You are on page 1of 6

Anastesi lokal

Definisi

anestesi adalah pemberian obat dengan tujuan untuk menghilangkan nyeri


pembedahan. Sedangkan Analgesia adalah tindakan pemberian obat untuk
menghilangkan nyeri tanpa menghilangkan kesadaran pasien.

Anestesi lokal adalah tindakan pemberian obat yang mampu menghambat


konduksi saraf (terutama nyeri) secara reversibel pada bagian tubuh Universitas
Sumatera Utara yang spesifik. Anestesi lokal bersifat ringan dan biasanya
digunakan untuk tindakan yang hanya perlu waktu singkat. Oleh karena efek mati
rasa yang didapat hanya mampu dipertahankan selama kurun waktu sekitar 30
menit seusai injeksi, bila lebih dari itu, maka akan diperlukan injeksi tambahan
untuk melanjutkan tindakan tanpa rasa nyeri.

Klasifikasi Potensi Dan Masa Kerja Anestetikum Lokal

Klasifikasi anestetikum lokal berdasarkan potensi dan masa kerja dibagi


menjadi tiga kelompok yaitu kelompok I yang memiliki potensi lemah dengan
masa kerja singkat (30menit) seperti prokain dan kloroprokain. Kelompok II
adalah kelompok yang memiliki potensi dan masa kerja menengah (60menit)
seperti lidokain, mepivakain dan prilokain. Kelompok III merupakan kelompok
yang memiliki potensi kuat dengan masa kerja panjang (>90menit). Contohnya
tetrakain, bupivakain, etidokain dan ropivakain.

Jenis-Jenis Anestetikum Lokal

1. Lidokain
Lidokain disintesis pada tahun 1943 dan pada tahun 1948, anestetikum
lokal golongan amida pertama telah dipasarkan. Anestesi terjadi lebih
cepat, lebih kuat, dan lebih ekstensif daripada yang ditunjukkan oleh
prokain pada konsentrasi yang sebanding. Lidokain merupakan
aminoetilamid dan merupakan prototik dari anestetikum lokal golongan
amida. Penggunaan lidokain sebagai larutan polos dalam konsentrasi
sampai 2% memberikan efek anestesi yang pendek pada jaringan lunak.
Formulasi tersebut tidak memberikan efek anestesi yang cocok pada pulpa
gigi. Ketika vasokonstriktor ditambahkan ke 2% lidokain, maka efek
anestesi bertambah pada gigi yang di anestesi. Vasokonstriktor yang
paling umum digunakan adalah epinefrin (adrenalin) biasanya sekitar
konsentrasi 1:200.000 ke 1:80.000. Oleh karena itu, lidokain cocok untuk
anestesi infiltrasi, blok dan topikal. Selain itu, lidokain memiliki
keuntungan dari mula kerja yang lebih cepat, penambahan epinefrin
menyebabkan vasokonstriktor dari arteri mengurangi perdarahan dan juga
penundaan resorpsi lidokain sehingga memperpanjang masa lama kerja
hampir dua kali lipat.

2. Mepivakain
Mepivakain merupakan anestetikum lokal golongan amida yang bersifat
farmakologiknya mirip lidokain. Mepivakain memiliki mula kerja yang
lebih cepat daripada prokain dan masa lama kerja yang menengah.
Mepivakain menghasilkan vasodilatasi yang lebih sedikit dari lidokain.
Mepivakain ketika disuntik dengan konsentrasi 2% dikombinasikan
dengan 1:100 000 epinefrin, memberikan efek anestesi yang mirip seperti
lidokain 2% dengan epinefrin. Larutan mepivakain 3% tanpa
vasokonstriktor akan memberikan efek anestesi yang lebih baik dari
lidokain 2% . Mepivakain digunakan untuk anestesi infiltrasi, blok saraf
regional dan anestesi spinal.

3. Prilokain
Anestetikum lokal golongan amida ini efek farmakologiknya mirip
lidokain, tetapi mula kerja dan masa kerjanya lebih lama. Efek
vasodilatasinya lebih kecil daripada lidokain, sehingga tidak memerlukan
vasokonstriktor. Toksisitas terhadap sistem saraf pusat (SSP) lebih ringan,
penggunaan intravena blok regional lebih aman. Sifat toksik yang unik
dari prilokain yaitu dapat menimbulkan methemoglobinemia, hal ini
disebabkan oleh adanya metabolit prilokain yaitu orto-toluidin dan nitroso-
toluidin yang mempengaruhi masa kerja prilokain. Efek anestesi prilokain
kurang kuat dibandingkan lidokain. Prilokain dipasarkan sebagai solusi
4% dengan dan tanpa 1:200.000 epinefrin. Efek toksisitas sistemik
prilokain kurang dibandingkan lidokain. Biasanya digunakan untuk
mendapatkan anestesi infiltrasi dan blok.

4. Artikain
Struktur amida dari artikain mirip dengan anestetikum lokal lainnya, tetapi
struktur molekulnya berbeda melalui kehadiran cincin thiophene bukan
cincin benzena. Artikain mengandung gugus ester tambahan yang
dimetabolisme oleh estearases dalam darah dan jaringan. Artikain dapat
digunakan pada konsentrasi yang lebih tinggi, yaitu artikain 4% dengan
epinefrin 1:100 000 atau 1:200 000. Ada beberapa kekhawatiran, bahwa
anestetikum lokal ini apabila digunakan pada konsentrasi tinggi dapat
meningkatkan toksisitas lokal yang dapat menyebabkan kerja anestesia
menjadi lama, parestesia atau dysaesthesia ketika digunakan untuk blok
regional. Ada beberapa bukti bahwa infiltrasi bukal menggunakan artikain
4% seefektif anestesi lokal alveolar inferior dengan lidokain 2% pada gigi
mandibular orang dewasa. Artikain digunakan baik untuk anestesi
infiltrasi maupun blok, dengan teknik blok dapat menghasilkan masa kerja
yang lebih lama.

5. Bupivakain
Bupivakain merupakan anestetikum lokal yang termasuk dalam golongan
amida amino. Bupivakain mempunyai masa kerja panjang. Ketika
digunakan sebagai injeksi intraoral, bahan ini telah terbukti mengurangi
jumlah analgesik yang dibutuhkan untuk mengontrol rasa nyeri pasca
operasi setelah pembedahan. Formulasi bupivakain sekitar 0,25-0,75%
dengan dan tanpa epinefrin (biasanya 1:200 000). Mula kerjanya lambat
tapi masa kerjanya panjang. Digunakan untuk anestesi infiltrasi, blok
saraf, epidural dan anestesi intratekal.

6. Etidokain
Etidokain dalam konsentrasi 1,5% dengan 1:200.000 epinefrin telah
digunakan dalam prosedur bedah mulut. Ia memiliki masa kerja yang lebih
lama dari lidokain 2% dengan epinefrin 1:100.000 bila digunakan sebagai
anestesi blok tetapi tidak seefektif lidokain dengan epinefrin saat
digunakan untuk anestesi infiltrasi.
7. Ropivakain
Ropivakain dikembangkan setelah bupivakain tercatat dikaitkan dengan
serangan jantung, terutama pada wanita hamil. Ropivakain ditemukan
memiliki kardiotoksisitas kurang dari bupivakain. Ropivakain
diindikasikan untuk anestesi lokal termasuk infiltrasi, blok saraf, epidural
dan anestesi intratekal pada orang dewasa dan anak di atas 12 tahun.
Karakteristiknya, yaitu memiliki mula kerja dan masa lama kerja yang
sama dengan bupivakain, dengan potensinya yang lebih rendah sedikit.
8. Kokain
Kokain merupakan anestetikum lokal yang pertama digunakan dalam
dunia kedokteran. Bahan anestetikum lokal yang alami dan merupakan
ester asam benzoat dengan basa yang mengandungi nitrogen (N). Efek
kokain yang paling penting bila digunakan secara lokal yaitu menghambat
hantaran saraf. Efek sistemik yang paling mencolok yaitu rangsangan
susunan saraf pusat (SSP). Berdasarkan efek ini, kokain pernah digunakan
secara luas untuk tindakan di bidang optalmologi, tetapi kokain ini dapat
menyebabkan terkelupasnya epitel kornea. Maka penggunaan kokain
sekarang sangat dibatasi untuk pemakaian topikal, khususnya untuk
anestesi saluran nafas atas.
9. Prokain
Prokain disintesis dan diperkenalkan pada tahun 1905 dengan nama
dagang novokain. Selama lebih dari 50 tahun obat ini merupakan bahan
terpilih untuk anestesi lokal, namun kegunaannya tergantikan oleh
anestetikum lain, lidokain yang ternyata lebih kuat dan lebih aman
dibanding dengan prokain. Larutan polos 2% prokain tidak memberikan
efek anestesi pada pulpa dan efek anestesi pada jaringan lunak 15 sampai
30 menit. Hasilnya didapatkan sifat vasodilatasi yang mendalam. Prokain
menghasilkanefek vasodilatasi terbesar dibandingkan dengan anestetikum
lokal lain. Maka lebih sulit untuk mempertahankan prokain karena
meningkatnya perdarahan sewaktu pembedahan. Prokain secara klinis
mempunyai masa kerja yang lambat karena daya penetrasinya yang kurang
baik. Prokain digunakan untuk anestesi infilrasi, blok saraf, epidural,
kaudal, dan spinal.

10. Tetrakain
Tetrakain merupakan anestetikum lokal golongan ester yang mempunyai
masa kerja yang lama. Tetrakain adalah derivat asam para-aminobenzoat.
Anestetikum lokal ini 10 kali lebih kuat dan lebih toksik daripada prokain.
Tetrakain tidak lagi tersedia dalam bentuk injeksi di kedokteran gigi tetapi
digunakan untuk anestesi topikal yang paling umum dipasarkan dalam 2%
garam hidroklorida berkombinasi dengan 14% benzokain dan 2%
butamben dalam larutan semprotan aerosol, gel, dan salep. Tetrakain
menjadi salah satu anestesi topikal yang paling efektif. Tetrakain
mempunyai mula kerja yang lambat untuk anestesi topikal dan masa
kerjanya adalah sekitar 45 menit setelah anestesi topikal.

11. Levobupivakain
Levobupivakain merupakan isomer tunggal bupivakain dan memiliki
keuntungan hanya sedikit efek kardiotoksiknya. Telah terbukti bahwa
bahan ini seefektif bupivakain dan anestetikum lain. Penggunaannya
sebagai injeksi intraoral pada saat anestesi umum dapat mengurangi
kebutuhan analgesik pasca operasi setelah pembedahan mulut.
Levobupivakain ini tersedia dalam konsentrasi antara 0,25-0,75%.

You might also like