You are on page 1of 36

EKSTREMITAS INFERIOR

Merupakan cincin tertutup. Ditujukan untuk stabilitas. Terdiri dari 2 os


coxae dan 1 os sacrum.
Cingulum ekstremitas caudalis = pelvis.
Linea terminalis : garis yang membatasi lobang antara apertura pelvis
sebelah atas. Bidang yang terletak pada linea terminalis disebut Aditus
pelvis.
Bentuk tergantung kelamin.
Bagian caudal disebut Exitus pelvis.
Angulus pubicum sebelah ventral exitus pelvis.

Wanita : diatas 1250


Laki-laki : dibawah 900
Aditus pelvis laki-laki : lonjong/oval
Wanita : bulat
Fossa iliaca pada wanita mendatar / cekung ke dalam, pada laki-laki
menegak/rata.
Incisura ishiadica major pada wanita lebih lebar daripada laki-laki. Pelvis
wanita lebih besar daripada laki-laki.

Axis Pelvis
Tempat kedudukan dari titik-titik yang sama jauh sejak dari aditus pelvis
sampai exitus pelvis. Ia merupakan garis lengkung yang penting untuk jalan
ubun-ubun bayi. Pelvis bersudut 600 dengan bidang horizontal.

Ukuran-ukuran pelvis :

Conjugata inclinata : garis yang terletak antara promontorium dengan


titik caudal dari simfisis pubis (12,5 cm).
Conjugata vera = diameter recta (aditus pelvis).
Diameter recta dari pelvis ; garis yang ditarik dari sacral 3 ke
pertengahan simfisis pubis sebelah dalam (12 cm).
Diameter recta dari exitus pelvis : ujung dari os coccygeus dengan tepi
bawah dari simfisis pubis (11,5 cm).
Diameter transversal dari pelvis : ujung dari os coccygeus dengan tepi
bawah dari simfisis pubis (11,5 cm).
Diameter transversal dari pelvis : jarak yang terdapat antara kedua os
acetabulum (12 cm).
Diameter transversa dari exitus pelvis : jarak yang terdapat antara 2
tuber ossis ischii (11 cm).
Semua ini adalah ukuran dalam dari pelvis. Cara mengukur dari luar dengan
pelvimeter.

Distantia spinarum : jarak antara kedua spina iliaca anterior superior (26
cm).
Distantia cristarium : jarak yang terlebar antara kedua krista iliaca.
Os coxae merupaka gabungan 3 tulang : os ilium, os ischium dan os pubis.
Mereka bertemu pada acetabulum dan hilang sekitar umur 18 tahun,
adakalanya vertebra lumbalis 5 ikut membentuk sacrum dan tulang tersebut
lumbosacralis. Kejadiannya disebut sacralisasi. Sacralisasi dapat terjadi os
vertebra masuk ke sacrum atau os coccygeus masuk ke sacrum.

PELVIS

Terdiri dari pelvis mayor dan pelvis minor. Dibatasi oleh linea terminalis
yang dibentuk dari promontorium ke pars lateralis ossis sacri ke linea
arcuata ke pecten ossis pubis ke tuberculum pubicum dan berakhir diatas
simfisis pubis.

Aditus pelvis (apertura pelvis superior) dibentuk oleh ke 2 linea


terminalis kanan kiri.
Os pelvis
OS FEMUR
Tdd:

Proximal : caput femoris, collum, corpus.


Distal : condylus lateralis, condylus medialis, epicondylus lateralis,
epicondylus medialis.
TIBIA
Proximal : 2 epicondylus lateralis dan medialis.
Diantaranya : eminentia intercondyloidea, fossa intercondyloidea.
Pada condylus lateralis dan medialis ada;
facies lateralis berbentuk concaf
facies medialis bentuk oval dan datar

PATELLA
Ventral kasar, dorsal licin
Apex : sebelah distal, facies articularis yang lebih lebar sebelah lateral
Basis : sebelah proximal
FIBULA
Proximal : capitulum fibulae
Dorsoventral : bagian distal sebelah dorsal ada sulcus musculus peronaeus
longus
Lateral medial : malleolus fibulae
Pada corpus ada 4 krista : anterior, lateralis, posterior, interossea.
OSSA TARSALIA
Tdd:
Talus
Berarticulasi dengan naviculare pedia dan calcaneus.

CALCANEUS
NAVICULARE PEDIS
CUNEIFORME, tdd 3: lateral, intermedia, media
CUBOIDEUM

OSSA METATARSALIA
Terdiri : caput, corpus, basis
Beda dengan metacarpal : basis lebih besar dari caput.
OTOT-OTOT VENTRAL PANGKAL PAHA
1. M.Iliacus
2. M.psoas major
3. M.psoas minor

OTOT-OTOT VENTRAL PAHA


1. M.quadriceps femoris
2. M.sartorius
3. M.tensor fasciae latae

OTOT-OTOT MEDIAL PAHA ATAS


1. M.gracilis
2. M.pectineus
3. M.adductor brevis
4. M.adductor longus
5. M.adduktor magnus
6. M.obturatorius eksternus

OTOT-OTOT DORSAL PINGGUL


1. M.gluteus maximus
2. M.gluteus medius
3. M.gluteus minimus
4. M.piriformis
5. M.obturatorius internus
6. M.gemellus superior
7. M.gemellus inferior
8. M.quadratus femoris

OTOT-OTOT DORSAL PAHA


1. M.biceps femoris
2. M.semitendinosus
3. M.semimembranosus
OTOT-OTOT VENTRAL BETIS
1. M.tibialis anterior
2. M.extensor hallucis longus
3. M.extensor digitorum longus
4. M.fibularis (peroneus) tertius

OTOT-OTOT LATERAL BETIS


1. M.fibularis (peroneus) longus
2. M.fibularis (peroneus) brevis

OTOT-OTOT DORSAL BETIS BAGIAN PERMUKAAN


1. M.triceps surae

OTOT-OTOT DORSAL BETIS BAGIAN DALAM


1. M.popliteus
2. M.tibialis posterior
3. M.flexor digitorum longus
4. M.flexor hallucis longus
OTOT-OTOT KAKI DORSAL
1. M.ekstensor digitorum brevis
2. M.ekstensor hallucis brevis

OTOT-OTOT MEDIAL TELAPAK KAKI


1. M.abduktor hallucis
2. M.flexor hallucis brevis
3. M.adduktor hallucis

OTOT-OTOT BAGIAN TENGAH TELAPAK KAKI


1. M.flexor digitorum brevis
2. M.quadratus plantae
3. Mm.lumbricales pedis I-IV
4. Mm.interosei plantares I-III
5. Mm.interossei dorsales pedis I-IV

OTOT-OTOT LATERAL TELAPAK KAKI


1. M.abduktor digiti minimi
2. M.flexor digiti minimi brevis
3. M.opponens digiti minimi
Definisi otot rangka
Otot merupakan suatu organ yang memungkinkan tubuh dapat bergerak.. Gerak sel terjadi karena
sitoplasma mengubah bentuk, Pada sel-sel, sitoplasma ini merupakan benang-benang halus yang
panjang disebut miofibril. Kalau sel otot mendapat rangsangan maka miofibril akan memendek.
Dengan kata lain sel otot akan memendekkan dirinya ke arah tertentu (berkontraksi).
2. Jenis-jenis otot
a. Otot skelet ( lurik, volunter )
Yaitu otot yang menimbulkan pergerakan pada rangka, tulang rawan , atau otot ; dikendalikan oleh
sistem saraf pusat, serat menunjukkan garis-garis melintang. Otot lurik umumnya melekat pada
tulang sebagai daging.
b. Otot tidak bergaris ( polos, involunter )
Otot ini ditemukan di dinding visera dan pembuluh darah, dikendalikan melalui sistem saraf
autonom, serat tidak menunjukkan garis melintang.

c. Otot jantung
Otot ini hanya terdapat pada jantung.
3. Otot kerangka tubuh
a. Otot kepala
Otot bagian ini dibagi menjadi 5 :
1) Otot pundak kepala: fungsinya sebagian kecil membentuk gales aponeurotika disebut juga
muskulus oksipitifrontalis, dibagi menjadi 2 :
a. Muskulus frontalis, fungsinya mengerutkan dahi dan menarik dahi mata
b. Oksipitalis terletak di bagian belakang, fungsinya menarik kulit ke belakang.
2) Otot wajah berbagi atas :
a) Otot mata (muskulus rektus okuli) dan otot bola mata sebanyak 4 buah
b) Muskulus oblikus okuli /otot bola mata sebanyak 2 buah, fungsinya memutar mata
c) Muskulus orbikularis okuli/ otot lingkar mata terdapat disekeliling mata, fungsinya sebagai
penutup mata atau otot sfingter mata
d) Muskulus levator palpebra superior terdapat pada kelopak mata. Fungsinya
menarik, mengangkat kelopak mata atas pada waktu membuka mata
3) Otot mulut/bibir dan pipi, terbagi atas :
a) Muskulus triangularis dan muskulus orbikularis oris/otot sudut mulut, fungsinya menarik sudut
mulut ke bawah
b) Muskulus quadratus labii superior, otot bibir atas mempunyai origo pinggir lekuk mata menuju
bibir atas dan hidung
c) Muskulus quadratus labii inferior, terdapat pada dagu merupakan kelanjutan pada otot leher.
Fungsinya menarik bibir ke bawah atau membentuk mimik muka ke bawah
d) Muskolus buksinator, membentuk dinding samping rongga mulut. Origo pada taju mandibula dan
insersi muskulus orbikularis oris. Fungsinya untuk menahan makanan waktu mengunyah
e) Muskulus zigomatikus/otot pipi, fungsinya untuk mengangkat dagu mulut ke atas waktu senyum.
4) Otot pengunyah/otot yang bekerja waktu mengunyah , terbagi atas:
a) Muskulus maseter, fungsinya mengangkat rahang bawah pada waktu mulut terbuka
b) Muskulus temporalis fungsinya menarik rahang bawah ke atas dan ke belakang
c) Muskulus pterigoid internus dan eksternus , fungsinya menarik rahang ke bawah ke depan
5) Otot lidah sangat berguna dalam dalam membantu pancaindra untuk mengunyah terb
Muskulus
genioglosus, fungsinya mendorong lidah ke depan.Muskulus stiloglosus, fungsinya menarik lidah
ke atas dan ke belakang.

4. Otot leher
Bagian otot ini terbagi 3, yaitu :
a. Muskulus platisma, terdapat di samping leher menutupi sampai bagian dada. berfungsi menekan
mandibula, menarik bibir ke bawah dan mengerutkan kulit bibir.
b. Muskulus sternokleidomastoid disamping kiri kanan leher ada suatu tendo sangat kuat. Fungsinya
menarik kepala ke samping, ke kiri, dan ke kanan, memutar kepala dan kalau keduannya bekerja
sama merupakan fleksi kepala ke depan disamping itu sebagai alat bantu pernafasan

c. Muskulus longisimus kapitis, terdiri dari splenius dan semispinalis kapitis. Ketiga otot ini terdapat
di belakang leher, terbentang dari belakang kepala ke prosesus spinalis korakoid. Fungsinya untuk
menarik kepala belakang dan menggelengkan kepala.

5. Otot bahu
Otot bahu hanya meliputi sebuah sendi saja dan membungkus tulang pangkal lengan dan tulang
belikat akromion yang teraba dari luar.
a. M. Deltoid (otot segitiga), otot ini membentuk lengkung bahu dan berpangkal di bagian sisi tulang
selangka ujung bahu, balung tulang belikat dan diafise tulang pangkal lengan. Di antara otot ini
dan taju besar tulang pangkal lengan terdapat kandung lendir. Fungsinya mengangkat lengan
sampai mendatar.
b. M. Subskapularis (otot depan tulang belikat) otot ini mulai dari bagian depan tulang belikat,
menuju taju kecil tulang pangkal lengan, d bawah uratnya terdapat kandung lendir. Fungsinya
menengahkan dn memutar tulang humerus ke dalam.
c. M. Supraspinatus (otot atas balung tulang belikat). Otot ini berpangkal dilekuk sebelah atas menuju
ke taju besar tulang pangkal lengan.fungsinya mengangkat lengan.
d. M. Infraspinatus (otot bawah balung tulang belikat). Otot ini berpangkal dilekuk sebelah bawah
balung tulang belikat dan menuju ke taju besar tulang pangkal lengan. Fungsinya memutar lengan
keluar.
e. M.teres mayor (otot lengan bulat besar). Otot ini berpangkal di siku bawah tulang belikat dan
menuju ke taju kecil tulang pangkal lengan. Di antar otot lengan bulat kecil dan otot lengan lengan
bulat besar terdapat kepala yang panjang dari muskulus triseps brakii. Fungsinya bisa memutar
lengan ke dalam.
f. M. Teres minor (otot lengan belikat kecil). Otot ini berpangkal disiku sebelah luar tulang belikat
dan menuju ke taju besar tulang pangkal. Fungsinya memutar lengan ke luar.
6. Otot dada
a. Otot dada besar (muskulus pektoralis mayor). Pangkalnya terdapat diujung tengah selangka, tulang
dada dan rawan iga. Fungsinya dapat memutar lengan kedalam dan menengahkan lengan., menarik
lengan melalui dada, merapatkan lengan kedalam.
b. Otot dada kecil (muskulus pektoralis minor).terdapat dibawah otot dada besar, berpangkal di iga
III,IV, dan V menuju ke prosesus korakoid. Fungsinya menaikkan tulang belikat dan menekan
bahu.
c. Otot bawah selangka (muskulus sublavikula). Terdapat diantar tulang selangka dan ujung iga I,
bagian dada atas sebelah bawah os klavikula. Fungsinya menentapkan tulang selangka disendi
sebelah tulang dada dan menekan sendi bahu ke bawah dan kedepan.
d. Otot gergaji depan (muskulus seratus anterior). Berpangkal di iga I sampai IX dan menuju ke sisi
tengah tulang belikat, tetapi yang terbanyak menuju ke bawah.
e. Otot dada sejati yaitu otot-otot sela iga luar dan otot sels-sela iga dalam. Fungsinya mengangkat
dan menurunkan iga waktu bernapas. Otot dada bagian dalam disebut juga otot dada sejati, yaitu
dada yang membantu perapasan terdirir dari;
1) Muskulus interkostalis eksternal dan internal terdapat diantara tulang-tulang iga. Fungsinya
mengangkat dan menurunkan tulang iga ke atas dan ke bawah pada waktu bernapas.
2) Muskulus diafragmatikus, merupakan alat istimewa yang ditengahnya mempunyai aponeurosis
yang disebut sentrum tendineum. Bentuknya melengkung ke atas mengahadap ke rongga toraks,
mempunyai lobang tempat lalu aorta vena kava dan esofagus. Fungsinya menjadi batas antara
rongga dada dan rongga perut. Kontraksi dan relaksasinya memperkecil serta memperbesar rongga
dada waktu bernapas.
7. Otot perut
a. Muskulus abdominis inetrnal (dinding perut). Garis di tengah dinding perut dinamakan linea alba,
otot sebelah luar (muskulus abdominis ekternal). Otot yang tebal dinamakan aponeurosis,
memebentuk kandung otot yang terdapat disebelah kiri dan kanan linea itu.
b. Lapisan sebelah luar sekali dibentuk otot miring luar (muskulus obliqus eksternus abdominasi).
Berpangkal pada iga V yang bawah sekali. Serabut ototnya yang sebelah belakang menuju ke tepi
tulang panggul (krista iliaka). Serabut yang depan menuju linea alba. Serabut yang tengah
membentuk ikat yang terbentang dari spina iliaka anterior superior ke simfisis.
c. Lapisan kedua dibawah otot dibentuk oleh otot perut dalam ( M.obliqua internus abdominis).
Serabut miring menuju ke ats dan ke tengah . Aponeurosis terbagi 2 dan ikut membentuk kandung
otot perut lurus mulai dari pedang rawan iga III dibawah dan menuju ke simfisis. Otot ini
mempunyai 4 urat melintang.
d. Muskulus transversus abdominis, merupakan xifoid menuju artikule ke kosta III terus ke simfisis.
Otot ini membentuk 4 buah urat yang bentuknya melintang dibungkus oleh muskulus rektus
abdominis otot vagina
Otot yang masuk ke dalam formasi bagian bawah dinding perut atau dinding abdominal posterior :
1) Muskulus psoas, terletak di belakang difragma bagian bawah mediastinum, berhubungan dengan
quadratus lumborum di dalamnya terdapat arteri, vena dan kelenjar limfe
2) Muskulus iliakus terdapat pada sisi tulang ilium, sebelah belakang berfungsi menopang sekum, dan
sebelah depan menyentuh kolon desenden

8. Otot punggung
a. Otot yang menggerakkan lengan
1) Trapezius (otot kerudung). Terdapat di semua ruas-ruas tulang punggung. Berpangkal di tulang
kepala belakang. Fungsinya mengangkat dan menarik sendi bahu. Bagian atas menarik skapula ke
bagian medial dan yang bawah menarik ke bagian lateral.
2) Muskulus latisimus dorsi (otot punggung lebar), berpangkal pada ruas tulang punggung yang
kelima dari bawah fasia lumboid, tepi tulang punggung dan iga III dibawah, gunanya menutupi
ketiak bagian belakang, menengahkan dan memutar tulang pangkal lengan kedalam.
3) Muskulus rumboid (otot belah ketupat)., berpangkal dari taju duri , dari tulang leher V, ruas tulang
punggung V, disini menuju ke pinggir tengah tulang belikat. Gunanya menggerakkan tulang belikat
ke atas dan ke tengah.
b. Otot antara ruang tulang belakang dan iga
Otot yang bekerja menggerakkan tulang iga atau otot bantu pernafasan terdiri dari 2 otot yaitu :
1) Muskulus Seratus posterior inferior atau otot gergaji belakang bawah
Terletak dibawah otot punggung lebar, berpanggal di fasia lumbodorsalis dan menuju ke iga V dari
bawa. Gunanya menarik tulang iga ke bawah pada waktu berbafas.
2) Musklus seratus posterior, terletak di bawah otot belah ketupat dan berpangkal di ruas tulang leher
ke enam dan ke tujuh dari ruas tulang pubnggung yang ke 2. Gunanya menrik tulang iga ke atas
waktu inspirasi
c. Otot punggung sejati
1) Muskulus interspinalis tranversi dan muskulus semispinalis, terdapat antara kiri kanan prosesus
tranversus dan prosesus spina. Fungsinya untuk sikap dan pergerakan tulang belakang
2) Muskulus sakrospinalis (muskulus eroktor spina) terlatak di samping ruas tulang belakang kiri dan
kanan. Fungsinya memelihara dan menjaga kedudukan kolumna vertebra dan pergerakan dari ruas
tulang belakang
3) Muskulus quadratus lumborum, terletak anatara krista iliaka dan os kosta, terdiri dari dua lapisan;
fleksi dari vertebra lumbalis dan diamping itu juga merupakan dinding bagian belakang rongga
perut.

9. Otot pangkal lengan


1. Otot-otot ketul atau fleksor
a. Muskulus bisep braki (otot lengan berkepala dua) otot ini meliputi dua buah sedi dan mempunya
dua buah kepala (kaput). Kepala yang panjang melekat di dalam sendi bahu, kepala yang pendek
melekatnya di sebelah luar dan yang kedua di sebelah dalam. Otot itu kebawah menuju ke tulang
pengumpil. Di bawah urat nya terdapat kandung lendir. Fungsi nya membengkokkan lenga bawah
siku meratakan hasta dan mengangkat lengan.
b. Muskulus brakialis (otot lengan dalam) Otot ini berpangkal di bawah otot segi tiga di tulang
pangkal lengan dan menuju taju di pangkal tulang hasta funsinya membengkokkan lengan bawah
siku
c. Muskulus korakobrakialis otot ini berpanglal di prosesus korakoid dan menuju ke tulang pangkal
lengan. Funginya mengangkat lengan
2. Otot-otot kedang (ekstensor)
Muskulus triseps braki (oto lengan berkepala tiga)
a. Kepala berpangkal di sebelah belakang tulang pagkal lengan dan menuju ke bawah kemudian
bersatu dengan yang lain
b. Kepala dalam dimulai di sebelah dalam tulang pangkal lengan
c. Kepala panjang dimulai pada tulang dibawah sendi dan ketiganya mempunyai sebelah urat yang
melekat di olekrani.

10. Otot-otot sekitar panggul


Otot ini berasal dari tulang panggul atau kolumna vertebralis menuju ke pangkal paha
a. Sebelah depan bagian dalam dari panggul terdapat :
1) Muskulus psoas mayor. Terbentang dari prosesus tranfersi lumbalis menuju trokantel minor dan
iliakus
2) Muskulus iliakus, berasal dari fosa iliaka menuju trokanter minor
3) Muskulus psoas minor yang terletak di muka psoas manyor. Ketiga otot ini di sebut juga otot
iliopsoas, fungsinya mengangkat dan memutar tungkai ke bagian luar.
b. Sebelah belakang bagian luar terdapat
1) Muskulus gluteos maksimus merupakan otot yang terbesar yang terdapat di sebelah lua panggul
membentuk bokong. Fungsinya, antagonis dari iliopsoas yaitu rotasi fleksi dan endorotasi femur
2) Muskulus gluteos medius dan minimus, terdapat dibagian belakang sendi panggul dibawah gluteos
maksimus. Fungsinya, abduksi dan endorotasi dari femur dan bagian medius eksorotasi femur
11. Otot gerak bawah
a. Otot tungkai atas
Otot tungkai atas ( otot paha ), mempunyai selaput pembugkus yang sangat kuat dan di sebut
fasia lata yang di bagi atas 3 golongan yaitu :
1) Muskulus abduktor terdiri dari :
a) Muskulus abduktor maldanus sebelah dalam
b) Muskulus abduktor brevis sebelah tengah
c) Muskulus abduktor longus sebelah luar
Ketiga otot ini menjsdi satu yang di sebut muskulus abduktor femoralis. Fungsinya
menyelenggarakan gerak abduksi pada femur.
2) Muskulus ekstensor ( quadriseps femoris ) otot berkepala empat. Otot ini merupakan otot
terbesar dari :
3) Muskulus rektus femoris
4) Muskulus vastus leteralis eksternal
5) Muskulus vastus medialis internal
6) Muskulus vastus intermedial
7) Otot fleksor femori ( Terdapat di bagian belakang bagian paha ) terdiri dari :
a) Biseps femoris otot berkepala dua. Fungsinya membengkokkan paha dan meluruskan
tungkai bawah.
b) Muskulus semi membranosus, otot seperti selaput. Fungsinya membengkokkan tungkai
bawah.
c) Muskulus semi tendinosus, otot seperti urat, fungsinya membengkokkan urat bawah serta
memutar kedalam.
d) Muskulus sartorius, otot penjahit, bentuknya panjang seperti pita, terdapat di bagian paha,
fungsi : eksorotasi femur memutar memutar ke luar pada waktu lutut mengetul, serta
membantu gerakan fleksi femur dan membengkok keluar.
b. Otot tungkai bawah
Terdiri dari
1) Otot tulang kering depan muskulus tibialis anterior. Fungsinya mengangkat pinggir kaki
sebelah tengah dan membengkokkan kaki.
2) Muskulus ekstensor talangus longus. Fungsinya meluruskan jari telunjuk ke tengah jari, jari
manis dan kelingking kaki.
3) Otot kedang jempol, fungsinya meluruskan ibu jari kaki. Urat-urat tersebut terpaut oleh
ikat melintang dan ikan silang sehingga otot itu bisa membengkokkan kaki ke atas. Otot-
otot yang terdapat di belakang mata kaki luar dipaut oleh ikat silang dan ikat melintang.
Berfungsi dapat mengangkat kaki sebelah luar.
4) Otot ketul empu kaki panjang ( muskulus falangus longus ). Berpangkal pada betis, uratnya
melewati tulang jari dan melekat pad ruas jari kaki. Fungsinya membengkokkan empu kaki.
5) Otot tulang betis belakang ( muskulus tibialis posterior ). Berpangkal pada selaput antara
tulang dan melekat pada pangkal tulang kaki. Fungsinya dapat membengkokkan kaki di
sendi tumit dan telapak kaki dan telapak kaki sebelah ke dalam.
6) Otot kedang jari bersama. Letaknya di punggung kaki, fungsinya dapat meluruskan kaki (
muskulus ekstensor falangus ).
Sel otot dapat dirangsang secara kimia, listrik dan mekanik untuk menimbulkan suatu potensial
aksi yang di hantarkan sepanjang membran sel. Sel ini mengandung protein kontraktil dan
mempunyai mekanisme yang di aktivitasi oleh potensial aksi. Kira kira 40% dari seluruh
tubuh terdiri dari otot rangka, kontraksi dapat di terapkan pada semua jenis otot.
Otot kerangka terdiri dari serabut otot tersendiri yang merupakan komplejs bangunan susunan
saraf. Kebanyakan otot kerangka dimulai dan berakhir dalam tendo serta serabut otot yang
tersusun sejajar di antara ujung tendinosa, sehingga tenaga kontraktil unit bersifat aditif.
Tiap serabut otot merupakan suatu sel tunggal, multinoklear, panjang dan silindris. Serabut
otot di bentuk dari fibril yang di bagi ke filamen tersendiri dan di bentuk dari protein
kontraktil.

12. Fisiologi Otot Kerangka


Sel otot dapat dirangsang secara kimia, listrik dan mekanik untuk menimbulkan suatu potensial
aksi yang dihantarkan sepanjang membran sel. Sel ini mengandung protein kontraktil dan
mempunyai mekanisme yang diaktifasi oleh potensial aksi. Kira-kira 40% dari seluruh tubuh terdiri
dari otot rangka, kontraksi dapat diterapkan pada semua jenis otot.
a. Susunan otot kerangka
Otot kerangka terdiri dari serabut otot tersendiri yang merupakan kompleks bangunan susunan saraf.
Kebanyakan otot kerangka dimulai dan berakhir dalam tendo serta serabut otot yang tersusun
sejajar diantara ujung tendinosa, sehingga tenaga kontraktil unit bersifat aditif. Tiap serabut otot
merupakan suatu sel tunggal, multinuklear, panjang dan silindris. Serabut otot dibentuk dari fibril
yang dibagi ke filamen tersendiri dan dibentuk dari protein kontraktil.
1) Serat otot rangka
Semua otot rangka dibentuk sejumlah serat yang diameternya berkisar 10-80 mikrometer. Masing-
masing serat ini terbuat dari rangkaian subunit yang lebih kecil. Sebagian besar dari otot serat-
seratnya membentang di sepanjang otot.
2) Sarkolema
Membran sel dari serat otot terdiri dari membran sel yang disebut plasma, yaitu lapisan tipis bahan
polisakarida yang mengandung sejumlah serat kolagen tipis. Pada ujung serat otot lapisan
sarkolema ini bersatu dengan serat tendo dan berkumpul menjadi berkas untuk membentuk tendo
otot yang menyisip pada tulang.
3) Miofibril
Setiap serat otot mengandung beberapa ratus sampai beberapa ribu miofibril. Setiap miofibril terletak
berdampingan, memiliki 1500 filamen miosin dan 3000 filamen aktin yang merupakan molekul
protein polimer besar yang bertanggung jawab untuk kontraksi otot. Filamen miosin dan aktin
sebagian besar saling bertautan sehingga menyebabkan miofibril memiliki pita terang dan gelap
yang selang seling.
4) Sarkoplasma
Miofibril yang terpendam dalam serat otot terdiri dari unsur-unsur intraseluler. Cairan sarkoplasma
mengandung kalium, fosfat dan enzim protein dalam jumlah besar. Miofibril berkontraksi
membutuhkan sejumlah besar adenosin trifosfat (ATP) yang dibentuk oleh mitokondria.
5) Retikulum sarkoplasmik
Di dalam sarkolema terdapat banyak retikulum endoplasma yang dalam serat otot disebut retikulum
sarkolema yang mempunyai susunan khusus dalam pengaturan kontraksi otot. Semakin cepat
kontraksi suatu otot semakin banyak retikulum sarkolema.

b. Sifat Listrik Otot Kerangka


Kejadian listrik dan aliran ion dalam otot kerangka yang mendasarinya sama dengan yang ada
dalam saraf. Walaupun ada perbedaan kuantitatif dalam waktu dan besar. Potensial membran
istirahat 90 mv. Potensial aksi berlangsung 2-4 m/det dan dihantarkan sepanjang serabut otot
sekitar 5 m/det. Masa refrakter absolute selama 1-3 m/det dan polarisasi (gelombang listrik) susulan
relativ memanjang.
1) Respons kontraktil
Walaupun suatu respon normal tidak terjadi tanpa yang lain namun sifat fisiologinya berbeda,
depolarisasi membran serabut otot normalnya di mulai pada lempeng akhir motorik, struktur
khusus ujung saraf motorik potensial aksi hantaran sepanjang serabut otot melalui respons
kontraktil.
2) Potensial Aksi Otot
Potensial aksi dalam saraf dapat di terapkan pada serat otot rangka. Serat otot rangka demikian
besarnya sehingga potensial aksi sepanjang membran permukaannya hampir tidak menimbulkan
aliran dalam serat.
Untuk menimbulkan kontraksi, arus listrik ini harus menembus di sekitar myofibril yang terpisah
penyebarannya sepanjang tubulus transversa yang menembus seluruh jalan melalui serat otot dari
satu sisi ke sisi lain. Hal ini menyebabakan retikulum sarkolemik segera melepaskan ion-ion
kalsium ke sekitar myofibril dan ion kalsium ini menimbulkan kontraksi.
c. Mekanisme Umum Kontraksi Otot
Timbul dan berakhirnya kontraksi otot terjadi dalam urutan sebagai berikut :
1) Potensial aksi berjalan sepanjang sebuah saraf motorik sampai ke ujung serat saraf.
2) Setiap ujung saraf menyekresi substansi neurotransmitter yaitu asetikolin dalam jumlah sedikit.
3) Asetikolin bekerja untuk area setempat pada membrane serat otot guna membuka saluran asetikolin
melalui molekul-molekul protein dalam membran serat otot.
4) Terbukanya saluran asetikolin memungkinkan sejumlah besar ion natrium mengalir ke bagian
dalam membran serat otot pada titik terminal saraf. Peristiwa ini menimbulkan potensial aksi serat
saraf.
5) Potensial aksi berjalan sepanjang membran saraf otot dengan cara yang sama seperti potensial aksi
berjalan sepanjang membrane saraf.
6) Potensial aksi akan menimbulkan depolarisasi membran serat otot, berjalan dalam serat otot ketika
potensial aksi menyebabkan reticulum sarkolema melepas sejumlah ion kalsium yang di simpan
dalam reticulum ke dalam miofibril.
7) Ion kalsium menimbulkan kekuatan menarik antara filamen aktin dan miosin, yang meenyebabkan
bergerak bersama-sama menghasilkan kontraksi.
Setelah kurang dari satu detik kalsium di pompakan kembali ke dalam reticulum sarkoplasma
tempat ion-ion disimpan sampai potensial aksi otot yang baru lagi.
d. Kedutan Otot
Potensial aksi tunggal menyebabkan kontraksi singkat yang di ikuti oleh relaksasi, respon ini di
namakan kedutan otot. Kedutan di mulai sekitar 2 mikrometer/detik setelah memulai depolarisasi
membran. Sebelom depolarisasinmembran lengkap, lama kedutan bervariasi sesuai dengan jenis
otot yang sedang diuji.
e. Mekanisme Molekular Kontraksi Otot
Pada keadaan relaksasi ujung-ujung filamen aktin berasal dari dua lempeng saling tumpang tindih
nsatu sama lainnya. Pada waktu yang bersamaan menjadi lebih dekat pada filament myosin,
tumpang tindih satu sama lain secara meluas. Lempeng ini di tarik oleh filament sampai ke ujung
miosin.
Selam kontraksi kuat, filament aktin dapat di tarik bersama-sama, begitu eratnya sehingga ujung
filament myosin melekuk. Kontraksi otot terjadi karena mekanisme pergeseran filament.
Kekuatan mekanisme di bentuk oleh interaksi jembatan penyeberangan dari filament miosin
dengan filament aktin. Bila sebuah potensial aksi berjalan ke seluruh membran serat otot akan
menyebabkan reticulum sakroplasmik melepaskan ion kalsium dalam jumlah besar yang dengan
cepat menembus miofibril.
f. Dasar Molekuler Kontraksi
Proses yang menimbulkan pemendekan unsur kontraktil di dalam otot merupakan peluncuran
filament tipis diatas filament tebal, karena otot memendek maka filamen tipis dari ujung sarkomer
saling mendekat, saat pendekatan filament ini tumpang tindih.
Peluncuran selama kontraksi otot dihasilkan untuk pemutusan dan pembentukan kembali hubungan
antara aktin dan miosin menghasilkan gerakan selama kontraksi cepat. Sumber kontraksi cepat otot
adalah ATP, hidrolisis ikatan antara gugugsan fosfat. Senyawa ini berhubungan dengan pelepasan
tenaga dalam jumlah besar sehingga ikatan ini di namakan ikatan fosfat bertenaga tinggi.
Di dalam otot, hydrolysis ATP ke ADP dilakukan oleh protein kontraktil miosin. Proses
depolarisasi serabut otot yang memulai kontraksi dinamakan perangkaian eksitasi kontraksi.
Potensial aksi di hantarkan ke semua fibril di dalam serabut melalui pelepasan Ca2+ dari sisterna
terminalis. Gerakan ini membuka ikatan myosin sehingga ATP dipecah dan timbul kontraksi.
g. ATP Sebagai Sumber Energi untuk Kontraksi
Bila sebuah otot berkontraksi, timbul satu kerja yang memerlukan energi. Sejumlah ATP dipecah
membentuk ADP selama proses kontraksi. Selanjutnya semakin hebat kerja yang dilakukan
semakin besar jumlah ATP yang di pecahkan.
Proses ini akan berlangsung terus-menerus sampai filamen aktin menarik membran menyentuh
ujung akhir filament myosin atau sampai beban pada otot menjadi terlalu besar untuk terjadinya
tarikan lebih lanjut.
h. Hubungan Antara Kecepatan Kontraksi dan Beban
Sebuah otot akan berkontraksi sangat cepat bila berkontraksi tanpa melawan beban dan mencapai
keadaan kontraksi penuh kira-kira dalam 0,1 detik untuk otot rata-rata.
Bila diberi beban, kecepatan kontraksi akan menurun secara progresif seirirng dengan penambahan
beban. Bila beban meningkat sampai sama dengan kekuatan maksimum yang di lakukan otot
tersebut, kecepatan kontraksi menjadi nol dan tidak terjadi kontraksi sama sekali walaupun terjadi
aktifitas serat otot.
Penurunan kecepatan otot dengan beban ini karena beban pada otot yang berkontraksi kekuatannya
berlawanan arah melawan kontraksi. Akibat kontraksi otot kekuatan otot netto yang tersedia
menimbulkan kecepatan pemendekan akan berkurang secara seimbang.
i. Pembentukan Energi pada Kontraksi Otot
Bila suatu otot berkontraksi melawan suatu beban dikatakan otot itu melakukan kerja. Hal ini
berarti ada energi yang dipindahkan dari otot ke beban eksternal. Misalnya untuk mengangkat suatu
objek ke tempat yang lebih tinggi atau untuk mengimbangi tahanan pada waktu melakukan gerak,
dalam perhitungan :
W = L x D
W = Hasil kerja
L = Beban
D = jarak gerakan terhadap beban
Energi yang dibutuhkan untuk melakuakan kerja berasal dari reaksi kimia dalam sel otot selama
kontraksi.
j. Jenis Kontraksi
Kontraksi otot melibatkan pemendekan unsur otot kontraktil. Tetapi karena otot mempunyai unsur
elastis dan kental dalam rangkaian dengan mekanisme kontraktil, maka kontraksi timbul tanpa
suatu penurunan yang layak dalam panjang kesuluruhan otot. Kontraksi yang demikian disebut
isometric. Kontaksi melawan beban tetap dengan pendektan ujung otot dinamakan isotonic.
Kontraksi otot yang kuat dan lama mengakibatkan kelelahan otot. Sebagian besar kelelahan akibat
dari ketidakmampuan proses kontraksi dan metabolic serat otot untuk terus memberi hasil kerja
yang sama dan akan menurun setelah aktivitas otot mengurangi kontraksi otot lebih lanjut.
Hambatan aliran darah menuju ke otot yang sedang berkontraksi mengakibatkan kelelahan hamper
sempurna karena kehilangan suplai makanan terutama kehilangan oksigen.
k. Sistem Pengungkit Tubuh
Otot-otot bekerja dengan menggunakan tegangan pada tempat-tempat-tempat insersi di dalam
tulang kemudian membentuk berbagai jenis sistem pengungkit yang diaktifkan oleh otot bisep
untuk mengangkat lengan bawah. Suatu analisis mengenai sistem pengungkit tubuh bergantung
pada:
1) Pengetahuan tentang tempat insersi otot.
2) Jaraknya dari pengungkit
3) Panjang lengan pengungkit
4) Posisi pengungkit
Tubuh banyak membutuhkan jenis pergerakan diantaranya membutuhkan kekuatan yang
besar dan jarak pergerakan yang jauh. Beberapa otot ukurannya panjang dan berkontraksi lama dan
yang lain berukuran pendek, mempunyai luas penampang lintang yang besar serta menghasilkan
kekuatan kontraksi yang ekstrem pada jarak yang pendek.
a. Sumber dan Metabolisme Tenaga
Kontraksi otot memerluka tenaga. Otot merupakan suatu mesin untuk mengubah tenaga kimia ke
mekanik. Sumber cepat tenaga ini merupakan turunan fosfat organik kaya tenaga di dalam otot.
Sumber akhir merupakan metabolisme antar karbohidrat dan lipid hidrolisis ATP untuk
memberikan tenaga bagi kontraksi.
ATP disintesis ulang dari ATP oleh tambahan suatu gugusan fosfat pada keadaan normal tenaga
untuk reaksi endotermi di berikan oleh pemecahan glukosa ke CO2 dan H2O. Di dalam otot ada
senyawa fosfat yang kaya tenaga lainnya dinamakan fosforilkreatin yang membentuk ATP dari
ADP sehingga memungkinkan kontraksi berlanjut,seperti:
1) Pemecahan Karbohidrat
Banyak tenaga bagi sintesis ulang ATP dan fosforilkreatin berasal dari pemecahan menjadi glukosa
menjadi CO2 dan H2O suatu bagian lintasan metabolic utama. Glukosa dalam aliran darah
memasuki sel melalui serangkaian reaksi kimia ke piruvat sumber lain bagi glukosa intrasel berasal
dari glikogen, polimer karbohidrat yang sangat banyak dalam hati dan otot kerangka. Bila ada
O2yang adekuat maka piruvat memasuki siklus asam sitrat dan di metabolisme melalui siklus
lintasan enzim pernapasan, dinamakan glikolisis anaerobic.
2) Produksi Panas dalam Otot
Secara termodinamik tenaga yang diberikan ke otot harus sama dengan pengeluaran tenaga dalam kerja
yang dilakukan otot. Efisiensi mekanik keseluruhan kerja otot rangka mengeluarkan tenaga sampai
50%, sementara mengangkat beban selama berkontraksi isotonic pada hakikatnya 0%. Selama
berkontraksi isometric, simpanan tenaga dalam ikatan fosfat merupakan faktor kecil dan panas
yang dihasilkan dalam otot dapat diukur secra tepat dengan termokopel yang cocok.
Panas istirahat merupakan manifestasi luar proses metabolik basal. Panas yang dihasilkan dalam
kelebihan panas istirahat selama kontraksi dinamakan panas awal yang membentuk panas aktivasi.
Setelah berkontraksi produksi panas melebihi panas istirahat kontinu selama 30 menit. Selanjutnya
akan terjadi pemulihan panas karena panas dilepas oleh proses metabolisme. Pelepasan panas
ketika pemulihan otot pada keadaan sebelum otot berkontraksi kira-kira sama dengan panas awal
yang di hasilkan selama pemulihan.
3) Pembentukan Energi pada Kontraksi Otot
Bila suatu otot berkontraksi melawan beban, dikatakan otot ini melakukan kerja. Artinya energi
yang dipindahkan dari otot ke beban eksternal untuk mengangkat suatu objek ke tempat yang lebih
tinggi atau mengimbangi tahanan pada waktu melakukan gerak, dibutuhkan energi untuk
melakukan kerja dalam sel otot selama berkontraksi. Sebagian besar energi ini dibutuhkan untuk
menjalankan mekanisme untuk memompakan kalsium dari sarkoplasma ke dalam reticulum
sarkoplasmik. Dan setelah kontraksi berakhir, memompakan ion-ion natrium dan kalium melalui
membran serat otot mempertahankan lingkungan yang cocok untuk pembentukan potensial aksi.
b. Sifat Otot dalam Organisme Utuh
1) Efek Denervasi
Dalam tubuh manusia yang utuh, otot rangka yang sehat tidak berkontraksi kecuali dalam respon
terhadap perangsangan persarafan motoriknya. Kerusakan persarafan ini menyebabkan atrofi otot
dan menyebabkan eksibilitas abnormal pada otot dan peningkatan sensitivitas terhadap asetilkolin.
Akibatnya muncul kontraksi halus tak teratur pada serabut tersendiri.
2) Elektrimiografi
Aktivitas unit motorik dapat diteliti dengan proses perekaman aktifitas listrik otot pada osiloskop
sinar katoda. Bisa dilakukan pada manusia yang tidak dianestesi dengan menggunakan cakram
logam kecil pada kulit diatas otot sebagai elektroda penagkap atau dengan menggunakan elektroda
jarum hipodermik. Rekaman yang didapat dengan elektroda demikian merupakan elektromiogram
(EMG). Dengan elektroda jarum biasanya mungkin menangkap aktifitas serabu otot tunggal.
3) Kekuatan Otot Rangka
Otot rangka manusia dapat menimbulkan 3-4 kg tegangan per sentimeter persegi penampang
melintang. Gambaran ini kira-kira sama seperti yang di dapat di dalam berbagai hewan percobaan
dan tampaknya konstan bagi semua spesies mamalia.

You might also like