You are on page 1of 131
HANDRI RAHARIO, S.H. Hukum Perusahaan Disusun Oleh: Handri Raharjo, S.H. © all rights reserved Hak cipta dilindungi undang-undang Penyunting : Bala Seda Tata Letak : Alexander Perancang Sampul : Hengky Irawan Diterbitkan Oleh: Penerbit Pustaka Yustisia Kaviing Madukismo No. 9 RT 13/02 Seturan Utara, Sleman, Yogyakarta 55281 Telp. (0274) 489032, Faks. (0274) 620879 Email: pustakayustisia@gmail.com Katalog Dalam Terbitan (KDT) Handi Raharjo, S.H. Hukum Perusahaan/Handri Raharjo, S.H., Penyunting: Bala Seda Cot. 1—Yogyakarta: Penogbit Pustaka Vustisia, 2009, viii + 140 him; 14,5 x 21 cm. ISBN (10) 979-341-026-4 ISBN (13) 978-979-341-026-5 1. Hukum |, Judul ll. Bala Seda Distributor Tunggal: PT. BUKU KITA ul. Kelapa Hijau No. 22 RT 006/03 Jagakarsa-Jakarta 12620 Telp. (021) 7888-1850 Faks. (021) 7888-1860 Website: www.distributorbukukita.com Email: marketingbukukita @ gmail.com Cetakan Pertama, 2009 Undang-Undang RI Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta Pasal 72 (ayat 2): 2. Barangsiapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, ‘lau menjual kepada umum suatu ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak cipta atau hak terkait sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dpidana ddengen pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dar/atau denda paing banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah). DAFTAR ISI Daftar isi ~iii Kata Pengantar ~vi Halaman Persembahan ~viii BAB I Pengantar Hukum Perusahaan ~1 A. Perusahaan dan Pekerjaan ~1 B. Pengusaha, Pembantu-Pembantunya, dan Struktur Perusahaan ~5 C. Pembukuan atau Doku ~ D. Daftar Perusahaan ~12 Bab II Badan Hukum ~18 A. Pengertian Badan Hukum ~18 B. Teori Badan Hukum ~19 C. Dasar Hukum Badan Hukum ~21 D._ Domisili ~21 E. Pembagian Badan Hukum ~21 E.__Unsur-Unsur Badan Hukum ~22 G. Perbedaan Perusahaan Berbadan Hukum dengan Perusahaan Tidak Berbadan Hukum ~23 H. Syarat Formal dan Materiil Badan Hukum ~25 Bab III Perusahaan Perseorangan ~26 A. Pengertian ~26 B. Ciri-ciri ~26 C. Kebaikan dan Keburukan Perusahaan Perse- orangan ~31 Bab IV Persekutuan Perdata ~34 A. Pengertian ~34 B. Dasar Hukum ~34 C. Unsur ~34 D. Hubungan Intern Bersifat Kepribadian ~35 E. Cara Mendirikan Persekutuan Perdata ~35 iii F. _Syarat-Syarat Mendirikan Persekutuan Perdata ~36 = kutuan Perdata ~36 H._Jenis Persekutuan Perdata Menurut Pasal 1620 s/d 1623 KUHPerdata ~37 I.__Sifat Persekutuan Perdata ~38 J. __Pengurusan Persekutuan Perdata ~38 K. Pembagian Keuntungan dan Kerugian Per- sekutuan Perdata ~39 L. Tanggung Jawab Sekutu (Pasal 1642 s/d 1645 KUHPerdata) ~39 M. Berakhirnya Persekutuan Perdata ~41 N. Pemberesan ~41 Bab V Persekutuan Firma ~42 A. Pendahuluan ~42 B. Pengertian ~43 C. Dasar Hukum ~44 D. Pendirian Persekutuan dengan Firma ~44 E._Macam Sekutu ~45 F. Status Hukum ~45 G. Tanggung Jawab Sekutu ~46 H. Pembagian Keuntungan dan Kerugian ~46 Kebaikan dan Keburukan ~47 J. Berakhirnya Persekutuan dengan Firma ~48 K. Pemberesan ~49 Bab VI Persekutuan Komanditer (CV/Commanditaire Vennotschap) ~50 Pengertian ~50 Unsur ~51 Dasar Hukum ~51 Macam-Macam Sekutu dalam Persekutuan Komanditer ~51 Tanggung Jawab ~52 Pembagian Keuntungan dan Kerugian ~53 oos> om iv G. Macam-macam Persekutuan Komanditer ~54 H. Pendirian Persekutuan Komanditer ~55 Hubungan Intern di antara Para Sekutu dan Hubungan Ekstern Sekutu dengan Pihak Ketiga ~60 J. Berakhirnya Persekutuan Komanditer ~61 K. Pemberesan ~61 L._Kebaikan dan Keburukan Persekutuan Komanditer ~62 A. Pengertian ~63 B. Pembagian ~64 C. Hubungan TNC dengan Host Country ~67 D. Praktik—-Praktik Curang TNC ~67 E. Antisipasi ~68 Bab VIII Perseroan Terbatas (PT) ~69 A. Peristilahan ~69 B. Pengertian, Dasar Hukum, dan Unsur Per- seroan Terbatas ~71 C. Nama Perseroan Terbatas ~72 D. Pendirian Perseroan Terbatas ~73 E._Modal dan Saham Perseroan Terbatas ~83 F. Tanggung Jawab Sosial Perseroan Terbatas ~90 G. Organ Perseroan Terbatas ~91 H. Penggabungan, Peleburan, Pengambilalihan, dan Pemisahan Perseroan Terbatas ~117 I. Pemeriksaan Terhadap Perseroan Terbatas ~129 J. Pembubaran, Likuidasi, dan Berakhirnya Sta- tus Badan Hukum Perseroan Terbatas ~131 Daftar Pustaka ~137 Biografi ~139 aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. C. Pembukuan atauv Dokumen Perusahaan Dokumen Perusahaan: a. Dasar Hukum 1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1997 tentang Dokumen Perusahaan, yang selanjutnya dalam pembahasan ini penulis sebut UUDP. 2) Pasal 6 sampai dengan Pasal 12 KUHD (dalam KUHD menggunakan istilah Pembukuan, namun dengan berlakunya UU No. 8 Tahun 1997 maka Pasal 6 KUHD dan semua peraturan perundang- undangan yang berkaitan dengan dokumen perusahaan dan ketentuan peraturan per- undang-undangan yang berkaitan dengan penyimpanan, pemindahan, penyerahan, dan pemusnahan arsip yang bertentangan dengan Undang-Undang tentang Dokumen Perusahaan dinyatakan tidak berlaku lagi). Pengertian Berdasarkan Pasal 1 butir (2) Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1997, dokumen perusahaan adalah data, catatan dan atau keterangan yang dibuat dan atau diterima oleh perusahaan dalam rangka pelaksanaan kegiatannya, baik tertulis di atas kertas atau sarana lain maupun terekam dalam bentuk corak apa pun yang dapat dilihat, dibaca, dan didengar. Hal ini mengubah Pasal 6 KUHD mengenai sarana, penyimpanan, dan pemusnahan dokumentasi perusahaan. Macam-Macamnya Macam-macam dokumen perusahaan berdasarkan Pasal 2 sampai dengan Pasal 7 UUDP: 1) 2) Dokumen keuangan terdiri dari catatan, bukti pembukuan, dan data pendukung administrasi keuangan, yang merupakan bukti adanya hak dan kewajiban serta kegiatan usaha suatu perusahaan. Menurut Pasal 5, catatan terdiri dari neraca tahunan, perhitungan laba rugi tahunan, rekening, jurnal transaksi harian, atau setiap tulisan yang berisi keterangan mengenai hak dan kewajiban serta hal-hal lain yang berkaitan dengan kegiatan usaha suatu perusahaan. Sedangkan menurut Pasal 6, bukti pembukuan terdiri dari warkat-warkat yang digunakan sebagai dasar pembukuan yang memengaruhi perubahan kekayaan, utang, dan modal. Di dalam Pasal 7 disebutkan juga bahwa data pendukung administrasi keuangan merupakan data administratif yang berkaitan dengan keuangan untuk digunakan sebagai pendukung penyusunan dan pembuatan dokumen ke- uangan. Data ini terdiri dari data pendukung yang merupakan bagian dari bukti pembukuan dan data pendukung yang tidak merupakan bagian dari bukti pembukuan. Dokumen lainnya terdiri dari data atau setiap tulisan yang berisi keterangan yang mempunyai nilai guna bagi perusahaan meskipun tidak terkait langsung dengan dokumen keuangan. Yang termasuk “dokumen lainnya”, misalnya risalah Rapat Umum Pemegang Saham, akta pendirian perusahaan, akta autentik lainnya yang masih mengandung kepentingan hukum tertentu, dan Nomor Pokok Wajib Pajak. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. D. Daftar Perusahaan Dasar Hukum 1. a. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 1982 tentang Wajib Daftar Perusahaan (UUWDP). b. SK Menperindag No. 12/MPP/Kep/1/1998 jo SK Men- perindag No. 327/MPP/Kep/7/1999 tentang per- ubahan atas SK Menperindag No. 12/MPP/Kep/1/ 1998 tentang Penyelenggaraan Wajib Daftar Perusahaan. Pengertian Daftar Perusahaan Menurut Pasal 1 huruf a Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1982, daftar perusahaan adalah daftar catatan resmi yang diadakan menurut atau berdasarkan ketentuan Undang- undang ini dan atau peraturan-peraturan pelaksanaannya, dan memuat hal-hal yang wajib didaftarkan oleh setiap perusahaan serta disahkan oleh pejabat yang berwenang dari kantor pendaftaran perusahaan. 3. Tujuandan Sifat 12 a. Tujuan daftar perusahaan menurut Pasal 2 UUWDP adalah mencatat bahan-bahan keterangan yang dibuat secara benar dari suatu perusahaan dan merupakan sumber informasi resmi untuk semua pihak yang berkepentingan mengenai identitas, data, serta keterangan lainnya tentang perusahaan yang tercantum dalam Daftar Perusahaan dalam rangka menjamin kepastian berusaha. Hal ini semata-mata untuk melindungi perusahaan yang dijalankan secara jujur (tegoeder trouw). Sifat daftar perusahaan menurut Pasal 3 UUWDP adalah terbuka untuk semua pihak, artinya daftar perusahaan itu dapat dipergunakan oleh pihak ketiga sebagai sumber informasi. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. 16 pengurus baru maupun pemilik atau pengurus lama berkewajiban untuk melaporkannya. Ataumungkin dalam hal terjadi pembubaran perusahaan atau kantor cabang, kantor pembantu atau perwakilannya maka pemilik atau pengurus maupun likuidator berkewajiban untuk melaporkannya. Selain itu juga, apabila terjadi pencabutan kembali kuasa kepada seorang agen maka pemilik atau pengurus perusahaan berkewajiban untuk melaporkannya. Pada waktu melaporkan wajib diserahkan salinan akta perubahan atau surat pernyataan yang disahkan oleh pejabat yang berwenang untuk itu. Syarat-Syarat Hapusnya Daftar Perusahaan Daftar perusahaan hapus apabila terjadi hal-hal sebagai berikut: a. _ perusahaan yang bersangkutan menghentikan segala kegiatan usahanya; b. perusahaan yang bersangkutan berhenti pada waktu akta pendiriannya kedaluwarsa; c. perusahaan yang bersangkutan dihentikan segala kegiatan usahanya berdasarkan suatu putusan pengadilan negeri yang telah memperoleh kekuatan hukum yang tetap. Hal-hal yang menyebabkan hapusnya daftar perusahaan wajib dilaporkan oleh pemilik atau pengurus perusahaan dengan cara sesuai dengan ketentuan-ketentuan UUWDP dengan menyerahkan salinan dokumen-dokumen yang bersangkutan yang disahkan oleh pejabat yang berwenang untuk itu. Selanjutnya kantor tempat pendaftaran per- usahaan melakukan pengumuman atas hapusnya daftar perusahaan. Perselisihan dan Penyelesaian Setiap pihak ketiga yang berkepentingan dapat meng- ajukan keberatan secara tertulis kepada menteri (bidang 10. perdagangan) atas hal-hal yang didaftarkan dalam daftar perusahaan dengan menyebutkan alasan-alasannya. Pengajuan keberatan oleh setiap pihak ketiga yang berkepentingan diberitahukan kepada pengusaha yang bersangkutan dan kantor pendaftaran perusahaan. Dalam hal perusahaan yang telah terdaftar ternyata menjalankan kegiatan usaha yang tidak sesuai dengan izin usahanya, pejabat kantor pendaftaran perusahaan setelah mem- berikan peringatannya dapat membatalkan pendaf- tarannya dan mewajibkan pengusaha tersebut untuk melakukan pendaftaran ulang. Sedangkan bagi pengusaha yang tidak puas dengan pembatalan dapat mengajukan keberatannya kepada menteri (bidang perdagangan) dengan menyebutkan alasan-alasannya. Sanksi Apabila ada perusahaan yang melanggar UUWDP maka dapat dikenai sanksi pidana sebagaimana tercantum di dalam Pasal 32 sampai dengan Pasal 35. 17 A. BAB Il BADAN HUKUM Pengertian Badan Hukum Badan hukum/recht persoon/purusa hukum/awak hukum/pribadi hukum di dalam KUHPerdata tidak diatur secara tegas namun hanya ada ketentuan tentang perkumpulan, yaitu dalam buku III Pasal 1653 s/d 1665 KUHPerdata. Berikut penulis paparkan pengertian badan hukum menurut beberapa ahli hukum, yaitu: 1. Soebekti “Suatu badan atau perkumpulan yang dapat memiliki hak-hak dan melakukan perbuatan seperti menerima serta memiliki kekayaan sendiri, dapat digugat, dan menggugat di muka hakim.” 2. Rochmat Soemitro* Suatu badan yang dapat mempunyai harta kekayaan, hak serta kewajiban seperti orang-orang pribadi. “Rochmat Soemitro, Hukum Perseroan Terbatas, Yayasan dan Wakaf (Bandung: Eresco, 1993), him.10. 18 aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. hak dan kewajiban badan hukum adalah hak dan kewajiban anggota bersama, jadi hanya konstruksi yuridis saja. 4. Teori Kekayaan Bertujuan (A. Brintz) Badan hukum merupakan kekayaan yang bukan merupakan kekayaan perseorangan tetapi terikat tujuan tertentu. Badan hukum memiliki pengurus yang berhak atau dapat berkehendak. 5. Teori Kenyataan Yuridis (Mujers, Paul Schotten) Badan hukum itu adalah suatu realita, konkret, riil walaupun tidak dapat diraba, bukan khayal, tapi kenyataan yuridis hendaknya dalam mempersa- makan badan hukum dengan manusia hanya terbatas pada bidang hukum saja. Pada dasarnya ada dua kelompok dari teoribadan hukum, yaitu: 1. Kelompok yang menganggap bahwa badan hukum itu sebagai wujud yang nyata. 2. Kelompok yang menganggap bahwa badan hukum itu sebagai wujud yang bukan nyata. Meskipun berbeda-beda tetapi teori-teori tersebut sepakat bahwa badan hukum dapat ikut dalam pergaulan hukum di masyarakat. Di dalam hukum, istilah orang (persoon) mencakup makhluk pribadi, yakni manusia (naturlijke _ persoon) dan badan hukum (recht persoon), keduanya adalah subjek hukum sehingga keduanya adalah penyandang hak dan kewajiban hukum. Dengan kata lain, sebagaimana yang dikatakan J. Satrio, bahwa mereka memiliki hak dan atau kewajiban yang diakui hukum.’ 7}. Satrio, Hukum Pribadi, Bagian I Persoon Alamiah (Bandung: Citra Aditya Bakti, 1999), him. 13. 20 c Dasar Hukum Badan Hukum 1. KUHPerdata 2. KUHD 3. NBW (Nieuw Burgerlijk Wetbock) Belanda 4. Undang-Undang tentang Perseroan Terbatas 5. Undang-Undang tentang Perkoperasian 6. Undang-Undang tentang Yayasan, dan lain seba- gainya. Donisili Domisili suatu badan hukum dikenal sebagai istilah tempat kedudukan (tempat di mana suatu perbuatan hukum di- lakukan). Tempat kedudukan ini penting dalam hal: 1. Melakukan perbuatan hukum. 2. Menentukan hak dan kewajiban yang ber- sangkutan. 3. Menyangkut kompetensi relatif. Badan hukum Indonesia: badan hukum yang berke- dudukan di Indonesia dan didirikan menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia. Pembagian Badan Hukum Badan hukum dapat dibedakan menjadi tiga kategori, yaitu:® 1. Menurut bentuknya, artinya pembagian badan hukum berdasarkan pendiriannya (diatur dalam NBW). a. Badan hukum publik. Misalnya, negara, provinsi, kota praja, majelis- majelis, lembaga-lembaga, dan bank negara. * Salim HS, op.cit., hm. 68-69. 21 E 22 b. Badan hukum privat. Misalnya, perkumpulan-perkumpulan, PT, yayasan, dan sebagainya. Menurut peraturan yang mengaturnya, artinya pembagian badan hukum berdasarkan ketentuan yang mengatur badan hukum tersebut. a. Badan hukum yang terletak di lapangan hukum perdata (BW). Misalnya, perhimpunan, CV, PT, firma. b. Badan hukum yang terletak di lapangan hukum perdata adat. Misalnya, maskapai Andil Indonesia, Per- kumpulan Indonesia, Koperasi Indonesia. Menurut sifatnya. Ada dua macam, yaitu: a. Korporasi. b. Yayasan. Unsur-Unsur Badan Hukum Berdasarkan beberapa pengertian dari badan hukum di atas maka dapat disimpulkan bahwa suatu badan itu dapat disebut sebagai badan hukum bila memiliki unsur-unsur sebagai berikut: 1. Harta kekayaan yang terpisah, dipisahkan dari kekayaan anggotanya. Tujuan tertentu (bisa idiil /komersial). Punya hak dan kewajiban sendiri, dapat menuntut/ dituntut. Punya organisasi yang teratur, tercermin dari AD/ ART. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. 32 Undang-undang dan peraturan-peraturan yang membatasi gerak perusahaan perseorangan relatif sedikit dibandingkan bentuk-bentuk perusahaan yang lain. Adanya dorongan perseorangan yang kuat. Pengusaha dalam perusahaan perseorangan pada umumnya berusaha sekuat tenaga dengan kemampuan yang ada padanya agar perusahaan dapat merealisasikan tujuannya, yaitu men- dapatkan laba. Perusahaan perseorangan mudah mengganti usahanya dengan usaha jenis lain karena prosedurnya yang tidak rumit. 2. Keburukan Perusahaan Perseorangan a. Tanggung jawab perusahaan perseorangan tidak terbatas (Unlimited liability), karena perusahaan perseorangan merupakan bentuk perusahaan yang tidak berbadan hukum maka bila terjadi utang dan perusahaan perseorangan tidak dapat menutup utang tersebut maka kekayaan pribadi sang pengusaha perusahaan perseorangan tersebut menjadi jaminan untuk membayar utang perusahaan. Besarnya perusahaan terbatas (limitation in size). Penanaman modal yang dilakukan perusahaan perseorangan sering kali terbatas karena terbentuk dalam usaha pinjaman. Kontinuitas yang tidak terjamin (lock of conti- nuity). Bila pemilik perusahaan meninggal dunia atau dipenjara maka perusahaan perseorangan tersebut akan tersendat atau terhenti. Demikian pula, bila usia pemilik perusahaan perseorangan sudah lanjut maka kelangsungan hidup per- usahaan perseorangan mulai terancam. Mungkin penerus atau istri/suaminya akan berusaha melanjutkan namun karena pengalaman dan karakter masing-masing orang berbeda maka sering menyebabkan perusahaan perseorangan mengalami kemunduran. 33 34 BAB IV PERSEKUTUAN PERDATA Pengertian Persekutuan perdata adalah perjanjian antara dua orang atau lebih yang mengikat diri untuk memasukkan sesuatu (inbreng) ke dalam persekutuan dengan maksud membagi keuntungan yang diperoleh karenanya (Pasal 1618 KUHPerdata). Dasar Hukum Pasal 1618-1652 KUHPerdata. Unsur Dengan melihat pengertian dalam Pasal 1618 KUHPerdata maka di dalam persekutuan perdata terdapat beberapa unsur, yaitu: aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. FE Syarat-Syarat Mendirikan Persekutuan Perdata Ada beberapa syarat yang harus dilakukan dalam hal pendirian persekutuan perdata, yaitu:'? 1. Perjanjian untuk mendirikan persekutuan perdata harus memenuhi Pasal 1320 KUHPerdata. 2. Tidak dilarang oleh hukum. 3. Tidak bertentangan dengan kesusilaan dan ketertiban umum. 4. Harus merupakan kepentingan bersama yang dikejar (keuntungan). G. Bentuk-Bentuk Persekutuan Perdata Ada beberapa bentuk hukum persekutuan perdata yang dikenal dalam praktik, yaitu: 1. Persekutuan perdata dapat terjadi antara pribadi- pribadi yang melakukan suatu pekerjaan bebas (profesi). Misalnya, pengacara, dokter, akuntan, dan lain-lain. Asosiasinya tidak menjalankan perusahaan tetapi lebih mengutamakan orang-orang yang menjadi pesertanya dan juga tidak menjadikan elemen modal organisatorisnya (ciri-ciri menjalankan perusahaan) sebagai unsur utama."4 2. Persekutuan bertindak ke luar kepada pihak ketiga secara terang-terangan dan terus-menerus untuk mencari laba maka persekutuan perdata tersebut dikatakan menjalankan perusahaan. Contoh, pe- dagang A dan B membentuk persekutuan perdata di bidang bengkel dengan nama bengkel X.!5 H.M.N. Purwosutjipto, op.cit., him. 22. M. Nawir Said, Hukum Perusahaan di Indonesia,Jilid 1 (perorangan) (Bandung: Alumni, 1987), him. 58. 'S Ridwan khairandy, op.cit., him. 17. 36 Perjanjian kerja sama dari suatu transaksi sekali segera setempat. Contoh, kerja sama membeli barang secara bersama-sama dan kemudian dijual dengan mendapat laba."® H. Jenis Persekutuan Perdata Menurut Pasal 1620 s/d 1623 KUHPerdata Ada dua jenis persekutuan perdata, yaitu:”” 1. Persekutuan Perdata Umum Di mana para sekutu tidak secara tegas (tanpa perincian) menentukan jenis barang serta berapa besarnya uang yang dimasukkan pada persekutuan. Berdasarkan Pasal 1621 KUHPerdata, persekutuan perdata jenis umum ini sebenarnya dilarang karena menyulitkan dalam pembagian keuntungan dan tanggung jawab dalam hal terjadi kerugian karena tidak bisa adil (padahal di dalam Pasal 1633 KUHPer- data diisyaratkan harus adil). Persekutuan perdata jenis ini diperkenankan juga asal diperjanjikan bahwa masing-masing sekutu akan mencurahkan seluruh kekuatan kerjanya untuk mendapatkan laba yang dapat dibagi antara para sekutu. Hal ini menurut Pasal 1622 KUHPerdata disebut Persekutuan Perdata Keuntungan. Persekutuan Perdata Khusus Di mana para sekutu secara tegas menentukan jenis barang serta berapa besarnya uang yang dimasukkan pada persekutuan (Pasal 1623 KUHPerdata). 16 M. Natzir Said, loc.cit. "HM, Purwosutjipto, op.cit., him. 23. 37 J. 38 Sifat Persekutuan Perdata Menurut Rudhi Prasetyo, Persekutuan perdata bersifat dua muka, artinya dapat untuk kegiatan komersial dan dapat pula untuk kegiatan bukan komersial, termasuk dalam hal ini persekutuan perdata yang menjalankan profesi. Pengurusan Persekutuan Perdata Pembebanan pengurusan persekutuan perdata menurut Pasal 1636-1639 KUHPerdata dapat dilakukan melalui dua cara, yaitu: 1. Pengurus Dari Sckutu a. Statuter: sekutu yang mengurus persekutuan perdata yang diatur sekaligus bersama-sama akta pendirian persekutuan perdata. Selama berjalannya persekutuan perdata ini, sekutu statuter tidak dapat diberhentikan kecuali atas dasar alasan-alasan berdasarkan hukum. Mandater: sekutu yang mengurus persekutuan perdata yang diatur dengan akta tersendiri (akta khusus) sesudah persekutuan perdata berdiri. Sekutu mandater kedudukannya sama dengan seorang pemegang kuasa di mana kuasanya sewaktu-waktu dapat dicabut. 2. Pengurus Bukan Sekutu Sebagai kuasa adalah orang luar yang dianggap cakap dan diangkat sebagai pengurus persekutuan perdata yang ditetapkan dengan akta perjanjian khusus (pemberian kuasa) atau ditetapkan dalam akta pendirian persekutuan perdata. Prinsipnya, pengurusan tidak perlu sepakat dari sekutu, namun penguasaan harus sepakat dari sekutu. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. BE dilaksanakan maka pihak ketiga dapat menganggap persekutuan dengan firma tersebut sebagai persekutuan umum, yakni:” 1. Menjalankan segala macam urusan. 2. Didirikan untuk waktu yang tidak terbatas. 3. Tidak ada seorang sekutu pun yang dikecualikan dari kewenangan bertindak dan menandatangani surat bagi persekutuan dengan firma tersebut. Isi Ikhtisar resmi dalam akta pendirian firma dapat dilihat dalam Pasal 26 KUHD. Macam Sekutu Hanya ada satu macam sekutu, yaitu sekutu kerja atau Firmant. Tugasnya menjalankan perusahaan, mengadakan hubungan hukum dengan pihak ketiga, sehingga tanggung jawabnya adalah tanggung jawab pribadi untuk keselu- ruhan. Bagaimana jika sekutu biasa lebih dari satu orang? Pasal 17 KUHD menyebutkan, maka harus ditegaskan dalam anggaran dasar apakah di antara mereka ada yang tidak diperkenankan bertindak ke luar untuk mengadakan hubungan hukum dengan pihak ketiga. Meskipun sekutu kerja tersebut dikeluarkan wewenangnya (tidak diberi wewenang) untuk mengadakan hubungan hukum dengan pihak ketiga, namun hal ini tidak menghilangkan sifat tanggung jawab pribadi untuk keseluruhan (Pasal 18 KUHD). Disamping itu, sekutu kerja berhak memasukkan modal ke dalam persekutuan. Status Hukum Pada umumnya persekutuan dengan firma dikatakan sebagai perusahaan yang tidak berbadan hukum. ” Ridwan Khairandy, op.cit., him. 25. 45 * Ibid. * Ibid. 46 Persyaratan agar suatu badan dapat dikatakan berstatus badan hukum harus memiliki unsur/syarat materiil sebagai badan hukum. Dalam praktiknya firma telah memenuhi syarat/unsur materiil namun syarat/unsur formalnya berupa pengesahan atau pengakudn dari negara berupa peraturan perundang-undangan belumada sehingga hal inilah yang menyebabkan sampai sekarang persekutuan dengan firma bukan merupakan persekutuan yang berbadan hukum.” Tanggung Jawab Sekutu Ada dua macam tanggung jawab, yaitu:”' 1. Tanggung jawab intern, dalam hal ini tanggung jawab sekutu seimbang dengan inbreng/pemasukannya, khususnya dalam hal pembagian keuntungan. 2. Tanggung jawab ekstern, dalam Pasal 18 KUHD disebutkan tanggung jawab pribadi untuk kese- luruhan, artinya setiap sekutu bertanggung jawab atas semua perikatan persekutuan, meskipun dibuat sekutu lain, termasuk perikatan-perikatan yang timbul karena perbuatan melawan hukum dalam hal kerugian. Pembagian Keuntungan dan Kerugian Prinsipnya adalah keuntungan harus dibagi namun jika rugi tidak harus dibagi. Kemungkinan pembagian ke- untungan (Pasal 1633-1635 KUHPerdata): 1. Diperjanjikan di antara mereka (Pasal 1635 KUHPer- data) Ayat 1: cara pembagian keuntungan dan kerugian oleh sekutu sebaiknya diatur dalam perjanjian pendirian persekutuan. 2. Bila tidak diperjanjikan (Pasal 1633 KUHPerdata) Ayat 1: pembagian berdasarkan perimbangan pemasukan secara adil dan seimbang. Ayat 2: bagian sekutu yang memasukkan berupa tenaga kerja hanya dipersamakan dengan sekutu yang memasukkan uang atau benda terkecil/paling sedikit. Dengan batasan: a, Pasal 1635 KUHPerdata Ayat 1: dengan ketentuan tidak boleh memberikan seluruh keuntungan hanya kepada salah seorang sekutu saja. Ayat 2: boleh diperjanjikan jika seluruh kerugian hanya ditanggung oleh salah satu sekutu saja. b. Pasal 1634 (1): penetapan pembagian keuntungan oleh pihak ketiga tidak diperbolehkan. I. Kebaikan dan Keburukan Pada persekutuan dengan firma terdapat beberapa kebaikan dan keburukan, yaitu:” 1. Kebaikan a. Kebutuhan akan modal lebih mudah terpenuhi jika dibandingkan dengan perusahaan per- seorangan, sehingga modal dalam firma lebih besar. b. Tergabungnya alasan-alasan rasional karena sebagian besar tindakan yang didasarkan oleh musyawarah menghasilkan kebenaran dan mendatangkan keuntungan. c. Perhatian sekutu yang sungguh-sungguh pada perusahaan di mana setiap sekutu pada per- 2 Jamal Wiwoho, op.cit., him. 43-44. 47 aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. L. Kebaikan dan Keburvkan Persekutuan Komanditer 7” 1. Kebaikan a. Kebutuhan akan modal mudah dipenuhi di samping pendiriannya yang mudah. Lebih mudah memperoleh kredit. Kemampuan pimpinan persekutuan komanditer relatif lebih baik. Orang lebih suka menginvestasikan modalnya (terlebih bagi sekutu diam) dan mencairkan kembali modalnya lebih mudah. 2. Keburukan a. Kelangsungan hidupnya tidak menentu karena tergantung dari sekutu komplementer yang bertindak sebagai pemimpin persekutuan. Semangat sekutu komanditer dalam memajukan perusahaan mengendor karena tanggung jawabnya terbatas dibandingkan sekutu dalam firma. ?* Jamal Wiwoho, op.cit., him. 45. 62 BAB VII PERUSAHAAN TRANSNATIONAL/ MULTINATIONAL A. Pengertian Perusahaan fransnational/multinational merupakan perusahaan lintas batas, di dalam bidang ekonomi istilah yang digunakan untuk menyebut perusahaan transnational masih beraneka macam antara lain: e@ = International Companies e Multinational Corporation (MNC) @ Multinational Enterprises (MNE) e = Transnational Enterprises (TNE) Perusahaan transnational/multinational tidak dikenal dalam bidang hukum (baik hukum nasional maupun hukum internasional), hukum nasional hanya mengenal * CFG Sunaryati Hartono, Hukum Ekonomi Pembangunan Indonesia (Bina Cipta: Bandung, 1988), him. 62-74. Lihat juga Richard Borton Simatupang, Aspek Hukum dalam Bisnis (Rineka Cipta), him. 61-63. Lihat juga Salim HS, Perkembangan Hukum Kontrak Innominat di Indonesia (Jakarta: Sinar Grafika, 2003), him. 37-49 dan 51-89. 63 64 perusahaan nasional (perusahaan yang diizinkan didirikan ‘di Indonesia dan menurut hukum Indonesia) dan perusahaan asing (perusahaan yang didirikan diluar negeri berdasarkan hukum negara asing). Oleh karena itu, dalam hal ini kita menggunakan istilah perusahaan transnational dalam arti Multinational Enterprises yang menurut Tindal adalah: “Kumpulan perusahaan dari berbagai negara yang dihubungkan melalui kepemilikan saham, peng- awasan managemen/ melalui sesuatu perjanjian dan merupakan satu kesatuan unit ekonomi.” Pembagian Multinational Enterprises dapat digolongkan menjadi dua, yaitu: 1. Transnational Corporation (TNC) “Perusahaan yang didirikan di Indonesia menurut hukum Indonesia, tetapi secara organisatoris, manajerial, finansial, kontraktual, ataupun strategis baik seluruhnya maupun sebagian merupakan bagian dari pada satu kesatuan (unit) ekonomi yang lebih besar yang berpusat di salah satu negara di luar negeri”. TNC ini merupakan salah satu bagian (sub- sidiary dan affiliate) dari TNE. Hukum nasional In- donesia hanya mengatur tentang TNC saja, se- dangkan untuk TNE merupakan objek pengaturan hukum internasional. Perusahaan semacam ini (TNC) ada di Indonesia dan berbentuk badan hukum. Macamnya: a. JOINT VENTURE Merupakan perusahaan baru yang didirikan bersama-sama oleh beberapa perusahaan yang berdiri sendiri dengan menggabungkan potensi aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. sebagai badan hukum PT sesuai Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Lama proses: 25 hari kerja setelah permohonan diajukan. Persyaratan lain yang dibutuhkan: Melampirkan buktisetor bank senilai modal disetor dalam akta pendirian. UUG/SITU (Surat Izin Tempat Usaha) UUG/SITU diperlukan untuk proses Izin Usaha Industri/ Tanda Daftar Industri atau SIUP (Surat Izin Usaha Perdagangan) maupun untuk izin kegiatan usaha yang dipersyaratkan adanya UUG/SITU berdasarkan Undang- Undang Gangguan. 10. SIUP (Surat Izin Usaha Perdagangan) Permohonan SIUP diajukan kepada Dinas Per- dagangan Kota/Kabupaten/Provinsi sesuai dengan keberadaan domisili perusahaan. Lama proses: sepuluh hari kerja setelah permohonan diajukan. Penggolongan SIUP terdiri dari SIUP Besar, Menengah, dan Kecil dengan ketentuan sebagai berikut: a. SIUP Besar untuk modal disetor di atas 500 juta. b. SIUP Menengah untuk modal disetor diatas 200- 500 juta. c. SIUP Kecil untuk modal disetor sampai dengan 200 juta. 11. TDP (Tanda Daftar Perusahaan) 80 Permohonan pendaftaran diajukan kepada Kantor Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota/Kabu- paten cq. kantor pendaftaran perusahaan sesuai dengan domisili perusahaan. E. Modal dan Saham Perseroan Terbatas 1. Modal Perseroan a. Modal Dasar atau Modal Statuter (authorized capital/nominal capital) Merupakan keseluruhan nilai nominal saham yang ada dalam perseroan. Berdasarkan Pasal 32 UUPT, modal dasar perseroan paling sedikit Rp 50.000.000 (lima puluh juta rupiah) sedangkan undang-undang yang mengatur kegiatan usaha tertentu dapat menentukan jumlah minimum modal perseroan yang lebih besar daripada ketentuan modal dasar tersebut (Rp 50.000.000). Kenapa ada persyaratan modal mini- mum? Hal ini dimaksudkan agar ketika PT didirikan setidak-tidaknya sudah memiliki modal yakni sebesar modal yang disetor dan juga dapat menjadi jaminan bagi setiap tagihan dari pihak ketiga terhadap PT dan semuanya ini bertujuan untuk mem- berikan jaminan perlindungan terhadap tagihan pihak ketiga. Besarnya modal dasar perseroan itu tidaklah menggambarkan kekuatan finansial riil perseroan tetapi hanya menentukan jumlah mak- simum modal dan saham yang dapat diterbitkan perseroan. b. Modal yang Ditempatkan (geplaat capitallis- sued capital/allotted capital) Merupakan modal yang disanggupi para pendiri untuk disetor ke dalam kas perseroan pada saat perseroan didirikan. Berdasarkan Pasal 33 UUPT, modal yang ditempatkan paling sedikit 25% (dua puluh lima persen) dari modal dasar. Modal ditempatkan dan disetor penuh harus dibuktikan dengan bukti penyetoran yang sah (yang dimaksud dengan bukti penyetoran yang sah antara lain bukti 83 84 setoran pemegang saham ke dalam rekening bank atas nama perseroan, data dari laporan keuangan yang telah diaudit oleh akuntan, atau neraca perseroan yang ditandatangani oleh Direksi dan Dewan Komisaris). Sedangkan pengeluaran saham lebih lanjut yang dilakukan setiap kali untuk menambah modal yang ditempatkan harus disetor penuh, hal ini berarti tidak dimungkinkan penyetoran atas saham dengan cara mengangsur. Sebagaimana modal dasar, modal yang ditempatkan ini pun belum memberikan kekuatan finansial riil perseroan, karena modal tersebut belum berupa uang tunai atau belum ada sama sekali dalam kas perseroan. Modal yang Disetor (gestort capital/paid up capital) Merupakan modal perseroan yang berupa sejumlah uang tunai atau bentuk lainnya yang diserahkan para pendiri kepada kas perseroan pada saat perseroan didirikan. Berdasarkan Pasal 33 UUPT, ditentukan bahwa modal yang ditempatkan itu harus disetor penuh. Pada umumnya penyetoran saham adalah dalam bentuk uang. Namun, tidak ditutup ke- mungkinan penyetoran saham dalam bentuk lain, baik berupa benda berwujud maupun benda tidak berwujud, yang dapat dinilai dengan uang dan yang secara nyata telah diterima oleh perseroan. Pe- nyetoran saham dalam bentuk lain selain uang harus disertai rincian yang menerangkan nilai atau harga, jenis atau macam, status, tempat kedudukan, dan lain-lain yang dianggap perlu demi kejelasan mengenai penyetoran tersebut. Dalam hal penyetoran modal saham dilakukan dalam bentuk lain, penilaian setoran modal saham ditentukan berdasarkan nilai aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. Berdasarkan klasifikasi di atas, saham-saham tersebut dapat dibedakan menjadi:* a. Saham Biasa (common stocks/ordinary shares) Merupakan saham yang mempunyai hak suara untuk mengambil keputusan dalam RUPS mengenai segala hal yang berkaitan dengan pengurusan perseroan, mempunyai hak untuk menerima dividen yang dibagikan, dan menerima sisa kekayaan hasil likuidasi. Hak suara yang dimiliki oleh pemegang saham biasa dapat dimiliki juga oleh pemegang saham Klasifikasi lain. Pemegang saham biasa ini tidak memiliki hak lebih tertentu dari pemegang saham Klasifikasi lainnya. b. Saham yang Mengandung atau Memiliki Keis- timewaan (preference shares) Merupakan saham yang memiliki keunggulan atau keistimewaan daripada saham biasa. Keunggulan tersebut di antaranya berkaitan dengan pembagian dividen, pembagian sisa kekayaan perseroan setelah perseroan dibubarkan atau dilikuidasi. 1) Saham Utama (Preference) Merupakan saham yang memiliki hak lebih dari saham biasa dalam hal keuntungan dan saldo pada saat perseroan dilikuidasi. 2) Saham Utama Kumulatif Saham yang memiliki hak-hak lebih daripada saham utama. Selain memiliki hak atas ke- untungan dan saldo pada saat perseroan dilikuidasi, juga memiliki hak atas dividen tunggakan. ™ Ridwan Khairandy, Perseroan Terbatas, Doktrin, Peraturan Perundang-undangan dan Jurisprudensi (Yogyakarta: Total Media, 2009), him. 101-109. 3) Saham Istimewa/Prioritas Saham yang memberikan kepada pemegangnya hak berbicara khusus. Ini adalah kewenangan yang tidak diberikan undang-undang kepada RUPS. Hal ini adalah hak yang termasuk dalam klausul oligarchie (klausul dalam anggaran dasar PT di mana pemegang saham tertentu memiliki hak-hak istimewa yang tidak dimiliki pemegang saham lainnya). Pemilihan atau penunjukan komisaris atau direksi biasanya terikat pada pencalonan yang dikemukakan oleh pemegang saham yang memiliki hak istimewa tersebut. Selain ketiga jenis saham di atas, masih dikenal dua jenis saham lainnya, yaitu: 1) 2) Saham Pendiri: saham yang diberikan sebagai balas jasa terhadap jasa-jasa para pendiri dalam mendirikan dan mengembangkan perseroan. Di sini tidak ada kewajiban penyetoran baik berwujud uang maupun bentuk lainnya. Saham Bonus: saham biasa yang diberikan kepada pemegang saham yang telah ada tanpa penyetoran. Saham ini diberikan sebagai ganti hak menagih kepada perseroan atas dana cadangan atau dana kelebihan dari modal yang ditempatkan. Sedangkan berdasarkan cara peralihan saham, saham dapat dibedakan menjadi: 1) 2) Saham Atas Nama: saham yang mencantumkan nama pemegang atau pemiliknya sehingga peralihannya dilakukan dengan akta pemin- dahan hak (cessie). Saham Atas Tunjuk: saham yang tidak men- cantumkan nama pemegang atau pemiliknya sehingga peralihannya dilakukan dengan pe- nyerahan secara fisik. 89 G. Organ Perseroan Terbatas PT merupakan badan hukum namun ia tidak dapat melakukan perbuatan-perbuatan hukumsendiri, sehingga ia harus bertindak dengan perantara orang alamiah (naturlijke persoon), tetapi orang alamiah tersebut tidak bertindak untuk dirinya, melainkan untuk dan atas tanggung jawab badan hukum. Organ Perseroan Terbatas meliputi: 1. Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) a. Kedudukan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) adalah organ perseroan yang mempunyai wewenang yang tidak diberikan kepada Direksi atau Dewan Komisaris dalam batas yang ditentukan dalam UUPT dan/atau anggaran dasar. Di dalam perseroan, jabatan pemegang saham bukanlah pemegang kedaulatan tertinggi namun acap kali digunakan untuk memengaruhi kebijakan perseroan. Sehingga di dalam perseroan se- harusnya pemegang saham tidak mempunyai kekuasaan sama sekali (di luar forum), namun para pemegang saham baru mempunyai ke- kuasaan atas PT apabila mereka berada dalam suatu ruangan pertemuan atau forum yang dinamakan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Hal ini berarti kehendak bersama para pemegang saham adalah kehendak RUPS. Hasil RUPS merupakan kehendak perseroan yang paling tinggi dan tidak dapat ditentang oleh siapa pun kecuali keputusan RUPS itu melanggar undang-undang atau melanggar akta pendirian atau anggaran dasar. Menurut Misahardi Wilamarta, walaupun dalam struktur PT, RUPS mempunyai kekuasaan tertinggi namun hal 91 tersebut bukan berarti bahwa RUPS mempunyai jenjang tertinggi di antara organ perseroan tetapi sekadar memiliki kekuasaan tertinggi bila wewenang tersebut tidak dilimpahkan kepada organ perseroan lain. Jadi, masing-masing or- gan perseroan memiliki tugas dan wewenang yang berdiri sendiri® Batas-batas dan ruang lingkup kewenangan yang dapat dilakukan oleh RUPS dalam suatu PT antara lain: * 1) RUPS tidak dapat mengambil keputusan yang bertentangan dengan hukum yang berlaku dan ketentuan dalam anggaran dasarnya (meskipun anggaran dasar dapat diubah oleh RUPS asal memenuhi syarat untuk itu). 2) RUPS tidak boleh mengambil keputusan yang bertentangan dengan kepentingan yang dilindungi oleh hukum, yaitu ke- pentingan stake holders, seperti pemegang saham minoritas, karyawan, kreditor, masyarakat sekitar dan lain sebagainya. 3) RUPS tidak boleh mengambil keputusan yang merupakan kewenangan dari Direksi dan Dewan Komisaris, sejauh kedua organ perusahaan tersebut tidak menyalah- gunakan kewenangannya. b. Kewenangan RUPS RUPS memiliki beberapa kewenangan antara lain: * Mishardi Wilamarta, Hak Pemegang Saham Minoritas dalam Rangka Good Cor- porate Governance (Jakarta: Program Pascasarjana, Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2002), him. 54. % Munir Fuady, Perlindungan Pemegang Saham Minoritas (Bandung: CV Utomo, 2005), him. 126-127. 92 1) 2) 3) 4) 5) 6) ) 8) Pasal 19 (1) UUPT tentang perubahan anggaran dasar ditetapkan oleh RUPS. Pasal 38 UUPT tentang pembelian kembali saham atau pengalihannya hanya boleh dilakukan berdasarkan persetujuan RUPS, kecuali ditentukan lain dalam peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal. Pasal 41 (1) UUPT tentang penambahan modal perseroan dilakukan berdasarkan Ppersetujuan RUPS. Pasal 44 UUPT tentang pengurangan modal Pperseroan. Pasal 64 UUPT tentang memberikan persetujuan laporan tahunan dan pe- ngesahan laporan keuangan atau per- hitungan tahunan. Pasal 69 (1) UUPT tentang persetujuan laporan tahunan termasuk pengesahan laporan keuangan serta laporan tugas pengawasan Dewan Komisaris dilakukan oleh RUPS. Pasal 71 (1) UUPT tentang penggunaan laba bersih termasuk penentuan jumlah pe- nyisihan untuk cadangan diputuskan oleh RUPS. Pasal 105 UUPT tentang penetapan me- ngenai penggabungan, peleburan, dan pengambilalihan. Pasal 123 UUPT tentang penetapan pem- bubaran perseroan. 93

You might also like