You are on page 1of 14

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Anak merupakan hal yang penting artinya bagi sebuah keluarga.
Selain sebagai penerus keturunan, anak pada akhirnya juga sebagai
generasi penerus bangsa. Oleh karena itu tidak satupun orang tua yang
menginginkan anaknya jatuh sakit, lebih lebih bila anaknya mengalami
kejang demam. Kejang demam merupakan kelainan neurologis akut yang
paling sering dijumpai pada anak. Bangkitan kejang ini terjadi karena
adanya kenaikan suhu tubuh (suhu rektal di atas 38oC) yang disebabkan
oleh proses ekstrakranium. Penyebab demam terbanyak adalah infeksi
saluran pernapasan bagian atas disusul infeksi saluran pencernaan. Insiden
terjadinya kejang demam terutama pada golongan anak umur 6 bulan
sampai 4 tahun. Hampir 3% dari anak yang berumur di bawah 5 tahun
pernah menderita kejang demam. Kejang demam lebih sering didapatkan
pada laki-laki dari pada perempuan. Hal tersebut disebabkan karena pada
wanita didapatkan maturasi serebral yang lebih cepat dibandingkan laki-
laki (ME.Sumijati, 2013;72-73).
Berdasarkan laporan dari daftar diagnosa dari lab./SMF Ilmu
Kesehatan Anak RSUD Dr. Soetomo Surabaya didapatkan data adanya
peningkatan insiden kejang demam. Pada tahun 2000 ditemukan pasien
kejang demam sebanyak 83 orang dan tidak didapatkan angka kematian (0
%). Pada tahun 2012 ditemukan pasien kejang demam 132 orang dan tidak
didapatkan angka kematian (0 %). Dari data di atas menunjukkan adanya
peningkatan insiden kejadian sebesar 37%. Bangkitan kejang berulang
atau kejang yang lama akan mengakibatkan kerusakan sel-sel otak kurang
menyenangkan di kemudian hari, terutama adanya cacat baik secara fisik,
mental atau sosial yang mengganggu pertumbuhan dan perkembangan
anak. Kejang demam merupakan ke daruratan medis yang memerlukan
pertolongan segera. Diagnosa secara dini serta pengelolaan yang tepat
sangat diperlukan untuk menghindari cacat yang lebih parah, yang

1
diakibatkan bangkitan kejang yang sering. Untuk itu tenaga
perawat/paramedis dituntut untuk berperan aktif dalam mengatasi keadaan
tersebut serta mampu memberikan asuhan keperawatan kepada keluarga
dan penderita, yang meliputi aspek promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitatif secara terpadu dan berkesinambungan serta memandang
pasien sebagai satu kesatuan yang utuh secara bio-psiko-sosial-spiritual.
Prioritas asuhan keperawatan pada kejang demam adalah
:Mencegah/mengendalikan aktivitas kejang, melindungi pasien dari
trauma, mempertahankanjalannapas, meningkatkanhargadiri yang positif,
memberikan informasi kepada keluarga tentang proses penyakit, prognosis
dan kebutuhan penanganannya. Berdasarkanhal-haltersebut di atas, penulis
tertarik untuk melakukan pendidikan kesehatan denganjudul Pecegahan
dan Penanganan Kejang Demam Pada Anak diPoliAnakRSUDHMOCH
AnsariSalehBanjarmasin.

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan selama kurang lebih 1 jam
diharapkan peserta dapat memahami cara penanganan dan
pencegahankejang berulang.
2. Tujuan Khusus
Setelah diberikan penyuluhan selama 1jam diharapkan peserta
dapat:
a. Menjelaskan pengertian kejang demam dengan benar.
b. Menjelaskan penyebab kejang demam dengan tepat.
c. Menyebutkan beberapa gejala atau tanda kejang demam dengan
benar.
d. Menyebutkan cara pencegahan kejang demam dengan benar.
e. Menjelaskan cara penanganan kejang demam dengan benar.

2
C. SASARAN
Sasaran penyuluhan adalah ibu dan anak yang datang berobat ke
Poliklinik anak RSUD Dr. H. Moch Ansari saleh Banjarmasin.

3
BAB II
DESKRIPSI KASUS

A. KARAKTERISTIK SASARAN
1. Ibu yang membawa anak usia di bawah 5 tahun.
2. Bersedia menjadi peserta penyuluhan.

B. PRINSIPPEMBELAJARAN PENDIDIKAN KESEHATAN


1. Definisi
Kejang demam adalah kejang yang disebabkan kenaikan suhu

tubuh lebih dari 38,4oC tanpa adanya infeksi susunan saraf pusat atau
gangguan elektrolit akut pada anak berusia di atas 1 bulan tanpa riwayat
kejang sebelumnya.
2. Etiologi
Penyebab Febrile Convulsion hingga kini belum diketahui dengan
Pasti, demam sering disebabkan oleh infeksi saluran pernafasan atas,
otitis media, pneumonia, gastroenteritis dan infeksi saluran kemih.
Kejang tidak selalu tinbul pada suhu yang tinggi. Kadang-kadang
demam yang tidak begitu tinggi dapat menyebabkan kejang
3. Tanda dan Gejala
Secara teoritis pada klien dengan Kejang Demam didapatkan data-
data antara lain klien kurang selera makan (anoreksia), klien tampak
gelisah, badan klien panas dan berkeringat, mukosa bibir kering.
4. Komplikasi Kejang demam
Pada penderita kejang demam yang mengalami kejang lama
biasanya terjadi hemiparesis. Kelumpuhannya sesuai dengan kejang
fokal yang terjadi. Mula mula kelumpuhan bersifat flasid, tetapi
setelah 2 minggu timbul spastisitas.
Kejang demam yang berlangsung lama dapat menyebabkan kelainan
anatomis di otak sehingga terjadi epilepsy.
Ada beberapa komplikasi yang mungkin terjadi pada klien dengan
kejang demam :

4
a. Pneumonia aspirasi
b. Asfiksia
c. Retardasi mental
5. Cara Pencegahan dan Penanganan kejang demam
Kejang-kejang pada anak merupakan hal yang tidak baik sebab dapat
merusak sel otak pada anak. Oleh karena itu kita harus melakukan
pencegahan sebab jika anak sekali mengalami kejang maka ada
kemungkinan akan terulang kembali.
1. Segera beri obat penurun panas jika anak terasa mulai mengalami
demam. Perbandingan obat yang bisa anda berikan adalah 10
miligram per 1 kg berat anak. Sebagai acuan, satu sendok takar
sirup adalah 100 miligram.
2. Segera kompres menggunakan air hangat, jangan air dingin. Panas
anak akan menurun.
3. Hal yang paling penting adalah menjaga agar suhu badan anak
tidak melebihi 37.5 derajat Celcius, sebab jika telah mencapai 38
derajat atau lebih maka kemungkinan besar bisa terjadi kejang. Jadi
harus sang anak harus selalu dalam pengawasan anda.
4. Agar penanganannya lebih profesional sebaiknya periksakan anak
anda ke dokter.
Jika kejang demam atau kejang demam berulang pada anak terjadi saat
anda belum berada di rumah sakit atau ke dokter:
1. Jangan tahan gerakan kejang anak Anda. Namun letakkan ia di
permukaan yang aman seperti pada karpet di lantai.
2. Untuk menghindari tersedak, segera keluarkan jika ada sesuatu di
dalam mulutnya saat ia kejang. Jangan taruh obat dalam bentuk apa
pun di dalam mulutnya saat anak sedang kejang.
3. Untuk mencegah agar ia tak menelan muntahnya sendiri (jika
terjadi), letakkan ia menyamping, bukan telentang, dengan salah
satu lengan berada di bawah kepala yang juga ditengokkan ke salah
satu sisi.

5
4. Hitung durasi kejang demam. Panggil ambulans atau larikan ke
instalasi gawat darurat (IGD) jika kejang terjadi lebih dari 10
menit.Hal ini bertujuan agar otak tidak terlalu lama tidak mendapat
oksigen karena dapat mengganggu otak sang anak.

5. Tetaplah berada di dekatnya untuk menenangkannya.


6. Pindahkan benda tajam di sekitarnya.
7. Longgarkan pakaiannya.
8. Ukur suhu, observasi dan catat lama dan bentuk kejang.

6
BAB III
METODOLOGI PENDIDIKAN KESEHATAN

A. METODE PEMBELAJARAN
1. Ceramah
2. Diskusi
3. Tanya jawab

B. MEDIA PEMBELAJARAN
1. Power Point
2. Video
3. Leaflet

C. ANALISA LINGKUNGAN
Poli Anak Poli Anak

Meja

Kursi Kursi

Kursi

Kursi

D. KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR


KEGIATAN
NO WAKTU
PENYULUH PESERTA
1. Pembukaan :
a. Salam pembukaan a. Menjawab salam
b. Perkenalan b. Memperhatikan 2 menit
c. Menjelaskan tujuan c. Memperhatikan
2. Kegiatan inti penyuluhan 15 menit
Menyampaikan materi
tentang:
a. Pengertian kejang Menyimak
demam. danmemperhatikanpenyuluhan
b. Penyebab kejang
demam.
c. Tanda dan gejala
kejang demam

7
d. Komplikasi dari
kejang demam
e. Cara penanganan
kejang demam Menanyakan hal-hal yang
f. Diskusi belum jelas.
3. Evaluasi Menjawab pertanyaan
Kategori :
Baik = 4-5 10 menit
Cukup = 2-3
Kurang = 0-1
3. Penutup
a. Menyimpulkan a. Bersama penyuluh
materiyang menyimpulkan materi.
telah didiskusikan. b. Peserta kooperatif.
b. Mengakhiri kontrak c. Menjawab salam 10 3menit
c. Mengakhiri kegiatan
penyuluhan dengan
salam.

E. WAKTU PELAKSANAAN
1. Hari : Rabu
2. Tanggal : 18 Januari 2017
3. Jam : 09.00-09.50 WITA

F. FAKTOR RESIKO TERJADINYA HAMBATAN


1. Penyampaian materi tidak efektif karena lingkungannya ribut.
2. Media untuk menyampaikan materi tidak memadai.
3. Setting tempat yang sulit.

G. ANTISIPASI MEMINIMALKAN HAMBATAN


1. Mencoba mengarahkan perhatian peserta penyuluhan dengan pengeras
suara.
2. Memodifikasi tempat dengan posisi argonomis supaya peserta
penyuluhan nyaman.
3. Menggunakan leflet agar pasien dapat memahami materi penyuluhan.

8
H. PENGORGANISASIAN
1. Moderator : Winda Arnita, S.Kep
2. Observer : Erista Wahyuni, S.Kep
3. Fasilitator : Wissye Anira, S.Kep
4. Dokumentasi : Aprilissa, S.Kep

I. METODE EVALUASI
Tanya jawab.

J. ALAT EVALUASI
Pertanyaan tentang materi penyuluhan

9
BAB IV
PENUTUP

A. EVALUASI STRUKTUR
1. Persiapan alat atau media
Media yang digunakan dalam penyuluhan ini isinya tepat dan
alatnya dapat digunakan sebagaimana mestinya. Saat ceramah dan
diskusi media yang digunakan adalah power point, video dan leaflet,
sedangkan alat yang dipakai adalah sound system.
2. Persiapan materi
Materi yang digunakan dalam penyuluhan adalah dalam bentuk
leaflet, power point dan video untuk mempermudah ceramah.
3. Persiapan undangan
Dalam penyuluhan tentang asuhan keperawatan pada anak dengan
kejang demam ini kami mengundang :
a. Preceptor akademik
b. Preceptor lahan
B. EVALUASI PROSES
1. Penyuluhan tentang asuhan keperawatan pada anak diharapkan dapat
berjalan dengan lancar dan peserta mengerti dan memahami dari
penyuluhan yang disampaikan.
2. Di dalam proses penyuluhan diharapkan terjadi interaksi yang baik
antara penyuluh dengan peserta.
3. Sasaran diharapkan tidak merasa bosan saat menerima materi dan tidak
meninggalkan tempat sebelum acara ditutup, mengingat kegiatan
penyuluhan akan sangat bermanfaat dalam menambah pengetahuan dan
pemahaman tentang perawatan anak dengan kejang demam.

C. EVALUASI HASIL
No Kategori Skor
1. Baik 4-5
2. Cukup 2-3
3. Kurang 0-1

10
Hasil evaluasi yang didapat selama penyuluhan, dari enam pertanyaan
yang diajukan pada peserta untuk mengetahui tingkat pemahaman tentang
materi yang disampaikan didapatkan peserta hanya mampu menjawab 3
pertanyaan yaitu tentang definisi, tanda dan gejala, serta cara penanganan
kejang. Sehingga dapat di simpulkan bahwa tingkat keberhasilan
penyuluhan tentang perawatan dan penanganan kejang demam pada anak
adalah kategori cukup.

DAFTAR PUSTAKA

11
Ardiansyah, M. (2013). Medikal Bedah untuk Mahasiswa. Jogjakarta: DIVA
Press
Betz, C. L., &Sowden, L. A. (2002). Buku Saku KeperawatanPediatik. Jakarta:
EGC
Nurarif, H. A., & Kusuma, H. (2016). Asuhan Keperawatan Praktis
Berdasarkan Penerapan Diagnosa Nanda, NIC, NOC dalam Berbagai
Kasus. Jogjakarta: MediAction

SATUAN ACARA PENYULUHAN


KEJANG DEMAM PADA ANAK DI POLIKLINIK ANAK

12
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MOCH ANSARISALEH
BANJARMASIN

Disusun oleh :

1. Aprilissa, S. Kep 113063J116008


2. Erista Wahyuni, S. Kep 113063J116016
3. Winda Arnita, S. Kep 113063J116051
4. Wissye Anira, S. Kep 113063J116053

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SUAKA INSAN

PROGRAM PENDIDIKAN NERS

BANJARMASIN

2017

LEMBAR PERSETUJUAN

13
Satuan Acara Penyuluhan di Poli Anak RSUD DR. H. MOCH ANSARI SALEH
Banjarmasin ini telah di setujui pada bulan 17 Januari 2017.

Banjarmasin, 17 Januari 2017

Menyetujui
Preceptor Akademik Preceptor Klink

( ) ( )

14

You might also like