran
Bila disertai paralisis n. Fasialis disebut Ramsay Hunt Syndrome
c. Tatalaksana
Asiklovir 5 x 800 mg selama 7 10 hari atau
Valasiklovir 3 x 1000 mg selama 7 10 hari
d. Otitis Eksterna Maligna
a) Etiologi
Pseudomonas
b) Klinis
Terjadi pada penderita DM karena pH serumen yang tinggi,
imunokompromais, dan mikroangiopati
Nyeri lebih berat dan sekret lebih banyak dari OE biasa
Liang telinga bengkak
Bila inflamasi menyebar ke n. VII bisa terjadi paralisis fasial
c) Tatalaksana
Ciprofloxacin oral
Debridemen bila perlu
49. Miringitis Bulosa
a. Definisi
Infeksi pada membran timpani oleh virus, Mycoplasma, atau bakteri lainnya
b. Klinis
Tampak vesikel/bula pada membran timpani berisi cairan serous atau
hemoragik yang sangat nyeri
c. Tatalaksana
Analegetik
Antibiotik topikal
Black Books for UKMPPD 179

Kortikosteroid topikal
Hindari memecahkan vesikel
50. Serumen Proop
a. Definisi
Terbentuknya gumpalan yang menumpuk akibat serumen yang berlebihan di dalam
liang telinga. Dapat terjadi karena paparan bising kronis, kerusakan mekanisme
pembersihan alami liang telinga
b. Klinis
Penurunan pendengaran (tuli konduktif)
Telinga terasa penuh, terlebih jika ada air masuk ke telinga
Pada otoskopi terlihat penumpukan serumen
c. Tatalaksana
Hindari membersihkan telinga secara berlebihan
Hindari memasukan air atau apapun ke dalam telinga
Serumen lunak : evakuasi dengan kapas
Serumen keras : teteskan seruminolitik (carbogliserin)
Serumen sudah terlalu dalam : irigasi
Perforasi membran timpani kontra indikasi irigasi
51. Otitis Media Akut
a. Etiologi
Sterptococcus pneumoniae (bakteri gram positif bentuk rantai)
b. Stadium
1) Oklusi Tuba
Membran timpani retraksi, pucat
Tatalaksana:
o Tetes hidung efedrin HCl 0,5% (anak), 1% (Usia > 12 tahun)
o Antibiotik oral (amoksisilin)
2) Hiperemis
Membran timpani hiperemis, edem
Tatalaksana:
o Tetes hidung efedril HCl
o Antibiotik oral
3) Supuratif
Black Books for UKMPPD 180

Membran timpani bulging


Sangat nyeri, demam
Tatalaksana:
o Antibiotik oral
o Miringotomi
4) Perforasi
Membran timpani ruptur sehingga sekret mengalir ke luar
Nyeri menghilang, suhu menurun
Tatalaksana:
o Antibiotik oral
o Ear toilet dengan H2O2 3% selama 3-5 hari
5) Resolusi
Sekret mengering dan perforasi menutup
Kegagalan stadium resolusi menyebabkan OMSK
Tatalaksana:
Antibiotik oral
52. Otitis Media Supuratif Kronik
a. Etiologi
OMA yang gagal mengalami stadium resolusi
b. Klinis : membran timpani perforasi, sekret keluar terus menerus sampai lebih dari 6
minggu
OMSK tipe benigna
o Tidak ada kolesteatoma
o Perforasi biasanya sentral
OMSK tipe maligna
o Terdapat kolesteatoma
o Bisa menyebabkan komplikasi mastoiditis
c. Penunjang
CT-scan bila curiga ada komplikasi
d. Tatalaksana
OMSK Benigna
o Ear toilet dengan H2O2 3% selama 3-5 hari
o Antibiotik tetes telinga (neomycin + polimyxin B)
Black Books for UKMPPD 181

o Kauterisasi bila ada jaringan granulasi


o Jika perforasi tidak menutup setelah 2 bulan miringoplasti
OMSK Maligna
o Operasi eradikasi kolesteatoma, mastoidektomi, dengan atau tanpa
miringoplasti
53. Otitis Media Serosa
a. Etiologi
Transudat serosa di dalam telinga tengah. Bisa disebabkan oleh disfungsi tuba
Eustachius atau kelanjutan dari OMA
b. Klinis
Gangguan pendengaran, tidak nyeri, tidak ada gejala sistemik
Membran timpani tampak suram, tidak hiperemis, mobilitas berkurang (tes
Toynbee dan valsava negatif)
c. Tatalaksana
Watchful and waiting selama 3 bulan. Bila tidak ada perbaikan dipasang tube
timpanostomi untuk drainase
Antihistamin, dekongestan, antibioti, steroid
54. Mastoiditis
Merupakan komplikasi dari otitis media
Klinis : demam, nyeri telinga, nyeri di belakang telinga, terdapat massa di belakang
telinga yang bengkak dan nyeri, othorea
Pemeriksaan penunjang : CT Scan (clouding of mastoid air cells)
Tatalaksana:
o Antibiotik dosis tinggi IV
o Analgetik
o Miringotomi
o Indikasi mastoidektomi: mastoid osteitis, intracranial extension, abses, adanya
cholesteatoma, perbaikan yang kurang dengan pemberian antibiotik IV
55. Tuli Pendengaran
a. Tuli Konduktif
Disebabkan gangguan hantaran suara
Black Books for UKMPPD 182

Etiologi: atresia liang telinga, sumbatan oleh serumen, OE sirkumskripta,


osteoma, tuba katar, otitis media, otosklerosis, timpanosklerosis,
hemotimpanum, dislokasi tulang pendengaran
b. Tuli Sensorneural (persepsi)
Disebabkan gangguan pada saraf pendengaran
Etiologi: aplasia, labirinitis, introksikasi streptomisin, kanamisin, garamisin,
neomisin, kina, asetosal, alkohol, trauma kapitis, trauma akustik, neuroma,
multiple mieloma, cedera otak
c. Pemeriksaan
1) Tes Penala
Memakai penala 512 Hz
Tes Rinne
Penala digetarkan, diletakan di procesus mastoid, setelah tidak terdengan
penala dipegang di depan lubang telinga. Bila masih terdengar disebut rinne
(+), bila tidak terrdengar disebut rinne (-)
Tes Webber
Penala digetarkan diletakan di garis tengah kepala (verteks, dahi, gigi seri).
Bila terdengar lebih keras di salah satu sisi disebut Webber lateralisasi ke
telinga tersebut
Tes Schwabach
Penala digetarkan kemudian diletakan di procesus mastoid pasien sampai
tidak terdengar. Kemudia penala segera dipindahkan ke procesus mastiod
pemeriksa. Jika pemeriksa masih dapat mendengar disebut Schwabach
memendek. Kemudian pemeriksaan diulang dengan pemeriksa terlebih
dahulu. Jika setelah pemeriksa tidak dapat mendengar penala tetapi pasien
masih bisa mendengar, disebut schwabach memanjang. Jika sama-sama
tidak mendengar disebut schwabach sama.
Diagnosis Webber Schwabach Rinne
Normal Lateralisasi - Sama Positif
Tuli Konduktif Lateralisasi ke Memanjang Negatif
telinga yang sakit
Tuli sensorineural Lateralisasi ke Memendek Positif
telinga sehat
Black Books for UKMPPD 183

Tes Bing
Tragus ditekan sampai menutup liang telinga, kemudian penala digetarkan
dan diletakan pada pertengahan kepala. Bila terdapat lateralisasi pada
telinga yang ditutup berarti telinga tersebut normal. Bila tidak terdapat
laterasasi berarti telinga tersebut menderita tuli konduktif.
Tes Stenger
Digunakan pada pemeriksaan tuli anorganik (pura-pura tuli)
2) Tes Berbisik
Bersifat semi-kuantitatif. Digunakan untuk menentukan derajat ketulian secara
kasar.
3) Audiometri Nada Murni
Digunakan untuk mengukur derajat ketulian secara kuantitatif
56. Meniere Disease
a. Etiologi
Terlalu banyak cairan endolimfe di dalam kanalis semisirkularis
b. Klinis
Trias meniere: gangguan pendengaran, vertigo, tinitus
c. Tatalaksana
Diazepam saat serangan. HCT dan steroid untuk pencegahan
57. Furunkel pada Hidung
a. Definisi
Infeksi kelenjar sebasea atau folikel rambut oleh Staphylococcus aureus
b. Klinis
Furunkel di dalam hidung paling sering di lateral vestibulum nasi yang mempunyai
vibrissae
Kadang nyeri
c. Tatalaksana
Kompres hangat
Antibiotik oral dan topikal
Insisi bila sudah terjadi abses
58. Rhinitis Akut
a. Definisi
Black Books for UKMPPD 184

Peradangan pada mukosa hidung yang berlangsung kurang dari 12 minggu


b. Klinis
Keluhan umum: rinorea, hidung tersumbat, disertai rasa panas dan gatal pada hidung,
bersin-bersin.
Rhinitis simpleks
o Disebabkan oleh virus (adenovirus, rhinovirus, ECHO)
o Terdapat demam ringan,
o Tatalaksana: antipiretik, dekongestan
Rhinitis Influenza
o Disebabkan virus Influenza A, B, atau C
o Gejala sistemik umumnya lebih berat, disertai myalgia
o Tatalaksana: antipiretik, dekongestan.
Rhinitis Eksantematosa
o Disebabkan Morbili, varisela, variola, pertusis
o Riwayat imunisasi tidak lengkap
o Gejala terjadi sebelum ruam muncul
Rhinitis Bakteri
o Disebabkan bakteri Streptococcus, Staphylococcus, Pneumococcus.
o Sekret mukopurulen
o Demam
o Terdapat membran putih keabuan bila diangkat berdarah
o Tatalaksana: antibiotik, antipiretik, dekongestan
Rhinitis Difteri
o Disebabkan Corynebacterium difteri
o Riwayat imunisasi tidak lengkap
o Demam, limfadenitis, toksemia, paralisis otot pernafasan
o Tatalaksana: isolasi, penisilin sistemik, antitoksin difteri
Rhinitis Iritan
o Disebabkan paparan terhadap debu, asap, atau gas iritatif (amonia,
formalin, dll)
o Rinorea yang sangat banyak dan bersin-bersin
o Tatalaksana: hindari pencetus
Black Books for UKMPPD 185

59. Rhinitis Alergi


a. Etiologi
Inflamasi membran nasal yang dimediasi IgE
b. Klinis
Keluhan: bersin di pagi hari atau bila ada kontak debu, hidung tersumbat,
hidung gatal, rhinorea
Alergic shiners : dark circles di sekitar mata, berhubungan dengan vasodilatasi
atau obstruksi hidung
Alergic crease : lipatan horizontal yang melewati setengah bagian bawah
hidung akibat kebiasaan menggosok hidung ke atas dengan tangan
Alergic salute : kebiasaan menggosok-gosok hidung karena gatal
Facies adenoid : mulut sering terbuka dengan lengkung langit-langit yang tinggi,
menyebabkan gangguan gigi
Cobblestone appearance pada dinding posterior faring
Geographic tongue
Rhinoskopi: mukosa hidung edem berwarna livide/pucat, dengan sekret cair
c. Klasifikasi
Berdasar sifat berlangsungnya
o Intermiten: bila gejala <4 hari / minggu atau kurang dari 4 minggu
o Persisten: bila gejala > 4 hari/ minggu atau lebih dari 4 minggu
Berdasar tingat berat ringanmya
o Ringan : bila tidak ditemukan gangguan tidur, gangguan aktifitas harian
o Berat: bila terdapat gangguan tidur dan gangguan aktifitas harian
d. Penunjang
Skin Prick Test (in vivo) dan IgE RAST (in vitro) untuk mengetahui alergen yang
berperan pada pasien
Hitung jumlah IgE dan Eosinofil : meningkat pada pasien alergi, tetapi tidak
spesifik
e. Tatalaksana
Hindari alergen spesifik
Dekongestan topikal (oxymetazolin) , gunakan bila benar-benar tersumbat.
Gunakan < 2 minggu agar tidak terjadi rhinitis medikamentosa
Black Books for UKMPPD 186

Kortikosteroid topikal bila obat lain tidak membaik (flutikason, budesonid,


beklometason, triamsinolon)
Antikolinergik topikal (ipatropium bromida)
Antihistamin sistemik (cetirizin, hidroksizin)
Dekongestan oral (pseudoefedrin)
60. Rhinitis Vasomotor
a. Etiologi
Disregulasi persarafan otonom di hidung, dimana rangsang parasimpatis berlebihan
sehingga terjadi vasodilatasi dan edema mukosa nasal. Tidak terdapat infeksi, alergi,
eosinofilia, pajana obat, perubahan hormonal.
b. Klinis
Ada pemicu namun bukan alergi, melainkan suhu, bau menyengat, asap, stres,
dll.
Gejala utama hidung tersumbat, rhinorea, jarang ada bersin (beda dengan rhinitis
alergi)
Rhinoskopi: mukosa warna merah terang sampai ungu, sekret (+), permukaan
konka tidak rata dan hipertrofi
c. Penunjang
Skin prick test (-), IgE RAST (-), IgE dan eosinofil tidak meningkat
d. Tatalaksana
Hindari pencetus
Kortikosteroid topikal (budesonid)
Bila rinorea berat antikolinergik topikal (ipatropium bromide)
Kauterisasi konka yang hipertrofi dengan larutan AgNO 3 25%
Dekongestan oral (pseudoefedrin)
61. Non-allergic Rhinitis with Eosinophilia (NARES)
Gejala bersin-bersin, rinorea profus, hidung tersumbat
Eosinofilia
Pemeriksaan IgE RAST dan Skin Prick Test negatif
62. Rhinitis Atrofi
Rinorea kental dan cepat mengering
Terbentuk krusta berbau
Atrofi mukosa konka
Black Books for UKMPPD 187

63. Rhinitis Medikamentosa


Gejala rhinitis
Riwayat pemakaian obat topikal (dekongestan) dalam waktu lama (>2 minggu)
64. Sinusitis
a. Etiologi
Inflamasi sinus paranasal akibat infeksi. Penyebab tersering bakteri Streptococcus
pneumoniae, Haemophilus influenza, dan Moraxella catarrhalis
b. Klinis
Anamnesis: Gejala dan tanda ISPA, nyeri wajah (pipi, dahi, periorbital) yang
diperberat dengan menunduk, sekret purulen, hidung tersumbat, riwayat sakit
gigi, post nasal drip
Pemeriksaan fisik: nyeri tekan sinus (+), mukosa hiperemis, sekret purulen, tes
transiluminasi menunjukkan cahaya berkurang
c. Klasifikasi patogen: kemungkinan besar bakteri apabila
Gejala melebihi 7 hari
Demam di atas 38 C
Nyeri wajah yang berat
d. Klasifikasi berdasarkan waktu
Akut: < 4 minggu
Subakut: 4 minggu 3 bulan
Kronik: di atas 3 bulan
e. Penunjang
Foto polos (waters, caldwell, lateral): ditemukan opasifikasi, penebalan
mukosa sinus, air fluid level.
CT Scan : gold standart, dipakai jika ada kegagalan terapi atau pada sinusitis
kronik
f. Tata laksana
Bakterial: amoxicillin
Simptomatik: analgesik, dekongestan, antihistamin, mukolitik
65. Polip Nasi
a. Etiologi
Inflamasi kronik di mukosa nasal atau sinus paranasal
b. Klinis
Black Books for UKMPPD 188

Anamnesis
Hiposmia/anosmia, obstruksi nafas, post nasal drip, nyeri kepala, mengorok,
rhinorea
Rhinoskopi
Massa berwarna pucat, bertangkai, mudah digerakan, sering berada di meatus
medius
Stadium:
o Stadium 1: polip terbatas di meatus medius
o Stadium 2: polip sudah keluar dari meatus medius, tampak di rongga
hidung tapi belum memenuhi rongga hidung
o Stadium 3: polip masif
c. Penunjang
Nasoendoskopi
CT Scan
d. Tatalaksana
Kortikosteroid oral (lebih efektif) atau intranasal
Antibiotik
Antihistamin
Pembedahan bila farmakoterapi tidak berhasil
66. Epistaksis
a. Epistaksi Anterior
Etiologi
Perdarahan dari pleksus Kiesselbach (a. Sphenopalatina, a. Etmoidalis anterior,
a. Labialis superior, a. Palatina mayor) di septum bagian anterior atau arteri
ethmoidalis anterior
Klinis
Perdarahan ringan unilateral
Tatalaksana
o Inisial : posisi duduk, kepala ditegakkan, cuping hidung ditekan ke arah
septum selama 3-5 menit (metode Trotter)
o Definitif: kauterisasi dengan larutan AgNO 3, hati-hati jangan lakukan di kedua
septum
Black Books for UKMPPD 189

o Jika tidak berhasil, pasang tampon anterior yang dilumasi vaselin/antibiotik,


lidocain 2% dan epinefrin 1:1000. Lepas tampon setelah 48 jam
b. Epistaksis Posterior
Etiologi
Perdarahan dari a. Etmoidalis posterior atau a. sfenopalatina
Klinis
Perdarahan hebat bilateral, sering terlihat di faring
Tatalaksana
Pasang tampon Bellocq selama 2-3 hari. Tampon anterior juga dipasang, pasien
dirawat inapkan.
67. Benda Asing di Hidung
Klinis: riwayat memasukan benda ke dalam hidung, rhinitis berulang tanpa sebab
yang jelas, sumbatan jalan nafas
Rhinoskopi: tampak adanya benda asing di cavum nasi
Tatalaksana: ekstraksi, antibiotik jika ada laserasi
68. Karsinoma Nasofaring
a. Etiologi
Berhubungan dengan infeksi Epstein-Barr Virus (EBV) dan konsumsi makanan yang
diawetkan atau diasinkan
b. Klinis
Anamnesis
Pembesaran KGB cervical (metastasis), hidung tersumbat, epistaksis,
gangguan pendengaran, nyeri kepala, kelumpuhan n. Fasialis (diplopia)
Rhinoskopi
Massa tumor dapat terlihat di dinding lateral nasofaring (fossa Rosenmulleri)
c. Penunjang
Biopsi pada KGB yang membesar atau nasofaring
CT Scan untuk melihat ekspansi tumor
d. Tatalaksana
Radioterapi dan kemoterapi
69. Faringitis Kronik
a. Faringitis Kronik Hiperplastik
Black Books for UKMPPD 190

Tampak hiperplasia kelenjar limfa di bawah mukosa faring dan lateral band
hiperplasi
Mukosa dinding faring posterior tidak rata, bergranular
Tatalaksana dengan kauterisasi
b. Faringitis Kronik Atrofi
Timbul bersama rhinitis atrofi
Tampak mukosa faring tertutup lendir kental dan bila diangkat mukosa tampak
kering
70. Tonsilitis
a. Tonsilitis akut viral
Etiologi : EBV (paling sering), dan coxsackie virus
Klinis
o Gejala seperti common cold disertai nyeri tenggorok
o Pada infeksi EBV terlihat membran pada tonsil yang radang. Jika membran
diangkat tidak menimbulkan perdarahan.
o Pada infeksi virus coxsackie tampak luka-luka kecil pada palatum dan tonsil
yang sangan nyeri
o Pada infeksi coxsackie virus menyebabkan tonsilitis akut supuratif
Tatalaksana: istirahat, minum cukup, analgetik, antivirus bila gejala berat
b. Tonsilitis aku bakterial
Etiologi
GABHS, Pneumococcus, Streptococcus viridian,Streptococcus pyogenes, dan H.
Influenza
Klinis
o Nyeri tenggorok, nyeri menelan, demam tinggi, nyeri sendi, nyeri telinga
o Tonsil tampak membengkak, hiperemis, terdapat detritus
o Tonsilitis folikularis: detritus jelas
o Tonsilitis lakunaris: detritus menjadi satu dan membentuk alur
Tatalaksana
Antibiotik golongan penisilin (Penisilin G atau amoksisilin) atau eritromisin
Antipiretik
Kortikosteroid
Black Books for UKMPPD 191

c. Tonsilitis Fungal
Candida
Pada pasien immunokompromais atau mendapat terapi antibiotik jangka
panjang
Tampak plak putih seperti keju (white cottage cheese like plaque)
Plak berdarah jika diangkat
d. Tonsilitis Difteri
Etiologi
Corynebacterium difteri
Klinis
o Nyeri menelan, demam subfebris, nyeri kepala, lemas
o Tonsil membesar, hiperemis, terdapat pseudomembran yang melekat erat
dengan dasarnya dan mudah berdarah
o Pembesaran kelenjar limfe leher (Bull neck appearance)
Tatalaksana
o Isolasi
o Anti difteri serum 20.000 100.000 unit
o Antibiotik golongan penisilin (Penisilin G atau amoksisilin) atau
eritromisin
o Kortikosteroid
o Antipiretik
e. Tonsilitis Septik
Penyebab Streptococcus hemoliticus
Riwayat konsumsi susu sapi yang tidak di masak dahulu atau di pasteurisasi
f. Tonsilitis Kronik
Etiologi
Rangsangan menahun rokok, beberapa jenis makanan, higine mulut buruk,
pengaruh cuaca, kelelahan fisik, pengobatan tonsilitis akut yang tidak adekuat
Klinis
o Rasa mengganjal di tenggorokan, tenggorokan terasa kering, bau mulut
o Tonsil membesar, hiperemis, terdapat kripte yang melebar berisi detritus
Tatalaksana
Black Books for UKMPPD 192

Tonsilektomi (jika ada obstruksi nafas, infeksi berulang >3 kali dalam
setahun, dll)
71. Abses Peritonsilar (Abses Quinsy)
a. Etiologi
Komplikasi dari tonsilitis dan faringitis
b. Klinis
Demam, nyeri tenggorokan, nyeri telinga ipsilateral, disfagia, hipersalivasi,
trismus, hot potato voice
Tampak eritem pada palatum molle, tampak abses, uvula terdorong ke sisi
kontralateral, tonsil terdorong inferomedial
Jika tidak terdapat abses disebut peritonsilar infiltrat
c. Diagnosis banding
Abses retrofaring: leher kaku, kaku kuduk, sesak nafas, stridor, faring posterior
eritem dan edem.
Abses parafaring: leher terlihat membengkak
d. Tatalaksana
Insisi drainase, antibiotik, kortikosteroid
72. Laringitis
a. Etiologi
Virus (parainfluenza, adenoviruz, influenza), bakteri (Haemofilus influenza,
Branhamella cattharalis, Streptococcus pyogenes, Streptococcus pneumoniae,
Staphylococcus aureus), jamur, vocal abuse, pajanan terhadap polutan, GERD,
pneumonia
b. Klinis
Suara serak atau hilang (afonia)
Nyeri saat menelan dan berbicara
Gejala common cold
Pada Rontgen Soft tissue leher tampak pembengkakan jaringan subglotis
(Steeple sign)
c. Tatalaksana
Vocal rest, vocal rehabilitation
Kortikosteroid
Simptomatik
Black Books for UKMPPD 193

73. Laringomalasia
Kelainan kongenital dimana epiglotis lemah
Menyebabkan sumbatan jalan nafas, no feeding intolerance, remisi pada umur 2
tahun
Laringoskopi: epiglotis berbentuk omega
Bila ada sumbatan nafas intubasi
74. Epiglotitis
Akibat infeksi H. Influenza tipe B
Onset akut, nyeri tenggorokan, nyeri menelan, muffled voice / hot potato voice,
riwayat ISPA
Rontgen lateral soft tissue leher : thumb sign
75. Nodul Pita Suara
Riwayat penggunaan suara dalam waktu lama (guru, penyanyi, dll)
Suara parau, batuk
Laringoskopi tampak nodul di plica vocalis
Tatalaksana dengan voice therapy
76. Akalasia
Sfingter esofagus tidak bisa relaksasi
Gejala berupa kesulitan menelan
Black Books for UKMPPD 194

DERMATOVENEROLOGI

1. Akne Vulgaris
Merupakan peradangan kronis folikel pilosebaseous
Lesi berupa komedo hitam atau putih, papul, pustul, nodus, kista, jaringan parut,
hiperpigmentasi
Klasifikasi:
o Gradasi ringan
Komedo < 20 atau lesi inflamasi < 15, total lesi < 30
Tatalaksana: topikal retinoid +/- benzoil peroksida atau antibiotik topikal
(klindamisin gel atau eritromisin)
Terapi: topikal retinoid benzoil peroksida (BPO) atau antibiotik topikal
(klindamisin gel atau eritromisin sol)
o Gradasi sedang
Komedo 20 100, atau lesi inflamasi 15-50 atau total lesi 30 125
Tatalaksana: Retinoid topikal dan BPO atau antibiotik topikal +/- antibiotik
sistemik (tetrasiklin, doksisiklin, minosiklin selama 6-8 minggu)
Terapi: topikal retinoid + BPO antibiotik oral (tetrasiklin, doksisiklin,
minosiklin, klindamisin)
o Gradasi berat
Kista > 5 atau komedo > 100 atau lesi inflamasi > 50 atau total lesi > 125
Tatalaksana: retinoid topikal + BPO + antibiotik oral. Bila tidak berhasil
isotretinoin oral.
Terapi:topikal retinoid + BPO + antibiotik oral, bila tidak berhasil:
isotretinoin oral
Penatalaksanaan:
2. Dermatitis Atopik
a. Definisi
Inflamasi kulit kronik dan residif
b. Klinis
Gatal
Lesi berbentuk polimorfik, umumnya eritema dengan skuama, bisa terdapat
papul, vesikel, krusta, likenifikasi. Kulit tampak kering (xerosis)
Black Books for UKMPPD 195

Biasanya pada daerah fleksor dan wajah


Onset biasanya dibawah 2 tahun
Ada riwayat atopi (rhinitis, asma, dll)
c. Tatalaksana
Pelembab untuk pencegahan
Kortikosteroid topikal saat ada gejala
3. Dermatitis Seboroik
Klinis : skuama kekuningan berminyak
Predileksi di daerah seboroik: scalp, belakang telinga, nasolabial, leher
Dapat disertai infeksi Pytirosporum ovale
Tatalaksana:
o Wajah dan badan: kortikosteroid potensi ringan sedang (pada bayi
hidrokortison krim 1%)
o Kulit kepala: selenium sulfida shampo 1 2,5%
4. Dermatitis Numularis
Klinis: lesi papulovesikel berbentuk bulat sebesar mata uang logam, biasanya
mudah pecah sehingga basah.
Predileksi di ekstremitas atas, ekstremitas bawah
Sering kambuh (kronik residif)
5. Neurodermatitis / Liken Simpleks Kronis
a. Definisi
Peradangan kulit kronik, sangat gatal, disertai penebalan kulit akibat garukan dan
gosokan berulang.
b. Klinis
Sangat gatal
Terkait stres, makin stres makin gatal
Lesi likenifikasi ukuran lentikular sampai plakat
Lokasi di daerah skalp, tengkuk leher, ektremitas ekstensor, pergelangan tangan,
anogenital.
Dapat terjadi infeksi sekunder
c. Tatalaksana
Kortikosteroid topikal potensi kuat (mometason 0,1 % salep)
Antihistamin (hidroksizin)
Black Books for UKMPPD 196

Antidepresan
6. Miliaria
a. Definisi
Kelainan kulit akibat retensi keringat yang ditandai oleh adanya vesikel milier
b. Klinis
Miliaria kristalina
o Vesikel miliar, subkorneal tanpa tanda inflamasi, mudah pecah
o Predileksi pada bagian yang tertutup pakaian
Miliaria rubra
o Vesikel milier atau papulovesikel dengan dasar eritematosa sekitar lubang
keringat, tersebar diskret
Miliaria profunda
o Kelanjutan miliaria rubra, bentuk papul putih keras, ukuran 1-3 mm
Miliaria pustulosa
o Kelanjutan miliaria rubra, vesikel berubah menjadi pustul
c. Tatalaksana
Pakai pakaian tipis dan menyerap keringat
Bedak kocok asam salisilat 2% dan mentol
Antihistamin oral
7. Pitiriasis Rosea
a. Definisi
Erupsi kulit akut dan self limiting ditandai dengan gambaran khas Herald patch dan
gambaran pohon cemara
b. Klinis
Lesi primer (Herald patch) berupa plak berbatas tegas eritematousa atau
hiperpigmentasi berbentuk oval atau bulat dengan skuama halus.
2 hari sampai 2 bulan kemudian tampak lesi sekunder polimorfik yang
penyebarannya mengikut garis kulit atau (Relaxed Skin Tension Line) dan
membentuk gambaran seperti pohon cemara
c. Tatalaksana
Sembuh sendiri
8. Psoriasis
a. Definisi
Black Books for UKMPPD 197

Penyakit peradangan kulit kronik residif yang ditandai dengan plak eritematosa yang
diatasnya terdapat skuama terbal berlapis-lapis transparan seperti mika, disertai
dengan adanya tanda-tanda khas:
Fenomena tetesan lilin (bila lesi digores, tampak seperti lilin)
Auspitz sign (titik-titik perdarahan di dasar lesi)
Fenomena Koebner (kulit yang mengalami trauma bisa menjadi psoriatik)
b. Klinis
Psoriasis Plak
Plak eritematosa yang diatasnya terdapat skuama terbal berlapis-lapis transparan
seperti mika. Lokasi di ektensor, kepala, palmar, plantar, pantat.
Psoriasis Gutata
Didahului infeksi streptokokus di saluran nafas atas. Bentuk seperti tetesan air.
Psoriasis Pustulosa
Pustul steril yang mengenai hampir seluruh bagian tubuh. Pustul dapat
bergabung menjadi gambaran seperti pulau-pulau pustul.
Psoriasis Eritroderma
Eritema dengan skuama yang bisa mengenai 100% bagian tubuh.
c. Tatalaksana
Kortikosteroid topikal
Calcipotriene (analog vitamin D)
Preparat ter
Terapi UV jika lesi sangat luas
9. Dermatitis Kontak
Dermatitis Kontak Alergi Dermatitis Kontak Iritan
Penyebab Bahan sehari-hari Bahan iritan
Patofisiologi Reaksi hipersensitivitas tipe IV Iritasi langsung
Onset Setelah paparan kedua, akut Dapat akut (iritan kuat) maupun
kronik/kumulatif (iritasi lemah berulang-
ulang)
Yang Terkena Penderita alergi Semua orang
Klinis Tanda-tanda dermatitis, lesi Tanda-tanda dermatitis, lesi
polimorf. Dapat meluas ke monomorf. Terbatas pada daerah
Black Books for UKMPPD 198

sekitarnya. kontak.
Rasa gatal Rasa gatal, panas, sampai sakit
Uji Tempel/Patch Cresendo Decresendo

Tatalaksana: Kortikosteroid topikal sedang-kuat (clobetasol, triamcinolone)


10. Dermatosis Vesikobulosa
Merupakan penyakit autoimun
Pemfigus Vulgaris Pemfigoid Bulosa
Antibodi yang berperan IgG Complement 3
Karakteristik bula Kendur Tegang
Lokasi bula Suprabasal / intraepidermal Subepidermal
Keterlibatan mukosa Ya Jarang
Nikolsky Sign Positif Negatif

Nikolsky Sign: positif bila pada penekanan bula meluas


11. Pioderma
a. Impetigo Krustosa
Etiologi: Streptococcus / Stafilokokus aureus
Klinis:
o Krusta berwarna kuning seperti madu (Honey colored crust) yang
menyebar secara oto-inokulasi
o Predileksi di wajah terutama sekitar hidung
b. Impetigo Bulosa
Etiologi
Stafilokokus aureus
Klinis:
o Bula kendor, hipopion, nikolsky sign (-)
o Predileksi di intertriginosa
c. Ektima
Etiologi
Stafilokokus aureus atau Streptokokus grup A
Klinis:
Black Books for UKMPPD 199

o Lesi berupa ulkus dangkal tertutup krusta tebal dan lengket berwarna
kuning keabuan kotor. Bila krusta diangkat tampak ulkus berbentuk
punched out, tepi ulkus meninggi, indurasi, berwarna keunguan
o Predileksi di ektremitas bawah atau daerah terbuka
d. Furunkel / Karbuknel
Peradangan folikel rambut beserta jaringan di sekitrarnya
Lesi berupa nodus eritematosa, awalnya keras, nyeri tekan, setelah beberapa hari
terdapat fluktuasi, bila pecah keluar pus. Furunkel ukuran 1 3 cm, karbunkel
ukuran 3 10 cm dan lebih dalam. Furunkel yang banyak pada satu tempat
disebut furunkulosis.
Predileksi di leher, wajah, aksila, bokong.
e. Folikulitis
Folikulitis superficialis (impetigo Bockhart)
Lesi berupa pustul kecil dome-shape, mudah pecah, pada folikel rambut,
multipel. Predileksi di kulit kepala, dagu, leher, aksila, bokong
Folikulitis profunda (sycosis barbae)
Nodul eritematosa dengan perabaan hangat. Predileksi di dagu / bibir.
f. Selulitis
Etiologi: Grup A Streptococcus B Hemolitikus
Lesi berupa infiltrat berwarna merah cerah, letak superficial (dermis), batas
tegas, edema
Predileksi di wajah dan tungkai
g. Erisipelas
Etiologi: S. aureus / GABHS
Les berupa infiltrat eritematosa difus, batas tidak tegas, letak lebih dalam dari
erisipelas (Subkutis).
h. Eritrasma
Etiologi : Corynebacterium minutissimum
Lesi berupa makula atau patch eritem berskuama dengan batas tegas, biasanya
di daerah lipatan
Woods Lamp: Coral Red
Terapi Eritromisin

Terapi:
Black Books for UKMPPD 200

Bila banyak pus / krusta : kompres terbuka dengan kalikus 1/5000 atau rivanol 1%
atau povidon iodin diencerkan 10x
Bila tidak tertutup pus / krusta: salep/krim asam fusidat 2%, mupirosin krim 2%,
neomisin, atau basitrasin
Sistemik: Kloksasilin, amoksisilin, azitromisin selama minimal 7 hari
12. Morbus Hansen
a. Etiologi
Mycobacterium lepra
b. Klinis
Diagnosis ditegakkan bila terdapat satu dari cardinal sign:
o Lesi kulit mati rasa
o Penebalan saraf tepi disertai gangguan fungsi saraf (n.facialis, n. Auricularis
magnus, n. Medianus, n. Ulnaris, n. Radialis, n. peroneus komunis, n. Tibialis
posterior)
o BTA (+) dalam kerokan kulit dengan pewarnaan Ziehl Nelsen
Klasifikasi lepra
Tanda Utama Pausibasiler (PB) Multibasiler (MB)
Bercak Kusta Jumlah 1-5 Jumlah >5
Penebalan saraf tepi disertai Hanya 1 saraf Lebih dari 1 saraf
gangguan fungsi (mati rasa /
kelemahan otot)
Kerokan jaringan kulit BTA negatif BTA positif

Tanda Lain Pausibasiler (PB) Multibasiler (MB)


Distribusi Unilateral atau bilateral asimetris Bilateral simetris
Permukaan bercak Kering, kasar Halus, mengkilap
Batas bercak Tegas Kurang tegas
Mati rasa pada bercak Jelas Biasanya kurang jelas
Deformitas Terjadi lebih cepat Terjadi pada tahap lanjut
Ciri khas - Madarosis (alis mata hilang)
Hidung pelana
Wajah singa
Black Books for UKMPPD 201

Ginekomastia pada laki-laki

c. Reaksi Kusta
Terdapat dua reaksi kusta: reaksi tipe I (reaksi reversal) dan reaksi tipe II (eritema
nodusum leprosum)
Gejala Tanda Reaksi Tipe I Reaksi Tipe II
Tipe kusta Bisa PB atau MB Hanya pada MB
Waktu timbul Segera setelah pengobatan Lebih dari 6 bulan pengobatan
Keadaan umum Umumnya baik, subfebris Ringan sampai berat, demam tinggi
Peradangan di kulit Bercak kulit lama menjadi lebih Timbul nodus kemerahan, lunak,
merah, bengkak, mengkilat, nyeri tekan.
hangat. Biasanya pada lengan dan
Dapat timbul bercak baru. tungkai.
Nodus dapat pecah.
Saraf Sering terjadi. Silent neuritis Dapat terjadi
Udem pada ekstremitas (+) (-)
Peradangan pada mata Anestesi kornea dan lagoftalmus Iritis, iridosiklitis, glaukoma, katarak
Peradangan pada organ Hampir tidak ada Peradangan pada testis, sendi,
lain ginjal, KGB.

d. Tatalaksana
Pausibasiler
o Obat bulanan
Hari pertama setiap bulan, rifampisin 2x300 mg dan Dapson/DDS 1x100
mg diminum langsung
o Obat harian
Hari ke 2 28, Dapson 1x100 mg
o Jangka waktu pengobatan 6-9 bulan
o Dosis pada anak 10-15 tahun, rifampisin 450 mg, DDS 50 mg
Multibasiler
o Obat bulanan
Hari pertama setiap bulan, rifampisin 2x300 mg + klofazimin (lampren)
3x100 mg + Dapson 1x100 mg diminum langsung
Black Books for UKMPPD 202

o Obat harian
Hari ke 2 28, Lampren 1x50 mg + Dapson 1x100 mg
o Jangka waktu pengobatan 12-18 bulan
o Dosis pada anak 10-15 tahun, rifampisin 450 mg, lampren 150 mg, DDS 50
mg. Dosis lampren 2 hari sekali.
Reaksi
o Tipe 1
Prednison 40 mg / hari tappering off tiap 2 minggu
o Tipe 2
Prednison 40 mg / hari tappering off tiap 2 minggu
Klofazimin 1x100 mg selama 2 bulan
13. Tuberkulosis Kutis
a. TB milier Kulit
Pada pasien immunocompromised
Gambaran milier pada paru (+)
Lesi kulit berupa papul, pustul, dengan / tanpa nekrosis seluruh tubuh
b. TB Chancre
Riwayat TB (-) , menyerang langsung pada kulit
Papul shallow firm non healing ulcer
c. TB Verukosa
Riwayat TB (+)
Imunitas baik
Lesi berupa hiperkeratosis dengan penjalaran serpiginosa (seperti ular).
Predileksi di lutut, siku, tangan, dan kaki
d. Scofuloderma
Kronik, sering kambuh
Nodul / supurasi / ulkus tepi irreguler di area limfonodi, sendi, atau tulang
e. Orificial TB
Pada penderita TB dengan immunocompromised
Ulkuk bergaung, eritem, purulen, hemoragik di orificium oris
f. TB Gumma
14. Cutaneus Antraks
a. Etiologi
Black Books for UKMPPD 203

Bacilus antrachis
b. Klinis
Benjolan disertai krusta (keropeng) di tangan
Berhubungan dengan ternak kambing / sapi
Pewarnaan Gram : bakteri batang, gram (+), spora (+), aerob
c. Tatalaksana
Ciprofloxacin
15. Limfogranuloma Venerum
a. Etiologi
Chlamidya trachomatis
b. Klinis
Vesikel pada penis atau vagina, kemudian setelah hilang timbul peradangan
pada kelenjar limfonodi buboinguinal, sangat nyeri
Demam
c. Tatalaksana
Doksisiklin 2 x 100 mg PO selama 14 hari atau
Eritromisin 4 x 500 mg PO selama 14 hari (boleh pada ibu hamil)
16. Pitiriasis Versikolor
a. Etiologi
Jamur Malassezia furfur
b. Klinis
Lesi makula/patch hipo/hiperpigmentas dengan skuama halus. Finger nail
sign (jika lesi diusap seperti terdapat bubuk/tepung)
Pemeriksaan KOH: hifa pendek disertai spora (spaghetti and meat ball)
Wood lamp: kuning keemasan
c. Tatalaksana
Sampo selenium sulfida 1,8% atau ketokonazole sampo 2% dioleskan 10 menit
sebelum mandi setiap hari
Bila lesi luas berikan sistemik (ketokonazole 200 mg 1x1 PO)
17. Dermatofitosis
a. Etiologi
Jamur Dermatofit: Microsporum, Epidermophyton, Tricophyton
b. Klinis
Black Books for UKMPPD 204

Berdasarkan Lokasi
o Tinea Kapitis
Alopesia dan skuama di kepala (grey patch). Bila rambut patah tetapi masih
tersisa akar akan tampak titik-titik hitam (black dot). Jika terjadi infeksi
terlihat seperti massa basah, kotor, dan berbau seperti tikus (kerion celsi)
o Tinea Korporis
Plak eritema berbatas tegas berskuama dengan tepi aktif (central healing).
Lokasi selain di kepala, selangkangan, tangan dan kaki.
o Tinea Kruris
Lesi sama seperti tinea korporis. Lokasi lesi di selangkangan dapat menjalar
ke perineum dan bokong.
o Tinea Barbae
Lesi sama seperti tinea korporis namun predileksi di dagu/ leher.
o Tinea Manum
Lesi segmental berupa vesikel dengan skuama di tepi pada telapak tangan,
punggung tangan, tepi lateral tangan, atau jari.
o Tinea Pedis
Paling sering tipe interdigital dimana terdapat eritema, skuama, maserasi,
dan fisura. Dapat disertai infeksi sekunder yang menyebabkan pruritus dan
bau (athletes foot)
o Tinea Unguium
Disebut juga onikomikosis atau jamur kuku. Lesi distrofi, hiperkeratosis,
onikolisis, debris, dan perubahan warna kuku.
Pemeriksaan KOH 10% , untuk kuku 20%: Hifa panjang bersekat (Bamboo like)
Lampu Wood: kuning kehijauan
c. Tatalaksana
Antifungal topikal (golongan azol, siklopiroksolamin) selama 2-4 minggu
Antifungal sistemik bila lesi luas (griseofulvin oral)
Tinea Kapitis: griseofulvin PO atau itrakonazole PO selama 6-8 minggu dan
sampo antimikotik
Tinea Unguium: Siklopiroksolamin topikal (cat kuku) selama 2-3 bulan
Tinea Pedis: Antifungal sistemik selama 4-6 minggu
Black Books for UKMPPD 205

18. Kandidiasis
a. Etiologi
Candida albicans
b. Klinis
Biasanya di daerah lipatan (intertriginosa)
Lesi tampak patch / plak eritematosa, berbatas tegas, basah, bersisik, dikelilingi
lesi satelit (vesikel, papul, atau pustul) di sekitarnya.
Pemeriksaan KOH 10% : ragi, pseudohifa, blastospora
c. Tatalaksana
Nistatin dan krim imidazole
19. Skabies
a. Etiologi
Sarcoptes scabei
b. Klinis
Papul dan vesikel eritema multipel. Distribusi terutama di sela-sela jari kaki dan
tangan.
Diagnosis ditemukan 2 dari 4 tanda kardinal:
o Gatal terutama di malam hari
o Ditemukan terowongan
o Ditemukan tungau (pemeriksaan KOH dari kerokan kulit pada lesi)
o Terjadi berkelompok
c. Tatalaksana
Permetrin krim 5% dioleskan malam hari ke seluruh tubuh kemudian diulang 1
minggu kemudian. Atau gameksan 1%
Pada ibu hamil dan anak < 2 bulan : sulfur presipitatum 4-20% (salep 2-4)
20. Cutaneus Larva Migran / Creeping Eruption
a. Etiologi
Larva Ancylostoma braziliensis atau Ancylostoma caninum
b. Klinis
Riwayat kontak dengan tanah lembab yang terkontaminasi dengan larva.
Lesi berbentuk seperti benang berkelok-kelok , kemerahan, agak menonjol,
disertai gatal
c. Tatalaksana
Black Books for UKMPPD 206

Albendazole 1x400 mg selama 3 hari


Cryotherapy
21. Pedikulosis
a. Etiologi
Pedikulosis capitis atau pediculosis pubis
b. Klinis
Lesi berupa makula berwarna kebiruan (sky blue spot) di kepala atau leher
(pediculosis capitis) atau di selangkangan (pediculosis pubis)
c. Tatalaksana
Cuci air hangat
Permetrin krim 1% 2 jam atau
Malathion lotion 0,5% semalam atau
Gameksan 1% 12 jam
22. Varicela
a. Etiologi
Varicella Zoster Virus
b. Klinis
Demam, nyeri kepala, lemas
Lesi papul atau vesikel eritematousa (tear drop) yang menyebar secara
sentrifugal (awalnya dari badan kemudian ke ektrimitas)
Pemeriksaan mikroskopis ditemukan sel Tzanck
c. Tatalaksana
Asiklovir 5 x 800 mg PO selama 7 10 hari atau
Valasiklovir 3 x 1000 mg selama 7 10 hari
Anak : asiklovir 4 x 20 mg/Kg BB
23. Herpes Zooster
a. Etiologi
Varicella Zoster Virus dorman yang mengalami reaktifasi
b. Klinis
Vesikel berkelompok dengan dasar eritem yang lokasinya mengikuti dermatom.
Nyeri menonjol.
Lokasi unilateral, tidak melewati garis tengah tubuh
Dapat disertai demam, malaise, pusing
Black Books for UKMPPD 207

Bentuk khusus:
o Herpes zoster oflatmikus
Kelainan mata dan kulit di daerah persarafan cabang 1 n. Trigeminus (n.
Oftalmikus)
o Herpes zoster otikus
Kelainan sesuai persarafan n. VIII. Gejala: lesi vesikuler di daun telinga yang
nyeri, tinitus, gangguan pendengaran, vertigo, nistagmus
o Ramsay Hunt Syndrome
Herpes pada gangglion geniculatum. Manifestasi gejala akibat gangguan
pada n. VII dan VIII. Gejala: nyeri di daerah lesi, paralisis wajah, tinitus,
vertigo, gangguan pendengaran, nistagmus, gangguan pengecapan.
c. Tatalaksana
Asiklovir 5 x 800 mg selama 7 10 hari atau
Valasiklovir 3 x 1000 mg selama 7 10 hari

Post herpetik neuralgia:

Profilaksis : kortikosteroid
Terapi : amitriptilin atau gabapentin
24. Moluskum Kontagiosum
a. Etiologi
Molluscum contagiosum virus (pox virus)
b. Klinis
Lesi papul bentuk seperti kubah miliar, di tengahnya terdapat delle. Bila dipijat
akan keluar massa putih seperti nasi yang merupakan badan moluskum.
Pemeriksaan penunjang dengan pewarnaan Giemsa tampak badan inklusi
moluskum (Henderson-Paterson Bodies) di dalam sitoplasma
c. Tatalaksana
Kuretase
Topikal : asam salisilat, asam trikloroasetat, kantaridin, podofilin
25. Veruka Vulgaris
a. Etiologi
Human Papiloma Virus (HPV)
b. Klinis
Black Books for UKMPPD 208

Lesi papul berwarna kulit sampai keabuan dengan permukaan verukosa. Jika
permukaan rata disebut veruka plana.
Dapat dijumpai di kulit, mukosa, kuku
Jika digores timbul autoinokulasi (lesi baru) di sepanjang goresan (fenomena
Koebner)
c. Tatalaksana
Kaustik dengan asam salisilat 20 - 40%, larrutan AgNO3 25%
26. Uretritis / servisitis Gonore
a. Etiologi
Neisseria gonorrhea
b. Klinis
Pria : duh tubuh purulen dari uretra disertai disuria, edema dan eritema pada
orifisium uretra
Wanita : asimptomatik, kadang terjadi perubahan duh tubuh vagina
Pemeriksaan Penunjang : pewarnaan gram diplokokus gram negatif
intraseluler (bentuk biji kopi) . Jika tidak didapatkan DGNI, maka termasuk ke
dalam uretritis Non-GO yang disebabkan Chlamidia trachomatis, terapinya
dengan Azithromisin.
c. Tatalaksana
Sefiksim 400 mg PO dosis tunggal atau Ceftriaxon 250 mg IM DITAMBAH
DENGAN Azitromisin 1 g PO atau doksisiklin 2x100 mg PO selama 7 hari (terapi
uretritis non-GO)
d. Komplikasi
Pria
o Lokal: Tysonitis, parauretritis, littritis, cowperitis
o Ascenden: prostatitis, vesikulitis, funikulitis, epididimitis, trigonitis
Wanita
o Lokal: parauretritis, bartholinitis
o Ascenden: salphingitis, PID
27. Vaginosis Bakterial
a. Etiologi
Bakteri anaerob Gardnerella vaginalis dan Mycoplasma hominis
b. Klinis
Black Books for UKMPPD 209

Duh tubuh warna putih homogen, bau amis seperti ikan, whiff test / tes amin
positif (duh tubuh ditetesi larutan KOH 10% akan tercium bau amis)
pH vagina >4,5
Pemeriksaan penunjang: pewarnaan Gram atau sediaan basah dengan NaCl
fisiologis dapat ditemukan clue cell (bakteri menempel pada tepi sel)
c. Tatalaksana
Metronidazole 2 x 500 mg selama 7 hari atau
Metronidazole 2 g PO dosis tunggal
Pada ibu hamil metronidazole aman digunakan
28. Trikomoniasis
a. Etiologi
Parasit berflagel Trichomonas vaginalis
b. Klinis
Sekret homogen, kuning kehijauan, berbusa/buih, kadang gatal
pH vagina > 4,5
Serviks : strawberry cervix
Pemeriksaan penunjang: sediaan basah dengan NaCl fisiologis ditemukan
parasit Trichomonas vaginalis dengan gerakan flagel khas (motil)
c. Tatalaksana
Metronidazol 2 x 500 mg PO selama 7 hari atau
Metronidazol 2 gr PO dosis tunggal
29. Kandidiasis Vulvovaginalis
a. Definisi
Infeksi pada vulva yang disebabkan oleh Candida albicans atau ragi lainnya.
b. Klinis
Gatal pada vulva
Dapat disertai edema dan fisura
Duh tubuh putih seperti susu, bergumpal, tidak berbau
Terdapat lesi satelit
Pemeriksaan penunjang : sediaan basah dengan larutan KOH 10% dapat
ditemukan pseudohifa dan atau blastospora
c. Tatalaksana
Klotrimazole kapsul vagina 500 mg dosis tunggal atau
Black Books for UKMPPD 210

Nystatin kapsul vagina 1 x 100.000 IU selama 7 hari


Flukonazole 150 mg PO dosis tunggal atau
Itrakonazole 1 x 200 mg selama 3 hari atau
Ketokonazole 2 x 200 mg PO selama 7 hari

Pada ibu hamil lebih baik tidak diberikan obat sistemik. Klotrimazole dan nystatin
aman untuk ibu hamil.

30. Herpes Simpleks Genitalis


a. Etiologi
Herpes Simpleks Virus tipe 2, kadang tipe 1. Herpes Simpleks Labialis HSV 1
b. Klinis
Lesi vesikel / erosi / ulkus dangkal berkelompok, dengan dasar eritematosa,
disertai nyeri
Dapat disertai dengan disuria atau duh tubuh
Pemeriksaan mikroskopis ditemukan Sel Tzanck (Sel datia berinti banyak)
c. Tatalaksana
Asiklovir 5 x 200 mg PO selama 7 10 hari atau
Valasiklovir 2 x 500 mg PO selama 7 10 hari
31. Sifilis
a. Etiologi
Treponema palidum
b. Klinis
Stadium I : ulkus tunggal, tepi teratur, dasar bersih, terdapat indurasi, tidak
nyeri, pembesaran KGB regional
Stadium II : lesi kulit polimorfik, pembesaran KGB generalisata
Stadium II laten : asimptomatik, tes serologi (+)
Stadium III : gumma (+)
Pemeriksaan mikroskop lapangan gelap dan Burry
Tes serologis : VDRL, RPR, TPHA
c. Tatalaksana
Benzatin penisilin G 2,4 juta unit IM atau
Tetrasiklin / eritromisin / doksisiklin selama minimal 30 hari
32. Ulkus Mole / Chancroid
Black Books for UKMPPD 211

a. Etiologi
Haemophylus ducreyi
b. Klinis
Ulkus multipel, tepi tidak teratur, dinding bergaung, dasar kotor, sangat nyeri
Pewarnaan gram / Unna Pappenheim : basil gram negatif berderet seperti
rantai
c. Tatalaksana
Ciprofloxacin 2 x 500 mg PO selama 3 hari atau
Azitromisin 1 gr PO dosis tunggal atau
Eritromisin 4 x 500 mg PO selama 7 hari atau
Ceftriaxon 250 mg IM dosis tunggal
33. Kondiloma Akuminata
a. Etiologi
Human Papiloma Virus
b. Klinis
Vegetasi atau papul bentuk akuminata (jengger ayam / kembang kol)
c. Tatalaksana
Kauterisasi dengan :
o Podofilin 10-25 % seminggu 2 kali atau
o Asam trikloroasetat 50 90 % 1 minggu sekali (terutama untuk wanita hamil)
34. Fixed Drug Eruption
a. Definisi
Kelainan akibat alergi obat yang muncul berkali-kali pada tempat yang sama. Obat
pencetus : sulfonamid, barbiturat, trimetropim, analgetik. Reaksi hipersensitivitas tipe
II.
b. Klinis
Lesi khas:
o Vesikel, bercak eritem
o Lesi target berbentuk bulat, lonjong atau numular, kadang disertai erosi
o Bercak hiperpigmentasi dengan kemerahan di tepinya
Predileksi: bibir, penis, vulva, punggung
c. Tatalaksana
Antihistamin sistemik dan steroid topikal
Black Books for UKMPPD 212

35. Exanthematous Drug Eruption


a. Definisi
Exanthematous Drug Eruption adalah reaksi alergi ringan pada kulit yang terjadi
karena pemberian obat sistemik. Reaksi alergi hipersensitivitas tipe IV. Obat
pencetus biasanya antibiotik (ampisilin, tetrasiklin, sulfonamid), NSAID. Nama lainnya
erupsi makulopapular atau morbiliformis.
b. Klinis
Gejala muncul 10 14 hari setelah konsumsi obat
Lesi makulopapular
Predileksi di tungkai, lipat paha, lipat ketiak kemudian meluas diikuti gejala
sistemik (demam, malaise, nyeri sendi)
c. Tatalaksana
Kortikosteroid sistemik: prednisol 3x10 mg selama satu minggu
Antihistamin sistemik: hidroksizin, cetirizin
Bedak salisilat 2% topikal
36. Urtikaria
a. Definisi
Reaksi vaskular di kulit ditandai dengan edema setempat timbul cepat dan
menghilang perlahan. Disebabkan reaksi hipersensitivitas yang dimediasi IgE dan
sel Mast (hipersensitivitas tipe I). Dibagi menjadi akut (< 6 minggu) dan kronik
(> 6 minggu).
Angioedema adalah urtikaria yang terjadi pada lapisan subkutis atau submukosa,
atau dapat juga mengenai saluran cerna, saluran nafas dan organ kardiovaskular.
b. Klinis
Plak yang sangat gatal (biduran / gambaran seperti pulau), warna pucat sampai
eritema
Angioedema : terlihat sebagai pembengkakan yang biasanya terdapat di kelopak
mata atau bibir
Pemeriksaan Penunjang:
o Pemeriksaan hitung eosinofil dan IgE
o Urtikaria alergi : Skin Prick Tes atau IgE RAST
o Utrikaria makanan : uji eliminasi makanan
o Urtikaria kontak : tes demografisme
Black Books for UKMPPD 213

o Urtiaria dingin : Ice cube test


o Urtikaria kronik : DPL, LED, CRP, tes fungsi hati, dll untuk mencari penyebab
urtikaria
c. Tatalaksana
Antihistamin 1 non sedatif (lini pertama) atau sedatif
Bila terjadi obstruksi nafas: adrenalin, kortikosteroid
37. Sindrom Steven Johnson (SJS) dan Toxic Epidermal Necrolysis (TEN)
a. Definisi
Jenis erupsi kulit akibat alergi obat yang berat. Melibatkan mukosa terutama di
orificium oris dan anogenital.
SJS: < 10% area tubuh yang terkena
SJS Overlap TEN: 10 30% area tubuh yang terkena
TEN: > 30% area tubuh yang terkena
b. Klinis
Lesi kulit berupa eritema, vesikel, target-like lession, papul, erosi, ekskoriasi,
krusta, kadang purpura
Kelainan mata: konjungtivitis kataralis, purulenta, atau ulkus
Kelainan di mukosa oral dan anogenital
c. Tatalaksana
Hentikan obat penyebab
Kortikosteroid
Sesuai dengan SCORETEN SCORE
38. Keganasan Kulit
Karsinoma Sel Basal Squamous Cell Ca Melanoma Maligna
Asal Sel basal epidermis Sel keratinosit epidermis Melanosit
Klinis Ulkus Rodent Tumor berbenjol-benjol Riwayat naevus (tahi lalat)
Papul, mengkilat (pearly Luka yang tidak sembuh- Bentuk asimetris
appearance), disertai sembuh Batas irreguler
ulkus di tengah, besar, Bercak kemerahan dengan Warna tidak sama (hitam,
nekrosis berwarna hitam di keropeng / lecet coklat, abu-abu)
tengah, tepi meninggi, Diameter > 6 mm
krusta hemoragic, Peninggian
dikelilingi nodul. Invasi ke Membesar dengan cepat
Black Books for UKMPPD 214

jaringan di bawahnya.

39. Potensiasi Steroid Topikal


Black Books for UKMPPD 215

NEUROLOGI

1. Transient Ischemic Attack dan Reversible Ischemic Neurologic Deficit


Etiologi: iskemia otak yang tidak menyebabkan infark
Tampilan klinis:
o TIA: defisit neurologis akut yang membaik / kembali menjadi normal dalam
waktu kurang dari 24 jam setelah onset.
o RIND: defisit neurologis akut yang membaik / kembali menjadi normal dalam
waktu 72 jam setelah onset.
Tatalaksana
Aspirin atau clopidogrel untuk mencegah terjadinya stroke.
2. Stroke
a. Stroke Iskemik
Etiologi
Trombus atau emboli yang menyebabkan infark serebri
Klinis
o Anamnesis: defisit neurologis akut (biasanya berupa hemiparesis) yang
berlangsung lebih dari 72 jam. Kesadaran umumnya tidak menurun.
Biasanya terjadi saat istirahat.
o PF: tanda-tanda lesi UMN (hiperrefleks, refleks patologis positif),
kekuatan motoris menurun.
Penunjang
CT-Scan: daerah hipodens di cerebrum
Tatalaksana
o Trombolitik (rt-PA) untuk pasien yang datang dalam 3 jam setelah onset
dan tidak ada kontraindikasi (glukosa darah < 50 mg%, TD > 185/110
mmHg)
o Aspirin
o Jika TD > 220/120 maka target penurunan 15% MAP
b. Stroke Hemoragik
Etiologi
Perdarahan intracerebral akibat pecahnya pembuluh darah
Klinis
Black Books for UKMPPD 216

o Anamnesis: defisit neurologis akut, disertai penurunan kesadaran, nyeri


kepala, dan mual muntah. Biasanya terjadi saat aktifitas.
o PF: tanda-tanda lesi UMN, hipertensi
Penunjang
CT-Scan: daerah hiperdens di cerebrum
Tatalaksana
o Bedah: evakuasi hematom
o Antihipertensi (target maksimal 25% MAP)
o Diuretik osmotik (manitol)
c. Kekuatan otot
Nilai Keterangan
0 Paralisis, tidak ada tonus
1 Tonus (+), tetapi tidak bisa digerakkan
2 Dapat melakukan gerakan tanpa melawan gravitasi (geser)
3 Dapat melakukan gerakan melawan gravitasi
4 Dapat melakukan gerakan melawan tahanan ringan
6 Dapat melakukan gerakan melawan tekanan kuat

3. Headache
a. Tension Headache
Klinis: nyeri kepala bilateral, rasa seperti diikat atau ditekan, lokasi frontal
atau oksipital
Tatalaksana:
o Akut: ibuprofen, aspirin, paracetamol
o Pencegahan: antidepresan trisiklik (amitriptilin)
b. Migraine
Klinis: nyeri unilateral, berdenyut, lokasi di frontotemporal dan okular. Disertai
mual, muntah, fotofobia, dan fonofobia. Bisa disertai aura (silau, pandangan
ganda, ganguan sesoris, gangguan motoris, dll) atau classic migrain, bisa
tanpa aura atau common migrain.
Tatalaksana:
o Akut: ergot atau triptan
o Pencegahan: asam valproat
Black Books for UKMPPD 217

c. Cluster Headache
Klinis: nyeri unilateral, terasa sangat berat seperti ditusuk, mata seperti
didorong keluar, lokasi di orbita dan temporal. Disertai lakrimasi, mata merah,
rhinorrea, dan perspirasi di dahi ipsilateral.
Tatalaksana:
o Akut: ergot atau triptan
o Pencegahan: calcium channel blocker
4. Epilepsi
a. Etiologi
Idiopatik, sindrom keturunan, malformasi kongenital, infeksi, trauma kepala, stroke,
tumor, dan penyakit degeneratif lain
b. Klasifikasi

Kejang

Parsial
Umum
(fokal)

Kejang
Sederhan Tonic- Miokloni
Kompleks umum Absence Tonik Atonik
a clonic k
sekunder

Kejang parsial (fokal): berasal dari bagian tertentu di korteks serebri


o Sederhana
Tidak ada penurunan kesadaran. Gejala bisa sensoris, motoris, otonom,
atau psikis, tergantung bagian korteks yang terlibat.
o Kompleks
Ada penurunan kesadaran (amnesia). Gejala tiba-tiba diam, melamum,
bengong mendadak yang diikuti dengan automatisme dan kebingungan
pasca serangan.
o Kejang tonik-klonik umum sekunder
Kejang parsial yang berlanjut menjadi kejang tonik-klonik umum.
Kejang umum
o Absens / lena / petit mal
Black Books for UKMPPD 218

Bengong mendadak, tanpa aura, tanpa kebingungan pasca serangan.


Berlangsung hanya sebentar (< 20 detik), bisa disertai automatisme atau
tidak.
o Mioklonik
Kedutan motorik aritmik (tidak teratur)
o Klonik
Kedutan motorik ritmik (teratur), lebih lama dari mioklonik.
o Tonik
Fleksi atau ekstensi tonik mendadak pada kepala, badan, atau ekstremitas
o Tonik-klonik umum primer (grand mal)
Kejang berawal sebagai ekstensi tonik ekstremitas atas dan bawah yang
berlangsung beberapa detik, kemudian menjadi gerakan klonik ritmik,
dengan kebingungan pasca serangan.
o Atonik
Hilangnya tonus postural tubuh secara mendadak (tiba-tiba jatuh)
c. Klinis
Kejang berulang tanpa demam
d. Penunjang
Elektroensefalografi (EEG): spike and wave
e. Tatalaksana
Kejang parsial: carbamazepine
Kejang umum: asam valproat
f. Status Epileptikus
Suatu keadaan kejang atau epilepsi yang terus menerus disertai kesadaran
menurun > 30 menit, atau kejang beruntun tanpa disertai pemulihan
kesadaran yang sempurna
Tatalaksana: ABC, diazepam 0,3 mg/KgBB IV sampai maksimum 20 mg, dapat
diulang setiap 5 menit. Bila kejang teratasi, lanjutkan dengan fenitoin IV 18
mg/KgBB
5. Vertigo
a. Vertigo Perifer (vestibuler)
Serangan pusing berputar yang berat, disertai mual muntah.
Nistagmus horizontal
Black Books for UKMPPD 219

Romberg tes (pasien berdiri dengan kedua kaki rapat): mata terbuka pasien
dapat mempertahankan keseimbangan, saat mata tertutup pasien tidak dapat
mempertahankan keseimbangan.
Finger to finger test: normal
b. Vertigo Sentral (non-vestibuler)
Rasa seperti melayang, serangan tidak seberat vertigo perifer, kontinyu, jarang
disertai mual dan muntah, bisa disertai defisit neurologis fokal
Nistagmus vertikal
Romberg tes: baik saat mata terbuka atau mata tertutup pasien tidak dapat
mempertahankan keseimbangan.
Finger to finger test: abnormal
Tatalaksana: calcium channel blocker (flunarizin)
c. Penyakit Vertigo Perifer
Benign Paroxysmal Positional Vertigo (BPPV)
o Etiologi
Kanalith di dalam kanalis semisirkularis
o Klinis
Vertigo dipicu oleh perubahan posisi
o Penunjang
Manuver Dix-Hallpike
o Tatalaksana
Manuver Epley, Calcium Channel Blocker (flunarizin), antihistamin,
betahistin
Meniere Disease
o Etiologi
Terlalu banyak cairan di endolimfe
o Klinis
Vertigo, tinitus, gangguan pendengaran
o Tatalaksana
Saat serangan: diazepam. Pencegahan: HCT, steroid
6. Meningitis
a. Etiologi
Inflamasi lapisan meninges sistem saraf pusat, umumnya karena infeksi
Black Books for UKMPPD 220

b. Klinis
Anamnesis: demam tinggi, sakit kepala
PF: kaku kuduk, tanda rangsang meningeal positif (Burdzinski I, Burdzinski II,
Kernig)
c. Penunjang: analisa LCS
Bakteri (paling sering s. pneumonia)
Warna keruh, leukosit tinggi ( 1000/mm3), banyak sel neutrofil, protein
meningkat, glukosa rendah
Virus
Warna jernih, leukosit rendah ( 100/mm3), banyak sel limfosit, protein normal,
glukosa normal
Tuberkulosis
Warna xantokrom, jumlah leukosit variabel, banyak sel limfosit, protein
mengingkat tapi tidak setinggi bakteri, glukosa rendah
d. Tatalaksana
Sesuai patogen penyebab. Pada meningitis bakterial diberikan deksametason.
7. Ensefalitis
a. Etiologi
Biasanya disebabkan virus atau TB
b. Klinis
Anamnesis: demam, kejang, penurunan kesadaran
PF: meningeal sign (-)
c. Penunjang: analisa LCS dan PCR untuk mengetahui penyebab
d. Tatalaksana
Asiklovir sebagai tatalaksana empirik karena tingginya insidensi ensefalitis herpes
simpleks. Setelah patogen diketahui, terapi sesuai patogen.
8. Rabies
a. Definisi
Infeksi akut SSP oleh virus rabies yang termasuk genus Lyssa-virus, family
Rhabdoviridae dan menginfeksi manusia melalui gigitan hewan yang terinfeksi (anjing,
monyet, kucing, kelelawar, serigala).
b. Tampilan Klinis
Black Books for UKMPPD 221

Riwayat gigitan hewan (anjing, kucing, dll) dan hewan yang menggigit mati
dalam waktu satu minggu atau positif rabies
Gatal dan parastesia di daerah bekas luka gigitan
Enchepalitis rabies: agitasi, kesadaran fluktuatif, demam tinggi persisten, nyeri
pada faring terasa seperti tercekik, hipersalivasi, hidrofobia, aerofobia
c. Tatalaksana
Isolasi
Fase awal: cuci luka dengan air sabun 5- 10 menit kemudian bilas dengan air
bersih, lakukan debridement, berikan desinfektan (alkohol 50- 70%). Jika
terkena selaput lendir, cuci dengan air lebih lama
Fase lanjut: suportif, cegah gagal jantung dan gagal nafas
Serum Anti Rabies (SAR):
o Serum heterolog (berasal dari kuda) 40 IU/ kgBB infiltrasi di sekitar luka,
sisanya IM
o Serum homolog (berasal dari manusia) 20 IU/ kgBB
Vaksin Anti Rabies
9. Parkinson
a. Etiologi
Degenerasi neuron dopaminergik di substansia nigra
b. Klinis
Diagnosis ditegakkan jika ada 2 dari 3 kardinal sign: tremor saat istirahat, rigiditas,
dan bradikinesia
c. Tatalaksana
Levodopa
10. Bells Palsy
a. Etiologi
Paralisis n. VII perifer unilateral, biasanya karena terkena angin atau udara dingin
dalam waktu lama
b. Klinis
Wajah perot / mencong, dahi dan pipi tidak bisa digerakkan, kelopak mata tidak bisa
ditutup (lagophtalmus), bibir tertarik ke sisi yang sehat
c. Tatalaksana
Steroid, artificial tears
Black Books for UKMPPD 222

11. Trigeminal Neuralgia


a. Klinis
Nyeri diwajah seperti ditusuk pisau, terutama saat mengunyah, mengikuti
persarafan n. trigeminal
b. Tatalaksana
carbamazepine
12. Guillain-Barre Syndrome
a. Etiologi
Antibodi terhadap patogen tertentu (C. jejuni) bereaksi silang dengan myelin sistem
saraf perifer.
b. Klinis
Riwayat infeksi (biasanya infeksi pernafasan atau gastrointestinal)
Kelemahan otot dan penurunan refleks yang dimulai dari tungkai lalu menjalar
ke atas (paralisis ascendent). Pada kasus berat bisa terjadi gagal nafas.
Paralisis stocking and gloves (dimulai dari bagian distal ekstremitas)
c. Tatalaksana
Plasmaferesis atau immunoglobulin
13. Myastenia Gravis
a. Etiologi
Penyakit autoimun dimana terdapat antibodi yang memblok reseptor asetilkolin di
presinaps.
b. Klinis
Biasnaya mengenai otot yang spesifik dibanding umum
Ptosis (tersering), pasien tidak bisa mempertahankan membuka mata
Gejala semakin sore semakin memburuk
c. Tatalaksana
Asetilkolin esterase inhibitor
14. Hernia Nukleus Pulposus
a. Etiologi
Diskus intervertebralis mengalami herniasi dan menekan radiks saraf perifer.
Kebanyakan setinggi L4/L5 atau L5/S1
b. Klinis
Black Books for UKMPPD 223

o Anamnesis: nyeri punggung bawah yang menjalar ke paha, sering disertai


kelemahan otot dan rasa kebas
o PF: tes Lasegue (+), perubahan refleks, penurunan sensitifitas
o Pemeriksaan lain: tes Bragard, Patrick, Contrapatrick
c. Penunjang
MRI
d. Tatalaksana
Tirah baring, NSAID, muscle relaxan (benzodiazepin). Definitif: laminektomi.
15. Carpal Tunnel Syndome
a. Etiologi
Kompresi n. Medianus di dalam carpal tunnel
b. Klinis
Anamnesis: nyeri di pergelangan tangan bagian ventral, rasa kebas di telapak
tangan bagian radial dan jari 1-4
Flick sign: pasien mengebaskan tanggannya (seperti mengebaskan
termometer raksa) untuk menghilangkan gejala
Tinnel sign: rasa kesemutan bila carpal tunner diketuk.
Phalen sign: rasa kesemutan bila pergelangan tangan fleksi maksimal
c. Penunjang
Nerve Conduction Study (NCS)
d. Tatalaksana
Bidai pergelangan tangan
Bila tidak membaik, injeksi steroid ke dalam karpal tunnel
Bila tidak mempan juga, lakukan pembedahan
16. Cubital Tunnel Syndrome
Penekanan n. Ulnaris saat melewati cubital tunnel (saluran yang terbentuk oleh
arcus tendenius m. Flexor carpi ulnaris yang menghubungkan humerus dan ulna)
Klinis: claw hand, Wertenbergs Sign (Jari kelingking dalam posisi abduksi), fromment
sign positif (tidak bisa adduksi jempol)
17. Guyon Tunnel Syndrome
Penekanan n. Ulnaris saat melewati canalis ulnaris / guyon tunel (saluran yang
dibentuk oleh os pisiform dan hammulus os hammati)
Black Books for UKMPPD 224

Klinis: claw hand, Wertenbergs Sign (Jari kelingking dalam posisi abduksi), fromment
sign positif (tidak bisa adduksi jempol)
18. Pyramidal Tract Lession
Lokasi Lesi:
Traktus kortikospinal: contralateral hemiplegia (kelemahan anggota gerak
berlawanan dengan sisi lesi. Contoh: lesi di traktus cortiocspinal kiri, kelemahan
anggota gerak kanan)
Decussatio piramidalis: hemiplegia cruciata / hemiplegia alternans (kelemahan
gerak antara ekstremitas atas dan bawah berbeda sisi, contoh: lesi di dekussatio
piramidal kanan, kelemahan di ekstremitas superior kanan dan ekstremitas inferior
kiri)
Traktus kortikospinal lateral: ipsilateral hemiplegi (kelemahan anggota gerak sama
dengan sisi lesi)
19. Movement Dysorder
Ataxia
Tidak ada kordinasi otot yang berpengaruh kepada gerakan volunter (berbicara,
berjalan, mengambil benda, dll)
Akathisia
Sensasi tidak nyaman pada tubuh sehingga berkeinginan untuk terus bergerak (suka
mengerak-gerakan kaki, tidak bisa duduk tenang). Biasanya karena efek
antipsikotik
Cervical Dystonia / Spasmodi Torticolis
Kontraksi involunter dari otot leher (kepala menengok ke salah satu sisi,
mengangguk)
Tardive Diskinesia
Gerakan involunter, ritmik, berulang-ulang pada otot-otot wajah, lidah, ekstremitas.
Akibat efek ektrapiramidal antipsikotik
20. Ganglia Basalis Disorder
Athetosis
Lesi pada putamen. Diskinesia, gerakan-gerakan menggeliat lambat. Biasanya
pada kepala, wajah, atau ekstremitas bagian distal.
Balismus
Black Books for UKMPPD 225

Lesi pada nucleus subthalamicus, biasanya unilateral. Gerakan involunter memukul


/ mencambuk dengan keras.
Chorea
Lesi pada striatum. Gerakan involunter yang cepat, menghentak, singkat.
Biasanya pada tangan.
21. Brain Death / Kematian Batang Otak
Lesi setinggi Mesenchepalon
Refleks pupil menghilang
Lesi setinggi Pons
Refleks kornea menghilang. Pons bagian bawah: gag refleks menghilang
Lesi setinggi Medula Oblongata
Apneu
22. Demensia
a. Definisi
Adalah sindroma penurunan kemampuan intelektual progresif yang menyebabkan
detoriorasi kognisi dan fungsional sehigga pasien terganggu fungsi luhur, sosial,
dan aktifitas hariannya.
b. Klasifikasi
Demensia Degeneratif
o Demensia kortikal: alzheimer
o Demensia subkortikal: penyakit parkinson, palsi supranuklear progresif,
degenerasi stritonigral, sinrom Shy-Drager, degenerasi spinocerebral,
kalsifikasi ganglia basalis idiopatik, penyakit Wilson, penyakit huntington,
neuroachantosis
o Demensia campuran: demensia frontotemporal, demensia Lewys Body,
degenerasi ganglion kortikobasal, leukodistrofi
Demensia Non-degeneratif
o Demensia vaskular
o Infark korteks multiple
o Sindrom gyrus angularis
o Demensia karena infeksi (HIV, Creutzfeltds Jacob Disease)
o Demensia demyelinisasi (multiple sklerosis)
o Demensia campuran
Black Books for UKMPPD 226

c. Alzheimer
Etiologi
Terjadi pembentukkan B Amyloid yang mengganggu pembentukan dan
pelepasan asetilkolin.
Klinis
Perjalanan pelan, perburukan memori jangka pendek, afasia, apraksia,
agnosia, gangguan motorik, depresi, insomnia, inkontinensia, gangguan seksual,
riwayat keluarga (+)
Penunjang
Patologi anatomi (Gold Standar, diagnosis post mortem): adanya neurofibrilatory
tangle dan senile plaque
CT-Scan: atrofi serebri
Tatalaksana
Asetilkolinesterase inhibitor (donepezil), MAO inhibitor, neuroleptik atipikal
d. Demensia Vaskular
Adalah semua kasus demensia karena adanya gangguan cerebrovaskuler
dengan menurunkan kognisi ringan berat.
Riwayat stroke, TIA
Gangguan motorik
Gangguan perilaku dan psikis
e. Demensia Lewys Body
Demensia yang berhubungan dengan penyakit Parkinson
Ditemukannya Lewys Body di substansia nigra
f. Demensia Pick
Demensia pada usia pertengahan
Adanya atrofi spesifik pada lobus temporalis atau frontalis
Perubahan karakter, buruknya hubungan sosial, gangguan intelektual
Black Books for UKMPPD 227

PSIKIATRI

1. Skizofrenia
a. Akibat peningkatan aktifitas dopamin
b. Pedoman Diagnostik
Harus ada sedikitnya satu gejala secara jelas: thought of (insertion,withdrawal,
broadcasting), delusion of (control, influence, passivity, perception), halusinasi
auditorik, waham bizare yang menetap
Atau dua gejala secara jelas: halusinasi panca indra yang menetap, wahan yang
mengambang, arus pikiran terputus atau sisipan (neologisme, inkoherensi),
gangguan perilaku (katatonik, gaduh gelisah, posturing, negativisme, mutisme,
stupor), gejala negatif (apatis, bicara , menarik diri, dll)
Gejala berlangsung selama minimal satu bulan. Kurang dari satu bulan
psikotik lir skizofrenia
c. Klasifikasi
Paranoid
Gejala menonjol: halusinasi auditorik, waham curiga
Herbefrenik
Gejala menonjol: gangguan perilaku (tidak bertanggung jawab, tak dapat
diramalkan, menyendiri, mannerisme, hampa perasaan), afek dangkal dan
inapropiate, sering tertawa sendiri, disorganisasi proses fikir (inkoheren,
rambling)
Katatonik
Gejala menonjol: perilaku katatonik, negativisme, fleksibilitas serea
Tak Terinci
Tidak memenuhi kriteria paranoid, herbefrenik, atau katatonik
Simpleks
Gejala kurang khas, gejala negatif, kehilangan minat, penarikan diri
Depresi pasca skizofrenia
Depresi satu tahun post-skizofrenia
Skizofrenia Residual
Gejala negatif satu tahun post-skizofrenia
d. Antipsikotik
Black Books for UKMPPD 228

Cara kerja: blokade dopamin pada reseptor pasca sinaps


Tipikal / generasi pertama
o Diberikan pada gejala positif yang menonjol
o Efek sedatif kuat
o Contoh: clorpromazin, haloperidol, trifluoroperazine
o Efek EPS kuat (tardive diskinesia, dyskinesia, dystonia). Berikan
triheksiphenidil (THP)
Atipikal / generasi kedua
o Diberikan jika gejala negatif yang menonjol
o Contoh: risperidon, clozapine, olanzapine, sulpiride
2. Gangguan Skizotipal
Gejala: penampilan dan perilaku aneh, eksentrik, kepercayaan mistik/magis
3. Gangguan Waham Menetap
Gejala: hanya gangguan waham yang menonjol, lebih dari 3 bulan, tidak ada halusinasi
4. Gangguan Skizoafektif
Gejala: gejala skizofrenia dan gangguan mood (depresi, manik) sama-sama menonjol
5. Gangguan Mood
a. Episode manik
Mood dan perilaku meningkat, ide kebesaran
Hipomania: tidak sampai mengganggu aktifitas sehari-hari, tidak ada ide
kebesaran
Dapat disertai gejala psikotik atau tidak
Tatalaksana (obat anti mania): lithium, haloperidol, carbamazepin, asam valproat
b. Gangguan bipolar
Pada DSM III tidak dibagi menjadi Tipe I dan Tipe II (hanya ditandai oleh adanya
minimal 2 episode gangguan mood dimana ada penyembuhan sempurna
diantara kedua ganggua tersebut). PadA DSM IV dibagi menjadi tipe I dan tipe II.
Gangguan Bipolar Tipe I
o Setidaknya ada satu episode mania dan episode depresi atau campuran
atau episode mania saja
Gangguan Bipolar Tipe II
o Harus ada satu episode hipomania dan episode depresi
Tatalaksana
Black Books for UKMPPD 229

o Episode manik: lithium


o Episode campuran: asam valproat
o Episode depresi: lithium + antidepresan
c. Episode depresi
Gejala utama: anhedonia (kehilangan minat dan kegembiraan), anenergia
(berkurangnya energi), afek depresi yang berlangsung minimal 2 minggu
Bisa disertai gejala psikotik atau tidak
Antidepresan (menghambat reuptake atau penghancuran aminergik di
neurotransmiter (terutama serotonin):
o SSRI (first line): sertraline, fluoxetin
o Trisiklik: amitriptilin, imipramin
o Tetrasiklik: maprotilin, amoxapine
o MAO-inhibitor: moclobemide
o Atipikal: trazodone
6. Gangguan Ansietas Fobik
Dicetuskan oleh adanya situasi atau objek yang jelas yang sebenarnya tidak
membahayakan. Pasien akan menghindari situasi fobik tersebut.
Agorafobia: takut saat di tempat terbuka, keramaian
Fobia sosial: takut pada situasi sosial tertentu (outside the family circle)
Fobia spesifik: takut terhadap objek atau situasi tertentu
Penatalaksanaan: CBT, hipnosis, exposure terapi / desensitisasi, farmakoterapi
7. Gangguan Ansietas
a. Gangguan Panik
Berlangsung kira-kira satu bulan
Pada keadaan dimana sebenarnya secara objektif tidak ada bahaya
Tidak terbatas pada keadaan yang sudah diketahui sebelumnya
Ada keadaan bebas gejala
b. Gangguan Cemas Menyeluruh (GAD)
Gejala berlangsung hampir setiap hari, mulai beberapa minggu sampai
beberapa bulan
Bersifat free floating
Gejala:
o kecemasan (khawatir akan nasib buruk, berada di ujung tanduk)
Black Books for UKMPPD 230

o Ketegangan motorik (gelisah, sakit kepala, gemetar, tidak dapat santai)


o Overaktifitas otonomik (berkeringat, jantung berdebar-debar, mulut
kering, keluhan lambung)
c. Tatalaksana (anti-panik):
Trisiklik: Imipramine, Clomipramine
Benzodiazepine: Alprazolam
RIMA: Moclobemide
SSRI: Sertraline, Fluoxetine
8. Gangguan Obsesif-Kompulsif
Gejala obsesif dan tindakan kompulsif harus ada hampir setiap hari selama minimal 2
minggu berturut-turut
Gejala obsesif:
o Disadari diri sendiri
o Sedikitnya ada satu pikiran yang tidak dapat dilawan
o Lega setelah melakukan tindakan yang dipikirkan tersebut
o Gagasan atau pikiran tersebut merupakan pengulangan yang tidak
menyenangkan
Penatalaksanaan (Anti-obsesif kompulsif)
o Trisiklik: Clomipramine
o SSRI: sertraline, fluoxetin
9. Gangguan Terkait Stres
a. Gangguan Stres Akut
Gejala
o Gejala beberapa menit atau segera terjadi setelah kejadian traumatik
o Gejala bervariatif: terpaku, sedih, cemas, marah, kecewa, overaktif,
penarikan diri, disorientasi
o Gejala mereda dalam beberapa jam, hari, atau sampai satu bulan
Penatalaksanaan
o Antidepresan SSRI: sertralin, fluoxetin
o Antiansietas: diazepam
b. Gangguan Stres Pasca Trauma (PTSD)
Gejala timbul dalam kurun waktu 6 bulan setelah kejadian traumatik
Gejala
Black Books for UKMPPD 231

o Re-experiencing (merasa mengalami kembali kejadian / flash back)


o Avoidance (menghindar)
o Hyperarousal (kesiagaan berlebihan)
o Gejala berlangsung lebih dari satu bulan
Penatalaksanaan
o CBT
o Antidepresan SSRI: sertralin 25-200 mg/hari, fluoxetin
o Antiansietas: diazepam, alprazolam, lorazepam
c. Gangguan Penyesuaian
Reaksi maladaptif terhadap stres dalam kehidupan sehari-hari (psikososial).
Berhubungan dengan tipe kepribadian
Gejala: depresi, ansietas, gangguan emosi, gangguan perilaku, disabilitas dalam
kegiatan sehari-hari
Terjadi dalam satu bulan setelah stresor dan tidak bertahan lebih dari 6 bulan.
10. Gangguan Disosiatif (konversi)
Gejala utama: kehilangan (sebagian atau seluruh) dari integrasi normal (dibawah
kendali kesadaran) antara ingatan masa lalu, kesadaran identitas atua
pengindraan, kontrol terhadap gerakan tubuh
Harus ada penyebab psikologis (stresfull) yang berhubungan dengan timbulnya
gejala
Jenis-jenis:
o Amnesia disosiatif
o Fugue disosiatif (melakukan perjalanan tertentu)
o Gangguan trans dan kesurupan
o Gangguan motorik disosiatif
o Konvulsi disosiatif
o Anestesia disosiatif
11. Gangguan Somatoform
a. Gejala umum: terdapat keluhan-keluhan fisik yang berulang-ulang disertai permintaan
pemeriksaan medik meskipun sudah terbukti tidak terdapat kelainan fisik (doctor
shoping)
b. Somatisasi
Black Books for UKMPPD 232

Adanya keluhan fisik yang bermacam-macam (sakit kepala, mual, berdebar-


debar, dll) yang tidak ada dasar kelainan fisik, berlangsung sedikitnya 2 tahun
Terdapat disabilitas
Tidak mau menerima kalau tidak ada kelainan fisik
c. Hipokondriasis
Keyakinan menetap bahwa menderita satu penyakit fisik serius yang
melandasi keluhannya
Tidak mau menerima bahwa tidak ditemukan penyakit tersebut
d. Gangguan Nyeri Somatoform Menetap
Keluhan utama: nyeri berat, menyiksa dan menetap, yang tidak dapat
dijelaskan atas dasar gangguan fisik
Berhubungan dengan adanya konflik emosional atau problem psikososial yang
jelas
e. Body Dismorfik Dysorder
Preokupasi terhadap adanya kelainan dari anggota tubuh penderita
(sebenarnya tidak ada) dan penderita peduli berlebihan terhadap hal tersebut
f. Gangguan Somatoform Tak terinci
Tidak memenuhi kriteria somatisasi atau hipokondriasis
12. Gangguan Makan
a. Anoreksia Nervosa
Mengurangi berat badan dengan sengaja, dipicu, atau dipertahankan oleh
penderita
Berat badan dipertahankan 15% dibawah yang seharusnya
Menghindari makanan yang mengandung lemak, merangsang muntah, olahraga
berlebihan, obat penurun nafsu makan
Distorsi body-image (ketakukan gemuk terus menerus meskipun penderita
sudah kurus)
Ada gangguan endokrin (amenore, kehilangan minat seksual)
b. Bulimia Nervosa
Episode makan berlebihan (preokupasi untuk makan dan ketagihan terhadap
makanan yang tidak bisa dilawan)
Black Books for UKMPPD 233

Usaha untuk melawan efek kegemukan (merangsang muntah, konsumsi


pencahar, puasa, konsumsi obat-obatan penurun berat badan atau nafsu
makan)
Biasanya ada riwayat anoreksia nervosa sebelumnya
13. Gangguan Tidur Non-organik
a. Insomnia
Adanya gangguan untuk memulai tidur (early insomnia), mempertahankan tidur
(middle insomnia / sering terbangun malah hari namun bisa tidur kembali), atau
tidak bisa tidur kembali setelah terbangun malam hari (late insomnia)
Gejala minimal 3 x/minggu selama sebulan
Adanya preokupasi tidak bisa tidur dan peduli berlebihan terhadap akibatnya
Penatalaksanaan (obat anti-insomnia):
o Benzodiazepin: Nutrazepam, Flurazepam, Estazolam
o Non-Benzodiazepin: Zolpidem
b. Hipersomnia
Rasa kantuk berlebihan di siang hari atau adanya seragan tidur (sleep
attack) atau transisi yang memanjang dari saat bangun tidur sampai sadar
sepenuhnya
Terjadi setiap hari selama lebih dari satu bulan
c. Gangguan Jadwal tidur-jaga
Pola tidur yang tidak seirama dengan pola tidur pada masyarakat setempat
Insomnia pada waktu orang-orang tidur, dan hipersomnia pada waktu orang-
orang terjaga
Dialami minimal satu bulan
d. Somnabulisme (sleep walking)
Episode bangun dari tempat tidur, berjalan-jalan. Setelah bangun penderita
tidak ingat dengan kejadian tersebut
Tidak ada gangguan aktifitas mental setelah kejadian tersebut
e. Night Terrors
Adanya episode bangun dari tidur, berteriak karena panik, disertai ansietas
hebat, seluruh tubuh bergetar, dan hiperaktifitas otonomik
Tidak bereaksi terhadap upaya orang lain untuk mempengaruhi keadaan
tidurnya
Black Books for UKMPPD 234

Penderita tidak ingat dengan kejadian yang membuatnya terbangun


f. Nightmares
Terbangun dari tidur akibat mimpi yang menakutkan
Penderita dapat mengingat kejadian di mimpi tersebut
Setelah kejadian pasien sadar penuh dan mampu mengenali lingkungan
Kejadian tersebut menyebabkan penderitaan cukup berat bagi penderita
14. Gangguan Kepribadian
a. Ciri kepribadian dan gangguan kepribadian
Ciri kepribadian yang sudah mengganggu aktifitas individu atau lingkungan disebut
gangguan kepribadian.
b. Kepribadian Paranoid
Penuh rasa curiga. Kepekaan berlebihan terhadap kegagalan.
c. Kepribadian Skizoid
Lebih senang menyendiri dan tidak suka berhubungan dengan orang lain.
d. Kepribadian Skizotipal
Memiliki pikiran, perilaku, dan penampilan yang aneh.
e. Kepribadian Disosial
Tidak peduli terhadap hak orang lain. Sering melanggar peraturan.
f. Kepribadian Histrionik
Suka mencari perhatian, suka menggoda.
g. Kepribadian Narsistik
Melebih-lebihkan diri, merendahkan orang lain, mudah iri.
h. Kepribadian Anankastik
Ragu-ragu dan hati-hati berlebihan. Perfeksionisme.
i. Kepribadian Cemas Menghindar
Pemalu, merasa diri tidak mampu, preokupasi berlebihan terhadap kritik dan
penolakan, menghindari aktifitas sosial karena takut dikritik
j. Kepribadian Dependen
Mendorong atau membiarkan orang lain mengambil keputusan penting untuk dirinya.
k. Kepribadian Emosi Tak Stabil / Ambang
Kecenderungan bertindak impulsif, emosi tak stabil.
15. Gangguan Preferensi Seksual
a. Fetihisme
Black Books for UKMPPD 235

Kepuasan seksual melibatkan benda-benda (celana dalam wanita).


b. Frotteurisme
Kepuasan seksual didapatkan saat bergesekan atau bersentuhan dengan orang
yang tidak sadar.
c. Masokisme
Kepuasan seksual didapatkan apabila penderita pura-pura dilecehkan, disiksa,
disakiti, atau dipermalukan.
d. Sadisme
Kepuasan seksual didapatkan bila pasangan seksual menderita dengan dipukuli,
disakiti, diikat, disiksa.
e. Voyeourisme
Kepuasan seksual didapatkan bila mengintip orang yang sedang telanjang atau
melakukan aktifitas seksual.
f. Troilisme
Kepuasan seksual didapatkan bila melihat pasangan seksualnya berhubungan
seksual dengan orang lain.
g. Necrofilia
Obsesi untuk berhubungan seksual dengan jenazah.
23. Gangguan Persepsi:
Aphasia sensorik (aphasia wernick):
Gangguan fungsi bahasa, tidak bisa mengerti apa yang dibicarakan orang lain,
tetapi bisa mengucapkan kata/kalimat tapi tidak bermakna
Aphasia motorik (aphasia broca):
Ganggun fungsi bahasa, bisa mengerti apa yang dibicarakan orang lain, tetapi
tidak bisa mengucapkan apa yang ingin diucapkan
Alexia:
Gangguan keterampilan membaca (verbal: kata, lateral: huruf)
Agnosia:
Gangguan fungsi persepsi, tidak bisa mengenali benda
Apraxia:
Gangguan keterampilan motorik, tidak bisa melakukan cara tertentu (contoh: diminta
menium korek api yang menyala tidak bisa)
Agraphia:
Black Books for UKMPPD 236

Gangguan keterampilan menulis


16. Psikiatri Anak
a. Retardasi Mental
Suatu keadaan dimana perkembangan jiwa yang terhenti atau tidak lengkap,
ditandai oleh hendaya keterampilan selama masa perkembangan
mempengaruhi kecerdasan secara menyeluruh
Klasifikasi:
Ringan : IQ 50-69
Sedang : IQ 35-49
Berat : IQ 20-34
Sangat berat: IQ <20
b. Autisme
Tiga gejala berikut harus ada untuk diagnosis autisme dan harus terlihat sebelum usia
3 tahun: gangguan interaksi sosial, gangguan berbahasa, perilaku repetitif
c. Sindrom Asperger
Lebih ringan dari autisme. Kemampuan berbahasa dan kognitif tidak terganggu.
d. Sindrom Rett
Kehilangan keterampilan tangan dan bicara disertai perlambatan pertumbuhan
kepala
e. Ansietas Perpisahan
Enggan berpisah, takut ditinggal seorang diri, gejala fisik (sakit kepala, mual,
muntah), rasa susah
f. Defisit Atensi dan Hiperaktifitas (ADHD)
Berkurangnya perhatian: sering beralih dari suatu kegiatan ke kegiatan yang
lain
Aktifitas berlebihan: kegelisahan yang berlebihan
Kecerobohan dalam hubungan sosial
Sering terjadi gangguan belajar dan kekakuan motorik
17. Gangguan Psikologis Post Partum
a. Baby Blues Syndrome
Mood ibu berfluktuasi, menangis, lemas, sulit tidur
Tidak mengganggu kemampuan ibu untuk mengurus anaknya
Membaik spontan sekitar 2 minggu
Black Books for UKMPPD 237

b. Depresi postpartum
Mood ibu berfluktuasi, menangis, lemas, sulit tidur
Mengganggu kemampuan ibu untuk mengurus anaknya
Kondisi berlanjut lebih dari 2 minggu
c. Psikosis Postpartum
Ibu menganggap bayinya tidak sempurna, cacat, kutukan, anak setan
Penolakan yang keras dari ibu terhadap bayinya
Halusinasi dan waham (+)
Bisa terdapa usaha untuk membunuh/menyingkirkan bayinya
Gejala dapat timbul 2-3 hari pertama atau bahkan setelah 2 minggu
18. Delirium
Merupakan gangguan mental organik
Gangguan kesadaran dan perhatian
Gangguan kognitif secara umum
Gangguan psikomotor
Gangguan siklus bangun-tidur
Gangguan emosional
Keadaan berlangsung selama kurang dari 6 bulan
19. Penyalahgunaan NAPZA
a. Opioid (morfin, petidin, papaverin, kodein)
Intoksikasi
Bradikardi, hipotensi, hipotermia, sedasi, pin point pupil. Tatalaksana: naloxone
Withdrawal
Takikardi, hipertensi, hipertermi, insomnia, midriasis, diaphoresis, lakrimasi,
rinorhea
b. Alkohol
Intoksikasi
Cadel, inkordinasi, unsteady gait, nistagmus, gangguan memori/perhatian,
stupor/koma
Withdrawal
Hiperaktifitas otonom, tremor, insomnia, mual/muntah, halusinasi, agitasi,
ansietas, kejang
c. Heroin
Black Books for UKMPPD 238

Intoksikasi
Euforia, analgesia, ngantuk, mual, muntah, nafas pendek, konstipasi, midriasis,
gangguan jiwa
Withdrawal
Miosis/midriasis, mengantuk/koma, cadel, gangguan perhatian/memori
d. Kanabis/ganja
Intoksikasi
Injeksi konjungtiva, peningkatan nafsu makan, mulut kering, takikardia
e. Kokain
Intoksikasi
Takikardia/bradikardia, dilatasi pupil, peningkatan/penurunan tekanan darah,
menggigil, mual, muntah, agitasi, depresi nafas, aritmia, kejang
Withdrawal
Disforik mood, fatigue, mimpi buruk, insomnia/hipersomnia, peningkatan nafsu
makan, retardasi psikomotor
f. Amfetamin
Intoksikasi
Takikardia/bradikardia, dilatasi pupil, peningkatan/penurunan tekanan darah,
menggigil, mual, muntah, agitasi, depresi nafas, aritmia, kejang
Withdrawal
Disforik mood, fatigue, mimpi buruk, insomnia/hipersomnia, peningkatan nafsu
makan, retardasi psikomotor
g. Benzodiazepin
Intoksikasi
Cadel, inkordinasi, unsteady gait, nistagmus, gangguan memori/perhatian,
stupor/koma
Withdrawal
Hiperaktifitas otonom, tremor, insomnia, mual/muntah, halusinasi, agitasi,
ansietas, kejang
Black Books for UKMPPD 239

ILMU KEDOKTERAN FORENSIK DAN MEDIKOLEGAL

FORENSIK
1. Thanatologi
a. Definisi Thanatologi
Ilmu yang mempelajari tentang kematian, hal-hal yang berhubungan dengan
kematian, perubahan-perubahan yang terjadi pada mayat serta faktor-faktor yang
mempengaruhi perubahan tersebut.
Pemeriksaan dilakukan oleh dokter dengan tujuan untuk mengetahui cara dan
sebab kematian.
b. Definisi Kematian
Berhenti atau tidak aktifnya semua sistem pendukung kehidupan yang bersifat
irreversibel (jantung-paru-otak)
c. Tanda-tanda Kematian
Tanda Awal
o Relaksasi primer
o Henti nafas
o Henti jantung
o Tonus menghilang
o Mata: kornea keruh, bola mata lunak
o Kulit: pucat
Tanda Lanjut
o Algor mortis (penurunan suhu tubuh)
Tergantung kondisi lingkungan saat kematian.
o Livor mortis (lebam mayat)
Perubahan warna yang muncul pada kulit pada orang yang sudah mati
Akibat pengumpulan darah karena gravitasi
Terdapat di bagian terbawah tubuh yang tidak menempel dengan lantai
Tampak 20-30 menit seletah kematian
Hilang dengan penekanan < 6-10 jam
Tidak hilang dengan penekanan > 6-10 jam
Warna:
Black Books for UKMPPD 240

Merah kebiruan: normal


Merah terang: keracunan CO, sianida, atau suhu dingin
Merah gelap: asfiksia
Biru: keracunan nitrit
Coklat: keracunan aniline
o Rigor mortis (kaku mayat)
Akibat otot kehabisan cadangan glikogen
Mulai tampak: 3 4 jam PM
Pertama terlihat di sendi kecil
Kaku maksimal: 12 jam PM kemudian dipertahankan selama 12 jam
Menghilang (relaksasi sekunder): setelah 24 jam
Faktor yang mempengaruhi: aktifitas pre mortal, suhu tubuh, otot atletis,
suhu lingkungan
Kaku mayat segera setelah mati (bukan rigor mortis): cadaveric spasm,
heat stiffening, cold stiffening
o Dekomposisi atau Pembusukan
Tampak setelah 24 jam PM
Pertama terlihat di perut kanan bawah (caecum)
Warna kehijauan
Telur lalat: segera setelah mati
Larva lalat: 36-48 jam PM
Tubuh menggembung: 60 - 72 jam PM
o Maserasi
o Saponifikasi
2. Luka Trauma
Black Books for UKMPPD 241

Lecet tekan
Lecet
Lecet geser
Tumpul Memar

sobek
Trauma
Tusuk

Tajam Iris

Bacok

a. Trauma Tumpul
Lecet / abrasi
o Kerusakan pada epidermis
o Jenis tekan: epidermis tertekan ke dalam
o Jenis geser: epidermis rusak akibat tergeser seperti ombak
o Jenis regang: diskontinuitas akibat regangan
Memar / kontusio
o Perdarahan pada kapiler bawah kulit, warna merah kebiruan
Sobek / laserasi
o Kerusakan pada epidermis dan dermis
b. Trauma Tajam
Luka tusuk / stab
Kedalaman luka > panjang luka
Luka iris / incised
Panjang luka > kedalaman luka
Luka bacok / chop
Panjang luka dan kedalaman luka hampir sama
3. Luka Tembak

anak peluru mesiu utuh mesiu yg terbakar gas panas


Jarak kira-kira jarak (cm)
lubang lecet lemak Tatto jelaga api jejak laras

jauh + + + >50
Black Books for UKMPPD 242

dekat + + + + 20-50

sangat dekat + + + + + + <20

tempel + + + + 0

4. Luka Akibat Trauma Kimia


a. Asam
Menggambarkan presipitasi protein dan resorbsi cairan
Gambaran luka: kering, coklat, mengeras
b. Basa
Menyebabkan reaksi penyabunan dan terbentuk proteinat alkali
Gambaran luka: basah, pucat, licin
5. Luka Akibat Listrik
Electric mark = luka hangus terbakar warna kehitaman berbentuk sesuai dengan
benda bermuatan listriknya, disekelilingi daerah menimbul, halo (daerah pucat) dan
daerah hiperemis. Merupakan port dentree listrik ke badan.
Mekanisme mati : syok listrik (fibrilasi ventrikel)
Luka keluar tidak khas umumnya lecet.
6. Luka Akibat Petir
Mekanisme mati : syok listrik, panas atau ledakan.
Magnetisasi : logam yang terkena petir menjadi bersifat magnetik.
Metalisasi : bagian tubuh yang menempel logam ( arloji, cincin ) akan
memperlihatkan titik-titik logam (seperti pada penyepuhan)
Aborescent mark : gambaran pelebaran pembuluh darah bawah kulit
7. Derajat Luka
a. Luka ringan
Tidak menimbulkan penyakit atau halangan untuk menjalankan jabatan/ pekerjaan
(KUHP 352)
b. Luka sedang
Halangan sementara pada pekerjaan atau jabatan (KUHP 351 ayat 1)
c. Luka berat
Menyebabkan luka berat (KUHP 351 ayat 2)
Luka berat:
Black Books for UKMPPD 243

o Jatuh sakit atau mendapat luka yang tidak memberi harapan sembuh
atau menimbulkan bahaya maut
o Tidak mampu terus menerus untuk menjalankan tugas jabatan atau
pekerjaan
o Kehilangan salah satu panca indra
o Cacat berat
o Lumpuh
o Terganggunya daya pikir selama empat minggu lebih
o Gugur atau matinya kandungan seseorang
8. Visum et Repertum
a. Definisi
Keterangan tertulis yang dibuat oleh dokter atas permintaan tertulis penyidik yang
berwenang, mengenai hasil pemeriksaan medis terhadap manusia, baik hidup atau
mati ataupun bagian atau diduga bagian tubuh manusia berdasarkan keilmuannya dan
di bawah sumpah, untuk kepentingan peradilan.
b. Dasar Hukum
Pasal 133 KUHAP
c. Nilai VeR
KUHAP pasal 184:
alat bukti yang sah (keterangan saksi, keterangan ahli, surat, petunjuk,
keterangan terdakwa), VeR tergolong surat
KUHAP pasal 186:
keterangan ahli adalah apa yang seorang ahli nyatakan di depan sidang
KUHAP pasal 184 c
Surat keterangan dari seorang ahli yang memuat pendapat berdasarkan
keahliannya mengenai suatu hal atas suatu keadaan yang diminta secara resmi
daripadanya.
d. Yang Berhak Meminta VeR
Penyidik (KUHAP pasal 133)
e. Yang Berhak Melakukan
Ahli kedokteran kehakiman, dokter, ahli lain (KUHAP pasal 133)
f. Jenis VeR
VeR Sementara
Black Books for UKMPPD 244

o Dibuat karena korban memerlukan perawatan dan pemeriksaan


lanjutan
o Kesimpulan: macam luka, penyebab terjadinya luka, memerlukan
perawatan/tidak
o Berlaku 20 hari, dibuat 1x
VeR Lanjutan
o Dibuat jika pasien telah selesai dirawat
o Kesimpulan: jenis luka, jenis kekerasan, derajat luka
o Berlaku 20 hari, bisa dibuat lebih dari sekali
VeR Definitif
o Dibuat seketika pada korban yang tidak memerlukan perawatan atau
VeR jenazah
o VeR lanjutan paling akhir (luka sedang berat)
o Kesimpulan: sebab kematian, mekanisme, perkiraan saat kematian
g. Bentuk dan Susunan VeR
Kata Pro Justisia
Pendahuluan
Pemberitaan (berisi hasil pemeriksaan, dijadikan barang bukti)
Kesimpulan (berisi pendapat pemeriksa)
Penutup
9. Identifikasi Forensik
a. Langkah-langkah Dalam Identifikasi Forensik
1) The scene of insidence (TKP)
Untuk menentukan perkiraan saat kematian, menetukan sebab-akibat luka,
mengumpulkan barang bukti, menentukan cara kematian (bunuh diri,
pembunuhan, kecelakaan)
2) Collecting post mortem data
Foto, identifikasi medik, sidik jari, kerangka, odontologi forensik, DNA
3) Collectiong ante mortem data
Pakaian, ciri-ciri fisik, properti yang digunakan / dibawa saat korban hilang, data
medis (fraktur, tanda bekas operasi, dental work)
4) Comparing am-pm data (rekonsiliasi)
Proses pencocokan data pm-am
Black Books for UKMPPD 245

5) Returning to the family


Penanganan dan rekonstruksi sebelum dikembalikan ke keluarga. Selain itu untuk
kepentingan medicolegal.
b. Metode Identifikasi
Primer: sidik jari, odontologi, DNA
Sekunder: visual,indentifikasi medik, foto, properti
c. Odontologi Forensik
Penentuan jenis kelamin
Laki-laki: mandibula berbentuk V
Perempuan: mandibula berbentuk U
Penentuan umur
M1, tumbuh 6 tahun
M2, tumbuh 12 tahun
10. Autopsi Forensik
a. Elemen Autopsi Forensik
1) Cause (sebab kematian)
Jenis penyakit / cedera yang menyebabkan kematian. (Luka tusuk,
pneumothoraks)
2) Mechanism (mekanisme kematian)
Bagaimana penyebab kematian menyebabkan gangguan fungsi tubuh
sehingga menyebabkan kematian (asfiksia, hemoragik, emboli, kerusakan organ,
refleks vagal)
3) Manner (cara kematian)
Bagaimana penyebab kematian menimpa pasien (natural, kecelakaan,
pembunuhan, bunuh diri)
b. Asfiksia
Kondisi dimana sel tidak mendapatkan oksigen
Cause: natural, trauma, toksik
Phase: dyspneu, convultion, apneu, paralise
Classic sign: Internal (bendungan organ dalam, darah kental), eksternal
(sianosis, petekie)
Penyebab kematian karena asfiksia
o Suffocation: kondisi lingkungan yang tidak ada oksigen, dicekik, dibekap
Black Books for UKMPPD 246

o Strangulation: gantung diri, penjeratan


o Chemical asphyxia:keracunan CO
c. Drowning
Tenggelam di air (tawar / asin) sampai air masuk ke dalam paru-paru
Mekanisme: asfiksia, spasme laring, reflek vagal
Air tawar: ventrikel fibrilasi
Air asin: edem pulmo
Temuan Autopsi
External: kaki dan tangan keriput, keluar cairan seperti sabun atau darah dari
lubang hidung/ mulut, sianosis, cadaveric spasm
Internal: edem pulmo, edem cerebri, kongesti
Immersion
Seluruh tubuh masuk ke dalam air, namun air tidak masuk ke paru-paru
Submersion
Hanya wajah yang masuk ke dalam air
Near drowning
Bertahan setelah 24 jam submersion
11. Infanticide
a. Definisi
Ancaman bagi seorang ibu yang karena takut akan diketahui bahwa ia melahirkan
anak, dengan sengaja menghilangkan nyawa anak tersebut ketika anak itu
dilahirkan atau tidak lama setelah dilahirkan
b. Tugas Dokter Memeriksa:
1) Viabilitas
Apakah bayi dapat hidup di luar kandungan tanpa perawatan khusus. Syarat: usia
kandungan > 7 bulan, tidak ditemukan cacat kongenital berat
2) Umur kandungan
Melihat panjang badan (rumus Haase) atau melihat inti penulangan
3) Lahir hidup / mati
Hidup:
Paru: sudah mengembang, tes apung (+), gambaran mozaik (bercak merah
muda tidak homogen), gambaran marmer (tonjolan tipis di permukaan oleh
penebalan septum interkapsularis)
Black Books for UKMPPD 247

Mati
Paru: belum mengembang, tes apung (-)
4) Tanda-tanda kekerasan
5) Sebab kematian
Yang lazim: pembekapan, pencekikan, penjeratan, tenggelam
6) Tanda-tanda perawatan
Tali pusat terawat / tidak, sudah dimandikan / tidak
7) Hubungan bayi dengan ibu
Cocokan DNA
12. Abortus
Menuturt hukum: tindakan menghentikan kehamilan atau mematikan janin sebelum waktu
kelahiran, tanpa melihat usia kandungannya. Hanya abortus provokatus kriminalis saja
yang termasuk di atas.

MEDIKOLEGAL
13. Surat Kematian
a. Guna Surat Kematian
Sebagai bukti bahwa seseorang meninggal dunia
Untuk statistik penyebab kematian
b. Formulir Surat Kematian
Formulir A
Surat keterangan pemeriksaan kematian. Diberikan kepada keluarga.
Digunakan untuk izin pemakaman.
Formulir B
Dikirim ke DKK.
Formulir M
Surat untuk memberikan ketarangan bahwa kematian disebabkan penyakit
menular atau tidak. Diberikan kepada keluarga korban.
Formulir I
Formulir kematian internasional.
Formulr CS
Formulir pelaporan kematian untuk catatan sipil.
Formulir KIP
Black Books for UKMPPD 248

Dibuat untuk izin pemakaman bagi golongan Eropa dan Cina.


14. Macam-macam Consent
a. Expressed concent
Pasien menunjukkan persetujuannya secara lisan dan tertulis
b. Implied concent
Pasien menunjukkan persetujuan dengan tingkah lakunya, misal: mengangguk.
c. Informed concent
Persetujuan yang diberikan setelah diberi penjelasan megnenai tindakan, tujuan, dan
efek samping. Biasanya untuk tindakan medis tertentu dan umumnya tertulis.
d. Presumed concent
Dokter menganggap pasien memberi persetujuan, meskipun pasien tidak
menunjukkan baik secara expressed atau implied (pasien tidak menolak, jadi
dianggap menerima.
e. Mandatory concent
Keadaan keadaan yang mutlak dokter tidak boleh melakukan apa-apa sebelum ada
persetujuan
15. Informed Consent
a. Definisi
Persetujuan yang diberikan pasien atau keluarga pasien atas dasar penjelasan
mengenai tindakan medik yang akan dilakukan pada pasien tersebut (Permenkes No.
589 tahun 1989)
b. Yang berhak memberikan informasi
Dokter atau yang didelegasikan
c. Yang berhak memberikan persetujuan
Usia 18 tahun atau lebih atau 16 tahun yang dapat diperlakukan sebagai orang
dewasa (telah menikah) dan kompeten
Kompetensi: cakap dalam menerima informasi, memahami, mengalisisnya, dan
menggunakannya dalam membuat persetujuan atau penolakan tindakan
kedokteran/gigi
Yang tidak kompeten:
o Gangguan jiwa
o Menderita nyeri hebat, syok, pengaruh obat tertentu atau keadaan
kesehatan fisiknya
Black Books for UKMPPD 249

Persetujuan individu yang tidak kompeten:


o Keluarga terdekat (suami, istri, orang tua sah, anak yang kompeten,
saudara kandung)
o Pengampu / wali / pengasuh
o Pada pasien yang tidak kompeten dan sedang mengalami keadaan gawat
darurat, sedangkan tidak ada yang sah mewakilinya, dokter dapat
melakukan tindakan kedokteran demi kepentingan terbaik pasien.
Isi informed concect
Diagnosis dan tata cara tindakan, tujuan tindakan medis yang dilakukan,
alternatif tindakan lain dan risiko, risiko komplikasi yang mungkin terjadi,
prognosis terhadap tindakan yang dilakukan
16. Kaidah Dasar Bioetik
a. Beneficence
Prinsip bioetik dimana dokter melakukan suatu tindakan untuk kepentingan
pasiennya. Contoh:
Memberi obat generik, tidak polifarmasi
Menyampatkan edukasi kepada pasien
Pemberian obat anti nyeri pada pasien terminal (yang masih hidup)
Menolong anak yang diduga menjadi korban kekrasan dalam keluarga
Membuat rujukkan yang dianggap perlu
Memutuskan dan menjelaskan kepada keluarga untuk melakukan amputasi
pada kondisi gawat (keuntungan > kerugian)
b. Non-Maleficence
Prinsip gawat darurat, dokter tidak melakukan suatu perbuatan atau tindakan yang
dapat memperburuk pasien (fist do no harm)
Contoh:
Dokter menolak aborsi tanpa indikasi medis
Dokter melakukan kuret atas indikasi medis (karena perdarahan, gawat darurat)
Tidak melakukan euthanasia
Dokter mengutamakan pasien gawat
Dokter melakukan bius terlebih dahulu sebelum tindakan medis walau
pasiennya sudah tidak sadar
Black Books for UKMPPD 250

Tidak melakukan rujukan lab / obat yang sebenarnya tidak mutlak, demi
mendapatkan komisi
c. Autonomy
Dalam prinsip ini, seorang dokter wajib menghormati martabat dan hak manusia,
terutama untuk menentukkan nasibnya sendiri. Pasien diberi hak untuk berfikir
secara logis dan membuat keputusan sesuai keinginannya sendiri. Sangat
berhubungan dengan informed concent.
Contoh:
Melakukan informed concent
Menjaga rahasia pasien bila orang lain tidak ada hubungannya
Memberi pasien untuk memutuskan sendiri (asal dewasa dan sehat mental)
Dokter tidak berbohong walau demi kebaikan pasien, misal jujur mengatakan
kalau peluang sembuh sangat kecil
d. Justice
Tidandakan yang memegang prinsip sama rata, tidak membeda-bedakan pasien atas
dasar SARA, status sosial, dll. Termasuk juga adalah melindungi kelompok yang
rentan.
Contoh:
Dokter tidak membeda-bedakan pelayanan walau beda suku/agama
Dokter melayani pasien sesuai nomor urut (bila tidak ada pasien gawat)
Dokter boleh membongkar rahasia pasien dalam keadaan menyangkut orang
lain yang rentan (misal: suami ISK, dokter boleh memberitahu kepada istri, atau
supir bus epilepsi)
e. Prima Facie
Mengedepankan salah satu prinsip bioteik dari yang lainnya pada suatu keadaan.
17. Komponen Profesionalisme
Altruism (mengutamakan orang lain dari diri sendiri)
Accountability (memegang prinsip etik)
Excellence (long life learning)
Duty (komitmen untuk terus memberikan pelayanan, tanpa memikirkan kemampuan
seseorang untuk membayar)
Honor and integrity (komitmen, dapat dipercaya, tidak melanggar kode etik)
Respect for other (menghargai hak asasi orang lain)
Black Books for UKMPPD 251

Personal commitment (long life learning)


18. Rekam Medis
a. Kegunaan Rekam Medis
Menurut Permenkes no. 749a tahun 1989:
Pengobatan pasien
Peningkatan kualitas pelayanan
Pendidikan dan penelitian
Pembiayaan
Statistik kesehatan
Pembuktian masalah hukum, disiplin, dan etik
b. Isi Rekam medis
Rawat Jalan: identitas, tanggal dan waktu, anamnesis, hasil pemeriksaan fisik,
diagnosis, rencana penatalaksanaan, pengobatan atau tindakan, pelayanan lain
yang diberikan, persetujuan tindakan
Rawat Inap: identitas, tanggal dan waktu, anamnesis, hasil pemeriksaan fisik,
diagnosis, rencana penatalaksanaan, pengobatan atau tindakan, pelayanan lain
yang diberikan, persetujuan tindakan, catatan observasi, ringkasan pulang
c. Kepemilikan Rekam Medis
Berkas rekam medis milik sarana pelayanan kesehatan
Materi rekam medis milik pasien (jika pasien minta RM, berikan resumenya
saja)
Rekam medis merupakan berkas yang wajib dijaga kerahasiaannya
d. Penyimpanan Rekam Medis
Batas waktu penyimpanan 5 tahun
Resume RM minimal 5 tahun
e. Aspek Hukum Rekam Medis
Rekam medis sebagai alat bukti tertulis di pengadilan
f. Kerahasiaan Rekam Medis
Setiap dokter wajib menjaga kerahasiaan dalam rekam medis
Rahasia tersebut dapat dibuka hanya untuk kepentingan pasien atas
permintaan pasien sendiri berdasarkan undang-undang
Baru dapat dibuka apabila diminta oleh hakim majelis di hadapan sidang
majelis
Black Books for UKMPPD 252

19. Kejadian Tidak Diinginkan


Unforesseable
Risk

Acceptable
Non-error
Risk

Complication

Near Miss
KTD
Miss
Latent Error
Management

Medical Error

Error
Negligence

Intensional
Active Error
Lack of Skill

Malfeasance

a. Non Error (unpreventable)


1) Unforesseable Risk
Risiko yang tidak diketahui.Contoh: anafilaktik saat diberikan obat injeksi padahal
sudah di tes alergi.
2) Acceptable Risk
Risiko yang diketahui pasien. Contoh: akan terasa sakit bila disuntik.
3) Complication
Komplikasi dari penyakit atau tindakan.
b. Error (preventable)
1) Latent Error
a) Near Miss
Kesalahan yang belum / hampir menjadikan cedera. Contoh: salah
mamasukkan obat injeksi namun tidak ada efek buruk pada pasien.
b) Miss Management
Kesalahan yang dilakukan manajemen rumah sakit. Contoh: pasien terjatuh
akibat roda brankart yang copot.
c) Medical Error
Black Books for UKMPPD 253

Kesalahan yang dilakukan dalam proses pendidikan. Contoh: kesalahan


yang dilakukan oleh koas atau residen.
2) Active Error (malpraktik)
a) Intensional (sengaja)
b) Neglience (lalai)
c) Lack of Skill (tidak punya kompetensi)
d) Malfeasance (pelanggaran jabatan)
20. Asas, Dasar, Kaidah, dan Tujuan Praktik Kedokteran
a. Praktik kedokteran Indonesia harus berdasarkan pada:
Nilai ilmiah
Asas manfaat manusia
Asas keadilan bermutu
Asas kemanusiaan
Asas keseimbangan
Asas perlindungan dan keselamatan
b. Praktik kedokteran Indonesia mengacu pada 4 kaidah dasar moral:
Menghormati martabat manusia
Berbuat baik
Tidak berbuat merugikan
Keadilan
21. Penyelenggaraan Praktik Kedokteran
a. Hak Dokter
Memperoleh perlindungan hukum selama melaksanan praktir sesuai standar
profesi dan SOP
Memberikan pelayanan medis sesuai standar profesi dan SOP
Memperoleh informasi yang lengkap dan jujur dari pasien dan keluarga
Mendapat imbalan jasa
b. Hak Pasien
Mendapat penjelasan lengkap tentang tindakan medis
Meminta pendapat dokter lain
Mendapat pelayanan kesehatan sesuai kebutuhan medis
Menolak tindakan medis
Mendapat isi rekam medik
Black Books for UKMPPD 254

c. Kewajiban Dokter
Memberikan pelayanan medis sesuai standar
Merujuk pasien bila tidak mampu memberikan pelayanan
Merahasiakan informasi pasien
Melakkan pertolongan darurat atas dasar kemanusiaan
Menambah ilmu pengetahuan dan mengikuti perkembangan
d. Kewajiban Pasien
Memberikan informasi lengkap dan jujur
Mematuhi nasihat dan petunjuk dokter
Mematuhi ketentuan yang berlaku di sarana yankes
Memberi imbalan jasa atas pelayanan yang diterima
22. Peran IDI
Satu-satunya organisasi profesi kedokteran yang menghimpun para dokter Indonesia,
bersifat bebas, tidak mencari keuntungan, dijiwai oleh Sumpah Dokter Indonesia serta
mematuhi Kode Etik Kedokteran Indonesia.
Tujuan:
a. Meningkatkan derajat kesehatan rakyat Indonesia
b. Mengembangkan ilmu kesehatan serta IPTEK Kedokteran
c. Membina dan mengembangkan kemampuan profesi anggota
d. Meningkatkan kesejahteraan anggota
23. Peran Konsil Kedokteran Indonesia
a. Melakukan registrasi terhadap semua dokter dan dokter gigi yang akan menjalankan
praktik kedokteran
b. Mengesahkan standar pendidikan profesi kedokteran
c. Melakukan pembinaan bersama lembaga terkait lainnya terhadap penyelenggaraan
praktik kedokteran
24. Peran Majelis Kehormatan Etik Kedokteran Ikatan Dokter Indonesia (MKEK IDI)
a. Melakukan tugas bimbingan, pengawasan, dan penilaian dalam pelaksanaan etik
kedokteran
b. Memperjuangkan agar etik kedokteran dapat ditegakkan di Indonesia
c. Memberikan usul dan saran, diminta atau tidak diminta, kepada Dewan
Pertimbangan, dalam hubungan dengan masalah etik kedokteran di Indonesia
Black Books for UKMPPD 255

d. Membina hubungan baik dengan aparat etik yang ada, baik pemerintah maupun
organisasi profesi lain dengan sepengetahuan Dewan Pertimbangan
e. Bertanggung jawab kepada Muktamar / rapat Pembentukan Pengurus Wilayah
melalui Dewan Pertimbangan
25. Peran Majelis Pembinaan dan Pembelaan Anggota (MP2A)
a. Melakukan pembinaan dalam kesadaran Hukum Kesehatan. Termasuk
memperjuangkan agar Hukum Kesehatan masuk dalam kurikulum FK
b. Membela anggota dalam menjalankan profesinya, baik menyangkut masalah etik,
hukum, administratif, atau organisatoris, baik diminta maupun tidak
c. Dalam menjalankan tugasnya, perlu mendengar pendapat dan saran dari Badan
Kelengkapan Organisasi IDI yang sehubungan dan pihak-pihak yang dianggap perlu.
d. MP2A bertanggung jawab pada Muktamar melalui Dewan Pertimbangan
Black Books for UKMPPD 256

ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

ILMU KEDOKTERAN KOMUNITAS


1. Bentuk Keluarga
a. Nuclear (conjugal family)
Hanya terdiri dari suami, istri, dan anak yang belum menikah
b. Blended (step family)
Terdiri dari ayah tiri / ibu tiri / anak tiri
c. Extended (consanguinal family)
Suami, istri, anak, ditambah dengan kerabat (paman, bibi, kakek, nenek, keponakan)
d. Single-parent family
Orang tua tunggal yang hidup bersama anaknya
e. Commune family
Beberapa orang yang tinggal bersama, berbagi tanggung jawab dan sumber daya
(asrama, kos)
f. Common law family
Laki-laki dan perempuan dapat disertai anak atau tidak yang hidup bersama tanpa
ikatan suami-istri
2. Identifikasi Masalah Keluarga
a. APGAR
Untuk mengetahui fungsi keluarga terhadap pasien
A (adaptation): kapabilitas keluarga untuk membantu saat anggota keluarga
memiliki masalah
P (partnership): saling berbagi dan berkomunikasi untuk menyelesaikan masalah
G (growth): bagaimana keluarga memberikan kebebasan untuk tumbuh dan
berkembang
A (affection): menilai keintiman dan ikatan emosional antar anggota keluarga
R (resolve): komitmen dari setiap anggota keluarga kepada keluarga
Pasien diberikan kuesioner, kemudian dilakukan skoring:
o 8 10 : highly functional family
o 4 - 7 : moderate dysfunctional family
o 0 -3 : severely dysfunctional family
Black Books for UKMPPD 257

b. Genogram
Untuk mengetahui adakah pengaruh faktor keturunan / herediter terhadap masalah
kesehatan pasien
c. Family Circle
Untuk mengetahui fungsi / pengaruh setiap individu dalam keluarga terhadap
pasien.
d. Family Lifeline
Untuk mengetahui pengaruh kejadian di masa lampau pasien terhadap masalah
kesehatan pasien atau kronologi sampai terjadi masalah kesehatan pada pasien.
e. Lifecycle
Mengetahui siklus hidup-mati.
f. SCREEM
Untuk menilai kapasitas keluarga dalam partisipasi layanan kesehatan. SCREEM:
social, cultural, religious, economic, educational, medical.
3. Tahapan Dalam Siklus Keluarga
a. Unattached Young Adult (dewasa dan belum menikah)
Masalah:
Medis: masalah episodik, seks
Emosional: psikosomatis, depresi
Sosial: tekanan dari teman atau pacar
b. The Newly Married Adult (tahap awal dalam perkawinan)
Honeymoon stage: 0 2 tahun
Early marriage stage: 2 10 tahun
Middle marriage stage: 10 -25 tahun
Long term marriage stage: > 20 tahun
Masalah:
Medis: kehamilan cepat, infertility , ginekologis, episodik
Emosional: depresi, cemburu, keuangan, komunikasi, pekerjaan
c. The Family with Young Childern (tahap keluarga dengan anak-anak)
Masalah:
Berperan sebagai orang tua
o Medis: KB, penyakit kelamin
o Emosional dan sosial: perselingkuhan
Black Books for UKMPPD 258

Berperan sebagai kakek dan nenek


o Medis: degeneratif, penyakit kronis
o Emosional dan sosial: psikosomatis
Berperan sebagai anak
o Medis: kecelakaan
o Emosional dan sosial: child abuse
d. The Family with Adolescent (tahap keluarga dengan anak-anak yang dewasa)
Masalah:
Siklus kehidupan anak
o Medis: narkoba, acne, menstruasi
o Emosional dan sosial: depresi, konflik
Siklus kehidupan orang tua
o Medis: premenopause, kandungan
o Emosional dan sosial: perselingkuhan
Krisis usia pertengahan
e. Launching Family (tahap keluarga dengan anak-anak yang meninggalkan keluarga)
Masalah:
Siklus kehidupan anak
o Medis: kesehatan remaja, obgyn
o Emosional dan sosial: kemandirian
Siklus kehidupan orang tua
o Medis: penyakit degeneratif
o Emosional dan sosial: penurunan karir
Sindroma kesepian
f. Family in Later Life (tahap keluarga pada usia lanjut)
Masalah:
Medis: penyakit degeneratif, urologis, menopausal
Emosional dan sosial: depresi, kesepian, psikosomatis, pensiun
4. Hubungan dokter-pasien
a. Paternalistic: doctor-centered, disease-centered, semua ditentukan dokter
b. Consumeristic: pasien memaksa dokter untuk patient-centered, mengikuti keinginan
pasien.
Black Books for UKMPPD 259

c. Default: dokter berusaha patient-centered, tapi pasien tidak mau. Seolah pasien bilang
terserah dokter saja
d. Mutuality: kerjasama antara dokter dan pasien
5. Keterlibatan Dokter dalam Keluarga
a. Minimal emphasis on family
Dasar pemikiran dokter adalah komunikasi dengan keluarga pasien hanya untuk
praktek atau keperluan legal medis saja. Perilaku dokter adalah, bertemu dengan
keluarga pasien hanya untuk mendiskusikan masalah-masalah medis saja.
b. Medical Information and Advice
Dasar pemikiran dokter adalah bahwa keluarga itu penting dalam diagnosa dan
membuat keputusan pengobatan pasien, keterbukaan perlu untuk melibatkan
keluarga.
c. Feeling and Support
Dasar pemikiran dokter adalah perasaan dan dukungan dan timbal balik antara
pasien, keluarga, dan dokter sangat penting dalam diagnosa dan pengobatan pasien.
d. Assessment and Intervention
Dasar pemikian dokter adalah sistem keluarga, dinamika keluarga, dan
perkembangan keluarga penting dalam diagnosa dan pengobatan pasien.
Perilaku dokter adalah bertemu dengan keluarga pasien dan membantu mereka untuk
mengubah peran dan interaksi satu sama lain agar lebih efektif dengan menghadapi
masalah penyakit dan pengobatan pasien.
e. Family Therapy
Dasar pemikiran dokter adalah dinamika keluarga dan kesehatan pasien saling
mempengaruhi satu sama lainnya dan pola ini perlu dirubah. Perilaku dokter adalah
bertemu secara teratur dengan keluarga pasien dan berusaha merubah dinamika
keluarga dan peraturan-peraturan yang tidak tertulis dalam keluarga tersebut yang
berhubungan dengan perkembangan fisik dan mental pasien.
6. Five Star Doctor
a. Care provider
Holistik
Manajemen promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif
b. Decision maker
Keputusan berdasarkan berbagai sudut pandang dan kondisi yang ada, teknologi
yang tersedia, dengan cost effectiveness
Black Books for UKMPPD 260

c. Communicator
Memperbaiki gaya hidup sehat melalui pendidikan kesehatan dan advokasi
yang efektif
d. Community leader
Memahami kebutuhan dan masalah masyarakat
Memahami faktor kesehatan pada lingkungan fisik dan sosial
Membawa manfaat bagi banyak orang
e. Manager
Memiliki skill managerial yang baik
Mampu bekerja sama dengan perorangan maupun organisasi, baik di dalam
maupun di luar sistem pelayanan kesehatan
7. Prinsip Kedokteran Keluarga
a. Holistik: biopsikososial
b. Komprehensif: promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif
c. Kontinyu: berkesinambungan, follow up, kontrol
d. Koordinatif: kerjasama antar profesional
e. Kolaboratif: kerjasama dengan pasien & keluarga pasien
8. Metode Penyelesaian Masalah
a. Saling Ketergantungan (interdependence)
Interaksi keluarga cenderung diulangi membentuk pola ada aturan-aturan yang
mendukung untuk terbentuknya pola ini. Bagi dokter keluarga, keberhasilan dalam
merubah keluarga tersebut sangat tergantung kepada kemampuan kita dalam melihat
interdependence ini.
b. Ikatan (boundaries)
Hal-hal atau kebiasaan dari para anggota keluarga, yang dapat diterima dan tidak
dapat diteriima dalam keluarga tersebut. Seperti pagar yang akan melindungi para
anggota keluarga dari pihak lain.
c. Triangulasi
Keterlibatan pihak ketiga pada saat masalah muncul. Peran dari orang ketiga ini
adalah untuk menyelamatkan pasangan tersebut. Biasanya terjadi berulang-ulang
dengan harapan ini akan membuat keluarga tersebut tetap bersatu. Contoh yang
paling sering adalah school phobia pada anak-anak yang orang tuanya mempunyai
masalah dalam perkawinan mereka.
Black Books for UKMPPD 261

9. Metode dan Media Promosi Kesehatan


a. Metode
Perseorangan: bimbingan dan konseling, wawancara
Kelompok kecil: diskusi, FGD, role play, simulasi
Kelompok besar: ceramah (pendidikan tinggi maupun rendah), seminar
(pendidikan menengah ke atas)
Massa: ceramah umum, media elektronik, media cetak, billboard, dll.
b. Media
Beberapa contoh media grafis:
Poster
Gambar dengan sedikit kata-kata. Tujuan untuk mempengaruhi orang banyak
dan memberikan pesan singkat. Harus menarik, sederhana, dan berisikan satu
ide.
Leaflet
Kalimat singkat, padat, mudah dimengerti, dan gambar sederhana.
Membahas satu masalah khusus untuk sasaran tertentu. Dapat disebarkan.
Film
Menghibur dan dapat disisipkan pesan edukatif. Sasaran: kelompok besar dan
kolosal.
Slide
Cukup efektif karena gambar atau materi dapat dilihat berkali-kali dan dibahas
lebih mendalam. Sasaran: kelompok.
10. Penyusunan Kegiatan
Hal-hal yang harus disusun / ditentukan saat penyusunan kegiatan adalah:
Tujuan
Manfaat
Sasaran
Acara
Anggaran
11. Efektivitas Jalan Keluar
Tetapkan nilai efektifitas untuk setiap alternatif jalan keluar dengan memberikan angka 1
(paling tidak efektif) sampai dengan angka 5 (paling efektif). Prioritas jalan keluar adalah
Black Books for UKMPPD 262

yang nilai efektifitasnya paling tinggi. Untuk menentukan efektifitas jalan keluar
digunakan kriteria tambahan yang dapat dilihat di bawah ini:
a. Besaranya masalah yang dapat diselesaikan (magnitude)
Makin besar masalah yang dapat diatasi, makin tinggi prioritas jalan keluar tersebut.
b. Pentingnya jalan keluar (Imporatancy)
Pentingnya jalan keluar dikaitkan dengan kelanggengan masalah. Makin lama bebas
masalahnya, makin penting jalan keluar tersebut.
c. Sensitivitas jalan keluar (vulnerability)
Sensitivitas dikaitkan dengan kecepatan jalan keluar mengatasi masalah. Makin cepat
masalah teratasi, makin sensitif jalan keluar tersebut.
Efektifitas: M x I x V
12. Efisiensi Jalan Keluar
Ditambah dengan biaya atau cost (C). Beri angka 1 untuk biaya paling sedikit, angka 5
untuk biaya paling banyak.
Efisiensi: (M x I x V) / C
13. Puskesmas
a. Klasifikasi Puskesmas menurut jenis pelayanan
Puskesmas Perawatan: pelayanan kesehatan rawat jalan dan rawat inap
Puskesmas Non Perawatan: hanya pelayanan kesehatan rawat jalan
b. Klasifikasi Puskesmas menurut wilayah kerja
Puskesmas Induk: kecamatan
Puskesmas Satelit / Pustu: kelurahan
c. Puskesmas Rawat Inap
Kriteria Puskesmas Rawat Inap:
Letak 20 km dari RS
Mudah dicapai dengan kendaraan bermotor
Ada dokter dan tenaga yang memadai
Jumlah kunjungan 100 orang per hari
Penduduk minimal 20.000 jiwa per Puskesmas di wilayah kerja Puskesmas dan 3
Puskesmas sekitarnya
Pemda bersedia menyediakan dana rutin yang memadai
d. Pustu
Biasanya ada di setiap desa / kelurahan
Black Books for UKMPPD 263

Pelayanan medis sederhana oleh perawat atau bidan, disertai jadwal kunjungan
dokter
Syarat pembangunan Pustu:
Kebutuhan:
o Desa baru / pemekaran wilayah
o Bencana alam kerusakan total pada Pustu
o Relokasi Pustu (jalur hijau, dll)
Lokasi:
o Di tengah pemukiman penduduk
o Kepadatan penduduk 3000 5000 penduduk
o Jarak Pustu dengan sarana kesehatan lain = 3 5 Km
e. Pusling
Pelayanan khusus ke luar gedung, di wilayah kerja puskesmas
Pelayanan medis terpadu oleh dokter, perawat, bidan, gizi, pengobatan dan
penyuluhan
14. Posyandu
Tipe Posyandu:
a. Pratama
Cakupan program utama (KIA/KB, imunisasi, Gizi) belum mantap, jumlah kader
terbatas
b. Madya
Cakupan program utama < 50%, jumlah kader 5 orang
c. Purnama
Cakupan program utama 50%, jumlah kader 5 orang, ada program tambahan
sederhana, dana sehat 50% KK
d. Mandiri
Cakupan program utama 50%, julah kader 5 orang, program tambahan sudah
berjalan dengan baik, dana sehat sudah mencakup 50% KK
15. PONED (Pelayanan Obsetri Neonatus Essensial Dasar)
Tujuan: untuk menghindari rujukan yang lebih dari dua jam dan untuk memutuskan
rantai rujukan itu sendiri
Petugas: dokter, bidan, perawat, dan tim PONED Puskesmas
Tugas:
Black Books for UKMPPD 264

o Menerima rujukan dari fasilitas rujukan dibawahnya, Puskesmas pembantu, dan


pondok bersalin desa
o Melakukan kegawatdaruratan obsetrik neonatal sebatas wewenang
o Melakukan rujukan kasus secara aman ke RS dengan penanganan pra
hospital
Dalam PONED bidan boleh:
o Injeksi antibiotik
o Injeksi ureterotonika
o Injeksi sedatif
o Manual plasenta
o Ekstraksi vakum
o Transfusi darah
o Operasi SC
16. Pembiayaan Kesehatan
a. Out of Pocket
Pasien membayar langsung ketika berobat.
b. Pajak (taxation)
Pemerintah menarik pajak umum dari warga.
c. Asuransi (insurance)
Compulsory payroll tax (pekerja wajib membayar asuransi) atau non-compulsory
d. Medical Saving Account
Mengharuskan warga menabung untuk membiayai pelayanan kesehatannya sendiri.
17. Sistem Rujukan
a. Antar Instansi
Horizontal: satu strata (contoh: puskesmas ke RS)
Vertical: beda strata
b. Antar Dokter
Interval
Pelimpahan sepenuhnya kepada satu dokter konsultan untuk jangka waktu
tertentu. Selama jangka waktu itu dokter primer tidak ikut campur.
Split
Pelimpahan sepenuhnya kepada beberapa dokter konsultan untuk jangka waktu
tertentu. Selama jangka waktu itu dokter primer tidak ikut campur.
Black Books for UKMPPD 265

Collateral
Menyerahkan wewenang dan tanggung jawab penanganan penderita hanya satu
masalah tertentu.
Cross
Menyerahkan wewenang dan tanggung jawab pasien kepada dokter lain untuk
selamanya.
18. SKDN
S (seluruh): jumlah total balita di wilayah Posyandu
K (KMS): yang mempunyai KMS
D (ditimbang): yang ditimbang Posyandu
N (naik): yang naik berat badannya
D/S: partisipasi masyarakat
K/S: cakupan program
N/D: keberhasilan kegiatan
D/K: kesinambungan atau kelangsungan penimbangan
19. Imunisasi
a. Rutin: bayi, wanita usia subur, anak SD
b. Tambahan
Back log fighting
Anak usia 1-3 tahun bila tidak tercapai UCI 2 tahun berturut-turut.
Crash program
Intervensi cepat, cegah KLB: tidak tercapai UCI 3 tahun berturut-turut, IMR dan
PD3I tinggi, infrastruktur jelek.
Outbreak response immunization
Penanggulangan KLB
PIN
Percepan pemutusan siklus hidup virus polio
Sub PIN
2x imunisasi polio (interval 1 bulan), serentak, pada anak < 1 tahun
Catch up campaign
Vaksinasi semua anak usia < 15 tahun pada suatu waktu
Black Books for UKMPPD 266

20. Tujuan Audit Medis


a. Umum
Tercapainya pelayanan medis prima
b. Khusus
Evaluasi mutu layanan medis
Mengetahui penerapan standar pelayanan medis
Melakukan perbaikan-perbaikan pelayanan medis sesuai kebutuhan pasien dan
standar pelayanan medis

EPIDEMIOLOGI
21. Surveilans

Aktif Data langsung


Data
Laporan
Pasif
bulanan

Surveilans
Khusus
Pada wilayah
atau populasi
terbatas untuk
Metode Sentinel mendapatkan
sinyal adanya
masalah yang
lebih luas
Rutin Terpadu

22. Case Definition


a. Suspect
Faktor risiko + sign & symptom
b. Probable
Faktor risiko + sign & symptom + penunjang
c. Definite
Faktor risiko + sign & symptom + penunjang gold standart
23. Riwayat Alamiah Penyakit
Natural History of Disease
Black Books for UKMPPD 267

Clinical:
Pre-clinical:
Susceptibility: Sign&symptom Disability: loss
pathological
risk factor (usual time of of function
changes
diagnosis)
Level of Prevention
Primary Secondary Tertiary
Early detection
Health Specific
and prompt Disability limitation Rehabilitation
promotion protection
treatment
Nutrition, Vaccination,
smoking protective SCREENING Medikamentosa Fisioterapi
cessation equipment

24. Screening
a. Mass
Semua populasi. Contoh: X-ray masal
b. Selective
Pada kelompok risiko tinggi. Contoh: HIV
c. Case Finding
Kelompok yang lebih kecil. Contoh: penyakit menurun
d. Single Disease
Satu penyakit tertentu. Contoh: HBsAg
e. Multi-phase
Beberapa tes. Contoh: medical check up
25. Carrier dan Vector
a. Carrier
Incubatory carrier
Akan menjadi sakit, namun sudah bisa menularkan sebelum timbulnya gejala
(contoh: HIV)
Healthy carrier
Tidak akan menjadi sakit, namun bisa menularkan penyakit (contoh: polio)
Convalescent carrier
Black Books for UKMPPD 268

Dapat menularkan penyakit ketika sedang sakit maupun setelah pemulihan


(contoh: tifoid)
b. Vector
Biological vector
Organisme / parasit berkembang atau bereplikasi di dalam vektor (contoh:
nyamuk)
Mechanical vector
Organisme / parasit tidak berkembang atau bereplikasi di dalam vektor (contoh:
lalat)
26. Wabah
a. Endemik
Suatu penyakit yang persisten ditemukan di daerah tertentu. Contoh: malaria di
papua.
b. Epidemik atau Outbreak
Kasus/ penyakit baru pada suatu populasi tertentu, dalam suatu periode waktu
tertentu, dengan laju yang melampaui laju ekspektasi/ dugaan, yang didasarkan
pada pengalaman mutakhir.
c. Pandemik
Suatu epidemi yang meluas dan bersifat global.
d. Sporadik
Suatu keadaan dimana suatu masalah kesehatan / penyakit yang ada di suatu wilayah
tertentu frekuensinya berubah-ubah menurut perubahan waktu.
27. Kejadian Luar Biasa
Kriteria:
Penyakit menular baru
Peningkatan kejadian kesakitan terus-menerus selama tiga kurun waktu tertentu
Peningkatan kejadian kesakitan 2 kali dibandingkan dengan periode sebelumnya
Jumlah penderita baru dalam periode satu bulan meningkat 2 kali dibandingkan
dengan angka rata-rata jumlah per bulan dalam tahun sebelumnya
Rata-rata jumlah kejadian kesakitan per bulan selama satu tahun meningkat 2 kali
dibandingkan dengan rata-rata jumlah kejadian kesakitan per bulan pada tahun
sebelumnya
Black Books for UKMPPD 269

Case fatality rate dalam satu kurun waktu tertentu menunjukkan kenaikan 50%
dibanding periode sebelumnya
Proprotional rate penderita baru pada satu periode meningkat 2 kali dibanding satu
periode sebelumnya
28. Pengukuran Epidemiologi
Usia produktif (bekerja) 15 - 64 tahun
Usia reproduktif (female fertility) 15 44 tahun
29. Menghitung Frekuensi Penyakit
a. Insidensi kumulasi
Untuk mengetahui risiko penyakit yang mengenai populasi berisiko pada suatu
periode tertentu
Insiden kumulatif = jumlah kasus baru selama periode waktu tertentu x 100%
Jumlah orang berisiko pada permulaan waktu
b. Densitas insidens atau insidence rate
Mengetahui kecepatan penyakit menyerang populasi
Insidens Rate = Jumlah kasus baru selama periode waktu tertentu
Rata-rata populasi berisiko pada waktu tertentu
Rata-rata populasi berisiko = populasi awal + populasi akhir
2
c. Prevalensi
Untuk mengetahui beban penyakit
Prevalensi = Jumlah kasus baru dan lama pada suatu periode x 100%
Populasi
d. Attack rate
Jenis khusus insidens kumulatif yang berguna selama epidemik / outbreak
Jumlah penderita baru suatu penyakit yang ditemukan pada suatu saat
dibandingkan dengan jumlah penduduk yang mungkin terkena penyakit tersebut
pada saat yang sama
Manfaat attack rate untuk memperkirakan derajat penularan suatu penyakit
Attack rate = Kasus baru pada periode tertentu x 100%
Populasi berisiko pada awal waktu
e. Secondary attack rate
Black Books for UKMPPD 270

Untuk mengetahui frekuensi jumlah kasus baru dimana penderita tersebut


kontak dengan penderita yang pertama terinfeksi.
Sec. AR = Kasus baru dimana riwayat kontak dengan penderita kasus pertama
Jumlah individu yang kontak dengan penderita pertama
30. Angka Kematian
a. Birth rate / angka kelahiran
Jumlah kelahiran dalam satu tahun x 1000
Populasi pertengahan tahun
b. Crude death rate / angka kematian kasar
Jumlah kematian x 1000
Jumlah penduduk
c. Fertility rate
Jumlah kelahiran hidup dalam setahun . x 1000
Populasi pertengahan tahun wanita usia 15 - 44
d. Perinatal mortality rate
Jumlah lahir mati + mati usia < 7 hari x 1000
Jumlah kelahiran dalam setahun
e. Neonatal mortality rate
Jumlah kematian bayi usia < 28 hari dalam setahun x 1000
Jumlah kelahiran hidup dalam setahun
f. Infant mortality rate
Jumlah kematian bayi usia < 1 tahun dalam setahun x 1000
Jumlah kelahiran hidup dalam setahun
g. Case fatality rate
Jumlah kematian dalam setahun karena penyakit tertentu x 100%
Jumlah kasus tertentu tersebut dalam setahun
31. Cara menekan angka kematian
a. Neonatus Mortality Rate
Inisiasi menyusui dini
b. Infant Mortality Rate
Pemberian imunisasi dasar (puskesmas)
Pemberian ASI eksklusif (ibu)
Perbaikan status gizi
Black Books for UKMPPD 271

Deteksi dini gangguan tumbuh kembang


MTBs
c. Maternal Mortality Rate
Persalinan oleh tenaga kesehatan
PONED dan PONEK
Cegah unwanted pregnancy
32. Indikator Program Penanggulangan TB
a. Angka Penjaringan Suspek
Jumlah suspek yang diperiksa dahaknya diantara 100.000 penduduk dalam waktu
satu tahun
Jumlah suspek yang diperiksa dahak x 100.000
Jumlah penduduk
b. Proporsi Pasien TB BTA Positif diantara Suspek
Presentase penderita BTA (+) yang ditemukan diantara semua suspek yang
diperiksa dahaknya
Jumlah pasien BTA (+) yang ditemukan x 100%
Jumlah seluruh suspek yang diperiksa
c. Case Notification Rate
Untuk TREND
Jumlah pasien TB semua tipe x 100.000
Jumlah Penduduk
d. Case Detection Rate
Presentase jumlah penderita baru BTA (+) yang ditemukan dibanding jumlah
penderita baru BTA (+) yang diperkirakan ada di wilayah tersebut
Jumlah penderita baru BTA (+) x 100%
Perkiraan jumlah penderita baru BTA (+)
Target 70%
e. Angka Konvesi (Conversion Rate)
Presentase penderita TB paru BTA (+) yang mengalami konversi menjadi BTA (-)
setelah pengobatan fase intensif 2 bulan
Jumlah penderita BTA (+) yang konversi x 100%
Jumlah penderita BTA (+) yang diobati
Angka minimal yang harus dicapai adalah 80%
Black Books for UKMPPD 272

f. Angka Kesembuhan (Cure Rate)


Presentase penderita BTA (+) yang sembuh setelah selesai masa pengobatan
diantara semua penderita BTA (+) yang tercatat
Jumlah penderita BTA (+) yang sembuh x 100%
Jumlah penderita BTA (+) yang diobati
Angka yang harus dicapai minimal 85 %
Angka ini menunjukkan keberhasilan program
g. Angka Kesalahan (Error Rate)
Angka kesalahan laboratorium yang menyatakan presentase kesalahan
pembacaan slide yang dilakukan oleh laboratorium pertama setelah di cross chek
oleh BLK
Jumlah sediaan positif palsu + negatif palsu x 100%
Jumlah seluruh sediaan yang diperiksa
Error rate bisa ditoleransi maksimal 5%
33. Merumuskan Pertanyaan Klinis
PICO:
Patient, population, problem: bagaimana pasien dan masalah apa, yaitu kausa/
etiologi/ harm, diagnosis, terapi, atau prognosis?
Intervention: tes diagnostik, terapi, paparan
Comparison: gold standart, plasebo, terapi standar
(clinical) Outcome: Patient-Oriented Evidence that Matters (perbaikan klinis,
mortalitas, morbiditas, kualitas hidup)
Black Books for UKMPPD 273

METODOLOGI PENELITIAN
34. Desain Penelitian

35. Disain Penelitian Observasional Analitik


a. Cross Sectional
Penelitian dimana penyakit (outcome) dan paparan faktor risiko (eksposure) diteliti
dalam waktu yang sama (saat ini)
Cocok untuk peneliti dengan keterbatasan waktu dan dana
Ukuran hubungan dengan Prevalence Ratio (PR)
b. Case Control
Penelitian dimana peneliti mencari sampel yang mempunyai penyakit (outcome),
kemudian peneliti menggali riwayat paparan (exposure) terhadap faktor risiko
yang ingin diteliti.
Ukuran hubungan dengan Odd Ratio (OR)
c. Cohort Study
Retrospektif: penelitian dimana peneliti mencari sampel yang mempunyai riwayat
terhadap paparan faktor risiko (exposure) kemudian diteliti apakah saat ini
menderita penyakit atau tidak (outcome)
Black Books for UKMPPD 274

Prospektif: penelitian dimana peneliti mencari sampel yang saat ini terkena
paparan faktor risiko (exposure) kemudian diikuti beberapa lama dan dilihat
apakah paparan tersebut menimbulkan penyakit atau tidak (outcome)
Memerlukan waktu yang lama
Ukuran hubungan dengan Risk Ratio (RR)
d. Mengetahui ukuran hubungan
Outcome
Positif Negatif
Exposure Positif a b
Negatif c d

Cross Sectional (Prevalence ratio): (a / a+b) / (c / c + d)


Case Control (Odd ratio): ad / bc
Cohort Study (Risk Ratio): (a / a + b) / (c / c + d)
36. Efficacy vs Effectiveness
a. Efficacy
Ideal setting. Semua variabel dikendalikan.
b. Effectiveness
Real setting
37. Metode Pengambilan Sampel
a. Simple random sampling
b. Systematic sampling
Semua berkesempatan sama, namun diatur dengan pola tertentu. Contoh: diberi
nomer
c. Stratified sampling
Karakteristik bertingkat (pendidikan rendah menengah tinggi)
d. Cluster sampling
Kelompok setara (dari 100 SMP diambil 20 SMP)
e. Multistage sampling
Populasi besar, bertahap, agar mewakili seluruhnya (provinsi kabupaten
kecamatan kelurahan)
f. Consecutive sampling
Diambil yang memenuhi kriteria dan berdasar kurun waktu tertentu.
Black Books for UKMPPD 275

g. Convenience sampling
Sampel dipilih suka-suka peneliti.
h. Purposive sampling
Berdasarkan penilaian peneliti bahwa sampel tersebut adalah pihak yang paling baik
untuk dijadikan sampel penelitiannya.
i. Snowball Sampling
Bermula dari sedikit, kemudian sampel menajadi banyak (dengan network)
38. Karakteristik Skala Variabel
Skala Variabel Sifat Contoh
Kategorikal
Nominal Bukan peringkat Jenis kelamin, golongan
darah
Ordinal Peringkat Derajat penyakit, status
ekonomi
Numerik
Interval Tidak punya 0 alamiah Suhu, IQ
Rasio Pumya 0 alamiah Penghasilan, kadar Hb

39. Uji Statistika


a. Uji Statistik Bivariat (dua variabel)
Langkah 1: tentukan skala pengukuran variabel
o Tentukan skala pengukuran masing-masing variabel apakah nominal
(kategorik atau ordinal) atau numerik (interval atau rasio)
Langkah 2: tentukan jenis hipotesis
o Tentukan jenis hipotesis apakah komparatif atau korelatif
o Komparatif untuk menjawab pertanyaan: apakah terdapat perbedaan
antara a dan b?, apakah terdapat hubungan a dan b?
o Korelatif untuk menjawab pertanyaan: seberapa besar korelasi antara a
dan b?
Langkah 3: tentukan masalah skala pengukuran
o Hipotesis komparatif
Kategorik + kategorik = masalah skala pengukuran kategorik
Kategorik + numerik = masalah penelitian numerik
Black Books for UKMPPD 276

Numerik + numerik = tidak bisa dilakukan uji hipotesis komparatif


o Hipotesis korelatif
Kategorik + kategorik = masalah skala pengukuran kategorik
Kategorik + numerik = masalah skala pengukuran kategorik
Numerik + numerik = masalah skala pengukuran numerik
Langkah 4: tentukan berapa jumlah kelompok data
o Contoh dua kelompok data:
Hubungan kebiasaan olahraga terhadap dismenorrhea. Kebiasaan
olahraga dinilai sebagai olahraga jarang, dan olahraga sering.
o Contoh tiga kelompok data
Hubungan kebiasaan olahraga terhadap dismenorrhea. Kebiasaan
olahraga dinilai sebagai olahraga jarang, olahraga kadang-kadang,
olahraga sering. Dan seterusnya
Langkah 5: apakah data berpasangan atau tidak
o Contoh data tidak berpasangan
Hubungan captopril terhadap tekanan darah. Peneliti mencari sampel
kemudian diminta meminum captopril, setelah itu diukur tekanan darahnya.
Kemudian dilakukan uji statistik.
o Contoh data berpasangan (pre and post test)
Hubungan captopril terhadap tekanan darah. Peneliti mengambil data
tekanan darah sampel sebelum diberikan captopril kemudian sampel
diminta meminum captopril, setelah itu peneliti kembali mengambil data
tekanan darah sampel. Kemudian dilakukan uji statistik.
Langkah 6: uji parametrik atau nonparametrik
o Uji parametrik (T test, ANOVA) digunakan pada masalah skala pengukuran
numerik, yang distribusi datanya normal setela diuji dengan kolmogorov-
smirnov. Bila distribusi data tidak normal, dapat dilakukan uji alternatifnya
(lihat tabel)
o Uji non-parametrik (uji kategorik selain T test dan ANOVA) digunakan untuk
masalah skala pengukuran kategorik atau masalah skala pengukuran
numerik yang tidak berdistribusi normal.
Langkah 7: cocokan dengan tabel uji hipotesis
Black Books for UKMPPD 277

b. Uji Statistik Multivariat (lebih dari dua variabel)


Masalah skala pengukuran numerik uji regresi linear
Masalah skala pengukuran kategorik uji regresi logistik
40. Kekuatan hubungan
Dengan NNT
NNT Interpretasi
Terapi Kuratif:
14 Sangat efektif
4 Efektif/ kurang efektif
Terapi Preventif:
< 60 Efektif
60 Kurang/ tidak efektif

Dengan koefisien korelasi (r)


r > 0,7 : asosiasi kuat
r 0,3 0,7 : asosiasi sedang
r < 0,3 : asosiasi ringan
41. Hirarki Kekuatan Bukti Untuk Efektifitas Terapi
Black Books for UKMPPD 278

42. Akurasi Tes Diagnostik


Keberadaan
penyakit (dengan
gold standart)
Positif Negatif
Hasil Positif A B
Tes Negatif C D

a. Sensitivitas = a / (a + c)
b. Spesifisitas = d / (b + d)
c. Nilai prediktif positif (PPV) = a / (a + b)
d. Nilai prediktif negatif = d / (c + d)
e. True positif: a
f. False positif: b
g. True negatif: d
h. False negatif: c
i. Like hood ratio positif (LR +) = sensitivitas / (1 spesifisitas)
j. Like hood ratio negatif (LR -) = (1 sensitivitas) / spesifisitas
Black Books for UKMPPD 279

JAMINAN KESEHATAN NASIONAL DAN BPJS

1. Dasar Hukum
Peraturan Pemerintah RI No. 101 Tahun 2012 tentang penerimaan bantuan iuran
Peraturan Presiden RI No. 12 Tahun 2013 tentang jaminan kesehatan
Peraturan Presiden RI No. 111 Tahun 2013
Peraturan Pemerintah RI No. 86 Tahun 2013
2. Azas, Program, Prinsip
a. 3 Azaz
Kemanusiaan
Manfaat
Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
b. 5 Program
Jaminan kesehatan
Jaminan kecelakaan kerja
Jaminan hari tua
Jaminan pensiun
Jaminan kematian
c. 9 Prinsip
Kegotongroyongan
Nirlaba
Kepesertaan wajib
Portabilitas
Keterbukaan
Kehati-hatian
Akuntabilitas
Dana amanat
Hasil pengelolaan dana digunakan seluruhnya untuk pengembangan program dan
sebesar-besarnya untuk kepentingan peserta
3. Perbedaan Asuransi Sosial dan Komersial
a. Asuransi Sosial
Wajib bagi seluruh penduduk
Black Books for UKMPPD 280

Non profit
Manfaat komprehensif
b. Asuransi Komersial
Kepesertaan sukarela
Profit
Manfaat sesuai dengan premi yang dibayarkan
4. Tugas BPJS
Melakukan pendaftaran/ penerimaan peserta
Memungut dan mengumpulkan iuran dari peserta dan pemberi kerja
Menerima bantuan iuran dari pemerintah
Mengelola dana jaminan sosial untuk kepentingan peserta
Mengumpulkan dan mengelola data peserta program jaminan sosial
Membayarkan manfaat/ membiayai pelayanan kesehatan sesuai ketentuan program
jaminan nasional
Memberikan informasi mengenai penyelenggaraan program jaminan sosial kepada
peserta dan masyarakat
5. Wewenang BPJS
Menagih pembayaran iuran
Menempatkan dana jaminan sosial untuk investasi jangka panjang/ pendek
Melakukan pengawasan dan pemeriksaan atas kepatuhan peserta dan pemberi kerja
dalam memenuhi kewajibannya
Membuat kesepakatan dengan fasilitas kesehatan mengenai pembayaran mengacu
pada standar tarif
Membuat/ menghentikan kontrak dengan faskes
Mengenakan sanksi administratif terhadap pekerja dan pemberi kerja
Melaporkan pemberi kerja kepada instansi berwenang mengenai ketidakpatuhan
terkait iuran dan kewajiban lainnya
Melakukan kerja sama dengan pihak lain dalam rangka penyelenggaraan jaminan
sosial
6. Hak dan Kewajiban Peserta
a. Hak
Memperoleh identitas peserta
Black Books for UKMPPD 281

Memperoleh manfaat pelayanan kesehatan di fasilitas kesehatan yang


bekerjasama dengan BPJS kesehatan
PNS kelas I-II kelas II
PNS kelas III-IV kelas I
PBI kelas III
Jika menginginkan naik tingkat, maka bayar selisihnya saja
b. Kewajiban
Membayar iuran
Melaporkan data kepesertaannya kepada BPJS kesehatan dengan menunjukkan
identitas peserta pada saat pindah domisili / pindah kerja
7. Peserta Jaminan Kesehatan
a. Bukan Penerima Bantuan Iuran (Non-PBI)
Pekerja penerima upah (termasuk PNS)
Pekerja bukan penerima upah
Bukan pekerja
b. Penerima Bantuan Iuran (PBI)
Fakir miskin
Orang tidak mampu
c. Anggota Keluarga
Istri atau suami sah dari peserta
Anak kandung / anak tiri/ anak angkat yang sah dari peserta
o Belum berusia 21 tahun atau belum berusia 25 tahun yang masih menjalani
pendidikan formal
o Belum pernah menikah atau tidak mempunyai penghasilan sendiri
d. Non-PBI di PHK atau cacat tidak bekerja lagi selama lebih dari 6 bulan PBI
8. Masa Berlaku Kepesertaan
Selama peserta membayar iuran sesuai dengan kelompok peserta
Bila peserta tidak membayar iuran atau meninggal dunia maka status
kepesertaannya akan hilang
Ketentuan lebih lanjut akan diatur oleh peraturan BPJS
9. Iuran
a. PBI: dibayar oleh pemerintah
b. Pekerja penerima upah: dibayar oleh pemberi kerja dan pekerja
Black Books for UKMPPD 282

c. Pekerja bukan penerima upah: dibayar oleh peserta yang bersangkutan


d. Bukan pekerja: dibayar oleh peserta yang bersangkutan
10. Pelayanan Kesehatan yang Dijamin
a. Tingkat pertama
Administrasi pelayanan
Pelayanan promotif dan preventif
Pemeriksaan, pengobatan, dan konsultasi medis
Tindakan medis non spesialistik, baik operatif maupun non-operatif
Pelayanan obat dan bahan medis habis pakai
Transfusi darah sesuai dengan kebutuhan medis
Pemeriksaan penunjang diagnostik laboratorium tingkat pertama
Rawat inap tingkat pertama sesuai dengan indikasi
b. Tingkat lanjutan rawat jalan
Administrasi pelayanan
Pemeriksaan, pengobatan dan konsultasi sepsialistik oleh dokter spesialis dan
subspesialis
Tindakan medis spesialistik sesuai dengan indikasi medis
Pelayanan obat dan bahan medis habis pakai
Pelayanan alat kesehatan implan
Pelayanan penunjang diagnostik lanjutan sesuai dengan indikasi medis
Rehabilitasi medis
Pelayanan daerah
Pelayanan kedokteran forensik
Pelayanan jenazah di fasilitas kesehatan
c. Tingkat lanjutan rawat inap
Perawatan inap non intensif
Perawatan inap intensif
11. Pelayanan Kesehatan Yang Tidak Dijamin
Pelayanan kesehatan yang dilakukan tanpa melalui prosedur sebagaimana diatur
dalam peraturan yang berlaku
Pelayanan kesehatan yang dilakukan di fasilitas kesehatan yang tidak bekerjasama
dengan BPJS kesehatan, kecuali untuk kasus gawat darurat
Black Books for UKMPPD 283

Pelayanan kesehatan yang telah dijamin oleh program jaminan kecelakaan kerja
terhadap penyakit atau cedera akibat kecelakaan kerja atau hubungan kerja
Pelayanan kesehatan yang dilakukan di luar negeri
Pelayanan kesehatan untuk tujuan estetik
Pelayanan untuk mengatasi infertilitas
Pelayanan meratakan gigi
Gangguan kesehatan/ penyakit akibat ketergantungan obat/ alkohol
Gangguan kesehatan akibat sengaja menyakiti diri sendiri, atau akibat melakukan
hobi yang membahayakan diri sendiri
Pengobatan komplementer, alternatif, tradisional
Pengobatan atau tindakan medis yang dikategorikan sebagai percobaan
Alat kontrasepsi, kosmetik, makanan bayi, susu
Perbekalan kesehatan rumah tangga
Pelayanan kesehatan akibat bencana/ tanggap darurat, kejadian luar biasa
Biaya pelayanan lainnya yang tidak ada hubungan dengan manfaat jaminan
kesehatan yang diberikan
12. Alur Pelayanan Kesehatan
Peserta Faskes primer (puskesmas, polindes) rumah sakit
Black Books for UKMPPD 284

OSCE
Black Books for UKMPPD 285

INTERNA

1. Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik


No. Keterangan
1. Sambung Rasa
Menyapa pasien, mempersilahkan pasien duduk, berjabat tangan, memperkenalkan diri
2. Anamnesis
Identitas: nama, usia, alamat, pekerjaan, status perkawinan
Informed Consent
Keluhan Utama
RPS: lokasi, onset, kronologis, kualitas, kuantitas, faktor memperberat, faktor
memperingan, keluhan penyerta
RPD: keluhan serupa, hipertensi, DM, alergi
RPK: keluhan serupa, hipertensi, DM, alergi
Riw. Sosial-ekonomi: lingkungan, tempat tinggal, pekerjaan, penghasilan, dll
Riw. Kebiasaan: makanan, olahraga, rokok, alkohol
Anamnesis Sistem
Resume
Menanyakan ada yang masih belum disampaikan?
3. Pemeriksaan Keadaan Umum
Keadaan Umum
Kesadaran
Status Gizi (BB dan TB)
4. Pemeriksaan Vital Sign
Inform concent (tujuan, prosedur, komplikasi)
Posisikan pasien (duduk, tidur)
Membuka pakaian yang menutup lengan atas, membuka sedikit kancing baju bagian atas
Persiapan alat: tensimeter, stetoskop, termometer, kapas, alkohol
Cuci tangan
Memasang termometer
Pemeriksanan tekanan darah
Black Books for UKMPPD 286

Pemeriksaan frekuensi nadi (dua tangan)


Pemeriksaan frekuensi nafas
Melepas dan membaca hasil termometer
Menanyakan/ melaporkan hasil pemeriksaan
Bereskan alat
5. Pemeriksaan General Survey
Inform consent (tujuan, prosedur, komplikasi)
Pemeriksaan cara berjalan
Posisikan pasien duduk atau tidur
Persiapkan alat (senter, kapas, tongue spattel)
Cuci tangan
Pemeriksaan kulit (ikterik, petekie, pucat)
Pemeriksaan kuku
6. Pemeriksaan Kepala-Leher
Pemeriksaan Kepala (rambut, konjungtiva, refleks pupil, refleks kornea, sklera, telinga,
hidung, bibir, rongga mulut, tonsil, faring)
Pemeriksaan Leher (trakhea, limfonodi (kalau sakit bilang), JVP)
7. Pemeriksaan Toraks
Inform consent (tujuan, prosedur, komplikasi)
Persiapan alat (stetoskop)
Pemeriksaan Dada Posterior
Posisikan pasien (duduk di bed, punggung menhadap pemeriksa, pakaian bagian atas
dilepas, tangan dilipat di depan dada)
Inspeksi: statis dan dinamis
Palpasi: superfisial (kalau sakit bilang), pengembangan dinding dada, fremitus (4 titik)
Perkusi: lapang paru (7 titik), peranjakan diafragma
Auskultasi: suara nafas (7 titik), suara tambahan, egofoni (bilang e), bronkofoni (bilang
sembilan-sembilan), whispered pectoryloquy (bisik sembilan-sembilan)
Pemeriksaan Dada Anterior
Pasien diminta berbaring di bed, posisi pemeriksa di sebelah kanan pasien
Inspeksi:
a. Paru: statis, dinamis
b. Jantung: iktus kordis
Black Books for UKMPPD 287

Palpasi:
a. Paru: superfisial (kalau sakit bilang), pengembangan dinding dada, fremitus (3 titik)
b. Jantung: iktus kordis, thrill
Perkusi:
a. Paru: 6 titik, batas paru hepar
b. Jantung: batas jantung kanan, kiri, atas, dan pinggang jantung
Auskultasi:
a. Paru: suara nafas 6 titik, egofoni (eee), bronkofoni (sembilan-sembilan) whispered
pectoriloquy (berbisik sembilan-sembilan)
b. Jantung: BJ I-II di apeks, katup trikuspid, aorta, pulmonal (tiga posisi: supinasi, LLD,
setengah duduk)
8. Pemeriksaan Abdomen
Informed consent (tujuan, prosedur, komplikasi)
Posisikan pasien tidur di bed, buka baju, kaki ditekuk, relaks
Meminta pasien untuk bilang jika sakit saat dilakukan pemeriksaan
Berdiri di samping kanan pasien
Inspeksi: dinding abdomen, aorta abdominalis
Auskultasi: bising usus, bruit a. Renalis
Perkusi: empat kuadran, liver span, lien
Palpasi (kalau sakit bilang): superfisial, deep, hepar, lien, ginjal, kandung kemih
Pemeriksaan ascites: pekak alih, undulasi
Pasien dipersilahkan kembali pakai baju
9. Pemeriksaan Ekstremitas
Ekstremitas superior dan inferior (motorik, sensorik, edema, CRT, ADP)
10. Pemeriksaan Khusus
Mc Burney, rhovsing, rebound tenderness, obturator sign, psoas sign
Murphy sign
Rectal Toucher (minta pasien buka celana, berbaring miring, cuci tangan, pakai
handscoon, minta pasien relaks, lubrikasi)
11. Penutup
Meminta pasien kembali ke meja
Cuci tangan
12. Menjelaskan kepada pasien mengenai hasil pemeriksaan
Black Books for UKMPPD 288

13. Membuat diagnosis banding


14. Menentukan pemeriksaan penunjang
15. Interpretasi pemeriksaan penunjang
16. Diagnosis
17. Menentukan terapi, menulis resep
18. Edukasi kepada pasien
19. Menanyakan apa ada yang masih mau ditanyakan atau disampaikan
20. Mengucapkan terima kasih, semoga lekas sembuh, jabat tangan

2. Pemeriksaan Penunjang, Diagnosis Banding, Terapi, Edukasi


a. Hipertensi
1) Pemeriksaan penunjang
Urinalisis (proteinuria, albuminuria), tes gula darah, profil lipid, ureum, kreatinin,
funduskopi, EKG, foto thoraks
2) Diagnosis Banding
Proses akibat white coat hypertension, proses akibat obat, nyeri akibat tekanan
intraserebral, ensefalitis
3) Terapi
R/ Hidroclorotiazid tab mg 12,5 No. VII
S 1 dd tab I
R/ Captopril tab mg 12,5 No. XX
S 3 dd tab I a.c.
R/ Amlodipin tab mg 2,5 No VII
S 1 dd tab I
4) Edukasi
Gizi seimbang, pembatasan gula, garam, lemak
Mempertahankan berat badan dan lingkar pinggang ideal
Olahraga teratur
Stop merokok
Batasi konsumsi alkohol
b. CHF
1) Pemeriksaan penungjang
Rontgen thoraks, EKG, darah lengkap
Black Books for UKMPPD 289

2) Diagnosis Banding
Penyakit paru (PPOK, asma, pneumonia, ARDS, emboli paru), penyakit ginjal (CKD,
sindrom nefrotik), penyakit hati (sirrosis)
3) Terapi
a) Akut
Oksigen 2-4 lpm
IV line
R/ furosemid inj. mg 40 No. I
S i.m.im
Rujuk
b) Kronik
R/ Furosemid tab mg 40 No. X
S 1 dd tab I
R/ Captopril tab mg 12,5 No. XXX
S 3 dd tab I
R/ Atenolol tab mg No. X
S 1 dd tab I
4) Edukasi
Penyebab gagal jantung: hipertensi tak terkontrol, kadar lemak tinggi, kadar gula
darah tinggi
Tanda-tanda kegawatdaruratan yang mengharuskan pasien segera dibawa ke RS
(sesak saat istirahat)
Patuh menjalaknan pengobatan
Dukungan keluarga
c. Infark Miokard
1) Pemeriksaan Penunjang
EKG, enzim jantung (di layanan rujukan)
2) Diagnosis Banding
Angina pektrois prinzmetal, UAP, ansietas, diseksi aorta, dispepsia, GERD, miokarditis,
pneumothoraks, emboli paru
3) Terapi
Oksigen bila saturasi < 94%
R/ Aspirin tab mg 80 No. IV
Black Books for UKMPPD 290

S 1 dd tab III
R/ Morfin inj. mg 5 fl. No.I
S i.m.m
R/ Isosorbid Dinitrat tab mg 5 No. I
S 1 dd tab I sublingual
Rujuk
4) Edukasi
Mengetahui faktor risiko
Rutin kontrol
d. TB
1) Pemeriksaan Penunjang
Darah rutin, sputum SPS, tes tuberkulin (anak), rontgen thoraks
2) Diagnosis Banding
Pneumonia, bronkopneumonia, Ca paru, asma, PPOK
3) Terapi (untuk BB= 50 kg)
a) Fase intensif (2RHZE)
R/ 4FDC tab No. XXX
S 1 dd tab III
Atau
R/ Rifampicin tab mg 450 No. XXX
S 1 dd tab I
R/ Isoniazid tab mg 300 No. XXX
S 1 dd tab I
R/ Pirazinamid tab mg 1000 No. XXX
S 1 dd tab I
R/ Etambutol tab mg 1000 No. XXX
S 1 dd tab I
R/ Vit B6 tab No. X
S 1 dd tab I
b) Fase lanjutan (4R3H3)
R/ 2FDC tab No. XXX
S 1 dd tab III setiap 3 hari sekali
R/ Vit B6 tab No. XX
Black Books for UKMPPD 291

S 1 dd tab I
4) Edukasi
Pengawas minum obat (PMO)
Kontrol teratur
Efek samping obat
Pola hidup sehat (ventilasi rumah, makanan bergizi)
Keluarga dengan keluhan serupa langsung diperiksa
e. Bronkhitis Akut
1) Pemeriksaan Penunjang
Sputum (gram dan BTA), foto thoraks, tes fungsi paru
2) Diagnosis Banding
Pneumonia, Asma, TB
3) Terapi
Dekstrometrophan tab mg 15 No. XV
S 3 dd tab I
Ambroxol tab mg 30 No. XV
S 3 dd tab I
Paracetamol tab mg 500 No. XV
S 3 dd tab I
Ampicilin tab mg 500 No. XV
S 3 dd tab I
4) Edukasi
Modifikasi gaya hidup sehat
Hindari rokok
Kontrol setelah obat habis
Efek samping obat
f. Pneumonia
1) Pemeriksaan Penunjang
Darah lengkap, analisa sputum, rontgen thoraks
2) Diagnosis Banding
Bronkhitis akut, pleuritis eksudatif, Ca paru, infark paru
3) Terapi
R/ Amoksisilin tab mg 500 No. XX
Black Books for UKMPPD 292

S 3 dd tab I
4) Edukasi
Pola hidup sehat
Tidak merokok
Vaksinasi pada orang risiko tinggi
g. Asma Bronkhial
1) Pemeriksaan Penunjang
APE, darah rutin dengan hitung jenis
2) Diagnosis Banding
Obstruksi jalan nafas, bronkhitis kronik, bronkiektasis
3) Terapi
a) Serangan
R/ Salbutamol Nebulasi mg 2,5: NaCl 2,5 mg
S i.m.m
Oksigenasi nasal canul 2-3 lpm
R/ Prednison tab mg 5 No. I
S 1 dd tab I
b) Pengontrol
R/ Budesonid inhaler 100 mcg/ puff lag No. I
S 2 dd puff II
R/ Formeterol inhaler lag No. I
S 2 dd puff II
Prednison tab mg 5 No. XXX
S 1 dd tab I
4) Edukasi
Hindari faktor pencetus
Mekanisme kerja obat
Asthma control test
Kapan harus meminta pertolongan dokter
h. Diabetes Melitus
1) Pemeriksaan Penunjang
GDS, GDP, TTGO, HbA1C
2) Diagnosis Banding
Black Books for UKMPPD 293

Diabetes insipidus
3) Terapi
R/ Glibenklamid tab mg 5 No. XXX
S 1 dd tab I H. a.c. mane
Atau
R/ Metformin tab mg 500 No. XXX
S 3 dd tab I
4) Edukasi
Kontrol gula darah
BB ideal, kebutuhan kalori harian
Latihan fisik minimal 30 menit 3-4 kali seminggu dengan maksimal HR 50-70%
maskimun HR
Perawatan kaki: visualisasi mandiri, perawatan pencegahan teratur
Pencegahan retinopati: funduskopi minimal satu tahun sekali
Pencegahan kasus penyulit:cek albumin urin dan kreatinin serum
Manajemen hipertensi
i. Graves Disease
1) Pemeriksaan Penunjang
TSH, FT3, FT4, EKG, GDS
2) Diagnosis Banding
Struma multinodusa toksik, adenoma toksik
3) Terapi
R/ Propanolol tab mg 10 No. X
S 4 dd tab I
Rujuk
4) Edukasi
Dukungan keluarga dalam meminum obat
Kapan harus ke rumah sakit (krisis tiroid)
j. Infeksi Cacing
1) Pemeriksaan Penunjang
Darah rutin dengan hitung jenis, Mikroskopis tinja
2) Diagnosis Banding
Askariasis, skistosomiasis, taeniasis, ancylostomiasis
Black Books for UKMPPD 294

3) Terapi
a. Askariasis, necatoriasis, ancylostomiasis
R/ Mebendazole tab mg 500 No. I
S 1 dd tab I
b. Skistosomiasis
R/ Praziquantel tab mg 600 No. II
S 1 dd tab II
c. Taeniasis
R/ Albendazol tab mg 400 No. VI
S 2 dd tab I
4) Edukasi
PHBS
Mencuci tangan dengan sabun sebelum makan
Mencuci tangan dengan sabun sebelum dan setelah melakukan aktifitas
Setiap keluarga memiliki satu jamban
Tidak menggunakan tinja sebagai pupuk
Menghindari kontak dengan tanah yang tercemar tinja manusia
Menggunakan sarung tangan jika ingin mengelola sampah/ limbah
Kondisi rumah bersih dan tidak lembab
k. Anemia Defisiensi Besi
1) Pemeriksaan Penunjang
Darah rutin, apusan darah tepi, MCV, MCH, MCHC, retikulosit
2) Diagnosis Banding
Anemia defisiensi asam folat dan B12, anemia aplastik, anemia pada penyakit kronik
3) Terapi
R/ sulfas ferrosus tab mg 325 No. XXX
S 3 dd tab I
R/ Vitamin C tab mg 100 No. XXX
S 2 dd tab I
4) Edukasi
Makan makanan tinggi protein dan besi heme (daging, ati)
Kurangi konsumsi makanan yang menghambat asupan besi (teh, kopi, soda)
l. DBD
Black Books for UKMPPD 295

1) Pemeriksaan Penunjang
Darah rutin, rontgen thoraks, albumin serum
2) Diagnosis Banding
Influenza, chikungunya, demam tifoid
3) Terapi
R/ Infus Ringel Asetat Fl. No III
S i.m.m
R/ Paracetamol tab mg 500 No. XXX
S. p.r.n.
4) Edukasi
Perjalanan penyakit
Terapi hanya bersifat suportif
3M
Makan makanan bergizi
m. Malaria
1) Pemeriksaan Penunjang
Darah rutin, apusan darah tebal
2) Diagnosis Banding
Demam dengue, demam tifoid, leptospirosis
3) Terapi (Untuk BB 50 kg)
Falciparum
o R/ Artesunat tab mg 50 No. XII
S 3 dd tab IV
o R/ Amodiakuin tab mg 150 No. XII
S 3 dd tab IV
o R/ Primakuin tab mg 15 No. III
S 1 dd tab III
Vivax/ Ovale
o R/ Artesunat tab mg 50 No. XII
S 3 dd tab IV
o R/ Amodiakuin tab mg 150 No. XII
S 3 dd tab IV
o R/ Primakuin tab mg 15 No. IV
Black Books for UKMPPD 296

S 1 dd tab I
Malariae
o R/ Artesunat tab mg 50 No. XII
S 3 dd tab IV
o R/ Amodiakuin tab mg 150 No. XII
S 3 dd tab IV
4) Edukasi
Prognosis
Pencegahan: repellan, kelambu, aktifitas malam hari
Mengobati pasien hingga tuntas
n. Demam Tifoid
1) Pemeriksaan Penunjang
Darah rutin, widal, TUBEX
2) Diagnosis Banding
Demam dengue, malaria, leptospirosis
3) Terapi
R/ Kloramfenikol tab mg 500 No. XXX
S 4 dd tab I
4) Edukasi
Diet, bedrest, tahapan mobilisasi
Kapan bisa dirawat di rumah (klinis baik, tidak ada komorbid, dapat makan atau
minum) atau harus mondok
Tanda-tanda kegawatan
o. Leptospirosis
1) Pemeriksaan Penunjang
Darah rutin dengan hitung jenis, urin rutin
2) Diagnosis Banding
Demam dengue, demam tifoid, malaria
3) Terapi
Terapi cairan IV
Antibiotik
a) Ringan
R/ Doksisiklin tab mg 100 No. XIV
Black Books for UKMPPD 297

S 2 dd tab I
b) Berat
R/ Penisilin G injeksi fl No. I
S i.m.m
Rujuk
4) Edukasi
Pencegahan: pakaian khusus untuk menghindari kontak dengan bahan-bahan yang
terkontaminasi dengan urin binatang, menyimpan makanan dan minuman dengan
baik agar terhindar dari tikus
Minum doksisiklin dengan 2 gelas air putih
Hindari obat-obatan yang mengandung logam (antasida, kalsium, dll)
p. Kandidiasis Oral
1) Pemeriksaan Penunjang
KOH 10% dari sekret
2) Diagnosis Banding
Peradangan mulut yang disebabkan oleh bakteri atau virus
3) Terapi
R/ Nistatin sol. 100.000 IU/ml fl. No I
S 3 dd u.e.
4) Edukasi
Menjaga kebersihan mulut
Bila karena HIV rujuk
q. Gastritis
1) Pemeriksaan Penunjang
Gastritis akut tidak memerlukan pemeriksaan penunjang. Gastritis kronis: darah rutin, urea
breath test, feses rutin
2) Diagnosis Banding
Kolesistitis, kolelitiasis, chron disease, gastroenteritis
3) Terapi
R/ Ranitidine tab mg 150 No. X
S 2 dd tab I
R/ Omeprazole tab mg 20 No. X
S 2 dd tab I
Black Books for UKMPPD 298

Antasid Doen tab No. XV


S 3 dd tab I a.c.
4) Edukasi
Ketahui faktor risiko: telat makan, stres, masakan pedas, masakan asam, dll
r. GERD
1) Pemeriksaan Penunjang
Tidak perlu. Endoskopi di layanan sekunder.
2) Diagnosis Banding
Angina pektoris, akalasia, dispepsia, ulkus peptik
3) Terapi
R/ Omeprazole tab mg 20 No. XV
S 2 dd tab I
4) Edukasi
Modifikasi gaya hidup: BB ideal, stop rokok, stop zat yang mengiritasi
Tidur 2-4 jam setelah makan
Kurangi konsumsi makanan pedas, asam, berlemak
s. Hepatitis
1) Pemeriksaan Penunjang
Urin rutin (lihat bilirubin urin), darah rutin, SGPT/SGOT kalau ada
2) Diagnosis Banding
Kolesistitis, abses hepar, sirrosis hepatis
3) Terapi
Diet TKTP
Bed rest
R/ Paracetamol tab mg 500 No.XV
S 3 dd tab I
R/ Metoclopramid tab mg 10 No.XV
S 3 dd tab I
R/ Ranitidin tab mg 10 No.X
S 2 dd tab I
4) Edukasi
Batasi aktifitas penderita
Vaksinasi
Black Books for UKMPPD 299

Keluarga ikut menjaga asupan kalori dan cairan yang adekuat


Pencegahan: PHBS, hindari kontak darah (Hep. B)
t. Parotitis
1) Pemeriksaan Penunjang
Analisa saliva (di layanan sekunder)
2) Diagnosis Banding
Neoplasma, pembesaran KGB karena sebab lain
3) Terapi (bakteri)
R/ Amoksisilin tab mg 500 No. XX
S 3 dd tab I
4) Edukasi
Cegah penularan
Vaksinasi MMR (untuk pencegahan parotitis viral)
3. Interpretasi Rontgen Thoraks
Foto Toraks proyeksi PA atas nama .. diambil di ..
Simetris
Kekerasan cukup
Inspirasi cukup
Cor: besar dan bentuk normal
Pulmo: tak tampak infiltrat di kedua lapang paru, corakan bronkovesikuler normal
Sinus costophrenicus kanan kiri tajam
Hemidiafragma kanan kiri normal
Trakhea di tengah
Sistema tulang baik
4. Pemasangan EKG
No. Aspek Penilaian
1. Informed consent (tujuan, prosedur, komplikasi)
2. Cuci tangan
3. Persiapan probandus/ pasien:
a. Bila menggunakan perhiasan/ logam supaya dilepaskan
b. Pasien diminta membuka baju bagian dada
c. Pasien disuruh tidur terlentang
d. Pasien diusahakan untuk tenang, bernafas tenang, selama proses perekaman tidak
Black Books for UKMPPD 300

boleh bicara
e. Bersihkan daerah yang akan dipasang elektroda dengan kapas beralkohol
f. Oleskan pasta EKG pada elektroda untuk menghindari kemungkinan terjadinya syok
listrik
4. Pasang lead standart dan lead tambahan
5. Pasang lead prekordial dada:
a. Pasang lead V1
b. Pasang lead V2
c. Pasang lead V3
d. Pasang lead V4
e. Pasang lead V5
f. Pasang lead V6
6. Isikan ID:
a. Isian untuk jenis kelamin
b. Isian untuk umur
c. Isian untuk nomer ID
7. Pilih mode:
a. Manual
b. Auto
8. Lepas lead standart maupun prekordial, bersihkan sisa pasta EKG dengan kapas alkohol
9. Meminta pasien untuk memakai baju kembali
10. Pasien dipersilahkan kembali ke kursi
11. Bereskan alat
12. Cuci tangan
13. Interpretasi:
Irama, rate, aksis, adakah hipertrofi, adakah infark

5. Pemasangan NGT
No. Keterangan
Inform consent (tujuan, prosedur, komplikasi)
Cuci tangan
Persiapan alat: pad, handscoon, NGT, gel, stetoskop, bengkok, gelas berisi air, plester
yang udah diguntingin, spuit 10 cc, spuit 50 cc
Black Books for UKMPPD 301

Posisikan penderita (1/2 Fowler atau supinasi)


Pakai handscoon
Letakan pad di dada penderita, beserta bengkok berisi air
Ukur kedalaman NGT, tandai dengan plester kecil
Inspeksi lubang hidung yang mau dimasukan NGT
Lubrikasi NGT
Masukan NGT, minta pasien sambil menelan
Cek dengan ujung NGT dimasukan air, ada gelembung atau tidak?
Cek dengan mendorong spuit isi udara
Fiksasi
Sambungkan dengan spuit 50 cc
Bereskan alat
Cuci tangan
Edukasi (jangan dicabut, dibilas)

6. Teknik Konseling
No. Keterangan
1. Mengawali Pertemuan:
Mengucapkan salam dan perkenalkan diri
Menanyakan identitas klien
Memberikan situasi yang nyaman bagi klien
Menunjukkan sikap empati
Menjaga rahasia klien
2. Inti Konseling:
Mengeksplorasi kondisi klien
Mengidentifikasi masalah dan penyebab
Mengidentifikasi alternatif pemecahan masalah
Melakukan penetapan alternatif pemecahan masalah
3. Menutup pertemuan
Melakukan penilaian terhadap efektifitas konseling
Membuat kesimpulan
Mengakhiri konseling atas persetujuan klien
Black Books for UKMPPD 302

PEDIATRI

1. Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik


No. Keterangan
1. Sambung Rasa
Menyapa pasien dan pengantar, mempersilahkan pasien dan pengantar duduk, berjabat
tangan, memperkenalkan diri
2. Anamnesis
Identitas:
Bayi: nama, usia, jenis kelamin
Pengantar: nama, usia, alamat, pekerjaan
Informed Consent
Keluhan Utama
RPS: lokasi, onset, kronologis, kualitas, kuantitas, faktor memperberat, faktor
memperingan, keluhan penyerta, intake makan/ minum, riwayat penyakit lain yang dapat
menimbulkan keluhan utama
RPD: keluhan serupa, hipertensi, DM, alergi
Riwayat kelahiran (preterm, aterm, normal, sc, vakum, dll)
Riwayat kehamilan ibu (masalah kehamilan, infeksi, APH, hipertensi, dll)
Riwayat vaksinasi
Riwayat pertumbuhan dan perkembangan (dibandingkan dengan teman seusianya)
RPK: keluhan serupa, hipertensi, DM, alergi
Riw. Sosial-ekonomi: lingkungan, tempat tinggal, pekerjaan, penghasilan, dll
Riw. Kebiasaan: makanan, olahraga, rokok, alkohol
Anamnesis Sistem
Resume
Menanyakan ada yang masih belum disampaikan?
3. Pemeriksaan Keadaan Umum
Keadaan Umum
Kesadaran
Status Gizi (BB, TB, dan lingkar kepala)
Black Books for UKMPPD 303

4. Pemeriksaan Vital Sign


Inform concent (tujuan, prosedur, komplikasi)
Posisikan pasien (duduk, tidur)
Membuka pakaian yang menutup lengan atas, membuka sedikit kancing baju bagian atas
Persiapan alat: tensimeter, stetoskop, termometer, kapas, alkohol
Cuci tangan
Memasang termometer
Pemeriksanan tekanan darah
Pemeriksaan frekuensi nadi (dua tangan)
Pemeriksaan frekuensi nafas
Melepas dan membaca hasil termometer
Menanyakan/ melaporkan hasil pemeriksaan
Bereskan alat
5. Pemeriksaan General Survey
Inform consent (tujuan, prosedur, komplikasi)
Pemeriksaan cara berjalan
Posisikan pasien duduk atau tidur
Persiapkan alat (senter, kapas, tongue spattel)
Cuci tangan
Pemeriksaan kulit (ikterik, petekie, pucat)
Pemeriksaan kuku
6. Pemeriksaan Kepala-Leher
Pemeriksaan Kepala (bentuk kepala, fontanella, rambut, konjungtiva, refleks pupil, refleks
kornea, sklera, telinga, hidung, Chovteks sign, parotis, bibir, rongga mulut, tonsil, faring)
Pemeriksaan Leher (trakhea, limfonodi (kalau sakit bilang), JVP)
7. Pemeriksaan Toraks
Inform consent (tujuan, prosedur, komplikasi)
Persiapan alat (stetoskop)
Pemeriksaan Dada Anterior
Pasien diminta berbaring di bed, posisi pemeriksa di sebelah kanan pasien
Inspeksi:
c. Paru: statis, dinamis
d. Jantung: iktus kordis
Black Books for UKMPPD 304

Palpasi:
c. Paru: superfisial (kalau sakit bilang), pengembangan dinding dada, fremitus (3 titik)
d. Jantung: iktus kordis, thrill
Perkusi:
c. Paru: 6 titik, batas paru hepar
d. Jantung: batas jantung kanan, kiri, atas, dan pinggang jantung
Auskultasi:
c. Paru: suara nafas 6 titik, egofoni (eee), bronkofoni (sembilan-sembilan) whispered
pectoriloquy (berbisik sembilan-sembilan)
d. Jantung: BJ I-II di apeks, katup trikuspid, aorta, pulmonal (tiga posisi: supinasi, LLD,
setengah duduk)
8. Pemeriksaan Abdomen
Informed consent (tujuan, prosedur, komplikasi)
Posisikan pasien tidur di bed, buka baju, kaki ditekuk, relaks
Meminta pasien untuk bilang jika sakit saat dilakukan pemeriksaan
Berdiri di samping kanan pasien
Inspeksi: dinding abdomen, aorta abdominalis
Auskultasi: bising usus, bruit a. Renalis
Perkusi: empat kuadran, liver span, lien
Palpasi (kalau sakit bilang): turgor, superfisial, deep, hepar, lien, ginjal, kandung kemih
Pemeriksaan ascites: pekak alih, undulasi
Pasien dipersilahkan kembali pakai baju
9. Pemeriksaan Ekstremitas
Ekstremitas superior dan inferior (motorik, sensorik, edema, CRT,ADP)
10. Pemeriksaan Khusus
Mc Burney, rhovsing, rebound tenderness, obturator sign, psoas sign
Murphy sign
Rectal Toucher (minta pasien buka celana, berbaring miring, cuci tangan, pakai
handscoon, minta pasien relaks, lubrikasi)
11. Penutup
Meminta pasien kembali ke meja
Cuci tangan
12. Menjelaskan kepada pasien mengenai hasil pemeriksaan
Black Books for UKMPPD 305

13. Membuat diagnosis banding


14. Menentukan pemeriksaan penunjang
15. Interpretasi pemeriksaan penunjang
16. Diagnosis
17. Menentukan terapi, menulis resep
18. Edukasi kepada pasien
19. Menanyakan apa ada yang masih mau ditanyakan atau disampaikan
20. Mengucapkan terima kasih, semoga lekas sembuh, jabat tangan

1. Mengukur Lingkar Kepala


No. Aspek Penilaian
1. Melakukan sambung rasa
2. Menyebutkan tujuan pengukuran
3. Mempersiapkan instrumen dengan benar
4. Menyiapkan dan mengisi form antropometri
5. Mempersiapkan probandus dengan benar (pakaian minimal, posisi antropometri)
6. Menunjukkan letak acromion dan radiale dengan benar
7. Melakukan pengukuran panjang acromion-radiale dengan benar
8. Menunjukkan/menandai titik tengah acromion-radiale
9. Melakukan pengukuran lingkar lengan atas dengan benar (tarikan pita ketat, tapi tidak
menekan, lurus)
10. Memaca skala pada posisi yang benar
11. Mengulangi pengukuran sebanyak 3 kali
12. Mencatat hasil pengukuran
13. Menyimpulkan hasil berdasar baku rujukan dengan benar

2. Mengukur Panjang Badan

No. Aspek Penilaian


1. Melakukan sambung rasa
2. Menyebutkan tujuan pengukuran
3. Mempersiapkan instrumen dengan benar
4. Menyiapkan dan mengisi form antropometri
Black Books for UKMPPD 306

5. Mengarahkan asisten untuk membantu pengukuran dengan benar


6. Mempersiapkan probandus dengan benar (pakaian minimal, melepaskan alas kaki)
7. Meletakkan bayi pada posisi yang benar (di tengah alas, terlentang, lurus, asisten
bertugas memfiksasi kepala)
8. Melakukan pengukuran panjang badan dengan benar
9. Membaca skala pada posisi yang benar
10. Mengulangi pengukuran sebanyak 3 kali
11. Mencatat hasil pengukuran
12. Menghitung rata-rata pengukuran
13. Menyimpulkan hasil berdasar baku rujukan dengan benar

3. Diagnosis Banding, Pemeriksaan Penunjang, Terapi


a. Diare akut
1) Pemeriksaan penunjang
Darah rutin, feses lengkap
2) Diagnosis banding
Rotavirus, disentri basiler, disentri amuba
3) Terapi
R/ Oralit sachet No.
R/ Infus Rl fl No.
R/ Zinc tab mg 10 No.
R/ Metronidazole tab mg 500 No.
R/ Ciprofloxacin tab mg 500 No.
4) Edukasi
ASI tetap diberikan
PHBS
Orangtua diminta membawa anaknya bila: demam, tinja disertai darah, diare makin
sering, tidak membaik dalam tiga hari
b. MEP
1) Pemeriksaan penunjang
Darah rutin, feses rutin, urin rutin, gula darah, foto thoraks, tuberkulin
2) Diagnosis banding
Marasmus, kwashiorkokr, marasmic-kwashiorkor
Black Books for UKMPPD 307

3) Terapi
Lihat materi
4) Edukasi
Menyampaikan tentang hasil penilaian pertumbuhan anak
Cari penyebab gizi buruk
Nasihat sesuai penyebab kekurangan gizi
Pemberian makan sesuai umur dan kondisi anak, menyiapkan makanan formula
c. Kejang Demam
1) Pemeriksaan Penunjang
Darah rutin dengan hitung jenis, elektrolit, gula darah, urin rutin
2) Diagnosis Banding
Meningitis, ensefalitis, epilepsi
3) Terapi
Oksigen per nasal kanul
R/ Diazepam supp. No. I
S i.m.m
4) Edukasi
Prognosis
Tidak ada peningkatan risiko keterlambatan sekolah atau gangguan kognitif setelah
kejang demam
Kejang demam kurang dari 30 menit tidak menyebabkan kerusakan otak
Risiko kekambuhan penyakit di massa depan
Black Books for UKMPPD 308

OBSETRI-GINEKOLOGI

1. Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik Obsetri


No. Keterangan
1. Sambung Rasa
Menyapa pasien, mempersilahkan pasien duduk, berjabat tangan, memperkenalkan diri
2. Anamnesis
Identitas: nama, usia, alamat, pekerjaan, status perkawinan
Informed Consent
Jika kunjungan pertama, tanyakan HPMT
Riwayat obsetri (GPA, menstruasi, KB)
Riwayat kehamilan sekarang, keluhan selama kehamilan sekarang
Gerakan janin
Riwayat penyakit lain
Riwayat penyakit dahulu
Anamnesis Sistem
Resume
Menanyakan ada yang masih belum disampaikan?
3. Pemeriksaan Keadaan Umum
Keadaan Umum
Kesadaran
Status Gizi (BB dan TB)
4. Pasien diminta berkemih dahulu sebelum dilakukan pemeriksaan
5. Pemeriksaan Vital Sign
Inform concent (tujuan, prosedur, komplikasi)
Posisikan pasien (duduk, tidur)
Membuka pakaian yang menutup lengan atas, membuka sedikit kancing baju bagian atas
Persiapan alat: tensimeter, stetoskop, termometer, kapas, alkohol
Cuci tangan
Memasang termometer
Pemeriksanan tekanan darah
Black Books for UKMPPD 309

Pemeriksaan frekuensi nadi (dua tangan)


Pemeriksaan frekuensi nafas
Melepas dan membaca hasil termometer
Menanyakan/ melaporkan hasil pemeriksaan
Bereskan alat
6. Lakukan Pemeriksaan Head to Toe
7. Melakukan Pemeriksaan Obsetri
Informed consent (tujuan, prosedur, komplikasi)
Meminta pasien untuk memaparkan perut dari prosesus xiphoideus sampai simpisis pubis
(bagian bawah ditutup selimut)
Menyiapkan alat (stetoskop Laenec, pita meter)
Berdiri di samping kanan pasien
Pemeriksaan Leopold I (bagian teratas)
Pemeriksaan Leopold II (bagian lateral)
Pemeriksaan Leopold III (bagian bawah)
Pemeriksaan Leopold IV (sudah masuk PAP atau belum)
Mengukur DJJ (di punggung janin, kepala pemeriksa hadap ke bawah)
Mengukur TFU (dari simfisis pubis sampai ke proc, xiphoideus)
Mepersilahkan ibu untuk memakai bajunya lagi
Mempersilahkan ibu kembali ke kursi
Cuci tangan
Menanyakan/ menjelaskan hasil pemeriksaan
8. Membuat diagnosis antenatal, hari perkiraan lahir (Hari +7, Bulan -3, Tahun +1)
9. Memberikan penatalaksanaan sesuai hasil pemeriksaan
R/ Sulfas ferrosus tab mg 325 No. XXX
S 1 dd tab I
R/ Asam folat tab 400 g No. XXX
S 1 dd tab I
10. Memberikan konseling antenatal sesuai hasil pemeriksaan
11. Mengkonfirmasi apakah masih ada yang ingin ditanyakan atau disampaikan lagi
12. Mengingatkan jadwal kunjungan berikutnya
UK < 28 minggu: tiap 4 minggu sekali
Black Books for UKMPPD 310

UK 28-36 minggu: 2 minggu sekali


UK > 36 minggu: setiap minggu
Jika ada komplisasi jadwal kunjungan menyesuaikan
13. Mengucapkan terima kasih, jabat tangan

2. Persalinan Normal
No. Keterangan
1. Sambung Rasa
Menyapa pasien, memperkenalkan diri
2. Anamnesis
Identitas: nama, usia, alamat, pekerjaan, status perkawinan
Informed Consent
Tanyakan HPMT
Riwayat obsetri (GPA, menstruasi, KB)
Riwayat kehamilan sekarang, keluhan selama kehamilan sekarang
Gerakan janin
Riwayat penyakit lain
Riwayat penyakit dahulu
Anamnesis Sistem
Resume
Menanyakan ada yang masih belum disampaikan?
3. Pemeriksaan Keadaan Umum
Keadaan Umum
Kesadaran
Status Gizi (BB dan TB)
4. Pemeriksaan Vital Sign
Inform concent (tujuan, prosedur, komplikasi)
Posisikan pasien (duduk, tidur)
Membuka pakaian yang menutup lengan atas, membuka sedikit kancing baju bagian atas
Persiapan alat: tensimeter, stetoskop, termometer, kapas, alkohol
Cuci tangan
Memasang termometer
Black Books for UKMPPD 311

Pemeriksanan tekanan darah


Pemeriksaan frekuensi nadi (dua tangan)
Pemeriksaan frekuensi nafas
Melepas dan membaca hasil termometer
Menanyakan/ melaporkan hasil pemeriksaan
Bereskan alat
5. Lakukan pemeriksaan Head to Toe
6. Kala I
Menentukan inpartu atau tidak
Menentukan fase laten (1 3 cm) atau fase aktif ( 4 cm lengkap)
Memeriksa urin (dengan kateter atau pipis langsung): volume, protein, aseton
Mengukur tekanan darah dan suhu setiap 4 jam
Mengukur denyut jantung ibu dan janin setiap 30 menit
Menilai kontraksi setiap 30 menit
Menilai pembukaan serviks tiap 4 jam
Edukasi ibu untuk jangan mengejan
7. Kala II
Menentukan kala II
Persiapan peralatan: lampu ginekologi, apron, handscoon, 3 linen steril, kocher, gunting
episiotomi, klem lurus, gunting jaringan, klem tali pusat, oksitosin 10 IU dalam spuit,
ergometrin dalam spuit, kateter nelaton, needle holder, jarum, benang absorble, wadah
berisi klorin, doppler
Posisikan ibu pada posisi siap melahirkan
Memimpin ibu mengejan saat puncak his
Mengistirahatkan ibu saat his hilang dan cek DJJ (setiap satu menit)
Episiotomi
Menahan perineum dan mengatur defleksi bayi
Cek adakah lilitan tali pusat
Tunggu putar paksi luar
Pegang kepala bayi biparietal
Lahirkan bahu anterior dengan menarik ke arah bawah
Lahirkan bahu posterior dengan menarik ke arah atas
Lahirkan sisa badan
Black Books for UKMPPD 312

Potong tali pusat


Baringkan bayi di atas perut ibu yang dilandasi linen steril
Keringkan badan bayi
Letakkan bayi di dada ibu untuk IMD
8. Kala III
Memberikan injeksi oksitosin 10 IU IM
Penegangan tali pusat terkendali
Kenali tanda-tanda lepasnya plasenta (uterus globuler, tali pusat memanjang, ada
semburan darah mendadak)
Pimpin ibu mengejan saat his untuk melahirkan tali pusat
Tangan kiri melakukan penekanan ke arah dorsokranial
Periksa kotiledon apakah lengkap atau tidak
Lakukan massase ringan pada uterus
Injeksi ergometrin IM (jika tekanan darah normal)
9. Kala IV
Repair episiotomi
Pemantauan tanda vital
Pemantauan perdarahan

3. Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik Ginekologi, Swab Vagina, Pap Smear


No. Keterangan
1. Sambung Rasa
Menyapa pasien, mempersilahkan pasien duduk, berjabat tangan, memperkenalkan diri
2. Anamnesis
Identitas: nama, usia, alamat, pekerjaan, status perkawinan
Informed Consent
Keluhan Utama
RPS: lokasi, onset, kronologis, kualitas, kuantitas, faktor memperberat, faktor
memperingan, keluhan penyerta
RPD: keluhan serupa, hipertensi, DM, alergi
Riwayat Obsetri (GPA, menarche, menstruasi)
Riwayat KB
Riwayat menyusui
Black Books for UKMPPD 313

RPK: keluhan serupa, hipertensi, DM, alergi


Riw. Sosial-ekonomi: lingkungan, tempat tinggal, pekerjaan, penghasilan, dll
Riw. Kebiasaan: makanan, olahraga, rokok, alkohol
Anamnesis Sistem
Resume
Menanyakan ada yang masih belum disampaikan?
3. Pemeriksaan Keadaan Umum
Keadaan Umum
Kesadaran
Status Gizi (BB dan TB)
4. Pemeriksaan Vital Sign
Inform concent (tujuan, prosedur, komplikasi)
Posisikan pasien (duduk, tidur)
Membuka pakaian yang menutup lengan atas, membuka sedikit kancing baju bagian atas
Persiapan alat: tensimeter, stetoskop, termometer, kapas, alkohol
Cuci tangan
Memasang termometer
Pemeriksanan tekanan darah
Pemeriksaan frekuensi nadi (dua tangan)
Pemeriksaan frekuensi nafas
Melepas dan membaca hasil termometer
Menanyakan/ melaporkan hasil pemeriksaan
Bereskan alat
5. Pemeriksaan Head to Toe
6. Minta pasien mengosongkan kandung kemih
7. Pemeriksaan Ginekologi
Informed consent (tujuan, prosedur, komplikasi)
Instruksikan pasien untuk membuka pakaian bagian bawah, naik ke meja ginekologi,
perineum tepat di tepi
Persiapan alat:
Pemeriksaan Gyn: lampu, handscoon dua pasang, kom berisi povidon iodin, kassa
steril, klem pean, klem ovarium, spekulum graves, lubrikan, wadah berisi cairan klorin
Black Books for UKMPPD 314

Swab Vagina (tambahan): lidi kapas steril, objek glass (4 buah), NaCl 0,9%, pewarna
gram, KOH 10%, marker/ label untuk objek glass (dilabeli sebelum pemeriksaan)
Pap Smear (tambahan): endoserviks brush, spatulla ayre, lidi kapas, 2 objek glass,
alkohol 95%, marker/ label marker/ label untuk objek glass (dilabeli sebelum
pemeriksaan)
Cuci tangan
Pakai handscoon
Inspeksi mons pubis dan vulva
Lakukan toilet vulva
Celupkan spekulum ke air hangat
Masukan spekulum dengan tangan kanan dalam keadaan tertutup searah sumbu vagina,
tangan kiri membuka labia (minta ibu sambil tarik nafas)
Masukan sampai bagian
Putar spekulum hingga tegak lurus
Buka spekulum, kencangkan skrup
Inspeksi dinding vagina (bisa sambil diputar spekulumnya)
Bersihkan dinding vagina menggunakan kassa dengan povidon iodin (bila tidak akan
dilakukan papsmear / swab), bila dilakukan pemeriksaan pap smear atau swab vagina,
pembersihan dinding vagina dilakukan setelah pengambilan sampel
Inspeksi serviks
Lakukan pemeriksaan swab vagina / pap smear (bila perlu)
Kendurkan skrup spekulum, tarik sampai bagian berada di luar, putar 45, keluarkan
spekulum
Ganti handscoon
Lubrikasi
Pemeriksaan bimanual
8. Pemeriksaan Swab Vagina
Informed consent (tujaun, prosedur, komplikasi)
Mencelupkan lidi kapas ke dalam NaCl 0,9%
Ambil sampel di endoserviks, oleskan pada objek glass (pemeriksaan gram)
Ambil sampel di forniks posterior, oleskan pada objek glass (pemeriksaan sediaan basah/
NaCl)
Ambil sampel di dinding vagina, oleskan pada 2 buah objek glass (satu gram, satu KOH)
Black Books for UKMPPD 315

9. Pemeriksaan Pap Smear


Informed consent (tujuan, prosedur, komplikasi)
Bersihkan porsio dari lendir dan eksudat dengan lidi kapas
Masukan endoserviks brush, putar 360, ratakan di objek glass dengan cara diputar
Masukan spatula ayre, putar 180, ratakan di objek glass dengan cara diusap dua kali ke
bagian yang berbeda, setipis mungkin
Fiksasi dengan semprot atau rendam di alkohol 95%
10. Rendam spekulum graves di larutan klorin
11. Buang sampah ke tempat sampah
12. Persilahkan ibu memakai pakaiannya kembali
13. Persilahkan ibu kembali ke kursi
14. Lepas handscoon
15. Matikan lampu gyn
16. Cuci tangan
17. Meminta/ menjelaskan hasil pemeriksaan
18. Meminta hasil pemeriksaan penunjang
19. Membuat diagnosis
20. Memberikan penatalaksanaan
21. Edukasi
22. Menanyakan apakah ada yang ingin disampaikan atau ditanyakan
23. Terima kasih, jabat tangan, semoga lekas sembuh

4. Konseling Kontrasepsi dan Pemasangan AKDR


No. Keterangan
1. Sambung Rasa
Menyapa pasien, mempersilahkan pasien duduk, berjabat tangan, memperkenalkan diri
2. Anamnesis dan Konseling
Identitas: nama, usia, alamat, pekerjaan, status perkawinan
Informed Consent
Menanyakan permasalahan klien
Menanyakan tujuan memakai kontrasepsi
Riwayat reproduksi
Black Books for UKMPPD 316

Pengalaman kontrasepsi sebelumnya


Riwayat penyakit dahulu
Menanyakan metode yang diinginkan
Memberikan penjelasan tentang metode yang diinginkan
Usulkan alternatif pilihan kontrasepsi yang sesuai dengan keinginan pasien
Jelaskan secara lengkap tentang kontrasepsi yang dipilih pasien
Memberikan informasi apa yang harus dilakukan bila terjadi masalah atau efek samping
dari alat kontrasepsi
Menanyakan ada yang masih belum disampaikan?
3. Pemeriksaan Keadaan Umum
Keadaan Umum
Kesadaran
Status Gizi (BB dan TB)
4. Pemeriksaan Vital Sign
Inform concent (tujuan, prosedur, komplikasi)
Posisikan pasien (duduk, tidur)
Membuka pakaian yang menutup lengan atas, membuka sedikit kancing baju bagian atas
Persiapan alat: tensimeter, stetoskop, termometer, kapas, alkohol
Cuci tangan
Memasang termometer
Pemeriksanan tekanan darah
Pemeriksaan frekuensi nadi (dua tangan)
Pemeriksaan frekuensi nafas
Melepas dan membaca hasil termometer
Menanyakan/ melaporkan hasil pemeriksaan
Bereskan alat
5. Pemeriksaan Head to Toe
6. Minta pasien mengosongkan kandung kemih
7. Pemeriksaan Ginekologi
Informed consent (tujuan, prosedur, komplikasi)
Instruksikan pasien untuk membuka pakaian bagian bawah, naik ke meja ginekologi,
perineum tepat di tepi
Persiapan alat: lampu gyn, handscoon dua pasang, kom berisi povidon iodin, kassa steril,
Black Books for UKMPPD 317

klem pean, klem ovarium, tenakulum, klem aligator, gunting, sonde, spekulum graves,
lubrikan, wadah berisi cairan klorin, IUD (cooper T atau NOVA T)
Cuci tangan
Pakai handscoon
Inspeksi mons pubis dan vulva
Lakukan toilet vulva (metode burung garuda)
Celupkan spekulum ke air hangat
Masukan spekulum dengan tangan kanan dalam keadaan tertutup searah sumbu vagina,
tangan kiri membuka labia (minta ibu sambil tarik nafas)
Masukan sampai bagian
Putar spekulum hingga tegak lurus
Buka spekulum, kencangkan skrup
Inspeksi dinding vagina (bisa sambil diputar spekulumnya)
Bersihkan dinding vagina menggunakan kassa dengan povidon iodin
Inspeksi serviks
Lakukan pemeriksaan swab vagina / pap smear (bila perlu)
Kendurkan skrup spekulum, tarik sampai bagian berada di luar, putar 45, keluarkan
spekulum
Ganti handscoon
Lubrikasi
Pemeriksaan bimanual
8. Pemasangan AKDR
Informed consent (tujuan, prosedur, kompikasi)
Masukan IUD ke dalam inserter (dalam bungkus, jangan disentuh)
Ganti handscoon
Masukan lagi spekulum graves
Bersihkan dinding vagina dengan kassa dan povidon iodine
Jepit porsio dengan tenaculum di arah jam 11 dan jam 1
Masukan sonde secara perlahan hingga fundus uteri
Keluarkan sonde dan identifikasi kedalaman uterus
Sesuaikan kedalaman uterus dengan pembatas inserter IUD
Masukan IUD
Tahan plunger kemudian tarik inserter hingga IUD keluar
Black Books for UKMPPD 318

Dorong inserter hingga pembatas menyentuh dinding serviks


Tahan inserter dan keluarkan plunger
Keluarkan inserter sambil diputar
Potong benang IUD secukupnya
Sisipkan benang ke forniks posterior
Lepaskan tenakulum
Jika terdapat perdarahan, tekan dengan kassa menggunakan klem ovarium
9. Rendam spekulum peralatan di larutan klorin
10. Buang sampah ke tempat sampah
11. Persilahkan ibu memakai pakaiannya kembali
12. Persilahkan ibu kembali ke kursi
13. Lepas handscoon
14. Matikan lampu gyn
15. Cuci tangan
16. Edukasi:
IUD dapat dilepas dan menjadi fertil lagi setelahnya
Akan keluar bercak selama 3 hari kedepan
Jangan melakukan hubungan selama 3 hari pertama
Akan terjadi perubahan siklus mens setelah 3 bulan pertama
Pakai kontrasepsi lain jika ingin berhubungan dalam satu minggu pertama
Kontrol saat haid berikutnya atau bila benang IUD teraba
Kontrol setiap bulan
17. Menanyakan apakah ada yang ingin disampaikan atau ditanyakan
18. Terima kasih, jabat tangan, semoga lekas sembuh

5. Diagnosis banding, pemeriksaan penunjang, tatalaksana, edukasi


a. Hiperemesis gravidarum
1) Pemeriksaan Penunjang
Darah rutin, urinalisa
2) Diagnosis Banding
Ulkus peptikum, appendisitis akut, IBS, GEA
3) Terapi
R/ Inf. RL fl. No. I
Black Books for UKMPPD 319

S i.m.m
R/ Ranitidin inj. mg 50 amp. No. I
S i.m.m
R/ Ondansetron inj. mg 8 amp No.I
S i.m.m
R/ Piridoksin tab mg 10 No. III
S 3 dd tab I
Rujuk
4) Edukasi
Mual dan muntah biasnya akan hilang setelah usia kandungan 4 bulan
Makan porsi kecil tapi sering
Hindari makanan berlemak atau berminyak
Istirahat cukup
b. Preeklampsia
1) Pemeriksaan penunjang
Protein urin
2) Diagnosis banding
Hipertensi gestasional
3) Terapi
R/ Metildopa tab mg 25 No. XX
S 3 dd tab I
PEB rujuk setelah berikan MgSO4
R/ MgSO4 inj. mg 5 fl No. II
S i.m.m
c. Abortus
1) Pemeriksaan Penunjang
Tes kehamilan, darah rutin
2) Diagnosis Banding
KET, mola, missed abortion
d. ADB pada kehamilan
1) Pemeriksaan Penunjang
Darah rutin, apusan darah tepi
2) Diagnosis Banding
Black Books for UKMPPD 320

Anemia akibat penyakit kronik, anemia sideroblastik, trait talasemia


3) Terapi
R/ Sulfas ferrosus tab mg 325 No. XXX
S 3 dd tab I
R/ asam folat tab g 250 No. X
S 1 dd tab I
4) Edukasi
Diet tinggi protein dari protein hewani
Lakukan pemantauan pertumbuhan kesejahteraan janin
e. Fluor albus
1) Pemeriksaan Penunjang
Swab vagina
2) Diagnosis Banding
GO, bakterial vaginosis, trikomoniasis, chlamidia, kandidiasis
3) Terapi
GO
o R/ Sefiksim tab mg 400 No. I
S 1 dd tab I
o R/ Azitromisin tab mg 500 No. II
S 1 dd tab II
Chlamidia
R/ Azitromisin tab mg 500 No. II
S 1 dd tab II
BV dan trikomoniasis
R/ Metronidazole tab mg 500 No.XV
S 2 dd tab I
Kandidiasis
R/ Nistatin ovula 100.000 IU No. I
S u.c.
4) Edukasi
Jaga higienitas kelamin
Jangan berganti-ganti pasangan seksual, pakai kondom
Obati pasangan seksual
Black Books for UKMPPD 321

BEDAH

1. Anamensis, Pemeriksaan Muskuloskeletal, Bebat, Bidai


No. Keterangan
1. Sambung Rasa
Menyapa pasien, berjabat tangan, memperkenalkan diri
2. Anamnesis
Identitas: nama, usia, alamat, pekerjaan, status perkawinan
Informed Consent
Keluhan Utama
RPS: lokasi, onset, kronologis, kualitas, kuantitas, faktor memperberat, faktor memperingan,
keluhan penyerta
RPD: keluhan serupa, hipertensi, DM, alergi
RPK: keluhan serupa, hipertensi, DM, alergi
Riw. Sosial-ekonomi: lingkungan, tempat tinggal, pekerjaan, penghasilan, dll
Riw. Kebiasaan: makanan, olahraga, rokok, alkohol
Anamnesis Sistem
Resume
Menanyakan ada yang masih belum disampaikan?
3. Pemeriksaan Keadaan Umum
Keadaan Umum
Kesadaran
Status Gizi (BB dan TB)
4. Pemeriksaan Vital Sign
Inform consent (tujuan, prosedur, komplikasi)
Posisikan pasien (duduk, tidur)
Membuka pakaian yang menutup lengan atas, membuka sedikit kancing baju bagian atas
Persiapan alat: tensimeter, stetoskop, termometer, kapas, alkohol
Cuci tangan
Memasang termometer
Pemeriksanan tekanan darah
Black Books for UKMPPD 322

Pemeriksaan frekuensi nadi (dua tangan)


Pemeriksaan frekuensi nafas
Melepas dan membaca hasil termometer
Menanyakan/ melaporkan hasil pemeriksaan
Bereskan alat
5. Pemeriksaan Status Lokalis
Inform consent (tujuan, prosedur, komplikasi)
Memposisikan pasien pada posisi yang nyaman, pakaian yang menghalangi dibuka
Look: deformitas, luka
Feel: nyeri tekan, diskontinuitas, neurovaskular (distal dan proksimal)
Movement: ROM
6. Melakukan diagnosis sementara
7. Meminta pemeriksaan penunjang
8. Interpretasi pemeriksaan penunjang (Rontgen Ekstremitas AP/Lat):
Alignment
Trabekulasi tulang
Celah dan permukaan sendi
erosi dan destruksi tulang
soft tissue mass/ swelling
7. Pembebatan
Inform consent (tujuan, prosedur, komplikasi)
Meminta pasien naik ke bed, memposisikan senyaman mungkin
Mempersiapkan alat dan bahan (handscoon, kassa, larutan antiseptik, larutan irigasi, klem, ,
salep antibiotik, bandage)
Memakai handscoon
Perawatan luka (desinfeksi, penutupan luka)
Pembebatan
Nilai: terlalu kencang? Mudah lepas? Membatasi sendi normal?
Cek neurovaskular di distal dan proksimal, kesemutan atau tidak
Mempersilahkan pasien kembali ke kursi
Cuci tangan
8. Pembidaian
Black Books for UKMPPD 323

Inform consent (tujuan, prosedur, komplikasi)


Meminta pasien naik ke bed, memposisikan senyaman mungkin
Mempersiapkan alat dan bahan (handscoon, kassa, larutan antiseptik, larutan irigasi, klem, ,
salep antibiotik, splint, tali)
Memakai handscoon
Perawatan luka (desinfeksi, penutupan luka)
Pembidaian (melewati dua sendi)
Nilai: terlalu kencang? Mudah lepas? Membatasi sendi normal? Mengimobilisasi ekstremitas
yang terluka?
Cek neurovaskular di distal dan proksimal, kesemutan atau tidak
Mempersilahkan pasien kembali ke kursi
Cuci tangan
9. Memberikan terapi farmakologis:
R/ Natrium diclofenac tab mg 50 No. X
S 3 dd tab I
R/ Amoksisilin tab mg 500 No. XV
S 3 dd tab I
R/ Anti-tetanus serum fl. No I
S i.m.m
Fraktur rujuk
10. Edukasi:
Bagian yang luka jangan kena air
Komplikasi pemasangan
Kontrol 2-3 hari kemudain untuk pengecekan luka
11. Menanyakan apakah masih ada yang ingin ditanyakan atau disampaikan
12. Terima kasih, jabat tangan, semoga lekas sembuh

2. Anamnesis, Pemeriksaan Genitalia Maskulina, Pemasangan Kateter


No. Keterangan
1. Sambung Rasa
Menyapa pasien, berjabat tangan, memperkenalkan diri
2. Anamnesis
Identitas: nama, usia, alamat, pekerjaan, status perkawinan
Black Books for UKMPPD 324

Informed Consent
Keluhan Utama
RPS: lokasi, onset, kronologis, kualitas, kuantitas, faktor memperberat, faktor memperingan,
keluhan penyerta
RPD: keluhan serupa, hipertensi, DM, alergi
RPK: keluhan serupa, hipertensi, DM, alergi
Riw. Sosial-ekonomi: lingkungan, tempat tinggal, pekerjaan, penghasilan, dll
Riw. Kebiasaan: makanan, olahraga, rokok, alkohol
Anamnesis Sistem
Resume
Menanyakan ada yang masih belum disampaikan?
3. Pemeriksaan Keadaan Umum
Keadaan Umum
Kesadaran
Status Gizi (BB dan TB)
4. Pemeriksaan Vital Sign
Inform consent (tujuan, prosedur, komplikasi)
Posisikan pasien (duduk, tidur)
Membuka pakaian yang menutup lengan atas, membuka sedikit kancing baju bagian atas
Persiapan alat: tensimeter, stetoskop, termometer, kapas, alkohol
Cuci tangan
Memasang termometer
Pemeriksanan tekanan darah
Pemeriksaan frekuensi nadi (dua tangan)
Pemeriksaan frekuensi nafas
Melepas dan membaca hasil termometer
Menanyakan/ melaporkan hasil pemeriksaan
Bereskan alat
5. Pemeriksaan Genitalia Maskulina
Informed consent (tujuan, prosedur, komplikasi)
Memposisikan pasien di atas bed, minta untuk membuka celananya
Mempersiapkan alat (senter, handscoon, gel)
Black Books for UKMPPD 325

Pemeriksaan buli-buli (inspeksi, palpasi, perkusi)


Pemeriksaan limfonodi inguiinal
Pemeriksaan penis (inspeksi, palpasi)
Pemeriksaan skrotum (inspeksi, palpasi, transiluminasi)
Pemeriksaan rectal toucher (rektum, prostat)
Persilahkan untuk memakai celananya kembali
Persilahkan untuk kembali ke kursi
Cuci tangan
Melaporkan/ menanyakan hasil pemeriksaan
6. Teknik Kateterisasi
Informed consent (tujuan, prosedur, komplikasi)
Memposisikan pasien pada posisi supinasi, membuka celananya
Mempersiapkan alat:
Meja steril: handscoon, klem kocher, kassa, kom steril berisi akuades, kom steril berisi
povidon iodin, duk lubang, klem duk, xylocain (lidocain:gel 1:10) beserta spuitnya,
kateter foley (18 F untuk dewasa, BPH: 22 F), klem lurus, pinset anatomis, spuit berisi
akuabides 10 cc, urin bag
Meja non-steril: plester yang sudah dipotongin, gunting plester, tube xylocain, bengkok
Cuci tangan
Pakai handscoon
Prosedur aseptik
Memasang duk
Memasukkan xylocain ke dalam penis/ mengoleskan xylocain ke kateter pada wanita
Memegang kateter dengan pinset anatomis
Memasukkan kateter, minta pasien tarik nafas, rileks
Masukan kateter sampai habis
Jika keluar urin, tampung di bengkok
Jika sudah masuk seluruhnya, fiksasi dengan memasukkan akuades dengan spuit
Cek apakah sudah terfiksasi atau belum
Klem ujung kateter dengan klem lurus agar menyumbat urin yang keluar
Lepas duk
Sambungkan kateter ke urine bag
Fiksasi kateter ke paha pasien
Black Books for UKMPPD 326

Tempatkan urin bag


Membereskan peralatan
Lepas handscoon
Cuci tangan
Edukasi:
Tidak perlu mengejan bila ingin BAK
Jangan ditarik
Kalau mau jalan urin bagnya dibawa
Diajarkan cara mengosongkan urine bag
7. Menanyakan apakah masih ada yang ingin ditanyakan atau disampaikan
8. Terima kasih, jabat tangan

3. Anamnesis, Wound Assessment, Tatalaksana Luka Laserasi


No. Keterangan
1. Sambung Rasa
Menyapa pasien, berjabat tangan, memperkenalkan diri
2. Anamnesis
Identitas: nama, usia, alamat, pekerjaan, status perkawinan
Informed Consent
Keluhan Utama
RPS: lokasi, onset, kronologis, kualitas, kuantitas, faktor memperberat, faktor memperingan,
keluhan penyerta
RPD: keluhan serupa, hipertensi, DM, alergi
RPK: keluhan serupa, hipertensi, DM, alergi
Riw. Sosial-ekonomi: lingkungan, tempat tinggal, pekerjaan, penghasilan, dll
Riw. Kebiasaan: makanan, olahraga, rokok, alkohol
Anamnesis Sistem
Resume
Menanyakan ada yang masih belum disampaikan?
3. Pemeriksaan Keadaan Umum
Keadaan Umum
Kesadaran
Black Books for UKMPPD 327

Status Gizi (BB dan TB)


4. Pemeriksaan Vital Sign
Inform consent (tujuan, prosedur, komplikasi)
Posisikan pasien (duduk, tidur)
Membuka pakaian yang menutup lengan atas, membuka sedikit kancing baju bagian atas
Persiapan alat: tensimeter, stetoskop, termometer, kapas, alkohol
Cuci tangan
Memasang termometer
Pemeriksanan tekanan darah
Pemeriksaan frekuensi nadi (dua tangan)
Pemeriksaan frekuensi nafas
Melepas dan membaca hasil termometer
Menanyakan/ melaporkan hasil pemeriksaan
Bereskan alat
5. Pemeriksaan Status Lokalis
Inform consent (tujuan, prosedur, komplikasi)
Memposisikan pasien pada posisi yang nyaman, pakaian yang menghalangi dibuka
Inspeksi:
Lokasi, onset terjadinya luka, jenis luka, tingkat kontaminasi
Ada benda asing atau tidak
Kelembaban luka
Bau luka
Dasar luka
Tepi luka
Jaringan di sekitar luka
Kedalaman luka
Menentukkan penatalaksanaan yang tepat
6. Penatalaksanaan Luka Laserasi
Informed consent (tujuan, prosedur, komplikasi)
Posisikan pasien senyaman mungkin
Mempersiapkan alat:
Meja steril: handscoon, duk lubang, klem duk, kassa steril, kom berisi NaCl/ akuades
Black Books for UKMPPD 328

steril, kom berisi povidon iodin, kom berisi perhidrol, kom berisi jarum tapper dan
benang non-absorble, needle holder, pinset chirurgis, pinset anatomis, klem kocher,
klem lurus, klem mosquito, gunting benang, gunting jaringan, spuit 3 cc steril yang
sudah dibuka
Meja non-steril: plester yang sudah dipotongin, gunting plester, benang roll, korentang,
lidocain 1%, NaCl 0,9%, povidon iodin, perhidrol
Cuci tangan
Pakai handscoon
Melakukan anestesi luka:
Secara SC di sekeliling luka
Cek apakah sudah bekerja apa belum
Tentukan apakah perlu dilakukan debridement atau tidak
Membersihkan luka:
Luka bersih: langsung bersihkan dengan kassa yang dibasahi povidone iodine
Luka terkontaminasi: irigasi dengan NaCl mengalir, kemudian bersihkan dengan kassa
yang dibasahi povidone iodine
Luka kotor: irigasi dengan NaCl bertekanan (pakai spuit), bersihkan dengan kassa
yang dibasahi povidone iodine
Ganti Handscoon
Pasang duk steril
Lakukan debridement bila perlu
Teknik penjahitan
Pegang jarum dengan needle holder
Masukan benang
Tangan kanan memegang needle holder, tangan kiri memegang pinset anatomis
Masukan jarum ke salah satu sisi kulit
Tarik keluar jarum hingga benag tersisa 3-4 cm
Masukan lagi jarum di tepi luka yang lain
Tarik keluar hingga benang tersisa 1 cm
Buat simpul, gunting benang
Rapikan jaitan
Menutup luka jaitan
Lepaskan duk
Black Books for UKMPPD 329

Bersihkan luka dengan Povidon Iodine 10%


Mengoleskan antibiotik topikal
Menutup luka dengan kassa yang tidak menempel
Lepas handscoon
Fiksasi dengan plester
Cuci tangan
Memberikan terapi farmakologis:
R/ Amoksisilin tab mg 500 No. XV
S 3 dd tab I
R/ Natrium diclofenac tab mg 50 No. X
S 2 dd tab I
R/ Anti-tetanus serum fl No.I
S i.m.m (berikan 250 IU IM)
Edukasi:
Kenali tanda-tanda luka terjadi infeksi
Cara merawat luka, jangan kena air
Kapan kontrol
Makan makanan tinggi protein
7. Menanyakan apakah masih ada yang ingin ditanyakan atau disampaikan
8. Terima kasih, jabat tangan

4. Bedah Minor
No. Keterangan
1. Sambung Rasa
Menyapa pasien, berjabat tangan, memperkenalkan diri
2. Anamnesis
Identitas: nama, usia, alamat, pekerjaan, status perkawinan
Informed Consent
Keluhan Utama
RPS: lokasi, onset, kronologis, kualitas, kuantitas, faktor memperberat, faktor memperingan,
keluhan penyerta
RPD: keluhan serupa, hipertensi, DM, alergi
Black Books for UKMPPD 330

RPK: keluhan serupa, hipertensi, DM, alergi


Riw. Sosial-ekonomi: lingkungan, tempat tinggal, pekerjaan, penghasilan, dll
Riw. Kebiasaan: makanan, olahraga, rokok, alkohol
Anamnesis Sistem
Resume
Menanyakan ada yang masih belum disampaikan?
3. Pemeriksaan Keadaan Umum
Keadaan Umum
Kesadaran
Status Gizi (BB dan TB)
4. Pemeriksaan Vital Sign
Inform consent (tujuan, prosedur, komplikasi)
Posisikan pasien (duduk, tidur)
Membuka pakaian yang menutup lengan atas, membuka sedikit kancing baju bagian atas
Persiapan alat: tensimeter, stetoskop, termometer, kapas, alkohol
Cuci tangan
Memasang termometer
Pemeriksanan tekanan darah
Pemeriksaan frekuensi nadi (dua tangan)
Pemeriksaan frekuensi nafas
Melepas dan membaca hasil termometer
Menanyakan/ melaporkan hasil pemeriksaan
Bereskan alat
5. Pemeriksaan Status Lokalis
Inform consent (tujuan, prosedur, komplikasi)
Memposisikan pasien pada posisi yang nyaman, pakaian yang menghalangi dibuka
Inspeksi: lokasi, jumlah, ukuran, permukaan, tepi, warna
Palpasi: temperatur, nyeri, konsistensi, mobilitas, fluktuasi, transiluminasi
6. Teknik Bedah Minor
Informed consent (tujuan, prosedur, komplikasi)
Posisikan pasien senyaman mungkin
Mempersiapkan alat:
Black Books for UKMPPD 331

Meja steril: handscoon, duk lubang, klem duk, kassa steril, kom berisi NaCl/ akuades
steril, kom berisi povidon iodin, kom berisi perhidrol, kom berisi jarum tapper dan
benang non-absorble dan absorble, needle holder, scalpel, forcep alis, pinset chirurgis,
pinset anatomis, klem kocher, klem lurus, klem mosquito, gunting benang, gunting
jaringan, spuit 3 cc steril yang sudah dibuka
Meja non-steril: plester yang sudah dipotongin, gunting plester, benang roll, korentang,
lidocain 1%, NaCl 0,9%, povidon iodin, perhidrol
Cuci tangan
Pakai handscoon
Sterilkan medan operasi
Meletakkan duk kain
Melakukan anestesi luka:
Secara SC di sekeliling luka
Cek apakah sudah bekerja apa belum

Membuat insisi:
Membuat insisi berbentuk elips (lesi yang berada di atas kulit: veruka, papiloma,
granuloma, dll)
Membuat insisi linear (lesi yang berada di bawah kulit: lipoma, ateroma, neurofibroma,
dll)
Dua jari diletakkan pada kedua sisi massa untuk fiksasi
Pisahkan jaringan longgar dengan massa secara tumpul
Kontrol perdarahan
Menutup luka:
Jahit subkutis dengan benang absorble (cat gut)
Jahit kutis dengan benang non-absorble (silk)
Lepas duk
Tutup dengan kassa steril
Fiksasi dengan plester
Cuci tangan
Memberikan terapi farmakologis:
R/ Amoksisilin tab mg 500 No. XV
Black Books for UKMPPD 332

S 3 dd tab I
R/ Natrium diclofenac tab mg 50 No. X
S 2 dd tab I
R/ Anti-tetanus serum fl No.I
S i.m.m (berikan 250 IU IM)
Edukasi:
Kenali tanda-tanda luka terjadi infeksi
Cara merawat luka, jangan kena air
Kapan kontrol
Makan makanan tinggi protein
7. Menanyakan apakah masih ada yang ingin ditanyakan atau disampaikan
8. Terima kasih, jabat tangan

5. Sirkumsisi
No. Keterangan
1. Sambung Rasa
Menyapa pasien, berjabat tangan, memperkenalkan diri
2. Anamnesis
Identitas: nama, usia, alamat, pekerjaan, status perkawinan
Informed Consent
Keluhan Utama
RPS: lokasi, onset, kronologis, kualitas, kuantitas, faktor memperberat, faktor memperingan,
keluhan penyerta
RPD: keluhan serupa, hemofilia, hipertensi, DM, alergi
RPK: keluhan serupa, hemofilia, hipertensi, DM, alergi
Riw. Sosial-ekonomi: lingkungan, tempat tinggal, pekerjaan, penghasilan, dll
Riw. Kebiasaan: makanan, olahraga, rokok, alkohol
Anamnesis Sistem
Resume
Menanyakan ada yang masih belum disampaikan?
3. Pemeriksaan Keadaan Umum
Keadaan Umum
Black Books for UKMPPD 333

Kesadaran
Status Gizi (BB dan TB)
4. Pemeriksaan Vital Sign
Inform consent (tujuan, prosedur, komplikasi)
Posisikan pasien (duduk, tidur)
Membuka pakaian yang menutup lengan atas, membuka sedikit kancing baju bagian atas
Persiapan alat: tensimeter, stetoskop, termometer, kapas, alkohol
Cuci tangan
Memasang termometer
Pemeriksanan tekanan darah
Pemeriksaan frekuensi nadi (dua tangan)
Pemeriksaan frekuensi nafas
Melepas dan membaca hasil termometer
Menanyakan/ melaporkan hasil pemeriksaan
Bereskan alat
5. Pemeriksaan Status Lokalis
Inform consent (tujuan, prosedur, komplikasi)
Memposisikan pasien pada posisi yang nyaman, pakaian yang menghalangi dibuka
Mencari indikasi: fimosis, parafimosis, mencegah infeksi
Mencari kontraindikasi: epispadia, hipospadia, mikropenis
6. Teknik Sirkumsisi
Informed consent (tujuan, prosedur, komplikasi)
Posisikan pasien senyaman mungkin
Mempersiapkan alat:
Meja steril: handscoon, duk lubang, klem duk, kassa steril, kom berisi NaCl/ akuades
steril, kom berisi povidon iodin, kom berisi perhidrol, kom berisi jarum tapper dan
benang absorble, needle holder, scalpel, forcep alis, pinset chirurgis, pinset anatomis,
klem kocher,3 buah klem lurus, klem mosquito, gunting benang, gunting jaringan, spuit
3 cc steril yang sudah dibuka
Meja non-steril: plester yang sudah dipotongin, gunting plester, benang roll, korentang,
lidocain 1%, NaCl 0,9%, povidon iodin, perhidrol
Cuci tangan
Pakai handscoon
Black Books for UKMPPD 334

Sterilkan medan operas


Meletakkan duk lubang
Melakukan anestesi lokal:
Menggunakan teknik blok atau infiltrasi
Pengecekan kerja anestesi
Membuka dan membersihkan preputium
Melakukan insisi:
Tandai area insisi dengan dijepit menggunakan pinset
Memasang klem lurus pada arah jam 11, 1, dan 6
Menarik klem ke arah distal
Buat irisan dengan gunting di arah jam 12 sampai di belakang sulkus korona glandis
Membuat jahitan kontrol arah jam 12
Membuat jahitan kontrol arah jam 6 dengan teknik figure of eight
Memotong preputium kanan, kontrol perdarahan, jahit arah jam 2 dan jam 4
Memotong preputium kiri, kontrol perdarahan, jahit arah jam 8 dan jam 10
Cek kembali perdarahan
Menutup Luka:
Lepas duk
Oleskan salep antibiotik
Balut melingkar dengan kassa steril
Fiksasi ke pubis dengan plester
Cuci tangan
Memberikan terapi farmakologis:
R/ Amoksisilin tab mg 500 No. XV
S 3 dd tab I
R/ Natrium diclofenac tab mg 50 No. X
S 2 dd tab I
R/ Anti-tetanus serum fl No.I
S i.m.m (berikan 250 IU IM)
Edukasi:
Kenali tanda-tanda luka terjadi infeksi
Cara merawat luka, jangan kena air
Black Books for UKMPPD 335

Kapan kontrol
Makan makanan tinggi protein
Bila BAK, cukup di lap dengan tissue
Batasi aktifitas
7. Tanyakan apakah masih ada yang ingin ditanyakan atau disampaikan
8. Terima kasih, jabat tangan

6. Pemeriksaan Mammae
No. Keterangan
1. Sambung Rasa
Menyapa pasien, mempersilahkan pasien duduk, berjabat tangan, memperkenalkan diri
2. Anamnesis
Identitas: nama, usia, alamat, pekerjaan, status perkawinan
Informed Consent
Keluhan Utama
RPS: lokasi, onset, kronologis, kualitas, kuantitas, faktor memperberat, faktor memperingan,
keluhan penyerta
Massa: lokasi (kuadran, bilateral/ unilateral), jumlah, onset, ukuran, kecepatan membesar,
konsistensi, nyeri/tidak, ukuran dipengaruhi menstruasi atau tidak
Nyeri: lokasi, onset, kualitas, kuantitas berhubungan dengan ,menstruasi atau tidak
Keluhan lain: nipple discharge, perubahan kulit (luka, skin dimpling), retraksi puting,
benjolan di ketiak atau di tempat lain
RPD: keluhan serupa, kanker, hipertensi, DM, alergi
Riwayat obsetri (GPA, menarche, menstruasi, penggunaan KB)
RPK: keluhan serupa, kanker, hipertensi, DM, alergi
Riw. Sosial-ekonomi: lingkungan, tempat tinggal, pekerjaan, penghasilan, dll
Riw. Kebiasaan: makanan, olahraga, rokok, alkohol
Anamnesis Sistem
Resume
Menanyakan ada yang masih belum disampaikan?
3. Pemeriksaan Keadaan Umum
Keadaan Umum
Kesadaran
Black Books for UKMPPD 336

Status Gizi (BB dan TB)


4. Pemeriksaan Vital Sign
Inform concent (tujuan, prosedur, komplikasi)
Posisikan pasien (duduk, tidur)
Membuka pakaian yang menutup lengan atas, membuka sedikit kancing baju bagian atas
Persiapan alat: tensimeter, stetoskop, termometer, kapas, alkohol
Cuci tangan
Memasang termometer
Pemeriksanan tekanan darah
Pemeriksaan frekuensi nadi (dua tangan)
Pemeriksaan frekuensi nafas
Melepas dan membaca hasil termometer
Menanyakan/ melaporkan hasil pemeriksaan
Bereskan alat
5. Pemeriksaan Fisik Payudara
Informed consent (tujuan, prosedur, komplikasi)
Mau ditemani suami/ perawat wanita
Posisikan pasien (duduk di bed, membuka pakaian bagian atas)
Inspeksi 4 posisi: duduk tangan di samping, tangan di kepala, tanggan di pinggang,
setengah membungkuk:
Kesimetrisan payudara
Ukuran payudara
Perubahan kulit
Areola
Manuver pektoralis
Pasien diminta untuk berbaring di bed, tangan di belakang kepala, bahu bisa diganjal bantal
Inspeksi
Palpasi:
Palpasi dengan tangan maupun ujung jari
Memeriksa nipple discharge
Pemeriksaan limfonodi aksila
Pasien dipersilahkan memakai bajunya kembali
Black Books for UKMPPD 337

Pasien dipersilahkan kembali ke kursi


Cuci tangan
6. SADARI
Tanyakan alasan mengapa ingin mengetahui SADARI
Jelaskan faktor risiko (riwayat keluarga, menstruasi awal atau menopause lambat,
persalinan diatas 35 tahun, paparan karsinogen)
Jelaskan pentingnya SADARI (screening)
Metode:
Berbaring:
Posisi tidur, bahu diganjal bantal, tangan yang tidak digunakan untuk memeriksa
berada di belakang kepala
Periksa payudara kiri dengan tangan kanan, payudara kanan dengan tangan kiri
Periksa menggunakan jari II,III,IV 1/3 distal
Lakukan penekanan cukup keras, melingkar, naik turun, atau wheel
Berdiri:
Posisi berdiri , tangan yang tidak digunakan untuk memeriksa berada di belakang
kepala
Bisa dilakukan saat mandi dengan tangan yang bersabun untuk mempermudah, atau
di depan cermin
Periksa payudara kiri dengan tangan kanan, payudara kanan dengan tangan kiri
Periksa menggunakan jari II,III,IV 1/3 distal
Lakukan penekanan cukup keras, melingkar, naik turun, atau wheel

Edukasi:
Bisa dilakukan setiap hari, rasakan perubahannya
Bila terdapat perubahan, harap hubungi dokter
7. Menanyakan apakah ada yang ingin ditanyakan atau ingin disampaikan
8. Terima kasih, jabat tangan
Black Books for UKMPPD 338

ANESTESIOLOGI

1. Bantuan Hidup Dasar


No. Keterangan
1. Memeriksa/ menentukan kesadaran pasien, dengan memanggil namanya,
menggoyangkan bahu, dll
2. Berteriak minta tolong
3. Posisi pasien harus tidur terlentang, dipertahankan pada posisi horizontal dengan alas
yang keras dengan kedua tangan di samping
4. Posisi penolong, berlutut sejajar di samping kanan atau kiri pasien
5. Periksa jalan nafas, bila ada sumbatan: bersihkan
6. Tindakan buka jalan nafas, dengan ekstensi kepala, angkat dagu, buka mulut
7. Melakukan tindakan: lihat, raba, rasa dengan mendekatkan pipi ke dekat mulut/ hidung
penderita dengan mata melirik ke dada penderita
8. Melakukan bantuan nafas dari mulut ke mulut atau mulut ke hidung 2x (sampai dada
mengembang)
9. Memastikan ada/ tidaknya denyut jantung dengan memeriksa denyut arteri karotis
10. Menentukan titik tumpu, dengan meletakan 2 jari di atas prosesus xyphoideus, kemudian
meletakkan pangkal telapak tangan di atas 2 jari tersebut
11. Meletakan telapak tangan yang satunya dengan di atas tangan yang lain dengan jari-jari
tidak boleh menempel di dada
12. Melakukan pijat jantung luar dengan frekuensi 100 x/menit, perbandingan 15 x kompresi
dan 2 x ventilasi dilakukan selama satu siklus (1 menit)
13. Frekuensi pijat jantung yang dilakukan:
< 80 = skor 0
80-99 = skor 1
100 = skor 2
14. Membaringkan pasien dalam posisi mantap

2. Pemasangan ETT
No. Keterangan
1. Inform consent (tujuan, prosedur, komplikasi)
Black Books for UKMPPD 339

2. Posisikan pasien berbaring


3. Persiapan alat: handscoon, sumber oksigen, bag valve mask, laringoskop, ETT,
spuit 10 cc, OPA, plester, stilet, sambungan ke bag valve, suction, lubrikan
4. Cuci tangan
5. Pakai handscoon
6. Cek pengembangan balon ETT
7. Pastikan patensi jalan nafas dan oksigenasi
Buka jalan nafas dengan tripple airway manuver
Bersihkan jalan nafas
Bila perlu pasang OPA
Oksigenasi 10-12 lpm dengan bag mask selama 2-3 menit
Cabut OPA
8. Memasukkan laringoskop
Pegang laringoskop dengan tangan kiri
Buka mulut dengan teknik cross finger
Masukan laringoskop dari sisi kanan mulut pasien, dorong ke sisi kiri
Masukan sampai ke vallecula
Angkat laringoskop hingga epiglotis terbuka, jangan mengungkit
9. Memasukkan ET
Pasang ET dengan tangan kanan seperti sedang memegang pensil
Masukkan melalui sisi kanan mulut sampai masuk trakhea, ujung ET terletak pada carina
Bisa dibantu dengan Sellick manuver oleh asisten (penekanan eksternal krikoid)
Kembangkan balon melalui spuit
10. Pastikan posisi ET
Sambungkan ET ke bagging
Dengar suara nafas memakai stetoskop di epigastrik, apeks, dan basal paru
11. Fiksasi ET
Posisikan ET di sudut mulut
Fiksasi ET menggunakan tape dengan melingkari ET, salah satu ujung ditempelkan di
atas sudut bibir, ujung lainnya di bawah sudut bibir
12. Bereskan alat
13. Cuci tangan
Black Books for UKMPPD 340

3. Infus Intravena
No. Keterangan
1. Informed consent (tujuan, prosedur, komplikasi)
2. Memposisikan pasien
3. Siapkan alat: handscoon, cairan infus, infus set, penyangga infus, alas/ tray, bengkok,
torniket, kapas alkohol, pinset chirurgis, abbocath, kassa steril, plester yang udah
digunting, gunting, pad
4. Memasang infus set, mengalirkan cairan, menggantung infus set dan cairan infus
5. Letakan pad di bawah tangan pasien
6. Identifikasi vena
7. Cuci tangan
8. Bendung bagian proksimal dari vena dengan torniket
9. Pakai handscoon
10. Disinfeksi dengan kassa alkohol menggunakan pinset
11. Menginsersikan jarum
12. Menarik stylet
13. Melepaskan torniket
14. Memasang infus set ke blood set
15. Melihat kelancaran
16. Fiksasi menggunakan plester
17. Mengatur tetesan infus:
Tetesan makro: 1 cc = 20 tetes
Tetesan mikro: 1 cc = 60 tetes
18. Membuang sampah pada tempatnya
19. Cuci tangan
20. Edukasi:
Jangan ditarik
Tempatkan botol infus selalu lebih tinggi dari lengan
Beritahukan petugas bila infus habis
21. Menanyakan adakah yang ingin ditanyakan atau disampaikan
22. Terima kasih, jabat tangan
Black Books for UKMPPD 341

NEUROLOGI

No. Keterangan
1. Sambung Rasa
Menyapa pasien, mempersilahkan pasien duduk, berjabat tangan, memperkenalkan diri
2. Anamnesis
Identitas: nama, usia, alamat, pekerjaan, status perkawinan
Informed Consent
Keluhan Utama
RPS: lokasi, onset, kronologis, kualitas, kuantitas, faktor memperberat, faktor memperingan,
keluhan penyerta
RPD: keluhan serupa, hipertensi, DM, alergi
RPK: keluhan serupa, hipertensi, DM, alergi
Riw. Sosial-ekonomi: lingkungan, tempat tinggal, pekerjaan, penghasilan, dll
Riw. Kebiasaan: makanan, olahraga, rokok, alkohol
Anamnesis Sistem
Resume
Menanyakan ada yang masih belum disampaikan?
3. Pemeriksaan Keadaan Umum
Keadaan Umum
Kesadaran
Status Gizi (BB dan TB)
4. Pemeriksaan Vital Sign
Inform concent (tujuan, prosedur, komplikasi)
Posisikan pasien (duduk, tidur)
Membuka pakaian yang menutup lengan atas, membuka sedikit kancing baju bagian atas
Persiapan alat: tensimeter, stetoskop, termometer, kapas, alkohol
Cuci tangan
Memasang termometer
Pemeriksanan tekanan darah
Pemeriksaan frekuensi nadi (dua tangan)
Black Books for UKMPPD 342

Pemeriksaan frekuensi nafas


Melepas dan membaca hasil termometer
Menanyakan/ melaporkan hasil pemeriksaan
5. Pemeriksaan N. Cranialis
Inform consent (tujuan, prosedur, komplikasi)
Persiapan alat (senter, kapas, tongue spatel, garputala, aroma kopi, garam)
Posisikan pasien di depan penderita
n. I (daya penciuman)
n. II (visus)
n. III, IV, VI (gerakan bola mata, refleks pupil)
n. V (merapatkan gigi, refleks kornea)
n. VII (mengerutkan dahi, menggembungkan pipi, mencucu, menyeringai, sensoris 2/3 anterior
lidah)
n. VIII (tes webber, tes kalori)
n. IX (pasin buka mulut, bilang aaaaa)
n. X (uvula, refleks muntah)
n. XI (raba m. Sternocleidomastoideus, m. Trapezius)
n. XII (menjulurkan lidah)
6. Pemeriksaan Fungsi Koordinasi
Informed consent (tujuan, prosedur, komplikasi)
Posisikan pasien
Tes nistagmus
Tes cara berjalan
Tes tandem walking
Tes romberg
Tes disdiadokinesia
Tes telunjuk-telunjuk
Tes telunjuk-hidung
Tes rebound
Tes tumit-lutut-ibu jari kaki
8. Pemeriksaan Fungsi Motorik
Inform consent (tujuan, prosedur, komplikasi)
Black Books for UKMPPD 343

Posisikan pasien tidur di bed


Nilai tonus
Nilai gerak
Nilai kekuatan motorik
9. Pemeriksaan Sensibilitas
Inform consent (tujuan, prosedur, komplikasi)
Minta pasien untuk menutup mata
Sensasi raba
Sensasi nyeri superfisial
Sensasi tekan
Sensasi gerak dan posisi
Sensasi suhu
10. Pemeriksaan Refleks Fisiologis
Inform consent (tujuan, prosedur, komplikasi)
Posisikan pasien duduk, tenang
Persiapan alat (palu refleks)
Refleks biceps
Refleks triceps
Refleks brachioradialis
Refleks patella
Refleks achilles
11. Pemeriksaan Refleks Patologis
Inform consent (tujuan, prosedur, komplikasi)
Posisikan pasien tidur, relaks
Persiapan alat (palu refleks)
Hoffman-Tromner
Oppenheim
Gordon
Schaffer
Chaddock
Babinski
Rosollimo
Black Books for UKMPPD 344

Mandel-Bachtrew
12. Pemeriksaan Meningeal Sign
Kaku kuduk
Brudzinski I
Brudzinski II
Kernig
13. Pemeriksaan Provokasi Nyeri
Lasseque
Valsava
Patrick
Kontra-Patrick
14. Meminta pasien kembali ke kursi
15. Cuci tangan
16. Menjelaskan atau meminta hasil pemeriksaan
17. Membuat diagnosis banding
18. Menentukan pemeriksaan penunjang
19. Interpretasi pemeriksaan penunjang
20. Menentukan Diagnosis
21. Menentukan penatalaksanaan dan menulis resep
22. Edukasi
23. Menanyakan pada pasien adakah yang masih ingin ditanyakan atau disampaikan
24. Mengucapkan terima kasih, berjabat tangan

2. Pemeriksaan penunjang, diagnosis banding, terapi, edukasi

a. Migrain
1) Pemeriksaan Penunjang
Tidak diperlukan
2) Diagnosis Banding
AVM, cluster headache, TTH
3) Terapi
R/ Ibuprofen tab mg 400 No. X
S p.r.n
Black Books for UKMPPD 345

Profilaksis:
R/ propanolol tab mg 40 No. XX
S 1 dd tab I
4) Edukasi
Pasien dan keluarga dapat mengontrol serangan
Istirahat, hindari faktor pemicu
Olahraga teratur
Stop merokok
Bila tidak membaik, rujuk ke spesialis saraf
b. TTH
1) Pemeriksaan Penunjang
Tidak diperlukan
2) Diagnosis Banding
Migrain, cluster headache
3) Terapi
Serangan
R/ Ibuprofen tab mg 400 No. X
S p.r.n.
Pencegahan
R/ Amitriptilin tab mg 10 No. XX
S 1 dd tab I
4) Edukasi
Menenangkan pasien bahwa tidak terdapat kelaianan fisik dalam rongga kepala
Motivasi keluarga untuk membantu mengurangi kecemasan pasien
c. Cluster Headache
1) Pemeriksaan Penunjang
Tidak diperlukan
2) Diagnosis Banding
AVM, cluster headache, TTH
3) Terapi
R/ Ibuprofen tab mg 400 No. X
S p.r.n
Profilaksis:
Black Books for UKMPPD 346

R/ propanolol tab mg 40 No. XX


S 1 dd tab I
4) Edukasi
Pasien dan keluarga dapat mengontrol serangan
Istirahat, hindari faktor pemicu
Olahraga teratur
Stop merokok
Bila tidak membaik, rujuk ke spesialis saraf
d. Vertigo
1) Pemeriksaan Penunjang
Sesuai etiologi
2) Diagnosis Banding
BPPV, meniere disease, labirinitis, gangguan kecemasan
3) Terapi
R/ dimenhidrinat tab mg 25 No. XX
S 4 dd tab I
4) Edukasi
Mendorong pasien untuk teratur melakukan latihan vestibular
Dukungan dan motivasi dari keluarga
Black Books for UKMPPD 347

OFTALMOLOGI

1. Anamnesis dan Pemeriksaan Oftalmologi


No. Keterangan
1. Sambung Rasa
Menyapa pasien, mempersilahkan pasien duduk, berjabat tangan, memperkenalkan diri
2. Anamnesis
Identitas: nama, usia, alamat, pekerjaan, status perkawinan
Informed Consent
Keluhan Utama
RPS: lokasi, onset, kronologis, kualitas, kuantitas, faktor memperberat, faktor
memperingan, keluhan penyerta
RPD: keluhan serupa, hipertensi, DM, alergi
RPK: keluhan serupa, hipertensi, DM, alergi
Riw. Sosial-ekonomi: lingkungan, tempat tinggal, pekerjaan, penghasilan, dll
Riw. Kebiasaan: makanan, olahraga, rokok, alkohol
Anamnesis Sistem
Resume
Menanyakan ada yang masih belum disampaikan?
3. Pemeriksaan Keadaan Umum
Keadaan Umum
Kesadaran
Status Gizi (BB dan TB)
4. Pemeriksaan Vital Sign
Inform concent (tujuan, prosedur, komplikasi)
Posisikan pasien (duduk, tidur)
Membuka pakaian yang menutup lengan atas, membuka sedikit kancing baju bagian atas
Persiapan alat: tensimeter, stetoskop, termometer, kapas, alkohol
Cuci tangan
Memasang termometer
Pemeriksanan tekanan darah
Black Books for UKMPPD 348

Pemeriksaan frekuensi nadi (dua tangan)


Pemeriksaan frekuensi nafas
Melepas dan membaca hasil termometer
Menanyakan/ melaporkan hasil pemeriksaan
Bereskan alat
5. Pemeriksaan Visus
Inform consent (tujuan, prosedur, komplikasi)
Posisikan pasien 6 meter dari optotipe snellen
Persiapan alat: snellen chart, lensa koreksi
Minta pasien melepaskan kaca mata
Tutup mata yang tidak diperiksa
Lakukan pemeriksaan visus, pinhole
Koreksi dengan lensa sferis
Lakukan pemeriksaan astigmat dial
Koreksi dengan lensa silindris
Lakukan pemeriksaan pada mata lainnya
6. Pemeriksaan Lapang Pandang
Informed consent (tujuan, prosedur, komplikasi)
Posisikan pasien 60 cm dari pemeriksa
Minta pasien menutup mata kanan, pemeriksa menutup mata kiri
Minta pasien melihat lurus ke depat
Minta pasien mengatakan ya jika melihat jari pasien, tidak boleh menoleh, padangan tetap
lurus
Menggerakan jari dari perifer ke sentral dari 8 arah
Lakukan pemeriksaan pada mata lainnya
7. Pemeriksaan Otot Ekstraokuler
Informed consent (tujuan, prosedur, komplikasi)
Posisikan pasien kurang lebih 1 lengan (60 cm) dengan pemeriksa
Mengamati kesejajaran mata:
Meminta pasien melihat objek kecil yang jauh di belakang pemeriksa
Menyinarkan lampu senter ke arah glabella
Amati pantulan sinar pada kornea, sejajar atau tidak
Black Books for UKMPPD 349

Tes pergerakan otot bola mata:


Meminta pasien mengikut arah gerakan jari, kepala tetap lurus ke depan
Gerakan jari bentuk huruf H
Tes konvergensi:
Gerakan objek di tengah, mendekati hidung pasien
8. Pemeriksaan Segmen Anterior
Informed consent (tujuan, prosedur, komplikasi)
Persiapan alat (senter, kapas)
Cuci tangan
Posisikan pasien berjarak 60 cm (satu lengan) dari pemeriksa
Inspeksi dan palpasi alis
Inspeksi bulu mata
Inspeksi dan palpasi palpebra
Inspeksi konjungtiva palpebra inferior (tarik palpebra bawah, pasien diminta melirik ke
atas)
Inspeksi konjungtiva palpebra superior (eversi palpebra)
Inspeksi konjungtiva bulbi
Inspeksi kornea (sinari dengan suduh 45 dari temporal)
Periksa sensibilitas kornea (dengan kapas)
Inspeksi COA (sinari dari arah limbus bagian temporal)
Periksa refleks pupil direk dan indirek
Periksa kejernihan lensa
9. Pemeriksaan Segmen Posterior
Informed consent (tujuan, prosedur, komplikasi)
Persiapan alat (oftalmoskop)
Posisikan pasien berjarak 60 cm dari pemeriksa
Atur lensa oftalmoskop
Pasien diminta fokus melihat titik yang jauh di depan
Memeriksa fundus:
Menyinarkan oftalmoskop ke arah pupil dari jarak 30 cm dengan sudut 45 arah
temporal
Pemeriksa mendekat perlahan hingga fundus tampak jelas (pembuluh darah, papila
Black Books for UKMPPD 350

n. Opticus)
10. Pemeriksaan Tekanan Intra Okular
Informed consent (tujuan, prosedur, komplikasi)
Posisikan pasien duduk di kursi
Persiapan alat (tonometer schiotz, pantokain, salep antibiotik, kapas alkohol)
Meminta pasien meleihat ke bawah dengan mata tertutup
Palpasi kedua bola mata dengan kedua jari telunjuk, bergantian kanan dan kiri
Pasien diminta untuk berbaring di bed, diteteskan pantokain
Bersihkan tonometer dengan kapas alkohol, lakukan kalibrasi, pasang beban
Minta pasien memandang titik di atasnya (melihat jempolnya yang diletakan di depan
mata)
Buka kelopak mata dengan jari telunjuk dan ibu jari
Tempelkan tonometer di kornea
Baca angka yang ditunjukkan jarum
Lepas tonometer
Berikan salep mata antibiotik
Pasien diminta kembali ke kursi
Cuci tangan
Baca hasil sesuai tabel
Jelaskan kepada pasien
11. Buat diagnosis dari hasil pemeriksaan
12. Jelaskan kepada pasien tentang diagnosis dan hasil pemeriksaan
13. Edukasi
14. Menanyakan apakah ada yang masih ingin ditanyakan atau disampaikan
15. Mengucapkan terima kasih, jabat tangan, semoga lekas sembuh

2. Diagnosis banding, penunjang, terapi, edukasi


a. Hordeolum
1) Diagnosis Banding
Selulitis preseptal, kalazion, granuloma piogenik
2) Terapi
R/ Kloramfenikol 1% eye drop fl. No I
S 4 dd gtt 2 OD/OS
Black Books for UKMPPD 351

3) Edukasi
Mata dikompres air hangat 4 x 15 menit sehari
Kelopak mata dibersihkan menggunakan air bersih atau sabun bayi
Jangan menekan hordeolum
Jaga higine mata
b. Blefaritis
1) Diagnosis Banding
Selulitis, hordeolum, trikiasis
2) Terapi
R/ Kloramfenikol 1% eye drop fl. No I
S 4 dd gtt 2 OD/OS
3) Edukasi
Mata dikompres air hangat 4 x 15 menit sehari
Kelopak mata dibersihkan menggunakan air bersih atau sabun bayi
Jangan menekan hordeolum
Jaga higine mata
c. Konjungtivitis
1) Diagnosis Banding
Konjungtivits viral, konjungtivitis bakterial, konjungtivitis bakteri, keratitis
2) Terapi
Bakteri
R/ Kloramfenikol 1% eye drop fl. No.I
S 4 dd gtt I OD/OS
Viral
o R/ Artifisial tears eyedrop fl No. I
S 3 dd gtt II OD/OS
o R/ Asiklovir 3% eye ointment tube No.I
S 5 dd u.e
Alergi
R/ Flumetolon eye drop fl. No. I
S 2 dd gtt I OD/OS
3) Edukasi
Konjungtivitis mudah menular
Black Books for UKMPPD 352

Mencuci tangan sebelum dan sesudah membersihkan mata atau mengoleskan obat
Jangan menggunakan handuk dan lap bersama-sama dengan anggota keluarga lain
Jaga higine mata
Jaga higine lingkungan
d. Glaukoma Akut
1) Diagnosis Banding
Uveitis anterior, keratitis, ulkus kornea
2) Terapi
R/ Asetazolamid HCl tab mg 250 No. II
S 1 dd tab II
R/ Timolol 0,5% eye drop fl. No. I
S 1 dd gtt II OD/OS
R/ Ibuprofen tab mg 400 No. I
S 1 dd tab I
Rujuk
3) Edukasi
Motivasi kepatuhan pengobatan untuk keberhasilan pengobatan
Pasien dengan riwayat glaukoma untuk memeriksakan matanya secara teratur
e. Katarak
1) Diagnosis Banding
Kelainan refraksi
2) Terapi
Rujuk
3) Edukasi
Memberi tahu keluarga bahwa katarak adalah gangguan pengelihatan yang dapat
diperbaiki
Kontrol teratur untuk mencegah komplikasi
f. Hipermetropia, miopia ringan, astigmatisme
Contoh:
Pasien dengan koreksi:
OD sferis 4 dan silinder 0,5 dengan sudut 80
OS sferis 2 dan silinder - 0,5 dengan sudut 90
Distansia pupil 62 mm
Black Books for UKMPPD 353

Resep kacamatanya:
R/ OD S 4,00 C 0,50 X 80
OS S 2,00 C 0,50 X 90
DP 62/60
Jika pasien tersebut usia 50 tahun, maka:
R/ OD S 4,00 C 0,50 X 80
OS S 2,00 C 0,50 X 90
Addisi S + 2,00 ODS
DP 62/60
Black Books for UKMPPD 354

THT-KL

1. Anamnesis, pemeriksaan telinga, hidung, tenggorok


No. Keterangan
1. Sambung Rasa
Menyapa pasien, mempersilahkan pasien duduk, berjabat tangan, memperkenalkan diri
2. Anamnesis
Identitas: nama, usia, alamat, pekerjaan, status perkawinan
Informed Consent
Keluhan Utama
RPS: lokasi, onset, kronologis, kualitas, kuantitas, faktor memperberat, faktor
memperingan, keluhan penyerta
RPD: keluhan serupa, hipertensi, DM, alergi
RPK: keluhan serupa, hipertensi, DM, alergi
Riw. Sosial-ekonomi: lingkungan, tempat tinggal, pekerjaan, penghasilan, dll
Riw. Kebiasaan: makanan, olahraga, rokok, alkohol
Anamnesis Sistem
Resume
Menanyakan ada yang masih belum disampaikan?
3. Pemeriksaan Keadaan Umum
Keadaan Umum
Kesadaran
Status Gizi (BB dan TB)
4. Pemeriksaan Vital Sign
Inform concent (tujuan, prosedur, komplikasi)
Posisikan pasien (duduk, tidur)
Membuka pakaian yang menutup lengan atas, membuka sedikit kancing baju bagian atas
Persiapan alat: tensimeter, stetoskop, termometer, kapas, alkohol
Cuci tangan
Memasang termometer
Pemeriksanan tekanan darah
Black Books for UKMPPD 355

Pemeriksaan frekuensi nadi (dua tangan)


Pemeriksaan frekuensi nafas
Melepas dan membaca hasil termometer
Menanyakan/ melaporkan hasil pemeriksaan
Bereskan alat
5. Pemeriksaan Telinga
Informed consent
Posisikan pasien duduk di kursi, berhadapan dengan kaki berselingan dengan pemeriksa
Persiapan alat: lampu kepala, garpu tala, spekulum telinga, pinset telinga, aplikator,
aligator, serumen hak, otoskop, tampon steril
Inspeksi telinga
Palpasi telinga (seluruh, tragus pain, nyeri ketok mastoid)
Menyalakan lampu kepala
Pemeriksaan dengan spekulum telinga
Mematikan lampu kepala
Pemeriksaan dengan otoskop
Melakukan tes penala
6. Pemeriksaan Rhinoskopi Anterior dan Sinus Paranasal
Informed consent (tujuan, prosedur, komplikasi)
Posisikan pasien di kursi, berhadapan dengan kaki menyilang
Persiapan alat: lampu kepala, spekulum hidung, pinset bayonet, hak, kapas tampon,
lidokain, adrenalin
Nyalakan lampu kepala
Pasang tampon adrenalin
Palpasi hidung
Palpasi sinus maksilaris dan sinus frontalis
Lepas tampon adrenalin
Pemeriksaan dengan spekulum hidung
7. Pemeriksaan Rhinoskopi Posterior
Informed consent (tujuan, prosedur, komplikasi)
Posisikan pasien
Persiapan alat: lampu kepala, lidokain spray, kaca laring, spirtus, tongue spatel
Melakukan anestesi lokal dengan lidokain spray
Black Books for UKMPPD 356

Memanaskan kaca laring dengan spirtus


Menyalakan lampu kepala
Menekan lidah dengan tongue spatel
Memasukan kaca laring (miring dulu, baru dibalik pas sudah lewat uvula)
Melakukan inspeksi (OPTAE, torus tubarius, fossa rosenmuleri, koana
Menarik keluar kaca laring
8. Pemeriksaan Laringoskopi Indirek
Informed consent (tujuan, prosedur, komplikasi)
Posisikan pasien
Persiapan alat: lampu kepala, tongue spatel, kaca laring, kassa, lidokain spray, spirtus
Menyalakan lampu kepala
Inspeksi bibir
Minta pasien membuka mulut
Inspeksi lidah, rongga mulut, tonsil, dinding faring (pakai tongue spatel)
Pemeriksaan limfonodi
Pemeriksaan tiroid
Semprotkan lidokaiin spray
Panaskan kaca laring dengan spirtus
Meminta pasien menjulurkan lidahnya, genggam dengan kassa steril
Masukan kaca laring, miring dulu, setelah lewat uvula baru diputar
Minta pasien bilang aaaaa
Menarik keluar kaca laring, melepas lidah pasien
Matikan lampu kepala
Bereskan alat
Cuci tangan
9. Mempersilahkan pasien kembali ke kursi
10. Menjelaskan/ meminta hasil pemeriksaan
11. Membuat diagnosis
12. Memberikan terapi farmakologis
13. Edukasi
14. Menanyakan pasien apakah masih ada yang terlewat, atau ingin ditanyakan
15. Terima kasih, jabat tangan, semoga lekas sembuh
Black Books for UKMPPD 357

2. Diagnosis banding, penunjang, terapi, edukasi


a. Otitis Eksterna
1) Diagnosis banding
Otitis eksterna difusa, otitis eksterna sirkumpskripta, perikondritis, kondritis
2) Terapi
R/ Polimiksin B ear ointment tube No. I
S 3 dd ue AS / AD
3) Edukasi
Jangan mengorek telinga
Selama pengobatan pasien tidak boleh berenang, jangan memasukan air ke dalam
telinga
Penyakit dapat berulang, usahakan kondisi liang telinga selalu kering
b. Otitis Media Akut (oklusi tuba, hiperemi)
1) Diagnosis Banding
Otitis media serosa, otitis eksterna
2) Terapi
R/ Amoksisilin tab mg 500 No. XV
S 3 dd tab I
R/ Parasetamol tab mg 500 No. XV
S 3 dd tab I
R/ Pseudoefedrin tab mg 120 No. X
S 2 dd tab I
3) Edukasi
Pengobatan harus adekuat agar membran timpani dapat kembali normal
Cegah ISPA
Menghindari pajanan terhadap rokok, dll
c. Rhinitis
a) Diagnosis Banding
Rhinitis viral, rhinitis bakteri, rhinitis alergi
b) Terapi
R/ Amoksisilin tab mg 500 No. XV
S 3 dd tab I
R/ Parasetamol tab mg 500 No. XV
Black Books for UKMPPD 358

S 3 dd tab I
R/ Pseudoefedrin tab mg 120 No. I
S 2 dd tab I
R/ Cetirizin tab 5 No. X
S 2 dd tab I
c) Edukasi
Jaga tubuh tetap fit
Olahraga teratur
Makan makanan bergizi
Memperkecil kontak dengan orang yang telah terinfeksi
Menutup hidung ata mulut bila bersin
d. Tonsilitis
a) Diagnosis Banding
Tonsilitis bakteri, tonsilitis fungal, tonsilitis, viral, tonsilofaringitis
b) Terapi
R/ Amoksisilin tab mg 500 No. XV
S 3 dd tab I
R/ Parasetamol tab mg 500 No. XV
S 3 dd tab I
c) Edukasi
Istirahat cukup
Jaga higine mulut
Minum cukup
Berhenti merokok
Hindari makanan dan minuman yang mengiritasi
Black Books for UKMPPD 359

DERMATOVENEROLOGI

1. Anamnesis dan pemeriksaan fisik kulit


No. Keterangan
1. Sambung Rasa
Menyapa pasien, mempersilahkan pasien duduk, berjabat tangan, memperkenalkan diri
2. Anamnesis
Identitas: nama, usia, alamat, pekerjaan, status perkawinan
Informed Consent
Keluhan Utama
RPS: lokasi, onset, kronologis, kualitas, kuantitas, faktor memperberat, faktor
memperingan, keluhan penyerta
RPD: keluhan serupa, hipertensi, DM, alergi
RPK: keluhan serupa, hipertensi, DM, alergi
Riw. Sosial-ekonomi: lingkungan, tempat tinggal, pekerjaan, penghasilan, dll
Riw. Kebiasaan: makanan, olahraga, rokok, alkohol
Anamnesis Sistem
Resume
Menanyakan ada yang masih belum disampaikan?
3. Pemeriksaan Keadaan Umum
Keadaan Umum
Kesadaran
Status Gizi (BB dan TB)
4. Pemeriksaan Vital Sign
Inform concent (tujuan, prosedur, komplikasi)
Posisikan pasien (duduk, tidur)
Membuka pakaian yang menutup lengan atas, membuka sedikit kancing baju bagian atas
Persiapan alat: tensimeter, stetoskop, termometer, kapas, alkohol
Cuci tangan
Memasang termometer
Pemeriksanan tekanan darah
Black Books for UKMPPD 360

Pemeriksaan frekuensi nadi (dua tangan)


Pemeriksaan frekuensi nafas
Melepas dan membaca hasil termometer
Menanyakan/ melaporkan hasil pemeriksaan
Bereskan alat
5. Pemeriksaan Status Lokalis
Informed consent (tujuan, prosedur, komplikasi)
Posisikan pasien senyaman mungkin, membuka pakaian yang menutupi lesi
Mempersiapkan alat (senter, lup)
Melakukan inspeksi lesi (pakai senter dan lup)
Menyebutkan UKK (jenis, warna, marginasi, konsistensi, bentuk, susunan, konfluensi,
distribusi)
Mempersilahkan pasien memakai kembali bajunya
Mempersilahkan pasien kembali ke kursi
Cuci tangan
Meminta/ menjelaskan hasil pemeriksaan
Membuat diagnosis banding
Meminta pemeriksaan penunjang
Membuat diagnosis
Memberikan terapi
Edukasi
Menanyakan pasien apakah masih ada yang ingin ditanyakan atau disampaikan
Terima kasih, jabat tangan, semoga lekas sembuh

2. Diagnosis banding, penunjang, terapi, edukasi


a. Tinea
1) Pemeriksaan penunjang
Kerokan kulit, KOH 10%
2) Diagnosis banding
Kandidiasis, dermatitis numularis, dermatitis kontak
3) Terapi
Topikal
R/ Mikonazole krim 2% tube No. I
Black Books for UKMPPD 361

S 2 dd u.e.
Selama 1 2 minggu
Sistemik (lesi luas, kronik)
R/ Griseofulvin tab mg 500 No. XX
S 1 dd tab I p.c.
Selama 1 - 2 minggu
Tinea Kapitis
R/ Griseofulvin tab mg 500 No. XX
S 1 dd tab I p.c.
Selama 6 8 minggu
Tinea Unguium
o Melibatkan 1-2 kuku dan < 2/3 kuku
R/ Siklopiroksolamin krim tube No.I
S 3 dd u.e.
o Lebih dari 2 kuku dan > 2/3 kuku
Itrakonazole tab mg 200 No. XIV
S 2 dd tab I
Selama seminggu tiap bulan, 2-3 bulan
Tinea Pedis
R/ Itrakonazole tab mg 200 No. XIV
S 2 dd tab I
Selama 4 6 minggu
4) Edukasi
Lama pengobatan
Obat krim dipakai setelah mandi
Obat griseofulvin diminum bersama makanan berlemak
Menjaga higiene tubuh
b. Kandidiasis
1) Pemriksaan Penunjang
Kerokan kulit, KOH 10%
2) Diagnosis Banding
Tinea, dermatitis numularis, pitiriasis
3) Terapi
Black Books for UKMPPD 362

Kandidiasis Kutis
R/ Nistatin krim tube No.I
S 3 dd u.e.
Atau
R/ Imidazole krim tube No. I
S 3 dd u.e.
4) Edukasi
Jaga kebersihan tubuh
Gunakan pakaian yang menyerap keringat
c. Pitiriasis versikolor
1) Pemeriksaan Penunjang
Kerokan kulit, KOH 10%
2) Diagnosis Banding
Vitiligo, dermatitis seboroik, pitiriasis alba
3) Terapi
Sistemik (lesi luas)
R/ Ketokonazole tab mg 200 No. X
S 1 dd tab I
Topikal
R/ Selenium sulfida 1,8% shampo fl. No. I
S u.c.
4) Edukasi
Patuh pengobatan
Jangan membiarkan kulit lembab
Jangan memakai handuk atau baju bergantian dengan orang yang terinfeksi
d. Skabies
1) Pemeriksaan Penunjang
Kerokan kulit, KOH 10%
2) Diagnosis Banding
Pioderma, impetigo, dermatitis, pedikulosis
3) Terapi
R/ Permetrin krim 5% fl No. I
S u.c.
Black Books for UKMPPD 363

4) Edukasi
Oleskan permetrin krim ke seluruh badan setelah mandi di malam hari, biarkan
sampai besok pagi
Jangan memakai pakaian atau alat mandi bergantian dengan orang lain
Mengobati seluruh anggota keluarga atau orang yang tinggal bersama
Memcuci pakaian, sprei, dll dengan air panas
e. Dermatitis Kontak
1) Pemeriksaan Penunjang
Tidak diperlukan
2) Diagnosis Banding
DKA, DKI
3) Terapi
R/ Urea krim 10% tube No. I
S 2 dd u.e.
R/ Betametason valerat Krim 0,1% tube No.I
S 2 dd u.e.
R/ Cetirizin tab mg 5 No. X
S 2 dd tab I
4) Edukasi
Hindari bahan yang menyebabkan alergi, iritan
Penggunaan APD
f. Herpes Zooster
1) Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Tzank
2) Diagnosis Banding
Herpes simpleks, Dermatitis venenata
3) Terapi
R/ Asiklovir tab mg 400 No. LXX
S 5 dd tab II
R/ Salicyl talk 2% No. I
S 3 dd u.e.
4) Edukasi
Perjalanan penyakit
Black Books for UKMPPD 364

Lesi membaik 2-3 minggu


Komplikasi neuralgia pasca-herpetik
g. Herpes Simpleks
1) Pemeriksaan Penunjang
Tzanck Tes
2) Diagnosis Banding
Impetigo vesikubulosa, ulkus genitalis pada penyakit menular seksual
3) Terapi
R/ Asiklovir tab mg 200 No. XXXV
S 5 dd tab I
4) Edukasi
Perjalanan penyakit (rekurensi)
Tidak melakukan hubungan seksual selama masih ada lesi
Informasikan kepada pasangannya
Transmisi seksual
Penggunaan kondom untuk pencegahan IMS
h. Varicela
1) Pemeriksaan Penunjang
Tzanck tes
2) Diagnosis Banding
Variola, herpes simpleks diseminata, coxsackie virus, ricketsialpox
3) Terapi
R/ Asiklovir tab mg 400 No. LXX
S 5 dd tab II
4) Edukasi
Edukasi bahwa penyakit ini self-limiting
Komplikasi: infeksi sekunder
Jaga higiene tubuh
Isolasi
i. Morbus Hansen
1) Pemeriksaan Penunjang
BTA (slit skin smear)
2) Diagnosis Banding
Black Books for UKMPPD 365

Psoriasis, pitiriasis versicolor, vitiligo


3) Terapi
Pausibasiler (lama pengobatan 6 9 bulan)
o Bulanan (hari pertama setiap bulannya)
R/ Rifampisin tab mg 300 No. II
S 1 dd tab II
R/ Dapson tab mg 100 No. I
S 1 dd tab I
o Harian (hari ke 2 28)
R/ Dapson tab mg 100 No. XXVII
S 1 dd tab I
Multibasiler (lama pengobatan 12 18 bulan)
o Bulanan (hari pertama setiap bulannya)
R/ Rifampisin tab mg 300 No. II
S 1 dd tab II
R/ Klofazimin tab mg 100 No. III
S 1 dd tab III
R/ Dapson tab mg 100 No. I
S 1 dd tab I
o Harian (hari ke 2 28)
R/ Dapson tab mg 100 No. XXVII
S 1 dd tab I
R/ Klofazimin tab mg 50 No. XXVII
S 1 dd tab I
4) Edukasi
Penjelasan kepada keluarga tentang penyakit, penularan, dan pengobatan
Minta keluarga untuk mengawasi pasien meminum obat (PMO)
Bila ada keluarga dengan keluhan serupa, segera diperiksakan
j. Pemeriksaan Penunjang Kulit
1) Pemeriksaan KOH
Informed conscent
Siapkan alat: handscoon, object glass, deck glass, cawan, skalpel, KOH 10 - 30%,
lidi kapas, kapas alkohol
Black Books for UKMPPD 366

Cuci tangan
Pakai handscoon
Bersihkan area dengan kapas alkohol
Kerok tepi lesi yang aktif satu arah, tampung di cawan
Teteskan KOH di object glass, ambil lidi kapas, basahi dengan KOH di object glass
Ambil kerokan di cawan dengan lidi kapas tersebut, campurkan di objek glass
Tunggu 2-3 menit untuk kulit, 7 menit untuk rambut, 10 menit untuk kuku
Tutup dengan deck glass, periksa dengan mikroskop
2) Pemeriksaan Gram
Informed conscent
Siapkan alat: handscoon, object glass, lidi kapas, spiritus, gentian violet, lugol,
alkohol 96%, safranin
Cuci tangan pakai handscoon
Ambil sekret dengan lidi kapas, swab di object glass
Fiksasi di atas api, lewatkan sebanyak 3x
Tuang gentian violet 1 menit
Tuang lugol 1 menit, buang
Cuci dengan air mengalir
Tuang alkohol 96% 1 menit, cuci
Tuang safranin 1 menit, cuci
Keringkan
Periksa dengan mikroskop
3) Pemeriksaan Tzanck
Informed conscent
Siapkan alat: handscoon, object glass, skalpel, alkohol 96%, giemsa, spiritus
Cuci tangan
Pakai handscoon
Pecahkan vesikel, kerok dasar kulit, swab di object glass
Fiksasi di atas api, lewatkan sebanyak 3x
Rendam dalam alkohol 96% selama 5 menit, cuci
Tuangkan giemsa 30 menit, cuci
Keringkan, periksa dengan mikroskop
Black Books for UKMPPD 367

4) Pemeriksaan Slit Skin Smear


Informed conscent
Siapkan alat: handscoon, object glass, spiritus, skalpel, kapas alkohol, larutan
fuschin, asam alkohol 1%, metilen blue
Cuci tangan
Pakai Handscoon
Bersihkan area dengan kapas alkohol
Cubit agak keras area yang akan diambil sampel agar tidak berdarah
Buat sayatan panjang 5 mm dalam 2 mm
Kerok dasar kulit dengan plasmanya
Swab di objek glass, lewatkan di atas api sebanyak 3x
Bersihkan skalpel dengan alkohol, lewatkan di atas api
Ulangi langkah 5-7
Swab di sebelah apusan sebelumnya, fiksasi di atas api
Teteskan larutan fuschin, difiksasi di atas api, ulangi sebanyak 3 kali dalam 5 menit
Bilas dengan air mengalir
Teteskan asam alkohol selama 10 detik, bilas
Beri metilen blue 2 menit, bilas
Keringkan
Periksa di bawah mikroskop
Black Books for UKMPPD 368

PSIKIATRI

1. Pemeriksaan status mental


No. Keterangan
1. Sambung Rasa
Menyapa pasien, mempersilahkan pasien duduk, berjabat tangan, memperkenalkan diri
2. Anamnesis
Identitas: nama, usia, alamat, pekerjaan, status perkawinan
Informed Consent
Keluhan Utama
RPS: lokasi, onset, kronologis, kualitas, kuantitas, faktor memperberat, faktor
memperingan, keluhan penyerta
RPD: keluhan serupa, hipertensi, DM, alergi
RPK: keluhan serupa, hipertensi, DM, alergi
Riw. Sosial-ekonomi: lingkungan, tempat tinggal, pekerjaan, penghasilan, dll
Riw. Kebiasaan: makanan, olahraga, rokok, alkohol
Riw. Psikoseksual
Riw. Kehidupan pribadi (lahir, anak-anak, remaja, dewasa)
Genogram
Anamnesis Sistem
Resume
Menanyakan ada yang masih belum disampaikan?
3. Pemeriksaan Keadaan Umum
Keadaan Umum
Kesadaran
Status Gizi (BB dan TB)
4. Pemeriksaan Vital Sign
Inform concent (tujuan, prosedur, komplikasi)
Posisikan pasien (duduk, tidur)
Membuka pakaian yang menutup lengan atas, membuka sedikit kancing baju bagian atas
Persiapan alat: tensimeter, stetoskop, termometer, kapas, alkohol
Black Books for UKMPPD 369

Cuci tangan
Memasang termometer
Pemeriksanan tekanan darah
Pemeriksaan frekuensi nadi (dua tangan)
Pemeriksaan frekuensi nafas
Melepas dan membaca hasil termometer
Menanyakan/ melaporkan hasil pemeriksaan
Bereskan alat
5. Pemeriksaan Status Mental
Kesan umum (penampilan, psikomotor, sikap terhadap pemeriksa)
Kesadaran (kualitatif, kuantitatif)
Pembicaraan (logorhea, flight of idea, asosiasi longgar)
Alam perasaan (mood, afek, keserasian)
Gangguan persepsi (ilusi, halusinasi, derealisasi, depersonalisasi)
Gangguan bentuk pikir (realistik/ non realistik)
Gangguan isi pikir (waham)
Orientasi (orang, waktu, tempat, situasi)
Daya ingat: masa lalu (peristiwa waktu anak-anak), jauh (peristiwa beberapa bulan lalu),
dekat (peristiwa beberapa hari lalu)
Konsentrasi dan perhatian (mengulangi angka maju mundur, mengulangi tiga kata,
menghitung mundur dari 100 sampai 90)
Membaca dan menulis (pasien diminta membaca, menulis kalimat, mencontoh gambar,
mengartikan peribahasa sederhana)
Kemampuan visuospasial (menghitung uang kembalian)
Pikiran abstrak
Pengendalian impuls
Pertimbangan
Tilikan
Reliabilitas
6. Cuci tangan
7. Membuat diagnosis:
Axis I : gangguan klinis
Axis II: ciri kepribadian
Black Books for UKMPPD 370

Axis III: kondisi medik umum


Axis IV: masalah psikososial
Axis V: GAF
8. Memberikan terapi
9. Edukasi
10. Menanyakan ada yang ingin disampaikan atau ditanyakan
11. Terima kasih, jabat tangan, semoga lekas sembuh

You might also like