Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
1
1. Apa Pengertian Metode Dan Media Pembelajaran Pendidikan Islam?
2. Apa Saja Prinsip-Prinsip Metode Dan Media Pembelajaran?
3. Apa Saja Jenis-Jenis Metode Dan Media Pendidikan Islam?
4. Bagaimana Metode Pembelajaran Pendidikan Islam?
C. Rumusan Masalah
1. Untuk Mengetahui Metode Dan Media Pembelajaran Pendidikan Islam.
2. Untuk Mengetahui Prinsip-Prinsip Metode Dan Media Pembelajaran.
3. Untuk Mengetahui Metode Dan Media Pendidikan Islam.
4. Untuk Mengetahui Metode Pembelajaran Pendidikan Islam.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
karakter peserta didiknya. Pendidik tidak boleh duduk diam ketika
peserta didiknya memilih jalan yang salah.
Dalam penerapannya, metode pendidikan Islam menyangkut
permasalahan individual atau sosial peserta didik dan pendidik itu
sendiri. Sebab metode pendidikan merupakan sarana atau jalan menuju
tujuan pendidikan, sehingga segala jalan yang ditempuh oleh seorang
pendidik haruslah mengacu pada dasar-dasar metode pendidikan
tersebut.
2. Pengertian Media Pendidikan Islam
Dari beberapa literatur, tidak terdapat perbedaan pengertian antara
alat dan media pendidikan, Zakiah Dradjat menyebutkan pengertian alat
pendidikan sama dengan media pendidikan sebagai sarana pendidikan.
Media barasal dari bahasa latin dan bentuk jamak dari medium
yang secara harfiah berarti perantara atau pengamat3 Dalam hal ini,
batasan makna media pendidikan dirumususkan pada beberapa batasan.
Diantaranya: Gegne menyebutkan bahwa media adalah berbagai jenis
komponenen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsang peserta
didik untuk belajar. Sementara Briggs mendefinisikan media sebagai
segala bentuk alat fisik yang dapat menyajikan pesan yang dapat
merangsang siswa untuk belajar.4 Dari dua definisi ini tampak
pengertian media mengacu pada penggunaan alat yang berupa benda
untuk proses penyampaian pesan.
Lebih jauh Vernous, sebagaimana dikutip oleh Zakiah Dradjat
menyebutkan bahwa media pendidikan adalah suber belajar, baik berupa
manusia dan benda atau peristiwa yang membuat peserta didik
memperoleh pengetahuan, keterampilan atau perubahan sikap. Vernous
juga mengemukakan bahwa disamping media yang berupa benda yang
digunakan untuk menyalurkan pesan dalam proses pendidikan, pendidik
sebagai figur sentral atau model dalam proses interaksi eduaktif
merupakan alat pendidikan yang juga harus diperhitungkan.
3 Mujib Abdul, Mudzakir Jusuf. 2008. Ilmu Pendidikan Islam . Jakarta: Kencana. hal.210
4 Darajat,dkk.,Zakiah,Dr.,Ilmu Pendidikan Islam, Bumi Aksara, Jakarta. 2009.hal. 275
4
Betapapun baiknya metode pengajaran, apabila tidak dibarengi
dengan cara belajar yang benar, hasilnya tentu tidak akan seperti yang
diharapkan. Dalam metode-metode tersebut terdapat prinsip-prinsip
yang harus diperhatikan dalam melaksanakannya. Prinsip mengajar atau
dasar mengajar merupakan usaha guru dalam menciptakan dan
mengkondisikan situasi belajar-mengajar agar siswa melakukan kegiatan
belajar secara optimal. Usaha tersebut dilakukan guru pada saat
berlangsungnya proses belajar-mengajar.
Penggunaan prinsip mengajar bisa direncanakan guru sebelumnya,
bisa pula secara spontan dilaksanakan pada saat berlangsungnya proses
belajar-mengajar, terutama bila kondisi belajar siswa sudah menurun.
Prinsip-prinsip itu adalah individualitas, motivasi, aktivitas, minat dan
perhatian, keperagaan, pengulangan, keteladanan, dan pembiasaan.
Prinsip-prinsip tersebut tidak berdiri sendiri, melainkan saling
berhubungan erat satu sama lain.5 Dengan prinsip-prinsip tersebut
diharapkan pengajaran yang diberikan dapat membawa hasil yang
memuaskan.
5 Yulis Rama. 2002. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kalam Mulia. hal.175
5
Prinsip-prinsip itu adalah individualitas, motivasi, aktivitas, minat dan
perhatian, keperagaan, pengulangan, keteladanan, dan pembiasaan.
Prinsip-prinsip tersebut tidak berdiri sendiri, melainkan saling
berhubungan erat satu sama lain. Dengan prinsip-prinsip tersebut
diharapkan pengajaran yang diberikan dapat membawa hasil yang
memuaskan. Prinsip-prinsip pengajaran tersebut yakni sebagai berikut:
a. Individu adalah manusia atau orang yang memiliki pribadi atau jiwa
sendiri. Kekhususan jiwa itu menyebabkan individu yang satu
berbeda dengan individu yang lain. Dengan perkataan lain, tiap-tiap
manusia mempunyai jiwa sendiri
b. Motivasi memiliki peranan yang sangat penting dalam kegiatan
pembelajaran. Motivasi adalah dorongan atau kekuatan yang dapat
menggerakkan seseorang untuk melakukan sesuatu. Motivasi
berhubungan erat dengan minat. Siswa yang memiliki minat lebih
tinggi pada suatu mata pelajaran cenderung memiliki perhatian yang
lebih terhadap mata pelajaran tersebut sehingga akan menimbulkan
motivasi yang lebih tinggi dalam belajar.
c. Mengajar adalah proses membimbing pengalaman belajar.
Pengalaman itu sendiri hanya mungkin diperoleh bila murid itu
dengan keaktifan sendiri bereaki terhadap lingkungannya.
d. Minat dan perhatian merupakan suatu gejala jiwa yang selalu
bertalian. Seorang siswa yang memiliki minat dalam belajar, akan
timbul perhatiannya terhadap pelajaran yang diminati tersebut. Akan
tetapi perhatian seseorang kadang kala timbul dan ada kalanya
hilang sama sekali.
e. Peragaan ialah suatu cara yang dilakukan oleh guru dengan maksud
memberikan kejelasan secara realita terhadap pesan yang
disampaikan sehingga dapat dimengerti dan dipahami oleh para
siswa. Dengan peragaan, diharapkan proses pengajaran terhindar
dari verbalisme. Untuk itu sangat diperlukan peragaan dalam
pengajaran terutama terhadap siswa ditingkat dasar.
f. Perlakuan yang dilakukan secara berulang akan melahirkan
kebiasaan. Karena kebiasaan adalah perilaku yang diulang. Dengan
6
adanya pengulangan maka akan memudahkan tertanamnya konsep,
fakta, informasi, pemahaman, dan pemikiran ke dalam benak.
g. Keteladanan adalah hal-hal yang dapat ditiru atau dicontohkan oleh
seseorang dari orang lain. Keteladanan yang dimaksud disini adalah
keteladanan yang dapat dijadikan sebagai alat pendidikan islam,
yaitu keteladanan yang baik.
h. Pembiasaan adalah sebuah cara yang dapat dilakukan untuk
membiasakan anak didik berfikir, bersikap dan bertindak sesuai
dengan tuntutan ajaran agama islam. Pembiasaan dinilai sangat
efektif jika dalam penerapannya dilakukan terhadap peserta didik
yang berusia kecil.6
2. Prinsip media Pembelajaran Pendidikan Islam
Prinsip pokok yang harus diperhatikan dalam penggunaan media
pada setiap kegiatan belajar mengajar adalah bahwa media digunakan
dan diarahkan untuk mempermudah siswa belajar dalam upaya
memahami materi pelajaran.7 Dengan demikian, penggunaan media
harus dipandang dari sudut kebutuhan siswa. Hal ini perlu ditekankan
sebab sering media dipersiapkan hanya dilihat dari sudut kepentingan
guru. Contohnya, oleh karena guru kurang menguasai bahan pelajaran
yang akan diajarkan, maka guru persiapkan media OHT, dan oleh sebab
OHT digunakan untuk kepentingan guru, maka transparansi tidak
didesain dengan menggunakan prinsip-prinsip media pembelajaran,
melainkan seluruh pesan yang ingin disampaikan dituliskan pada
transparan hingga menyerupai Koran.
Ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam pemilihan
media pembelajaran dengan harapan dapat mempercepat dan
mempermudah pencapaian tujuan pembelajaran yaitu:
a. Harus adanya kejelasan tentang maksud dan tujuan pemilihan media
pembelajaran. Apakah pemilihan media itu untuk pembelajaran,
untuk informasi yang bersifat umum, ataukah sekedar hiburan saja
6 Pusat Kurikulum Depdiknas. 2004.Standar Kompentensi Mata Pelajaran Agama Islam Sekolah
Dasar dan Madrasah Ibtidaiyyah. Jakarta. Depdiknas. hal. 199
7 Jamali,Muhammad Fadhil,Dr.,Al-Falsafah al Tarbiyah fi Al-Quran, dar al Kitab al Jadid,
Libanon,t.t. hal.107
7
mengisi waktu kosong. Lebih khusus lagi apakah sasarannya siswa
TK, SD, SLTP, SMU, atau SLB.
b. Karakteristik media pembelajaran. Setiap media pembelajaran
mempunyai karakteristik tertentu, baik dilihat dari keunggulannya,
cara pembuatan maupun cara penggunaannya. Memahami
karakteristik media pembelajaran merupakan kemampuan dasar
yang harus dimiliki guru dalam kaitannya pemilihan media
pembelajaran. Disamping itu memberikan kemungkinan pada guru
untuk menggunakan berbagai media pembelajaran secara bervariasi.
c. Alternatif pilihan, yaitu adanya sejumlah media yang dapat
dibandingkan atau dikompetisikan. Dengan demikian guru dapat
menentukan pilihan media pembelajaran mana yang akan dipilih,
jika terdapat beberapa media yang dapat dibangdingkan.8
Prinsip-prinsip pemilihan dan penggunaan media pembelajaran
merujuk pada pertimbangan seorang guru dalam memilih dan
menggunakan media pembelajaran untuk digunakan atau dimanfaatkan
dalam kegiatan belajar-mengajar. Hal ini disebabkan adanya beraneka
ragam media yang dapat digunakan dalam pembelajaran.
8
pelajar dengan jalan penerangan atau penuturan secara lisan.
Tujuan yang hendak dicapai dari metode ini adalah untuk
memberikan dorongan psikologis kepada peserta didik.
2) Metode Diskusi, yaitu suatu sistem pembelajaran yang dilakukan
dengan cara berdiskusi. Dalam metode ini pertanyaan yang
diajukan mengandung suatu masalah dan tidak bisa diselesaikan
hanya dengan satu jawaban saja. Jawaban yang terdiri dari
berbagai kemungkinan, memerlukan pemikiran yang saling
menunjang dari peserta diskusi, untuk sampai pada jawaban
akhir yang disetujui sebagai jawaban yang paling benar atau
terbaik.
3) Tanya jawab dan dialog, yaitu penyampaian pembelajaran
dengan guru mengajukan pertanyaan dan pelajar atau siswa
menjawabnya atau berdialog dengan cara saling bertukar fikiran.
Metode ini secara murni tidak diawali dengan ceramah, tetapi
murid sebelumnya sudah diberi tugas, membaca materi pelajaran
tertentu dari sebuah buku.Teknik ini akan membawa kepada
penarikan deduksi. Dalam pendidikan, deduksi merupakan suatu
metode pemikiran logis yang sangat bermanfaat. Formulasi dari
suatu metode umum diluar fakta ternyata lebih berguna sebab
peserta didik akan dapat membandingkan dan menyusun konsep-
konsep.
4) Metode perumpamaan atau Metafora. Penjelasan konsep-konsep
abstrak dengan makna-makna kongkrit memberi gambaran yang
jelas bagi peserta didik. Perumpamaan disini adalah
perumpamaan yang terdapat dalam al-Quran. Seperti yang
terdapat dalam Surat Ankabut ayat 41, yang artinya:
perumpamaan-perumpamaan orang-orang yang mengambil
pelindung-pelindung selain Allah adalah seperti laba-laba yang
membuat rumah, padahal sesungguhnya rumah yang paling
lemah ialah rumah laba-laba kalau mereka mengetahuit.
9
5) Metode hukuman, yaitu metode yang dilakukan dengan
memberikan hukuman kepada peserta didik. Hukuman
merupakan metode paling buruk dari metode yang lainnya, tetapi
dalam kondisi tertentu harus digunakan. Hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam metode ini adalah: hukuman adalah metode
kuratif artinya tujuan hukuman untuk memperbaiki peserta didik
dan bukan untuk balas dendam, hukuman baru digunakan apabila
metode yang lainnya tidak berhasil, sebelum dijatuhi hukuman
peserta didik hendaknya diberi kesempatan untuk memperbaiki
dirinya, hukuman yang dijatuhkan kepada peserta didik,
hendaknya dapat dimengerti oleh peserta didik, sehingga ia sadar
akan kesalahannya.10
b. Menurut Abd al-Rahman al-Nahlawi
Al-Nahwali mengemukakan metode pendidikan yang
berdasarkan Metode Quran dan Hadits yang dapat menyentuh
perasaan yaitu:
1) Metode Hiwar (percakapan) Qurani dan Nabawi, adalah
percakapan silih berganti antara dua pihak atau lebih mengenai
suatu topik, dan sengaja diarahkan kepada suatu tujuan yang
dikehendaki oleh pendidik. Jenis-jenis hiwar ini ada 5 macam,
yaitu: (1) Hiwar Khitabi, merupakan dialog yang diambil dari
dialog antara Tuhan dengan hamba-Nya. (2) Hiwar Washfi,yaitu
dialog antara Tuhan dengan malaikat atau dengan makhluk gaib
lainnya. Seperti dalam surat Ash-Shaffat ayat 27-28 Allah SWT
berdialog dengan malaikat tentang orang-orang zalim. (3) Hiwar
Qishashi terdapat dalam al-Quran, yang baik bentuk maupun
rangkaian ceritanya sangat jelas, merupakan bagian dari Uslub
kisah dalam Al-Quran. Seperti Syuaib dan kaumnya yang
terdapat dalam Surat Hud ayat 84-85. (4) Hiwar Jadali adalah
hiwar yang bertujuan untuk memantapkan hujjah atau alasan
10 Islmail SM. M.ag. 2008. Strategi pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM. Semarang:
Rasail.hal.108
10
baik dalam rangka menegakkan kebenaran maupun menolak
kebatilan.11 Contohnya dalam al-Quran terdapat dalam Surat
An-Najm ayat 1-5. (5) Hiwar Nabawi adalah hiwar yang
digunakan oleh Nabi dalam mendidik sahabat-sahabatnya.
2) Metode Kisah Qurani dan Nabawi, adalah penyajian bahan
pembelajaran yang menampilkan cerita-cerita yang terdapat
dalam al-Quran dan Hadits Nabi SAW. Kisah Qurani bukan
semata-mata karya seni yang indah, tetapi juga suatu cara
mendidik umat agar beriman kepada-Nya, dan dalam pendidikan
Islam, Kisah sebagai metode pendidikan yang sangat penting,
karena dapat menyentuh hati manusia.
3) Metode Amtsal (perumpamaan) Qurani, adalah penyajian bahan
pembelajaran dengan mengangkat perumpamaan yang ada dalam
al-Quran. Metode ini mempermudah peserta didik dalam
memahami konsep yang abstrak, ini terjadi karena perumpamaan
itu mengambil benda konkrit seperti kelemahan Tuhan orang
kafir yang diumpamakan dengan sarang laba-laba, dimana
sarang laba-laba itu memang lemah sekali disentuh dengan
lidipun dapat rusak. Metode ini sama seperti yang disampaikan
oleh Abdurrahman Saleh Abdullah.
4) Metode keteladanan, adalah memberikan teladan atau contoh
yang baik kepada peserta didik dalam kehidupan sehari-hari.
Metode ini merupakan pedoman untuk bertindak dalam
merealisasikan tujuan pendidik. Pelajar cenderung meneladani
pendidiknya, ini dilakukan oleh semua ahli pendidikan, baik di
barat maupun di timur. Dasarnya karena secara psikologis pelajar
memang senang meniru, tidak saja yang baik, tetapi yang tidak
baik juga ditiru.
5) Metode Pembiasaan, adalah membiasakan seorang peserta didik
untuk melakukan sesuatu sejak dia lahir. Inti dari pembiasaan ini
11 Sumiati, Dra. & Asra, M.Ed., 2008. Metode Pembelajaran. Bandung: CV. Wacana Prima.hal. 286
11
adalah pengulangan, jadi sesuatu yang dilakukan peserta didik
hari ini akan diulang keesokan harinya dan begitu seterusnya.
6) Metode Ibrah dan Mauizah. Metode Ibrah adalah penyajian
bahan pembelajaran yang bertujuan melatih daya nalar
pembelajar dalam menangkap makna terselubung dari suatu
pernyataan atau suatu kondisi psikis yang menyampaikan
manusia kepada intisari sesuatu yang disaksikan, yang dihadapi
dengan menggunakan nalar. Sedangkan metode Mauizah adalah
pemberian motivasi dengan menggunakan keuntungan dan
kerugian dalam melakukan perbuatan
7) Metode Targhib dan Tarhib . Metode Targhib adalah penyajian
pembelajaran dalam konteks kebahagian hidup akhirat. Targhib
berarti janji Allah terhadap kesenangan, kenikmatan akhirat yang
disertai bujukan. Tarhib adalah penyajian bahan pembelajaran
dalam konteks hukuman akibat perbuatan dosa yang dilakukan.
Atau ancaman Allah karena dosa yang dilakukan.
2. Jenis-jenis Media dalam Pendidikan Islam
Dalam perspektif Ilmu Pendidikan Islam, yang mengutamakan
ilmu pengetahuan (knowledge) dan penanaman nilai (value) sudah
barang tentu memerlukan alat yang relevan.12 Para ahli telah
mengklasifikasikan alat pendidikan kepada dua bagian yaitu: alat
pendidikan yang bersifat benda (materil) dan alat pendidikan yang
bukan benda (non materil).
a. Alat Pendidikan yang Bersifat Benda
Menurut Zakiah Drajat, alat pendidikan yang berupa benda yaitu:
1) Media tulis, sperti al-Quran, hadits, Tauhid, Fiqh, sejarah.
2) Benda-benda alam seperti hewan, manusia, tumbuh-tumbuhan
dsb.
3) Gambar-gambar yang dirancang seperti grafik.
4) Gambar yang diproyeksikan, seperti video.
5) Audi recording (alat untuk didengar) seperti kaset, tape, radio.
b. Alat Pendidikan yang Bukan Benda
1) Keteladanan
Dalam hal ini M. Ngalim Purwanto, mengatakan bahwa
dalam berbagai hal pendidikan, keteladanan pendidik merupakan
12 Darajat,dkk.,Zakiah,Dr.,Ilmu Pendidikan Islam, Bumi Aksara, Jakarta. 2009.hal. 301
12
alat yang sangat penting bahkan paling utama. Seperti yang
terdapat di dalam Psikologi kita ketahui bahwa anak-anak
mempunyai dorongan meniru terutama terhadap orang tua dan
gurunya. Jadi di sinilah para pendidik dituntut untuk
mencerminkan akhlak yang mulia di manapun berada, maka dari
itu posisi pendidik merupakan teladan yang baik yang
dikategorikan sebagai alat atau media pendidikan yang dapat
ditiru.
2) Perintah atau larangan
Perintah adalah suatu keharusan untuk berbuat atau
melakukan sesuatu. Dalam hal ini perintah itu bukan hanya apa
yang keluar dari mulut seseorang yang harus dikerjain oleh orang
lain, tetapi termasuk pula anjuran, pembiasan dan peraturan-
peraturan umum yang harus ditaati oleh peserta didik. Tiap-tiap
perintah dan peraturan dalam pendidikan mengandung norma-
norma kesusilaan, jadi bersifat memberi arah atau mengandung
tujuan kearah perbuatan susila.
Disampimg itu ada juga larangan, larangan biasanya
dikeluarkan jika anak melakukan sesuatu yang tidak baik, yang
mungkin dapat membahayakan dirinya.13 Larangan, sebenarnya
sama juga dengan perintah kalau perintah merupakan keharusan
untuk melakukan sesuatu yang bermanfaat, maka larangan
merupakan keharusan untuk tidak melakukan sesuatu yang
merugikan. Biasanya larangan disertai dengan sangsi.
3) Ganjaran dan hukuman
Ganjaran adalah sesuatu yang menyenangkan yang
dijadikan sebagai hadiah bagi anak yang berprestasi baik dalam
belajar, dalam sikap prilaku. Yang terpenting dalam
ganjaranhanya hasil yang dicapai seorang anak, dan dengan hasil
13 Pusat Kurikulum Depdiknas. 2004.Standar Kompentensi Mata Pelajaran Agama Islam Sekolah
Dasar dan Madrasah Ibtidaiyyah. Jakarta. Depdiknas. hal. 224
13
tersebut pendidikan dapat membentuk kata hati dan kemauan
yang lebih baik dan lebih keras pada anak itu.14
Selain ganjaran, hukuman juga merupakan alat pendidik.
Amir Daien Indra Kusuma, mendefinisikan hukuman sebagai
tindakan yang dijatuhkan kepada anak secara sadar dan sengaja
sehingga menimbulkan nestapa, sehingga anak akan menjadi
sadar dan berjanji tidak akan mengulanginya.
14 Haekal, Muhammad Husain. 1990. Sejarah Hidup Muhammad. Diterjemahkan oleh Ali Audah.
Cet. Kesebelas. Jakarta: P.T. Intermasa.hal.140
15 Sumiati, Dra. & Asra, M.Ed., 2008. Metode Pembelajaran. Bandung: CV. Wacana Prima.hal. 311
14
menghafal tidak hanya untuk anak didik akan tetapi juga untuk para
pendidik di dalam penguasaan keilmuan yang akan disampaikan.
b. Ceramah
Metode Ceramah digunakan oleh nabi untuk menjelaskan isi
kandungan wahyu dan penafsiran ayat al-Quran, untuk kemudian
difahami oleh para kaum muslim yang hadir dalam majelis tersebut,
kemudian metode ini di patenkan dalam sholat jumat menjadi wajib
hukumnya yaitu khotbah jumat.
c. Mutharahah
Mutharahah dilakukan oleh Nabi Muhammad pada saat terjadi
perang Badr tentang tawanan perang, yang kemudian diserahkan
kepada Abu Bakr As. Dan Umar Ibnl Khattab, kemudian banyak
para yang memberikan pendapat yang ditanggapi dengan diam oleh
Nabi pada ahirnya nabi memberikan perumpamaan tentang Abu
Bakar dengan malaikat Mikail dan Nabi Ibrahim sedangakan Umar
Ibnl Khattab dengan Malaikat Jibril dan Nabi Nuh juga nabi Musa.
d. Musyawarah
Musyawarah dilakukan oleh Nabi Muhammad pada saat terjadi
selisih pendapat di kalangan kaum muslim untuk menemukan jalan
keluar dan bisa di terima oleh semua pihak, seperti yang terjadi pada
peristiwa perang Badr tentang selisih pendapat mengenai harta
rampasan perang (Ghanimah), dimana Nabi memerintahkan untuk
mengumpulkan semua harta rampasan perang yang kemudian ia
mebaginya secara merata.16
2. Metode Pembelajaran Pendidikan Islam Modern
Dilembaga pendidikan formal hari ini Metode pembelajaran
pendidikan islam telah disatukan dengan metode pembelajaran
pendidikan umum yang kita kenal dengan, (a) Metode Ceramah yaitu
Penyampaian meteri bahan ajar melalui lesan, (b) Metode Tanya Jawab
yaitu terjadinya komunikasi secara aktif antara murid dan guru, (c)
Metode Diskusi yaitu pertukaran Informasi, dan pendapat secara
sistematis, (d) Metode Ekperimen dipergunakan pada pelajaran
pelajaran tertentu untuk suatu penelitian, (e) Metode Demontrasi yaitu
16 Mujib Abdul, Mudzakir Jusuf. 2008. Ilmu Pendidikan Islam . Jakarta: Kencana. hal.251
15
metode pembelajaran yang menggunakan alat peraga di dalam
menjelaskan materi yang disampaikan, (f) Metode Pemberian Tugas
dan Resistansi; guru memberikan tugas dan mengerjakannya untuk
kemudian dipertanggung jawabkan, (g) Metode Sosio Drama (Role
Playing) dalam rangka mendramatisasi tingkah laku dalam hubungannya
dengan masalah sosial (h) Metode Drill (Latihan) adalah metode
evaluasi kecakapan di dalam pengusaan materi sepenuhnya yang
disampaikan, tidak hanya sekedar ulangan yang dipergunakan untuk
mengukur penyerapan materi yang telah diterimanya, (i) Metode Kerja
Kelompok yaitu metode pembelajaran dengan mengelompokkan anak
didik untuk sepenuhnya mengerjakan suatu tugas secara bersama
sama, (j) Metode Proyek yaitu dengan menyuguhkan permasalahan yang
dihadapi secara bersama sama oleh anak didik secara ilmiyah dan
sistematis, (k) Problem Solving yaitu pemecahan masalah dengan
mencari data yang kemudian disimpulkan, (l) Metode Simulasi yaitu
Metode Pembelajaran bermain mengenai suatu tingkah laku yang
dilakukan seolah olah dalam keadaan yang sebenarnya.17
Dari macam macam metode diatas materi materi pembelajaran
di upayakan bisa membangkitkan minat belajar siswa dengan
memperhatikan situasi dan kondisi anak didik. Aka tetapi pada
penerapannya menjadi pasif disebabkan tuntutan standar yang sudah
ditetapkan oleh pemerintah, tanpa melihat vareatif kemampuan siswa
serta tidak pernah memperhatikan pada tingkat satuan pendidikan yang
menjalankannya.
17 Yulis Rama. 2002. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kalam Mulia. hal.192
16
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Metode pendidikan islam adalah prosedur umum dalam penyampaian
materi untuk mencapai tujuan pendidikan didasarkan atas asumsi tertentu
tentang hakikat islam sebagai suprasistem.
Metode pendidikan merupakan sarana atau jalan menuju tujuan
pendidikan, sehingga segala jalan yang ditempuh oleh seorang pendidik
haruslah mengacu pada dasar-dasar metode pendidikan tersebut. Dasar
metode pendidikan Islam itu diantaranya adalah dasar agamis, biologis,
psikologis, dan sosiologis.
Metode pendidikan Islam harus diguankan dengan memperhatikan
prinsip-prinsip yang mampu memberikan pengarahan dan petunjuk tentang
pelaksanaan metode penddikan tersebut Prinsip-prinsip tersebut adalah
sebagai berikut : Prinsip mempermudah, Berkesinambungan, Fleksibel dan
dinamis. Menurut para ahli pendidikan, metode pendidikan yang dipakai
dalam dunia pendidikan sangat banyak. Hal ini tidak terlepas dari tujuan
yang ingin dicapai dalam dunia pendidikan, yaitu membentuk anak didik
menjadi lebih baik dari sebelumnya.
B. Saran
Kritik dan saran yang membangun dari pembaca dan pembimbing
sangat diharapkan oleh penulis guna membangun dan menyempurnakan
penyusunan makalah selanjutnya. Karna penulis hanyalah manusia biasa
yang tak pernah luput dari kesalahan.
DAFTAR PUSTAKA
17
Arifin H M. 1996. Ilmu Pendidikan Islam,. Jakarta: Bumi Aksara
Mujib Abdul, Mudzakir Jusuf. 2008. Ilmu Pendidikan Islam . Jakarta: Kencana.
Islmail SM. M.ag. 2008. Strategi pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM.
Semarang: Rasail.
Sumiati, Dra. & Asra, M.Ed., 2008. Metode Pembelajaran. Bandung: CV. Wacana
Prima.
18
MAKALAH
ILMU PENDIDIKAN ISLAM
Metode dan Media Dalam Pendidikan Islam
Disusun Oleh :
1. Rika Sukma Juliastri : 1516250096
2. Elzi Sri Wahyuni
3. Yuni Lestari
Dosen Pembimbing :
Ahmad Syarifin, M.Ag
19
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
nikmat kesehatan sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan
baik.Solawat dan salam semoga tetap tercurah kepada junjungan kita Nabi besar
Muhammad SAW, yang telah membawa kita dari alam kegelapan menuju alam
yang terang benderang seperti yang kita rasakan pada saat ini.
Pada kesempatan ini penulis mengambil judulPerkembangan psikis
terkait dengan perkembangan Kognitif, Afektif, dan Psikomotorik yang mana
dalam penulisan makalah ini masih jauh dari sempurna dan masih banyak
kekeliruan. Untuk itu penulis mengharapkan kepada semua pihak yang membaca
makalah ini jika menemukan kesalahan agar dapat memberikan kritik dan saran
yang bersifat membangun kepada penulis guna untuk lebih baiknya pembuatan
makalah yang akan datang.
Akhirnya penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu dalam penyusunan makalah ini. Dan semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua.
Bengkulu, September2016
Penulis
ii
20
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................. i
DAFTAR ISI.............................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang..................................................................................1
B. Rumusan masalah ............................................................................1
C. Tujuan ..............................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Metode Dan Media Pembelajaran Pendidikan Islam.....3
B. Prinsip-Prinsip Metode dan Media Pembelajaran............................5
C. Jenis-jenis Metode dan Media Pendidikan Islam.............................9
D. Metode Pembelajaran Pendidikan Islam........................................15
DAFTAR PUSTAKA
ii
21