Dokumen tersebut membahas tentang estimasi volume hematoma intraserebral, subdural, dan epidural menggunakan rumus ABC/2 berdasarkan hasil CT scan. Rumus ini diperkenalkan pada tahun 1983 dan divalidasi pada 1996. Studi menunjukkan bahwa rumus ABC/2 adalah teknik yang sederhana dan akurat untuk memperkirakan volume hematoma. Meskipun demikian, reliabilitasnya menurun bila didapati hidrosefalus. Dokumen ini juga merang
Dokumen tersebut membahas tentang estimasi volume hematoma intraserebral, subdural, dan epidural menggunakan rumus ABC/2 berdasarkan hasil CT scan. Rumus ini diperkenalkan pada tahun 1983 dan divalidasi pada 1996. Studi menunjukkan bahwa rumus ABC/2 adalah teknik yang sederhana dan akurat untuk memperkirakan volume hematoma. Meskipun demikian, reliabilitasnya menurun bila didapati hidrosefalus. Dokumen ini juga merang
Dokumen tersebut membahas tentang estimasi volume hematoma intraserebral, subdural, dan epidural menggunakan rumus ABC/2 berdasarkan hasil CT scan. Rumus ini diperkenalkan pada tahun 1983 dan divalidasi pada 1996. Studi menunjukkan bahwa rumus ABC/2 adalah teknik yang sederhana dan akurat untuk memperkirakan volume hematoma. Meskipun demikian, reliabilitasnya menurun bila didapati hidrosefalus. Dokumen ini juga merang
SUBDURAL, DAN EPIDURAL DARI CT SCAN DENGAN RUMUS ABC/2 Arthur H.P. Mawuntu
Volume hematoma intraserebral merupakan prediktor mortalitas independen untuk kasus
perdarahan intraserebral. Suatu metode estimasi volume hematoma intraserebral yang umum dikenal adalah dengan menggunakan rumus ABC/2 atau XYZ/2 di mana A = panjang, B = lebar, dan C = tinggi. Metode ini pertama kali diperkenalkan oleh Kwak, et al (1983) lalu Broderick, et al (1990), dan divalidasi lewat studi Kothari, et al (1996). Teknik ini lalu diadaptasi untuk estimasi volume hematoma subdural dan epidural. Studi uji diagnostik oleh Gebel, et al (1998) yang membandingkan rumus ABC/2 dengan analisis volumetrik dibantu komputer sebagai baku emas terhadap estimasi volume perdarahan hematoma intraparenkimal dan subdural menyimpulkan bahwa rumus ABC/2 adalah teknik yang sederhana dan akurat dalam estimasi volume hematoma intraparenkimal dan subdural. Meskipun demikian, studi reliabilitas terhadap metode ini yang dilakukan oleh Bhattathiri, et al menunjukkan reliabilitas yang rendah bila ditemukan hidrosefalus.
International Surgical Trial on Intracerebral Hemorrhage (STICH) merekomendasikan
guidelines dalam analisis CT scan penderita perdarahan intraserebral yang mencantumkan pemakaian rumus ABC/2. Guidelines ini bisa diadaptasi untuk estimasi volume perdarahan pada kasus hematoma subdural dan epidural.
Guidelines analisis CT scan pada penderita perdarahan intraserebral.
A. Semua dimensi harus ditampilkan dalam senti meter. B. Jika memungkinkan, terdapat skala pada CT scan untuk mengkonversi pengukuran pada CT scan ke pengukuran sebenarnya. C. Panjang: 1 . Slide di mana hematoma terlihat besar dipilih untuk pengukuran; 2. Diukur dimensi terpanjang; 3. Bila ada bercak yang masih tersambung pada hematoma, dianggap bagian hematoma, sedangkan bila terpisah tidak dimasukkan dalam perhitungan. D. Lebar: 1.Diukur pada slide yang sama dengan panjang; 2. Merupakan dimensi terpanjang yang tegak lurus dengan panjang. E. Dalam: 1. Dihitung pada tepi hematoma yang terdekat dengan permukaan dalam tulang tengkorak dan tidak harus sama dengan slide yang digunakan untuk pengukuran panjang dan lebar; 2. Jarak terpendek antara permukaan dalam tulang tengkorak dan titik terdekat dari hematoma dianggap sebagai dalam. F. Pergeseran garis tengah: Titik terjauh pada septum intraventrikularis anterior; falks diukur sebagai bentuk tegak lurus garis yang menghubungkan bagian yang paling anterior maupun posterior yang terlihat. G. Tinggi: 1. Titik bawah adalah slide di mana terlihat gambaran hematoma pertama kali, 2. Titik ke dua adalah slide setelah hematoma terakhir terlihat; 3. Titik ke dua dapat digunakan slide bila masih terlihat sedikit bercak; 4. Tinggi adalah jarak antara kedua titik tersebut. H. Volume: Menggunakan rumus panjang x lebar x tinggi / 2, digunakan untuk mengukur volume dalam milimeter. I. Hidrosefalus: 1. Gambaran subyektif dilatasi abnormal ventrikular dicatat sebagai hidrosefalus; 2. Faktor yang berkontribusi adanya gambaran tersebut adalah: adanya darah di ventrikel, pembesaran ventrikel tanpa atrofi kortikal. J. Lokasi: Lokasi dapat di lobus frontalis, temporalis, parietalis, oksipitalis, ganglia basalis atau bagiannya, serta kapsula interna.