Professional Documents
Culture Documents
Porositas total tot , adalah porositas yang berkaitan dengan semua ruang pori,
lubang, retakan dan lainnya. Porositas total merupakan jumlahan dari porositas
primer dan porositas sekunder.
Porositas interkoneksi, adalah porositas yang hanya berkaitan dengan ruang yang
saling berhubungan saja. Ruang pori-pori dipandang saling berhubungan bila dapat
mengalirkan arus listrik atau fluida di antara dinding-dinding pori tersebut. Perbedaan
porositas total dengan porositas interkoneksi dapat diberikan contoh dengan batu
pumice. Pumice mempunyai porositas total 50 %, tetapi porositas interkoneksinya 0
%, karena pori-pori yang ada masing-masing terisolasi sehingga tidak membentuk
suatu kanal untuk mengalirkan fluida.
Porositas efektif, adalah porositas yang tersedia untuk fluida dapat bergerak bebas.
Porositas ini yang sering digunakan dalam analisis log.
Nilai porositas juga bergantung dari kemas
(packing) butir partikelnya. Untuk butir
berbentuk bola yang terkemas dalam kubus
berbeda dengan yang terkemas dalam bentuk
hexagonal. Bentuk kemas tersebut sering
digunakan untuk memodelkan batu pasir yang
takterkompaksi. Perhitungan porositas dengan
asumsi butir berbentuk bola teratur dalam suatu
kubus akan menghasilkan porositas sebesar,
v pori v bola 4
r 3
kubus = = 1 =1 3 3
= 1 = 0 , 4764
v kubus v kubus ( 2 .r ) 6
dan untuk kemasan hexagonal memiliki nilai
porositas yang lebih kecil yaitu 25,9 %.
Metode Pengukuran Porositas
1. Metode langsung:
V dan Vs ditentukan secara langsung. Dengan persamaan
= 1 - (Vs-V) porositas rata-rata batuan dapat diperoleh.
Pengukuran ini meliputi semua ruang pori walau tidak
berhubungan dengan bagian luar batuan
2. Metode imbibisi:
Pada prinsipnya batuan direndam pada suatu fluida selang
waktu tertentu hingga fluida mengisi semua ruang pori yang
terhubung dengan bagian luar batuan. Dengan
memanfaatkan perbedaan bobot sebelum dan sesudah
perendaman dapat diperoleh nilai porositanya
3. Metode injeksi merkuri:
Pada dasarnya adalah menginjeksikan merkuri pada tekanan
tertentu hingga merkuri masuk ke seluruh ruang pori (volume
pori). Hubungan antara volume merkuri yang diinjeksikan ke
dalam ruang pori dan tekanan yang digunakan untuk
menginjeksi dapat menentukan besar porositas
4. Metode ekspansi gas:
Konsep dasarnya sama dengan metode injeksi merkuri namun
medium yang digunakan adalah gas ideal
5. Metode densitas:
Porositas dapat ditentukan dari besar densitas bulk () dari
batuan dan densitas rata-rata begian yang padat (s) melalui
persamaan = 1 (/ s).
6. Metode optikal:
Untuk kasus dimana mikrostruktur porositas adalah isotropik,
maka porositas dapat ditentukan (section 2D) melalui persamaan
= Ap A, dengan A adalah total area dan Ap adalah area yang
berpotongan dengan pori
Kesimpulan
Porositas merupakan pengukuran ruang pori pada batuan atau
merupakan perbandingan antara volume pori terhadap volume total
dari batuan
Porositas pada batuan beku lebih didominasi oleh faktor rekahan-
rekahan yang timbul akibat proses tektonik
Porositas pada batuan sedimen (klastik) akan dipengaruhi oleh
adanya kerangka sedimentasi rigid (kerangka struktur) yang mampu
menahan gaya gravitasi pada pengendapan sehingga dapat
terbentuk pori (ruang) pada batuan sedimen. (porositas inisial)
Evolusi porositas tampak pada terjadinya transisi dari kondisi liquid
tanpa shear menjadi kondisi dengan shear
PERMEABILITAS
Arti Fisis: kemampuan suatu batuan untuk meloloskan suatu
fluida melalui pori-pori batuan
Arti Matematis : Berdasarkan Persamaan Darcy
k
u = .p u = kecepatan filtrasi
u
k = p = tekanan fluida
p = viskositas dinamik
k = permeabilitas
batuan
Satuan Permeabilitas
Dalam SI adalah m2 atau m2
Good aquifers
Clean gravel (105104d)
Clean sand (103101d)
Poor aquifers (10010-3d)
Impervious (10-410-5d)
Porosity
Pore size and its distribution
Pore shape, pore surface
morphology
Topology of the pore network
Pengukuran Permeabilitas
Dengan Permeameter
Suatu alat pengukur dengan mempergunakan
gas
Perkiraan penghilangan sirkulasi dalam
pemboran
Dari kecepatan pemboran
Berdasar tes produksi terhadap penurunan
tekanan dasar lubang (bottom-hole pressure
decline)
Perhitungan Permeabilitas
Hubungan Paralel
k1
h1
k2
h2
Hubungan Seri
k1 l1 k2 l2
P1
Cara lain perhitungan permeabilitas
k = permeability (d)
Persamaan Berg (1970)
= porosity (%)
d = diameter (mm)
k = 5,1.10-6.5,1.d2.exp(-1,385.) = percentile deviasi (phi unit)
= P90-P10 (menghitung penyebaran
distribusi ukuran butir)
Persamaan Schopper (1982)
log k = -2,1007 + 2,221. log d
Irreducible water adalah air yang tidak dapat dipindahkan/ berpindah oleh
gaya-gaya yang bekerja pada fluida di dalam sejumlah pori-pori
tersebut
Persamaan Tixier (1949)
2
3
k = 250 .
S w , irr
Persamaan Timur (1968) Pers. Schlumberger (1989)
2
2 . 25
k = 100 . b
k = a c
S w , irr S w,irr
Persamaan
Coates-Dumanoir (1974) a = 0,316 c = 2
b = 4,4 m = w = n Archie Law
k = permeabilitas (md)
2
300 w
k= 4 w
w S w,irr
Hubungan Permeabilitas dengan Porositas
Hubungan Permeabilitas dengan Grain Size
Hubungan Permeabilitas dan Porositas dengan
Sw, irr
Hubungan Permeabilitas dengan Tekanan
Persamaan Schon (1998)
1. Batupasir
= 0 , 49 . exp( 2 , 7 . 10 4 . z )
2. Batupasir
= 0,728 2,719.104.z + 2,604.108.z 2
3. Batulempung
= 0,803 . exp( 5,1.10 4.z )
4. Batulempung = 0,803 4,3.102. ln(z + 1) 5,4.103. ln(z + 1)2
5. Batulempung
= 0,803 2,34 .10 4.z + 2,604 .10 8.z 2
Permukaan internal spesifik (Specific
internal surface)
permukaan internal spesifik S merupakan luasan permukaan ruang-
ruang tersebut yang berhubungan dengan volume total batuan (Stot),
volume pori (Spor), volume partikel/matrik padatnya (Sm) dan massa
kering batuan (Sma).
= ( 1 ). m + . p
Saturasi suatu fluida Sf adalah perbandingan antara volume fluida vf
tersebut terhadap volume pori totalnya vp, yaitu v
Sf =
f
vp
Batuan yang berisi gas dan air akan mempunyai densitas
gabungan ketiga materi tersebut, yaitu materi matrik padat, fluida
= (1 ). m + [S w . w + (1 S w ). g ]
dan gas
Batzle dan Wang, (1992) menurunkan persamaan densitas sebagai fungsi suhu, tekanan dan
kosentrasi NaCl secara empiris untuk air dan brine (air yang mengandung larutan NaCl) dalam
bentuk polinomial, yaitu
w = 1 + 10 6 ( 80 .T 3 ,3 .T 2 + 0 , 00175 .T 3 + 489 . p 2 .T . p
+ 0 . 016 .T 2 . . p 1,3 . 10 5 .T 3 . p 0 , 333 . p 2 0 , 002 .T . p 2 )
dengan T adalah suhu (oC), p adalah tekanan (MPa), dan C adalah fraksi berat NaCl.
Hubungan analitik sederhana antara densitas batuan
terhadap kedalaman posisi batuan
z
( z ) = ( z o ) + A. ln
zo
( z ) = ( z o ) + [ ( z m ) ( z o )][. 1 exp( B.z )]
= ( z m ) [ ( z m ) ( z o )]. exp( B.z )
Hubungan empiris
( z ) = 2 , 72 1 , 244 . exp( 0 , 846 . z )
Permeabilitas sebagai fungsi kedalaman
3
z
k ( z ) 1
z + 20
Hubungan k, , dan S berdasarkan model
teoritis
r2 3 3
k= = = =
8 T 2 2 .S por
2
.T 2 2
2 .S tot .T 2
2 .(1 ) 2 .S m2 .T 2
rhyd 3 3
2
k= = = =
4 T
2
S por .T
2 2
S tot .T
2 2
(1 ) 2 .S m2 .T 2
3 1 3
k =
(1 ) .S m .T
2 2 2
= 2.
C (1 ) 2
C= .S m .T
1
k = 1
F .S por
k f = 1119F 5,88
k = 2,51.10 7 F 2, 22
3 ,1085
o 1 475 ,3 S por
F= = m biasanya m = 1,8 2,0 k =
F qo
w