You are on page 1of 73

MENTER!

KEUANGAN
REPUBUK INDONESIA
SALINAN

PERATUl~AN MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


NOMOR 242 /PMK.03/ 2014

TENTANG

TATA CARA PEMBAYARAN DAN PENYETORAN PAJAK

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang a. bahv,,a ketentuan mengenai penentuan tanggal jatuh. ternpo


(' pembayaran dan penyetoran pajak, penentuan lempat
p embayaran pajak, clan tala cara pembayaran pajak,
penyetoran dan pelaporan p ajak, serta tata cara
p engan gsuran cla n penundaan pembayaran pajak lelah clialur
dalmn Peraturan Menleri Keu a n gan Nomor 184/PMK.03 /2 007
tentang Penentuan Tanggal Jatuh Tempo Pembayaran cla n
Penyetoran Pajak, Penentuan Tempal Pembayaran Pajak, cla n
Tata Cara Pembayaran Pajak, Penyetoran clan Pelaporan
Pajak, serta Tata Cara Pengangsuran clan Penundaan
Pembayaran Pajak sebagaimana telah cliuba h clengan
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 80/PMK.03/20 10;
b. bahwa ketentuan mengenai jangka waktu pelunasan S ural
Tagihan Pajak, Surat Ketela pan Pajak Kurang Bayar, clan
Sural Keletapan Pajak Kurang Bayar Tambahan, serta Sural
Keputusan Pembetulan, Surat Keputusan Keberata n, Pulusan
Banding, clan Putusan Peninjauan Kembali, yang
menyebabkan jumla h pajak yang h arus clibayar b erlambah
bagi Wajib Pajak usaha kecil dan Wajib Pajak eli claerah
tertentu lelah cliatur clalam Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 187 /PMK.03/2007;
c. bahwa ketentuan mengenai tata cara p em.bayaran paj ak
melalui peminclahbukuan telah cliatur clalam Ke pulusan
Menteri Keuangan Nomor 88/KMK04/ 1991;
d. bahwa ketentua n mengenai penunjukan tempal cla n tata cara
p embayaran Paj a k Bumi cla n Bangunan telah cliatur clalam
Peraturan Menteri Keuangan Nonwr 167 /PMK03/2007;
e. bahwa clalam ra n gka meningkatkan p elayanan clan
menyesuaikan clengan perkembangan teknologi infon11as i,
p erlu m engatur kembali ketentuan mengenm lata cara
pen~bayaran clan pen yetoran pajak;
MENTEHII<EUANGAN
REPUBLII< H\JDONESIA

-2 -

f. bahwa berclasarkan pertimbangan sebagai1nana dimaksud


p ada huruf a, huruf b, huruf c, huruf cl, huruf e, clan untuk
melaksanakan ketentuan Pasal 9 ayat (1), ayat (3a), ayat (4),
Pq.sal 10 .ayat (1), ayat (1a), clan ayat (2) Unclai1g-Unclang
Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum clan Tata Cara
Perpajakan sebagaimana telah beberapa kali cliubah terakhir
clengan Undang-Unclang Nomor 16 Tahun 2009, serta Pasal 9
ayat (3 ) Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2011 tentang
Tata Cara Pelaksanaan I-Iak dan Pemenuhan Kewaj iban
Perpajakan, perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuangan
tentang Ta ta Cara Pem.bayaran dan Penyetoran Pajak;
( ' Mengingat 1. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan
Un1um dan Tata Cara Perpajakan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1983 Nomor 49, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 3262) sebagailnana telah
beberapa kali diubah terakhir dengan Unclang-Unclang
Nomor 16 Tahun 2009 (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 62, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indcinesia Nomor 4999);
2. Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 201.1 tentang Tata
Cara Pelaksanaan Hak clan Pemenuhan Kewajiban
Perpajakar1 (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 201 1 Nomor 162, Tambahan Len1baran Negara
Republik Indonesia Nomor 5268);

MEMUTUSKAN:

( Menetapkan PERATURAN MENTER! KEUANGAN TENTANG TATA CARA


PEMBAYARAN DAN PENYETORAN PAJAK.
BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini, yang climaksucl clengan:
L Unclang-Unclang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan
yang selanjutnya disebut Undang-Undang KUP adalah
Unclang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan
Umum clan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah
beberapa kali cliubah terakhir clengan Unclang-Undang
No~11or 16 Tahun 2009.

2. Undang-Unclan g Pajak Penghasilan yang selanjutnya clisebut


Unclang-Unclang PPh adalah Undang-Undang Nmnor 7
Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan sebagahnana telah
beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Unclang
Nomor 36 Tahun 2008.
MENTERI I<EUANGAN
REPUBLII< INDONESIA

-3-

3. Undang-Undang Pajak Pertambahan Nilai yang selanjutnya


disebut Unclang-Unclang PPN adalah Unclang-Unclang
Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertan1bahan Nilai
Barang clan Jasa dan Pajak Penjualan atas Baiang Mewah
s ebagaimana telah beber apa kali diubah terakhir clengan
Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2009 .
4. Undang-Undang Bea Meterai adalah Unclang-Unclang
Nomor 13 Tahun 1985 tentang Bea Meterai.
5. Undang-Undang Pajak Bumi dan Bangunan yang selanjutnya
disebut Undang-Unclang PBB aclalah Unclang-Undang
Nomor 12 Tahun 1985 tentang Pajak Bumi dan Bangunan
sebagajmana telah diubah clengan Unclang-Unclang N01nor 12
Tahun. 1994.
6. Pajak Penghasilan yang selanjutnya clisebut PPh aclalah
Pajak Penghasilan sebaga imana climaks ud dalam
Undang-Unclang PPh.
7. Pajak Pertambahan Nilai yang sel?-njutnya clisebut PPN aclalah
Pajak Pertambahan Nilai sebagaimai1a clin1aksucl clalam
Undang-Undang PPN.
8. Pajak Penjualan a tas Barang Mewah yang selanjutnya clisebut
PPnBM adalah Pajak Penjualan atas Barang Mewah
sebagaimana climaksucl clalam Unclang-Unclang PPN.
9. Bea Meterai adalah pajak atas dokumen sebagaimana
dimaksud clalam Undang-Undang Bea Meterai.
10. Pajak Bumi dan Bangunan yang selanjutnya disingkat PBB
adalah pajak sebagaimana dima~csucl clalan1 Undang-Unclang
PBB.
11. Nomor Pokok Wajib Pajak yang selanjutnya clisingkat NPWP
adalah nomor yang cliberikan kepacla Wajib Pajak sebagai
saran a dalam aclministrasi perpajakan yang cliperg unakan
sebagai tancla pengenal diri atau iclentitas Wajib Pajak clalam
melaksanakan hak clan kewajiban perpajakannya .
12. Masa Pajak aclalah jangka waktu yang menjadi clasar bagi
Wajib Pajak untuk menghitung, menyetor, clan 1nelaporkan
pajak yang terutang dalam suatu jarigka waktu tertentu
sebagaimana clitentukan dalam Unclang-Unclang KUP.
13. Tahun Pajak aclalah jangka waktu 1 (satu) tahun k alender
kecuali bila Wajib Pajak menggunakan ta hun buku yang tidak
sama clenga n tahun kalender.
14. Nomor Objek Pajak yang selanjutnya disingkat NOP adalah
nomor iclentitas objek pajak sebagai sar a na clalam
aclministrasi p erpajakan.

~ ..
MEI'IlTERI I<EUANGAN
REPUBLII< INDONt::SIA

-4-

15. Kas Negara aclalah tempat penyimpanan uang negara yang


ditentukan oleh Menteri Keuangan selaku Benclahara Unn.un
Negara untuk menampung seluruh penerimaan negara clan
untuk membayar pengeluaran negara.
16. Modul Penerimaan Negara yang selanjutnya disingkat MPN
aclalah ni.odul penerimaan yang memuat serangkaian
prosedur mulai clari penerimaan, penyetoran, pengutnpulan
data, pencatatan, pengikhtisaran sampai clengan pclaporan
yang berhubungan clengan penerimaan negara clan
merupakan bagian clari sistem penerimaan clan anggaran
negara.
17. Bank Persepsi adalah bank umum yang ditunjuk o leh Menteri
Keuangan untuk menerima set01an peneritnaan negara bukan
clalam rangk0- im.por, yang meliputi penerilnaan pajak, cukai
dalam negeri, dan penerimaan bukan pajak.
18. Bank Devisa Persepsi adalah bank umum yang ditunjuk oleh
Menteri Keuangan untuk menerima set01an penernnaan
negara clalam rangka ekspor clan impor.
19. Bank Persepsi Mata Uang Asing adalah bank clevisa yang
ditunjuk oleh BUN/ Kuasa BUN Pus at untuk 1nenerilna
setman Penerimaan Negara dalam mata uang asing.
20. Pos Persepsi aclalah kantor pos yang clitunjuk oleh Menteri
Keuangan untuk menerima setman peneri1naan negara.
21. Nomor Transaksi Penerimaan Negara yang selanjutnya
disingkat NTPN adalah nomor bukti transaksi penenn1aan
yang cliterbitkan melalui MPN.
r 22. Nomor Transaksi Bank yang selanjutnya clisingkat NTB
aclalah nomor bukti tra nsaksi penerim.aan negara yang
diterbitkan oleh Bank Persepsi atau Bank Devisa Persepsi.
23. Nomor Transaksi Pos yang selanjutnya disingkat NTP adalah
nomor bukti transaksi penerimaan .negara yang diterbitkan
oleh Pos Persepsi.
24. Nomor Penerimaan Potongan yang selanjutnya disingkat NPP
adalah nomor bukti transaksi penerimaan negara yang
berasal dari potongan Surat Perintah Mel'nbayar (SPM).
25. Bukti Penerimaan Negara yang selanjutnya clisingkat BPN
aclalah clokumen yang cliterbitkan oleh Bank Persepsi/Bank
Devisa Persepsi/Pos Persepsi .atas ti-ansaksi penerhnaan
negara yang mencantumkan NTPN clan NTB/NTP serta ele1nen
lainnya yang ditentukan oleh Direktorat Jencleral
Perbendaharaan atau clokumen yang cliterbitkan oleh Kantor
Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) atas transaksi
penerimaan negara yang berasal clari potongan SPM yang
mencantumkan NTPN clan NPP.

i, . .
MEI\JTERI I<ELJAf\IGAN
REPLJBLII< INDONESIA

-5-

26. Surat Setman Pajak yang selanjutnya clisingkat SSP aclalah


bukti pembayaran atau penyetoran pajak yang telah
dilakukan clengan menggunakan fonnulir atau telah
dilakukan . clengan cara lain ke k as negara melalui te1npat
!Jembayaran yang clitunjuk oleh Menteri Keuangan.
27. Surat Seto"ran Pabean, Cukai, clan Pajak dalam rangka impor
yang selanjutnya cliseout SSPCP adalah surat setman atas
penerin1aan negara clalam rangka ilnpor berupa bea n1asuk,
denda administrasi, penerimaan pabean lainnya, cukai,
penerimaan cukai lainnya, jasa pekerj aan, bunga clan PPh
Pasal 22 Impor, PPN Impor, serta PPnBM Impor.
r .. . 28. Peminclahbukuan aclalah suatu proses Inemindahbukukan
penerimaan pajak untuk clibukukan pada penerimaan pajak
yan g sesum . .
29. Bukti Peminclahbukuan yang selanjutnya clisebut Bukti Pbk
adalah bukti yang menunjuklcan bahwa telah dilakukan
Peminclahbukuan .

BAB II
JANGKA WAKTU J?EMBAYARAN DAN PENYETORAN PAJAK

Pasal2

(1) PPh Pasal 4 ayat (2) yang clipotong oleh Pen1otong Pajak
Penghasilan harus elise tor paling lama tangg~l 10 (sepuluh)
bulan berikutnya setelah Masa Pajak berakhir, kecuali
ditetapkan lain oleh Menteri Keuangan.
(2 ) PPh Pasal 4 ayat (2) yang harus clibayar sencliri oleh Wajib
Pajak harus clisetor paling lama tanggal 15 (lima belas) bulan
berikutnya setelah Masa Pajak berakhir, kecuali clitetapkan
lain oleh Menteri Keuangan.
(3 ) PPh Pasal 4 ayat (2) atas penghasilan clari pengalihan hak
atas tanah clan/ a tau bangunan yang clipotong/ clipungut a tau
yang harus clibayar sencliri oleh Wajib Pajak, harus clisetor
. seb elum alcta, keputusan, pe1janjian, kesepakatan atau
risa lah lelang atas pengalihan hak atas tanah dan/ a tau
bangunan ditanclatangani oleh pejabat yang berwenang.
(':1-) PPh Pasal 15 yang clipotong oleh Pemo tong PPh harus clisetor
paling lama tanggal 10 (sepuluh) bulan berikutnya setelah
Masa Pajak berakhir.
(5) PPh Pasal 15 yang h a rus clibayar sendiri b.arus clisetor paling
lama tanggal 15 (lima belas) bulan berikutnya setelah Masa
Pajak b erakhir.

$f. .
MENTEI~ I I<EUANGAN
HEPUI3LIIC: IN DONES IA

-6 -

(6) PPh Pasal 21 yang clipotong oleh Pemotong PPh harus clisetor
paling lama tanggal 10 (sepuluh) bulan berikutnya setelah
Mas a Pajak berakhir.
(7) PPh Pasal 23 clan PPh Pasal 26 yang clipotong oleh Pemotong
PPh harus disetor paling lama tanggal 10 (sepuluh) bulan
berikutnya se telah Masa Pajak berakhir.
(8 ) PPh Pasal 25 h a rus . clibayar paling lama tanggal 15 (lhna
belas) bulan berikutnya setelah Ma sa Pajak berakhir.
(9) PPh Pasal 22, PPN atau PPN clan PPnBM atas im.p or harus
dilunasi b er sam aan cle ngan sa at pembayaran Bea Masuk clan
clalam hal Bea Masuk clituncla atau clibebaskan, PPh Pasal 22,
PPN a t a u PPN da n PPnBM atas impor harus clilunasi p a da
saat penyelesaian clokumen pemberitahuan pabean impor.
(10) PPh Pasal 22, PPN atau PPN clan PPnBM a tas impor yang
dipungut oleh Direktorat J encleral Bea cla n Cukai, h arus
disetor d a:lam j angka waktu 1 (satu) hari kerja setela h
dilakukan p emunguta n pajak.
(11) PPh Pasal 22 yang pemungutannya d ilakukan ole h kuasa
p engguna anggaran atau pejaba t penancla t a nga n Surat
Perinta h Membayar sebagai Pemungut PPh Pasal 22 , harus
clisetor ' pacla hari yang sama clen gan pelaksanaan
pembayaran kepacla Pengusaha Kena Paj a k rekanan
p e m erintah mela lui Kantor Pelayanan Perbencla haraan
Negar a.
(1 2) PPh Pasal 22 yang clipungut oleh Bendah a r a Pengelu a r a n ,
h a rus clisetor paling lama 7 (tujuh) h a ri setelah t a n ggal
p elaksanaa n p embayaran atas p enyer a h an barang yan g
dibiayai dari belanja Negara a tau belanja Daerah , dengan
m.enggunaka n Surat Setm-an Paj a k atas na1na rekanan clan
ditanclatangani oleh benda h a ra.
(13) PPh Pasal 22 yang pemungutannya clila kukan oleh Wajib
Pajak badan tertentu seb agai Pemungut Pajak h aru s clisetor
paling lama tanggal 10 (sepuluh) bulan ber ikutn ya setela h
Masa Pajak berakhir.
( 1"4) PPN a tau PPN cla n PPn BM yang terutang cla lan1 satu Mas a
Paj ak h aru s disetor paling lama akhir bula n b erikutnya
setelah Masa Pajak berakhir dan sebeh.1111 Surat
Pemberitahuan Masa PPN clisampaikan.
(1 5) PPN yang terutang atas pemanfaatan Baran g Ken a Pajak ticlak
berwujucl dan/ a tau Jasa Kena Pajak clari luar Daerah Pabean
harus disetor oleh orang p ribadi a t au b aclan yan g
m emanfaatkan Barang Kena Pajak t icla k berwujucl clan/ a tau
Jasa Kena Pajak clari luar Daer a h Pabean, palin g lmn a
tanggal 15 (lima belas) bulan berikutnya set elah saat
te rutangnya pajalc

~ ..
MENTEl~! I<EUANGAf\1
i'{EPU13LII< INDONESIA

-7-

(16) PPN yang terutang atas kegiatan membangun sencliri harus


clisetor oleh orang pribacli atau baclan yang melakukan
kegiatan membangun sencliri paling lama tanggal 15 (lima
.b elas) bulan berikutnya setelah Masa Pajak berakb.ir.
(17) PPN a t au PPN clan PPnBM yang pemungutannya clilakukan
oleh Pejabat Penanclatangan Surat Perintah Me1nbayar
sebagai Pemungut PPN, h arus clisetor pacla h ari yang satna
dengan pelaksanaan pembayaran kepada Pengusaha Ken a
Pajak Rekanan Pemerintah melalui Kantor Pelayanan
Perbendaharaan Negara.
(18) PPN atau PPN clan PPnBM yang dipungut oleh Benclahara
(' . Pengeluaran sebagai Pemungut PPN, harus clisetor paling
lama 7 (tujuh) hari setelah tanggal pelaksanaan pembayaran
kepada Pengusaha Kena Pajak Rekanan Pen1erintah 1nelalui
Kantor Pelayan an Perbenclahar aan Negara.
( 19) PPN atau PPN dan PPnBM yang pem"L~ngutannya dilakukan
oleh Pemungut PPN yang clitu njuk selain Bendahara
Pemerintah, harus clisetor paling lama tanggal 15 (li1na belas)
bulan berikutnya setelah Masa Pajak berakhir.
(20) PPh Pasal 25 bagi Wajib Pajak dengan kriteria tertentu
sebagaimana climaksud dalam Pasal 3 ayat (3b)
Undang-Undang KUP yang melaporkan beberapa Masa Pajak
dalam satu Surat Pemberitahuan Masa, harus clibayar paling
lama pacla akhir Masa Paj ak tera~chir.
(21) Pembayaran masa selain PPh Pasal 25 bagi Wajib Pajak
clengan kriteria t ertentu sebagaimana cli1-;ti.aksucl pacla
ayat (20) harus clibayar paling lama sesuai clengan batas
waktu untuk masing-masing jenis pajak.

Pasal 3

Kekurangan pembayaran pajak yang terutang berclasar kan Surat


Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan harus clibayar lunas
sebelum Su1~at Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan
clismnpaikan tetapi tidak melebihi batas waktu penyan1paian E?urat
Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan.

Pasal 4

Bea Meterai harus dilunasi pacla saat terutang Bea Meterai.

f .
MENTEr-<1 I<EUANGAI\j
HEF'UBLII< INDONESIA

-8-

Pasal 5

(,1) Pajak yang terutang berclasarkan Surat Pemberitahuan Pajak


Terhutang . harus clilunasi paling lama 6 (enam) bulan sejak
tanggal cliterimanya Surat Pemberitahuan Pajak Terhutang
oleh Wajib Pajak.
(2) Pajak yang terutang berdasarkan Surat Ketetapan Pajak PBB
harus dilunasi paling lama 1 (satu) bulan sejak tanggal
diterimanya Surat Ketetapan Pajak PBB oleh Wajib Pajak.
(3) Pajak yang terutang berclasarkan Surat Tagihan Pajak PBB
han.1s dilunasi paling lama 1 (satu) bulan sejak tanggal
(',. diterimanya Surat Tagihan Pajak PBB oleh Wajib Pajak.

Pasal6

(1) Surat Tagihan Pajak, Surat Ketetapan Pajak K.urang Bayar,


serta Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan, clan
Surat Keputusan Keberatan, Surat Keputusan Pe1nbetulan, .
Putusan Banding, serta Putusan Peninjauan Ke1nbali, yang
menyebabkan jumlah pajak yang han..1s clibayar bertambah,
harus dilunasi clalam jangka waktu 1 (satu) bulan sejak
tanggal cliterbitkan.
(2) Dalam hal Wajib Pajak mengajukan keberatan atas Surat
Ketetapan Pajak Kurang Bayar atau Surat Ketetapan Pajak
Kurang Bayar Tambahan untuk Tahun Pajak 2008 clan
sesuclahnya, jangka waktu sebagaimana climaksucl pacla
ayat (1) untuk jumlah pajak yang belum clibayar pacla saat
pengajuan keberatan sebesar pajak yang ticlak clisetujui
clalam pembahasan akhir hasil pemeriksaan, tertangguh
sampai clengan 1 (satu) bulan sejak tanggal penerbitan Surat
Keputusan Keberatan.
(3) Dikecualikan dari ketentuan sebagaimana climaksucl pacla
ayat (2), untuk jumlah pajak yang tidak clisetujui clalmn basil
pembahasan akhir basil pemeriksaan baik sebagian atau
seluruhnya, namun ticlak cliajukan kebe]:atan, han..ls clilunasi
dalam jangka waktu 1 (satu) bulan sejak tanggal cliterbitkan
Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar atau Surat Ketetapan
Pajak Kurang Bayar Tambahan untuk Tahun Pajak 2008 clan
sesuclahnya.
MENTEl~! I<EUANGAN
HEPUOLII< 11\JDOI'IESIA

-9 -

(4) Dalam hal Wajib Pajak mengajukan banding atas Surat


Keputusan Keberatan sehubungan clengan Surat Ketetapan
Pajak Kurang Bayar atau Stuat Ketetapan Pajak K.urang
Bayar Tambahan untuk Tahun Pajak 2008 clan sesuclahnya,
jangka waktu sebagaimana climaksud pacla ayat (1)
tertangguh sampai clengan 1 (satu) bulan sejak tanggal
penerbitan Putusan Banding.

Pasal 7

f' . . (1) Bagi Wajib Pajak usaha kecil dan Wajib Pajak eli claerah
tertentu, jangka waktu pelunasan sebagaimana dimaksucl
dalam Pasal. 6 ayat (1) clapat cliperpanjang menjacli paling
lama 2 (dua) bulan sejak tanggal penerbitan.
(2 ) Wajib Pajak usaha kecil sebagaimana climaksud pacla
ayat (1) tercliri dari Wajib Pajak orru:g pribacli clan Wajib
Pajak bad an.
(3) W ajib Pajak orang pribacli usaha kecil sebagaimana
dimaksu,cl pacla ayat (2) harus memenuhi kriteria sebagai
berikut:
a. Wajib Pajak orang pribacli; dan
b. menerima penghasilan dari usaha, tidak term.asuk
penghasilan clari jasa sehubungan dengan pekerjaan
bebas, clengan pereclaran bruto tictak melebihi
Rp4.800.000.000,00 (empat miliar clelapan ratus juta
rupiah) dalam 1 (satu) Tahun Pajak.
(4) Wajib Pajak baclan usaha kecil sebagai1nana clin1aksucl pacla
ayat (2) harus memenuhi kriteri~ sepagai berikut:
a. Wajib Pajak badan ticlak tennasuk BUT; clan
b. menerima penghasilan clari usaha, tidak tern1asuk
penghasilan clari j asa sehubungan dengan pekerjaan
bebas, clengan peredaran bruto ticlak 1neiebihi
Rp4.800.000.000,00 (empat miliar clelapan ratus juta
rupiah) clalam 1 (satu) Tahun Pajak.
(5) Untuk mendapatkan perpanjangan jangka waktu pelunasan
sebagaimana dimaksucl pacla ayat (1) , Wajib Pajak usaha
kecil atau Wajib Pajak eli claerah tertentu harus n1engajukan
permohonan p erpanjangan jangka waktu pelunasan kepacla
Direktur Jencleral Pajak, paling lama 9 (sembilan) h ari ke1ja
sebelum tanggal jat1.-1h tempo pembayaran clengan
menggunakan surat permohonan perpanjangan jangka
waktu pelunasan.

t .
MENTEHI I<EUANGAN
F<EPUBLII< INDONESIA

- 10 -

(6) Atas permohonan Wajib Pajak sebagaimana climaksucl pacla


ayat (5), Direktur Jencleral Pajak menerbitkan keputusan
dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari ke1ja setelah tanggal
diterimanya permohonan.
(7) Keputusan sebagaimana climaksucl pacla ayat (6) clapat
berupa:
a. menyett.ljui; atau .
b. menolak permohonan Wajib Pajak.
(8) Dalam hal permohonan Wajib Pajak clisett.ljui sebagaimana
,~
dimaksucl pacla ayat (7) huruf a, Direktur Jencleral Pajak
( . n1.enerbitkan keputusan persett.ljuan perpanjangan j angka
waktu pelunasan pajak.
(9) .D a lam hal pennohonan Wajib Pajak clitolak sebagailnana
dimaksud pacla ayat (7) huruf b, Direktur Jencleral Pajak
menerbitkan keputusan penolakan perpanjangan jangka
waktu pelunasan pajak.
(10) Apabila j angka waktu 7 (tt..ljuh) hari kerja sebagai1nana
dimaksud pada ayat (6) telah terlampaui dan Direktur
Jencleral Pajak ticlak menerbitkan suatu keputusan,
permoho'nan Wajib Pajak dianggap cliterima.

Pasal 8

Ketentuan mengenai Wajib Pajak eli daerah tertentu sebagaimana


climaksucl dalam Pasal 7 ayat (1) clitetapkan oleh Direktur
r J enderal Paj a le

Pasal 9

(1) Dalam hal tanggal j atuh tempo pembayaran atau penyetoran


pajak sebagaimana climaksucl clalam Pasal 2 bertepatan
clengan hari libur, pembayaran atau penyetoran pajak clapat
dilakukan paling lambat pacla hari ke1ja berikutnya.
(2 ) Hari libur sebagaimana dirnaksud pada ayat (1) yailu hari
Sabtu, hari Minggu, hari libur nasional, hari yang cliliburkan
untuk penye'lenggaraan Pemilihan Um1..im, atau cuti bersa1na
secara nasional.

.JJ ..
~ .
MENTEr-<1 I<EUANGAN
HEPUBLI I< H'IDONESIA

- 11 -

BAB III
TATA CARAPEMBAYARAN DAN PENYETORAN PAJAK

Bagian Kesatu
Tempat dan Saran a Pembayaran dan Penyetoran Pajak

Pasal 1"0

Pembayaran clan penyetoran pajak clilakukan ke Kas Negara


m.elalu i:
a. layanan pada loket/ teller (over the counter); clan/ a tau
('. b. layan Em clengan menggunakan Sistem Elektronik lainnya,
pacla Bank Persepsi/Pos Persepsi/ Bank Devisa Persepsi/Bank
.Persepsi Mata Uang Asing.

Pasal11

(1) Pembayaran clan penyetoran pajak clilakukan clengan


n1.enggunakan SSP atau sarana aclministrasi lain yang
disamak:;m clengan SSP.
(2) Pembayaran clan penyetoran pajak sebagaimana cli1naksucl
pada ayat (1) meliputi pembayaran dan penyetoran PPh , PPN,
PPnBM, Bea Meterai, clan PBB.
(3) Sm-ana aclministr asi la in sebagaimana climaksud pada ayat (1)
d a p at berupa:
{ a. BPN a tas pembayaran dan penyetoran p ajak melalui
sistem p embayaran pajak seem-a elektronik atau clengan
datang langsung ke Bank Persepsi
b. SSPCP atas pembayaran clan pe n yetoran PPh Pasal 22
impor, PPN impor, clan PPn.BM impor serta PPN I-Iasil
Tembakau Buatan Dalam Negeri;
c. Bukti Pbk a tas p embayaran dan penyetoran pajak melalui
Peminclahbukuan; atau
d. bukti penerimaan p8jak lainnya sest.i.ai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(4) SSP atau sarana a dministrasi lain sebagaimana climaksucl
pada ayat (1) dinyatakan sah,. dalam hal telah clivaliclasi
dengan NTPN .
(5 ) Dikecualikan dari ketentuan sebagaimana climaksucl pacla
ayat (4), Bukti Pbk. dinyatakan sah clalmn hal telah
clitandatangani oleh Pejabat yang berwenang untuk
menerbitkan Bukti Pbk.

9, .
MENTE I~I I<EUANGAN
I~E.PUBL II < INDOI'JESIA

- 12-

(6 ) Pembayaran yang clilakukan oleh Wajib Pajak diakui sebagai


pelunasan kewajiban sesuai clengan tanggal bayar yang
terter a pacla BPN atau tanggal bayar berdasarkan validasi
MPN p acta . SSP atau sarana aclministrasi lain sebagaimana
dimaksucl pacla ayat (3).

Pasal12

(1) Satu formulir SSP hanya clapat cligunakan un tuk


pembayaran:
a . 1 (satu) j enis pajak,
( ' .
b. 1 (satu) Masa Pajak atau Tahun Pajak atau bagian Tahun
Pajak, clan
. c. 1 (satu) surat ketetapan pajak, Surat Tagiha n Pajak, Surat
Ketetapan Pajak PBB atau Surat Tagihan Pajak PBB,
dengan menggunakan 1 (satu) kocle akun pajak dan 1 (satu)
kocle jenis setoran.
(2) Dikecualikan clari ketentuan sebagaimana climaksud pacla
ayat (1), Wajib Pajak clengan kriteria tertentu sebagai1nana
climaksud dalam Penjelasan Pasal 3 ayat (3a) Unclang-Unclang
KUP yang clapat membayar PPh Pasal 25 untuk beberapa
Masa Pajak dalam satu SSP.
(3) K~tentuan mengenai bentuk, isi, dan tata cara pengisian
fonnulir SSP cliatur clengan Peraturan Direktur J encleral
Pajak.
r",
I

Pasal13

(1) Wajib Pajak melakukan pembayaran dan penyetoran pajak


dalam rangka impor dan PPN I-Iasil Tembakau Buata n Dalam
Negeri, term.asuk penyetoran kekurangan pembayaran pajak
atas impor selain yang clitagih clengan Surat Tagiha n Pajak
atau surat ketetapan pajak, de~1gan menggunakan fonnulir
SSPCP.
(2 ) Ketentuan mengenai ben tuk clan tata cara pen1bayar an clan
penyetoran clengan menggunakan formulir SSPCP mengikuti
ketentuan Kepabeanan clan Cukai yang berlaku.

Pasal 14

(1) Pembayaran cla n penyetoran pajak clilakukan clalam n1ata


uang Rupiah.
MENTEI~I I<EUANG/\N
REPUBLII\ INDONESIA

- 13 -

(2) Dikecualikan dari ketentuan sebagaimana clim.aksucl pada


ayat (1), bagi Wajib Pajak yang telah menclapatkan izin
menyelenggarakan pembukuan dalam Bahasa Inggris clan
mata uang Dollar Amerika Serikat melakukan p en1bayaran
PPh Pasal 25, PPh Pasal 29, clan PPh Final yang clibayar
- sendiri oleh Wajib Pajak serta surat ketapan pajak clan Surat
Tagihan Pajak yang diterbitkan dalam mata uang Dollar
Amerika Serikat, clengan menggunakan mata uang Dollar
Amerika Serikat.
(3) Termasuk dalam pengertian Wajib Pajak yang telah n1endapat
izin menyelenggarakan pembukuan dalam Bahasa Inggris dan
(
~
. . 1nata uang Dollar Amerika Serikat se bagain'lana diinaksucl
pacla ayat (2) yaitu Wajib Pajak yang menyan1paikan
pemberitahuan secma tertulis penyelenggaraan pen1bukuan
.dalam Bahasa Inggris clan mata uang Dollar Amerika Serikat
sesuai yang diatur clalam ketentt,lan peraturan perundang-
unclangan eli bidang perpajakan.
(4) Pembayaran pajak clalam mata uang Dollar Amerika Serikat
sebagaimana dimaksucl pacla ayat (2) dilakukan ke kas negara
melalui Bank Persepsi Mata Uang Asing.
(5) Wajib P~jak sebagaimana clim~ksucl pada ayat (2) dapat _,
melakukan pembayaran PPh Pasal 25, PPh Pasal 29 clan PPh
Final yang clibayar sendiri oleh Wajib Pajak clalam mata uang
Rupiah.
(6) Dalam hal pembayaran pajak dilakukan clalatn satuan n1ata
uang Rupiah sebagaimana dimaksud pada ayat (5), Wajib
Pajak harus mengkonversikan pembayaran clalam satuan
r n1ata uang Rupiah tersebut ke satuan mata uang Dollar
Am.erika Serikat clengan menggunakan kurs yang clitetapkan
clalam Keputusan Menteri Keuangan yang berlaku pada
tanggal pembayaran.
(7) Ketentuan mengenai tata cara pembayaran PPh dalmn 1nata
uang Dollar Amerika Serikat cliatur clengan Peraturan
Direktur Jencleral Pajak atau Peraturan Dil~ektur Jencleral
Perbendaharaan, baik secma bersama-satna n1aupun s ecma
sencliri-sendiri sesuai clengan kewenangannya.

Bagian Keclua
. Tata Cara Pembayaran dan Penyetoran Pajak Melalui
Sistem Pembayaran Pajak Secara Elektronik

Pasal 15

(1) Wajib Pajak yang melakukan pembayaran dan penyetoran


pajak melalui sistem pembayaran paj.a k secara elektronik
diberikan BPN.

<.f ..
MEI\ITEI~I I<EUAI\IGAN
REPUBLII< INDON ESIA

- 14-

(2) BPN sebagaimana climaksucl pacla ayat (1) berupa clokumen


bukti pembayaran yang cliberikan oleh temf)at pen1bayaran,
termasuk clokumen bukti pembayaran dalam format
elektronik atau clokumen lain yang clipersamakan clengan
BPN.
(3) Ketentu an mengenai tata cara penerapan sistem pembayaran
pajak secma elektronik cliatur clengan Peraturan Direktur
J encleral Paj ale

Bagian Ketiga
Tata Cara Pembayaran clan Penyetoran Pajak
Melal1,.li Peminclahbuk.uan

Pasal16

. (1) Dalan1 h al terjacli k.esalahan pembayaran atau penyetoran .


pajak, Wajib Pajak clapat mengajukan permohonan
Peminclahbukuan kepacla Direktur Jencleral Pajak.
(2) Peminclahbukt.lail sebagaimana dimaksucl pada ayat (1)
meliputi:
a. Peminclahbukuan karena aclanya kesalahan clalam
pengisian formulir SSP, SSPCP, baik menyangkut Wajib
Pajak sencliri maupun Wajib Pajak lain;
b. Peminclahbukua n karena adanya kesalahan clalam
r pengisian data pembayaran pajak yang clilakukan n1elalui
sistem pembayaran pajalc secma eleklronik sebagairnana
tertera dalam BPN;
c. Peminclahbuk.uan lcarena adany_a kesalahan perekarnan
atas SSP, SSPCP, yang clilakukan Bank Persepsi/Pos
Persepsi/Bank Devisa Persepsi/Bank Persepsi Mata Uang
Asing se bagaimana climaksucl dalam Pasal 1 0;
d. Peminclahbukuan karena kesalahan perekaman a tau
pengisian Bu kti Pbk oleh pegawai Direktorat J encleral
Pajak;
e. Peminclahbukuan clalam rangka pemecahan setoran pajak
clalam SSP, SSPCP, BPN, atau Bukti Pbk rnenjadi
beberapa jenis pajak atau setman b eberapa Wajib Pajak,
dan/ atau objek pajak PBB;

i .
MEI\ITEI~I I<EUAI\IGAI\I
r~EPUBLif< 11\JDONESIA

- 15-

f. Pemindahbukuan karena jumlah pembayaran pada SSP,


BPN, atau Bukti Pbk lebih besar daripada pqjak yang
terutang clalam Surat Pernberitahuan, sural ketetapan
pajak, Surat Tagihan Pajak, Surat Pemberitahuan Pajak
Terhutang, Surat Ketetapan Pajak PBB atau Surat
Tagihan Pajak PBB;
g. Pemindahbukuan karena jumlah pembayaran pada SSPCP
atau Bukti Pbk lebih besar claripacla pajak yang terutang
dalam pemberitahuan pabean im.por, dokumen cukai,
atau sural tagihan/ surat penetapan; clan
h. Pemindahbukuan karena sebab lain yang diatur oleh
(~'- Direktur Jenderal Pajak.
(3) Kesalahan dalam peng1s1an formulir SSP sebagailnana
dimaksucl pacla ayat (2) huruf a clapat berupa kesalahan
dalam. pengisian NPWP clan/ atau nama Wajib Pajak, NOP
clan/ atau letak objek pajak, kocle akun pajak clan/ a tau kocle
jenis set01an, Masa Pajak clan/ a tau Tahun Pajak, non1or
ketetapan, dan/ atau jumlah pembayaran.
(4) Kesalahan clalam pengisian formulir SSPCP sebagain1ana
dimaksucl pacla ayat (2) huruf a clapat berupa kesalahan
clalam pengisian NPWP pemilik barang eli dalan1 Daerah
Pabean, Masa Pajak clan/ a tau Tahun Pajak, a tau jun1lah.
pembayaran pajak.
(5) Kesalahan clalam pengisian data pembayaran pajak yang
tertera dalam BPN sebagaimana climaksucl pacla ayat (2)
huruf b dapat berupa kesalahan clalam pengisian NPWP
clan/ atau nama Wajib Pajak, NOP clan/ atau letak objek pajak,
kode akun pajak clan/ atau kode jenis set01an, Masa Pajak
dan/ atau Tahun Pajak, nomor ketetapan, clan/ a tau ju1nlah
pen1bayaran.
(6) Kesalahan perekaman oleh petugas Bank Persepsi/Pos
Persepsi/Bank Devisa Persepsi/Bank Persepsi Mata Uang
Asing sebagaimana climaksucl pacla ayat (2) huruf c te1jacli
apabila data yang tertera pacla lembar asli SSP, SSPCP,
berbecla clengan data pemb?-yaran yang telah clivalidasi oleh
Bank Persepsi/Pos Persepsi/Bank Devisa Persepsi/Bank
Persepsi Mata Uang Asing.
(7) Kesalahan perekaman atau pengisian Bukti Pbk oleh petugas
Direktorat Jenderal Pajak sebagaimana climaksucl pacla
ayat (2) huruf d terjacli dalam hal data yang tertera clalam
Bukti Pbk berbecla clengan permohonan Peminclahbukuan
Wajib Pajak.
(8) Pemindahbukuan atas pembayaran pqjak dengan SSP,
SSPCP, BPN, clan Bukti Pbk clapat clilakukan ke pembayaran
PPh, PPN, PPnBM, PBB, clan Bea .Meterai.

~ ..
MENTER!I<EUANGAN
!={EF>UBLII< INDOI-JESIA

- 16-

(9) Pemindahbukuan atas pembayaran pajak clengan SSP,


SSPCP, BPN, dan Bukti Pbk ticlak dapat dilakukan clalmn hal:
a. Peminclahbukuan atas SSP yang kecluclukannya
dipersamakan clengan Faktur Pajak, yang tidak clapat
clikreclitkan berclasarkan ketentuan Pasal 9 ayat (8)
Unclang-Unclang PPN;
b. Pemindahbukuan .ke pembayaran PPN atas objek pajak
yang harus dibayar sencliri oleh Wajib Pajak clengan
menggunakan SSP yang keduclukannya clipersmnakan
clengan Faktur Pajak; atau
c. Pemindahbukuan ke pelunasan Bea Meterai yang
dilakukan dengan membubuhkan tancla Bea Meterai
Lunas clengan mesin teraan meterai digital.
(10) Pemindahbukuan bagi Wajib Pajak yang n1elakukan
pembayaran clalam mata uang Dollar Amerika Serikat hanya
clapat clilakukan antar pembayf;l,ran pajak yang clilakukan
dalam mata uang Dollar Amerika Serikat se bagai1nana
dimaksucl clalam Pasal 14 ayat (2).

Pasal 17

(1) Pennohonan Pemindahbukuan sebagaimana clin1aksud clalam


Pasal 16 ayat (1) diajukan ke kantor Direktorat Jencleral Pajak
tempat pembayaran diadministrasikan menggunakan surat
permohonan Peminclah bukuan.
(2) Pennohonan Peminclahbukuan sebagaimana climaksucl pada
ayat (1) disampaikan:
a. secma langsung ke Kantor Pelayanan Pajak ten1pat
pembayaran cliaclministrasikan; atau
b. melalui pos atau jasa pengtnman clengan bukti
pengiriman surat ke Kantor Pelayanan Pajak te1npat
pembayaran cliadministrasikan.
(3) Permohonan Pemindahbukuan karena kesalahan pembayaran
atau penyetoran cliajukan oleh Wajib Pajak penyetor.
(4) Pemindahbula..mn karena kesalahan perekaman atau
pengisian Bukti Pbk, clapat clilakukan secara jabatan oleh
Pejabat yang melaksanakan Peminclahbukuan atau dilakukan
betclasarkan permohonan Wajib Pajak yang semula
mengajukan permohonan Peminclahbukuan.
(5) Permohonan Peminclahbukuan yang cliajukan atas SSP,
SSPCP, BPN, dan Bukti Pbk yang mencantun1kan NPWP clari
Wajib Pajak cabang yang telah clihapus clapat cliajukan oleh
Wajib Pajak pusat.

Sf, .
MENTERII<EUANGAI\1
r-{EPUBLII< 11\jOONESIA

- 17 -

(6 ) Permohonan Peminclahbukuan yang cliajukan atas SSP,


SSPCP, BPN, dan Bukti Pbk yang mencantuinkan NPWP clari
Wajib Pajak yang melakukan penggabungan usaha (merger)
_d iajukan oleh surviving company, entitas baru hasil merger,
atau pihak yang menerima penggabungan.
(7) Pembayaran pajak yang tercantum clalam SSP, SSPCP, BPN
atau Bukti Pbk clapat diajukan permohonan Peminclahbukuan
dalam hal pembayaran tersebut belum cliperhitungkan
dengan pajak. yang terutang clalam Surat Pemberitahuan,
Surat Tagihan Pajak clan/ atau surat ketetapan pajak, Surat
(. Pemberitahuan Pajak Terhutang, Surat Tagib.an Pajak PBB
danjatau Surat Ketetapan Pajak PBB, Pemberitahuan In1por
Barang (PIB), clokumen cukai, atau s urat tagihanj surat
penetapan.
(8) Surat permohonan Peminclahbukuan s<;:bagailnan a clilnaksucl
pada ayat (1) harus dilampiri clengan:
a. asli SSP (lembar l~e- 1) , asli SSPCP (lembar k e-1), asli Bukti
Pbk (lembar ke- 1), clokumen BPN, a tau asli bukti
pemqayaran Pajak Penghasilan Dalam Mata Uang Dollar
Amerika Serikat yang climohonkan untuk
dipinclahbukukan;
b. asli surat pcrnyataan kesalahan perekaman clari pin1pinan
Bank Persepsi/Pos Persepsi/Bank Devisa Persepsi/Bank
Persepsi Mata Uang Asing tempat pem.bayc~ran dalan1 hal
permohonan Pemindahbukuan diajukan karena kesalahan
perekaman oleh petugas Bank Perscpsi/Pos
Persepsi/Bank Devisa Persepsi/Bank Persepsi Ma ta Uang
Asing;
c. a sli pemberitahuan pabean impor, asli clokun1en cukai,
a tau asli surat tagihan/ surat pen et a pan clalmn hal
permohona n Peminclahbukuan diajukan atas SSPCP;
d . fotokopi Kartu Tanda Pend.ucluk penyetor atau pihak
penerima Peminclahbukuan, clalarn hal pern1ohonan
Pemindahbukuan yang cliajukan atas SSP, SSPCP, BPN,
atau Bukti Pbk yang ticlak mencantumkan NPWP atau
mencantumkan a n gka 0 (nol) p acla 9 (sen1bilan) digit
pertama NPWP;
e. fotokopi clokumen iclentitas pcnyetor atau clok1.nnen
iclentitas wakil baclan clalam h a l penyetor 1nelakukan
kesalahan pengisian NPWP; cl!3-n

SJ .
MENTEHI I<EUANGAN
REPUBLII< 11'-JDONESIA

- 18-

f. surat pernyataan clari Wajib Pajak yang nan1a dan


NPWP-nya tercantum clalam SSP, yang menyatakan
bahwa SSP tersebut sebenarnya bukan pembayaran pajak
untuk kepentingannya sendiri dan ticlak keberatan
dipinclahbukukan clalam hal nama dan NPWP pe1negarig
asli SSP (y.ang mengajukan pennohonan
Pemindahbukuan). tidak sama clengan nama clan NPWP
yang tercantum clalam SSP.

Pasal 18
r (1) Dalam hal permohonan Pemindahbukuan men1enuhi
ketentuan sebagaimana dimaksucl dalam Pasal 16 dan
Pasal 17, Direktur Jencleral Pajak menerbitkan Bukti Pbk.
(2) Tanggal pembayaran pajak yang berlaku clalan1 Bukti Pbk
mengacu pacla tanggal bayar yang te.rtera pada BPN atau
tanggal bayar berclasarkan valiclasi MPN pacla Surat SetOI-an. .
Pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (6) yang
tertera pacla SSP, SPPCP, atau BPN yang cliajukan
Peminclahbukuan.
(3 ) Asli SSP, SSPCP, atau Bukti Pbk"yang telah dipinclahbukukan
harus clibubuhi cap clan clitanclatangani oleh kepala kantor
Direktorat Jencleral Pajak yang melakukan Pe1ninclahbukuan.
(4) Bukti Pbk sebagaimana climaksud pada ayat (1) n1erupakan
r clasar penyesuaian atas pembayaran dan penyetoran pajak
yang clilakukan Wajib Pajak.
(5) Bentuk, isi, dan tata cara penerbitan Bukti Pbk sebagaimana
dimaksucl pacla ayat (1) cliatur- lebih lanjut oleh Direktur
J enderal Paj ale

Pasal19

Dalam hal permohonan Peminclahbukuan sebagailnana clilnaksud


clalam Pasal 16 ayat (1) tidak memenuhi ketentuan sebagai1nana
climaksucl clalam Pasal 16 clan Pasal 17, Direktur Jende ral Pajak
tidak menerbitkan Bukti Pbk clan m einberitahukan s eem-a t ertulis
kepadaWajib Pajak.
MENTERI I<EUANGAN
REPUI3LII< INDONESIA

- 19 -

BABIV
PENGANGSURAN DAN PENUNDAAN PEMBAYARAN PAjAK

Pasal 20
Wajib Pajak dapat mengajukan permohonan kepacla Direktur
Jenderal Pajak untuk me1i.gangsur atau menuncla kekurangan
pe1nbayaran pajak sebagaimana climaksucl clalam Pasal 3, pajak
yang terutang sebagaimana climaksucl clalam Pasa l 5, atau pajak
yang 1nasih harus dibayar sebagaimana climaksucl clalan1 Pasal 6
ayat (1), yang selanjutnya clisebut utang pajak, clalm11 hal Wajib
( '. Pajak mengalami kesulitan likuiclitas atau mengalami keadaan eli
luar kekuasaannya sehingga Wajib Pajak tidak mampu n1emenuhi
kewajiban pajak p acla waktunya.

Pasal 21

Permohonan Wajib Pajak sebagaimaria climaksud clalam Pasal 20 .


h arus diajukan secma tertulis menggunakan surat pennohonan
pengangsuran pembayaran pajak atau surat pennohonan
penundaan pr::mbayaran pajak paling lama 9 (se1nbilan) hari ke1ja
sebelum jatuh tempo pembayaran, clisertai clengan alasan clan
bukti yang mendukung permohonan, dan memenuhi persyaratan
sebagai berikut:
a. surat permohonan ditandatangani oleh Wajib Pajak, dan clalam
hal ditanclatangani oleh bukan Wajib Pajak harus clilmnpiri
surat kuasa sebagaimana clitentukan clalam peraturan
perundang-unclangan eli bidang perpajakan;
b. surat pennohonan n1encantt.unkan:
1. jumlah utang pajak yang pembayarannya climohonkan
untuk diangsur, masa angsuran, .c lan besarnya angsuran;
a tau
2. jum:lah utang pajak yang pembayarannya cli1nohonkan
untuk dituncla dan jangka wakt~l penundaan.
c . dalam hal Wajib Pajak mengajukan permoh onan pengangsi...lran
atau penundaan pembayaran PBB yang masih harus clibayar
sebagaimana climaksucl dalam Pasal 5, selain memenuhi
persyaratan huruf a clan b, Wajib Pajak harus ticlak n1emiliki
tunggakan PBB tahun-tahun sebelumnya cla n permohonan
dimaksud juga harus clilampiri fotokopi Sura t Pe1nberita huan
Pajak Terhutang, Surat K.e tetapan Pajak PBB, a t a u Sura t
Tagihan Pajak PBB yang climohonkan pengangsuran atau
penunclaan.

~
MEI,ITEHI J<E.UAf\JGAI\1
REPUBLII< INDONESIA

- 20-

Pasal 22

(.1) Wajib Paja k yang mengajukan perm.ohonan pengangsuran


atau penundaan pembayaran pajak harus n1en1berikan
jaminan yang dapat berupa garansi bank, suratj clokt.unen
bukti kepemilikan barang bergerak, penanggungan utang oleh
pihak ketiga, sertifikat tanah, atau sertifikat deposito.
(2) Wajib Pajak yang mengajukan permohonan pengangsuran
pem.bayaran pajak setelah melampaui batas waktu
sebagaimana dimaksucl clalam Pasal 21 harus n1emberikan
jaminan b erupa garansi bank sebesar utang pajak yang clapat
0 . dicairkan sesuai clengan jangka waktu pengangsuran.

Pasal 23

(1) Setelah mempertimbangkan alasan clan bukti penclukung


yang diajukan oleh Wajib Pajak sebagaiinana cli1naksucl dalmn
Pasal 22, Direktur Jencleral Pajak m e n e rbitkan keputusan .
dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari ke1ja setelah t a nggal
diterima permohonan.
(2) Keputusan sebagaimana dimaksud pacla ayat (1) clapat
berupa:
a . menyetujui jumlah angsuran pajak dan/ atau n1asa
angsuran atau lamanya penunclaan sesuai dengan
pennohonan Wajib Pajak;
b. menyet1..~uisebagian jumlah angsuran pajak clan/ atau
r masa angsuran atau lamanya penunclaan yang
clirri.ohonkan Wajib Pajak; atau
c. menolak permohonan Wajib Pajak.
(3) Da lam hal permohonan Wajib Pajak diset1..~ui , Direktur
Jenderal Pajak menerbitkan keputusan persett.~uan
pengangsuran pembayaran pajak atau keputusan persetujuan
pe nunclaan pembayaran pajalc
(4) Dalam h a l pennohonan Wajib Pajak . clitolak sebaga imana
climaksud pacla ayat (2) huruf c, Direktur Jencleral Pajak
menerbitkan keputusan penolakan angsuran I penunclaan
pembayaran pajak.
(5) Apabila jangka waktu 7 (t1..~uh) hari ke1ja sebagai1nana
climaksud pada ayat (1) telah terlampaui clan Direktur
Jenderal Pajak tidak menerbitkan suatu keputusan,
permohonan disetujui sesuai clengan pennohonan Wajib
Pajak, dan keputusan persetujuan pengangsuran p e1nbayman
pajak atau keputusan perset1..~uan penundaan pe1nbayaran
pajak harus cliterbitkan paling lama 5 (lima) hari ke1ja
setelah jangka waktu 7 (t1..~uh) hari ke1ja terse but berakhir.
MENTEHI I<EUANGAN
HEPUBLII< INDONES IA

- 21 -

Pasal 24

(_1) Dalam h a l permohonan Wajib Pajak untuk mengangsur atau


menunda . pem.bayaran pajak belum. cliterbitkan suatu
1ceputusan, dan kepacla Wajib Paj a k clima ksucl cliterbitkan
surat ketetapanjkeputusan/ putusan yang mengakibatkan
kelebihan pembayaran pajak clan/ atau pemberian in1balan
bunga, kelebihan pe_mbayaran pajak d a n/ atau pe1nberian
imbalan bunga tersebut terlebih clahulu harus cliperhitungkan
dengan kekurangan pembayaran pajak sebagaimana
dimaksucl dalam Pasal 3, pajak yang terutang sebagain'lana
climaksucl clalam Pasal 5, atau pajak yang 1nasih harus
dibayar sebagaimana dimaksucl clalam Pasal 6 ayat (1), sesuai
clengan ketentuan peraturan perunclang-unclangan eli biclang
perpajakan. -
(2) Dala m hal besarnya k elebihan pembayaran pajak clan/ atau
pemberian imbalan bunga ticlak mencukupi untuk 1nelunasi
utang pajak yang cliajukan pennohonan pengangsuran atau
p enundaan, jumlah utang pajak yang dipertimbangkan untuk
cliberikan keputusan pengangsuran atau keputusan
penunclaan aclalah jumlah utang pajak setelah dikurangi
dengan kelebihan pembayaran pajak dan/ atau pen1berian
imbalan bunga sebagaimana dimaksucl pacla ayat (1) .

Pasal 25

(1) Pengangsuran atas kekurangan pembayaran pajak


sebagaimana climaksucl clalam Pasal 3, pajak yang terutang
sebagaimana climaksucl dalam Pasal 5, atau pajak yang 1nasih
harus dibayar sebagaimana dimaksucl d a lam Pasa l 6 ayat (1),
clapat diberikan untuk:
a. paling lama 12 (clua belas) bulan sejak cliterbitkannya
keputusan persetujuan pengangsuran pembayaran pajak
sebagaimana dimaksucl clalam Pasal 23 ayat (3 ) atau ayat
(S) denga n angsuran paling banyak 1 (satu) kali dala m 1
(satu) bulan, untuk permohonan ~ngsuran atas utang
pajak berupa pajak yang masih harus clibayar
sebagaimana climaksud clalam Pasal 6 ayat (1);
b. paling lama 12 (clua belas) bulan sejak diterbitkannya
keputusan persetLljuan pengangsuran pembaya ran pajak
sebagaimana climaksucl clalam Pasal 23 ayat (3) atau ayat
(5) dengan angsuran paling l?anyak 1 (satu) kali clalan1 1
(satu) bulan, untuk permohonan angsuran atas utang
pajak berupa pajak yang terutang sebagain1ana dilnaksud
clalam Pasal 5; a tau

1
MENTERI I<I.:.UANGAhl
nEPUBLJI< INDONESIA

- 22-

c. paling lama sampai clengan bulan tcrakhir Tahun Pajak


berikutnya, clengan angsuran paling banyak 1 (salu} kali
dalam 1 (satu) bulan, untuk permohonan pcngangsuran
atas kekurangan pembayaran pajak bcrcla sarkan Surat
Pcmberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan s cbagai1nana
dimaksucl clalam Pasal 3.
(2) Penunclaan atas kekurangan pembayaran pajak sebagaimana
dimaksucl dalam Pasal 3 , pajak yang terutang scbagailnana
dimaksud dalam Pasal 5, atau pajak yang 1nasih harus
clibayar sebagaimana dimaksud clalam Pasal 6 ayat (1) clapat
diberika n untuk:
0 a. paling lama 12 (clua belas) bulan scjak clitcrbitkannya
keputusan persett..ljuan penunclaan pcmbayaran
pajak sebagaimana clima ksucl dalam Pasal 23 ayat (3) atau
ayat (5), untuk permohonan penunclaan atas utang pajak
berupa pajak yang masih harus clibayar sebagaimana
dimaksucl clalam Pasal 6 ayat ( 1);
b. paling lama 12 (clua belas) bulan sejak cliterbitkannya
keputusan persett. ljuan
. penunclaan pembayaran
pajak sebagaimana climaksucl clalam Pasal 23 ayat (3)
atau ayat (5), untuk permoh.onan penunclaan atas utang
pajak berupa pajak yang terutang sebagairnana clhnaksucl
dalam Pasal 5; atau
c. paling lama s ~nnpai clengan bulan terakhir T'ahun Pajak
berikutnya, untuk permohonan penundaan atas
kekurangan pembayaran pajak berclasarkan Surat
Pemberitahuan Tahunan . Pajak Penghasilan
se bagaimana climaksucl dalam Pasal 3.

Pasal 26

( 1) Besarnya pembayaran angsuran atas utang pajak


sebagaimana climaksud clalam Pasal 25 ayat (1) ditetapkan
dalan1 jumlah yang sama besar untuk setiap angsuran.
(2) Besarnya pelunasan atas penunciaan utang pajak
sebagaimana climaksucl clalam Pasal 25 ayat (2) ditctapkan
sejumlah utang pajak yang cliluncla pelunasannya.
(3) Sanksi aclministrasi berupa bunga yang timbul akibat
angsuran sebagaimana dimaksucl pacla ayat (1) atau
penundaan sebagaimana climaksud pacla ayat (2) clihitung
berclasarkan salclo utang pajak.
(4) Sanksi aclministrasi berupa bunga sebagaimana cli1naksud
pada ayat (3) clitagih dengan menerbitkan Surat Tagib.an
Pajak pacla setiap tanggal jatuh tempo angsuran, jatuh te1npo
penundaan, atau pada tanggal pembayaran.

., ..
MENTl~l~l I<.EUANGAN
REPUDLII< INDONESIA

- 23-

(5) Bunga sebagaimana climaksucl pacla ayat (3) ticlak dikenakan


terhaclap angsuran atau penunclaan atas pe1nbayaran Surat
Tagihan Pajak

Pasal 27

(1) Dalam hal permohonan Wajib Pajak untuk mengangsur atau


n1.enunda pembayaran pajak sudah diterbitkan suatu
ker)utusan, clan kepacla Wajib Pajak dimaksud diterbitkan
surat ketetapan/keputusan}putusan yang 111engakibatkan
kelebihan pembayaran pajak dan/ atau pe1nberian im.balan
r . bunga, kelebihan pembayaran pajak clan/ a tau pemberian
imbalan bunga tersebut terlebih dahulu harus cliperhitungkan
dengan sisa utang pajak yang belum cliangsur atau yang
. ditui1da pembayarannya sesuai denga n ketentuan peraturan
perunclang-undangan eli biclang perpajakan.
(2) Dalam hal besarnya kelebihan lJ embayaran pajak clan / atau.
p emberian imbalan bunga sebagaimana dimaksud pacla
ayat.(l) lebih kecil d aripada utang pajak yang b elum cliangsur,
b esarnya angsuran dari sisa utang pajak clitetapkan kembali
dengan ketentuan:
a. jumlah pokok clan bunga setiap angsuran ticlak lebih clari
jumlah setiap angsuran yang telah disetujui; dan
b. masa angsuran paling lama sama dengan sisa n1asa
angsuran yang telah clisepakati.
r
(3) Penetapan kembali b esarnya angsuran dan/ atau 111asa
angsuran sebagaimana dimaksucl pada ayat (2) clilakukan
clengan proseclur:
a . Kepala Kantor Pelayanan Pajak. men1beritahukan secrua
tertulis kepada Wajib Pajak tentang perubahan salclo
utang pajak serta permintaan usulan perubahan
angsuran;
b. Wajib Pajak harus menyampaikan secant tertulis usula n
p erubahan angsuran paling lama 5 (lima) hari kerj a sejak
tanggal diterima surat pemberitahua n;
c . Kepala Kantor Pelayanan Pajak menerbitkan k eputusan
. pe r se t1.1juan
. angsuran penibayruan pajak yang Juga
berfungsi sebagai pembatalan keputusan perset1.1juan
.
a ngsuran pembayara n pajak sebelumnya berdasarkan
surat u sulan yang disampaika n oleh Wajib Pajak paling
la ma 5 (lima ) hari ketja sejak tanggal surat usulan
diterima .
MENTERII<EUANGAN
HEPUBLII< INDOhiESIA

- 24-

(4) Dalam hal sampai clengan batas waktu sebagaimana


dim.aksucl pacla ayat (3) huruf b Kepala Kantor Pelayanan
Pajak tidak menerima usulan perubahan angsuran clari Wajib
Pajak, Kepala Kantor Pelayanan Pajak menerbitkan
keputusan persetujuan angsuran pembayaran pajak dengan:
a. nilai angsuran acl~lah sebesar sisa utang pajak dibagi
dengan sisa masa ~ngsuran; clan
b. mas a angsuran adalah sis a mas a angsuran yang telah
clisetujui sebelumnya.
(5) Keputusan persett. ljuan
. angsuran pe1nbayaran pajak
~
I
sebagaimana climaksud pacla ayat (4) berfungsi sebagai
pembatalan atas keputusan persett.ljuan angsuran
pembayaran pajak sebelumnya.
(6) Dalam hal besarnya kelebihan pembayaran pajak clan/ atau
pemberian imbalan bunga ticlak menct1kupi untuk melunasi
utang pajak yang clituncla, wajib Pajak tetap berhak melunasi
sisa utang pajak terse but paling lama sesuai clengan jangka
waktu penundaan.

Pasal 28

(1) Dalam hal Wajib Pajak mengajukan keberatan atas suatu


st.i.rat ketetapan pajak untuk Masa Pajak, Bagian Tahun
pajak, atau Tahun Pajak 2008 clan sesuclahnya yang
pelunasannya telah memperoleh . persetujuan untuk cliangsur
atau clituncla, Wajib Pajak wajib melunasi seluruh pajak yang
masil1. harus dibayar yang telah disett.ljui clalam pembahasan
akhir hasil pemeriksaan, sebelum keberatan cliajukan.
(2) Pengajuan keberatan sebagaimana climaksud pacta ayat (1)
mengakibatkan keputusan persetujuan angsuran
peml:myaran pajak atau keputusan persett.ljuan l:)enunclaan
pembayaran pajak sebagaimana climaksud clalam Pasal 23
ayat (3) dan ayat (5) menjadi tidal<: berlaku.
(3) Dalam hal Wajib Pajak mengajukan keberatan atas suatu
surat ketetapan pajak untuk Masa Pajak, Bagian Tahun
Pajak, atau Tahun Pajak 2007 clan sebelumnya, yang
pelunasannya telah memperoleh persett.ljuan untuk
mengangsur atau menuncla, persett.ljuan untuk n1engangsur
atau menunda pembayaran utang pajak tersebut tetap
berlaku dan Wajib Pajak wajib melunasi sesuai dengan jaclwal
waktu yangtelah clitetapkan.
MENTERI I<EUANGAN
REPUBLII< II"DONESIA

- 25-

(4) Dalam hal Wajib Pajak mengajukan keberatan, pengurangan,


pembetulan, banding, . atau penmJauan kembali atas
ketetapan atau keputusan terkait utang pajal{ PBB yang
pelunasannya telah memperoleh persetujuan untuk
mengangsur atau menuncla, persetujuan untuk mengangsur
atau menuncla pembayaran utang pajak tersebut tetap
berlaku clan Wajib Pajak wajib melunasi sesuai clengan jadwal
waktu yang telah ditetapkan.

Pasal 29
(
(1) Dalam hal terhaclap uta ng pajak yang tercantum clalam surat
ketetapan pajak untuk Masa Pajak, Bagian Tahun Pajak, atau
Tahun Pajak 2007 clan sebelumnya yang telah 1nenclapat
persetujuan untuk diangsur pem.bayarannya diterbitkan
Surat Keputusan Pembetulan, Surat Keputusan Keberatan,
Putusan Banding, atau Putusari Peninjauan Kembali yang .
tnenerima sebagian, besarnya angsuran clari sisa utang pajak
ditetapkan kembali clengan ketentuan:
a. jumlah pokok clan bunga setiap angsuran tidak lebih clari
jurnlah setiap angsuran yang telah cliseh.l jui; clan
b. masa angsuran paling lama sama dengan sisa masa
angsuran yang telah clisetujui.
(2) Dalam hal terhaclap utang pajak yang tercantum clalam surat
ketetapan pajak untuk Masa Pajak, Bagian Tahun Pajak, atau
Tahun Pajak 2008 clan sesudahnya yang tela h 111.enclap at
persetujuan untuk cliangsur pembayarannya cliterbitkan
Surat Keputusan Pembetulan atau Putusan Peninjauan
Kembali yang menerima sebagiEm, besarnya angsuran dari
sisa utang pajak clitetapkan kembali dengan ketentuan:
a. jumlah pokok dan bunga setiap angsuran tidak lebih dari
jumlah setiap angsuran yang telah cliset1.ljui; dan
b. mas a angsuran paling lama sama dengan sis a rnasa
angsuran yang telah cliset1.ljui.
(3 ) Dalam hal terhaclap utang pajak PBB yang tela h n1enclapat
perset1.ljuan untuk cliangsur -pembayarannya diterbitkan
suatu keputusan atau putusan yang n1.enyebabkan utang
pajak PBB menjacli lebih besar atau lebih kecil, besarnya
angsuran clari sisa utang pajak clitetapkan ke1nbali dengan
ketentuan:
a. jumlah pok~k clan clencla aclministrasi setiap angsur an
clisesuaikan; dan

~
MENTERI I<EUANGAN
REPUL1UI< INDONESIA

- 26-

b. masa angsuran paling lama sama clengan s1sa masa


angsuran yang telah disetujui.
(4) Dalam hal terhadap utang pajak yang tercantum dalam surat
1{.etetapan iJajak untuk Masa Pajak, Bagian Tahun Pajak, atau
Tahun Pajak 2007 clan sebelumnya yang telah n1.enclapat
persetujuan untuk clituncla pembayarannya cliterbitkan Surat
Keputusan Pembetulan, Surat Keputusan Keberatan, Putusan
Banding, atau Putusan Peninjauan Kembali yang 1nenerima
sebagian, Wajib Pajak tetap wajib melunasi utang pajak
tersebut sesuai clengan jangka waktu penunclaan .
(5) Dalam. hal terhadap utang pajak yang tercantum clalmn surat
ketetapan pajak untuk Masa Pajak, Bagian Tahun Pajak, atau
Tahun Pajak 2008 clan sesuclahnya yang telah menclapat
perset1..1juan untuk clitunda pembayarannya cliterbitkan Surat
Keputusan Pembetulan atau Putusan Peninjauan Ke1nbali
yang menerima sebagian, Wajib pajak tetap wajib n1elunasi
utang pajak tersebut sesuai dengan jangka waktu .
penundaan.
(6) Dalam hal terhaclap utang pajak PBB yang telah mendapat
perset1..1ji.1an untuk clitunda pembayarannya cliterbitkan suatu
keputusan atau putusan yang menyebabkan utang pajak PBB
menjacli lebih besar atau lebih kecil, Wajib Pajak tetap wajib
m:elunasi utang pajak PBB tersebut sesum dengan jangka
waktu penunclaan.

~- Pasal30
(1) Dalam hal Wajib Pajak clisetujui untuk mengangsur atau
menuncla pembayaran sebagaimana climaksucl dalam Pasal 23
ayat (2) huruf a dan huruf b dan persetujuan yang cliberikan
tersebut ticlak berkaitan dengan Sutat Tagihan Pajak, SPPT,
clan STP PBB, Wajib Pajak clikenai sanksi achninistrasi berupa
bunga sebesar 2% (dua persen) per bulan sebagailnana
dimaksud clalam Pasal 19 ayat (2) Undm~g-Unclang KUP, yang
clihitung sejak jatuh tempo pembayaran sampai clengan
pembayaran angsuranjpelunasan, dengan ketentuan bagian
dari bulan dihitung penuh 1 (satu) bulan.

f, ...
MENTEHI I<EUANGAN
REPUBLII< 11\lDONESIA

- 27-

(2) Dalam hal Wajib Pajak clisett.:Ljui untuk mengangsur atau


menunda pembayaran sebagaimana climaksud dalan1 Pasal 23
ayat (2) huruf a clan huruf b clan persett.:tjuan yang cljberikan
tersebut berkaitan clengan SPPT clan STP PBB, Wajib Pajak
dikenai clencla aclministrasi sebesar 2% (dua persen) sebulai.1
sebagaimana climaksud clalam Pasal 11 ayat (3) Undang-
Unclang PBB yang dihitung clari saat jatuh ten1po sampai
clengan hari pembayaian untuk jangka waktu paling lama 24
(dua puluh empat) bulan.

0 B~V

KETENTUAN LAIN-LAIN

. Pasal 31

(1) Data pembayaran dan penyetoran pajak cliadminis tras ikan


sebagai penerimaan pajak dalam Modul- Penerimaan Negara.
(2) Atas data penerimaan pajak sebagaimana climaksud pada
ayat (1), Direktur Jenderal Pajak dapat melakukan
penyesuaian berclasarkan suatu clokumen su1nber
penyesuamn.
(3) Termasuk penyesuaian sebagaimana climaksucl pacla ayat (2)
antara lain berupa:
a. Peminclahbukuan atas SSP, SSPCP, BPN atE~u Bukti Pbk;
b. pengembalian kelebihan pembayaran pajak; dan
c. koreksi lain atas p enerimaan pajak.
(4) Data penerimaan paj a k yang telah clilakukan p enyesuaian
oleh Direktur Jencl eral Pajak sebagaimana climaks ucl pada
ayat (2 ) merupakan sumber data bagi Direktorat Jenderal
Pajak clalam p engawasan pemenuhan kewajiban p e1nbayaran
clan p enyetoran paja k Wajib Pajak.

Pasal32
( 1) Dokumen berupa:
a. s ura t p ermohonan p erpanjangan jangka waktu pelunasan
sebagaimana dimaksucl dalam Pasal 7 ayat (5 );
b. keputusan p ersetujua n perpanjangan jangka waktu
pelunasan pajak sebagain1ana climaksucl cla lan1 Pasal 7
ayat (8 ); dan

~ ...
MENTEf~l I<EUANGAN
REPUOLII< INDOI\IESIA

- 28-

c. keputusan penolakan perpanjangan jang)<:a waktu


pelunasan pajak sebagaimana climaksucl clalan1 Pasal 7
ayat (9),
clibuat clengan menggunakan contoh format sebagain1an,a
tercantum clalam Lampiran I yang merupakan bagian ticlak
terpisahkan clari Peraturan Menteri ini.
(2) Dokumen berupa:
a. surat permohonan pemindahbukuan se bagaimana
dimaksud dalam Pasal 17 ayat (1);
b. surat pernyataan kesalahan perekaman sebagaimana
dimaksucl dalam Pasal 17 ayat (8) huruf b; clan
c. bukti Pbk s ebagaimana dimaksucl dalam Pasal 18 ayat (1),
clibuat dengan menggunakan contoh fonnat sebagailnana
tercantum dalam Lampiran II yang merupakan bagian tidak
terpisahkan clari Peraturan Menteri ini.
(3) Dokumen berupa:
a. surat pennohonan pengangsuran pembayaran pajak
se bagaimana climaksucl dalam Pasal 21;
b. surat pennohonan penundaan pembayaran pajak
sebagaimana climaksucl clalam Pasal 21;
c . keputusan persett..ljuan pengangsuran pembayaran pajak
sebagaimana climaksucl clalam Pasal 23 ayat (3) dan Pasal
23 ayat (5);
d. keputusan persetujuan penunclaan pem)Jayaran pajak
sebagaiinana dimaksucl clalam Pasal 23 ayat (3) clan pasal
23 ayat (5); clan
e. surat penolakan angsuranjpenunclaan pembayaran pajak
sebagaimana climaksucl clalam Pasal 23 ayat (l),
dibuat clengan menggunakan contoh format sebagain1ana
tercai1tum. dalam Lampiran III yang merupakan bagian tidak
terpisahkan clari Peraturan Menteri ini.

BAB VI
KETENTUAN PERALII-IAN

. Pasal 33

Dengan berlakunya Peraturan Menteri ini, atas perintah Kuasa


Bendahara Umum Negara terhadap salclo penerimaan PBB pacla:
a. Bank/Pas Persepsi clan Bank/Pas Persepsi Elektronik; clan

~ .
MENTERI I<EUANGAN
HEPUBLII< INDOI'JESIA

- 29-

b. Bank Operasional III,


clilimpahkan k e kas negara paling lama 1 (satu) bulan sejak
15erlakunya Peraturan Menteri ini.

BAB VII
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 34

Pada saat Pera turan Menteri in i mulai berlaku:


r . 1. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 88/KMK.04/ 1991 tentang
Tata Cara Pembayaran Pajak Melalui Pemindahbukuan;
2. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 187/PMK.03/2007 tenta n g
J'angka Wa ktu Pelunasan Surat Tagihan Pajak, Sur at Ketetapan
Pajak Kurang Bayar, dan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar
Tamba han, serta Surat Keputusan Pembetulan, Surat
Keputusan Keberatan, Putusan Bariding, clan Putusan
Peninjauan Kembali, yang Menyebabkan Jumlah Pajak yang
H an..1s Dibayar Bertambah Bagi Wajib Paj ak Usaha Kecil clan
Wajib Pajak eli Daerah Tertentu;
3. Peratura n Menteri Keu angan Nomor 167/PMK.03/2007 ten tang
Penunjukan Temp at clan Tata Cara Pembayaran Pajak Bumi
dan Bangunan;
4. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 184/PMK.03/2 007 tentang
Penentuan Tanggal Jatuh Tempo Pembayaran clan Penyetoran
Pajak, Penentuan Te mpa t Pemhayaran Pajak, dan Tata Car a
Pembayaran Pajak, Penyetoran clan Pelaporan Paj ak, ser ta Tata
Cara Pengangsuran clan Penundaan Pembayaran Pajak;
5. Peraturan Menteri Keuangan Nomor ~O/PMK.03/2010 tentang
Peruba han a tas Per aturan Menteri Keuangan Non1or
184/ P MK.03/2007 tentang Penentuan Tanggal Jatuh Tempo
Pembayaran clan Pen yetoran Pajak, Penentuan Tempat
Pembayaran Pajak, clan Tata Cara Pembayaran Pajak,
Penyetoran clan Pelaporan Pajak, s~rta Tata Cara Pengangsuran
dan Penuncl a~n Pembayaran Pajak; dan
6. Ketentuan mengenai penggunaan Surat Set01a n Pajak P B B
untuk pembayaran PBB Migas clan PBB Panas Bu1ni
sebagaimana diatur clalam Pasal 23 ayat (5) Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 76 /PMK.03 / 201 3 tentang Penat ausahaan
Pajak Bumi clan Bangunan Sektor Pe r tambangan Untuk
Pertambaugan Minyak Bumi, Gas Bumi, clan Panas B1..uni,
dicabut clan dinyatakan tida k berlak u:
MENTER! I<EUANGAN
REPUBLII( INDONESIA
- 30 -

Pasal 35

Peraturan Menteri ini mulai berlaku pacla t anggal cliunclangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pe n gunda n gan


Peraturan Menteri ini clengan penempatannya clalam Berila Negara
Republik Indonesia .

Ditetapkan eli Jakarta


paclatanggal 24 Desember 2014
r .
MENTEl~! KEUANGAN REPUBLlK INDONESIA,

ttcl.

BAMBANG P. S . BRODJONEGORO

Diundangkan eli Jakarta


Padatanggal 24 Desember 2014

MENTER! 1-l UKUM DAN HAK ASASI MAN USIA


REPUBLIK INDONESIA,

ttcl .

YASONNA H. LAOLY

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAI-IUN 2014 NOMOR 1973

Salinan sesuai clengan aslinya


KEPALA BIRO UMUM .
u.b.
KEPALA BAGIAN T.U. KEME~TEHIAN

1/t;-- .II

~
J
GIARTO
NIP 19 sfo4 20 198402 1901
LAMPIRAN I
PERATURAN MENTtml IOWI\NGI\N IH!:l'UBLII< INDONESIA
NOM OR I I
2 4 2 p MK 0 3 2 0 1 L~
TENT/\ NO
TAT/\ Ci\RA P!l:MBAYARAN DAN PENYIJ:TORAN PAJAK

MENTERI I<EUAI'JGAN
REPUBLII'\ INDON ESIA

A. CONTOH FORMAT SURAi' PERMOI-IONAN PERPANJANGAN JANGKA WAKTU


PELUNASAN PEMBAYARAN PAJAK BAGI WAJIB PAJAK USAI-IA KECIL/WAJIB
PAJAK DI DAERAI-I TERTENTU :

Non1or. ........ .... ... ........ ..... ... ......... ..... ... .. .... . ( 1) ..... . ..... . .... ....... . .. (2)
Lam.p iran: . ..... ....... . .................. : ...................... (3)
Hal Permohonan Perpanjangan Jangka .Waktu
. Peh.u ?-asan Pembayaran Pajak b agi Wajib Pajak
Usaha Kecil/Wajib Pajak eli daerah tertentu*)

Yth. Direkt1...1r J e nderal Pajak


('- u .b . Kepala KPP .... .......... ... ... .. .. .......... ..
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (4)

Yan g b ert ancla tangan eli bawah ini:


Nama .............. ... (5)
NPWP . .... .... ... . .. ...... ..... . ... . ............ .. . ... . .... (6)
Jabatan .......... . ............................ .. ... . .. ... : ... (7)
Almnat .................. ...... ... .... ....... .... .... .. .. ..... (8)
N mnor Te lepon ............... . ........... ...... ..... . .. ............. (9)
Bertinclak selaku D Wajib Pajak

D Wakil 0 Kuasa

clari Wajib Pajak


N mna : ............ .. .... ................. ~ .. .. .. . .. . .. .. .. . . (1 0)
NPWP : ................. .. ... .......... .. :................... (11)
Alan1at : . ...... ... ........ .. .......... ... .. ...... ......... .... (1 2)

Me n yat akan n1asih mempunyai Utang Pajak berclasarkan:


D STP D SK Pembetulan D Putusm~ Peninjauan Ken1bali

D s_KPKB D sr( Keberatan

D S KPKBT 0 Putusan Banding

-sebagai be rikut:

Jumlah Pajak Yang


Jenis MasajTahun Nom.or Ketetapan.j Tanggal
Masih 1-Iarus Dibaya.r
Pajalc Pajak KeputusanjPutusan Jatuh Tempo
(Rp)

(1 3 ) (14) (15) (16) (17)


MENTEHIKEUANGAN
REPUBLII< INDONESIA

-2-

Terhadap Utang Pajak tersebut, saya mengajukan permohonan perpanjangan


jangka waktu pelunasan sebesar Rp ................ (18) sampai clengan tanggal
.............. . ... (19)

De1nikian s'urat r>ermohonan kami sampaikan untuk clapat dipertimbangkan.

Wajib Pajak/Wakil/Kuasa*)

('

.......... .. ...................... (20)

Keterangan:
*) co ret/ hapus yang tidak sesuai
1. Beri tanda X pada Oyang.sesuai.
2. D alan~ h a l surat r)ennohonan clitandatangani c:ileh kuasa harus clilan~piri sural
kuas a khusus.

,.-...
(

f .
MENTEHI I<EUANGAN
HEPUBLII< INDONESIA

-3-

PETUNJUK PENGISIAN $URAT PERMOHONAN


PERPANJANGAN JANGKA WAKTU PELUNASAN PEMBAYARAN PAJAK
BAGI WAJIB PAJAK USAI-IA J<:ECIL/WAJIB PAJAK DI DAERAH TERT~NTU*)

Non1or (1) Diisi sesuai clengan penomoran surat Wajib Pajak, jika a da.
Non1or (2) Diisi dengan nama kota clan tanggal surat pennohonan
ditandatangani.
Nomor (3) Diisi dengan jumlah lampira n yang disertakan dalam surat
permohonan Wajib Pajak.
(' Non1or (4) Diisi clenga n n ama clan alamat Kantor Pelayanan Pajak te1npat
Wajib Pajak terclaftar clan/ atau tempat Pengusaha Kena Pajak
dikukuhka n.
Non1or (5) Diisi clengan nama Wajib Paj akfwakil/ kuasa yang
mena nda t a ngani surat permohonan perpanjangan jangka waktu
pelunasan pembayaran pajak bagi Wajib Pajak usaha
kecil/Wajib Pajak eli claerah tertentu.
Pengertia n wakil adala h sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32
Undang-Unclang KUP.
Dalam hal penanclata ngan aclalah kuasa, pemohon harus
m elampirkan Surat Kuasa sesuai ketentuan Unclang-Undang
KUP.
N01nor (6) Diisi dengan Nomor Pokok Wajib Pajak Wajib Pajak jwakil/kuasa
yang m enanclatangani surat permohonan perpanjangan jangka
f'
waktu pelunasan pembayaran paj ak bagi Wajib Pajak usaha
kecil.
Non1or (7 ) Diis i clengan jabatan wakil/kuasa yang menandatangani surat
permohonan perpanjangan jangka waktu pelunasan pen1bayaran
pajak b agi Wajib Pajak usa h a kecil /Wajib Pajak eli daerah
tertentu.
D ala m h al permohonan cliajukan oleh Wajib.Pajak orang pribadi,
Nomor (7) tidak perlu diisi.
Non1or. (8) Diisi clengan alamat Wajib Pajak/wakil/kuasa yang
me~-iandatangarii surat permohonan perpanjangan jangka waktu
p elunasan pembayaran pajak bagi Wajib Pajak usaha
kecil/Wajib Pajak eli claer ah tertentu.
N01nor (9) Diisi clengan nomor telepon Wajib Pajakfwakil/kuasa yang
1nenandatangani sural permohonan perpanjangan jangka waktu
p elunasan p emb ayaran pajak bagi Wajib Pajak usaha
k ecil/Wajib Pajak eli claerah terten tu.

j .
MENTER! I<EUANGAN
REPUBLII< INDONESIA

-4-

Non1or (10) Diisi dengan nama Wajib Pajak dalam hal yang menanclatangani
.sural permohonan perpanjangan jangka waktu . pelunasan
pembayar an pajak bagi Wajib Pajak usaha kecil/Waj ib Pajak eli
daerah tertentu adalah wakil atau kuasa clari Waj ib Pajak.
N01nor (11) Diisi clengan Nomor Pokok Wajib Pajak Wajib Pajak clalam hal
yang men a nda tangani sural permohonan perpanjangan jangka
waktu pelunasan p embayaran pajak b agi Wajib Pajak usa ha
keciljWajib Pajak eli daer ah tertentu aclalah wakil atau kuasa
clari Wajib Pajak.
r~ on1or (12) Diisi clengan alamat Wajib Pajak dalam hal yang
n1en anclatangani sural permohonan perpanjanga n jangka waktu
pelunasan 1':lembayaran pajak bagi Wajib Pajak usah a
kecil/Wajib Pajak eli daer ah tertentu aclalah wakil atau kuasa
clari Wajib Pajak.
Non1or (13) Diisi clenga n j enis pajak (contoh : Pajak . Penghasilan Baclan,
Pajak Per tamb ah an Nilai, Pajak Penghasilan Pasal 21 ). .
N01nor (14) Diisi dengan Masa Pajak atau Tahun Pajak.
Non1or (15) Diisi clengan Nomor Ketetapan / Keputusan/Putusan yan g
cliajukm).. permohonan a ngsuranjpei.1undaan pembayaran pajak
a tau cliisi clengan "PPh Pasal 29" dalam hal p e rmohonan
perpanjanga n j angka waktu pelunasan pembayaran pajak
diajukan atas SPT Tahuna n PPh.
r Non1or (1 6 ) Diisi dengan jumlah pajak yang masih harus clibayar
r
b e rdasarkan Ketetapan/Keputusan/Putusan.
Non1or (17) Diisi dengan tanggal jatuh tempo pe1nbayaran
Ketetapan/Keputusan/Putusan yang diajukan permohonan
perpanjangan jangka waktu pelun asan . pembayaran pajak bagi
Wajib Pajak usaha kecil.
N01nor (18) Diisi cle1i.gan jumla h pajak yang climohon un tuk cliperpanjang
j m1gka waktu pelunasannya.
Nomor (1 9 ) Diisi dengan j angka waktu yang climohon untuk cliperpanjang
jangka waktu p~lunasannya .
~01nor (20) Diis i clen gan n ama clan tancla tangan pemohon se bagaimana
tercantum clalam Nomor (5).
Coretjhapus yan g ticlak sesuai

!ij '
MENTEHI I<EUANGAN
REPUBLII< INDONESIA

-5-
B. CONTOH FORMAT KEPUTUSAN PERSETUJUAN PERPANJANGAN JANGKA
WAKTU PELUNASAN PAJAK BAGI WAJIB PAJAK USAHA KECIL/WAJIB PAJAK
DI DAERAH TERTENTU :

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK


NOMOR KEP- .... .. ................ .. .. (1)

TENTANG
'\ . .
PERSETUJUAN PERPANJANGAN JANGKA WAKTU
PELUNASAN PAJAK BAGI WAJIB PAJAK USAHA KECIL/
WAJ!"B PAJAK DI DAERAI-1 TERTENTU*)

DIREKTUR JENDERAL PAJAK,

Menin1bang a. bahwa berclasarkan surat Wajib Pajak atas natna ................ (2)
nomor .. ........ .. .. (3) tanggal ............ (Ll) yang cliteri1na oleb.
............. (5) tanggal .. .. .......... (6) berclasa rkan lembar pengawasan
arus dokumen nomor ...... : .. ... (7) tanggal ........... (8) ten tang
pennohonan, perpa nj r?.ngan jangka waktu pelunasan pajak bagi
Wajib Pajak Usaha Kecil/Wajib Pajak eli claerah tertentu*);
b. bahwa berdasarkan laporan penelitian perpa njanga n jangka
waktu pelunasan pajak bagi Wajib Pajak Usaha Kedl /Wajib
Pajak eli claerah tertentu*) nomor ...... ....... (9) tanggal ............ ( 1 0);
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana climaksud clalam
huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Keputusan Direktur
Jendera l Pajak t entang Persett..ljuan PeriJanjangan Jangka Waktu
Pelunas ~n Pajak Bagi Waj ib Pajak Usaha Kecil/Wajib Pajak eli
da erah tertentu*);
Mengingat 1. Undang-Unclang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum
dan Tata Cara Perpajakan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tah'Lm. 1983 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara R.epublik
Indonesia Nomor 3262) sebagaimana t ela b beberapa kali cliubah
terakhir clengan Unclang-Unclang Nomor 16 Tahun 2009
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2 009 Non1or 62,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4999);

SJ :'
MENTER! I<EUANGAN
REPUBLII< IN[)ONESIA

-6 -

2. Peraturan Pemerintah Nomor 7.::1. Tahun 2011 ten tang Tata Cara
Pelaksanaan 1-Iak d an Pemenuhan Kewajiban Perpajakan
(Len1baran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 162,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5268);
3. Peraturan Menteri Keua1~gan Nomor /PMK.03/ ten tang
Tata Cara Pembayaran dan Penyetoran Pajak;

MEMUTUSKAN:

Menetapkan KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK TENTANG


r. PERSETUJUAN PERPANJANGAN JANGKA WAKTU PELUNASAN
PAJAK BAGI WAJIB PAJAK USAI-IA. KECIL/WAJIB PAJAK DI
DAERAI-1 TERTENTU*).

PERTAMA Menyetujui m emberika n persetujuan kepacla:


Wajib Pajak .. .......... ............... {11)
NPWP ..... ... ..... ... . .'... ..... .-(12)
Alan1at .. ........................ . (13).
untuk memperpanjang jangka waktu pelunasan paj a k berclasarkan
.............. (14) Nomor .............. (1 5) Masa/Tahun*) Pajak
............ ... (16) yang jatuh tempo pacla tanggal .............. (17) sebesar
Rp ............... (18) clengan ketentuan bahwa jatuh ten1po pembayaran
pajak clitt:1nda sampai clengan tanggal ........... (19).

r KEDUA Keputusan Direktur Jenderal 1111 mulai berlaku p acla tanggal


ditetapkan.
Ditetapkan eli ........ ..... ...... (2 0)
pad a tanggal . .. .. .. .. .. .. . .. .. .. (21) .

a.n. DIREKTUR JENDERAL PAJAK


.. :.... .... ... ............ .............. . (22)

NIP ..... ... ... ~ ..................... . . (2 3)


MENTER! I<EUANGAN
REPUBLII< INDONESIA

-7-
PETUNJUK PENGISIAN SURAT KEPUTUSAN PERSETUJUAN
PERPANJANGAN JANGKA WAKTU PELUNASAN PAJAK
BAGI WAJIB PAJAK USAI-IA KECIL/WAJIB PAJAK DI DAERAI-1 TEH)'ENTU*)

Nornor (1) Diisi dengan nomor keputusan.


Non1or (2) Diisi dengan nama Wajib Pajak yang tnengajukan surat
permohonan perpanjangan jangka waktu pelunasan pajak bagi
Wcijib Pajak usaha kecil/Wajib Pajak di claerah. tertentu.
N01nor (3) Diisi clengan nomor surat permoh.onan perpanjangan jangka
waktu pelunasan pajak bagi Wajib Pajak usaha kecil/Wajib
r Pajak di claerah tertentu.
N01nor (4) Diisi dengan tanggal surat permohonan perpanj angan j angka
wa_k tu pelunasan pajak bagi Wajib Pajak usaha kecil/Wajib
Pajak eli daerah tertentu.
N01nor (5) Diisi dengan nama Kantor Pelayanan Pajak yang n1.enerima
surat pennohonan perpanjangan jangka waktu pelunasan pajak
bagi Wajib Pajak usaha kecil.
Nomor (6) Diisi dengan tanggal surat Wajib Pajak cliterima eli Kantor
Pelayanan rajak.
Non1or (7) Diisi dengan nomor lembar pengawasan arus clokumen.
Non1or (8) Diisi dengan tanggallembar pengawasan arus clokumen.
Nomor (9) Diisi dengan nomor laporan penelitian perpat1jangan jangka
waktu pelunasan pajak bagi Wajib Pajak usaha kecil/Wajib
Pajak eli claerah tertentu.
N01nor (10) Diisi dengan tanggal laporan penelitian perpanjangan jangka
waktu pelunasan pajak bagi Wajib Pajak usah.a kecil/Wajib
Pajak eli daerah terten tu.
N01nor ( 11) Diisi clengan nama Wajib Pajak.
N01nor (12) Diisi dengan Nomor Pokok W_ajib Pajak Wajib Paj a k.
Non1.or ( 13) Diisi clengan alamat Wajib Pajak.
N01nor (14) piisi dengan STP, SKPKB, SKPKBT, . SK Petnbetulan,
SK Keberatan, Putusan Banding, atau Putusa n Peninjauan
Kembali yang cliajukan permohonan;
Nomor (15) Diis! clengan Nomor STP, SKPKB, SKPKBT, SK Peni.betulan, SK
Keberatan, Putusan Banding, atau Putusan Peninjauan
Kernbali yang cliajukan permohonan.
N01nor (16) Diisi clengan MasajTahun Pajak STP, SKPKB, SKPKBT, SK
Pembetulan, SK Keberatan, Putusan Banclirl.g, atau Putusan
Peninjauan Kembali yang diajukan permohonan.

.Jl :'
MENTER! I<EUANGAN
HEPU13Lif< INDONESIA

-8-
N01nor (17) Diisi clengan t anggal j atuh tempo STP, SKPKB, SKPKBT, SK
Pembetulan, SK Keberatan, Putusan Banding; a tau Putusan
. Peninjauan Kembali yang cliajukan permohonan.
N01nor ( 18) Diisi clengan besarnya utang pajak yang clisetujui untuk
cliberikan perpanjangan jangka waktu pdunasan.
Non1or ( 19) Diisi dengan tanggal jatuh tempo p eri)anjangan jangka waktu
pe1nbayaran pajak yang clisetujui.
N01nor (20) Diisi dengan nama kota tempat keputusan cliterbitkan.
Nomor (21) Diisi dengan tanggal keputusan cliterbitkan.
( "t\Jon10r (22) Diisi dengan jabatan pejabat yang menanclatangani keputusan.
N01nor (23) Diisi dengan nama, NIP, clan tancla tangan pejabat yang
menandatangani keputusan.
*) Co ret/ hapus salah satu yang ticlak sesuai.

~
MENTERII<EUANGAN
REf:>LJBLII< INDONESIA

- 9 -

C. CONTOH FORMAT KEPUTUSAN PENOLAKAN PERPANJANGAN JANGKA WAKTU


PELUNASAN PAJAK BAGI WAJIB PAJAK USAHA KECIL/WAJIB PAJAK DI
DAERAH TERTENTU:

KEJ\1ENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK


NOMOR KEP- .... .. : .. ... , ..... ........ (1)

TENTANG

PENOLAKAN PERPANJANGAN JANGKA WAKTU


PELUNASAN PAJAK BAGI WAJIB PAJAK USAI-IA KECIL/
WAJIB PAJAK DI DAERAI-1 TERTENTU*)

DIREKTUR JENDERAL PAJAK,

a. bahwa berclasarkan surat Wajib Pajak atas nama ................ (2)


nom.or .............. (3) tanggal ....... .. : ... (4) yang cliterii11a oleh
............. (5) tanggal .............. (6) berclasarkan lembar pengawasan
arus clokumen nomor ............ (7) tanggal ........... (8) tentang
pennohonan perpanjangan jangka waktu pelunasan pajak bagi
Wajib Pajak usaha kecil/Wajib Pajak eli daerah tertentu*);
b. bahwa berdasarkan laporan penelitian perpanjangan jangka
waktu pelunasan pajak bagi Wajib Pajak usaha kecil/Wajib Pajak
eli daerah tertentu*) nomor ............. (9) tanggal .. ... . ...... (10);
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksucl dalam
huruf a dan huruf b , perlu menetapkan Keputusan Direktur
Jenderal Pajak tentang Perpanjangan Jangka Waktu Pelunasan
Pajak Bagi Wajib Pajak Usaha Kecil/Wajib Pajak eli daerah
tertentu*);
Mengingat 1. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan UnTLU11
clan Tata Cara Perpajakan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1983 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3262) sebagaimana telah beberapa kali diubah
terakhir dengan Unclang-Unclang. Nomor 16 Tahun 2009
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 62,
Tanibahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4999);
2. Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2011 ten tang Tata Cara
Pelaksanaan I-Iak dan Pemenuhan Kewajiban Perpajakan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 162,
Tambahan Lembaran Negara Republik IndOnesia N01nor 5268);
3. Peraturan Menteri Keuangan Nomor /PMK.03/
tentang Tata Cara Pembayaran clan Penyetoran Pajak;
MENTE I~I I<EUANGAN
r-{EPUBLII< INDONESIA

- 10 -
. .
' MEMUTUSKAN:

Menetapkan : K~J?UTUSAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK TENTANG


PERPANJANGAN JANGKA WAKTU PELUNASAN PAJAK BAGI WAJIB
PAJAK USAHA KECIL/WAJIB PAJAK DI DAERAH TERTENTU*) 0

P ERTAMA 0
Men olak memberikan persetLljuan kepacla:
Wajib Pajak ,oo.oo ... oo ...... oo .. oooooo(11)
NPWP ooo o oooo. o. .. o oo(l2)
Alamat Oooooo(13).
untuk memperpanjang jan gka waktu pelunasan pajak berdasarkan
( 00 14)
........... ( Nomor 00 15)
00 . . . . . . 00Masa/Tahun *)
00 ( Pajak
...... 16) yang j atuh tempo pad a tanggal ....... ....... ( 17) se besar
....... 00 (

Rp ....... . ....... (18) clengan ketentuan bahwa jatuh tempo p e1nbayaran


pajak dipertahankan tanggal . .. oo ..... (19).

KEDUA Keputusan Direktur Jencleral ini 1111;-llai berlaku pacla tanggal


clitetapkan.
Ditetapkan eli .. 00 . . 00 . . 00 ...... (20)
pad a tan ggal 00 .. 00 00 00 00 00..... (21)

a .n . DIREKTUR JENDERAL PAJAK


0 00 0 00 .. ...... 0 0 . 0 . 0 0 (22)

r
NIP oo(23)
MENTEHI I<EUANGAN
HEPUDLII< INDONESIA

- 11 -

PETUNJUK PENGISIAN KEPUTUSAN PENOLAKAN PERPANJANGAN JANGKA


WAKTU .PELUNASAN PAJAK BAG! WAJIB PAJAK USAI-IA KECIL/
. WAJIB PAJAK DI DAERAH TERTENTU*)

Nmnor (1) Dlisi clengan nomor keputusan.


Nmnor (2) Diisi clengan nama Wajib Pajak yang mengajukan surat
perm.ohonan perpanjangan jangka waktu pelunasan pajak bagi
Wajib Pajak usaha kecil/Wajib Pajak eli claerah tertentu*).
Nmnor (3) Diisi clengan nomor surat permohonan perpanjangan jangka
waktu pelunasan pajak bagi Wajib Pajak u saha kecil/ Wajib
r . Pajak di d aerah t ertentu*).
Non1.or (4) Diisi clengan tanggal surat permohona n perpanjangan jangka
waktu pelunasan pajak bagi Wajib Pajak usaha kecil/Wajib
Pajak eli claerah te rtentu*) .
Nmnor (5) Diisi dengan nama Kantor Pelayanan Paja k yang n1.enerima
s urat permohonan perpanjangan jangka waktu pelunasan paja k
bagi Wajib Pajak usaha kecil/Wajib Pajak di claera h tertentu*) .
Nmnor (6) Diisi clengan tanggal surat Wajib Pajak diterima eli Kantor
Pelayanan P,ajak.
Non1.or (7 ) Diisi dengan nomor lembar pengawasan arus dokun1en.
Non1or (8) Diisi d engan tanggallembar pe11gawasan aru s dokumen.
. .
Non1.or (9 ) Diisi dengan nomor laporan penelitian p erpanjangan jangka
waktu pelunasan pajak bagi Wajib Pajak usaha kecil/Wajib
Pajak di daerah tertentu*)
( ' Diisi clengan tanggal la poran penelitian perpanjangan jangka
Nmnor (10)
waktu pelunasan pajak bagi Wajib Pajak u saha kecil/Wajib
Pajak eli daerah tertentu*)
Nomor (11) Diisi dengan nama Wajib Pajak.
Nmnor (1 2 ) Diisi dengan Nomor Pokok Wajib Paja k Wajib Pajak.
Non1.or ( 13) Diisi dengan a lamat Wajib Pajak.
No1nm (14) piisi clenga n STP, . SKPKB, SKPKBT, SK Pe1nbetulan, SK
Keberatan, Putusan Banding, atau Putusan Peninja"Ctan
Kembali yang cliajukan permohonan.
Non1.or ( 15) D iis.i dengan Nomor STP, SKPKB, SKPKBT, SK Pembetulan, SK
Keberatan, Putusan Banding, a t au Putusan Peninjauan
Ke1nbali yang diajuka n permohonan.
Non1.or ( 16) Diisi dengan Masa/Tahun Pajak STP, SKPKB, SKPKBT, S K
Pembetulan, SK Keberatan, Putus~n Banding, atau Putusan
Peninjauan Kemba li yang cliajukan permohonan.
MENTERII<EUANGAN
HEPUBLII< INDONESIA

- 12 -

Nornor ( 17) Diisi clengan tanggal jatuh tempo STP, SKPKB, SKPKBT, SK
Pembetulan, SK Keberatan, Putusan Banding, atau Putusan
Peninjauan Kembali yang diajukan permohonan.
Nomor (18) Diisi dengan besarnya utang pajak yang clisetujui untuk
cliberikan perpanjangan jangka waktu pelunasan.
Nomor (19) Diisi dengan tanggal jatuh tempo sesuai tanggal jatuh tempo
STP, SKPKB, SKPKBT, SK Pembetulan, SK Keberatan, Putusan
Banding, atau Putusan Peninjauan Kembali atau Surat
Pemberitahuan.
r Nomor (20) Diisi dengan nama kota tempat surat keputusan diterbitkan.
Nomor (21 ) Diisi dengan tanggal surat keputusan diterbitkan.
Nomor (22) Diisi dengan j abatan pejabat yang menanclatangani surat
keputusan.
Nomor (23) Diisi clengan nama, NIP, dan tancla tangan pejabat yang
menandatangani surat keputusan.
Coretj hapus salah satu yang tidak sesuai

MJ~NTI~ RJ K~UANGAN l~E:PUI3LIK INDONIESIA,

tld .
r BAMBANG P. S. BRODJON I~OOf~O

Salinan ses uai dengan aslinya


KEPALA BIRO UMUM .
u.b. ;.

..
KEP~L~GIAN T.U. KE:MENTERlAN

G IARtO
NIP 195i .
.
: :;
+20198-+021001
:
LAMP!RAN 11
PERATURAN MENTER! KlWI\NGI\N REPUBL!l< INDONESII\
NOMOR 242/PMK.03/201L~
TENTANO
TATA CARl\ PEMBAYARAN DAN PU::NYil:TORAN PAJAK

MENTERI I<EUANGAN
REPUBLII< INDONESIA

A. CONTOH FORMAT SUR.AT PERMOHONAN PEMINDAI-IBUKUAN:

Non1.or . ....................................... . ............. (1) .... .... .................... (2)


Lan1piran: ................. .......... .. ...... (3)
I-Ial Permohonan Peminclahbukuan

Yth. Direktur Jencleral Pajak


u.b. Kepala KPP ......... .................. ........ .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ................... . ........... ... (4)

r
Yang b ertanda tangan eli bawah ini:
Na1na ...................................................... (5)
NPWP ....... .......... ..... ......... ....................... (6) .
Alan1.at (7)
N on1.or Telepon ...................... ......... .... .. .. ...... ......... (8)
B'ertindak selaku 0 Penyetor/Wajib Bayar
D Pemungut Pajak

Menyatakan telah melakukan pembayaran atau penyetoran pajak sebagai berikut:


Nmna .. . ..... ..... ............. .......... . .. ........... . ... (9)
NPWP .................................... .... ......... .... . (10)
Alan1.at ..... ... .......... ... ..... .. .... .... .. ... ............. ( 11)
Jenis Pajak ......... ... ..... ........ . .............. ... ...... (1 2)
Masa/Tab.un Pajak ........ ..... ................................ ......... (1 3)
Nomor Ketetapan/
KeputusanjPutusan . ..... .. . ....... . ... . . ........ .... ( 1LJ.)
N on1.or 0 bj ek Pajak .......... ........................ .. ...... ;. . . . . . . . . . (1 5)
Jun1.lah Bayar/Setor ..... .. ... .. ... ...... ..... ............... ..... .... .. .. (16)

Terhaclap pen1.bayaran a tau penye tora n tersebut, saya mengajukan pennohonan


pe1nindah bukuan.kepacla:
Na1na ..... ... ..... ... ..... .......... ................... .... (17)
NPWP .... ...................... ..... ............. . ..... (18)
Almnat .... ........ : ...... ......... .. ..... .. : ... ............. (19)
Jenis Pajak (20)
Masa/Tahun Pajak ..... ......................... ........................ (2 1)
Non1.or Ketetapan/
Keputusan/Putusan ..... .......... ...... ............... ........ ... ... . ... (22)
Non1.or Objek Pajak ... ..... ................... ..... ... (23)
Jumlah yang dimohonkan
Pen1inclah bukuan .. .............. ....... .. .............. ........ .. ... ... (24)
MENTER! I<EUANGAN
HEPUBLII< INDONESIA

-2 -

Adapun perm.ohonan p eminclahbukuan climaksud sebagai akibat aclanya


..... ..... ....... ........... ................ ...... ..... ....... ............ .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . :. .. ................ . ....... ....... . ...... .. ..... ... ... ...... .. ... .... ...... ........ . ... (2.5)

Dem.ikian surat iJennohonan saya sampaikan untuk clapat dipertimbangkan .

.... ... . ... . . .. .. ..... ... ... (26)

( .

.(27)

Keterangan: .
1. Beri tancla X pacta yang sesuai. D
2. Dalan1 ..hal surat p ennohonan clitandatangani oleh kuasa h a rus dilampiri surat
kuasa khusus .

r
'

q...
MENTER! I<EUANGAN
REPUBLII< INDONESIA

-3-

PETUNJUK PENGISIAN
SURAT PERMOI-IONAN PEMINDAI-IBUKUAN

Nomor (1) f?_iisi sesuai d engan penomoran surat Wajib Pajak, jika ada.
Nomor (2) Diisi dengan - nama kota dan tanggal surat pen11ohonan
ditanclatangani.
Non1or (3) Diisi clengan jumlah lampir an yang clisertakan clalam surat
permohonan Wajib Pajak.
Non1or (4) Diisi dengan nama dan alamat Kantor Pelayanan Pajak tempat
r pembayaran atau penyetoran diaclministrasikan.
Non1or (5 ) Diisi dengan nama Penyetor/Wajib Bayar, Pemungut Pajak
ya,ng menandatangani surat permohonan Peminclahbukuan.
Non~or (6 ) Diisi dengan Nomor Pokok Wajib Pajak PenyetorjWajib Bayar,
Pemungut Paja k yang menanclatangani surat pennohonan
Peminclah bukuan.
Noinor (7) Diisi clengan alamat Penyetor/Wajib Bayar, Pemungut Pajak
yang n1enanclatangani sural permohonan Petninclahbukuan.
N01nor (8) Diisi denga:n nomor telepon Penyetor /Wajib Bayar, Pemungul
Pajak yang menanclatangani surat permohonan
Pemindah bukuan.
Notnor (9) Diisi dengan Nama Wajib Pajak sesuai clengan yang tercantum
dalatn SSP, SSPCP, SSP PBB, BPN, Bukti Pb~( yan g akan
clipindah bukukan.
Non1or (10) Diisi clengan Nomor Pokok Wajib Pajak sesuai clengan yang
tercantum dalam SSP, SSPCP, SSP PBB, BPN, Bukti Pbk yang
akan dipindahbukukan .
Notnor (11) Diisi dengan alamat Wajib Pajak sesuai"dengan yan g tercantLun
dalam SSP, SSPCP, SSP PBB, BPN, Bukti Pbk yang akan
clipindahbukJ-1kan.
Nomor (12) Diisi dengan jenis pajak sesuai dengan yati.g tercantum clalam
SSP, SSPCP, SSP PBB, BPN, Bukti Pbk yang a kan
dipinclahbukukan (contoh: Paja k Penghasilan Baclan, Pajak
Pertambahan Nilai, Pajak Penghasilan Pasal 21 )
N01nor (13) Diisi d engan Masa Pajak atau Tahun Pajak sesuai dengan yang
tercat'ltum dalam SSP, SSPCP, SSP PBB, BPN, Bukti Pbk yang
akan elipindahbukuka n.

fl.
MENTER.I I<EUANGAN
REPUBLII< INDONESIA

- 4-
Non1or ( 14) Diisi dengan Nomor Ketetapan/Keputusan/Putusan sesuai
clengan yang tercantum dalam SSP, SSPCP, BPN, Bukti Pbk
yang akan dipindahbukukan.
Dalam h a l pembayaran atau penyetoran bukan clitujukan atas
Ketetapan/Keputusan/ Putusan, kolom ini clikosongkan.
Non1or (15) Diisi dengan Nomor Objek Pajak PBB yan g akan clilakukan
pemindahbukuan
Non1or (16) Diis i dengan jumlah pembayaran atau penyetoran pajak sesuai
dengan yang tercantum cla lam SSP, SSPCP, SSP PBB, BPN,
Bukti Pbk yang akan clipinclahbukukan.
( Nmnor (17) Diisi dengan nama Wajib Pajak tujuan peminclahbukuan.
Nmnor (18) Diisi dengan Nomor Pokok Wajib Pajak tl.:tjuan
Peminclahbukuan.
Non10r (19) Diisi dengan alamat Wajib Pajak tt:tjuan peminclahbukuan.
Nmnor (20) Diisi dengan Jems pajak sesuai dengan t1.1juan
Peni.indahbukuan.
Non1.or (21) Dii~i
clengan Masa Pajak/Tahun Pajak sesuai clengan t1.:tjuan
Pemindahbpkuan.
Non1or (22 ) Diisi dengan . Nomor Ketetapan/Keputusan/Putusan sesuai
dengan tujuan Peminclahbukuan.
Dalam hal pembayarai1 atau penyetoran bukan ditt:tjukan atas
Ketetapan/Keputusan/ Putusan, kolom ini clikosongkan.
Nmnor (2 3 ) Diisi clengan Nomor Objek Pajak (NOP) Pajak B"t.uni dan
Bangunan tujuan Peminclahbukuan.
Nomor (24) Diisi dengan jumla h pajak yang clin1.ohonkan Pen1.inclahbukuan.
Nmnor (25) Diisi dengan salah satu alasan permohonan Peminclahbukuan
sebagai berikut:
a . Pemindahbukuan karena ad.anya kesalahan dalam
pengisian formulir SSP, SSPCP, baik menyangkut Wajib
Pajak sendiri maupun Wajib Pajak lain; .
b. Peminclahbukuan karena aclanya kesalahan clalam
_pengisian c~ata pembayaran pajak yang clilakukan melalui
sistem pembayaran pajak secara elektronik sebagaitnana
tertera dalam BPN;
c. Pernindahbukuan karena aclariya kesalahan perekaman
atas SSP, SSPCP, yang clilakukan Bank Persepsi/Pos
PersepsijBank Devisa Persepsi/Bank Persepsi Mata Uang
Asing sebagaimana climaksucl clalam Pasal 10;
MENTER! I<EUANGAN
REPUBUI< INDONESIA

-5-

d. Peminclahbukuan karena kesalahan perekaman atau


pengisian Bukti Pbk oleh pegawai Direktor0-t J encleral
Pajak;
e. Pemindahbukuan dalam ran gka pemecahan setoran pajak
dalam SSP, SSPCP, BPN, atau Bukti Pbk menjacli beberapa
jenis pajak atau setoran beberap a Wajib Paj ak, clan/ atau
objek pajak PBB;
f. Pemindahbukuan karena jumlah pembayar an pacla SSP,
BPN, atau Bukti Pbk lebih besar claripacla pajak yang
(' .
terutang dalam Surat Pembe.ritahuan, surat ketetapan
pajak, Surat Tagihan Pajak, Surat Pemberitahuan Pajak
Terhutang, Surat Ketetapan Pajak PBB atau Sur at Tagihan
Pajak PBB;
g. Peminclahbukuan karena jumlah pembayaran pada SSPCP
a tau Bukti Pbk lebih besar daripada pajak yan g terutang
dalam pemberitahuan pabean impor, dokum.en cukai, atau
surat tagihan/ sur at pen etapan; clan
h. Pemindahbukuan karena sebab lain yan g cliatur oleh
Direktur Jencleral Pajak.
Nomor (26) Diisi .sala h satu:
1. Penyetor /Wajib Bayar;
2. Pemungut Pajak; atau
Non1or (27) Diisi dengan nama clan tancla tangan pemohon sebagaimana
tercantum dalam Nomor (5).
MENTEHI I<EUANGAN
HEPUBLII< INDONESIA

-6 -

B. CONTO H FORMAT SURAT PERNYATAAN KESALAI-IAN PEREI\AMAN:

SURAT PERNYATAAN KESALAHAN PEREI<AMAN

Yang b ertancla tang_ai1 di bawah ini:


Na1n a .. .............. .... ..... .. ...... .. ................ .. . (1)
NPWP .. ... ... ...... ..... .... ..... .... : ... ......... ...... . .. (2)
Jabatan .. ... ... .. ........ ........... .. .. ....... .... ... ....... (3 )
Alm11at .. .... . ....................... .... .. ... ... ............ (4)
N01nor Telepon ....... ....... ... ..... (5)

( clari Bank/Pos Persepsi


Na111a .. .... .. ..... .... .... ... ... ... ............. .. ........ . (6)
NPWP : (7)
Ala1nat ....... ................... ... .. .. .... ...... .... ....... (8)

Menyatakan bahwa telah melakukan kesalahan perekaman data isian Surat


Setoran Pajak atas nama Wajib Pajak :

Nama . .... .. . .... ... ... ......... .... ... ........ ..... ....... (9)

NPWP ......................... .'............. .... ... .. ...... : (10)

NTPN : ...... ..... ........ .......... ....... .. .............. ... ( 11)

Terkait dengan isian


D NPWP D Kocle Akun Paj ak D Kode Jenis Setoran

\
r D NOP D Masa Pajak D Tahun Pajak

D Nomor ketetapan D Jumlah Pembayaran

Isian SSP yang tertera clalam Bukti Penerimaan Negara yang suclah masuk clalam
MPN aclalah: ...................... .. (12) seharusnya ........ .. .. ... .. ... .. .. (13) sesuai clengan
isian SSP Wajib Pajak.
Den1ikian Surat P~rnyataan dibuat untuk clapat cligunakan sebagaimana mestinya.

Pejabat Bank/Pos Persepsi*)

.... ..... .......... ..................... (14)


Keterangan:
1 . Beri tancla X pada Oyang sesuai.
2 . Dala.tn hal sur at pennohonan ditandatan.gani oleh leu as a harus dilampiri sur at kuasa
khusus.
*) coretjhapus yang tidak sesuai
MENTERI I<EUANGAN
I~EPUBLII( INDONESIA

-7 ~

PETUNJUK PENGISIAN
SURAT PERNYATAAN KESALAHAN PEREKAMAN
. .
Non1or (1) Diisi dengan pejabat Bank Per sepsi/Pos Persepsi/Bank Devisa
Per~eiJsifBank Persepsi Mata Uang Asii1g yang berwenai1g
1nenanclatangani surat pernyataan kesalahan perekaman.
Non1or (2) Diisi clengan Nomor Pokok Wajib Pajak pejabat Bank Persepsi / Pos
Persepsi/Bank Devisa Persepsi/Bank Persepsi Mata Uang Asing
yang menanclatangarl.i surat pernyataan kesalahan perekan1an.
Non1or (3) Diisi clengan jabatan pejabat Bank Persepsi /Pos Persepsi/Bank
Devisa Persepsi/Bank Persepsi Mata Uang Asing yang
r n1en andatangani surat p ernyataan kesalahan perekaman.
N01nor (4) Diisi clengan alamat pejabat Bank Persepsi/Pos Persepsi/Bank
Devi1?a Persepsi/Bank Persepsi Mata Uang Asing yang
111enandatangani surat pernyataan k esalahan perekaman.
Non1or (5) Diisi clengan nomor telepon pejabat Bank Persepsi/Pos
Perseps i/Ba nk Devisa Persepsi/Bank Pers~psi Mata Uang Asing
yang menanclatangani surat kesalahan pereka m an.
Non1or (6) Diisi nama Bank Persep si/ Pos Persepsi/Bank Devisa Persepsi/Bank
Persepsi Mata U ang Asing yang melakukan kesalah an perekaman
SSP. . '
Non1or (7) Diisi clengan Nomor Pokok Wajib Pajak Bank Persepsi /Pos
Persepsi/Bank Devisa Persepsi/Bank Persepsi Mata Uang Asing
yang membuat p ernyataa n.
Non1or (8) Diisi clengan a lamat Bank Persepsi/ Pos Persepsi/Bank Devisa
Persepsi/Bank Persepsi Mata Uml.g Asing yang 1ne1n buat
( ' pernyat a an.
Non1or (9) Diisi ciengan . nama Wajib Pajak yang melakukan
penyetora n / pembayar an paja k melalui Bank Persepsi/ Pos
Persep s i/Bank Devisa PersepsijBank Perseps i Mata Uan g Asing.
Non1or ( 1 0) Diisi cle ngan Nomor Pokok Wajib Pajak Wajib Pajak yan g 1nela kukan
penyetoranfpembayaran pajak n'lelalui Bank Per sepsi /Pos
PersepsifBa nk Devisa Persepsi/Bank Persepsi Ma t a Uang Asing.
N01nor (11) DHsi clengan Nomor Transaksi Penerimaan Negara.
Nomor (12) Dlisi clengan ele men data yang telah clirekam oleh Bank
Per sepsi/Pos Persepsi/Bank Devisa Persepsi/Bank Persepsi Mata
U ang Asl.ng dalaui MPN.
Non1or (1 3) Diis i dengan elemen data yang seh aru snya clirekan1 oleh Bank
PersepsVPos Persepsi/Bank Devisa Persepsi/Bank Persepsi Mata
Uang Asing sesu ai isian SSP yang disampaikan Wajib Pajak saat
mela kukan, pembayaran/ penyetoran pajak.
Non1or (14) Diisi dengan nama .pejabat Bank Persepsi/Pos Persepsi/Bank Devisa
Persepsi/Bank Persepsi Ma t a Uang Asin g, tanda tangan dan cap
Bank Per sepsi/Pos Persepsi/Bank Devisa Persepsi/Bank Persepsi
Ma ta Ua n g Asing yang melakukan kesalahan perekaman.

Sf ...
MENTEHI I<EUANGAI\1
HEPUOLII< INDONESIA

-8-

C. CONTOH FORMA1' BUKTI PEMINDAI-IBUKUAN:

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL PAJ AK

. . . .. ...... . ............ ... .. ............. ......... . .. .......... . ........ . ...... . ..... .. ( 1)

BUKTI PEMINDAI-IBUKUAN
Nomor: .............. .. .......... (2)

r Berdasarkan penelitian terhadap pennohonan Pemindahbukuan dari Wajib Pajak


. . ... .. ....... (3 )/ berdasarkan pertimbangan Direktur Jen deral Pajak*), clengan ini
d ilakukan Pe1nindah bukuan:

Dari:
Nam.a . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (tJ.)
NPWP ... ..... ..... ..... ........ ................ ........... .. (5)
Alarnat .. .... .. .... ..... . ... ..... ... ... ... .... ... ........ (6)
Kode Akun Pajak ................. ............ ........ ... ... ... ........ (7)
Kode J enis Setoran ' ...... . ...... ............... ; .. ... .. .... . .... . (8)
Jenis Pajak .. : ........ : ... .... ... ....... ......................... (9)
Masa/Tah un Pajak .. .......... .. .... ........ .... .. .. .... ........... .... .. ( 10)
Norn or Ketetapan/
Keputusan j Putusan ............. .. ...... .. ...... ........... ..... .. .. . .... ( 11 )
Nmnor Obj ek Pajak . .. . . . ..... .. .. . . . . .. . .. .. . ... ... . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . ( 12)
r Jurn lah BayarjSetor .. ..... .... .... ..... ... .... ... ... ........ ... .... ....... (13)
Tanggal Bayar . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . .. .. . . . . . . . .. . . .. . . . . . . . . . . . . (14)

Kepadajke:
Nam.a : ... ....... ..... .......... ........... , ............ .. .. (15)
NPWP ............ .................. .............. ... ...... . (16)
Alan1at .... .......... .... ..... ..... .... ................ ...... (17)
Kode Akun Pajak ...... .. .. .... ..... ... ... .... .... ............ .. .. ..... (1 8 )
X{ode J en is Setoran . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . .. . . . . (19)
Jenis Pajak .......... .... .. ..... ............. ...... .... . ... ... ... (20)
MasajTahun Pajak ............. .... .... ...... ..... ............. ......... (2 1)
MENTERI I<EUANGAN
REPUBLII< INDONESIA

-9-
Non10r Ketetapan/
Kepu tusan / Putusan ............ .. .... ................... ... ........... ... (2 2)
Non1or Objek Pajak .............. .... ... ........... .................. ... .. (23) .

Jun.1.lah yang dipindahbukukan : l~p ... : ....... .............................. (24)

Dengan huruf : ... ........... ...... ... .................... (25)

r pada tanggal .................... (26)


a.n. Dll~EKTUR JENDERAL PAJAK
... ... ........ ......... ........ (27)

NIP .... ..... ............................. (28)

Ke terangan:
Beri t a nda X pada0 yang sesuai atau coret salah satu yang ticlak sesuai.

1 '
MENTEHII<EU/\NGAN
REPUI3LIK INDONESIA

- 10-

. PETUNJUK PENGISIAN
BUKTI PEMINDAHBUKUAN

Nornor (lr Diisi clengan kepala surat unit yang menerbitkan Bukti Pbk.
No1noi" (2) Diisi clengan nomor Bukti Pbk.
Nmnor (3) . .. Diisi clengan identitas Wajib Pajak, nomor surat, dan tanggal
surat permohonan Peminclahbukuan.
Nom.or (4) Diisi clengan nama Wajib Pajak . yar:ig dilakukan
Pemindah bukuan.
r Notnor (5 ) Diisi dengan Nomor Pokok Wajib Pajak yang clilakukan
Peminclahbukuan.
Nom.or (6) Diisi clengan a lamat Wajib Pajak yang dilakukan
Peminclahbukuan.
Non1or (7 ) Diisi clengan kocle akun pajak sebelum
Peminclahbukuan sesuai dengan yang tertera clalam SSP,
SSPCP, BPN, Bukti Pbk.
Nmnor (8) Diisi dengan kocle j enis seto'ran sebelum clilakukan
Peminclahbukuan sesuai dengan yang tertera clalam SSP,
SSPCP, BPN, Bukti Pbk.
Nmnor (9) Diisi dengan jenis pajak sesuai dengan yang tercantum clalmn
SSP, SSPCP, BPN, Bukti Pbk yang akan dipinclab.bukukan
(contoh: Pajak Penghasilan Badan, Pajak Pertmnbahan Nilai,
Pajak Penghasilan Pasal 21 ).
Non1or (10) Diisi dengan Masa Pajak atau Tahun Paj'ak sesuai clenga n yang
tercantun1. dalam SSP, SSPCP, BPN, Bukti Pbk yang akan
elipindah bukukan.
Non1or (11) Diisi dengan Nomor Ketetapan/Keputusan/ Putusan se.suai
dengan yang tercantum clalam. SSP, SSPCP, BPN, Bukti Pbk l
yang akan dipinda hbukukan.
Dalam h al pembayaran atau periyetoran bukan clitt..ljukan atas
K.etetapan/Keputusan/ Putusan, koiom ini clikosongkm1.
Non1or (1 2) Diisi clengan Nomor Objek Paja k PBB yang akan d ilakukan
Pemindahbukuan
. Nmnor ( 13 ) Ju1nlah pembaym~an atau penyetoran pajak sesuai clengan yang
t ercantum dala m SSP, SSPCP, BPN, Bukti Pbk yang akan
dipinclahbukukan.
Non1or (14) Diisi clengan tanggal bayar.
MENTERII<EUANGAN
I={EPUBLII< INDONESIA

- 11 -

Nomor (15) Diisi clengan nama Wajib Pajak tujuan peminclahbukuan.


Nomor (16) Diisi clengan Nomor Pokok Wajib Pajak tujua n
pemincla hbukuan.
Nom or ( 1 7) Diisi clengan a lamat Wajib Pajak tujuan pemindahbukuan .
Nomor (18) Diisi dengan Kocle Akun Pajak tujuan peminclahbukuan yang
dikehendaki Wajib Pajak atau berclasarkan pertimbangan
Direktur J enderal Pajak.
( Nomor (19) Diisi clengan Kocle J enis Setoran tujuan peminclahbukuan yang
dikehenclaki Wajib Pajak atau berclasarkan pertimbangan
Direktur Jencleral Pajak.
Nomor (20) Diisi clengan Jems pajak sesuai clengan t t..ljua n
pemin dahbukuan.
Nom or (21) Diisi clengan Masa Pajak/Tahu.n Pajak sesua.i dengan tujuan
peminclahbukuan.
Nomor (22) Diisi dengan Nomor Ketetapan jKeputusanjPutusan sesuai
dengan tt..ljuan peminclahbukuan.
Nomor (23) Diisi clengan Nomor Objek Pajak (NOP) Pajak Bumi clan
Bangunan tujuan peminclahbukuan.
Nom or (24) Diisi clengan jumlah pajak yang dipinclahbulcukan clalam
angka.
Nomor (25) Diisi dengan jumlah pajak yang dipindahbukukan clalam huruf.
r Nomor (2 6) Diisi clengan tanggal peminclahbukuan oleh pejabat yang
berwena ng
Nomor (27) Diisi clengan nama j a batan dalam Direktorat Jencleral Pajak
yang melakukan peminclahbukuan
Nomor (28) Diisi clengan nama, tanda tangan clan NIP p ejabat yang
menanclatangani Bukti Pbk.

M I~NTJ~RI KEUANGAN REPUJ3LIK INDONI:!:S IA,

tld.

BAMBANG P. S. J3RODJON JGOI~O

Salina n sesuai clengan aslinva


KEPALA BlRO Ul\i.IUrvi .
u.b.
KEPALA BAGlAN T.U. KEI\IlENa' ERlAN
thv
GIARTO ~~
NIP 1959tl-20 198.: l02100.1
L/\MPIRAN Ill
P~R/\TURAN M~NTERI I<IJ:U/\NG/\N REI'UBI,JI< INDO NESI/\
NOMOR 242/PMK. 03/201L~
TENT/\NG
1'/\T/\ C/\R/\ PEMB/\Y/\R/\N 0/\N I'ENYETO/\N PAJAK

MENTERI I<EUANGAN
HEPUBLII< INDONESIA

A. CONTOI-I 'FORMAT SURAT PERMOHONAN PENGANGSLJRAN PEMBAYARAN


PAJAK:

Nom.or ....... : ............ ..... .... ... ....... ....... ......... (1) .. ........ . : .. ... ........... (2)
Lan1piran: . ' . ;, ..... ... ~ .... .. .. ........ ............. ... .... .... (3)
I-Ial Pen11ohonan Pengangsuran Pembayaran Pajak

Yth. Direktur Jencleral Pajak


u.b. Kepala KPP .......... :........................ .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . .. .. ~ ......... .... ........ . . ... ... .. ... ... (4)
r

Yang bertancla tangan eli bawah ini:


Nan1a . ... : ...... .... ... .... ............ ..... .... ... . ....... (5) .
NPWP . ....... ................... ............. .. ...... .... .... (6) .
Jabatan . : ....... .. ....... .... .... .... .... .. .......... .... .... (7)
Alarn,at ..... ; ...................... . ... ......... .. ..... ..... (8)
Nonwr Telepon ... ..... ... ...... . , .... ...... ... ..... : ... ... ........... (9)
Bertindak selaku 0 Wajib Pajal~

D Wakil D Kuasa
dari Wajib Paj.a k .
Na1na : ....... .... ..... ... ... .. ..... ... ..... ... ... ........... (10)
NPWP : ................................ ...................... (11)
r NOP : .... ... .... ........................... .. ......... ... .. (12)
Ala1nat : .. ........... .. ........... :... .. ...................... (13)

Me.n yatak;otn. masih n1emiJunyai Utang Pajak berdasarkan:


o STP SK Pembelulan D Putusan Peninjauan Kelnbali D
.D .SKPKB D SK Keberatan D SPPT PBB/SKP PBB*)

D SKPKBT D Putusan Banding D SPT Tahurian PPh

sebagai berikut:

Jml).lah Pajak Yang


Jenis Masa/Tal1.1:1n Nomor I{~tetapan/ Tanggal
Masih I-Iarus Dibayar
Pajalc Pajalc- Keputusan/Putusan Jatuh Tempo
(Rp)

(14) (15) (16) (17) (18)

~ ..
MENTER! l<EUANGAN
HEPUBLll< INDONESIA

- 2 :_

Terhadap Utang Pajak tersebut, saya mengajukan pennohonan pengangsuran


pen1bayaran paj~k sebesar Rp .......... ...... (19) selama ............. (20) bulan clengan
pe1nbayaran angsur~n per bulan sebesar Rp ......... ... ....... (21).

De1nikian sur at permohonan kami sampaikan untuk clapat clipertimbangkan.

Wajib Pajak/Wakil/Kuasa*)

r
... ....... .. ................ .. (22)

. Ke terangap.: . : . .
0
1 . Beri ta~i.cla ~ pada yang sesuai.
2 . Dalan1 hal surat permohohan ditandatangani oleh kuasa harus dilan1piri surat
kuasa khusus.
*) Coret /b.apus yang ticlEJ.k
.
sesuai
.

'1 .
MENTEHI I<EUANGAN
HEPUBLII( INDONESIA

-3 -

PETUNJUK PENGISIAN
SURA'r PERMOHONAN PENGANGSURAN Pl~MBAYARAN PAJAK

Non1or (1) Qilsi sesuai ~engan penomoran surat Wajib Pajak, jika ada.
Non1or (2) Diisi dengan nama kota clan tanggal surat permohonan
elitanclatangani.
Non1or (3) Diisi clengan jumlah lampiran yang clisertakan clalam surat
pe1;mohonan Wajib Pajak.
Non1or (4) Diisi dengan nama clan alamat Kantor Pelayanan Pajak tempat
r Wajib Pajak terclaftar clanjatau tempat Pengusaha Kena Pajak
dikukuhkan.
Non1or (5 ) Diisi clengan nama Wajib Pajakjwakil/kuasa yang
n1enandatangani surat peimohonan pengangsuran pen1bayaran
p~ak.

Penge1~tian wakil adalah sebagaimana dimaksud clalam Pasal 32


U11Clang~Unclang KUP.
Non1or (6) Diis i clengan Nomor Pokok Wajib Pajak Wajib
Pajakjwakil/kuasa yang menanclatangani surat permohonan
pengangsuran .pembayaran pajak.
Non1or (7) Diisi clenga:n jabatan wakil/kuasa yang menanclatangani sural
permohonan pengangsuran pembayarm1. pajak.
Dalam hal permohonan diajukan oleh Wajib . Pajak orang
pribacli, Nomor (7) tidak perlu cliisi.
Norn,or (8) Diis1 dengan alarnat Wajib Pajakjwakil/kuasa yang
n:1;eriandatangani surat permohonan pengangsuran pembayaran
pajak.
Non1or (9 ) Diis( dengan nomor telepon Wajib Pajakj wakil/ kuasa yang
menanclatangani sural permohonan .pengangsuran pembayaran
pajak.
Non19r (10) Diisi dengan nania Waji.b J:>ajak dalam hal yang
1nenandatanga1:-ti surat permohonan pengangsuran pe1nbayaran
pajak adalah wakil atau kuasa clari Wajib Pajak.
N01nor (11) . Diisi dengan Nomor Pokok Wajib Pajak Wajib Pajak, clalam hal
yang menandatangani surat permohonan pengangsuran
pemhayaran pajak aclalah wakil ata~ kuasa clari Wajib Pajak.
Non1or (1 2 ) D.iisi dengan Nomor Objek Pajak Wajib Pajak yang mengajukan
permohqnan pengangsura n p embayaran paj a k.

;!i ,'
MENTEHI I<EUANGAN
HEPUBLII< INDONESIA

-4 -

Nmnor (13) Diisi clengan a lamat Wajib Pajak apabila yang rnenandatangani
surat permohonan pengangsuran pembayaran pajak aclalah
wakil atau kuasa clari Wajib Pajak.
Nom.or (14) Diisi dengan jenis pajak yang akan dilakukan pengangsuran
(contoh: Pajak Penghasilan Badan, Pajak Pertambahan Nilai,
Pajak Penghasilan Pasal.21).
Nom.or (15) Dii~i cl~ngan Masa Pajak atau Tahun Pajak yang akan
clilaku.kan pengangsuran.
Nornor (16.) Diisi dengan Norrior KetetapanjKeputusanjPutusan yang
r cliajukan permohonan p~ngangsuran pembayaran pajak atau
cliisi clengan "PPh Pasal 29" clalam hal permohonan
pe.ngangsuran pembayaran pajak cliajukan atas SPT Tahunan
PPh.
Nmnor (17) Diisi clengan jumlah 1jajak yang masih harus clibayar
berclasarkan Ketetapan/Keputusan/Putusan .
NotT1or (18) .Diisi dengan . tanggal jatuh tempo pen1bayaran
KetetapanjKeputusanjPutusan yang diajukan permohonan
pengangsutan pembayaian pajak.
Nmnor (1 9 ) Diisi clengan jumlah .pajak yang dimohon untuk diper!Janjang
jangka waktu pelupasannya clan dilakukan pengangsuran.
Non1or (20) Diisi clengan jangka waktu yang dimohon untuk cliperpanjang
jarigka waktu pelunasann"ya.
( Non1or (21) Diisi dengan jumlah angsuran per bulan yang dhnohonkan oleh
Wajib Pajak. .
Non1or (22) Diisi dengan n ama clan tanda tangan pemohon sebagaimana
tc;rcantum clalam Nomor (5).
Ml:.NTEHI 1\EUANGAN
REPUBLII< INOOf'lESIA

-5-

B. CONTOH FORMAT SURAT PERMOI-IONAN PENUNDAAN PEMBAYARAN PAJAK:

Nom.or .... ......... : .. ...... .. .... .......................... (1) .......... ... . .............. (2)
La m. ph-an: .. ...... ... : ... ...... .... .....: .. .... ... ..... .......... (3)
H al Peni1ohonan Pe nunclaan Pembayaran Pajak

Yth . Direktur Jenderal Pajak


( ' .u.b. Kepala KPP ...... .. .... ...................... ..
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ' .... ..... . ......... ... ... ....... ..... (4)

Yang b ertanda tangan di bawah ini:


Nan1a .... : .. ....... : ........................................ (5 ) .
NPWP . . . . . . . . . . . . : .. : ... ..... ...... ...... ......... .......... (6)
J a batan ............................ _......................._... (7)
Alamat ........... : ..... " "'" .............................. (8)
N on1or Telepon ... ..... ........ .... .. .... .. : ..... .... ....... ... ....... (9)
Bertindak sela ku D Wajib Pajak

0 Wakil D Kuasa
dari Wajib Pajak
Nan1a : .... .. ... ............... ............ ...... ............ (10)
NPWP : ........................ .- ............... .......... .... (11)
NOP : ...................... .... .. ........ ..... ......... .... (12)
Alatnat : . .'...................... ....... ... ..... ............... ( 13)

Menyatakan n1asih mempunyai Utang Pajak berclasark_a n:


0 STP S!( P<=:mbetulan D
Putusan Peninj auan Ketn bali D
D SKJ?KB 0 SK Keberatan D SPPT PBB/$KP PBB*)

D SKPKBT D Putt..i.san. Banding D SPT Tahunan PPh

sebagai berik:u:t:

. Jumlah Pajak Yang


Jenis Masa/Tahun Nomor Ketetapan/ Masih I-Iarus Dibayar Tanggal
Pajak P .a jak Keputus an/Putusan. J a tuh Tc1npo
(Rp)

(14) (1 5) (16) (1 7) (18)

st .
MENTERI I<EUANGAN
REPUBLII< INDONESIA

-6-

Terhaclap Utang Pajak terseput, saya mengajukan permohonan: penundaan


pen1bayaran pajak sebesar Rp .......... ... .. . (19) selama ...... .. .... . (20) bulan.

Den1ikian surat permohonan kami sampail~an untuk clapat clipertimbangkan.

Wajib PajakjWakiljKuasa*)

. ...... . ... 0oooooooo 0oo oooo 00 00 00ooo 000 (21)

Keterangan:
1 0 Beri tancla X pada D yang sesuaio
2. Dalam hal surat permohonan clitanclatangani oleh kuasa harus dilmnpiri sural
kuasa khususo
'~) Coretjhapus yang ticlak sesuai

1. oO
MENTER! I<EUANGAN
HEPU8LII< INDONESIA

-7 -

PETUNJUK PENGISIAN
SUR.AT PERMOI-IONAN PENUNDAAN PEMBAYARAN PAJAK

Non1or ( 1) Diisi sesuai dengan penomoran surat Wajib Pajak, jika ada.
Non1or (2) .. Diisi clengan nama leota dan tanggal s urat permohonan
ditanclatangani.
Nomor (3) Diisi dengan jumlah lampiran yang disertakan clalam surat
pennoh.onan Wajib Pajak.
Nmnor (4) Diisi dengan nama clan alamat Kantor Pelayanan Pajak ten1pat
( Wajib Pajak terclaftar danjatau tempat Pengusaha Kena Pajak
di}(Lll{Ll111{a11.
Non1or (5) Diisi clengan nama Wajib Paj a kjwakiljkuasa. yang
n1.e nanclatangani s ura t permohonan perpanJangan j angka
w aktu pelunasan p embayar a n pajak.
Pe ngertian wakil aclalah sebagaima na climaksucl clalmn Pasa l 32
Unclang-Unclang KUP.
Non1or (6) Diisi dengan Nomor Pokok Wajib Pajak Wajib
Pajakjwakii/kuasa yang menanclatangani surat permohonan
penunclaan p embayaran pajak.
Non1or (7) Diisi clengan jabatan wakil/kuasa yang menanclatangani surat
permohonan pen unclaan pembayaran pajak.
Dalam hal pe rmohonan diajuka n oleh Wajib . Pajak oran g
r priba di, Nomor (7) ticlak perlu diisi.
N01nor (8) Diisi d en gan a lamat Wajib Pajakjwakil j kuasa yan g
1nenancla tai1gani sura t permohona n penunclaan pem baya r a n
p ajak.
Non1or (9) Diisi dengan nomor telepon Wajib P'ajakjwakil/kuasa yang
1nenandatanga ni surat permohona n penunclaan pen1.bayaran
pajak.
Non101 (10) Diisi clengan nama Waj ib Paja k yang mengajukan p e rn1ohona n
clalam hal yang menanclatangani s urat permohonan penunclaan
p embayaran pajak aclala h wakil atau kuasa cla ri Wajib Pajak.
Nmnor (11) Diisi clengan Nomor Pokok Wajib Paj a k Wajib Pajak yang
m e ngajuka n p ermohonan , clalam h al yang menandatangani
s ura t' pe rmohonan penunclaan pembayaran pajak a d a lah wakil
a t au kuasa clari Wajib Pajak.
Nmnor ( 12 ) Diisi clengan Nomor Objek Paj ak Wajib Pajak yan g 1nengajukan
pennohonan penundaan pe1nbayaran pajak.
MENTER! I<EUANGAf\1
REPUBLII< INDONESIA

-8 -

Non1or (13) Diisi clengan alamat Wajib Pajak yang mengajukan pennohonan
apabila yang menandatangani surat permohonan penunclaan
pembayaran pajak aclalah wakil atau kuasa clari Wajib Pajak.
Nomor (14) Diisi clengan jenis pajak yang akan clilakukan penunclaan
(contoh: Pajak Penghasilq.n Baclan, Pajak Pertambahan Nilai,
Pajak Penghasilan Pasal 2 1).
Nmnor (1 5) Diisi dengan Masa Pajak atau Tahun Pajak yang akan
dilakukan penunclaan.
Non1or (16) Diisi clengan Nomor Ketetapan/KeputusanfPutusan yang
diajukan permohonan penunclaan pembayaran pajak atau cliisi
dengan "PPh Pasal 29" clalam hal permohonan penunclaan
pe~nbayaran paJak cliajukan atas SPT Tahunan PPh.

Non1or (17) Diisi dengan jum.la h pajak yang masih harus clibayar
berdasarkan Ketetapan/ Keputusan/ Putusan.
Nmnor (18) Diisi clengan tanggal jatuh tempo pembayaran
Ketetapan/Keputusan/Putusan yang cliajukan pern1ohonan
penunclaan pembayaran pajak.
Non1or (19) Diisi clengm1 jumlah pajak yang climohon untuk ditunda jangka
waktu pelunasannya.
Non1or (20) Diisi clengan jmi.gka waktu yang dimohon untuk ditunda jangka
waktu pelunasannya.
Non1or (21) Diisi clengan nama dan tancla tangan pemohon .seb agaimana
r tercantum clalam Nomor (5).
MENTEHI I<EUANGAN
REPUBLII< INDONESIA

-9 -

C. CONTOI-I FORMAT . KEPUTUSAN PERSETUJUAN PENGANGSURAN


PEMBAYARAN PAJAK:

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK


NOMOR KEP~ ..... ." .. ......... ......... (1)

TENTANG

PERSETUJUAN PENGANGSURAN PEMBAYARAN PAJAK

DIREKTUR JENDERAL PAJAK,

Menilnbang a. bahwa berdasarkan permohonan Wajib Pajak atas nama


................ (2) nomor .............. (3) tanggal ....... ... ... (4) yang cliterima.
oleh .......... ... (5) tanggal .............. (6) berdasarkan lembar
pengawasan m~us clokumen nomor ... ......... (7) tanggal ......... .. (8)
tentang per;nohonan pengangsuran pembayaran pajak;
b. bahwa berdasarkan laporan penelitian pengan.gsuran
pembayaran pajak nomor ....... .... .. (9) tanggal ............ ( 1 0);

c. bahwa berclasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksucl clala1n


huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Keputusan Direktur
Jenderal Pajak tentang Persett.ljuan Pengangsuran Pen1bayaran
r Pajak;
Mengingat 1. Undang-Undang Nom.or 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Un11...11n
dan Tata Cara Perpajakan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1983 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3262) sebagaimana telah beberapa kali cliubab.
terakhir dengan Undang-Unclang Nomor 16 Tahun 2009
(Le1nbaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Non1or 62,
Tmnbahan Lembaran Negara Republik Indonesia N01nor 4999);
2. unclang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1983 N01nor 50,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia N01nor 3263)
sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan
Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 (Len1baran Negara
Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 133, Tmnbahan
Lem.baran Negara Republik Indonesia No1nor 4893);
3. Peraturan Menteri Keuangan Nomor /PMK.03/ tentang
Tata Cara Pembayaran clan Penyetoran Pajak;
MENTERII<EUANGAN
REPUBLII< INDONESIA

- 10-

MEMUTUSKAN:

Menetapkan KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK TENTANG


PERSETUJUAN PENGANGSURAN PEMBAYARAN PAJAK.
PERTAMA Mem.berikan persetujuan kepacla:
Wajib Pajak .... ......... ... . ... . ...... (11)
NPWP .. ......... ... . ....... ..... (12)
Alamat .............. ....... . ..... (13).
untuk melakukan pengangsuran pembayaran paj a k berclasarkan
...... .. ...... (14) Nomor .... .. ........ (15) Masa/Tahun*) Pajak
( .
.. ............. (16) yang jatuh tempo pada tanggal .............. (17) sebesar
Rp ............... (18) clengan ketentuan bahwa jumlah pajak yang
dapat diangsur a dalah sebesar Rp ............ . , .... (19) selmna ...... .. . (20)
bulan dengan rincian pembayaran angsuran per bulan:

Angsuran ke- Jumlah Jatuh tempo Saldo Utang Sanksi


angsuran (Rp) Pembayaran acln1inistrasi

(21) (22) (23) (24) (25)

KEDUA Keputusan Direktur Jencleral Pajak ini mulai berlaku sejak tanggal
ditetapkan.

Ditetapkan eli .... .... .......... . (26)


pacla tangga l .................... (27)

a.n. DIREKTUR JENDERAL PAJAK

.. : ..... ... .. ...... . .. ... ................ (28)

NIP .......... ............... .. ....... . (29 )


MENTEHI I<EUANGAN
REPUBLII< INDONESIA

- 11 -

PETUNJUK PENGISIAN SURAT KEPUTUSAN


PERSETUJUAN PENGANGSUl~N PEMBAYARAN PAJAK

Nom.or (1) Diisi clenga n nomor keputusan.


Non1.or (2 ) Diisi dengan nama Wajib Pajak yan g mengajukan surat
permohonan pengangsuran pembayaran pajak.
N01nor (3 ) Diisi clengan nomor s urat pennohonan pengangsuran
pembayaran pajalc
N01nor (4) Diisi dengan tanggal surat permohonan pengangsuran
pembayara n pajak.
{ Non1.or (5 ) Diisi dengan n a ma Kantor Pelayanan Pajak yang n1enerilna
surat permohonan p en gangsuran pe mbayaran pajak Wajib
Pajak.
Non1.or (6 ) Diisi dengan tanggal surat Wajib Pajak cliterima eli Kantor
Pelayanan Pajak.
Non1.or (7 ) Diis i d en gan nomor lemba r pengawas a n arus clokume n.
Noi1.1.0r (8 ) Diisi d engan tanggal lembar pengawasan aru s clokun1en.
Non1.or (9) Diisi denga n nomor laporan p en elitia n pengangsuran
pen1bayaran pajak.
N01nor (10) Diisi dengan tanggal laporan p enelitian pengangsuran
pembayaran pajak.
Non1.or ( 11) Diisi d engan n ama Wajib Pajak.
No1nor (12) Diis i clengan Nomor Pokok Wajib Pajak Wajib Pajals:.
r Nomor (1 3) Diisi clengan a lamat Wajib Pajak.
Non1.or ( 14) Diisi dengan STP, SKPKB, SKPKBT, SK Pe1nbetulan, SK
Ke beratan, Putusan Banding, SPPT PBB I SKP PBB, Putusan
Peninjauan Kembali, a ta u kurang bayar b erdasarkan SPT
Tahunan Pajak Penghasilan yang diajukan permohonan.
Non1or (1 5) Diisi denga:n Nomor STP, SKPKB, SKPKBT, SK Pembe tulan, SK
Keberatan, Putusan Banding, SPPT PBB I SKP PBB atau
Putusan Peninjauan Kembali yang diajukan permohonan.
Non1or (1 6 ) Diis i dengan MasaiTahun Pajak STP, SKPKB, SKPKBT, SK
Peri1betulan, SK Keberatan, Putusa n Banding, SPPT PBB I SKP
PBB , Putusan Peninjauan Kemba li atau T a hun Pajak SPT
Tahuna n PPh yang diajuka n pe rmohonan .
N on1.or ( 1 7) Diis i de n gan tanggal jatuh tempo STP, SKPKB, SKPKBT , SK
Pen1betula n, SK Keberat a n, Putusan Banding, SPPT PBB I SKP
PBB, Putusan Peninjauan Kembali atau Kurang Bayar SPT
Ta huna n PPh yan g cliajuka n permohona n.

Sf, .
MENTEHI I<EUANGAN
REPUBLII< IN DONESIA

- 12 -

Non1or (18) Diisi clengan besarnya utang pajak sesuai dengan $TP, SKPKB,
SKPKBT, SK Pembetulan, SK Keberatan, Putusan Banding,
S_PPT PBB/SKP PBB , Putusan Peninjauan Kembali atau kurang
bayar clalam SPT Tahunan PPh.
Non1or (19) Diisi clengan jumlah paja.k yang disetujui cliangsur.
Non1or (20) Diisi clengan jangka waktu pengangsuran pajak.
Nmnor (21) Diisi sesuai clengan periode angsuran yang akan dilakukan.
Non1or (22) Diisi sesuai clengan jumlah pembayaran a ngsur an yang
(
dilakukan.
Non1or (23) Diisi dengan tanggal jatuh tempo pembayaran angsuran.
Non1or (24) Diisi dengan salclo utang pajak setiap kali clilakukan angsuran.
Nomor (25) Diisi clengan jumlah sanksi aclministrasi yang clihitung
berclasarkan peraturan perunclang-undangan perpajakan.
Non1or (26) Diisi clengan tempat penerbitan Surat Keputusan.
Non1or (27) Diisi dengan tanggal penerbitan Surat Keputusan.
Non1or (28) Diisi dengai1 namajabatan yang menanclatangani keputusan .
Non1or (29) Diisi clengan nama, NIP, clan tancla tangan pejabat yang
menandatangani keputusan.
*) Caret/ h apus yang tidak sesuai.

r\

!f, .
MENTEHI I<EUANGAN
REPUBLII< INDONESIA

- 13-

D. CONTOI-I FORMAT KEPUTUSAN PERSETUJUAN PENUNDAAN PEMBAYARAN


PAJAK:

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK


NOMOR KEP- ........ : ... .... .. .. .......... (1)

TENTANG

PERSETUJUAN PENUNDAAN PEMBAYARAN PAJAK

DIREKTUR JENDERAL PAJAK,

Menin1bang a. bahwa berdasarkan permohonan Wajib Pajak atas narna


............. .. . (2) nomor .............. (3) tanggal .. .......... (lJ.) yang cliterilna.
oleh ............. (5) tanggal .............. (6) berdasarkan letnbar
pengawasan arus clokumen nomor ... .... ... .. (7) tanggal .......... . (8)
tentang per~11ohonan penundaan pembayaran pajak;
b. bahwa berdasarkan laporan penelitian penundaan pembayaran
pajak nomor ...... ....... (9) tanggal .... .. ...... (10);

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana climaksucl clalam


huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Keputusan Direktur
Jencleral Pajak tentang Persetujt.mn Penunclaan Pen1bayaran
r Pajak;
Mengingat 1. Undang- Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Utnum
dan Tata Cara Perpajakan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1983 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3262) sebagaimana telah beberapa kali cliuba h
terakhir dengan Unclang-Unclang Nomor 16 Tahun 2009
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nmnor 62,
Tambahan Leni.ba ran Negara Republik Indonesia Notnor 4999);
. .
2. unclang-Unclang Nomor 7 Tahun 19?33 tentang Pajak Penghasilan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1983 Nomor 50,
Tambahan Lernbaran Negara Republik Indonesia Nomor 3263)
sebagaimana telah beberapa kali cliubah terakhir clenga n
Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 133, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Notnor 4893);
3. Peraturan Menteri Keuangan Nomor /PMIC03/ ten tang
Tata Cara Pembayaran clan Penyetoran Pajak;

1, .
MENTERI I(EUANGAN
REPUBLII< INDONESIA

- 14 -

MEMUTUSKAN:

Menetapkan KEPUTUSAN biREKTUR JENDERAL PAJAK TENTANG


PERSETUJUAN PENUNDAAN PEMBAYARAN PAJAK.
PERTAMA Mem.berikan persetujuan kepacla:
Wajib Pajak . ....... .. ........... .... .. (11)
NPWP ......... ...... ..... . .. ... . (1 2 )
Ala mat ... ....... ... . .. .. .. .... ... ( 13).
untuk melakukan penunclaan pembayaran pajak b erclasarkan
...... .. .. .. .. (1 4) Nomo.r .............. (15) Masa/Tahun*) Pajak
.. .... .... .... . (1 6) yang jat1.1h tempo pacla tanggal .......... . ... (1 7) sebesar
Rp ...... . ........ (1 8) dengan ketentuan bahwa jumlah pajak yang clapat
ditunda pembayarannya aclalah sebesar Rp ... . ... ........... 19)
selam.a ...... ... (20) sehingga pembayar an akan clilakukan
pacla.......... (21), dengan sanksi adminis~rasi sebesar Rp ..... : ...... (22).

KEDUA Keputusan Direktur Jencleral ini mulai b erlaku sejak tanggal


ditetapkan.
Ditetapkan eli ................... (23)
pad a tanggal .. ...... .... . .. .. .. . (24)

a.n. DIREKTUR J ENDERAL PAJAK


.............................. ........... (25)

NIP ..... .............................. (26)

1.
MENTEI\1 I<EUANGAN
HEPUBUI< INDONESIA

- 15-
PETUNJUK PENGISIAN
SURAT KEPUTUSAN PERSETUJUAN PENUNDAAN PEMBAYARAN PAJAK

N om.or ( 1) Diisi clengan nomor keputusan.


Nom.or (2) Qiisi dengan nama Wajib Pajak yang mengajukan surat
p ermohonan penunclaan pembayaran pajak.
Nom.or (3) Diisi dengan nomor sura:t permohonan penunclaan pe1nbayaran
pajak.
Non1or (4) Diisi clengan tanggal surat pennohonan penunclaan
pembayaran pajak.
[ Non1or (5) Diisi clengan nama Kantor Pelayanan Pajak yang m.enerima
surat permohonan penunclaan pembayaran paj ak Wajib Pajak.
Non1or (6) Diis i d engan tanggal surat Wajib Pajak cliterima eli Kantor
Pelayana n Pajak.
Non1or (7) Diisi clengan nomor lembar p engawasan ar:us clokumen.
Nom.or (8) Diisi dengan tanggallembar p engawasa n aru s clokumen.
Non1or (9) Diis i clengan nomor 1aporan penelitian penunclaan pembayaran
p ajak bagi Wajib Pajak.
N01nor (10) Diisi clengan tanggal laporan penelitian penundaan pe1nbayaran
pajak bagi Wajib Pajak.
Non1or ( 11) Diis i d engan nama Wajib Pajak.
N01nor (12) Diis i dengan Nomor Pokok Wajib Pajak Wajib Pajak.
N01nor (13) Diisi clengan alamat Wajib Pajak.
r-... N01nor (14) Diisi clengan STP, SKPKB, SKPKBT, SK Pe mbetulan, SK
Keberatan, Putusan Banding, SPPT PBB/SKP PBB, Putusan
Peninja u a n Kembali, a tau Kurang Bayar berclasarkan SPT
Tahuna n Pajak Penghasilan yang cliajukan pennohonan.
Non1or (1 5 ) Diisi clenga n Nomor STP, SKPKB, SKPKBT, SK Pembetulan, SK
Keberat~n, Putusan Banding, SPPT PBB I SKP PBB a tau
Putus an Peninjauan Kembali yang diajuka n permohonan.
Non1or (16 ) Diisi clengan MasaiTa hun Pajak STP, SKPKB, SKPKBT, SK
Pembetulan, SK Keberatan, Putusan Banding, S PPT PBB I SKP
PBB, Putusan Peninjauan Kembali, atau Tahun Pajak SPT
T alninan PPh yang cllajukan permohona n .
Nomor (1 7 ) Diisi _clen gan tanggal jatuh tempo STP, SKPKB, SKPKBT , SK
Pe mbe tulan, SK Keberatan, Putusan Banding, S PPT PBB I SKP
PBB, Putusan Peninj au a n Ke mbali a tau jatuh ten1po
Pembayaran PPh Tahunan yang cliaji...1ka n pennohonan.
MENTER! I<EUANGAN
REPUBUI< INDONESIA

- 16-

Nornor (18) Diisi dengan besarnya utang pajak sesuai clengan STP, SKPKB,
SKPKBT, SK Pembetulan, SK Keberatan, Putusan Banding,
SPPT PBB/Sl\.P PBB, Putusan Peninjauan Ke1nbali atau SPT
Tahunan PPh.
Nori1or (19)' Diisi dengan jumla h pajak yang disetujui dituncla.
Nomor (20) Diisi dengan jangka waktu penundaan p ajak.
Non1or (21) Diisi dengan tanggal pelunasan pajak.
Nomor (22 ) . Diisf dengan jumlah sanksi . aclministrasi sesum clengan
peraturan pe1:unclang-unclangan perpajakan.
Nornor (23) Diisi clengan tempat penerbitan. keputusan.
Non1or (24) Ditsi dengan tanggal penerbitan keputusan.
Nornor (2 5 ) Diisi dengan nama j abatan yang Inenandatangani keputusan.
Nmnor (26 ) Diisi dengan narna, NIP, dan tancla tangan pejabat yang
menandatangani keputus an.
*) . Co ret/ hapus yang ticlak ses1:1-ai.
MENTEHI I<EUANGAN
REPUBUI< INDONESIA

- 17-

E. CONTOH FORMAT Kl~PUTUSAN PENOLAI{AN PENGANGSURAN/


PENUNDAf~.N*) PEMBAYARAN PAJAK:

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK


NOMOR KEP- .. ......... .. .... ......... (1)

TENTANG

PENOLAKAN PENGANGSURAN/PENUNDAAN*) PEMBAYARAN PAJAK

DIREKTUR JENDERAL PAJAK,

Met1imba ng a. b a hwa berclasarkan .permohonan Wajib Paj a k atas nama


.: .... _. .. ......... (2 ). nomor. ...... ..... :. (3 ) t a nggal .. : ......... (4) yang cliteriina-
oleb. .. : ...... .. .. (5) .tanggal .... :.. ... .... (6) berclasarkan le1nbar
pengawasan arus clokumen pomor ..... ...... . (7) tanggal .... ...... . (8)
te.ntang p ennohona n penunclaan pembayar a n pajak;
b. b a hwa b erclas?-rkan la pora n p e nelitian p engangsuran/
p enunclaan*) pembayaran p ajak nomor .. ...... .. ... (9 ) t anggal
.. .......... (iO) ;
c. b a hwa be rdasarkan p ertimbangan sebagain1ana clin1a ksucl cla la m
huruf a clan huruf b, p erlu m e n e ta pkan Keputusan Direktur
Je'n deral Pajak t entang Penunclaan Pembayaran Pajak;
. .
Mengin gat 1. Unclang-Undang Nomor 6 Ta hun 1983 te ntang Ketentuan UnTt..un
dan Tata Cara Perpajakan (Lembaran Negara Republik Incl01i.esia
Tahun 1983 Nomor 49, Ta mba han Lemba ran Negara Republik
Inqon esia Nomor 3262) sebagaimana telah beberapa kali cliubah
teiakhir clenga n Unclang-Unclang Nomor 16 Tahun 2009
(Le1nbm:an Negara Rep-L1blik Indonesia Tahun 2009 Non1or 62,
Tambahan Lemba ran Negara Republik Indonesia Non1or 4999);
. 2. undang-Unclang No~nor 7 Tahun 1983 t entang Pajak Penghasilan
(Lembaran Negara Republik Indones ia Tahun 1983 N01nor 5 0,
Tamba han Lembaran Negara Republik Indonesia N01nor 3263)
sebagaimana t elah beberapa k a li cliuba h terakhir clengan
Undang-Uncla ng Nomor 36 Tahun 2 008 (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 133, Tambah a n
Le1nbaran Negara Rep'!-lblik Indonesia Nomor 4893 );
3. Peraturan Menteri Keu angan Nomor /PMK.03 / ten tang
Tata Cara Pembayaran dan Penyetoran Paja k;

f ."
MENTERI I<EUANGAN
REPUBLI I< INDONESIA

- 18 ~

. MEMUTUSKAN:

Menetapkan KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK TENTANG PENOLAKAN


PENGANGSURAN/PENUNDAAN*) PEMBAYARAN PAJAK.
PERTAMA bahwa berdasarkan penelitian terhadap permohonan untuk
rnengangsurfmenunda*) pernbayaran utang pajak yang cliajukan
oleh:
Wajib Pajak ........................... (11)
NPWP ... .... ... ..... ............ (12)
Alamat ... : .. ..... ............. ... (13).
1..u~tuk melakukan pengangsuran/penundaan*) pembayaran pajak
berdasarkan ............ .. (l tJ.) Nomor .............. (15) Masa/Tahun*) Pajak
...... : ........ (16) yang jatuh tempo pada tanggal .............. ( 17) sebesar
Rp .............. (18), dengan ini clinyatakan clitolak.

KEDUA Keputusan Direktur Jenderal ini rnulai berlaku pacla tanggal


clitetapkan.
Ditetapkan. eli .................. (19)
pacla tanggal .................... (20

a.n. DIREKTUR JENDERAL PAJAK


. . ;.... .... .. ... .. ............... ....... . (21)

NIP ..,. ............................ .... (22)


MENTEHI I<EUANGAN
REPUBLII< INDONESIA

- 19 -

PETUNJUK PENGISIAN SURAT KEPUTUSAN


PENOLAKAN PENGANGSURANIPENUNDAAN*) PEMBAYARAN PAJAK

Nmnor (1) Diisi


. dengap nomor
.
keputusan.
Nombr (2) Diisi clengan nama Wajib Pajak yang m engajukan surat
pennohm'lan penundaan pembayaran pajak.
. .
Nqrn.or (3) Diisi dengan nomor surat permohona n pengangsuranl
penundaan pembayaran pajak.
Non1or (4) Diisi dengan tanggal surat pennohonan pengangsuranl
r penunda9,n pembayara~1 pajak.
I

Ncnnor (5) Diisi clengan nama Kantor Pelayanan Pajak yang 1nenerilna
surat permohonan pengangsuran I penundaan pen1bayaran
pajak Wajib Paja~c
Non1or (6) Diisi clengan tanggal surat Wajib Pajak_ diterima eli Kantor
l~elayanan Pajak.

No1nor (7) Diisi clengan nomor lemba r pengawasan arus clokumen.


Non1or (8) Diisi dengan tanggal_lembal' pengawasan arus clokumen.
Non1or (9) Diisi . ,dengan nomor laporan penelitian
pengangsuranl penundaan pembayaran pajak.
Non1or (10) Diisi . dengan tanggal laporan peilelitian
pengangsuran I penunclaan pembayaran paj ak.
Nornor (11) Diisi -dengan nama Wajib Pajak.
Non1or (12) Diisi dengan Nomor Pokok Wajib Pajak Wajib Pajak.
(
~
' Nmnor (13) Diisi dengan alamat Wajib Pajak.
Nmnor (14) Diisi clengan STP, SKPKB, SKPKBT, SK Pen1betulan, SK
Keberatan, Putusan Banding, SPPT PBB I SKP PBB a tau
Putusan Peninjauan Kembali yang cliaju~can pennohonan.
Non1or (15) Diisi dengan Nomor STP, SKPKB, SKPKBT, SK Pembetulan, SK
Keberatan, Putusan. Banding, SPPT PBBISKP PBB atau
F\1tusan Peninjauan Kembali yang cliajui~an pennohonan.
.. . .
Non1or (16) .Diisi clengan MasaiTahun. Pajak STP, SKPKB, SKPKBT, SK
Pembetulan, SK Keberatan, Putusan Banding, SPPT PBB I SKP
PBB atau Putusan Peninjauai1 Kembali yang diajulcan
pennohonan.
Non1or (17) Piisi dengan tanggal jatuh tempo STP, SKPKB, SKPKBT, SK
Pembetulan, SK Keberatan, Putusan Banding, SPPT PBB I SKP
PBB ata1.1 Putusan Peninjauan Ken1bali yang diajt1kan
!Jennohonan.
Non1or (18) Diisi dengan besarnya utang pajak sesuai dengan STP, SKPKB,
SKPKBT, SK Pembe.tulan, SK Keberatan, Putusan Banding,
SPPT PBBISJ<P PBB atau Pi.1tusan Peninj2man Kembali.
MENTERII<EUANGAN
HEPUBLII< INDONESIA

- 20 -

Nomor (19) Diisi dengan kota tempat p enerbitan Surat Keputusan.


Nomor (20) Diisi clengan t anggal penerbitan Surat Keputusan.
Nomor (2 1) Diisi dengan n ama Jabatan yang m enanclatangani Surat
Keputusan.
Nomor (22) Diisi clengan n ama, NIP, dan tanda tangan pej a bat yang
menandatangani surat keputusan.
*) Diisi den gan salah satu piliha n yang sesuai.

f"' .
I

MJ!:NTJ!:Rl K ll:UANGAN Rli:PUBLIJ( I NDONESIA,

tld.

BAMBANG P. S . BRODJONEGORO

Salinan sesuai d engan aslinya


K E PALA B IRO UMUM -
u.b.
K EPALA BAGIAN T .U. KEMENTERIAN
h;v .
GI ARTO I . . .:.:
NIP 19s <fo-:J.20 198-+021 oo'i

You might also like