You are on page 1of 9

PEMERINTAH KABUPATEN BUTON SELATAN

DINAS PEKERJAAN UMUM TATA RUANG, KEBERSIHAN


DAN PEMADAM KEBAKARAN
JALAN GAJAH MADA NO 101 TELEPON/FAXIMILE
BATAUGA

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)


STUDI KELAYAKAN LOKASI TPA

A. Latar Belakang
Sampah sebagai hasil samping dari berbagai aktifitas/ kegiatan dalam kehidupan
manusia maupun sebagai hasil dari suatu proses alamiah, yang sering menimbulkan
permasalahan serius diberbagai wilayah di dunia. Permasalahan sampah di berbagai
perkotaan tidak saja mengancam aspek keindahan dan kebersihan kota tersebut,
namun lebih jauh akan memberikan dampak negative bagi kelestarian lingkungan dan
kesehatan masyarakat apabila tidak ditangani secara baik.
Pada suatu perubahan pembangunan suatu wilayah tentuakan menimbulkan
dampak bagi wilayah tersebut. Dengan bertambahnya populasi penduduk suatu wilayah
maka, sudah tentu akan menghasilkan produk-produk sampah yang memangharus
dihadapi oleh wilayah tersebut. Oleh sebab itu maka, produk sampah yang dihasilkan
oleh masyarakat mestinya harus ditangani dengan baik agar tidak menimbulkan
masalah diatas masalah. Permasalahan tentang sampah sudah sangat sering terjadi di
berbagai wilayah. Pengelolaan sampah yang kurang baik dan terbatasnya tempat
pembuangan sampah menjadi salah satu factor penyebabnya. Semakin bertambahnya
jumlah penduduk yang tidak diimbangi dengan penambahan jumlah tempat
pembuangan akan menyebabkan masalah lingkungan.
Dalam proses penanganan persampahan terdapat tahapan yang akan dilalui
yaitu dari rumah tangga, tempat pembuangan sementara (TPS) dan tempat
pembuangan akhir (TPA). Permasalahan yang kerap terjadi adalah lokasi penempatan
keberadaan TPA yang sesuai dengan standar yang berlaku, pengelolaan secara
berkelanjutan dan keseimbangan lingkungan.
Kabupaten Buton Selatan berada di Provinsi Sulawesi Tenggara, hasil
pemekaran dari Kabupaten Buton pada pertengahan tahun 2014 menjelang akhir
kepengurusan DPR RI periode 2009-2014. Sebagai wilayah yang baru, maka
Kabupaten Buton Selatan harus memiliki infrastruktur yang mendukung kebutuhan
masyarakat. Salah satu infrastruktur yang memiliki peranan sangat penting adalah
Tempat Pembuangan Akhir Sampah. Hal ini disebabkan karena setiap penduduk akan
menghasilkan sampah sebanyak 2,5 liter/ hari sehingga diperlukan penanganan yang
cepat dan baik terkait dengan persampahan.
Berdasarkan pertimbangan yang telah dipaparkan diatas maka diperlukan uji
kelayakan atau Feasibility Study untuk wilayah yang akan dijadikan Tempat
Pembuangan Akhir di Kabupaten Buton Selatan. Hal ini kemudian diharapkan dapat
memberikan analisis yang lebih signifikan baik dalam kelayakan wilayah terhadap
keberadaan tempat pembuangan akhir sampah maupun keseimbangan lingkungan
pada wilayah tersebut.

B. Maksud danTujuan
Dalam melakukan uji kelayakan atau Feasibility Study Tempat Pembuangan
Akhir Kabupaten Buton Selatan adalah dengan maksud untuk dapat menguji tingkat
kelayakan wilayah untuk keberadaan Tempat Pembuangan Akhir Sampah di
Kabupaten Buton Selatan.
Tujuan dari diadakannya uji kelayakan atau Feasibility Study secara prinsip
adalah:
Menguji tingkat kelayakan lokasi keberadaan Rencana Tempat Pembuangan
Akhir Kabupaten Buton Selatan ditinjau dari karakteristik fisik wilayah,
keseimbangan lingkungan.
Melakukan kajian dalam memperhitungkan tingkat volume sampah yang
dihasilkan di Kabupaten Buton Selatan.
Merumuskan langkah dan stratategi dalam perencanaan Tempat Pembuangan
Akhir secara berkelanjutan
Melakukan perhitungan biaya operasional dan investasi terhadap perencanaan
tempat pembuangan akhir.
C. Landasan Hukum
Penyusunan uji kelayakan atau Feasibility Study terhadap Tempat Pembuangan
Akhir Sampah di Kabupaten Buton Selatan berorientasi pada ketentuan hukum yang
berlaku. Adapun landasan hukum yang menjadi pedoman adalah:
Undang-undang nomor 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang;
Undang-undang No.18 tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah;
Peraturan Pemerintah nomor 40 tahun 1996 tentang Hak Guna Usaha, Hak
Guna Bangunan, dan Hak Pakai Atas Tanah;
Peraturan Pemerintah nomor 10 tahun 2000 tentang Tingkat Ketelitian Peta
Untuk Penataan Ruang Wilayah;
Peraturan Pemerintah No.27 Tahun 2012 Tentang Izin Lingkungan;
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum nomor 640/ kpts/ 1986 tentang
Perencanaan Tata Ruang Kota;
Peraturan Menteri Dalam Negeri nomor 2 tahun 1987 tentang Pedoman
Penyusunan Rencana Kota;
SNI nomor 03-3241-1994 tentang Pemilihan Lokasi Tempat Pembuangan Akhir
Sampah;
SNI 19-3964-1994 tentang Metode Pengambilan dan Pengukuran Contoh
Timbunan dan Komposisi Sampah Perkotaan;
Rencana Tata Ruang yang berlaku.

D. Output
Kegiatan Penyusunan uji kelayakan atau Feasibility Study ini berupa dokumen
yang menunjukkan tingkat kelayakan Tempat Pembuangan Akhir di Kabupaten Buton
Selatan yang ditinjau dari karakteristik fisik wilayah, sosial, ekonomi, lingkungan dan
pembiayaan.
E. Outcome
Outcome yang diperoleh atas tersusunnya uji kelayakan atau Feasibility Study
Tempat Pembuangan Akhir Kabupaten Buton Selatan, bagi pemerintah adalah:
a. Sebagai pedoman dalam melakukan perencanaan lebih lanjut terkait dengan
Perencanaan Tempat Pembuangan Akhir Sampah di Kabupaten Buton Selatan.

F. SumberPendanaan
1. Pekerjaan ini memiliki sumber dana yang berasaldari APBD Daerah
2. Untuk pelaksanaan pekerjaan Uji Kelayakan atau Feasibility Study Tempat
Pembuangan Akhir Kabupaten Buton Selatan memiliki anggaran sebesar Rp
140.000.000,- (Seratus Empat Puluh Juta Rupiah).
3. Tata cara biaya pekerjaan konsultan perencanaakan diatur secara kontraktual
setelah tahapan proses pengadaan konsultan perencana sesuai dengan
peraturan yang berlaku.

G. LingkupPekerjaan
1. Lingkup Wilayah
Lingkup Wilayah uji kelayakan atau Feasibility Study Tempat Pembuangan Akhir
berada di Kabupaten Buton Selatan Provinsi Sulawesi Tenggara.
2. Lingkup Substansi
Lingkup Substansi berisikan tentang pengkajian uji kelayakan atau Feasibility Study
Tempat Pembuangan akhir yang terkait dengan:
a. Tahap persiapan
Kompilasi Data Primer (Observasi Lapangan dan Potensi yang ada)
Kompilasi Data Sekunder (Standardan Ketentuan serta sasaran,
literature)
b. Tahap AnalisisSituasi
Karakteristik Fisik Wilayah
Kebijakan atau peraturan yang berlaku
Teknologi
Demografi
Sosial Budaya
Lingkungan
c. Tahap Analisis Tingkat Permintaan
Kajian Timbulan dan Karakteristik Sampah
Kajian Teknologi dan Sumber daya Setempat
Keterjangkauan Pengoperasian dan Pemeliharaan
Aksesbilitas Penjangkauan Lokasi
d. Tahap Analisis Kebutuhan
Teknik Operasional
Kebutuhan Lahan
Kebutuhan air dan energy
Kebutuhan sarana dan prasarana
Gambaran umum pengoperasian dan pemeliharaan
Masalayan system
Sumber Daya Manusia
Organisasi dan UraianTugas
e. Tahap Analisis Keuangan
Rencana Investasi dan Sumber Dana
Proyeksi Pembiayaan dan Pemeliharaan
Biaya Operasional
Perkiraan Pendapatan
f. Kesimpulan dan Rekomendasi Kelayakan

H. Tanggung Jawab Konsultan


Secara umum tanggung jawab konsultan adalah sebagai berikut:
1. Hasil karya perencanaan yang dihasilkan harus memenuhi persyaratan standard
hasil karya perencanaan yang berlaku mekanisme pertanggungjawaban sesuai
dengan perundang-undangan yang berlaku.
2. Hasil karya perencana yang dihasilkan harus telah mengakomodasi batasan-
batasan yang telah diberikan oleh penyedia jasa dan memenuhi TOR.
3. Hasil karya perencana yang dihasilkan harus telah memenuhi peraturan,
standard dan pedoman teknis yang telah diterapkan khususnya mengenai
Tempat Pembuangan Akhir (TPA).

I. Jangka Waktu Pelaksanaan


Jangka waktu pelaksanaan penyusunan uji kelayakan atau Feasibility Study
Tempat Pembuangan Akhir Kabupaten Buton Selatan selama 3 (Tiga) bulan atau
90 (Sembilan puluh) hari kalender terhitung sejak terbitnya SPMK.

J. Tenaga Ahli
Untuk mencapai hasil yang diharapkan, Pihak konsultan harus menyediakan
tenaga-tenaga ahli dalam suatu struktur organisasi konsultan untuk menjalankan
kewajiban sesuai dengan lingkup jasa yang tercantum dalam TOR ini yang
bersertifikasi.
1. Ketua Tim (Team Leader)
Sarjana (S1) Teknik Pengembangan Wilayah Kota, lulusan Universitas/
Perguruan Tinggi Negeri atau Perguruan Tinggi Swasta yang telah
terakreditasi.
Memiliki NPWP & Sertifikat Keahlian (SKA) dari LPJK.
Berpengalaman sebagai Koordinator Perencanaan Wilayah minimal 5
tahun.
2. Ahli Tata Perkotaan (Planologi)
Sarjana (S1) Teknik Planologi lulusan Universitas / Perguruan Tinggi
Negeri atau Perguruan Tinggi Swasta yang telah terakreditasi.
Memiliki NPWP & Sertifikat Keahlian (SKA) dari LPJK.
Berpengalaman dalam bidang Perencanaan Penataan Kawasan minimal 4
tahun.
3. Ahli Sipil
Sarjana (S1) Teknik Sipil lulusan Universitas / Perguruan Tinggi Negeri
atau Perguruan Tinggi Swasta yang telah terakreditasi.
Memiliki NPWP & Sertifikat Keahlian (SKA) dari LPJK.
Berpengalaman minimal 4 tahun.
4. Ahli Arsitektur
Sarjana (S1) Teknik Arsitektur lulusan Universitas / Perguruan Tinggi
Negeri atau Perguruan Tinggi Swasta yang telah terakreditasi.
Memiliki NPWP & Sertifikat Keahlian (SKA) dari LPJK.
Berpengalaman minimal 4 tahun.
5. Ahli Lingkungan
Sarjana (S1) Teknik Lingkungan lulusan Universitas / Perguruan Tinggi
Negeri atau Perguruan Tinggi Swasta yang telah terakreditasi.
Memiliki NPWP & Sertifikat Keahlian (SKA) dari LPJK.
Berpengalaman minimal 4 tahun.
6. Ahli Ekonomi
Sarjana (S1) Ilmu Ekonomi lulusan Universitas / Perguruan Tinggi Negeri
atau Perguruan Tinggi Swasta yang telah terakreditasi.
Memiliki NPWP dan sertifikat keahlian (SKA)
Berpengalaman dalam melakukan analisis estimasi biaya minimal 4 tahun
Sedangkan tenaga teknisi / pendukung lapangan dan lain-lain :
Tenaga Administrasi
Juru gambar/ Cad Operator
Surveyor
Operator Computer/Typist

Daftar Kualifikasi Tenaga Ahli

No. Posisi Jumlah Jumlah


Orang Bulan
Kebutuhan Personil
1 Team Leader 1 3
2 Ahli Planologi 1 3
3 Ahli Sipil 1 3
4 Ahli Arsitektur 1 3

5 Ahli Lingkungan 1 3
6 Ahli Ekonomi 1 3
7
Tenaga Administrasi 1 3
8 Gambar/ Cad Operator
Juru 1 3
9 Estimator Engineering 1 3
10 Surveyor 2 3
11 Oprerator Komputer 1 3

K. Pelaporan
Pelaporan yang dihasilkan oleh konsultan perencanaan berdasarkan TOR ini
adalah sebagai berikut:
1. Laporan Pendahuluan
Studi pendahuluan yang berisikan metodologi pekerjaan, hasil studi lapangan
dan studi literature. Laporan pendahuluan dibuat sebanyak 5 (lima) rangkap
dalam format A4/ F4.
2. Laporan Antara
Laporan antara merupakan pengembangan laporan pendahuluan berupa analisa
untuk memenuhi usulan pemecahan. Laporan Antara dibuat sebanyak 5 (lima)
rangkap dalam format A4/ F4.
3. Laporan Draft Akhir
Laporan Draft Akhir merupakan pengembangan lebih lanjut dari laporan antara
dan laporan sebelumnya dengan analisa yang lebih mengerucut kepada hasil
rekomendasi.Laporan Draft Akhir dibuat sebanyak 10 (sepuluh) rangkap dalam
format A4/F4.
4. Laporan Akhir
Lapora Akhir berisi rekomendasi berdasarkan analisa-analisa dari laporan
terdahulu. Laporan Akhir dibuat sebanyak 10 (sepuluh) rangkap dalam format
A4/F4.
5. Gambar Peta Situasi/ Existing Condition, detail dan lain-lain dibuat 10 (sepuluh)
rangkap dalam format A3.
6. Seluruh Dokumen Perencanaan dan Laporan juga diserahkan dalam bentuk Soft
Copy yang disimpan dalam Hardisk Eksternal.
L. Penutup
Kerangka acuan kegiatan ini sudah diupayakan rinci. Namun demikian, demi
sempurnanya hasil kegiatan ini maka dimungkinkan adanya perubahan-perubahan
berdasarkan masukan dan hasil pembahasan pada saat proses pelaksanaannya.
Semua perubahan yang bertujuan mendapatkan hasil yang terbaik akan dicatat
sesuai kesepakatan pihak-pihak bersangkutan.

Batauga, 03 Mei 2016


PENGGUNA ANGGARAN,
Dinas PU, Tata Ruang, Kebersihan dan Damkar
Kabupaten Buton Selatan,

ttd

Ir. Sunaryo Mulyo, ST, MT


Nip. 19620714 199103 1 009

You might also like