You are on page 1of 6

Pengendalian Kecelakaan Kerja dan Potensi Sumber Bahaya

Menggunakan Metode HIRARC di Perusahaan


Pengolahan Karet Remah (Crumb Rubber)
Darius Totok

Mahasiswa Program Studi Teknik Industri


Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Tanjungpura
dariustotok17@yahoo.co.id

Abstract- This study was conducted on the either 1. Pendahuluan


private companies engaged in manufacturing Penelitian ini dilakukan pada salah satu
rubber crumb (crumb rubber), this company perusahaan swasta yang bergerak di bidang industri
started to operate in early February of 2013. Work karet remah (crumb rubber) yang terletak di
environment the rubber processing company Kalimantan Barat. Perusahaan ini mulai beroperasi dan
(crumb rubber) still encountered several cases melakukan tahap percobaan pada awal bulan Februari
related to accidents that befall employees. The tahun 2013 dan memproduksi getah karet murni
purpose of this research is to know the causes of sebagai bahan baku utama untuk kegiatan proses
accidents in the rubber processing company (crumb produksi, bahan baku diperoleh dari hasil perkebunan
rubber). Knowing the potential dangers that may karet milik petani lokal.
result in the risk of accidents in the rubber Khususnya di Lingkungan kerja perusahaan ini
processing company (crumb rubber). Knowing the masih ditemui beberapa kasus yang berkaitan dengan
source of the danger of company priorities and kecelakaan kerja yang menimpa karyawan,
provide suggestions and advice by using HIRARC. berdasarkan data yang diperoleh dari persusahan,
This study uses methode Hazard jumlah kasus kecelakaan kerja yang terjadi dari bulan
Identification, Risk Assessment, Risk Control Januari 2013 hingga November 2014 yaitu sebanyak
(HIRARC). Processing of the data in this study is a 15 kasus kecelakaan. Adapun beberapa jenis
section that explains the rare-step using methods kecelakaan kerja yang terjadi seperti jari tangan terjepit
fishbone diagram and method of Hazard rel transfer blanket, jari tergilas rol mesin penggulung
Identification, Risk Assessment, Risk Control blanket, jari tersayat pisau pemotong, kaki terlindas
(HIRARC). roda trolley dan tergilas rol mesin crepeer.
The results of this study came to the conclusion Melihat kondisi di perusahaan tersebut maka
that the cause of accidents in the rubber processing perusahaan ini terus berupaya untuk mengurangi
company (crumb rubber) is the human factor tingkat kecelakaan kerja yang terjadi karena hal ini
because almost all workplace accidents occur sangat berpengaruh pada kinerja karyawan.
because people are less cautious and negligent in Berdasarkan hal tersebut, maka penulis melakukan
doing the job. The number of potential hazards penelitian mengenai keselamatan kerja karyawan.
encountered in 18 work activities in the area of Beberapa penelitian terdahulu yang berkaitan
work station grinding (milling area) is that around dengan kesehatan dan keselamtan kerja (K3) yang
54 potential hazards. As for some of the potential ditandai dengan beberapa permasalahan yang
dangers of the most at risk in the area of grinding berhubungan dengan kasus kecelakaan kerja dilakukan
(milling area) is the impact of potential hazards oleh Septyanindhea (2014) dengan judul
resulting from screw machine cutter, hammer mill, Pengendalian Resiko Kecelakaan Kerja Pada Bagian
roller creeping magle, and lorries introduction. Produksi Berdasarkan Hasil Analisis Hazard
While the number of potential hazards encountered Identification, Risk Assessment, and Risk Control
in 6 working activities in the area of work station (HIRARC) (Kasus PT. Industri Sandang Nusantara
drying (drying / crumbing area) which amounts to Unit Patal Sacang), dalam penelitian ini bertujuan
21 potential hazards. As for some of the potential untuk melakukan penilaian resiko terhadap setiap
dangers of the most at risk in the area of drying bahaya yang teridentifikasi dan menyusun rekomendasi
(drying / crumbing area) is the impact of potential mengenai upaya pengendalian resiko yang dapat
hazards resulting from drier machine, roller cutter, dilakukan untuk menurunkan dampak resiko bahaya.
conveyor and knives are used as cutting tools bale / Novianto (2010) melakukan penelitian dengan
bale SIR. judul Analisis Kecelakaan dan Kesehatan Kerja dan
Upaya Pencegahannya Di Bagian Flooring Dengan
Keywords- HIRARC, Fishbone diagram, Hazards, Pendekatan Risk Assessment PT. Dharma Satya
Work Accident. Nusanta Surabaya, bertujuan untuk mengidentifikasi
kecelakaan dan kesehatan kerja karyawan di bagian
flooring dan mengetahui tingkat implementasi

14
kecelakaan dan kesehatan kerja karyawan PT. Dharma menimbulkan konsekuensi, apabila K3 tidak dikelola
Satya Nusanta Surabaya. Darisa (2012) penelitian ini dengan baik, maka akan menimbulkan kerugian.
berjudul Identifikasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja Kerugian-kerugian tersebut berupa aset perusahaan
(K3) Dengan Metode Hazard Identification Risk dari yang paling ringan sampai kepada kehancuran,
Assessment Control (HIRAC) di PT. Campina Ice dari sisi pekerja dari cacat/sakit yang teringan sampai
Cream Industry Surabaya, bertujuan mengetahui kepada korban jiwa, sedangkan dari segi lingkungan
tingkat keselamatan dan kesehatan kerja karyawan dan dari tingkat pencemaran ringan sampai bencana.
menentukan upaya pencegahan keselamatan dan
kesehatan kerja karyawan di PT. Campina Ice Cream b. Macam-Macam Kecelakaan Kerja
Industry Surabaya. Menurut Sumakmur (1989) berdasarkan selang
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian waktu akibatnya, kecelakaan terbagi menjadi dua yaitu
terdahulu adalah pada objek, tempat dan tahun kecelakaan langsung dan kecelakaan tidak langsung.
penelitian yaitu dilakukan pada tahun 2014. Dalam Kecelakaan langsung merupakan kecelakaan yang
penelitian ini melakukan suatu pengamatan secara akibatnya langsung tampak atau terasa. Sedangkan
langsung pada setiap kegiatan proses produksi kecelakaan tidak langsung adalah kecelakaan yang
pengolahan karet remah (crumb rubber) pada bagian akibatnya baru tampak atau terasa setelah ada selang
lantai produksi di perusahaan pengolahan karet (crumb waktu dari saat kejadiannya.
rubber) yang bertujuan untuk mengidentifikasi Berdasarkan dari sisi korbannya, kecelakaan juga
berbagai macam potensi sumber bahaya yang beresiko terbagi menjadi dua yaitu kecelakaan dengan korban
menyebabkan terjadinya kecelakaan kerja dengan manusia dan kecelakaan tanpa korban manusia.
menggunakan metode Hazard Identification, Risk Kecelakaan dengan korban manusia juga terbagi lagi
Assessment, and Risk Control (HIRARC) sehingga menjadi tiga bagian yaitu kecelakaan diukur
hasil dari penelitian ini dapat dijadikan sebagai berdasarkan besar-kecilnya kerugian material,
perbandingan degan beberapa penelitian-penelitian kekacauan organisasi kerja, maupun dampak negatif
terdahulu. yang diakibatkannya. Manusia juga merupakan salah
Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah satu penyebab kecelakaan kerja atau tingkah laku tidak
sebagai berikut : aman. Adapun faktor penyebab tingkah laku tidak
a. Bagaimana mengidentifikasi penyebab kecelakaan aman yaitu faktor kebiasaan, emosi atau psikologi dan
kerja yang terjadi di perusahaan pengolahan karet kurang terampil.
remah (crumb rubber) ?
b. Bagaimana mengidentifikasi potensi sumber c. Kerugian oleh karena Kecelakaan
bahaya yang beresiko dapat mengakibatkan Menurut Sumakmur (2009) kerugian oleh karena
terjadinya kecelakaan kerja di perusahaan kecelakaan merupakan suatu kerugian, yang antara lain
pengolahan karet remah (crumb rubber) ? tergambar dari pengeluaran dan besarnya biaya
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : kecelakaan. Biaya yang dikeluarkan akibat terjadinya
a. Mengetahui penyebab kecelakaan kerja yang terjadi kecelakaan seringkali sangat besar, padahal biaya
di perusahaan pengolahan karet remah (crumb tersebut bukan semata-mata beban suatu perusahaan
rubber). melainkan juga beban masyarakat dan negara secara
b. Mengetahui potensi sumber bahaya yang dapat keseluruhan. Biaya ini dapat menjadi biaya langsung
mengakibatkan resiko terjadinya kecelakaan kerja dan biaya tersembunyi. Biaya langsung ialah biaya atas
di perusahaan pengolahan karet remah (crumb PPPK, pengobatan, dan perawatan, biaya rumah sakit,
rubber). baiaya angkutan, upah selama pekerja tak mampu
bekerja, kompensasi cacat, dan biaya atas kerusakan
2. Teori Dasar bahan, perlengkapan, peralatan dan mesin.
a. Pengertian Kesehatan dan Keselamatan Kerja
(K3) d. Kecelakaan Menurut Jenis Pekerjaan
Menurut Sumakmur (2009) pengertian dari Menurut Sumakmur (2009) jenis pekerjaan
kecelakaan kerja adalah suatu peristiwa yang dapat mempunyai peranan besar dalam menentukan macam-
merusak suatu rencana yang telah dibuat atau macam kecelakaan. Kecelakaan di perusahaan
direncanakan sebelumnya. Keselamatan kerja perindustrian berlainan dengan kecelakaan di
diutamakan dalam bekerja untuk menghindari perkebunan, kehutanan, pertambangan, atau
terjadinya kecelakaan. Kecelakaan dapat diartikan perkapalan. Demikian pula macam kecelakaan pada
sebagai suatu peristiwa yang tidak diinginkan dan tidak berbagai kesatuan operasi dalam suatu proses produksi.
diduga, yang kejadiannya dapat menyebabkan Serta seterusnya demikian pula pada berbagai
timbulnya bencana atau kerugian. pekerjaan yang tergolong kepada suatu kesatuan
Keselamatan dan kesehatan kerja sangat operasi dari suatu proses produksi. Macam kecelakaan
dibutuhkan dalam kegiatan industri, hal-hal yang kerja pertambangan antara lain ledakan, rubuh dinding
melatar belakangi yaitu bahwa setiap aktifitas industri atap tambang, terjatuh ketika menaiki atau menuruni
selalu mengandung bahaya dan risiko keselamatan dan tangga, selibnya lori, atau lainnya.
kesehatan kerja, bahaya dan risiko tersebut akan

152
Menurut Sumakmur (2009) contoh pada macam- langkah-langkah pencegahan untuk memastikan
macam kecelakaan pada industri maritim adalah bahwa resiko secara memadai dapat dikendalikan
tenggelam, serangan ikan, luka oleh terumbu karang setiap saat. (Anonim 2008, Department of
atau terkena bisa binatang laut, dan sebagainya. Occupational Safety and Health Ministry of Human
Macam kecelakaan yang terjadi di perkebunan atau Resources Malaysia)
kehutanan antara lain tertimpa gelondongan, terjatuh,
terjerembab, luka oleh geregaji listrik atau perkakas h. Proses HIRARC
tangan, dan lainnya. Macam kecelakaan di dok kapal Proses HIRARC membutuhkan 4 langkah
selain kecelakaan biasa, juga bahaya terjatuh ke laut sederhana, yaitu :
atau tengelam. Kecelakaan di sektor pembangunan Mengklasifikasikan kegiatan kerja.
gedung ialah terjatuh, tertimpa oleh benda jatuh, luka Mengidentifikasi bahaya.
oleh perkakas kerja dan lain-lain. Melakukan penilaian risiko (menganalisa dan risiko
perkiraan dari setiap bahaya) dengan menghitung
e. Pengertian Identifikasi Bahaya atau memperkirakan kemungkinan terjadinya dan
Menurut Ridley (2008) identifikasi bahaya keparahan bahaya.
sebelum bahaya tersebut menyebabkan kecelakaan Memutuskan apakah risiko dapat ditoleransi
adalah inti seluruh kegiatan pencegahan. Akan tetapi, dengan menerapkan langkah-langkah pengendalian
pengidentifikasian bahaya bukanlah ilmu pasti tetapi (jika perlu).
merupakan kegiatan subjektif dimana ukuran bahaya
yang teridentifikasi akan berada diantara orang satu
dengan orang lainnya yang tergantung pada
pengalaman masing-masing, sikap dalam menghadapi
resiko, famelieritas tehadap proses bersangkutan, dan
sebagainya.
Menurut Ridley (2008) dengan mengurangi atau
menjalankan sebuah teknik pengidentifisian, jumlah
bahaya residual akan dapat dikurangi. Kita tidak
mungkin langsung menghilangkan seluruh bahaya
tersebut. Temuan pada setiap inspeksi harus dicatat
sehingga dapat dijadikan acuan ketika memutuskan
tindakan korektif yang diperlukan dan untuk
membandingkannya dengan inspeksi sebelumnya.
Banyak teknik identifikasi yang salah satunya dapat
dipilih sebagai yang mungkin paling efektif di
organisasi tertentu atau yang dapat menyediakan
informasi yang dibutuhkan dalam proses tertentu.

f. HIRARC (Hazard Identification, Risk


Assessment and Risk Control)
Tujuan dari pedoman ini adalah untuk Gambar 1. Flowchart of HIRARC Process
memberikan pendekatan yang sistematis dan obyektif Sumber : (Anonim 2008, Department of Occupational
Safety and Health Ministry of Human
untuk menilai bahaya dan resiko yang terkait, yang
Resources Malaysia)
akan memberikan ukuran yang obyektif dari sebuah
identifikasi bahaya serta menyediakan metode untuk
mengendalikan resiko. (Anonim 2008, Department of i. Analisis dari Kemungkinan Resiko
Occupational Safety and Health Ministry of Human Resiko adalah penentuan kemungkinan dan
Resources Malaysia) keparahandari urutan kecelakaan / peristiwa yang
terjadi untuk menentukan besarnya dan prioritas
terhadap bahaya yang teridentifikasi. Hal ini dapat
g. Tujuan HIRARC
dilakukan dengan metode kuantitatif, kualitatif, atau
Tujuan dari HIRARC adalah sebagai berikut :
metode semi kuantitatif. (Anonim 2008, Department of
Untuk mengidentifikasi semua faktor yang dapat
Occupational Safety and Health Ministry of Human
menyebabkan kerusakan pada pekerja dan lain-lain
Resources Malaysia)
(yang memiliki resiko).
j. Kemungkinan Suatu Kejadian
Untuk mempertimbangkan kemungkinan bahaya Nilai tersebut didasarkan pada kemungkinan
yang benar-benar akan menimpa siapa pun di suatu peristiwa yang terjadi. Anda dapat mengajukan
situasi dan kondisi kasus tertentu dan tingkat pertanyaan "Berapa kali peristiwa ini terjadi di masa
keparahan mungkin bisa bersumber dari hasil hal lalu?" Menilai kemungkinan didasarkan pengalaman
tersebut (resiko). pekerja, analisis atau pengukuran. Tingkat
Untuk memungkinkan pengusaha untuk kemungkinan berkisar dari "paling mungkin" untuk
merencanakan, memperkenalkan dan memantau "tidak dapat terbayangkan." Sebagai contoh, tumpahan

163
kecil pemutih dari wadah ketika mengisi botol semprot Tabel 3. Matrik Penilaian Resiko
yang paling mungkin terjadi selama setiap shift. Atau, Saverity (S)
kebocoran bahan bakar diesel dari tangki
penampungan yang aman mungkin tidak terlalu Likeihood (L) 1 2 3 4 5
memungkinkan terjadi, sebagaimana dapat dilihat pada 5 5 10 15 20 25
tabel 1. 4 4 8 12 16 20
Tabel 1. Nilai Kemungkinan (Likelihood) 3 3 6 9 12 15
LIKELIHOOD (L) EXAMPLE RATING 2 2 4 6 8 10
Most likely The most likely result of the hazard / event being realized 5 1 1 2 3 4 5
Possible Has a good chance of occurring is not unusual 4 High
Conceivable Might be occur at sometime in future 3 Medium
Remote Has not been known ti occur after many years 2 Low
Sumber : (Anonim 2008, Department of Occupational
Inconceivable Is practically impossible and has never occurred 1 Safety and Health Ministry of Human
Sumber : (Anonim 2008, Department of Occupational Resources Malaysia)
Safety and Health Ministry of Human
Resources Malaysia) m. Pengertian Fishbone Diagram
Menurut Scarvada dalam Asmono (2013)
k. Tingkat Keparahan Bahaya diagram fishbone sering juga disebut dengan istilah
Tingkat keparahan dapat dibagi menjadi lima Diagram Ishikawa. Penyebutan diagram ini sebagai
kategori. Tingkat keparahan didasarkan pada Diagram Ishikawa karena yang mengembangkan medel
peningkatan keparahan untuk kesehatan individu, diagram ini adalah Dr. Kaoru Ishikawa pada sekitar
lingkungan, atau properti, sebagaimana dapat dilihat tahun 1960-an. Mengapa diagram ini dinamai diagram
pada tabel 2. fishbone? Penyebutan diagram ini sebagai diagram
Tabel 2. Nilai Keparahan (Saverity) fishbone karena diagram ini bentuknya menyerupai
SAVERITY (S) EXAMPLE RATING kerangka tulang ikan yang bagian-bagiannya meliputi
kepala, sirip, dan duri.
Catastrophic Numerous fatalities, irrecoverable property damage
5 Menurut Scarvada dalam Asmono (2013) konsep
and productivity dasar dari diagram fishbone adalah permasalahan
Fatal Approximately one single fatality major property damage mendasar diletakan pada bagian kanan dari diagram
4 atau pada bagian kepala dari kerangka tulang ikannya.
if hazard is realized
Penyebab permasalahan digambarkan pada sirip dan
Serious Non-fatal injury, permanent disability 3 durinya. Kategori penyebab permasalahan yang sering
Minor Disabling but not permanent injury 2 digunakan sebagai start awal meliputi materials (bahan
Negligible Minor abrasions, bruises, cuts, first aid type injury 1 baku), machines and equipment (mesin dan peralatan),
Sumber : (Anonim 2008, Department of Occupational manpower (sumber daya manusia), methods (metode),
Safety and Health Ministry of Human Mother Nature/environment (lingkungan), dan
Resources Malaysia) measurement (pengukuran). Keenam penyebab
munculnya masalah ini sering disingkat dengan 6M.
l. Penilaian Resiko Penyebab lain dari masalah selain 6M tersebut dapat
Resiko dapat disajikan dalam berbagai cara untuk dipilih jika diperlukan. Untuk mencari penyebab dari
mengkomunikasikan hasil analisis untuk membuat permasalahan, baik yang berasal dari 6M seperti
keputusan tentang pengendalian resiko. Untuk analisis dijelaskan di atas maupun penyebab yang mungkin
resiko yang menggunakan kemungkinan dan tingkat lainnya dapat digunakan teknik brainstorming.
keparahan dalam metode kualitatif, menyajikan hasil
dalam matriks resiko adalah cara yang sangat efektif n. Manfaat Fishbone Diagram
dalam mengkomunikasikan distribusi resiko di seluruh Menurut Asmono (2013) diagram fishbone dapat
pabrik dan daerah di tempat kerja. Resiko dapat digunakan untuk menganalisis permasalahan baik pada
dihitung dengan menggunakan rumus berikut : level individu, tim, maupun organisasi. Terdapat
LxS = Relative Risk / Resiko Relatif banyak kegunaan atau manfaat dari pemakain diagram
L = Likelihood / Kemungkinan fishbone ini dalam analisis masalah. Manfaat
S = Saverity / Keparahan penggunaan diagram fishbone tersebut antara lain :
Penilaian resiko, sebagaimana dapat dilihat pada 1. Memfokuskan individu, tim, maupun organisasi
tabel 3. pada permasalahan utama. Penggunaan diagram
fishbone dalam tim/organisasi untuk menganalisis
permasalahan akan membantu anggota tim dalam
memfokuskan permasalahan pada masalah
prioritas.

4
17
15
2. Memudahkan dalam mengilustrasikan gambaran penyebab terjadinya kecelakaan kerja diatas
singkat permasalahan tim /organisasi. Diagram disebabkan oleh beberapa faktor yaitu :
fishbone dapat mengilustrasikan permasalahan a. Faktor Manusia
utama secara ringkas sehingga tim akan mudah Karyawan kurang hati-hati dalam melakukan
menangkap permasalahan utama. suatu pekerjaan, hal ini disebabkan karyawan
3. Membangun dukungan anggota tim untuk lalai pada saat bekerja.
menghasilkan solusi. Setelah ditentukan penyebab Bekerja tidak menggunakan Alat Pelindung Diri
dari masalah, langkah untuk menghasilkan solusi (APD), hal ini disebabkan karyawan tidak
akan lebih mudah mendapat dukungan dari anggota mengikuti prosedur / instruksi kerja yang aman.
tim. b. Faktor Materal
4. Memudahkan visualisai hubungan antara penyebab Sample bokar yang dipotong oleh karyawan
dengan masalah. Hubungan ini akan terlihat dengan terlalu licin, hal ini disebabkan karyawan kurang
mudah pada diagram fishbone yang telah dibuat. teliti pada saat melakukan penyortiran bokar yang
5. Memudahkan tim beserta anggota tim untuk akan dipotong.
melakukan diskusi dan menjadikan diskusi lebih
terarah pada masalah dan penyebabnya. Adapun langkah-langkah yang dapat dilakukan
untuk pengendalian terhadap jenis kecelakan tersebut
3. Metodologi Penelitian yaitu :
Objek penelitian ini adalah manusia, peralatan, a. Rekayasa Teknis
mesin, lingkungan kerja dan mengidentifikasi potensi Merancang dan menyediakan tempat khusus
sumber bahaya pada setiap aktivitas proses produksi di untuk pemotongan bokar.
perusahaan pengolahan karet remah (crumb rubber) b. Administratif
dan waktu penelitian ini direncanakan dalam waktu Melakukan briefing tentang keselamatan kerja
kurang lebih lima bulan yaitu mulai dari bulan Juni dengan karyawan sebelum memulai suatu
sampai dengan bulan November tahun 2014. pekerjaan.
Memonitoring pemakaian Alat Pelindung Diri
(APD).
Memberi sanksi dan teguran kepada karyawan
yang tidak menggunakan Alat Pelindung Diri
(APD).
c. Alat Pelindung Diri (APD)
Mewajibkan karyawan / operator menggunakan
helm, sepatu safety, dan sarung tangan pada saat
bekerja.

Gambar 2. Diagram Alir Penelitian

4. Hasil dan Pembahasan


Analisa hasil pengolahan data yang dilakukan
dengan menggunakan metode fishbone diagram
bertujuan untuk mengetahui akar penyebab dari
masalah kecelakaan kerja yang pernah terjadi di Gambar . Fishbone Diagram Jenis Kecelakaan
perusahaan pengolahan karet remah (crumb rubber) Tangan Tertusuk Gancu
adalah sebagai berikut :
Tangan Tertusuk Gancu Hasil pengolahan data potensi sumber bahaya
Kecelakaan kerja terjadi saat karyawan sedang menggunakan metode Hazard Identification, Risk
memotong bokar, gancu yang digunakan untuk Assessment, Risk Control (HIRARC) di perusahaan
menahan bokar, tanpa disadari gancu meleset dan pengolahan karet remah (crumb rubber) pada Stasiun
mengenai tangan kanan karyawan tersebut. Adapun Kerja Kawasan Bongkar (Unloading Area).

18
5
Tabel 4. Hasil Pengolahan Data Identifikasi Potensi kendaraan pengangkut bahan baku, pisau, gancu,
Sumber Bahaya Proses Penerimaan dan Sortasi box bokar, dan lantai licin. Dari masing-masing
Bokar Menggunakan Metode HIRARC potensi bahaya tersebut yang menghasilkan tingkat
I. INDENTIFIKASI BAHAYA II. PENILAIAN RESIKO III. PENGENDALIAN RESIKO resiko dalam kategori rendah (Low) yaitu potensi
NO bahaya dari kendaraan pengangkut bahan baku,
KEMUNGKINAN KEPARAHAN NILAI
AKTIVITAS KERJA BAHAYA DAMPAK KATEGORI PENGENDALIAN SARAN pisau, gancu, dan lantai licin. Tingkat resiko yang
(L) ( S ) RESIKO
( L 3x S ) Rendah Administratif 1. Memasangdisplay batas kecepatan maximal kendaraan. berada dalam kategori sedang (Medium) yaitu
Penerimaan dan Kenderaan Tertabrak dan 3 1
sortasibokar pengangkut terlindas 2. Membuat polisi tidur di badan jalan yang dilalui oleh
potensi bahaya yang dihasilkan dari bahaya box
bahan baku kendaraan kenderaan pengangkut bahan baku bokar.
3. Memonitoring pemakaian Alat Pelindung Diri (APD)
4. Memberi sanksi dan teguran kepada karyawan yang tidak Referensi
menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) [1] Asmoko, Hindri 2013. Teknik Ilustrasi Masalah-
Alat Pelindung Diri Mewajibkan karyawan / operator menggunakan helm, sepatu
Fishbone Diagram.
(APD) safety dan sarung tangan pada saat bekerja [2] Anonim 2008, Guidelines for hazard
identification, risk assessment and risk control
Pisau Tersayat dan 4 1 4 Rendah Rekayasa Teknis Merancang dan menyediakan tempat khusus untuk
(HIRARC). Director General Department of
tertusuk pisau pemotonganbokar
Occupational Safety and Health Malaysia.
Administratif 1. Memonitoring pemakaian Alat Pelindung Diri (APD) [3] Darisa, Alin 2012. Identifikasi Keselamtan dan
2. Memberi sanksi dan teguran kepada karyawan yang tidak
Kesehatan Kerja (K3) Dengan Metode Hazard
menggunakan Alat Pelindung Diri (APD)
Dentification Risk Assessment Control (HIRAC)
Alat Pelindung Diri Mewajibkan karyawan / operator menggunakan helm, sepatu di PT.Campina Ice Cream Industry Surabaya.
(APD) safety dan sarung tangan pada saat bekerja [4] Novianto, Farid. 2010. Analisis Kecelakaan dan
Gancu Tertusuk 4 1 4 Rendah Administratif 1. Memonitoring pemakaian Alat Pelindung Diri (APD) Kesehatan Kerja Dan Upaya Pencegahannya di
gancu 2. Memberi sanksi dan teguran kepada karyawan yang tidak Bagian Flooring Dengan Pendekatan Risk
menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) Assesment PT. Dharma Satya Nusantara
Alat Pelindung Diri Mewajibkan karyawan / operator menggunakan helm, sepatu Surabaya. Universitas Pembangunan Nasional
(APD) safety dan sarung tangan pada saat bekerja Veteran Jawa Timur.
[5] Ridley, John. 2008. Kesehatan dan Keselamatan
Box bokar Tertimpa dan 3 3 9 Sedang Administratif 1. Memonitoring pemakaian Alat Pelindung Diri (APD)
Kerja. 12th Ed. Jakarta: Erlangga.
terjepit box 2. Memberi sanksi dan teguran kepada karyawan yang tidak
bokar
[6] Sumakmur. 2009. Hygiene Perusahaan Industri.
menggunakan Alat Pelindung Diri (APD)
12th Ed. Jakarta: Erlangga.Septyanindhea, Andra
Alat Pelindung Diri Mewajibkan karyawan / operator menggunakan helm, sepatu 2014.
(APD) safety dan sarung tangan pada saat bekerja [7] Septyanindhea, Andra 2014. Pengendalian Resiko
Lantai licin Tergelincir 4 1 4 Rendah Administratif 1. Membuat jadwal piket kepada petugas kebersihan Kecelakaan Kerja Pada Bagian Produksi
dan terbentur 2.Memonitoring pemakaian Alat Pelindung Diri (APD) Berdasarkan Hasil Analisis Hazard Identification,
3. Memberi sanksi dan teguran kepada karyawan yang tidak Risk Assessment, and Risk Control (HIRARC)
menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) (Kasus PT. Industri Sandang Nusantara Unit Patal
Alat Pelindung Diri Mewajibkan karyawan / operator menggunakan helm, sepatu Sacang)
(APD) safety dan sarung tangan pada saat bekerja
Biografi
Darius Totok. lahir di Nanga Kemangai pada tanggal 4
5. Kesimpulan Desember 1990. Anak pertama dari Bpk. David Ujang dan
Berdasarkan hasil pengolahan dan analisa data yang Ibu Siti Walida. Penulis memulai pendidikan dasar di SD
telah dilakukan, maka penulis dapat menarik Negeri 20 Mambok Sintang dan lulus pada tahun 2002,
kesimpulan sebagai berikut : kemudian melanjutkan pendidikan menengah di SLTP
a. Penyebab terjadinya kecelakaan kerja di Negeri 2 Sintang dan lulus pada tahun 2005. Penulis
perusahaan pengolahan karet (crumb rubber) kemudian melanjutkan pendidikan menengah kejuruan di
dipengaruhi beberapa faktor yaitu Manusia kurang SMK Negeri 1 Sintang dan lulus pada tahun 2008. Penulis
hati-hati dan lalai dalam melakukan suatu melanjutkan pendidikan keperguruan tinggi pada tahun
pekerjaan, Mesin / Peralatan yang kurang 2009 dan diterima menjadi mahasiswa Universitas
perawatan sehingga pengoperasian mesin tidak Tanjungpura, pada program studi Teknik Industri, jurusan
dalam kondisi normal, kurang teliti pada saat Teknik Elektro, Fakultas Teknik.
melakukan pengecekan terhadap kualitas Material
/ Bahan Baku, Metode yaitu masih terdapat
beberapa aktivitas pekerjaan yang dilakukan secara
manual dan Lingkungan sangat berpeluang dan
beresiko menyebabkan terjadinya kecelakaan kerja.
b. Hasil identifikasi bahaya yang dilakukan pada
aktivitas kerja proses penerimaan dan sortasi bokar,
terdapat 5 potensi bahaya antara lain bahaya dari

19
6

You might also like