You are on page 1of 8

Hambatan Siswa dalam Otot....

(Aditya Dwi Nugroho)

HAMBATAN SISWA DALAM MENGIKUTI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN


JASMANI DI MTS MAARIF DAARUSHOLIHIN SUMBERADI MLATI SLEMAN

BARRIERS IN FOLLOWING STUDENTS LEARNING IN PHYSICAL EDUCATION MTS MA'ARIF


DAARUSHOLIHIN SUMBERADI MLATI SLEMAN

Oleh : Aditya Dwi Nugroho


Email : yogadharmawan0@gmail.com

Abstrak
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh proses pembelajaran pendidikan jasmani di MTs Maarif Daarusholihin
Sumberadi Mlati Sleman belum bisa berjalan dengan baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar
hambatan siswa dalam mengikuti pembelajaran pendidikan jasmani di MTs Maarif Daarusholihin Desa Sumberadi
Kecamatan Mlati Kabupaten Sleman Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Metode yang digunakan adalah
survei dengan teknik pengambilan data menggunakan angket. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa di MTs
Maarif Daarusholihin yang berjumlah 133 guru. Teknik analisis data menggunakan analisis deskriptif kuantitatif yang
dituangkan dalam bentuk persentase. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hambatan siswa dalam mengikuti
pembelajaran pendidikan jasmani di MTs Maarif Daarusholihin Desa Sumberadi Kecamatan Mlati Kabupaten
Sleman berdasarkan faktor internal indikator fisik sebesar 50,77% dan psikologis sebesar 49,23%, faktor eksternal
indikator guru sebesar 33,82%, kelengkapan fasilitas sebesar 33,06%, dan materi pembelajaran sebesar 33,11%.Kata
kunci: hambatan belajar, Penjasorkes, MTs Maarif Daarusholihin

Abstract
This research is motivated by the learning process of physical education in MTs Maarif Daarusholihin
Sumberadi Mlati Sleman can not walk properly. This study aims to determine how big obstacle to follow teaching
students in physical education in MTs Maarif village Daarusholihin Sumberadi Mlati District of Sleman This research
is descriptive. The method used was survey with data retrieval technique using a questionnaire. Subjects in this study
were students at MTs Maarif Daarusholihin totaling 133 teachers. Data were analyzed using quantitative descriptive
analysis as outlined in percentage form. The results showed that the barriers to students in the following study
physical education in MTs Maarif Daarusholihin Sumberadi village of Sleman District of Mlati physical indicators
based on internal factor of 50.77% and amounted to 49.23% psychological, external factors indicators teacher at
33.82% , amounting to 33.06% complete facilities and learning materials by 33.11%.
Keywords: barrier to learning, Penjasorkes, MTs Maarif Daarusholihin

1
Hambatan Siswa dalam Otot....(Aditya Dwi Nugroho)

PENDAHULUAN terutama pendidikan jasmani yang sangat


MTs Maarif Darussholihin Sleman membutuhkan kondisi badan yang bugar.
adalah sebuah sekolah yang bernaung di Menurut Fuad Hasan (1995: 7-10)
bawah yayasan Maarif. Sekolah ini berada di faktor-faktor yang mempengarhi pembelajaran
lingkungan pondok pesantren yang meliputi: (a) faktor tujuan, (b) faktor pendidik
mewajibkan siswa untuk mengikuti segala dan peserta didik, (c) faktor isi /materi
aktifitas pesantren tanpa terkecuali. Kegiatan (kurikulum), (d) faktor metode, dan (f) faktor
di sekolah dibuat sedemikian rupa sehingga lingkungan. Kegiatan belajar pada setiap
kegiatan-kegiatan tersebut tidak berbenturan jenjang pendidikan tidak senantiasa berhasil.
dengan kegiatan di pesantren. Sebagai Setiap peserta didik atau siswa seringkali
akibatnya, porsi pembelajaran di sekolah ini mengalami hambatan atau kesulitan dalam hal
pun lebih sedikit jika dibandingkan dengan di belajar. Kondisi ini dapat diartikan sebagai
sekolah lain. Jika rata-rata sekolah sebuah hambatan belajar. Jika salah satu faktor
menggunakan batas minimal satu jam tersebut tidak berjalan dengan baik, maka akan
pelajaran adalah 40 menit, di sekolah ini hanya menghambat dalam proses pembelajaran
diberikan porsi 35 menit untuk setiap jam pendidikan jasmani. Sebaliknya jika semua
pelajarannya. Porsi belajar yang sangat kurang faktor tersebut berjalan dengan baik, maka
terutama untuk pendidikan jasmani. akan mempermudah dalam proses
Porsi belajar adalah salah satu dari pembelajaran pendidikan jasmani. Jika faktor-
beberapa kendala pelaksanaan pembelajaran faktor yang mendukung tercapainya tujuan
pendidikan jasmani di tempat ini. Hal lain pembelajaran dapat berfungsi sebagaimana
yang layak untuk diperhatikan dalam rangka mestinya, maka tujuan dari pembelajaran itu
pelaksanaan pendidikan jasmani di sekolah ini sendiri dapat tercapai dan dapat diartikan
adalah faktor personal siswa sendiri. proses pembelajaran tersebut berhasil.
Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, Etika pembelajaran di sekolah ini juga
siswa-siswa di sekolah ini tidak hanya menjadi salah satu hal yang memerlukan
disibukkan dengan kegiatan sekolah saja, perhatian khusus. Mengingat sekolah ini
namun siswa juga harus mengikuti segala adalah sekolah yang menjadi satu dengan
kegiatan di pondok pesantren yang tidak pesantren, maka etika pesantren pun sedikit
sedikit. Aktivitas jasmani juga sangat banyak juga mempengaruhi kegiatan belajar.
bermanfaat untuk kesehatan anak baik secara Etika tersebut misalnya membatasi kontak
fisik, sosial maupun emosional. Hal ini antara laki-laki dan perempuan. Siswa laki-laki
menunjukkan melakukan aktivitas jasmani hanya bermain dengan laki-laki begitu
sangat bermanfaat terhadap perkembangan sebaliknya. Siswa perempuan cenderung malu
anak baik secara kognitif, psikomotorik, dan dengan guru laki-laki, hal itu berdampak pada
sosial serta anak memperoleh peningkatan terhambatnya pengajar saat memberikan
kesehatan dengan melakukan aktivitas pelajaran terlebih jika diharuskan adanya
jasmani. Akibatnya, tingkat kebugaran siswa kontak fisik untuk pembenaran teknik.
juga otomatis berbeda dengan siswa pada Berdasarkan pengalaman mengajar di
umumnya yang hanya mengikuti pembelajaran MTs. Maarif Darussholihin, pengajar
di sekolah. Hal ini sangat mempengaruhi mengalami kendala untuk memberikan
kesiapan siswa dalam menerima pelajaran, pembelajaran yang baik, benar, efektif, efisien,
dan menarik. Hal itu karena alasan yang sudah

2
Hambatan Siswa dalam Otot....(Aditya Dwi Nugroho)

peneliti jabarkan di atas dan juga ditambah jasmani bisa dikatakan sangat kompleks,
dengan kurangnya fasilitas yang dimiliki sehingga peran guru di sini sangat diperlukan
khususnya untuk membantu pembelajaran khususnya dari segi semangat mengajar. Dapat
pendidikan jasmani seperti minimnya sarana pula dikatakan bahwa kompleksnya masalah
dan prasarana yang dimiliki. Seperti tidak yang dihadapi untuk kelancaran pembelajaran
punya lapangan sendiri, sehingga setiap kali pendidikan jasmani berdampak pada proses
pembelajaran harus memakai lapangan kegiatan pembelajarn pendidikan jasmani
sederhana milik warga sekitar dan itupun menjadi membosankan, hal itu dapat dilihat
jaraknya lumayan jauh sehingga untuk dari kurang antusiasnya siswa dalam
mencapai kesana membutuhkan waktu yang mengikuti kegiatan pembelajaran jasmani.
tentunya mengurangi ke efektifan belajar Berdasarkan hal tersebut, penulis tertarik
karena waktunya sudah banyak tersita untuk untuk melakukan penelitian dengan judul
akses menuju ke lapangan sedangkan setiap Hambatan Siswa dalam Mengikuti
pembelajaran hanya dibatasi 2 jam Pembelajaran Pendidikan Jasmani di MTs
pembelajaran, 1 jam nya 35 menit jadi setiap Maarif Darussholihin Sumberadi Mlati
kelas alokasi belajar untuk penjas hanya 70 Sleman Tahun Pelajaran 2015/2016.
menit, dan itu pun tidak didukung dengan alat
yang memadai. Hal ini bisa dimaklumi METODE PENELITIAN
mengingat sekolah ini belum terlalu lama Jenis Penelitian
berdiri sehingga perbaikan tidak hanya Jenis penelitian ini adalah penelitian
terfokus pada pendidikan jasmani saja. deskriptif. Menurut Suharsimi Arikunto (2006:
Pentingnya mengetahui faktor-faktor 302) menyatakan bahwa penelitian deskriptif
penghambat siswa dalam mengikuti tidak dimaksudkan untuk menguji hipotesis
pembelajaran pendidikan jasmani di MTs tertentu, tetapi hanya untuk menggambarkan
Maarif Daarusholihin Sumberadi Mlati apa adanya tentang sesuatu variabel, yaitu
Sleman yaitu agar guru, instansi sekolah, dan gejala atau keadaan pada suatu saat. Data
siswa itu sendiri dapat meningkatkan mutu yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah
pembelajaran. Program pembelajaran yang data yang berupa hasil jawaban responden atas
baik dapat melakukan berbagai perubahan dan angket yang diberikan dengan empat skala
koreksi dari cara mengajar sehingga cara penilaian, sehingga penelitian ini disebut
mengajar maupun materi ajar yang dimiliki penelitian deskriptif kuantitatif. Metode yang
akan selalu tidak ketinggalan zaman sehingga digunakan adalah survei.
siswa akan merasa senang, siswa tidak jenuh,
siswa mudah menerima pelajaran yang Definisi Operasional Variabel
disampaikan, terhindar dari proses Variabel dalam penelitian ini adalah
pembelajaran yang sering tidak sesuai materi variabel tunggal, yaitu hambatan siswa dalam
yang tepat, dan cara mengajar menjadi tidak mengikuti pembelajaran pendidikan jasmani di
monoton sehingga siswa menjadi tidak jenuh MTs Maarif Daarusholihin Sumberadi Mlati
bahkan siswa tidak dapat memahami materi Sleman. Definisi operasionalnya adalah segala
yang telah disampaikan oleh guru. sesuatu yang dapat menimbulkan hambatan
Dari penjabaran masalah di atas penulis belajar siswa seperti faktor peranan guru, fisik,
menyimpulkan bahwa masalah yang menjadi psikologis, sarana dan prasarana dan
kendala pembelajaran khususnya pendidikan kurikulum khususnya dalam pembelajaran

3
Hambatan Siswa dalam Otot....(Aditya Dwi Nugroho)

Penjasorkes, yang terdiri atas faktor internal kepada responden yang menjadi subjek dalam
dan faktor eksternal. Operasional variabel penelitian. Adapun mekanismenya adalah
untuk mengetahui hambatan siswa dalam sebagai berikut:
mengikuti pembelajaran pendidikan jasmani, 1. Peneliti mencari data siswa di MTs Maarif
dari faktor internal, yaitu jasmani dan psikis, Daarusholihin Sumberadi Mlati Sleman.
serta faktor eksternal yang meliputi guru, 2. Peneliti menentukan jumlah responden
kelengkapan fasilitas, dan materi yang menjadi subjek penelitian.
pembelajaran, yang diukur menggunakan 3. Peneliti menyebarkan angket kepada
angket. responden.
4. Selanjutnya peneliti mengumpulkan angket
Subjek Penelitian dan melakukan transkrip atas hasil
Menurut Sugiyono (2007: 214) populasi pengisian angket.
adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas 5. Setelah memperoleh data penelitian peneliti
objek atau subjek yang mempunyai kuantitas mengambil kesimpulan dan saran.
dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian Teknik Analisis Data
disimpulkan. Populasi dalam penelitian ini Analisis atau pengelolaan data
adalah seluruh siswa MTs Maarif merupakan satu langkah penting dalam
Daarusholihin Mlati Sleman Tahun Pelajaran penelitian. Analisa data yang digunakan dalam
2015/2016 yang berjumlah 133 siswa dan penelitian ini menggunakan statistik deskriptif
diambil semuanya untuk menjadi sampel, kuantitatif dengan persentase.
sehingga disebut penelitian populasi atau total Pengkategorian menggunakan Mean dan
sampling. Standar Deviasi. Menurut Saifuddin Azwar
(2010: 163) untuk menentukan kriteria skor
Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data dengan menggunakan Penilaian Acuan Norma
Instrumen yang digunakan dalam (PAN) pada tabel 1 sebagai berikut:
penelitian ini adalah angket. Angket yang
digunakan adalah angket tertutup, menurut Tabel 1. Norma Penilaian
Suharsimi Arikunto (2006: 168), angket Interval Kategori
M + 1,5 SD > X Sangat Tinggi
tertutup adalah angket yang disajikan dalam M + 0,5 SD < X M + 1,5 SD Tinggi
bentuk sedemikian rupa sehingga responden M - 0,5 SD < X M + 0,5 SD Sedang
M - 1,5 SD < X M - 0,5 SD Rendah
tinggal memberikan tanda check list () pada X M - 1,5 SD Sangat Rendah
kolom atau tempat yang sesuai, dengan angket Keterangan:
langsung menggunakan skala bertingkat. Skala M : Nilai rata-rata (Mean)
bertingkat dalam angket ini menggunakan X : Skor
skala Likert dengan empat pilihan jawaban. SD : Standar Deviasi
Faktor dalam penelitian ini terdiri atas
faktor internal yaitu jasmani dan psikis, serta HASIL PENELITIAN DAN
faktor eksternal yang meliputi guru, PEMBAHASAN
kelengkapan fasilitas, dan materi Data hasil penelitian tentang hambatan
pembelajaran. siswa dalam mengikuti pembelajaran
Teknik pengumpulan data yang akan pendidikan jasmani di MTs Maarif
digunakan adalah dengan pemberian angket Daarusholihin Desa Sumberadi Kecamatan

4
Hambatan Siswa dalam Otot....(Aditya Dwi Nugroho)

Mlati Kabupaten Sleman didapat skor terendah pendidikan jasmani di MTs Maarif
(minimum) 82,0, skor tertinggi (maksimum) Daarusholihin Desa Sumberadi Kecamatan
133,0, rerata (mean) 107,82, nilai tengah Mlati Kabupaten Sleman berdasarkan faktor
(median) 107,0, nilai yang sering muncul internal didapat skor terendah (minimum) 31,0,
(mode) 101,0, standar deviasi (SD) 11,55. skor tertinggi (maksimum) 56,0, rerata (mean)
Hambatan siswa dalam mengikuti 44,56, nilai tengah (median) 43,0, nilai yang
pembelajaran pendidikan jasmani di MTs sering muncul (mode) 43,0, standar deviasi
Maarif Daarusholihin Desa Sumberadi (SD) 5,81.
Kecamatan Mlati Kabupaten Sleman dapat Apabila ditampilkan dalam bentuk
disajikan pada gambar 1 sebagai berikut: diagram batang, maka data persentase
hambatan siswa dalam mengikuti
Hambatan Siswa dalam Mengikuti pembelajaran pendidikan jasmani di MTs
Pembelajaran Pendidikan Jasmani di MTs
Maarif Daarusholihin Maarif Daarusholihin Desa Sumberadi
100.00%
Kecamatan Mlati Kabupaten Sleman
80.00%
berdasarkan faktor internal, pada gambar 2
60.00%
34.59% 31.58% sebagai berikut:
40.00%
18.80%
20.00% 10.53%
4.51% 100.00%
0.00% 90.00%
Sangat Rendah Sedang Tinggi Sangat 80.00%
Rendah Tinggi 70.00%
60.00% 50.77% 49.23%
Gambar 1. Diagram Batang Hambatan Siswa 50.00%
40.00%
dalam Mengikuti Pembelajaran Pendidikan 30.00%
20.00%
Jasmani di MTs Maarif Daarusholihin 10.00%
0.00%
Jasmani Psikologis
Berdasarkan gambar 1 di atas
menunjukkan bahwa hambatan siswa dalam Gambar 2. Diagram Batang Persentase
mengikuti pembelajaran pendidikan jasmani di Hambatan Siswa dalam Mengikuti
MTs Maarif Daarusholihin Desa Sumberadi Pembelajaran Pendidikan Jasmani
Kecamatan Mlati Kabupaten Sleman berada Berdasarkan Faktor Internal
pada kategori sangat rendah sebesar 4,51%
(6 siswa), rendah sebesar 34,59% (46 Berdasarkan gambar 2 di atas
siswa), sedang sebesar 31,58% (42 siswa), menunjukkan bahwa persentase hambatan
tinggi sebesar 18,80% (25 siswa), dan siswa dalam mengikuti pembelajaran
sangat tinggi sebesar 10,53% (14 siswa). pendidikan jasmani di MTs Maarif
Berdasarkan nilai rata-rata, yaitu 107,82 Daarusholihin Desa Sumberadi Kecamatan
hambatan siswa dalam mengikuti Mlati Kabupaten Sleman berdasarkan
pembelajaran pendidikan jasmani di MTs indikator fisik dengan persentase sebesar
Maarif Daarusholihin Desa Sumberadi 50,77% dan psikologis persentase sebesar
Kecamatan Mlati Kabupaten Sleman dalam 49,23%.
kategori sedang. 2. Faktor Eksternal
1. Faktor Internal Data hasil penelitian tentang hambatan
Data hasil penelitian tentang hambatan siswa dalam mengikuti pembelajaran
siswa dalam mengikuti pembelajaran pendidikan jasmani di MTs Maarif

5
Hambatan Siswa dalam Otot....(Aditya Dwi Nugroho)

Daarusholihin Desa Sumberadi Kecamatan Maarif Daarusholihin Desa Sumberadi


Mlati Kabupaten Sleman berdasarkan faktor Kecamatan Mlati Kabupaten Sleman
eksternal didapat skor terendah (minimum) berdasarkan faktor internal dan eksternal.
49,0, skor tertinggi (maksimum) 79,0, rerata Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan
(mean) 63,26, nilai tengah (median) 62,0, nilai bahwa hambatan siswa dalam mengikuti
yang sering muncul (mode) 62,0, standar pembelajaran pendidikan jasmani di MTs
deviasi (SD) 6,93. Maarif Daarusholihin Desa Sumberadi
Apabila ditampilkan dalam bentuk Kecamatan Mlati Kabupaten Sleman dalam
diagram batang, maka data persentase kategori sedang. Jika dilihat dari latar
hambatan siswa dalam mengikuti belakang masalah, hambatan siswa dalam
pembelajaran pendidikan jasmani di MTs mengikuti pembelajaran pendidikan jasmani di
Maarif Daarusholihin Desa Sumberadi MTs Maarif Daarusholihin cukup
Kecamatan Mlati Kabupaten Sleman menghambat. Hal ini dikarenakan peneliti
berdasarkan faktor eksternal, pada gambar 3 membandingkan dengan keadaan sekolah
sebagai berikut: umum. Tetapi merujuk pada hasil penelitian
yang menyatakan bahwa hambatan siswa
100.00% dalam mengikuti pembelajaran pendidikan
90.00%
80.00% jasmani di MTs Maarif Daarusholihin masuk
70.00%
60.00%
kategori sedang, hal ini dikarenakan
50.00% keterbatasan penelitian ini, karena peneliti
40.00% 33.82% 33.06% 33.11%
30.00% tidak dapat mengontrol secara penuh siswa
20.00%
10.00% pada saat mengisi angket disebarkan oleh
0.00% peneliti.
Guru Kelengkapan Materi
Pembelajaran
Hal itu karena kurangnya fasilitas yang
Gambar 3. Diagram Batang Persentase dimiliki khususnya untuk membantu
Hambatan Siswa dalam Mengikuti pembelajaran pendidikan jasmani, seperti
Pembelajaran Pendidikan Jasmani minimnya sarana dan prasarana yang dimiliki.
Berdasarkan Faktor Eksternal MTs Maarif Daarusholihin Desa Sumberadi
Kecamatan Mlati Kabupaten Sleman tidak
Berdasarkan gambar 3 di atas mempunyai lapangan sendiri, sehingga setiap
menunjukkan bahwa persentase hambatan kali pembelajaran harus memakai lapangan
siswa dalam mengikuti pembelajaran sederhana milik warga sekitar dan itupun
pendidikan jasmani di MTs Maarif cukup lumayan jauh dari sekolahan sehingga
Daarusholihin Desa Sumberadi Kecamatan untuk mencapai kesana membutuhkan waktu
Mlati Kabupaten Sleman berdasarkan yang tentunya mengurangi keefektifan belajar
indikator guru dengan persentase sebesar karena waktunya sudah banyak tersita untuk
33,82%, kelengkapan fasilitas sebesar 33,06%, akses menuju ke lapangan. Setiap
dan materi pembelajaran persentase sebesar pembelajaran hanya dibatasi 2 jam
33,11%. pembelajaran, 1 jam hanya 35 menit, jadi
Pembahasan setiap kelas alokasi belajar untuk Penjas hanya
Penelitian ini bertujuan untuk 70 menit, dan itu pun tidak didukung dengan
mengetahui hambatan siswa dalam mengikuti alat yang memadai. Hal ini bisa dimaklumi
pembelajaran pendidikan jasmani di MTs mengingat sekolah ini belum terlalu lama

6
Hambatan Siswa dalam Otot....(Aditya Dwi Nugroho)

berdiri sehingga perbaikan tidak hanya tersebut tidak berjalan dengan baik, maka akan
terfokus pada pendidikan jasmani saja. menghambat dalam proses pembelajaran
Kendala pembelajaran khususnya pendidikan jasmani. Sebaliknya jika semua
pendidikan jasmani bisa dikatakan sangat faktor tersebut berjalan dengan baik, maka
kompleks, sehingga peran guru di sini sangat akan mempermudah dalam proses
diperlukan khususnya dari segi semangat pembelajaran pendidikan jasmani. Jika faktor-
mengajar. Hambatan-hambatan lain di MTs faktor yang mendukung tercapainya tujuan
Maarif Daarusholihin Desa Sumberadi pembelajaran dapat berfungsi sebagaimana
Kecamatan Mlati Kabupaten Sleman, misalnya mestinya, maka tujuan dari pembelajaran itu
waktu istirahat di pondok pesantren yang sendiri dapat tercapai dan dapat diartikan
sedikit, aktivitas sekolah dan pesantren yang proses pembelajaran tersebut berhasil.
begitu padat. Bagi siswa, pelajaran
Penjasorkes bukan tujuan utama dalam belajar, Kesimpulan dan Saran
karena siswa di MTs Maarif Daarusholihin Kesimpulan
Desa Sumberadi Kecamatan Mlati Kabupaten Berdasarkan hasil analisis data dan
Sleman lebih mengutamakan pendidikan pembahasan, dapat diambil kesimpulan, bahwa
tentang agama, sehingga pelajaran Penjasorkes hambatan siswa dalam mengikuti
hanya merupakan pelajaran wajib yang harus pembelajaran pendidikan jasmani di MTs
diikuti. Tetapi banyak juga siswa yang Maarif Daarusholihin Desa Sumberadi
menunggu-nunggu pelajaran Penjasorkes ini, Kecamatan Mlati Kabupaten Sleman
karena bagi siswa dengan pelajaran berdasarkan faktor internal indikator fisik
Penjasorkes siswa dapat melakukan banyak sebesar 50,77% dan psikologis sebesar
aktivitas olahraga, dan sejenak dapat 49,23%, faktor eksternal indikator guru
melupakan pelajaran lain yang hanya di dalam sebesar 33,82%, kelengkapan fasilitas sebesar
kelas. 33,06%, dan materi pembelajaran sebesar
Kesimpulannya dapat dikatakan bahwa 33,11%.
kompleksnya masalah yang dihadapi untuk
kelancaran pembelajaran pendidikan jasmani Saran
berdampak pada proses kegiatan pembelajarn Ada beberapa saran yang perlu
pendidikan jasmani menjadi membosankan, disampaikan sehubungan dengan hasil
hal itu dapat dilihat dari kurang antusiasnya penelitian ini, antara lain:
siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran 1. Agar mengembangkan penelitian lebih
jasmani. Pendidikan jasmani merupakan dalam lagi tentang hambatan siswa dalam
proses belajar mengajar melalui akivitas mengikuti pembelajaran pendidikan
jasmani untuk merangsang pertumbuhan dan jasmani di MTs Maarif Daarusholihin
perkembangan psikomotor, afektif, dan Desa Sumberadi Kecamatan Mlati
kognitif secara menyeluruh, selaras, dan Kabupaten Sleman.
seimbang untuk menuju manusia Indonesia 2. Agar melakukan penelitian tentang
seutuhnya. Keberhasilan atau tidaknya hambatan siswa dalam mengikuti
pembelajaran pendidikan jasmani dipengaruhi pembelajaran pendidikan jasmani di MTs
oleh beberapa faktor yang mendukung, di Maarif Daarusholihin Desa Sumberadi
antaranya faktor dari siswa, guru, kurikulum, Kecamatan Mlati Kabupaten Sleman
sarana dan prasarana. Jika salah satu faktor dengan menggunakan metode lain.

7
Hambatan Siswa dalam Otot....(Aditya Dwi Nugroho)

3. Lebih melakukan pengawasan pada saat


pengambilan data agar data yang dihasilkan
lebih objektif.

DAFTAR PUSTAKA
Fuad Hasan. (1995). Faktor Penghambat
Belajar. Diakses dalam
http://indoshvong. blogspot. com/2010//.
Diunduh pada tanggal 12 September
2015.
Saifudddin Azwar. (2001). Fungsi dan
Pengembangan Pengukuran Tes dan
Prestasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Offset.
Sugiyono. (2007). Metode Penelitian
Kuantitatif Kualitatif dan R&D.
Bandung: Alfa Beta.
Suharsimi Arikunto. (2006). Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: PT Rineka Cipta.

You might also like