You are on page 1of 21

MAKALAH BANGUNAN AIR I

BENDUNG KARET DAN PERHITUNGAN HIDROLIS

DI SUSUN OLEH :

ROLAN AGUS TAUFIK (41411A0052)

TITIK IRMAWATI (41411A0061)

MUH KHALILURRAHMAN (41411A0091)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM


FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
TAHUN 2017

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Di Indonesia banyak terdapat sumberdaya air, baik yang berupa air tanah, sungai, maupun

laut. Tentu saja tidak mudah untuk mengolah sumberdaya-sumberdaya tersebut, banyak

permasalahan yang harus diselesaikan dalam mengolah sumberdaya tersebut, misalnya

masalah kekeringan saat kemarau melanda, bagaimana kita harus menyediakan air baku dan

air untuk irigasi ketika kekeringan melanda, dan permasalahan lainnya. Salah satu solusi

yang tepat adalah dengan membuat Bendung Karet. Untuk itu, dalam makalah ini saya akan

membahas apa itu Bendung Karet agar kita bisa menerapkan teknologi tepat guna dengan

baik.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa itu Bendungan

2. Bagian-Bagian Bendungan

3. Apa itu Bendungan Karet

4. Macam-Macam Bendung Karet

5. Pertimbangan dalam Pemilihan Bendung Karet

6. Persyaratan dan Perencanaan

7. Komponen Bangunan

8. Kriteria Bendung yang Baik

9. Perencanaan Instalasi

10. Sistem Otomatisasi


11. Penerapan

12. Dampak Positif Pembangunan Bendung Karet

13. Dampak Negatif Pembangunan Bendung Karet

Tujuan Makalah

1. Mengetahui apa itu Bendungan dan Bendungan Karet

2. Mengetahui Bagian-Bagian Bendungan, Persyaratan, serta Kriteria Bendung Karet.

3. Memberikan Informasi Kepada Pembaca


BAB II

PEMBAHASAN

Pengertian Bendungan

Bendungan (dam) adalah konstruksi yang dibangun untuk menahan laju air menjadi waduk,

danau, atau tempat rekreasi. Seringkali bendungan juga digunakan untuk mengalirkan Air ke

sebuah Pembangkit Listrik Tenaga Air.

Bagian-Bagian Bendungan

Bendungan terdiri dari beberapa komponen, yaitu:

Badan Bendungan (Body of Dams)

Adalah tubuh bendungan yang berfungsi sebagai penghalang air. Bendungan umumnya memiliki

tujuan untuk menahan air, sedangkan struktur lain seperti pintu atau tanggul digunakan untuk

mengelola atau mencegah aliran air ke dalam daerah tanah yang spesifik. Kekuatan air

memberikan listrik dalam pompa air dan ini dimanfaatkan untuk menyediakan listrik bagi jutaan

konsumen.

Pondasi (Foundation)

Adalah bagian dari bendungan yang berfungsi untuk menjaga kokohnya bendungan.

Pintu Air (Gates)


Digunakan untuk mengatur, membuka dan menutup aliran air di saluran baik yang terbuka

maupun tertutup. Bagian yang terpenting dari pintu air adalah:

Daun Pintu (Gate Leaf)

Adalah bagian dari pintu air yang menahan tekanan air dan dapat digerakan untuk membuka,

mengatur, dan menutup aliran air.

Rangka Pengatur Arah Gerakan (Guide Frame)

Adalah alur dari baja atau besi yang dipasang masuk ke dalam beton yang digunakan untuk

menjaga agar gerakan dari daun pintu sesuai dengan yang direncanakan.

Angker (Anchorage)

Adala baja atau besi yang ditanam didalam beton dan digunakan untuk menahan rangka pengatur

arah gerakan agar dapat memindahkan muatan dari pintu air ke dalam konstruksi beton.

Hoist

Adalah alat untuk menggerakan daun pintu air agar dapat dibuka dan ditutup dengan mudah.

Bangunan Pelimpah (Spill Way)

Adalah bangunan beserta instalasinya untuk mengalirkan air banjir yang masuk ke dalam waduk

agar tidak membahayakan keamanan bendungan.

Pengertian Bendung Karet


Bendung karet merupakan hasil pengembangan jenis bendung tetap menjadi bendung gerak

dengan membuat tubuh bendung dari tabung karet yang dikembangkan. Bendungan karet

berfungsi meninggikan muka air dengan cara menggembungkan tubuh bendung dan menurunkan

muka air dengan cara mengempiskannya. Pembukaan bendung bisa dilakukan secara otomatis

dengan pengempisan tabung karet tersebut, sedangkan pengembangannya hanya bisa dilakukan

secara manual. Dibandingkan dengan bendung tetap dan bendung gerak pintu, bendung karet

memiliki kelebihan di samping kekurangan yang ada. Bendung karet pertama kali dibangun

tahun 1957 di Amerika Serikat dengan menggunakan bahan tekstil untuk membentuk tubuh

bendung. Pada tahun 1978 bahan tersebut dikembangkan menjadi serabut nilon yang dibungkus

dengan karet sintetis. Pembangunan bendung karet di Indonesia dimulai tahun 1990. Pada

penerapannya di lapangan banyak dijumpai berbagai masalah yang berakibat rendahnya kinerja

bendung. Masalah tersebut diakibatkan oleh kurangnya dukungan teori dan pengalaman. Selain

itu, belum ada pedoman yang bisa dipakai sebagai acuan untuk perencanaan bendung karet. Oleh

karena itu, disusun pedoman perencanaan bendung karet. Pedoman ini memuat garis besar

tentang dasar pertimbangan untuk membangun bendung karet, persyaratan lokasinya, struktur

bendung karet, dan perencanaan teknis.

Macam-Macam Bendung Karet

Didalam pembuatannya, terdapat 2 macam bendung karet, yaitu:

Bendung Karet Isi Udara

Adalah bendung karet yang menggunakan udara sebagai media pengisi tabung karet. Dan,
Bendung Karet Isi Air

Adalah bendung karet yang menggunakan media air sebagai media pengisi tabung karet.

Pertimbangan dalam Pemilihan Bendung Karet

Pemilihan bendung karet harus mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:

1. Alternatif penerapan bendung jenis lain yang lebih murah tanpa mengabaikan

efektifitasnya bagi tujuan dibangunnya bendung;

2. Bendung karet hanya diterapkan pada kondisi yang apabila digunakan bendung tetap

akan menimbulkan peningkatan ancaman banjir yang sulit diatasi;

3. Alternatif bendung karet dipilih apabila bendung gerak jenis lain tidak bisa menjamin

kepastian pembukaan bendung pada saat banjir datang, mengingat daerah yang harus

diamankan terhadap ancaman banjir merupakan kawasan Penting.

Persyaratan dan Perencanaan

Persyaratan Pembangunan Bendung Karet

1. Kondisi Alur Sungai;

2. Memiliki aliran subkritik;

3. Tidak terjadi sedimentasi yang sedemikian berat sehingga mengganggu mekanisme

kembang-kempisnya tabung karet;

4. Tidak mengangkut sedimen kasar;

5. Aliran sungai tidak mengangkut sampah yang besar dan keras;

6. Air sungai tidak mengandung limbah kimia yang bisa bereaksi dengan karet.
7. Bahan

8. Tabung karet terbuat dari bahan yang elastis, kuat, kedap udara, tidak mudah terabrasi,

dan tahan lama;

9. Perencanaan bahan karet baik jenis, kekuatan maupun dimensi hendaknya disesuaikan

dengan kemampuan produsen untuk menyediakannya;

Persyaratan Operasi dan Pemeliharaan

Agar operasi bendung karet dapat terlaksana dengan baik disyaratkan hal-hal berikut.

1. Kondisi bendung dapat mengembang dan mengempis dengan baik dan tidak bocor.

2. Instalasi pengembangan/pengempisan dan pompa udara dapat berfungsi dengan baik.

3. Tersedia petunjuk dan pola operasi yang direncanakan dengan baik sesuai dengan

fungsi dan manfaat bendung karet.

4. Operasi bendung harus dilakukan mengikuti pola yang sudah ditetapkan.

5. Tersedia petugas operasi yang menguasai petunjuk dan pola operasi bendung karet.

Pemeliharaan bendung karet, terutama bagian karetnya, harus dilakukan dengan

intensitas tinggi mengingat gangguan yang sepele terhadap karet bisa berakibat bendung

tidak berfungsi sama sekali. Untuk mendukung keberhasilan pekerjaan pemeliharaan

diperlukan:

o Bangunan direncanakan sedemikian rupa sehingga memudahkan pekerjaan

pemeliharaan (lihat Pedoman perencanaan teknis bendung karet).

o Bahan karet berkualitas tinggi (kuat, elastis, tahan lama).

o Petugas yang diserahi pekerjaan harus cakap dan bertanggung jawab.


o Fasilitas pemeliharaan harus terpenuhi.

o Radiasi sinar ultraviolet terhadap karet tubuh bendung harus dikurangi

semaksimal mungkin.

o Bendung karet harus diamankan dari gangguan manusia yang tidak bertanggung

jawab.

Perencanaan Tubuh Bendung

Bahan karet

Lembaran karet terbuat dari bahan karet asli atau sintetik yang elastik, kuat, keras, dan tahan

lama. Pada umumnya bahan karet yang digunakan memiliki spesifikasi sebagai berikut:

1. Kekerasan

Tes abrasi menggunakan metode H18 dengan beban 1 kg pada putaran 1000 kali tidak

melampaui 0,8 m3/mil

1. Kuat Tarik

Kuat tarik pada suhu normal 150 kg/cm2

Kuat tarik pada suhu 100o 120 kg/cm2

Bahan karet diperkuat dengan susunan benang nilon yang memberikan kekuatan tarik sesuai

dengan yang dibutuhkan untuk menahan gaya seperti diuraikan pada butir Bahan dasar karet

umumnya digunakan karet sintetis seperti ethylene propylene diene monomer (EPDM),
chloroprene rubber (CR), dan lain-lain. Untuk mengurangi goresan oleh benda tajam/keras,

permukaan luar karet bisa dilapisi dengan bahan keramik.

2. Kekuatan

Kekuatan lembaran karet harus mampu menahan gaya tekanan air dikombinasikan dengan gaya

tekanan udara dari dalam tubuh bendung. Tebal lembaran karet ditentukan oleh tebal susunan

benang nilon ditambah lapisan penutup di kedua sisinya untuk menjamin kedap udara. Lapisan

penutup sisi luar dibuat lebih tebal untuk pengamanan terhadap goresan ataupun abrasi oleh

benda keras. Biasanya tebal lapisan penutup diambil sekitar 3 mm di permukaan dalam dan 7

mm di permukaan luar.

Perencanaan Bendung Karet

Perencanaan bendung karet didasarkan pada ketentuan-ketentuan berikut.

1. Secara Hidraulik Bendung Karet Harus Memenuhi Ketentuan sebagai berikut:

Mampu melayani taraf muka air yang direncanakan.

Dapat membuka secara otomatis jika terjadi banjir yang melampaui batas tertentu.

Pada bendung yang berfungsi untuk menahan intrusi air asin, air asin yang terperangkap

di hulu bendung harus bisa didorong ke hilir.

Aman terhadap gerusan dasar sungai akibat energi terjunan air.

Aman terhadap gangguan akibat arus air dan benda padat yang terangkut.

Tinggi bendung karet umumnya tidak melebihi 5,00 m, dengan pertimbangan bahwa

konstruksi bendung karet dengan tinggi >5,00 m tidak efisien lagi.


1. Secara Struktural Bendung Karet Harus Memenuhi Persyaratan sebagai berikut:

Kuat dan stabil terhadap penggulingan penggeseran dan batas daya dukung tanah serta

erosi dasar pondasi;

Tata letak bendung direncanakan sedemikian rupa sehingga dapat memberikan fasilitas

bagi pekerjaan perbaikan tubuh bendung dengan mudah dan murah.

Tata Letak Bendung

Panjang bentang bendung diusahakan sama dengan lebar normal alur sungai. Panjang panel

bendung dibatasi oleh kemampuan produsen dan kemudahan pengangkutan bahan ke lokasi.

Panjang panel bendung bisa juga ditentukan oleh sistem panelisasi yang ditujukan untuk

pengaturan muka air hulu. Panjang lantai hulu harus dapat menyediakan landasan bagi

penggelaran lembaran karet bendung. Dasar tubuh bendung dan lantai hulu dibuat sedemikian

tinggi sehingga permukaannya dapat dikeringkan dengan cara membuka pintu pembilas. Jika hal

ini terkendala oleh timbulnya peningkatan ancaman banjir, permukaan dasar bendung dan lantai

hulu tetap dibuat rendah dengan pilar saluran pembilas diperpanjang hingga ujung lantai hulu. Di

ujung lantai hulu dan ujung hilir pondasi disediakan perletakan untuk pemasangan cofferdam

sederhana.

Perencanaan Instalasi

1. Lubang Angin

Lubang angina merupakan lubang bagi pemasukan dan pengeluaran udara pada tabung karet.

Jumlah lubang minimum dua lokasi, yaitu dikedua ujung tabung karet dengan memasang pipa

baja dalam tabung. Hal ini diperlukan untuk menghindari terjebaknya udarapada satu sisi tabung
karet ketika terjadi v-notch yang bisa menutup rongga tabung karet. Lubang angina bisa dibuat

lebih dari dua, yang diletakkan merata di sepanjang pipa baja dalam tabung karet. Dalam tabung

karet juga perlu dilengkapi lubang drainase yang diperlukan untuk menguras akumulasi air yang

terjadi akibat pengembungan udara yang dimampatkan.

2. Pompa dan Saluran Udara

Pompa udara harus disediakan untuk mengembangkan tabung karet. Pemopaan udara ke dalam

tabung karet harus dilengkapi dengan instrument pengontrol tekanan udara (manometer).

Komponen Bangunan

Tubuh bendung, yang berupa tabung karet yang dikembangkan, sebagai bangunan utama

yang berfungsi untuk membendung air.

Bangunan dasar, yang berupa fondasi untuk perletakan tubuh bendung yang dirangkaikan

dengan lantai hilir sebagai dasar kolam peredam energi dan lantai hulu yang

direncanakan untuk pengamanan terhadap erosi dasar pondasi.

Pilar dan tembok tepi, yang berfungsi sebagai batas tepi panel bendung dan penahan

tanah tebing sungai.

Saluran dan pintu pembilas, yang berfungsi untuk pembilas sedimen di sekitar mulut

bangunan pengambilan dan untuk fasilitas dewatering pada pekerjaan perbaikan tubuh

bendung.

Instalasi pemompaan udara, yang terdiri dari generator atau jaringan suplai listrik, pompa

blower, pipa penghubung, dan instalasi pipa dalam tubuh bendung serta peralatan kontrol

tekanan tubuh bendung


Sistem otomatisasi pengempisan bendung, yang berupa sensor muka air dan alat

pembuka tutup lubang pengeluaran udara.

Rumah operasi, yang berfungsi sebagai tempat peralatan pemompaan udara dan

otomatisasi pengempisan bendung serta ruangan bagi operator. Jembatan penyeberangan,

yang berfungsi untuk jalan penyeberangan orang/kendaraan antar kedua sisi sungai

sekaligus untuk menghindari orang melintas pada tubuh bendung dan untuk melindungi

tubuh bendung dari sengatan sinar matahari.

Pagar pengaman, yang menutup jalan masuk ke tubuh bendung.

Kriteria Bendung yang Baik

Dalam kaitannya dengan operasi dan pemeliharaan, bendung karet yang baik mempunyai kriteria

sebagai berikut.

1. Bisa dikembangkan dengan baik tanpa mengalami kebocoran dengan mercu sesuai

dengan elevasi yang direncanakan.

2. Bisa mengempis secara otomatis pada kondisi yang direncanakan dan bisa di kempiskan

secara manual.

3. Tersedia landasan yang bisa dilakukan dewatering dengan mudah untuk keperluan

4. penambalan karet.

5. Tubuh bendung terlindungi dari sengatan sinar matahari, misalnya dengan jembatan

penyeberangan.

6. Tubuh bendung aman terhadap gangguan publik dan transportasi sungai.


7. Tubuh bendung tahan terhadap abrasi sedimen aman terhadap arus air dan angkutan

sedimen/sampah.

Sistem Otomatisasi

Prinsip kerja sistem otomatisasi adalah apabila muka air sungai di hulu bendung sudah

mencapai muka air pengempisan yang direncanakan, akan terjadi aliran masuk ke dalam sistem,

yang diatur untuk menggerakan tuas pembuka tutup saluran udara dari tabung karet. Sistem

penggerak tuas yang biasa digunakan, antara lain sebagai berikut.

1. Sistem ember, aliran air ditampung dalam suatu ember yang diikatkan pada kotak

otomatisasi. Dengan makin besar berat ember, posisi ember akan turun hingga memutar

tuas pembuka tutup saluran udara.

2. Sistem pengapungan, aliran air ditampung dalam suatu bak yang di dalamnya dipasang

pelampung. Pelampung diikat dengan tali yang dihubungkan dengan kotak otomatisasi.

Jika muka air naik, pelampung ikut naik dan menggerakkan tuas pembuka tutup.
Penerapan

Pola pengoperasian

Pada dasarnya bendung karet berada dalam keadaan mengembang untuk memenuhi fungsinya

sebagai pelayanan bangunan pengambilan maupun menahan intrusi air laut. Tekanan udara

dalam tubuh bendung harus dipertahankan diatas batas minimum agar bendung cukup kaku dan

tidak boleh melampaui tekanan maksimum agar bendung terhindar dari kerusakan. Apabila

terjadi banjir, untuk menghindari peningkatan ancaman banjir, bendung di kempiskan secara

otomatis melalui sensor muka air hulu mencapai muka air pengempisan. Bendung karet bisa di

kempiskan secara manual untuk melayani suatu keperluan tertentu. Pengembangan kembali

bendung karet diperlukan apabila muka air sungai turun hingga di bawah muka air normal. Pada

bendung karet yang berfungsi untuk menahan intrusi air laut, pengembangan kembali harus

segera dilakukan sebelum terjadi aliran air asin ke hulu bendung.

Pola pemeliharaan

Pemeliharaan merupakan pencegahan maupun perbaikan terhadap kerusakan yang terjadi pada

bendung karet.

Pekerjaan pemeliharaan terbagi atas empat macam yaitu:

1. Pemeriksaan yang dilakukan secara periodik untuk mengetahui kondisi bangunan.

2. Perawatan yang dilakukan secara periodik terhadap masing-masing komponen bendung.

3. Perbaikan yang dilakukan apabila terjadi kerusakan bendung.


4. Pengamanan yang dilakukan menerus untuk mencegah kerusakan bendung akibat kondisi

alam dan ulah manusia.

Dampak Positif Pembangunan Bendung Karet

Manfaat Bendung Karet antara lain untuk:

Penyediaan air baku daerah pedesaan

Pencegah intrusi air laut

Pengendalian banjir, dan

Penyediaan air irigasi

Dampak Negatif Pembangunan Bendung Karet

Pembangunan bendung dan bendungan selain bermanfaat untuk menampung air dan

menaikkan level air untuk saluran irigasi, perikanan, maupun tempat wisata, dll. Pembangunan

bendung yang melintang di sungai jika ditinjau dari segi restorasi sungai mempunyai dampak

negatif bagi kehidupan biotik dan abiotik di sungai. Beberapa dampak tersebut antara lain

sebagai berikut.

Mengubah Keseimbangan Angkutan Sedimen

Dengan dibangunnya bendungan atau bendung di sungai, akan terjadi perubahan

keseimbangan angkutan sedimen (sediment balance) .Dengan bendung atau bendungan maka

proses degradasi dan agradasi di sepanjang sungai akan terganggu. Di bagian hulu akan terjadi

surplus sedimen sedangkan di bagian hilir terjadi defisit sedimen. Defisit sedimen di bagian hilir
akan berpengaruh pada penggerusan di bagian hilir bendung atau bendungan. Terganggunya

keseimbangan sedimen akan dapat menginisasi terjadinya erosi dan sedimentasi di berbagai

tempat yang sulit diprediksi. Dengan bendung atau bendungan permanen, maka akan terjadi

pemutusan ekosistem alur sungai secara drastis dari ekosistem yang bersifat terbuka dari hulu

hingga hilir, menjadi ekosistem yang terpisah. Sungai bukan lagi sebagai ekosistem terbuka tapi

suatu ekosistem yang semi terbuka atau tertutup. Penanggulangan dampak negatif dari

ketidakseimbangan angkutan sedimen ini adalah dengan cara membangun bendung semi

permanen atau bendung karet. Untuk konstruksi bendungan sampai saat ini belum ada teknologi

yang efektif untuk dapat menjamin keseimbangan sedimen hulu hilir. Teknologi pipa

pengurasan (culvert) juga belum bisa menanggulangi masalah ini.

Merubah Elevasi Muka Air Tanah

Dengan pembendungan maka akan terjadi perubahan muka air tanah. Peningkatan muka air

tanah ini tidak mesti berdampak positif bagi vegetasi di tempat yang bersangkutan. Karena

banyak vegetasi yang tidak sesuai hidup pada kondisi muka air tanah tinggi. Dengan demikian

perlu diupayakan konservasi dan kompresinya.

Pengurangan Debit Air Pada Sungai Utama

Pada pembangunan bendung, sering sungai utama akan menderita defisit sungai.

Peningkatan Luas Genangan

Pembangunan bendung atau bendungan di suatu sungai biasanya menimbulkan perluasan area

genangan. Perluasan area genangan ini selain berdampak positif terhadap meningkatnya
konservasi air, juga dapat berdampak negatif terhadap ekosistem wilayah sungai yang

tergenangi. Panjang daerah yang terkena dampak negatif terhadap ekosistem sungai di bagian

hulu pembendungan adalah sepanjang back water effect. Pada prinsipnya dengan penggenangan

ini akan menyebabkan terjadinya penurunan kecepatan air (mendekati tidak bergerak) dan

kedalaman air bertambah. Perubahan kecepatan dan kedalaman air ini jelas akan berdampak

pada flora dan fauna di bagian hulu bendung atau bendungan tersebut. Penyelesaian masalah ini

adalah dengan cara memperkecil areal genangan. Dalam perencanaannya harus dipilih suatu

tempat yang mempunyai head cukup dengan areal genangan seminimal mungkin.

Penurunan Dinamika Alamiah Sungai

Sungai sebagai suatu sistem alamiah mempunyai derajat dinamika tinggi. Dalam arti, dengan

heterogenitas fisik sungai alamiah yang tinggi, mendorong terjadinya dinamisasi sungai yang

tinggi. Dinamisasi sungai tersebut akan berkurang jika di sungai dibangun bendung misalnya

untuk hydropower plant. Dengan bendung dan saluran buatan, kondisi sungai menjadi homogen.

Misalnya kecepatan air akan menjadi nol, maka air akan relatif tetap (homogen), profil melintang

dan memanjang berbentuk trapesium atau segiempat (homogen). Dengan kondisi homogen ini

maka diversifikasi vegetasi dan fauna akan menurun. Penyelesaian masalah ini dapat dilakukan

dengan membangun bendung gerak. Jika hal ini tidak memungkinkan dapat dilakukan dengan

cara kompensasi lingkungan, yaitu mengganti kondisi heterogen sepanjang back water tile yang

ada di tempat lain.

Memutus Daur Hidup Jenis Ikan Tetentu


Dampak biotik dari pembangunan bendung dan bendungan adalah memutus daur hidup jenis

ikan tertentu. Pada umumnya suatu sungai memiliki berbagai macam jenis ikan, sebagian dari

ikan tersebut biasanya juga mempunyai perilaku migrasi dari hulu ke hilir atau dari hilir ke hulu.

Dengan dibangunnya bendung atau bendungan melintang sungai maka kemungkinan terjadinya

migrasi dalam sungai sangat kecil atau tertutup. Ikan tidak dapat bermigrasi lagi, akhirnya ikan-

ikan dengan sifat migrasi ini akan punah. Jenis fauna yang bermigrasi ini tidak hanya ikan saja,

namun banyak dari beberapa jenis fauna lainnya seperti kepiting, udang, dan belut. Penyelesaian

masalah ini adalah dengan membangun bangunan kemenerusan sungai misalnya fishway (tangga

ikan).
BAB III

PENUTUP`

Kesimpulan dan Saran

Kesimpulan

Dalam upaya menanggulangi permasalahan pengairan di musim kemarau pembuatan bendung

karet memang perlu dicanangkan. Karena teknologi tepat guna ini dapat menyimpan persediaan

air ketika musim penghujan. Dan kepada masyarakat agar turut serta membantu menjaga

bendungan yang telah dibuat. Namun ada baiknya kita juga memperhatikan dampak negatif dari

pembuatannya.

Saran

Pembuatan bendung harus dilakukan lebih baik lagi agar tepat guna, dan sebaiknya membuat

penelitian kembali tentang metode ini agar bisa membuat bendungan tanpa banyak merusak

ekosistem daerah sekitar sungai. Setiap pilihan memang ada resikonya, tapi kita harus berusaha

memperkecil resiko tersebut agar keseimbangan tetap terjaga.


DAPTAR PUSTAKA

https://juzailahtrihandayani.wordpress.com/2014/07/30/bendung-karet-sebagai-teknologi-tepat-guna/

You might also like