You are on page 1of 15

BAB I

PENDAHULUAN

Hipertensi atau yang lebih dikenal dengan nama penyakit darah tinggi merupakan suatu
keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan darah diatas ambang batas normal yaitu 120/80
mmHg. Menurut World Health Organization (WHO), batas tekanan darah yang masih dianggap
normal adalah kurang dari 130/85 mmHg. Bila tekanan darah sudah lebih dari 140/90 mmHg
dinyatakan hipertensi (batasan tersebut untuk orang dewasa diatas 18 tahun) (Bruner & Suddart.
2001).

Hipertensi merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang banyak di Indonesia.
Hipertensi penyakit yang bisa menyerang siapa saja baik muda maupun tua, entah orang kaya
maupun miskin. Hipertensi merupakan penyakit yang dikategorikan sebagai the silent killer
diasease karena penderita tidak mengetahui dirinya mengidap hipertensi. Hipertensi tidak dapat
secara langsung membunuh penderitanya melainkan hipertensi memicu terjadinya penyakit lain
yang tergolong kelas berat alias mematikan padahal bila terjadi hipertensi terus menerus bisa
memicu stroke, serangan jantung, gagal jantung, dan merupakan penyebab utama gagal ginjal
kronik. (Wahdah, 2011).

Daun alpukat (Persea gratissima gaerth) merupakan alternatif yang baik mengingat daun
alpukat mudah didapatkan oleh masyarakat. Daun alpukat telah diuji dalam penelitian sebelumnya
mengenai kandungan zat aktif didalamnya yang terbukti memiliki kandungan flavonoid, saponin
dan alkaloid. Zat zat yang terkandung dalam daun alpukat bersifat sebagai peluruh kencing
(deuritika), anti radang (anti inflamasi) dan pereda rasa sakit (analgetik). Pada tanaman ini bersifat
analgesic yang juga berfungsi untuk mengobati atau meredakan gejala akibat hipertensi seperti
sakit kepala, nyeri saraf dan rasa pegal (Afdal,2012,12).

Daun alpukat memiliki rasa yang sedikit pahit jika diseduh, namun rasa pahitnya tidak
terlalu melekat dilidah dan dapat dihilangkan dengan meminum sedikit air putih (Rachdian, 2011).

Rebusan daun alpukat memiliki manfaat untuk menurunkan tekanan darah. Dari penelitian
yang dilakukan oleh Dosen dan peneliti Departemen Farmasi Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, Azizahwati, penggunaan rebusan daun alpukat 200 ml
setiap hari secara teratur dapat menurunkan tekanan darah, karena daun alpukat mengandung zat
flavonoid yang berkhasiat sebagai diuretik yang salah satu kerjanya yaitu dengan mengeluarkan
sejumlah cairan dan elektrolit maupun zat-zat yang bersifat toksik. Dengan berkurangnya jumlah
air dan garam dalam tubuh maka pembuluh darah akan longgar sehingga tekanan darah perlahan-
lahan mengalami penurunan (Utami, Indah W. 2008).

Terapi komplementer adalah terapi yang digunakan sebagai tambahan untuk terapi
konvensional yang direkomendasikan oleh penyelenggaraan pelayanan kesehatan individu (Potter
& Perry, 2009). Terapi dengan tanaman herbal merupakan salah satu bagian dari terapi
komplementer yang telah dikembangkan dan dipergunakan secara luas di seluruh dunia
(Tusilawati, 2010).

Daun alpukat (Persea americana Mill.) adalah salah satu tanaman yang dapat
dimanfaatkan untuk menurunkan tekanan darah (Nessbit, Stein & Kamas, 2010; Talha, Priyanka
& Akanksha, 2011).

Daun alpukat mengandung flavonoid, saponin dan alkaloid (Mardiyaningsih & Ismiyati,
2014). Zat flavonoid berkhasiat sebagai diuretik yang mengeluarkan sejumlah cairan dan elektrolit
maupun zat-at yang bersifat toksik (Utami, 2008 dalam Faridah, 2014). Sebagai antioksidan
eksogen, flavonoid bermanfaat dalam mencegah kerusakan sel akibat stres oksidatif (Sulistyowati,
2006).
BAB II

TUJUAN UMUM DAN KHUSUS

A. TUJUAN UMUM

Tujuan umum untuk mengetahui pengruh pemberian seduhan daun alpukat terhadap
penurunan tekanan darah pada lansia dengan hipertensi

B. TUJUAN KHUSUS
1. Untuk mengetahui pengertian pemberian seduha daun alpukat terhadap penurunan tekanan
darah pada lansia dengan hipertensi.
2. Untuk mengetahui komponen dasar pemberian seduhan daun alpukat terhadap penurunan
tekanan darah pada lansia dengan hipertensi.
3. Untuk mengetahi penanganan pemberian seduhan daun alpukat terhadap penurunan
tekanan darah pada lansia dengan hipertensi
BAB III
STRATEGI PERINCIAN LITERATUR

No LITERATUR STRATEGI PERINCIAN


1 Rebusan daun alpukat (persea Pencarian ini dengan menggunakan simple
americana mill) dapat menurunkan random sampling.
tekanan darah sistole dan diastole
pada penderita hipertensi usia 45-59
tahun di desa turi kec. Turi lamongan
2 Pengaruh seduhan daun alpukat Pencarian ini dengan menggunakan simple
terhadap tekanan darah di desa sedati random sampling.
kecamatan ngoro kabupaten
mojokerto
3 Pengaruh pemberian seduhan daun Pencarian ini dengan menggunakan simple
alpukat terhadap penurunan tekanan random sampling.
darah pada lansia dengan hipertensi
di dukuh peniten dan sinom desa
karanganom
4 Pengaruh seduhan daun alpukat Pencarian ini dengan menggunakan simple
terhadap tekanan darah pada lansia random sampling.
penderita hipertensi di posyandu
lansia dusun jetak muntihan
gantiwarno kelaten
5 Pengaruh pemberian air rebusan Pencarian ini dengan menggunakan simple
daun alpukat (persea americana random sampling.
mill.) terhadap tekanan darah pasien
hipertensi di wilayah kerja
puskesmas II denpasar selatan.
BAB IV
KLOM HASIL RIVEW JURNAL

NO PENELITI JUDUL CARA PENGAMBILAN HASIL


SEMPEL
1 Virgianti Rebusan daun Desain penelitian ini Hasil penelitian
Nur Faridah alpukat (persea menggunakan metode menunjukkan hampir
americana mill) pra eksperimen dengan seluruhnya mengalami
dapat menurunkan rancangan one group pre penurunan tekanan
tekanan darah sistole post test design. darah sistole sejumlah
dan diastole pada Populasinya adalah 85,7% dan penurunan
penderita hipertensi seluruh penderita tekanan darah diastole
usia 45-59 tahun di hipertensi usia 45-59 sejumlah 85,7%. Hasil
desa turi kec. Turi tahun di Desa Turi analisa denagan uji
lamongan dengan jumlah 47 orang Paired T Test ada
dengan sampel 42 orang. pengaruh yang
Tehnik sampling yang signifikan antara
digunakan yaitu simple tekanan darah sebelum
random sampling. dengan tekanan darah
setelah pemberian
rebusan daun alpukat
pada penderita
hipertensi dengan
didapatkan p = 0,000
maka H1 diterima,
artinya terdapat
pengaruh pemberian
rebusan daun alpukat
terhadap penurunan
tekanan darah pada
penderita hipertensi
usia 45-59 tahun di
Desa Turi Kecamatan
Turi Kabupaten
Lamongan.
2 Andi Dwi Pengaruh seduhan Peneliti ini secara quasy- Berdasarkan hasil uji
Setiawan daun alpukat experiment dengan wilcoxon signed rank
terhadap tekanan rancang bangun non test dengan bantuan
darah di desa sedati equivalent control group spss versi 16 pada
kecamatan ngoro design, dengan sampel kelompok perlakuan,
kabupaten mojokerto 42 responden didapatkan p=
menggunakan simple 0,000<0,05 ()
random sampling. sehingga h0 ditolak
Variabel independen artinya ada pengaruh
adalah pemberian pemberian seduhan
seduhan daun alpukat daun alpukat terhadap
variable dependen ialah penurunan tekanan
tekanan darah penderita darah tinggi pada
hipertensi. Penelitian ini pasien hipertensi di
menggunakan uji statistik desa sedati kecamatan
dengan uji wilcoxon ngoro kabupaten
signed rank test. mojokerto.
3 Renika Pengaruh pemberian Peneliti ini secara uji Berdasrkan Hasil Paired
Mega seduhan daun statistic yang digunakan Rank Test didapatkan
Kartika alpukat terhadap pada penelitian ini adalah hasil bahwa ada
penurunan tekanan ujiwilcoxon pengaruh pemberian
darah pada lansia seduhan daun alpukat
dengan hipertensi di terhadap penurunan
dukuh peniten dan tekanan darah hasil
sinom desa nilai p = 0,000 atau <
karanganom 0,05 maka diartikan ada
perbedaan tekanan
darah sebelum dan
sesudah pemberian
seduhan daun alpukat
pada lansia dengan
hipertensi yang berarti
ada pengaruh
pemberian seduhan
daun alpukat terhadap
penurunan tekanan
darah pada lansia
dengan hipertensi.
4 Nur Pengaruh seduhan quasy-experiment yaitu
Hasil penelitian ini
Rohmah daun alpukat Peneliti ini secara
didapatkan hasil bahwa
terhadap tekanan experiment yang belum
respnden perempuan
darah pada lansia atau tidak memiliki ciri-
lebil banyak 90%
penderita hipertensi ciri rancangan
dibandingka laki-laki
di posyandu lansia experiment sebelumnya.
yaitu sebesar 10% hal
dusun jetak Dalam penelitian ini
ini dibandingkan
muntihan gantiwarno teknik analii yang
karena lansia yang
kelaten digunakan untuk menguji
menderita hipertensi
hipotesis pengaruh
diposyandu lansia lebih
seduhan daun alpukat
banyak perempuan
terhadap perubahan
sebesar 80% di
tekanan darah pada
bandingkan laki-laki
lansiapenderita hipertensi
yang hanya sebesar
adalah uji statistic paired
20%. Hal ini sesuai
t-test menggambarkan
dengan teori bahwa
hasil sebagai berikut
wanita pasca
tekanan daah sistolik
menopause memiliki
sebelum (pretest) dan
resiko mengalami
(posttest) diberikan
esudah daun alpukat resiko hipertensi lebih
didapatkan pvalue 0.001 besar dibandingkan
dengan taraf signifikansi laki-laki (
0,05 muhammadun,2010)
5 Sulistiawati Pengaruh pemberian Peneliti ini secara Hasil penelitian ini
air rebusan daun menggunakan uji didapatkan hasil bahwa
alpukat (persea Shapiro-wilk responden berusia
americana mill.) menunjukkan seluruh antara 4559 tahun
terhadap tekanan data tekanan darah dalam sebanyak 20 orang
darah pasien penelitian ini terdistribusi dengan persentase
hipertensi di wilayah normal. Sehingga 66,7%, 29 orang
kerja puskesmas II dilakukan analisis secara responden dengan
denpasar selatan. parametrik, yaitu persentase 96,7%
menggunakan uji paired memiliki tekanan darah
sample t-test dengan sistolik yang
tingkat kemaknaan 5% diklasifikasikan sebagai
untuk menganalisis hipertensi stadium satu,
perubahan tekanan darah 21 orang responden
pada masing-masing dengan persentase
kelompok. Sedangkan uji 70,0% memiliki
independent sample t-test tekanan darah diastolik
dengan tingkat yang diklasifikasikan
kemaknaan 5% sebagai hipertensi
digunakan untuk stadium satu, 23 orang
menganalisis pengaruh responden dengan
pemberian air rebusan persentase 76,7% tidak
daun alpukat terhadap memiliki faktor risiko
tekanan darah pasien hipertensi oleh karena
hipertensi. merokok, 24 orang
responden dengan
persentase 80,0% tidak
memiliki faktor risiko
hipertensi oleh karena
mengonsumsi keluarga
dengan hipertensi.
BAB V

PEMBAHASAN

A. Pengertian
Daun alpukat adalah daun dengan nama simplisia Folium perseae (Dalimartha, 2008:3).
Morfologi tanaman alpukat menurut Yuniarti (2008) pohon alpukat berakar tunggang, batang
berkayu, berbentuk bulat, dan berwarna cokelat kotor yang ketinggiannya dapat mencapai 3-10 m.
pohon alpukat memiliki banyak cabang dan ranting yang berambut halus. Daun alpukat merupakan
daun tunggal. Daun alpukat muda berwarna kemerahan dan berambut rapat. Daun alpukat tua
berwarna hijau dan gundul. Daun alpuat berbentuk jorong sampai bundar telur memanjang.
Permukaan daun alpukat tebal seperti kulit, ujung dan pangkal daun runcing dan agak menggulung
ke atas. Daun alpukat memiliki tangkai yang panjang tangkainya 1-1.5 cm dan letaknya berdesakan
di ujung ranting.

Menurut United Nation (2003) asal mula tanaman alpukat adalah di dataran tinggi Meksiko
dan Guatemala. Saat ini alpukat banyak didistribusikan di daerah tropis dan subtropis. Tanaman
alpukat biasanya ditanam di taman rumah, bisa juga sebagai peneduh di taman kota. Alpukat
popular di berapa Negara seperti Meksiko, Amerika Tengah, Chili, Spanyol, Israel, Afrika Selatan,
Sri Lanka, India, Indonesia, Philipines, Thailand, dan di negara lainnya.

Menurut Waluyo (2009) daun alpukat mengandung zat kimia alkaloid, saponin, flavonoid,
polifenol, kuersetin, dan gula alkohol persiit. Daun alpukat memiliki kadar air sebesar 5,0%, kadar
abu total 7,03%, kadar sari larut air 6,48%, dan kadar sari larut etanol 1,53%. Hasil penelitian yang
dilakukan oleh Maryati, dkk. (2007) mengenai telaah kandungan kimia daun alpukat menunjukan
bahwa simplisia daun alpukat mengandung flavonoid, saponin, dan steroid atau triterpenoid.

Daun alpukat mengandung senyawa flavonoid yang tinggi. Senyawa flavonoid ini dapat
berfungsi dalam menurunkan kadar kolesterol darah. Hal tersebut disebabkan senyawa flavonoid
dapat mencegah oksidasi Low Densiry Lippoprotein (LDL) sehingga pembentukan sel-sel busa
dan kerusakan lipid tidak terjadi (Astawan, 2008).
Pada lansia terjadi pula penurunan fungsi organ dan perubahan anatomi tubuh. Penyakit
pada lansia berbeda dengan penyakit pada usia dewasa atau muda. Ketika usia masih muda (usia
dewasa), tubuh masih memiliki cadangan sehingga organ masih memberikan reaksi secara
mandiri. Bertanggungjawab terhadap masalah kesehatan keluarga. Koordinator , diperlukan pada
perawatan berkelanjutan agar pelayanan yang komprehansif dapat tercapai. Koordinasi koordinasi
juga sangat diperlukan untuk mengatur program kegiatan atau terapi dari berbagai disiplin ilmu
agar tidak terjadi tumpang tindih dan pengulangan. Pelaksana, perawat yang bekerja dengan klien
dan keluarga baik di rumah, klinik maupu dirumah sakit bertanggungjawab dalam memberikan
perawatan langsung. Kontak pertama perawat kepada keluarga melalui anggota keluarga yang
sakit.

Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah salah satu penyakit paling sering
menyerang lansia. Hipertensi merupakan salah satu penyebab kematian nomor satu secara global.
Komplikasi pembuluh darah yang disebabkan hipertensi dapat menyebabkan penyakit jantung
koroner, infark ( penyumbatan pembuluh darah yang menyebabkan kerusakan jaringan) jantung
(54%), stroke (36%) gagal ginjal (32%). Komplikasi pada organ tubuh menyebabkan angka
kematian tinggi selain penderita itu sendiri keluarga juga harus mengeluarkan biaya lebh banyak
untuk pengobatan dan perawatan bagi anggota keluarga (Sustrani,2006 dalam Utami,2009,2).
Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007 menunjukkan, sebagian besar kasus hipertensi di
masyarakat belum terdiagnosis. Hal ini terlihat dari hasil pengukuran tekanan darah pada usia 18
tahun ke atas ditemukan prevalensi hipertensi di Indonesia sebesar 31,7%, dimana hanya 7,2%
penduduk yang sudah mengetahui memiliki hipertensi dan hanya 0,4% kasus yang minum obat
hipertensi. Hal ini menunjukkan, 76% kasus hipertensi di masyarakat belum terdiagnosis atau 76%
masyarakat belum mengetahui bahwa mereka menderita hipertensi (yoga, 2012 , 5).
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap lansia penderita hipertensi Di Dukuh
Peniten Dan Sinom Desa Karanganom Weleri Kendal diperoleh simpulan sebagai berikut :

Berdasarkan hasil penelitian pada lansia di Dukuh Peniten dan Sinom Desa Karanganom
Keleri Kendal sebagian besar responden berjenis kelamin perempuan yang berjumlah 17 orang.
Berdasarkan hasil penelitian pada lansia didukuh peniten dan sinom desa karanganom weleri
kendal sebagian besar berusia 60 64 berjumlah 10 orang. Lansia di di dukuh peniten dan sinom
desa karanganom weleri kendal sebagian besar mengalami tekanan darah sistole hipertensi stage
2 sebelum diberikan seduhan daun alpukat sejumlah 22 orang , tekanan darah systole lansia
sesudah pemberian seduhan daun alpukat, responden yang mengalami pre hipertensi sejumlah 5
orang.

B. SARAN
Berdasarkan hasil simpulan kesimpulan diatas maka saran-saran yang dapat disampaikan
antara lain sebagai berikut:

1. Bagi peneliti
Peneliti hendaknya terus meningkatkan pengetahuan peneliti dibidang keperawatan
komunitas dan menambah pengetahuan tentang pemanfaatan sumberdaya alam yang ada serta
sebagai dasar penelitian lain guna mengembangkan ilmu pengetahuan.

2. Bagi Masyarakat
Masyarakat hendaknya terus mencari informasi tentang upaya non farmakologis dalam
menurunkan tekanan darah dengan memanfaatkan seduhan daun alpukat bisa dijadikan sebagai
salah satu cara yang bisa diterapkan oleh masyarakat dalam merawat lansia hipertensi.
Memberikan alternatif pengobatan hipertensi dengan memanfaatkan sumberdaya alam yang ada
di masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
STUDI LITERATUR

Pengaruh pemberian seduhan daun alpukat terhadap penurunan tekanan


darah pada lansia dengan hipertensi
Dosen Pengampu : Puji Purwaningsih, S.Kep.,Ns.,M.Kep

Oleh
Anak Agung Gede Dwityo Ari Wibwo
010113a009

Fakultas Keperawatan
Universitas Ngudi Waluyo
Ungaran
2016/2017

You might also like