You are on page 1of 12

34

BAB 3
METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan suatu strategi untuk mencapai tujuan

penelitian yang telah ditetapkan dan berperan sebagai pedoman peneliti pada

proses penelitian (Nursalam, 2008). Desain penelitian ini menggunakan Pre

experimental designs dengan rancangan one group pretest posttest design.

Penelitian dilakukan dengan membandingkan hasil posttest dengan prettest.

Pretest yaitu resiko jatuh responden diukur sebelum dilakukan intervensi (latihan

keseimbangan) dan posttest diukur setelah dilakukan intervensi (Notoatmodjo,

2012).

Pretest Perlakukan Posttest


01 X 02

Keterangan:

01 : pengukuran pertama (pretest) resiko jatuh responden

02 : pengukuran kedua (posttest) resiko jatuh responden

X : perlakuan/intervensi (latihan keseimbangan)

3.2 Kerangka Kerja

Kerangka kerja (Frame Work) adalah tahapan atau langkah-langkah

kegiatan penelitian yang akan dilakukan untuk mengumpulkan data yang akan

diteliti untuk mencapai tujuan penelitian (Nursalam, 2008). Kerangka pada

penelitian ini dapat dilihat pada gambar 3.1.

Populasi
Seluruh lansia di Panti Werdha Pangesti Lawang bulan November 2016 berjumlah
57 orang
35

Sampel
Sebagian lansia di Panti Werdha Pangesti Lawang bulan Pebruari 2017 berjumlah
minimal 16 orang

Sampling
Teknik sampling menggunakan Purposive sampling

Desain Penelitian
Pre experimental designs dengan rancangan one group pretest
posttest design

Variabel Penelitian
Independen: Latihan keseimbangan
Dependen: Resiko jatuh

Pengumpulan Data
Instrumen penelitian menggunakan lembar observasi

Pengolahan dan Analisis Data


Editing, coding, scoring, trasfering tabulating
uji statistik paired t test

Penyajian Hasil Penelitian


Tabel distribusi frekuensi

Penarikan Kesimpulan
Jika value>0.05: Ada pengaruh latihan keseimbangan terhadap resiko jatuh
Jika value<0.05: Tidak ada pengaruh latihan keseimbangan terhadap resiko jatuh

Gambar 3.1 Bagan Kerangka Kerja Pengaruh Latihan Keseimbangan


Terhadap Penurunan Resiko Jatuh Pada Lansia di Panti
Werdha Pangesti Lawang

3.3 Populasi, Sampel dan Sampling


36

3.3.1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek

yang mempunyai karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2011). Populasi dalam

penelitian ini adalah seluruh lansia di Panti Werdha Pangesti Lawang periode

bulan November 2016 berjumlah 57 orang.

3.3.2 Sampel

Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi (Sugiyono, 2011). Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian lansia di

Panti Werdha Pangesti Lawang periode bulan November 2016 yang sesuai dengan

kriteria inklusi dan eksklusi. Besar sampel dihitung menggunakan rumus menurut

Hidayat (2007) yaitu:

(t-1)(n-1) 15

Keterangan:

t = Perlakuan

n= Besar sampel

Dari rumus di atas maka dapat dihitung besar sampel yaitu:

(2-1)(n-1) 15

1(n-1) 15

(n-1) 15

n15+1

n16

Jadi besar sampel minimal adalah 16 responden.

3.3.3 Sampling
37

Sampling merupakan proses menyeleksi porsi dari populasi untuk dapat

mewakili agar memperoleh sampel yang sesuai dengan keseluruhan subjek

penelitian (Sugiyono, 2011). Sampling dalam penelitian menggunakan purposive

sampling, yaitu pengambilan sampel berdasarkan pertimbangan tertentu sesuai

dengan kriteria yang telah ditentukan terlebih dulu (Sugiyono, 2011).

3.3.4 Kriteria Inklusi dan Eksklusi

1. Kriteria inklusi

Kriteria inklusi merupakan karakteristik subjek penelitian dari suatu populasi

target yang terjangkau yang akan diteliti (Nursalam, 2008). Kriteria inklusi

dalam penelitian ini adalah:

a. Lansia yang berusia 60 tahun mampu berkomunikasi verbal.

b. Lansia yang bersedia menjadi responden

c. Lansia yang mempunyai resiko jatuh dengan < 25

d. Lansia yang mampu berjalan tanpa alat bantu

2. Kriteria eksklusi

Kriteria eksklusi adalah menghilangkan atau mengeluarkan subjek dari

penelitian karena berbagai sebab atau tidak untuk diteliti (Nursalam, 2008).

Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah:

a. Lansia yang tidak berada ditempat pada saat penelitian


b. Lansia menderita gangguan mobilitas fisik
c. Lansia menderita gangguan pada vestibular
d. Lansia yang sedang sakit
e. Lansia yang hanya mengikuti beberapa latihan keseimbangan

3.4 Identifikasi Variabel dan Definisi Operasional

3.4.1 Identifikasi Variabel


38

Variabel adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat, atau ukuran yang

dimiliki atau didapatkan oleh satuan penelitian tentang sesuatu konsep pengertian

tertentu (Notoatmodjo, 2010). Dalam penelitian ini ada tiga variabel, yaitu

variabel independen, variabel dependen dan variable perancu

1. Variabel independen

Variabel independen adalah variabel yang nilainya menentukan variabel lain

(Notoatmodjo, 2010). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel independen

adalah latihan keseimbangan

2. Variabel dependen

Variabel dependen adalah variabel yang ditentukan oleh variabel lain.

(Notoatmodjo, 2010). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel dependen

adalah resiko jatuh.

3. Variabel perancu

Variabel perancu merupakan variabel yang berhubungan variabel bebas dan


variabel terikat, tetapi bukan variabel antara (Nursalam 2013). Dalam
penelitian yang menjadi variabel perancu adalah usia, jenis kelamin, kondisi
kesehatan, status pekerjaan.
3.4.2 Definisi Operasional

Definisi operasional adalah unsur penelitian yang menjelaskan bagaimana

caranya menentukan variabel dan mengukur suatu variabel, sehingga definisi

operasional ini merupakan suatu informasi ilmiah yang akan membantu peneliti

lain ingin menggunakan variabel yang sama (Setiadi, 2007). Definisi operasional

dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 3.1 berikut:


39

Tabel 3.1 Definisi Operasional Pengaruh Latihan Keseimbangan Terhadap Penurunan Resiko Jatuh Pada Lansia di Panti
Werdha Pangesti Lawang

Skala
Variabel Definisi Operasional Indikator Alat Ukur Skor
Data
Independen: Latihan fisik yang Gerakan latihan fisik lansia yang - Stop wacth - -
Latihan dilakukan secara teratur terdiri dari latihan keseimbangan 1 - Kursi
Keseimbangan 3 kali seminggu selama 2 sampai latihan keseimbangan 8
minggu di Panti Werdha
Pangesti Lawang
Dependen: Potensi gangguan fungsi Menggunakan tes kajian mobilitas - Tes kajian Interval Mampu :2
Resiko Jatuh keseimbangan tubuh yang terdiri 10 skala keseimbangan masalah mobilitas Kurang mampu : 1
pada lansia yang diukur dan 5 gaya berjalan antara lain: - Stop Tidak mampu :0
menggunakan tes kajian 1. Posisi berdiri ke duduk wacth Kemudian dijumlah hasilnya
mobilitas di Panti 2. Duduk ke berdiri - SOP
Werdha Pangesti Lawang 3. Berdiri segera
4. Berdiri bersebelahan
5. Pinggang ke belakang
6. Berdiri dengan satu kaki
7. Berdiri semi tandem
8. Mengambil benda dari lantai
9. Berdir dengan ujung-ujung jari
10. Berdiri dengan tumit
11. Permulaan gaya berjalan
12. Jalan yang menyimpang
13. Langkah yang tertinggal
14. Berbelok ketika berjalan
15. Melewati rintangan
40

3.5 Pengumpulan Data dan Analisis Data

3.5.1 Pengumpulan Data

1. Proses Pengumpulan Data

Prosedur proses pengumpulan data sebagai berikut :

a. Peneliti mengajukan permohonan ijin ke Poltekes Kesehatan dr.

Soepraoen Malang.

b. Setelah disetujui peneliti melanjutkan ijin kepada Panti Werdha Pangesti

Lawang.

c. Setelah mendapatkan ijin, peneliti menentukan daftar responden.

d. Sebelum penelitian dilakukan, peneliti menjelaskan tujuan penelitian

kepada responden tentang manfaat penelitian.

e. Setelah memahami tujuan penelitian, responden menandatangani surat

pernyataan kesediaan menjadi responden.

f. Selama penelitian, peneliti dibantu oleh 2 orang enumerator (petugas) di

Panti Werdha Pangesti Lawang yang berperan sebagai instruktur yang

memberikan pelatihan keseimbangan maupun observer pelaksanaan

penilaian resiko jatuh pada responden.

g. Melakukan pengukuran pertama (prettest) untuk mengetahui derajat

resiko jatuh.

h. Meminta responden melakukan latihan keseimbangan sebanyak 3 kali

seminggu selama 4 minggu

i. Melakukan pengukuran kedua (posttest) untuk mengetahui derajat resiko

jatuh setelah melakukan latihan keseimbangan.


41

j. Setelah itu peneliti mengumpulkan data dan mengecek kelengkapannya,

setelah data terkumpul, peneliti melakukan pengolahan dan analisis data.

2. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen adalah suatu alat yang diperlukan dalam pengumpulan data dengan

cara apapun (Nursalam, 2008). Instrumen pengumpulan data yang digunakan

dalam penelitian ini adalah menggunakan lembar observasi. Observasi

adalah sejumlah pengamatan yang dilakukan sendiri oleh peneliti dengan

mengukur derajat resiko jatuh pada responden dengan menggunakan skala

kajian mobilitas.

3. Waktu dan Tempat Pengumpulan Data

a. Waktu : Pengumpulan data akan dilaksanakan pada bulan Pebruari

2017

b. Tempat: Penelitian akan dilakukan di Panti Werdha Pangesti Lawang

3.5.2 Analisis Data

1. Langkah-langkah analisis data untuk masing-masing variabel

a. Editing

Merupakan melakukan pemeriksaan dari hasil hasil observasi untuk

mengetahuan kelengkapan data. Dimana peneliti melakukan penelitian

terhadap data yang diperoleh dan diteliti apakah terdapat kekeliruan atau

tidak dalam pencatatan (Hidayat, 2010).

b. Coding

Coding adalah mengklasifikasi hasil observasi dari para responden ke

dalam kategori. Klasifikasi dilakukan dengan cara memberi tanda/kode

berbentuk angka pada masing-masing jawaban. Hal ini bertujuan untuk


42

memudahkan pengolahan data dan analisis data. Pemberian kode dalam

penelitian ini dilakukan sebagai berikut :

1) Responden

Responden 1 : kode 1
Responden 2 : kode 2, dan seterusnya.

2) Usia

60-74 tahun : kode 1


75-90 tahun : kode 2
> 90 tahun : kode 3

3) Jenis kelamin

Laki-laki : kode 1
Perempuan : kode 2

4) Pendidikan

Tidak tamat SD : kode 1


SD : kode 2
SMP : kode 3
SMA : kode 4
Perguruan Tinggi : kode 5

5) Pekerjaan

Bekerja : kode 1
Tidak bekerja : kode 2

6) Status Perkawinan

Menikah : kode 1
Tidak menikah : kode 2
Duda : kode 3
Janda : kode 4

c. Scoring

Scoring adalah memberikan skor terhadap item-item yang perlu diberi

skor (Hidayat, 2010). Penilaian pada risiko jatuh diberi skor dengan

skala 0-2 nilai maksimum 32 poin, dengan ketentuan mampu melakukan


43

item kegiatan diberi nilai 2, kurang mampu diberi nilai 1 dan tidak

mampu melakukan diberi nilai 0, kemudian dijumlah hasilnya.

d. Transfering

Transfering adalah memindahkan jawaban, kedalam media tertentu

(Hidayat, 2010). Transfering dalam penelitian ini yaitu memasukkan

kode jawaban kedalam komputer untuk selanjutnya diolah dengan

bantuan software komputer.

5) Tabulating

Tabulating adalah proses pengolahan data yang bertujuan untuk membuat

tabel-tabel yang dapat memberikan gambaran statistik.

2. Uji Statistik

Analisis statistik dibagi menjadi dua yaitu analisis univariat dan

bivariat. Analisis univariat dilakukan untuk mendeskripsikan karakteristik

responden dengan menggunakan distribusi frekuensi yang disajikan dalam

bentuk tabel atau grafik untuk mengetahui proporsi masing-masing variabel.

Karakteristik responden meliputi usia, pendidikan, pekerjaan dan status

perkawinan. Untuk mendeskripsikan variabel resiko jatuh sebelum dan

sesudah melakukan latihan keseimbangan menggunakan mean, median,

modus dan standar deviasi. Analisis bivariat menggunakan uji statistik yang

didasarkan pada skala data, karena skala data merupakan skala interval, maka

uji statistik yang sesuai untuk membandingkan dua perlakuan antara pretest

dan postest yaitu uji t berpasangan (paired t test) dengan syarat data

berdistribusi normal. Apabila distribusi data tidak normal maka data

ditransformasi agar menjadi normal. Dan apabila data tetap tidak normal
44

maka menggunakan uji statistik nonparametrik dalam hal ini uji Wilcoxon

math pairs test.

3. Penarikan kesimpulan

Jika pvalue (sig.)< () 0,05, maka H1 diterima, berarti ada pengaruh latihan

keseimbangan terhadap penurunan resiko jatuh pada lansia

Jika pvalue (sig.)>() 0,05, maka H1 ditolak, berarti tidak ada pengaruh

latihan keseimbangan terhadap penurunan resiko jatuh pada lansia (Uyanto,

2007).

4. Analisis data pada penelitian ini menggunakan bantuan software program

SPSS versi 17.0

3.6 Etika Penelitian

Menurut Hidayat (2010) dalam melakukan penelitian perlu untuk

mendapatkan adanya rekomendasi dari institusi atas pihak lain dengan

mengajukan permohonan ijin kepada institusi atau lembaga tempat penelitian

dengan menekankan masalah etika yang meliputi:

3.6.1 Persetujuan (Informed Consent)

Informed consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dengan

responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan. Informed

consent tersebut diberikan sebelum penelitian dilakukan dengan

memberikan lembar persetujuan untuk menjadi responden.

3.6.2 Tanpa Nama (Anonimity)

Memberikan jaminan dalam penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak

memberikan atau mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur dan

hanya menuliskan kode hasil penelitian yang akan disajikan


45

3.6.3 Kerahasiaan (Confidentiality)

Memberikan jaminan kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun

masalah-masalah lainnya. Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin

kerahasiaan oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan

diaporkan pada hasil.

3.6.4 Bebas dari penderitaan

Penelitian ini dilaksanakan tanpa mengakibatkan penderitaan pada subyek.

3.6.5 Bebas dari eksploitasi

Partisipasi responden tidak akan digunakan untuk hal-hal yang merugikan

dalam bentuk apapun.

3.6.6 Right to Self determination

Subyek penelitian tidak boleh dipaksa untuk menjadi responden tanpa ada

sanksi apapun.

3.7 Keterbatasan

Karena keterbatasan waktu yang dimiliki peneliti, maka waktu melakukan

intervensi berupa latihan keseimbangan pada responden hanya dilakukan selama 2

minggu, sehingga akan mempengaruhi keakuratan hasil penelitian.

You might also like