KLASIFIKASI KASUS

TERSANGKA KEMUNGKINAN PASTI KARIER

Not applicable Manifestasi klinis (+): Kasus probable Kultur

Laringitis, faringitis, Ditambah C. diphtheriae (+)
Konfirmasiataulaboratorium
tonsilitis (isolasi C. diphtheriae, atau kenaikan
Alur Penatalaksanaan
Ditambah
Penderita DifteriaTanpa titer
Secara epidemiologis kontak dengan kasus confirmed
Ab serum
manifestasi >4x)
klinis
WHO: Recommended Surveillance Standard of Diphtheria
Membran aderen
di tonsil, faring, dan atau hidung

I S O LA S I

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Ab serum untuk difteria APT2, APH3, atau lesi kulit

Apus Gram 1 Ambil membran & dasarnya
Leukosit, hitung jenis Pewarnaan Neisser, Albert (di lab cito/patklin)
Urin rutin Kultur di Biofarma
Bullneck foto STL1
Miokarditis EKG, CPK,
CK-MB
Foto toraks
 +
ANTIBIOTIK

ADS
Nasal/faring ringan: 40.000 IU
Faring: 60.00080.000 IU
Faring berat, laring, bullneck, delayed diag.: 100.000120.000 IU

ANTIBIOTIK
PP 25.00050.000 IU/kgBB/hr i.m., dibagi 2 dosis selama
14 hr difteria kulit selama 710 hr
Eritromisin 4050 mg/kgBB/hr i.v./p.o. (maks. 2 g/hr),
dibagi 4 dosis selama 14 hr
Amoksisilin
Rifampisin
Klindamisin
ANTIBIOTIK
PP 25.00050.000 IU/kgBB/hr i.m. dosis tunggal
Eritromisin 40 mg/kgBB/hr (maks. 2 g/hr) dibagi 4 dosis selama 7 hr
1STL: soft tissue leher Imunisasi
2APT: apus tenggorok
3APH: apus hidung