Professional Documents
Culture Documents
BAB I
PENDAHULUAN
1. Syarat subyektif :
diri.
2. Syarat obyektif :
1. Objek Kontrak.
2. Subjek Kontrak.
e. Asas kebiasaan
h. Asas kepatutan
Sengketa Contractual
BAB II
PENYELESAIAN KONTRAK KONSTRUKSI
SENGKETA MELALUI NEGOSIASI
1
Henry Campbell Black, Blacks Law Dictionary (St. Paul Minnesota:
West Publishing. Co, 1994), page.200.
2
Susilawetty, Arbitrase Dan Alternatif Penyelesaian Sengketa: Ditinjau
Dalam Perspektif Peraturan Perundangundangan (Jakarta: Gramata
Publishing, 2013), hlm.19.
3
Suyud Margono, Alternative Dispute Resolution dan Arbitrase: Proses
Pelembagaan Dan Aspek Hukum (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2004),
hlm.49.
4
Ibid.
1. Persiapan
2. Proposal
3. Debat
4. Tawar menawar
5. Penutup
BAB III
PENYELESAIAN SENGKETA KONTRAK
KONSTRUKSI MELALUI NEGOSIASI
5
Ibid., hlm. 60.
damaikan mereka.
Keterangan :
KPN : Ketua Pengadilan Negeri
Keterangan :
KM : Ketua Majelis
Gambar 4.4. Flowchart Alur Mediasi di Tingkat Banding, Kasasi dan Penin
jauan Kembali
Keterangan :
KPN : Ketua Pengadilan Negeri
KPA : Ketua Pengadilan Agama
PN : Pengadilan Negeri.
PA : Pengadilan Agama.
PT : Pengadilan Tinggi
MA : Mahkamah Agung
Gambar 4.5. Flowchart Alur Proses Mediasi Terhadap Perkara yang Dimo
honkan Banding, Kasasi dan Peninjauan Kembali
Keterangan :
PK : Peninjauan Kembali.
KPN : Ketua Pengadilan Negeri
KPA : Ketua Pengadilan Agama
Gambar 4.6. Flowchart Alur Mediasi di Tingkat Banding, Kasasi dan Penin
jauan Kembali Setelah Penandatanganan Kesepakatan Perdamaian
53
Keterangan :
KPT : Ketua Pengadilan Tinggi
KPTA : Ketua Pengadilan Tinggi Agama
KMA : Ketua Mahkamah Agung
PT : Pengadilan Tinggi.
PTA : Pengadilan Tinggi Agama.
MA : Mahkamah Agung
BAB IV
PENYELESAIAN SENGKETA KONTRAK
KONSTRUKSI MELALUI KONSILIASI
6
Susilawetty, Op.Cit., hlm.27
BAB V
PENYELESAIAN SENGKETA KONTRAK
KONSTRUKSI MELALUI ARBITRASE
7
Henry Campbell Black, Op.Cit., page. 50
Tidak memiliki juru sita sendiri se Memiliki juru sita dan atau
hingga menghambat penerapan sarana pelaksanaan prosedur
prosedur dan mekanisme Arbitrase hukum acara.
secara efektif.
Prosedur Arbitrase
Tahap Pemeriksaan
BANI
asing.
1. M. Husseyn Umar
2. Harianto Sunidja
3. H.R. Sidjabat
4. T. Mulya Lubis
5. Abdullah Makarim
6. Anangga Wardhana Roosdiono
7. H. Gusnando S. Anwar
8. H. Agus G. Kartasasmita
9. Jusuf Arbianto Tjondrolukito
10. Akmam Umar
11. Augusdin Aminoedin
12. H. Adi Andojo Soetjipto
13. Fatimah Achyar
14. Hj. Hartini Mochtar Kasran
15. Rudhi Prasetya
16. Ismet Baswedan
17. Hariwardono Soeharno
18. Fred B.G. Tumbuan
19. Sutan Remy Sjahdeini
20. Humphrey R. Djemat
21. Abdul Hakim Garuda Nusantara
22. Frans H. Winarta
23. H. Kahardiman
24. Suntana S. Djatnika
54. H. Basoeki
55. Tjip Ismail
56. Chaidir Anwar Makarim
57. Achmad Zen Umar Purba
58. Mieke Komar
59. Frans Lamury
60. Jelly Nasseri
61. Tan Kamello
62. H. Chairul Azwar
63. H.M. Chairul Idrah
64. Johni Najwan
65. Jody Tassno
66. Anton S. Wahjosoedibjo
67. Humayunbosha
68. Purnamawati
ARBITER ASING
KONTAK :
Jakarta Office :
Wahana Graha Lt. 1&2,
Jl. Mampang Prapatan No. 2, Jakarta 12760
Peraturan Prosedur
Arbitrase Badan Arbitrase Nasional Indonesia
BAB I
Ruang Lingkup
Pasal 3. Definisi
3. Pemberitahuan.
4. Perhitungan Waktu.
5. Harihari Kalender.
6. Penyelesaian cepat.
2. Penunjukan Arbiter
3. Biayabiaya
Pasal 7. Pendaftaran
3. Tanggapan
4. Perpanjangan Waktu
1. Majelis Arbitrase
2. Arbiter Luar
3. Kriteriakriteria
5. Hukum Indonesia.
1. Arbiter Tunggal
2. Kelalaian Penunjukan
5. Banyak Pihak
Dalam hal terdapat lebih dari pada dua pihak dalam seng
keta, maka semua pihak yang bertindak sebagai Pemohon
(para pemohon) harus dianggap sebagai satu pihak tung
gal dalam hal penunjukan arbiter, dan semua pihak yang
dituntut harus dianggap sebagai satu Termohon tunggal
dalam hal yang sama. Dalam hal pihakpihak tersebut
tidak setuju dengan penunjukan seorang arbiter dalam
jangka waktu yang telah ditentukan, maka pilihan mereka
terhadap seorang arbiter harus dianggap telah diserahkan
kepada Ketua BANI yang akan memilih atas nama pihak
pihak tersebut. Dalam keadaankeadaan khusus, apabila
diminta oleh suatu mayoritas pihakpihak bersengketa,
ketua dapat menyetujui dibentuknya suatu Majelis yang
terdiri lebih daripada 3 arbiter. Pihakpihak lain dapat
bergabung dalam suatu perkara arbitrase hanya sepanjang
diperkenankan berdasarkan ketentuan Pasal 30 Undang
Undang No.30/1999.
1. Pengingkaran
2. Penggantian
3. Kegagalan Pengingkaran
3. Kelalaian Bertindak
4. Pengulangan Pemeriksaan
BAB V
Pemeriksaan Arbitrase
1. Kewenangan Majelis
2. Kerahasiaan
3. Dasar Keadilan
4. Tempat Sidang
1. Bahasa Pemeriksaan
2. Bahasa Dokumen
3. Penerjemah
4. Bahasa Putusan
2. Ketentuanketentuan Kontrak
3. Ex Aequo et Bono
1. Pengajuan
2. Syaratsyarat
3. Dokumentasi
1. Pengajuan
2. Syaratsyarat
3. Tuntutan Balik
1. Kompetensi Kompetensi
4. Putusan Sela
1. Prosedur Persidangan
2. Penetapanpenetapan prosedural.
3. Catatan.
5. Putusan Sela
6. Sanksisanksi
1. Penyelesaian Damai
1. Kelalaian Pemohon
2. Kelalaian Termohon
1. Perubahanperubahan
1. Beban Pembuktian
2. Ringkasan Buktibukti
3. Bobot Pembuktian
4. Saksisaksi
6. Sumpah
7. Penutupan Persidangan
1. Pencabutan.
BAB VI Putusan
Putusan bersifat final dan mengikat para pihak. Para pihak men
jamin akan langsung melaksanakan Putusan tersebut.
Klausula Arbitrase
Semua sengketa yang timbul dari perjanjian ini, akan diselesaikan dan
diputus oleh Badan Arbitrase Nasional Indonesia (BANI) menurut per
aturanperaturan administrasi dan peraturanperaturan prosedur ar
bitrase BANI, yang keputusannya mengikat kedua belah pihak yang
bersengketa sebagai keputusan tingkat pertama dan terakhir
Biaya Arbitrase
tan.
A. BADAPSKI
ngan negara.
1. Christhoper Miers.
2. DR Donald Charrett
3. Geoffrey Smith
4. Gerlando Butera
5. Gordon Jaynes
6. Richard A Kell
7. Professor Toshihiko Omoto, DR. Eng.
KONTAK :
BADAPSKI
A. BASYARNAS
BAB VI
PENYELESAIAN SENGKETA KONTRAK
KONSTRUKSI MELALUI KONSULTASI
8
Henry Campbell Black, Op.Cit., page. 50
BAB VII
PENYELESAIAN SENGKETA KONTRAK
KONSTRUKSI MELALUI PENILAIANAHLI
9
Ibid, page. 170
DAFTAR PUSTAKA