You are on page 1of 6

45

UPAYA MEMPERKECIL KESENJANGAN KOMPETENSI LULUSAN


SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
DENGAN TUNTUTAN DUNIA INDUSTRI

Nugroho Wibowo
SMK N 1 Saptosari Gunungkidul
Email: asyifahaifa3@gmail.com

ABSTRACT

Vocational High Schools are concerned with human resources development to cope the requirements of fast
developing market. Indonesian education is still not comprehensive as it emphasizes on the hard skills and neglects
the soft skills and eventually the graduates find difficulty to compete in the workforce. In preparing competent
human resources as expected by the industry, the prioritised programs to be undertaken by the Vocational High
Schools are (1) conducting the teaching factory program; (2) collaborative programs with the industry that consist
of: field practices, internship (on the job training), industrial visits, recruitments, industrial classes; and (3)
stakeholders guidance related to workforce.

Keywords: competency gap, industry demands, the competence of vocational schools graduates

ABSTRAK

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sebagai salah satu pemegang peranan penting dalam penyiapan tenaga
kerja dituntut untuk selalu dapat mengikuti kebutuhan pasar yang terus berkembang. Sekolah yang ada di Indonesia
belum membentuk lulusan yang mempunyai dua keterampilan yaitu hard skillsdan soft skillsdan pada akhirnya
lulusannya akan sulit bersaing di dunia kerja.Dalam menyiapkan tenaga kerja yang berkompeten sesuai harapan
industri, SMK dapat melaksanakan program-program kegiatan yaitu: (1) program teaching factory; (2) Jalinan
kerjasama dengan industri yang berbentuk: pengelolaan prakerin yang baik, magang (on the job training),
pengelolaan kunjungan industri, rekruitmen tenaga kerja, penyelenggaraan kelas industri; dan (3) Penyuluhan dan
pembinaan dari stake holder terkait dengan ketenagakerjaan.

Kata kunci: kesenjangan kompetensi, kompetensi lulusan SMK, tuntutan industri

PENDAHULUAN sebagai basis produksi dunia serta menciptakan


pasar regional bagi penduduk di kawasan
Pada tahun 2015 seluruh negara yang tersebut. Pengaruh AFTA dalam sistem
berada dalam kawasan ASEAN akan memulai pendidikan Indonesia sudah dapat dirasakan hari
sebuah hubungan kerjasama yang menjadi ini. Pemerintah dihadapkan pada sebuah
sebuah pencapaian baru dalam sejarah hubungan tantangan besar untuk membuat kebijakan-
kerjasama internasional di ASEAN, yaitu Asean kebijakan yang mendukung untuk menyiapkan
Free Trade Area (AFTA) yang akan dimulai tenaga kerja Indonesia yang mampu bersaing
pada akhir tahun 2015 (Ramadhiani, 2014) untuk melewati tantangan AFTA 2015. Sekolah
AFTA merupakan wujud kesepakatan dari Menengah Kejuruan (SMK) sebagai salah satu
negara-negara ASEAN untuk membentuk suatu pemegang peranan yang penting dalam
kawasan bebas perdagangan dalam rangka penyiapan tenaga kerja dituntut untuk selalu
meningkatkan daya saing ekonomi kawasan dapat mengikuti kebutuhan pasar yang terus
regional ASEAN dengan menjadikan ASEAN berkembang. Peraturan Pemerintah Republik
46 Jurnal Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, Volume 23, Nomor 1, Mei 2016

Indonesia No. 29 Tahun 1990 tentang dengan industri yaitu: (a) Tantangan AFTA
pendidikan menengah pasal 3 ayat 2 juga membutuhkan penyiapan tenaga kerja yang
menyebutkan bahwa SMK mengutamakan kompeten yang dibutuhkan oleh industri.
penyiapan siswa untuk memasuki lapangan kerja (b)lAda celah antara kompetensi yang
serta mengembangkan sikap profesional. dibutuhkan industri dengan lulusan yang
Kenyataan di lapangan menunjukkan dihasilkan oleh SMK. (c) Lulusan SMK belum
bahwa keberadaan SMK saat ini dinilai masih mempunyai dua kompetensi pokok yang
kurang dalam penyiapan lulusannya sebagai dibutuhkan oleh industri yaitu kemampuan hard
tenaga siap kerja. Dani Wardani (Callan, 2003 skills dan soft skills atau terkadang hanya salah
dan Clarke, 2007) mensinyalir bahwa ada satu yang dikuasai lebih baik.
perbedaan tujuan antara dunia pendidikan Berdasaran permasalahan di atas maka
dengan dunia industri karena dunia sekolah akan muncul pertanyaan bagaimana cara yang
menginginkan lulusan yang mempunyai nilai harus dilakukan SMK untuk memperkecil jarak
yang tinggi dalam waktu yang cepat sedangkan kompetensi antara lulusan SMK dengan
dunia industri menginginkan lulusan dengan kebutuhan industri. SMK merupakan salah satu
kompetensi teknis dan sikap yang baik. dari penyelenggara pendidikan. SMK sebagai
Kenyataan di atas dibuktikan dengan salah satu lembaga pendidikan kejuruan
jumlah pengangguran yang ada di Indonesia. memiliki tugas mempersiapkan peserta didik
Berdasarkan data BPS yang berkaitan dengan hal untuk dapat bekerja sesuai bidang keahlian.
di atas pada Agustus 2013 lulusan SMK yang SMK merupakan salah satu bentuk satuan
menganggur mencapai 11,21 persen terhadap pendidikan formal yang menyelenggarakan
jumlah pengangguran terbuka, dan persentase pendidikan kejuruan di Indonesia pada jenjang
tersebut merupakan angka tertinggi disusul pendidikan menengah sebagai lanjutan dari
lulusan SMA sebesar 9,55 persen, lulusan SMP SMP, MTs atau bentuk lain yang sederajat.
sebesar 7,15 persen, lulusan diploma sebesar Sekolah di jenjang pendidikan dan jenis kejuruan
6,14 persen, lulusan dari universitas sebesar 5,65 dapat bernama SMK atau Madrasah Aliyah
persen dan yang terakhir dari lulusan SD Kejuruan (MAK) atau bentuk lain yang
menyumbang 3,04 persen (Suryowati, 2013). sederajat.
Hal di atas menunjukkan belum adanya link and Tujuan pendidikan menengah kejuruan
match antara sekolah dan industri sehingga menurut Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003,
lulusan SMK belum terserap di dunia industri, terbagi menjadi tujuan umum dan tujuan khusus.
kompetensi lulusan SMK yang diharapkan oleh Tujuan umum pendidikan menengah kejuruan
industri belum terbentuk dengan baik. adalah untuk (a) meningkatkan keimanan dan
Kompetensi yang diharapkan oleh industri ketakwaan peserta didik kepada Tuhan Yang
adalah keterampilan sesuai dengan bidangnya Maha Esa; (b) mengembangkan potensi peserta
(hard skill) dan kompetensi sikap, kerjasama, didik agar menjadi warga Negara yang
motivasi yang tergolong dalam soft skill. Rata- berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
rata sekolah yang ada di Indonesia belum mandiri, demokratis dan bertanggung jawab;
membentuk lulusannya untuk mempunyai dua (c)kmengembangkan potensi peserta didik agar
keterampilan di atas dan pada akhirnya memiliki wawasan kebangsaan, memahami dan
lulusannya akan sulit bersaing di dunia kerja. menghargai keanekaragaman budaya bangsa
Belum adanya kesamaan visi di atas antara Indonesia; dan (d) mengembangkan potensi
sekolah dan industri menjadikan penulis ingin peserta didik agar memiliki kepedulian terhadap
memberi gambaran cara meminimalisir celah lingkungan hidup dengan secara aktif turut
antara lulusan SMK dengan tuntutan industri. memelihara dan melestarikan lingkungan hidup,
Paparan di atas menunjukan masalah yang serta memanfaatkan sumber daya alam dengan
berkaitan dengan kesenjangan antara SMK efektif dan efisien.
Nugroho Wibowo, Upaya Memperkecil Kesenjangan Kompetensi Lulusan Sekolah Menengah Kejuruan dengan Tuntutan Dunia Industri 47

Proses pembelajaran di SMK menuntut penguasaan landasan-landasan kompetensi dan


siswa mempunyai tiga ranah kompetensi yaitu keterampilan dengan kinerja tinggi. Meskipun
kognitif, afektif, dan psikomotorik. SMK demikian bagi sebuah perusahaan, tidak semua
dituntut harus mampu menciptakan Sumber pekerja dengan hard skills yang dimiliki dapat
Daya Manusia (SDM) yang dapat beradaptasi menjamin kesuksesan perusahaan dengan laba
dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan yang banyak. Secara umum beberapa industri
teknologi. Dalam proses pembelajaran di SMK menginginkan lulusan yang mempunyai dua
tugas utamanya adalah pencetak tenaga kerja kompetensi pokok yaitu hard skills dan soft
yang siap pakai harus membekali peserta didik skills. Kompetensi hard skills merupakan
dengan pengetahuan dan keterampilan yang keterampilan yang digunakan untuk bekerja
sesuai dengan kompetensi program keahlian sesuai bidang keahlian, sedangkan kompetensi
masing-masing. soft skills digunakan untuk mendukung pekerja
Lulusan SMK berperan dalam memenuhi menyelesaikan tugasnya. Keterampilan pokok
kebutuhan dunia kerja sebagai tenaga kerja dipelajari ketika lulusan berada di SMK lewat
tingkat menengah, selain diharuskan menguasai proses pembelajaran sedangkan soft skills selain
kompetensi sesuai bidang juga harus mampu di sekolah juga dapat diajarkan dengan
melakukan pengembangan diri sebagai upaya pembiasaan di sekolah maupun lingkungan luar
agar tetap mampu berkompetisi pada saat ini sekolah. Lebih lanjut Patric S OBrien (1997)
maupun masa yang akan datang menyesuaikan menjelaskan soft skills meliputi communication
tuntutan jaman. SMK membekali lulusannya skill, organizational skill, leadership skill, logic
dengan kemampuan kognitif (pengetahuan) dan skill, effort skill, group skill dan ethic.
kemampuan psikomotorik atau keterampilan Kunci pokok pengembangan SMK terletak
(skill). Ranah berikutnya adalah adaptif, pada manajemen sekolah. Sekolah seharusnya
tujuannya adalah membekali lulusannya dengan melakukan proses perencanaan, pelaksanaan dan
kemampuan adaptif, yaitu kemampuan untuk evaluasi terhadap semua kegiatan yang ada di
melakukan penyesuaian dan pengembangan diri sekolah. Kerjasama sekolah dengan industri
sesuai dengan perkembangan teknologi dan adalah suatu keharusan oleh sebuah SMK,
industri yang ada. Kompetensi adaptif yang karena beberapa kegiatan sekolah selalu
diberikan berupa materi pengetahuan dasar di melibatkan dunia industri misalnya praktik kerja
bidang teknologi sesuai dengan bidang masing- industri (Prakerin), on job training (OJT),
masing. kunjungan industri dan sebagainya. Peran
Proses pendidikan di SMK merupakan industri juga dituntut untuk lebih dalam terlibat
pembelajaran untuk menyediakan sumber daya dalam kegiatan-kegiatan tersebut, terkadang
insani yang mempunyai daya saing secara industri yang terlibat tidak terlalu berperan
internasional karena tantangan internasional banyak karena industri biasanya mempunyai
lebih mendominasi di tahun-tahun yang akan polapikir pragmatis terhadap keuntungan bisnis.
datang. Untuk itu perlu ada upaya atau strategi Manajemen sekolah harus mempunyai
dan kebijakan yang perlu dilakukan sebagai strategi yang mengakomodir kepentingan kedua
antisipasi bagi perbaikan dan pengembangan belah pihak agar kerjasama dengan industri
proses pendidikan. Dunia industri sebagai dapat berjalan dengan berkesinambungan dan.
pengguna dari lulusan pendidikan kejuruan atau Lancer. Penyamaan visi kerjasama dalam
pendidikan profesional lainnya senantiasa berbagai bentuk kegiatan harus bertujuan sama
melihat dan menaruh perhatian yang amat besar yaitu menyediakan lulusan yang sesuai dengan
padakompetensi sumber daya manusia itu. dunia kerja. Bentuk-bentuk kegiatan di sekolah
Tripathy dalam Pramudi Utomo (2011) yang dapat memperkecil celah antara SMK
menjelaskan semua pekerja pada dunia industri dengan industri diantaranya program teaching
yang berskala internasional mempersyaratkan factory dan jalinan kerjasama dengan industri
48 Jurnal Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, Volume 23, Nomor 1, Mei 2016

yang berbentuk pengelolaan prakerin yang baik, secara periodik terhadap pembelajaran yang
magang (OJT), pengelolaan kunjungan industri, berbasis teaching factory.
rekruitmen tenaga kerja, penyelenggaraan kelas Langkah lain yang harus dilakukan adalah
industri; dan penyuluhan dan pembinaan dari Pengelolaan kegiatan produksi yang dapat
stake holder terkait dengan ketenagakerjaan. dilakukan dengan: (1) Sekolah menjalin kerja
Kegiatan teaching factory terdiri dari dua sama dengan industri untuk kepentingan job
prinsip utama yaitu pembelajaran berbasis order dan pemasaran produk siswa. (2) Sekolah
kompetensi dan pembelajaran berbasis produksi. melakukan perencanaan dengan menganalisis
Pembelajaran berbasis kompetensi menurut jenis-jenis kegiatan yang laku atau berprospek
Graeme Dobson yang dikutip Nuryake Fajaryati menjadi keuntungan di lingkungan sekolah.
(2012) adalah pembelajaran yang bertujuan (3)jSekolah melakukan perencanaan meliputi:
untuk membantu peserta didik memperoleh pembentukan tim, program kerja, kebutuhan
ketrampilan dan pengetahuan sehingga mampu pengadaan alat dan bahan, perencanaan harga,
melakukan tugas sesuai dengan standar yang dan program pemasaran produk atau jasa.
telah ditentukan. Prinsip yang kedua adalah (4)kSekolah melakukan pemantauan (quality
pembelajaran berbasis produksi. Harianto dan control) pada pelaksanaan produksi dengan
Saefudin dalam Nuryake Fajaryati (2012) kualitas sebagai bahan patokan. (5) Sekolah
menyatakan bahwa pembelajaran berbasis melakukan evaluasi secara periodik terhadap
produksi berarti siswa terlibat dalam proses pelaksanaan teaching factory, misalnya produk
produksi. yang dihasilkan, evaluasi harga, bentuk
Bentuk kongkrit teaching factory di kerjasama pemasaran dengan industri dan lain-
sekolah yang ada di Indonesia adalah penyediaan lain. Sinergi antara kedua kegiatan yaitu kegiatan
produksi dan jasa sesuai dengan kompetensi pembelajaran dan kegiatan produksi diperlukan
yang ada di sekolah tersebut atau dinamakan untuk pengembangan teaching factory kearah
Unit Produksi dan Jasa (UPJ). Pengelolaan UPJ yang lebih baik. Hal tersebut memerlukan
yang ada di sekolah selama ini belum optimal kerjasama yang partisipatif antar seluruh warga
karena belum menggabungkan kedua prinsip sekolah.
pembelajaran yaitu pembelejaran berbasis Bentuk kerjasama antara SMK dengan
kompetensi dan pembelajaran berbasis produksi. industri yang selama ini dilakukan oleh sekolah-
Langkah-langkah yang harus dilakukan agar sekolah adalah berbentuk pelaksanaan kegiatan
pengelolaan UPJ berjalan sesuai dengan tujuan Prakerin. Sekolah memberikan kepercayaan
yang ingin dicapai adalah melalui pengelolaan terhadap industri untuk membimbing siswa
pembelajaran untuk meningkatkan kompetensi mencapai kompetensi sesuai dengan kurikulum.
yang sesuai dengan dunia industri meliputi: Pengelolaan kegiatan ini terkadang belum
(1)kProses pembelajaran keterampilan yang optimal karena proses monitoring pembimbing
dirancang berdasarkan prosedur dan standar sekolah terbatas, untuk itu diperlukan langkah-
yang sesungguhnya. (2) Setting pembelajaran langkah pengelolaan Prakerin yaitu: (1) sekolah
dibuat sesuai dengan kenyataan yang ada di melakukan pendataan dan mengevaluasi tempat
industri. (3) Pembelajaran berpusat pada student atau lokasi yang standar karena terkadang
active learning dan learning by doing. pencarian lokasi dilakukan oleh siswa dan
(4)jMerancang pembelajaran untuk tujuan sekolah tidak mengontrol kegiatan tersebut.
pembelajaran yang meningkatkan kemampuan (2)jsekolah melakukan pembekalan prakerin
soft skills (mandiri, kerjasama, pantang yang berisi gambaran nyata akan pekerjaan dan
menyerah, tanggung jawab dan sebagainya). sikap yang harus dilakuan selama prakerin. (3)
(5) Mensosialiasikan kegiatan pembelajaran ke sekolah melakukan pembimbingan secara
seluruh stake holder sekolah agar menjadi satu periodik minimal satu bulan sekali. (4) evaluasi
pemahaman tujuan. (6) Melakukan evaluasi periodik terhadap kualitas pembelajaran di
Nugroho Wibowo, Upaya Memperkecil Kesenjangan Kompetensi Lulusan Sekolah Menengah Kejuruan dengan Tuntutan Dunia Industri 49

industri minimal satu bulan sekali. Kegiatan penyaluran agar siswa mempunyai gambaran
magang bertujuan untuk meningkatkan tentang proses ketenagakerjaan yang sesuai
kemampuan sesuai dengan perkembangan dengan aturan. Bentuk kegiatan-kegiatan
teknologi yang terus berkembang, sekolah tersebut diantaranya: (a) Sosialisasi aturan-
sebaiknya menjalin kerjasama dengan industri aturan dan proses rekruitmen ketenagakerjaan.
agar bersedia menyediakan waktu untuk dunia (b) Penyiapan kompetensi soft skills dalam
pendidikan jika terdapat teknologi baru yang menyongsong dunia kerja. (c) Pendidikan dan
diciptakan. pelatihan calon tenaga kerja, dan (d) penyaluran
Bentuk kegiatan nyata yang dapat dilihat tenaga kerja baik ke dalam maupun keluar
oleh siswa adalah kegiatan kunjungan industri, negeri.
dimana siswa secara langsung berkunjung ke
industri untuk melihat proses produksi yang SIMPULAN
dilakukan mulai dari persiapan produksi sampai
dengan pasca produksi. Sebaiknya sekolah Langkah kongrit yang dapat dilakukan
menjalin kerjasama yang baik dengan industri sekolah untuk memperkecil kesenjangan antara
yang berskala nasional atau internasional SMK dengan industri terkait bidang kompetensi
sebagai lokasi kunjungan. lulusan. SMK adalah menyiapkan tenaga kerja
Kelas industri adalah kegiatan yang yang berkompeten baik dari segi hard skills
bertujuan supaya siswa dapat mengikuti maupun soft skills sesuai harapan industri, SMK
pembelajaran sesuai dengan kegiatan nyata di dapat melaksanakan program-program kegiatan
industri, dalam hal ini sekolah dituntut sebagai berikut: (1) program teaching factory
mendatangkan industri yang mau memberikan (2)kpengelolaan prakerin (3) pengelolaan
pendidikan di sekolah dan tindak lanjutnya kunjungan industri (4) penyelenggaraan kelas
biasanya pada rekruitmen tenaga kerja. industri. (5) program on job training, dan (6)
Kurikulum dalam kelas industri disusun oleh penyuluhan serta pembinaan dari stake holder
sekolah dan industri, peran industri disini terkait dengan tenaga kerja.
dituntut untuk menskenario proses pembelajaran
yang menghasilkan lulusan yang sesuai dengan DAFTAR RUJUKAN
tuntutan dunia kerja.
Kegiatan yang sangat bermanfaat lainnya Arimbi Ramadhiani. 2014. AFTA 2015
adalah Rekruitmen Tenaga Kerja. Peran Bursa Menguntungkan Pengembang Lokal.
Kerja Khusus (BKK) sangat penting dalam Kompas online, Oktober 2014
proses rekruitmen tenaga kerja, sekolah melalui
BKK sebaiknya menjalin kerjasama dengan Callan,VJ. 2003. Generic Skills Understanding
industri sehingga industri bersedia menjadi Vocational Education and Training
tempat bagi lulusan untuk bekerja. Jalinan Teacher and Student Attitudes. Adelaide:
kerjasama rekruitmen dengan industri sebaiknya NCVER
secara terus menerus dan selalu dievaluasi secara
periodik agar terus dapat berjalan sesuai rencana. Clarke, M. 2007. Understanding and Managing
Lembaga-lembaga terkait yang langsung Employability in Changing Career
berhubungan dengan tenaga kerja adalah Contexts. Journal of European Industrial
Departemen Tenaga Kerja, lembaga tersebut Training. Vol 32 nomor 4, 258-284
berwenang untuk memberikan informasi,
pelatihan, dan penyaluran teaga kerja. Sekolah Depdiknas. 1990. Peraturan Pemerintah Nomor
sebaiknya menyiapkan siswa yang akan lulus 29, Tahun 1990, tentang Pendidikan
tentang aturan-aturan tenaga kerja dan proses Menengah
50 Jurnal Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, Volume 23, Nomor 1, Mei 2016

Depdiknas. 2003. Undang-undang RI Nomor Utomo, Pramudi. 2011. Peranan SDM Unggul
20, Tahun 2003, tentang Sistem Berkarakter dan Tuntutan Dunia Industri
Pendidikan Nasional Makalah. Diambil tanggal 27 April 2015
dari http://staff.uny.ac.id/sites/default/ fi
Fajaryati, Nuryake. 2012. Evaluasi Pelaksanaan les/131576241/mklh_semnas2011_SDM
Teaching Factory SMK di Surakarta. %20dan%20Tuntutan%20Industri.pdf
Jurnal Pendidikan Vokasi. No 2 Volume 3
Tahun 2012 Wardani, Dani. 2011. Kontribusi Ketrampilan
Sosial Dalam Pembelajaran IPS Terhadap
OBrien, PS. 1997. Making College Count: A Kesiapan Kinerja Praktek Kerja Industri.
real World Look at How to succeed in and Jurnal UPI. Edisi Khusus No. 2 Agustus
After College. USA: Graphic Management 201
Corp

Suryowati, Estu. 2014. Mencetak Lulusan yang


Diharapkan Industri. Artikel. Diambil
tanggal 27 April 2015 dari http://bisnis
keuangan.kompas.com

You might also like