Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Pembangunan pada dasarnya adalah usaha untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat
dengan jalan memanfaatkan dan mengelola sumber daya alam yang dimiliki, namun disisi lain,
pembangunan ini juga dapat menimbulkan dampak negative bagi lingkungan yang berakibat
terjadinya perubahan lingkungan biofisika, lingkungan social ekonomi dan lingkungan budaya.
Pembangunan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah juga merupakan salah satu program
nasional di daerah, yang berkaitan dengan penyediaan tempat penampungan akhir sampah.
Pengelolaan kebersihan di Kabupaten Malang khusunya di Kecamatan Kepanjen telah
ditangani secara serius dan nyata melalui program-program yang dibiayai oleh APBD
KAbupaten Malang. Pengelolaan sampah di Kecamatan kepanjen dimuali dari tingkat yang
paling mendasar adalah dengan membersihkan sampah-sampah dari pusat produksi sampah
yang diakibatkan oleh kegiatan manusia, seperti tempat permukiman, toko, pasar, tempat
perdagangan dan perkantoran, dan tempat kegiatan
Pembangunan Tempat
Pembuangan Akhir (TPA) social (masjid, gereja, rumahsakit, dan terminal).
sampah juga merupakan salah Kegiatan tersebut berupa pengumpulan pertama
satu program nasional di
(primer) yaitu pengumpulan sampah dari proses
daerah, yang berkaitan
dengan penyediaan tempat produksi ke Lokasi Pembuangan Sementara (LPS), yang
penampungan akhir sampah pelaksanaannya ditangai secara gotong-royong oleh
.beroperasinya TPA
Talangagung dapat warga masyarakat melalui RT/RW dan kelurahan.
meminimalisasi permasalahan Sedangkan pengumpulan tahap kedua (sekunder) dari
timbunan sampah di tempat- tempat pembuangan sampah sementara ke tempat
tempat produksi sampah
pembuangan akhir pelaksanaannya dilakukan oleh
Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten Malang.
Sampah-sampah yang terproduksi yang dapat diangkut dari LPS pada akhirnya akan
membutuhkan fasilitas pemusnahan (disposal) agar tercipta suatu lingkungan yang bersih,
I-1
CV. INDRAKILA KONSULTAN
UKL DAN UPL TPA SAMPAH TALANGAGUNG
KECAMATAN KEPANJEN KABUPATEN MALANG
tidak tercemar dan tidak membahayakan kehidupan manusia. Penambahan jumlah penduduk
dan perluasan pembangunan kabupaten telah mendorong terjadinya perubahan penggunaan
lahan. Sehingga dengan akan beroperasinya TPA Talangagung dapat meminimalisasi
permasalahan timbunan sampah di tempat-tempat produksi sampah.
Kewajiban Penyusunan Dokumen UPL dan UKL oleh pemrakarsa Kegiatan Pembangunan
TPA Talangagung didasarkan atas Keputusan Meteri Pekerjaan Umum No. 481/KPTS/1996
yang memuat criteria jenis kegiatan Bidang pekerjaan Umum yang Wajib Dilengkapi dengan
Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL).
Dari criteria yang ada, kategori dampak yang ditimbulkan oleh pembangunan TPA tidak
termasuk dalam kategori kegiatan yang mempunyai dampak besar dan penting sehingga
I-2
CV. INDRAKILA KONSULTAN
UKL DAN UPL TPA SAMPAH TALANGAGUNG
KECAMATAN KEPANJEN KABUPATEN MALANG
kegiatan Pembangunan TPA hanya diwajibkan menyusun Studi UPL dan UKL bukan Studi
AMDAL.
Sebagai landasan dalam penyusunan studi Upaya Pengelolaan Lingkungann (UKL) dan Upaya
Pemantauan Lingkungan (UPL) Kegiatan Pembangunan TPA adalah sebagai berikut:
I-3
CV. INDRAKILA KONSULTAN
UKL DAN UPL TPA SAMPAH TALANGAGUNG
KECAMATAN KEPANJEN KABUPATEN MALANG
11. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No. 296/KPTS/1996, tentang Pedoman Teknis
Penyusunan Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan
(UPL).
12. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No. 377/KPTS/1996, tentang Petunjuk Tata Laksana
Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL)
Departemen Pekerjaan Umum.
13. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No. 481/KPTS/1996, tentang penetapan jenis
Kegiatan bidang pekerjaan Umum yang Wajib Dilengkapi Upaya Pengelolaan Lingkungan
(UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL).
14. Keputusan Meteri Kesehatan RI No. 907/MENKES/Per/2002, tentang Syarat-Syarat
Pengawasan Air Minum
15. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 86 Tahun 2002, tentang Pedoman Pelaksanaan
UPL dan UKL
16. keputusan Gubernur Jawa Timur No. 413 Tahun 1987, tentang Penggolongan dan Baku
Mutu Air di jawa Timur.
17. Keputusan Gubernur Jawa Timur No. 129 Tahun 1996, tentang Baku Mutu Udara
Ambien dan Emisi Sumber Tak Bergerak.
18. Keputusan Gubernur Jawa Timur No. 45 Tahun 2002, tentang Baku Mutu limbah Cair
bagi Industri atau Kegiatan Usaha Lainnya di Jawa Timur.
I-4
CV. INDRAKILA KONSULTAN
UKL DAN UPL TPA SAMPAH TALANGAGUNG
KECAMATAN KEPANJEN KABUPATEN MALANG
2. Memberikan informasi kepada masyarakat yang tinggal di sekitar lokasi kegiatan dan
pihak terkait tentang rencana kegiatan pembangunan TPA yang bersifat spesifik
untuk kegiatan-kegiatan yang dapat menimbulkan dampak terhadap lingkungan,
sehingga masyarakat dapat memberikan masukan, saran dan tanggapan atas rencana
kegiatan tersebut.
3. Sebagai dasar dan informasi bagi Pemerintah dan masyarakat tentang UKL-UPL.
Masyarakat berhak mengetahui setiap rencana usaha dan/atau kegiatan yang wajib
UKL-UPL. Pemrakarsa bersama-sama Bapedalda wajib memberitahukan kepada
masyarakat setiap rencana usaha dan/atau kegiatan yang akan diterbitkan
rekomendasi UKL-UPL.
4. Mengetahui kualitas/rona lingkungan di lokasi rencana pembangunan dan sekitarnya.
5. Sebagai instrumen pengikat bagi pemrakarsa untuk melaksanakan pengelolaan dan
pemantauan lingkungan.
6. Mengkaji dan memperkirakan dampak lingkungan serta mengevaluasi dampak
terhadap lingkungan hidup dari rencana kegiatan pada tahap pra konstruksi,
konstruksi, dan pasca konstruksi terhadap komponen lingkungan hidup serta
mengidentifikasi dampak yang muncul akibat kegiatan pembangunan drainase.
7. Menyusun rencana pencegahan, penanggulangan dan pengendalian dampak negatif
serta mengoptimalkan dan meningkatkan dampak positif akibat rencana
usaha/kegiatan pembangunan.
8. Menyusun Upaya Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup yang dituangkan
dalam bentuk Dokumen UKL dan UPL.
Manfaat dan kegunaan dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya
pemantauan Lingkungan (UPL) Pembangunan TPA Sampah Talangagung adalah:
I-5
CV. INDRAKILA KONSULTAN
UKL DAN UPL TPA SAMPAH TALANGAGUNG
KECAMATAN KEPANJEN KABUPATEN MALANG
Ruang lingkup studi mencakup lingkup wilayah, serta lingkup materi yang dijelaskan sebagai
berikut.
Untuk batas wilayah studi ditentukan berdasarkan batas proyek/tapak kegiatan rencana
pembangunan TPA, batas administrative, batas social dan batas ekologi.
Batas proyek
Batas proyek adalah ruang dimana suatu rencana atau usaha atau kegiatan akan
melakukan aktivitas prakonstruksi, konstruksi dan operasi, dari ruang ini lah bersumber
dampak terhadap lingkungan. Batas proyek ditentukan berdasarkan batas tapak proyek
rencana tata letak kegiatan pembangunan TPA yang mana saat ini sebagian besar masih
ditanami penduduk serta sebagian lagi merupakan lahan milik kas Desa Talangagung.
Plotting batas proyek dapat dilihat pada Peta 1.1.
I-6
CV. INDRAKILA KONSULTAN
UKL DAN UPL TPA SAMPAH TALANGAGUNG
KECAMATAN KEPANJEN KABUPATEN MALANG
Batas administrative
Batas administrative pembangunan TPA ditetapkan berdasarkan status administrasi
wilayah dimana kegiatan proyek dilaksanakan yaitu di Desa Talangagung, Kecamatan
Kepanjen, Kabupaten Malang. (Peta 1.2)
Batas sosial
Batas sosial merupakan ruang disekitar rencana kegiatan/usaha yang merupakan tempat
berlangsungnya berbagai interaksi sosial yang mengandung norma dan nilai tertentu yang
sudah mapan, sesuai dengan proses dinamika sosial suatu kelompok masyarakat, yang
diperkirakan akan mengalami perubahan mendasar akibat suatu rencana usaha/kegiatan.
Untuk pembanguanan TPA Talangagung ini penduduk terkena dampak bertempat tinggal
di sepanjang jalan akses ke TPA yang berjarak sekitar 0,5 km dari lokasi TPA. Peta 1.3
menjelaskan batas sosial pada studi UPL UKL
Batas ekologis
Batas ekologis merupakan ruang persebaran dampak dari suatu rencana usaha/kegiatan
menurut media transportasi limbah, dimana proses alami berlangsung di dalam ruang
tersebut diperkirakan akan mengalami perubahan mendasar. Batas ekologi TPA
Talangagung , meliputi:
Perubahan bentang lahan alam yang meliputi daerah tapak pembangunan TPA
Batas ekologi yang terkait dengan udara yaitu komponen kebauan yang dapt
dirasakan pengaruhnya pada jarak radius 0,5 km.
Batas ekologi dari komponen biotis adalah persebaran vector lalat yang kepadatannya
tinggi dalam radius 0,2 km.
Peta Batas Ekologi dapat dilihat pada Peta 1.4.
I-7
CV. INDRAKILA KONSULTAN
UKL DAN UPL TPA SAMPAH TALANGAGUNG
KECAMATAN KEPANJEN KABUPATEN MALANG
I-8
CV. INDRAKILA KONSULTAN
UKL DAN UPL TPA SAMPAH TALANGAGUNG
KECAMATAN KEPANJEN KABUPATEN MALANG
I-9
CV. INDRAKILA KONSULTAN
UKL DAN UPL TPA SAMPAH TALANGAGUNG
KECAMATAN KEPANJEN KABUPATEN MALANG
I-10
CV. INDRAKILA KONSULTAN
UKL DAN UPL TPA SAMPAH TALANGAGUNG
KECAMATAN KEPANJEN KABUPATEN MALANG
I-11
CV. INDRAKILA KONSULTAN
UKL DAN UPL TPA SAMPAH TALANGAGUNG
KECAMATAN KEPANJEN KABUPATEN MALANG
Ruang lingkup materi yang akan dibahas dalam dokumen UPL dan UKL dilakukan berdasarkan
sistematika sebagai berikut:
Rona lingkungan awal terdiri dari komponen geofisik-kimia, biologi, serta sosial-ekonomi-
budaya dan kesehatan masyarakat. Rona lingkungan yang diidentifikasi terutama yang
terkena dampak dari kegiatan pembangunan TPA, termasuk kegiatan-kegiatan penunjang
lainnya yang terdapat disekitar lokasi proyek serta dampak yang ditimbulkan terhadap
lingkungan.
Memperkirakan atau mennetukan jenis dan intensitas dampak yang ditimbulkan dari
rencana kegiatan pembangunan TPA terhadap komponen lingkungan. Sedangkan fokus
utama kajian dilakukan pada komponen lingkungan yang akan terkena dampak yaitu:
I-12
CV. INDRAKILA KONSULTAN
UKL DAN UPL TPA SAMPAH TALANGAGUNG
KECAMATAN KEPANJEN KABUPATEN MALANG
I-13
CV. INDRAKILA KONSULTAN
UKL DAN UPL TPA SAMPAH TALANGAGUNG
KECAMATAN KEPANJEN KABUPATEN MALANG
Komponen social ekonomi budaya masyarakat, termasuk tentang sikap dan persepsi
masyarakat.
System transportasi dan volume lalu lintas sekitar lokasi kegiatan
Komponen kesehatan masyarakat.
Memberikan saran tindak dalam pengelolaan dan pemantauan lingkungan sebagai upaya
mencegah/mengurangi dampak negatif dan mengembangkan dampak positif berkaitan
dengan pembangunan TPA di Desa Talangagung.
Tabel 1.1
Metode Analisis dan Pengumpulan Data UPL UKL TPA Talangagung
NO. KOMPONEN PARAMETER METODE METODE SUMBER
LINGKUNGAN PENGUMPULAN ANALISIS DATA
DATA DATA
Geofisik-Kimia
1. Kualitas Udara dan Debu Pengumpulan data primer Berdasarkan Kepmen LH Pengukuran
Kebisingan melalui pengukuran 35/MENLH/10/1993 di lapangan
Kebisingan
langsung di lapangan tentang Ambang Batas oleh BTKL
Emisi Gas Buang
Kendaraan Bermotor dan
Kep. Gub Jatim 129/1966
2. Fisiografi dan Geologi Topografi tanah Pengumpulan data Metode penilaian oleh Instansi
sekunder pada instansi para ahli yang dimuat terkait,
Geomorfologi terkait dan dapat pula dalam literatur observasi
observasi langsung di langsung,
Jenis tanah lapangan. hasil studi
Kondisi Tanah terdahulu.
I-14
CV. INDRAKILA KONSULTAN
UKL DAN UPL TPA SAMPAH TALANGAGUNG
KECAMATAN KEPANJEN KABUPATEN MALANG
Tekanan udara
Arah dan kecepatan
angin
5. Hidrologi Kualitas dan kuantitas Pengumpulan data primer Metode analogi atau Pengukuran
air permukaan dan melalui pengukuran dan metode yang relevan, di lapangan
air bawah tanah observasi langsung di atau berdasarkan PP oleh BTKL
lapangan 82/2001 tentang
Pengumpulan data Pengelolaan Kualitas Air Hasil studi
sekunder dan Pengendalian terdahulu
Pencemaran Air serta atau data dari
Kep-Gub Jatim 413/1997 instansi/
tentang Pengelolaan dan dinas terkait
Baku Mutu Air di Jawa
Timur.
Biologi
1. Komunitas Flora Jenis vegetasi Pengumpulan data Metode analisis kualitatif Observasi
(vegetasi) sekunder dan data primer berdasarkan penilaian langsung dan
Keanekaragaman
ekologis, nilai manfaat, hasil studi
Kuantitas vegetasi langka atau tidaknya jenis terdahulu.
2. Komunitas Fauna Jenis hewan tumbuhan yang ada,
kelimpahan jenis serta
Keanekaragaman keanekaragaman.
Kuantitas hewan
Sosial-Ekonomi-Budaya
1. Demografi Jumlah dan kepadatan Pengumpulan data Analisis dengan tabulasi Monografi
penduduk sekunder dan wawancara silang dan analisis Kecamatan
Komposisi penduduk deskriptif dan
berdasarkan usia Kelurahan
Analisis kualitatif yang
2. Sosial-Ekonomi Tingkat pendidikan
menjelaskan fenomena
penduduk
yang muncul
Tingkat pendapatan
3. Sosial-Budaya dan Kondisi sanitasi Wawancara dan survey Wawancara
Kesehatan lingkungan sekunder dan observasi
langsung
Fasilitas kesehatan Pengumpulan data Monografi
sekunder dan primer Kecamatan
Ketersediaan tenaga
dan
kesehatan
Kelurahan,
Tingkat penyakit observasi
terbanyak langsung di
lapangan
Persepsi masyarakat Wawancara Wawancara
Sumber: Hasil Penyusunan, 2008
I-15
CV. INDRAKILA KONSULTAN