You are on page 1of 14

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Sistem reproduksi adalah sistem yang berfungsi untuk berkembang biak.
Terdiri dari ovarium, uterus dan bagian alat kelamin lainnya. Reproduksi atau
perkembangbiakan merupakan bagian dari ilmu faal (fisiologi). Reproduksi
secara fisiologis tidak vital bagi kehidupan individual dan meskipun siklus
reproduksi suatu manusia berhenti, manusia tersebut masih dapat bertahan hidup,
sebagai contoh manusia yang dilakukan tubektomi pada organ reproduksinya
atau mencapai menopause tidak akan mati. Pada umumnya reproduksi baru dapat
berlangsung setelah manusia tersebut mencapai masa pubertas atau dewasa
kelamin, dan hal ini diatur oleh kelenjar-kelenjar endokrin dan hormon yang
dihasilkan dalam tubuh manusia.

Reproduksi juga merupakan bagian dari proses tubuh yang bertanggung


jawab terhadap kelangsungan suatu generasi. Untuk kehidupan makhluk hidup
reproduksi tidak bersifat vital artinya tanpa adanya proses reproduksi makhluk
hidup tidak mati. Akan tetapi bila makhluk tidup tidak dapat bereproduksi maka
kelangsungan generasi makhluk hidup tersebut terancam dan punah, karena tidak
dapat dihasilkan keturunan (anak) yang merupakan sarana untuk melanjutkan
generasi.

Pada pelajaran ini akan dibahas tentang penyakit yang lazim muncul pada
sistem reproduksi wanita yang meliputi ca cerviks, kista ovarium, mioma uteri.
B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa itu ca cerviks?


2. Apa itu kista ovarium?
3. Apa itu mioma uteri?

C. TUJUAN

1. Mengetahui ca cerviks
2. Mengetahui kista ovarium
3. Mengetahui moma uteri
BAB II

PEMBAHASAN

PENYAKIT GANGGUAN SISTEM REPRODUKSI WANITA

A. CA CERVIC

1. PENGERTIAN
Kanker serviks adalah pertumbuhan sel-sel mulut rahim / serviks yang
abnormal dimana sel-sel ini mengalami perubahan ke arah displasia atau
mengarah pada keganasan. Kanker ini biasanya menyerang wanita yang
pernah atau sedang berada dalam status sexually active. Biasanya kanker
ini menyerang wanita yang telah berumur, terutama paling banyak pada
wanita yang berusia 35 - 55 tahun. Akan tetapi, tidak mustahil wanita
yang mudapun dapat menderita penyakit ini, asalkan memiliki faktor
risikonya.

2. TANDA DAN GEJALA CA CERVIS


1. Keputihan yang makin lama makin berbau akibat infeksi dan
nekrosis
jaringan.
2. Perdarahan yang dialami segera setelah senggama ( 75% - 80% ).
3. Perdarahan yang terjadi diluar senggama.
4. Perdarahan spontan saat defekasi.
5. Perdarahan diantara haid.
6. Rasa berat dibawah dan rasa kering divagina.
7. Anemia akibat pendarahan berulang.
8. Rasa nyeri akibat infiltrasi sel tumor ke serabut syaraf.

3. PENYEBAB
Penyebab langsung kanker serviks belum diketahui. Faktor ekstrinsik
yang diduga berhubungan dengan insiden karsinoma serviks, antara lain
infeksi Human Papilloma Virus (HPV) dan spermatozoa. Karsinoma
serviks timbul di sambungan skuamokolumner serviks. Faktor resiko yang
berhubungan dengan karsinoma serviks ialah perilaku seksual berupa
mitra seks multipel, multi paritas, nutrisi, rokok, dan lain-lain. Karsinoma
serviks dapat tumbuh eksofitik maupun endofitik.
serviks, antara lain adalah :
1. Hubungan seks pada usia muda atau pernikahan pada usia muda
Faktor ini merupakan faktor risiko utama. Semakin muda seorang
perempuan melakukan hubungan seks, semakin besar risikonya untuk
terkena kanker serviks. Berdasarkan penelitian para ahli, perempuan yang
melakukan hubungan seks pada usia kurang dari 17 tahun mempunyai
resiko 3 kali lebih besar daripada yang menikah pada usia lebih dari 20
tahun.

2. Berganti-ganti pasangan seksual


Perilaku seksual berupa gonta - ganti pasangan seks akan meningkatkan
penularan penyakit kelamin. Penyakit yang ditularkan, salah satunya
adalah infeksi Human Papilloma Virus (HPV) telah terbukti dapat
meningkatkan timbulnya kanker serviks, penis dan vulva. Resiko terkena
kanker serviks menjadi 10 kali lipat pada wanita yang mempunyai partner
seksual 6 orang atau lebih. Di samping itu, virus herpes simpleks tipe 2
dapat menjadi faktor pendamping.

3. Faktor genetik
Terjadinya mutasi sel pada sel epitel skuamosa serviks
yang menyebabkan terjadinya kanker serviks pada wanita dapat
diturunkan melalui kombinasi genetik dari orang tua ke anaknya.

4. Kebiasaan merokok
Wanita perokok memiliki risiko 2 kali lebih besar terkena kanker serviks
dibandingkan dengan wanita yang tidak merokok. Penelitian
menunjukkan, lendir serviks pada wanita perokok mengandung nikotin
yang dapat menurunkan daya tahan serviks di samping merupakan ko-
karsinogen infeksi virus. Selain itu, rokok mengandung zat benza @ piren
yang dapat memicu terbentuknya radikal bebas dalam tubuh yang dapat
menjadi mediator terbentuknya displasia sel epitel pada serviks.

5. Defisiensi zat gizi (vitamin A dan C)


Ada beberapa penelitian yang menyimpulkan bahwa defisiensi vitamin C
dapat meningkatkan risiko terjadinya displasia ringan dan sedang, serta
mungkin juga meningkatkan risiko terjadinya kanker serviks pada wanita
yang makanannya rendah beta karoten dan retinol (vitamin A).

6. Multiparitas
Trauma mekanis yang terjadi pada waktu paritas dapat mempengaruhi
timbulnya infeksi, perubahan struktur sel, dan iritasi menahun
7. Gangguan sistem kekebalan
Bisa disebabkan oleh nikotin yang dikandung dalam rokok, dan penyakit
yang sifatnya immunosupresan, contohnya : HIV / AIDS

8. Status sosial ekonomi lemah


Umumnya, golongan wanita dengan latar belakang ekonomi lemah tidak
mempunyai biaya untuk melakukan pemeriksaan sitologi Pap Smear
secara rutin, sehingga upaya deteksi dini tidak dapat dilakukan.

4. PENCEGAHAN
Ada beberapa cara untuk mencegah kanker serviks, yaitu:
a. Mencegah terjadi infeksi HPV
b. Melakukan pemeriksaan Pap Smear secara teratur
c. Tidak boleh melakukan hubungan seksual pada anak perempuan di
bawah 18 tahun.
d. Jangan melakukan hubungan seksual dengan penderita kelamin atau
gunakan kondom untuk mencegah penularan penyakit
e. Jangan berganti-ganti pasangan seksual

B. KISTA OVARIUM
1. PENGERTIAN
Kista ovarium merupakan salah satu tumor jinak ginekologi yang
paling sering dijumpai pada wanita di masa reproduksinya.(Depkes RI,
2011)Kista ovarium adalah suatu kantong berisi cairan seperti balon berisi
air yang terdapat di ovarium. (Owen, 2005) Kista ovarium adalah tumor
ovarium yang bersifat neoplastik dan non neoplastik.Kista ovarium
merupakan suatu tumor, baik kecil maupun yang besar, kistik atau padat,
jinak atau ganas yang berada di ovarium.Dalam kehamilan tumor ovarium
yang paling sering dijumpai ialah kista dermoid, kista coklat atau kista
lutein. Tumor Ovarium yang cukup besar dapat menyebabkn kelainan
letak janin dalam rahim atau dapat menghalang-halangi masuknya kepala
kedalam panggul.(Wiknjosastro,2005)

2. TANDA DAN GEJALA

Sering kali, penyakit kista ovarium tidak menimbulkan gejala apapun.


Namun, gejala dapat muncul seiring dengan bertambah besarnya kista.
Gejala Kista Ovarium meliputi:

Pembesaran pada perut bagian bawah kanan atau kiri atau keduanya
Nyeri saat buang air
Sakit pada daerah panggul sebelum atau selama siklus menstruasi
Sakit saat berhubungan intim
Sakit pada punggung bawah atau paha
Nyeri pada payudara

Gejala kista yang berat memerlukan perhatian medis segera, di antaranya:

Sakit panggul yang terasa begitu hebat


Badan Demam atau meriyang
Pingsan atau pusing
Napas cepat

3. PENYEBAB KISTA OVARIUM


1. Masalah hormonal. Kista fungsional biasanya hilang sendiri tanpa
pengobatan. Mereka mungkin disebabkan oleh masalah hormonal atau
pengaruh obat untuk membantu merangsang ovulasi.
2. Endometriosis. Wanita dengan endometriosis dapat mengembangkan
jenis kista ovarium yang disebut endometrioma. Jaringan
endometriosis menyebar ke ovarium lalu tumbuh di sana. Kista ini
bisa menyakitkan saat berhubungan dan selama menstruasi.
3. Kehamilan. Kista ovarium biasanya berkembang pada awal
kehamilan untuk membantu mendukung kehamilan sampai plasenta
terbentuk. Kadang-kadang, kista tetap ada walaupun sudah
melahirkan.
4. Infeksi panggul yang parah. Infeksi dapat menyebar ke ovarium dan
tuba falopi dan menyebabkan terbentuknya kista.

4. PENCEGAHAN
Belum ada tindakan khusus agar terhindar dari penyakit kista ovarium.
Akan tetapi pencegahan ditujukan untuk menurunkan angka insidensi
kista Ovarium dan secara tidak langsung akan mengurangi angka kematian
akibat kista Ovarium
Pencegahan primer
Pencegahan primer pada kista ovarium dilakukan pada orang sehat
yang sudah memiliki faktor risiko untuk terkena kista
ovarium.Pencegahan primer dapat dilakukan melalui upaya
menghindarkan diri dari keterpaparan berbagai faktor risiko dan
melaksanakan pola hidup sehat seperti tidak merokok,
menkonsumsi makanan yang kaya serat dan mengandung zat anti
oksidan yang tinggi, serta hindari zat kimia tambahan yang
berbahaya pada makanan.
Pencegahan sekunder
Pencegahan sekunder ditujukan untuk mengobati para penderita
dan mengurangi akibat-akibat yang lebih serius dari penyakit kista
ovarium melalui diagnosa , pemeriksaan dini dan bekala kemudian
pengobatan yang tepat. (Budiarto, 2002) Kista ovarium jinak
tumbuh secara tersembunyi dan sering tidak dapat dideteksi selama
beberapa tahun.Tidak menyebabkan nyeri, tetapi jika membesar
dapat menimbulkan rasa tidak nyaman dan jarang menimbulkan
gangguan
menstruasi.Pemeriksaan abdomen dan vagina secara periodik akan
dapat mendeteksi kista ini. Kista tanpa nyeri atau massa padat di
cul-de-sac, atau di tempat ovarium, atau meluas ke abdomen, yang
dengan palpasi bersifat kistik sampai padat, memberi tanda kista
ovarium. Diagnosis dapat dikonfirmasi dengan
skening ultrason abdomen atau transvagina, yang dapat
membedakannya dari kehamilan, kegemukan, pseudosiesis,
kandung kemih penuh atau degenerasi kistik dari
mioma.(Llewellyn,2001) Prawirohardjo (2002), menyatakan
bahwa apabila pada pemeriksaan ditemukan kista di rongga perut
bagian bawah dan atau di rongga panggul, maka setelah diteliti
sifat-sifatnya (besarnya, lokalisasi, permukaan, konsistensi, apakah
dapat digerakkan atau tidak), maka perlu ditentukan jenis kista
tersebut.
C. MIOMA UTERI

1. PENGERTIAN
Mioma uteri adalah neoplasma jinak berasal dari otot uterus, yang
dalam kepustakaan ginekologi juga terkenal dengan istilah-istilah
fibrimioma uteri, leiomyoma uteri atau uterine fibroid.
(Prawirohardjo,1996:281) Mioma uteri adalah tumor jinak uterus yang
berbatas tegas yang terdiri dari otot polos dan jaringan fibrosa (Sylvia
A.P, 1994:241)

2. PENYEBAB
Faktor-faktor penyebab mioma uteri belum diketahui, namun ada 2
teori yang berpendapat:
1. Teori Stimulasi Berpendapat bahwa estrogen sebagai faktor
etiologi, mengingat bahwa :
a. Mioma uteri sering kali tumbuh lebih cepat pada masa hamil
b. Neoplasma ini tidak pernah ditemukan sebelum monarche
c. Mioma uteri biasanya mengalami atrofi sesudah menopause
d. Hiperplasia endometriumsering ditemukan bersama dengan
mioma uteri
2. Teori Cellnest atau genitoblas Terjadinya mioma uteri itu
tergantung pada sel-sel otot imatur yang terdapat pada cell nest
yang selanjutnya dapat dirangsang terus menerus oleh estrogen.
(Prawirohardjo, 1996:282)

3. TANDA DAN GEJALA

Gejala dan tanda kasus mioma uteri secara kebetulan pada pemeriksaan
pelvik uteri, penderita tidak mempunyai keluhan dan tidak sadar bahwa
mereka mengandung satu tumor dalam uterus. Gejala-gejala tergantung
dari lokasi mioma uteri (cervikal, intramural, submucous) digolongkan
sebagai berikut :

1. Perdarahan tidak normal Perdarahan ini serng bersifat hipermenore;


mekanisme perdarahan ini tidak diketahui benar, akan tetapi faktor-
faktor yang kiranya memegang peranan dalam hal ini adalah telah
meluasnya permukaan endometrium dan gangguan dalam
kontraktibilitas miometrium.
2. Rasa nyeri pada pinggang dan perut bagian bawah Dapat terjadi jika :
a. Mioma menyempitkan kanalis servikalis
b. Mioma submukosum sedang dikeluarkan dari rongga rahim
c. Adanya penyakit adneks, seperti adneksitis, salpingitis, ooforitis
d. Terjadi degenerasi merah
3. Tanda-tanda penekanan Terdapat tanda-tanda penekanan tergantung
dari besar dan lokasi mioma uteri. Tekanan bisa terjadi pada traktus
urinarius, pada usus, dan pada pembuluh-pembuluh darah. Akibat
tekanan terhadap kandung kencing ialah distorsi dengan gangguan
miksi dan terhadap uretes bisa menyebabkan hidro uretre
4. Infertilitas dan abortus Infertilitas bisa terajdi jika mioma intramural
menutup atau menekan pors interstisialis tubae; mioma submukosum
memudahkan terjadinya abortus.

4. KOMPLIKASI

1. Pertumbuhan Leiomiosarkoma Yaitu tumor yang tumbuh dari


miometrium, dan merupakan 50 70 % dari semua sarkoma uteri. Ini
timbul apabila suatu mioma uteri yang selama beberapa tahun tidak
membesar, sekonyong-konyong menjadi besar, apalagi jika hal itu terjadi
sesudah menopause.

2. Torsi (putaran tungkai) Ada kalanya tungkai pada mioma uteri


subserosum mengalami putaran. Kalau proses ini terjadi mendadak,
tumor akan mengalami gangguan sirkulasi akut dengan nekrosis jaringan,
dan akan nampak gambaran klinik dari abdomen akut.

3. Nekrosis dan Infeksi Pada mioma submukosum, yang menjadi polip,


ujung tumor kadang-kadang dapat melalui kanalis servikalis dan
dilahirkan di vagina. Dalam hal ini ada ada kemungkinan gangguan
sirkulasi dengan akibat nekrosis dan infeksi sekunder.
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan uraian sebelumnya, kami dapat mengemukakakn kesimpulan


sebagai berkut :

Kanker serviks adalah pertumbuhan sel-sel mulut rahim / serviks yang


abnormal dimana sel-sel ini mengalami perubahan ke arah displasia atau mengarah
pada keganasan. Kanker ini biasanya menyerang wanita yang pernah atau sedang
berada dalam status sexually active.

Kista ovarium merupakan salah satu tumor jinak ginekologi yang paling
sering dijumpai pada wanita di masa reproduksinya.(Depkes RI, 2011)Kista
ovarium adalah suatu kantong berisi cairan seperti balon berisi air yang terdapat di
ovarium.

Mioma uteri adalah neoplasma jinak berasal dari otot uterus, yang dalam
kepustakaan ginekologi juga terkenal dengan istilah-istilah fibrimioma uteri,
leiomyoma uteri atau uterine fibroid. (Prawirohardjo,1996:281) Mioma uteri
adalah tumor jinak uterus yang berbatas tegas yang terdiri dari otot polos dan
jaringan fibrosa (Sylvia A.P, 1994:241)

B. SARAN

Penyusun mengetahui bahwa makalah ini sangat jauh dari kesempurnaan, oleh
karena itu saran dan kritik dari semua pihak sangat kami harapkan. agar makalah
ini bisa lebih baik lagi dan bisa menjadi pembelajaran untuk kami dikemudian
hari.
SISTEM REPRODUKSI

(PENYAKIT YANG LAZIM MUNCUL PADA SISTEM REPRODUKSI WANITA)

OLEH KELOMPOK V:

NURYANTO ODE NUSU : P201401003

HARMITA CANDRA : P201401026

MARWATI : P201401011

MUSLIANI : P201401031

KELAS N1

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

STIKES MANDALA WALUYA KENDARI

2016

You might also like