You are on page 1of 10

LAPORAN KASUS

INFEKSI SALURAN KEMIH

Disusun untuk memenuhi tugas dokter internsip

Disusun oleh :
dr. Mohammad Rizky F

PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA


GELOMBANG II TAHUN 2017
RSAU DR. M. SALAMUN
BANDUNG
1. KETERANGAN UMUM
Nomor RM : 286212
Nama : Nn.A
Usia : 22 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Ciwaruga
Agama : Islam
Status perkawinan : Belum Menikah
Tanggal Masuk : 03 Juli 2017

2. ANAMNESIS
A. Keluhan Utama :
Nyeri Perut Bawah

B. Riwayat Penyakit Sekarang :


Pasien datang dengan keluhan nyeri perut bagian bawah sejak 2
hari sebelum masuk rumah sakit. Nyeri dirasakan hilang timbul dan
bertambah berat sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit. Pasien juga
mengeluh badan meriang, mual dan muntah. Pasien mengeluhkan BAK
Sakit dan anyang anyangan. Buang air besar dalam batas normal. Pasien
mengaku belum BAB sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit namun
masih bisa buang angin. Pasien mengaku Haid terakhir 3 hari yll dengan
siklus normal.

C. Riwayat Penyakit Dahulu :


Pasien mengaku keluhan seperti ini baru pertama kali dirasakan. pasien
mengaku jarang meminum air putih. Pasien mengaku sering mengeluh
nyeri uluhati sebelum nya.
D. Riwayat Pengobatan :
Pasien sudah pernah berobat ke puskesmas sebelumnya. Kemudian
dirujuk ke RSAU DR M SALAMUN dengan suspek appendisitis.

E. Riwayat keluarga :
Riwayat keluhan serupa di keluarga disangkal.

F. Kondisi lingkungan sosial dan fisik :


Lingkungan sosial baik, pasien berobat dengan menggunakan asuransi
BPJS Kesehatan.

3. PEMERIKSAAN FISIK :
A. Keadaan Umum :
- Kesan Sakit : Tampak Sakit Sedang
- Kesadaran : Compos mentis
Tanda Vital
Nadi : 100 kali/menit, regular
Pernapasan : 22 kali/menit
Suhu : 37,4C
TD : 110/80 mmHg

B. Status Generalis :
1) Kepala
Mata : Tidak ada kelainan
Telinga : Tidak ada kelainan
Hidung : Tidak ada kelainan
Mulut : Tidak ada kelainan
2) Leher : Tidak ada kelainan
3) Thorax
a. Pulmo
Inspeksi : Simetris, pengembangan dada kanan = kiri,
Palpasi : pengembangan dada kanan = kiri
Perkusi : sonor/sonor
Auskultasi : Ronkhi (-), wheezing (-/-)
b. Cor:
BJ I II intensitas normal, reguler, bising jantung (-)
4) Abdomen
Inspeksi : datar
Palpasi : Hepar dan Lien tidak teraba, supel, nyeri tekan
suprapubik (+), nyeri costovertebra -/-, Rovsing sign (-), Nyeri titik Mc
burney (-), Nyeri Lepas (-), referred pain (-)
Perkusi : timpani
Auskultasi : bising usus (+) normal
5) Ekstremitas : Akral hangat, nadi kuat, CRT < 2 detik

C. Pemeriksaan Laboratorium:
1) Lab: (03 Juli 2017)
a) Darah Rutin : ix) Leukosit : +++
i) Hemoglobin : 12,5 gr/dl x) Darah :+
ii) Leukosit : 23.000/mm xi) pH : 6,0
iii)Trombosit : 316.000/mm xii) Berat Jenis :1,015
iv) Hematokrit : 37 %
Mikroskopis
b) Urin Rutin :
i) Warna : kuning i) Leukosit : > 30 /LPB
ii) Kekeruhan : agak keruh ii) Eritrosit : 1-2/LPB
iii) Protein : negatif iii) Sel Epitel : ++ /LPB
iv) Glukosa : negatif iv) Silinder : tidak ditemukan
v) Urobilinogen : normal v) Krital Urine : tidak ditemukan
vi) Bilirubin : negatif vi) Bakteri : tidak ditemukan
vii) Nitri : negatif vii) Lain-lain : tidak ditemukan
viii) Keton : negatif

D. Pemeriksaan Penunjang
USG : lower abdomen dan Mc. Burney Tidak Tampak Kelainan
4. DIAGNOSIS
ISK

5. PENATALAKSANAAN
A. Umum :
Perlu dijelaskan kepada pasien dan keluarga pasien mengenai penyebab,
kondisi pasien, dan pengobatan yang akan diberikan. Perlu juga di jelaskan
pencegahan ISK agar dapat terhindar dari penyakit tersebut, serta
komplikasi yang mungkin bisa terjadi.
B. Khusus :
Infus RL 10 tpm
Cefoperazone 2x1 IV
Ranitidin 2x1 IV
Metronidazole 3x1 IV
Parasetamol 1g (jika demam)

6. PROGNOSIS
Quo ad vitam : ad bonam
Quo ad functionam : ad bonam
Quo ad Sanationam : ad bonam
FOLLOW UP 04 JULI 2017

S : Nyeri berkurang, terkadang mual, muntah 1x, belum BAB, BAK tidak
ada keluhan
O : Abdomen :
Inspeksi : datar
Palpasi : Hepar dan Lien tidak teraba, supel, nyeri tekan
suprapubik (+), nyeri costovertebra -/-, Rovsing sign (-),
Nyeri titik Mc burney (-), Nyeri Lepas (-), referred pain (-)
Perkusi : timpani
Auskultasi : bising usus (+) normal
A : ISK
P : Infus RL 10 tpm
Cefoperazone 2x1 IV
Ranitidin 2x1 IV
Metronidazole 3x1 IV
Parasetamol 1g (jika demam)
Cek urin hari berikutnya
FOLLOW UP 05 JULI 2017

S : Sudah tidak nyeri, mual kadang kadang, muntah (-), BAK tidak ada
keluhan
O : Abdomen :
Inspeksi : datar
Palpasi : Hepar dan Lien tidak teraba, supel, nyeri tekan
suprapubik (-), nyeri costovertebra -/-, Rovsing sign (-),
Nyeri titik Mc burney (-), Nyeri Lepas (-), referred pain (-)
Perkusi : timpani
Auskultasi : bising usus (+) normal
A : ISK
P : Infus RL 10 tpm
Cefoperazone 2x1 IV
Ranitidin 2x1 IV
Metronidazole 3x1 IV
Parasetamol 1g (jika demam)
Hasil Lab 05 Juli 2017
Darah Rutin : Keton : negatif
Hemoglobin : 11,9 gr/dl Leukosit : negatif
Leukosit : 6.700/mm Darah : negatif
Trombosit : 265.000/mm pH : 7,0
Hematokrit : 36 % Berat Jenis :1,010
Urin Rutin : Mikroskopis
Warna : kuning Leukosit : 0-2 /LPB
Kekeruhan : jernih Eritrosit : 0-1/LPB
Protein : negatif Sel Epitel : + /LPB
Glukosa : negatif Silinder : tidak ditemukan
Urobilinogen : normal Krital Urine : tidak ditemukan
Bilirubin : negatif Bakteri : tidak ditemukan
Nitri : negatif Lain-lain : tidak ditemukan
PEMBAHASAN
1. Definisi
Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah istilah umum yang menunjukan
adanya microorganisme pada urin.

2. Etiologi
Pada umumnya ISK disebabkan oleh mikroorganisme (MO) tunggal seperti:
Eschericia coli merupakan MO yang paling sering diisolasi dari pasien
dengan ISK simtomatik maupun asimtomatik
Mikroorganisme lainnya yang sering ditemukan seperti Proteus spp (33%
ISK anak laki-laki berusia 5 tahun), Klebsiella spp dan Stafilokokus
dengan koagulase negatif
Pseudomonas spp dan MO lainnya seperti Stafilokokus jarang dijumpai,
kecuali pasca kateterisasi

3. Klasifikasi
Berdasarkan letak anatomi, ISK digolongkan menjadi:
Infeksi Saluran Kemih Atas
Infeksi saluran kemih atas terdiri dari pielonefritis dan pielitis.
Pielonefritis terbagi menjadi pielonefritis akut (PNA) dan pielonefritis
kronik (PNK). Istilah pielonefritis lebih sering dipakai dari pada pielitis,
karena infeksi pielum (pielitis) yang berdiri sendiri tidak pernah
ditemukan di klinik
Infeksi Saluran Kemih Bawah
Infeksi saluran kemih bawah terdiri dari sistitis, prostatitis dan
epidimitis, uretritis, serta sindrom uretra. Presentasi klinis ISKB
tergantung dari gender. Pada perempuan biasanya berupa sistitis dan
sindrom uretra akut, sedangkan pada laki-laki berupa sistitis, prostatitis,
epidimitis, dan uretritis
4. Manifestasi Klinis

Lokal Sistemik
Disuria Panas badan sampai
Polakisuria menggigil
Stranguria Septicemia dan syok
Tenesmus
Nokturia Perubahan urinalisis
Enuresis nocturnal Hematuria
Prostatismus Piuria
Inkontinesia Chylusuria
Nyeri uretra Pneumaturia
Nyeri kandung kemih
Nyeri kolik
Nyeri ginjal

5. Patogenesis
Patogenesis bakteriuri asimtomatik menjadi bakteriuri simtomatik
tergantung dari patogenitas bakteri sebagai agent, status pasien sebagai host
dan cara bakteri masuk ke saluran kemih (bacterial entry)
A. Peranan Patogenisitas Bakteri (agent)
Tidak semua bakteri dapat menginfeksi dan melekat pada jaringan saluran
kemih. Bakteri tersering yang menginfeksi saluran kemih adalah E.coli yang
bersifat uropathogen.
Strain bakteri E. coli hidup atau berkoloni di usus besar atau kolon
manusia. Beberapa strain bakteri E. coli dapat berkoloni di daerah periuretra
dan masuk ke vesika urinaria. Strain E. coli yang masuk ke saluran kemih dan
tidak memberikan gejala klinis memiliki strain yang sama dengan strain E.
coli pada usus (fecal E.coli), sedangkan strain E. coli yang masuk ke saluran
kemih manusia dan mengakibatkan timbulnya manifestasi klinis adalah
beberapa strain bakteri E. coli yang bersifat uropatogenik dan berbeda dari
sebagian besar E.coli di usus manusia (fecal E.coli). Strain bakteri E.coli ini
merupakan uropatogenik E.coli (UPEC) yang memiliki faktor virulensi
B. Peranan Faktor Tuan Rumah (host)
- Faktor Predisposisi Pencetus ISK
- Status Imunologi Pasien

C. Cara Bakteri Menginvasi Saluran Kemih (bacterial entry)


Terdapat beberapa rute masuk bakteri ke saluran kemih. Pada umumnya,
bakteri di area periuretra naik atau secara ascending masuk ke saluran
genitourinaria dan menyebabkan ISK1,2,3 Sebagian besar kasus pielonefritis
disebabkan oleh naiknya bakteri dari kandung kemih, melalui ureter dan
masuk ke parenkim ginjal

6. Tatalaksana
Prinsip manajemen ISKB adalah dengan meningkatkan intake cairan,
pemberian antibiotik yang adekuat, dan kalau perlu terapi simtomatik untuk
alkanisasi urin dengan natrium bikarbonat 16-20 gram per hari.
The Infectious Disease Society of America menganjurkan satu dari tiga
alternative terapi antibiotic IV sebagai terapi awal selama 48-72 jam, sebelum
adanya hasil kepekaan biakan yakni fluorokuinolon, amiglikosida dengan
atau tanpa ampisilin dan sefalosporin spektrum luas dengan atau tanpa
aminoglikosida.

7. Prognosis
Prognosis pasien dengan pielonefritis akut, pada umumnya baik dengan
penyembuhan 100% secara klinik maupun bakteriologi bila terapi antibiotika
yang diberikan sesuai. Bila terdapat faktor predisposisi yang tidak diketahui
atau sulit dikoreksi maka 40% pasien PNA dapat menjadi kronik atau PNK

You might also like