You are on page 1of 8

Pendugaan Dampak

Pendugaan dampak merupakan suatu proses untuk memperkirakan respon atau perubahan
suatu parameter lingkungan tertentu akibat adanya kegiatan tertentu, pada perspektif ruang dan
waktu tertentu. Prakiraan juga didasarkan pada seberapa besar dampak yang terjadi
memengaruhi lingkungan tersebut. Dalam hal ini, pendugaan dampak PLTS berarti ditujukan
untuk memperoleh potensi dampak lingkungan yang ditimbulkan oleh pembangunan PLTS
berdasarkan data dan informasi tentang rencana pembangunan PLTS, serta kondisi awal sebelum
PLTS dibangun.
Proses pendugaan dampak dilakukan dengan metode flowchart, checklist, dan scoring
matriks untuk mengidentifikasi kemungkinan perubahan komponen lingkungan di sekitar PLTS
selama masa pra-konstruksi, konstruksi, dan operasi PLTS. Sedangkan aspek yang diidentifikasi
dalam proses pendugaan dampak antara lain adalah aspek sumber geohidrologi, aspek iklim dan
greenhouse, aspek tata ruang dan transportasi, aspek hayati, aspek sosial-ekonomi-budaya, dan
aspek fisik-kimia.
Adapun rencana kegiatan pembangunan PLTS yang akan dilakukan adalah sebagai
berikut:

A. Pra-Konstruksi
1. Sosialisasi rencana pembangunan PLTS di Oelpuah kepada masyarakat, dimaksudkan
agar masyarakat mengetahui tentang pembangunan PLTS di daerah mereka, serta
dampak yang mungkin ditimbulkan dari pembangunan PLTS tersebut.
2. Pemberdayaan masyarakat yang dilakukan dari tahap persiapan masyarakat,
pengorganisasian, pelatihan, pendampingan, serta monitoring dan evaluasi, tujuannya
agar masyarakat di sekitar PLTS berdaya dalam aspek sosial-ekonominya. Program
pemberdayaan masyarakat diwujudkan dengan kerjasama dengan pemerintah dan
LSM. Pemberdayaan masyarakat meliputi perekrutan tenaga kerja untuk PLTS dan
pelatihan SDM lainnya untuk keberlangsungan dan kemajuan ekonomi di sekitar
PLTS. Khusus untuk tenaga kerja yang akan direkrut PLTS, diharapkan dapat
mengelola sendiri PLTS di daerahnya, atau minimal mengerti cara mengontrol dan
memelihara sistem PLTS yang ada.

B. Konstruksi
1. Persiapan dan pesanan material. Jadwal untuk mobilisasi peralatan dan tenaga kerja,
serta administrasi lapangan sudah harus dipersiapkan secara terperinci. Penempatan
bahan/material dan lalu lintas juga harus sudah dipersiapkan sebelumnya.
2. Pengepakan dan angkutan material ke lokasi. Hal-hal seperti penanganan material,
suhu, cuaca, dan jarak pengangkutan material harus benar-benar diperhatikan. Selain
itu dokumen identitas material juga harus dipersiapkan.
3. Persiapan pemasangan material. Sebelumnya harus dilakukan pembersihan
lapangan/lokasi pembangunan dari hal-hal yang menghalangi pelaksanaan
pembangunan.
4. Pemasangan tiang dan panel surya. Pemasangan tiang dilakukan di halaman rumah
dengan tiang kayu/bambu sesuai dengan ukuran yang diharapkan, pemasangan juga
dapat dilakukan menempel pada konstruksi rumah dengan melubangi seng atau atap
nirah sehingga tiang menembus atap bagian luar rumah. Sedangkan untuk panel
surya, pemasangan di luar rumah dengan arah yang langsung menghadap matahari
dengan menyesuakan keadaan/tempat/situasi yang ada.
5. Pemasangan instalasi, lampu, Battery Charge Regulator, dan Acc. Dilakukan dengan
persiapan material seperti paku, palu, kabel, voltmeter, dan lain-lain. Kemudian
dilakukan pemasangan instalasi kabel dengan rapi dan aman dari jangkauan anak-
anak.
6. Pemeriksaan dan pengujian material sesuai dengan spesifikasi yang ada.
7. Pengerjaan konstruksi sipil antara lain pembangunan main power building, sarana dan
prasarana pendukung, serta gedung kontrol dan perlengkapannya.

C. Operasional
1. Demobilisasi peralatan yang telah dipakai dalam pembangunan PLTS. Demobilisasi
ini memungkinkan terjadinya kemacetan dikarenakan padatnya arus kendaraan.
2. Identifikasi dan Pemeriksaan Komponen PLTS. Komponen ini berupa solar module,
AC Module, dan Controller. Pada tahap ini juga dilakukan pemeriksaan instalasi
listrik.
3. Pembangkitan tenaga listrik oleh komponen dan fasilitas pembangkit yang telah
tersedia. Operator harus terus memantau dan mengontrol setiap saat peralatan operasi,
seperti Start Up, Stopping, dan Emergency.

Adapun aspek lingkungan sekitar yang mungkin menerima perubahan dampak lingkungan
dengan adanya PLTS, antara lain:

A. Aspek Sumber Geohidrologi


Erosi tanah, peningkatan beban sedimen , penurunan filtrasi polutan dari udara dan air
hujan, berkurangnya resapan air tanah, meningkatnya kemungkinan banjir.
Berubahnya tingkat tingkat infiltrasi tanah, bertambahnya run off ratio, dan
perubahan evapotranspirasi

B. Aspek Iklim dan Greenhouse


Kebutuhan lahan yang besar mengakibatkan berkurangnya lahan hijau. Berkurangnya
lahan hijau mengakibatkan berkurangnya penyerapan CO2 oleh pohon-pohon dan
tanaman.
Perubahan cuaca/iklim dikarenakan selama operasi PLT meningkatkan suhu di
sekitar.

C. Aspek Tata Ruang dan Transportasi


Menggunakan lahan yang sangat luas untuk menghasilkan energy per kWh
(Membutukan sekitar 7 Ha untuk menghasilkan energy 5 MW).
Gangguan lalu lintas saat pengangkutan material.

D. Aspek Hayati
Habitat asli hewan dan tumbuhan yang diubah menjadi PLTS akan mengurangi lahan
yang biasa mereka huni. Hal tersebut menyebabkan gerakan hewan terbatas,
kemudian terjadi perubahan perilaku konsumsi oleh hewan. Sedangkan pada
tumbuhan akan mengubah vegetasi yang telah ada.
Pembangunan dianjurkan di daerah kering yang tidak banyak vegetasi dan hewan,
dengan demikian manfaat yang diberikan oleh PLTS menjadi lebih optimal. Selain itu
tidak diperlukan pemulihan lahan seperti bila dilakukan pembangunan di daerah
produktif tanah.

E. Aspek Sosial-Ekonomi-Budaya
Meningkatnya kriminalitas di sekitar lingkungan PLTS.
Masyarakat mendapat pencahayaan domestik di daerahnya dan kebutuhan listrik
dasar sehingga dapat mengakses computer, radio, telepon, dan lain-lain.
Adanya pemisahan kelas di masyarakat serta perubahan kebudayaan dan gaya hidup
masyarakat sekitar PLTS.
Meningkatnya produktivitas masyrakat di malam hari karena sudah mengalirnya
listrik di desa tersebut.
Terciptanya rasa aman dan nyaman saat malam hari.
Mengurangi angka migrasi.

F. Aspek Fisik-kimia
Akan ada sedikit kebisingan selama operasi peralatan listrik dan selama masa
konstruksi PLT.
Akan ada polusi udara, air, dan tanah selama masa konstruksi PLT.
Metode Yang Dipakai dalam Pendugaan Dampak:

Metode Flowchart

Tahap Pra-Konstruksi
Tahap Konstruksi
Tahap Operasi
Tahap Dekomisioning
Referensi
[1] Khasanah.Imrotul., Sulistiyoati., dkk, Makalah Prakiraan Dampak, FMIPA, UNDIP-
Semarang, 2013
[2] Gekas.V., Frantzeskaki., dkk,Environmental Impact Assesment of Solar Energy Systems
Result from a Life Cycle Analysis, Technical University of Crete, Chania, 2002.
[3] Turney.Damon., dan Fthenakis.Vasilis., Environmental impacts from the installation and
operation of large-scale solar power plants, Brookhaven National Laboratory, New York, 2011.
[4] eddiedandel.blogspot.co.id/2011/09/metode-pelaksanaan-pekerjaan-pengadaan.html?m=1
diakses pada 4 April 2017
[5] Sudharsana. Ratna., Dampak Penggunaan Energi Listrik Tenaga Surya terhadap Gaya Hidup
Masyarakat di Desa Pusu NTT, Semiar Renewable Energy & Sustainable Development in
Indonesia Past Experience, Jakarta, 2009
[6] Sukendar.Tatang., dan Thamrin.Husni., Modul Pengoperasian PLTS, PPPPTK, Bandung,
2008.

You might also like