One of the primary considerations in selecting explosive charge for controlled blasting operations is

its boreoles pressure. This must not exceed the dynamic compressive strength of the rock. In most
ceses this is achieved by using explosive charge. Low density explosives will produce low borehole
pressure. There are several methods pf lowering the density of an explosive.

1. Gassing (natural, mecanocal or chemical)

2. Addition of material containing entrapped air

Several types of explosives are in use for controlled blasting practice. Pipe carges such as gurit
and nabit of sweden, donorit of austria, K-pipe of finland and kleen-kut C of USA. For example,
gurit has the following characteristics.

The pipe charges have low volume of gas and have relatively less energy. One factor of great
importance is that the explosive is packed in the form of narrow pipe charges which can be
connected together by means of extension sleeves fitted with locking rings. The charges are
centred in the drill holes, and this reduces the damage. These types of explosives are specially
formulated. The conventional explosives when used in small diameter will be subjected to
desensitisation due to channel effect (persson & Johansson, 1970).

Explosives in layfat tubing are also available. These layflat tubes contain slurry/emulsion
explosives. For 89-110 mm diameter holes, 51 mm diameter cartridges are loaded into layflat
tubing and suspended in the blastholes.

It is often convenient to use detonating cord (20, 40 or 80 gr/m) as the thin explosive charge
which provides small distributed load. Gustafsson (1975) suggested, as a guideline to use the
same distance between holes in cm as the charge per meter detonating fuse. If the rock more
difficult to blast, the distance between the holes can be reduced or the charge quantity can be
increased.

The cost of cartridges smooth blasting products are considerably higher than ANFO, therefore,
many attemps have been made to develop ANFO wit reduced strength.

Two methods to reduce the blasting strength of ANFO are to use an unbalanced mix other than
94.5% AN and 5.5 % fuel oil or to use a detonating cod down line that initiates the ANFO radially.
Both of them result in an incomplete reaction and considerably more noxious fumes. Moreover,
the amount of explosives does not decrease.

Another method is to use decoupled ANFO. At the pyhsalmi mine in finland 60 mm diameter
tubes with ANFO were used in vertical 90 mm diameter holes (persson & Suakas, 1988). This
method reduced the explosive cost to roughly 75% of a fully charged hole but was time
consuming. In horizontal holes, as in the tunnel blasting or drifting, no hose is needed but the
problem is to deposit an evening string of ANFO that does not fill the hole.
Salah satu pertimbangan utama dalam memilih bahan peledak untuk operasi
peledakan terkontrol adalah tekanan boreolesnya. Ini tidak boleh melebihi
kekuatan tekan dinamis batuan. Pada sebagian besar ceses ini dicapai dengan
menggunakan bahan peledak. Bahan peledak dengan kepadatan rendah akan
menghasilkan tekanan lubang bor rendah. Ada beberapa metode yang menurunkan
kerapatan bahan peledak.
1. Gassing (alami, mecanocal atau kimia)
2. Penambahan bahan yang mengandung air terperangkap
Beberapa jenis bahan peledak digunakan untuk praktik peledakan terkontrol.
Saluran pipa seperti gurit dan nabit sweden, donor dari austria, pipa K
finland dan kleen-kut C dari USA. Misalnya, gurit memiliki karakteristik
sebagai berikut.
Biaya pipa memiliki volume gas rendah dan memiliki energi yang relatif
lebih sedikit. Salah satu faktor yang sangat penting adalah bahwa bahan
peledak dikemas dalam bentuk biaya pipa sempit yang dapat dihubungkan
bersama-sama dengan lengan ekstensi yang dilengkapi dengan cincin pengunci.
Tuduhan dipusatkan di lubang bor, dan ini mengurangi kerusakan. Jenis bahan
peledak ini diformulasikan secara khusus. Bahan peledak konvensional bila
digunakan dalam diameter kecil akan mengalami desensitisasi karena efek
saluran (persson & Johansson, 1970).
Bahan peledak dalam tabung layfat juga tersedia. Tabung layflat ini berisi
bahan peledak bubur / emulsi. Untuk lubang berdiameter 89-110 mm, kartrid
berdiameter 51 mm dimasukkan ke dalam tabung layflat dan disuspensikan di
lubang ledakan.
Seringkali mudah menggunakan kabel detonator (20, 40 atau 80 gr / m)
sebagai bahan peledak tipis yang menyediakan beban distribusi kecil.
Gustafsson (1975) mengemukakan, sebagai pedoman untuk menggunakan jarak
yang sama antara lubang di cm sebagai muatan per meter detonating sekering.
Jika batu lebih sulit diledakan, jarak antar lubang bisa dikurangi atau
muatannya pun bisa meningkat.
Biaya peluru produk peledakan peluru jauh lebih tinggi daripada ANFO, oleh
karena itu, banyak upaya telah dilakukan untuk mengembangkan kekuatan ANFO
dengan kekuatan berkurang.
Dua metode untuk mengurangi kekuatan peledakan ANFO adalah dengan
menggunakan campuran yang tidak seimbang selain 94,5% AN dan 5,5% bahan
bakar minyak atau menggunakan kode detonator yang memulai ANFO secara
radial. Keduanya menghasilkan reaksi yang tidak lengkap dan asap yang
sangat berbahaya. Apalagi, jumlah bahan peledak tidak berkurang.
Cara lain adalah dengan menggunakan ANFO yang telah dipisahkan. Pada
tambang pyhsalmi di tabung berdiameter 60 mm dengan ANFO digunakan pada
lubang berdiameter 90 mm vertikal (persson & Suakas, 1988). Metode ini
mengurangi biaya bahan peledak menjadi kira-kira 75% dari lubang yang
terisi penuh namun memakan waktu lama. Di lubang horisontal, seperti di
terowongan peledakan atau hanyut, tidak ada selang yang dibutuhkan tapi
masalahnya adalah menyetorkan string ANFO malam yang tidak mengisi lubang.