You are on page 1of 25

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Kardiovaskuler terdiri dari dua suku kata yaitu cardiac dan vaskuler.
Cardiac yang berarti jantung dan vaskuler yang berarti pembuluh darah.
Dalam hal ini mencakup sistem sirkulasi darah yang terdiri dari jantung
komponen darah dan pembuluh darah. Pusat peredaran darah atau
sirkulasi darah ini berawal dijantung, yaitu sebuah pompa berotot yang
berdenyut secara ritmis dan berulang 60-100x/menit. Setiap denyut
menyebabkan darah mengalir dari jantung, ke seluruh tubuh dalam suatu
jaringan tertutup yang terdiri atas arteri, arteriol, dan kapiler kemudian
kembali ke jantung melalui venula dan vena.
Dalam mekanisme pemeliharaan lingkungan internal sirkulasi darah
digunakan sebagai sistem transport oksigen, karbon dioksida, makanan,
dan hormon serta obat-obatan ke seluruh jaringan sesuai dengan
kebutuhan metabolisme tiap-tiap sel dalam tubuh. Dalam hal ini, faktor
perubahan volume cairan tubuh dan hormon dapat berpengaruh pada
sistem kardiovaskuler baik secara langsung maupun tidak langsung.
Dalam memahami sistem sirkulasi jantung, kita perlu memahami anatomi
fisiologi yang ada pada jantung tersebut sehingga kita mampu memahami
berbagai problematika berkaitan dengan sistem kardivaskuler tanpa ada
kesalahan yang membuat kita melakukan neglicent( kelalaian). Oleh
karena itu, sangat penting sekali memahami anantomi fisiologi
kardiovaskuler yang berfungsi langsung dalam mengedarkan obat-obatan
serta oksigenasi dalam tubuh dalam proses kehidupan.

1
1.2.Rumusan masalah

1. Apa Fisiologi Vaskuler

2. Bagaimana Anatomi dan Fisiologi Aliran Darah Perifer

3. Bagaimana Sirkulasi Janin Pada Kardiovascular

4. Bagaimana Perubahan Kardiovascular Berhubungan Dengan Proses

Penuaan

1.3.Tujuan

1. Untuk Mengetahui Pengertian Fisiologi Vaskuler

2. Untuk Mengetahui Aliran Darah Perifer

3. Untuk Mengetahui Sirkulasi Janin Pada Kardiovascular

4. Untuk Mengatahui Perubahan Kardiovascular Berhubungan Dengan

Proses Penuaan

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Fisiologi Vaskuler

Vaskuler yang berarti pembuluh darah. Dalam hal ini mencakup sistem
sirkulasi darah yang terdiri dari jantung komponen darah dan pembuluh
darah. Pusat peredaran darah atau sirkulasi darah ini berawal dijantung,
yaitu sebuah pompa berotot yang berdenyut secara ritmis dan berulang 60-
100x/menit. Setiap denyut menyebabkan darah mengalir dari jantung, ke
seluruh tubuh dalam suatu jaringan tertutup yang terdiri atas arteri,
arteriol, dan kapiler kemudian kembali ke jantung melalui venula dan
vena.
Sistem vaskuler terdiri atas dua system yang saling berhubungan : jantung
kanan memompa darah ke paru melalui sirkulasi paru, dan jantung kiri
memompa darah ke semua jaringan tubuh lainnya melalui sirkulasi
sistemik.Pembuluh darah pada kedua system merupakan saluran untuk
pengangkutan darah dari jantung ke jaringan dan kembali lagi ke
jantung.Kontraksi ventrikel menuplai tenaga dorong untuk mengalirkan
darah melalui system vaskuler.Arteri mendistribusikan darah teroksigenasi
dari sisi kiri jantung ke jaringan , sementara vena mengangkut darah yang
teroksigenasi dari jaringan ke sisi kanan jantung.

Pembuluh kapiler yang terletak di antara jaringan menghubungkan system


arteri dan vena dan merupakan tempat pertukaran nutrisi dan sisa
metabolism antara system sirkulasi dan jaringan,Arteriol dan venul yang
terletak disebelah kapiler, bersama dengan kapiler , menyusun sirkulasi
mikro. Sistem limfa melengkapi fungsi system sirkulasi.Pembuluh limfa
mengangkut limfa (cairan serupa plasma ) dan cairan jaringan (
mengandung protein kecil, sel, debris jaringan ) dari ruang interstisial ke
system vena.

3
2.2.Anatomi Dan Fisiologi Aliran Darah Perifer

1. Jantung

Jantung berukuran kurang lebih sebesar kepalan tangan pemiliknya.


Bentuknya seperti kerucut tumpul. Ujung atas yang lebar (dasar)
mengarah ke bahu kanan; ujung bawah yang mengerucut (apeks)
mengarah ke panggul kiri.

Perikardium adalah kantong berdinding ganda yang dapat membesar


dan mengecil, membungkus jantung dan pembuluh darah besar.
Perikardium yang melapisi jantung terdiri dari dua lapisan: lapisan
dalam (perikardium viseralis) dan lapisan luar (perikardium
parietalis). Kedua lapisan perikardium ini dipisahkan oleh sedikit
cairan pelumas, yang mengurangi gesekan akibat gerakan pemompaan
jantung. Perikardium parietalis melekat ke depan pada sternum, ke
belakang pada kolumna vertebralis, dan ke bawah pada diafragma.
Perlekatan ini menyebabkan jantung terletak stabil di tempatnya.
Perikardium viseralis melekat secara langsung pada permukaan
jantung. Perikardium juga melindungi jantung terhadap penyebaran
infeksi atau neoplasma dari organ-organ sekitarnya ke jantung.
Dinding jantung tersusun dari tiga lapisan, yaitu lapisan terluar
(epikardium), lapisan tengah (miokardium), dan lapisan terdalam

4
(endokardium). Epikardium tersusun dari lapisan sel-sel mesothelial
yang berada di atas jaringan ikat. Miokardium terdiri dari jaringan otot
jantung yang berkontraksi untuk memompa darah. Sedangkan,
endokardium tersusun dari lapisan endothelial yang terletak di atas
jaringan ikat.
Ada empat ruang jantung, yaitu atrium kanan dan kiri yang dipisahkan
oleh septum intratrial, dan ventrikel kanan dan kiri yang dipisahkan
oleh septum interventrikular.
Dinding atrium lebih tipis. Atrium menerima darah dari vena yang
membawa darah kembali ke jantung. Atrium kanan terletak dalam
bagian superior kanan jantung, menerima darah dari seluruh jaringan
kecuali paru-paru yang dibawa oleh vena kava superior, inferior, dan
sinus koroner. Atrium kanan berfungsi sebagai tempat penyimpanan
darah dan penyalur darah dari vena-vena sirkulasi sistemik yang
mengalir ke ventrikel kanan. Atrium kiri terletak di bagian superior
kiri janrung, berukuran lebih kecil dari atrium kanan, tetapi dindingnya
lebih tebal. Atrium kiri menerima darah teroksigenasi dari 4 vena
pulmonalis yang berasal dari paru-paru. Atrium kiri memiliki dinding
yang tipis dan bertekanan rendah.
Ventrikel berdinding tebal dan berfungsi untuk mendorong darah ke
luar jantung menuju aorta dan arteri pulmonalis yang membawa darah
meninggalkan jantung. Ventrikel kanan terletak di bagian inferior
kanan pada apeks jantung. Darah meninggalkan ventrikel kanan
melalui trunkus pulmonar dan mengalir melewati jalur yang pendek ke
paru-paru. Ventrikel kanan berbentuk bulan sabit yang unik guna
menghasilkan kontraksi bertekanan rendah yang cukup untuk
mengalirkan darah ke dalam arteri pulmonalis. Ventrikel kiri terletak
di bagian inferior kiri pada apeks jantung. Tebal dindingnya 3 kali
tebal dinding ventrikel kanan. Darah meninggalkan ventrikel kiri
melalui aorta dan mengalir ke seluruh bagian tubuh kecuali paru-paru.
Ventrikel kiri memiliki otot-otot yang tebal dengan bentuk yang

5
menyerupai lingkaran sehingga mempermudah pembentukan tekanan
tinggi selama ventrikel berkontraksi.
Keempat katup jantung berfungsi untuk mempertahankan aliran darah
searah melalui bilik-bilik jantung. Ada dua jenis katup, yaitu katup
atrioventrikularis (AV), yang memisahkan atrium dan ventrikel, dan
katup semilunaris, yang memisahkan arteri pulmonalis dan aorta dari
ventrikel yang bersangkutan. Katup-katup ini membuka dan menutup
secara pasif, menanggapi perubahan tekanan dan volume dalam biliki
dan pembuluh darah jantung.
Katup atrioventrikularis
Daun-daun katup atrioventrikularis halus tetapi tahan lama. Katup
trikuspidalis yang terletak antara atrium kanan dan ventrikel kanan
mempunyai tiga buah daun katup. Katup mitralis yang memisahkan
atrium kiri dan ventrikel kiri mempunyai dua buah daun katup. Daun
katup dari kedua katup tersebut tertambat melalui berkas-berkas tipis
jaringan fibrosa yang disebut korda tendinae. Korda tendinae akan
meluas menjadi otot papilaris, yaitu tonjolan otot pada dinding
ventrikel. Korda tendinae menyokong katup pada waktu kontraksi
ventrikel untuk mencegah membaliknya daun katup ke dalam atrium.
Katup semilunaris
Kedua katup semilunaris sama bentuknya: katup ini terdiri dari 3 daun
katup simetris menyerupai corong yang tertambat kuat pada anulus
fibrosus. Katup aorta terletak antara ventrikel kiri dan aorta,
sedangkan katup pulmonalis terletak antara ventrikel kanan dan arteri
pulmonalis. Katup semilunaris mencegah aliran kembali darah Katup
semilunaris berfungsi mencegah aliran kembali darah dari aorta atau
arteri pulmonalis ke dalam ventrikel sewaktu ventrikel dalam keadaan
istirahat.

6
Siklus jantung mencakup periode dari akhir kontraksi (sistole) dan
relaksasi (diastole) jantung sampai akhir sistole dan diastole
berikutnya. Kontraksi jantung menyebabkan perubahan tekanan dan
volume darah dalam jantung dan pembuluh utama yang mengatur
pembukaan dan penutupan katup jantung serta aliran darah yang
melalui ruang-ruang dan pembuluh darah. Walaupun sisi kiri dan
kanan jantung memiliki tekanan atrium dan ventrikel yang berbeda,
sisi-sisi tersebut berkontraksi dan berelaksasi bersamaan serta secara
serempak mengeluarkan volume darah yang sama.
Selama masa diastole (relaksasi), atrium secara pasif terus-menerus
menerima darah dari vena kava superior dan inferior, dan vena
pulmonalis. Darah mengalir dari atrium menuju ventrikel melalui
katup AV yang terbuka. Tekanan ventrikular mulai meningkat saat
ventrikel mengembang untuk menerima darah yang masuk. Katup
semilunar aorta dan pulmonar menutup karena tekanan dalam
pembuluh-pembuluh lebih besar daripada tekanan dalam ventrikel.
Akhir diastole ventrikular, nodus SA melepas impuls, atrium
berkontraksi dan peningkatan tekanan dalam atrium mendorong darah
menuju ventrikel. Kemudian saat sistole ventrikular, aktivitas listrik

7
menjalar ke ventrikel yang mulai berkontraksi. Tekanan dalam
ventrikel meningkat dengan cepat dan mendorong katup AV untuk
segera menutup. Ventrikel kemudian menjadi rongga tertutup dan
volume darah tidak dapat berubah. Ini disebut periode kontraksi
isovolumetrik. Bunyi katup yang menutup merupakan bunyi jantung
pertama. Jika kontraksi ventrikel berlanjut, tekanan akan meningkat
dengan cepat sehingga mendorong katup semilunar aorta dan pulmoner
untuk terbuka.
Kemudian, darah dikeluarkan dari ventrikel menuju aorta dan arteri
pulmonalis. Saat diastole ventrikular, ventrikel berepolarisasi dan
berhenti berkontraksi. Tekanan dalam ventrikel menurun tiba-tiba
sampai tekanan di bawah tekanan aorta dan trunkus pulmonar sehingga
katup semilunar menutup (bunyi jantung kedua). Ventrikel kembali
menjadi rongga tertutup dalam periode relaksasi isovolumetrik
karena semua katup menutup. Jika tekanan dalam ventrikel menurun
terus-menerus katup AV membuka dan siklus jantung dimulai
kembali.
Bunyi jantung
Bunyi jantung digambarkan sebagi lup-dup dan dapat didengar melalui
stetoskop. Lup mengacu pada saat katup AV menutup dan dup
mengacu pada saat katup semilunar menutup. Bunyi ketiga dan
keempat disebabkan vibrasi yang terjadi pada dinding jantung saat
darah mengalir dengan cepat ke dalam ventrikel. Murmur adalah
kelainan bunyi jantung atau bunyi jantung tidak wajar yang berkaitan
dengan turbulensi aliran darah. Bunyi ini muncul karena defek pada
katup seperti penyempitan (stenosis) yang menghambat aliran darah ke
depan atau katup yang tidak sesuai yang memungkinkan aliran balik
darah.

8
Sirkulasi jantung dibagi menjadi 2, yaitu sirkulasi pulmoner dan
sirkulasi sistemik. Sirkulasi pulmoner adalah jalur aliran darah yang
menuju dan meninggalkan jantung. Sisi kanan jantung menerima
terdeoksigenasi dari tubuh dan mengalirkannya ke paru-paru untuk
dioksigenasi. Darah yang sudah teroksigenasi kembali ke sisi kiri
jantung. Alur sirkulasi pulmoner adalah:
Atrium kanan katus trikuspidalis ventrikel kanan katup
semilunar trunkus pulmonar arteri pulmonalis kanan dan kiri
kapiler paru vena pulmonalis atrium kiri
Sirkulasi sistemik adalah jalur aliran darah yang menuju dan
meninggalkan bagian seluruh tubuh. Sisi kiri jantung menerima
teroksigenasi dari paru-paru dan mengalirkannya ke seluruh tubuh.
Alur sirkulasi sistemik adalah:
Atrium kiri katup mitralis ventrikel kiri katup semilunar
trunkus aorta seluruh organ tubuh (otak, otot, ginjal, dll) vena
kava superior dan inferior atrium kanan

9
2. Fisiologi Aliran Darah Perifer

Sistem kardiovaskuler merupakan organ sirkulsi darah yang terdiri dari


jantung, komponen darah dan pembuluh darah yang berfungsi
memberikan dan mengalirkan suplai oksigen dan nutrisi keseluruh
jaringan tubuh yang di perlukan dalam proses metabolisme tubuh.
Sistem kardivaskuler memerlukan banyak mekanisme yang bervariasi
agar fungsi regulasinya dapat merespons aktivitas tubuh, salah satunya
adalah meningkatkan aktivitas suplai darah agar aktivitas jaringan
dapat terpenuhi. Pada keadaan berat, aliran darah tersebut, lebih
banyak di arahkan pada organ-organ vital seperti jantung dan otak
yang berfungsi memlihara dan mempertahankan sistem sirkulasi itu
sendiri.

10
Pembuluh darah terdiri atas tiga jenis, yaitu arteri, vena, dan kapiler.

1. Arteri
Arteri merupakan struktur berdinding tebal yang mengangkut
darah dari jantung dan disebarkan ke berbagai jaringan tubuh
melalui cabangnya.Arteri yang mempunyai diameter kurang lebih
25mm (1 inchi ) mempunyai banyak cabang.Dan cabang itu dibagi
bagi lagi menjadipembuluh darah yang lebih lebih kecil, arteri dan
arteriol yang berukuran 4mm (0,16 inch) yang mengalirkan darah
sampai mencapai jaringan.Didalam jaringan, pembuluh darah
terbagi lebih lanjut, mencapai diameter yang lebih kecil, kira kira
30 mikrometer yang dianamakan arteriole. Dinding arteri dan
arteriola tersusun atas tiga lapisan yaitu:
a. Lapisan dalam sel : Intima
Merupakan lapisan yang sangat tipis, permukaan halus, dan
berhubungan langsung dengan darah yang mengalir.
b. Lapisan tengah : Media
Merupakan bagian terbesar dari dinding pembuluh darah di
aorta dan arteri besar lainnya.Tersusun atas serabut jaringan
elastic dan jaringan ikat yang member kekuatan pada pembuluh
darah untuk berkonstriksi dan dilatasi untuk mengakomodasi
darah yang diejeksikan dari jantung ( volume sekuncup ) dan
menjaga aliran darah agar tetap dan teratur.
c. Lapisan luar jaringan ikat : Adventisia
Merupakan lapisan jaringan ikat yang mengikat pembuluh
darah dari jaringan sekitarnya.Kandungan jaringan elastis pada
arteri yang kecil dan arteriola lebih sedikit, dan lapisan media
pada pembuluh darah ini tersusun terutama oleh otot polos.
Karena banyaknya otot, maka dinding arteri relative tebal,
terhitung sekitar 25% total dari diameter arteri.Dinding
merupakan 67% total dari arteriola.

11
2. Kapiler
Dinding kapiler tidak mempunyai otot polos maupun
adventisia,hanya tersusun oleh satu lapis sel endotel.Stuktur
berdinding tipis memungkinkan transport nutrisi cepat dan efisien
ke sel dan mengangkut sisa metabolisme. Diameter kapiler berkisar
antara 5 sampai dengan 10 mikrometer, sehingga sel darah merah
harus menyesuaikan bentuknya untuk melalui pembuluh darah
ini.Perubahan diameter kapiler bersifat pasif dan dipengaruhi oleh
perubahan konstruksi pembuluh darah yang mengalirkan darah ked
an dari kapiler.Diameter kapiler juga berubah sebagai respons dari
rangsangan kimia. Pada beberapa jaringan suatu cincin otot polos
dinamakan sfingter prekapiler, yang terletak diakhir arteriola
kapiler dan bertanggungjawab bersama dengan arteriola untuk
mengatur aliran darah ke kapiler.

12
Penyebaran kapiler sepanjang jaringan bervariasi tergantung pada
jenis jaringannya.Misalnya jaringan skelet, yang metabolismenya
aktif, mempunyai jaringan kapiler yang lebih padat disbanding
dengan jaringan yang kurang aktif seperti kartilago.
Kapiler adalah pembuluh mikroskopik yang membentuk jalinan
yang menghubungkan arteriol dengan venula.Pada beberapa
daerah tubuh, seperti pada ujung jari dan ibu jari, terdapat
hubungan langsung dengan arteri dan vena tanpa diperantarai oleh
kapiler. Tempat hubungan seperti ini dinamakan anastomisis
arteriovenosa.
3. Vena
Secara structural vena merupakan analogi system arteri dan vena
cava sesuai dengan aorta.Dinding vena berbeda dengan dinding
arteri, lebih tipis dan lebih sedikit ototnya.Hal ini memungkinkan
dinding vena mengalami distensi lebih besar dibanding arteri.
Vena adalah pembuluh darah yang mengalirkan darah kembali ke
jantung. Vena terkecil dinamakan venula.Vena yang lebih kecil
atau cabang cabangnya dinamakan venula, kemudian bersatu
membentuk vena yang lebih besar yang seringkali satu sama lain
membentuk pleksus vena. Arteri profunda tipe sedang sering
diikuti oleh kedua vena masing masing pada sisi sisinya, dan
dinamakan venae cominantes.

Sistem vaskuler memiliki peranan penting pada fisiologi kardiovaskuler


karena berhubungan dengan mekanisme pemeliharaan lingkungan internal.

Bagian- bagian yang berperan dalam sirkulasi yaitu:

1. Arteri mentranspor darah di bawah tekanan tinggi ke jaringan.


2. Arteriola, cabang kecil dari sistem arteri yang berfungsi sebagai
kendali ketika darah yang dikeluarkan ke dalam kapiler.
3. Kapiler ,tempat pertukaran cairan, zat makanan dan elektrolit, hormone
dan bahan lainnya antara darah dan cairan interstitial.

13
4. Venula yaitu mengumpulkan darah dari kapiler secara bertahap
5. Vena yaitu saluran penampung pengangkut darah dari jaringan
kembali ke jantung.

Kecepatan aliran darah ditentukan oleh perbedaan tekanan antara kedua


ujung pembuluh darah. Pembuluh darah dan aliran arteri adalah:

1. Aliran darah dalam pembuluh darah


2. Tekanan darah arteri : Sistolik, diastolic, nadi, dan darah rata-rata.
3. Gelombang nadi.
4. Analisis gelombang nadi: dapat di nilai dari: frekuensi gelombang
nadi, irama denyut nadi, amplitude dan ketajaman gelombang.
5. Factor yang mempengaruhi tekanan darah arteri.

Sedangkan Pembuluh dan Aliran Vena Yaitu:

1. Tekanan Vena: biasanya sangat rendah


2. Gelombang denyut vena: perubahan tekanan dan volume
3. Kurva denyut nadi: vena jugularis eksterna dengan cara non invasive
4. Kecepatan aliran darah vena
5. Factor yang mempengaruhi kecepatan aliran darah vena
6. Pengaruh gravitasi pada tekanan darah vena

Mikroskulasi

Tempat pertukaran zat CIS dan CES (interstitial) adalah kapiler. Dan
dipengaruhi oleh kecuali dinding kapiler, arteriole, venolus karena dapat
mengatur jumlah dan kecepatan aliran darah. Ketiga rangkaian tersebut
disebut dengan mikrosirkulasi.

Tekanan Darah

Selisih diastolic dan sistolik disebut pulse pressure. Misalnya tekanan


sistolik 120 mmHg dan diastolic 80 mmHg maka tekanan nadi sama denga
40 mmHg. Tekanan darah tidak selalu sesuai karena salah satu factor yang
mempengaruhinya adalah keadaan kesehatan dan aktivitas.

Pusat pengawasan dan pengaturan perubahan tekanan darah yaitu:

14
1. Sistem saraf
a. Presoreseptor dan kemoreseptor: serabut saraf aferen yang menuju
pusat vasomotor berasal dari baroreseptor arteri dan kemoreseptor
aortadan karotis dari korteks serebri.
b. Hipotalamus: Berperan dalam mengatur emosi dan tingkah laku
yang berhubungan dengan pengaturan kardiovaskuler
c. Serebrum: Mempengaruhi tekanan dari karena penurunan respons
tekanan, vasodilatasi, dan respons depressor meningkat.
d. Reseptor nyeri: bergantung pada intensitas dan lokasi stimulus
e. Reflex pulmonal: inflasi paru menimbulkan vasodilatasi sistemik
dan penurunan tekanan darah arteri dan sebaliknya kolaps paru
menimbulkan vasokonstriksi sistemik
2. Sistem humoral atau kimia: berlangsung local atau sistemik, misalnya
rennin-angiotensin, vasopressin, epineprin, asetikolin, serotonin,
adenosine, kalsium, magnesium, hydrogen dan kalium.
3. Sistem hemodinamik: lebih banyak dipengaruhi oleh volume darah,
susunan kapiler, perubahan tekanan osmotic, dan hidrostatik bagian
luar, dan dalam sistem vaskuler

2.3.Sirkulasi Janin Pada Kardiovasculer

Pembentukan darah janin memerlukan persediaan Fe dalam hati, limpa,

dan sum-sum tulang ibu. Pada permulaan, sel darah janin dibentuk oleh

kantung yolk dalam bentuk megaloblas. Selanjutnya darah janin dibentuk

oleh hati dan sumsum tulang dalam bentuk megalosit dan makrosit.

Normosit dibuat setelah aktifitas penuh sumsum tulang.

Fetal hemoglobin (F) mempunyai kemampuan unutk mengikat O2 dalam

konsentrasi tertentu dari darah ibu dan dengan mudah dapat melepaskan

CO2 ke darah ibu. Menjelang persalinan janin membuat Adult Hemoglobin

(A) sebagai persiapan kelahiran sehingga dapat menghisap O2 dengan

pernapasan yang telah aktif.

15
1. Faktor-faktor yang Mentukan Sirkulasi Darah Janin

Foramen Ovale

a. Lubang antara atrum kanan dan atrium kiri.


b. Aliran daranhnya : atrium kanan kiri.
c. Setelah janin lahir akan menutup.

Duktus Arteriosus Bothali

a. Pembuluh yang menghubungkan arteri pulmonalis dengan aorta.


b. Menutup setelah lahir.

Duktus venousus Aranthii

a. Pembuluh yang berada dalam hepar menuju vena cava inferior.


b. Menutup setelah lahir.

Vena Umbilcalis

a. Berjumlah satu buah.


b. Membawa zat makanan dan Oksigen (O2) dari sirkulasi darah ibu
(plasenta) ke peredaran darah Janin.

Arteri Umbilicalis

a. Berjumlah dua buah.


b. Membawa sisa zat makanan dan CO2 dari janin ke sirkulasi darah
ibu.
c. Pembuluh darah yang menghubungkan vena umbilikalis dengan
vena cava inferior.

Palsenta

a. Jaringan yang menempel pada endometrium.

16
b. Tempat pertukaran antara darah janin dengan darah ibu.
c. Proses Sirkulasi Darah Janin

2. Proses Sirkulasi Darah Janin

Sirkulasi darah janin dalam rahim tidak sama dengan sirkulasi darah
pada bayi, anak dan orang dewasa. Pada janin organ vital untuk
metabolisme masih belum berfungsi. Organ tersebut adalah paru janin
dan alat gastrointestinal yang seluruhnya diganti oleh plasenta.

17
Ini proses sirkulasi darah janin pada kardiovasculer:

a. Darah janin dialirkan ke plasenta melalui vena umbilicalies yang


membawa bahan makanan ang berasal dari ibu .
b. Darah ini akan masuk ke badan janin melalui vena umbilikacalis
yang bercabang dua setelah memasuki dinding perut janin .
c. Cabang yang kecil akan bersatu dengan vena porta,darahnya akan
beredar dalam hati dan kemudian dianggkut melalui vena cava
hepatica kedalam vena cava inferior. Dan cabang satu lagi ductus
venusus aranthii,akhirnya masuk ke vena cava inferior. Sebagian O2
dalam darah vena umbilikalis akan direabsorbsi sehingga konsentrasi
O2 menurun .
d. Vena cava inferior, langsung masuk ke atrium kanan, darah ini
merupakan darah yang berkonsentrasi tinggi nutrisi dan O2 yang
sebahagian menuju ventrikel kanan dan sebahagian besar menuju
atrium kiri melalui foramen ovale.
e. Dari ventrikel kanan masuk ke paru-paru,tetapi karena paru-paru
belum berkembang maka darah yang tredapat pada arteri pulmonalis
dialirkan menuju aorta melalui ductus arteriosus Bothalli. Darah yang
ke paru-paru bukan untuk pertukaran gas tetapi untuk memberi
makanan kepada paru-paru yang sedang tumbuh.fadlie.web.id
f. Darah ynag berda di aorta disebarkan ke alat-alat badan,tetapi
sebelumnya darah menuju ke aa.hypogastricae ( cabang dari arteri
iliaca comunis ) lalu ke aa. Umbilicalles dan selanjutnya ke plasenta.
g. Selanjutnya sirkulasi darah janin akan berulang kembali. Menerima
nutrisi dan O2 dari plasenta melalui ductus venousus aranthii, menuju
vena cava inferior yang kaya akan O2 dan nutrisi .

18
Jalur peredaran darah janin dapat digambarkan Sebagai berikut:

Plasenta vena umbilicalis -hati ductus venosus /vena hepatica vena cava
inferior atrium kanan foramen oval Atrium kiri ventrikel kiri aorta
kepala, tangan/abdomen, thorax, kaki arteri umbilicalis plasenta.

Ini aliran darah yang kaya dengan nutrisi dan oksigen yang berasal dari
sirkulasi darah ibu, namun setelah janin lahir sirkulasi darah janin akan
berubaha pada saat bayi lahir dan menangis,hal ini akan dapat meberikan
perubahan pada organ paru dimana paru-paru mulai berkembang dan aliran
darah akan berubah pada sirkulsi darah seperti orang dewasa.

2.4.Perubahan Kardiovascular Berhubungan Dengan Proses Penuaan

Dengan bertambahnya umur seseorang, proses menua yang terjadi

sepanjang hidup manusia akan tetap berlangsung. Seluruh organ beserta

fungsinya, termasuk pembuluh darah, juga mengalami proses menua.

Penuaan organ ditandai dengan berbagai perubahan struktur maupun

fungsi.

Umur merupakan faktor risiko dominan terhadap penyakit yang

menyerang pembuluh darah. Penuaan pembuluh darah dikaitkan dengan

19
perubahan struktur dan fungsi keberadaan pembuluh darah khususnya

pembuluh darah besar (Mengden, 2006; Nilson, 2008), seperti diameter

lumen, ketebalan dinding, peningkatan kekakuan dinding dan perubahan

fungsi endotel (Mengden, 2006, Najjar et al., 2005).

Pembuluh darah yang paling sering terkena adalah yang bersifat elastis

seperti aorta sentralis dan arteri carotis (Science Blog, 2003, Lakatta,

2003; Najjar et al., 2005). Lumen pembuluh darah besar akan mengalami

dilatasi, dindingnya semakin tebal dan semakin kaku (Lakatta, 2003;

Najjar et al., 2005). Perubahan ini dipengaruhi oleh perubahan struktur,

mekanika dan biokimiawi dinding oleh karena faktor umur yang kemudian

berakibat pada menurunnya arterial compliance dan kakunya dinding (Jani

& Rajkumar, 2006; Laurent et al., 2006; Nilson, 2008). Najjar et al., 2005,

yang mengutip pendapat ORourke dan Nicholas, 2005, menyebutkan

bahwa peningkatan kekakuan dinding pembuluh darah adalah akibat dari

siklus tekanan yang terus menerus dan putaran yang berulang-ulang pada

dinding elastis arteri, sehingga menekan jaringan elastisnya untuk

digantikan dengan jaringan kolagen. Selain itu Lakatta dan Levy, 2003,

dalam review artikelnya menyebutkan juga bahwa kekakuan arteri ini

berkaitan dengan pengaruh regulasi endotel terhadap tonus otot polos

arteri (Lakatta, 2003). Selanjutnya kemungkinan kekakuan dinding ini

diperbesar oleh adanya specific gene polymorphism (Hanon et al., 2001;

Safar, 2005). Penyakit yang berhubungan dengan kardiovaskular pada

lansia mempunyai penyebab yang multifaktorial yang saling tumpang

20
tindih. Untuk itu kita harus terlebih dahulu memahami mengenai konsep

faktor risiko dan penyakit degeneratif. Faktor risiko adalah suatu

kebiasaan,kelainan dan faktor lain yang bila ditemukan/dimiliki seseorang

akan menyebabkan orang tersebut secara bermakna lebih berpeluang

menderita penyakit degeneratif tertentu. Penyakit degeneratif adalah suatu

penyakit yang mempunyai penyebab dan selalu berhubungan dengan satu

faktor risiko atau lebih,di mana faktor-faktor risiko tersebut bekerja sama

menimbulkan penyakit degeneratif itu. Penyakit degeneratif itu sendiri

dapat menjadi faktor resiko untuk penyakit degeneratif lain. Misalnya:

penyakit jantung dan hipertensi merupakan faktor resiko stroke.

Inilah yang menyebabkan pembahasan mengenai penyakit jantung pada

lansia dapat berkembang sangat luas,yaitu karena adanya keterkaitan yang

sangat erat antara penyakit yang satu dengan penyakit yang lain.

Berdasarkan data yang didapat dari penelitian di USA pada tahun

2001,penyakit jantung yang sering ditemukan adalah Penyakit Jantung

Koroner 13%,Infark Miokard Akut 8%, Kelainan Katup 4%,Gagal

Jantung 2%,Penyakit Jantung Hipertensif dan Hipertensi1%.

1. Perubahan Fisiologi Kardiovasculer

Proses menua akan menyebabkan perubahan pada sistem

kardiovaskular. Hal ini pada akhirnya juga akan menyebabkan

perubahan pada fisiologi jantung. Perubahan fisiologi jantung ini harus

kita bedakan dari efek patologis yang terjadi karena penyakit lain,

seperti pada penyakit coronary arterial disease yang juga sering terjadi

21
dengan meningkatnya umur. Ada sebuah masalah besar dalam

mengukur dampak menua terhadap fisiologi jantung, yaitu mengenai

masalah penyakit laten yang terdapat pada lansia. Hal ini dapat dilihat

dari prevalensi penyakit CAD pada hasil autopsi, di mana ditemukan

lebih dari 60% pasien meninggal yang berumur 60 tahun atau lebih,

mengalami 75% oklusi atau lebih besar, pada setidaknya satu arteri

koronaria. Sedangkan pada hasil pendataan lain tercatat hanya sekitar

20% pasien berumur >80 tahun yang secara klinis mempunyai

manifestasi CAD. Jelas hal ini menggambarkan bahwa pada sebagian

lansia, penyakit CAD adalah asimptomatik.

Berikut perubahan-perubahan yang terjadi pada kardiovasculer

a. Jantung

Elastisitas dinding aorta menurun dengan bertambahnya usia.

Disertai dengan bertambahnya kaliber aorta. Perubahan ini

terjadi akibat adanya perubahan pada dinding media aorta dan

bukan merupakan akibat dari perubahan intima karena

aterosklerosis. Perubahan aorta ini menjadi sebab apa yang

disebut isolated aortic incompetence dan terdengarnya bising

pada apex cordis.

Penambahan usia tidak menyebabkan jantung mengecil (atrofi)

seperti organ tubuh lain, tetapi malahan terjadi hipertropi. Pada

umur 30-90 tahun massa jantung bertambah ( 1gram/tahun pada

laki-laki dan 1,5 gram/tahun pada wanita).

22
b. Pembuluh Darah Otak

Otak mendapat suplai darah utama dari Arteria Karotis Internal

dan a.vertebralis. Pembentukan plak ateroma sering dijumpai

didaerah bifurkatio kususnya pada pangkal arteri karotis interna,

Sirkulus willisii dapat pula terganggu dengan adanya plak

ateroma juga arteri-arteri kecil mengalami perubahan ateromatus

termasuk fibrosis tunika media hialinisasi dan kalsifikasi.

Walaupun berat otak hanya 2% dari berat badan tetapi

mengkomsumsi 20% dari total kebutuhan oksigen komsumsion.

Aliran darah serebral pada orang dewasa kurang lebih

50cc/100gm/menit pada usia lanjut menurun menjadi

30cc/100gm/menit.

c. Pembuluh Darah Perifer

Arterosclerosis yang berat akan menyebabkan penyumbatan

arteria perifer yang menyebabkan pasokan darah ke otot-otot

tungkai bawah menurun hal ini menyebabkan iskimia jaringan

otot yang menyebabkan keluhan kladikasio.

Pada masa lansia yang dialami manusia akan muncul penyakit yang mucul

yaitu:

a. Hipertensi

b. PJK

c. Gagal Jantung

23
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Sistem vaskuler terdiri atas dua system yang saling berhubungan : jantung

kanan memompa darah ke paru melalui sirkulasi paru, dan jantung kiri

memompa darah ke semua jaringan tubuh lainnya melalui sirkulasi

sistemik.Pembuluh darah pada kedua system merupakan saluran untuk

pengangkutan darah dari jantung ke jaringan dan kembali lagi ke

jantung.Kontraksi ventrikel menuplai tenaga dorong untuk mengalirkan

darah melalui system vaskuler.

Sistem kardivaskuler memerlukan banyak mekanisme yang bervariasi agar

fungsi regulasinya dapat merespons aktivitas tubuh, salah satunya adalah

meningkatkan aktivitas suplai darah agar aktivitas jaringan dapat

terpenuhi.

Pembentukan darah janin memerlukan persediaan Fe dalam hati, limpa,

dan sum-sum tulang ibu. Pada permulaan, sel darah janin dibentuk oleh

kantung yolk dalam bentuk megaloblas. Selanjutnya darah janin dibentuk

oleh hati dan sumsum tulang dalam bentuk megalosit dan makrosit.

Normosit dibuat setelah aktifitas penuh sumsum tulang.

Proses menua akan menyebabkan perubahan pada sistem kardiovaskular.

Hal ini pada akhirnya juga akan menyebabkan perubahan pada fisiologi

jantung. Perubahan fisiologi jantung ini harus kita bedakan dari efek

patologis yang terjadi karena penyakit lain.

24
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/17772680/MAKALAH_SISTEM_KARDIOVASKUL

ER diakses pada tanggal 30 juli 2017

https://www.academia.edu/6620174/Makalah_perubahan_kardiovaskuler diakses

pada tanggal 30 juli 2017

Bandiyah, Siti. 2009. Lanjut Usia dan Keperawatan Gerontik. Yogyakarta: Nulia
Medika

Stanley, Mickey. 2006. Buku Ajar Keperawatan Gerontik. Jakarta: EGC.

Riza, Beberapa Teori

Penuaan, http://nursingbrainriza.blogspot.com/2007/05/beberapa-teori-penuaan-

teori.html diakses pada tanggal 30 juli 2017

25

You might also like