You are on page 1of 5
MENTER! PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA. NOMOR PM 88 TAHUN 2014 TENTANG PENGATURAN UKURAN KAPAL ANGKUTAN PENYEBERANGAN DI LINTAS MERAK-BAKAUHENI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA. MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang Mengingat bahwa berdasarkan Pasal 66 ayat (1) hurufe Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2010 tentang Angkutan di Perairan, penempatan kapal yang akan diopersikan pada setiap lintas penyeberangan harus memenuhi persyaratan kescimbangan antara _kebutuhan pengguna jasa (demand) dan penyedia jasa angkutan (supply); bahwa untuk menjaga_keseimbangan _antara kebutuhan pengguna jasa (demand) dan penyedia jasa angkutan (supply) serta. = dalam ~—rangka mengoptimalkan kapasitas terpasang dermaga di lintas penyeberangan merak-bakauheni, dapat dilakukan penambahan kapal atau penggantian kapal dengan ukuran lebih besar dalam hal frekuensi pelayanan kapal di lintas penyeberangan sudah optimal; bahwa berdasarkan pertimbangan _sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Perhubungan tentang Pengaturan Ukuran Kapal Angkutan Penyeberangan Di Lintas Merak-Bakauheni. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran (Lembaran Negara Tahun 2008 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4849); Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2010 tentang Angkutan di Perairan (Lembaran Negara Tahun 2011 Nomor 43, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5208) sebagaimana diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2011; 3. Peraturan. . . -2- Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara, sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 13 Tahun 2014 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 24); Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara, sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 135 Tahun 2014 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 273); Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM 60 tahun 2010 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perhubungan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 68 Tahun 2013 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 1113); Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 26 Tahun 2012 tentang = —-Penyelenggaraan = Angkutan Penyeberangan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 529); MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN — TENTANG PENGATURAN UKURAN KAPAL ANGKUTAN PENYEBERANGAN DI LINTAS MERAK-BAKAUHENI Pasal 1 Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan: iF Angkutan Penyeberangan adalah angkutan yang berfungsi sebagai jembatan yang menghubungkan jaringan jalan dan/atau jaringan jalur kereta api yang dipisahkan oleh perairan untuk — mengangkut penumpang dan kendaraan beserta muatannya. . Usaha Angkutan Penyeberangan adalah usaha di bidang angkutan yang diselenggarakan untuk umum pada lintas penyeberangan dengan memungut bayaran dengan menggunakan kapal yang memiliki spesifikasi yang sesuai dengan kondisi teknis dan operasional prasarana, sarana, dan perairan. . Izin Usaha Angkutan Penyeberangan adalah izin yang diberikan untuk mendirikan perusahaan angkutan penyeberangan, 4. Persetujuan ... -2- Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara, sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 13 Tahun 2014 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 24); Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara, sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 135 Tahun 2014 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 273); Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM 60 tahun 2010 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perhubungan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 68 Tahun 2013 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 1113); Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 26 Tahun 2012 tentang == Penyelenggaraan = Angkutan Penyeberangan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 529); MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN TENTANG PENGATURAN UKURAN KAPAL, ANGKUTAN PENYEBERANGAN DI LINTAS MERAK-BAKAUHENI Pasal 1 Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan: 1. Angkutan Penyeberangan adalah angkutan yang berfungsi sebagai jembatan yang menghubungkan jaringan jalan dan/atau jaringan jalur kereta api yang dipisahkan oleh perairan untuk — mengangkut penumpang dan kendaraan beserta muatannya. Usaha Angkutan Penyeberangan adalah usaha di bidang angkutan yang diselenggarakan untuk umum pada lintas penyeberangan dengan memungut bayaran dengan menggunakan kapal yang memiliki spesifikasi yang sesuai dengan kondisi teknis dan operasional prasarana, sarana, dan perairan. Izin Usaha Angkutan Penyeberangan adalah izin yang diberikan untuk mendirikan perusahaan angkutan penyeberangan. 4. Persetujuan ... -3- 4. Persetujuan Pengoperasian - Kapal = Angkutan Penyeberangan adalah persetujuan yang diberikan untuk setiap kapal dalam melaksanakan kegiatan angkutan penyeberangan pada lintas penyeberangan yang ditentukan. 5. Lintas Penyeberangan adalah suatu alur perairan di laut, selat, teluk, sungai danjatau danau yang ditetapkan sebagai lintas penyeberangan. 7. Badan Usaha adalah Badan Usaha Milik Negara, Badan Usaha Milik Daerah, atau badan hukum Indonesia yang khusus didirikan untuk usaha angkutan penyeberangan. 8. Menteri adalah Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pelayaran. 9. Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal yang bertanggung jawab di bidang lalu lintas dan angkutan penyeberangan. Pasal 2 Kapal angkutan penyeberangan yang beroperasi pada lintas Merak-Bakauheni berukuran paling sedikit 5.000 GT. Pasal 3 Perusahaan angkutan penyeberangan yang telah memiliki persetujuan pengoperasian kapal pada lintas Merak- Bakauheni wajib mengoperasikan kapal dengan ukuran paling sedikit 5.000 GT dalam waktu paling lama 4 (empat) tahun sejak Peraturan Menteri ini mulai berlaku. Pasal 4 Perusahaan angkutan penyeberangan yang tidak dapat memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 dan bermaksud mengoperasikan kapalnya di lintas penyeberangan lain, diberi kemudahan berupa prioritas dalam mendapatkan persetujuan pengoperasian kapal pada lintas penyeberangan yang memungkinkan. Pasal 5 Perusahaan angkutan penyeberangan yang akan mengoperasikan kapal pada lintas penyeberangan lain sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 agar menyampaikan kepada pemberi persetujuan pengoperasian kapal, untuk diberikan persetujuan pengoperasian kapal baru sesuai dengan lintas yang dilayani sebagai pengganti persetujuan pengoperasian kapal di lintas Merak-Bakauheni. Pasal6... Pasal 6 (1) Terhadap kapal yang saat ini masih beroperasi dengan ukuran < 5.000 GT tetap dapat beroperasi pada lintas Merak-Bakauheni dan secara _berangsur-angsur sampai dengan jangka waktu paling lama 4 (empat) tahun dipersiapkan untuk dialihkan ke lintas yang lain. (2) Kapal sebagaimana tersebut pada ayat (1) di atas terhitung 4 (empat) tahun sejak diundangkannya Peraturan Menteri ini sudah harus beralih dengan ukuran 5.000 GT. (3) Ship Traffic Control (STC) terhadap _lintas penyeberangan diatur melalui standar operasi dan prosedur yang dibuat oleh Otoritas Pelabuhan Penyeberangan. Pasal 7 Direktur Jenderal_melaksanakan pembinaan dan pengawasan teknis terhadap pelaksanaan Peraturan Menteri Perhubungan ini. Pasal 8 Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada _tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Menteri_— ini. dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 17 Desember 2014 MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA, ttd IGNASIUS JONAN Diundangkan di Jakarta pada tanggal 24 Desember 2014 MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, ttd YASONNA H. LAOLY BERITA NEGARA REPJJBLIK INDONESIA TAHUN 2014 NOMOR 1984 DR.UMAWARIS, SH, MM, MH Pembina Utama Madya (IV/d) NIP. 19630220 198903 1 001

You might also like