You are on page 1of 10

Forum Bisnis Dan Kewirausahaan

Jurnal Ilmiah STIE MDP

Simulasi Pelaporan Biaya Kualitas Di PT. XYZ


Terkait Dengan Penerapan ISO 9000:2000

Winny

STIE MDP
dominika.winny@gmail.com

Abstract: Measuring and analyzing cost of quality are the first step in quality management program. But many
company which have got the objective of this research is to find out whether PT.XYZ has reached the optimal point
of cost of quality. If PT.XYZ has reached this point, this company could earned maximum net profit. Author used
Income Statement to analyze the component of expense, and clasify them into cost of quality based on the ABC. The
result of this research show that on 2004, total cost of quality was Rp 154.876.000.000, 4,87 % of sales. On 2007,
total cost of quality was Rp 163.693.000.000, 4,62% of sales.

Keywords: Cost of Quality, Optimal Point, Maximum Net Profit.

1 PENDAHULUAN yang menimbulkan kesulitan bagi perusahaan jasa


untuk menghitung biaya kualitasnya.
Banyaknya bermunculan produk demi
memenuhi kebutuhan manusia yang semakin Dalam menghitung biaya kualitas,
bertambah menyebabkan perusahaan-perusahaan perusahaan harus mampu mengklasifikasikan biaya-
bersaing dengan ketat untuk meningkatkan biaya ini dengan jelas, agar dapat membuat laporan
permintaan terhadap produknya. Bagi konsumen, biaya kualitas. Bagi perusahaan manufaktur, hal ini
munculnya jumlah produk yang banyak sangat mudah, karena mulai dari proses persiapan
mengharuskan mereka untuk lebih selektif dalam produksi sampai dengan produk selesai, tiap jenis
memenuhi kebutuhan mereka. Akibatnya, setiap biaya ini dapat dikelompokkan dengan mudah
individu memilih produk dengan pandangan berdasar waktu terjadinya biaya. Namun pada
berbeda, antara lain; harga yang terjangkau, perusahaan jasa, perhitungan ini sulit diterapkan
kualitas produk, merek (brand), terbiasa dengan karena adanya inseparability principle dan sifat jasa
pemakaian produk tertentu, dan alasan lain. yang intangible. Empat karakteristik jasa yang
paling esensial, yaitu intangibility, inseperability,
Kualitas adalah mutu sebuah produk, perishability, heterogeinity, secara otomatis
mengacu pada apakah suatu produk dapat mempengaruhi implementasi pelaporan biaya
memenuhi keinginan dan kebutuhan konsumen. kualitas.
Terkait dengan definisi produk berkualitas, muncul
perbedaan antara kualitas produk yang memiliki Namun, seiring berkembangnya usaha
fisik dan kualitas produk jasa yang tidak memiliki yang dikelola, perusahaan secara perlahan mulai
wujud fisik. Produk yang berwujud memiliki fisik, memperhatikan kualitas produknya. Oleh karena
sehingga konsumen dapat langsung menilai apakah itu, sangat penting bagi perusahaan untuk
produk tersebut berkualitas sebelum membeli. Lain memahami dan menerapkan perhitungan biaya
halnya dengan jasa yang tidak memiliki wujud kualitas, karena biaya ini mempengaruhi kinerja
fisik. Transaksi perusahaan jasa terjadi bersamaan perusahaan, terutama kinerja keuangan yang
dengan pelayanan yang diberikan karyawan pada tampak pada profitabilitas perusahaan.
konsumen, sehingga konsumen baru dapat menilai
kualitas dari jasa tersebut setelah merasakan Penelitian terhadap implementasi biaya
pelayanan yang diberikan perusahaan. Hal ini pula kualitas terkait penerapan ISO ini dilakukan di PT.

Vol. 1 No. 1 September 2011 Hal - 55


Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah STIE MDP

XYZ, yaitu perusahaan jasa yang bergerak di memberikan perhatian individual terhadap
bidang telekomunikasi. Hingga saat ini, perusahaan pelanggan.
ini telah menghasilkan banyak produk yang 2. Estetika (aesthetics) berhubungan dengan
mendukung perkembangan teknologi penampilan wujud produk (misalnya, gaya dan
telekomunikasi, seperti telepon, hand phone, dan keindahan) serta penampilan fasilitas,
internet. Perusahaan ini juga telah menerapkan peralatan, pegawai, dan materi komunikasi
standar kualitas pada manajemen dan produknya yang berkaitan dengan jasa.
yang mempengaruhi kinerja perusahaan dari segi 3. Kemudahan perawatan dan perbaikan
operasional dan finansialnya. (serviceability) berkaitan dengan tingkat
kemudahan merawat-dan memperbaiki produk.
Sehubungan latar belakang masalah, maka 4. Fitur (features) adalah karakteristik produk
permasalahan yang diangkat terkait biaya kualitas yang berbeda dari produk-produk sejenis yang
adalah: Bagaimana pembuatan laporan biaya fungsinya sama.
kualitas di PT.XYZ terkait dengan Penerapan ISO 5. Keandalan (reliability) adalah probabilitas suatu
9000:2000 ?. produk atau jasa menjalankan fungsi seperti
yang dimaksudkan dalam jangka waktu tertentu.
Dengan demikian penelitian ini bertujuan 6. Tahan lama (durability) merupakan jangka
untuk mengenal lebih jelas bagaimana karakteristik waktu produk dapat berfungsi.
perusahaan jasa dan bagaimana perhitungan biaya 7. Kualitas kesesuaian (quality of conformance)
kualitas dalam perusahaan jasa. yaitu, ukuran mengenai apakah suatu produk
telah memenuhi spesifikasinya atau tidak.
8. Kecocokan penggunaan (fitness for use)
2 KAJIAN TEORITIS didefinisikan sebagai kecocokan dari suatu
produk menjalankan fungsi-fungsi
Menurut Hansen dan Mowen (2005:5), sebagaimana diiklankan.
kualitas adalah ukuran relatif dari kebaikan (good-
ness). Definisi ini mengungkapkan tingkat Menurut Hansen dan Mowen (2005:7),
keunggulan (excellence) dan ukuran relative kebaikan kegiatan yang berhubungan dengan kualitas adalah
(goodness). Kualitas produk atau jasa adalah sesuatu kegiatan yang dilakukan karena mungkin atau telah
yang memenuhi atau melebihi ekspektasi pelanggan. terdapat kualitas yang buruk. Biaya-biaya untuk
Ekspektasi pelanggan bisa dijelaskan melalui atribut- melakukan kegiatan-kegiatan tersebut disebut biaya
atribut kualitas atau hal-hal yang sering disebut kualitas. Jadi, biaya kualitas (costs of quality) adalah
dengan dimensi kualitas. Ekspektasi pelanggan biaya-biaya yang timbul karena mungkin atau telah
meliputi delapan dimensi berikut, yaitu: terjadi produk yang buruk kualitasnya. Dari definisi
ini,maka dapat disimpulkan bahwa terdapat dua
1. Kinerja (performance), yaitu tingkat konsistensi kategori kegiatan yang berhubungan dengan kualitas,
dan kebaikan fungsi-fungsi produk. Dalam jasa, yaitu kegiatan sebelum timbulnya kualitas yang buruk
prinip tidak terpisahkan (insperability principle) (kegiatan pengendalian atau control activities) dan
mengandung arti bahwa jasa dilakukan secara kegiatan sesudah timbulnya kualitas buruk (kegiatan
langsung di hadapan pelanggan. Sehingga karena kegagalan atau failure activities).
definisi kinerja untuk jasa dapat didefinisikan
lebih jauh sebagai atribut daya tanggap, Kegiatan pengendalian (control activities)
kepastian dan empati. Daya tanggap membantu dilakukan oleh suatu perusahaan untuk mencegah
pelanggan, dan menyediakan pelayanan yang atau mendeteksi kualitas yang buruk (karena
konsisten dan bersifat segera. Kepastian kualitas yang buruk mungkin terjadi). Jadi, kegiatan
(assurance), mengacu pada pengetahuan dan pengendalian terdiri dari kegiatan-kegiatan
keramahan karyawan serta kemampuan mereka pencegahan dan penilaian. Biaya pengendalian
membangun kepercayaan dan keyakinan (control costs) adalah biaya-biaya yang dikeluarkan
pelanggan. Empati (empathy) berarti peduli dan untuk menjalankan kegiatan pengendalian.

Hal - 56 Vol. 1 No. 1 September 2011


Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah STIE MDP

Kegiatan karena kegagalan (failure activi- Menurut Jon R. Miller dan John S. Morris
ties) dilakukan oleh perusahaan atau oleh dalam jurnalnya yang berjudul Is Quality Free or
pelanggannya untuk merespons kualitas yang buruk Profitable?, dinyatakan bahwa level kualitas tidak
(kualitas buruk memang telah terjadi). Jika respons hanya didasarkan pada analisis biaya. Perusahaan
terhadap kualitas yang buruk dilakukan sebelum dapat memperoleh pendapatan yang lebih tinggi
produk cacat (tidak memiliki kesesuaian, tidak bisa dari level kualitas yang lebih tinggi pula,
diandalkan, tidak tahan lama, dan seterusnya) meningkatkan pangsa pasar dan harga yang lebih
sampai ke pelanggan, maka kegiatannya tinggi. Pada saat biaya kualitas mencapai titik
diklasifikasikan sebagai kegiatan kegagalan internal. optimalnya maka perusahaan akan mencapai net
Sebaliknya, jika respons muncul setelah produk profit yang maksimum. Berikut grafik pengaruh
sampai ke pelanggan, maka kegiatannya kualitas terhadap pendapatan. Oleh karena itu,
dikategorikan menjadi kegagalan eksternal. Micheal Behm berpendapat bahwa perusahaan
perlu memonitor biaya pencegahan untuk
Secara umum, biaya kualitas memastikan efisiensi berkelanjutan.
diklasifikasikan menjadi empat kategori, yaitu:

1. Biaya pencegahan (prevention cost), terjadi


untuk mencegah kualitas yang buruk pada
produk atau jasa yang dihasilkan. Contoh dari
biaya pencegahan adalah biaya rekayasa
kualitas, program pelatihan kualitas,
perencanaan kualitas, pelaporan kualitas,
pemilihan dan evaluasi pemasok, audit
kualitas, siklus kualitas, uji lapangan, dan
peninjauan desain.
2. Biaya penilaian (appraisal cost), terjadi untuk
menentukan apakah produk dan jasa telah sesuai Gambar 1: Analisis Pengaruh Kualitas
dengan persyaratan atau kebutuhan pelanggan. Terhadap Pendapatan
Biaya penilaian juga terkait dengan kegiatan
pemeriksaan produk untuk memastikan bahwa Sumber: Jon R Miller, John S Morris. Quality
produk-produk ini telah memenuhi persyaratan Progress, Vol. 33, Iss. 1, p. 50-53
konsumen internal dan eksternal. (Atkinson,
Kaplan, Young: 2004:203). 2.1 Sekilas Mengenai ISO 9004:2000
3. Biaya kegagalan internal (internal failure cost),
terjadi karena produk dan jasa yang dihasilkan Terdapat empat macam pengukuran yang
tidak sesuai dengan spesifikasi atau kebutuhan disebutkan dalam ISO 9004:2000, antara lain:
pelanggan. Ketidaksesuaian ini sebelum
dikirim ke pihak luar. Ini adalah kegagalan 1. Measurement and monitoring of system
yang dideteksi oleh kegiatan penilaian. performance.
4. Biaya kegagalan eksternal (external failure Manajemen puncak memastikan bahwa metode
costs), terjadi karena produk dan jasa yang yang efektif dan efisien telah digunakan untuk
dihasilkan gagal memenuhi persyaratan atau mengidentifikasi perkembangan kinerja sistem
tidak memuaskan kebutuhan pelanggan setelah kualitas manajemen. Alat untuk mengukur
produk disampaikan kepada pelanggan. kinerja sistem adalah:
a. Survei tingkat kepuasan konsumen dan
Dari semua biaya-biaya kualitas, kategori pihak lain yang berkepentingan.
biaya ini dapat menjadi yang paling merugikan. Biaya b. Audit internal
kegagalan eksternal, seperti juga biaya kegagalan c. Pengukuran keuangan
internal, hilang jika tidak ada produk yang cacat. d. Self-assessment

Vol. 1 No. 1 September 2011 Hal - 57


Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah STIE MDP

Dalam financial measurement (pengukuran Contoh alat pengukuran produk yang


keuangan), manajemen mengubah data proses digunakan oleh PT.X, antara lain:
menjadi informasi keuangan untuk a. Pelaporan inspeksi dan tes
menyediakan pembanding bagi tiap proses dan b. Form penerimaan produk
memfasilitasi perkembangan efektivitas dan c. Certificates of conformity as required
efisiensi organisasi bersangkutan. Data-data
keuangan ini dapat berupa: analisis biaya PT. XYZ juga memastikan kualitas produk
pencegahan dan penilaian, analisis biaya melalui uji terima barang, inspection and test
kegagalan internal dan eksternal, analisis biaya of material, dan evaluasi kualitas, serta
siklus produk. Pengukuran biaya kualitas melaksanakan program peningkatan kualitas,
termasuk dalam pengukuran kinerja sistem. seperti implementasi SOA.

4. Measurement and monitoring the satisfaction


Di PT. X identifikasi aktivitas telah dilakukan,
of interested parties.
tetapi perusahaan ini belum melaporkan biaya
Perusahaan seharusnya mengidentifikasi
kualitas.
informasi yang dibutuhkan untuk mencapai
kebutuhan pihak terkait, seperti; SDM
2. Measurement and monitoring of processes. perusahaan, investor dan pemilik, pemasok dan
Pengukuran seharusnya digunakan untuk partner, dan masyarakat. Untuk pengukuran
mengatur operasi harian, evaluasi proses yang kepuasan pihak terkait, PT. XYZ telah
sesuai untuk continuous improvement yang saat melakukan audit laporan keuangan untuk
ini sedang dijalankan perusahaan. Untuk memenuhi kebutuhan investor dan pemilik.
pengawasan proses, PT. XYZ melakukan audit Audit dilakukan di 3000 titik kontrol. Selain itu,
mutu dan process control measurement. perusahaan juga melakukan survei terhadap
Pengukuran proses ini mempengaruhi kepuasan konsumen. Output dari survei ini
keputusan mengenai alokasi biaya. Untuk berbentuk CDI (Customer Dissatifaction Index),
alokasi biaya, PT. XYZ menggunakan flexible CSI (Customer Satisfaction Index), CLI
budgeting, karena dalam menghadapi (Customer Loyalty Index).
persaingan red ocean, PT. XYZ harus
responsif terhadap keinginan pelanggan dan
feed back dari pesaing. 3 METODE PENELITIAN
3. Measurement and monitoring of product. 3.1 Pendekatan Penelitian
Pengukuran produk harus direncanakan dan
dilaksanakan agar kebutuhan para pihak yang Pendekatan yang dipakai dalam jurnal ini
berkepentingan dipenuhi dan digunakan untuk adalah pendekatan kualitatif. Pendekatan ini sesuai
mengembangkan realisasi proses. Hal-hal dengan latar belakang masalah, rumusan masalah
yang perlu dipertimbangkan perusahaan dan tujuan penelitian. Menurut Kirk dan Miller
antara lain: yang dikutip oleh Moleong (1995:3)
a. Tipe karakteristik produk yang nantinya mendefinisikan Penelitian kualitatif sebagai tradisi
mempengaruhi tipe pengukuran, alat tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial secara
pengukuran yang sesuai. fundamental bergantung pada pengamatan manusia
b. Peralatan dan software yang dibutuhkan. dalam kawasannya sendiri dan berhubungan
c. Karakteristik yang perlu diukur dari setiap dengan orang-orang tersebut dalam bahasanya dan
titik. dalam peristilahannya.
d. Pemeriksaan dan percobaan yang
dibutuhkan. Metode yang digunakan dalam penelitian
e. Kualifikasi SDM, material, produk, proses, ini adalah studi kasus pada PT. XYZ, karena
dan sistem kualitas. rumusan masalah yang berbunyi how dan tidak
f. Pencatatan hasil pengukuran produk. dimaksudkan untuk menguji hipotesis.

Hal - 58 Vol. 1 No. 1 September 2011


Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah STIE MDP

3.2 Desain Penelitian c. Kriteria Pengintepretasian Temuan


Penulis mengklasifikasikan akun-akun beban
Desain penelitian merupakan proses yang yang terdapat dalam laporan laba-rugi ke
diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan dalam kategori biaya kualitas, kemudian
penelitian (Nazir, 2003:84). Tujuan dari desain membuat laporan biaya kualitas sebagai
penelitian adalah untuk membantu peneliti persentase dari pendapatan dan laporan biaya
menghindari data-data yang tidak mengarah pada kualitas dengan analisis trend atas masing-
penelitian. Dalam hal ini, terdapat empat masing laporan biaya kualitas per tahun.
komponen desain penelitian, yaitu: Pelaporan biaya kualitas dikaitkan dengan
prosedur yang terdapat dalam ISO 9000;2000.
a. Pertanyaan Penelitian
Dari rumusan masalah mengenai bagaimana d. Teknik Analisis
pengaruh implementasi dan pelaporan biaya Adapun teknik analisis yang dilakukan oleh
kualitas dalam perusahaan jasa terhadap kinerja penulis terdiri dari beberapa langkah, sebagai
perusahaan, maka dapat dibuat rincian berikut:
pertanyaan antara lain: 1. Mengidentifikasi penerapan quality control
1. Bagaimana sejarah berdirinya perusahaan? di PT.XYZ sesuai dengan prosedur ISO
2. Bagaimana struktur organisasi perusahaan? 9004:2000.
3. Bagaimana perusahaan 2. Mengidentifikasi dan mengklasifikasikan
mengimplementasikan biaya kualitas? data-data akuntansi dalam laporan biaya
4. Bagaimana perusahaan menanggapi usaha yang terkait dengan elemen-elemen
external failure yang telah terjadi? biaya kualitas (biaya pencegahan, biaya
5. Bagaimana penerapan quality control penilaian, biaya kegagalan internal, biaya
dalam perusahaan ini? kegagalan eksternal)
Pertanyaan-pertanyaan tersebut akan 3. Menyusun laporan biaya kualitas yang
mempermudah dalam mengumpulkan terdiri dari laporan biaya kualitas
informasi yang dibutuhkan untuk menjawab berdasarkan pendapatan aktual serta trend
rumusan masalah. Pertanyaan di atas dapat laporan biaya kualitas untuk empat
berkembang sesuai dengan situasi di lapangan periode.
saat melakukan penelitian. 4. Mengintepretasikan dan menarik
kesimpulan terhadap hasil analisis.
b. Unit Analisis
Unit analisis berkaitan dengan batasan
4 HASIL DAN PEMBAHASAN
pengamatan penelitian yang didasarkan pada
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan 4.1 Identifikasi Biaya Kualitas
sebelumnya. Untuk mempermudah pencarian
data perusahaan, maka dibuat unit analisis Implementasi pelaporan biaya kualitas
untuk masing-masing pertanyaan yang diawali dengan pengidentifikasian dan
diajukan dalam penelitian ini, yaitu: pengklasifikasian komponen biaya perusahaan ke
1. Dalam hal sejarah berdirinya perusahaan dalam empat kategori biaya kualitas. Klasifikasi
dan struktur organisasi, maka unit komponen biaya di perusahaan jasa ini didasarkan
analisisnya adalah sejarah pendirian pada identifikasi proses yang termasuk dalam PAF
perusahaan, dan struktur organisasi. model (Prevention, Appraisal, Failure model).
2. Dalam hal perhitungan serta Akun biaya di PT. XYZ diidentifikasi dan
pengelompokan biaya yang terkait dengan diklasifikasikan sebagai berikut:
biaya kualitas, unit analisisnya adalah
laporan biaya usaha. a. Biaya pencegahan (prevention cost)
3. Quality control mengacu pada unit analisis Menurut Hansen dan Mowen (2005:7), biaya
berupa standar kualitas. pencegahan terjadi untuk mencegah terjadinya

Vol. 1 No. 1 September 2011 Hal - 59


Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah STIE MDP

kualitas buruk pada produk atau jasa yang b. Biaya penilaian (appraisal cost)
dihasilkan. Pada PT. XYZ, yang termasuk Jenis biaya ini terdiri dari:
prevention cost adalah: 1. Beban audit, adalah beban yang terkait
1. Beban pendidikan, pelatihan adalah beban dengan pemeriksaan kualitas produk
yang terjadi untuk menyelenggarakan (apakah telah sesuai dengan klasifikasi
pelatihan dan seminar-seminar bagi yang ditetapkan perusahaan), dan audit
karyawan, serta mensosialisasikan laporan keuangan perusahaan.
kebijakan dan program perusahaan. 2. Beban perjalanan dinas dalam negeri,
2. Beban Operasi dan Pemeliharaan (BODP) terdiri dari beban perjalanan dinas dalam
Sentral rangka sosialisasi dan evaluasi program
3. BODP Radio perusahaan berkaitan dengan peningkatan
4. BODP Transmisi kualitas secara berkelanjutan.
5. BODP Catudaya 3. Beban rapat, terdiri dari biaya untuk rapat
6. BODP alat ukur / kerja jaringan dalam rangka membahas program
7. BODP Terminal, terdiri dari BODP telepon, prevensi untuk produk dan jasa yang
BODP telepon umum, BODP sentral disediakan perusahaan untuk konsumen.
telepon. 4. Beban tender, merupakan biaya yang
Beban Operasi dan Pemeliharaan (BODP) terjadi dalam rangka pengadaan barang
nomor 3 7 merupakan beban yang terkait untuk keperluan operasional perusahaan,
erat dengan availability. BODP sentral, serta pemeriksaan terhadap kesesuaian
radio, transmisi, catudaya, terminal dan alat barang yang ditawarkan supplier dengan
ukur /kerja jaringan mempengaruhi spesifikasi yang dibutuhkan perusahaan
ketersediaan jasa telekomunikasi bagi para (inspection and test materials).
konsumen. Baik buruknya pemeliharaan
c. Biaya kegagalan internal (internal failure cost)
transmisi, catudaya, terminal, dan radio
Biaya kegagalan internal terdiri dari
berdampak langsung pada ada tidaknya jasa
reinspection cost, yaitu biaya untuk memeriksa
telekomunikasi bagi konsumen serta jumlah
kembali program quality control atau process
gangguan yang mungkin terjadi. Oleh karena
control akibat adanya fraud.
itu, biaya operasi dan pemeliharaan ini
d. Biaya kegagalan eksternal (external failure cost)
dikelompokkan sebagai biaya pencegahan.
External failure cost terdiri dari:
8. Biaya customer education, dikategorikan
1. Beban Operasi dan Pemeliharaan (BODP)
dalam prevention cost karena pengetahuan
jaringan multiplier kabel
konsumen terhadap fungsi dan cara
2. Beban Operasi dan Pemeliharaan (BODP)
penggunaan produk dianggap berpengaruh
jaringan akses fiber
secara langsung terhadap kualitas jasa yang
3. Beban Operasi dan Pemeliharaan (BODP)
disediakan perusahaan. Semakin tinggi
jaringan akses radio
tingkat pengetahuan konsumen terhadap
produk perusahaan, diharapkan jumlah Ketiga BODP di atas merupakan biaya
keluhan akan semakin berkurang. yang terjadi akibat perbaikan gangguan jaringan.
9. Beban pengembangan, merupakan beban Pendek kata, jumlah biaya-biaya ini dipengaruhi
yang terjadi untuk melakukan inovasi, oleh kuantitas gangguan yang terjadi.
pembaharuan produk, serta program-
program yang berkaitan dengan continuous Setelah mengidentifikasi dan
improvement. mengklasifikasikan jenis-jenis biaya yang terdapat
10. Biaya Hak Penyelenggaraan (BHP) dalam laporan keuangan perusahaan, maka tahap
Frekuensi, jasa telekomunikasi (Jastel) dan berikutnya adalah membuat laporan biaya kualitas.
kontribusi USO adalah beban yang Dari laporan keuangan PT.XYZ selama tahun 2004-
dibayarkan pada pemerintah untuk 2007, maka diketahui total pendapatan tahun 2004
pemakaian frekuensi untuk operasional. sebesar Rp 3.181.152.000.000, 2005 meningkat

Hal - 60 Vol. 1 No. 1 September 2011


Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah STIE MDP

hingga Rp 3.464.175.000.000, 2006 sejumlah Rp peningkatan biaya perjalanan dalam negeri.


3.567.504.000.000, sedangkan tahun 2007,
pendapatan menurun sampai Rp 3.540.947.000.000. Penurunan prevention cost dan appraisal
cost menyebabkan kenaikan pada internal failure cost
Pada tahun 2005 biaya kualitas mengalami dan external failure cost. Pada tahun 2005, internal
peningkatan di titik tertinggi jika dibandingkan failure cost naik sebesar 20 % dari Rp
dengan tahun 2004, 2006, dan 2007. Biaya kualitas 18.604.000.000 pada tahun 2004 menjadi Rp
meningkat sebesar Rp 14.837.000.000 pada tahun 22.342.000.000 pada tahun 2005. Pada tahun 2006,
2005. Pada tahun 2006, biaya kualitas menurun Rp biaya ini meningkat 1% atau sebesar Rp 307.000.000.
12.563.000.000, dan pada tahun 2007, biaya Pada 2007, biaya kegagalan internal tidak mengalami
kualitas meningkat Rp 6.544.000.000. perubahan. Hal ini disebabkan karena beberapa
komponen biaya ini ditarik ke corporate.
Biaya pencegahan di tahun 2005 meningkat
Rp 2.882.000.000 atau sebesar 3% dibanding tahun
Pada tahun 2005, external failure cost
2004 terutama disebabkan karena biaya hak
meningkat sebesar Rp.8.723.000.000 atau 20%.
penyelenggaraan frekuensi, BHP jasa telekomunikasi,
Kenaikan beban ini terutama disebabkan oleh
kontribusi USO. Begitu pula yang terjadi pada tahun
kenaikan pada Beban Operasi dan Pemeliharaan
2006 dan 2007. Pada tahun 2006, biaya pencegahan
jaringan multipair kabel. Selain itu, kenaikan
menurun sebesar Rp. 12.401.000.000 (14%). Pada
failure cost ini juga dapat dihubungkan dengan
tahun 2007, biaya pencegahan meningkat sebesar Rp.
kenaikan jumlah gangguan yang terjadi dari
6.403.000.000 atau sekitar 8%. Penurunan biaya
tahun 2004- 2007. Pada tahun 2005, jumlah
pencegahan di tahun 2006 juga terjadi karena
gangguan yang terjadi meningkat dari tahun
penurunan biaya yang terkait langsung dengan
2004. Biaya kegagalan eksternal di tahun 2006
operasional utama perusahaan seperti BODP sentral,
meningkat sebesar Rp. 715.000.000 (1%). Pada
BODP transmisi, BODP radio, BODP catudaya, dan
tahun 2007, biaya kegagalan eksternal tidak
BODP alat ukur jaringan. Di tahun 2007, biaya
mengalami perubahan. Hal ini disebabkan karena
pencegahan meningkat karena biaya hak
beberapa komponen biaya ini ditarik ke
penyelenggaraan frekuensi, BHP jasa telekomunikasi,
corporate. Laporan biaya kualitas PT. XYZ
kontribusi USO.
dapat dilihat pada Tabel 2.
Pada tahun 2005, appraisal cost juga
mengalami penurunan. Dalam hal ini, appraisal Berdasarkan laporan biaya kualitas di atas,
cost menurun sebesar Rp 506.000.000 (12%). maka dapat digambarkan grafik sebagai berikut:
Penurunan biaya ini terutama disebabkan oleh
penurunan biaya rapat yang terkait dengan evaluasi Grafik Biaya Kualitas
operasional sebesar Rp 1.330.000.000.
Peningkatan biaya audit di tahun 2005 dikarenakan 180,000
intensitas audit SOA (Sarbanes Oaxley Act) dan 160,000
140,000
jumlah titik kontrol yang cukup banyak sebesar 120,000 P+A
100,000
13.000 titik kontrol. Pada tahun 2006, biaya
cost

IF+EF
80,000
COQ
penilaian mengalami penurunan sebesar Rp 60,000
40,000
1.184.000.000 (33%). Sedangkan pada tahun 2007 20,000
0
biaya ini meningkat sebesar Rp 141.000.000 (6%). 2004 2005 2006 2007
Penurunan biaya penilaian di tahun 2006 year
disebabkan penurunan seluruh komponen biaya
penilaian, yaitu biaya audit, biaya tender.
Penurunan biaya audit disebabkan karena jumlah Gambar 2. Grafik Biaya Kualitas
control SOA menurun. Selain itu, jumlah titik
kontrol menurun hingga 3.000 titik kontrol. Pada Sumber: data intern perusahaan yang diolah oleh
tahun 2007, biaya penilaian meningkat karena penulis.

Vol. 1 No. 1 September 2011 Hal - 61


Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah STIE MDP

Tabel 2: Laporan Biaya Kualitas

(Sumber: data intern perusahaan yang diolah oleh penulis)

Hal - 62 Vol. 1 No. 1 September 2011


Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah STIE MDP

Gambar 3. Grafik Titik Ekulibrium Optimal

Gambar 3 menggambarkan bahwa 5 KESIMPULAN DAN SARAN


perusahaan belum mencapai titik ekulibrium
optimal, dimana P+A = F. Untuk menghitung titik Berdasarkan analisis di atas, dapat
ekuilibrium optimal, maka perlu dicari persamaan disimpulkan bahwa: COQ akan mencapai titik
linier untuk biaya kualitas. Langkah pertama optimal saat persentase P + A = F sebesar 2,4%.
adalah menarik garis regresi untuk garis P+A dan Cost of Quality (COQ) di PT. XYZ saat ini belum
IF+EF, seperti pada gambar di atas. mencapai titik optimal karena adanya pembagian
porsi komponen biaya yang kurang ideal. Dengan
Pada Gambar 3, titik optimal COQ pada demikian dapat disarankan bahwa pengelompokan
PT. XYZ adalah saat persentase prevention cost akun biaya sebaiknya disesuaikan dengan PAF
ditambah appraisal cost dan persentase failure cost (Prevention, Appraisal, and Failure) model.
terhadap pendapatan sekitar 2,4%. Dalam kasus ini,
dapat disimpulkan bahwa penerapan biaya kualitas Disamping itu diperlukan adanya mekanisme
di PT. XYZ belum mencapai titik optimal. untuk mengkorelasikan proses prevention dan
Sehingga PT. XYZ belum dapat mencapai titik net appraisal yang berdampak pada proses untuk
profit yang paling optimal. Untuk mencapai titik memperbaiki failure yang terjadi. Dengan
optimal biaya kualitas yaitu P + A = F sebesar rekomendasi ini, identifikasi failure cost dapat
2,4%, maka beberapa aktivitas harus dikurangi dan dilakukan dengan lebih detail dan mempermudah
aktivitas lain ditambah agar dapat menghasilkan pengklasifikasian akun dalam komponen internal
porsi biaya yang ideal. failure cost dan external failure cost.

Dalam kasus ini, prevention cost PT. XYZ


mencapai lebih dari 2,4%. Sementara appraisal cost DAFTAR PUSTAKA
sangat rendah. Begitu pula dengan failure cost yang
hanya mencapai sekitar 2%. Hal ini menunjukkan [1] Atkinson, Anthony A, Robert S. Kaplan, dan S.
adanya porsi biaya yang kurang ideal. Mark S. Young 2004. Management Accounting
- The Robert S. Kaplan Series in Management
Agar prevention cost + appraisal cost dan Accounting. Fourth edition, USA: Pearson
failure cost dapat mencapai 2,4%, maka beberapa Prentice Hall
komponen biaya harus dialihkan untuk menambah
komponen biaya lainnya. Contoh, biaya customer [2] Behm, Michael, Anthony Veltri and Ilene K.
education. Dalam laporan biaya kualitas pada Kleinsorge 2004, The Cost of Safety: Cost
Tabel 2, biaya ini tergolong tinggi. Sementara Analysis Model Helps Build Business Case for
menurut data jumlah gangguan, tinggi rendahnya Safety, Vol. 49, pp. 22 29.
biaya customer education tidak mempengaruhi
jumlah keluhan konsumen. Maka, disarankan agar [3] Hansen, Dor R. and Maryanne M. Mowen
proporsi dari biaya customer education dapat 2005, Management Accounting, 7th Edition,
dialihkan ke biaya lain. USA: Thompson Learning.

Vol. 1 No. 1 September 2011 Hal - 63


Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah STIE MDP

[4] Moleong, Lexy 1995, Metode Penelitian


Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

[5] Miller, R. Jon and John S. Morris 2000,


Quality Progress: Is Quality Free or
Profitable?, Vol. 33, p. 50 53.

[6] Nazir, Moh 2003, Metode Penelitian, Cetakan


Kelima, Jakarta: Ghalia Indonesia.

[7] Stimson, William and Tom Dlugopolski 2007,


Quality Progress: Financial Control and
Quality, Vol. 40, p. 26 31.

[8] Tjiptono, Fandy dan Anastasia Diana 2003,


Total Quality Management, Edisi Revisi.
Yogyakarta: Andi Offset.

Hal - 64 Vol. 1 No. 1 September 2011

You might also like