Professional Documents
Culture Documents
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Belanda tahun 1918, kemudian diambil alih Pemerintah Jepang tahun 1942. Pengelolaan
tahun 1945.
Industri batubara pada awalnya hanya merupakan sumber energi kedua setelah
minyak bumi. Gagasan untuk menjadikan batubara sebagai sumber energi alternatip bermula
saat terjadi embargo ekonomi terhadap Amerika Serikat dan Eropa oleh negara-negara Arab
yang melambungkan harga minyak dunia. Mengantisipasi kondisi ini maka pada tahun 1976
No. 42 tahun 1980, dan sebagai implementasi didirikan perusahaan penambangan batubara
PT. Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) yang berlokasi di Tanjung Enim, Muara Enim
memiliki cadangan batubara sebanyak 7,3 Milyar ton atau 17 persen dari sumber daya
batubara Indonesia dan merupakan produsen batubara terbesar ke 5 di Indonesia. Selain itu
mendistribusikan sekitar 20 persen produknya ke pasar luar Negeri seperti Jepang, Taiwan,
68
69
Sumatera Barat ke dalam perseroan, dengan demikian PTBA merupakan satu-satunya Badan
Usaha Miliki Negara (BUMN) yang melakukan kegiatan penambangan batubara di Indonesia.
Pertambangan dan Energi No. 483/201/M.DJP/1993, PTBA juga ditugaskan sebagai pelopor
mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Jakarta dan di Bursa Efek Surabaya. Komposisi
kepemilikan saham PTBA saat ini adalah 65 persen saham dimiliki oleh Pemerintah Republik
Indonesia, dalam hal ini adalah Departemen keuangan dan 35 persen dimiliki oleh
masyarakat dan kesuksesan PTBA tidak terlepas dari sejarah panjang kegiatan
Manajemen PTBA saat ini dipimpin oleh Direktur Utama yang membawahi 5 (lima)
Direktur antara lain Direktur Keuangan, Direktur Niaga, Direktur Operasi/Produksi, Direktur
Kepala Divisi, untuk General Manager (GM) merupakan jabatan yang berada di posisi unit
Komisaris melalui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Para Direktur/Direksi diangkat
melalui RUPS setiap 5 tahun sekali, tetapi bisa saja digantikan sesuai dengan permintaan
pemegang saham mayoritas, jika kinerja pada Direktur tersebut tidak sesuai dengan harapan
pemegang saham. Untuk mengevaluasi pencapaian kinerja perusahaan para Direksi selalu
70
manajemen mengetahui perkembangan dan kemajuan kinerja pada periode tertentu. RMM
dihadiri oleh seluruh Senior Manajer dan General Manager. Jika terdapat permasalahan atau
terdapat target tidak tercapai pada suatu Satuan Kerja, maka melalui forum ini dicarikan
jalan keluar oleh seluruh peserta RMM. Keputusan RMM dituangkan dalam notulen rapat
RMM yang ditetapkan oleh Direktur Utama. Untuk menunjang pencapaian Visi Perseroan,
Manajemen PTBA telah menetapkan struktur organisasi sebagaimana tergambar berikut ini.
Direktur Utama
Divisi Divisi
Akuntansidan Anggaran Perencanaan Korporat
Divisi Perbendaharaan Divisi
dan Pendanaan Pengembangan Korporat
Divisi Divisi
Teknologi Informasi Sumber Daya Manusia
Divisi Divisi
Sekretaris Perusahaan Rumah Sakit Bukit Asam
Gambar 4.1
Perusahaan menetapkan visi, misi dan strategi untuk mengarahkan seluruh potensi
yang ada dalam perseroan kepada satu fokus pencapaian Visi Perusahaan. Visi perusahaan
adalah menjadi perusahaan energi berbasis batubara yang berdaya saing dan memberikan
Guna mencapai visi tersebut, perusahaan menetapkan misi untuk memproduksi dan
memasarkan batubara dan derivatifnya dengan cara terbaik, harga dan biaya yang
meliputi :
Jumlah produksi, pendapatan dan laba bersih dikaitkan dengan jumlah Pegawai
selama tahun 2006 sampai dengan tahun 2010 dapat kita lihat pada tabel 4.1 sebagai
berikut :
72
Tahun 2006-2010
Tahun Rata-rata
kenaikan /
No Uraian 2006 2007 2008 2009 2010 penurunan
pertahun
Produksi
1 8.400 8.555 10.086 10.757 13.200 + 8,35 %
(Ribu Ton)
Penjualan
2 3.533 4.124 7.126 8.948 7.909 + 12,99 %
(Ribu Ton)
Laba Bersih
3 486 726 1.708 2.728 2.009 + 43, 78 %
(Milyar)
Sumber laporan Keuangan PT BA tahun 2010
Pada tabel 4.1 di atas menjelaskan bahwa untuk produksi PTBA tahun 2006 2010
mengalami kenaikan rata-rata 8,35 % dan dalam penjualan batubara dari tahun 2006
2010 terjadi kenaikan 12,99 %, walaupun pada tahun 2010 mengalami penurunan penjualan
bila dibandingkan dengan tahun 2009 mencapai 11,61 %, penurunan ini dikarenakan harga
batubara mengalami kenaikan, maka PTBA untuk menjaga stabilitas harga agar tetap tinggi
tidak berlebihan (sumber : laporan tahunan PTBA tahun 2010), sedangkan laba bersih yang
didapat PTBA rata-rata dari tahun 2006-2010 mencapai 43,78 %, walaupun pada tahun 2010
mengalami penurunan bila dibandingkan tahun 2009, hal ini dikarenakan terjadinya
PTBA menyadari bahwa Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan modal utama yang
paling berharga bagi Perusahaan, sehingga PTBA secara terus menerus berupaya
pengembangan Sumber Daya Manusia, PTBA menetapkan VISI, MISI dan Strategi sebagai
berikut :
73
Visi : Menjadikan SDM PTBA sebagai keunggulan kompetitif bagi Perusahaan dan
Misi : Menyediakan SDM dan Sistem Manajemen SDM yang terbaik untuk
Strategi utama dalam bidang SDM terdiri dari 3 (tiga) strategi yaitu :
profesional.
dan,
manajerial bagi jabatan Senior Manajer (SM), General Manajer (GM), Manajer dan Asisten
kompetensi Teknis.
menetapkan kebijakan yaitu menyesuaikan bentuk dan struktur organisasi sesuai dengan
tanggung jawab dan kinerja (pay for job and performance), pembinaan moral dan budaya
kerja serta optimalisasi modul-modul sistem informasi SDM dan penggajian yang terintegrasi.
penerapan sistem remunerasi yang kompetitif dan peningkatan hubungan dan komunikasi
dengan pegawai yang pada akhirnya berupaya untuk mendorong peningkatan kompetensi,
74
kinerja dan iklim kerja yang kondusif sehingga tercipta ketenangan kerja yang mendorong
Untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja perseroan memberikan kesempatan tugas bagi
karyawan yang lulus seleksi. Di tahun 2003, perseroan memberikan tugas belajar kepada 33
orang yang terdiri dari 10 orang untuk program D3 pendidikan instruktur dan 23 untuk
Sebagai objek penelitian pada PTBA difokuskan pada Divisi SDM karena divisi ini
memiliki peranan penting dalam mengelola kinerja dan memotivasi pegawai atau karyawan,
bila dilihat dari tugas dan fungsi Divisi SDM adalah melakukan perumusan dan implementasi
strategi dan kebijakan organisasi, rekruitmen, penempatan pegawai, pengelolan kinerja dan
sistem remunirasi, pengembangan kopetensi dan karir, pelayanan hubungan industri serta
Untuk lebih jelasnya ditambilkan jumlah karyawan Divisi SDM terlihat pada tabel 4.2.
sebagai berikut :
Jumlah S2 S1 D3 D1 SLTA
Pegawai Divisi
SDM
134 3 107 19 3 2
Data pendidikan karyawan tersebut di atas menunjukan bahwa berjumlah 134 orang
Mekanisme kerja Divisi SDM PTBA berdasarkan tugas dan fungsi dari Divisi SDM
sebagai berikut :
75
1. Membuat Rencana Jangka Pendek (RJP) SDM yang mengacu pada Rencana
perusahaan.
10. Bila diperlukan, khusus pegawai yang mendapatkan nilai PPKP C atau D
Perhatian lain yang diberikan adalah pemberian penghargaan kepada karyawan berprestasi,
pemberian ongkos naik haji (ONH), bagi karyawan teladan dan pemberian penghargaan
kepada karyawan yang telah mengabdi lebih dari 15 tahun. Sebagai jaminan kesejahteraan
bagi karyawan pada saat pensiun, perseroan menyelenggarakan program Dana Pensiun,
Setelah diuji sebanyak 100 Responden, didapati hasil bahwa seluruh item pernyataan
pada variabel gaya kepemimpinan dinyatakan valid karena rhitung > rtabel.
Corrected
Variabel No.Pertanyaan Item-Total R tabel Keterangan
Correlation
1 0.796 0.183 Valid
2 0.717 0.183 Valid
3 0.818 0.183 Valid
4 0.787 0.183 Valid
5 0.664 0.183 Valid
Motivasi (Y)
6 0.878 0.183 Valid
7 0.784 0.183 Valid
8 0.745 0.183 Valid
9 0.827 0.183 Valid
10 0.849 0.183 Valid
Sumber: Hasil Pengolahan Data Penelitian, 2011
77
Setelah diuji sebanyak 100 Responden, didapati hasil bahwa seluruh item pernyataan
Corrected
Variabel No.Pertanyaan Item-Total R tabel Keterangan
Correlation
1 .333 0.183 Valid
2 .607 0.183 Valid
3 .599 0.183 Valid
4 .531 0.183 Valid
5 .570 0.183 Valid
Motivasi (Y)
6 .508 0.183 Valid
7 .681 0.183 Valid
8 .683 0.183 Valid
9 .560 0.183 Valid
10 .528 0.183 Valid
Sumber: Hasil Pengolahan Data Penelitian, 2011
Setelah diuji sebanyak 100 Responden, didapati hasil bahwa seluruh item pernyataan
Dalam penelitian ini uji realibilitas yang dilakukan pada masing-masing variabel
menggunakan SPSS 17.0, yaitu apabila nilai Cronbach Alpha > 0.600 maka dinyatakan
reliable. Hasil pengujian reliabilitas terhadap semua variabel ditunjukkan dibawah ini:
78
Seluruh variabel dinyatakan reliable karena nilai Cronbach Alpha lebih besar dari
0.600.
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah beberapa sampel yang diambil
berasal dari populasi yang sama (populasi data berdistribusi normal). Uji normalitas untuk
Dasar pengambilan keputusan pada uji normalitas ini adalah sebagai berikut:
Jika Sig. atau signifikansi atau nilai probabilitas > 0.05 maka data berdistribusi
normal.
Jika Sig. atau signifikansi atau nilai probabilitas < 0.05 maka data tidak
berdistribusi normal.
Angka signifikansi dapat diperoleh melalui perhitungan test of normality atau plot
melalui alat bantu SPSS 17. Angka 0.05 merupakan tingkat kesalahan.
Untuk mengetahui apakah distribusi data Gaya Kepmimpinan normal atau tidak
normal, maka dilakukan uji normalitas dari data yang telah dikumpulkan dengan
2
Expected Normal
-2
-4
2 3 4 5
Observed Value
Jika dilihat pada gambar 4.2 di atas, terlihat sebaran data variabel gaya
kepemimpinan berkumpul di sekitar garis uji yang mengarah ke kanan atas dan tidak ada
data yang terletak jauh dari sebaran data. Maka data tersebut berdistribusi normal.
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnov(a) Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Gaya Kepemimpinan ,087 100 ,061 ,982 100 ,194
a Lilliefors Significance Correction
Jika di lihat dari table 4.10 di atas, variable gaya kepemimpinan memiliki Sig = 0.061
Untuk mengetahui apakah distribusi data Motivasi normal atau tidak normal, maka
dilakukan uji normalitas dari data yang telah dikumpulkan dengan menggunakan program
1
Expected Normal
-1
-2
-3
2 3 4 5
Observed Value
Jika dilihat pada gambar 4.3 di atas, terlihat sebaran data variabel motivasi
berkumpul di sekitar garis uji yang mengarah ke kanan atas dan tidak ada data yang terletak
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnov(a) Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Motivasi ,084 100 ,082 ,967 100 ,012
a Lilliefors Significance Correction
Jika dilihat dari tabel 4.8, variabel Motivasi memiliki Sig = 0.082 > 0.05, maka data
Untuk mengetahui apakah distribusi data Kinerja normal atau tidak normal, maka
dilakukan uji normalitas dari data yang telah dikumpulkan dengan menggunakan program
1
Expected Normal
-1
-2
Jika dilihat pada gambar 4.4 di atas, terlihat sebaran data variabel kinerja
berkumpul di sekitar garis uji yang mengarah ke kanan atas dan tidak ada data yang terletak
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnov(a) Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Kinerja ,084 100 ,079 ,970 100 ,021
a Lilliefors Significance Correction
Jika dilihat dari tabel 4.9 di atas, variabel kinerja memiliki Sig = 0.079 > 0.05, maka
ordinal menjadi data interval gunanya untuk memenuhi sebagian dari syarat analisis
parametric yang mana data setidak-tidaknya berskala interval. Teknik transformasi yang
1. Pertama perhatikan setiap butir jawaban responden dari angket yang disebarkan;
2. Pada setiap butir ditentukan berapa orang yang mendapat skor 1, 2, 3, 4 dan 5 yang
3. Setiap frekuensi dibagi dengan banyaknya responden dan hasilnya disebut proporsi;
4. Tentukan nilai proporsi kumulatif dengan jalan menjumlahkan nilai proporsi secara
5. Gunakan tabel distribusi normal, hitung nilai Z untuk setiap proporsi kumulatif yang di
peroleh
6. Tentukan nilai tinggi densitas untuk setiap nilai Z yang diperoleh (dengan menggunakan
Tabel 4.10
Menentukan Frekuensi
Berdasarkan data tabel diatas terlihat f (frekuensi) responden dari banyak responden
yang memberikan alternatif jawaban dari pernyataan angket yang disebarkan dibobot
Alternatif jawaban 1 = 13
Alternatif jawaban 2 = 87
Menentukan Proporsi
Proporsi diperoleh dari hasil perbandingan antara jumlah frekuensi perpoint dengan total
P1 = 13/1000 = 0.013
P2 = 87/1000 = 0.087
P3 = 236/1000 = 0.236
P4 = 467/1000 = 0.467
P5 = 197/1000 = 0.197
Proporsi kumulatif diperoleh dengan menjumlahkan secara berurutan untuk setiap nilai,
Menentukan nilai Z
Nilai proporsi kumulatif (PK) dianggap mengikuti distribusi normal baku dengan melihat
table distribusi normal kumulatif maka dapat ditentukan nilai Z untuk setiap kategori
sebagai berikut:
Nilai Z1 = -2.226
Nilai Z2 = -1.282
Nilai Z3 = -0.423
Nilai Z4 = 0.852
Nilai Z5 =
85
Menentukan Densitas
Nilai densitas diperoleh dari tabel koordinat kurve normal baku untuk nilai:
D1 = 0.033
D2 = 0.175
D3 = 0.365
D4 = 0.277
D5 =
SV1 = -2.575
SV2 = -1.632
SV3 = -0.802
SV4 = 0.187
SV5 = 1.408
Transformasi data interval diperoleh dengan jalan mengambil nilai negatif yang paling
Sa1 = 1.000
Sa2 = 1.943
Sa3 = 2.773
Sa4 = 3.762
Sa5 = 4.983
86
Tabel 4.11
Menentukan Frekuensi
Berdasarkan data tabel diatas terlihat f (frekuensi) responden dari banyak responden
yang memberikan alternatif jawaban dari pernyataan angket yang disebarkan dibobot
Alternatif jawaban 1 = 7
Menentukan Proporsi
Proporsi diperoleh dari hasil perbandingan antara jumlah frekuensi perpoint dengan total
P1 = 7/1000 = 0.007
P2 = 123/1000 = 0.123
P3 = 330/1000 = 0.330
87
P4 = 313/1000 = 0.313
P5 = 227/1000 = 0.227
Proporsi kumulatif diperoleh dengan menjumlahkan secara berurutan untuk setiap nilai,
Menentukan nilai Z
Nilai proporsi kumulatif (PK) dianggap mengikuti distribusi normal baku dengan melihat
table distribusi normal kumulatif maka dapat ditentukan nilai Z untuk setiap kategori
sebagai berikut:
Nilai Z1 = -2.457
Nilai Z2 = -1.126
Nilai Z3 = -0.100
Nilai Z4 = 0.749
Nilai Z5 =
Menentukan Densitas
Nilai densitas diperoleh dari tabel koordinat kurve normal baku untuk nilai:
D1 = 0.019
D2 = 0.212
D3 = 0.397
D4 = 0.310
D5 =
88
SV1 = -2.784
SV2 = -1.561
SV3 = -0.562
SV4 = 0.305
SV5 = 1.328
Transformasi data interval diperoleh dengan jalan mengambil nilai negatif yang paling
Sa1 = 1.000
Sa2 = 2.222
Sa3 = 3.222
Sa4 = 4.089
Sa5 = 5.112
Tabel 4.12
Menentukan Frekuensi
Berdasarkan data tabel diatas terlihat f (frekuensi) responden dari banyak responden
yang memberikan alternatif jawaban dari pernyataan angket yang disebarkan dibobot
Alternatif jawaban 1 = 18
Alternatif jawaban 2 = 55
Menentukan Proporsi
Proporsi diperoleh dari hasil perbandingan antara jumlah frekuensi perpoint dengan total
P1 = 18/1000 = 0.018
P2 = 55/1000 = 0.055
P3 = 186/1000 = 0.186
P4 = 409/1000 = 0.409
P5 = 332/1000 = 0.332
Proporsi kumulatif diperoleh dengan menjumlahkan secara berurutan untuk setiap nilai,
Menentukan nilai Z
Nilai proporsi kumulatif (PK) dianggap mengikuti distribusi normal baku dengan melihat
table distribusi normal kumulatif maka dapat ditentukan nilai Z untuk setiap kategori
sebagai berikut:
Nilai Z1 = -2.097
Nilai Z2 = -1.454
Nilai Z3 = -0.646
Nilai Z4 = 0.434
Nilai Z5 =
Menentukan Densitas
Nilai densitas diperoleh dari tabel koordinat kurve normal baku untuk nilai:
D1 = 0.044
D2 = 0.139
D3 = 0.324
D4 = 0.363
D5 =
SV1 = -2.459
SV2 = -1.716
SV3 = -0.995
SV4 = -0.096
SV5 = 1.093
Transformasi data interval diperoleh dengan jalan mengambil nilai negatif yang paling
Sa1 = 1.000
91
Sa2 = 1.743
Sa3 = 2.464
Sa4 = 3.363
Sa5 = 4.553
Bukit Asam
Variabel Y. Penghitungan koefisien korelasi antara gaya kepemimpinan (X) dengan motivasi
(Y) dilakukan dengan menggunakan program SPSS 17.0. Hasil pengolahan korelasi,
Correlations
Gaya
Kepemimpinan Motivasi
Gaya Pearson Correlation 1 ,349(**)
Kepemimpinan Sig. (1-tailed) . ,000
N 100 100
Motivasi Pearson Correlation ,349(**) 1
Sig. (1-tailed) ,000 .
N 100 100
**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).
Sumber:Hasil Pengolahan data, 2011
Berdasarkan Tabel 4.14 bahwa besarnya hubungan gaya kepemimpinan (X) terhadap
motivasi (Y) adalah 0.349, Hal ini menunjukkan hubungan yang cukup kuat antara gaya
0.3492 x 100% = 12,18%. Artinya sumbangan 12,18% variabel motivasi (Y) ini dijelaskan
oleh variabel gaya kepemimpinan dan sisanya 87,82% ditentukan oleh variabel lain yang
Hipotesis:
Jika nilai Probabilitas 0.05 lebih kecil atau sama dengan nilai probabilitas sig atau
Jika nilai Probabilitas 0.05 lebih besar atau sama dengan nilai probabilitas sig atau
Dari hasil uji signifikan koefisien korelasi dari output pada tabel 4.14 maka
menghasilkan angka sebesar 0.000. jika dibandingkan dengan = 0.05, maka nilai sig lebih
kecil dari (Sig ) yaitu 0.000 0.05 artinya Ho ditolak atau Ha diterima. Kesimpulannya
ada hubungan yang signifikan antara gaya kepemimpinan terhadap motivasi karyawan PT
Bukit Asam.
Asam
gaya kepemimpinan (X) dengan kinerja karyawan (Z) dilakukan dengan menggunakan
program SPSS 17.0. Hasil pengolahan korelasi, diperlihatkan pada tabel berikut:
Tabel 4.15.
Correlations
Gaya
Kepemim
pinan Kinerja
Gaya Kepemimpinan Pearson Correlation 1 ,535(**)
Sig. (1-tailed) . ,000
N 100 100
Kinerja Pearson Correlation ,535(**) 1
Sig. (1-tailed) ,000 .
N 100 100
** Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).
Sumber:Hasil Pengolahan Data, 2011
94
Berdasarkan Tabel 4.15 bahwa besarnya hubungan gaya kepemimpinan (X) terhadap
kinerja karyawan (Z) adalah 0.535, Hal ini menunjukkan hubungan yang cukup kuat antara
0.5352 x 100% = 28,62%. Artinya sumbangan 28,62% variabel kinerja karyawan ini
dijelaskan oleh variabel gaya kepemimpinan dan sisanya 71,38% ditentukan oleh variabel
Hipotesis:
Jika nilai Probabilitas 0.05 lebih kecil atau sama dengan nilai probabilitas sig atau
Jika nilai Probabilitas 0.05 lebih besar atau sama dengan nilai probabilitas sig atau
Dari hasil uji signifikan koefisien korelasi dari output pada tabel 4.15 maka
menghasilkan angka sebesar 0.000. jika dibandingkan dengan = 0.05, maka nilai sig lebih
kecil dari (Sig ) yaitu 0.000 0.05 artinya Ho ditolak atau Ha diterima. Kesimpulannya
ada hubungan yang signifikan antara gaya kepemiminan terhadap kinerja karyawan PT Bukit
Asam.
95
Asam
variabel Z. Koefisien korelasi antara motivasi (Y) dengan kinerja karyawan (Z) dilakukan
dengan menggunakan program SPSS 17.0. Hasil pengolahan korelasi, diperlihatkan pada
tabel berikut:
Correlations
Kinerja
Motivasi Karyawan
N 100 100
N 100 100
Besarnya Tabel 4.16 bahwa besarnya hubungan motivasi (Y) terhadap kinerja
karyawan (Z) adalah 0.441, Hal ini menunjukkan hubungan yang kuat antara motivasi (Y)
0.4412 x 100% = 19,45%. Artinya sumbangan 19,45% variabel kinerja karyawan (Z) ini
dijelaskan oleh variabel motivasi dan sisanya 80,55% ditentukan oleh variabel lain yang tidak
Hipotesis:
Ho = Tidak ada hubungan yang signifikan antara variabel motivasi terhadap variabel
Jika nilai Probabilitas 0.05 lebih kecil atau sama dengan nilai probabilitas sig atau
Jika nilai Probabilitas 0.05 lebih besar atau sama dengan nilai probabilitas sig atau
Dari hasil uji signifikan koefisien korelasi dari output pada tabel 4.16 maka
menghasilkan angka sebesar 0.000. jika dibandingkan dengan = 0.05, maka nilai sig lebih
kecil dari (Sig ) yaitu 0.000 0.05 artinya Ho ditolak atau Ha diterima. Kesimpulannya
ada hubungan yang signifikan antara motivasi terhadap kinerja karyawan PT Bukit Asam.
Langkah pengujian analisis jalur ini di bagi menjadi dua, dimana pengujian dilakukan
secara keseluruhan dan individu untuk 2 struktur yang dipecah juga menjadi sub-stuktur 1
dan sub-struktur 2. Berikut ini merupakan kerangka hubungan antara jalur (X terhadap Y, X
terhadap Z, dan Y terhadap Z) dan dibuat dalam persamaan struktural sebagai berikut, yaitu:
Y = yx x + y1 (persamaan sub-struktural 1)
Yx
Gaya Kepemimpinan Motivasi
(X) (Y)
Sum of
Model Squares df Mean Square F Sig.
1 Regressi
7,230 1 7,230 13,590 ,000(a)
on
Residual 52,142 98 ,532
Total 59,373 99
a Predictors: (Constant), Gaya Kepemimpinan
H0 : yx = 0
Ha : yx > 0
Atau
Hipotesis
Ho = Tidak ada pengaruh atau kontribusi antara variabel gaya kepemimpinan (X)
secara simultan dan signifikan terhadap variabel motivasi (Y) karyawan PT Bukit
Asam.
Ha = Ada pengaruh atau kontribusi antara variabel gaya kepemimpinan (X) secara
simultan dan signifikan terhadap variabel motivasi (Y) karyawan PT Bukit Asam.
Jika nilai probabilitas lebih kecil atau sama dengan nilai probabilitas Sig atau (0.05
Jika nilai probabilitas lebih besar atau sama dengan nilai probabilitas Sig atau (0.05
Dari hasil uji signifikansi pada tabel 4.18 diperoleh Sig sebesar 0.000. Jika
dibandingkan dengan = 0.05, maka nilai Sig lebih kecil dari (Sig ) yaitu 0.000 0.05
yang artinya Ho ditolak dan Ha diterima, yang menunjukkan bahwa ada pengaruh atau
kontribusi antara variabel gaya kepemimpinan secara simultan dan signifikan terhadap
square (R2) pada tabel 4.19, bahwa R square = 0.122 = 12.2% yang menunjukkan besarnya
pengaruh variabel gaya kepemimpinan terhadap motivasi adalah sebesar 12.2% dan
besarnya pengaruh variabel lain yang mempengaruhi nilai Y diluar penelitian ini adalah
sebesar 100% - 12.2% = 87,8%. Sementara itu, besarnya koefisien jalur bagi variabel lain di
luar penelitian yang mempengaruhi dapat dihitung melalui rumus sebagai berikut:
100
Py1 = 1- r2
= 1 0.122
= 0.937
Ada Pengaruh Atau Kontribusi Antara Variabel Gaya Kepemimpinan (X) Secara
Individu dan Signifikan terhadap Variabel Motivasi (Y) Karyawan PT Bukit Asam
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 2,318 ,404 5,732 ,000
Gaya
,410 ,111 ,349 3,686 ,000
Kepemimpinan
a. Dependent Variable: Motivasi
Sumber:Hasil Pengolahan Data, 2011
Uji t :
Hipotesis:
variabel motivasi.
motivasi.
ttabel dilihat pada taraf signifikansi 0.05 dimana df = jumlah sampel jumlah variabel
= 100 2 = 98. ttabel pada df 98 = 1.658 sedangkan thitung diperoleh pada tabel 4.20 dimana
101
diketahui besarnya thitung variabel gaya kepemimpinan dan motivasi = 3.686 yang berarti
thitung > ttabel (3.686 > 1.658 ), maka Ho ditolak dan Ha diterima artinya variabel gaya
Hipotesis:
Ho = Tidak ada pengaruh atau kontribusi antara variabel gaya kepemimpinan (X)
Ha = Ada pengaruh atau kontribusi antara variabel gaya kepemimpinan (X) secara
Dari tabel 4.20. diketahui bahwa nilai variabel gaya kepemimpinan mempunyai nilai
sig. Sebesar 0.000, yang kemudian dibandingkan dengan probabilitas 0.05, ternyata nilai
probabilitas Sig lebih kecil dari nilai probabilitas 0.05 (0.000 < 0.05), maka H0 di tolak dan Ha
diterima, artinya signifikan. Terbukti bahwa ada pengaruh atau kontribusi antara variabel
gaya keemimpinan (X) secara signifikan terhadap variabel motivasi (Y) karyawan PT Bukit
Asam.
0.937
0.349
Gaya Kepemimpinan Motivasi
(X) (Y)
Y = yxx + y1
Y = 0.349x + 0.9371
simultan sebesar 12.2% dan sisanya sebesar 87.8% variabel motivasi (Y) di pengaruhi oleh
variabel lainnya diluar penelitian ini dan pengaruh gaya kepemimpinan (X) secara langsung
Analisis Gaya Kepemimpinan (X) Serta Motivasi (Y) terhadap Kinerja Karyawan
1
Y
e2
zx pZ zy
Kinerja Karyawan
(Z)
Sum of
Model Squares df Mean Square F Sig.
1 Regressio
14,203 2 7,101 27,249 ,000(a)
n
Residual 25,279 97 ,261
Total 39,481 99
a Predictors: (Constant), Motivasi, Gaya Kepemimpinan
Hipotesis:
Ho = Tidak ada pengaruh atau kontribusi antara variabel gaya kepemimpinan (X)
dan motivasi (Y) secara simultan dan signifikan terhadap variabel kinerja karyawan
Ha = Ada pengaruh atau kontribusi antara variabel gaya kepemimpinan (X) dan
motivasi (Y) secara simultan dan signifikan terhadap variabel kinerja karyawan (Z)
PT Bukit Asam.
Jika nilai probabilitas lebih kecil atau sama dengan nilai probabilitas Sig atau (0.05
Jika nilai probabilitas lebih besar atau sama dengan nilai probabilitas Sig atau (0.05
Dari hasil signifikansi pada tabel 4.21 diperoleh nilai Sig. Sebesar 0.000. Jika
dibandingkan dengan = 0.05, maka nilai Sig lebih kecil dari (Sig ) yaitu 0.000 0.05
yang artinya Ho ditolak atau Ha diterima. Oleh sebab itu, pengujian secara individual dapat
dilakukan.
diketahui dengan melihat nilai R square pada tabel 4.22 bahwa R Square = 0.360 = 36%.
Dan besarnya pengaruh variabel lain yang mempengaruhi nilai variabel Z diluar penelitian ini
adalah sebesar 64%. Sementara itu, besarnya koefisien jalur bagi variabel lain diluar
penelitian yang mempengaruhi nilai dapat dihitung melalui rumus sebagai berikut:
Pz2 = 1 - r2
= 1 0.360
= 0.800
b. Pengujian Individu
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Uji t :
Hipotesis:
kinerja karyawan
ttabel dilihat pada taraf signifikansi 0,05 dimana df = jumlah sampel jumlah variabel
= 100 2 = 98 dan ttabel pada df 59 = 1,658 sedangkan thitung diperoleh pada tabel 4.23
dimana dari tabel 4.23 dapat diketahui besarnya thitung variabel X terhadap Z = 4.998 yang
berarti thitung > ttabel (4.998 > 1,658 ), maka Ho ditolak dan Ha diterima artinya variabel X
Hipotesis:
Ho = Tidak ada pengaruh atau kontribusi antara variabel gaya kepemimpinan (X)
Ha = ada pengaruh atau kontribusi antara variabel gaya kepemimpinan (X) secara
Jika nilai probabilitas lebih kecil atau sama dengan nilai probabilitas Sig atau (0.05
Jika nilai probabilitas lebih besar atau sama dengan nilai probabilitas Sig atau (0.05
Dari hasil uji signifikansi pada tabel 4.23, diperoleh nilai Sig. Sebesar 0.000. Jika
dibandingkan dengan = 0.05, maka nilai Sig lebih kecil dari (Sig ) yaitu 0.000 0.05
yang artinya Ho ditolak atau Ha diterima artinya signifikan. Kesimpulannya adalah ada
pengaruh atau kontribusi antara variabel gaya kepemimpinan (X) secara signifikan terhadap
Pengujian secara individual antara variabel motivasi (Y) dan variabel kinerja
karyawan (Z).
Uji t :
Hipotesis:
kinerja karyawan
karyawan
ttabel dilihat pada taraf signifikansi 0,05 dimana df = jumlah sampel jumlah variabel
= 100 2 = 98 dan ttabel pada df 98 = 1.658 sedangkan thitung diperoleh pada tabel 4.23
dimana besarnya thitung = 3.348 yang berarti thitung > ttabel (3.348 > 1.658 ), maka Ho ditolak
Hipotesis:
Ho = Tidak ada pengaruh atau kontribusi antara variabel motivasi (Y) secara
Ha = ada pengaruh atau kontribusi antara variabel motivasi (Y) secara signifikan
Jika nilai probabilitas lebih kecil atau sama dengan nilai probabilitas Sig atau (0.05
Jika nilai probabilitas lebih besar atau sama dengan nilai probabilitas Sig atau (0.05
Berdasarkan tabel 4.23, diperoleh variabel motivasi nilai Sig sebesar 0.001.
Kemudian dibandingkan dengan probabilitas 0.05, ternyata nilai probabilitas 0.05 lebih besar
dari nilai probabilitas Sig atau (0.05 Sig), maka Ho ditolak dan Ha diterima artinya
signifikan. Kesimpulannya adalah ada pengaruh atau kontribusi antara variabel motivasi (Y)
secara simultan dan signifikan terhadap variabel kinerja karyawan (Z) PT Bukit Asam.
Kerangka hubungan antara jalur gaya kepemimpinan (X) terhadap kinerja karyawan
(Z), dan motivasi (Y) terhadap kinerja karyawan (Z) dapat dibuat melalui persamaan
Z = zx x + zy y + Z2
Dari tabel 4.23 diketahui masing-masing koefisien jalur tersebut adalah sebagai
berikut:
Dengan model yang masih tetap sama dengan gambar 4.8, namun disajikan dengan
nilai koefisien jalur yang telah diperoleh melalui analisa jalur, model sub-struktur 2 menjadi:
1
Y
e2
0.433 pZ 0.290
Kinerja Karyawan
(Z)
Dengan ini berarti analisa sub-struktural 1 dan sub-struktural 2 telah selesai, maka
dapat digambarkan struktur hubungan kausal secara lengkap, yakni hubungan antara
Persamaan sub-struktural 1:
Y = 0.349 X + 0.937 1
Persamaan sub-struktural 2:
1 = 0.973
Y
2 = 0.800
0.433 0.290
Kinerja Karyawan
(Z)
maka diketahui pula pengaruh langsung, pengaruh tidak langsung, serta total dari tiap-tiap
variabel yang mempengaruhi variabel tertentu. Hasilnya dirangkum dalam tabel di bawah ini:
Tabel 4.24. Rangkuman Pengaruh Gaya Kepemimpinan (X); Motivasi (Y) secara
Pengaruh
Koefisien
Variabel Tidak
Jalur Langsung Total
Langsung
X Terhadap Y 0.349 0.349 - 0.349
0.349 x 0.290 =
X Terhadap Z 0.433 0.433 0.101 0.534
(pembulatan)
Y Terhadap Z 0.290 0.290 - 0.290
1 0.973 0.973 - 0.973
2 0.800 0.800 - 0.800
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2011
terhadap motivasi (Y) serta dampaknya terhadap kinerja karyawan (Z) adalah sebagai
berikut:
110
1. Gaya kepemimpinan memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap tinggi
rendahnya motivasi. Dengan demikian tinggi rendahnya motivasi dijelaskan oleh gaya
2. Motivasi memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap tinggi rendahnya kinerja
karyawan. Dengan demikian tinggi rendahnya kinerja karyawan dijelaskan oleh motivasi.
Besarnya pengaruh motivasi secara langsung terhadap kinerja karyawan adalah sebesar
(0,290)2 = 8,41%.
3. Gaya kepemimpinan memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap tinggi
langsung terhadap kinerja karyawan adalah sebesar (0,433)2 = 18,74% dan secara tidak
langsung (yang melalui motivasi) sebesar (0,101)2 = 1,02% dan kontribusi secara total
4.9 Pembahasan
1. Berdasarkan hasil perhitungan SPSS bahwa gaya kepemimpinan (X) memiliki pengaruh
yang positif dan signifikan terhadap motivasi (Y), besarnya gaya kepemimpinan secara
langsung terhadap motivasi mencapai (0,349)2 =12,18%, hal ini menandakan bahwa pola
perilaku yang dipelihatkan oleh pimpinan pada saat mempengaruhi aktivitas bawahan
seperti yang dipersepsikan bawahan tentang karakteristik pimpinan dapat diterima dan
diikuti bawahannya serta sesuai dengan tuntutan atau kebutuhan perusahaan PTBA.
Temuan ini diperkuat dengan pernyataan yang dikemukakan Rensis Likert dalam buku
Griffin (2004) menjelaskan bahwa pemimpin yang menggunakan perilaku yang berpusat
pada karyawan lebih tertarik pada membangun kelompok kerja dan memastikan
karyawan merasa puas karena adanya kepedulian terhadap mereka adalah kesejahteraan
bawahan.
111
Begitu juga halnya dengan peneliti Mehta dkk (2003) menjelaskan bahwa ketiga gaya
kepemimpinan memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap motivasi, nilai koefisien
determinasi yang dihasilkan adalah sebesar 68,7 % dan angka signifikasi < 0,000, nilai
Mehta ini menunjukan bahwa kepemimpinan partisipatif memiliki pengaruh yang paling
kuat terhadap motivasi, diikuti oleh kepemimpinan yang mendukung (supportive) dan
2. Berdasarkan hasil perhitungan SPSS bahwa motivasi (Y) memiliki pengaruh yang positif
dan signifikan terhadap tinggi rendahnya kinerja (Z) karyawan dengan besarnya pengaruh
motivasi (Y) secara langsung terhadap kinerja (Z) karyawan mencapai (0,290)2 =8,41%,
hal ini menandakan bahwa adanya dorongan yang menggerakkan perilaku untuk
mencapai tujuan karena telah terpenuhi kebutuhan karyawan oleh manajemen atau
kinerja karyawan hal ini terlihat dari kualitas dan kuantitas hasil produksi batubara untuk
tahun 2010 mencapai 13.200.000 ton atau meningkat 8,35 % bila dibandingkan dengan
tahun 2009.
Temuan ini diperkuat dengan pernyataan yang dikemukakan Wexley dan Yuki (2005)
menyatakan bahwa motivasi sebagai proses dimana perilaku diberikan energi dan
diarahkan, proses motivasi dimulai dari belum terpenuhinya kebutuhan karena kebutuhan
Selanjutnya berdasarkan hasil temuan peneliti Mehta dkk (2003) bahwa hasil pengujian
analisis regresi motivasi terhadap kinerja adalah motivasi memiliki pengaruh positif dan
signifikan terhadap kinerja, dari pembahasan dengan teori dan hasil penelitian
karyawan akan memotivasi dan memberikan dampak kinerja bagi perusahaan PTBA.
112
3.Berdasarkan hasil perhitungan SPSS bahwa gaya kepemimpinan (X) memiliki pengaruh
yang positif dan signifikan terhadap tinggi rendahnya kinerja (Z) karyawan dimana
adalah sebesar (0,433)2 = 18,74 % dan secara tidak langsung atau melalui motivasi (Y)
sebesar (0,101)2 =1,02 % dan kontribusi secara total sebesar (0,534)2 = 28,52 %, hal ini
menunjukan bahwa pola perilaku yang diperlihatkan oleh pimpinan pada saat
motivasi karyawan dan berdampak terhadap kinerja dengan meningkatnya hasil produksi
secara kuantitas maupun kualitas, tepat waktu sesuai rencana kegiatan, kemampuan
Temuan ini diperkuat dengan pernyataan House (2005 bahwa gaya kepemimpinan yang
berorientasi pada pencapaian, selalu mendorong karyawan untuk berprestasi pada tingkat
kemampuan karyawan.
Selain itu peneliti Ogbonna dan Harris (2000) bahwa hubungan gaya kepemimpinan dan
kinerja organisasi memiliki pengaruh positif dan signifikan dengan nilai beta sebesar 0,11,
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa adanya kesamaannya antara hasil perhitungan
dengan softwere SPSS dengan teori atau hasil penelitian terdahulu terhadap gaya
halnya berdasarkan hasil penelitian melalui pengujian korelasi, dan regresi telah dibuktikan
bahwa variabel gaya kepemimpinan memberikan pengaruh secara signfikan kepada kinerja
PT Bukit Asam.
Selanjutnya, setelah hasil kuesioner selesai dianalisis dengan analisis jalur, diperoleh
bahwa gaya kepemimpinan berkontribusi secara positif dan signifikan terhadap kinerja, yang
mana temuan dari penelitian ini menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan memiliki kontribusi
yang positif terhadap kinerja karyawan PT Bukit Asam. gaya kepemimpinan juga memiliki
hubungan yang sangat kuat dengan kinerja karyawan, dimana hal tersebut dapat diartikan
bahwa semakin tinggi tingkat gaya kepemimpinan, maka akan tercapai kinerja yang lebih
tinggi. Nilai koefisien regresi yang dihasilkan melalui analisis SPSS didapatkan nilai sebesar
Sementara itu, motivasi berkontribusi secara positif dan signifikan terhadap kinerja.
Temuan dari penelitian ini menujukkan bahwa motivasi karyawan memiliki kontribusi yang
positif dan signifikan terhadap kinerja yang dicapai karyawan PT Bukit Asam. motivasi juga
memiliki hubungan yang sangat kuat dengan kinerja. Hal ini berarti semakin tinggi tingkat
motivasi yang ditampilkan karyawan, maka akan tercapai kinerja yang lebih tinggi. Oleh
sebab itu, pihak manajemen PT Bukit Asam perlu melakukan usaha-usaha untuk
meningkatkan motivasi para karyawan agar kinerja yang dapat dicapai juga meningkat.
Sementara itu, Nilai koefisien regresi yang dihasilkan melalui analisis SPSS didapatkan nilai
Demikian juga halnya hasil pengujian mengenai pengaruh dari variabel gaya
variabel interverning motivasi, telah ditunjukkan adanya signifikansi pengaruh kepada kinerja
PT Bukit Asam.