You are on page 1of 7

Jurnal Sains, Teknologi dan Industri, Vol. 11, No. 2, Juni 2014, pp.

160 - 166
ISSN 1693-2390 print/ISSN 2407-0939 online

REKONFIGURASI SISTEM DISTRIBUSI 20 KV


GARDU INDUK TELUK LEMBU DAN PLTMG LANGGAM POWER
UNTUK MENGURANGI RUGI DAYA DAN DROP TEGANGAN

Abrar Tanjung
Jurusan Teknik Elektro Universitas Lancang Kuning
Jl. Yos Sudarso Km. 08 Rumbai Telp. (0761) 52324
email : Abrartanjung_1970@yahoo.co.id

ABSTRAK

Gardu Induk Teluk lembu untuk memenuhi kebutuhan energi listrik sepanjang jalan Lintas timur
Kabupaten Pelalawan meliputi daerah Kulim, Pasir putih,Sei kijang mati sampai Pangkalan kerinci
sedangkan PLTMG Langgam Power untuk memenuhi sebahagian kebutuhan energi listrik daerah SP dan
lintas timur Kota Pangkalan kerinci. Beban Feeder Cemara untuk memenuhi kebutuhan energi listrik
sepanjang jalan lintas timur kabupaten pelalawan sudah cukup tinggi. Sehingga menyebabkan rugi daya
(power losses) dan jatuh tegangan (voltage drop) cukup tinggi. Akibatnya kualitas pelayanan listrik menjadi
rendah. Untuk mengurangi beban pada Feeder Cemara, maka akan dilakukan Rekonfigurasi dari Feeder
Cemara Gardu Induk teluk lembu ke Feeder Langgam PLTMG langgam Power.
Berdasarkan hasil analisa pembahasan dan perhitungan menggunakan Program ETAP 7.5 tegangan
terendah pada saluran Feeder Cemara terdapat pada trafo TR.1064 sebesar 16,27 kV sedangkan tegangan
terendah pada Feeder Langgam pada trafo SP.26 sebesar 19,87 kV dengan rugi daya total sebesar 731,04
kW. Setelah dilakukan rekonfigurasi, maka rekonfigurasi 2 maka tegangan terendah Feeder Cemara terdapat
pada trafo TR.1102 sebesar 18,70 kV, pada saluran Feeder Langgam yaitu pada trafo SP.26 sebesar 19,05 kV
dan pada saluran Feeder Pasir putih pada trafo ST.262 sebesar 18,78 kV dengan rugi daya total sebesar
410,65 kW. Penghematan rugi daya total diperoleh sebesar 320,39 kW

Kata Kunci : Gardu induk, rugi daya, rekonfigurasi

ABSTRACT

Substation ox bay to meet the needs of electrical energy along the road along the east Pelalawan
covers an area Kulim , white sand , Sei dead deer to Base kerinci while PLTMG Langgam Power to meet the
electricity needs of the region sebahagian SP and the eastern city of Pangkalan Kerinci . Fir Feeder load to
meet the needs of electrical energy along the highway east Pelalawan already quite high . Causing loss of
power ( power losses ) and the voltage drop ( voltage drop ) is quite high . As a result the quality of electrical
service to be low . To reduce the load on Fir Feeder , it will be Reconfiguration of fir Feeder bay substation
feeder calf to Langgam PLTMG style Power .
Based on the analysis and discussion of the calculation using ETAP 7.5 Program lowest voltage
at Fir Feeder channel contained on TR.1064 of 16.27 kV transformer while the lowest voltage at Feeder
Langgam on SP.26 of 19.87 kV transformer with power losses totaling 731 , 04 kW . After reconfiguration ,
the reconfiguration of the lowest voltage Feeder 2 Fir contained in TR.1102 of 18.70 kV transformer , the
feeder channel Langgam namely at 19.05 kV transformer SP.26 and the white sand feeder channel on
transformer ST.262 amounted to 18.78 kV with a total power loss of 410.65 kW . Savings in total power
losses obtained at 320.39 kW

Keywords : parent substation, power losses, reconfiguration

PENDAHULUAN dengan kebutuhan sehari-hari tidak terlepas


Sistem tenaga listrik merupakan salah dari kebutuhan akan tenaga listrik, karena
satu tenaga yang sangat dibutuhkan oleh tenaga listrik adalah kebutuhan yang pokok
masayarakat, perkantoran, industri, dan lain bagi kehidupan masyarakat modern. Selain
sebagainya, segala aktifitas yang berkaitan itu, tenaga listrik merupakan salah satu tolak

160
Tanjung/Rekonfigurasi Sistem Distribusi 20 KV

ukur perkembangan suatu daerah, semakin BAHAN DAN METODE


berkembangnya suatu daerah, maka Parameter jatuh tegangan rata-rata dan
kebutuhan tenaga listrik juga semakin faktor tegangan tak seimbang terjadi
meningkat. perubahan yang semakin baik untuk semua
Kebutuhan listrik yang meningkat kasus pada masing-masing variasi pola beban.
hingga jauh di pelosok daerah, maka PT. PLN Untuk parameter total rugi saluran hasilnya
(Persero) Wilayah Riau dan Kepulauan Riau bervariasi pada setiap kasus. Hasil pengujian
membangun Pembangkit Listrik Tenaga menunjukkan parameter total daya kompleks
Mesin Gas (PLTMG) Langgam Power yang tak seimbang tidak berubah untuk semua
terletak di Km 22 Kecamatan Langgam kasus pada semua variasi pola beban.
Kabupaten Pelalawan sebagai pembantu Parameter arus netral trafo mempunyai nilai
suplai energi listrik kabupaten Pelalawan. sama pada semua kasus. [1]
Secara teknis sistem distribusi kelistrikan PT. Rekonfigurasi saluran distribusi tenaga
PLN (Persero) Rayon Pangkalan Kerinci listrik menggunakan Genetic Algorithm
termasuk dalam jaringan transmisi Sistem dengan menggunakan metode Breeder
Sumbar-Riau melalui Gardu Induk (GI) Teluk Genetika Algoritma (BGA) yang telah
Lembu.OGF Cemara Gardu Induk Teluk dikembangkan dalam optimasi beban
Lembu memenuhi kebutuhan listrik kabupaten seimbang untuk konfigurasi saluran distribusi
pelalawan meliputi daerah Lintas timur, tegangan menengah. Hasil analisis
Seikijang mati, Simp.Langgam, Pasir putih menggunakan BGA menunjukkan konfigurasi
dan Cemara gading. baru yang optimal dengan losses terendah
Perbandingan hasil aliran daya sistem serta lebih cepat konvergen jika dibandingkan
14 bus dan hasil aliran daya pada journal dengan Genetic Algorithm (GA) biasa,
IEEE tidak memberikan penyimpangan yang sehingga dapat menurunkan rugi daya aktif
jauh berbeda, berarti hasil yang diperoleh sebesar 12,278 kW 11,835 kW = 0,443 kW
adalah sesuai dan tidak diragukan, sehingga (37%) serta jatuh tegangan untuk masing-
permodelan ini dapat dijadikan model masing feeder masih dalam batas toleransi
alternatif pada penyelesaian aliran daya yang (+5%, dan -5%), minimum sebesar 0,01% dan
sederhana dan rasional [3]. maksimum sebesar 2,5% [2].
Tujuan penelitian dilakukan untuk
menganalisa dan menghitung rugi daya dan 2.1 Sistem Tenaga Listrik
drop tegangan dengan merenkofigurasi sistem Sistem tenaga listrik terdiri dari
distribusi 20 kV dari Feeder Cemara Gardu komponen-komponen listrikseperti :
Induk Teluk Lembu ke Feeder generator, transformator, saluran transmisi,
LanggamPLTMG Langgam Power, sehingga saluran distribusi, dan beban sistem yang
dapat m ngurangi rugi daya dan drop tegangan merupakan satu kesatuan sehingga
menggunakan program ETAP 7.5. membentuk suatu sistem yang disebut sistem
Permasalahan utama pada sistem ini distribusi tenaga listrik. Contoh diagram garis
adalah pembebanan Feeder Cemara untuk (single line diagram) untuk sistem tenaga
melayani Lintas timur dan sekitarnya sudah seperti pada Gambar 1.
cukup besar, sehingga rugi daya (Power Untuk keperluan penyediaan tenaga
Losses) dan jatuh tegangan (Voltage Drop) listrik bagi para pelanggan, diperlukan
pada Feeder tersebut cukup besar pula. Hal ini berbagai peralatan listrik. Berbagai peralatan
menyebabkan kualitas pelayanan listrik listrik ini dihubungkan satu sama lain
menjadi rendah. Berdasarkan permasalahan mempunyai inter relasi dan secara
pada sistem distribusi dilakukan analisa dan keseluruhan membentuk suatu sistem tenaga
perhitugan dengan rekonfigurasi listrik. Yang dimaksud dengan sistem tenaga
menggunakan program ETAP 7.5 untuk listrik disini adalah sekumpulan Pusat Listrik
meminimalkan rugi daya dan drop tegangan dan Gardu Induk (Pusat Beban) yang satu
untuk kondisi sistem distribusi yang lebih baik sama lain dihubungkan oleh jaringan
sesuai standar perusahaan listrik negara transmisi sehingga merupakan sebuah
(SPLN). kesatuan interkoneksi [5].

Jurnal Sains, Teknologi dan Industri, Vol. 11, No. 2, Juni 2014, pp. 160 166 161
Jurnal Sains, Teknologi dan Industri, Vol. 11, No. 2, Juni 2014, pp. 160 - 166
ISSN 1693-2390 print/ISSN 2407-0939 online

Tenaga listrik yang telah dihasilkan 10% dan +5%. Berdasarkan konfigurasi
pada pusat listrik akan ditransmisikan saluran ada beberapa jenis saluran distribusi
kebeban melalui saluran transmisi. Sebelum tegangan menengah yang digunakan, yaitu ;
ditransmisikan, tegangan dinaikkan sistem saluran distribusi radial, sistem saluran
menggunakan transformator penaik tegangan distribusi loop, dan sistem saluran distribusi
(step-up) pada pusat listrik.Tegangan tersebut spindel.
dinaikkan kelevel tegangan tinggi (antara
tegangan 70 kV sampai 150 kV) atau 2.3 Sistem Saluran Distribusi Radial
tegangan ekstra tinggi (diatas 150 kV).Saluran Pada saluran radial mempunyai satu
transmisi yang digunakan bisa berupa saluran jalan aliran daya ke beban. Sistem ini biasa
udara maupun kabel tanah.[3]. dipakai untuk melayani daerah beban dengan
Suplay Daya dari
kerapatan beban rendah dan sedang. Pada
pembangkit lain
sistem saluran radial sebuah feeder
menyalurkan tenaga listrik yang terpisah
antara feeder satu [4] dengan feeder yang
Pembangkit
3x36 MW

Pembangkit
20 MW

lainnya. Sistem ini mempunyai sebuah saluran


yang ditarik dari suatu sumber daya atau
gardu induk dan saluran dicabangkan untuk
beban-beban yang dilayani.
Suatu sistem distribusi primer
dikatakan sebagai sistem radial apabila
Gambar 1. Sistem tenaga listrik penyaluran daya dari sumber ke konsumen,
tidak memungkinkan untuk mendapatkan
2.2 Sistem Distribusi Tenaga Listrik masukan dari sumber lain, tetapi biasanya
Pada dasarnya sistem pembangkit dan dibangun cabang dari feeder utama ke daerah
sistem penyaluran tenaga listrik yang lengkap beban tersebut.
mengandung tiga unsur. Pertama, adanya PMT PMS
Beban

unsur pembangkit tenaga listrik. Tegangan


Beban
yang dihasilkan oleh pusat tenaga listrik skala PMS

besar umumnya merupakan Tegangan


PMT Beban
Menengah (TM). Kedua,adalah sistem GI PMT PMS

penyaluran, diantaranya saluran transmisi, Beban


yang dilengkapi dengan gardu induk. Karena PMS

jarak pengiriman yang cukup jauh dan Gambar 2 Sistem saluran distribusi jenis
besarnya daya yang dikirim maka diperlukan radial
penggunaan Tegangan Tinggi (TT), atau
Tegangan Ekstra Tinggi (TET). Saluran 2.4 Sistem Saluran Distribusi Loop
distribusi adalah saluran yang Konfigurasi loop merupakan
menghubungkan gardu induk dengan interkoneksi antar gardu distribusi yang
konsumen, terdiri atas saluran distribusi membentuk suatu lingkaran tertutup (loop).
primer dengan Tegangan Menengah (TM) dan Pada konfigurasi ini bisa terdapat lebih dari
saluran distribusi sekunder dengan Tegangan satu busbar GI, dan masing-masing
Rendah (TR). Ketigaadalah saluran yang penyulangnya membentuk suatu rangkaian
disebut instalasi pemanfaatan, yaitu saluran tertutup dengan GI. Keuntungan dari
yang menghubungkan sumber tenaga listrik konfigurasi loop ini adalah pasokan daya
dengan peralatan pemanfaatan tenaga listrik listrik dari GI lebih terjamin. Sebab jika salah
[4]. satu GI mengalami gangguan maka penyulang
Batas maksimum pembebanan akan tetap mendapatkan pasokan dari GI yang
ditentukan oleh kemampuan hantaran arus lain yang tidak mengalami gangguan. dan GI
dari saluran, kapasitas transformator dan jatuh yang mengalami gangguan dapat diperbaiki
tegangan maksimum yang diizinkan pada tanpa takut akan mengganggu suplai daya ke
ujung saluran yang ditetapkan dalam Standar gardu distribusi. [4]
Perusahaan Listrik Negara (SPLN) adalah -

162
Tanjung/Rekonfigurasi Sistem Distribusi 20 KV

20 kV
Penyulang Tegangan Menengah
a. Sumber arus AC diberikan pada kumparan
primer sehingga terjadi fluks yang berubah
TD

GI sesuai arus yang masuk


b. Perubahan fluks mengalir pada inti besi
dan menginduksikan kumparan sekunder
Penyulang Tegangan Menengah
c. Kumparan sekunder terinduksi fluks akan
TD menimbulkan tegangan induksi, dan jika
dibebani akan mengalir induksi.
Transformator dibagi dalam beberapa jenis
Gambar 3 Sistemsaluran distribusi antara lain :
Konfigurasi loop a. Transformator Dayaadalah komponen
yang paling utama dalam sebuah gardu
2.5 Saluran Distribusi Spindel induk atau pembangkit, fungsinya untuk
Sistem saluran distribusi spindel mentransformasikan arus dan tegangan
merupakan sistem perkembangan dari sistem pada nilai daya dan frekuensi yang tetap,
saluran loop, dimana perluasan ini berupa yaitu menerima tegangan tinggi atau ekstra
penambahan saluran utama yang kesemuanya tinggi pada sisi primer lalu merubahnya
bertemu pada satu titik, dimana titik menjadi tegangan menengah dan
pertemuan tersebut merupakan sebuah Gardu menyalurkannya ke beban (trafo daya step
Hubung (GH). Perbedaan sistem saluran loop down). Atau menerima tegangan
dengan sistem saluran spindel yaitu pada menengah pada sisi primer lalu
sistem saluran loop besar ukuran penampang merubahnya menjadi tegangan tinggi atau
saluran penghantar harus mampu untuk ekstra tinggi dan menyalurkannya ke
memikul seluruh beban sedangkan pada sistem transmisi (trafo daya step up).
sistem saluran spindel besar penampang b. Transformator Distribusi adalah
penghantar berdasarkan atas jumlah beban transformator distribusi berfungsi untuk
yang paling besar pada saluran utama [4]. menurunkan sistem tegangan primer dari
6-20 kV ke tegangan pemakaian 110/220
Feeder 1

PMT PMS

PMT
PMS

PMT
PMS V, 220/380 V (di Indonesia).
PMS

Beban Beban Beban

PMT
2.7 Rugi-Rugi Daya
GI
PMT

Express Feeder
Rugi-rugi daya adalah besarnya daya yang
hilang pada suatu jaringan, yang besarnya
Beban Beban Beban PMS

GH
sama dengan daya yang disalurkan dari
PMT
PMT PMT PMT sumber dikurangi besarnya daya yang
PMS PMS
PMS

Feeder 2 diterima. Pemilihan jenis kabel yang akan


digunakan pada jaringan distribusi merupakan
Gambar 4 Sistem saluran distribusi jenis faktor penting yang harus diperhatikan dalam
spindle perencanaan dari suatu sistem tenaga listrik.
Jenis kabel dengan nilai resistansi yang kecil
2.6 Transformator akan dapat memperkecil rugi-rugi daya [6].
Transformator adalah suatu alat yang Besar rugi-rugi daya pada jaringan distribusi
digunakan untuk mentransformasi tegangan dapat ditulis sebagai berikut:
yaitu menaikkan tegangan (step up P = I2.R (watt)(1)
transformator) dan menurunkan tegangan Keterangan:
(step down transformator). Daya semu (kVA) P = Rugi daya pada jaringan (watt)
dari transformator distribusi berkisar antara 5 I = Arus beban pada jaringan (amper)
sampai 1600 kVA, sedangkan untuk daya R = Tahanan murni (ohm)
semu (kVA) diatas 1600 kVA sudah tergolong Untuk rugi-rugi daya pada jaringan tiga
pada trafo daya [7]. fasa dinyatakan oleh persamaan:
Prinsip kerja transformator adalah : P = . I2.R (watt)(2)

Jurnal Sains, Teknologi dan Industri, Vol. 11, No. 2, Juni 2014, pp. 160 166 163
Jurnal Sains, Teknologi dan Industri, Vol. 11, No. 2, Juni 2014, pp. 160 - 166
ISSN 1693-2390 print/ISSN 2407-0939 online

Dengan mengabaikan arus kapasitif pada perlu diketahui hubungan fasor antar tegangan
saluran, maka arus disepanjang kawat dapat dan arus serta reaktansi dan resistansi pada
dianggap sama dan besarnya adalah sama perhitungan yang akurat.
dengan arus pada ujung terima.
I = (ampere)(3) VS Ap Vd
Ix
Vr
Besarnya daya pada saluran tiga fasa adalah: 2
1
P = V I Cos (watt)(4) I
Ir

Keterangan:
P = daya beban pada ujung penerima saluran Gambar5 Diagram Fasor hubungan tegangan
(watt) dengan R dan X
V= tegangan fasa (volt) Selanjutnya rumus jatuh tegangan dan rumus
Cos = factor daya beban tegangan pada sisi pengiriman (Vs) adalah
Tegangan juga sangat berpengaruh terhadap sebagai berikut :
rugi- Vs = Vr + I R x cos + I X sin
= Vr + I x Z (6)
2.8 Jatuh Tegangan (Voltage Drop) keterangan :
Terjadinya jatuh tegangan pada saluran Vs = Tegangan kirim (Volt)
disuatu lokasi adalah disebabkan oleh bagian Vr = Tegangan terima (Volt)
yang berbeda tegangan didalam suatu sistem I = Arus yang mengalir ( Amper )
daya tersebut dan juga dipengaruhi oleh R = Tahanan saluran (Ohm)
resistansi, reaktansi, dan impedansi pada X = Reaktansi saluran (Ohm)
saluran. Jatuh tegangan pada saluran adalah = Sudut dari faktor daya beban
selisih antara tegangan pada pangkal
pengiriman dengan tegangan pada ujung 2.9 Program ETAP 7.5
penerimaan tenaga listrik [2]. ETAP PowerStation adalah software
Penurunan tegangan terdiri dari dua untuk power sistem yang bekerja berdasarkan
komponen : perencanaan (plant/project). Setiap plant
a. I.Rs yaitu rugi-rugi tegangan akibat harus menyediakan modelling peralatan dan
tahanan saluran alat - alat pendukung yang berhubungan
b. I.X1 yaitu rugi-rugi tegangan akibat dengan analisis yang akan dilakukan. Misal
reaktansi induktif saluran generator, data motor, dan data kabel.Sebuah
Besarnya rugi tegangan dapat dinyatakan plant terdiri dari sub-sistem kelistrikan yang
sebagai berikut : membutuhkan sekumpulan komponen elektris
V = I.R.cos + I.X.sin yang khusus dan saling berhubungan.
V = I x Z (5)
keterangan :
V = Jatuh tegangan (Volt)
I = Arus yang mengalir (Amper)
R = Tahanan saluran (Ohm)
X = Reaktansi (Ohm)
= Sudut dari faktor daya beban
Z = R + jX = impedansi saluran
Pada saluran arus bolak-balik besarnya
jatuh tegangan tergantung dari impedansi
saluran serta beban dan faktor daya. Untuk
jarak yang dekat jatuh tegangan tidak begitu
berarti. Perhitungan jatuh tegangan yang Gambar 6 Program ETAP 7.5
diperlukan tidak hanya untuk peralatan sistem
saja namun juga untuk dapat menjamin
tegangan terpasang yang dapat dipertahankan 2.10 Prinsip Dasar Rekonfigurasi
dalam batas-batas yang layak. Oleh karena itu Rekonfigurasi saluran distribusi radial
adalah proses merubah nilai arus maupun

164
Tanjung/Rekonfigurasi Sistem Distribusi 20 KV

impedansi feeder atau memindahkan suplai sedangkan nilai impedansi total sebesar
suatu titik beban trafo distribusi dari suatu 0,6911 Ohm, maka jatuh tegangan pada
feeder ke feeder yang lain. Rekonfigurasi bagian tersebut adalah :
dapat merubah parameter-parameter saluran =I x Z
distribusi antara lain, seperti impedansi dan = 305,57 x 0,6911
arus feeder. Akibat perubahan kedua volt
parameter tersebut, akan turut merubah rugi Sehingga jatuh tegangan 3 phasa adalah :
daya dan jatuh tegangan pada feeder, volt
keseimbangan arus phasa dan keseimbangan volt
arus feeder serta arus hubung singkat pada sisi Tegangan kirim pada Gardu Induk
ujung feeder. Oleh sebab itu, proses Teluk Lembu sebesar 20,4 kV, sehingga
rekonfigurasi suatu sistem distribusi harus tegangan terima pada trafo di titik
mempertimbangkan faktorfaktor tersebut, percabangan (A) adalah :
terutama rugi daya dan jatuh tegangan [8].

HASIL DAN PEMBAHASAN


3.1 Perhitungan Arus Beban Kondisi Perhitungan rugi-rugi daya (P) satu fasa dari
Eksisting GI Teluk Lembu ke percabangan A adalah :
Berdasarkan data beban yang diperoleh
dari PT. PLN (Persero) rayon Pekanbaru
timur dan PT. PLN (Persero) rayon Pangkalan
kerinci, data arus beban trafo pada sisi 380 V Sedangkan untuk rugi-rugi saluran tiga fasa
dapat dilihat pada lampiran I, maka adalah:
Perhitungan arus beban dengan asumsi beban
seimbang, sebagai contoh pada trafo TR.428
pada saluran OGF Cemara mempunyai beban
IR = 118 Amper ; IS = 179 Amper ; IT = 194
3.3Perhitungan Impedansi
Amper,
Perhitungan impedansi kawat (Z)
Maka pembebanan seimbang diasumsikan
dengan jenis kawat AAAC 150 mm2 adalah
dengan cara sebagai berikut:
(0.2162 + j 0.3305) ohm/km sehingga:
I rata-rata TR.428 =

=
= 163,67 Amper Panjang kawat penghantar feeder
Selanjutnya arus beban pada sisi 20 kV dapat OGF Cemara yaitu dari Gardu Induk Teluk
pula dihitung dengan cara sebagai berikut: Lembu (GITL) Ke Titik A yang berada
ITR.428 = didepan GITL adalah 1,75 Km maka
impedansi total dari kawat penghantar
ITR.428 = tersebut adalah :

3.2 Perhitungan Jatuh Tegangan dan Rugi
Daya Untuk Kondisi Eksisting
Perhitungan jatuh tegangan untuk setiap
bagian saluran (jarak antar trafo), perhitungan 3.4 Analisa Pembahasan Rekonfigurasi
dimulai dari sisi gardu induk ke trafo di Menggunakan ETAP 7.5
depannya. Besar jatuh tegangan pada setiap Analisa dalam perhitungan
saluran diperoleh berdasarkan perkalian antara rekonfigurasi dilakukan dalam beberapa
arus yang mengalir pada bagian tersebut tempat beban dari feeder Cemara ke feeder
dikalikan dengan impedansinya. Besar arus Langgam. Nilai hasil pembahasan dapat
yang mengalir pada bagian saluran OGF dilihat pada tabel 1.
Cemara antara Gardu Induk Teluk Lembu ke Dari hasil analisa pembahasan
trafo didepannya (A) adalah 305,57 A, rekonfigurasi menggunakan program ETAP
7.5 di peroleh pada rekonfigurasi 2 dengan

Jurnal Sains, Teknologi dan Industri, Vol. 11, No. 2, Juni 2014, pp. 160 166 165
Jurnal Sains, Teknologi dan Industri, Vol. 11, No. 2, Juni 2014, pp. 160 - 166
ISSN 1693-2390 print/ISSN 2407-0939 online

pengurangan rugi daya total sebesar 731,04 tegangan, maka dilakukan pembagian beban
kW 410,65 kW = 320,39 kW. Maka dari feeder yang beban yang lebih besar yaitu
diperoleh penghematan daya sebesar feeder Cemara ke feeder yang beban yang
320,39kW. Hasil tabel di tunjukkan bahwa lebih kecil yaitu feeder Langgam dan Pasir
untuk mengurangi nilai rugi daya dan drop Putih.
Tabel 1. Analisa Pembahasan Rekonfigurasi Menggunakan ETAP 7.5
Tegangan terendah (kV) Rugi daya (kW)
No Rekonf
Pasir Pasir
Cemara Langgam Cemara Langgam Total
putih putih
1. I 17,82 17,46 - 454,81 276,23 - 731,04
2. II 18,70 19,10 18,83 225,67 65,09 119,89 410,65
3. III 17,54 18,15 - 432,89 139,92 - 572,81

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisa dan Cok Gede Indra Partha, 2006, Rekonfigurasi
pembahasan menggunakan program ETAP Jaringan Distribusi Tenaga Listrik
7.5 diperoleh kesimpulan : Menggunakan Breeder Genetic
1. Tegangan terendah pada kondisi eksisiting Algorithm (BGA), Jurnal Teknologi
diperoleh sebesar 16,27 kV rugi daya total Elektro Vol 5, Teknik Elektro Unud,
731,04 kW pada trafo 1094 feeder Cemara. Bali.
2. Setelah dilakukan rekonfigurasi
menggunakan Program ETAP 7.5 Indra Jaya Mansur, 2003, Model Beban dan
diperoleh tegangan terendah 18,70 kV, Eliminasi Bus Beban Pada
rugi daya total 410,65 kW pada trafo Tr. Penyelesaian Aliran Daya
112 feeder Cemara. Menggunakan Metoda Newton
3. Dalam beberapa rekonfigurasi pada sistem Raphson, Jurnal Penelitian Enjiniring
distribusi diperoleh rekonfigurasi 2 dapat Vol 9, Teknik Elektro Universitas
mengurangi rugi daya total sebesar 320,39 Hasanuddin, Makasar.
kW dan tegangan terendah dari tegangan
16,27 kV menjadi tegangan 18,70 kV serta Djiteng Marsudi, 2006, Operasi Sistem
penghematan daya sebesar 320,39 kW. Tenaga Listrik, Graha Ilmu,
Yogyakarta.

UCAPAN TERIMA KASIH Hutauruk. T. S,1985, Transmisi Daya


Terima kasih disampaikan kepada pihak yang Listrik, Erlangga, Jakarta.
telah ikut membantu dalam penelitian ini
sebagai berikut: Muhammad Fayyadl, 2010,Rekonfigurasi
a. Fakultas Teknik Unilak Jaringan Distribusi Daya Listrik
b. PT. PLN Area Pekanbaru Dengan Metode Algoritma Genetika,
c. Rekan rekan dosen di Fakultas Jurnal Teknik Elektro Universitas
Teknik Jurusan Teknik Elektro Unilak Diponegoro.

DAFTAR PUSTAKA Kadir Abdul, 2000 Distribusi Tenaga


Asyari, Hasim, 2011 Perbaikan Jatuh Listrik,Universitas Indonesia, Jakarta.
Tegangan Dan Rekonfigurasi Beban
Pada Panel Utama Prambanan, Pabla, A. S, 1994 Sistem Distribusi Daya
Universitas Muhammadiah Surakarta, Listrik., Penerbit Erlangga, Jakarta.
Surakarta.

166

You might also like