You are on page 1of 8

A.

ANATOMI FISIOLOGI SISTEM ENDOKRIN


Kelenjar endokrin atau kelenjar buntu adalah kelenjar yang mengirim hasil sekresinya
langsung ke dalam darah yang beredar dalam jaringan dan menyekresi zat kimia yang disebut
hormon. Hormon adalah zat yang dilepaskan ke dalam aliran darah dari suatu kelenjar atau
organ yang mempengaruhi kegiatan di dalam sel.
Adapun fungsi kelenjar endokrin adalah sebagai berikut :
1) Menghasilkan hormon yang dialirkan kedalam darah yang yang diperlukan oleh jaringan
tubuh tertentu.
2) Mengontrol aktivitas kelenjar tubuh
3) Merangsang aktivitas kelenjar tubuh
4) Merangsang pertumbuhan jaringan
5) Mengatur metabolisme, oksidasi, meningkatkan absorbsi glukosa pada usus halus
6) Memengaruhi metabolisme lemak, protein, hidrat arang, vitamin, mineral, dan air.
Kelenjar tanpa saluran atau kelenjar buntu digolongkan bersama dibawah nama organ
endokrin, sebab sekresi yang dibuat tidak meninggalkan kelenjarnya melalui satu saluran,
tetapi langsung masuk ke dalam darah yang beredar didalam jaringan kelenjar. Kata
endokrin berasal dari bahasa yunani yang berarti sekresi ke dalam, zat aktif utama dari
sekresi interna disebut hormon, dari kata yunani yang berarti merangsang. Beberapa organ
endokrin yang menghasilkan suatu hormon tunggal, sedangkan yang lain menghasilkan dua
atau beberapa jenis hormon, misalnya klenjar hipofisis menghasilkan beberapa jenis hormon
yang mengendalikan kegiatan banyak organ lain: karnaitulah kelenjar hipofisis dilukiskan
sebagai kelenjar pimpinan tubuh.
1. Beberapa organ endokrin:
2. Kelenjar hipofisis, lobus anterior dan posterior
3. Kelenjar tiroid dan paratiroid
4. Kelenjar suprarenal ,korteks dan medula.
5. Kelenjar timus dan barangkali juga badan pineal.
Pembentukan sekresi interna adalah suatu fungsi penting, juga pada organ dan kelenjar lain,
seperti insulin dari kepulauan Langerhans di dalam pankreas, gastrin didalam lambung,
ustrogen dan progresteron di dalam ovarium, dan testoteron di dalam testis.
Pengetahuan tentang fungsi kelenjar-kelenjar didapati dengan mempelajari efek dari
penyakit yang ada didalamnya dan hal ini biasanya dapat diterangkan sebagai akibat produksi
terlalu banyak atau terlalu sedikit hormon yang diperlukan.
a. Hipotalamus
Hipotalamus terletak tepat dibawah talamus dean dibatasi oleh sulkus hipotalamus.
Hipotalamus berlokasi didasar diensepalon dan sebagian dinding lateral ventrikel III.
Hipotalamus meluas kebawah sebagai kelenjar hipofiseyng teletak didalam sela tusika os
sfenoid.

Fungsi utamanya , antara lain:


Pusat integrasi susunan saraf otonom

a) Regulasi temperatur

b) Keseimbangan cairan dan elektrolit

c) Integrasi siklus bangun tidur

d) Mengontrol intake makanan

e) Respon tingkah laku terhadap emosi

f) Pengaturan/ pengontrolan endokrin

g) Respon seksual

b. Kelenjar Hipofisis
Kelenjar hipofisis terletak didasar tengkorak, didalam fosa hipofisis tulang sfenoid. Kelenjar
itu terdiri atas dua lobus, yaitu anterior dan posterior , dan bagian diantara kedua lobus adalah
pars intermedia. Untuk memudahkan mempelajari fungsinya maka dipandang dua bagian,
yaitu lobus anterior dan posterior.
Lobus aterior kelenjar hipofisis menghasilkan sejumlah hormon yang bekerja sebagai zat
pengendali produksi sekresi dari semua organ endokrin lain.
a. Hormon pertumbuhan (hormon somatotropik) mengendalikan pertumbuhan tubuh.
b. Hormon tirotropik mengendalikan kegiatan kelenjar tiroid dalam menghasilkan tiroksin.
c. Hormon adrenokortikotropik (ACTH) mengendalikan kegiatan kelenjar suprarenal dalam
menghasilkan kortisol yang berasal dari korteks kelenjar suprarenal ini.
d. Hormon gonadotropik
e. Hormon perangsang polikel, (follicle stimulating hormon-FSH) merangsang perkembangan
folikel graaff didalam ovarium dan pembentukan spermatozoa didalam testis.
f. Luteinising hormon (LH) atau interstitial-cell-stimulating-hormon (ICSH) mengendalikan
sekresi estrogen dan progresteron didalam ovarium dan testosteron didalam testis.
g. Hormon ke tiga dari hormon gonagotropik ini adalah leteotropin atau rolaktin,
mengendalikan sekresi air susu dan mempertahankan adanya korpus luteum selama hamil.
Lobus posterior kelenjar hipofisis mengeluarkan sekret dua jenis hormon : hormon
antidiuretik (ADH) mengatur jumlah air yang melalui ginjal,sedangkan hormon oksitosik
merangsang kontraksi uterus sewaktu melahirkan bayi dan mengeluarkan asi sewaktu
menyusui.
c. Kelenjar Tiroid
Kelenjar tiroid terdiri atas dua buah lobus Yang teletak disebelah kanan dan kiri trakea, dan
ikat bersanma oleh secarik jaringan tiroid yang disebut ismus tiroid dan melintasi trakea
disebelah depannya.
Struktur kelenjar tiroid terdiri atas sejumlah besar vesikel yang dibatasi epitelium silinder,
mendapat persediaan darah berlimpah, dan yang disatukan jaringan ikat. Sel itu
mengeluarkan sekret cairan yang bersifat lekat yaitu koloida tiroid, yang mengandung zat
senyawa yodium; zat aktif yang utama dari senyawa yodium ini ialah hormon tiroxin. Sekret
ini mengisi vesikel dan dari sini berjalan ke aliran darah baik langsung maupun melalui
saluran limpe.
Fungsi. Sekresi tiroid diatur sebuah hormon dari lobus anterior kelenjar hipopisis yaitu
hormon tirotropik. Fungsi kelenjar tiroid sangat erat bertalian dengan kegiatan metabolik
dalam hal pengaturan susunan kimia dalam jaringan, bekerja sebagai perangsang proses
oksidasi, mengatur penggunaan oksigen, dan dengan sendirinya mengatur pengeluaran
karbondioksida.
Hiposekresi (hipotiroidisma). Bila kelenjar tiroid kuramh mengeluarkan sekret pada waktu
bayi maka mengakibatkan suatu keadaan yang dikenal sebagai kreatinisme, berupa hambatan
pertumbuhan mental dan fisik. Pada orang dewasa, kekurangan sekresi mengakibatkan
mixsudema; proses metabolik mundur dan dapat kecenderungan untuk bertambah berat,
gerakannya lamban,cara berpikir dan berbicara lamban, kulit menjadi tebal dan kering, serta
rambut rontok dan menjdi jarang. Suhunbadan dibawah normal dan denyut nadi perlahan.
Hipersekresi. Pada pembesaran kelenjar dan penambahan sekresi yang disebut
hipertiroidisma, semua simtomnya kabilikan dari mixsudema. Kecepatan metabolisme naik
dan suhu tubuh dapat lebih tinggi dari normal. Pasien turun beratnya, gelisah dan mudah
marah, kecepatan denyut nadi naik, kardiac output bertambah dan simtom kardio vaskuler
mencangkup vibrilasi atrium dan kegagalan jantung.
Pada keadaan yang dikenal sebagai penyakit Grave atau gondok eksoftalmus, tampak mata
menonjol ke luar. Efek ini disebabkan terlampau aktifnya hormon tiroid. Adakalanya tidak
hilang dengan pengobatan.
Kelenjar tiroid menghasilkan hormon-hormon sbb :
1) Tri-iodo-tironin(T3) dan Tiroksin (T4), berguna untuk merangsang metabolisme zat,
katabolisme protein, dan lemak. Juga meningkatkan produksi panas merangsang sekresi
hormon pertumbuhan, dan mempengaruhi perkembangan sel-sel saraf dan mental pada balita
dan janin. Kedua hormon ini biasa disebut dangan satu nama,yaitu hormon tiroid.
2) Kalsitonin : menurunkan kadar kalsium plasma, denagn meningkatkan jumlah penumpukan
kalsium pada tulang.

d. Kelenjar Paratiroid
Di setiap sisi kelenjar tiroid terdapat 2 kelenjar kecil yaitu kelenjar paratiroid, didalam leher.
Sekresi paratiroid yaitu hormon paratiroid, mengatur metabolisme zat kapur dan
mengendalikan jumlah zat kapur didalam darah dan tulang.
Fungsi kelenjar paratiroid :
1) Memelihara konsentrasi ion kalsium yang tetap dalam plasma
2) Mengontrol ekskresi kalsium dan fosfat melalui ginjal
3) Mempercepat absorbsi kalsium di intestin
4) Kalsium berkurang, hormon para tiroid menstimulasi reabsorpsi tulang sehingga menambah
kalsium dalam darah
5) Menstimulasi dan mentransport kalsium dan fosfat melalui membran sel
Kelenjar ini menghasilkan hormon yang sring disebut parathormon, yang berfungsi
meningkatkan resorpsi tulang, meningkatkan reorpsi kalsium, dan menurunkan kadar kalsium
darah.
Hipoparatiroidisma, yaitu kekurangan kalsium dalam isi darah atau hipoklasemia,
mengakibatkan keadaan yang disebut tetani, dengan gejala khas kejang dan konvulsi,
khususnya pada tangan dan kaki yang disebut karpopedal spasmus; simtom-simtom ini dapat
cepat diringankan dengan pemberiaan kalsium.
Hiperparatiroidisma atau over-aktivitas kelenjar, biasanya ada sangkutpautnya dengan
pembesaran (tumor) kelenjar. Keseimbangan distribusi kalsium terganggu, kalsium
dikeluarkan kembali dari tulang dan dimasukan kembali kedalam serum darah, dengan akibat
terjadinya penyakit tulang dengan tanda-tanda khas beberapa bagian keropos, yang dikenal
sebagai osteitis vibrosa sistik, karena terbentuk kista pada tulang. Kalsiumnya diendapkan
didalam ginjal dan dapat menyebabkan batu ginjal dan kegaglan ginjal.
e. Kelenjar Timus
Kelenjar timus terletak didalam thorak, kira-kira pada ketinggian bifurkasi trakea. Warnanya
kemerah-merahan dan terdiri atas dua lobus. Pada bayi yang baru lahir sangat kecil dan
beratnya kira-kira 10gr atau lebih sedikit. Ukurannya bertambah, pada masa remaja beratnya
dari 30 sampai 40gr, dan kemudian mengerut lagi. Fungsinya belum diketahui, tetapi
diperkirakan ada hubungannya dengan produksi antibodi.

f. Kelenjar Adrenal
`kelenjar adrenal atau kelenjar suprarenalis terletak diatas kutub sebelah atas setiap ginjalnya.
Krlrnjar adrenal terdiri atas bagian luar yang berwarna kekuning- kuningan yang disebut
korteks dan yang menghasilkan kortisol (hidrokortisol), dengan rumus yang mendekati
kortisol, dan atas bagian medula disebelah dalam yang menghasilkan adrenalin (epifirin) dan
noradrenalin (nerepifirin).
Zat-zat tadi disekresikan dibawah pengendalian sistem persyarafansimpatis. Swkresinya
bertambah,dalam keadaan emosi,seperti marah dan takut, serta dalam keadaaan asfiksia dan
kelaparan. Pengeluaran yang bertambah itu menaikan tekanan darah guna melewan syok
yang disebabkan kegentingan ini.
Noradrenalin menaikan tekanan darah dengan jalan merangsang serabut otot didalam dinding
pembulu darah untuk berkontraksi. Adrenalin membantu metabolisme kharbohidrat dengan
jalan menambah pengeluaran glukosa dari hati.
Beberapa hormon terpenting yang disekresikan korteks adrenal adalah
hidrokrtison,aldosteron, dan koltikosteron, yang semuanya bertalian erat dengan metabolisme
pertumbuhan , fungsi ginjal dan tonus otot. Semua fungsi ini menentulkan fungsi hidup.
Pada insufisiansi adrenal ( penyakit addison) , pasien menjadi kurus dan tampak sakit dan
makin lemah , terutama karena tidakn adanya hormon ini, sedangkan ginjal gagal menyimpan
natrium, karena mengeluarkan natrium dalam jumlah terlampau besar. Penyakit ini diobati
dengan kortison.
g. Kelenjar pinealis
Berbentuk kecil merah seperti buah cemara dan terletak dekat korpus kolosum. Fungsinya
belum terang. Kelenjar lai yang menghasilkan sekresi interna penting adalah pankreas dan
kelenjar kelamin.
h. Kelenjar Pankreas
Kelenjar ini terdapat di belakang lambung didepan vertebra lumbalis I dan II. Sebagai
kelenjar eksokrin akan menghasilkan enzim-enzim pencernaan ke dalam lumen duodenum.
Sedangkan Sebagai endokrin terdiri dari pulau-pulau Langerhans, menghasilkan hormon.
Pulau langerhans berbntuk oval dan tersebar diseluruh pankreas. Fungsi pulau langerhans
sebagai unit sekresi dalam pengeluaran homeostatik nutrisi, menghambat sekresi insulin,
glikogen dan polipeptida. Pada manusia, mengandung 4 macam sel, yaitu :
1. sel A (atau ) : menghasilkan glukagon
2. sel B (atau ) : menghasilkan insulin
3. sel D (atau ) : menghasilkan somatostatin
4. sel F (sgt kecil) : menghasilkan polipeptida pankreas
Hormon insulin berguna untuk menurunkan gula darah, menggunakan dan menyimpan
karbohidrat. Glukagon berfungsi untuk menaikan glukosa darah dengan jalan glikolisis.
Sedangkan somatostatin berguna menurunkan glukosa darah dengan melepaskan hormon
pertumbuhan dan glukagon.
i. Kelenjar Kelamin
Dibagi menjadi 2, yaitu kelamin pria ( testis ) dan kelamin wanita ( ovarium ). Testis terletak
di skrotum dan menghasilkan hormon testosteron. Hormon ini berfungsi dalam mengatur
perkembangan ciri seks sekunder, dan merangsang pertumbuhan organ kelamin pria.
Sedangkan ovarium terdapat pada samping kiri dan kanan uterus, yang menghasilkan
esterogen dan progesteron. Fungsi estrogen adalah pematangan dan fungsi siklus haid yang
normal. Sedangkan fungsi hormon progesteron adalah pemliharaan kehamilan.

A. DEFINISI
Ginggatisme hampir selalu merupakan akibat sekresi berlebihan GH sebelum epifisis bersatu.
Pada masa hidup selanjutnya kegagalan hipofisis cenderung terjadi dan oleh karenanya
penderitanya biasanya tidak kuat, agresif, atau jantan. (David, dkk. Lecture Notes Kedokteran
Klinis).
Gigantisme dan akromegali adalah kelainan yang disebabkan oleh karena sekresi hormone
pertumbuhan (HP) atau Growth Hormon (GH) yang berlebihan. (Ilmu Penyakit Dalam, Jilid
1, edisi 3).
Gigantisme dan akromegali merupakan peningkatan hormone protein dalam banyak jaringan,
meningkatkan penguraian asam lemak dan jaringan adipose dan kadar glukosa darah.
(Keperawatan Medikal Bedah, Bruner&Suddarth, 2001)

Gigantisme adalah kondisi seseorang yang kelebihan pertumbuhan, dengan tinggi dan besar
yang diatas normal. Gigantisme disebabkan oleh kelebihan jumlah hormon pertumbuhan.
Tidak terdapat definisi tinggi yang merujukan orang sebagai "raksasa." tinggi dewasa.
Gigantisme adalah pertumbuhan tidak normal besar karena kelebihan hormon pertumbuhan
selama masa kanak-kanak, sebelum piring pertumbuhan tulang telah ditutup.
Gigantisme adalah pertumbuhan abnormal terutama dalam tinggi badan (melebihi 2,14m)
akibat kelebihan GH pada anak sebelum fusi epifisis. Penyakit ini hamper selalu di sebabkan
oleh tumor hipofisis. Terapi untuk ke duanya mencakup pengangkatan tumor melalui
pembedahan, okteotrid ( analog hormone penghambat GH ) radioterapi. Kurangnya GH
pada anak tubuh pendek.
Gigantisme adalah keluarnya hormone pertumbuhan yang terlalu banyak mengakibatkan
produksi somatomedin. Yang terlampau banyak, somatomedin yang sangat banyak
mengakibatkan sel tulang, jaringan ikat kartilago, dan jaringan lunak menjadi sangat banyak.
Gangguan ini disebut oleh gigantisme.

B. ETIOLOGI
Terdapat sekresi GH berlebihan akibat adenoma hipofiis. GH menyebabkan pertumbuhan
berlebihan dari jaringan lunak, termasuk kulit, lidah, dan visera serta tulang. Hormon ini
memiliki sifat antiinsulin. (David, dkk. Lecture Notes Kedokteran Klinis)
Penyebab ginggatisme dapat digolongkan sebagai berikut :
1. Ginggatisme primer atau hipofisi, imana penyebabnya adalah adenoma hipofisis
2. Ginggatisme sekunder atau hipothalamik, disebabkan oleh karena hipersekresi GHRH dari
hipothalamus
3. Ginggatisme primer yang disebabkan oleh tumor ektropik (paru, pankreas, dll) yang
mensekresi GH atau GHRH
Melihat besarnya tumor, adeoma hipofisis dapat dibedakan menjadi 2 :
1. Mikroadenoma : tumor dengan diameter lebih kecil dari 10 mm
2. Makroadenima : tumor dengan diameter lebih besar dari 10 mm

C. PATOFISIOLOGI
Pada orang muda denga epifisis terbuka. Produksi GH yang berlebihan mengakibatkan
gigantisme.Gigantisme adalah suatu kelainan yang disebabkan karena sekresi yang berlebih
dari GH, bila kelebihan GH terjadi selama masa anak-anak dan remaja, maka pertumbuhan
longitudinal pasien sangat cepat, dan pasien sangat cepat akan menjadi seorang raksasa.
Setelah pertumbuhan somatic selesai, hipersekresi GH tidak akan menimbulkan gigantisme,
tetapi menyebabkan penebalan tulang-tulang dan jaringan lunak. kelebihan hormone
pertumbuhan ini terjadi setelah masa pertumbuhan lewat atau lempeng epifisis menutup. Hal
ini akan menimbulkan penebalan tulang terutama pada tulang akral.

D. MANIFESTASI KLINIS
Adapun manifestasi klinis yang dapat ditemukan adalah sebagai berikut :
Keabnormalan skeletal dan tanda-tanda intoleransi glukosa seperti yang terlihat pada
penderita akromegali
Pembesaran tumor pituitari (yang menyebabkan hilangnya hormon trofik lain, misal hormon
yang menstimulasi tiroid, hormon yang menstimulasi folikel dan kortikotropin).
Manusia dikatakan berperawakan raksasa (gigantisme) apabila tinggi badan mencapai dua
meter atau lebih. Ciri utama gigantisme adalah perawakan yang tinggi hingga mencapai 2
meter atau lebih dengan proporsi tubuh yang normal. Hal ini terjdi karena jaringan lunak
seperti otot dan lainnya tetap tumbuh.
Gigantisme dapat disertai gangguan penglihatan bila tumor membesar hingga menekan
khiasma optikum yang merupakan jalur saraf mata.

E. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Pengukuran kadar GH melalui radioimmunoassay, kadarnya hanya meningkat pada penyakit
aktif dan tidak ditekan oleh glukosa pada tes toleransi glukosa standar.
Perimetri untuk mencari defek lapang pandang visual bitemporal (50%)
Rontgen tengkorak untuk melihat pembesaran sella, erosi prosesus klinoid, alur supraorbtal,
dan rahang bawah. lantai fosa hpofisis biasanya tampak mengalami erosi menjadi ganda pada
tomogram tampak lateral.
CT scan atau MRI untuk melihat ekstensi suprasellar
Rontgen tangan untuk mencari bentuk lempeng pada falang distal dan peningkatan jarak
rongga antara sendi karena hipertrofi kartilago. Bantalan tumit biasanya menebal. Tes ini
lebih memiliki unsur menarik daripada diagnostik
Kadar glukosa serum bia meningkat
Kadar fosfat dalam serum saat puasa bisa meningkat namun tidak memiliki manfaat
diagnostik
Rontgen dada dan EKG bisa menunjukkan hipertrofi ventrikel kiri akibat hipertensi.
(David, dkk. Lecture Notes Kedokteran Klinis)
Kadar serum hGh yang diukur dengan radioimmunoassay biasanya naik
Uji supresi glukosa tidak bisa menekan kadar hormon sampai dibawah jumlah normal yang
dapat diterima, yaitu 2 ng/ml
Sinar X tengkorak, computed tromography (CT) Scan, arteriografi, dan magnetic resonance
imaging menentukan keberadaan dan perluasan lesi pituitari
Sinar X tulang menunjukkan penebalan kranium (terutama tulang frontal, oksipital dan
parietal) dan penebalan tulang panjang, serta osteoartritis ditulang belakang.
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pengukuran kadar GH melalui radioimmunoassy, kadarnya hanya
meningkat pada penyakit aktif dan tidak ditekan oleh glukosa pada test
toleransi glukosa standar
Perimeter untuk mencari defek lapang pandang visual bitemporal (50%)
Rontgen tengkorak untuk melihat pembesaran sella, erosi prosesus
klinoid, alur supraorbita, dan rahang bawah .rantai fosa hifopisis
biasanya tampak mengalami erosi atau menjadi ganda tomogram
tampak lateral
CT scan untuk MRI untuk melihat ekstensi suprasellar
Rontgen tangan untuk mencari lempengan pada falang distal dan
peningkatan jarak rongga antara sendi karena hipertrofi pada kartilago.
Bantalan tumit biasanya menebal, tes ini lebih memiliki unsure menarik
dari pada diagnostic
Kadar glukosa serum bisa meningkat
Kadar fosfat dalam serum saat puasa meningkat namun tidak memiliki
manfaat diagnostik
Rontgen dada dan EKG bisa menunjukan hipertrofi ventrikel kiri akibat
hipertensi

G. KOMPLIKASI
Bedah dan radiasi dapat menyebabkan keduanya rendahnya tingkat hormon hipofisis lainnya,
yang dapat menyebabkan:
Adrenal insufisiensi
Diabetes insipidus (jarang)
Hipogonadisme
Hypothyroidisme
(A.D.A.M. Encyclopedia medis)

H. Penatalaksanaan Medis
Kraniatomi
(David, dkk. Lecture Notes Kedokteran Klinis)
Hipofisektomi kranial atau transfenoidal atau terapi radiasi pituitari dilakukan untuk
membuang tumor yang mendasar
Penggantian hormon tiroid dan gonadal dan kortison dilakukan sesudah pembedahan
Bromocriptine (parlodel) dan octreotide (sandostatin) digunakan untuk menghambat hGh.

You might also like