You are on page 1of 6

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Data Hasil Penelitian

1. Uji Pendahuluan

Dari uji pendahuluan yang telah dilakukan pada tanggal 8-9

November 2016 di Laboratorium Balai Besar Penelitian dan

Pengembangan Vektor dan Reservoir Penyakit (B2P2VRP) Salatiga,

didapatkan hasil seperti pada tabel 4.1.

Tabel 4.1 Mortalitas Larva Nyamuk Aedes aegypti L. dengan


Pemberian Ekstrak Etanol Daun Ceplukan (Physalis
angulata L.) dalam berbagai konsentrasi setelah 24
Jam pada Uji Pendahuluan
Kelompok Konsentrasi Total Larva Jumlah Persentase
Perlakuan (mg/ 100 ml) (Ekor) Mortalitas Mortalitas
Kontrol negatif 0 25 0 0%
I 5 25 1 4%
II 15 25 3 12%
II 25 25 2 8%
IV 35 25 2 8%
(Sumber; Data Primer, 2016)

Tabel 4.1 menunjukkan bahwa konsentrasi ekstrak etanol daun

ceplukan (Physalis angulata L.) sebesar 5 mg/ 100 ml, 15 mg/ 100 ml,

25 mg/ 100 ml, dan 35 mg/100 ml setelah 24 jam perlakuan belum bisa

membunuh 50% larva nyamuk Aedes aegypti L. dalam uji pendahuluan.

Berdasarkan hasil tersebut maka untuk uji penelitian, peneliti

menggunakan konsentrasi yang sama dengan uji pendahuluan yaitu

sebesar 5 mg/100 ml, 15 mg/100 ml, 25 mg/100 ml, 35 mg/100 ml,

30
31

ditambah dengan konsentrasi akhir sebesar 45 mg/ 100 ml serta

melakukan pengamatan setelah 24 jam dan 48 jam perlakuan.

2. Uji Penelitian

Dari uji penelitian yang dilakukan pada tanggal 15-16 November

2016 di Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Vektor dan

Reservoir Penyakit (B2P2VRP) Salatiga, didapatkan hasil seperti pada

tabel 4.2 dan 4.3. Untuk hasil pengamatan setelah 24 jam ditampilkan

pada tabel 4.2 dan untuk hasil pengamatan setelah 48 jam ditampilkan

pada tabel 4.3.

Tabel 4.2 Mortalitas Larva Nyamuk Aedes aegypti L. dengan


Pemberian Ekstrak Etanol Daun Ceplukan (Physalis
32

angulata L.) dalam Berbagai Konsentrasi setelah 24


Jam dengan 4 Kali Ulangan
Kelompo Konsentras Mortalitas Total Rerata Persentase
k i Larva Mortalitas Mortalita Mortalitas
Perlakuan (mg/100ml Setiap Larva s Larva
) Kelompok Larva
1 2 3 4
Kontrol 0 0 0 0 0 0 0 0%
negatif
I 5 5 0 0 0 5 1, 25 5%
II 15 0 8 1 0 9 2, 25 9%
III 25 1 3 2 6 12 3 12%
IV 35 1 3 3 5 12 3 12%
V 45 2 3 1 4 10 2, 5 10%
Kontrol 0,0002 25 25 25 25 100 100 100%
positif
(temefos)
(Sumber: Data Primer, 2016)

Tabel 4.3 Mortalitas Larva Aedes aegypti L. dengan Pemberian


Ekstrak Etanol Daun Ceplukan (Physalis angulata L.)
dalam Berbagai Konsentrasi setelah 48 jam dengan 4
Kali Ulangan
33

Kelompok Konsentras Mortalitas Larva Total Rerata Persentas


Perlakuan i Setiap Kelompok Mortalita Mortalita e
(mg/ 100 ml) s Larva s Larva Mortalita
1 2 3 4 s Larva

Kontrol 0 0 0 0 0 0 0 0
negatif
I 5 0 25 1 1 27 6,75 27

II 15 25 0 2 2 29 7,25 29

III 25 1 3 2 6 12 3 12

IV 35 1 3 3 5 12 3 12

V 45 2 3 2 4 11 2,75 11
Kontrol 0, 0002 25 25 25 25 100 25 100
positif
(temefos)
(Sumber: Data Primer, 2016)
Berdasarkan hasil uji penelitian pada tabel 4.2 dan 4.3

kemudian dibuat grafik yang menggambarkan mortalitas larva nyamuk

Aedes aegypti L. pada setiap kelompok perlakuan. Untuk hasil

pengamatan 24 jam ditampilkan pada grafik 4.1 dan hasil pengamatan

48 jam ditampilkan pada grafik 4.2.

Konsentrasi Bahan Uji dalam mg/ 100 ml


120
100
80
60 100
40
20
0 0 5 9 12 12 10
Persentase Mortalitas
Larva
)
0

15

25

35

45

os
ef
m
(te
02
00
0,

(Konsentrasi Ekstrak Etanol Daun Ceplukan


(Physalis angulata L.))
34

Gambar 4.1 Grafik Jumlah Mortalitas Larva Nyamuk Aedes aegypti L.


setelah 24 Jam Pemberian Ekstrak Etanol Daun Ceplukan
(Physalis angulata L.) pada Uji Penelitian.

Konsentrasi bahan uji dalam mg/ 100 ml


120
100
80
60
100
40
20 29
Persentase 27 12 12 11
0 0
Mortalitas Larva
0 5 15 25 35 45 )
os
ef
m
( te
02
, 00
0

(Konsentrasi Ekstrak Etanol Daun Ceplukan


(Physalis angulata L.))

Gambar 4.2 Grafik Persentase Mortalitas Larva Nyamuk Aedes aegypti


L. setelah 48 jam Pemberian Ekstrak Etanol Daun Ceplukan
(Physalis angulata L.) pada uji penelitian.

Grafik 4.1 dan 4.2 menunjukkan mortalitas larva nyamuk yang

bervariasi di setiap konsentrasi ekstrak etanol daun ceplukan (Physalis

angulata L.)

B. Analisis Data

1. Uji Normalitas Saphiro-Wilk

Dari tabel 4.3 setelah dilakukan uji normalitas Saphiro- Wilk

didapatkan hasil pada kelompok perlakuan III, IV, dan V mempunyai p

> 0,05 yang berarti kelompok tersebut mempunyai distribusi data

normal. Namun pada kelompok I dan II mempunyai nilai p < 0,05

yang berarti kelompok tersebut mempunyai distribusi data tidak


35

normal. Berdasarkan hasil ini dapat ditarik kesimpulan bahwa data

hasil uji penelitian mempunyai distribusi data tidak normal. Hasil uji

Saphiro-Wilk secara lengkap ditampilkan pada lampiran 5.

2. Uji Kruskal-Wallis

Hasil uji penelitian pada tabel 4.3 setelah dilakukan uji

Kruskal-Wallis menunjukkan nilai p > 0,05 maka dapat disimpulkan

bahwa tidak terdapat perbedaan rerata mortalitas larva nyamuk Aedes

aegypti L. yang signifikan di antara kelompok perlakuan (p = 0,08).

Hasil uji Kruskal-Wallis secara lengkap ditampilkan pada lampiran 6.

3. Analisis Probit

Data rerata mortalitas larva nyamuk Aedes aegypti L. setelah

pengamatan 24 jam dianalisis menggunakan uji probit untuk

mendapatkan nilai LC50. Menurut Ismail dalam Atmoko dan Maruf

(2009) LC50 adalah suatu nilai yang menunjukkan konsentrasi zat

toksik yang mampu menyebabkan kematian organisme sampai dengan

50%. Dari hasil analisis probit didapatkan nilai LC50 sebesar 28.066,3

mg/100 ml. Hasil analisis probit secara lengkap ditampilkan pada

lampiran 7.

You might also like