You are on page 1of 5

Anamnesis pada sirosis hepatis adalah lelah Pada pasien in ditemukan

dan lemas akibat gangguan fungsi hati dalam lelah dan lemas
memetabolisme karbohidrat,lemak,protein
yang mana karbohidrat lemak dan protein
merupakan sumber energy bagi tubuh, jika
terganggunya metabolisme ini maka tubuh
akan menjadi lemas.
Pada sirosis hepatis juga ada gejala perut Pasien juga mengeluhkan
kembung, perut kembung
Pada sirosis hepatis juga mengeluhkan Mual
mual yang dikarenakan nyeri perut
akibat cairan yang menumpuk di perut
bisa membuat kantung empedu tertekan.
Anamnesis Kantung empedu yang tertekan bisa
membuat seseorang terkena mual.

Pada sirosis mengalami gangguan Pada pasien mengalami


penyerapan nutrisi sehingga penurunan nafsu makan,
menyebabkan penurunan berat badan dan penurunan berat badan dan
penurunan nafsu makan, pada kasus yang terjadinya gizi buruk
kronis juga bisa menyebabkan gizi buruk)
Hipertensi porta diakibatkan Pada pasien juga
peningkatan resistensi mengeluhkan gangguan tidur
vascular intrahepatic dan peningkatan Demam
aliran darah melalui system portal Air kemih berwarna seperti
Gangguan tidur teh pekat
Demam tak begitu tinggi yang
disebabkan oleh sitokin seperti tumor
nekrosis factor (TNF) yang dibebaskan
pada proses inflamasi
Air kemih berwarna seperti teh
pekat,sehingga terjadi oksidasi berlebih
yang akhirnya urin menjadi merah
kecoklatan.
Muntah darah, melena serta perubahan
mental, meliputi mudah lupa, sukar
konsentrasi, bingung, agitasi, sampai
koma.
Gangguan pembekuan darah

Spider navi dikarenakan peningkatan Estradiol meningkat


estradiol
Palmar eritem yang diakibatkan oleh
gangguan hormone seks
Muehrche lines dikarenakan oleh
hipoalbuminemia
Ginekomastia dikarenakan oleh eswtradiol
Temuan klinis meningkat
Splenomegaly dikarenakan hipertensi porta
Ascites dikarenakan hipertensi porta
Kaput medusa dikarenakan hipertensi porta
Feoter hepatikum dikarenakan Diamethyl
Sulfide meningkat
Asterexis merupakan gangguan neurologi
dikarenakan
Penurunan fungsi imunologis yang dapat
menyebabkan mudah terinfeksi bakteri
diantaranya adalah onemonia dan peritonitis
bakterialis spontan
Pada kardiovaskular terjadi peningkatan
output yang dapat berkembang menjadi
sistemik resistensi serta penurunann hepatic
blood flow (hipertensi porta ) selanjutnya
bisa menjadi hipertensi sistemik

laboraturium Aspartat Aminotransferase (AST)


atau Serum Glutamil Oksalo Asetat (SGOT)
dan Alanine Aminotransferase (ALT) Atau
Serum Glutamil Piruvat Transminase
(SGPT) meningkat tapi tidak begitu tinggi.
AST lebih meningkat daripada ALT, namun
bila transaminase normal tidak
mengenyampingkan adanya sirosis. Alkali
phosphatase meningkat kurang dari 2 sampai
3 kali harga batas normal atas. Kadar yang
tinggi bias fitemukan pada pasien kolangitis
sclerosis primer dan sirosis bilier primer.
Gamma-glutamil transpeptidase (GGT)
kadarnya seperti halnya akali phosatase pada
penyakit hati. Kadarnya tinggi pada penyakit
hati alkoholik kronik., karena alkohl selain
menginduksi GGT microsomal hepatic, juga
menyebabkan bocornya GGT dari hepatosit.
Bilirubin kadarnya bias normal pada
sirosis hati, adarnya menurun sesuai
perburukan sirosis. Globulin kadarnya
meningkat pada sirosi. Akibat sekunder dari
pintasan, antigen bakteri dari sistem porta ke
jaringan limfoid, selanjutnya menginduksi
produksi produksi imunologi . Waktu
protrombin mencerminkan derajat tingkatan
disfungsi sintesis hati, sehingga pada sirosis
memanjang.
Natrium serum terus menerus
terutama pada sirosis dengan asites dekaitkan
dengan ketidakmampuan ksresi air bebas.
Kelainan hematologi-anemi penyebab bias
bermacam-macam anemia normokron,
normositer, hipokrom mikrositer atau
hipokrom makrositer. Anemia dengan
trombositopenia leukopenia dan neutropenia
akibat splenomegaly kongestif yang
berkaitan dengan hipertensi porta sehingga
terjadi hipersplenisme

Asites : tirah baring , diet rendah


garam 52 gram, ,obat antidiuretic diawali
spironolactone 100-200 mg sekali sehari.
bila respon tidak adekuat dikombinasi
furosemide
Parasintesis bila asites sangat besar,
hingg 4-6 liter dan dilindungi pemberian
albumin.
Ensefalopati diabetikum : 30-45 ml
sirup oral 3-4 kali sehari, neomisisn 4-12 g
oral perhari
Varises esophagus : propranolol 40-
80 mg oral 2 kali sehari
Isosorbitmonodinitrat 20 mg oral 2x
perhari, saat perdarahn akut diberikan
somatostatin atau okreotid diteruskan
skleroterapi atau ligase endoskopi
Peritonitis bakterialis : diberi
profilaksis dengan sefotaksim bila jumah
PMN >250/mm3, albumin 2 gr IV /8 jam,
norfloksasin 400 mg oral 2x/hari ,
trimetrophinsulfametoksazol 1 tab/hari

You might also like