You are on page 1of 5

ABSTRAK

Institusi : Pascasarjana UIN Ar-Raniry Banda Aceh


Nama/Nim : Razali /25131835-2
Konsentrasi : Ekonomi Islam
Judul : Praktik Bai Murabahah pada Perbankan
Syariah dalam
Tinjauan Fiqh Muamalah (Study Bank Aceh
Syariah Cabang Lhokseumawe)
Pembimbing : 1. Prof. Dr. A.Hamid Sarong, SH., MH.
2. Dr. Muhammad Zulhilmi, MA.
Tahun Lulus : 2015 M/1436 H.

Bai murabahah adalah jual beli dengan harga asal yang


ditambah keuntungan hasil kesepakatan antara kedua belah pihak
penjual dan pembeli. Bai murabahah ini bagian dari muamalah
yang sering diparaktikkan di perbankan syariah di Indonesia.
Permasalahn yang ingin dikaji adalah bagaimanakah konsep bai
murabahah dalam tinjauan fiqh muamalah dan apakah praktik bai
murabahah di Bank Aceh Syariah Cabang Lhokseumawe telah
memenuhi ketentuan Fiqh Muamalah. Tujuannya agar diketahui
bagaimanakah konsep bai murabahah dalam tinjauan fiqh
muamalah dan apakah praktik bai murabahah di Bank Aceh
Syariah cabang Lhokseumawe telah sesuai fiqh Muamalah. Untuk
menjawab permasalahan ini penulis menggunakan jenis penelitian
field research dengan bentuk penelitian kualitatif dengan
pengumpulan data di lapangan kemudian diolah dan dianalisa
dengan analisis deskriptif selanjutnya dipaparkan untuk menjawab
permasalahan di atas. Di samping itu, dengan pengumpulan data
dari lapangan kemudian dianalisa dan dikelompokkan kepada data
primer dan data sekunder. Yang menjadi data primer adalah data
yang bersumber dari lapangan berupa observasi dan wawancara.
Sedangkan data sekunder berupa data kepustakaan yang mencakup
kitab, buku-buku pendukung lainnya yang berhubungan dengan
permasalahan yang sedang dibahas. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa bai murabahah dalam fiqh muamalah adalah jual beli
dengan harga asal dan ditambah keuntungan yang disepakati.
Barang yang dijual harus dikuasai oleh si penjual dan tidak boleh
menjual barang yang majhul dan kalaupun tidak ada barang
ditempat, boleh pihak penjual memesan barang kepada yang lain
atau mewakilkan membeli barang tersebut tetapi jangan berganda
akad dalam arti satu transaksi terjadi dua akad. Adapun praktik bai
murabahah di Bank Aceh Syariah Cabang Lhokseumawe belum
memenuhi unsur dan syarat yang sesuai dengan fiqh muamalah.
Hal ini dapat dilihat dari segi memurabahahkan barang yang belum
ada di tempat dan juga belum dimiliki oleh pihak bank barang yang
dijual. Dan bahkan bank memesan barang kepada pembeli atau
nasabah sebagai wakilah bank membeli barang yang mereka minta,
dalam hal ini bank menyatukan akad antara akad wakalah dengan
akad murabahah. Padahal dua akad dalam satu transaksi tidak
boleh.
ABSTRAK
Institusi : Program Pascasarjana UIN Ar-Raniry Banda Aceh
Name/Nim : Razali /25131835-2
Concentration : Islamic Economics
Title : Practice Bai 'Murabahah in Islamic Banking
in Review Fiqh Muamalah (Study Bank
Syariah Branch Aceh Lhokseumawe)
Adviser : 1. Prof. Dr. A.Hamid Sarong, SH., MH.
2. Dr. Muhammad Zulhilmi, MA.
Graduation Year: 2015 M/1436 H.

Bai murabaha is buying and selling at the original price


plus profit result of an agreement between both parties the seller
and buyer. Bai murabaha is part of muamalah often being
practiced in Indonesia Islamic banking. The problem that being
examined is how the concept of bai murabaha in the view of fiqh
muamalah and whether the practice of bai' murabaha in Bank
Syariah Aceh branch Lhokseumawe has complied with Fiqh
Muamalah. The goal is to know how the concept of bai murabaha
in the view of fiqh muamalah and whether the practice of bai'
murabaha in Bank Syariah Aceh branch Lhokseumawe has
complied with Fiqh Muamalah. To answer these problems, the
author uses field research study with a form of qualitative research,
the obtained data is processed and analyzed with descriptive
analysis then it is presented to answer the problems. In addition, by
collecting data from the field and then analyzed and classified to
the primary data and secondary data. The primary data is data
sourced from the field in the form of observations and interviews.
While the secondary data is the data obtained from library that
includes books and other supporting source related issues being
discussed. The results showed that the bai' murabahah in fiqh
muamalah is buying and selling at the original price plus agreed
profit. The sale goods must be controlled by the seller and the seller
may not sell majhul goods and if there are no stock items, the seller
may order goods from others or delegate to purchase the item but
avoid multiple contracts in other word two contract in one
transaction. As for the practice of bai 'murabaha in Bank Syariah
Aceh Lhokseumawe do not meet the elements and conditions in
accordance with fiqh muamalah. In this case can be seen in terms
of murabahah goods that is not available and also not owned by the
bank. And even bank ordered goods to the buyer or customer as
wakilah bank buy items they asked for, in this case the bank unites
wakalah and murabahah contract. Whereas, two contracts are not
allowed in one transaction.

: Pascasarjana UIN Ar-Raniry

: 251318352

:
(

.1 : . .

.2 .

2015 : 1436


. .

.

field
reseaarch .
.
.
.
.
.


.
.
.
.

You might also like