You are on page 1of 20

} Halaman 403 422

IMPLEMENTASI E-GOVERNMENT DALAM MEWUJUDKAN TRANSPARANSI


DAN AKUNTABILITAS SISTEM PEMERINTAHAN MODERN
Mochamad Ridwan Satya Nurhakim
PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional Kantor Pusat Operasional
e-mail: moehamad@yahoo.com

Abstrak
Kemajuan teknologi informasi membuka kesempatan yang luas antara politik, birokrasi dan
masyarakat. Masyarakat dapat terlibat secara langsung dalam proses perencanaan, pelaksanaan
dan pengawasan kebijakan publik. Hal ini dapat dijawab dengan sistem pemerintahan berbasis
digital teknologi yang disebut dengan Electronic Government atau lebih dikenal dengan e-government.
E-government lebih dari sekedar website pada internet, melainkan mencakup fungsi yang sangat luas
termasuk suatu proses dan struktur yang memfasilitasi interaksi secara elektronik antara pemerintah
dengan masyarakat. Interaksi ini dimaksudkan untuk memudahkan dan mendorong terciptanya
demokrasi dan penyelenggaraan pemerintahan yang lebih transparan dan akuntabel. Dapat dikatakan
bahwa e-government mensyaratkan adanya transparansi dan efisiensi dalam penyelenggaraan
pemerintahan. Solusi yang ditawarkan oleh e-government tidak sekedar memerlukan kecanggihan
dalam hal yang bersifat teknis, namun lebih luas lagi memerlukan adanya reorientasi birokrasi secara
menyeluruh terutama adanya kesadaran untuk melaksanakan tugas dan fungsi secara netral dan murni
dalam misi pelayanan publik. Perubahan teknologi akan membawa perubahan, baik perubahan yang
bersifat administratif maupun perubahan budaya. Menyadari betapa sulitnya melakukan perubahan,
maka harus diawali dengan adanya komitmen pimpinan untuk mengadopsi dan mengimplementasikan
teknologi informasi tersebut secara profesional. Satu lagi yang tidak boleh dilupakan adalah perlunya
interaksi dan sinergi yang baik antara masyarakat, swasta dan pemerintah sebagai upaya mewujudkan
pelaksanaan e-government secara optimal.
Kata Kunci: E-government, Teknologi, Birokrasi.

E-Government Implementation in Realizing The Transparency And Accountability of Modern


Government System

Abstract
Advances in information technology have opened up vast opportunities among politics, bureaucracy and society.
Communities can be involved directly in the planning, implementation and monitoring of public policies. This can be
accommodated through a system of digital-technology-based government called Electronic Government, better known
as e-government. E-government is more than just a website on the internet. It covers a very broad function including
the process and structure that facilitate all forms of electronic interaction between government and the community.
This interaction is intended to facilitate and encourage the creation of democracy and more transparent and accountable
governance. E-government requires transparency and efficiency in governance. The solution offered by e-government does
not simply require sophistication in technology; it more broadly needs bureaucratic reorientation as a whole, especially the
awareness to carry out the duties and functions neutrally and purely in the public service mission. Technological change
will bring both administrative and cultural changes. Realizing how difficult it is to change, it must begin with the leader's
commitment to adopt and implement the information technology in a professional manner. One more thing that should
not be overlooked is the need of interaction and synergy among the public, private and government in an effort to realize
the implementation of e-government optimally.
Keyword: E-government, Technology, Bureaucracy.

A. PENDAHULUAN
kompensasi kenaikan BBM. Terobosan itu adalah
Baru saja dapat kita lihat di masa penyaluran yang dibuat dengan memanfaatkan
awal Pemerintahan Presiden Joko Widodo, teknologi telekomunikasi sebagai medianya. Ide
Pemerintah melakukan rencana terobosan dalam Pemerintah tersebut disamping mengadakan
melakukan hal yang berbeda pada penyaluran kartu-kartu kesejahteraan rakyat diantaranya
dana Bantuan Langsung Tunai (BLT) sebagai Kartu Indonesia Sehat (KIS). Kartu Indonesia

Jurnal Jurnal 403


Volume XI | Nomor 3 | Desember 2014 Ilmu Administrasi
Ilmu Administrasi
Media Pengembangan dan Praktik Administrasi
Media Pengembangan dan Praktik Administrasi
Implementasi E-Government dalam Mewujudkan Transparansi
dan Akuntabilitas Sistem Pemerintahan Modern
} Mochamad Ridwan Satya Nurhakim

Pintar (KIP) dan Kartu Keluarga Sejahtera Area Network, the Internet, and mobile computing)
(KKS) juga adalah dengan membuat Kartu that have the ability to transform relations with
Simpanan Sejahtera dimana pada kartu tersebut citizens, businesses, and other arms of government.
terdapat SIM Card yang nantinya akan dijadikan Dari definisi yang sangat umum ini, dapat dilihat
media e-money atau rekening handphone. Secara bahwa e-government merujuk pada penggunaan
sederhana, dapat dijelaskan bahwa SIM teknologi informasi pada lembaga pemerintah
card tersebut berfungsi juga sebagai nomor atau lembaga publik. Tujuannya adalah agar
handphone yang nantinya akan digunakan hubungan-hubungan tata pemerintahan yang
sebagai nomor rekening tujuan untuk dikirim melibatkan pemerintah, swasta dan masyarakat
sejumlah dana pembayaran kompensasi BBM, dapat tercipta sedemikian rupa sehingga lebih
yang kemudian masyarakat dapat melakukan efisien dan efektif. Dalam banyak literatur,
transaksi keuangan mulai dari pengecekan e-government juga dikaitkan dengan konsep
saldo hingga menguangkan pada tempat- digital government atau online government dan
tempat resmi yang telah ditunjuk. biasanya dibahas dalam konteks transformational
Selain contoh diatas tadi, kita mungkin government. Inti dari pengertian ini adalah
masih ingat saat ramainya masyarakat penggunaan teknologi internet yang diharapkan
berbondong-bondong mendaftar E-KTP. Dari dapat menjadi sarana untuk mempercepat
Sabang sampai Merauke masyarakat dilibatkan pertukaran informasi, menyediakan sarana
untuk berperan serta aktif mendaftar dan layanan dan kegiatan transaksi dengan warga
membuat E-KTP. Kemudian juga, di tahun masyarakat, pelaku bisnis dan tentunya pihak
2014 ini seluruh proses registrasi penerimaan pemerintah sendiri. Dalam hal ini harus diingat
Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) yang bahwa yang lebih diutamakan adalah konsep
dilakukan memanfaatkan media internet. transformasinya, bahwa e-government bukan
Terobosan-terobosan tersebut kiranya dapat sekedar pemakaian teknologinya tetapi juga
mewakili pengertian sederhana tentang apa itu keharusan bahwa pemanfaatan teknologi
E-government. Munculnya Teknologi Informasi membuat sistem pembuatan kebijakan dan
dan Komunikasi (TIK) telah memberikan pelayanan publik akan lebih baik.
kesempatan yang luas kepada publik untuk Sistem pemerintahan yang sentralistik
mengontrol pemerintah dan telah membuat menjadi desentralisitik saat ini, memberikan
manajemen informasi yang lebih baik. Sistem makna mengenai penyelenggaraan otonomi
komputerisasi telah membantu pemerintah daerah untuk memberikan kewenangan
mengelola informasi. Internet dan semua yang luas, nyata dan bertanggungjawab
bentuk komunikasi digital lainnya telah menjadi kepada daerah secara proporsional yang
instrument yang penting dalam semua sektor. berkeadilan. Perubahan-perubahan yang telah
Demikian juga di sektor publik, media elektronik dan sedang terjadi menuntut terbentuknya
ini telah menjadi instrument yang penting dalam suatu pemerintahan yang bersih, berwibawa,
komunikasi. Penggunaan jaringan internet telah transparansi dan mampu menjawab tuntutan
mempercepat proses komunikasi antara instansi perubahan secara efektif. Pemerintah mampu
pemerintah dengan masyarakat. Waktu tunggu memenuhi dua tuntutan masyarakat yang
untuk memperolah informasi semakin singkat, berkaitan erat yaitu masyarakat yang menuntut
dan aliran data dari satu unit ke unit instansi pelayanan publik yang memenuhi kepentingan
atau organisasi lain mengalami peningkatan. masyarakat luas, dapat diandalkan dan ter
Munculah istilah e-government atau percaya serta masyarakat yang menginginkan
yang juga sering disingkat e-government saja. agar aspirasi mereka didengar. Kedua tuntutan
Mengenai definisi e-government sendiri, di itu sangat berkaitan dengan akses informasi.
Indonesia konotasi tentang E-government Miftah Thoha di dalam bukunya yang
merujuk pada penggunaan komputer dalam berjudul Ilmu Administrasi Publik Kontemporer
prosedur pelayanan yang diselenggarakan di tahun 1999 menyebutkan bahwa paradigma
oleh organisasi pemerintah. Dalam kaidah ilmu administrasi publik dan manajemen
internasional, (The World Bank Group, 2001) pemerintahan telah banyak berubah dari
mendefinisikan e-government sebagai berikut: sarwa Negara ke sarwa masyarakat. Istilah
"E-government refers to the use by government administrasi publik dapat diartikan sebagai
agencies of information technologies (such as Wide administrasi pemerintahan yang dilakukan

404 J u r nJaul r n a l
Ilmu Administrasi Volume XI | Nomor 3 |Desember 2014
Ilmu Administrasi
Media Pengembangan dan Praktik Administrasi
Media Pengembangan dan Praktik Administrasi
Implementasi E-Government dalam Mewujudkan Transparansi
dan Akuntabilitas Sistem Pemerintahan Modern
} Mochamad Ridwan Satya Nurhakim

oleh aparat pemerintah untuk kepentingan wajibkan melakukan proses akuntabilitas


masyarakat. Perubahan ini membawa pengaruh ter
hadap tercapainya tujuan organisasi,
yang besar sekali di dalam tata kehidupan menciptakan proses baru untuk mengukur
pemerintahan. Salah satu pengaruhnya antara peningkatan produktivitas kerja dan melakukan
lain adalah ditempatkannya rakyat pada posisi reengineering sistem yang merefleksi terhadap
yang utama dalam mengukur keberhasilan kuatnya komitmen pada akuntabilitas publik.
pelayanan birokrasi pemerintahan. Salah satu bentuk dari perwujudan konsep
Setidaknya ada tiga faktor yang baru tersebut di atas nampak di dalam fenomena
menyebabkan pentingnya e-government dalam administrasi melalui internet. Orang berfikir
pembangunan masyarakat yatiu: mengenai berlipatnya fungsi pelayanan publik
1. Komunikasi antara sektor publik dari para pihak berwenang terhadap warga
dan mayarakat menawarkan bentuk Negara melalui internet. Informasi detail dapat
partisipasi dan interaksi keduanya. diakses dengan mudah setiap waktu. Hal ini
Waktu yang dibutuhkan menjadi lebih harus dilihat sebagai satu penggantian fungsi
singkat, disamping tingkat kenyamanan pelayanan yang selama ini diberikan pegawai
pelayanan yang semakin tinggi. Selain itu, negeri. Sebagian besar komponen umum tidak
bentuk transaksi baru akan menyebabkan lagi memberikan pelayanan secara langsung
meningkatknya pemahaman dan tetapi menyediakan satu administrasi yang
penerimaan masyarakat terhadap tindakan dijalankan masyarakat secara online. Dampak
yang dilakukan pemerintah. potensial pelayanan ini akan meningkatkan
2. Teknologi informasi dalam pelayanan secara langsung kualitas dan kuantitas
publik memungkinkan penghapusan pelayanan publik. Informasi ini tidak lagi
struktur birokrasi dan proses yang menjadi komoditas langka melainkan sebuah
berbelit-belit. Tujuan realistis yang hendak komoditas yang diterima secara universal.
dicapai melalui cyberspace adalah efisiensi Kontak langsung terhadap pemerintah seperti
pelayanan dan penghematan financial. kunjungan fisik tidak perlu lagi dilakukan,
Informasi online dalam pelayanan publik lebih jauh lagi dapat menghilangkan biaya yang
dapat meningkatkan derajat pengetahuan Timbul karena interaksi langsung. Kombinasi
masyarakat mengenai proses dan
antara buah piker tentang New Public Management
persyaratan sebuah pelayanan publik.
(NPM) dengan pemanfaatan teknologi informasi
3. E-government menyajikan juga informasi- yang Nampak di dalam fenomena administrasi
informasi lokal setempat. Penggunaan melalui internet ini melahirkan konsep aplikasi
internet dalam sektor publik akan pemerintahan digital atau yang lebih popular
memungkinkan kompetisi masyarakat disebut Electronic Government.
lokal dengan perkembangan global. Sebagai suatu wahana berdemokrasi, se
Salah satu paradigma administrasi publik lain melalui partai politik sangat dimungkinkan
yang menekankan pada pelayanan terbaik melalui sarana teknologi informasi dan
adalah New Publik Management (NPM). Konsep komunikasi semacam internet yang me
NPM merupakan suatu konsep yang ingin mungkinkan interaksi antara masyarakat dengan
menghilangkan monopoli pelayanan yang tidak birokrasi menjadi semakin cepat dan mudah.
efisien yang dilakukan oleh instansi dan pejabat- Masyarakat, kemudian dapat dengan mudah
pejabat pemerintah. Para pemimpin birokrasi mengakses sebuah website resmi pemerintah
diupayakan agar meningkatkan produktivitas dimana disana tersedia semua informasi, berita,
dan menemukan alternatif cara-cara pelayanan mekanisme-mekanisme pengaduan, pelayanan
publik berdasarkan perspektif ekonomi. Mereka dan seluruh kebutuhan masyarakat yang dapat
didorong untuk memperbaiki dan mewujudkan disediakan oleh pemerintah. Melalui sarana
akuntabilitas publik, meningkatkan kinerja, IT tersebut, arus informasi yang selama ini
restrukturisasi lembaga birokrasi publik, mengalami kebuntuan baik antara pemerintah,
merumuskan kembali misi organisasi dan masyarakat dan kalangan pengusaha dapat
melakukan desentralisasi proses pengambilan terpecahkan. Dengan demikian sinergi yang
kebijakan. Sependapat dengan hal tersebut, diharapkan antara ketiga unsur tersebut
Barzelay, Boston et al, Pollit dan Bouckaert dapat benar-benar optimal. Dalam hal ini
menyatakan bahwa pimpinan eksekutif di birokrasi pemerintah lebih banyak memberikan

Jurnal Jurnal 405


Volume XI | Nomor 3 | Desember 2014 Ilmu Administrasi
Ilmu Administrasi
Media Pengembangan dan Praktik Administrasi
Media Pengembangan dan Praktik Administrasi
Implementasi E-Government dalam Mewujudkan Transparansi
dan Akuntabilitas Sistem Pemerintahan Modern
} Mochamad Ridwan Satya Nurhakim

wewenang kepada masyarakat, memfasilitasi 4. Setara dan inklusif, artinya seluruh


proses perubahan melalui pemberdayaan kepada anggota masyarakat tanpa terkecuali harus
masyarakat untuk lebih banyak melakukan memperoleh kesempatan dalam proses
kontrol sekaligus memecahkan masalah-masalah pembuatan dan pelaksanaan sebuah
pelayanan publik. Untuk semua itu diperlukan kebijakan
good will pemerintah untuk menerapkan sistem 5. Efektif dan efisien, artinya kebijakan dibuat
pemerintahan berbasis digital teknologi melalui dan dilaksanakan dengan menggunakan
e-government. sumber daya-sumber daya yang tersedia
Al Gore dan Tony Blair secara jelas dan dengan cara yang terbaik
ter
perinci menggambarkan manfaat yang 6. Mengikuti aturan hukum, artinya dalam
diperoleh dengan diterapkannya konsep proses pembuatan dan pelaksanaan
e-government bagi suatu negara (Indarjit, 2004: kebijakan membutuhkan kerangka hukum
5), antara lain: yang adil dan dapat ditegakkan.
1. Memperbaiki kualitas pelayanan pemerintah 7. Partisipatif, artinya pembuatan dan
kepada para stakeholder-nya (masyarakat, pelaksanaan kebijakan harus membuka
kalangan bisnis, dan industri) terutama dalam hal ruang bagi keterlibatan banyak pihak
kinerja efektivitas dan efisiensi di berbagai bidang termasuk masyarakat
kehidupan bernegara. 8. Berorientasi pada kesepakatan, artinya
2. Meningkatkan transparansi, kontrol, pembuatan dan pelaksanaan kebijakan
dan akuntabilitas penyelenggaraan harus merupakan hasil kesepakatan bersama
pemerintahan dalam rangka penerapan diantara semua pihak yang terlibat.
konsep Good Corporate Governance.
3. Mengurangi secara signifikan total
B. KEBIJAKAN E-GOVERNMENT DI
biaya administrasi, relasi, dan interaksi
INDONESIA DAN POLA PERUBAHAN
yang dikeluarkan pemerintah maupun
BUDAYA BIROKRASI
stakeholder-nya untuk aktivitas keperluan
sehari-hari. Electronic Government atau e-government
4. Memberikan peluang bagi pemerintah merupakan bentuk dari implementasi penggunaan
untuk mendapatkan sumber-sumber pen teknologi informasi bagi pelayanan pemerintah
dapatan baru melalui interaksinya dengan kepada publik. Pengembangan e-government
pihak-pihak yang berkepentingan. merupakan upaya untuk mengembang kan
5. Menciptakan suatu lingkungan masyarakat penyelenggaraan pemerintahan yang berbasis
baru yang dapat secara cepat dan tepat elektronik dalam rangka meningkatkan
menjawab berbagai permasalahan kualitas layanan publik secara efektif dan
yang dihadapi sejalan dengan berbagai efisien. Paradigma pelayanan pemerintah yang
perubahan global dan tren yang ada. bercirikan pelayanan melalui birokrasi yang
6. Memberdayakan masayarakat dan pihak- lamban, prosedur yang berbelit-belit dan tidak
pihak lain sebagai mitra pemerintah dalam ada kepastian berusaha diatasi melalui penerapan
proses pengambilan berbagai kebijakan e-government ini. Penyampaian pelayanan kepada
publik secara merata dan demokratis. publik di dalam paradigma e-government tidak
Kebijakan dan pelaksanaan e-government itu lagi dilakukan melalui dokumen-dokumen dan
sendiri harus dimaksudkan untuk mewujudkan interaksi personal melainkan sudah dilakukan
good governance yang memiliki ciri-ciri: melalui elektronik sehingga tidak ada lagi interaksi
1. Akuntabel, artinya pembuatan dan personal di dalam pemberian layanan. Orientasi
pelaksanaan kebijakan harus disertai efisiensi biaya produksi di dalam pemberian
pertanggungjawabannya pelayanan pun bergeser kepada orientasi yang
2. Transparan, artinya harus tersedia menekankan pada fleksibilitas, pengawasan dan
informasi yang memadai kepada kepuasan pengguna.
masyarakat terhadap proses pembuatan Di Indonesia inisiatif ke arah electronic
dan pelaksanaan kebijakan government telah diperkenalkan sejak tahun
3. Responsif, artinya dalam proses pembuatan 2001 melalui Instruksi Presiden No. 6 Tahun 2001
dan pelaksanaan kebijakan harus mampu tentang Telematika (Telekomunikasi, Media dan
melayani semua stakeholder Informatika) yang menyatakan bahwa aparat

406 J u r nJaul r n a l
Ilmu Administrasi Volume XI | Nomor 3 |Desember 2014
Ilmu Administrasi
Media Pengembangan dan Praktik Administrasi
Media Pengembangan dan Praktik Administrasi
Implementasi E-Government dalam Mewujudkan Transparansi
dan Akuntabilitas Sistem Pemerintahan Modern
} Mochamad Ridwan Satya Nurhakim

pemerintah harus menggunakan teknologi persetujuan atas pelaksanaan program TIK


telematika untuk mendukung good governance yang bersifat lintas departemen agar efektif dan
dan mempercpat proses demokrasi. Keluarnya efisien.
Instruksi Presiden RI No.3 tahun 2003 tentang Untuk mendorong agar jajaran pemerintah
Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan pusat maupun pemerintah daerah membuat
e-government merupakan langkah serius dan mengelola website secara profesional
Pemerintah Indonesia memanfaatkan teknologi serta menyeragamkan nama domain milik
informasi dan komunikasi di dalam proses pemerintah, Depkominfo mengeluarkan
pemerintahan dan menciptakan masyarakat Peraturan Menteri No.28 tahun 2006 tentang
Indonesia yang berbasis informasi. Strategi pembuatan domain dengan penggunaan
pokok yang diambil pemerintah adalah sebagai ekstensi go.id. Bagi sebagian pengelola website
berikut: pemerintah daerah yang sudah terlebih dahulu
1. Pengembangan sistem pelayanan yang mengembangan nama domain secara otonom,
andal dan terpercaya serta terjangkau oleh peraturan menteri ini memang datangnya
masyarakat luas terlambat dan ketentuan di dalamnya dirasakan
2. Penataan sistem manajemen dan proses merupakan hambatan. Namun bagi lembaga
kerja pemerintah pusat dan pemerintah pemerintah daerah yang masih dalam tahap
daerah secara holistic awal pengembangan e-government, peraturan ini
3. Pemanfaatan teknologi informasi secara memang merupakan pemacu untuk mengelola
optimal website secara serius sebagai sarana komunikasi
4. Peningkatan peran serta dunia usaha dan yang efektif bukan hanya di dalam negeri tetapi
pengembangan industri telekomunikasi juga ke masyarakat global.
dan teknologi informasi Terbentuknya DeTIKNas telah membantu
5. Pengembangan sumber daya manusia di agar pemerintah lebih fokus kepada isu-isu
pemerintahan dan peningkatan e-literacy strategis dalam aplikasi e-goverment. Dari
masyarakat konsolidasi dan pembahasan internal di dewan
6. Pelaksanaan pengembangan secara ini, telah dapat dirumuskan 16 program utama
sistematis melalui tahapan yang realistis (flagship programs) yang menjadi agenda untuk
dan terukur. segera diwujudkan. Ke enambelas program
itu meliputi: Palapa Ring project, e-Procurement,
Komitmen pemerintah dalam mewujudkan
National Single Window, Nomor Identitas Nasional,
e-government dalam masa pemerintahan
e-Anggaran, e-Edukasi dan e-Learning, Legal
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono antara
Software, Undang-undang ITE, implementasi Digital
lain tampak dengan keluarnya Keppres No.20
TV, pengembangan BWA, program PC murah,
tahun 2006 tentang Dewan Teknologi Informasi
standar kompetensi profesi sumberdaya manusia
dan Komunikasi Nasional (DeTIKNas). Dewan
TIK, Techno Park, Venture Capital untuk TIK, UU
yang diketuai oleh Menteri Kominfo ini terdiri
Konvergensi, dan e-Health. Belum semua program
dari 14 pengarah yang di bawah presiden
ini dijalankan atau bahkan masih banyak yang
dan jajaran menteri kabinet terkait, 9 orang
masih terbatas pada gagasan konseptual.
pelaksana, beberapa penasihat, dan tim mitra
Namun salah satu yang sudah dapat
yang terdiri dari pada akademisi, praktisi,
diwujudkan adalah disahkannya Undang-
dan pelaku industri elektronik. Tugas dari
undang tentang Informasi dan Transaksi
DeTIKNas adalah: 1) Merumuskan kebijakan
Elektronik (ITE), yaitu UU No. 11 tahun 2008.
umum dan arahan strategis pembangunan
Meskipun datangnya relatif terlambat, tetapi
nasional melalui pendayagunaan teknologi
setidaknya undang-undang ini telah memberi
informasi dan komunikasi (TIK), 2) Melakukan
dukungan legal terhadap transaksi pelayanan
pengkajian dalam menetapkan langkah-langkah
publik yang dilakukan secara elektronik
penyelesaian permasalahan strategis yang
sehingga menepis keraguan banyak pihak
timbul dalam rangka pengembangan TIK, 3)
tentang keabsahan transaksi yang selama ini
Melakukan koordinasi nasional dengan instansi
sudah banyak dilakukan. Sebagai contoh, jika
pusat dan daerah, BUMN/BUMD, dunia
banyak orang selama ini masih meragukan
usaha, lembaga profesional, dan komunitas
keabsahan tanda-tangan elektronik dari hasil
TIK serta masyarakat pada umumnya dalam
pemindaian (scanning), undang-undang ini
rangka pengembangan TIK, dan 4) Memberikan

Jurnal Jurnal 407


Volume XI | Nomor 3 | Desember 2014 Ilmu Administrasi
Ilmu Administrasi
Media Pengembangan dan Praktik Administrasi
Media Pengembangan dan Praktik Administrasi
Implementasi E-Government dalam Mewujudkan Transparansi
dan Akuntabilitas Sistem Pemerintahan Modern
} Mochamad Ridwan Satya Nurhakim

telah menjamin keabsahannya sepanjang tanda- 2. G2B (Government to Business) yaitu transaksi-
tangan tersebut memang sah dan diketahui transaksi elektronik dimana pemerintah
oleh orang yang membubuhkan tanda-tangan. menyediakan berbagai informasi yang
Demikian juga, undang-undang ini juga dibutuhkan bagi kalangan bisnis untuk
menegaskan perlindungan pemerintah atas hak bertransaksi dengan pemerintah. Contohnya
cipta dari informasi atau karya yang diterbitkan adalah sistem e-procurement
dalam bentuk berkas elektronik. 3. G2G (Government to Government) yaitu
Sementara itu, program-program utama komunikasi dan pertukaran informasi
yang lain seperti e-Procurement, pembuatan online antar departemen atau lembaga
Techno Park, program PC murah, pengembangan pemerintahan melalui basis data
bandwidth, UU Konvergensi dan lain-lainnya terintegrasi sehingga berdampak pada
masih dalam tahap konsepsi atau perintisan awal. efisiensi dan efektivitas.
Program-program ini sebenarnya ada yang dapat 4. G2E (Government to Employees) terdiri
dilaksanakan secara otonom oleh masing-masing dari inisiatif-inisiatif yang memfasilitasi
departemen atau pemerintah daerah, tetapi ada manajemen pelayanan dan komunikasi
internal dan pegawai pemerintahan.
yang membutuhkan komitmen pemimpin puncak
semisal UU Konvergensi, pembuatan Nomor Kebijakan e-government dalam sistem
Identitas Nasional, dan sebagainya. pemerintahan Indonesia sangat relevan
Banyak lembaga pemerintah telah me dengan era Reformasi Birokrasi yang saat ini
manfaatkan revolusi digital dan menyediakan sedang diprogramkan oleh Pemerintah karena
berbagai layana pemerintah dan layanan informasi dipandang memiliki manfaat sebagai berikut:
publik secara online untuk para stakeholder 1. Pelayanan yang lebih baik kepada
e-government. Stakeholder tersebut meliputi: masyarakat. Informasi dapat disediakan
1. Masyarakat dalam 24 jam, 7 hari dalam seminggu,
2. Kalangan bisnis tanpa harus menunggu dibukanya kantor.
3. Pegawai Pemerintah Informasi dapat dicari dari kantor, rumah
4. Lembaga, Departemen dan kementerian tanpa harus secara fisik datang ke kantor
pemerintah pemerintahan.
5. Pemimpin perserikatan 2. Peningkatan hubungan antara pemerintah,
6. Pemimpin masyarakat pelaku bisnis dan masyarakat umum.
7. Politikus Adanya keterbukaan maka diharapkan
8. Investor Asing hubungan antara berbagai pihak menjadi
E-government sendiri memiliki dua tipe lebih baik. Keterbukaan ini menghilangkan
kemitraan antara lain: saling curiga dan kekesalan dari semua
1. Kemitraan internal, yakni kemitraan antara pihak.
cabang-cabang pemerintahan (eksekutif, 3. Pemberdayaan masyarakat melalui
legislatif dan yudikatif) informasi yang mudah diperoleh. Dengan
2. Kemitraan eksternal, yakni hubungan adanya informasi yang mencukupi,
pemerintah dengan masyarakat dan masyarakat akan belajar untuk dapat
kalangan bisnis. menentukan pilihannya. Sebagai contoh
Reformasi birokrasi yang dilatarbelakangi data-data tentang sekolah;jumlah kelas;
tuntutan terhadap tebentuknya sistem daya tampung murid, passing grade dan
pemerintahan yang bersih, transparan dan sebagainya.
mampu menjawab tuntutan perubahan 4. Pelaksanaan pemerintahan yang lebih
secara lebih efektif melahirkan dua hal utama efisien. Sebagai contoh, koordinasi
dalam pengertian e-government yang pertama pemerintahan dapat dilakukan melalui
email bahkan video conference.
adalah penggunaan teknologi informasi dan
yang kedua adalah tujuan pemanfaatannya. Apabila di masa lalu konsep e-government
Penyelenggaraan e-government melahirkan 4 lebih merujuk kepada komputerisasi dan
model hubungan yaitu: pengembangan Sistem Informasi Manajemen
1. G2C (Government to Citizen) yaitu yang berbasis komputer, konsep e-government
penyampaian layanan publik dan yang berkembang sekarang di Indonesia
informasi oleh pemerintah kemasyarakat mengarah kepada integrasi data dan informasi

408 J u r nJaul r n a l
Ilmu Administrasi Volume XI | Nomor 3 |Desember 2014
Ilmu Administrasi
Media Pengembangan dan Praktik Administrasi
Media Pengembangan dan Praktik Administrasi
Implementasi E-Government dalam Mewujudkan Transparansi
dan Akuntabilitas Sistem Pemerintahan Modern
} Mochamad Ridwan Satya Nurhakim

antar lembaga pemerintah melalui teknologi memerlukan adanya reorientasi birokrasi secara
Internet dengan perangkat lunak yang berbasis menyeluruh, terutama adanya kesadaran
http (hypertext transfer protocol) dan dengan untuk melaksanakan tugas dan fungsi birokrasi
bahasa yang mendukung html (hypertext sebagaimana mestinya yaitu birokrasi yang netral
medium language). Dengan demikian hampir bisa dan murni dalam menjalankan misi pelayanan
dipastikan bahwa rujukan tentang e-government publik. Fungsi Information Communication
selalu mengarah kepada upaya pembuatan Technologies (ICT) itu sendiri dalam hal ini lebih
website oleh lembaga pemerintah. sebagai alat yang memungkinkan prakarsa
Mengenai pengembangan website oleh pemerintah dapat terlaksana sebagaimana yang
lembaga pemerintah, ASPA (American Society diharapkan. Kondisi yang diharapkan seperti
for Public Administration) menyebutkan lima gambaran di bawah ini:
tahapan sebagai berikut:
1. Emerging: tahap di mana pemerintah hanya
menampilkan website sebagai sumber
informasi alternatif.
2. Enhanced: sudah terdapat peningkatan
dalam informasi yang ditampilkan
sehingga website menjadi lebih dinamis.
3. Interactive: ada fasilitas untuk mengunduh
(download) formulir, interaksi melalui surel
(surat elektronik, e-mail), dan tersedia fitur
bagi pengguna (user) untuk berinteraksi.
4. Transactional: pengguna dapat berinteraksi
secara on-line melalui fasilitas on-line
payment. Gambar 1. Sinergi ICT dan Pemerintah.
5. Seamless: tingkatan yang paling canggih
berupa integrasi penuh layanan publik Dengan dimanfaatkannya potensi-potensi
secara on-line. komunikasi dengan menggunakan teknologi
Sementara itu, sebagian pakar dari informasi dan komunikasi tersebut, secara
Indonesia lebih menyederhanakan tahapan- bertahap melalui aktivitas individu-individu di
tahapan pengembangan e-government ini dengan dalam dan di luar organisasi yang menggunakan
meringkasnya menjadi tiga tahapan pokok teknologi tersebut, serta meningkatnya akses
(Djunaedi, 2002), yaitu: 1) tahap informatif, 2) terhadap pemerintah dari berbagai kalangan telah
tahap interaktif, dan 3) tahap transaktif. Tahap mendorong terjadinya perubahan intelektual dan
informatif berarti bahwa pembukaan situs web budaya. Mengenai memulai perubahan itu sendiri,
oleh organisasi pemerintah sebatas digunakan harus diawali dengan adanya komitmen pimpinan
sebagai sarana penyampaian informasi mengenai untuk mengadopsi dan mengimplementasikan
kegiatan pemerintahan di luar media elektronik teknologi informasi dan komunikasi secara
maupun non- elektronik yang selama ini ada. Tahap professional. Sebaliknya jika kemauan untuk
interaktif berarti penggunaan teknologi internet menerapkan ICT ini masih belum muncul maka
yang memungkinkan kontak antara pemerintah sampai kapanpun sulit untuk mengubah budaya
dan masyarakat melalui situs web dapat dilakukan dan pola intelektualitas birokrasi atau pemerintah
secara on-line sehingga lebih intensif dan terbuka. pada umumnya. Hal ini telah dibuktikan selama
Selanjutnya tahap transaktif adalah penggunaan beberapa decade di beberapa negara, bahwa
teknologi internet yang memungkinkan transaksi ketika teknologi informasi dan komunikasi ini
pelayanan publik melalui situs web, melakukan diterapkan maka disana akan terjadi perubahan
pengunduhan formulir, membayar pajak, asuransi praktek-praktek administrasi. Jadi dalam
publik, dan sebagainya konteks ini, perubahan teknologi di satu sisi
Solusi yang ditawarkan oleh e-government akan membawa perubahan baik perubahan yang
ini tidak sekedar memerlukan kecanggihan bersifat administrative maupun perubahan
dan kepekaan dalam hal yang bersifat teknis cultural hingga pada akhirnya e-government
mengenai sistem informasi dan teknologi dapat mempengaruhi perubahan budaya, yang
komunikasi semata, namun lebih luas lagi pada gilirannya mewujudkan good governance.

Jurnal Jurnal 409


Volume XI | Nomor 3 | Desember 2014 Ilmu Administrasi
Ilmu Administrasi
Media Pengembangan dan Praktik Administrasi
Media Pengembangan dan Praktik Administrasi
Implementasi E-Government dalam Mewujudkan Transparansi
dan Akuntabilitas Sistem Pemerintahan Modern
} Mochamad Ridwan Satya Nurhakim

Menyadari betapa sulitnya melakukan dengan adanya e-government menjadi lebih


perubahan, khususnya untuk mengembalikan mudah dan cepat. Sehingga tuntutan masyarakat
kepada jati diri birokrasi kepada fungsi utamanya akan akuntabilitas pemerintah menjadi semakin
yakni public service dan agent of development, maka tinggi pula. Pengaruh teknologi dalam proses
tulisan ini mencoba mengetengahkan suatu interaksi antara pemerintah dengan masyarakat
pendekatan yang agak berlawanan arus dengan dan antara komponen-komponen masyarakat
pendekatan-pendekatan menejemen perubahan itu sendiri jelas lebih efektif dan dapat dirasakan
yang telah ada. Jika pendekatan-pendekatan secara langsung oleh pemerintah yang mau
lain banyak menekankan pada pentingnya tidak mau harus siap memenuhi tuntutan
mengubah budaya (sistem nilai, sikap, dan pola masyarakat yang semakin tinggi tersebut. Hal
perilaku), penulis justru berpendapat bahwa ini tidak cukup hanya dengan mewacanakan
perubahan budaya dapat dilakukan melalui debirokrasi dan deregulasi. Perlunya
perubahan teknologi. Pemikiran ini sejalan debirokrasi dan deregulasi yang menyangkut
dengan thesis yang menyatakan teknologi baik aspek kelembagaan, kepemimpinan, dan
mempengaruhi struktur dan budaya organisasi. sistem administrasi publik, dalam rangka
Sebagaimana hasil temuan Woodward, yang peningkatan kualitas pelayanan publik,
mengindikasikan bahwa jenis atau karakteristik memang tidak diragukan lagi, namun sejauh ini
teknologi menentukan struktur organisasi proses tersebut belum menunjukkan hasilnya.
yang selanjutnya akan mengubah komponen Masih nampak jelas adanya keraguan dan
administratif lainnya (Robbins, 1994:195-220). keengganan untuk betul-betul melaksanakan
Penerapan teknologi informasi langkah-langkah yang memang mengandung
e-governance, akan membawa pemerintahan konsekwensi adanya perampingan di tubuh
menjadi lebih efisien dan efektif dalam hal birokrasi, mengingat birokrasi di Indonesia ini
pelayanan publik serta proses administrasi dan sudah terlanjur sangat besar.
komunikasi internal. Selanjutnya, e-government Sementara itu pengalaman di beberapa
akan membawa masyarakat menuju ke aras Negara maju menunjukkan bahwa dengan
internasionalisasi atau pola-pola hubungan adanya penerapan e-government dapat meng
internasional--membangun jaringan-jaringan akselerasi langkah-langkah reformasi dalam
internasional melalui media akses internet pelayanan publik. Di China, misalnya, yang
(Riley,2002). Masyarakat menjadi semakin selama ini diketahui bermasalah dengan
well-informed atas segala hal menyangkut implementasi strategi pembangunan ber
masalah-masalah publik. Hal ini jelas membawa kelanjutannya karena kurangnya informasi yang
perubahan budaya baik di kalangan internal akurat serta ketersediaan informasi yang masih
pemerintahan maupun masyarakat secara luas. tersebar di beberapa organisasi yang berbeda.
Memanajemeni proses perubahan Dengan menggunakan ICTs China berhasil
melalui perubahan budaya memang sangat mengembangkan apa yang disebut dengan
dimungkinkan, namun dengan catatan pimpinan (National agenda 21 network) jaringan agenda
puncak mendukung dan memiliki visi yang nasional 21, khususnya yang menghubungkan
kuat tentang tujuan perubahan. Namun dalam serangkaian kunci pemerintahan nasional,
konteks birokrasi di Indonesia, Penulis tidak dengan pemerintahan lokal dan lembaga-
melihat adanya prakondisi seperti itu. Bahkan lembaga riset sector publik. Sistem tersebut
fenomena menunjukkan justru letak hambatan membantu dalam proses pengambilan
reformasi terbesar ada pada lapis puncak keputusan dengan sumber-sumber data yang
manajemen (strategic apex), bukan pada lapis terpercaya, dengan lebih cepat dan informasi
bawah (operating core). Hal ini jelas sangat sulit yang diterima juga lebih lengkap sehubungan
bagi organisasi itu melakukan proses reformasi dengan pengambilan keputusan strategic di
budaya jika tanpa diback up oleh seperangkat bidang lingkungan . Selain itu, Korea Utara juga
teknologi yang memaksa individu untuk telah mencoba mengembangkan e-governance
patuh mengikuti aturan mainnya mulai pejabat khususnya e-service dan e-citizen yang ditujukan
atau manajer puncak hingga tingkat pelaksana. untuk program pemberantasan korupsi dan
Masyarakat yang semula tidak memiliki meningkatkan akuntabilitas pemerintah
sarana untuk mengakses informasi dan daerah dalam hal perijinan. Teknologi ini
melakukan komunikasi dengan pemerintah, memungkinkan terciptanya open sistem (Online

410 J u r nJaul r n a l
Ilmu Administrasi Volume XI | Nomor 3 |Desember 2014
Ilmu Administrasi
Media Pengembangan dan Praktik Administrasi
Media Pengembangan dan Praktik Administrasi
Implementasi E-Government dalam Mewujudkan Transparansi
dan Akuntabilitas Sistem Pemerintahan Modern
} Mochamad Ridwan Satya Nurhakim

Procedures Enhancement for civil applications) masyarakat agar memahami e-government


dimana memuat seluruh informasi yang dengan tujuan memperolah fasilitas pelayanan
diperlukan masyarakat yang akan mengurus dari pemerintah. Tahapan-tahapan ini perlu
perijinan. Sehingga masyarakat benar-benar dilakukan dalam mewujudkan hak-hak warga
mengetahui prosedur dan standar pelayanan dalam memperoleh akses layanan kapanpun
yang sebenarnya tanpa harus dikelabuhi oleh dibutuhkan.
pihak-pihak atau bahwa oknum aparat yang Menurut Nugroho (2007), Tahapan
tidak bertanggung jawab. Masyarakat juga perkembangan implementasi e-government di
dapat ikut memantau proses pelayanan apakah Indonesia dibagi menjadi empat:
sudah sesuai dengan standar yang ditentukan 1. Web Presence, yaitu memunculkan
apau belum. Masih banyak lagi pengalaman- website daerah di internet. Dalam tahap
pengalaman penerapan e-government yang ini, informasi dasar yang dibutuhkan
membawa perubahan budaya kerja di masyarakat ditampilkan dalam website
lingkungan birokrasi pemerintahan seperti di pemerintah.
Afrika Utara dengan sistem pemilunya, Chili 2. Interaction, yaitu web daerah yang
dengan Tax return filing nya, India dengan menyediakan fasilitas interaksi antara
pengembangan masyarakat perdesaan, dan masyarakat dan Pemerintah Daerah. Dalam
lain sebagainya. Berikut adalah pola perubahan tahap ini, informasi yang ditampilkan
budaya birokrasi melalui e-government: lebih bervariasi, seperti fasilitas download
dan komunikasi E-mail dalam website
pemerintah.
3. Transaction, yaitu selain memiliki
fasilitas interaksi juga dilengkapi dengan
fasilitas transaksi pelayanan publik dari
pemerintah.
4. Transformation, yaitu dalam hal ini
pelayanan pemerintah meningkat secara
terintegrasi.
Di dalam Instruksi Presiden (Inpres)
No. 3 Tahun 2003 tentang Kebijakan dan
Strategi Nasional Pengembangan e-government
dijelaskan bahwa penerapan e-government di
setiap lembaga pemerintah mengacu kepada
pentahapan pengembangan e-government secara
Gambar 2. E-governance, cultural change, dan good nasional, dan disesuaikan dengan kondisi
governance
yang ada di setiap lembaga pemerintah yang
mencakup:
C. IMPLEMENTASI E-GOVERNMENT 1. Prioritas layanan elektronik yang akan
DALAM MEWUJUDKAN diberikan;
TRANSPARANSI DAN
2. Kondisi infrastruktur informasi yang
AKUNTABILITAS DALAM SISTEM
dimiliki;
PEMERINTAHAN
3. Kondisi kegiatan layanan saat ini;
Warga Negara Indonesia sangat meng
4. Kondisi anggaran dan sumber daya
harapkan Pemerintahan yang transparan, manusia yang dimiliki.
terbuka, kuat dan berwibawa. Penerapan
e-government yang baik harus dilakukan dalam Jangka waktu penerapan e-government di
rangka mengedepankan tujuan mulia untuk setiap lembaga pemerintah bervariasi sesuai
meningkatkan pelayanan publik. Masa transisi dengan kondisi yang ada, tetapi tetap dalam
dari cara lama ke era digital memerlukan waktu kerangka rencana penerapan e-Government
yang cukup lama, mulai dari penganggaran, secara nasional.
penyediaan sarana dan prasarana, sumber Pentahapan dalam penerapan e-government
daya manusia, kemudian sosialisasi terhadap di setiap lembaga pemerintah mengikuti:

Jurnal Jurnal 411


Volume XI | Nomor 3 | Desember 2014 Ilmu Administrasi
Ilmu Administrasi
Media Pengembangan dan Praktik Administrasi
Media Pengembangan dan Praktik Administrasi
Implementasi E-Government dalam Mewujudkan Transparansi
dan Akuntabilitas Sistem Pemerintahan Modern
} Mochamad Ridwan Satya Nurhakim

1. Tingkat Persiapan, antara lain: sebagai e-government capability check. Ada 6


a. Pembuatan situs web pemerintah di (enam) buah aspek yang perlu dikaji menurut
setiap lembaga; metodologi tersebut untuk mengetahui
b. Pendidikan dan pelatihan sumber kesiapan pemerintah dalam menghadapi
daya manusia menuju penerapan penerapan konsep dan prinsip e-government.
e-government;
c. Penyediaan sarana akses publik 1. Aspek e-Strategy
antara lain dalam bentuk Multipurpose Hal pertama yang harus dikaji terlebih
Community Center (MCC), Warung dahulu adalah pada level strategis, dimana
dan kios Internet, dan lain-lain; dicoba dianalisa seberapa jauh pemerintah
d. Sosialisasi keberadaan layanan
serius memahami, menginginkan, dan memiliki
informasi elektronik, baik untuk
konsep yang benar serta jelas mengenai
publik maupun penggunaan internal;
e-government yang ingin diimplementasikan.
e. Pengembangan motivasi ke_
Terdapat 4 (empat) sub-aspek yang perlu dikaji
pemimpinan (e-leadership) dan ke
sehubungan dengan hal tersebut yaitu masing-
sadaran akan pentingnya manfaat
masing sebagai berikut:
e-government (awareness building);
f. Penyiapan peraturan pendukung. a. E-Vision berkaitan dengan apakah
pemerintah dan stakeholder-nya telah memiliki
2. Tingkat Pematangan, antara lain:
visi dan misi yang jelas mengenai cita-cita
a. Pembuatan situs informasi layanan
untuk merencanakan, membangun, dan
publik interaktif, antara lain dengan
mengembangkan e-government di kemudian
menambahkan fasilitas mesin pencari
hari, yang tentu saja telah disosialisasikan,
(search engine), fasilitas tanya jawab
dipahami, dan didukung oleh seluruh jajaran
dan lain-lain
birokrasi di pemerintahan;
b. Pembuatan hubungan dengan situs
b. Governance berkaitan dengan adanya
informasi lembaga lainnya (hyperlink).
lembaga yang didukung oleh seluruh
3. Tingkat Pemantapan, antara lain: institusi pemerintahan untuk bertindak
a. Penyediaan fasilitas transaksi sebagai pemimpin, koordinator, dan
secara elektronik antara lain dengan fasilitator seluruh proyek yang berkaitan
menambahkan fasilitas penyerahan dengan pencapaian visi dan misi
formulir, fasilitas pembayaran dan e-government yang telah dicanangkan;
lain-lain;
c. Strategies, Plan, and Policies berkaitan dengan
b. Penyatuan penggunaan aplikasi
telah dikembangkannya proses perencaaan,
dan data dengan lembaga lain
strategi, dan kebijakan pengembangan
(interoperabilitas).
e-government yang sejalan dan merupakan
4. Tingkat Pemanfaatan, antara lain: bagian dari strategi pembangunan nasional
a. Pembuatan berbagai aplikasi untuk (negara) secara umum; dan
pelayanan G2G (Government to d. Resource Commitment berkaitan dengan
Government), G2B (Government to kenyataan pengalokasian sumber daya-
Bussines) dan G2C (Government to sumber daya strategis sebuah negara
Community) yang terintegrasi; (seperti misalnya sumber daya manusia,
b. Pengembangan proses layanan asset, keuangan, dan lain sebagainya)
e-government yang efektif dan efisien; pada proyek-proyek e-government.
c. Penyempurnaan menuju kualitas
layanan terbaik (best practice). 2. Aspek Architecture
Salah satu langkah awal yang baik untuk Aspek kedua yang perlu pula untuk dikaji
dilakukan oleh pemerintahan di sebuah negara adalah yang berhubungan dengan arsitektur
adalah mencoba menakar seberapa jauh sistem dan teknologi informasi yang dimiliki
kesiapan pemerintah di negara terkait dalam saat ini oleh pemerintah terkait. Pada dasarnya
mengimplementasikan konsep e-government. terdapat 6 (enam) sub-aspek yang harus benar-
KPMG, sebuah perusahaan konsultan benar diperhatikan, masing-masing adalah:
terkemuka di dunia, memperkenalkan sebuah a. Business Model berkaitan dengan seberapa
cara yang disebut sebagai e-Government jauh pemerintah telah berhasil memetakan
capacity check atau kerap diistilahkan pula

412 J u r nJaul r n a l
Ilmu Administrasi Volume XI | Nomor 3 |Desember 2014
Ilmu Administrasi
Media Pengembangan dan Praktik Administrasi
Media Pengembangan dan Praktik Administrasi
Implementasi E-Government dalam Mewujudkan Transparansi
dan Akuntabilitas Sistem Pemerintahan Modern
} Mochamad Ridwan Satya Nurhakim

seluruh proses pelayanan (business b. Portfolio Management berkaitan dengan


process) yang ada di birokrasi yang akan kemampuan pemerintah untuk mengelola
ditransformasikan ke dalam e-government; sejumlah proyek e-Government (portofolio),
b. Security berkaitan dengan penerapan terutama dalam hal perencanaan,
sistem keamanan e-government untuk pemantauan, dan evaluasi masing-masing
meningkatkan kepercayaan masyarakat proyek yang ada dan dampaknya terhadap
dan pihak lain yang berkepentingan, bahwa keseluruhan program e-government yang
bertransaksi secara eletronik bersama dicanangkan;
pemerintah terjamin keamanan data dan c. Project Management berkaitan dengan
transaksinya (dapat dipercaya); adanya mekanisme pengelolaan proyek
c. Data berkaitan dengan telah dipetakannya e-government yang standar, sesuai dengan
seluruh kebutuhan data dan relasinya (data kaidah-kaidah baku manajemen proyek
model) yang perlu untuk dikelola di dalam yang dikenal (misalnya berdasarkan
e-government, terutama bagaimana data Project Management Body of Knowledge); dan
mentah tersebut diperoleh, distrukturkan, d. Business Transformation berkaitan dengan
disimpan, diakses, dan didistribusikan kemampuan mengendalikan perubahan
ke pihak-pihak yang memerlukan untuk lingkungan karena adanya transformasi
selanjutnya diolah menjadi informasi dan dari prosedur pemerintahan yang
pengetahuan (knowledge) struktural menuju kepada implementasi
d. Application berkaitan dengan usaha e-government yang berbasis proses.
mendefinisikan dan menerapkan beragam
4. Aspek Organizational Capabilities
aplikasi dan perangkat lunak (software)
di dalam setiap inisiatif e-government, Aspek ini erat kaitannya dengan
terutama yang berhubungan dengan isu kemampuan dari pihak-pihak internal yang ada
pengintegrasian antar sejumlah aplikasi di dalam sistem pemerintahan untuk beradaptasi
yang berbeda ke dalam sebuah sistem dengan konsep organisasi baru yang ditawarkan
aplikasi yang holistik atau menyeluruh; e-government. Secara umum ada 3 (tiga) sub- aspek
e. Technology berkaitan dengan telah di yang berhubungan dengan hal ini, masing-masing
tentukannya standar spesifikasi pemakaian adalah sebagai berikut:
perangkat keras (hardware) agar tidak terjadi a. e-government Competencies berkaitan
hambatan dalam pengintegrasian sistem dengan keberadaan mekanisme di dalam
informasi secara menyeluruh, disamping pemerintahan untuk mendefinisikan,
memper- timbangkan pula faktor-faktor merekrut, mengembangkan, dan memper
semacam biaya, resiko, ketersediaan tahankan sumber daya manusia yang
(availability), trend, dan lain-lain; dan memiliki kompetensi dan keahlian yang
f. Network berkaitan dengan telah didefinisikan dibutuhkan untuk mengimplementasikan
dan ditentukan standar komunikasi informasi e-government secara optimal;
melalui infratruktur jaringan yang dimiliki b. e-government Tools and Techniques berkaitan
oleh negara yang bersangkutan. dengan dimilikinya teknik dan metodologi
(beserta fasilitas yang berhubungan
3. Aspek Risk and Program Management
dengannya) oleh pemerintah sebagai
Aspek selanjutnya yang harus dipelajari sarana penunjang dalam merencanakan,
adalah sehubungan dengan manajemen proyek mendesain, meng-konstruksi, meng
e-government beserta resiko yang dihadapi dalam implementasi kan, dan mengevaluasi
proses pengembangan dan implementasinya. sistem e-government yang diterapkan; dan
Terdapat 4 (empat) sub-aspek penting yang c. Organizational Learning berkaitan
perlu diperhatikan, masing-masing adalah dengan kemampuan pemerintah untuk
a. Risk Management berkaitan dengan se jauh menciptakan dan mendistribusikan
mana pemerintah telah memiliki mekanisme pengetahuan (knowledge) yang dimilikinya
untuk mengidentifikasikan, mengkaji, melalui pemrosesan terhadap data dan
memperhitungkan, dan memonitor berbagai informasi sehari-hari kepada mereka di
resiko yang ditimbulkan akibat dijalankannya kalangan internal yang membutuhkannya.
proyek-proyek e-government, baik yang
bersifat makro maupun mikro;

Jurnal Jurnal 413


Volume XI | Nomor 3 | Desember 2014 Ilmu Administrasi
Ilmu Administrasi
Media Pengembangan dan Praktik Administrasi
Media Pengembangan dan Praktik Administrasi
Implementasi E-Government dalam Mewujudkan Transparansi
dan Akuntabilitas Sistem Pemerintahan Modern
} Mochamad Ridwan Satya Nurhakim

5. Aspek Value Chain Management d. Predictability berkaitan dengan mekanisme


untuk memantau dan mengukur tingkat
Aspek ini berhubungan dengan
ketersediaan teknologi informasi
kemampuan pemerintah dalam mengelola
yang dibutuhkan (database, aplikasi,
rangkaian proses atau aktivitas penciptaan
dan teknologi) untuk menjalankan
produk atau pelayanan di dalam sistem
sistem e-government seperti yang telah
e-government. Paling tidak ada 3 (tiga) hal yang direncakanan sebelumnya (meyakinkan
berlu dikaji sehubungan dengan hal ini, yaitu: tidak adanya gangguan yang berarti di
a. Partner Relationships berkaitan dengan kemudian hari); dan
adanya dukungan terhadap berbagai usaha e. e-government Maturity Reporting berkaitan
pemerintah beserta jajarannya untuk dengan dimilikinya sistem pelaporan yang
menjalin kerjasama antar lembaga, baik baik dan efektif di kalangan pemerintahan
sesama institusi pemerintahan maupun sehubungan dengan kepentingan peng
dengan kalangan swasta atau pihak- ukuran terhadap keberhasilan pencapaian
pihak eksternal lainnya, terutama untuk sasaran yang ditargetkan untuk diraih
keperluan pengalihdayaan (outsourcing); oleh setiap aplikasi e-government.
b. Value Chain Integration berkaitan dengan
kemauan dan kemampuan pemerintah Terhadap masing-masing aspek tersebut
dalam mengintegrasikan berbagai proses perlu dikaji pula beberapa sub-aspek untuk
dan aktivitas yang ada di dalam birokrasi melihat di level mana kesiapan pemerintah
dengan proses dan aktivitas para mitra terkait berada. Ada 5 (lima) tingkatan pada
kerja lain dengan tujuan akhir memberikan masing-masing sub-aspek yang meng
pelayanan yang optimal dan efisien kepada gambarkan posisi kesiapan pemerintah. Kelima
pelanggan; dan tingkatan tersebut adalah:
c. Public Readiness Assessment berkaitan dengan 1. Non-Existent/Undeveloped, jika sub-aspek
dimilikinya mekanisme di lingkungan yang bersangkutan sama sekali belum
pemerintah untuk mengkaji sejauh mana dimiliki atau bahkan dipikirkan oleh
kesiapan masyarakat dalam menghadapi pemerintah;
implementasi berbagai inisiatif program 2. Early Stages of Development, jika sub-aspek
e-Government yang dicanangkan. yang bersangkutan telah mulai dibicarakan
di kalangan pemerintah dan dicoba untuk
6. Aspek Performance Management dikembangkan lebih lanjut;
Aspek terakhir yang perlu diperhatikan 3. Good Management Practice, jika sub-aspek
keberadaannya adalah berhubungan dengan yang bersangkutan telah dibangun dan
kemampuan pemerintah dalam menentukan dikembangkan oleh pemerintah terkait;
dan mengukur tingkat keberhasilan pelaksanaan 4. Advance Practice, jika sub-aspek
program e-government yang ada. Secara prinsip, yang bersangkutan selain telah di
ada 5 (lima) sub-aspek yang harus benar-benar implementasikan, telah pula dikembang
dikaji, masing-masing adalah sebagai berikut: kan ke arah sistem yang lebih canggih dan
a. Client Satisfaction berkaitan dengan kompleks; dan
dimilikinya mekanisme oleh pemerintah 5. Industry Best Practice, jika sub-aspek yang
untuk mengukur efektivitas pelayanan bersangkutan telah diimplementasikan
e-government yang diimplementasikannya sedemikian rupa dan merupakan kasus
dipandang dari sisi pelanggan (end users); terbaik yang pernah dikenal di kalangan
b. Privacy Complience berkaitan dengan pemerintahan
adanya penjaminan terhadap hak-hak Terobosan yang dilakukan berkaitan
privacy (kerahasiaan) seseorang atau dengan e-government yang terjadi di akhir tahun
sekelompok orang yang harus dilindungi 2014 atau di masa awal Pemerintahan Presiden
sebagai bagian dari transaksi dan interaksi Joko Widodo dalam menyiapkan scenario
yang terjadi di dalam sistem e-government;
kompensasi kenaikan Bahan Bakar Minyak
c. Benefits Monitoring berkaitan dengan (BBM), dimana dana kompensasi BBM akan
kemampuan pemerintah dalam melakukan dikirim dalam bentuk uang elektronik (e-money)
pemantauan terhadap manfaat yang
melalui rekening handphone. Nantinya,
dirasakan berbagai kalangan setelah sistem
setiap masyarakat yang sudah terdata dan
e-government diimplementasikan;

414 J u r nJaul r n a l
Ilmu Administrasi Volume XI | Nomor 3 |Desember 2014
Ilmu Administrasi
Media Pengembangan dan Praktik Administrasi
Media Pengembangan dan Praktik Administrasi
Implementasi E-Government dalam Mewujudkan Transparansi
dan Akuntabilitas Sistem Pemerintahan Modern
} Mochamad Ridwan Satya Nurhakim

berhak mendapatkan kompensasi nantinya resiko yang mungkin timbul dari transaksi ini.
akan memiliki rekening ponsel tersebut. Jangan sampai cara baru hanya menyisakan
Lebih jelasnya adalah, uang kompensasi akan masalah baru yang akhirnya fungsi efisiensi
dikirim ke rekening handphone, lalu bisa dicek yang hendak dibangun demi kepentingan
saldonya dan dapat diuangkan ke tempat- publik hanya dapat dinikmati sesaat bahkan
tempat yang ditunjuk salah satunya adalah tidak tepat guna. Benar-benar harus dipikirkan
kantor pos. Tujuan dilakukannya cara ini adalah secara end to end sampai dampak yang akan
pemerintah akan lebih efisien karena tidak perlu ditimbulkan bagi semua pihak.
kirim uang cash yang membutuhkan waktu
lama. Handphone dipilih sebagai sarana karena
diyakini hampir setiap masyarakat sudah
memiliki handphone. Setiap keluarga tidak
mampu akan mendapatkan Kartu Keluarga
Sejahtera (KKS) dan 1 SIM card untuk diaktifkan
pada HP yang mereka miliki. Nomor telepon di
SIM card tersebut juga berfungsi ganda sebagai
nomor rekening untuk penyaluran Simpanan
Keleuarga Sejahtera. Setiap keluarga mendapat
dana Rp. 200.000,- per bulan yang disalurkan
melalui nomor rekening tersebut. Nantinya
warga bisa melihat penyaluran dana tersebut
Sumber: Poster Sosialisasi KKS, KIS dan KIP (CNN Indonesia
melalui aplikasi *141*6# dari masing-masing
2014)
handphone. Gambar 3. Mekanisme penggunaan KKS, KIP dan KIS.
Jika kita lihat secara kasat mata, terobosan
ini adalah suatu perubahan budaya birokrasi
D. TANTANGAN DALAM PENERAPAN
dimana pada kebiasaan lama, masyarakat
E-GOVERNMENT DI INDONESIA
akan mendapatkan kompensasi melalui cara
mengantri di tempat tertentu untuk mengambil Setiap perubahan, walaupun itu adalah
sejumlah uang cash. Namun dengan cara ini untuk perbaikan, tentu akan menimbulkan
manfaat akan dirasakan baik oleh masyarakat berbagai reaksi mulai dari sekedar meragukan
maupun oleh pemerintah itu sendiri. Bagi efektivitasnya sampai pada penolakan yang
masyarakat tentunya akan menghemat waktu didasarkan pada kepentingan-kepentingan pribadi
dan tenaga karena dana kompensasi tiap tersembunyi (vested interest) yang bertentangan
bulannya tidak perlu diupayakan dengan dengan tujuan perubahan tersebut. Apalagi
bersusah payah mengantri di loket-loket perubahan yang diterapkan di sector pemerintahan
tertentu. Bagi pemerintah sendiri harusnya ini tentu jauh lebih kompleks dan karenanya akan
cara yang cukup efisien untuk menghemat biaya sangat sulit jika dibandingkan dengan perubahan
dan waktu pendistribusian uang tunai untuk yang diintroduksikan di sektor privat. Hal ini tidak
dibagikan bagi masyarakat yang berhak. terlepas dari pengaruh pola penyelenggaraan
Namun yang paling harus diingat kembali birokrasi pemerintahan yang telah dilalui selama
adalah bagaimana political will dari pemerintah berpuluh tahun, dan telah dianggap sebagai
itu sendiri. Dengan adanya cara-cara transaksi sesuatu yang benar. Oleh karenanya melakukan
yang baru, harus diiringi pula dengan perubahan atau pembaharuan di sektor ini jelas
pengawasan dan evaluasi yang baik terhadap sangat membutuhkan upaya keras dan konsisten.
cara-cara transaksi model baru tersebut. Harus Penerapan e-government sebagai suatu
ada monitoring sistem yang memadai yang strategi inovasi di kalangan organisasi
memastikan bahwa penyaluran dengan cara pemerintah, sebagaimana strategi inovasi
transaksi ini sudah tepat sasaran. Artinya harus yang diterapkan pada sebuah organisasi
dapat dipertanggungjawabkan uang yang bisnis, jelas mensyaratkan adanya manajemen
disalurkan melalui rekening ponsel ini. Cara perubahan (change management) yang tepat
baru tentunya akan menimbulkan resiko baru, demi kesuksesannya. Menerapkan e-goverment
sehingga harus benar-benar dipikirkan secara berarti melakukan serangkaian perubahan atau
matang dan cerdas bagaimana mengantisipasi reformasi budaya (cultural change)., Manajemen

Jurnal Jurnal 415


Volume XI | Nomor 3 | Desember 2014 Ilmu Administrasi
Ilmu Administrasi
Media Pengembangan dan Praktik Administrasi
Media Pengembangan dan Praktik Administrasi
Implementasi E-Government dalam Mewujudkan Transparansi
dan Akuntabilitas Sistem Pemerintahan Modern
} Mochamad Ridwan Satya Nurhakim

perubahan dalam konteks ini difokuskan pada pembaharuan secara sungguh-sungguh. Hal
bagaimana pihak-pihak yang berkepentingan ini tentunya dilatarbelakangi oleh berbagai
dalam pelayanan publik memasuki masa transisi faktor antara lain: kendala sumberdaya
dari pendekatan tradisional ke manajemen, dari baik finansial, maupun masih rendahnya
era teknologi pre-information dan communication penguasaan teknologi informasi di kalangan
menuju era baru dimana lingkungan selalu pegawai pemerintahan daerah setempat.
berubah dengan cepat melalui perkembangan Sikap pesimis atau ketidak siapan tersebut
teknologi informasi dan komunikasi yang nampaknya memang cukup rasional mengingat
sangat canggih (Riley, 2003). e-government ini memang memerlukan adanya
Dengan demikian, manajemen perubahan penguasaan teknologi komunikasi serta
lebih ditekankan untuk mempersiapkan individu- kemampuan financial yang tinggi, belum lagi
individu yang terlibat dalam suatu proses pengaruh factor-faktor spesifik atau kondisi
transformasi. Hal ini mengingat keberhasilan tertentu di masing-masing negara. Sebagai
suatu program pembaharuan atau perubahan contoh, membangun sirkuit internet untuk
sangat ditentukan oleh sikap dan dukungan e-government di Fiji memakan biaya 9 kali lipat
dari setiap komponen organisasi pada semua dari yang dihabiskan di Jamaica (Campo, et.al.,
level. Perubahan menuntut adanya komitmen 2002). Selain itu kendala juga dapat berasal dari
yang tinggi serta konsistensi tindakan kearah luar pemerintah (faktor eksternal) yakni ketidak
nilai-nilai yang ingin dikukuhkan menggantikan siapan masyarakat sendiri karena belum banyak
sistem nilai lama yang dianggap sudah tidak yang familier dengan komunikasi melalui digital
relevan lagi. Setiap perubahan, apapun bentuk teknologi. Hal ini terbukti ketika diterapkannya
dan motifnya, akan selalu menghadapi upaya sistem electronic data interchange (EDI) untuk
penolakan (resistensi) dari beberapa pihak yang pengurusan prosedur ekspor impor di Kantor
kurang mendukung terhadap adanya perubahan Bea Cukai banyak customer atau perusahaan
tersebut atau juga pihak-pihak yang kurang yang tidak siap dengan sistem tersebut.
optimis terhadap keberhasilan suatu perubahan. Huseini (1999) dalam paparannya
Oleh karenanya yang perlu untuk mendapat menguraikan adanya tiga jenis tantangan
perhatian adalah bagaimana meminimalisir daya dalam penerapan e-government yakni yang
resistensi tersebut dan menggalang komitmen bersifat tangible, intangible dan very intangible
bersama untuk mensukseskan perubahan yang (dalam Muluk, 2001). Tantangan seperti
dikehendaki. keterbatasan sarana dan prasaran fisik jaringan
Penerapan e-government akan mendorong telekomunikasi dan listrik termasuk yang
teijadinya perubahan cultural, yang berarti juga tangible. Sedangkan yang intangible misalnya
perubahan sistem nilai, tidak saja di kalangan tantangan financial, dan keterbatasan SDM.
birokrasi pemerintah, tetapi juga masyarakat Sementara yang tergolong very intangible adalah
secara menyeluruh termasuk privat sector dan keberanian pejabat pemerintah daerah untuk
NGOs. Dari budaya birokrasi yang tertutup menerapkan e-government berikut penerapan
menuju budaya yang transparan, dimana berbagai tindakan sebagai konsekwensi yang
tuntutan adanya transparansi itu semakin kuat harus dilakukan seperti menegakkan disiplin
dari level lokal, nasional dan sampai ke level atas segala pelanggaran serta bagaimana
internasional (antara megara). Hal ini jelas membangun knowledge society di kalangan
sangat membutuhkan kesiapan mental serta birokrasi pemerintah itu sendiri (Muluk, 2001).
kemampuan (skills) sumberdaya manusia yang Banyaknya kendala dan tantangan dalam
memadai. e-government sebenarnya dapat diatasi sepanjang
Di Indonesia, kendala utama dari good will pemerintah untuk menerapkan sistem
penerapan e-government tidak dapat disangkal tersebut tetap kuat dan konsekwen. Masyarakat
lagi adalah faktor internal pemerintah utamanya terutama di negara-negara sedang berkembang
faktor manusianya atau lebih jelasnya adalah akan dengan cepat berevolusi menuju digital
kurangnya good will pimpinan (Bupati/ society yang ditandai dengan beberapa hal
Walikota) selaku decision maker di tingkat lokal. sebagai berikut (Campo, et.al.,2002):
Ketika wacana ini dilontarkan tidak sedikit 1. meningkatnya jumlah masyarakat yang
sikap pesimis yang nampak sebagai refleksi menggunaan komputer
keengganan individual untuk melakukan 2. turunnya biaya komunikasi

416 J u r nJaul r n a l
Ilmu Administrasi Volume XI | Nomor 3 |Desember 2014
Ilmu Administrasi
Media Pengembangan dan Praktik Administrasi
Media Pengembangan dan Praktik Administrasi
Implementasi E-Government dalam Mewujudkan Transparansi
dan Akuntabilitas Sistem Pemerintahan Modern
} Mochamad Ridwan Satya Nurhakim

3. kemudahan dalam pemakaian dan meng Untuk mencapai tujuan kebijakan


akses berita-berita hangat menjadi suatu sesuai dengan kriteria-kriteria tersebut tentu
kebutuhan nya tidaklah mudah. Hal penting yang
4. meningkatnya tuntutan mass harus dipertimbangkan adalah membangun
personalization dan instant gratification harmonisasi antara pilar good governance,
5. meningkatnya telecommuting terutama dalam membentuk mindset (reorientasi)
6. meningkatnya aktivitas ekonomi global terhadap konsepsi akuntabilitas publik yang
selama ini belum sepenuhnya tepat. Untuk itu
Adanya perubahan pola beraktivitas di
diperlukan seperangkat kebijakan dalam rangka
kalangan masyarakat luas tersebut, sesungguhnya
mendorong keberhasilan inovasi tersebut.
merupakan suatu peluang bagi penerapan
Kebijakan tersebut antara lain dapat berupa
e-government. Kegagalan sebagaimana pada kasus
(Campo, et.al,2002):
EDI di Bea Cukai, paling tidak dapat diminimalisir
dengan adanya jangkauan system yang lebih luas 1. Kebijakan yang dapat menciptakan iklim
politik yang mendorong pengambilan
dan dapat diakses oleh masyarakat umum, tidak
resiko di kalangan birokrasi pemerintah.
terbatas hanya pada specific customers. Masyarakat
Nilai-nilai yang mendasari pola perilaku
dengan karakteristik computer literate dan
birokrat yang cenderung status quo sangat
information minded yang semakin banyak tersebar
anti terhadap resiko, cenderung tidak
di berbagai Kabupaten dan Kota, merupakan
suka dengan inovasi yang belum jelas
salah satu penggerak utama e-government. Hal ini
keberhasilannya dan lebih memilih pola-
identik dengan pentingnya partisipasi masyarakat pola lama yang sudah dianggap benar,
dalam good governance, hanya partisipasi tersebut sudah waktunya diganti dengan nilai-nilai
dilakukan melalui pemanfatan teknologi yang menghargai inovasi dan kreativitas.
informasi. Partisipasi masyarakat dan kalangan
2. Kebijakan yang mendorong inisiatif
dunia usaha dalam e-government ini akan semakin
lokal. Mengurangi dominasi pusat atau
terdorong oleh adanya kepentingan bersama akan
pemerintah nasional, untuk kemudian
adanya layanan publik yang makin professional lebih memberdayakan institusi lokal
dan berkualitas, serta adanya kesadaran akan karena mereka yang lebih dekat dengan
governance. Dalam rangka itu perlunya membangun masyarakat, kelompok-kelompok ke
linkages antara berbagai pihak demi mewujudkan masyarakatan dan bisnis. Melalui
good maka e-government menjadi suatu kebutuhan reorganisasi struktur pemerintah lokal
dan merupakan sarana paling efektif, dengan dapat menjadi window of opportunity
pertimbangan beberapa keunggulan e-government bagi kebebasan berpikir dan melakukan
sebagaimana dipaparkan terdahulu. Selain perubahan termasuk melaksanakan ICT.
itu berdasarkan hasil analisis biaya- manfaat 3. Kebijakan yang menempatkan tujuan
sebagaimana yang ditulis oleh Idham Ibty (2001), bisnis dalam pelayanan publik. Hal ini
dari beberapa alternatif kebijakan, e-government tidak berarti menciptakan nuansa bisnis
dianggap dapat memenuhi kualitas layanan dalam memberikan pelayanan publik,
prima sebagaimana ditetapkan pada kriteria- tetapi lebih untuk mendorong peningkatan
kriteria tujuan kebijakan sehingga layanan publik kualitas pelayanan yang secara langsung
ini mampu menjadi instrument kepastian hukum dinikmati oleh masyarakat sebagai
bagi masyarakat. Adapun kriteria-kriteria tujuan customer melalui system appraisal yang
kebijakan tersebut meliputi: kompetitif. Melalui kebijakan-kebijakan
1. Reformasi layanan publik dalam kerangka sebagaimana diuraikan di atas, diharapkan
pasar bebas dan free internal trade akan mampu mengubah sistem nilai
2. Desentralisasi dan Otonomi dan pola perilaku lama menuju ke pola
3. Optimalisasi dan efektivitas asset dan perilaku baru yang mengedepankan
sumberdaya insani connectivity antara berbagai komponen
dan level masyarakat, swasta/pengusaha
4. Perimbangan keuangan daerah Pusat dan
dan pemerintah yang menjamin adanya
kemandirian daerah
kemudahan, kecepatan dan akhirnya
5. Ukuran biaya manfaat yang layak bagi
memberikan kepuasan. Terbentuknya
kepentingan publik
connectivity tersebut merupakan investasi
6. Efisiensi dan efektivitas kepemerintahan budaya luar biasa yang dalam jangka

Jurnal Jurnal 417


Volume XI | Nomor 3 | Desember 2014 Ilmu Administrasi
Ilmu Administrasi
Media Pengembangan dan Praktik Administrasi
Media Pengembangan dan Praktik Administrasi
Implementasi E-Government dalam Mewujudkan Transparansi
dan Akuntabilitas Sistem Pemerintahan Modern
} Mochamad Ridwan Satya Nurhakim

panjang akan membawa kesejahteraan 1. Support


bagi masyarakat. Elemen pertama dan paling krusial yang
Sudah merupakan fenomena umum bahwa harus dimiliki oleh pemerintah adalah keinginan
selama ini pemerintahan di negara-negara (intent) dari berbagai kalangan pejabat publik dan
sedang berkembang memakan biaya tinggi (high politik untuk benar-benar menerapkan konsep
cost), namun memberikan sedikit pelayanan, e-government, bukan hanya sekedar mengikuti
dan kurang begitu responsive atau kurang tren atau justru menentang inisiatif yang berkaitan
akuntabel. Untuk itulah reformasi diperlukan dengan prinsip-prinsip e-Government. Tanpa
guna mengatasi pathologi birokrasi yang adanya unsur political will ini, berbagai inisiatif
sudah menjadi kronis tersebut. Namun sejauh pembangunan dan pengembangan e-government
ini pula hasil yang diperoleh dari serangkaian tidak akan dapat berjalan dengan baik. Yang
proses pembangunan yang telah dilalui belum dimaksud dengan dukungan di sini juga bukanlah
memberikan hasil yang maksimal, melainkan hanya pada omongan semata, namun lebih jauh
masih sangat jauh dari harapan. Dalam konteks lagi dukungan yang diharapkan adalah dalam
penyelenggaraan pembangunan daerah melalui bentuk hal-hal sebagai berikut:
good governance, maka perlu dibangun jaringan a. Disepakatinya kerangka e-government
(linkages) yang partisipatif, transparan, dan sebagai salah satu kunci sukses negara
responsive antara pilar-pilar good governance dalam mencapai visi dan misi bangsanya,
tersebut. Dan hubungan semacam itu hanya sehingga harus diberikan prioritas tinggi.
dapat dibangun dengan menerapkan teknologi b. Disosialisasikannya konsep e-government
informasi atau manajemem berbasis e-governance secara merata, kontinyu, konsisten, dan
(Effendi, Sofyan,2001 dalam Azari, Idham, (ed) menyeluruh kepada seluruh kalangan
2002). birokrat secara khusus dan masyarakat
Belajar dari kegagalan-kagagalan pem secara umum melalui berbagai cara
bangunan serta sulitnya mengubah perilaku kampanye yang simpatik.
birokrasi atau mentalitas birokrasi maka 2. Capacity
diperlukan adanya pemahaman kembali
Adanya kemampuan atau keberdayaan
mengenai hakekat pembangunan daerah
dari pemerintah setempat dalam mewujudkan
dan bagaimana mewujudkannya melalui
impian e-government terkait menjadi kenyataan.
e-governance tersebut. Sebagaimana yang
Ada tiga hal yang harus dimiliki oleh pemerintah
dipaparkan oleh Effendi (2001) pembangunan
sehubungan dengan elemen ini, yaitu:
daerah di era otonomi dalam konteks good
a. Ketersediaan sumber daya yang cukup
governance paling tidak harus memiliki tujuan-
untuk melaksanakan berbagai inisiatif
tujuan sebagai berikut:
e-government, terutama yang berkaitan
1. Mengembangkan kemampuan ekonomi
dengan sumber daya finansial.
daerah untuk menciptakan kesejahteraan
b. Ketersediaan infrastruktur teknologi
dan memperbaiki kondisi kehidupan
informasi yang memadai, hal ini
material secara adil dan merata.
merupakan 50% dari kunci keberhasilan
2. Meningkatkan kondisi kesehatan,
penerapan e-government.
pendidikan, perumahan, dan kesempatan
kerja masyarakat daerah c. Ketersediaan sumber daya manusia yang
3. Mendorong penegakan hak-hak asasi memiliki kompetensi dan keahlian yang
manusia, kebebasan politik dan demokrasi. dibutuhkan agar penerapan e-government
4. Mengembangkan peradaban dapat sesuai dengan asas manfaat yang
5. Meningkatkan kesadaran perlunya diharapkan.
pembangunan yang berkelanjutan 3. Value
Menurut hasil kajian dan riset dari Harvard Elemen pertama dan kedua merupakan
JFK School of Government (Indarjit, 2004: 15), dua buah aspek yang dilihat dari sisi pemerintah
untuk menerapkan konsep-konsep digitalisasi selaku pihak pemberi jasa (supply side). Berbagai
pada sektor publik, ada tiga elemen sukses inisiatif e-government tidak akan ada gunanya
yang harus dimiliki dan diperhatikan sungguh- jika tidak ada pihak yang merasa diuntungkan
sungguh. Masing-masing elemen sukses dengan adanya implementasi konsep tersebut.
tersebut adalah:

418 J u r nJaul r n a l
Ilmu Administrasi Volume XI | Nomor 3 |Desember 2014
Ilmu Administrasi
Media Pengembangan dan Praktik Administrasi
Media Pengembangan dan Praktik Administrasi
Implementasi E-Government dalam Mewujudkan Transparansi
dan Akuntabilitas Sistem Pemerintahan Modern
} Mochamad Ridwan Satya Nurhakim

Dalam hal ini yang menentukan besar tidaknya e-government (Nugroho, 2008: 168).
manfaat yang diperoleh dengan adanya Mengenai penyebab kegagalan
e-government bukanlah kalangan pemerintah pengembangan e-government di Indonesia,
sendiri, melainkan masyarakat dan mereka berbeda dengan anggapan dari banyak
yang berkepentingan (demand side). Untuk itulah orang, ternyata sumber masalahnya tidak
maka pemerintah harus benar-benar teliti dalam selalu terkait dengan ketersediaan teknologi
memilih prioritas jenis aplikasi e-government apa informasi. Persoalan yang dihadapi dalam
saja yang harus didahulukan pembangunannya pengembangan e-government di tingkat pusat
agar benar-benar memberikan value (manfaat) maupun di tingkat daerah saling terkait
yang secara signifikan dirasakan oleh antara masalah pengembangan infrastruktur,
masyarakatnya. kepemimpinan dan budaya masysrakat kita.
Adapun elemen sukses pengembangan Harus diakui bahwa ketersediaan teknologi
e-government lain yang dikemukakan oleh Moon seperti terangkum dalam masalah infrastruktur
(2008: 168) di dalam buku Sistem Informasi seringkali masih menjadi kendala di Negara
Manajemen karya Eko Nugroho yaitu willingness berkembang. E-government memang menuntut
dan local culture. Willingness adalah kemauan. adanya teknologi satelit, jarigan listrik, jaringan
Kemauan di sini dapat diartikan sebagai komitmen telepon, pengadaan komputer dalam lembaga
yang muncul untuk melakukan sesuatu hal. pemerintah beserta infrastruktur penunjang
Persepsi masyarakat akan ICT akan mempengaruhi yang terdapat secara merata di seluruh wilayah
kemauan menggunakan fasilitas ICT (Stevanus Indonesia. Namun, bagi sebagian besar daerah,
Wisnu.W, 2005: 3). Faktor willingness tersebut dapat kendala yang menjadi penyebab kegagalan
terlihat dari adanya pengaruh willingness pada penerapan e-government di Indonesia bisa
e-Readiness terhadap keberhasilan e-government. berasal dari faktor kepemimpinan. Faktor
e-Readiness adalah pemeringkatan untuk menilai ini dipengaruhi oleh adanya konflik antara
tingkat kesiapan suatu negara dalam pemanfaatan kebijakan pemerintah pusat dengan pemerintah
teknologi informasi, khususnya untuk daerah. Faktor lain adalah peraturan yang
pelaksanaan e-government. e-Readiness merupakan kurang mendukung, alokasi anggaran yang
sebuah kondisi terkait dengan keberhasilan kurang memadai, pembakuan sistem yang
pengembangan e-government. Terdapat stakeholders tidak jelas yang kesemuanya ditentukan oleh
yang terkait erat dengan penerapan e-government komitmen dari para pemimpin atau pejabat
yaitu, pemerintah, masyarakat yang terdiri atas bagi terlaksananya e-government.
individu dan organisasi non profit dan profit. Sementara itu, yang sangat mendasar
e-Readiness merupakan kesiapan stakeholders tetapi memerlukan komitmen perubahan yang
tersebut. Pendekatan pengukuran dilakukan kuat adalah faktor budaya. Jajaran pemerintah
dengan mengukur kemampuan dan kemauan di Indonesia sebenarnya cukup mudah dalam
stakeholders tersebut dalam konteks penerapan memperoleh akses teknologi dan tidak kurang
e-government. Pencapaian keberhasilan pemerintah juga banyak pemimpin yang punya visi
untuk mencapai tahap e-government dalam tingkat pengembangan layanan secara elektronik.
tertentu dipengaruhi oleh e-Readiness pemerintah Namun, masalahnya adalah bahwa pemanfaatan
maupun masyarakat pengguna (Stevanus Wisnu e-government sering terbentur dengan faktor
W, 2005: 4). budaya masyarakat yang memang kurang
Selain itu, faktor atau elemen sukses penerapan mendukung. Faktor budaya diantara para
e-government juga dapat dipengaruhi oleh local birokrat dalam lembaga pemerintah inilah yang
culture atau budaya lokal yang mempengaruhi di seringkali mengakibatkan kurangnya kesadaran
dalam kesuksesan penerapan e-government terkait dan penghargaan terhadap pentingnya
dengan kemampuan dalam memasyarakatkan e-government. Yang sering muncul adalah
transaksi elektronis. Begitu juga dengan kesiapan ketakutan atau kekhawatiran yang berlebihan
dari masyarakat pengguna, dimana berhubungan bahwa aplikasi e-government mengancam
dengan kemampuan masyarakat di dalam jabatannya yang sudah mapan. Kita juga sering
menggunakan fasilitas-fasilitas pelayanan yang melihat bahwa integrasi diantara lembaga
terdapat di dalam penerapan e-government tersebut. Negara, lembaga departemen maupun non-
Peran masyarakat di sini sangat memiliki pengaruh departemen masih selalu terkendala karena
dalam pencapaian kesuksesan penerapan masing-masing tidak mau berbagi data dan
informasi. Inilah kendala yang paling pokok

Jurnal Jurnal 419


Volume XI | Nomor 3 | Desember 2014 Ilmu Administrasi
Ilmu Administrasi
Media Pengembangan dan Praktik Administrasi
Media Pengembangan dan Praktik Administrasi
Implementasi E-Government dalam Mewujudkan Transparansi
dan Akuntabilitas Sistem Pemerintahan Modern
} Mochamad Ridwan Satya Nurhakim

bagi penerapan e-government. Jika digambarkan Betapapun canggihnya teknologi yang


dalam gambar adalah sebagai berikut: digunakan, jika tidak didukung dengan
perubahan sistem manajemen dan struktur
organisasi, proses yang lebih cocok dengan
penggunaan teknologi informasi, maka
e-government akan gagal dalam mencapai
tujuannya. Dalam hal ini tampak juga pentingnya
unsur budaya dalam birokrasi pemerintah.
Tanpa disertai perubahan dalam budaya
birokrasi yang cenderung melanggengkan
KKN, maka peran teknologi informasi mungkin
Sumber: Poster Sosialisasi KKS, KIS dan KIP (CNN Indonesia hanya akan membuat cara-cara korupsi dan
2014)
kolusi baru yang semakin cepat dan semakin
Gambar 4. Masalah Pokok Aplikasi E-government
rapi sehingga akan sulit dideteksi orang awam.
Dari berbagai kasus aplikasi e-government Beberapa hal lain yang menjadi tantangan
di jajaran pemerintah, tampak bahwa kegagalan dalam mengimplementasikan e-government di
proyek e-government sebagian besar disebabkan Indonesia antara lain:
kegagalan sistemik. Maksudnya kegagalan 1. Budaya berbagi belum ada. Budaya
itu bisa disebabkan karena teknologi atau sharing informasi dan mempermudah
infrastrukturnya, karena faktor kepemimpinan, urusan belum ada. Bahkan banyak oknum
atau bisa juga karena faktor budaya. Robert yang menggunakan kesempatan dengan
Heeks (2003) menyatakan bahwa kebanyakan mempersulit mendapatkan informasi ini.
kegagalan aplikasi e-government di negara 2. Budaya mendokumentasikan belum
berkembang adalah karena ketidakpahaman lazim. Salah satu kesulitan terbesat yang
mengenai keadaan sekarang (where are we now) kita hadapi adalah kurangnya kebiasaan
dengan apa yang akan kita capai dengan proyek mendokumentasikan apa saja. Padahal
e-government (where the e-government project wants kemampuan mendokumentasikan ini
to get us). Dengan kata lain, yang seringkali terjadi bagian penting dari standar software
adalah kesenjangan yang lebar antara realitas yang engineering.
sekarang dihadapi dengan rancangan e-government 3. Masih langkanya SDM yang handal.
yang dimaksudkan untuk mengubah keadaan. Teknologi informasi merupakan sebuah
Kesenjangan ini terdapat dalam berbagai dimensi bidang yang baru. SDM untuk bidang
yang oleh Heeks dijabarkan berupa Information, teknologi informasi umumnya dimiliki
oleh lingkungan bisnis/industri. Hal
Technology, Processes, Objective and Resources, Staffing
ini akan lebih parah jika kekurangan
and Skills, Management Systems and Structures, other
kemampuan pemerintah ini dimanfaatkan
Resources. Pendapat Heeks dapat digambarkan
oleh oknum bisnis dengan menjual solusi
adalah sebagai berikut:
yang salah dan sangat mahal.
4. Infrastruktur yang belum memadai dan
mahal. Infrastruktur telekomunikasi
Indonesia memang masih belum tersebar
secara merata. Kalaupun ada fasilitas
harganya masih relatif mahal.
5. Tempat akses yang terbatas. Sejalan
dengan point di atas, tempat akses
informasi jumlahnya juga masih terbatas.
Di beberapa tempat di luar negeri,
Pemerintah dan masyarakat bergotong
royong untuk menciptakan access point
yang terjangkau. Ini yang harus lebih
ditingkatkan di Indonesia.

Gambar 5. Penyebab Kegagalan E-government menurut


Heeks (2003)

420 J u r nJaul r n a l
Ilmu Administrasi Volume XI | Nomor 3 |Desember 2014
Ilmu Administrasi
Media Pengembangan dan Praktik Administrasi
Media Pengembangan dan Praktik Administrasi
Implementasi E-Government dalam Mewujudkan Transparansi
dan Akuntabilitas Sistem Pemerintahan Modern
} Mochamad Ridwan Satya Nurhakim

E. PENUTUP mampu menghasilkan sejumlah output


yang lebih besar dengan total biaya
Kemajuan teknologi komunikasi dan
yang sama, serta pemerintah mampu
informasi melalui internet telah membuka
menghasilkan output yang sama dengan
kesempatan yang semakin luas hubungan antara
biaya sama, namun waktu yang ebih cepat.
politik, demokrasi dan masyarakat. E-government
2. Efektivitas, yang artinya pemerintah
adalah salah satu cara dalam mewujudkan proses
mampu bekerja lebih baik dan lebih
politik agar lebih partisipatif dan demokratis.
inovatif. Pemerintah mampu menghasilkan
Masyarakat dapat telibat secara langsung
sejumlah output yang sama, dengan biaya
dalam proses perencanaan, pelaksanaan dan
dan waktu yang relative sama, namun
pengawasan kebijakan publik. Perkembangan
dengan standar kualitas layanan yang
teknologi internet tidak saja telah meningkatkan
lebih baik, serta mampu menangkap
efisiensi, efektivitas dan percepatan pelayanan aspirasi masyarakat yang dilayaninya
publik, tetapi juga telah memungkinkan debat- dengan memberikan pilihan alternative
debat yang bersifat publik yang bertujuan untuk sesuai dengan kondisi dan kemampuan
mendiskusikan, mengkritisi dan menganalisis masyarakat tersebut.
keputusan politik dan tindakan administrasi
publik. Pemerintah Indonesia perlu memikirkan
Riset dan dokumentasi praktik-praktik untuk dengan segera menerapkan e-government
ter
baik di berbagai negara menyarankan sebagai bentuk kepedulian terhadap
tiga tahapan dasar dalam mengembangkan kemakmuran, kesejahteraan dan keadilan
e-government: masyarakatnya. Penerapan e-government
1. Pembangunan konektivitas dan infrastruktur ini sebagai salah satu bentuk Pemerintah
2. Pengembangan konten dan aplikasi Indonesia menuju pemerintahan terbuka
3. Sistem atau integrasi dan modern. Pemerintah Indonesia dengan
sistem pemerintah terbuka akan menjadikan
Apa yang ditawarkan oleh e-government itu Indonesia sebagai salah satu negara yang kuat
merupakan keunggulan utama dari Information dan bersih serta akuntabilitasnya terpercaya
Communication Technologies (ICT) yang dimata publik Indonesia maupun dunia.
mendorong terjadinya tiga perubahan yang Jika e-government di Indonesia diterapkan
mendasari terciptanya good governance di Negara maka pemerintah Indonesia harus sudah
yang sedang berkembang, yang meliputi: memikirkan beberapa hal berikut:
1. Automation yaitu pergeseran dari
1. Pemerintah harus menganggarkan dana
pemrosesan informasi secara manual ke
bagi pembangunan infrastruktur TIK.
teknologi digital
Pembangunan infrastruktur ini bertujuan
2. Informatisation yatiu mempercepat proses mempercepat penerapan e-government
pengolahan informasi misalnya dalam dalam pemerintah Indonesia, mulai dari
rangka pengambilan keputusan dan tingkat pusat sampai ke tingkat pedesaan.
implementasi keputusan
2. Kebijakan baru yang berkaitan dengan
3. Transformation yaitu penciptaan metode-
aturan, landasan hukum, kebebasan data,
metode pelayanan publik yang lebih cepat
dan perlindungan data.
dan efisien.
3. Sumber daya manusia (SDM), pemerintah
Dari ketiga perubahan fundamental perlu mempersiapkan SDM yang mem
ini, akan membawa beberapa keunggulan punyai kapasitas pengetahuan dalam hal
bagi pemerintah dalam menyelenggarakan manajerial dan penguasaan TIK. Untuk
pembangunan khususnya pembangunan daerah saat ini Indonesia telah memiliki banyak
dan pelayanan publik, yakni: pakar-pakar dalam bidang ini, sehingga
1. Efisiensi, yang artinya pemerintah mampu hal ini merupakan modal untuk segera
menyelenggarakan pelayanan dengan mengembangkan e-government.
lebih murah, mampu menjangkau lebih 4. Kemitraan dan kolaborasi, hal ini
banyak lapisan masyarakat, dan mampu dilakukan untuk mendukung berjalannya
bekerja lebih cepat. Pemerintah mampu e-government dengan baik. Salah satunya
menghasilkan output yang sama dengan adalah menjalin kemitraan dengan pihak
biaya yang lebih murah, pemerintah swasta dan kemitraan dengan masyarakat

Jurnal Jurnal 421


Volume XI | Nomor 3 | Desember 2014 Ilmu Administrasi
Ilmu Administrasi
Media Pengembangan dan Praktik Administrasi
Media Pengembangan dan Praktik Administrasi
Implementasi E-Government dalam Mewujudkan Transparansi
dan Akuntabilitas Sistem Pemerintahan Modern
} Mochamad Ridwan Satya Nurhakim

agar E-government berjalan sesuai dengan Campo, Salvatore Schiavo and Sundaram,
yang diharapkan, karena jalannya Paschampet. 2002. To Serve and To Preserve:
E-government mendapat pantauan dari Improving Public Administration in A
pihak-pihak yang independen. Competitive World. Asean Development
Bank. E-governancein Depth.
Sebagai konsep yang aplikatif, e-government
E Prasojo dan T Kurniawan. 2004. Hambatan
menawarkan alternatif untuk mengubah
dalam Penerapan E-government di Indonesia.
pola kerja dan perilaku birokrasi. Namun
Laporan Penelitian. DIA Fisip UI.
hal ini tidak terlepas dari adanya hambatan-
Heeks, Richard. 2003. Most e-government for
hambatan yang sangat mungkin menjadi Development Project Fail: How Can Risk be
tidak efektifnya implementasi e-government di Reduced?. iGovernment Working Paper Series.
suatu negara. Di Indonesia, hambatan utama Manchester: Institute for Development
justru teletak pada goodwill pemerintah untuk Policy and Management.
menerapkan e-government tersebut. Pada Indrajit, Richardus E.. 2002. Electronic
dasarnya, penyelenggaraan pemerintah tidak Government. Yogyakarta: Andi Offset
dapat dilepaskan dari peran serta aktif dari _________________. 2004. E-government Strategi
berbagai komponen masyarakat, swasta dan Pembangunan dan Pengembangan Sistem
pemerintah itu sendiri dalam rangka perumusan Pelayanan Publik Berbasis Teknologi Digital.
produk-produk kebijakan publik yang lebih Yogyakarta: Andi Offset.
inovatif. Oleh karenanya, interaksi dan sinergi Kumorotomo, Wahyudi. 2008. Kegagalan
yang efektiflah yang memungkinkan dapat Penerapan E-government dan Kegiatan Tidak
diterapkannya e-government dengan baik. Produktif dengan Internet. Yogyakarta.
Masyarakat kita saat ini sedang mengalami Gama Press.
fase evolusi dalam hal berorganisasi dan Purwandani, Sri. 2011. Analisis Penerapan
berkomunikasi. Adalah menjadi tugas dan Electronic Government Kabupaten Pati.
kewajiban bagi pemerintah untuk selalu Skripsi. Semarang: Universitas Diponegoro.
tanggap dan menyesuaikan dengan pola- Rokhman, Ali. 2008. Potret dan Hambatan
pola dan kecenderungan baru yang akan e-government Indonesia. Inovasi Online.
selalu terjadi di masyarakat. Sehingga setiap Edisi Vol 11/XX. Juli 2008.
Thoha, Miftah. 2010. Ilmu Administrasi Publik
perubahan yang terjadi ini harus diantisipasi
Kontemporer. Jakarta: Kencana Prenada
dan difahami serta selanjutnya difasilitasi
Media Group.
dengan bentuk penyediaan teknologi support
Winarno, Budi. 2002. Teori dan Proses Kebijakan
system yakni e-government. Namun pada
Publik. Yogyakarta. Media Pressindo.
akhirnya yang terpenting adalah harus
Undang Undang No. 11 Tahun 2008 tentang
diperhatikan cara-cara pengawasannya.
Informasi dan Transaksi Elektronik
Sehingga bagaimanapun teknologi yang Undang-undang No. 14 Tahun 2008 tentang
semakin maju, tetap yang menjadi tujuan Keterbukaan Informasi Publik
utama adalah bagaimana memenuhi kewajiban Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2007
pelayanan publik dengan baik dan bagaimana tentang Pembagian Urusan Pemerintahan
Pemerintah mempertanggungjawabkannya antara Pemerintah Pusat, Pemerintah
dengan transparan. Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota
REFERENSI
Instruksi Presiden No. 6 Tahun 2001 tentang
Andrianto, Nico. 2007. Good Government: Telematika (Telekomunikasi, Media dan
Transparansi dan Akuntabilitas Publik Informatika)
melalui e-government. Malang: Banyumedia Instruksi Presiden No . 3 Tahun 2003 tentang
Publishing. Kebijakan dan Strategi Nasional
Astuti, Sri Yuni Woro. 2004. Peluang dan Pengembangan e-Government.
Tantangan Penerapan E-governance Dalam Peraturan Menteri No.28 tahun 2006 tentang
Konteks Otonomi Daerah. Jurnal. Fisip pembuatan domain dengan penggunaan
Universitas Airlangga. ekstensi go.id

422 J u r nJaul r n a l
Ilmu Administrasi Volume XI | Nomor 3 |Desember 2014
Ilmu Administrasi
Media Pengembangan dan Praktik Administrasi
Media Pengembangan dan Praktik Administrasi

You might also like