You are on page 1of 26

MAKALAH

CAIRAN TUBUH DAN ORGANELA SEL

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 1

1. ALDIAN YASIN PRATAMADIKA


2. AGUS ERAMAS SETIAWAN
3. AGUSTI IZATUL AINI
4. ANA NURUL FITRIANI
5. ANANG DWI BAGUS JOKO PRASETYO
6. ATIKA RIZKI
7. CHAERANI NOOR SAVITRI

STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS


JL. GANESHA RAYA NO.1, KOTA KUDUS,
KUDUS, JAWA TENGAH 59332
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI .............................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG ................................................................... 1


2. RUMUSAN MASALAH ............................................................... 1
3. TUJUAN PERMASALAHAN ...................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

1. CAIRAN TUBUH .......................................................................... 3


1.1 Pengertian, Jenis, dam Fungsi Caiaran Tubuh ........................ 3
1.2 Keseimbangan Cairan Tubuh .................................................. 4
2. MEKANISME TRANSPORT ....................................................... 6
2.1 Transport Pasif ........................................................................ 6
2.2 Transport Aktif ........................................................................ 9
3. SEL ................................................................................................. 14
3.1 Membran Plasma ..................................................................... 15
3.2 Sitoplasma ............................................................................... 15
3.3 Organel Sel .............................................................................. 16

BAB III PENUTUP

1. KESIMPULAN .............................................................................. 22
2. SARAN .......................................................................................... 22

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG
Manusia sebagai organisme multiseluler dikelilingi oleh
lingkungan luar (milieu exterior) dan sel-selnya pun hidup dalam milieu
interior yang berupa darah dan cairan tubuh lainnya. Cairan dalam tubuh,
termasuk darah, meliputi lebih kurang 60% dari total berat badan laki-laki
dewasa. Dalam cairan tubuh terlarut zat-zat makanan dan ion-ion yang
diperlukan oleh sel untuk hidup, berkembang dan menjalankan tugasnya.
Untuk dapat menjalankan fungsinya dengan baik sangat
dipengaruhi oleh lingkungan di sekitarnya. Semua pengaturan fisiologis
untuk mempertahankan keadaan normal disebut homeostasis. Homeostasis ini
bergantung pada kemampuan tubuh mempertahankan keseimbangan antara
subtansi-subtansi yang ada di milieu interior.
Pengaturan keseimbangan cairan perlu memperhatikan dua
parameter penting, yaitu: volume cairan ekstrasel dan osmolaritas cairan
ektrasel. Ginjal mengontrol volume cairan ekstrasel dengan mempertahankan
keseimbangan garam dan mengontrol osmolaritas cairan ekstrasel dengan
mempertahankan keseimbangan cairan. Ginjal mempertahankan
keseimbangan ini dengan mengatur keluaran garam dan urine sesuai
kebutuhan untuk mengkompensasi asupan dan kehilangan abnormal dari air
dan garam tersebut

2. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah pengertian, jenis dan fungsi cairan tubuh?
2. Bagaimanakah mengatur keseimbangan cairan tubuh?
3. Apakah yang dimaksud transport pasif?
4. Apakah yang dimaksud transport aktif?

1
5. Apakah pengertian sel?
6. Apakah membran plasma?
7. Apakah sitoplasma?
8. Apakah organel sel?
9. Apakah jenis-jenis organel sel?

3. TUJUAN PERMASALAHAN
1. Mengetahui pengertian, jenis dan fungsi cairan tubuh
2. Mengetahui pengaturan keseimbangan cairan tubuh
3. Mengetahui pengertian transport pasif
4. Mengetahui pengertian transport aktif
5. Mengetahui pengertian sel
6. Mengetahui pengertian membran plasma
7. Mengetahui pengertian sitoplasma
8. Mengetahui pengertian organel sel
9. Mengetahui jenis-jenis organel sel

2
BAB II

PEMBAHASAN

1. CAIRAN TUBUH
1.1 Pengertian, Jenis Dan Fungsi Cairan Tubuh
1.1.1 Pengertian Cairan Tubuh
Cairan tubuh adalah air beserta unsur-unsur didalamnya yang
diperlukan untuk kesehatan sel. Jumlah cairan tubuh 60% dari berat
badan. Cairan tubuh terdapat di di luar sel (ekstra selular) dan
sebagian lagi di dalam sel (intra selular).
1.1.2 Jenis Cairan Tubuh
Berdasarkan letaknya, cairan tubuh dibagi menjadi dua yaitu:
Cairan Intaseluler (CIS)
Merupakan cairan didalam sel (60% air tubuh).
Cairan Ekstraseluler (CES)
Merupakan cairan luar sel (40% air tubuh).
CES dibagi menjadi:
Cairan Interstisial (CIT)
Merupakan cairan disekitar sel (20% cairan ekstraseluler)
Cairan Intravaskuler (CIV)
Merupakan cairan dalam pembuluh darah (80% cairan
ekstraseluler)
Cairan Transeluler (CTS)
Merupakan cairan yang terkandung di dalam rongga khusus
dan tubuh (jumlah kecil, sering diabaikan)
Di dalam tubuh manusia terdapat empat macam cairan, yaitu:
Cairan empedu
Cairan darah
Cairan lendir
Cairan empedu hitam

3
1.1.3 Fungsi Cairan Tubuh
Cairan tubuh memiliki fungsi:
Mengatur suhu tubuh
Melancarkan peredaran darah
Membuang racun dan sisa makanan
Membentuk struktur kulit
Melancarkan proses pencernaan
Menjaga paru-paru agar tetap basah
Menjadi pelumas pada sendi
Sarana untuk mengangkut zat-zat makanan ke sel-sel
Mengeluarkan buangan-buangan sel
Membentuk metabolisme sel
Sebagai pelarut untuk elektrolit dan non elektrolit
Mempermudah eliminasi
Mengangkut zat-zat seperti (hormon, enzim, SDP, SDM)
1.2 Keseimbangan Cairan Tubuh
Pengaturan kesimbangan cairan perlu memperhatikan dua
parameter penting, yaitu: volume cairan ekstra sel dan osmolaritas cairan
ekstrasel. Ginjal mengontrol volume cairan ekstrasel dengan
mempertahankan keseimbangan garam dan mengontrol osmolaritas cairan
ekstrasel dengan mempertahankan keseimbangan cairan. Ginjal
mempertahankan keseimbangan ini dengan mengatur keluaran garam dan
air dalam urine sesuai kebutuhan untuk mengkompensasi asupan dan
kehilangan abnormal dari air dan garam tersebut.
1.2.1 Pengaturan volume cairan ekstrasel
Penurunan volume cairan ekstrasel menyebabkan
penurunan tekanan darah arteri dengan menurunkan volume
plasma. Sebaliknya, peningkatan volume cairan ekstrasel dapat
menyebabkan peningkatan tekanan darah arteri dengan
memperbanyak volume plasma.

4
Pengontrolan volume cairan ekstrasel penting untuk
pengaturan tekanan darah jangka panjang. Pengaturan volume
cairan ekstrasel dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
Mempertahankan keseimbangan assupan dan keluaran (input
dan output) air.
Mempertahankan keseimbangan garam.

1.2.2 Pengaturan osmolaritas cairan eksternal


Osmolaritas cairan adalah ukuran konentrasi partikel
solute (zat terlarut) dalam suatu larutan. Semakin tinggi
osmolaritas, semakin tinggi konsentrasi solute atau semakin rendah
konsentrasi air dalam larutan tersebut. Air akan berpndah dengan
cara osmosis dari area yang konsentrasi solutnya lebih rendah
(konsentrasi air lebih tinggi) ke area yang konsentrasi solutnya
lebih rendah (konsentrasi air lebih rendah).
Faktor-faktor yang mempengaruhi keseimbangan cairan
diantaranya:
Umur
Suhu lingkungan
Diet
Stress
Penyakit

5
2. MEKANISME TRANSPORT

Transportasi adalah proses pengangkutan suatu senyawa atau molekul


dari asal ke suatu tujuan yang terjadi pada sel. Sistem transpor dibagi menjadi
dua, yaitu transpor pasif dan transpor aktif.

2.1 Transport Pasif

Merupakan mekanisme transport yang tidak memerlukan energi


dan terjadi secara spontan. Transport pasif terjadi akibat perbedaan
konsentrasi antara zat dengan pelarutnya. Bergerak dari konsentrasi zat
yang lebih tinggi (hipertonis) ke konsentrasi zat yang lebih rendah
(hipotonis). Transport pasif meliputi difusi dan osmosis.

2.1.1 Difusi

Gambar 1: Proses penyebaran molekul-molekul zat dari tinggi

ke konsentrasi lebih rendah

Difusi merupakan pergerakan acak molekul dari


konsentrasi tinggi (hipertosis) ke konsentrasi yang lebih rendah
(hipotonis). Mekanisme transport ini meliputi berbagai zat (padat,

6
cair, gas). Difusi bertujuan untuk mencapai keseimbangan
konsentrasi antara zat dengan pelarutnya. Selain itu, difusi juga
berperan dalam peristiwa pertukaran materi dari suatu sel dengan
lingkungannya. Kecepatan difusi bergantung pada beberapa aspek,
yaitu:

Wujud materi
Semakin besar ikatan antar molekul, semakin lama difusi
terjadi (padat lebih sulit melakukan difusi)
Suhu
Semakin tinggi suhu, maka ikatan antar molekul akan akan
semakin cepat terputus. Hal itu menyebabkan difusi menjadi
lebih cepat.
Ukuran molekul
Molekul yang berukuran kecil akan lebih mudah untuk
melintasi suatu membran dari pada molekul yang besar pada
suhu yang sama.
Konsentrasi
Semakin besar perbedaan konsentrasi antara zat dan pelarutnya,
atau perbedaan konsentrasi zat pada dua tempat yang berbeda,
menyebabkan semakin besar rata-rata difusinya.

2.1.2 Difusi terfasilitasi

Merupakan mekanisme transport yang dibantu oleh protein-


protein tertentu dalam membran plasma. Protein-protein tersebut
membentuk struktur menyerupai saluran-saluran, sehingga molekul
bisa melintasi membran plasma. Beberapa protein ada yang
berikatan dengan suatu molekul yang dan melintasi membran
plasma. Bentuk protein yang demikian disebut sebagai protein
pembawa (Carrier Protein). Protein pembawa/transport juga

7
merentangkan membran sel sehingga menyediakan suatu
mekanisme untuk pergerakan molekul.

Difusi terfasilitasi melibatkan difusi dari molekul polar dan


ion melewati membran dengan bantuan protein transport. Difusi
terfasilitasi juga merupakan transport pasif karena hanya
mempercepat proses difusi dan tidak merubah arah gradien
konsentrasi.

2.1.3 Osmosis

Gambar 2: Osmosis, efek umum (atas) dan osmosis

pada tingkat molekul (bawah)

8
Osmosis merupakan difusi air melalui selaput
semipermeabel. Air akan bergerak dari daerah yang mempunyai
konsentrasi larutan rendah ke daerah yang mempunyai konsentrasi
larutan tinggi. Tekanan osmosis dapat diukur dengan suatu alat
yang disebut osmometer. Air akan bergerak dari daerah dengan
tekanan osmosis rendah ke daerah dengan tekanan osmosis tinggi.
Sel akan mengerut jika berada pada lingkungan yang mempunyai
konsentrasi larutan lebih tinggi. Hal ini terjadi karena air akan
keluar meninggalkan sel secara otomatis. Sebaliknya jika sel
berada pada lingkungan yang hipotonis (konsentrasi rendah) sel
akan banyak menyerap air, karena air berosmosis dari lingkungan
ke dalam sel.

2.2 Transport Aktif


Pada transport aktif diperlukan energi dari dalam sel untuk
melawan gradien konsentrasi (Hipotonis->Hipertonis). Transport aktif
sangat diperlukan untuk memelihara keseimbangan molekul-molekul
di dalam sel. Sumber energi untuk transport aktif adalah ATP
(Adenosin Trifosfat). Transport aktif hampir sama dengan difusi
terfasilitasi. Namun berbeda pada protein pembawa (Carrier protein)
saat transport aktif, yang harus menggunakan energi agar bisa
melakukan transportasi melawan konsentrasi.
Dalam mekanisme transport aktif, terdapat empat macam mekanisme,
yaitu:

2.2.1 Transport aktif primer


Jenis mekanisme transport aktif ini memerlukan energi
dalam bentuk ATP secara langsung untuk membawa molekul
melawan gradien konsentrasi. Akibat adanya transport aktif
primer ini membuat terjadinya potensi membran.

9
Gambar 3: Transpor aktif primer

Contoh dari transport aktif primer ini adalah transport


ion K yang masuk ke dalam sel, dan menjaga gradien
konsentrasi ion K dalam sel lebih besar dari pada di luar sel.
Sebaliknya terjadi pada ion Na yang dijaga konsentrasi di
dalam sel lebih rendah dari pada di luar sel. Mekanisme
transport ini juga sering disebut sebagai Sodium-Potassium
pump.
2.2.2 Transport aktif sekunder
Memiliki energi yang bebas dipakai karena mekanisme
ini menggunakan energi secara berkala. Energi yang tersimpan
dalam mekanisme ini dalam bentuk gradien konsentrasi ion.
Pada transport aktif sekunder, terjadinya bergantung kepada
potensi membran yang ada dan bergantung pada adanya
transpor aktif sekunder.

10
Gambar 4: Transpor aktif sekunder

Contoh dari transport aktif sekunder adalah transport


asam amino dan glukosa melewati membran plasma dengan
suatu protein khusus. Pada glukosa, disebut sebagai GLUT-4
(Glukose Transporter 4). Pengangkutan tersebut berbarengan
dengan difusinya molekul ion Na+ yang menggunakan
transport aktif sekunder.
Ada beberapa sub mekanisme transport aktif sekunder,
diantaranya adalah:
Transport aktif sekunder co-Transport
Yang disebut sebagai co-transport pada proses transport
aktif sekunder adalah ketika pendistribusian masuk sel
molekul asam amino dan glukos menggunakan protein
khusus dan berbarengan dengan masuknya ion natrium ke
dalam sel. Hal tersebut menyediakan potensial membran,
mengingat transport natrium merupakan transport aktif
primer. Hal tersebut terus terjadi meskipun konsentrasi
glukosa dan asam amino dalam sel lebih tinggi. Karena

11
molekul glukosa dan asam amino tersssebut masuk karena
menggunakan sebagian energi dari transportnatrium.
Transport aktif sekunder counter transport (Exchange)
Dalam counter transport berlangsung pertukaran partikel,
yaitu ketika molekul ion natrium masuk ke dalam sel, ada
molekul yang akan seketika itu juga keluar dari sel.
Semisal adanya Na-Ca exchange yang terjadi ketika 1 ion
Ca ditransport keluar sel, maka akan ada 3 molekul Na
yang akan masuk ke dalam sel. Selain Na-Ca, ada pula
NA-H, yang akan mentransport 1 ion natrium ketika
beberapa jumlah hidrogen keluar dalam sel. Dalam kasus
ini, transport aktif sekunder counter transport telah berjasa
mengatur kadar PH dalam sel.

2.2.3 Endositosis
Merupakan proses masuknya partikel atau sel kecil ke dalam
suatu sel. Membran pada awalnya membentuk lekukan karena
desakan dari partikel yang akan masuk tersebut.

Gambar 5: Proses endositosis

12
lekukan terlepas, maka akan membentuk vesikel yang jika itu
berbentuk nutrisi akan lanngsung masuk ke sistem da dalam
sel, namun jika berbentuk benda asing akan langsung dicerna
lisosom dengan menggunakan enzim pencernaan lin. Ada
beberapa macam endositosis, diantaranya adalah:
Phagocytosis
Disebut sebagai proses penelanan yang kerap kali dijumpai
pada amoeba dan leukosit. Membran memiliki peran untuk
sangat peka terhadap benda, nutrisi atau benda asing yang
akan masuk sel. Sehingga seketika itu juga akan
membentuk lekukan yang akan menelan partikel tersebut.

Gambar 6: Proses Phagocytosis

Partikel yang terselubung oleh membran itu kemudian


membentuk vesikel yang akan melepaskan diri dan akan
menuju kie dalam.
Pinocytosis
Reseptor membran plasma akan menempel sehingga terjadi
lekukan. Lekukan lama-kelamaan semakin dalam dan
membentuk kantung. Kantung yang terlepas akan berada
dalam sitoplasma. Kantung ini disebut gelembung
pinositosis. Gelembung pinositosis akan mengerut dan
pecah menjadi gelembung kecil-kecil kemudian bergabung

13
menjadi gelembung yang lebih besar. Pinocytosis biasanya
disebut sebagai peminuman zat yang berbentuk cair.
Pinocytosis terfasilitasi
Proses yang hampir sama dengan pinocytosis, hanya saja
pada saat gelembung pinicytosis kecil meninggalkan
permukaan membran, vesikel akan langsung bergabung
dan berikatan dengan protein pembawa yang terbentuk
bersama vesikel.
2.2.4 Eksositosis

Gambar 7: Proses eksositosis

Merupakan proses keluarnya partikel atau zat dari suatu sel.


Contoh:
Pengeluaran bahan-bahan untuk membentuk kitin, yang
digunakan sebagai bahan dasar pembuatan dinding sel jamur.

3. SEL
Sel merupakan satuan terkecil makhluk hidup baik secara struktual
maupun fungsional. Sel memiliki sifat mikroskopik. Ukurannnya pun sangat
kecil bahkan mikroskopik. Diameternya berkisar antara 1nm sampai 100nm
sehingga tidak bisa dilihatdengna mata telanjang, dan untuk melihatnya kita
membutuhkan mikroskop. Oleh karenaitu perkembangan ilmu tentang sel atau

14
biologi sel tidak terlepas dari perkembangankemajuan teknologi mikroskop.
Dalam biologi, sel akan dikaji secara mikroskopik danmolekuler sehingga
diketahui segala sesuatu yang berhubungan dengan sel seperti fisiologi sel,
struktur, dan lain sebagainya.

Gambar 8: Sel

Struktur penyusun sel manusia antara lain membran plasma, sitoplasma, dan
organel-organel sel.

3.1 Membran Plasma


Adalah lembaran tipis yang memisahkan sel dengan dunia luarnya.
Strukturnya dikenal sebagai model mosaik cair, yang terdiri atas lapisan
ganda yang disusun oleh fosfoipid dan protein.
Fungsi membran plasma antara lain:
Pembatas sel dengan lingkungan luarnya
Melindungi isi sel supaya tidak keluar meninggalkan sel
Mengatur pertukaran zat yang keluar/masuk dari sel
Melakukan seleksi terhadap zat-zat yang masuk/keluar sel
Tempat berlangsungnya reaksi-reaksi kimia
Sebagai tempat penerima rangsang dari luar

15
3.2 Sitoplasma
Sitoplasma adalah bagian sel yang meliputi semua materi yang
berada di antara membran sel dan inti sel (nukleus). Sitoplasma
merupakan salah satu bagian utama dalam sel yang memiliki peran dalam
biosintesis dam biogenetika. Oleh karena itu, sitoplasma merupakan
bagian sel yang sangat penting. Sitoplasma merupakan massa protoplasma
yang terletak di bagian dalam sel di antara membran sel dan nukleus.
Sitoplasma terdiri dari dua bagian yaitu bagian luar (ektoplasma) dan
bagian dalam (endoplasma).
Sitoplasma dapat berbentuk cair atau gel dan berperan penting
dalam transportasi zat makanan. Di dalam sitoplasma terdapat organel-
orgnael sel yang memiliki fungsi-fungsi tertentu. Selain itu, di dalam
sitoplasma juga terdapat beberapa macam zat yang terlarut seperti protein,
lemak, karbohidrat dan garam-garam mineral. Sitoplasma tediri dari
matriks dan inklusio sitoplasma.

3.2.1 Matriks

Matriks sitoplasma merupakan cairan homogen penyusun


sel yang bersifat koloid. Matriks sel dapat berbentuk sol atau gel
(dapat berubah dari fase sol menjadi gel atau sebaliknya). Matriks
sitoplasma memiliki karakteristik sebagai berikut :
Dapat berubah fase
Mampu memantulkan cahaya berbantuk kerucut. Peristiwa
pantulan cahaya berupa kerucut disebut efek Tyndall
Mampu bergerak seperti arus atau bergerak secara siklosis
Berperan sebagai larutan penyangga
Bersifat konduktif, yaitu mampu meneruskan rangsangan
3.2.2 Inklusio Sitoplassma

16
Inklusio sitoplasma merupakan bagian sitoplasma yang
tidak hidup. Inklusio juga dikenal dengan sebutan dentoplasma
atau paraplasma. Inklusio dapat berupa butiran minyak, lemak,
granula skretorius, glikogen, dan lain sebagainya yang terdapat
dalam sitoplasma.

3.3 Organel-organel sel


Adalah alat-alat yang ada di dalam sel. Dengan adanya ini, sel dapat
berfungsi dengan baik. Organel-organel sel terdiri dari:
3.3.1 Nukleus

Nukleus atau Inti sel merupakan bagian sel yang berfungsi


sebagai pusat perintah atau pengendali aktivitas sel karena adanya
benang-benang kromosom di dalam nukleus. Pada umumnya, sel-
sel memiliki satu nukleus inti. Namun, sesuai dengan fungsinya,
ada juga sel yang memiliki dua atau lebih inti. Nukleus adalah
bagian sel yang ukurannya lebih besar dibandingkan dengan
organel sel pada umumnya, yaitu berukuran antara 10 - 20 nm.
Letak nukleus kadang di tengah atau di bagian tepi, berbentuk
bulat atau lonjong menyerupai cakram. Nukleus dibatasi oleh
membran inti (selaput inti) yang mengontrol sesuatu yang bisa
masuk dan keluar nukleus. Nukleus diperlukan untuk mengontrol
reaksi-reaksi kimia, pertumbuhan, pembelahan sel. Nukleus juga
bertugas untuk membawa perintah sintesis di inti DNA karena

17
didalamnya mengandung sandi DNA (DNA code) untuk
menentukan urutan asam amino protein.

Nukleus memiliki bagian-bagian sebagai berikut:

Nukleolus (anak inti) yang berfungsi menyintesis berbagai


macam molekul RNA (asam ribonukleat) yang digunakan
dalam perakitan ribosom.
Nukleoplasma (cairan inti) merupakan zat yang tersusun atas
protein.

Butiran kromatin terdapat pada nukleoplasma, tampak jelas


pada saat sel membelah. Pada saat membelah, butiran kromatin
menebal menjadi struktur seperti benang yang disebut
kromosom. Kromosom mengandung DNA (asam

18
deoksiribonukleat) yang berfungsi menyampaikan informasi
genetik melalui sintesis protein.

Fungsi nukleus:

Nukleus berfungsi sebagai pengendali seluruh kegiatan sel


Nukleus berfungsi untuk mengatur pembelahan sel
Nukleus berfungsi sebagai pembawa informasi genetik (DNA)
yang akan mewariskan sifat-sifatnya melalui pembelahan sel.

3.3.2 Retikulum Endoplasma (RE)


Merupakan rganel sel yang berupa lipatan-lipatan dan tabung-
tabung membran yang tersebar di seluruh sitoplasma. Pada
permukaan RE berlangsung berbagai reaksi kimia. Berdasarkan
ada dan tidaknya ribosom yang menempel pada permukaannya,
RE dibedakan menjadi 2:
RE Kasar
Memiliki banyak ribosom sehingga tampak berbintil-
bintil. RE kasar berfungsi dalam proses sintesis (tempat
penyusunan) protein.

RE Halus
Tidak memiliki ribosom. RE halus berfungsi dalam proses
sintesis lemak dan sedikit hormon..
3.3.3 Mitokondria
Mitokondria banyak ditemukan pada sel-sel eukariotik.
mitokondria merupakan sel bermembran ganda. Membran luar
memiliki struktur halus yang berfungsi membatasi bagian dalam
mitokondria dengan sitoplasma. Membran dalam memiliki
struktur berupa lipatan-lipatan yang disebut krista, yang berfungsi
untuk meningkatkan terjadinya proses respirasi selular yang
menghasilkan ATP (energi). Sehubungan dengan kemampuannya

19
untuk menghasilakan energi, mitokondria disebut sebagai unit
pembangkit tenaga dari suatu sel.
3.3.4 Badan Golgi
Bentuknya seperti kantung-kantung yang bertumpuk-tumpuk.
Badan golgi berfungsi:
Tempat pengubahan enzim dari bentuk yang tidak aktif
(inaktif) menjadi bentuk yang aktif.
Sebagai tempat penyimpanan sementara protein dan zat-
zat lainnya yang berasal dari RE.
Bertanggung jawab terhadap pembentukan lisosom.
3.3.5 Lisosom
Merupakan organel sel yang bermembran tunggal yang antara lain
dihasilkan oleh badan golgi. Lisosom mengandung enzim
hidrolitik, yang mampu mencerna setiap makromolekul secara
intraselular.
Mekanisme aktifitas lisosom: Makromolekul masuk kedalam sel
secara fagositosis. Lalu lisosom dari badan golgi bergabung
dengan vakuola makanan. Pada saat itu enzim dari lisosom masuk
ke vakuola untuk mencerna makromolekul.
Mekanisme demikian dapat terjadi ketika sel-sel darah putih
memakan bakteri/benda asing lainnya. Oleh karna itu, lisosom
dianggap sebagi organel pertahanan sel.
3.3.6 Badan Mikro
Merupakan organel sel yang berukuran kecil, yang memiliki
membran tunggal. Ada 2 bagian penting dari badan mikro, yaitu:
Peroksisom
Memiliki enzim oksidatif dan katalase. Enzim oksidatif
berfungsi dalam mentransfer hidrogen dari bermacam-
macam substrat ke oksigen. Sehingga membentuk
senyawa hidrogen peroksida (H2O2) yang bersifat racun.

20
Tetapi dengan adanya enzim katalase, senyawa peroksida
dapat diuraikan menjadi air dan oksigen.
Glioksisom
Sering ditemukan dalam jaringan tumbuhan yang
menngandung lemak. Glioksisom mengandung enzim
yang mempu mengubah lemak menjadi gula.
3.3.7 Sitoskeleton
Sitoskeleton atau rangka sel adalah organel sel berupa jaringan
dari filamen-filamen protein dan bulu-bulu halus yang terdapat
antara nukleus dan membran plasma.
Fungsi sitoskeleton adalah:
Untuk memberi dan menjaga bentuk sel
Untuk pergerakan sel dan organel-organel sel

Sitoskeleton terdiri dari 3 bagian, yaitu:

Filamen aktin
Dibangun oleh serat-serat yang sangat halus, berdiameter 7
nm. Mengandung 2 untaian rantai aktif globular (bulat)
yang terpilih satu sama lain.

Filamen tengah
Berbentuk seperti tali tambang berdiameter 8-11 nm.
Berfungsi memperkuat lapisan nukleus, menyokong
membran plasma, dan menghubungkan filamen aktin dan
mikrotubula.
Mikrotubula
Bagian sitoskeleton berupa bulu-bulu halus berdiamete
25nm dan panjang 0,2-25 nm. Berfungsi dalam menjaga
bentuk sel dan pergerakan organel-organel sel, dan
mencerna makanan.
3.3.8 Setriol

21
Merupakan organel sel yang terdiri dari dua perangkat
mikrotubula. Setiap perangkat sentriol terdiri dari sembilan
perangkat mikrotubula kembar tiga berbentuk silinder.
3.3.9 Silia dan Flagel
Flagel adalah struktur seperti rambut yang terdapat pada
permukaan sel, yang berukuran panjang dan berjumlah sedikit.
Sedangkan silia berukuran lebih pendek dan berjumlah banyak.
Fungsi Silia & Flagel : untuk menggerakan sel dalam
lingkungannya.

BAB III
PENUTUP

1. KESIMPULAN
Berdassarkan pembahasan dalam BAB II, dapat diperoleh kesimpulan
sebagai berikut:
Cairan tubuh adalah air beserta unsur-unsur di dalamnya yang
diperlukan untuk kesehatan sel. Jumlah cairan tubuh 60% dari berat
badan. Cairan tubuh terdapat di luar sel (ekstraseluler) dan sebagian
lagi di dalam sel (intraseluler).

22
Pengaturan keseimbangan cairan tubuh perlu memperhatikan 2
parameter penting, yaitu volume cairan ekstrasel dan osmolaritas
cairan ekstrasel.
Transportasi adalah proses pengangkutan suatu senyawa atau molekul
dari asal menuju ke suatu tujuan yang terjadi pada sel. Sistem transport
terdiri dari transport pasif dan transport aktif.
Sel merupakan satuan terkecil makhluk hidup baik secara struktural
maupun fungsional. Struktur penyusun sel manusia terdiri atas
membran plasma, sitoplasma, dan organel-organel sel.

2. SARAN
Bagi mahasiswa yang menempuh mata kuliah Anatomi Fisiologi, agar
lebih memahami tentang anatomi fisiologi dasar khususnya Cairan Tubuh dan
Organel Sel yang memiliki manfaat sangat signifikan untuk dijadikan mata
kuliah penunjang farmasi.

23
DAFTAR PUSTAKA

Slideshare. Makalah Cairan Tubuh. 07 Oktober 2015.


http://www.slideshare.net/dwimank/makalah-cairan-tubuh.

Nur. Pengertian Cairan Tubuh. 07 Oktober 2015.


http://wanenoor.blogspot.co.id/2012/11/pengertian-cairan-tubuh-dan-
bagaimana.html#.VhR7wC6ceKI.

Forbetterhealt. Konsep Dasar Cairan dan Elektrolit. 07 Oktober.


https://forbetterhealth.wordpress.com/2008/12/17/konsep-dasar-cairan-dan-
elektrolit/.

Makalah Tentang Cairan Tubuh. 07 Oktober 2015.


http://blogbaru2012aku.blogspot.co.id/2012/09/makalah-tentang-cairan-
tubuh.html.

Sel, Nukleus, dan Fungsi Nukleus. 08 Oktober 2015.


http://www.ilmusiana.com/2015/06/nukleus-sel-dan-fungsi-nukleus.html.

Struktur, Sifat, dan Fungsi Sitoplasma. 08 Oktober 2015.


http://bahanbelajarsekolah.blogspot.co.id/2014/10/struktur-sifat-dan-fungsi-
sitoplasma.html.

Struktur Penyusun Sel Manusia. 08 Oktober 2015.


http://halyshaelf.blogspot.co.id/2013/09/struktur-penyusun-sel-manusia.html.

You might also like