Professional Documents
Culture Documents
Morbili
Oleh :
Fitra Hadi
2012730127
2016
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat yang sangat luas
kepada kita semua. Atas pertolongan dan kekuasaan-Nya yang begitu sempurna,
penulis dapat menyelesaikan tugas Kepanitraan Ilmu Kesehatan Anak ini. Shalawat
serta salam juga penulis haturkan ke junjungan besar Nabi Muhammad SAW yang telah
membawa umat manusia dari zaman jahiliyah menuju zaman yang penuh cahaya bagi
umat yang betaqwa kepada-Nya.
Penulis
BAB I
LAPORAN KASUS
I. IDENTITAS
Nama : An. F
No kamar : 12
Keluhan Utama
Keluhan Tambahan
Mual (+), Muntah 5 kali sebelum masuk rumah sakit, batuk (+), pilek (+), mata
merah (+)
Nafsu makan berkurang, batuk (+), pilek (+), mata merah (+)
Riwayat kejang demam pada usia 9 bulan, kejang tanpa penurunan kesadaran.
Riwayat Pengobatan
Riwayat Psikososial
Kontak dengan penderita yang memiliki gejala sama tidak diketahui orang tua
Os. OS tinggal bersama kedua orangtua dan keluarganya. Di tetangga tidak
terdapat anak yang menderita seperti OS. OS anak yang aktif dan lincah
Riwayat Alergi
Riwayat Imunisasi
Riwayat Makanan
Ibu pasien rutin memeriksa kandungan ke dokter. Tidak ada riwayat gangguan
saat kehamilan, riwayat persalinan SC, BBL 4100 gram, PB 51 cm, cukup bulan
- Tengkurap : 4 bulan
- Tumbuh gigi : 8 bulan
- Bicara : 1 tahun
- Duduk : 9 bulan
- Berdiri : 1 tahun
- Berjalan : 14 bulan
Kesadaran : Composmentis
TANDA VITAL :
Suhu : 38,6C
Nadi : 138x/menit
STATUS GIZI :
BB : 11 kg
TB : 85 cm
STATUS GENERALIS :
Kepala :
Mata : Mata merah, sklera tidak ikterik, pupil ishokor, refleks cahaya normal.
Hidung : Tidak ada epistaksis, terdapat sekret berwarna bening, nafas cuping
Mulut :
Palpasi : Tidak ada bagian dinding thoraks yang tertinggal, vocal fremitus
simetris.
Perkusi :
Paru : sonor
Jantung : pekak
Auskultasi :
Abdomen :
Palpasi : nyeri tekan tidak ada, massa tidak ada, turgor kulit kembali
cepat
Perkusi : Timpani
Pemeriksaaan laboratorium
RESUME :
Anak perempuan usia 2 tahun, BB = 11 kg datang dengan keluhan demam tinggi sejak
4 hari yll. Disertai batuk, pilek, dan mata merah. Terdapat bercak merah awalnya
dibelakang telinga kemudian menyebar ke muka dan tubuh. OS mual dan muntah 5 kali
SMRS, nafsu makan menurun. Pada pemeriksaan fisik didapatkan, tanda-tanda vital:
Tekanan darah: 100/60 mmHg, Suhu: 38,6C, Nadi: 138x/menit, RR: 32x/menit. Status
Generalis: Mata merah (+/+), sekret hidung (+/+), mukosa bibir kering. Pada
PENATALAKSANAAN :
- IVFD RL 10 tpm
PROGNOSIS :
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 DEFINISI
Campak adalah penyakit akut menular yang disebabkan oleh infeksi virus
campak yang umumnya menyerang anak. Penyakit ini sangat infeksius, dapat
menular sejak masa prodromal sampai lebih kurang 4 hari setelah munculnya
gejala klinik yang khas yaitu terdiri dari 4 stadium yang masing - masing
terjadinya ruam.1
2) Stadium prodromal (2-4 hari), demam tinggi terus menerus ( 38,5oC). Selain
yang muncul pada hari ke-2 atau ke-3 demam. Bercak ini berbentuk tidak
teratur dan kecil berwarna merah terang, di tengahnya didapatkan noda putih
keabuan. Timbulnya bercak Koplik ini hanya sebentar, kurang lebih 12 jam,
3) Stadium Erupsi. Pada demam hari ke-4 atau ke-5 muncul ruam
wajah, leher, dada, ekstremitas atas, bokong, dan akhirnya ekstremitas bawah.
Ruam ini dapat timbul selama 6-7 hari. Demam umumnya memuncak
(mencapai 400C) pada hari ke 2-3 setelah munculnya ruam. Ruam tersebut
dan berubah menjadi kecoklatan yang akan menghilang dalam 7-10 hari.
Penderita campak sangat infeksius sejak 1-2 hari sebelum stadium prodromal,
menduduki tempat ke-5 dalam urutan macam penyakit utama pada bayi (0,7%)
dan tempat ke-5 dalam urutan 10 macam penyakit utama pada anak usia 1-4 tahun
(0,77%). 6
secara tidak teratur. Di daerah perkotaan epidemi campak terjadi setiap 2-4 tahun.
Wabah terjadi pada kelompok anak yang rentan terhadap campak, yaitu daerah
dengan populasi balita banyak mengidap gizi buruk dan daya tahan tubuh yang
lemah. Telah diketahui bahwa campak menyebabkan penurunan daya tahan tubuh
secara umum, sehingga mudah terjadi infeksi sekunder atau penyulit. Penyulit
terjadi 145.700 kematian yang disebabkan oleh campak di seluruh dunia (berkisar
400 kematian setiap hari atau 16 kematian setiap jam) pada sebagian besar anak
mencapai 12.222 kasus. Frekuensi KLB sebanyak 173 kejadian dengan 2.104
kasus. Sebagian besar kasus campak adalah anak-anak usia pra-sekolah dan usia
SD. Selama periode 4 tahun, kasus campak lebih banyak terjadi pada kelompok
umur 5-9 tahun (3591 kasus) dan pada kelompok umur 1-4 tahun.3
Gambar 2. Jumlah kasus campak rutin, frekuensi KLB campak, jumlah kasus
KLB campak tahun 2011 sampai dengan 2014.3
II.3 ETIOLOGI
patogen yang paling menular dikenal. Hampir setiap infeksi virus campak
menimbulkan gejala klinis dan dapat menyebabkan komplikasi serius dan bahkan
fatal, terutama dalam kondisi gizi buruk di negara berkembang, dimana masih
115.000 menjadi 160.000 pasien meninggal karena campak setiap tahun. Tidak
a. Bentuk Virus
kasar dan bergaris tengah 140-200 nm, selubung luar yang terdiri dari lemak
terdiri dari bagian protein yang mengelilingi asam nukleat (RNA). 6,7
Virus berada di sekret nasofaring dan di dalam darah, minimal selama
masa tunas dan dalam waktu yang singkat sesudah timbulnya ruam. Virus
dan beberapa hari pada suhu 0C. Virus tidak aktif pada pH rendah.1,6,7
b. Ketahanan Virus
Virus morbili adalah organisme yang tidak memiliki daya tahan tinggi.
Virus juga dapat diinaktivasi dengan suhu panas (>370C), suhu dingin (<200C),
sinar ultraviolet, serta kadar pH ekstrim (Ph <5 dan >10). Sebaliknya virus ini
mampu bertahan dalam keadaan dingin. Pada suhu -70C dengan media protein
ia dapat bertahan hidup selama 5,5 tahun, sedangkan dalam lemari pendingin
dengan suhu 4 - 6C, dapat hidup selama 5 bulan. Tetapi bila tanpa media
II.4 PATOGENESIS
melalui udara, sejak 1-2 hari sebelum timbul gejala klinis sampai 4 hari setelah
timbul ruam. Di tempat awal infeksi, penggandaan virus sangat minimal dan jarang
kelenjar getah bening regional. Di sini virus memperbanyak diri dengan sangat
banyak (sel Warthin), sedangkan limfosit-T yang rentan terhadap infeksi, turut
aktif membelah.6
lengkap, tetapi 5 - 6 hari setelah infeksi awal, terbentuklah fokus infeksi yaitu
ketika virus masuk ke dalam pembuluh darah dan menyebar ke permukaan epitel
Pada hari ke-9-10, fokus infeksi yang berada di epitel saluran nafas dan
konjungtiva, akan menyebabkan timbulnya nekrosis pada satu sampai dua lapis
sel. Pada saat itu virus dalam jumlah banyak masuk kembali ke pembuluh darah
dan menimbulkan manifestasi klinis dari sistem saluran nafas diawali dengan
keluhan batuk pilek disertai selaput konjungtiva yang tampak merah. Respons
imun yang terjadi ialah proses peradangan epitel pada sistem saluran pernafasan
diikuti dengan manifestasi klinis berupa demam tinggi, anak tampak sakit berat
dan tampak suatu ulsera kecil pada mukosa pipi yang disebut bercak Koplik, yang
hari ke-14 sesudah awal infeksi. Fokus infeksi tidak menyebar jauh ke pembuluh
berkaitan, yaitu koriza dan mata meradang disertai batuk dan demam tinggi dalam
beberapa hari, diikuti timbulnya ruam yang memiliki ciri khas, yaitu diawali dari
belakang telinga kemudian menyebar ke muka, dada, tubuh, lengan dan kaki
a. Anamnesis6
Adanya demam tinggi terus menerus 38,5C atau lebih disertai batuk,
pilek, nyeri menelan, mata merah dan silau bila terkena cahaya (fotofobia),
Pada hari ke 4-5 demam, timbul ruam kulit, didahului oleh suhu yang
meningkat lebih tinggi dari semula.3 Ruam memiliki ciri khas, yaitu diawali
Saat ruam timbul, batuk dan diare dapat bertambah parah sehingga anak
mengalami sesak nafas atau dehidrasi. Adanya kulit kehitaman dan bersisik
b. Pemeriksaan Fisik
Gejala klinis terjadi setelah masa tunas 10-12 hari terdiri dari 3 stadium:6
diikuti dengan batuk, pilek, faring merah, nyeri menelan, stomatitis dan
bertahan selama 5-6 hari. Timbulnya ruam dimulai dari batas rambut
ekstremitas.
dari kasus campak IgM positif pada 1-2 hari setelah timbulnya ruam dan
90% positif pada 3-5 hari setelah timbulnya ruam. IgM dapat tetap
d. Diagnosis
Kumpulan gejala demam, ruam, batuk, pilek dan konjungtivitis adalah dasar
diagnostik untuk campak. Bercak Koplik yang merupakan tanda
patognomonik tidak selalu ditemukan pada saat ruam mencapai puncaknya.
Bercak Koplik dapat ditemukan 50%-70% pasien campak. Konfirmasi
diagnosis ditegakkan dengan ditemukannya sel raksasa multinuklear pada
sediaan apus mukosa nasal dan adanya peningkatan serum antibodi akut.1,8
II.7 DIAGNOSIS BANDING
Pada penyakit ini tidak ada bercak Koplik, tetapi ada pembesaran kelenjar di
daerah suboksipital, ruam lebih halus yang mula-mula timbul pada daerah
wajah lalu menyebar ke batang tubuh dan menghilang dalam waktu 3 hari.
sebesar 10% sampai 30% kasus. Roseola ditandai dengan demam tinggi (sering
> 400C) yang timbul mendadak dan berlangsung selama 3-5 hari. Ruam
coryza.3
4. Penyakit Kawasaki
Dengan gejala demam tinggi, konjungtivitis, dan ruam, tetapi tidak disertai
batuk dan bercak Koplik. Biasanya timbul nyeri dan pembengkakan sendi yang
Kwasiorkor).
pneumonia (1-6%), dan ensefalitis pasca infeksi (1 per 1000 kasus). Resiko
terjadinya komplikasi yang serius lebih tinggi pada bayi dan dewasa.8
1. Otitis Media
Gendang telinga biasanya hiperemis pada fase prodromal dan stadium erupsi.
Jika terjadi invasi bakteri pada lapisan sel mukosa yang rusak karena invasi
virus akan terjadi otitis media purulenta. Dapat pula terjadi mastoiditis.6
2. Bronkopneumonia
basah halus. Pada saat suhu turun, apabila disebabkan oleh virus, gejala
pneumonia akan menghilang, kecuali batuk yang masih dapat berlanjut sampai
beberapa hari lagi. Apabila suhu tidak juga turun pada saat yang diharapkan
dan gejala saluran nafas masih terus berlangsung dapat diduga adanya
pneumonia karena bakteri yang telah mengadakan invasi pada sel epitel yang
telah dirusak oleh virus. Gambaran infiltrat pada foto toraks dan adanya
bisa terjadi dan dapat menjadi fatal bila tidak diberi antibiotik.6
3. Ensefalitis
invasi langsung virus morbili ke dalam otak.. Gejala ensefalitis dapat berupa
demam, kejang, nyeri kepala, letargi, koma dan iritabel yang biasanya muncul
hari ke-2 sampai hari ke-6 setelah munculnya ruam. Umumnya dapat sembuh
sendiri, tetapi pada sekitar 15% kasus terjadi perburukan yang cepat dalam 24
4. Laringitis Akut
Ketika demam turun keadaan akan membaik dan gejala akan menghilang.6
5. Kejang Demam
demam saat ruam keluar. Kejang dalam hal ini diklasifikasikan sebagai kejang,
demam.6
motorik.3 Angka kejadiannya 1 per 25 ribu kasus campak. Insiden tertinggi pada
7. Enteritis
pada fase prodromal. Keadaan ini akibat invasi virus ke dalam sel mukosa usus.
losing enteropathy).6
8. Konjungtivitis
atau antigennya dapat dideteksi pada lesi konjungtiva pada hari-hari pertama
baring, antipiretik, cairan yang cukup, suplemen nutrisi dan vitamin A. Vitamin
1. Suportif
Tirah baring serta pemberian cairan dan nutrisi yang adekuat. Pada suhu tubuh
Dosis tunggal untuk usia < 6 bulan 50.000 IU, usia 6 bulan sampai 1 tahun
dosis tunggal. Jika anak menunjukkan gejala pada mata akibat kekurangan
vitamin A atau dalam keadaan gizi buruk, vitamin A diberikan 3 kali: hari
dengan kain katun yang telah direbus dalam air mendidih, atau lap bersih
yang direndam dalam air bersih. Oleskan salep mata
Perawatan mulut. Jaga kebersihan mulut, beri obat kumur antiseptik bila
0,2 hingga 0,3% dari orang yang terinfeksi dengan campak meninggal karena
Bronkopneumonia
sesak berkurang dan pasien dapat minum obat per oral selama 7-10 hari.
dilakukan setelah anak sehat kembali (3-4 minggu kemudian) oleh karena uji
dehidrasi.6,8
Otitis media
Ensefalopati
dalam 3 dosis sampai kesadaran membaik (bila pemberian lebih dari 5 hari
tinggi di berbagai negara yaitu masih banyaknya orang tua yang ragu-ragu untuk
transmisi.11
Lebih dari 80% kasus di Amerika Serikat terjadi di kalangan orang yang
tidak divaksinasi atau memiliki status vaksinasi tidak diketahui.12 Oleh karena
itu, upaya yang diperlukan mendidik masyarakat bahwa campak adalah penyakit
serius, yang harus segera ditangani, dan bahwa vaksin sangat efektif dalam
mencegah penyakit tersebut karena campak merupakan salah satu penyakit yang
1982. Pada tahun 1963 dibuat dua macam vaksin campak, yaitu:6,8,11
Vaksin yang berasal dari virus campak yang hidup dan dilemahkan (tipe
Edmonstone)
Vaksin yang berasal dari virus campak yang dimatikan (virus campak yang
campak diberikan pada usia 9 bulan. Selanjutnya, vaksin penguat dapat diberikan
pada usia 2 tahun. Apabila vaksin MMR diberikan pada usia 15 bulan, tidak perlu
vaksinasi campak pada usia 2 tahun. Selanjutnya, MMR ulangan diberikan pada
usia 5-6 tahun. Dosis vaksin campak ataupun vaksin MMR 0,5 ml subkutan.3
melakukan perjalanan keluar negeri, bayi berusia 6-11 bulan harus menerima
satu dosis MMR dan anak-anak berusia 12 bulan dan lebih tua harus menerima
dua dosis vaksin MMR dipisahkan oleh setidaknya 28 hari.8,12 Pada penelitian
negeri dan belum divaksinasi. Oleh karena itu, penting untuk melakukan
vaksinasi campak bagi warga sebelum perjalanan ke luar negeri. Selain itu,
deteksi dini kasus dan respon kesehatan masyarakat yang cepat untuk wabah
primer, pasien tuberculosis yang tidak diobati, pasien kanker atau transplantasi
imunosupresi berat dan tanpa bukti kekebalan terhadap campak, bias mendapat
imunisasi campak.3
Reaksi KIPI (Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi) yang dapat terjadi pasca-
vaksinasi campak berupa demam pada 5-15% kasus, yang dimulai pada hari ke
5-6 sesudah imunisasi, dan berlangsung selama 5 hari. Ruam dapat dijumpai
pada 5% resipien, yang timbul pada hari ke-7 s/d 10 sesudah imunisasi dan
berlangsung selama 2-4 hari. Reaksi KIPI dianggap berat jika ditemukan
gangguan sistem saraf pusat, seperti ensefalitis dan ensefalopati pasca
imunisasi.3
II.11 PROGNOSIS
Mortalitas dan morbiditas meningkat pada penderita dengan faktor resiko yang
mencapai 1-3%, dapat meningkat sampai 5-15% saat terjadi KLB campak.3
risiko kematian yang lebih tinggi pada pasien keganasan atau yang terinfeksi
1. Smith S. Infeksi yang Ditandai Ruam dan Demam. In: Marcdante KJ, Kleigman RM,
Behrman RE, editors. Nelson Ilmu Kesehatan Anak Esensial. 6th ed. Jakarta: Ikatan
2. who.int [homepage on the Internet]. World Health Organization: Measles, [updated 2016
http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs286/en/
4. Naim HY. Measles Virus: A pathogen, vaccine, and a vector. Landes Bioscience. 2015
Jan;11(1):21-6.
5. Liwu TS, Rampengan NH, Tatura SN. Hubungan Status Gizi dengan Berat Ringannya
6. Soedarmo SS, Gama H, Hadinegoro SR, Satari IH, editors. Buku Ajar Infeksi dan Pediatri
Tropis. 2nd ed. Jakarta: Ikatan Dokter Anak Indonesia; 2012. p.109-18.
content/uploads/2015/10/penyakit-pada-anak-730x430.png
10. World Health Organization. Pocket Book of Hospital Care for Children [monograph on
the Internet]. Switzerland: World Health Organization Press; 2013 [cited 2016 Jun 29].
Available from:
http://www.ichrc.org/sites/default/files/pocket%20book%20high%20res_0.pdf.
11. Orenstein W, Seib K. Mounting a Good Offense Against Measles. N Eng J Med. 2014
Oct 30;371:1661-3.
12. Clemmons NS, Gastanaduy PA, Fiebelkorn AP, Redd SB, Wallace GS. Measles-United
States. Centers for Disease Control and Prevention. 2015 Apr 17;64(14):373-6.