You are on page 1of 22

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Beban kerja adalah kemampuan tubuh pekerja dalam menerima pekerjaan.

Dari sudut pandang ergonomi, setiap beban kerja yang diterima seseorang

harus sesuai dan seimbang terhadap kemampuan fisik maupun psikologis

pekerja yang menerima beban kerja tersebut. Beban kerja yang terlalu

berlebihan akan mengakibatkan stres kerja baik fisik maupun psikis dan

reaksi-reaksi emosional, seperti sakit kepala, gangguan pencernaan dan

mudah marah. Sedangkan pada beban kerja yang terlalu sedikit dimana

pekerjaan yang dilakukan karena pengulangan gerak yang menimbulkan

kebosanan. Kebosanan dalam kerja rutin sehari-hari karena tugas atau

pekerjaan yang terlalu sedikit mengakibatkan kurangnya perhatian pada

pekerjaan. sehingga secara potensial membahayakan pekerja (Manuaba,

dalam Saribu 2015).

Tuntutan beban kerja yang begitu berat dari seorang perawat maka

dikhawatirkan akan menyebabkan stres kerja pada perawat yang

mengakibatkan penurunan kinerja yang dapat mengakibatkan kerugian baik

untuk rumah sakit maupun orang lain. Dalam rangka mengetahui adanya

beban kerja berlebihan pada perawat di RSUD Dr. M. Yunus Kota Bengkulu,
2

diadakan observasi pada beberapa perawat yang bekerja di Rumah Sakit

tersebut.

Berdasarkan wawancara dengan perawat yang bekerja di bagian rawat

inap. Menurut Septi, sebagai perawat di unit tersebut, perawat tersebut

mengalami keluhan dalam melakukan pekerjaan, yaitu rasa lelah badan terasa

tidak enak dan tidak bugar. Gejala ini merupakan dampak fisik dari Beban

kerja berlebihan. Selain itu juga sering kondisi emosional yang sering

meningkat, merasa bosan, merasa tegang dan cemas. Hal ini termasuk dalam

dampak psikologis dari stres kerja. Apabila dampak beban kerja berlebihan

tersebut menumpuk dan terakumulasi akan dapat menyebabkan penurunan

kondisi fisik dari perawat dan menyebabkan jatuh sakit yang akan sangat

mengganggu dalam melakukan tugasnya sebagai seorang perawat.

Selanjutnya menurut Septi, diketahui bahwa perawat merasa beban kerja

yang sangat banyak yaitu : (1) perawat harus melaksanakan asuhan

keperawatan pada pasien, (2) melakukan pencatatan dan dokumentsi asuhan

keperawatan pasien, (3) mengurus administrasi pasien, (4) bekerja dengan

sistem shif, (5) membawa pasien untuk tindakan operasi, pemeriksaan

radiologi dan sebagainya, (6) bekerja di tempat dengan resiko penularan

infeksi yang sangat tinggi.

Berdasarkan observasi yang telah dilakukan oleh penulis masih ada

perawat yang sering ijin masuk. Berikut ini adalah tabel yang menunjukkan

jumlah ketidakhadiran karyawan tahun 2016

Tabel 1.1
3

Jumlah Ketidakhadiran Karyawan Periode April 2016


Ruangan Jumlah Pegawai Tidak Masuk Tidak Masuk
Kerja(Ket. Sakit) (Izin)
Ruang Seruni 25 2 3

Ruang Melati 27 6 5

Ruang 21 4 3
Eldelwish
Sumber : Data Observasi absen karyawan

Dari tabel di atas dapat terlihat bahwa masih ada perawat yang tidak

masuk karena ijin sakit bahkan tanpa keterangan. Meningkatnya ketidak

hadiran merupakan salah satu dampak beban kerja terhadap perilaku. Beban

kerja dapat menyebabkan dampak yang berkepanjangan dapat berdampak

pada aspek dan sistem tubuh seseorang. Beban kerja berdampak pada

emosional, kognitif, fisiologis, dan perilaku. Dampak secara emosional

meliputi cemas, depresi, tekanan fisik, dan psikologis (Perry & Potter, 2005).

Dampak kognitif berakibat pada penurunan konsentrasi, peningkatan distraksi,

dan berkurangnya kapasitas memori jangka pendek. Dampak terhadap

psikologis berakibat pada pelepasan epinefrin dan norepinefrin, penonaktifan

sistem pencernaan, nafas cepat, peningkatan denyut jantung, dan kontriksi

pembuluh darah. Dampak pada perilaku misalnya meningkatkan

ketidakhadiran kerja, menggangu pola tidur, dan mengurangi kualitas

pekerjaan.

Rumah sakit sebagai pelayanan kesehatan perlu mengadakan tindakan

preventif mengenai beban kerja yang dapat mengurangi kinerja perawat dan

berdampak pada menurunnya produktivitas kerja perawat dalam melayani


4

pasien. Melihat besarnya banyaknya dampak beban kerja berlebihan, maka

penulis merasa perlu membahas mengenai faktor faktor yang mempengaruhi

beban kerja perawat pada RSUD Dr. M. Yunus Kota Bengkulu.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah dalam penelitian

ini faktor faktor apakah yang mempengaruhi beban kerja perawat pada RSUD

Dr. M. Yunus Kota Bengkulu ?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk Mengetahui faktor faktor yang mempengaruhi beban kerja

perawat pada RSUD Dr. M. Yunus Kota Bengkulu

1.3.2 Tujuan Khusus

1.3.2.1 Untuk Mengetahui pengaruh faktor internal terhadap beban kerja

perawat pada RSUD Dr. M. Yunus Kota Bengkulu

1.3.2.2 Untuk Mengetahui pengaruh faktor eksternal terhadap beban kerja

perawat pada RSUD Dr. M. Yunus Kota Bengkulu

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada pihak

Instalasi Rumah Sakit Untuk Mengetahui bagaimanakah faktor

lingkungan yang mempengaruhi beban kerja perawat pada RSUD Dr.

M. Yunus Kota Bengkulu

1.4.2 Manfaat Teoritis


5

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi ilmu pengetahuan

dan pengembangan studi yang berkaitan dengan masalah beban kerja

1.5 Keaslian Penelitian

Penelitian ini pernah diteliti oleh beberapa peneliti terdahulu, namun

terdapat persamaan dan perbedaan dengan penelitian selanjutnya yaitu

sebagai berikut :

No Nama/ Judul Hasil Persamaan Perbedaan


1. Rohimah, Hasil dari penelitian ini - Fokus - Tempat penelitian,
Melliza. menyatakan bahwa 18 penelitian penelitian terdahulu
Pengaruh orang perawat memiliki yaitu, sama meneliti di Medan, dan
Faktor Internalbeban kerja rendah sama peneliti meneliti di
dan Ekternal sedangkan 2 orang menganalisis Rumah Sakit Umum
Terhadap perawat memiliki beban Beban kerja Dr. M. Yunus Bengkul
Beban Kerja kerja tinggi. Pengaruh perawat - Jumlah sampel peneliti
Perawat di yang signifikan terhadap - Sama sama terdahulu berjumlah 18
Instalasi beban kerja perawat menggunakan orang sedangkan pada
Hemodialisa adalah pengaruh metode penelitian ini
Rumah Sakit eksternal tugas. Rata-rata kuantitatif berjumlah 27 orang
Umum Dr. waktu produktif selama
Pirngadi satu shift adalah 389,89
Medan , menit dengan rata-rata
waktu produktif sebesar
313,42 menit dan rata-
rata waktu non produktif
sebesr 76,47 menit.
2. Purba, Nirma. Hasil pengukuran dengan - Fokus - Tempat penelitian,
Analisis Beban metode NASA-TLX penelitian penelitian terdahulu
Kerja Mental menunjukkan bahwa yaitu, sama meneliti di Medan, dan
Perawat beban kerja mental sama peneliti meneliti di
dengan Metode tertinggi dimiliki oleh menganalisis Rumah Sakit Umum
Nasa-Task perawat 3 sebesar 81,34. Beban kerja Dr. M. Yunus
Load Index di Hasil work sampling perawat Bengkulu
Rumah Sakit menunjukkan bahwa - Jumlah sampel peneliti
Jiwa Daerah produktivitas tertinggi terdahulu berjumlah 4
Provinsi dimiliki oleh perawat 2 orang sedangkan pada
Sumatera Utara sebesar 86,6%. Hasil penelitian ini
grafik alat EEG berjumlah 73 orang
menunjukkan bahwa - Metode penelitian
6

perawat 3 berada dalam terdahulu menggunakan


kondisi diantara santai Nasa-TLX dan work
(relaxed) dan kelelahan sampling serta
karena perawat 3 masih penggunaan alat
merasa tertekan dan takut electroencephalograph
(EEG). Sedangkan
dalam menghadapi
penelitian sekarang
pasien sehingga kuantitatif deskripitive
pikirannya tidak dapat
rileks ketika bekerja.
3. Simatupang, Hasil penelitian Fokus penelitian - Tempat penelitian,
Doni. menunjukkan bahwa yaitu, sama penelitian terdahulu
Hubungan beban kerja perawat sama meneliti di Rumah
Beban Kerja 360 menit 88.9% . menganalisis Sakit Umum Pusat
Perawat Perilaku caring perawat Beban kerja Haji Adam Malik
Pelaksana di ICU 92,1% caring perawat Medan dan peneliti
dengan behavior. Hasil analisis meneliti di Rumah
Perilaku Caring dengan Chi Square Sakit Umum Dr. M.
Perawat di ICU terdapat hubungan yang Yunus Bengkulu
Rumah Sakit signifikan antara beban - Jumlah sampel peneliti
Umum Pusat kerja perawat dengan terdahulu berjumlah 4
Haji Adam perilaku caring perawat orang sedangkan pada
Malik Medan (p-value = 0,000). penelitian ini
berjumlah 73 orang
- Metode penelitian
terdahulu menggunakan
cross section, Sedangkan
penelitian sekarang
kuantitatif deskripitive
7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Beban Kerja Perawat

2.1.1 Definisi Beban kerja perawat

Menurut Menpan dalam Bastable (2002), pengertian beban kerja

adalah sekumpulan atau sejumlah kegiatan yang harus diselesaikan oleh

suatu unit organisasi atau pemegang jabatan dalam jangka waktu

tertentu. Beban kerja adalah besaran pekerjaan yang harus dipukul oleh

suatu jabatan atau unit organisasi dan merupakan hasil kali antara

volume kerja dan norma waktu. Dengan demikian pengertian beban

waktu adalah sebuah proses yang dilakukan oleh seseorangdalam

menyelesaikan tugas-tugas suatu pekerjaan atau kelompok jabatan yang

dilaksanakan dalam keadaan normal dalam suatu jangka waktu tertentu.

2.1.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Beban Kerja Perawat

Beban kerja dipengaruhi oleh 2 faktor, yaitu faktor eksternal dan

faktor internal. Menurut Manuaba (2000) dalam Saribu (2015), faktor-

faktor yang mempengaruhi beban kerja antara lain :

1. Faktor eksternal, yaitu beban yang berasal dari luar tubuh pekerja,

seperti;

1) Tugas-tugas yang bersifat fisik, seperti stasiun kerja, tata ruang,

tempat kerja, alat dan sarana kerja, kondisi kerja, sikap kerja, dan

tugas-tugas yang bersifat psikologis, seperti kompleksitas

pekerjaan, tingkat kesulitan, tanggung jawab pekerjaan

8
8

2) Organisasi kerja, seperti lamanya waktu bekerja, waktu istirahat,

shift kerja, kerja malam, sistem pengupahan, model struktur

organisasi, pelimpahan tugas dan wewenang.

3) Lingkungan kerja adalah lingkungan kerja fisik, lingkungan

kimiawi, lingkungan kerja biologis dan lingkungan kerja

psikologis.

2. Faktor internal

Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam tubuh

itu sendiri akibat dari reaksi beban kerja eksternal. Faktor internal

meliputi faktor somatis (jenis kelamin, umur, ukuran tubuh, status

gizi, dan kondisi kesehatan) dan faktor psikis (motivasi, persepsi,

kepercayaan, keinginan dan kepuasan).

2.1.3 Indikator Beban Kerja Perawat

Menurut Bastable (2002) Dari faktor-faktor tersebut diatas dapat

diperoleh indikator-indikator dari variabel beban kerja sebagai berikut :

1. Indikator dari sub variabel Faktor eksternal adalah sebagai berikut :

- Tingkat kesulitan pekerjaan.

- Waktu lembur.

- Dikejar waktu dalam menyelesaikan tugas.

- Tanggung jawab yang diberikan memberatkan.

2. Indikator dari sub variabel Faktor internal adalah sebagai berikut :

- Mengerjakan pekerjaan yang tidak sesuai dengan keinginannya.

- Mengerjakan pekerjaan dengan kondisi yang kurang baik


9

- Memiliki pandangan yang berbeda dengan orang lain.

2.1.4 Jenis Beban Kerja Perawat

Beban kerja meliputi 2 jenis, sebagaimana dikemukakan oleh

Munandar (2001) dalam Saribu (2015) ada 2 jenis beban kerja, yaitu :

1. Beban kerja kuantitatif, meliputi :

1) Harus melaksanakan observasi pasien secara ketat selama jam

kerja.

2) Banyaknya pekerjaan dan beragamnya pekerjaan yang

harus dikerjakan.

3) Kontak langsung perawat pasien secara terus menerus selama jam

kerja.

4) Rasio perawat dan pasien

2. Beban kerja kualitatif, meliputi :

1) Pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki perawat tidak

mampu mengimbangi sulitnya pekerjaan di rumah sakit.

2) Tanggung jawab yang tinggi terhadap asuhan keperawatan

pasien kr itis.

3) Harapan pimpinan rumah sakit terhadap pelayanan yang

berkualitas.

4) Tuntutan keluarga pasien terhadap keselamatan pasien.

5) Setiap saat dihadapkan pada pengambilan keputusan yang tepat.

6) Tugas memberikan obat secara intensif.


10

7) Menghadapi pasien dengan karakteristik tidak berdaya, koma

dan kondisi terminal.

2.1.5 Dampak Beban Kerja Perawat

Beban kerja yang terlalu berlebihan akan mengakibatkan stres

kerja baik fisik maupun psikis dan reaksi-reaksi emosional, seperti sakit

kepala, gangguan pencernaan dan mudah marah. Sedangkan pada beban

kerja yang terlalu sedikit dimana pekerjaan yang dilakukan karena

pengulangan gerak yang menimbulkan kebosanan. Kebosanan dalam

kerja rutin sehari-hari karena tugas atau pekerjaan yang terlalu sedikit

mengakibatkan kurangnya perhatian pada pekerjaan. sehingga secara

potensial membahayakan pekerja (Manuaba, dalam Saribu 2015).

2.2 Perawat

2.2.1 Pengertian Perawat

Perawat adalah seseorang yang telah lulus pendidikan formal

dalam bidang keperawatan yang program pendidikannya telah disyahkan

oleh pemerintah, sedangkan perawat profesional adalah perawat yang

mengikuti pendidikan keperawatan sekurang-kurangnya Diploma III

keperawaatan. Keperawatan sebagai profesi terdiri atas komponen disiplin

dan praktik. (Bakhtiar, 2010)

Perawat merupakan bantuan, diberikan karna adanya kelemahan

fisik maupun mental. Keterbatasan pengetahuan, serta kurangnya kemauan


11

mencapai kemampuan melaksanakan kegiatan hidup sehari. (Asmadi,

2012)

Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan professional yang

merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan, didasarkan pada ilmu

dan kiat keperawatan, berbentuk pelayanan BioPsiko-Sosio-Spiritual

yang komprehensif, ditujukan kepada individu, keluarga dan masyarakat,

baik sehat maupun sakit yang mencangkup seluruh proses kehidupan

manusia. (Priharjo, 2013)

Keperawatan merupakan suatu bentuk layanan kesehatan

professional yang merupakan bagian integral dari layanan kesehatan yang

didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan. Komprehensif yang

ditunjukan bagi individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat baik

maupun sakit yang mencangkup seluruh proses kehidupan manusia.

Berdasarkan konsep keperawatan di atas, dapat ditarik beberapa hal yang

merupakan hakikat/prinsip dari keperawatan, antara lain :

1. Keperawataan adalah bagian yang tidak terpisahkan dari profesi

kesehatan lain di dalam memberikan layanankesehatan pada klien.

Sebagai bagian integral dari layanan kesehatan kedudukan perawat

dengan profesi lainnya (mis., dokter) adalah sama, yakni sebagai mitra.

Ini tentunya juga harus diiringi dengan pengakuan serta penghormatan

terhadap profesi kesehatan yang terbanyak jumlahnya dan terdepan

dalam memberikan layanan kesehatan adalah perawat. Karenanya,

profesi keperawatan tidak bisa dipisahkan dari sistem kesehatan.


12

2. Keperawatan mempunyai beberapa tujuan, antara lain member bantuan

yang paripurna dan efektif kepada klien serta memenuhi kebutuhan

dasar manusia (KDM) klien.

3. Fungsi utama keperawtan adalah membantu klien (dari level individu

hingga masyarakat), baik dalam kondisi sakit maupun sehat, guna

mencapai derajat kesehatan yang optimal melalui ayanan keperawatan.

Layanan keperawatan diberikan karna adanya kelemahan fisik, mental

dan keterbatasan pengetahuan serta kurangnya kemauan untuk dapat

melaksanakan kegiatan kehidupan sehari-hari secara mandiri.

4. Intervensi keperawatan dilakukan dalam upaya maningkatkan

kesehatan,mencegah penyakit, menyembuhkan, serta memelihata

kesehatan melalui upaya promotif, preventif, kuratif, dan keperawatan

yang kemungkinan setiap orang mencapai kemampuan hidup sehat dan

produktif. (Kusnanto, 2004)

Karakteristik keperawatan sebagi profesi menurut Bakhtiar (2010)

yaitu (a) memiliki ilmu pengetahuan tentang tubuh manusia yang sistemis

dan khusus, (b) mengembangkan ilmu pengetahuan tentang tubuh manusia

secara konstan melalui penelitian, (c) melaksanakan pendidikan melalui

pendidikan tinggi, (d) menerapkan ilmu pengetahuan tentang tubuh

manusia dalam pelayanan, (e) berfungsi secara otonomi dalam

merumuskan kebijakan dan pengendalian praktek profesional, (f)

memberikan pelayanan untuk kesejahteraan masyarakat diatas kepentingan

pribadi, berpegang teguh pada tradisi leluhur dan etika profesi serta (g)
13

memberikan kesempatan untuk pertumbuhan profesional dan

mendokumentasikan proses perawatan

2.2.2 Peran dan fungsi perawat

Bakhtiar (2010) mengemukakan bahwa dalam praktek

keperawatan, perawat melakukan peran dan fungsi sebagai berikut :

1. Sebagai pelaku atau pemberi asuhan keperawatan langsung kepada

pasien dengan menggunakan proses keperawatan.

2. Sebagai advokat pasien, perawat berfungsi sebagai penghubung pasien

dengan tim kesehatan yang lain, membela kepentingan pasien dan

membantu klien dalam memahami semua informasi dan upaya

kesehatan yang diberikan. Peran advokasi sekaligus mengharuskan

perawat bertindak sebagai nara sumber dan fasilitator dalam

pengambilan keputusan terhadap upaya kesehatan yang harus dijalani

oleh pasien atau keluarganya.

3. Sebagai pendidik pasien, perawat membantu pasien meningkatkan

kesehatannya melalui pemberian pengetahuan yang terkait dengan

keperawatan dan tindakan medik sehingga pasien dan keluarganya

dapat menerimanya.

4. Sebagai koordinator, perawat memanfaatkan semua sumber-sumber

dan potensi yang ada secara terkoordinasi.

5. Sebagai kolaborator, perawat bekerja sama dengan tim kesehatan lain

dan keluarga dalam menentukan rencana maupun pelaksanaan asuhan

keperawatan guna memenuhi kesehatan pasien.


14

6. Sebagai pembaharu, perawat mengadakan inovasi dalam cara berpikir,

bersikap, bertingkah laku dan meningkatkan keterampilan pasien atau

keluarga agar menjadi sehat.

7. Sebagai pengelola, perawat menata kegiatan dalam upaya mencapai

tujuan yang diharapkan yaitu terpenuhinya kepuasan dasar dan

kepuasan perawat melakukan tugasnya.

2.2.3 Tanggung jawab perawat

Secara umum perawat mempunyai tanggung jawab dalam

memberikan asuhan keperawatan, meningkatkan ilmu pengetahuan dan

meningkatkan diri sebagai profesi. Tanggung jawab memberikan asuhan

keperawatan kepada pasien mencakup aspek bio-psiko-kultural-spiritual

dalam upaya pemenuhan kebutuhan dasarnya dengan menggunakan proses

keperawatan yang meliputi :

1. Membantu pasien memperoleh kesehatannya.

2. Membantu pasien yang sehat untuk memelihara kesehatannya.

3. Membantu pasien yang tidak bisa disembuhkan untuk menerima

kondisinya.

4. Membantu pasien yang menghadapi ajal untuk memperlakukan secara

manusiawi sesuai martabatnya sampai meninggal.

5. Lingkup kewenangan perawat

Bakhtiar (2010) membagi kewenangan perawat menjadi lima, yaitu :

1. Melaksanakan pengkajian perawat terhadap status bio-psiko-sosio-

kultural spiritual pasien.


15

2. Merumuskan diagnosis keperawatan terkait dengan fenomena dan

garapan utama yaitu tidak terepenuhinya kebutuhan dasar pasien.

3. Menyusun rencana tindakan keperawatan.

4. Melaksanakan tindakan keperawatan.

5. Melaksanakan evaluasi terhadap tindakan keperawatan yang telah

dilakukan

2.3 Kerangka Fikir

Faktor Eksternal (X1)

- Tingkat kesulitan pekerjaan.

- Waktu lembur.
Beban Kerja (Y)
- Dikejar waktu dalam menyelesaikan tugas.

- Tanggung jawab yang diberikan memberatkan.

Faktor Internal (X2)

- Mengerjakan pekerjaan yang tidak sesuai dengan keinginannya.

- Mengerjakan pekerjaan dengan kondisi yang kurang baik

- Memiliki pandangan yang berbeda dengan orang lain.

Ket
= Variabel Yang diteliti
= Variabel Yang tidak diteliti

Sumber :
Bastable Susan B, 2002, Perawatan Sebagai Pendidik : Prinsip-Prinsip
Pengajaran Dan Pembelajaran, Jakarta ; EGC.
16

2.4 Hipotesis

Hipotesis dapat dikatakan sebagai dugaan sementara yang

kemungkinan benar atau kemungkinan salah. Sugiyono (2013) menyatakan,

hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah

penelitian, dimana rumusan masalah penelitian dinyatakan dalam bentuk

kalimat pertanyaan

Adapun Hipotesis dalam penelitian ini

1. Ha : Faktor eksternal berpengaruh terhadap Beban kerja perawat

HO : Faktor eksternal tidak berpengaruh terhadap Beban kerja

perawat

2. Ha : Faktor Internal berpengaruh terhadap Beban kerja perawat

HO : Faktor Internal tidak berpengaruh terhadap Beban kerja perawat


17

BAB III

METODELOGI PENELITIAN

3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan Penelitian kuantitatif yang bertujuan untuk

mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Metode yang

digunakan adalah metode survey, yaitu penelitian yang mengambil sampel

dari satu populasi dengan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul

data yang pokok dan bertujuan untuk menguji hubungan kausal antar variabel

yang menjelaskan pengaruh antara variabel terikat Beban kerja (Y), dengan

variabel bebas yaitu Faktor eksternal (X1), Faktor internal (X2)

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian

Proses penelitian yang akan penulis laksanakan diharapkan dapat

diselesaikan dalam 4 bulan, mulai dari seminar usulan penelitian sampai

menyelesaikan skripsi. Adapun lokasi penelitian ini di RSUD Dr. M. Yunus

Kota Bengkulu.

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek yang akan diteliti, baik berupa

manusia, benda, maupun peristiwa-peristiwa sebagai dasar untuk menarik

18
18

kesimpulan. Lebih lengkapnya lagi Ghozali (2013) mengemukakan

pengertian populasi sebagai berikut : Totalitas semua nilai yang

mungkin, hasil menghitung atau pengukuran kuantitatif maupun kualitatif

mengenai karakteristik tertentu dari semua anggota kumpulan yang

lengkap dan jelas yang ingin dipelajari sifat-sifatnya dinamakan populasi.

Populasi yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah seluruh perawat

Ruang Melati RSUD Dr. M. Yunus Kota Bengkulu yang berjumlah 27

orang perawat.

3.3.2 Sampel

Sampel dalam penelitian ini menggunakan total sampling, yaitu

dengan mejadikan seluruh populasi sebagai sampel. Dimana data yang

diambil sebanyak 27 orang perawat ruangan melati sebagai sampel.

Dipilihnya ruangan ini sebagai sampel penelitian karena dilihat dari

absensi pada periode april, ruang melati memiliki jumlah absensi paling

tinggi, dan berdasarkan wawancara awal dengan perawat, ruang melati

memiliki beban kerja yang lebih dari ruang lain, karena ruang melati

adalah ruang untuk pasien penyakit dalam. Kontrol pasien lebih sering

dari ruang lain, dan keluhan pasien serta keluarga lebih banyak. Adapun

sampel penelitian ini memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi

a. Kriteria Inklusi

Merupakan kriteria dimana subjek penelitian mewakili

sampel penelitian yang memenuhi syarat sebagai sampel. Pada

penelitian ini yang menjadi kriteria inklusi adalah :


19

1. Perawat pelaksana yang bertugas di Instalasi Ruang Melati

RSUD Dr. M. Yunus Kota Bengkulu

2. Berada di tempat penelitian yang diteliti oleh peneliti pada

waktu pengambilan data dilakukan.

3. Bersedia menjadi responden.

b. Kriteria Eksklusi

Merupakan kriteria dimana subjek penelitian tidak dapat

mewakili sampel karena tidak memenuhi syarat sebagai

sampel penelitian. Kriteria eksklusi pada penelitian ini adalah :

1. Saat penelitian tidak bertugas

2. Merasakan beban kerja ketika bertugas

3.4 Definisi Operasional Variabel

Setiap variabel dalam penelitian perlu didefinisikan secara operasional

sehingga masing masing variabel memiliki garis batas yang jelas, adapun

definisi operasional dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut

Tabel 3.1
Definisi Operasional Variabel
Variabel Definisi Alat Cara Ukur Skala
Ukur
Beban Beban kerja Kuisioner Mengisi kuisioner Likert
kerja (Y) adalah dengan alternatif
kemampuan jawaban
tubuh pekerja - Tidak pernah
dalam menerima skor 1;
pekerjaan - Hampir Tidak
(Bastable, 2002) pernah skor 2;
- Kadang-kadang
sor 3;
- Sering skor 4;
20

- Sangat sering
skor 5.

Faktor Faktor eksternal Kuisioner Mengisi kuisioner Likert


eksternal adalah Beban dengan alternatif
(X1) yang berasal dari jawaban
luar tubuh - Tidak pernah
pekerja skor 1;
(Bastable, 2002) - Hampir Tidak
pernah skor 2;
- Kadang-kadang
sor 3;
- Sering skor 4;
- Sangat sering
skor 5.

Faktor Faktor eksternal Kuisioner Mengisi kuisioner Likert


internal adalah faktor dengan alternatif
(X2) yang berasal dari jawaban
dalam tubuh itu - Tidak pernah
sendiri akibat skor 1;
dari reaksi beban - Hampir Tidak
kerja eksternal pernah skor 2;
(Bastable, 2002) - Kadang-kadang
sor 3;
- Sering skor 4;
- Sangat sering
skor 5.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Teknik Pengumpulan Data penelitian dilakukan dengan menggunakan

teknik kuantitatif. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan informasi lebih

dalam mengenai data yang tidak bisa diperoleh hanya melalui kuesioner.

Adapun metode pengumpulan data yang digunakan adalah Kuesioner

Metode ini dilakukan dengan cara menyebarkan kuesioner yang

berupa pertanyaan terstruktur, setiap pertanyaan sudah disiapkan 5 alternatif


21

jawaban yang dibagikan kepada responden untuk di isi sesuai dengan kondisi

yang di alami oleh responden. Melalui angket ini dapat dikumpulkan data

yang berupa jawaban tertulis dari responden atas sejumlah pertanyaan yang

diajukan didalam angket tersebut. Adapun skor dari masing-masing jawaban

adalah sebagai berikut: jawaban a tidak pernah skor 1; jawaban b jarang skor

2; jawaban c kadang-kadang sor 3; jawaban d sering sor 4; jawaban e sangat

sering skor 5. Adapun kisi kisi dalam pembuatan angket dapat dilihat pada

tabel berikut:

Tabel 3.2

Kisi Kisi Angket

No Variabel Indikator No Item Ket

1 Beban kerja 8,9,10,11


(Y)

2 Faktor - Tingkat kesulitan 1


eksternal pekerjaan.
(X1) - Waktu lembur. 2
- Dikejar waktu dalam
menyelesaikan tugas. 3
- Tanggung jawab yang
diberikan 4
memberatkan.
3 Faktor - Mengerjakan pekerjaan 5
internal yang tidak sesuai
(X2) dengan keinginannya.
- Kondisi kesahatan yang
kurang baik.
- Memiliki pandangan 6
yang berbeda dengan
orang lain. 7
22

3.6 Teknik Analisis Data

Untuk mengetahui seberapa besar perubahan nilai variabel Y bila

variabel X diubah-ubah atau dimanipulasi, maka digunakan perhitungan

statistik dengan menggunakan analisis regresi berganda Perhitungan

statistik analisis regresi berganda dapat dilakukan dengan menggunakan

rumus:

= + 1 1 + 2 2 + 3 3

Dimana:

= Beban Kerjar
1 = Faktor Internal
2 = Faktor Eksternal
= konstanta
a1 dan a2 = koefisien regresi yang dicari))

You might also like