You are on page 1of 50

DAFTAR ISI

Kata pengantar .............................................................................................................................. i

Daftar Isi ....................................................................................................................................... 1

BAB I (Pendahuluan) .................................................................................................................... 2

Tujuan Pembelajaran .................................................................................................................... 2

Sasaran Pembelajaran ................................................................................................................... 2

Proses Pemecahan Masalah ......................................................................................................... 3

Skenario .............................................................................................................................. 3

Kata/Kalimat Sulit .............................................................................................................. 3

Kata/kalimat Kunci............................................................................................................. 3

Mind Map ........................................................................................................................... 4

Pertanyaan .......................................................................................................................... 5

BAB II (Pembahasan) ................................................................................................................... 6

BAB III (Kesimpulan) .................................................................................................................. 49

Daftar Pustaka ............................................................................................................................... 50

1
BAB I

Pendahuluan

TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah mempelajari modul ini, diharapkan mahasiswa akan dapat melakukan penatalaksanaan
terhadap penderita penyakit dengan pendekatan dokter keluarga.

SASARAN PEMBELAJARAN :

Setelah mempelajari modul ini mahasiswa diharapkan dapat :

1. Menjelaskan tentang penyakit dalam keluarga


Menjelaskan tentang hubungan antara struktur dan fungsi keluarga dengan
penularan penyakit TB paru, morbili, diarea, dan scabies dalam keluarga,
Menjelaskan tentang hubungan antara tahap perkembangan kehidupan setiap
anggota keluarga dengan penularan penyakit TB paru, morbili, diarea, dan scabies
dalam keluarga
Menjelaskan tentang hubungan antara aspek psikososial dalam hubungan antara
anggota keluarga dengan perjalanan penyakit TB paru, morbili, diarea, dan
scabies dalam keluarga
Menjelaskan tentang hubungan antara aspek perumahan dengan penularan dan
perjalanan penyakit TB paru, morbili, diarea, dan scabies dalam keluarga
Menjelaskan tentang hubungan antara perilaku sehat dengan penularan dan
pejalanan penyakit TB paru, morbili, diarea, dan scabies dalam keluarga.
2. Menjelaskan dasar-dasar diagnostik & terapi penyakit TB paru, morbili, diarea, dan
scabies dengan pendekatan dokter keluarga
3. Menjelaskan aspek-aspek hubungan dokter-pasien dalam penanganan penderita TB paru,
morbili, diarea, dan scabies dan untuk pemecahan masalah kesehatan pada umumnya
dengan pendekatan dokter keluarga

2
4. Menjelaskan aspek-aspek gizi keluarga dalam hubungannya dengan pengendalian
penyakit TB paru, morbili, diarea, dan scabies dalam keluarga.
5. Melakukan pencatatan dan pelaporan penyakit TB paru, serampah, diarea, dan scabies
dalam keluarga dengan baik dan benar
6. Menjelaskan sistem rujukan pasien TB paru, serampah, diarea, dan scabies

Skenario

Kasus 3 : Diarea

Anto (6 bulan) dibawa ke Puskesmas karena berak encer seperti air, lebih dari 10
kali dalam sehari. Anto tidak pernah muntah. Pada pemeriksaan laboratorium dari tinja Anto,
tidak ditemukan adanya telur cacing atau parasit usus lainnya.

Berak-berak seperti ini selalu diderita oleh anggota keluarga pak Anwar, orang tua
Anto. Pak Anwar adalah seorang pelayan di salah satu toko kelontong di pasar tradisional di
kota. Ia bersama istri dan ke lima anaknya, serta kedua orang tua ibu Anwar tnggal pada satu
rumah panggung berukuran 4 kali 7 meter. Dikampung dimana mereka tinggal belum ada
fasilitas PAM, karena itu sumber air sebagian besar penduduk adalah sumur gali, dan sebagian
lagi adalah air sungai yang mengalir tidak jauh dari kampung tersebut. Belum semua rumah
mempunyai fasilitas MCK

Anto adalah anak bungsu dari keluarga pak Anwar yang mempunyai 5 orang anak.
Anto mendapat asi dari ibunya dan bubur sebagai makanan tambahan.

Kata Sulit
-

Kata/Kalimat Kunci

3
1. Anak diare
2. Tak ada muntah
3. Tak ada telur cacing/parasit
4. Rumah tanpa MCK
5. Belum ada PAM
6. Air dari sumur gali
7. Air dari sungai
8. Keluarga juga berak-berak
9. Anto minum ASI
10. Anto makan bubur

Mind Map

Etiologi Faktor Risiko

Kasus Diare
Peranan Dokter
Hubungan dengan : Keluarga

Asupan Gizi
Lingkungan
Perilaku Penegakan Diagnosis
Sehat

4
Pertanyaan

1. Jelaskan definisi dan klasifikasi dari keluarga!


2. Jelaskan yang dimaksud dengan keluarga sehat dalam islam!
3. Jelaskan definisi, fungsi dan peranan dokter keluarga! Serta hubungkan
dengan dokter layanan primer!
4. Bagaimana etiologi dan faktor risiko penularan penyakit diare pada skenario?
5. Jelaskan kriteria rumah sehat, air bersih dan hubungan antara aspek perumahan
dengan penularan diare!
6. Jelaskan hubungan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat dengan penularan dan
perjalan dari penyakit pada skenario !
7. Bagaimana asupan gizi yang tepat untuk keluarga pak Anwar sesuai dengan
penghasilannya?
8. Bagaimana menegakkan diagnosis holistik pada kasus di skenario?
9. Bagaimana pencatatan dan pelaporan pada kasus diare di skenario?
10. Jelaskan mengenai sistem rujukan dan konsultasi pasien pada skenario!
11. Bagaimanakah penatalaksanaan pada kasus di skenario?
12. Jelaskan mengenai peranan dokter keluarga pada kasus di skenario!

5
BAB II

Pembahasan

1. Jelaskan definisi dan klasifikasi dari keluarga!

Jawab :

Definisi Keluarga

Berikut akan dikemukakan definisi menurut beberapa hali (Sudiharto, 2007):

a. Bailon dan Maglaya (1978) mendefiniskan:


Keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup dalam satu rumah tangga
karena adanya hubungan daraha, perkawinan atau adopsi. Mereka saling
berinteraksi satu dengan yang lainnya, mempunyai peran masing-masing dan
menciptakan serta mempertahankan suatu budaya
b. Menurut Departemen Kesehatan (1988) mendefinisikan:
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala
keluarga serta beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di satu atap dalam
keadaan saling bergantungan.
c. Menurut Friedman (1998) mendefinisikan:
Keluarga adalah dua atau lebih infividu yang tergabung karena ikatan tertentu
untuk saling membagi pengalam dan melakukan pendekatan emosional, serta
mengidnetifikasi diri mereka sebagai bagian dari keluarga.
d. Menurut BKKBN (1999( mendefiniskan:
Keluarga adalah dua orang atau lebih yang dibentuk berdasarkan ikatan
perkawinan yang sah, mampu memenuhi kebutuhan hidup spiritual dan materil
yang layak, bertakwa kepada Tuhan, memiliki hubungan yang selaras dan
seimbang antara anggota keluarga dan masyarakat serta lingkungannya.

Tipe / Bentuk Keluarga (Sudiharto, 2007)

a. Keluarga inti (nuclear family), adalah keluarga yang dibentuk karena ikatan
perkawinan yang direncakan yang terdiri dari suami, istri, dan anak-anak, baik
karena kelahiran (natural) maupun adopsi.
b. Keluarga asal (Family of origin), merupakan suatu unit keluarga tempat asal
seseorang dilahirkan.

6
c. Keluarga besar (Extended Family) adalah keluarga inti ditambah keluarga
yang lain (karena hubungan darah), misalnya kakek, nenek, bibi, paman,
sepupu.
d. Keluarga berantai (social family) adalah keluarga yang terdiri dari wanita dan
pria yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan suatu keluarga inti.
e. Keluarga duda atau janda, adalah keluarga yang terbentuk karena perceraian
dan atau kematian pasangan yang dicintai.
f. Keluarga komposit (compsite family), adalah keluarga dari perkawinan
poligami dan hidup bersama.
g. Keluarga kohabitasi (cohabitation), adalah dua orang menjadi satu keluarga
tanpa pernikahan, bisa memiliki anak atau tidak. Di Indonesia bentuk keluarga
ini tidak lazim dan bertentangan dengan budaya timur. Namun, lambat laun
keluarga kohabitasi ini mulai dapat diterima.
h. Keluarga inses (Incest family), seiring dengan masuknya nilai-nilai global dan
pengaruh informasi yang sangat dahsyat, dijumpai bentuk keluarga yang tidak
lazim, misalnya anak perempuan menikah dengan ayah kandungnya, ayah
menikah dengan anak perempuan tirinya. Walaupun tidak lazim dan
melanggar nilai-nilai budaya, jumlah keluarga inses semakin hari semakin
besar. Hal tersebut dapat kita cermati melalui pemberitaan dari berbagai media
cetak dan elektronik.
i. Keluarga tradisional dan non-tradisional, dibedakan berdasarkan ikatan
perkawinan. Keluarga tradisional diikat oleh perkawinan, sedangkan keluarga
non-tradisional tidak diikat oleh perkawinan.

7
2. Jelaskan yang dimaksud dengan keluarga sehat dalam islam!

Jawab :

Dari sebuah ilustrasi kasus yang dialami oleh keluarga Pak Anwar, khususnya yang
terjadi pada putra bungsu beliau yaitu Anto yang berusia 6 bulan, dimana pendidikan
yang rendah dan dipengaruhi juga oleh faktor ekonomi mereka yang masih rendah
sehingga memicu terjadinya kesadaran yang bersifat rendah pula akan pentingnya
kesehatan keluarga. Pertanyaan yang bergulir selanjutnya ialah, bahwa kejadian
semacam ini banyak terjadi Indonesia dan pada kenyataannya Indonesia merupakan
negara muslim terbesar di dunia, apakah ada kriteria keluarga sehat menurut Islam
yang bisa dijadikan solusi seperti kasus yang terjadi pada keluarga Pak Anwar?

MUI (Majelis Ulama Indonesia) dalam MUNAS (Musyawarah Nasional) tahun 1983
mendefinisikan bahwa kesehatan adalah ketahanan jasmaniah, ruhaniyah dan sosial
yang dimiliki manusia sebagai karunia Allah yang wajib disyukuri dengan
mengamalkan tuntunan-Nya dan memelihara serta mengembangkannya.

Ketika permasalahan kesehatan ini dihubungkan dengan keluarga, maka cakupan dan
peran keluarga pun dibutuhkan dalam upaya peningkatan dan menjaga kesehatan dari
keluarga tersebut. Dan di sini akan lebih dibahas mengenai kesehatan jasmani, meski
pada hakikatnya ketiganya saling berkaitan.

KESEHATAN JASMANI

Memakan Makanan yang Halal dan Baik

Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi,
dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan, karena sesungguhnya syaitan
itu adalah musuh yang nyata bagimu. (QS. Al-Baqarah: 168)

Hendaklah setiap keluarga menyediakan atau memberitahukan tentang makanan yang


sehat lagi halal untuk seluruh anggota keluarganya sebagaimana yang diperintahkan
Allah dalam firman-Nya di atas, bukan seberapa mahalnya, namun yang ditekankan
adalah halal dan baiknya.

Tidak Makan Berlebihan

Namun makan makanan secara berlebihan pun tidak baik karenanya makanlah dengan
bijak dan seimbang. Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda:


) )

8
Tidaklah seorang anak Adam (manusia) mengisi bejana (kantong) yang lebih buruk
daripada perutnya. Cukuplah baginya beberapa suap yang bisa menegakkan tulang
sulbinya. Jikalau memang harus berbuat, maka sepertiga untuk makanannya, sepertiga
untuk minumannya dan sepertiga untuk nafasnya. (HR. Imam Ahmad, at-Tirmidzi)

Bersuci dan Mandi

Bersuci [thaharah] itu setengah daripada iman.(HR. Ahmad, Muslim, dan


Tirmidzi)

Dari Salman al-Farisi, dia berkata, Nabi Shallallahu alaihi wa sallam bersabda:

Tidaklah seseorang mandi dan bersuci semampunya pada hari Jumat, memakai
minyak rambut atau memakai minyak wangi di rumahnya kemudian keluar lalu dia
tidak memisahkan antara dua orang (dalam shaff) kemudian mengerjakan shalat dan
selanjutnya dia diam (tidak berbicara) jika khatib berkhutbah, melainkan akan
diberikan ampunan kepadanya (atas kesalahan yang terjadi) antara Jumatnya itu
dengan Jumat yang berikut-nya. (HR.Al-Bukhari, no. 883)

Menjaga Kebersihan Mulut

Bersiwak hukumnya sunnah (dianjurkan) pada setiap saat, sebagaimana hadits dari
Aisyahradhiyallahu anha bahwa Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda,



Bersiwak itu akan membuat mulut bersih dan diridhoi oleh Allah. (HR. An-Nasai,
Ahmad)

Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, beliau berkata bahwa Rasulullah shallallahu
alaihi wa sallam bersabda,




Seandainya tidak memberatkan umatku, sungguh aku akan memerintahkan mereka
bersiwak setiap kali berwudhu. (HR. Bukhari)

Nabi Muhammad Saw. menganjurkan agar umatnya senantiasa menjaga kebersihan


mulutnya dengan cara bersiwat atau menyikat gigi, dengan menyikat gigi secara tidak
9
langsung setiap anggota keluarga akan merasakan manfaatnya seperti penurunan
angka kejadian sakit faringolaringitis, karies gigi, dsb.

Menjaga Kebersihan Lingkungan

Dari Abu Hurairah, ia berkata bahwa Rasulullahshallallahu alaihi wa


sallam bersabda,

Waspadalah dengan dua orang yang terkena laknat. Mereka berkata, Siapakah
yang kena laknat tersebut? Beliau menjawab, Orang yang buang hajat di tempat
orang lalu lalang atau di tempat mereka bernaung. (HR. Muslim no. 269)

Dikutip dari sebuah hadis:

Sesungguhnya Allah swt. Itu baik, Dia menyukai kebaikan. Allah itu bersih, Dia
menyukai kebersihan. Allah itu mulia, Dia menyukai kemuliaan. Allah itu dermawan
ia menyukai kedermawanan maka bersihkanlah olehmu tempat-tempatmu. (HR.
Tirmizi)

Contoh yang bisa kita ambil ialah percemaran pada air

Air adalah senyawa yang penting bagi semua bentuk kehidupan yang diketahui
sampai saat ini di bumi, tetapi tidak di planet lain.Air dapat
berwujud padatan (es), cairan (air) dan gas (uap air).
Pencemaran air adalah masuknya atau di masukannya makhluk hidup, zat, energi
dan atau komponen lain ke dalam air oleh kegiatan manusia sehingga kualitas air
turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan air tidak berfungsi lagi sesuai
dengan peruntukkanya
Patogen yang sering ditemukan di dalam air terutama adalah bakteri-bakteri
penyebab infeksi saluran pencernaan seperti Vibrio cholerae penyebab penyakit
kolera,Shigella dysenteriae penyebab disenteri basiler, Salmonella
thyposa penyebab tifus dan S. paratyphi penyebab paratifus, virus polio dan
hepatitis, dan Entamoeba histolytica penyebab disentri amuba.
Mikroorganisme indikator adalah sekelompok mikroorganisme yang digunakan
sebagai petunjuk kualitas air. Mikroorganisme indikator telah digunakan untuk
mendeteksi dan menghitung kontaminasi tinja di air, makanan, dan sampel
lainnya. Mikroorganisme indikator bisa dibedakan menjadi indikator bakteri,
indikator virus, & indikator protozoa.

Dianjurkan Berobat

10
Dari Usamah bin Syarik berkata, ada seorang arab baduwi berkata kepada
Nabi shallallahu alaihi wa sallam:

: ) ( :
:

Wahai Rasulullah, apakah kita berobat? Nabi bersabda, berobatlah, karena


sesungguhnya Allah tidak menurunkan penyakit, kecuali pasti menurunkan obatnya,
kecuali satu penyakit (yang tidak ada obatnya), mereka bertanya, apa itu? Nabi
bersabda, penyakit tua. (HR.Tirmidzi 2038, dan disahihkan oleh al-Albani
dalam Sunan Ibnu Majah 3436)
Namun pada realita yang ada tidak semua mau atau mampu untuntuk berobat dikala
sakit dan memilih untuk membiarkannya atau ada juga melakukan pengobatan yang
dirasa kurang tepat.

BANYAK ANAK BANYAK REZEKI?


]151 : [

Dan janganlah kamu membunuh anak-anak kamu karena kemiskinan. Kami akan
memberi rezeki kepadamu dan kepada mereka. (QS. Al Anam: 151)

Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka


dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah
tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada
pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu
kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi
mereka selain Dia. (QS. Ar-Rad: 11)

Kedudukan Anak Bagi Orang Tua












Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini,
yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda
pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia,
dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga). (QS. Ali Imran: 14)


Dan ketahuilah, bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan dan
sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang besar. (Qs. Al Anfal: 28)



Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan
dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap
11
(kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan
hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar. (QS. An-Nisa: 9)






Hai orang-orang mukmin, sesungguhnya di antara isteri-isterimu dan anak-anakmu
ada yang menjadi musuh bagimu maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka dan jika
kamu memaafkan dan tidak memarahi serta mengampuni (mereka) maka
sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. At-Taghabun:
14)


Dan orang orang yang berkata: "Ya Tuhan kami, anugrahkanlah kepada kami isteri-
isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami
imam bagi orang-orang yang bertakwa. (QS. Al-Furqan: 74)

12
3. Jelaskan definisi, fungsi dan peranan dokter keluarga! Serta hubungkan
dengan dokter layanan primer!

Jawab :

Definisi Dokter Keluarga

The American Academy of Family Physician, 1969 :


Adalah pelayanan kedokteran yang menyeluruh yang memusatkan
pelayanannya kepada keluarga sebagai suatu unit, dimana tanggung jawab
dokter tidak dibatasi oleh umur dan jenis kelamin, organ tubuh, atau jenis
penyakit tertentu.

Ikatan Dokter Indonesia, 1982 :


Adalah dokter yang memberi pelayanan kesehatan yang berorientasi
komunitas dengan titik berat kepada keluarga, tidak hanya memandang
penderita sebagai individu yang sakit tetapi sebagai bagian dari unit keluarga
dan tidak hanya menanti secara pasif, tetapi bila perlu aktif.

Singapore College of General Practitioners, 1987 :


Adalah dokter yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan personal, tingkat
pertama, menyeluruh, dan berkesinambungan, yang berkaitan dengan
keluarga, komunitas, serta lingkungan.

Fungsi Dokter Keluarga


a. Care Provider (Penyelenggara Pelayanan Kesehatan)
Yang mempertimbangkan pasien secara holistik sebagai seorang individu
dan sebagai bagian integral (tak terpisahkan) dari keluarga, komunitas,
lingkungannya, dan menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang
berkualitas tinggi, komprehensif, kontinu, dan personal dalam jangka waktu
panjang dalam wujud hubungan profesional dokter-pasien yang saling
menghargai dan mempercayai. Juga sebagai pelayanan komprehensif yang
manusiawi namun tetap dapat dapat diaudit dan dipertangungjawabkan
b. Comunicator (Penghubung atau Penyampai Pesan)
Yang mampu memperkenalkan pola hidup sehat melalui penjelasan yang
efektif sehingga memberdayakan pasien dan keluarganya untuk
meningkatkan dan memelihara kesehatannya sendiri serta memicu
perubahan cara berpikir menuju sehat dan mandiri kepada pasien dan
komunitasnya
c. Decision Maker (Pembuat Keputusan)
13
Yang melakukan pemeriksaan pasien, pengobatan, dan pemanfaatan
teknologi kedokteran berdasarkan kaidah ilmiah yang mapan dengan
mempertimbangkan harapan pasien, nilai etika, cost effectiveness untuk
kepentingan pasien sepenuhnya dan membuat keputusan klinis yang ilmiah
dan empatik
d. Manager
Yang dapat berkerja secara harmonis dengan individu dan organisasi di
dalam maupun di luar sistem kesehatan agar dapat memenuhi kebutuhan
pasien dan komunitasnya berdasarkan data kesehatan yang ada. Menjadi
dokter yang cakap memimpin klinik, sehat, sejahtera, dan bijaksana
e. Community Leader (Pemimpin Masyarakat)
Yang memperoleh kepercayaan dari komunitas pasien yang dilayaninya,
menyearahkan kebutuhan kesehatan individu dan komunitasnya,
memberikan nasihat kepada kelompok penduduk dan melakukan kegaiatan
atas nama masyarakat dan menjadi panutan masyarakat

Peranan Dokter Keluarga

1. Menyelenggarakan pelayanan primer secara menyeluruh, dan bermutu.

2. Mendiagnosis secara cepat dan memberikan terapi secara cepat dan tepat.

3. Memberikan pelayanan kedokteran secara aktif kepada pasien pada saat sehat dan
sakit.

4. Memberikan pelayanan kedokteran kepada individu dan keluarganya.

5. Membina keluarga pasien untuk berpartisipasi dalam upaya peningkatan taraf


kesehatan, pencegahan penyakit, pengobatan dan rehabilitasi.

6. Menangani penyakit akut dan kronik.

7. Melakukan tindakan tahap awal kasus berat agar siap dikirim ke rumah sakit.

8. Tetap bertanggung-jawab atas pasien yang dirujukan ke Dokter Spesialis atau


dirawat di RS.

14
9. Memantau pasien yang telah dirujuk atau di konsultasikan.

10. Bertindak sebagai mitra, penasihat dan konsultan bagi pasiennya.

11. Mengkordinasikan pelayanan yang diperlukan untuk kepentingan pasien.

12. Menyelenggarakan rekam medis yang memenuhi standar.

13. Melakukan penelitian untuk mengembang ilmu kedokteran secara umum dan ilmu
kedokteran keluarga secara khusus.

Ruang Lingkup Pelayanan Dokter Keluarga

Melibatkan Dokter Keluarga sebagai penyaring di tingkat primer


Bagian suatu jaringan pelayanan kesehatan terpadu
Melibatkan dokter spesialis di tingkat pelayanan sekunder dan rumah sakit
rujukan sebagai tempat pelayanan rawat inap
Diselenggarakan secara komprehensif, kontinu, integratif, holistik, koordinatif
Mengutamakan pencegahan
Menimbang peran keluarga dan lingkungannya serta pekerjaannya
Kepada semua pasien tanpa memilah jenis kelamin, usia serta faktor-faktor
lainnya

Dokter Layanan Primer (DLP) nantinya diharapkan dapat bertindak sebagai gate
keeper yang akan menangani sebagian besar kasus di masyarakat sendiri hingga
tuntas. DLP diharapkan dapat memberikan pelayanan yang bersifat holistik, preventif
dan promotif dibandingkan kuratif. Di lain pihak, DLP juga harus berorientasi pada
kedokteran keluarga, okupasi, komunitas, manajerial, dan kepemimpinan.

Adapun perbedaan DLP dengan dokter umum adalah DLP memiliki kompetensi yang
lebih dibandingkan dokter umum karena nantinya DLP akan dibekali pendidikan
berupa 80% kompetensi sebagai dokter keluarga dan 20% kesehatan masyarakat.
Kompetensi yang akan dimiliki oleh DLP adalah konsep kedokteran keluarga (konsep
dan wawasan, prinsip dan pelayanan dokter keluarga, pengaruh keluarga, komunitas
dan lingkungan, tugas dan fungsi dokter keluarga dalam pelayanan primer),
manajemen klinik dokter keluarga (manajemen SDM, fasilitas, informasi, dan dana),
keterampilan klinik (klinis non bedah, mengatasi keadaan klinis umum, masalah klinis
khusus, menggunakan sarana penunjang dan medis teknis bedah) dan keluasan
penerapan ilmu dan wawasannya (masalah kesehatan kelompok usia dan masalah
kesehatan kelompok khusus). Sedangkan dokter umum hanya memiliki konsep dan
wawasan kedokteran keluarga, prinsip dan pelayanan dokter keluarga, keterampilan
klinis non-bedah, mengatasi masalah klinis khusus, dan medis teknis bedah.

15
TABEL PERBEDAAN DOKTER UMUM DAN DOKTER KELUARGA

DOKTER PRAKTEK DOKTER


UMUM KELUARGA
Cakupan Pelayanan Terbatas Lebih Luas
Menyeluruh, Paripurna,
Sifat Pelayanan Sesuai Keluhan bukan sekedar yang
dikeluhkan
Kasus per kasus dengan
Kasus per kasus dengan
Cara Pelayanan berkesinambungan
pengamatan sesaat
sepanjang hayat
Lebih kearah
Lebih kuratif hanya pencegahan, tanpa
Jenis Pelayanan
untuk penyakit tertentu mengabaikan pengobatan
dan rehabilitasi
Lebih diperhatikan dan
Peran keluarga Kurang dipertimbangkan
dilibatkan
Promotif dan
Tidak jadi perhatian Jadi perhatian utama
pencegahan
Dokter pasien teman
Hubungan dokter-pasien Dokter pasien
sejawat dan konsultan
Secara individual sebagai
bagian dari keluarga
Awal pelayanan Secara individual
komunitas dan
lingkungan

16
4. Bagaimana etiologi dan faktor risiko penularan penyakit diare pada skenario?

Jawab :

Menurut World Gastroenterology Organization Global Guidelines, penyebab


diare dapat dikelompokkan menjadi:

Virus: Rotavirus (40-60%), Adenovirus, Norwalk virus, Coronavirus,


Astrovirus
Bakteri: Echerichia coli (20-30%), Shigella sp (1-2%), Vibrio cholera, dan
lain-lain.
Parasit: Entamoeba histolytica (<1%), Giardia lamblia, Cryptosporidium (4-
11%), Balantidium coli, dan lain-lain.
Non Infeksi: malabsorbsi, keracunan makanan (makanan basi, beracun), alergi,
gangguan motilitas, immunodefisiensi
Faktor infeksi dapat terjadi melalui 2 cara, yaitu enteral dan parenteral. Infeksi enteral
yaitu infeksi saluran pencernaan yang merupakan penyebab utama diare pada anak.
Infeksi parenteral ini meliputi infeksi bakteri, virus, dan parasite. Sedangkan infeksi
parenteral yaitu infeksi di bagian tubuh lain di luar alat pencernaan, seperti Otitis
Media Akut, Bronkopneumonia, infeksi saluran kemih, dan sebagainya.

Faktor non infeksi yaitu malabsorbsi dapat diakibatkan oleh malabsorbsi karbohidrat
seperti disakarida (intoleransi laktosa, maltose, dan sukrosa), monosakarida (glukosa,
fruktosa, dan galaktosa). Pada bayi dan anak yang terpenting dan tersering ialah
intoleransi laktosa. Selain itu dapat juga karena malabsorbsi lemak dan protein.
Defisiensi juga dapat menyebabkan diare, terutama defisiensi vitamin A.

Penyakit diare sebagian besar (75%) disebabkan oleh kuman seperti virus dan bakteri.
Penularan penyakit diare melalui orofekal yaitu melalui makanan atau minuman yang
tercemar kuman atau kontak langsung tangan penderita atau tidak langsung melalui
lalat (melalui 5F=faeces, flies, food, fluid, finger). Mekanisme yang dapat terjadi
adalah sebagai berikut:

1. Melalui air yang merupakan media penularan utama. Diare dapat terjadi bila
seseorang menggunakan air minum yang sudah tercemar, baik tercemar dari
sumbernya, tercemar selama perjalanan sampai ke rumah-rumah, atau tercemar pada
saat disimpan di rumah. Pencemaran di rumah terjadi bila tempat penyimpanan tidak
tertutup atau apabila tangan yang tercemar menyentuh air pada saat mengambil air
dari tempat penyimpanan.

2. Melalui tinja terinfeksi. Tinja yang sudah terinfeksi mengandung virus atau bakteri
dalam jumlah besar. Bila tinja tersebut dihinggapi oleh binatang dan kemudian
binatang tersebut hinggap di makanan, maka makanan itu dapat menularkan diare ke
orang yang memakannya.

Faktor-faktor yang meningkatkan risiko diare adalah:

17
a. Makanan pendamping ASI. Memberikan makanan pendamping ASI terlalu dini
akan mempercepat bayi kontak terhadap kuman. Hal ini dapat meningkatkan risiko
kesakitan dan kematian karena diare, karena ASI banyak mengandung zat-zat
kekebalan terhadap infeksi.

b. Faktor Perilaku. tidak mencuci tangan pada saat memasak, makan, atau sesudah
buang air besar akan memungkinkan kontaminasi langsung.

c. Usia balita. Sebagian besar diare terjadi pada anak dibawah usia 2 tahun.

d. Faktor lingkungan yaitu sarana air bersih dan pembuangan tinja. Kedua factor ini
akan berinteraksi bersama dengan perilaku manusia.

e. Faktor gizi yang buruk juga dapat memperberat diare. Oleh karena itu, pengobatan
dengan makanan baik merupakan komponen utama penyembuhan diare tersebut. Bayi
dan balita yang gizinya kurang sebagian besar meninggal karena diare. Hal ini
disebabkan karena dehidrasi dan malnutrisi.

f. Faktor social ekonomi masyarakat mempunyai pengaruh langsung terhadap


factor-faktor penyebab diare. Kebanyakan anak yang mudah menderita diare berasal
dari keluarga besar dengan daya beli rendah, kondisi rumah yang buruk, tidak
mempunyai penyediaan air bersih yang memenuhi persyaratan kesehatan.

g. Faktor Pendidikan dan Pekerjaan Orang Tua. Ayah dan ibu yang bekerja
sebagai pegawai negeri atau swasta rata-rata mempunyai pendidikan yang lebih tinggi
dibandingkan ayah dan ibu yang bekerja sebagai buruh, pedagang, atau petani. Jenis
pekerjaan umumnya berkaitan dengan tingkat pendidikan dan pendapatan.

18
5. Jelaskan kriteria rumah sehat, air bersih dan hubungan antara aspek perumahan
dengan penularan diare!

Jawab :

KRITERIA RUMAH SEHAT


Rumah merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia, disamping kebutuhan
sandang dan pangan. Rumah berfungsi sebagai tempat tinggal serta digunakan untuk
berlindung dari gangguan iklim dan makhluk hidup lainnya. Rumah juga merupakan
tempat berkumpulnya anggota keluarga untuk menghabiskan sebagian besar
waktunya. Bahkan bayi, anak-anak, orang tua, dan orang sakit menghabiskan hampir
seluruh waktunya di rumah.

Pengertian
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1992, rumah adalah
bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian dan sarana pembinaan
keluarga. Sedangkan yang dimaksud dengan Sehat menurut World Health
Organization (WHO) Sehat adalah suatu keadaan yang sempurna baik fisik, mental,
maupun Sosial Budaya, bukan hanya keadaan yang bebas dari penyakit dan
kelemahan (kecacatan).

Berdasarkan pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa Rumah Sehat sebagai
tempat berlindung atau bernaung dan tempat untuk beristirahat sehingga
menumbuhkan kehidupan yang sempurna baik fisik, rohani maupun sosial budaya.

Persyaratan
Secara umum rumah dikatakan sehat apabila memenuhi kriteria sebagai berikut :
(Pedoman Teknis Penilaian Rumah Sehat, Depkes RI, 2007)

1. Memenuhi kebutuhan psikologis antara lain privacy yang cukup, komunikasi


yang sehat antar anggota keluarga dan penghuni rumah, adanya ruangan khusus
untuk istirahat (ruang tidur), bagi masing-maing penghuni;
2. Memenuhi persyaratan pencegahan penularan penyakit antar penghuni

rumah dengan penyediaan air bersih, pengelolaan tinja dan limbah rumah tangga,
bebas vektor penyakit dan tikus, kepadatan hunian yang tidak berlebihan, cukup
19
sinar matahari pagi, terlindungnya makanan dan

20
minuman dari pencemaran, disamping pencahayaan dan penghawaan yang cukup;

3. Memenuhi persyaratan pencegahan terjadinya kecelakaan baik yang timbul


karena pengaruh luar dan dalam rumah, antara lain persyaratan garis sempadan
jalan, konstruksi bangunan rumah, bahaya kebakaran dan kecelakaan di dalam
rumah;

Rumah yang sehat harus dapat mencegah atau mengurangi resiko kecelakaanseperti
terjatuh, keracunan dan kebakaran (Winslow dan APHA). Beberapa aspek yang harus
diperhatikan dalam kaitan dengan hal tersebut antara lain :
a. Membuat konstruksi rumah yang kokoh dan kuat;
b. Bahan rumah terbuat dari bahan tahan api;
c. Pertukaran udara dalam rumah baik sehingga terhindar dari bahaya racun dan
gas;
d. Lantai terbuat dari bahan yang tidak licin sehingga bahaya jatuh dan kecelakaan
mekanis dapat dihindari;

4. Memenuhi kebutuhan fisiologis antara lain pencahayaan, penghawaan dan ruang


gerak yang cukup, terhindar dari kebisingan yang mengganggu;

Beberapa aspek yang berkaitan dengan rumah sehat dapat dijelaskan sebagai berikut :

A. Ventilasi
Ventilasi adalah proses penyediaan udara segar ke dalam dan pengeluaran udara
kotor dari suatu ruangan tertutup secara alamiah maupun mekanis. Tersedianya udara
segar dalam rumah atau ruangan amat dibutuhkan manusia, sehingga apabila suatu
ruangan tidak mempunyai sistem ventilasi yang baik dan over crowded
maka akan menimbulkan keadaan yang dapat merugikan kesehatan (Gunawan et al.,
1982

21
Rumah yang memenuhi syarat ventilasi baik akan mempertahankan kelembaban
yang sesuai dengan temperatur kelembaban udara (Azwar, 1990). Standart luas
ventilasi rumah, menurut Kepmenkes RI No. 829 tahun 1999, adalah minimal
10% luas lantai. Menurut Frinck (1993) setiap ruang yang dipakai sebagai ruang
kediaman sekurang-kurangnya terdapat satu jendela lubang ventilasi yang
langsung berhubungan dengan udara luar bebas rintangan dengan luas 10% luas
lantai. Ruangan yang ventilasinya kurang baik a kan membahayakan kesehatan
khususnya saluran pernapasan.

Terdapatnya bakteri di udara disebabkan adanya debu dan uap air. Jumlah bakteri
udara akan bertambah jika penghuni ada yang menderita penyakit saluran
pernapasan, seperti TBC, Influenza, dan ISPA.

Dalam pengertiaqn ventilasi ini dari aspek fungsi juga tercakup jendela. Luas
ventilasi atau jendela adalah luas lubang untuk proses penyediaan udara segar dan
pengeluaran udara kotor baik secara alami atau mekanis. Ventilasi atau jendela
mempunyai peran dalam rumah untuk mengganti udara ruangan yang sudah
terpakai.

Fungsi utama ventilasi dan jendela antara lain (Subbin P2P&PL Dinkes
Propinsi Jawa Timur).

1. Sebagai lubang masuk dan keluar angin sekaligus sebagai lubang pertukaran
udara atau lubang ventilasi yang tidak tetap (sering berupa jendela atau pintu).
2. Sebagai lubang masuknya cahaya dari luar (sinar matahari).

Agar udara dalam ruangan segar persyaratan teknis ventilasi dan jendela ini
sebagai berikut :
1. Luas lubang ventilasi tetap, minimum 5% dari luas lantai ruangan dan luas
lubang ventilasi insidentil (dapat dibuka dan ditutup) minimum 5% luas lantai,
dengan tinggi lubang ventilasi minimal 80 cm dari langit-langit.
2. Tinggi jendela yang dapat dibuka dan ditutup minimal 80 cm dari lantai dan
jarak dari langit-langit sampai jendela minimal 30 cm.

22
3. Udara yang masuk harus udara yang bersih, tidak dicemari oleh asap
pembakaran sampah, knaolpot kendaraan, debu dan lain-lain.
4. Aliran udara diusahakan cross ventilation dengan menempatkan lubang hawa
berhadapan antara dua dinding ruangan.Aliran udara ini diusahakan tidak
terhalang oleh barang-barang seperti almari, dinding, sekat-sekat, dan lain-lain.
5. Kelembaban udara dijaga antara 40% s/d 70%.

Untuk memperoleh ventilasi yang baik dapat dilaksanakan dengan cara :

1. Ventilasi alamiah, merupakan ventilasi yang terjadi secara alamiah, dimana


udara masuk kedalam ruangan melalui jendela, pintu, atau lubang angin yang
sengaja dibuat.
2. Ventilasi Mekanik, merupakan ventilasi buatan dengan menggunakan :
a. AC (Air Conditioner), yang berfungsi untuk menyedot udara dalam ruang
kenudian disaring dan dialirkan kembali dalam ruangan.
b. Fan (Baling-baling) yang menghasilkan udara yang dialirkan ke depan.
c. Exhauser, merupakan baling-baling penyedot udara dari dalam dan luar
ruangan untuk proses pergantian udara yang sudah dipakai.

B. Pencahayaan
Penerangan ada dua macam, yaitu penerangan alami dan buatan. Penerangan alami
sangat penting dalam menerangi rumah untuk mengurangi kelembaban. Penerangan
alami diperoleh dengan masuknya sinar matahari ke dalam ruangan melalui jendela,
celah maupun bagian lain dari rumah yang terbuka, selain berguna untuk penerangan
sinar ini juga mengurangi kelembaban ruangan, mengusir nyamuk atau serangga
lainnya dan membunuh kuman penyebab penyakit tertentu, misalnya untuk
membunuh bakteri adalah cahaya pada panjang gelombang 4000 A sinar ultra violet
(Azwar, 1990).
Penyakit atau gangguan saluran pernapasan dipengaruhi oleh kondisi lingkungan yang
buruk. Lingkungan yang buruk tersebut dapat berupa kondisi fisik perumahan yang
tidak mempunyai syarat seperti ventilasi, kepadatan penghuni, penerangan dan
pencemaran udara dalam rumah. Lingkungan perumahan sangat berpengaruh terhadap
terjadinya ISPA (Ranuh,1997).

23
Cahaya matahari disamping berguna untuk menerangi ruangan,
mengusir serangga (nyamuk) dan tikus, juga dapat membunuh beberapa
penyakit menular misalnya TBC, cacar, influenza, penyakit kulit atau mata,
terutama matahari langsung. Selain itu sinar matahari yang mengandung sinar UV
baik untuk pertumbuhan tulang anak-anak.
Rumah sebagai tempat tinggal yang memenuhi syarat kesehatan dan kenyamanan
dipengaruhi oleh 3 (tiga) aspek, yaitu pencahayaan, penghawaan, serta suhu udara
dan kelembaban dalam ruangan.

Aspek-aspek tersebut merupakan dasar atau kaidah perencanaan rumah sehat dan
nyaman.
1. Pencahayaan
2. Matahari sebagai potensi terbesar yang dapat digunakan sebagai pencahayaan
alami pada siang hari. Pencahayaan yang dimaksud adalah penggunaan terang
langit, dengan ketentuan sebagai berikut:
3. Cuaca dalam keadaan cerah dan tidak berawan,
4. Ruangan kegiatan mendapatkan cukup banyak cahaya,
5. Ruang kegiatan mendapatkan distribusi cahaya secara merata

Kualitas pencahayaan alami siang hari yang masuk ke dalam ruangan ditentukan
oleh:
a. Kegiatan yang membutuhkan daya penglihatan (mata),
b. Lamanya waktu kegiatan yang membutuhkan daya penglihatan (mata),
c. Tingkat atau gradasi kekasaran dan kehalusan jenis pekerjaan,
d. Lubang cahaya minimum sepersepuluh dari luas lantai ruangan,
e. Sinar matahari langsung dapat masuk ke ruangan minimum 1 (satu) jam setiap
hari,
f. Cahaya efektif dapat diperoleh dari jam 08.00 sampai dengan jam 16.00.

24
C. Penghawaan
Kualitas udara dipengaruhi oleh adanya bahan polutan di udara. Polutan di dalam
rumah kadarnya berbeda dengan bahan polutan di luar rumah. Peningkatan bahan
polutan di dalam ruangan dapat pula berasal dari sumber polutan di dalam ruangan
seperti asap rokok, asap dapur, pemakaian obat nyamuk bakar (Mukono, 1997).

Udara merupakan kebutuhan pokok manusia untuk bernafas sepanjang hidupnya.


Udara akan sangat berpengaruh dalam menentukan kenyamanan pada bangunan
rumah. Kenyamanan akan memberikan kesegaran terhadap penghuni dan
terciptanya rumah yang sehat, apabila terjadi pengaliran atau pergantian udara
secara kontinyu melalui ruangan-ruangan, serta lubang-lubang pada bidang
pembatas dinding atau partisi sebagai ventilasi.

Agar diperoleh kesegaran udara dalam ruangan dengan cara penghawaan alami,
maka dapat dilakukan dengan memberikan atau mengadakan peranginan silang
(ventilasi silang) dengan ketentuan sebagai berikut:

a. Lubang penghawaan m inimal 5% (lima persen) dari luas lantai ruangan.


b. Udara yang mengalir masuk sama dengan volume udara yang mengalir keluar
ruangan.
c. Udara yang masuk tidak berasal dari asap dapur atau bau kamar mandi/WC.
d. Khususnya untuk penghawaan ruangan dapur dan kamar mandi/WC, yang
memerlukan peralatan bantu elektrikal -mekanikal seperti blower atau exhaust
fan, harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:
e. Lubang penghawaan keluar tidak mengganggu kenyamanan bangunan
f. Menghindari disekitarnya.
g. Lubang penghawaan keluar tidak mengganggu kenyamanan ruangan kegiatan
dalam bangunan seperti: ruangan keluarga, tidur, tamu dan kerja.

25
D. Suhu dan kelembaban udara
Rumah dinyatakan sehat dan nyaman, apabila suhu udara dan kelembaban udara
ruangan sesuai dengan suhu tubuh manusia normal. Suhu udara dan kelembaban
ruangan sangat dipengaruhi oleh penghawaan dan pencahayaan. Penghawaan yang
kurang atau tidak lancar akan menjadikan ruangan terasa pengap atau sumpek dan
akan menimbulkan kelembaban tinggi dalam ruangan. Untuk mengatur suhu udara
dan kelembaban normal untuk ruangan dan penghuni dalam melakukan
kegiatannya, perlu memperhatikan :
a. Keseimbangan penghawaan antara volume udara yang masuk dan keluar.
b. Pencahayaan yang cukup pada ruangan dengan perabotan tidak
bergerakperabotan yang menutupi sebagian besar luas lantai ruangan.
(Pedoman Umum Rumah Sederhana Sehat)

Untuk pengukuran suhu udara dengan mempergunakan alat


Phsycrometer, yang terbagi atas :

1. Suhu Kering, merupakan suhu udara yang ditunjukkan oleh thermometer basah
dengan pembacaan suhu setelah diukur selama 15 menit dan umumnya
berkisar antara 29C-34C
2. Suhu Basah, merupakan suhu yang menunjukkan bahwa udara telah jenuh
yaitu antara 25C - 28C.

Rumah yang sehat harus mempunyai suhu yang diatur sedemikian rupa agar suhu
badan dapat dipertahankan sehingga tubuh tidak terlalu banyak kehilangan panas
atau tubuh tidak sampai kepanasan. Agar diperoleh suhu ruangan yang yang
memenuhi syarat kesehatan (18C 30C) dapat dilakukan dengan melakukan
pertukaran udara setempat (kipas angin) atau dengan udara baru (AC/Exhauser).

Kelembaban merupakan kandungan uap air udara dalam ruang yang diukur
dengan phsycrometer dan dinyatakan dengan satuan persen (%). Kelembaban ini
sangat erat hubungannya dengan ventilasi. Apabila ventilasi kurang baik maka
akan meningkatkan kelembaban yang disebabkan oleh penguapan cairan tubuh
dan uap pernafasan.

26
Beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat kelembaban dalam rumah antara lain :

a. Rising Dump (Kelembaban yang naik dari tanah).


Kelembaban yang disebabkan oleh proses kerja osmosis atau tenaga tarik kapiler dari
bahan dinding yang mengadakan kontak dengan tanah yang lembab yang dapat naik
kedalam dinding (mencapai ketinggian 3 4 meter).
b. Percolation Dump (merembes melalui dinding).
Disebabkan oleh infiltrasi hujan yang masuk kedalam dinding.
c. Root Leaks (bocor melalui atap)
Disebabkan karena atap atau genting yang tidak dapat menahan air (air hujan dapat
merembes melalui celah-celahnya)

Udara yang kurang mengandung uap air maka udara terasa kurang nyaman dan berbau
(pengab), sebaliknya jika udara mengandung banyak uap air maka udara basah yang dihirup
akan berlebihan sehingga mengganggu fungsi paru-paru. Rumah yang lembab akan mudah
ditumbuhi oleh kuman-kuman yang dapat menyebabkan penyakit infeksi, khususnya penyakit
infeksi saluran pernafasan. Sesuai Keputusan
Menteri Kesehatan RI Nomor : 829/Menkes/SK/VII/1999 kelembaban udara berkisar antara
40% -70%.

Hubungan Aspek Perumahan dengan Penularan Diare


Angka kesakitan penyakit diare di Indonesia masih tinggi. Salah satu penyebab tingginya
angka kejadian diare adalah rendahnya cakupan penduduk yang memanfaatkan sarana air
bersih dan jamban serta PHBS yang belum memadai. Menurut data dari 200.000 anak balita
yang meninggal karena diare setiap tahun di Asia, separuh di antaranya adalah di Indonesia.
Aspek perumahan yang tidak sehat tentunya dapat meningkatkan kejadian penularan diare,
biasanya rumah yang tidak sehat itu tidak memakai sumber air dan jamban yang bersih. Air
minum yang bersih merupakan hal yang paling penting bagi kesehatan keluarga sehingga
dapat mencegah terjadinya penularan diare. Penularan diare juga bergantung pada perilaku
hidup bersih dan sehat seperti kebiasaan mencuci tangan dan membuang sampah pada
tempatnya

27
6. Jelaskan hubungan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat dengan penularan dan perjalan
dari penyakit pada skenario !

Jawab :

7 indikator PHBS dan 3 indikator Gaya Hidup Sehat sebagai berikut:


A. 7 Indikator PHBS di Rumah Tangga:

1. Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan


Adalah pertolongan persalinan dalam rumah tangga yang dilakukan oleh tenaga
kesehatan (bidan, dokter, dan tenaga para medis lainnya).

2. Bayi diberi ASI eksklusif


Adalah bayi usia 0-6 bulan hanya diberi ASI saja sejak lahir sampai usia 6 bulan.

3. Penimbangan bayi dan balita


Penimbangan balita dimaksudkan untuk memantau pertumbuhan balita setiap bulan
dan mengetahui apakah balita berada pada kondisi gizi kurang atau gizi buruk.

4. Mencuci tangan dengan air dan sabun


a. Air yang tidak bersih banyak mengandung kuman dan bakteri penyebab penyakit.
Bila digunakan, kuman berpindah ke tangan. Pada saat makan, kuman dengan
cepat masuk ke dalam tubuh yang bisa menimbulkan penyakit.
b. Sabun dapat mengikat lemak, kotoran dan membunuh kuman. Tanpa sabun,
kotoran dan kuman masih tertinggal di tangan.

5. Menggunakan air bersih


Air yang kita pergunakan sehari-hari untuk minum, memasak, mandi,
berkumur,membersihkan lantai, mencuci alat-alat dapur, mencuci pakaian, dan
sebagainya haruslah bersih, agar kita tidak terkena penyakit atau terhindar dari
penyakit.

6. Menggunakan jamban sehat


Setiap rumah tangga harus memiliki dan menggunakan jamban leher angsa dan tangki
septic atau lubang penampungan kotoran sebagai penampung akhir.

7. Rumah bebas jentik


Adalah rumah tangga yang setelah dilakukan pemeriksaan jentik berkala tidak
terdapat jentik nyamuk.

B. 3 Indikator Gaya Hidup Sehat:

1. Makan buah dan sayur setiap hari

28
Adalah anggota keluarga umur 10 tahun ke atas yang mengkomsumsi minimal 3 porsi
buah dan 2 porsi sayuran atau sebaliknya setiap hari.
2. Melakukan aktivitas fisik setiap hari
Adalah anggota rumah tangga umur 10 tahun ke atas melakukan aktivitas fisik 30
menit setiap hari.
3. Tidak merokok dalam rumah
Anggota rumah tangga umur 10 tahun ke atas tidak boleh merokok di dalam rumah
ketika berada bersama dengan anggota keluarga yang lainnya.

Dari ketujuh indikator PHBS di atas yang berhubungan dengan kejadian


diare adalah: Menggunakan air bersih, menggunakan jamban sehat, dan Cuci
tangan dengan air dan sabun.

Hubungan Pennggunaan Air Bersih dengan Diare


Sumber air minum mempunyai peranan dalam penyebaran beberapa penyakit
menular. Sumber air minum yang tercemar merupakan salah satu sarana sanitasi atau
faktor resiko yang berkaitan dengan kejadian diare. Sebagian kuman infeksius penyebab
diare ditularkan melalui jalur fekal oral yaitu dimasukkan ke dalam mulut, cairan atau
benda yang tercemar dengan tinja. Air yang diperoleh warga dijadikan sebagai air minum,
dan mencuci. Kondisi yang berlangsung secara lama dan berulang-ulang mengakibatkan
kejadian diare pada balita. Meskipun air minum tersebut ditampung di tempat
penampungan air dan tertutup, tetapi air tersebut masih dapat tercemar oleh tangan ibu
yang menyentuh air saat mengambil air.
Penyakit diare dapat ditularkan melalui makanan dan air yang tercemar oleh bakteri
pathogen. Keluarga dapat mengurangi resiko diare dengan menggunakan air bersih yang
tersedia dan melindunginya dari kontaminasi baik dari sumbernya maupun di rumah.
Sumber air bersih yang memenuhi syarat adalah paling sedikit jaraknya 10 meter dari
sumber pencemar seperti penampungan air kotor, tempat pembuangan sampah,
jamban/kakus.
Pada skenario diketahui bahwa keluarga . Dikampung dimana Anto dan
Kleluarganya tinggal belum ada fasilitas PAM, karena itu sumber air sebagian besar
penduduk adalah sumur gali, dan sebagian lagi adalah air sungai yang mengalir tidak jauh
dari kampung tersebut. Belum semua rumah mempunyai fasilitas MCK. Sehingga mudah
terjadinya penularan diare akibat air yang tidak bersih.

Hubungan Jamban Dengan Kejadian Diare

Pembuangan tinja secara tidak baik dan sembarangan dapat mengakibatkan


kontaminasi pada air, tanah, atau menjadi sumber infeksi, dan akan mendatangkan bahaya
bagi kesehatan, karena penyakit yang tergolong waterborne disease akan mudah
berjangkit. Yang termasuk waterborne disease adalah tifoid, paratifoid, disentri, diare,
kolera, penyakit cacing, hepatitis viral dan sebagainya (Chandra, 2007).

29
Menurut Depkes RI (2004), jalur penularan penyakit dari tinja atau kotoran manusia
sebagai sumber penyakit melalui mulut sehingga menjadi sakit dapat digambarkan
sebagai berikut:
1. Tinja atau kotoran manusia mengandung agent penyakit sebagai sumber penularan bila
pembuangannya tidak aman maka dapat mencemari tangan, air, tanah, atau dapat
menempel pada lalat dan serangga lainnya yang menghinggapinya.
2. Air yang tercemar tinja dapat mencemari makanan yang selanjutnya makanan tersebut
dimakan oleh manusia atau air yang tercemar diminum oleh manusia.
3. Tinja dapat mencemari tangan atau jari-jari manusia selanjutnya dapat mencemari
makanan pada waktu memasak atau menyiapkan makanan, demikian juga yang telah
tercemar dapat langsung kontak dengan mulut.
4. Tinja secara langsung dapat mencemari makanan yang kemudian makanan tersebut
dimakan oleh manusia, melalui lalat/serangga kuman penyakit dapat mencemari
makanan yang kemudian dimakan oleh manusia.
5. Melalui lalat atau serangga lainnya kuman penyakit dapat mencemari makanan
sewaktu hinggap dimakanan yang kemudian dimakan oleh manusia.
6. Tinja juga dapat mencemari tanah sebagai akibat tidak baiknya sarana pembuangan
tinja atau membuang tinja disembarang tempat di mana tanah tersebut selanjutnya
dapat mencemari makanan atau kontak langsung dengan mulut manusia.

Hubungan Cuci Tangan Dengan Kejadian Diare

Tangan yang bersentuhan langsung dengan kotoran manusia dan hewan, ataupun
cairan tubuh lain seperti ingus dan air ludah dapat terkontaminasi oleh kuman-kuman
penyakit seperti bakteri, virus dan parasit yang dapat menempel pada permukaaan kulit. Oleh
karena itu tangan sangat berperan dalam penularan penyakit, khususnya penyakit yang
ditularkan melalui mulut, misalnya diare. Menurut Depkes (2009) tangan akan bebas dari
kuman penyakit apabila cuci tangan dengan baik dan benar. Menurut Depkes (2009) cuci
tangan pakai sabun adalah salah satu tindakan sanitasi dengan membersihkan tangan dan jari
jemari menggunakan air dan sabun oleh manusia untuk menjadi bersih dan memutuskan mata
rantai kuman. Mencuci tangan dengan sabun dikenal juga sebagai salah satu upaya
pencegahan penyakit. Mencuci tangan dengan air saja tidak cukup.

Penyakit diare seringkali diasosiasikan dengan keadaan air, namun secara akurat
sebenarnya harus diperhatikan juga penanganan kotoran manusia seperti tinja dan air
kencing, karena kuman-kuman penyakit penyebab diare berasal dari kotoran-kotoran ini.
Kuman-kuman penyakit ini membuat manusia sakit ketika mereka masuk mulut melalui
tangan yang telah menyentuh tinja, air minum yang terkontaminasi, makanan mentah, dan
peralatan makan yang tidak dicuci terlebih dahulu atau terkontaminasi akan tempat makannya
yang kotor.

30
7. Bagaimana asupan gizi yang tepat untuk keluarga pak Anwar sesuai dengan
penghasilannya?

Jawab :

Pemberian ASI

Pemberian makanan selama diare bertujuan untuk memberikan gizi pada penderita
terutama pada anak agar tetap kuat dan tumbuh serta mencegah berkurangnya berat badan.
Anak yang masih minum.Pemberian makanan pada sebelum waktunya dapat menyebabkan
diare.

ASI adalah makanan paling baik untuk bayi. Komponen zat makanan tersedia dalam
bentuk yang ideal dan seimbang untuk dicerna dan diserap secara optimal oleh bayi. ASI saja
sudah cukup untuk menjaga pertumbuhan sampai umur 6 bulan. Tidak ada makanan lain
yang dibutuhkan selama masa ini. ASI bersifat steril, berbeda dengan sumber susu lain
seperti susu formula atau cairan lain yang disiapkan dengan air atau bahan-bahan dapat
terkontaminasi dalam botol yang kotor. Pemberian ASI saja, tanpa cairan atau makanan lain
dan tanpa menggunakan botol, menghindarkan anak dari bahaya bakteri dan organisme lain
yang akan menyebabkan diare. Keadaan seperti ini di sebut disusui secara penuh
(memberikan ASI Eksklusif). Bayi harus disusui secara penuh sampai mereka berumur 6
bulan. Setelah 6 bulan dari kehidupannya, pemberian ASI harus diteruskan sambil
ditambahkan dengan makanan lain (proses menyapih).

oralit: Umur < 1 tahun : - gelas setiap kali anak mencret.

Zink Umur < 6 bulan : tablet ( 10 Mg ) per hari selama 10 hari

Berikut ini sejumlah kandungan makanan yang bisa membantu kesembuhan penderita diare :

1. Makanan Rendah Serat


Makanan rendah serat dapat menahan keluarnya cairan dari dalam tubuh secara berlebihan.
Pada umumnya makanan kaya serat dianjurkan untuk dikonsumsi sehari-hari untuk menjaga
dan melancarkan buang air besar akan tetapi ketika terkena diare sangat tidak dianjurkan
mengkonsumsi makan berserat tinggi seperti agar-agar, beberapa kategori sayur mayur dan
buah-buahan yang dapat memperburuk kondisi serta bertambah lamanya gejala diare
tersebut.

2. Makanan yang Tinggi Natrium


Makanan yang tinggi natrium disini yakni merupakan segala jenis makanan bahkan minuman
yang mempunyai kadar garam tinggi. Kadar garam elektrolit tersebut dapat mengganti cairan
yang hilang dan menyeimbangkan kadar cairan elektrolit didalam tubuh.

3. Makanan Rendah Lemak

31
Makanan yang rendah lemak sangat baik dikonsumsi ketika diare karena lemak jenuh dapat
memperburuk kondisi tubuh yang melemah akibat kehilangan cairan secara berlebihan.
Hindari makanan berupa gorengan dan santan kental ketika diare.

Buah, Sayur

Beberapa jenis buah yang memiliki kandungan zat tertentu sehingga membantu mempercepat
proses penyembuhan diare tersebut. Buah-buahan yang mempunyai tekstur lembut dapat
dijadikan asupan yang mampu meringankan gejala diare. Lalu apa saja kategori buah-buahan
yang dapat mengatasi diare? Berikut penjelasannya :

1. Pisang
Pisang merupakan jenis buah-buahan yang lembut dan lunak ketika dikonsumsi serta dapat
membantu menenangkan sistem saluran pencernaan yang terganggu ketika proses
pembentukan feses. Berikut beberapa kandungan yang terdapat didalam pisang :

Potasium : Kadar potasium yang tinggi dapat mengganti cairan elektrolit yang keluar bersama
feses ketika diare.
Pectin atau Serat Soluble : berfungsi untuk membantu terserapnya cairan didalam usus dan
merangsang gerak isi perut (stool)
Inulin : yakni merupakan zat prebiotic yang dapat membantu berkembangnya bakteri baik
pada usus.

4. Wortel
Wortel merupakan jenis sayur-sayuran yang kaya akan nutrisi dan sangat baik untuk sistem
pencernaan. Selain itu, kandungan vitamin yang terdapat pada wortel dapat meredakan
kondisi usus yang tidak normal akibat diare. Ada beragam cara untuk mengkonsumsi wortel
yang dapat dijadikan sebagai asupan kebutuhan nutrisi dari sayur-sayuran selama diare.
Sebaiknya mengolah wortel dengan cara direbus atau dihaluskan menjadi sebuah jus supaya
sistem pencernaan tidak kewalahan saat memprosesnya didalam usus.

Wortel ini juga sangat baik dikonsumsi sebagai :

Jenis Karbohidrat

Selama mengalami diare maka penderita akan kekurangan cairan sehingga menyebabkan
menurunnya energi didalam tubuh. Untuk itu dengan mengkonsumsi beberapa
kategori makanan yang mengandung karbohidrat dan nutrisi lainnya dapat mengembalikan
energi didalam tubuh bahkan membantu proses pulihnya sistem pencernaan yang tergannggu
akibat diare. Berikut kategorinya :

32
1. Nasi
Nasi merupakan menu utama bagi kebanyakan orang di negara Asia. Namun terlepas dari
fungsinya sebagai asupan karbohidrat sehari-hari ternyata nasi juga dapat membantu proses
terbentuknya feses atau tinjau didalam usus serta memadatkannya. Akan tetapi nasi merah
dan nasi hitam ternyata tidak baik dikonsumsi ketika diare karena kandungan serat yang
tinggi didalamnya.

Namun konsumsi nasi perlu diperhatikan pada beberapa kondisi seperti :

2. Kentang
Kentang merupakan jenis makanan yang mengandung karbohidrat tinggi dan sangat baik
dikonsumsi ketika diare. Pada umumnya kentang ini dijadikan pilihan alternatif ketika tidak
dapat mengkonsumsi nasi karena sebab tertentu. Cara pengolahannya tidak boleh
menggunakan minyak untuk menggoreng karena kandungan gizi dan nutrisi didalamnya akan
hilang sedangkan minyak itu sendiri akan memperparah kondisi tubuh ketika diare.

33
8. Bagaimana menegakkan diagnosis holistik pada kasus di skenario?

Jawab :

Diagnosis holistik adalah Salah satu standar dalam praktik pelayanan kedokteran
keluarga, melihat individu sebagai bagian dari komunitasnya (keluarga, tempat kerja, budaya,
negara) dan memahami bahwa pasien merupakan seorang makhluk yang utuh yang terdiri
dari fisik, psikis dan jiwa (body, mind and spirit).

Terdapat lima aspek dalam diagnosis holistik:

1. Aspek Personal: alasan kedatangan, harapan, kekhawatiran dan persepsi pasien


2. Aspek Klinis: masalah medis, diagnosis kerja berdasarkan gejala dan tanda
3. Aspek risiko internal: seperti pengaruh genetik, gaya hidup, kepribadian, usia, gender
4. Aspek risiko eksternal dan psikososial: berasal dari lingkungan (keluarga, tempat
kerja, tetangga, budaya)
5. Derajat Fungsional: Kualitas Hidup Pasien. Penilaian dengan skor 1 5, berdasarkan
disabiltas dari pasien

A. Aspek Personal

Keluhan utama (reason of encounter) /simptom/ sindrom klinis yang ditampilkan dan
apa yang diharapkan pasien atau keluarganya serta apa yang dikhawatirkan pasien atau
keluarganya.

Pada kasus skenario keluhan utamanya yaitu BAB encer seperti air lebih dari 10 kali
sehari dan tidak adanya muntah pada skenario kasus diare ini, keluarga pasien mengharapkan
anaknya sembuh sehingga anaknya diantar ke puskesmas dengan rasa kekhawatiran. Diare ini
dapat disembuhkan apabila dilakukan penatalaksanaan yang baik dan benar.

B. Aspek Klinis

Anamnesis

a. Keluhan Utama: BAB encer >10 kali sehari dan tidak ada muntah

b. Riwayat Penyakit Sekarang: digali dengan beberapa pertanyaan

Lama diare berlangsung, frekuensi diare sehari, warna dan konsentrasi tinja, lendir
dan/darah dalam tinja.
Muntah, rasa haus, rewel, anak lemah, kesadaran menurun, buang air kecil terakhir,
demam, sesak, kejang, kembung.
Jumlah cairan yang masuk selama diare.
Jenis makanan dan minuman yang diminum selama diare, mengonsumsi makanan
yang tidak biasa.
Penderita diare di sekitarnya dan sumber air minum.

c. Riwayat Penyakit Dahulu: tidak dijelaskan pada skenario

34
d. Riwayat Penyakit Keluarga: pada skenario dijelaskan bahwa berak-berak seperti ini selalu
diderita oleh keluarga pa anwar (ayah pasien)

Pemeriksaan Fisik

Keadaan umum, kesadaran, dan tanda vital


Tanda utama: keadaan umum gelisah/cengeng atau lemah/letargi/koma, rasa haus,
turgor kulit abdomen menurun.
Tanda tambahan: ubun-ubun besar, kelopak mata, air mata, mukosa bibir, mulut, dan
lidah.
Berat badan.
Tanda gangguan keseimbangan asam basa dan elektrolit, seperti nafas cepat dan
dalam (asidosis metabolik), kembung (hypokalemia), kejang (hipo atau
hipernatremia).
Penilaian derajat dehidrasi dilakukan sesuai dengan kriteria berikut:
o Tanpa dehidrasi (kehilangan cairan <5% berat badan).
Tidak ditemukan tanda utama dan tanda tambahan.
Keadaan umum baik, sadar.
Ubun ubun besar tidak cekung, mata tidak cekung, air mata ada ,
mukosa mulut dan bibir basah.
Turgor abdomen baik, bising usus normal.
Akral hangat.
o Dehidrasi ringan sedang/tidak berat (kehilanagn cairan 5-10% berat badan).
Apabila didapatkan 2 tanda utama ditambah 2 atau lebih tanda
tambahan.
Keadaan umum gelisah atau cengeng.
Ubun ubun besar sedikut cekung, mata sedikit cekung, air mata
kurang, mukosa mulut dan bibir sedikit kering.
Turgor kurang, akral hangat.
o Dehidrasi berat (kehilangan cairan >10%berat badan).
Apabila didapatkan 2 tanda utama ditambah dengan 2 atau lebih tanda
tambahan.
Keadaan umum lemah, letargi atau koma.
Ubun-ubun sangat cekung, mata sangat cekung, air mata tidak ada,
mukosa mulut dan bibir sangat kering.
Turgor sangat kurang dan akral dingin.

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan laboratorium tinja tidak ada telur cacing atau parasite usus lainnya.

Rencana Terapi

Sesuai pada skenario sendiri bahwa pasien adalah bayi yang menyusui maka disarankan
rencana terapinya adalah:

35
Hentikan makanan padat
Berikan cairan suplemen cairan jernih
Lanjutkan menyusu ASI

C. Aspek Risiko Internal

Perilaku individu dan gaya hidup (life style) pasien, kebiasaan yang menunjang
terjadinya penyakit, atau beratnya penyakit.

Umur 6 bulan masih rentan untuk terkena berbagai jenis infeksi, kecuali apabila
dilakukan pengawasan kebersiahan yang baik dari peran orangtuanya
Saat ini anggota keluarga tidak ada yang mengalami diare, namun hal seperti ini
selalu di derita oleh kelurga pa anwar (ayah pasien)
Makanan yang didapatkan oleh pasien baik yaitu ASI dari ibunya dan makanan
tambahan

D. Aspek Risiko Eksternal dan Psikososial

Pemicu biopsikososial keluarga dan lingkungan dalam kehidupan pasien hingga


mengalami penyakit seperti yang ditemukan.

Pada skenario dijelaskan bahwa pak anwar bekerja sebagai pelayan toko kelontong
tradisional, hal ini harus diberitahukan kepada pa anwar sendiri bahwa jika sehabis
pulang bekerja disarannkan untuk membersihkan diri terlebih dahulu dan jangan
langsung bermain bersama anak anaknya.
Pada skenario di jelaskan bahwa rumah tinggal yang ditinggali oleh kelurga pa anwar
termasuk padat dengan berisi 9 orang dalam satu rumah panggung 4x7 meter.
Pada skenario dijaleskan bahwa kampung yang ditingali oleh keluarga pa anwar
belum ada fasilitas PAM, jadi mereka hanya mengandalkan air dari sumur gali dan
sebagian warga lainnya mengandalkan air sungai yang mengalir di kampung yang
mereka tinggali.
Belum semua rumah mempunyai MCK
Dari berbagai aspek risiko eksternal diatas bisa menimbulkan berbagai penyakit
kesehatan akibat hygene maka peran dokter keluarga disini sangat penting guna
memberikan penyuluhan atas berbagai masalah yang ada di kampung tersebut dan
memberikan berbagai macam solusi yang dapat diatasi seperti contohnya membuat air
besih.

E. Derajat Fungsional

Kemampuan melakukan aktifitas fisik : tidak dijelaskan pada skenario dan juga dilihat dari
usia pasien yang masih 6 bulan

36
9. Bagaimana pencatatan dan pelaporan pada kasus diare di skenario?

Jawab :

1) Pencatatan Kasus
a. Genogram
b. Family folder :
Identitas
Pemeriksaan Fisis
Diagnosis Masalah
Tindakan/Pengobatan
Pelayanan lain yang diberikan
2) Pelaporan Kasus
i. Pengumpulan Data Kasus Diare

Ada tiga cara pengumpulan data diare, yaitu melalui :


a. Laporan Rutin
Dilakukan oleh Puskesmas dan Rumah Sakit melalui SP2TP (LB), SPRS (RL), STP
dan rekapitulasi diare. Karena diare termasuk penyakit yang dapat menimbulkan wabah maka
perlu dibuat laporan mingguan (W2). Untuk dapat membuat laporan rutin perlu pencatatan
setiap hari (register) penderita diare yang datang ke sarana kesehatan, posyandu atau kader
agar dapat dideteksi tandatanda akan terjadinya KLB/wabah sehingga dapat segera
dilakukan tindakan penanggulangan secepatnya. Laporan rutin ini dikompilasi oleh petugas
Diare di Puskesmas kemudian dilaporkan ke Tingkat Kabupaten/Kota melalui laporan
bulanan (LB) dan STP setiap bulan.
Petugas/Pengelola Diare Kabupaten/Kota membuat rekapitulasi dari masing-masing
Puskesmas dan secara rutin (bulanan) dikirim ke tingkat Propinsi dengan menggunakan
formulir rekapitulasi diare. Dari tingkat Propinsi direkap berdasar-kan kabupaten/kota secara
rutin (bulanan) dan dikirim ke Pusat .

b. Laporan KLB Diare


Setiap terjadi KLB/wabah harus dilaporkan dalam periode 24 jam (W1) dan
dilanjutkan dengan laporan khusus yang meliputi :
a. Kronologi terjadinya KLB
b. Cara penyebaran serta faktor-faktor yang mempengaruhinya
c. Keadaan epidemiologis penderita
d. Hasil penyelidikan yang telah dilakukan
e. Hasil penanggulangan KLB dan rencana tindak lanjut

37
c. Pengumpulan data melalui studi kasus
Pengumpulan data ini dapat dilakukan satu tahun sekali, misalnya pada pertengahan atau
akhir tahun. Tujuannya untuk mengetahui base line data sebelum atau setelah program
dilaksanakan dan hasil penilaian tersebut dapat digunakan untuk perencanaan di tahun yang
akan datang.

ii. Pengolahan, Analisis, dan Interpretasi


Data-data yang telah dikumpulkan diolah dan ditampil-kan dalam bentuk tabel-tabel atau
grafik, kemudian dianalisis dan diinterpretasi. Analisis ini sebaiknya dilakukan berjenjang
dari Puskesmas hingga Pusat, sehingga kalau terdapat permasalahan segera dapat diketahui
dan diambil tindakan pemecahannya.

iii. Penyebarluasan Hasil Interpretasi


Hasil analisis dan interpretasi terhadap data yang telah dikumpulkan, diumpanbalikkan
kepada pihak-pihak yang berkepentingan yaitu kepada pimpinan di daerah (kecamatan hingga
Dinkes Propinsi) untuk mendapatkan tanggapan dan dukungan penangganannya.

38
10. Jelaskan mengenai sistem rujukan dan konsultasi pasien pada skenario!

Jawab :

Rujukan adalah pelimpahan wewenang dan tanggung jawab atas kasus penyakit atau
masalah kesehatan yang diselenggarakan timbal balik, baik secara vertikal dalam
arti dari satu strata sarana pelayanan kesehatan ke strata pelayanan kesehatan lainnya,
maupun secara horizontal dalam arti antara strata sarana pelayanan kesehatan yang
sama. Sesuai dengan jenis upaya kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas
ada dua macam rujukan yang dikenal yakni:

a. Rujukan upaya kesehatan perorangan

Cakupan rujukan pelayanan kesehatan perorangan adalah kasus penyakit.


Apabila puskesmas tidak mampu mananggulangi suatu kasus penyakit tertentu,
maka puskesmas tersebut wajib merujuknya ke sarana pelayanan kesehatan yang
lebih mampu. Sebaliknya pasien pasca rawat inap yang hanya memerlukan rawat
jalan sederhana dirujuk ke puskesmas. Rujukan upaya kesehatan perorangan
dibedakan menjadi tiga macam:

Rujukan kasus untuk keperluan diagnostic, pengobatan, tindakan medic


(misal: operasi)
Rujukan bahan pemeriksaan (specimen) untuk pemeriksaan laboratorium
Rujukan ilmu pengetahuan antara lain mendatangkan tenaga yang lebih
kompoten untuk melakukan bimbingan tentang puskesmas dan atau pun
menyelenggarakan pelayanan medic di puskesmas.

b. Rujukan upaya kesehatan masyarakat

Cakupan rujukan pelayanan kesehatan masyarakat adalah masalah kesehatan


misalnya kejadian luar biasa, pencemaran lingkungan dan bencana.

Rujukan pelayan kesehatan masyarakat juga dilakukan apabila satu puskesmas tidak
mampu menyelenggarakan upaya kesehatan wajib dan pengembangan, padahal upaya
kesehatan masyarakat telah menjadi kebutuhan masyarakat. Apabila puskesmas tidak
,mampu menyelenggarakan upaya kesehatan, puskesmas wajib merujuknya ke dinas
kesehatan kabupaten/ kota.

Rujukan upaya kesehatan dibagi menjadi tiga macam:

Rujukan sarana dan logistik: peminjaman alat laboratorium, peminjaman alat


audiovisual, bantuan obat, vaksin, bahan-bahan habis pakai dan bahan
makanan.

39
Rujukan tenaga: dukungan ahli untuk penyelidikan KLB, bantuan penyelesaian
masalah hukum kesehatan, penanggulangan masalah kesehatan karena bancana alam.
Rujukan operasional: menyerahkan sepenuhnya kewenangan dan tanggung jawab
penyelesaian masalah kesehatan masyarakat atau penyelenggara upaya kesehatan
masyarakat (antara lain: UKS, UKK, UKJ, pemeriksaan contoh air bersih) kepada
Dinas Kesehatan Kabupatan/ Kota.

Sistematika pra rujukan puskesmas:

Sebelum merujuk bayi,selain memberikan tindakan pra rujukan perlu dilakukan beberapa
hal sebagai berikut:

a. Menjelaskan pada ibu/keluarga tentang pentingnya rujukan,minta persetujuan untuk


membawa balitanya ke Rumah Sakit.
b. Menghilangkan kekhawatiran ibu/keluarga & tolonglah untuk mengatasi setiap
masalahnya.
c. Menyiapkan surat rujukan untuk dibawa ibu/keluarga ke Rumah Sakit dan beritahu
agar memberikan kepada petugas kesehatan di RS.
d. Memberikan obat kepada ibu/keluarga dan instruksi yang diperlukan untuk merawat
balitanya selama perjalanan di RS.

Sistematika rujukan puskesmas

40
11. Bagaimanakah penatalaksanaan pada kasus di skenario?

Jawab :

Lintas diare (lima langkah tuntaskan diare)

1. Berikan oralit
Untuk mencegah terjadinya dehidrasi dapat dilakukan mulai dari rumah tangga
dengan memberikan oralit osmolaritas rendah, dan bila tidak tersedia berikan cairan
rumah tangga seperti air tajin, kuah sayur, air matang. Oralit saat ini yang beredar di
pasaran sudah oralit yang baru dengan osmolaritas yang rendah, yang dapat
mengurangi rasa mual dan muntah. Oralit merupakan cairan terbaik bagi penderita
diare untuk mengganti cairan yang hilang. Bila penderita tidak bisa minum harus
segera di bawa ke sarana kesehatan untuk mendapatkan pertolongan cairan melalui
infus.
Derajat dehidrasi dibagi dalam 3 klasifikasi :
a) Diare tanpa dehidrasi
Tanda diare tanpa dehidrasi, bila terdapat 2 tanda di bawah atau lebih :
- Keadaan umum : baik
- Mata : normal
- Rasa haus : normal
- Turgor kulit : kembali epat
Dosis oralit bagi penderita diare tanpa dehidrasi :
o Umur < 1 tahun : - gelas setiap kali anak mencret
o Umur > 1 tahun : - 1 gelas setiap kali anak mencret
o Umur diatas 5 tahun : 1 - 1 gelas setiap kali anak mencret

b) Diare dehidrasi ringan / sedang


Diare dehidrasi ringan / sedang, bila terdapat 2 tanda di bawah atau lebih :
- Keadaan umum : gelisah, rewel
- Mata : cekung
- Rasa haus : haus, ingin minum banyak
- Turgor kulit : kembali lambat
Dosis oralit yang diberikan dalam 3 jam pertama 75 ml/kgBB dan selanjutnya
diteruskan dengan pemberian oralit seperti diaretanpa dehidrasi

41
c) Diare dehidrasi berat
Diare dehidrasi berat, bila terdapat 2 tanda di bawah atau lebih :
- Keadaan umum : lesu, lunglai, atau tidak sadar
- Mata : cekung
- Rasa haus : tidak bis minum atau malas minum
- Turgor kulit : kembali sangat lambat (lebih dari 2 detik)
Penderita diare yang tidak dapat minum harus segera dirujuk ke puskesmas untuk
di infus.

2. Berikan obat zinc


Zinz merupakan salah satu mikronutrien yang penting dalam tubuh. Zinc dapat
menghambat enzim INOS (Inducible Nitric Oxide Synthase), dimana ekskresi enzim
yang meningkat selama diare dan mmengakibatkan hipersekresi epitel usus. Zinc juga
berperan dalam epitelisasi dinding usus yang mengalami kerusakan morfologi dan
fungsi selama kejadian diare.
Pemberian zinc selama diare terbukti mampu mengurangi lama dan tingkat keparahan
diare, mengurangi frekuensi buang air besar, mengurangi volume tinja, serta
menurunkan kekambuhan kejadian diare pada 3 bulan berikutnya. Penelitian di
Indonesia menunjukkan bahwa Zinc mempunyai efek protektif terhadap diare
sebanyak 11% dan menurut hasil pilot study menunjukkan bahwa Zinc mempunyai
tingkat hasil guna sebesar 67%. Berdasarkan bukti ini semua anak diare harus diberi
Zinc segera saat anak mengalami diare.
Dosis pemberian Zinc pada balita :
42
- Umur < 6 bulan : tablet (10 mg) / hari selama 10 hari
- Umur > 6 bulan : 1 tablet (20 mg) / hari selama 10 hari.
Zinc tetap diberikan selama 10 hari walaupun diare sudah berhenti.
Cara pemberian tablet zinc :
Larutkan tablet dalam 1 sendok makan air matang atau ASI, sesudah larut berikan
pada anak diare.

3. Pemberian ASI /Makanan


Pemberian makanan selama diare bertujuan untuk memberikan gizi pada penderita
terutama pada anak agar tetap kuat dan tumbuh serta mencegah berkurangnya berat
badan. Anak yang masih minum ASI harus lebih sering diberikan ASI. Anak yang
minum susu formula juga diberikan lebih sering dari biasanya. Anak usia 6 bulan atau
lebih termasuk bayi yang telah mendapatkan makanan padat harus diberikan makanan
yang mudah dicerna dan diberikan sedikit demi sedikit dan lebih sering. Setelah diare
berhenti, pemberian makanan ekstra diteruskan selama 2 minggu untuk membantu
pemulihan berat badan.

4. Pemberikan antibiotik hanya atas indikasi


Antibiotik tidak boleh digunakan secara rutin karena kecilnyaa kejadian diare pada
balita yang disebabkan oleh bakteri. Antibiotik hanya bermanfaat pada penderita diare
darah (sebagian besar karena shigella), suspek kolera
Obat obatan anti diare juga tidak boleh diberikan pada anak yang menderita diare
karena terbukti tidak bermanfaat. Obat anti muntah tidak dianjurkan kecualu muntah
berat. Obat-obtan ini tidak mencegah dehidrasi ataupun meningkatkan status gizi anak
bahkan sebagian besar menimbulkan efek samping yang berbahaya dan bisa berakibat
fatal. Obat anti protozoa digunakan bila terbukti diare disebabkan oleh parasit
(amoeba, giardia).

5. Pemberian nesehat
Ibu dan pengasuh yang berhubungan erat dengan balita harus diberi nasehat tentang :
1. Cara memberikan cairan dan obat di rumah
2. Kapan harus membawa kembali balita ke petugas kesehatan bila
- Diare lebih sering
- Muntah berulang
43
- Sangat haus
- Makan/minum sedikit
- Timbul demam
- Tinja berdarah
- Tidak membaik dalam 3 hari.

44
12. Jelaskan mengenai peranan dokter keluarga pada kasus di skenario!

Jawab :

PERAN DOKTER TERHADAP KASUS DI SKENARIO

Pada prinsipnya, pelayanan dokter keluarga mencakup 4 hal yakni :

Tindakan Promotif
Tindakan Preventif
Tindakan Kuratif
Tindakan Rehabilitatif

Pada kasus di skenario, tindakan-tindakan nyata yang dapat dilakukan dalam 4 aspek diatas
diantaranya

PROMOTIF

Tindakan promotif yang dapat dilakukan adalah :

- Menjelaskan pada keluarganya tentang seperti apa penyakit diare, terutama mengenai
apa penyebabnya, apa akibatnya, bagaimana cara mengobati dan pencegahannya.

- Edukasi kepada keluarga pasien mengenai masalah-masalah yang dapat memunculkan


penyakit-penyakit tersebut dan bagaimana cara mengatasinya

- Melakukan penyuluhan kepada keluarga di lingkungan sekitarnya mengenai pola


hidup yang sehat agar terhindar dari diare.

PREVENTIF

Pada diare tindakan preventif yang dianjurkan :

1. Mencuci tangan pakai sabun dengan benar pada lima waktu penting:

Sebelum makan,

Setelah buang air besar,

45
Sebelum memegang bayi,

Setelah menceboki anak dan

Sebelum menyiapkan makanan.

2. Meminum air minum sehat, atau air yang telah diolah, antara lain dengan cara
merebus, pemanasan dengan sinar matahari atau proses klorinasi.

3. Pengelolaan sampah yang baik supaya makanan tidak tercemar serangga (lalat, kecoa,
kutu, lipas, dan lain-lain).

4. Membuang air besar dan air kecil pada tempatnya, sebaiknya menggunakan jamban
dengan tangki septik.

KURATIF

Prinsip pengobatan diare adalah mencegah dehidrasi dengan pemberian oralit (rehidrasi) dan
mengatasi penyebab diare.

Prosedur Penanggulangan KLB/Wabah.

1. Masa pra KLB

Informasi kemungkinan akan terjadinya KLB / wabah adalah dengan melaksanakan Sistem
Kewaspadaan Dini secara cermat, selain itu melakukan langkah-langkah lainnya :

1. Meningkatkan kewaspadaan dini di puskesmas baik SKD, tenaga dan logistik.

2. Membentuk dan melatih Tim Gerak Cepat puskesmas.

3. Mengintensifkan penyuluhan kesehatan pada masyarakat

4. Memperbaiki kerja laboratorium

5. Meningkatkan kerjasama dengan instansi lain

46
Tim Gerak Cepat (TGC) :

Sekelompok tenaga kesehatan yang bertugas menyelesaikan pengamatan dan


penanggulangan wabah di lapangan sesuai dengan data penderita puskesmas atau data
penyelidikan epidemiologis.

Tugas /kegiatan :

Pengamatan :

Pencarian penderita lain yang tidak datang berobat.

Pengambilan usap dubur terhadap orang yang dicurigai terutama anggota keluarga

Pengambilan contoh air sumur, sungai, air pabrik dll yang diduga tercemari dan
sebagai sumber penularan.

Pelacakan kasus untuk mencari asal usul penularan dan mengantisipasi


penyebarannya

Pencegahan dehidrasi dengan pemberian oralit bagi setiap penderita yang ditemukan
di lapangan.

Penyuluhahn baik perorang maupun keluarga

Membuat laporan tentang kejadian wabah dan cara penanggulangan secara lengkap

2. Pembentukan Pusat Rehidrasi : Untuk menampung penderita diare yang memerlukan


perawatan dan pengobatan.

Tugas pusat rehidrasi :

Merawat dan memberikan pengobatan penderita diare yang berkunjung.

Melakukan pencatatan nama , umur, alamat lengkap, masa inkubasi, gejala diagnosa
dsb.

Memberikan data penderita ke Petugas TGC

47
Mengatur logistik

Mengambil usap dubur penderita sebelum diterapi.

Penyuluhan bagi penderita dan keluarga

Menjaga pusat rehidrasi tidak menjadi sumber penularan (lisolisasi).

Membuat laporan harian, mingguan penderita diare yang dirawat.(yang diinfus, tdk
diinfus, rawat jalan, obat yang digunakan dsb.

REHABILITATIF

Edukasi tentang perapan PHBS

Istirahat yang cukup

Edukasi untuk pemberian makanan lunak serta mengindari makanan dan minuman
yang dapat merangsang peristaltik seperti alkohol,kopi,lada,dll.

48
BAB III

Kesimpulan

Berdasarkan penyakit yang diderita oleh pasien, kelompok kami menyimpulkan


bahwa pasien menderita Diare. Karna berdasarkan pada gejala yang dialami yaitu berak berak
lebih dari sepuluh kali kemudian riwayat lingkungan yang memengaruhi penyakit tersebut
sehingga tidak hanya pasien yang mengalami hal itu namun juga anggota keluarga lainnya.

Maka, penatalaksanaan pada penyakit ini lebih ditekankan pada pencegahannya dan
perubahan perilaku keluarga nya. Dengan menerapkan perilaku hidup sehat untuk semua
anggota keluarga contohnya membangun jamban sehat dan melaksanakan tindakan hidup
sehat yang sebelumnya telah dijelaskan dalam pembahasan diatas.

49
DAFTAR PUSTAKA

Annisa V. Kajian Dokter Layanan Primer oleh ISMKI. 2013. p. 112. Available
from: http://issuu.com/vichaannisa/docs/kajian_dlp_oleh_ismki.doc

Azwar, Azrul ; Gan, Goh Lee ; Wonodirekso, Sugito. 2004. A Primer On Family Medicine
Practice. Singapore International Foundation : Singapore.

Chandra, Budiman, 2007. Pengantar Kesehatan Lingkungan. EGC, Jakarta.

Depkes RI , 2004. Buku Panduan Hygiene Sanitasi. Labuhan Batu.

Diarrhoea: Why children are still dying and what can be done, UNICEF/WHO, Geneva :
2009.

Entjang, I., 2000. Ilmu Kesehatan Masyarakat, Cetakan ke XIII. Bandung: PT Citra Aditya
Bakti.
Irianto, J. dkk, 1996. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kejadian Diare pada Anak Balita,
Buletin Penelitian Kesehatan, Th 1996, No. 24: 494-499.

Presiden RI. Undang-Undang Republik Indonesia tentang Pendidikan Dokter. 2013;159

Profil Data Kesehatan Indonesia Tahun 2011, Kemenkes RI 2012.

Soeparman, 2002. Pembuangan Tinja dan Limbah Cair. EGC, Jakarta.

Subdit Pengendalian Diare dan Penyakit Pencernaan Lainnya. 2011. Buletin Situasi Diare di
Indonesia. Jakarta: Kemenkes RI
Qomariah. 2000. Sekilas Kedokteran Keluarga. FK-Yarsi : Jakarta

Widoyono. 2011. Penyakit Tropis: Epidemiologi, Penularan, Pencegahan, dan


Pemberantasannya. Jakarta: Erlangga Medical Series.

Walker et al. 2014. Pediatric Gastrointestinal Disease. Ontario: BC Decker.

Depkes RI, 2000. Buku Pedoman Pelaksanaan Program P2 Diare.


_________, 2002. Pedoman Pemberantasan Penyakit Diare. Jakarta.
_________, 2005. Pedoman Pemberantasan Penyakit Diare. Jakarta : Ditjen PPM dan
PL.________. 2005. KepMenKes RI No. 1216/MenKes/SK/XI/2001 Tentang Pedoman
Pemberantasan Penyakit Diare, Ditjen PPM & PL, Jakarta

________. 2009. Panduan Penyelenggaraan Hari Cuci Tangan Pakai Sabun Sedunia, Jakarta.

KEPMENKES RI. no 829/MenKes/SK/VII/1989

50

You might also like